Anda di halaman 1dari 1

Nama : Putri Lestari

NIM : C1A020072
Materi : Kebudayaan dan Masyarakat
Tugas Pengantar Sosiologi

Tanah cita – cita merupakan salah satu film dengan penyuguhan yang terletak di salah satu
wilayah di Kabupaten Bima. Film tersebut digambarkan kebudayaan wilayah tersebut yang
terbilang masih tradisional. Desa tersebut kedatangan seorang perempuan bernama Cita yang
berasal dari Jakarta datang ke Bima untuk mengabdi sebagai guru. Namun metode
pembelajaran guru Rayhan berbeda dengan metode pembelajaran guru Cita yaitu dengan
mengajak murid untuk belajar diluar ke hutan, ladang dan tempat lainnya untuk belajar
banyak hal. Namun metode tersebut ditentang oleh guru Cita. Setelah melihat hasil
pembelajaran di luar, guru Cita hanya terdiam karena siswa lebih mudah dalam memahami
pelajaran yang disampaikan melalui interaksi langsung di alam. Seperti cuplikan ketika
belajar mengenai klorofil dan fotosintesis langsung dari mengumpulkan dan mengamati
dedaunan di hutan dengan berbagai warna daun kemudian guru Rayhan menjelaskan arti dari
masing-masing warna daun tersebut yang mudah dipahami oleh murid dan Bima salah satu
murid yang dapat menjelaskan tentang warna daun yang dikumpulkannya dengan mudah dan
benar. Akan tetapi, metode pembelajaran tersebut juga ditentang oleh kepala desa dan
beberapa warga sekitar karena sudut pandang masyarakat akan pendidikan dan sekolah
dimana hal tersebut hanya dipandang sebelah mata. Banyak orang tua yang tidak terlibat
dalam mengajarkan pengetahuan pada anaknya sebab hal itu dianggap tugas dari guru bukan
tugas orang tua. Hal tersebut tentu tidak membuat guru Rayhan menyerah dan terus
menunjukkan hasil dari metode pembelajarannya lewat pemahaman murid yang lebih baik
daripada hanya belajar di dalam kelas. Selain metode pembelajaran yang unik, film tanah
cita-cita juga menyajikan beberapa budaya di wilayah tersebut seperti bela diri Gantao yang
dilakukan sebagai sarana para murid dalam belajar berhitung. Ada juga cuplikan yang
memperlihatkan ibu-ibu di Bima yang sedang menenun tembe yang merupakan kain tenun
khas Bima, biasanya digunakan sebagai sarung atau dipakai untuk rimpu oleh kaum
perempuan Bima sebagai penutup kepala sekaligus penanda status pernikahannya di
masyarakat atau biasa disebut Rimpu Colo dan Rimpu Cili. Selain bela diri Gantao dan kain
tenun khas Bima, film tersebut juga menyajikan cuplikan salah satu tradisi wilayah tersebut
yaitu Paco Jara atau pacuan kuda. Paco jara merupakan pacuan tradisional khas suku Bima
yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, biasanya menggunakan kuda sumbawa. Dalam film
tersebut guru Rayhan mengizinkan Bima menaiki kuda ke sekolah dan berlatih berkuda untuk
mengikuti lomba pacuan hingga memenangkan lomba tersebut. Dengan adanya tekad dan
keberanian dari guru Rayhan dalam menerapkan metode pembelajaran yang unik serta
ditentang berkali kali oleh orang tua murid, hal tersebut memberikan hasil yang kemudian
membuat orang tua murid menerima perubahan metode pembelajaran sesuai dengan
perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai