Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

“USULAN SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN SEKOLAH


DASAR JARAK JAUH MATAWAI PANDANGU KABUPATEN
SUMBA TIMUR”

SD JARAK JAUH DESA MATAWAI PANDANGU, KECAMATAN HAHARU,


KABUPATEN SUMBA TIMUR - NTT
A. Latar Belakang dan Permasalahan
Berbagai
permasalahan seringkali
menghambat peningkatan
mutu pendidikan nasional,
khususnya di desa-desa
terpencil, dimana jarak dan
aksesibilitas sangat tidak
mendukung pemerataan pendidikan di Indonesia. Masih banyak sekali dijumpai kondisi
dimana anak-anak belum terlayani pendidikannya dengan baik, hal ini turut
menyumbang tingginya angka putus sekolah, ditambah lagi masalah kekurangan guru,
dan kesejahteraan guru yang tidak mencukupi. Sarana dan prasarana yang belum
memadai. Itulah beberapa fakta-fakta yang menghiasi wajah pendidikan kita di desa
terpencil. Hal tersebut juga terjadi di Sekolah Dasar Jarak Jauh di Desa Matawai
Pandangu di Kecamatan Haharu – Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sebelum sekolah ini didirikan tahun 2017 dengan jumlah murid sekarang total 22
orang yang terdiri dari kelas 1 dan 2. Sebelumnya, murid-murid sekolah di sekolah induk
yaitu SD Masehi Mbatapuhu yang jaraknya 20km dari Desa Matawai Pandangu, selalu
banyak laporan soal persentase kehadiran murid-murid di SD Matawai Pandangu yang
sangat kecil. Mereka hanya masuk sekali atau dua kali dalam seminggu, sangat jarang
hadir di kelas bahkan untuk tiga kali dalam seminggu. Selain itu, tidak sedikit pula anak-
anak yang sesampainya di sekolah pingsan karena kelelahan dalam perjalanan menuju
sekolah, bahkan mereka seringkali berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu karena
budaya sarapan masih belum lazim pada sebagian masyarakat Pulau Sumba ini, terlebih
lagi berangkat ke sekolah tanpa dibekali air minum sementara perjalanan yang dilalui
sangat jauh dan kondisi panas Sumba yang sangat menyengat.

Melihat persentase kehadiran yang sangat kecil, akhirnya pihak sekolah


memutuskan untuk membuat sekolah jarak jauh pada tahun 2017 dan kemudian ada
satu guru yang bersedia untuk mengajar di sekolah darurat tersebut selain mengajar di
sekolah induk juga. Jadwal mengajar yang padat dan tempat tinggal yang jauh dari
sekolah darurat membuat kelas hanya diadakan sebanyak tiga kali seminggu. Namun,
beberapa bulan kemudian, ada warga lokal yang lulusan SMA mulai membantu
mengajar di sekolah darurat tersebut sehingga jadwal belajar para siswa adalah setiap
hari dari Senin hingga Minggu.

Secara finansial, gaji guru honorer tersebut juga tidak pasti dan sangat minim.
Hanya berupa pungutan dari orangtua siswa, itu pun tidak semua mampu membayar di
waktu yang tepat. Selain itu, secara fisik bangunan kelas pun sangat mengkhawatirkan.
Satu bangunan hasil swadaya masyarakat berupa lantai tanah, dinding gedeg dan atap
ilalang yang kemudian dibagi menjadi ruangan kelas 1 dan 2 dengan kondisi kursi dan
meja yang tidak sesuai dengan standar belajar dan jumlah yang terbatas. Tidak ada
fasilitas lain di ruangan selain papan tulis kapur. Media belajar yang terbatas juga
menjadi kendala dalam mengajar.
B. Profil Daerah/Sekolah
Desa : Matawai Pandangu
Kecamatan : Haharu
Kabupaten : Sumba Timur
Provinsi : Nusa Tenggara Timur

Kondisi Geografis
Secara administratif Desa Matawai Pandangu berada di Kecamatan Haharu ini
berada pada ketinggian 50 – 150 meter diatas permukaan laut dengan morfologi
dataran yaitu didominasi oleh perbukitan. Perkampungan tidak tersentralisasi namun
menyebar di garis-garis kontur. Sama seperti umumya daearah-daerah di Sumba Timur
yaitu memiliki intensitas curah hujan yang rendah. Dalam satu tahun hanya terdapat 3
atau 4 bulan musim hujan sedangakan sisanya yaitu musim kemarau. Sekeliling desa
dikelilingi bukit dan sabana dan minim tanaman.

Desa ini belum dapat suplai listrik, beberapa rumah hanya mendapat tenaga
listrik dari solar panel kecil yang biasanya hanya cukup untuk menyalakan dua lampu
bertegangan rendah saja. Penduduk desa harus mengambil air dari lembah yang
jaraknya 3 kilo. Belum ada perlakuan khusus untuk mengalirkan air dari sungai ke
perkampungan.

Akses ke lokasi
Titik awal adalah Bandara Soekarno-Hatta tujuan Waingapu, Sumba Timur (Bandara
Umbu Mehang Kunda)
Jakarta  Bali waktu tempuh 2 jam biaya relatif
Bali  Waingapu waktu tempuh 1 jam 30 menit biaya relatif
Waingapu Kampung Matawai Pandangu dengan menggunakan kendaraan pribadi
(tidak tersedia transportasi umum) waktu tempuh 3 jam

Tujuan ke Matawai Pandangu


Sewa mobil gardan ganda dengan waktu tempuh 3 jam kecepatan 80 km/jam
dengan tarif Rp 1.500.000 untuk sewa sehari. Akses ke Matawai Pandangu 60%
merupakan jalan aspal sementara sisanya yaitu jalan kapur berbatu besar dengan
medan yang curam.
Sekolah Dasar
Lokasi sekolah jarak jauh ini berada di Desa Matawai Pandangu. Jumlah siswa
tahun 2017 adalah 22 orang dengan jam belajar mulai pukul 7 pagi hingga selesai. SD ini
memiliki 1 ruang kelas yang digunakan untuk ruang kelas 1 dan 2 dalam satu ruangan.
Lantai ruangan di SD Matawai Pandangu masih berupa tanah. Meja dan kursi banyak
yang tidak layak pakai, beberapa meja dan kursi adalah sisa dari sekolah induk yaitu SD
Masehi Mbatapuhu yang sudah tidak dipakai dan ada sebagian yang dibuat oleh warga
setempat. Terdapat 1 whiteboard di kelas. Masih banyak siswa yang ke sekolah hanya
menggunakan sendal dan seragam yang tidak lengkap (ada yang hanya punya seragam
merah-putih atau hanya seragam pramuka), seragam olahraga masih sangat dibutuhkan
begitu juga dengan prasarana olahraga lainnya.

Foto 1. Sekolah tampak depan


Foto 2. Murid SD Matawai Pandangu

Foto 3. Kondisi di dalam kelas


Foto 4. Kondisi di dalam kelas

Foto 5. Kondisi geografis kampung


Foto 6. Murid kelas 1 sedang belajar
C. Perkiraan Pelaksanaan
Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat : SD MATAWAI PANDANGU

D. Usulan Kegiatan dan Pihak yang Terlibat


1. Penambahan jumlah buku pengetahuan di SD sasaran.
2. Pengadaan lemari serta bangku dan meja belajar.
3. Penambahan prasarana ekstrakulikuler dan olahraga seperti bola kaki, bola voli,
badminton, catur, dll.
4. Pengadaan media pembelajaran seperti poster belajar, angka dan huruf, dan media
lainnya.
5. Pemberian buku, alat tulis, seragam dan sepatu bagi murid-murid.
6. Pemberian seragam layak pakai untuk murid dan juga untuk tiga orang guru (dua
laki-laki dan satu perempuan).
7. Perenovasian 2 ruangan kelas dan penambahan 1 kelas lagi untuk keals tiga,
pengadaan perpustakaan, mess guru dan kamar mandi.
8. Memberi tambahan pendapatan bagi guru.
9. Penambahan buku penunjang untuk program “Taman Baca” yang akan dilaksanakan
di perpustakaan dan ruangan guru.
E. Profil Penanggung Jawab Kegiatan
Nama : Nofi Kristanti Ndruru
Lahir : Sibolga, 24 Nopember 1993
CP : 085223446734

Alumni Departemen Pendidikan


Gegrafi Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung angkatan 2011,
sebelumnya bekerja menjadi guru di
salah satu sekolah swasta di
Bandung. Kemudian memutuskan
untuk keluar dari pekerjaan tersebut
karena ingin focus untuk persiapan
kuliah di tingkat selanjutnya. Namun,
ketika proses mengejar cita-cita tersebut, yang bersangkutan memutuskan untuk menundanya
dulu dikarenakan dalam perjalanannya ketika menghampiri Sumba dan sekolah-sekolah yang
terpencil disana dan berniat untuk tinggal lebih lama lagi di pulau tersebut. Yang bersangkutan
tidak terikat ataupun terlibat dengan program-program yang diadakan dari berbagai macam
yayasan ataupun LSM, apa yang dilakukan murni merupakan keinginan pribadi dan kantong
pribadi untuk berbuat sesuatu bagi pendidikan di Sumba. Selama di Sumba yang bersangkutan
bekerja sebagai tutor pada mata pelajaran Bahasa Inggris di hari dan jam tertentu, namun
selebihnya dihabiskan untuk mendatangi sekolah-sekolah terpencil dan membawakan barang-
barang yang di donasikan oleh kerabat ataupun temannya yang dikampanyekan melalui Sosial
Media. Hari selain hari mengajar dihabiskan di Taman Belajar dan Taman Baca di beberapa
tempat yang diprakarsai mandiri bersama teman seperti Taman Belajar Hambilla Mbatakapidu,
Taman Belajar Laipinu dan Taman Belajar Kamalapia.

“Kau hidup dengan menikmati nikmat pemberian dari Yang Maha, masakan tidak kau mau
untuk hidup memberi dengan sesamamu?” – Nofi Kristanti Ndruru -

RENCANA ANGGARAN BELANJA SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN SD JARAK JAUH


MATAWAI PANDANGU DESA MBATAPUHU TAHUN 2018
NO JENIS BANTUAN JUMLAH HARGA SATUAN HARGA TOTAL
FASILITAS PENUNJANG PROSES BELAJAR
1. SERAGAM OLAHRAGA 22 PASANG Rp 105.000,- Rp 2.310.000,-
MURID (beli di tanah abang
kemudian di sablon Ongkir
terpisah) Rp 700.000,-
2. SERAGAM OLAHRAGA 3 PASANG Rp 125.000,- Rp 375.000,-
GURU
3. SERAGAM PRAMUKA 22 PASANG Rp 85.000,- Rp 1.870.000,-
4. BOLA KAKI 1 Rp 450.000,- Rp 450.000,-
5. BOLA VOLI 1 Rp 350.000,- Rp 350.000,-
6. NET 1 Rp 200.000,- Rp 200.000,-
7. TAS SEKOLAH 22 Rp 75.000,- Rp 1.650.000,-
8. SEPATU 22 PASANG Rp 125.000,- Rp 2.750.000,-
9. BUKU PENUNJANG Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,-
BELAJAR
10. MEDIA PEMBELAJARAN Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
10. BUKU MEWARNAI Rp 250.000,- Rp 250.000,-
11. BUKU GAMBAR Rp 250.000,- Rp 250.000,-
12. PENSIL WARNA 22 KOTAK Rp 15.000,- Rp 110.000,-
13. LEMARI DESAIN KHUSUS 1 BUAH Rp 2.200.000,- Rp 2.200.000,-
(TERDIRI DARI 5 RAK
YANG DAPAT DIBUKA
LEBAR DAN DITUTUP
DENGAN DILIPAT)
14. MEJA KURSI 13 SET Rp 550.000,- Rp 7.150.000,-
15. PAPAN TULIS 2 Rp 250.000,- Rp 500.000,-
16. KAOS KAKI 22 PASANG Rp 10.000,- Rp 220.000,-
17. TOPI 22 Rp 10.000,- Rp 220.000,-
18. DASI 22 Rp 5.000,- Rp 110.000,-
TOTAL Rp 24.665.000,-

GEDUNG SEKOLAH
1. SEMEN 40 SAK Rp 75.000 Rp 3.000.000,-
2. PASIR 2 RET Rp 500.000,- Rp 1.000.000,-
3. KERIKIL 2 RET Rp 500.000,- Rp 1.000.000,-
4. AIR 3 TANGKI Rp 500.000,- Rp 1.500.000,-
(UNTUK PROSES
PEMBANGUNAN,
DIKARENAKAN LOKASI
SULIT AIR)
5. SENG 100 LEMBAR Rp 50.000,- Rp 5.000.000,-
6. KAYU USUK (TIANG) 25 TIANG Rp 50.000,- Rp 1.250.000,-
7. PERALATAN Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,-
PERTUKANGAN
(SEKOP, SENDOK SEMEN,
PAKU, KAWAT, GERGAJI,
BESI UNTUK PONDASI,
DLL)
8. BIAYA ANGKUT Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,-
TOTAL Rp 16.750.000,-
TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 41.415.000,-

Anda mungkin juga menyukai