Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110/Pengantar Ekonomi Makro

Kode/Nama Program Studi :

Kode/Nama UPBJJ :

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 28 Desember 2022

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :
NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110/Pengantar Ekonomi Makro
Fakultas :
Program Studi :
UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Kota, 28 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Nama
LEMBAR
JAWABAN

1. Indikator pembentuk PDB Indonesia berdasarkan tabel pada soal adalah


- Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT (C): Komponen yang termasuk ke dalam
variabel konsumsi adalah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, yang dapat berupa
barang tahan lama. barang tidak tahan lama, dan jasa.
- Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) : Yang termasuk ke dalam kategori pengeluaran
pemerintah adalah tindakan pemerintah dalam membeli barang/jasa seperti pembelian peralatan
militer dan pembangunan jalan.
- Pembentukan Modal dan Perubahan Inventori (I) : Yang dimaksud dengan investasi adalah
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan perekonomian dalam menghasilkan output di
masa depan, yang dapat berupa peningkatan stok fisik dari modal, maupun stok non fisik.
- Ekspor dan Impor (NX) : Komponen net ekspor dan Impor ini merupakan komponen dalam PDB
yang menghitung transaksi perdagangan suatu negara dengan negara lainnya.

Dari 4 indikator diatas, semuanya mengalami dampak yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dilihat
dari tahun 2020 yang mana mulai mengalami penurunan drastis dari tahun 2019. Dampak yang pertama
yang sangat terasa dan mudah sekali dilihat adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau
melemahnya daya beli masyarakat secara luas. Selain itu, pengeluaran pemerintah dan modal serta
kegiatan ekspor-impor Juga semakin melemah selama tahun 2020. Namun pada tahun 2021 semua
indikator mengalami pemulihan setelah pandemi Covid 19 yang dilihat dari peningkatan dibandingkan
dengan 2020.

Jenis Penggunaan 2019 2020 2021

Pengeluaran Konsumsi RT 5936399,47 5780223,44 5896697,43

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 136027,41 130248,66 132316,75

Pengeluaran Pemerintah 855962,99 872774,06 909173,25

Pembentukan Modal 3597664,13 3419181,61 3549218,80

Perubahan Inventori 129953,84 51334,13 62709,09

Ekspor 2275488,26 2090273,36 2592682,34

Dikurangi : Impor (2046244,20) (1704165,01) (1892980,32)

PDB 10885251,9 10639870,25 11249817,34

Pendapatan Neto Faktor dari LN (270893,69) (270893,69) (270893,69)

PNB 10624358,21 10368976,56 10978923,65


2. Jika dimisalkan dilakukannya kegiatan investasi berupa penambahan produksi pakaian dari sebuah
pabrik senilai Rp 250 juta dan mempekerjakan pengangguran untuk menjadi tukang bangunan, dan
tukang bangunan ini akan mendapatkan pendapatan tambahan sebesar Rp100 juta. Dampak langsung dari
investasi berupa pembangunan pabrik ini adalah meningkatnya PDB sebesar Rp100 juta, sesuai dengan
nilai investasi pabrik. Namun, dengan adanya pendapatan yang diperoleh pekerja/tukang, efek pengganda
mulai terjadi. Dan semua pekerja mempunyai MPC sebesar ⅓ dari investasi, maka sekarang pekerja-
pekerja ini akan membelanjakan sekitar Rp 83,33 juta untuk konsumsi barang/jasa kebutuhannya. Dengan
kondisi ini, produsen dari barang/jasa akan mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp 83,33 juta.
Jika produsen ini juga mempunyai MPC sebesar 1/3, maka produsen akan membelanjakan sekitar Rp
27,78 juta dari Rp 83,33 juta pendapatannya.
Dengan investasi sebesar Rp 250 juta dan MPC sebesar 1/3, maka total peningkatan PNB yang tercipta
akibat kegiatan investasi ini adalah sebesar Rp 373,45 juta, meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan
nilai penambahan investasi. Proses ini akan terus berlanjut mengikuti perhitungan aritmatika seperti yang
diilustrasikan di bawah ini:
Peningkatan awal investasi 250.000.000
Peningkatan konsumsi I 83.333.333
Peningkatan konsumsi II 27.777.776
Peningkatan konsumsi III 9.259.259
Peningkatan konsumsi IV 3.086.419
Peningkatan PDB/AD 373.456.787
Gambaran aritmatik ini dapat pula diilustrasikan dalam bentuk grafis untuk menggambarkan
bagaimana sebenarnya efek pengganda yang terjadi. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan Gambar di
bawah ini:

3. Dalam arti sempit, uang memiliki pengertian sebagai seluruh uang kartal dan uang giral yang tersedia
untuk digunakan oleh masyarakat, sehingga merupakan daya beli yang bisa langsung digunakan untuk
pembayaran. Dari definisi tersebut maka M1 merupakan teori permintaan uang. Dalam teori Permintaan
Uang mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat karena setiap orang mengetahui uang itu dapat
ditukarkan dengan barang-barang dan jasa-jasa, dengan kata lain bukan karena nilai intrinsiknya akan
tetapi karena uang itu mempunyai kualitas alat pembayaran dalam masyarakat.
Untuk menjaga agar M1 tetap berslope positif, bank Indonesia melakukan beberapa kebijakan.
Salah satu kebijakan yang diterapkan sejak Agustus 2021 adalah reklasifikasi. Reklasifikasi dilakukan
atas tabungan Rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, dari semula pada komponen uang kuasi menjadi
bagian dari komponen uang beredar dalam arti sempit (M1). Reklasifikasi komponen uang beredar
dimaksud bertujuan untuk menyempurnakan pengelompokan komponen uang beredar sesuai dengan
perkembangan terkini dan menjaga relevansi besaran-besaran komponen dalam Uang Beredar Indonesia,
mengacu kepada standar internasional Monetary and Financial Statistics Manual and Compilation Guide
(MFSMCG) [5]. Reklasifikasi juga akan meningkatkan akurasi analisis yang dilakukan karena
pengklasifikasian yang lebih sesuai. Perkembangan ekosistem digital mendorong penggunaan alat
pembayaran non-tunai khususnya dalam transaksi ritel, baik melalui kartu debet, transfer dana dan uang
elektronik. Sumber dana yang digunakan untuk bertransaksi tersebut mayoritas berasal dari simpanan
masyarakat di Bank, terutama berupa tabungan Rupiah. Dalam perkembangannya, tabungan Rupiah
masyarakat di Bank mengalami pergeseran fungsi, lebih kepada motif transaksi.

4. Pergerakan inflasi sejak Januari 2020 mengalami penurunan hingga bulan Agustus 2020. Selanjutnya
dari Agustus hingga akhir tahun 2021, inflasi yang terjadi cenderung stabil. Namun, memasuki tahun
2022, terjadi peningkatan laju inflasi yang signifikan hingga Juli 2022. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat inflasi pada Agustus sebesar 4,69 persen (year-on-year/yoy). Meskipun masih berada di atas 4
persen, tingkat inflasi pada Agustus 2022 masih relatif rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang
tercatat mencapai 4,94 persen pada Juli 2022. Laju inflasi yang terjadi di Indonesia ini masih termasuk
dalam inflasi ringan. Inflasi ringan yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
mengganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, biasanya di
bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
Kondisi inflasi di Indonesia juga berimbas dalam dunia bisnis. Untuk pengusaha, inflasi ringan
berpeluang memberikan profit maksimal karena kenaikan biaya produksi lebih rendah ketimbang jumlah
pendapatan. Inflasi ringan juga dapat meningkatkan pendapatan nasional sehingga perekonomian negara
jadi lebih maju. Namun inflasi yang tak terkendali justru dapat mengacaukan bisnis dan perekonomian
secara umum.

Anda mungkin juga menyukai