SD Negeri 2 Pringgajurang merupakan sebuah sekolah dasar negeri dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur dengan NPSN 50219365 yang beralamatkan di dusun kayulian, desa pringgajurang, kecamatan montong gading, kabupaten lombok timur dengan kode pos 83664. Sekolah ini berdiri dan memulai operasionalnya pada 1 januari 1978, sekolah dasar negeri 2 pringgajurang ini merupakan salah satu sekolah di desa pringgajurang yang mendapatkan akreditasi B dengan nomor SK Akreditasi 185/BAP-SM/KP/XI/2017. Adapun tujuan dibangunnya sekolah ini untuk membekali anak-anak usia sekolah dasar di dusun kayulian dasar-dasar pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan berikutnya. Hal tersebut sejalan dengan misi kabupaten lombok timur pada bidang pendidikan yaitu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berdaya saing. Tugas jabatan peserta latsar CPNS (penulis) di SD Negeri 2 Pringgajurang adalah sebagai guru kelas IV (empat). Adapun tugas pokok dan fungsi dari penulis sebagai guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai pendidik juga harus memiliki nilai-nilai “BerAKHLAK” dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Tanggung jawab yang diemban oleh seorang guru terutama guru Sekolah Dasar (SD) adalah bagaimana membentuk karakter siswa yang memiliki sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, serta keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut senada dengan fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan demikian output yang diharapkan dari pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk membentuk pribadi yang memiliki sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, serta keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yaitu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang, berkesinambungan, dan tidak statis (Slameto, 2003: 3). Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. (Purwanto, 2011: 44). Dalam pengertian lain, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan ketermapilan. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Penjabaran di atas memberikan suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan yang terjadi dalam diri individu yang belajar, baik perubahan pengetahuan dan tingkah laku, yang ditunjukkan melalui nilai tes. Pada kenyataannya rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 2 Pringgajurang tergolong rendah. Berdasarkan hasil belajar siswa pada Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap menunjukkan bahwa pada tema 6 dari 24 siswa kelas IV hanya 4 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 16% dan hanya 6 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 25% pada tema 7 dengan KKM 70. Berdasarkan data hasil penilaian tengah semester tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri 2 Pringgajurang masih belum sesuai harapan dan masih berada di bawah kategori ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa mencapai KKM, karena “suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya” (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241). Kurangnya hasil belajar tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pemahaman siswa tentang materi masih kurang, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran konvensional dimana dalam kegiatan pembelajaran di kelas model pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik, kebanyakan hanya berpusat pada guru saja. Oleh karena itu hendaknya guru berupaya untuk membantu siswa dalam menghadirkan pembelajaran yang bermakna, khususnya pada pembelajaran IPS. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi yang tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, sehingga dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar pada muatan pembelajaran IPS adalah dengan menerapkan model Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah). Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang mengembangkan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif dalam pemecahan masalah sehari-hari. Kelebihan Problem Based Learning menurut Shoimin (2014: 112- 113) di antaranya (1) Siswa lebih aktif dan sering mengekspresikan idenya; (2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak lebih ganyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara komperhensif; (3) Siswa dengan kemampuan rendah merespon permasalah dengan cara mereka sendiri; (4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti dan penjelasan; dan (5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu untuk memecahkan masalah. Berdasarkan rendahnya hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPS dalam penilaian tengah semester maka, penulis menganggap perlu untuk menggunakan model Problem Based Learning dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada muatan pelajaran IPS di SD Negeri 2 Pringgajurang.