Anda di halaman 1dari 7

Potret Karakteristik Peserta Didik di SMP NEGERI 03 Bantul

Yeyen Yulianty Puspita /1900006021 / Pendidikan Matematika / FKIP

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu aspek penting yang ada dalam kehidupan hita
sekarang. Pendidikan juga sebagai tonggak bagaimana nantinya generasi kita atau
kedepan nya akan terbentuk menjadi penerus bangsa yang akan melanjutkan
kehidupan dimasa yang akan datang. Secara ringkas pendidikan juga sebagai
usaha untuk membantu para peserta didik dalam mengembangkan seluruh
potensinya (hati, pikir, rasa,dan karsa serta raga) untuk menghadapi masa
depan.Sekolah menjadi tempat dimana kita akan mencari ilmu pengetahuan dan
belajar dari pengalaman yang di dapat, disekolah juga kita dapat mengembangkan
keterampilan atau bakat yang dimiliki.

SMP N 3 Bantul adalah salah satu sekolah SMP Negeri yang berada di
daerah Yogyakarta. SMP N 3 Bantul ini unggul di beberapa bidang, mulai dari
bidang akademik maupun non akademik. Kegiatan yang unggul di SMP N 3
Bantul mulai dari tingkat kabupaten hingga tingkat nasional, prestasi pada tingkat
kabupaten pernah meraih juara 1 di bidang “Pustakawan Berprestasi” pada tahun
2018 dan juga meraih juara 1 pada tingkat provinsi dan juara 2 pada tingkat
nasional. SMP N 3 Bantul juga meraih prestasi dalam bidang ” Peserta BIMTEK
Perlindungan Tenaga Pendidik” dengan hasil yang dicapai 5 terbaik dalam tingkat
nasional pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 SMP N 3 Bantul juga mendapat
prestasi di cabang “Indonesia Poomsae Championship” dengan meraih juara 1
pada tingkat nasional dan masih banyak lagi prestasi-prestasi yang di raih SMP N
3 Bantul ini.

SMP N 3 Bantul memiliki kultur sekolah yang sangat baik, pihak sekolah
melaksanakan kegiatan 3S (Seyum Sapa Salam) yang sangat di anjurkan ketika
siswa bertemu teman, guru atau warga sekitar, penggunaan seragam sekolah di
SMP N 3 Bantul ini juga sesuai dengan jadwal hari-hari nya. Sekolah ini juga
mewajibkan untuk siswanya menjaga kebersihan lingkungan, menjaga ketenangan
sekolah dan juga menganjurkan siswanya untuk memanfaatkan waktu dengan
mengikuti kegiatan kokulikuler dan ektrakulikuler yang ada disekolah. Mengikuti
kegiatan disekolah juga membantu siswa untuk meningkatkan kreaktivitas dan
keterampilan yang diminati. Sekolah juga menciptakan suasana sekolah yang
tenang dan nyaman agar para siswanya tidak merasa bosan ketika berada
disekolah baik ketika pembelajaran di kelas maupun di luar kelas misalnya
mengikuti ektrakulikuler.

Visi dan Misi SMP N 3 Bantul mengacu pada tujuan dan visi Dinas
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul yang mana tujuan pendidikan Dinas
Pendidikan Dasar Kabupaten berisi meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Sehingga Visi dari SMP N 3 Bantul yaitu “ Displin,
Berprestasi, Berakhlak Mulia dan Bertaraf Nasional”. Misi dari SMP N 3 Bantul
yakni “ Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa,
Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan,
Melaksanakan upaya untu menningkatkan budi pekerti yang mencerminkan
karakter indonesia, dan Menumbuh kembangkan sikap sadar lingkungan dalam
pembiasaan dan pembelajaran berkelanjutan” dengan ini SMP N 3 Bantul sangat
mengutamakan yang terbaik untuk para siswanya dan menjadikan siswanya
berakhlak mulia.

Ektrakulikuler dan kokurikuler di SMP N 3 Bantul sudah banyak menghasilkan


prestasi dengan adanya kegiatan di atas itulah para siswa dapat memanfaatkan dan
mengembangkat bakat dan minat mereka. Banyak kegiatan kokulikuler yang
dilaksanakan mulai dari study tour ke museum dan tempat-tempat bersejarah
lainnya, yang memberikan banyak ilmu dan pengetahuan bagi siswanya. Selain
kegiatan study tour ada pula di SMP N 3 Bantul ini kokulikuler kegiatan
keagamaan yakni dengan bertadarus mengaji bersama-sama sebelum di mulainya
pembelajaran dikelas, melakukan shlat dhuha,dzhur, dan ashar berjamaah. Dengan
adanya kegiatan keagamaan ini dapat melancarkan siswa SMP N 3 Bantul dalam
melafalkan ayat suci al-quran. Untuk kegiatan ektrakulikuler di SMP N 3 Bantul
memiliki 18 kegiatan yang dapat di ikuti siswa sesuai bakatnya, ektrakulikuler ini
juga salah satu nilai tambahan untuk siswa karena dengan mengikuti kegiatan
ektrakulikuler guru dapat menilai bahwa siswa ini sangat memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik. Ketika siswa mengikuti ektrakulikuler di sekolah tidak
akan ada waktu siswa yang terbuang sia-sia dan ini juga sudah melalui izin dari
orang tua masing-masing siswa.

Inilah cerita singkat mengenai SMP N 3 Bantul yang menarik dan memiliki
banyak gudang prestasi dibidang apa pun, walaupun SMP N 3 Bantul ini termasuk
sekolah yang masih jauh dari perkotaan, namun SMP N 3 Bantul terus berusaha
menunjukkan bahwa sekolah ini maju di bidang akademik maupun non akademik.
Mulai dari kultur sekolah yang baik, memiliki visi dan misi yang banyak tujuan
pencapaian , kegiatan kokulikuler dan ektrakulikuler yang membawa siswa
menuju kemenangan mencapai prestasi dan membawa nama baik SMP N 3
Bantul. Memiliki guru-guru yang berpengalaman baik dalam bidang akademik
maupun non akademik, guru yang tidak pernah kenal lelah untuk mengajarkan
siswa nya dalam meraih sebuah prestasi. Tidak hanya guru yang ada di SMP N 3
Bantul tetapi seluruh guru di dunia ini yang sangat-sangat berjasa dan luar biasa
bagi kami para peserta didik yang sedang mencari ilmu pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman untuk di jadikan pembelajaran di kehidupan kelak nanti
menjadi seorang guru dan memiliki anak didik yang harus di didik dengan sebaik-
baiknya.

Pembahasan

Mengenai karakteristik peserta didik secara umum yakni karakter yang dibawa
secara individu yang di bawa sejak ia lahir yang dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin maupun latar belakang keluarga. Karakter ini tersusun dari tiga bagian
yang saling terikat yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral,
karakter yang baik biasanya tersusun dengan pengetahuan tentang
kebaikan,keinginan terhadap kebaikan dan berbuat kebaikan. Namun,
karakteristik seseorang ini juga tergantung dari interaksi sosialnya kepada
lingkungan. Baik lingkungan keluarga, lingkungan rumah maupun lingkungan
sekolah. Lingkungan rumah adalah dimana karakter anak akan baru terbentuk dan
orang tualah yang pertama anak untuk mendapatkan pembelajaran mengenai
karakter mana yang baik dan harus di ikuti anak, maka orang tua juga harus fokus
dalam mendidik anak dirumah karena itulah yang akan berpengaruh saat anak
mulai beranjak remaja. Jika orang tua terledor maka hal apapun nantinya bisa
terjadi pada anak. Setelah itu anak akan beranjak untuk mulai belajar dan mencari
ilmu di sekolah nah di sekolah inilah siswa akan bertemu dengan guru-guru akan
mengajarkan siswa mengenai materi akademik maupun non akademik dan juga
membentuk bakat siswanya.

Di sekolah juga guru akan mengasah keterampilan yang di miliki seorang


peserta didik. Dan di SMP N 3 Bantul saya menemukan masalah yang
bersangkutan mengenai karakteristik peserta didik yang mana siswa di sekolah ini
masih ada siswa yang tertinggal kelas atau tidak naik kelas di karenakan karakter
yang siswa miliki tidak sesuai dan belum baik.

Setiap sekolah pasti memiliki tata tertib yang wajib di patuhi bagi seluruh
peserta didik di sekolah tersebut. Maka sebagai siswa di SMP N 3 Bantul sudah
seharus nya mengikuti dan menaati tata tertib dan larangan dari sekolah, namun
masih di temukan siswa yang tidak dapat mematuhi tata tertib di sekolah
walaupun ada hukuman tetapi tetap saja tidak jera. Mengapa seperti itu karena
siswa sudah tidak ada rasa takut terhadap sebuah hukuman, mungkin saat di
rumah ia sudah terbiasa melakukan kesalahan dan melakukan kesalahan terus
menerus namun tidak mendapat teguran dari orang tua nya. Masih banyak alasan
– alasan mengapa semua itu terjadi.
Pihak sekolah tidak dapat disalahkan dalam membentuk karakter anak sebab
sekolah hanya melanjutkan saja ketika salah maka harus di benarkan tapi tidak
untuk sekali teguran maka siswa akan merubah, tetapi itu semua tergantung dari
diri siswa bahwa ia harus berubah atau tidaknya. Permasalahan siswa tertinggal
kelas ini masih di rasakan di SMP N 3 Bantul, sebab ketika pembelajaran tatap
muka atau secara daring siswa tersebut melakukan kesalahan yang sama dan
sudah terlalu sering. Saat berlangsung nya pembelajaran daring guru selalu
membagikan link presensi karena tidak mungkin untuk presensi secara tatap
muka, saat presensi siswa tersebut sering tidak hadir dalam pembelajaran. Ketika
guru melakukan pembelajaran dengan zoom atau video call whatApp siswa itupun
tidak mengikuti pembelajarannya.

Tugas yang di berikan guru saat pembelajaran pun tidak pernah dikerjakan
atau di kumpulkan, sekolah juga pernah melakukan sistem ganjil genap yang
mana untuk kelompok ganjil di isi dengan siswa – siswa yang dia anggap susah
hadir dan tidak mengerjakan tugas saat daring. Ternyata ketika kelompok ganjil
masuk respon yang di dapat guru pun sama siswa – siswa tersebut tidak aktif di
kelas, malas - malasan saat di beri tugas diskusi, tidak ada pertanyaan mengenai
materi yang diberikan dan sangat terasa kelas tersebut hening. Untuk kelompok
genap di isi oleh siswa – siswi yang berprestasi atau yang aktif saat dikelas daring,
ternyata ketika pembelajaran tatap muka pun tidak seluruh siswa yang berprestasi
ini aktif saat merespon gurunya masih ada siswa juga yang hanya diam.

Permasalahan seperti ini juga terkait dengan karakter siswa – siswi itu
sendiri, mungkin ada siswa yang aktif saat pembelajaran daring karena saat daring
tidak terlalu sering melakukan zoom sehingga lebih percaya diri untuk bertanya
dengan guru. Ada pun siswa yang tidak aktif saat pembelajaran daring justru
ketika tatap muka ia lebih percaya diri. Saat – saat menghadapi kejadian ini guru
lah yang harus lebih aktif dan memahami apa dan bagaimana cara nya agar para
peserta didik nya mau dan memiliki keinginan kuat untuk belajar. Sistem
pembelajaran daring ini juga membuat para guru lebih memberikan kenyamanan
siswa nya saat di beri tugas, tugas yang diberikan pun jangan sampai membebani
siswa nya dan saat memberi nilai guru pun harus bisa melihat situasi yang di
alami peserta didik nya.

Sabar nya seorang guru adalah sabar terluas demi memberikan hal yang terbaik
untuk para peserta didik nya, tanpa adanya pinta balas jasa. Terkadang menjadi
guru itu memiliki keluh kesah yang tidak bisa guru sampaikan terus menerus dan
hanya bisa pendam dan di sembunyikan di depan siswa – siswa nya agar tidak
terlihat dan selalu ingin melihatkan bahwa guru – guru didepan seperti orang tua
kalian yang tak mengenal lelah juga. Tidak banyak yang di harapkan ketika
menjadi guru selain ingin siswanya cerdas guru juga ingin siswa nya memiliki
karakter yang lebih baik yang akan membawa mereka kelak sukses nantinya.
Walaupun siswa melakukan kesalahan atau ketika pembelajaran daring tidak
hadir untuk mengikuti, guru menegur tetapi mendapatkan respon seperti tidak
peduli. Ternyata, teguran sekali itu tidak cukup untuk siswa yang memilliki
karakter yang kurang baik. Siswa tersebut juga melakukan kesalahan ketika
sekolah tatap muka, melanggar tata tertib dengan merokok ketika berada
disekolah, memiliki sikap tidak disiplin, bandel dan sering tidak mengerjakan
tugas. Inilah yang membuat seorang guru harus bekerja keras untuk merubah
karakter seorang siswa, siswa yang sudah mengenal merokok sudah melewati
batas seharusnya menjadi seorang peserta didik apa lagi ketika melakukan
pelanggaran masih menggunakan seragam sekolah dengan name tag SMP N 3
Bantul.

Permasalahan seperti ini sering kali dijumpai dibeberapa sekolah di indonesia,


solusi untuk mengatasi nya pun masih sulit untuk di pecahkan terkecuali dari diri
sendiri siswa tersebut. Siswa yang melanggar tata tertib sekolah biasanya pula
sudah sering melakukan atau ia terpengaruh dari teman – temannya yang
mengajak siswa lain bergabung dalam sebuah geng pertemanan. Mengapa bisa
terbentuk sebuah geng di sekolah ya itu karena siswa di zaman sekarang merasa
jika membentuk sebuah geng pertemanan maka mereka di anggap terkuat dan bisa
menjadi kelompok yang suka memalak siswa dan siswi lainnya. Inilah buruk nya
karakter siswa di zaman sekarang yang mudah sekali untuk terpengaruh dalam
lingkungan yang buruk, guru bk atau guru – guru lainnya tidak mudah untuk
membubarkan sebuah geng pengkacau di sekolah seperti ini.

Maka di ambillah cara dengan tidak menaikkan atau tinggal kelas untuk siswa
yang memiliki karakter buruk, tetapi cara ini juga tidak selalu berhasil membuat
para siswa itu berfikir kadang kala siswa masih saja melakukan kesalahan yang
sama. Masih untuk malas masuk sekolah atau bolos sekolah mungkin orang tua
dari siswa tersebut tidak tahu atau justru sangat percaya bahwa anak nya
berangkat kesekolah padahal pada kenyataan nya siswa – siswa tersebut bolos
untuk sekolah. Terkadang sekolah juga telah melakukan banyak cara mungkin
dengan memberi surat panggilan kepada orang tua siswa yang bersangkutan tetapi
surat itu pun terkadang tidak sampai ke tangan orang tua siswa sebab anak yang
memiliki karakter buruk juga sangat pintar untuk melakukan keburukan yang
tidak di ketahui banyak orang. Dalam hal ini sekolah juga harus bekerja sama
dengan orang tua dan masyarakat untuk bekerja sama penuh dalam upaya
pembangunan karakter siswa.

Apa yang dapat dilakukan atau solusi dari permasalahan ini sebagai seorang
guru, yang pertama guru harus memahami terlebih dahulu bagaimana si karakter
siswa nya apakah ia memiliki emosi yang masih bisa di redam atau justru siswa
ini tidak bisa di redam emosinya. Setelah itu, guru dapat mencari tahu apa alasan
anak ini melakukan kesalahan yang sama, tidak masuk kelas, bolos sekolah,
merokok, tidak mengerjakan tugas atau yang lainnya. Sebagai guru memang
sudah di beri tugas untuk memiliki sabar tanpa batas lebih baik jangan memarahi
siswa tersebut atau membentak – bentak atau malah memukul siswa nya, sebab
ketika guru melakukan tindak kekerasan dan meninggalkan bekas luka di tubuh
siswa guru dapat di kenakan hukuman tindak kekerasan kepada anak di bawah
umur. Maka untuk permasalahan ini sebaik nya guru melakukan pendekatan buat
siswa ini percaya bahwa guru itu adalah orang tua kedua mereka dimana orang tua
yang dapat mendengarkan keluh kesah dari siswa – siswa nya. Lakukan
pendekatan juga dengan orang tua siswa sebab siswa yang nakal atau yang
memiliki karakter buruk tidak semua terpengaruh dari lingkungan teman, kadang
kala siswa tersebut melakukan tindakan buruk di karenakan ada problem dengan
kedua orang tua nya.

Setelah mendapatkan apa penyebab utama dari permasalahan ini, guru dapat
memberikan pengertian dan perhatian lebih kepada siswa nya. Tetapi jangan
sampai siswa lain melihat sikap guru nya ketika memberikan perhatian nya karena
ini juga dapat menimbulkan masalah baru lagi. Siswa yang memiliki karakter
buruk akan sedikit memahami jika guru menuntun nya pelan – pelan, siswa akan
lebih percaya diri jika ada salah satu guru yang memberikan kepercayaan bahwa
ia bisa menjadi lebih baik. Sebaiknya guru juga sering untuk mengingatkan
apakah siswa ini telah mengerjakan tugas atau yang lainnya. Guru sebagai
pembimbing juga harus memberikan banyak – banyak motivasi kepada siswanya
agar siswa juga lebih fokus dalam pembelajaran dikelas.

Penutup

Berdasarkan uraian di atas, dapat di ketahui bahwa sekolah adalah tempat dimana
kita menuntut ilmu pengetahuan dan sebagai tempat untuk membantu kita menuju
jalan kesuksesan dan mengenai nikai-nilai karakter tidak hanya terletak pada
koqnitif, tetapi juga pada pengamalan yang nyata dalam kehiidupan sehari-hari di
masyarakat. Di sekolah juga kita akan bertemu dengan guru – guru , teman –
teman dan keluarga baru. Dimana pun sekolah itu terletak jika memiliki prestasi-
prestasi yang unggul, fasilitas yang memadai mulai dari buku panduan belajar
nya, kultur sekolah nya, dan kegiatan kokulikuler dan ektrakulikuler yang
terlaksana disekolah. Setiap peserta didik di sekolah memiliki karakteristik yang
berbeda-beda namun, semua perbedaan itu adalah bawaan dari diri peserta didik
itu sendiri. Sedikit sekali di zaman sekarang siswa yang matang secara
emosionalnya dan dapat meredam, kebanyakan siswa yang memiliki karakter
buruk sangat kurang dalam cara berfikirnya namun itu semua tak bisa di pungkiri
jikalau mereka juga memiliki suatu kelebihan mungkin lebih dalam bidang
keterampilan, seni atau yang lainnya. Semua itu tertanam dari diri anak itu sendiri
dan bimbingan dari guru-guru yang mampu mengolah kelebihan nya untuk meraih
prestasi dengan itu sangat di harapkan pendidikan di sekolah mampu menjadi
jembatan bagi siswa yang meiliki karakter buruk agar terciptanya siswa yang
cerdas, berakhlak mulia, beriman dan taqwa, disiplin dan memiliki cita cita
setinggi mungkin.

Daftar Pustaka

Wahyuni, Uri. 2014. Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Jigudan
Triharjo pandak Bantul.Yogyakarta: FKIP PGRI Yogyakarta.

Zubaedi. (2011:13). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan A[likasinya dalam


Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Samani,m., & Hariyanto. (2013:37). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Samani,m., & Hariyanto. (2013:168-175). Konsep dan Model Pendidikan


Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Amri. S., Jauhari, A., & Elisah, T (2013:52) Implementasi Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran: Strategi Analisis dan Perkembangan Karakter Siswa dalam
Proses Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarat.

Anda mungkin juga menyukai