Anda di halaman 1dari 18

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : Arif Herviana

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042255174

Tanggal Lahir : 10 Januari 1996

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4227 / Ekonomi Moneter

Kode/Nama Program Studi : 54 / Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 76 / Jember

Hari/Tanggal UAS THE : Jumat / 7 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Arif Herviana


NIM : 042255174
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4227 / Ekonomi Moneter
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
UPBJJ-UT : Jember

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jember, 07 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Arif Herviana
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

(Nomor 1)
Financial technology atau fintech merupakan perangkat lunak dan platform digital yang menyediakan
layanan keuangan (finansial) pada konsumen. Fintech tidak hanya dapat membuat produk dan layanan
finansial terjangkau namun juga dapat membuat biaya yang berkaitan menjadi lebih rendah.Salah satu
produk Fintech di Indonesia adalah penjualan Surat Berharga Negara (SBN) online. Produk ini telah
mendapatkan apresiasi dari pemerintah atas kontribusi nyata Fintech sebagai mitra pemerintah dalam
mendukung keberhasilan penjualan SBN retail online melalui peran Fintech sebagai distributor. Melalui
penjualan SBN retail online, penjualan surat berharga telah meningkat dari 7,9% pada ORI16 di tahun
2019 menjadi 11,9% pada ORI17 di tahun 2020.
Berdasarkan uraian di atas, pemerintah telah menggunakan Fintech sebagai instrumen kebijakan
moneter dalam upaya meningkatkan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) retail online. Dalam konteks
ini, Fintech berperan sebagai distributor SBN, yang memungkinkan konsumen untuk membeli SBN secara
online melalui platform fintech. Pemerintah mengapresiasi kontribusi nyata Fintech sebagai mitra dalam
mendukung keberhasilan penjualan SBN retail online.
Dalam hal ini, penggunaan Fintech sebagai instrumen kebijakan moneter dapat dikategorikan sebagai
upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pasar surat berharga negara.
Dengan memperluas aksesibilitas dan kenyamanan melalui platform digital, pemerintah berharap dapat
meningkatkan partisipasi individu dalam kepemilikan SBN. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
memperluas basis investor dan meningkatkan likuiditas pasar surat berharga negara.
Adanya Fintech sebagai instrumen kebijakan moneter memiliki dampak terhadap pertumbuhan uang
beredar di Indonesia. Pertumbuhan uang beredar secara umum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
kebijakan moneter, aktivitas perekonomian, dan kecepatan peredaran uang. Dalam konteks ini,
peningkatan penjualan SBN retail online melalui Fintech dapat memiliki dampak terhadap pertumbuhan
uang beredar melalui beberapa mekanisme:
Penarikan dana dari masyarakat: Ketika masyarakat membeli SBN melalui Fintech, mereka harus
melakukan pembayaran atau penarikan dana dari rekening mereka. Ini berarti bahwa sejumlah uang
akan ditarik dari sistem keuangan, yang dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Investasi dalam SBN: Dengan menggunakan Fintech untuk membeli SBN, masyarakat dapat melakukan
investasi dalam instrumen keuangan yang relatif aman dan berpotensi memberikan hasil yang lebih baik
daripada menabung di bank. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk berinvestasi dalam SBN
daripada menyimpan uang tunai, yang pada gilirannya dapat mengurangi jumlah uang beredar di
masyarakat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Namun, dampak yang sebenarnya terhadap pertumbuhan uang beredar perlu dilihat dalam konteks
kebijakan moneter secara keseluruhan dan faktor-faktor ekonomi lainnya. Penggunaan Fintech sebagai
instrumen kebijakan moneter merupakan langkah untuk mempengaruhi aksesibilitas dan partisipasi di
pasar surat berharga negara, tetapi dampaknya terhadap pertumbuhan uang beredar perlu dianalisis
lebih lanjut dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi makro dan kebijakan moneter lainnya
yang ada.
Sumber :
https://brainly.co.id/tugas/53980224
Modul ESPA4227

(Nomor 2)
Selama masa pandemi COVID-19, beberapa negara mengalami peningkatan inflasi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, serta krisis energi.
Inflasi dapat terjadi karena dua faktor utama, yaitu demand-pull (tarikan permintaan) dan cost-push
(dorongan biaya).

Demand-Pull Inflation (Inflasi Tarikan Permintaan)


Inflasi jenis ini terjadi ketika permintaan agregat melebihi pasokan agregat dalam perekonomian.
Selama pandemi, pembatasan aktivitas ekonomi menyebabkan penurunan kegiatan produksi, kelangkaan
barang, dan kenaikan harga pasar.
Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan permintaan relatif terhadap pasokan yang tersedia, sehingga
menyebabkan inflasi.
Negara-negara seperti Singapura, Euro Area, dan Amerika Serikat mungkin mengalami inflasi demand-
pull akibat peningkatan permintaan yang melampaui pasokan barang dan jasa.
Cost-Push Inflation (Inflasi Dorongan Biaya)
Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi meningkat dan produsen mengalihkan peningkatan biaya
tersebut ke konsumen dengan menaikkan harga barang dan jasa.
Krisis energi yang terjadi selama pandemi juga dapat menjadi penyebab inflasi cost-push, karena
keterbatasan pasokan energi dapat meningkatkan biaya produksi secara keseluruhan.
Ketika biaya produksi meningkat, perusahaan cenderung menaikkan harga produk mereka, yang pada
gilirannya menyebabkan inflasi.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Dalam konteks Indonesia, meskipun terdapat beberapa tekanan inflasi, inflasi tetap relatif terkendali
dibandingkan dengan negara-negara tersebut.
Untuk menjaga inflasi tetap terkendali, pemerintah Indonesia dapat mengambil beberapa kebijakan,
antara lain:
1. Kebijakan Moneter
Bank Indonesia sebagai bank sentral dapat menggunakan instrumen kebijakan moneter seperti suku
bunga, cadangan wajib, dan operasi pasar terbuka untuk mengendalikan inflasi.
Dalam situasi di mana inflasi mulai meningkat, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk
mengurangi kredit dan membatasi pertumbuhan permintaan.

2. Kebijakan Fiskal
Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang cerdas, termasuk pengeluaran dan pajak, untuk
menjaga inflasi terkendali.
Pada saat inflasi meningkat, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak untuk
mengurangi tekanan permintaan di pasar.

3. Pengawasan Harga
Pemerintah dapat memperkuat pengawasan harga untuk mencegah penyalahgunaan kekuatan pasar
yang dapat menyebabkan kenaikan harga yang tidak wajar.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengawasi praktik kartel, monopoli, atau praktik tidak sehat lainnya yang
dapat menyebabkan kenaikan harga yang tidak seimbang.

4. Kebijakan Pengendalian Impor


Pemerintah dapat mengendalikan impor barang-barang tertentu yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap inflasi.
Dengan mengurangi impor barang yang cenderung meningkatkan harga secara signifikan, pemerintah
dapat membantu menjaga inflasi tetap terkendali.
Misalnya, pemerintah Indonesia dapat mempertahankan stabilitas mata uang rupiah dan meliberalisasi
impor bahan pangan tertentu untuk menjaga pasokan stabil dan harga tetap terjangkau bagi masyarakat.

Penting untuk dicatat bahwa kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi
dan kondisi dalam negeri.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Selain itu, kerjasama antara bank sentral, pemerintah, dan sektor swasta juga diperlukan untuk mencapai
hasil yang efektif dalam menjaga inflasi terkendali.
Dalam menghadapi tantangan inflasi selama pandemi, Indonesia telah menunjukkan ketahanan dan
kebijaksanaan dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Dengan kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, serta pengawasan harga yang ketat, pemerintah telah
berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan melindungi masyarakat dari dampak inflasi yang merugikan.
Langkah-langkah yang diambil dapat menjadi contoh bagi negara lain yang mengalami inflasi yang tinggi.
Penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus memantau dan menyesuaikan kebijakan mereka sesuai
dengan perkembangan ekonomi dan faktor-faktor inflasi yang mungkin muncul di masa mendatang.

Sumber :
https://www.quena.id/pendidikan/6659392057/selama-masa-pandemi-beberapa-negara-terus-
mengalami-peningkatan-inflasi?page=3
Dan pendapat pribadi

(Nomor 3)
Guna meredam dampak pandemi COVID-19, pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM.
Oleh karena itu, masyarakat terpaksa membatasi aktivitas di luar rumah selama pandemi COVID-19.
Akibatnya, masyarakat Indonesia beralih pada belanja online dan mulai menggunakan uang nontunai,
salah satunya melalui e-money.
Penggunaan e-money sebagai alat pembayaran relatif baru dibandingkan kartu debit dan kartu kredit.
Kartu e-money adalah mata uang yang disimpan secara elektronik pada sistem elektronik dan basis data
digital untuk memudahkan pengguna. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi e-money
diketahui sebesar Rp 131,21 Triliyun pada tahun 2022.

Motif utama masyarakat yang menyebabkan melonjaknya penggunaan e-money selama pandemi adalah
adanya kebutuhan untuk membatasi aktivitas di luar rumah dan menghindari kontak fisik dengan uang
tunai.
Berikut ini adalah beberapa motif utama yang melatarbelakangi melonjaknya penggunaan e-money
yaitu:
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Keamanan dan kenyamanan


Selama pandemi COVID-19, masyarakat dihadapkan pada kekhawatiran terkait penyebaran virus melalui
sentuhan fisik dengan uang tunai.
Penggunaan e-money sebagai alat pembayaran mengurangi risiko penularan melalui kontak fisik dengan
uang tunai. atau kartu e-money, yang memungkinkan mereka untuk menghindari pertukaran fisik uang
tunai.
Masyarakat dapat melakukan transaksi secara nontunai menggunakan perangkat elektronik mereka
sendiri, seperti smartphone

Pembatasan mobilitas
Kebijakan PPKM dan pembatasan aktivitas di luar rumah mengharuskan masyarakat untuk mengurangi
kunjungan ke tempat-tempat umum, termasuk bank atau mesin ATM.
Dalam situasi ini, e-money menjadi alternatif yang praktis dan efisien untuk melakukan pembayaran
tanpa perlu keluar rumah.
Masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi pembayaran secara online melalui aplikasi e-
wallet atau menggunakan kartu e-money di tempat-tempat yang menerima pembayaran nontunai.

Kemudahan dan fleksibilitas


Penggunaan e-money menawarkan kemudahan dan fleksibilitas dalam bertransaksi. Masyarakat dapat
dengan cepat melakukan pembayaran dengan hanya menggunakan ponsel atau kartu e-money mereka.
Selain itu, e-money juga memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan
proses penggunaan uang tunai
Lonjakan penggunaan e-money memberikan dorongan bagi kemajuan teknologi keuangan di Indonesia
untuk pengembangan infrastruktur pembayaran digital, peningkatan keamanan transaksi elektronik, dan
inovasi dalam aplikasi dan platform e- atau kartu kredit/debit tradisional.
Disisi lain, melonjaknya penggunaan e-money memiliki beberapa dampak antara lain:
Berkurangnya penggunaan uang tunai karena masyarakat cenderung menggunakan e-money sebagai alat
pembayaran yang praktis dan aman.

Dengan menggunakan e-money, proses transaksi menjadi lebih efisien dan mengurangi biaya yang terkait
dengan penanganan uang tunai.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Lonjakan penggunaan e-money memberikan dorongan bagi kemajuan teknologi keuangan di Indonesia
untuk pengembangan infrastruktur pembayaran digital, peningkatan keamanan transaksi elektronik, dan
inovasi dalam aplikasi dan platform e-wallet.

(Nomor 4)
Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang dilakukan pada rentang waktu Februari hingga September 2020
adalah dengan menempuh bauran kebijakan 25.
Bauran kebijakan tersebut bertujuan untuk memitigasi risiko COVID-19 terhadap perekonomian dan
mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
BI memperkuat instrumen kebijakan yang dimilikinya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah,
mengendalikan inflasi, dan mendukung stabilitas sistem keuangan.
Salah satu kebijakan akomodatif yang ditempuh oleh BI adalah pemotongan suku bunga.
BI telah menurunkan BI7DRR (suku bunga kebijakan Bank Indonesia 7-day Reverse Repo Rate) sebesar
100bps menjadi 4,00% sejak awal 2020.
Penurunan suku bunga dilakukan pada bulan Februari, Maret, Juni, dan Juli 2020, masing-masing sebesar
25bps.

Dampak Kebijakan Bank Indonesia Terhadap Pasar Barang:

1) Penurunan suku bunga dapat mendorong pinjaman bank menjadi lebih murah.
Hal ini dapat mendorong konsumsi masyarakat dan investasi perusahaan, yang pada gilirannya dapat
memberikan stimulus bagi pasar barang.
2) Konsumsi masyarakat yang meningkat dapat mengarah pada peningkatan permintaan barang dan jasa,
yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dampak Kebijakan Bank Indonesia Terhadap Pasar Uang:

1) Penurunan suku bunga dapat menurunkan suku bunga kredit bank.


Hal ini dapat membuat investasi di pasar uang menjadi kurang menarik dibandingkan dengan investasi riil
atau investasi di pasar modal.
Dampaknya, dana mungkin akan dialihkan dari pasar uang ke pasar modal, seperti saham atau obligasi.
2) Penurunan suku bunga dapat mempengaruhi yield obligasi, yang dapat memengaruhi minat investor
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

dalam memegang obligasi.


Jika yield obligasi turun, beberapa investor mungkin memilih untuk mencari instrumen investasi yang
menawarkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

https://www.slideshare.net/asyatunirma/kebijakan-moneter-55614809
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai