Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Muhamad Anggi Hagian

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041675222

Tanggal Lahir : 28 Desember 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA 4227/Ekonomi Moneter

Kode/Nama Program Studi : 54/Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 24/UPBJJ UT Bandung

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa/13 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan


di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhamad Anggi Hagian

NIM : 041675222

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA 4227/Ekonomi Moneter

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

UPBJJ-UT : Bandung

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Karawang, 13 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Muhamad Anggi Hagian


Nomor 1
Peran Bank Indonesia salah satunya menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi
pasar terbuka. Bank Indonesia juga dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal
ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan
moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Selain
itu, dalam era ditigil 4.0 Bank Indonesia memastikan perlindungan terhadap konsumen, khususnya mengenai jaminan
kerahasiaan data dan informasi konsumen lewat jaringan keamanan siber agar transaksi di financial technology aman.
Berikut ini instrumen-instrumen yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam pengambilan kebijakan moneter adalah:
a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka.
b. Kebijakan Diskonto.
c. Kebijakan Cadangan Kas.
d. Kebijakan Kredit Ketat.
e. Kebijakan Dorongan Moral.

Nomor 2
Berdasarkan tabel tersebut, nilai inflasi selama pandemi Covid 19 dari Mei – Desember 2020 dan Januari – Februari 2021
mengalami naik turun hal ini disebabkan karena sistem keungan indonesia sedang sangat tidak stabil. Oleh karena itu,
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-
Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,00%, dan suku bunga Lending
Facility sebesar 4,50%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang
terjaga, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi. Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dan
mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional, melalui pembukaan
sektor-sektor ekonomi produktif dan aman Covid-19, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi
permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta mengakselerasi digitalisasi
ekonomi dan keuangan. Di samping kebijakan tersebut, Bank Indonesia menempuh pula langkah-langkah untuk
mengendalikan inflasi sebagai berikut:
1. Melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme
pasar.
2. Memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif.
3. Memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit/pembiayaan
kepada sektor-sektor prioritas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di tengah terjaganya
ketahanan sistem keuangan.
4. Mendorong penurunan suku bunga kredit melalui pengawasan dan komunikasi publik atas transparansi
suku bunga perbankan dengan koordinasi bersama OJK.
5. Memperkuat koordinasi pengawasan perbankan secara terpadu antara Bank Indonesia, OJK dan LPS
dalam rangka mendukung stabilitas sistem keuangan
Nomor 3
a. Konsep permintaan uang menurut Keynes
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung dari
pendapatannya. Makin tinggi tingkat pendapatan, maka besar keinginan akan uang kas untuk transaksi
dan berjaga-jaga. Seseorangatau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya meakukan
transaksi yang lebih banyak dibanding seseorang masyrakat yang pendapatannya rendah. Menurut
keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat ini tidak hanya karena ekspensasi bank
sentral, namun dapat pula disebabkan oleh pengehraran investasi baikoleh pemerintah, maupun oleh
swasta dan pengeluaran konsumsi pemerintah yang melebihi masyarakat ingin hidup di luar batas
penerimaan (defisit anggaran belanja negara) dalam kondisi full employment. Secara garis besar keynes
menyebutkan bahwa inflasi terjadi karena suatu kemampuan ekonominya.
b. Berdasarkan pergerakan jumlah uang yang beredar dalam tabel tersebut terlihat naik turun. Hal ini
dipengaruhi oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral,
sementara jumlah uang yang diminta faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam perekonomian.
Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga
barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang diminta.

Nomor 4
1. Jika perekonomian suatu masyarakat memiliki Fungsi Konsumsi C = 600 + 0,5Y dan Fungsi Investasinya
adalah I = 200 – 1500r, tentukanlah keseimbangan pasar barang perekonomian tersebut dan bagaimana
hubungan antara tingkat suku bunga dan pendapatan nasional. Asumsikan dengan nilai suku bunga 5%,
10% dan 15% (satuan dalam triliun rupiah). Gambarkan Grafik I-S.
Diketahui:
C = 600 + 0,5Y
I = 200 – 1500r
tentukanlah keseimbangan pasar barang
Y=C+I
Y = 600 + 0,5Y + 200 – 1500r
Y- 0,5Y = 800 – 1500r
0,5Y = 800 – 1500r
Y = 1600 – 3000r
Jadi, persamaan yang menggambarkan keseimbangan pasar barang adalah fungsi I-S yaitu Y= 1600 – 3000r,

Kurva I-S

Hubungan antara tingkat suku bunga berpengaruh terhadap keseimbangan pendapatan nasional. Dari kurvanya
diketahui, bahwa kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan turunnya pendapatan nasional keseimbangan.
Pendapatan nasional keseimbangan akan naik jika tingkat suku bunga diturunkan.

Pada tingkat suku bunga 5%, pendapatan nasional keseimbangan adalah 1450 triliun rupiah.
Y = 1600 – 3000r
Y = 1600 – 3000 (0,05)
Y = 1450

Pada tingkat suku bunga 10%, pendapatan nasional keseimbangan adalah 1300 triliun rupiah.
Y = 1600 – 3000r
Y = 1600 – 3000 (0,10)
Y = 1300
Pada tingkat suku bunga 15%, pendapatan nasional keseimbangan adalah 1150 triliun rupiah.
Y = 1600 – 3000r
Y = 1600 – 3000 (0,15)
Y = 1150

Jadi, ketika suku bunga dinaikkan dari 5% menjadi 10% menjadi 15%, maka pendapatan nasional keseimbangan
turun dari 1450 menjadi 1300 menjadi 1150 triliun rupiah.

2. Pada motif permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dalam perekonomian di masyarakat
diketahui fungsi L1 = 0,25Y dan permintaan uang pada motif spekulasi yakni L2 = 300 – 500r. Jumlah
uang yang beredar Mt tetap yakni 700. Tentukan keseimbangan pasar uang dan bagaimana hubungan
antara tingkat suku bunga dan pendapatan nasional. Asumsikan dengan nilai suku bunga 5%, 10% dan
15% (satuan dalam triliun rupiah). Gambarkan Grafik L-M.
Keseimbanga pasar uang:
L = L1 + L2
L = 0,25Y + 300 – 500r
L = Mt
0,25Y + 300 – 500r = 700
0,25Y = 400 + 500r
Y = 1600 + 2000r
Jadi, persamaan yang menggambarkan keseimbangan pasar uang adalah fungsi I-S yaitu Y= 1600 + 2000r

Kurva L-M

Berdasarkan gambar berikut menunjukkan kurva L-M yang menjelaskan bagaimana tingkat suku bunga berpengaruh
terhadap kesimbangan pendapatan nasional. Dari kurvanya diketahui, bahwa kenaikan tingkat bunga akan
menyebabkan naiknya pendapatan nasional keseimbangan. Pendapatan nasional keseimbangan akan naik jika tingkat
suku bunga dinaikkan.

Pada tingkat suku bunga 5%, pendapatan nasional keseimbangan adalah 1500 triliun rupiah.
Y = 1600 – 2000r
Y = 1600 – 2000 (0,05)
Y = 1500

Pada tingkat suku bunga 10%, pendapatan nasional keseimbangan adalah 1400 triliun rupiah.
Y = 1600 – 2000r
Y = 1600 – 2000 (0,10)
Y = 1400

Pada tingkat suku bunga 15%, pendapatan nasional keseimbangan adalah 1300 triliun rupiah.
Y = 1600 – 2000r
Y = 1600 – 2000 (0,15)
Y = 1300

Jadi, ketika suku bunga dinaikkan dari 5% menjadi 10% menjadi 15%, maka pendapatan nasional keseimbangan
turun dari 1500 menjadi 1400 menjadi 1300 triliun rupiah.
Sumber data: https://ardra.biz/topik/kurva-hubungan-tingkat-bunga-dan-pendapatan-nasional/

Anda mungkin juga menyukai