Soal
Jawaban:
1. Nero memiliki motor matic keluaran terbaru yang ia beli satu tahun lalu dengan harga
Rp17.000.000 secara kontan di dealer motor. Nero ingin tahu berapa nominal pajak yang
harus ia bayarkan untuk satu motor matic miliknya.
Bobot = 1 (satu); karena kondisi masih baru dan masih dalam batas pemakaian normal
Persentase Tarif Pajak = 2%; karena merupakan kendaraan bermotor pertama yang
dimiliki Nero.
PKB = (Rp17.000.000 x 1) x 2%
PKB = Rp340.000
Maka, Pajak Kendaraan Bermotor yang harus dibayarkan oleh Nero yaitu sebesar Rp
340.000 untuk satu motor per tahunnya.
Pajak Penghasilan yang harus dipotong bagi wajib pajak yang memiliki NPWP adalah:
= 5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
= 15% x Rp45.000.000 = Rp6.750.000
= Rp2.500.000 + Rp6.750.000
= Rp9.250.000
Tidak Memiliki NPWP
Pak Gami pekerja bebas dengan gaji yang diterima sebesar Rp95.000.000, namun Pak
Gami tidak memiliki NPWP.
Pajak Penghasilan yang harus dipotong jika wajib pajak tidak memiliki NPWP adalah:
= 5% x 120% x Rp50.000.000 = Rp3.000.000
= 15% x 120% x Rp45.000.000 = Rp8.100.000
= Rp3.000.000 + Rp8.100.000
= Rp11.100.000
Bea Masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 15% dan 7%. Kurs pajak
pada saat itu sebesar Rp14.000. Maka, perhitungan PPh Pasal 22 yang dipungut Ditjen
Bea Cukai adalah:
Pada 17 Juli 2020, PT.ABCD membagikan dividen melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), dan melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT.BBB sebesar
Rp200.000.000 yang melakukan penyertaan modal. Karena tarif PPh 23 untuk dividen
adalah 15%, maka perhitungannya adalah:
= 15% x Rp200.000.000
= Rp30.000.000
Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran, yakni pada 31 Juli 2020
Dari ilustrasi kasus di atas, PT.ABCD ternyata telah membagikan dividen kepada 5
perusahaan pemegang saham perusahaan ABCD ini. Dan apabila PT.ABCD memiliki
NPWP dengan nomor 01.123.222.4-32.000. Maka PT ABCD memotong PPh 23 atas
dividen yang dibayarkan kepada masing-masing pemegang saham sebagai berikut:
Catatan:
PT BBB tidak termasuk kategori objek PPh 23 karena persentase penyertaan modalnya
lebih dari 25%
PT EEE bukan objek PPh 23 karena merupakan badan usaha milik negara yang
dikecualikan dari objek pajak ini
Keunggulan Pajak Berganda: Tidak ada keunggulan dari pungutan pajak berganda
dikarenakan pajak berganda merupakan pembebanan pajak dan pungutan lainnya lebih
dari satu kali, dalam bentuk berganda (double taxation) atau lebih (multiple taxation)
terhadap suatu fakta fiskal.
Kelemahan Pajak Berganda: pajak berganda dapat terjadi apabila terdapat dua atau lebih
negara yang melakukan klaim hak pemajakan atas penghasilan yang sama. Kondisi ini
sering ditemukan apabila satu negara mempunyai hak pemajakan karena sumber
penghasilannya berasal dari negara tersebut (negara sumber), sedangkan negara lainnya
mempunyai hak pemajakan karena penerima penghasilannya merupakan subjek pajak
negara tersebut (negara domisili).
Dalam konteks ini pajak berganda dianggap sebagai salah satu hambatan utama dalam
ekonomi global. Oleh karena itu, pencegahan pajak berganda menjadi hal yang penting
untuk dicapai oleh negara-negara dalam rangka memajukan ekonomi global.
Sumber :