Dosen Pengampu :
Ilmi Usrotin Choiriyah, S.AP.,M.AP
OLEH : Kelompok 1
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Governasi Digital. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan kami sebagai tim penyusun dan bagi para pembaca tentang
Kolaborasi Digital Governance Pada Program JakPreuner di Provinsi Dki Jakarta
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ilmi Usrotin Choiriyah, S.AP.,
M.AP. selaku dosen pengampu mata kuliah Governasi Digital yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam bidang yang sedang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar dapat kami jadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
perbaikan.
Wassalammu’alaikum Wr,Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.1. Kesimpulan............................................................................................................ 26
3.2. Saran ...................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 27
DAFTAR GAMBAR
Bab 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pandemi covid-19 mengakibatkan jumlah pengangguran di Provinsi DKI
Jakarta meningkat serta mengakibatkan banyak dari pelaku usaha mengalami
kerugian sampai pada tingkat ‘gulung tikar’ atau tidak dapat menjalankan
usahanya kembali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah
pengangguran di DKI Jakarta mencapai 572.780 orang pada tahun 2020.
Faktor terbesar meningkatnya penggangguran disebabkan banyak perusahaan
di DKI Jakarta yang melakukan pemutusan hubungan kerja kepada para
pekerjanya,karena tidak dapat bertahan dengan situasi dan aturan pandemi
covid-19 yang diterapkan oleh pemerintah.
Sebagai Ibu kota Negara, DKI Jakarta merupakan barometer
perekonomian nasional disamping itu Perekonomian Jakarta sangat
terpengaruh dengan perekonomian daerah penyangganya seperti Jawa Barat
dan Banten. Karena hampir sebagian penduduk daerah penyangga bekerja di
Jakarta. Dampak pandemi bukan hanya menciptakan pengangguran baru
namun berdampak pula pada pembangunan Infrastruktur publik seperti
pembangunan jalan layang dalam kota
Dampak pandemi bukan hanya dirasakan oleh para pelaku usaha
manufaktur namun pelaku usaha kecil dan menengah ikut merasakan dampak
pandemi yang berlangusng dari bulan februasi 2020. Berdasarkan hasil survei
Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan terhadap 206 pelaku UMKM di
Jabodetabek, mayoritas UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak negatif
dari pandemi ini dan hanya 5,9% yang mengalami pertumbuhan positif.
Kondisi Pandemi ini bahkan menyebabkan 63,9% dari UMKM yang
terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM
yang mengalami peningkatan omzet dirasakan oleh para pelaku usaha kecil
dan menengah,
Pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) merupakan pilar terpenting
dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan
1
2
UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap
PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM
terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total
tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.
Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan
yang ada.
Provinsi DKI Jakarta memiliki sektor UMKM yang potensial karena tidak
dipungkiri pelaku UMKM berperasn penting bagi pergerakan ekonomi DKI
Jakarta.Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, jumlah usaha di DKI Jakarta telah
mencapai lebih dari satu juta usaha dengan persentase terbesar yakni 98,78%
berasal dari sektor UMKM. Selain itu, UMKM di DKI Jakarta mampu menyerap
lebih dari 2,5 juta tenaga kerja atau mewakili sekitar 35,07% dari jumlah
keseluruhan tenaga kerja (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2018).
Terdapat persoalan lain dalam pengelolaan UMKM di DKI Jakarta.
berdasarkan Sensus ekonomi 2016 tercatat 96% UMKM DKI Jakarta belum
berbadan Hukum. 15% pelaku UMKM baru menggunakan internet,serta hanya
5% pelaku UMKM Menggunakan komputer dengan tujuan untuk meningkatkan
usaha nilai produk, promosi dan Penyusunan laporan produk dan keuangan (BPS
DKI Jakarta, 2018). Masalah lain adalah masalah perijinan dan permodalan
Dari itu Pemprov DKI Jakarta menginisiasikan suatu program sebagai wujud
implementasi smart Governance dalam bentuk program berbasis digital yang
merupakan hasil kolaborsi E-Governance antar stakeholder terkait. program
JakPreanuer dirasa dapat mewadai dan menjembatani antara sumber daya dan
potensi UMKM di DKI Jakarta agar mampu berdaya saing dan menciptakan
perekonomian di DKI Jakarta. Program ini telah melewati transformasi mulai dari
OK OCE, Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT), dan hingga kini
bernama program JakPreneur
Jakpreneur adalah program berbasis elektronik/digital yang yang dibuat oleh
Pemprov DKI Jakarta dengan landasan hukum PERGUB NO 2 Tahun 2020
Tentang penyelenggaraan pengembangan kewirausahaan terpadu. Target dan
sasaran dari program JakPreneur sendiri adalah Untuk meningkatkan kualitas dan
3
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum Provinsi DKI Jakarta ?
2. Bagaimana penerapan E– Goverment pada Pemprov DKI Jakarta ?
3. Apa pengertian dari Program JakPreneur?
4. Bagaimana bentuk kolaborasi E-Governance pada program
JakPreneur?
1.3.Tujuan Penelitian
Merujuk pada permasalahan diatas didapat beberapa tujuan yang akan di
wujudkan dalam penelitian ini
1. Untuk mendeskripsikan gambaran umum Provinsi DKI Jakarta
2. Untuk mendeskripsikan penerapan E-Goverment Provinsi DKI
Jakarta
3. Untuk mendeskripsikan program JakPreneur program berbasis
elektronik/digital
4. Untuk mendeskripsikan kolaborasi E- Governance pada program
JakPreneur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
Dalam suatu penelitian,teori memegang peranan yang cukup penting
karena dapat di manfaatkan untuk menjawab atau memecahkan masalah yang ada
dalam sebuah penelitian,untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini,teori
yang di gunakan adalah teori-teori yang berkaitan dengan judul,berikut penjabaran
teori-teori yang di gunakan untuk menganalisis
2.1.1. Program
Konsep dasar program menurut Binanto (2009:1) kata program dan
pemrograman dapat diartikan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan instruksi-instruksi tersendiri yang biasanya
disebut source code yang dibuat oleh programmer.
2. Mendeskripsikan suatu keseluruhan bagian dari software yang
executable.
3. Program merupakan himpunan atau kumpulan instruksi tertulis
yang dibuat oleh programmer atau suatu bagian executable dari
suatu software.
4. Pemrograman berarti membuat program komputer.
5. Pemrograman merupakan suatu kumpulan urutan perintah ke
komputer untuk mengerjakan sesuatu. Perintah-perintah ini
membutuhkan suatu bahasa tersendiri yang dapat dimengerti oleh
komputer
Menurut sukrisno program adalah kata, ekspresi, atau pernyataan yang
disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur, yang berupa urutan
langkah, untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan
menggunakan bahasa pemrograman sehingga dapat dieksesuksi oleh
komputer.
Menurut setiawan (2015:17) Program yaitu rancangan mengenai
asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dsb) yang akan
5
6
kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideology dan
kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara
Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt, 1973 dalam Leo Agustino (2006:6)
dalam perspektif mereka mendefinisikan kebijakan publik sebagai keputusan tetap
yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkahlaku dari
mereka yang membuat dan dari mereka mematuhi keputusan
Carl Friedrich, 1969 dalam Leo Agustino (2006:7) yang mengatakan bahwa
kebijakan adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan terutama dimana terdapat
hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan tersebut
diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang
diamaksud.
2.1.4. E- Goverment
Secara sederhana Heeks (1999) mendefinisikan E-Government sebagai
berikut: “Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan
Teknologi Informasi (TI) untuk memberikan layanan kepada masyarakat”. Dari
definisi tersebut, dapat kita lihat bahwa tujuan utama E-Government adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. Menurut Heeks, hampir
semua lembaga pemerintahan di dunia ini mengalami ketidakefisienan,
terutama di negara yang sedang berkembang.
Adapun Bank Dunia (The World Bank Groups) memberikan pengertian
“E-Government refers to the use by government agencies of information
technologies (such as Wide Area Network, the Internet and mobile computing)
that have the ability to transform relations with citizen, businesses and other
arms of government” Disebutkan pula, sebagaimana halnya e-Commerce yang
memungkinkan bisnis bertransaksi dengan pelaku bisnis lainnya dengan lebih
efisien (Business to Business - B2B) dan membawa pelanggan lebih dekat pada
bisnis (Business to Consumer - B2C),
E-Government bertujuan untuk membuat interaksi antara pemerintah dan
masyarakat (Government to Citizen - G2C), pemerintah dan kalangan bisnis
(Government to Business - G2B), serta antar instansi pemerintah (Government
8
secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, (5) forum ini bertujuan untuk
membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai
dalam praktik), dan (6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
(Ansell C dan Gash A, 2007:544).
2.2. Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Provinsi DKI Jakarta mempunyai luas daratan 661,52 km2 dan lautan seluas
6.977,5 km2 serta tercatat ±110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu. Secara
administrasi, Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kotamadya dan 1
Kabupaten Administrasi yaitu Jakarta Pusat dengan luas daratan 47,90 km2;
Jakarta Utara dengan luas daratan 154,01 km2, Jakarta Barat dengan luas daratan
126,15 km2; Jakarta Selatan dengan luas daratan 145,73 km2; Jakarta Timur
dengan luas daratan 187,73 km2 dan Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu. Jumlah
penduduk Provinsi DKI Jakarta 9,041 juta jiwa dengan kepadatan penduduk
13.667,01 jiwa per km2.
Jakarta merupakan provinsi penyangga bagi perekonomian daerah-daerah
disekitarnya yaitu bekasi, bogor, depok, tangerang dan banten. Dengan nilai
anggaran APBD tahun 2021 mencapai Rp.79,89 Trilyun, pendapatan asli daerah
mencapai Rp. 45.182 Trilyun. kontribusi perekonomian terbesar berasal dari
Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor; diikuti oleh Industri Pengolahan dan Konstruksi.
Masyarakat jakarta adalah masyarakat yang heterogen dimana berbagai
macam bahasa, suku dan budaya yang berbeda-beda dapat dijumpai di Jakarta.
untuk sekedar mengadu Nasib Jakarta masih menjadi primadona bagi para
pendatang yang berasal dari daerah-daerah di indonesia. menurut data statistik
jakarta.go.id tercatat sebanyak 7.421 penduduk yang datang dan bermukim di
DKI Jakarta pada Maret 2020
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara yang di dalamnya terdapat Beragam
masyarakat menjadikan jakarta sebagai Provinsi yang mengedepankan
keterbukaan informasi publik serta menjadikan Jakarta sebagai salah satu provinsi
yang yang telah menerapkan konsep Smart Governance dalam mewujudkan
Smart City. segala bentuk pelayanan publik, kebijakan publik dan Fasilitas publik
12
Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMi), Usaha Kecil (UK), dan
Usaha Menengah (UM) umumnya didasarkan pada nilai asset awal (tidak
termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata pertahun atau jumlah pekerja tetap.
Di Indonesia,definisi UMKM diatur berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
JakPreneur diluncurkan pertama kali ke publik oleh Guberner DKI Jakarta
Anies Baswedan pada tanggal 22 Februari 2020. Jak merupakan brand
identity/gambaran identitas dari Kota Jakarta,sementara Preneur diambil dari kata
entrepreneurship yang merupakan fokus dan subyek dari brand ini. Pada
implementasinya JakPreneur merupakan wadah kreasi, fasilitasi. pengembangan
UMKM yang dilakukan melalui ekosistem kewirausahaan,seperti start-
up, institusi pendidikan, maupun institusi pembiayaan.
Melalui program ini, para pegiat UMKM akan mendapatkan akses untuk
meningkatkan keterampilan dan kemandirian dalam mengembangkan potensi
usaha, dengan cara-cara kolaboratif antara Pemprov, dunia pendidikan, dunia
usaha, masyarakat, lembaga, atau pihak-pihak lainnya. Seperti yang diatur dalam
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 2 Tahun 2020.
Sasaran program Jakpreneur ditujukan kepada wirausaha pemula, wirausaha naik
kelas dan pencari kerja pada sasaran pencari kerja dapat berstatus keluarga miskin
dan penyandang disabiitas
Program Jakpreneur bagi para pencari kerja,wirausaha pemula dan atau wirausaha
naik kelas yang sudah terdaftar meliputi
• Pelatihan
• Pendampingan wirausaha
• Perizinan
• Pemasaran
• Pelaporan keuangan
• Fasilitasi permodalan
Persyaratan pendaftaran
a. Pencari kerja terdiri atas
• Memiliki kartu tanda penduduk provinsi DKI Jakarta
15
Gambar 2. 1
Syarat dan cara pendaftaran Jakpreneur
Gambar 2. 2
Syarat dan cara pendaftaran Jakpreneur
Gambar 2. 3
Syarat dan cara pendaftaran Jakpreneur
Gambar 2. 4
Syarat dan cara pendaftaran Jakpreneur
Gambar 2. 5
Jakpreneur pada Aplikasi JAKI
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi yang telah menerapkan konsep
Smart governance dalam mewujudkan konsep Smart city, dapat dilihat
dari berbagai bentuk pelayanan dan fasilitas publik ynag hampir
menyeluruh telah memanfaatkan pelayanan berbasis online/digital seperti
qlue,jaki, JakPreneur dll, DKI Jakarta memiliki anggaran APBD 2021
sebesar Rp.79,89 Trilyun
2. Collaborative governance dalam peningkatan daya saing UMKM melalui
program JakPreneur merupakan suatu langkah yang apik untuk
memperbaiki pengelolaan UMKM di DKI Jakarta. Melihat potensi
UMKM yang besar, maka harus dibersamai dengan pengelolaan serta
pemberdayaan UMKM yang baik. Dalam hal ini, Pemprov Jakarta telah
melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari
kementerian/lembaga,sektor swasta, komunitas sipil, startup atau
marketplace, perguruan tinggi, maupun masyarakat.
3. Hasil positiv dari program JakPrenuer terlihat dari menurunya tingkat
pengangguran di DKI jakarta selama tahun 2021 berdasarkan data situs
sakip.jakarta.go.id DKI Jakarta pada Februari 2021 ada di posisi 8,51%
dari target 10,69%. Meningkatnya omzet para pelaku UMKM yang
terdaftar di Jakpreneur dan memberikan kemudahan bagi para pelaku
UMKM yang ingin mengembangkan usahanya
3.2. Saran
1. menyediakan ruang usaha yang letaknya strategis untuk perkembangan
perekonomian.di setiap wilayah DKI Jakarta serta sebagai wadah
pemasaran offline setelah kondisi pandemi Covid-19 membaik
2. Menyediakan ruang publik lebih masif lagi untuk mengekspos hasil usaha
dari para peserta program JakPreanuer
3. Melakukan pemetaan kinerja stakeholder yang berpotensi untuk
melakukan kolaborasi berkelanjutan.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Katya, A. S. (2021). COLLABORATIVE GOVERNANCE IN INCREASING
THE COMPETITIVENESS OF MICRO SMALL MEDIUM ENTERPRISES
(MSMEs) THROUGH THE JAKPRENEUR PROGRAM. Monas: Jurnal Inovasi
Aparatur, 3(2), 309-320.
Bahtiar, R. A. (2021). Dampak pandemi covid-19 terhadap sektor usaha mikro,
kecil, dan menengah serta solusinya. Info Singkat, 13(10), 19-24.
http://repository.uin-suska.ac.id/4186/3/9.%20BAB%20II.pdf diakses 18
Desember 2021,Pukul 22.51
Ansell, Chris and Alison Gash (2008), ‘Collaborative governance in theory and
practice’, Journal of Public Administration Research and Theory, 18 (4), 543–571.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/15/12031841/pemprov-dki-
program-jakpreneur-anies-memang-diukur-dari-jumlah-pendaftar diakses 19 des
2021, pukul 16.30
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/DAPU6107-M1.pdf diakses
18 Desember 2021,pukul 21.00
https://smartcity.jakarta.go.id/blog/550/jakpreneur-platform-kolaborasi-untuk-
majukan-umkm-jakarta diakses 18 desember 2021, Pukul 19.00
https://smartcity.jakarta.go.id/blog/730/begini-syarat-dan-cara-daftar-jakpreneur
diakases pada 18 desember 2021, pukul 19.00
https://www.researchgate.net/publication/341042004_PENGEMBANGAN_E-
GOVERNMENT_DI_DKI_JAKARTA_STUDI_PORTAL_RESMI_PROVINSI_
DKI_JAKARTA di akses 18 desember 2021,Pukul 23.00
Center for Democracy and Technology (CDT) and InfoDev,“E-Government
Handbook: Part 1 -The Three Phases of E-Government”,
http://www.cdt.org/egov/ha diakses 18 Desember 2021, pukul 23.00
https://kumparan.com/berita-hari-ini/good-governance-pengertian-ciri-prinsip-
dan-penyelenggaraannya-1v2zeQBlR5k/3 di akses 19 Desember 2021, Pukul
19.34