Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : ADITA DAMARIA SUKMAWAN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043183916

Tanggal Lahir : 27 DESEMBER 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110 / PENGATAR EKONOMI MAKRO

Kode/Nama Program Studi : 83 / AKUNTANSI S1

Kode/Nama UPBJJ : 24 / BANDUNG

Hari/Tanggal UAS THE : RABU, 05 JULI 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran


Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ADITA DAMARIA SUKMAWAN


NIM : 043183916
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110
Fakultas : FAKULTAS EKONOMI
Program Studi : AKUNTANSI
UPBJJ-UT : BANDUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.

2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.


3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.

4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).

5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Bandung, 05 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Adita Damaria Sukmawan


LEMBAR JAWABAN

1. PDB (Produk Domestik Bruto) dan PNB (Produk Nasional Bruto) adalah dua indikator penting
yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara.

PDB mengacu pada nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam batas
wilayah negara dalam periode waktu tertentu.

Sementara itu, PNB mengukur nilai total barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh warga
negara suatu negara, baik yang berada di dalam maupun di luar batas wilayah negara tersebut.

Dalam konteks ini, PDB negara dapat dihitung dengan menggabungkan konsumsi masyarakat,
investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan mengurangi jumlah impor.

Signifikansi PDB negara terletak pada kemampuannya untuk memperlihatkan pertumbuhan


ekonomi yang positif jika nilai PDB tahun ini lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.

Namun, jika nilai PDB menurun, itu dapat menandakan adanya perlambatan atau kontraksi
ekonomi.

Dalam hal ini, PNB memberikan gambaran yang lebih luas karena mencakup sumbangan dari
warga negara yang berada di dalam dan di luar batas wilayah negara.

Indikator yang dimaksud dalam cerita tersebut merujuk pada nilai pasar keseluruhan barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.

Biasanya, indikator ini diukur menggunakan angka Produk Domestik Bruto (PDB).

Dalam situasi ini, PDB negara tersebut dapat dihitung dengan menambahkan konsumsi
masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor, kemudian mengurangi impor. Jadi,
rumus PDB negara tersebut adalah:

PDB = Konsumsi masyarakat + Investasi + Pengeluaran pemerintah + Ekspor - Impor

Dalam contoh ini, PDB negara tersebut adalah 550 triliun, yang dihitung dengan menjumlahkan
210 triliun konsumsi masyarakat, 110 triliun investasi, 410 triliun pengeluaran pemerintah, 120
triliun ekspor, dan menguranginya dengan 300 triliun impor.

Signifikansi PDB negara tersebut dalam kaitannya dengan PDB tahun sebelumnya adalah untuk
menunjukkan kinerja ekonomi negara tersebut.

Jika PDB tahun ini (550 triliun) lebih tinggi daripada PDB tahun sebelumnya (545 triliun), itu
menandakan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Namun, jika PDB tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, itu menunjukkan adanya
kontraksi ekonomi atau perlambatan pertumbuhan.

Perbedaan antara PDB dan PNB terletak pada cakupannya.

PDB mengukur nilai keseluruhan barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh semua faktor
produksi di dalam batas wilayah negara, sementara PNB mengukur nilai keseluruhan barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh warga negara negara tersebut, baik yang berada di dalam
maupun di luar batas wilayah negara.

Dalam contoh ini, PNB tahun ini adalah 530 triliun, yang berarti 530 triliun adalah nilai
keseluruhan barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh warga negara negara tersebut,
termasuk yang berada di dalam maupun di luar batas wilayah negara tersebut.
2. Ketika suku bunga tabungan meningkat, masyarakat cenderung lebih memilih menyimpan uang
dalam bentuk tabungan daripada mengkonsumsinya.

Hal ini menyebabkan berkurangnya konsumsi masyarakat dan berpotensi menurunkan


pengeluaran agregat.

Dalam fungsi konsumsi C = 1.000 + 0,75Y, di mana Y merupakan pendapatan nasional,


perubahan dalam pengeluaran pemerintah (G) diasumsikan sebagai perubahan dalam
pengeluaran agregat.

Angka pengganda (multiplier) menggambarkan perubahan dalam pendapatan nasional akibat


perubahan dalam pengeluaran agregat.

Dalam hal ini, angka pengganda dapat dihitung menggunakan rumus Angka Pengganda = 1 / (1
- c) atau 1 / (1 - MPC), di mana MPC (Marginal Propensity to Consume) adalah kecenderungan
masyarakat untuk mengkonsumsi sebagian dari setiap tambahan pendapatan.

Dalam fungsi konsumsi C = 1.000 + 0,75Y, MPC memiliki nilai 0,75.

Dengan menghitung, angka pengganda (multiplier) dalam kasus ini adalah 4. Hal ini berarti
bahwa perubahan pendapatan nasional akan menjadi empat kali lipat perubahan dalam
pengeluaran agregat.

Perubahan pendapatan nasional dapat dihitung dengan mengalikan perubahan pengeluaran


agregat (ΔG) dengan angka pengganda:

Perubahan Pendapatan Nasional = Angka Pengganda * ΔG

Dalam kasus ini, perubahan pengeluaran pemerintah (ΔG) adalah 250 triliun. Dengan
menggunakan angka pengganda 4, perubahan pendapatan nasional akan menjadi 4 * 250 triliun
= 1.000 triliun.

Jadi, perubahan pendapatan nasional di negara tersebut adalah sebesar 1.000 triliun.

Dalam konteks yang lebih luas, PDB tahun ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Namun, PNB yang lebih rendah dari PDB bisa mengindikasikan adanya utang luar negeri yang
signifikan atau transfer pembayaran ke luar negeri yang lebih besar.

3. Teori permintaan uang yang pertama dikembangkan oleh ilmuwan ekonomi bernama John
Maynard Keynes dalam karyanya yang berjudul "The General Theory of Employment, Interest,
and Money" pada tahun 1936.

Pendapat Keynes mengenai permintaan uang berfokus pada fungsi likuiditas uang dan
hubungannya dengan tingkat suku bunga.

Menurut Keynes, permintaan uang oleh masyarakat memiliki tiga tujuan utama:

 Tujuan Transaksi :

Masyarakat meminta uang untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari.

Uang digunakan sebagai alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa.

Permintaan uang untuk tujuan transaksi dipengaruhi oleh ukuran pendapatan dan
kecepatan transaksi.

 Tujuan Spekulasi :

Masyarakat meminta uang untuk tujuan spekulasi atau investasi.


Keynes berpendapat bahwa seseorang mungkin memilih untuk menyimpan sebagian
uangnya dalam bentuk likuid (uang tunai atau deposito berjangka) daripada
menginvestasikan seluruhnya dalam aset berisiko.

Permintaan uang untuk tujuan spekulasi dipengaruhi oleh ekspektasi keuntungan dari
investasi dan tingkat suku bunga.

 Tujuan Precautionary :

Masyarakat juga meminta uang untuk tujuan kehati-hatian atau persediaan darurat.

Permintaan uang untuk tujuan kehati-hatian didorong oleh kebutuhan akan likuiditas
dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi atau keadaan darurat yang memerlukan
pengeluaran mendadak.

Lembaga keuangan, seperti bank sentral dan bank komersial, memiliki peran penting
dalam menentukan jumlah uang yang beredar dalam teori penawaran uang modern.

Mereka bertanggung jawab untuk mengendalikan agregat moneter dan menjaga


stabilitas sistem keuangan.

Lembaga keuangan, khususnya bank sentral, dapat menggunakan berbagai instrumen


kebijakan moneternya, seperti suku bunga, persyaratan cadangan, atau operasi pasar
terbuka, untuk mengatur ketersediaan uang tunai di pasar

Dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar, lembaga keuangan berusaha


menjaga stabilitas harga, mencegah inflasi atau deflasi yang berlebihan, dan
mempengaruhi tingkat suku bunga untuk mencapai tujuan kebijakan ekonomi yang
ditetapkan, seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, stabilitas mata uang, dan
keseimbangan neraca pembayaran.

Dengan demikian, lembaga keuangan memiliki peran penting dalam menentukan jumlah uang
yang beredar dalam perekonomian.

4. Kondisi yang dihadapi Indonesia seperti yang dijelaskan di atas dapat disebut sebagai
"kontraksi ekonomi" atau "penurunan pertumbuhan ekonomi".

Hal ini terjadi pada tahun 2020 sebagai akibat langsung dari pandemi Covid-19 dan penerapan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan lockdown di
beberapa kota.

Dalam konteks kategori tingkat, keadaan ini dikelompokkan sebagai "krisis ekonomi" atau
"resesi".

Resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan signifikan dan berkelanjutan dalam kegiatan
ekonomi suatu negara.

Resesi ditandai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi, pengangguran


meningkat, dan penurunan daya beli masyarakat.

Pada kasus ini, Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -2,07 persen
pada tahun 2020, yang menunjukkan penurunan yang signifikan dalam aktivitas ekonomi.

Dampak dari penyebaran Covid-19 dan penerapan PSBB menyebabkan terhentinya banyak
sektor ekonomi, PHK massal, dan bahkan kebangkrutan perusahaan.

Semua faktor tersebut berkontribusi terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi dan


memasukkan Indonesia dalam kategori negara yang mengalami resesi ekonomi.

Dalam kondisi kontraksi ekonomi atau resesi seperti yang dihadapi Indonesia pada tahun 2020,
dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor dan lapisan masyarakat.
Beberapa aspek yang terpengaruh meliputi:

a) Pengangguran:

Penurunan aktivitas ekonomi dan kebangkrutan perusahaan dapat menyebabkan PHK


massal dan meningkatnya tingkat pengangguran.

Banyak pekerja kehilangan pekerjaan dan kesulitan dalam mencari sumber penghasilan
baru.

b) Kemiskinan:

Krisis ekonomi dapat berdampak pada peningkatan tingkat kemiskinan.

Masyarakat yang sebelumnya sudah berada dalam kondisi rentan menjadi lebih
terpinggirkan karena sulitnya memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, perumahan,
dan pendidikan.

c) Investasi dan bisnis:

Kontraksi ekonomi dapat mengurangi investasi dalam sektor produktif dan menurunkan
daya beli masyarakat.

Hal ini berdampak pada penurunan produksi dan penjualan perusahaan, serta
menurunnya kepercayaan investor dalam berbisnis.

d) Konsumsi dan daya beli:

Ketika ekonomi mengalami penurunan, masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran


dan konsumsi.

Daya beli masyarakat menurun karena kurangnya pendapatan dan ketidakpastian


ekonomi.

e) Kesehatan dan pendidikan:

Dalam kondisi resesi, anggaran kesehatan dan pendidikan seringkali terpengaruh.

Keterbatasan dana publik dapat berdampak negatif pada pelayanan kesehatan dan
pendidikan, termasuk pengadaan fasilitas, program sosial, dan akses terhadap layanan
penting.

Pemerintah biasanya mengambil berbagai langkah untuk mengatasi dampak negatif dari
kontraksi ekonomi, seperti stimulus ekonomi, kebijakan fiskal dan moneter yang
ekspansif, serta program sosial dan perlindungan bagi masyarakat terdampak.

Tujuan dari langkah-langkah ini adalah untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan
lapangan kerja baru, dan memperkuat ketahanan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

Sumber :
BMP ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro

Anda mungkin juga menyukai