Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA,


TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JUMLAH KREDIT BANK
TERHADAP KONSUMSI RUMAH TANGGA
DI DESA KEMUTUG LOR

Oleh :
PUTRI LESTARI
C1A020072

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
2022
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA,


TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JUMLAH KREDIT BANK
TERHADAP KONSUMSI RUMAH TANGGA
DI DESA KEMUTUG LOR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyusun Skripsi


Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman

Oleh :

PUTRI LESTARI
C1A020072

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
2022

ii
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA,


TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JUMLAH KREDIT BANK
TERHADAP KONSUMSI RUMAH TANGGA
DI DESA KEMUTUG LOR

Oleh :

PUTRI LESTARI
C1A020072

Disetujui untuk Seminar Proposal


Pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Nama Nama
NIP NIP

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ ii

Halaman Persetujuan dan Pengesahan Proposal Skripsi.............................. iii

Daftar Isi.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 9
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 9

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
1. Konsumsi ................................................................................ 11
2. Pendapatan .............................................................................. 13
3. Jumlah Anggota Keluarga........................................................ 15
4. Tingkat Pendidikan .................................................................. 16
5. Kredit Bank ............................................................................. 17
B. Pengembangan Hipotesis
1. Penelitian Terdahulu ................................................................ 19
2. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 22
3. Hipotesis ................................................................................ 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 26


B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
F. Definisi Operasional Variabel........................................................ 30
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 35

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi merupakan salah satu komponen inti dari

pendapatan nasional suatu perekonomian. Dengan demikian,

perubahan konsumsi kemungkinan akan memberikan pengaruh dalam

kinerja ekonomi secara keseluruhan. Periode konsumsi massal

disamakan dengan ledakan ekonomi dalam siklus bisnis sementara

konsumsi yang lebih sedikit dapat dianalogikan dengan resesi.

Akibatnya, stimulasi permintaan agregat telah menjadi salah satu

tujuan inti dari pembuat kebijakan. Hal ini telah diatasi melalui

berbagai kebijakan ekonomi baik di bidang fiskal maupun moneter

(Christopher Nyong Ekong & Ubong Edem Effiong, 2020).

Menurut (Nursiah Khalid, 2010) tujuan pembangunan ekonomi

yang dilaksanakan adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi

daerah yang tinggi dan sekaligus membentuk struktur usaha yang ada

menjadi struktur ekonomi yang semakin tumbuh dan berkembang. Dengan

cara ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan

meningkatkan pendapatan masyarakat secara lebih merata. Besarnya

pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan faktor yang turut

menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

1
Pasca pandemi coronavirus atau covid 19tidak hanya Indonesia,

namun seluruh dunia terkena dampak besar bagi kesehatan global, tidak

hanya kesehatan manusia, tetapi juga kesehatan ekonomi. Pada awal April

2020, pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi

mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan beberapa variabel kontribusi

PDB mengalami penurunan seperti variabel konsumsi rumah tangga.

(Kompasiana, 22 September 2022)

Menurut (Badan Pusat Statistsik, 2020) pengeluaran konsumsi

rumah tangga adalah pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa yang

dihasilkan oleh rumah tangga. Dalam situasi ini, rumah tangga bertindak

sebagai konsumen akhir dari barang dan jasa yang sudah ada dalam

perekonomian.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan

ekonomi Indonesia turun sebesar 2,07% pada tahun 2020.Pertumbuhan

ekonomi yang menurun sejalan dengan penurunan konsumsi rumah

tangga, yang turun sebesar -2,63% pada tahun 2019. Penurunan konsumsi

juga disebabkan oleh melemahnya permintaan konsumen di sektor ritel.

Angka ini jauh lebih buruk dari tahun sebelumnya yang masih positif

sebesar 5,02%.

Dalam kegiatan ekonomi suatu negara, konsumen memegang

peranan yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap stabilitas

perekonomian. Tingkat konsumsi ini menjadi penting dalam studi

ekonomi makro karena pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan

bagian terbesar dari total pengeluaran agregat. Di Indonesia, pengeluaran

2
konsumsi rumah tangga tetap memberikan kontribusi terbesar terhadap

pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan pengeluaran untuk ekspor,

impor, investasi dan konsumsi pemerintah.

Menurut (Komalawati et.al., 2021) pengeluaran konsumsi

merupakan salah satu variabel dalam analisis makroekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB),

yaitu antara 60-70%. Dalam analisis makroekonomi, konsumsi dibagi

menjadi dua kategori, yaitu konsumsi rumah tangga dan konsumsi

pemerintah. Jika pengeluaran konsumsi semua orang di suatu negara

dijumlahkan hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat dari

negara yang terlibat. Dilihat dari kontribusi pengeluaran konsumsi rumah

tangga terhadap pertumbuhan ekonomi, dapat dikatakan bahwa konsumsi

rumah tangga memiliki pengaruh yang sangat strategis dalam menentukan

bagaimana kegiatan ekonomiberfluktuasi dari waktu ke waktu.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Banyumas, pengeluaran di Kabupaten Banyumas

mengalami fluktuasi dari tahun 2019-2021. Perkembangan pengeluaran

Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

3
Tabel 1 : PDRB Kabupaten Banyumas Atas Dasar Harga Konstan menurut

Pengeluaran (Juta Rupiah), 2019-2021

Jenis PDRB Kabupaten Banyumas Atas Dasar Harga Konstan


Pengeluaran menurut Pengeluaran (Juta Rupiah)
2018 2019 2020 2021
Pengeluaran
Konsumsi 26 944 291,96 28 172 874,77 27 727 095,35 28 240 641,00
Rumahtangga
Pengeluaran
Konsumsi 385 625,42 423 069,65 413 948,27 423 328,00
LNPRT
Pengeluaran
Konsumsi 2 870 377,28 2 936 007,16 2 810 991,98 2 872 458,00
Pemerintah
Pembentukan
Modal Tetap 13 440 459,40 14 144 054,36 13 269 743,01 14 270 176,00
Bruto
Perubahan
131 841,54 132 507,54 161 755,02 115 769,00
Inventori
Net Ekspor
Barang dan -6 358 095,02 -6 029 192,62 -5 261 910,05 -5 235 564,00
Jasa
PRODUK
DOMESTIK
REGIONAL
37 414 500,58 39 779 320,86 39 121 623,57 40 686 808,00
BRUTO
(PDRB)

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Banyumas

Berdasarkan Tabel 1, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas

sangat dipengaruhi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga. Peranan

pengeluaran konsumsi rumah tangga menempati urutan pertama terbesar

bagi total PDRB menurut pengeluaran atas dasar harga konstan yaitu

sebesar 28.240.641 juta rupiah. Konsumsi rumah tangga banyak

digunakan untuk produk lokal dan produk impor, baik impor dari luar

4
negeri maupun kabupaten lain. Tingginya pengeluaran konsumsi rumah

tangga menjadi tanda bahwa Kabupaten Banyumas mulai bangkit kembali.

Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa daya beli masyarakat

pada tahun 2021 meningkat sehingga memicu perputaran ekonomi

komponen lainnya.

Secara umum, konsumsi akhir rumah tangga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, menurut adh berlaku menunjukkan

sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh Kabupaten Banyumas.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga digunakan untuk membiayai

konsumsi makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, perumahan,

perkakas, perlengkapan dan penyelenggaraan rumah tangga, kesehatan dan

pendidikan, transportasi, komunikasi, rekreasi dan budaya, hotel dan

restoran, serta lainnya semakin meningkat. Secara nilai semua jenis

pengeluaran konsumsi rumah tangga di atas meningkat akan tetapi

pertumbuhannya berbeda-beda. Perkembangan pengeluaran konsumsi

akhir rumah tangga dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 : Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga 2017-


2021

Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Banyumas


*Angka sementara
**Angka sangat sementara

5
Pengeluaran konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan dengan

pendapatan yang diterima oleh individu, dimana pendapatan dialokasikan

untuk dua hal, yaitu konsumsi dan tabungan. Ketika individu memiliki

pendapatan minimum dan tidak dapat memenuhi konsumsi, mereka akan

berusaha menutupi kekurangan ini dengan mengambil dari tabungan

mereka. Sebaliknya jika pendapatan pribadi meningkat, maka konsumsi

akan meningkat dimana jumlah pendapatan tambahan akan menunjukkan

kecenderungan mengkonsumsi.

Menurut (Zella Yanti & Murtala, 2019), bahwa pendapatan

memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap konsumsi rumah

tangga. Hasil tersebut juga sejalan menurut (Rachman & Ariani) yaitu

pendapatan berpengaruh terhadap daya beli seseorang. Semakin tinggi

pendapatan, maka daya beli seseorang akan meningkat juga. Sehingga

kemampuan untuk memilih dan membeli beragam makanan pun semakin

tinggi, hal tersebut menandakan bahwa pola konsumsi pangan meningkat.

Namun hasil-hasil tersebut berbeda menurut teori Engel’s yang

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga maka akan

semakin rendah persentasi pengeluaran untuk konsumsi makanan.

Selain pendapatan, konsumsi rumah tangga juga dipengaruhi oleh

jumlah anggota keluarga. Menurut (Todaro, 2004) semakin banyak jumlah

anggota keluarga maka semakin tinggi juga pengeluaran konsumsi.

Besarnya kebutuhan yang harus dipenuhi dilihat dari jumlah anggota

keluarga yang akan menjadi tanggungan untuk dipenuhi kebutuhan sehari-

6
harinya. Hal tersebut juga sejalan dengan (Rahayu, 2011) yang

menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengeluaran rumah tangga.

Menurut (Zella Yanti & Murtala, 2019), konsumsi juga

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Dimana tingkat pendidikan

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap konsumsi rumah

tangga. Pendidikan yang tinggi dan berkualitas dapat meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia. Berdasarkan asumsi dasar teori human

capital, seseorang dapat meningkatkan pendapatannya dengan

meningkatkan pendidikannya. Seseorang dengan pendidikan

tinggimemiliki keuangan yang lebih baik dan ini diikuti oleh alokasilebih

besar dari pengeluaran konsumsi non-makanan karena pengakuan sosial

masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga di salah satu desa

dalam Kabupaten Banyumas yaitu Kemutug Lor. Adapun perbedaan

penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah lokasi dan

salah satu variabel bebas yang berbeda yaitu variabel jumlah kredit

terhadap bank.

B. Rumusan Masalah

Di era sekarang, rumah tangga kelas menengah Indonesia menjadi

bagian yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Tidak hanya

7
dari sisi jumlah yg terus meningkat akan tetapi perubahan gaya hidup

mendorong konsumsi rumah tangga kelompok masyarakat ini terus

meningkat. Didukung lagi dengan melimpahnya penawaran dan

persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik, sehingga

memicu meningkatnya konsumsi rumah tangga.Banyaknya faktor yang

menentukan konsumsi rumah tangga, penelitian ini akan menganalisis

pengaruh faktor pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,

dan jumlah kredit bank terhadap konsumsi rumah tangga di Desa Kemutug

Lor. Sesuai dengan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap konsumsi rumah tangga di

Desa Kemutug Lor

2. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi

rumah tangga di Desa Kemutug Lor

3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap konsumsi rumah

tangga di Desa Kemutug Lor

4. Bagaimana pengaruh jumlah kredit bank terhadap konsumsi rumah

tangga di Desa Kemutug Lor

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan terhadap konsumsi rumah

tangga di Desa Kemutug Lor

8
2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap

konsumsi rumah tangga di Desa Kemutug Lor

3. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap konsumsi

rumah tangga di Desa Kemutug Lor

4. Untuk menganalisis pengaruh jumlah kredit bank terhadap konsumsi

rumah tangga di Desa Kemutug Lor

D. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini membutuhkan data responden untuk

melakukan uji pada variabel bebas yaitu pendapatan, jumlah anggota

keluarga, tingkat pendidikan, dan jumlah kredit bank untuk mengetahui

tingkat konsumsi masyarakat di Desa Kemutug Lor. Responden terdiri dari

warga Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan kepada masyarakat Desa Kemutug Lor mengenai

pentingnya konsumsi rumah tangga

b. Memberikan pemikiran bagi pemerintah Desa Kemutug Lor dalam

meningkatkan konsumsi rumah tangga di Desa Kemutug Lor

9
2. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan bagi para peneliti

selanjutnya yang tertarik dengan penelitian serupa

10
BAB II

TELAAH PUSTAKA & PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Konsumsi

Menurut (Dwi Eko Waluyo, 2006) pengeluaran konsumsi

sangat ditentukan oleh besarnya pendapatan, dimana pendapatan dan

konsumsi berada dalam hubungan yang positif.Keynes mengatakan

bahwa ada pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan

suatu masyarakat (konsumsi otonom) dan pengeluaran konsumsi

meningkat ketika pendapatan meningkat. Keynes menyatakan

tentang hubungan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan

nasional yang diukur berdasarkan harga konstan. Fungsi konsumsi

Keynes sering ditulis sebagai berikut:

C = C0+ bYd

Di mana :

C= konsumsi

C0 = konsumsi otonomus

b = marginal propensity to consume (MPC)

11
Yd = pendapatan disposable

0≤ b ≤ 1

Konsumsi adalah pengeluaran barang dan jasa yang dilakukan

rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang

melakukan pembelian tersebut. Pengeluaran masyarakat untuk

sandang, pangan dan kebutuhan lainnya digolongkan sebagai

pengeluaran atau konsumsi. Barang yang diproduksi oleh masyarakat

untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhannya disebut barang

konsumsi (Muhammad Edwin Fausi Y, 2017). Mankiw

mendefinisikan konsumsi sebagai pembelanjaan barang dan jasa

oleh rumah tangga. Barang mencakup pembelajaan rumah tangga

pada barangyang tahan lama, kendaraan dan perlengkapan dan

barang tidak tahan lama sama seperti makanan dan pakaian. Jasa

mencakup barang yang tidak berwujud konkrit, termasuk pendidikan

dan kesehatan (Viola Carera, 2017).

Dari pengertian konsumsi di atas dapat disimpulkan bahwa

konsumsi adalah sebagai kegiatan pembelian barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman rumah tangga

konsumen.

12
2. Pendapatan

Pendapatan adalah faktor terpenting dalam konsumsi dan teori

Keynes sebagai faktor utama disebut absolute income hypothesis atau

hipotesis pendapatan absolut didasarkan pada hukum dasar psikologis

konsumsi, yang menyatakan bahwa ketika pendapatan meningkat,

konsumsi juga meningkat(Keynes, 1930).Pendapatan seseorang dalam

hidupnya mempengaruhi jumlah pengeluaran berupa kebutuhan yang

dikonsumsi selama beberapa periode. Semakin tinggi tingkat

pendapatan, maka semakin tinggi juga pengeluaran, karena dengan

pendapatan yang tinggi, mereka cenderung mengkonsumsi lebih

banyak barang yang diperlukan. Pertumbuhan pendapatan akan

mengubah konsumsi anggota masyarakat, karena jumlah pendapatan

dari keluarga satu dengan keluarga lainnya bervariasi dan sesuai

dengan kebutuhan serta kemampuan untuk mengelolanya (Zella Yanti

& Murtala, 2019).

Menurut (Nilawati, 2015) pendapatan adalah penghasilan

seseorang baik sebagai penghasilan pokok maupun tambahan.

(Mankiw,2006) menyatakan bahwa pendapatan pribadi adalah

pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan bisnis yang bukan

perusahaan, pendapatan pribadi juga mengurangi pajak pendapatan

perusahaan dan kontribusi jaminan sosial. Sedangkan menurut

(Sukirno, 2006) berpendapat bahwa pendapatan adalah sejumlah uang

yang diterima seseorang atas pekerjaannya selama jangka waktu


13
tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Adapun

beberapa klasifikasi pendapatan adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan pribadi, yang terdiri dari segala macam pendapatan

yang diterima tanpa perlu melakukan aktivitas apapun.

b. Pendapatan disposibel, terdiri dari Penghasilan yang dapat

digunakan sebagai penghasilan pribadi setelah dikurangi pajak

yang menjadi tanggung jawab penerima penghasilan.

c. Pendapatan nasional berupa nilai semua barang dan jasa yang

diproduksi di suatu wilayah selama satu tahun.

Menurut (Suzana, 2007) pendapatan adalah money income atau

real income. Money income adalah pendapatan yang diterima

seseorang atau kelompok dalam bentuk uang selama periode waktu

tertentu, real income adalah pendapatan yang diterima seseorang atau

kelompok dalam bentuk barang atau jasa yang sama berharganya

seperti uang selama periode waktu tertentu. Sedangkan Menurut

(Vidiawan &Tisnawati, 2015), pendapatan menggambarkan tingkat

kemampuan masyarakat untuk mengkonsumsi baik secara kualitas

ataupun kuantitas. Semakin banyak pendapatan yang diterima,

semakin besar pula kemampuan untuk menutupi beberapa kebutuhan

pokok dan non-pokok, dan begitu juga sebaliknya.

14
Dari pengertian pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan adalah penghasilan seseorang atas hasil pekerjaannya

dalam jangka waktu tertentu yang digunakan untuk mengkonsumsi

kebutuhan pokok dan non-pokok dalam suatu rumah tangga.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Selain pendapatan, konsumsi rumah tangga juga di pengaruhi

oleh jumlah anggota keluarga. Menurut (Badan Pusat Statistik, 2017)

jumlah anggota keluarga menunjukkan setiap anggota yang terdapat

dalam suatu keluarga dan menunjukkan semua orang tersebut

bertempat tinggal yang sama, Anngota keluarga umumnya terdiri dari

kepala keluarga, suami, istri, anak, menantu, cucu, orang tua dan

lainnya. Mantra (2003) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga

merupakan seluruh manusia yang tinggal dan makan di bawah satu

atap. Menurut (Adiana & Karmini, 2014) jumlah tanggungan dalam

keluarga adalah suatu unsur yang dapat meningkatkan jumlah

konsumsi rumah tangga.

Hal ini menandakan bahwa apabila terdapat jumlah anggota

keluarga yang banyak maka jumlah barang yang dikonsumsikan juga

semakin beragan tergantung pada permintaan masing-masing individu

dalam keluarga tersebut karena adanya perbedaan selera antara

individu yang satu dengan yang lainnya sehingga akan mempengaruhi

peningkatan konsumsi dalam suatu rumah tangga. Banyaknya Jumlah

15
anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

konsumsi rumah tangga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga

maka semakin tinggi pengeluaran konsumsi (Todaro, 2004). Tingginya

kebutuhan yang harus terpenuhi dilihat dari jumlah anggota keluarga

yang akan menjadikan beban bagi rumah tangga tersebut untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dari pengertian jumlah anggota keluarga di atas dapat

disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga adalah seluruh manusia

yang tinggal dan konsumsi dalam satu atap dimana banyaknya jumlah

manusia yang tinggal menjadi penentu besar atau kecilnya tingkat

pengeluaran konsumsi rumah tangga.

4. Tingkat Pendidikan

Besarnya konsumsi rumah tangga juga dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan formal dari kepala rumah tangga tersebut. Besarnya

konsumsi rumah tangga dapat berubah jika pendidikan kepala rumah

tangga tersebut tinggi, sehingga mempengaruhi pendapatan yang

diterima (Tadjuddin, 1995). Sumber daya manusia yang berkualitas

dilihat dari tingkat pendidikannya. Bagi masyarakat yang tinggal di

pedesaan, tingginya biaya pendidikan menjadi kendala sehingga juga

meningkatkan pengeluaran rumah tangga (Cahyono, 1998). Pendidikan

mempunyai beberapa makna, diantaranya adanya suatu keinginan

16
manusia yang paling dasar sampai degan kebutuhan paling tinggi

berupa pengembangan diri.

Menurut (Ranupandojo, 2006) pendidikan adalah suatu proses

untuk meningkatkan suatu pengetahuan seseorang termasuk

didalamnya peningkatan penguasaan teori dan skil untuk memutuskan

terhadap persoalan dalam mencapai tujuan. Pendidkan masyarakat

memberikan peluang kepada individu untuk membekali dirinya dengan

skill dan pengetahuan dasar, guna menghadapi lingkungannya.

(Hariandja, 2006)menyebutkan bahwa tingkat pendidikan seorang

karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan

memperbaiki kinerja perusahaan. Pengertian Pendidikan dalam

Perpres No. 15 Tahun 1974 adalah segala upaya untuk memajukan

kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia,

baik jasmani maupun rohani, yang berlangsung sepanjang hidup baik

di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka membangun persatuan

Indonesia dan masyarakat yang adil, makmur berdasarkan Pancasila.

5. Kredit Bank

Bank merupakan lembaga yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana

tersebut kepada masyarakat serta jasa lainnya (Kashmir, 2004:11).

Jadi, bank sebagai intermediasi memobilisasi dana dari masyarakat

yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana

17
tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana melalui kredit.

Kredit merupakan sumber pendapatan yang terbesar bagi bank,

dibandingkan sumber pendapatan lainnya. Kredit dalam neraca bank

merupakan penggunaan dana, namun bagi perusahaan yang medapat

bantuan dari bank, merupakan sumber dana. Bahkan dikatakan kredit

sebagai sumber dana pembangunan karena kredit merupakan sumber

dana dari berbagai lapisan pengusaha dan berbagai lapisan masyarakat,

yang secara makro merupakan unsur dalam pembangunan sebuah

negara.

Menurut asal katanya, kredit berasal dari kata credere yaitu

amanah, artinya apabila seseorang mendapat kredit, ia mendapat

keyakinan akan sesuatu, bahwa uang yang dipinjam pasti akan

kembali. Kredit adalah suatu pemberian yang dituangkan ke dalam

suatu keadaan berdasarkan suatu perjanjian pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain, dimana peminjam berkewajiban untuk

membayar hutangnya dengan tingkat bunga tertentu setelah jangka

waktu tertentu (Hadi Widjaja, 1990:4).

Definisi kredit secara hukum terdapat dalam Undang–Undang

No.10 Tahun 1998 Pasal I Ayat 11 tentang perbankan, yang

menyatakan bahwa kredit adalah pemberian uang atau tagihan

berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian pinjam meminjam antara

18
bank dengan bank lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

utang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.

Menurut Undang–Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 12

tentang perbankan, pembiayaan syariah adalah penyediaan uang atau

tagihan serupa berdasarkan kesepakatan atau kontrak antara bank

dengan pihak lain, yang mensyaratkan uang atau tagihan yang dibiayai

dikembalikan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau

bagian keuntungan.

B. Pengembangan Hipotesis

1. Penelitian Terdahulu

Selain dukungan oleh teori yang telah disampaikan diatas,

penulis merujuk pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Hasil penelitian

terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 Penelitian Terdahulu Terkait Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumsi

Peneliti
Variabel dan
No (Tahun), Tujuan Hasil Penelitian
Metode
Judul
1. Alfiati, Siska untuk Variabel Secara serempak
(2018) menganalisis dependen : pola variabel
pola konsumsi konsumsi pendapatan, jumlah
Analisis pangan dan pangan rumah anggota keluarga,
Faktor-Faktor faktor-faktor tangga umur ibu, tingkat
19
yang yang pendidikan ibu
Mempengaruhi mempengaruhi Variabel berpengaruh nyata
Pola Konsumsi pola konsumsi independen : terhadap pola
Pangan Rumah pangan rumah pendapatan, konsumsi pangan
Tangga tangga di Kota jumlah anggota rumah tangga di
Prabumulih keluarga, umur Kota Prabumulih,
ibu, dan tingkat sedangkan secara
pendidikan ibu parsial pendapatan
dan jumlah
Metode : keluarga
analisis regresi berpengaruh nyata
linier berganda terhadap pola
konsumsi pangan
rumah tangga di
Kota Prabumulih
2. Komalawati et Untuk Variabel Menggunakan uji
all (2021) mengkaji dependen : multikolinearitas,
faktor-faktor konsumsi rumah Uji
Faktor-Faktor yang tangga heteroskedastisitas,
yang mempengaruhi dan uji
Mempengaruhi tingkat Variabel autokorelasi, faktor
Konsumsi konsumsi independen : yang signifikan dan
Rumah Tangga rumah tangga pendapatan dan kuat memengaruhi
di Indonesia di Indonesia pengeluaran pengeluaran
dengan konsumsi konsumsi rumah
merujuk pada sebelumnya tangga adalah
beberapa teori pendapatan yang
konsumsi yang Metode : siap dibelanjakan.
telah Ordinary Least
dikemukakan Square (OLS)
3. Ekong, Menyelidiki Variabel Pendapatan
Christopher pengaruh dependen : nasional bruto,
Nyong dan Pendapatan pengeluaran tingkat inflasi
Ubong, Edem nasional bruto, konsumsi rumah berpengaruh
Effiong (2020) tingkat inflasi, tangga positif, tingkat
dan tabungan suku bunga dan
Economic terhadap Variabel signifikan terhadap
Determinants pengeluaran Independen : pengeluaran
of Household konsumsi pendapatan konsumsi rumah
Consumption rumah tangga nasional bruto, tangga, tabungan
Expenditures di Afrika inflasi,suku berpengaruh
in West Africa: Barat, bunga, tabungan negatif dan
A Case Study signifikan terhadap
of Nigeria and Metode : pengeluaran
Ghana Analisis Regresi konsumsi rumah
Panel Variabel tangga.
20
Dummy Fixed
Effects Least
Squares
4. Bonsu, Untuk Variabel Temuan jangka
Christiana menangkap dependen : pendek
Osei dan hubungan pengeluaran menunjukkan
Muzindutsi, jangka pendek RHC bahwa pengeluaran
Paul-Francois dan jangka rumah tangga di
(2017) panjang antara Variabel Ghana sebagian
variabel independen : besar didorong oleh
Macroeconomi makroekonomi tingkat inflasi, perubahan tingkat
c Determinants yang dipilih nilai tukar riil, harga dan memiliki
of Household dan konsumsi dan pendapatan efek riak pada
Consumption rumah tangga riil pendapatan riil dan
Expenditure in di Ghana. nilai tukar riil.
Ghana: A Metode : Model
Multivariate VAR dan
Cointegration pendekatan
Approach kointegrasi
Johansen
5. Yanti, Zella Untuk Variabel Jumlah anggota
dan Murtala menganalisis dependen : keluarga dan
(2019) Pengaruh konsumsi rumah tingkat pendidikan
Pendapatan, tangga berpengaruh positif
Pengaruh Jumlah dan signifikan
Pendapatan, Keluarga Variabel terhadap konsumsi
Jumlah Anggota dan independen : pada rumah tangga
Anggota Jenjang pendapatan, konsumsi di kota
Keluarga dan Pendidikan jumlah anggota Lhokseumawe
Tingkat Konsumsi keluarga, dan
Pendidikan Rumah Tangga tingkat
Terhadap di Muara pendidikan
Konsumsi Distrik Dua
Rumah Tangga Metode : regresi
di Kecamatan linier berganda
Muara Dua
Kota
Lhokseumawe
6. Gusti Ayu Untuk Variabel Pengeluaran ibu
Putu Reny, mengetahui dependen : rumah tangga
Kurniawati pengaruh pengeluaran ibu petani dan buruh
dan Sudiana, I pendapatan rumah tangga tani dipengaruhi
Ketut (2015) rumah tangga, petani dan buruh secara signifikan
tingkat tani oleh variabel
Analisis pendidikan, pendapatan rumah
Beberapa jumlah Variabel tangga, tingkat
21
Faktor Yang tanggungan independen : pendidikan, jumlah
Mempengaruhi rumah tangga pendapatan tanggungan rumah
Pengeluaran dan intensitas rumah tangga, tangga dan
Ibu Rumah adat terhadap tingkat intensitas adat.
Tangga di pengeluaran pendidikan, Berdasarkan hasil
Desa Tajen ibu rumah jumlah analisis regresi
Kabupaten tangga petani tanggungan linier berganda
Tabanan dan buruh tani rumah tangga diperoleh bahwa
di Desa Tajen dan intensitas pendapatan rumah
Kecamatan adat tangga, tingkat
Penebel pendidikan dan
Kabupaten Metode : regresi jumlah tanggungan
Tabanan linier bergandan rumah tangga
berpengaruh positif
terhadap
pengeluaran rumah
tangga

2. Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini, terdiri dari variabel independen dan

dependen. Variabel indpenden terdiri dari pendapatan, jumlah anggota

keluarga, tingkat pendidikan dan pinjaman bank. Sedangkan variabel

dependen yaitu konsumsi rumah tangga.

Besar kecilnya pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi

konsumsi yang mereka lakukan. Pengeluaran konsumsi yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan di dalam rumah tangga tersebut. Semakin

tinggi pendapatan maka konsumsinya juga akan meningkat.

Dalam menentukan pengeluaran rumah tangga juga dapat

dilihat dari tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya

maka tingkat konsumsi akan semakin tinggi juga. Hal tersebut terjadi

karena seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan lebih mudah


22
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dimana semakin baik

pekerjaan maka semakin tinggi pendapatannya sehingga pengeluaran

konsumsi juga semakin besar dan sebaliknya.

Jumlah anggota keluarga juga menjadi pengaruh pengeluaran

konsumsi rumah tangga, dimana semakin banyak jumlah keluarga

yang tinggal dalam satu atap maka kebutuhan konsumsi juga akan

meningkat dan jumlah kredit bank juga dapat menjadi penentu dalam

konsumsi rumah tangga. Ketika jumlah kredit bank besar, maka

konsumsi juga akan semakin naik. Kerangka teoritis dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Pendapatan
(X1)

Jumlah Anggota
Keluarga
(X2) Konsumsi Rumah
Tangga
Tingkat (Y)
Pendidikan
(X3)

Jumlah Kredit
Bank
(X4)

23
Keterangan :

: Secara Parsial

: Secara Simultan

3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam

bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Sehingga hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

termasuk jawaban empiris dengan data. Berikut hipotesis yang

diajukan untuk penelitian ini, yaitu :

H01 = Pendapatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

konsumsi rumah tangga

H1 = Pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi

rumah tangga

H02 = Jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga

H2 = Jumlah anggota keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap

konsumsi rumah tangga

24
H03 = Tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga

H3 = Tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap

konsumsi rumah tangga

H04 = Tingkat jumlah kredit bank tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga

H4 = Tingkat jumlah kredit bank berpengaruh secara signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian pada hakekatnya adalah metode ilmiah dalam

memperoleh data untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal

tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara

ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono, 2009:7). Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode

ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian bersifat numerik

dan analisisnya bersifat statistik. Menurut Sugiono (2013) penelitian

kuantitatif yaitu metode penelitian yang penyajian datanya didominasi

dalam bentuk angka dan analisis data yang digunakan bersifat statistic

yang digunakan untuk menguji hipotesis.

Data kuantitatif terdiri dari data pendapatan jumlah anggota

keluarga, tingkat pendidikan, jumlah kredit bank dan konsumsi rumah

tangga di Desa Kemutug Lor. Data dalam penelitian ini digunakan dengan

menggunakan regresi linier berganda. Regresi linier berganda ini

merupakan salah satu pengujian statistik yang digunakan apabila variabel

bebas lebih dari satu. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini

menggunakan bantuan Eviews 9. Adapun formula yang digunakan dalam

persamaan umum regresi linier berganda yaitu :

26
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Dimana :

Y = Konsumsi Rumah Tangga

a = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Pendapatan

X2 = Jumlah Anggota Keluarga

X3 = Tingkat pendidikan

X4 = Jumlah Kredit Terhadap Bank

e = Error term

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kemutug Lor Kecamatan

Baturraden Kabupaten Banyumas.

C. Populasi Dan Sampel

Menurut Sugiyono (2015 : 135) mendefinisikan populasi sebagai

“Dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah wilayah generalisasi yang

meliputi : objek atau subjek yang dengan jumlah dan karakteristik tertentu

yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh

masyarakat di Desa Kemutug Lor. Namun jumlah populasi dalam

penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Menurut Sarwono (2011:37),

27
untuk menentukan jumlah yang populasinya terlalu besar maka digunakan

rumus cochran sebagai berikut dengan asumsi p = 0,5 yaitu tingkat

kepercayaan sebesar 95% dan presisi ±10% :

𝑍2 𝑃𝑞
𝑛 = 2
𝑒
(1,96)2 (0,5)(0,5)
= = 96
(0,1)2

Keterangan :

n : ukuran sampel yang diperlukan

Z2 : harga dalam kurva normal untuk simpangan 5%, dengan nilai 1%

P : peluang benar 50%

q : peluang salah 50%

e : tingkat kesalahan sampel

Menurut Sugiyono (2015:116), sampel dapat didefinisikan sebagai

berikut : “Bagian dari jumlah dan ciri – ciri yang dimiliki dari populasi

tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel

random sampling dimana anggota populasi yang ditemui dan memenuhi

kriteria sebagai sampel sebanyak 96 orang maka anggota populasi tersebut

adalah sampelnya.

28
D. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumsi rumah tangga di Desa Kemutug Lor. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan

data yang di kumpulkan langsung di lapangan. Data primer diperoleh

melalui penyebaran kuisioner ke masyarakat Desa Kemutug Lor untuk

mendapatkan data-data konkrit guna dijadikan sebagai bahan penulisan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu hal yang sangat penting

dalam penelitian, karena data dapat digunakan untuk menguji hipotesis

yang telah dirumuskan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Merupakan suatu pengamatan yang dilakukan secara langsung

terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini adalah masyarakat

Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.

2. Kuisioner

Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara

menyebar angket (daftar beberapa pertanyaan) kepada responden yang

menjadi sampel dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi

responden adalah masyarakat Desa Kemutug Lor, Kecamatan

Baturraden.

29
3. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-

cakap dan bertatap muka dengan orang yang memberikan keterangan

kepada peneliti. Dalam hal ini yang menjadi narasumber adalah

masyarakat Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Konsumsi (Y)

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi

atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa dalam rangka

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pola konsumsi dihitung dari total

pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi bahan makanan dan non

makanan selama sebulan. Satuan ukuran yang dipakai merupakan

rupiah.

2. Pendapatan (X1)

Pendapatan adalah hasil kerja yang diperoleh masing masing

kepala keluarga dalam rumah tangga. Pendapatan yang diperoleh

merupakan pendapatan yang sudah siap untuk dibelanjakan.

Pendapatan dapat diperoleh dengan menghitung pendapatan rumah

tangga dalam sebulan. Satuan ukuran yang dipakai merupakan rupiah.

30
3. Jumlah Anggota Keluarga (X2)

Jumlah Anggota keluarga merupakan jumlah orang yang

tinggal dalam satu keluarga. Satuan ukuran yang dipakai merupakan

orang.

4. Tingkat Pendidikan (X3)

Tingkat pendidikan merupakan tingkat pendidikan terakhir

yang pernah diikuti oleh anggota keluarga yang sudah bekerja. Satuan

ukuran yang dipakai merupakan tahun.

5. Jumlah Kredit Bank (X4)

Jumlah kredit bank merupakan jumlah pinjaman terhadap bank

selama satu bulan yang dipinjam oleh anggota keluarga. Satuan ukuran

yang dipakai merupakan rupiah.

G. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam suatu penelitian diperlukan untuk

melihat apakah data dalam penelitian mempunyai distribusi

normal. Distribusi normal dapat diketahui melalui perbandingan

antara nilai Prob Jb dengan chi square. Hasil penelitian untuk uji

normalitas di simpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal

yang terlihat bahwa grafik histrogram dapat membentuk pola

distribusi simetris, dengan demikian maka dinyatakan residual

31
terdistribusi normal. Disisi lain residual terdistribusi normal juga

dapat dilihat pada perbandingan nilai Prob JB <Χ2 (chi-square)

tabel.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah salah satu pengujian di dalam

asumsi klasik yang berguna untuk melihat apakah variabel-variabel

independen di dalam penelitian terdapat hubungan atau

tidak.(Ghozali, 2011)mengatakan bahwa suatu regresi yang baik

tidak memiliki hubungan di antara variabel-variabel bebasnya.

Ketentuan ada atau tidaknya hubungan pengganggu antar variabel

independen apabila nilai sel antar variabel berada di bawah 0,8.

c. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya

korelasi yang terjadi antar pengamatan dalam penelitian. Untuk

mengetahui adanya suatu kesalahan yang terjadi antar pengamatan

dapat di gunakan uji White dengan melakukan perbandingan nilai

R-Squared dan ChiSquare tabel. Jika nilai Obs*R-squared > X2

(chisquare) tabel, maka tidak lolos dari uji heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Secara Parsial

Uji secara parsial dipakai untuk mengambil kesimpulan

atas penelitian yang menunjukkan ada atau tidak adanya pengaruh

yang di berikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

32
Keputusan yang dipakai untuk pengujian secara parsial adalah

sebagai berikut :

 Jika nilai t hitung > t tabel dan nilai sig. < 0.05 maka semua

variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

 Jika nilai t hitung > t tabel dan nilai sig. ≥ 0.05 maka semua

variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

b. Uji Secara Simultan

Pengujian secara serempak digunakan untuk mengetahui

adanya pengaruh secara serentak dari variabel bebas terhadap

variabel terikatnya dengan keputusan sebagai berikut :

 Jika nilai F hitung > F tabel dan nilai sig. < 0.05 maka semua

variabel bebas secara serentak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

 Jika nilai F hitung > F tabel dan nilai sig. ≥ 0.05 maka semua

variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

c. Koefisien Korelasi (R) Dan Determinasi (R2)

 Korelasi (R)

Koefisien Korelasi (R) adalah untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen berpengaruh kuat secara positif atau berpengaruh

33
kuat secara negatif. R terletak antara (-1 < R < 1). Adapun

kriteria pemanfaatan nilai R yaitu :

Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0.00 - 0.199 Sangat Rendah

0.20 - 0.399 Rendah

0.40 - 0.599 Sedang

0.60 - 0.799 Kuat

0.80 - 1.00 Sangat Kuat

 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui

besarnya kemampuan variabel independen secara bersama-

sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen yang di

tunjukkan oleh nilai R2 berada diantara 0-1. Semakin besar

nilai R2 maka semakin besar variasi variabel dependen.

34
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Banyumas. (n.d.). Banyumaskab.bps.go.id. Retrieved October 3,

2022, from https://banyumaskab.bps.go.id/subject/5/konsumsi-dan-

pengeluaran.html

Felna, T. A., & Pratomo, W. A. (2013). ANALISIS PERMINTAAN KREDIT

PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR.

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1428239&val

=4119&title=ANALISIS%20PERMINTAAN%20KREDIT%20PADA%2

0USAHA%20MIKRO%20DAN%20KECIL%20DI%20KECAMATAN%

20MEDAN%20JOHOR

Fielnanda, R., & Sahara, N. (2018). POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA

NELAYAN DI DESA MENDAHARA ILIR KEC. MENDAHARA

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. ILTIZAM Journal of

Sharia Economic Research, 2(2), 89.

https://doi.org/10.30631/iltizam.v2i2.171

Hanum, Nurlaila. “Analisis Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku Konsumsi

Mahasiswa Universitas Samudra Di Kota Langsa.” Jurnal Samudra

Ekonomika, vol. 1, no. 2, 15 Nov. 2017, pp. 107–116,

ejurnalunsam.id/index.php/jse/article/view/325/251, 10.1234/jse.v1i2.325.

Accessed 15 Oct. 2022.

Komalawati, Romdon, A. S., & Saidah, Z. (2021). Factors Affecting Consumption

Households in Indonesia: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi

35
Rumah Tangga Di Indonesia. Jurnal Prodi Agribisnis, 2(2), 1–11.

https://jurnal.uss.ac.id/index.php/kaliagri/article/view/246

Kompasiana.com. (2021, July 7). Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat di Era

Pandemi Covid-19. KOMPASIANA.

https://www.kompasiana.com/afindacitra/60e532531525102576753

Wardiyah Puji Lestari. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA PNS GURU SD

DI KECAMATAN KOTAANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO.”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, vol. 4, no. 2, 2015,

jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/2827/2536. Accessed 24

Nov. 2022.

36

Anda mungkin juga menyukai