Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


SD Negeri 2 Pringgajurang merupakan sebuah sekolah dasar negeri
dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur
dengan NPSN 50219365 yang beralamatkan di dusun kayulian, desa
pringgajurang, kecamatan montong gading, kabupaten lombok timur dengan
kode pos 83664. Sekolah ini berdiri dan memulai operasionalnya pada 1 januari
1978, sekolah dasar negeri 2 pringgajurang ini merupakan salah satu sekolah di
desa pringgajurang yang mendapatkan akreditasi B dengan nomor SK Akreditasi
185/BAP-SM/KP/XI/2017. Adapun tujuan dibangunnya sekolah ini untuk
membekali anak-anak usia sekolah dasar di dusun kayulian dasar-dasar
pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan berikutnya.
Hal tersebut sejalan dengan misi kabupaten lombok timur pada bidang
pendidikan yaitu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berdaya saing.
Tugas jabatan peserta latsar CPNS (penulis) di SD Negeri 2 Pringgajurang
adalah sebagai guru kelas IV (empat). Adapun tugas pokok dan fungsi dari
penulis sebagai guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai pendidik juga
harus memiliki nilai-nilai “BerAKHLAK” dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya. Tanggung jawab yang diemban oleh seorang guru terutama guru
Sekolah Dasar (SD) adalah bagaimana membentuk karakter siswa yang memiliki
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, serta keterampilan yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut senada dengan fungsi
pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan demikian output yang diharapkan
dari pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah untuk membentuk pribadi yang memiliki sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, serta keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Hasil belajar yaitu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang,
berkesinambungan, dan tidak statis (Slameto, 2003: 3). Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. (Purwanto, 2011: 44). Dalam
pengertian lain, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap,
apresiasi, dan ketermapilan. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku
yang relatif menetap. Penjabaran di atas memberikan suatu pengertian bahwa
hasil belajar adalah adanya perubahan yang terjadi dalam diri individu yang
belajar, baik perubahan pengetahuan dan tingkah laku, yang ditunjukkan melalui
nilai tes.
Pada kenyataannya rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
kelas IV SD Negeri 2 Pringgajurang tergolong rendah. Berdasarkan hasil belajar
siswa pada Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap menunjukkan bahwa pada
tema 6 dari 24 siswa kelas IV hanya 4 siswa yang tuntas dengan ketuntasan
klasikal 16% dan hanya 6 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 25% pada
tema 7 dengan KKM 70. Berdasarkan data hasil penilaian tengah semester
tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri 2
Pringgajurang masih belum sesuai harapan dan masih berada di bawah kategori
ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa mencapai KKM, karena “suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya” (Depdikbud dalam
Trianto, 2010: 241). Kurangnya hasil belajar tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah pemahaman siswa tentang materi masih
kurang, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
konvensional dimana dalam kegiatan pembelajaran di kelas model pembelajaran
yang digunakan guru kurang menarik, kebanyakan hanya berpusat pada guru
saja. Oleh karena itu hendaknya guru berupaya untuk membantu siswa dalam
menghadirkan pembelajaran yang bermakna, khususnya pada pembelajaran IPS.
Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi yang
tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan lingkungan
sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, sehingga
dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar pada muatan pembelajaran IPS adalah dengan
menerapkan model Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang mengembangkan
strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif dalam pemecahan masalah
sehari-hari. Kelebihan Problem Based Learning menurut Shoimin (2014: 112-
113) di antaranya (1) Siswa lebih aktif dan sering mengekspresikan idenya; (2)
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak lebih ganyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan secara komperhensif; (3) Siswa dengan
kemampuan rendah merespon permasalah dengan cara mereka sendiri; (4) Siswa
secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti dan penjelasan; dan (5)
Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu untuk
memecahkan masalah.
Berdasarkan rendahnya hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPS
dalam penilaian tengah semester maka, penulis menganggap perlu untuk
menggunakan model Problem Based Learning dalam usaha meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada muatan pelajaran IPS di SD Negeri 2 Pringgajurang.

Anda mungkin juga menyukai