Anda di halaman 1dari 7

BAB .

8 Jembatan Hati

Selamat Pagi Pak.. Pagi Bu..Pagi ananda semua…Assalamualaikum…

Setiap pagi menjelang masuk ke lingkungan sekolah, ucapan itu setiap


hari silih berganti dan saling bersahutan terdengar di depan pintu gerbang
utama sebagai akses yang akan dilewati siswa menuju ke ruang kelasnya.
Siswa berseragam putih biru, rapi, gagah, cantik, penuh semangat. Sesekali
terlihat mereka berjalan sambil bergandengan, penuh gelak tawa, bercanda,
dan diujung sana beberapa siswa laki-laki tampak saling kejar-kejaran
dengan riang gembira. Siswa perempuan pun juga begitu, tak henti- hentinya
berbicara, entah topikapa yang mereka bahas. Dunia anak sekolah yang
penuh warna-warni.

Guru-guru, kepala sekolah, dan warga sekolah yang sudah dating pagi
itu, setelah cek absensi dengan finger print, semua bergegas menuju
gerbang sekolah untuk menunggu kedatangan siswa. Ada siswa yang dating
dengan berjalan kaki untuk sampai ke sekolah, ada yang di antar oleh orang
tua, dan ada yang menggunakan transportasi umum. Semua menuju titik
kumpul pintu gerbang sekolah. Lima ratus orang lebih siswa-siswa hebat
yang dating dengan penuh semangat, membawa berjuta impian untuk masa
depan yang lebih baik.

Kepala sekolah bersama guru-guru, menunggu kedatangan siswa di


pintu gerbang sekolah mulai pukul 06.40 – 07.30 WIB. Dengan senyum,
salam dan sapa yang dilakukan oleh para guru dalam menyambut siswa.
Siswa langsung menghampiri guru untuk berjabat tangan dan saling bertegur
sapa dengan etika dan adab yang baik. Siswa dan guru bersalaman,
menyapa, termasuk bertegur sapa dengan sebagian orang tua yang berhenti
di lokasi sekolah.
Kebahagiaan orang tua terpancar jelas dari ekspresinya. Orang tua
senang karena anak yang sudah sampai di sekolah langsung disambut
dengan hangat oleh guru guru dan kepala sekolahnya. Seolah terjadi proses
serah terima dari orang tua kepada guru dalam mengemban amanah untuk
mendidik putra-putri kesayangannya.

Suasana pagi itu penuh kekeluargaan, sangat akrab, santai, dan


semuanya melebur. Sebuah potret sekolah yang “Ramah Anak”, nyaman,
dan kondusif. Bermacam harapan muncul untuk kesuksesan masa depan.

Momen ini sekaligus dimanfaatkan guru untuk melakukan pembinaan


terhadap karakter dan perilaku siswa. Guru dapat memberikan kata-kata
motivasi singkat dan apresiasi bagi siswa yang hadir lebih awal, lengkap
dengan penampilan yang bersih, rapi, dan penuh semangat. ”Terima kasih,
kamu hebat, sudah hadir lebih awal, disiplin, dan semoga semangatmu ini,
mengantarkanmu untuk sukses “

Untuk siswa yang sering melanggar, yang suka terlambat, hari ini
hadir lebih awal, berikan juga sebuah pujian sebagai bentuk penghargaan
terhadap perubahan sikap dan perilaku. “Nah… begitu baru hebat, rambutmu
sudah rapi, bias hadir pagi. Semangat terus ya Andika.”

Untuk siswa yang dating terlambat dengan penampilan belum sesuai


dengan aturan disiplin yang ditetapkan sekolah. Guru memberikan teguran
dengan cara baik, penuh kasih dan sangat mendidik. Guru hebat tentu
mampu menepatkan diri secara proporsional dalam memberikan pelayanan
terbaik untuk melakukan pembinaan terhadap siswanya.

Namun jika siswa yang sama, mengulangi kesalahan dan pelanggaran


berulang kali, guru perlu melakukan pembinaan secara khusus dengan
melibatkan wali kelas, guru Bimbingan Konseling, wakil kepala siswa bidang
kesiswaan. Jika diperlukan orang tua akan diminta datang ke sekolah, untuk
berdiskusi dan mencari tahu penyebab masalah yang terjadi pada siswa
tersebut. Selanjutnya secara bersama- sama mencari solusi terbaik. Dari hari
ke hari guru mendapatkan gambaran yang kuat tentang karakte dan perilaku
siswa-siswanya.

Budaya bersalaman antara siswa dengan semua warga sekolah


mampu membentuk karakter, adab, dan perilaku yang baik terhadap siswa.
Siswa bersalaman dengan guru, disaat itu terjadi energi positif dari dua arah.
Guru dapat mengenal kepribadian atau karakter siswa lebih dalam, begitu
juga sebaliknya siswa pun lebih dekat dengan gurunya, meskipun guru yang
disalami tersebut tidak mengajar di kelasnya. Banyak siswa yang hanya
kenal dengan guru yang mengajar di kelasnya. Kalau ada guru yang tidak
masuk di kelasnya tersebut, kadang siswa tidak tahu apalagi jika jumlah guru
yang berada di sekolah jumlah cukup banyak.

Kebiasaan bersalaman antar warga sekolah memberi dampak yang


sangat besar dalam membangun kedekatan bersama siswa, membangun
jembatan hati sebagai sebuah pola pendekatan sederhana namun mampu
menguatkan rasa saling menghargai, menumbuhkan perasaan empati yang
mendalam, sehingga tercipta rasa kedekatan yang erat.

Budaya perilaku bersalaman antara yang siswa dan guru dengan cara
bersalaman dan mencium tangan gurunya merupakan pencerminan dari
penghormatan. Bila tradisi bersalaman terus dilestrarikan maka symbol dari
sebuah kultur budaya Indonesia akan tetap lestari dan terjaga.

Pagi yang indah dan awal yang baik dengan terbangunnya jembatan
hati antara siswa dan guru disaat masuk ke lingkugan sekolah. Guru
melanjutkan membingkai jembatan hati yang mulai terbentuk di dalam ruang-
ruang kelas dengan strategi dan cara yang lebih mendidik.

Guru dapat menciptakan susana belajar di kelas yang menyenangkan


dan memberikan kenyaman bagi siswa. Ukuran kenyamanan dapat terlihat
dari ketenangan guru dalam membimbing siswa berproses. Ekspresi guru
yang bersahabat, susanan kelas tidak menimbulkan stres, dan tekanan bagi
siswa. Jika guru menunjukan eskpresi yang kurang bersahabat seperti
murung, sedih, dan marah-marah semua ini akan mempengaruhi suasana
hati peserta didik.

Hubungan emosional antara guru dan siswa dianggap sebagai factor


penting dalam pembelajaran. Hal ini karena hubungan emosional yang positif
dapat membantu siswa merasa lebih nyaman dan aman dalam kelas,
meningkatkan motivasi belajar, dan memperkuat rasa percaya diri. Di sisi
lain, hubungan yang buruk dapat membuat siswa merasa tidak nyaman dan
kurang termotivasi, serta mengurangi kinerja belajar mereka. Oleh karena itu,
penting bagi guru untuk membangun hubungan emosional yang positif
dengan siswa mereka.

Hubungan emosional antara guru dan siswa dapat dibangun melalui


berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan kelas
yang ramah dan menyenangkan. Guru dapat mencoba menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan dengan melakukan aktivitas kelas yang
menyenangkan atau dengan berbicara dengan siswa secara santai. Dengan
cara ini, siswa akan merasa lebih nyaman di kelas dan lebih mudah untuk
terbuka dan berkomunikasi dengan guru.

Selain itu, penting bagi guru untuk mengenal siswa mereka dengan
lebih baik. Guru harus memahami kepribadian, minat, dan kebutuhan siswa
mereka agar dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat. Guru
dapat mencoba berbicara dengan siswa secara pribadi, mengadakan
pertemuan individu dengan siswa, atau menggunakan tes kepribadian untuk
memahami siswa lebih dalam.

Suasana pagi yang hangat dan akrab antara siswa dengan semua
warga sekolah, terutama antara siswa dengan guru akan memberi energi
positi hal tersebut merupakan salah satu cara untuk membangun jembatan
hati.

Guru tentunya dapat mengenal siswa secara personal dan


menunjukkan minat siswa di luar kelas. Ini dapat dilakukan dengan cara
menyapa siswa saat tiba di kelas, bertanya tentang kegiatan di luar sekolah,
atau menunjukkan minat dan hobi siswa. Dengan demikian, siswa akan
merasa dihargai dan dihormati sebagai individu yang unik.

Guru juga dapat membangun hubungan emosional dengan siswa


melalui cara-cara yang lebih kreatif seperti melibatkan siswa dalam proyek-
proyek yang menarik, memberikan pujian dan penghargaan kepada siswa,
atau melibatkan siswa dalam diskusi kelompok. Dengan cara ini, siswa akan
merasa dihargai dan diakui oleh guru, dan hubungan emosional antara guru
dan siswa semakin kuat.

Penting juga bagi guru untuk selalu memberikan dukungan kepada


siswa. Dalam beberapa kasus, siswa dapat mengalami kesulitan dalam
belajar atau dalam kehidupan pribadinya. Oleh karena itu, penting bagi guru
untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa dalam mengatasi
masalah mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan mendengarkan siswa dan
memberikan saran dan bimbingan yang tepat, bisa juga dengan
menghubungkan siswa dengan sumber daya dan dukungan yang tersedia di
sekolah atau komunitas.

Selain itu, penting bagi guru untuk memberikan umpan balik yang
konstruktif kepada siswa. Guru harus memberikan umpan balik yang jelas
dan spesifik tentang kinerja siswa mereka, serta memberikan saran dan
bimbingan yang tepat agar siswa dapat meningkatkan kinerja mereka.
Umpan balik yang konstruktif ini dapat membantu siswa merasa dihargai dan
diakui, serta memperkuat hubungan emosional antara guru dan siswa.

Dalam membangun hubungan emosional yang positif dengan siswa,


ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru, di antaranya dengan
mendengarkan secara aktif dan memberikan perhatian penuh pada siswa.
Guru harus memberikan perhatian penuh pada siswa ketika berbicara atau
memberikan pendapat. Siswa harus merasa bahwa pendapatnya dihargai
dan didengarkan. Mendengarkan aktif adalah kunci untuk membangun
hubungan emosional yang positif dengan siswa. Hal ini juga dapat membantu
guru memahami kebutuhan dan keinginan siswa.

Guru dapat mengambil peran sebagai mentor dan memberikan


dukungan pada siswa yang membutuhkan. Mentor dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan akademik dan social serta membimbing siswa
untuk mengatasi masalah pribadi. Dengan menjadi mentor, guru dapat
membantu siswa merasa dihargai dan merasa diakui dalam menghadapi
masalah.

Guru harus menunjukkan keteladanan dalam tindakan dan perilaku.


Guru harus memperlihatkan sikap yang positif dan memberikan teladan yang
baik pada siswa. Hal ini dapat membantu siswa belajar nilai-nilai positif dan
membantu membangun hubungan emosional yang positif dengan guru.
Hubungan emosional yang positif antara guru dan siswa sangat penting
dalam membantu siswa merasa dihargai, diakui, dan didukung dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini dapat membantu siswa merasa nyaman dan aman
di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa
dalam belajar. Dengan membangun hubungan emosional yang positif dengan
siswa, guru juga dapat membantu mengurangi konflik di kelas dan membantu
siswa mengatasi masalah sosial dan emosional yang mungkin mereka alami
di luar kelas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan dan
memperkuat hubungan emosional dengan siswa sebagai bagian integral dari
tugas mereka sebagai pendidik

Dalam membangun hubungan emosional yang positif dengan siswa,


penting juga bagi guru untuk menunjukkan sikap empati dan pengertian
terhadap siswa. Guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki latar
belakang dan pengalaman yang berbeda, serta harus memperlakukan siswa
secara adil dan sama rata tanpa diskriminasi atau prasangka yang tidak adil.

Anda mungkin juga menyukai