Anda di halaman 1dari 3

SURAT REFLEKSI SELAMA MENGAJAR DI SEKOLAH

Terimakasih saya ucapkan kepada Sr.Yulianti Sipayung, S.Pd selaku kepala


sekolah di SD SWASTA CINTA RAKYAT 3 Pematangsiantar yang telah
membimbing dan mengajari saya selama mengajar di sekolah ini. Saya juga
berterimakasih kepada Bapak/Ibu guru dan pegawai yang telah memberikan
nasihat atau masukan kepada saya dalam proses belajar mengajar.

Saya merasa senang ketika sudah belajar tatap muka karena hal ini sangat
efektif. Banyak peserta didik merasa senang dan bahagia maupun orang tua siswa
sehingga membuat pembelajaran tatap muka menjadi efisien dan menyenangkan.
Belajar di sekolah melalui pembelajaran tatap muka memberi kesan
tersendiri bagi guru maupun peserta didik. Sebagai guru, saya merasa bahwa
Pembelajaran tatap muka merupakan sebuah kegiatan positif untuk lebih kreatif
‘meracik’ bahan ajar yang ‘pas’. Keinginan menyampaikan materi pembelajaran
sesuai tuntutan kurikulum tidak bisa lagi dipaksakan karena pemerintah sudah
menggariskan prinsip-prinsip BDR yang tidak boleh diabaikan guru antara lain :
Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
bermakna bagi peserta didik tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum, keselamatan dan kesehatan lahir batin menjadi pertimbangan utama,
BDR difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup.
Tentu jika bercerita pengalaman sebagai guru, perjalanan saya masih sangat
pendek dan banyak senior saya yang lebih bisa banyak bercerita suka duka mereka
sebagai guru. Menjadi guru sebagai profesi mungkin mudah, bisa kuliah di
Kampus Keguruan atau Kampus Non Keguruan dan kemudian melamar kerja di
instansi pendidikan. Setelah diterima maka posisi sebagai guru sudah diperoleh.
Apakah hanya itu saja? Tidak semudah yang dibayangkan, karena pelajaran yang
didapat di kampus belum tentu sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas maupun aktivitas keseharian di sekolah.
Menjadi Guru bukan berarti berhenti belajar. Menjadi guru berarti bersiap diri
untuk selalu aktif belajar dan menggali informasi agar mampu memberikan
pencerahan dan pencerdasan terutama bagi para peserta didik. Saya merasa apa
yang saya pelajari di kampus tidak punya kontribusi yang terlalu besar bagi
kegiatan pembelajaran di kelas maupun aktivitas keseharian di sekolah. Saya
merasa lebih banyak belajar ketika sudah ada di dunia kerja.
Mengajar mungkin mudah tapi mendidik, sulitnya luar biasa. Butuh
kesabaran ekstra, karena tak semua yang kita anggap baik belum tentu baik
menurut para siswa, menurut kita penting belum tentu penting untuk para siswa
dan seterusnya. Juga yang tak kalah penting bagaimana jadi model yang baik bagi
para siswa, karena pasti mereka melihat dan mengecek apakah sama antara yang
diucapkan oleh kita dengan apa yang dilakukan. Selain itu para guru harus
mempersiapkan para siswa untuk menghadapi zaman yang jelas berbeda yang akan
mereka hadapi di masa depan.
Kurang lebih dari 3 bulan di akhir tahun 2021, sekolah kami sudah
mengadakan PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas). Lebih detailnya siswa akan
di bagi menjadi 2 sampai 3 kelompok dalam 1 ruangan. Proses belajar mengajar
PTMT tersebut sangatlah kami apresiasi dan kami laksanakan dengan sungguh-
sungguh. Siswa yang tadinya dibagi menjadi 2 sampai 3 kelompok dalam satu
kelas akan bergantian masuk ruangan kelas sesuai dengan jam yang sudah di
tentukan guru kelasnya masing-masing. Dan saat ini sekolah kami sudah
melaksanakan proses belajar mengajar PTM 100% dengan catatan siswa harus
tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes).
Sebagai penutup, peran guru yang aktif akan menghasilkan efek yang baik, jika
guru, siswa, dan lingkungan sosial turut bersinergi dalam melaksanakan
pembelajaran tatap muka. Wujudnya Seperti apa?, ini menjadi tugas bersama,
mengamati, berbicara, dan menyatakan pendapat bersama.
Mengubah mindset pendidikan, dan tidak menyalahkan satu sama lain atau
membebani guru dengan tuduhan-tuduhan yang nakal, juga salah satu wujud
sinergitas yang baik membangun pendidikan.
Hubungan kepala sekolah dengan guru sangatlah penting. Kepala
sekolah adalah pimpinan yang bertanggung jawab dan yang membuat suatu
peraturan agar keberlangsungan sekolah berjalan dengan baik, sedangkan
seorang guru sebagai eksekutor dari peraturan yang di buat oleh kepala sekolah.
Selama kurang lebih setahun ini, interaksi saya terhadap Kepala sekolah
dan Bapak/Ibu guru di SD Swasta Cinta Rakyat 3 di Pematangsiantar sangatlah
baik dan juga saling membantu serta saling suport antara satu dan lainnya.
banyak hal baik yang saya terima dari Suster Kepala Sekolah dan Bapak/ibu guru
yang sudah lama mengajar di sekolah ini. Maka dari itu, harapan saya kedepan
semoga kerja sama yang baik tetap terjaga dan interaksi yang baik selalu terjalin
di sekolah SD Swasta Cinta Rakyat 3 ini agar peserta didik dapat mewujudkan cita-
cita mereka sesuai dengan bakat dan kemauan mereka.
Sekian dan Terimakasih.

Pematangsiantar, 04 Juni 2022

Hormat Saya,

EDI S.RAJAGUKGUK, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai