PENDAHULUAN
A. Rasional
C. Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mendasari penyusunan Pedoman
Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen;
3. Undang-undang Republik IndonesiaI Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang
Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom;
6. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional 2010;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2019 tentang Standar Nasional Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor;
10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya;
11. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor
14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
J. Bentuk Kegiatan
1. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani peserta didik
secara perorangan.
2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta
didik dalam satu kelas.
4. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
5. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang
dapat memberikan kemudahan.
K. Program Pelayanan
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta
didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi.
BAB II
KOMPONEN PROGRAM SERTA PENGELOLAAN PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling
Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan bagi siswa SMP Negeri
1 Pameungpeuk memiliki empat komponen, yaitu :
4. Dukungan Sistem
Komponen Dukungan Sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen
yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan bimbingan
konseling secara menyeluruh melalui pengembangan profesional,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian, dan
pengembangan.
Tiga komponen program di atas, merupakan pemberian layanan
Bimbingan dan Konseling kepada para siswa secara langsung, sedangkan
dukungan sistem merupakan komponen program yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan siswa. Program ini memberikan dukungan kepada guru
pembimbing dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program
layanan tersebut.
Strategi peluncuran bagi masing-masing komponen tersebut sebagai
berikut :
1) Strategi Layanan Dasar
a. Bimbingan Klasikal, secara terjadwal, konselor memberikan
layanan bimbingan kepada para sisawa di kelas. Kegiatan ini berupa
pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi para siswa.
b. Bimbingan Kelompok, Konselor memberikan layanan bimbingan
kepada siswa melalui kelompok-kelompok kcil. Bimbingan ini
ditujukan untuk merespon kebutuhan dan kinat para siswa.
c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran, Konselor
berkolaborasi dengan guru dalam rangka memperoleh informasi
tentang peserta didik (prestasi dan pribadinya), dan
mengidentifikasikan aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru mata pelajaran.
d. Kerja sama dengan Orang Tua, Hal ini dilakukan untuk saling
memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antara
konselor dengan orang tua dalam upaya mengembangan potensi
siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa.
2) Strategi Layanan Responsif
a. Konsultasi, Konselor memberikan layanan konsultasi pada guru,
orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para
siswa.
b. Konseling Individu atau Kelompok, Kegiatan ini dilakukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan, hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangnnya.
c. Konseling Krisis, Kegiatan ini diberikan kepada para siswa dan
keluarga yang menghadapi situasi atau masalah yang kritis
(darurat). Konselor memberikan intervensi agar peserta didik atau
keluarga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya dengan segera.
d. Referal, Hal ini dilakukan apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah Klien.
e. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance / peer Facillitation),
Yaitu bimbingan yang dilakukan oleh siswa yang lainnya. Siswa
yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau
pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing
berfungsi sebagai tentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun
nonakademik. Di samping itu, dia juga berfungsi sebagai mediator
yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi
tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang
perlu mendapat layanan bantuan bimbingan dan konseling.
3) Strategi Layanan Perencaan Indvidual
a. Penilaian Individual atau Kelompok
b. Individual or Small-group advisement
4) Strategi Dukungan Sistem
a. Pengembangan Profesional
b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
c. Manajemen Program
Tatalaksana
S I S W A
Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Konsultasi
Keterangan :
e. Wali Kelas
1. Membantu guru pembimbing / konselor melaksanakan tugas-tugas
khususnya di dalam kelas yang menjadi tanggun jawabnya.
2. Membantu guru mata pelajaran / pelatih melaksanakan perannya dalam
pelayanan bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti
atau menjalani layanan dan atau kegiatan lainya.
4. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berpedoman
kepada Struktur Organisasi yang digunakan. Penanganan kegiatan Bimbingan
dan Konseling oleh petugas bekerja sama dengan wali kelas. Hasil dari
kegiatannya dilaporkan kepada Koordinator yang selanjutnya dibahas secara
bersama.
Seluruh Kegiatan Bimbingan dan Konseling selanjutnya dilaporkan oleh
Koordinator kepada Kepala Sekolah baik secara insidental aupun secara
berkala. Kebijakan lebih lanjut ditetapkan oleh Kepala Sekolah melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling. Bagan mekaniske kerja Bimbingan
dan Konseling sebagai berikut:
Kepala
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas Bimbingan dan Konseling
Sekolah
1 2 3 4
A. ASSESMENT
B. PERENCANAAN KEGIATAN
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
D. PENILAIAN KEGIATAN
E. PELAKSANA KEGIATAN
F. PENGAWASAN KEGIATAN
G. JADWAL KEGIATAN
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1
Pameungpeuktidak melakukan jam tatap muka di kelas dengan siswa secara
rutin terjadwal, tetapi guru pembimbing dilibatkan dalam piket KBM.
Adapun pelaksanaan layanan konseling individual dan kelompok serta
kegiatan pendukung lainnya disesuaikan dengan siatuasi dan kondisi sekolah.
Adapun jadwal kehadiran guru bimbingan dan konseling di SMP
Negeri 1 Pameungpeuk, sebagai berikut:
Kehadiran
Nama Guru BK Kelas
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Desi Nurul Khasanah, S.Pd. VII
Ernawati, S.Pd. VIII
Winny Indriyani K, S.Pd. IX
H. PEMBIAYAAN
Kebutuhan untuk melengkapai fasilitas dan perlengkapan bimbingan dan
konseling SMP Negeri 1 Pameungpeuk sudah dimasukkan dalam RAPBS
tahunan. Dalam pelaksanaannya koordinator BK mengajukan proposal mengenai
perlengkapan yang diperlukan, kepala sekolah menyetujui berdasarkan anggaran
yang tersedia. Meskipun saat ini keperluan sarana bimbingan dan konseling
masih terbatas namun koordinator dan staf bk bekerja seoptimal mungkin
memberikan layanan bimbingan kepada siswa. Pembiayaan yang berkaitan
dengan kegiatan psikotest dibebankan kepada orang tua siswa dengan
persetujuan pihak komite sekolah.
I. SARANA/PRASARANA
a. Sarana
Dalam penyediaan sarana kelengkapan bimbingan dan konseling di SMP
Negeri 1 Pameungpeuk masih perlu dilengkapi, seperti buku-buku sumber
yang berkaitan dengan upaya pengembangan diri siswa, alat test
psikologis, alat perekam konseling, dan lain-lain
b. Prasarana
Fasilitas ruangan yang terdapat dalam ruang BK adalah ; ruang tamu,
ruang konseling individual, ruang konseling kelompok, ruang
penyimpanan data dan ruang kerja staf BK,sedangkan fasilitas yang
dibutuhkan : lemari/loker penyimpan data, kursi tamu, kursi dan meja
untuk konseling individual dan kelompok, meja kerja staf BK, dan papan
informasi.
Sebagai gambaran keperluan fasilitas ruang bimbingan konseling antara
lain sbb
Perlengkapan kerja : Meja dan kursi kerja, meja dan kursi tamu, lemari,
rak buku, lemari file, filing cabinet, papan data,dsb.
Berbentuk format-format antara lain : isian peta siswa, pedoman
observasi, angket siswa dan orang tua, angket penjurusan, format
laporan absensi, dsb.
Alat penyimpan data Berbentuk : map administrasi siswa, agenda
kegiatan,catatan konsultasi, catatan konseling, dsb.
Perlengkapan Teknis. Berbentuk : Buku Pedoman, Buku sumber
(pribadi, sosial, belajar,karier, pendidikan), alat tulis, ICT, dsb
Ruang bimbingan diusahakan memenuhi standar layanan bimbingan
konseling, yang terdiri dari ruang konsultasi, ruang administrasi, ruang
penyimpanan file, ruang konseling, ruang bimbingan kelompok/diskusi,
dsb.
BAB IV
PENILAIAN, ANALISIS DAN TINDAK LANJUT
C. Tindak Lanjut
Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak
memberikan peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan
perbaikan program dan perbaikan proses untuk program di masa mendatang,
yaitu program yang tidak perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang
dibutuhkan sesuai dengan perkembangan siswa dan mengenai
pelaksanaannya akan sangat memperhatikan waktu, suasana, tempat, dan
lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak Lanjut Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling
D. Pelaporan
Sebagai bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling, guru Bimbingan dan Konseling dituangkan dalam Laporan
Agenda Harian.
E. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Program Kerja Tahunan BK
2. Program Kegiatan Layanan BK per Semester
3. Program Kerja Bulanan
4. Program Kerja Mingguan
5. Silabus Layanan BK
6. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan
7. Data Kerawanan
8. Angket Sosiometri
9. Format Rekapitulasi Presensi
10. Satuan Kegiatan Pendukung Kunjungan Rumah
11. Satuan Kegiatan Pendukung Konferensi Kasus
12. Satuan Kegiatan Pendukung Alih Tangan Kasus
13. Daftar Siswa Asuh/Layanan Binaan BK
Mengetahui .........................................
Kepala ............................, Guru Bimbingan dan Konselor,
........................................... .....................................................
NIP. - NIP. -