Disusun oleh :
Aditya Pratama Sony 4301170272
Christine Desyntha Sinaga 1302170256
Firda Suci Alawiyah 1302170641
Miranda Sinaga 1302170642
1
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KTI ini tidak terdapat KTI
yang diajukan oleh peserta Program On The Job Training (OJT) yang lain, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
oleh peserta lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari, ternyata saya terbukti
dalam upaya plagiarisme, maka saya bersedia untuk dibatalkan segala hak saya
dalam kegiatan OJT ini.
2
TINJAUAN PROSES BISNIS DAN KINERJA KPPN BOGOR TAHUN 2020
DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI
NASIONAL
Disusun oleh :
Aditya Pratama Sony 4301170272
Christine Desyntha Sinaga 1302170256
Firda Suci Alawiyah 1302170641
Miranda Sinaga 1302170642
Disetujui oleh :
Endarto, S.E., M.Si.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bogor
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis memiliki kekuatan, kesehatan
dan kemampuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Tinjauan Proses Bisnis dan Kinerja KPPN Bogor Tahun 2020 dalam Rangka
Mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional”. Karya Tulis Ilmiah ini
penulis susun untuk memenuhi tugas dari rangkaian kegiatan On The Job
Training (OJT) sebagai calon pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap pembaca khususnya dalam memahami proses bisnis di KPPN dan adaptasi
yang dilakukan akibat pandemi dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi
nasional. Besar harapan penulis, KTI ini juga dapat memberikan referensi serta
masukan kepada KPPN yang berada dibawah naungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan khususnya KPPN yang secara langsung terlibat mendukung
program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sehingga pelaksanaan PEN
kedepan boleh berjalan lebih baik.
Dalam masa penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka akan kritik
dan saran membangun yang dapat menjadi pembelajaran bagi penulis dan
perbaikan bagi karya tulis ini. Akhir kata, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat menginsipirasi
Tim Penyusun
4
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...................................................................................................... 2
TINJAUAN PROSES BISNIS DAN KINERJA KPPN BOGOR TAHUN 2020
DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI
NASIONAL ............................................................................................................. 3
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 4
BAB I ....................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ................................................................................................... 6
A. Latar Belakang .............................................................................................. 6
BAB II ...................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 8
A. Program Pemulihan Ekonomi Nasional ........................................................ 8
C. Tantangan dan Hambatan dalam Perubahan Proses Bisnis KPPN Bogor ... 20
BAB IV .................................................................................................................. 22
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 22
A. Simpulan...................................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................................ 23
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia, termasuk Indonesia saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19
yang tak kunjung mereda. Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal dalam
segala aspek kehidupan kita. Bangsa Indonesia dihadapkan pada kondisi yang
menantang akibat pandemi Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya baik dari
sisi kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
Dampak dari pandemi Covid-19 secara signifikan dirasakan oleh seluruh
sektor perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya penurunan
aktivitas ekonomi di seluruh lapisan masyarakat yang berdampak langsung pada
angka pertumbuhan ekonomi. Kondisi seperti ini menuntut Pemerintah untuk
tidak diam saja. Pemerintah Indonesia langsung merespon dampak negatif
tersebut dengan memberikan stimulus kepada masyarakat melalui program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program PEN dinilai sebagai salah satu cara untuk menjaga pertumbuhan
ekonomi. Program pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan jika pelaksanaan program PEN direalisasikan secara cepat dan tepat.
Realisasi belanja negara terus diupayakan terutama untuk penyerapan anggaran
yang berkaitan dengan program PEN.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, khususnya Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) sebagai bagian dari Kementerian Keuangan
memiliki peran strategis dalam Pemulihan Ekonomi Nasional. Kinerja KPPN juga
menjadi salah satu indikator bagaimana program PEN ini dapat berjalan. Dalam
situasi pandemi, KPPN sebagai pihak penyalur dihadapkan dengan tantangan
berupa keadaan yang menuntut setiap insan perbendaharaan harus adaptif dan
responsif. Hal ini dilakukan agar penyaluran dana khususnya dana bantuan kepada
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Komitmen mewujudkan pemulihan
ekonomi nasional ini dapat terlihat dari beberapa perubahan pada proses bisnis
dan adaptasinya. Melihat tantangan insan perbendaharaan dalam beradaptasi dan
6
mengubah proses bisnis sebagai wujud mendukung PEN, penulis ingin menggali
lebih dalam tentang peran insan perbendaharaan dalam melakukan perubahan
proses bisnis dan beradaptasi sebagai wujud nyata mendukung PEN
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Karya Tuls Ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari rangkaian kegiatan On The Job
Training (OJT) sebagai calon pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2. Untuk mengetahui perubahan proses bisnis dan langkah adaptif yang
dilakukan oleh KPPN Bogor dan bagaimana perubahan tersebut
mempengaruhi kinerja KPPN Bogor dalam mendukung program PEN pada
situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi.
3. Untuk memahami peran KPPN Bogor dalam rangka mendukung program
PEN yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah.
4. Untuk mengetahui hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh KPPN Bogor
dalam melaksanakan adaptasi dan proses bisnis selama program PEN
berlangsung
7
.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selain fokus pada pemberian bantuan sosial, Pemerintah juga berupaya penuh
memberikan stimulus untuk menggerakkan roda perekonomian. Dalam hal ini
Pemerintah memberikan bantuan berupa insentif usaha (insentif pajak), bantuan
UMKM dan Korporasi. Bantuan kepada UMKM dilakukan dalan penempatan
dana, PPh Final, subsidi bunga, penjaminan kredit, pembiayaan investasi hingga
menerima bantuan presiden selaku pelaku usaha mikro. Bantuan Korporasi
10
dilakukan dengan cara antara lain melakukan penyertaan modal negara dan
pinjaman investasi serta penjaminan kredit korporasi bagi BUMN.
Dalam melaksakan program PEN, KPPN sebagai kuasa BUN harus
melakukan koordinasi antara KPPN dengan satuan kerja K/L. Satker dituntut
sigap untuk melakukan realisasi sedangkan KPPN sebagai Kuasa BUN dituntut
untuk melakukan eksekusi yaitu memastikan penyaluran dana, tagihan, dan
pelaporan berjalan dengan baik serta melakukan edukasi untuk mengurangi risiko
kesalahan. Terkait dengan Dana Desa sebagai sumber BLT, seksi Verifikasi
Anggaran dan Bank di KPPN diposisikan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran
Penyaluran TKDD sedangkan seksi Pencairan Dana tetap berperan sebagai Kuasa
BUN.
belanja negara; (h) penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari
pinjaman dan hibah luar negeri; (i) penatausahaan PNBP; (j) penyelenggaraan
verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; (k) pembuatan tanggapan dan
penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; (l) pelaksanaan kehumasan; (m)
menjamin kelancaran pencairan dana APBN secara tepat sasaran, tepat waktu dan
tepat jumlah; (n) mengelola penerimaan negara secara profesional dan akuntabel;
dan (o) mewujudkan pelaporan pertanggungjawaban APBN yang akurat dan tepat
waktu.
Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengakibatkan perubahan jumlah uang pada SPP, SPM dan SP2D; sisa pagu
anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; perubahan kode Bagian Anggaran,
eselon I, dan Satker. Koreksi/ralat yang dapat dilakukan diantaranya dilakukan
untuk memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan kode;
pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara bayar, tahun
anggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan,
nomor register; dan/atau koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama
bank yang tercantum pada SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen pendukungnya
yang disebabkan terjadinya kegagalan transfer dana.
Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjang SP2D belum
diterbitkan. Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM secara tertulis
sepanjang SP2D belum diterbitkan. Apabila SP2D telah diterbitkan dan belum
mendebet kas negara, pembatalan SPM dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk.
Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2D telah mendebet Kas
Negara. Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari satu
rekening hanya dapat dilakukan oleh Kepala KPPN berdasarkan permintaan KPA.
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perubahan Proses Bisnis dan Kinerja KPPN Bogor Tahun 2020
Pandemi COVID-19 sedikit banyak ikut mempengaruhi proses bisnis di
KPPN, khususnya KPPN Bogor. Adanya peraturan mengenai penerapan
pembatasan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah mengakibatkan proses
bisnis antara KPPN Bogor dan stakeholder-nya beralih dari yang sebelumnya
dilakukan tatap muka secara langsung menjadi interaksi secara daring.
Selama pandemi, KPPN perlu terus melakukan transformasi bisnis dalam
menjalankan tugas untuk memudahkan proses dan pelaksanaan anggaran sebagai
bukti partisipasi aktif dalam mendukung program PEN. Transformasi tersebut
dilakukan dalam beberapa kegiatan seperti penyampaian berkas SPM ke FO dan
konsultasi dengan CSO KPPN yang saat ini terpaksa dilakukan secara online.
Pada awal pandemi, penyampaian berkas pelaksanaan anggaran dilakukan
dengan mengirim softcopy berkas via e-mail. Dengan diterbitkan SE-31/PB/2020
tentang Mekanisme Pengiriman Dokumen Tagihan Secara Elektronik pada Masa
Keadaan Darurat COVID-19, mulai akhir April 2020 penyampaian dokumen
tagihan ke KPPN dilakukan secara online menggunakan Modul web eSPM.
Modul web eSPM saat ini bisa dikatakan multifungsi dan sangat bermanfaat.
Hampir semua dokumen pelaksanaan anggaran dapat diajukan lewat eSPM mulai
dari berkas GPP untuk rekonsiliasi gaji, berkas SPM, supplier, kontrak, hingga
koreksi SPM kecuali Dokumen SKPP. Pembuatan SKPP masih belum bisa
dilakukan via daring karena standar operasional pembuatan SKPP yang masih
menlampirkan SKPP fisik. Permohonan SKPP ini kemudaian dilakukan via e-
mail dan terkadang via pos oleh beberapa satker.
Proses bisnis di masa pandemi menuntut KPPN Bogor memgoptimalkan
penggunaan media sosial dan teknologi informasi. Bimtek dan sosialisasi
diselenggarakan dengan menggunakan aplikasi Zoom, sementara konsultasi
dilakukan via telepon atau chat online.
14
Dengan berubahnya proses bisnis di KPPN Bogor menjadi daring saat
pandemi pasti mengakibatkan perbedaan realisasi kinerja khususnya kinerja
KPPN Bogor. Oleh karena itu, kami mencoba melihat dan membandingkan
Indeks Kerja Utama (IKU) KPPN Bogor tahun 2019-2020 khususnya pada poin
yang berkaitan secara tidak langsung dengan peran insan perbendaharaan sebagai
penyalur anggaran dalam menyukseskan program PEN.
Tabel 3.1
2019 2020
Indeks Kinerja
Tw. Tw.
Utama
Tw. I II Tw. III Tw. IV I Tw. II Tw. III Tw. IV
Indeks kepuasan
satker terhadap
layanan KPPN 0 4.81 4.81 4.81 0 4.57 4.57 4.57
Indeks efektivitas
edukasi dan
komunikasi 0 89,39 89,39 88.50 0 88,45 88,45 88,73
Secara keseluruhan terdapat penurunan angka indeks pada dua poin indeks
pada Tabel 3.1. Indeks kepuasan satker terhadap layanan KPPN tahun 2020
menurun menjadi 4.57 yang sebelumnya telah mencapai 4.81. Angka penurunan
ini cukup besar bila kita membandingkannya dengan tahun 2019, tetapi
sebenarnya angka ini masih melampaui target IKU KPPN Bogor tahun 2020
dalam poin itu yaitu sebesar 4.55.
Menurut kami penurunan ini terjadi akibat adaptasi yang harus dilakukan
akibat pandemi, terutama dengan adanya beberapa kali perubahan tata cara dalam
pelayanan mulai dari tatap muka dengan jarak, pelayanan melalui e-mail, hingga
pelayanan tanpa tatap muka menggunakan e-SPM. Meskipun menurun dari tahun
lalu, indeks kepuasan satker terhadap layanan KPPN yang melampaui target
menyatakan bahwa proses adaptasi terhadap perubahan layanan KPPN Bogor
sudah cukup baik.
Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi juga melampaui target
meskipun juga mengalami penurunan dengan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan
kenaikan penolakan formal SPM yang sering terjadi.
15
Pandemi COVID-19 dan penyampaian dokumen tagihan secara online
tentunya ikut mempengaruhi jumlah transaksi penerbitan SP2D yang terlihat pada
Tabel 3.2.
Jika dicermati, angka jumlah SP2D yang terbit di KPPN Bogor per bulan pada
tahun 2020 mengalami penurunan SP2D yang terbit sejak bulan Maret. Hal ini
dapat terjadi karena penerapan sejumlah pengetatan pelaksanaan anggaran oleh
pemerintah. Kebijakan pengetatan pelaksanaan anggaran tersebut diantaranya:
a. Pemotongan dan pengalihan anggaran K/L untuk membiayai penanggulangan
Covid-19;
b. Proses revisi DIPA untuk menyediakan anggaran Covid-19 mengharuskan
satker membatasi transaksi realisasi anggaran;
c. Pada tahun 2020, THR dan Gaji ke-13 dibayarkan hanya sebesar gaji dan
dengan beberapa pembatasan tambahan;
16
d. Pembatasan penyampaian SPM, mulai dari pembatasan jenis belanja,
pembatasan pengajuan GU, hingga pembatasan pengajuan SPM harian sampai
dengan pukul 12.00.
Selama tahun 2019, terdapat penolakan formal SPM sebanyak 2.291 tetapi di
tahun 2020 penolakan formal SPM telah terjadi sebanyak 2.221. Penolakan yang
terjadi pada tahun 2020 tampak seolah lebih sedikit daripada tahun 2019, namun
jika dibandingkan lagi dengan jumlah SP2D yang terbit untuk tiap tahun yang
sama maka akan terlihat bahwa persentase penolakan SPM formal pada tahun
2020 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019.
Tabel 3.4 Jumlah Penolakan Formal SPM dengan Jumlah SP2D yang Terbit di
KPPN Bogor
Periode 2019 2020
Jumlah SP2D terbit 76.116 53.712
Jumlah penolakan formal 2.291 2.221
SPM
Perbandingan 3,00% 4,13%
Sumber: Modul OMSPAN 2019 dan 2020 KPPN Bogor
Pada tahun 2019, dari jumlah 76.116 SP2D yang terbit di KPPN Bogor terjadi
penolakan formal SPM sebanyak 2.291. Akan tetapi pada tahun 2020, dengan
jumlah SP2D yang terbit sebanyak 53.712, jumlah penolakan formal SPM
mencapai 2.221.
17
Penolakan formal SPM adalah penolakan berkas tagihan oleh sistem SPAN
karena SPAN menemukan kesalahan pada SPM pada saat memproses validasi
berkas ADK tagihan (file PMRT). Proses validasi ini berjalan otomatis by system.
Penolakan dapat diminimalisir dengan cara sebelum validasi ADK tagihan (file
PMRT) dilakukan di SPAN, petugas validasi harus memastikan terlebih dulu
bahwa berkas tagihan tersebut telah lengkap dan benar (data supplier telah update,
data kontrak – jika ada – telah update, dan data PMRT telah update).
Kini dengan bantuan modul eSPM, mitra satker memang dapat mengajukan
berkas tagihan lebih mudah dan efsien karena dapat diajukan secara online tetapi
potensi penolakan formal SPM jadi meningkat disebabkan proses verifkasi berkas
secara online tidak seleluasa verifkasi secara offline.
Bila ingin melihat lebih lanjut tentang kinerja KPPN Bogor terhadap realisasi
anggaran yang dilakukan, kita dapat melihat beberapa Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran (IKPA) KPPN Bogor tahun 2020 berikut ini.
Tabel 3.5 Sebagian Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran KPPN Bogor 2020
Sum
ber: MONEVPA KPPN Bogor tahun 2020
18
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam IKPA ini adalah nilai efisiensi
kesalahan SPM yang masih perlu ditingkatkan dan sejalan dengan kenaikan
penolakan SPM. Insan perbendaharaan dan satker memang masih terus
beradaptasi terhadap prosedur baru terkait penyampaian SPM. Disisi lain,
indikator efektivitas penyerapan anggaran, penyelesaian tagihan, konfirmasi akan
capaian output, retur SP2D dan Renkas menunjukkan angka yang sangat baik. Hal
ini membuktikan bahwa kinerja KPPN Bogor yang saat ini mau tidak mau harus
adaptif dan responsif terhadap keadaan pandemi tetap berjalan dengan baik.
Dalam penyaluran BLT-Dana Desa ini Pemda juga diberikan kemudahan dengan
cukup mencantumkan surat pengantar dan tagging desa bersangkutan.
Selain itu, berdasarkan PMK Nomor 35 Tahun 2020 KPPN Bogor juga
berperan dalam menyalurkan DAK Fisik terkait Covid-19. DAK fisik adalah dana
yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu untuk membantu
mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional. Pada tahun 2020 Kota Depok mengajukan pencairan DAK
kepada KPPN Bogor sekitar 460 juta untuk penyediaan ruang isolasi pasien,
penyediaan obat-obatan, dan alat-alat medis lainnya. Namun jumlah dana yang
terealisasikan dari usulan tersebut hanya sekitar 33 juta rupiah. Selisih yang tajam
antara pengusulan dan realisasi dana ini karena tidak semua peralatan kesehatan
yang diusulkan sesuai dengan kriteria WHO serta dianggap tidak efektif dan
efisien dalam mendukung kesehatan masyarakat di tengah pandemi. Selain Kota
Depok, KPPN Bogor juga menyalurkan DAK Fisik ke beberapa rumah sakit di
Bogor seperti Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi, Rumah Sakit Paru Dr. M.
Goenawan Partowidigdo, dan Rumah Sakit Salak.
Tidak hanya di bidang kesehatan, penyaluran DAK fisik juga difokuskan
untuk bidang pendidikan. Namun, bukan berarti penyaluran ini mencakup semua
kebutuhan dalam bidang pendidikan. Terdapat beberapa pembatasan penyaluran
dana di bidang pendidikan yang dianggap belum bisa diprioritaskan seperti
pembangunan Gelanggang Olah Raga (GOR). DAK fisik dalam bidang
pendidikan lebih difokuskan kepada persiapan transisi dari tatap muka menjadi
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain itu, DAK Fisik juga difokuskan
penyalurannya di bidang infrastruktur seperti pembangunan jembatan dan sanitasi.
SPM tidak dapat dibuka; (3) ADK GPP tidak ada; (4) Nomor supplier tidak sama
dengan nomor rekening data kontrak; (5) Kesalahan administratif pada SPM,
seperti kesalahan kode jenis pembayaran, akun, juga uraian; (6) Dokumen
pendukung tidak lengkap; (7) Perbedaan supplier,antara nama, NPWP, atau pun
NIP; (8) Nomor SPM sudah pernah digunakan; (9) Data kontrak belum
didaftarkan; (10) Pagu tidak mencukupi karena revisi DIPA yang masih dalam
proses.
Pada sisi regulasi, pengiriman hard copy yang menunggu masa pandemi
menyulitkan petugas KPPN dalam mengecek kebenaran antara ADK SPM dan
hard copy nya. Hal ini membuat petugas KPPN harus mencetak scan PDF SPM
tersebut sehingga proses penyelesaian SPM menjadi terhambat.
22
B. Saran
Dari permasalahan yang dihadapi KPPN Bogor dalam perubahan proses bisnis
dan kinerja dalam mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional ini, pada sisi
pengembangan sistem penulis memiliki saran sebagai berikut:
1. Tetap melanjutkan kegiatan sosialisasi kepada para satker yang sudah berjalan
sebelumnya di KPPN Bogor mengingat bahwa perubahan akan terus terjadi.
2. Melakukan pemetaan terhadap beberapa satker yang sering melakukan
kesalahan lalu memberi perhatian khusus kepada mereka agar kinerja baik dari
sisi satker maupun KPPN dapat lebih optimal.
3. Kantor pusat dapat melakukan evaluasi secara berkala terhadap aplikasi e-
SPM yang digunakan oleh kantor-kantor agar pembaharuan dapat dilakukan
sembari aplikasinya juga tetap digunakan sehingga mendukung kinerja kantor.
23
DAFTAR PUSTAKA