KURNIAWAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dan tak lupa pula sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak. Dan penulis berharap agar proposal ini dapat bermanfaat.
Kurniawan
034 2018 0033
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
................................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
D. Lingkup Pembahasan.................................................................................6
E. Sistematika Penulisan.................................................................................6
1. Tinjauan Perdangangan.......................................................................9
2. Tinjauan Pasar...................................................................................12
3. Tinjauan Agribisnis...........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................26
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Mekanisme Pengembangan Sub Terminal Agribisnis.........................9
Gambar 2. 2 Mekanisme Pengembangan Sub Terminal Agribisnis.........................9
Gambar 2. 3 Puspa Agro..........................................................................................20
Gambar 2. 4 Fasilitas Umum....................................................................................21
Gambar 2. 5 Fasilitas Penunjang PUSPA AGRO...................................................22
Gambar 2. 6 Fasilitas Penunjang PUSPA AGRO...................................................22
Gambar 2. 7 Sub Terminal Agribisnis Mantung,...................................................23
Gambar 2. 8 Site Plan Sub Terminal Agribisnis Jetis.............................................24
Gambar 2. 9 Area Bongkar Muat.............................................................................24
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dengan demikian kedua Kabupaten mencapai laju pertumbuhan ekonomi di
atas laju pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Nilai PDRB Kabupaten Pulau Taliabu
Provinsi Maluku Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama periode 2015-2018 selalu
mengalami kecenderungan peningkatan. Nilai PDRB ADHB Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi
Maluku Utara pada tahun 2018 telah mencapai 8.137.112 (juta rupiah). Secara nominal nilai
PDRB ADHB Kabupaten Pulau Taliabu bagian lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan ini mengalami kenaikan sebesar 662.453 (juta rupiah) di bandingkan dengan tahun
2017 yang baru mencapai 7.474.659 juta rupiah (sumber Badan Pusat Statistik Kepulauan Sula
2019). Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku utara mencatat laju pertumbuhan
ekonomi di sektor pertanian yang cukup memuasakan, yaitu rata-rata 60,65% per
tahun dengan perkembangan hasil pertanian. (sumber Badan Pusat Statistik Kepulauan
Sula 2019).
2
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.273/kpts/OT.160/4/2007,
kelompok tani adalah kumpulan petani atau peternak atau pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi,
sumber daya) dalam keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota. Kelompok tani diarahkan untuk pemberdayaan petani agar dapat mandiri,
dan mampu menerapkan inovasi serta dapat berfungsi sebagai kelas belajar
mengajar, hingga membuat petani mendapatkan keuntungan yang besar dan
membuat petani menjadi lebih sejahtera.
3
Sasaran utama pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) pada dasarnya
adalah untuk menigkatkan nilai tambah bagi petani dan pelaku pasar, disamping
untuk mendidik petani untuk memperbaiki kualitas produknya sekaligus mengobah
pola pikir ke arah agribisnis serta menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah
disamping untuk mengembangkan akses pasar (Badan Agribisnis Departemen
Pertanian, 2000, Sukamadinata, 2001).
4
pertanian lahan kering (perkebunan) dan beberapa areal merupakan lahan terbuka
non-produktif. Lahan pertanian kering atau perkebunan didominasi oleh tanaman
cengkeh, kelapa, dan kakao.
Dari hasil Dinas Pertanian diketahui bahwa Kabupaten Pulau Taliabu 2018,
memiliki jumlah luas panen Jagung sebesar 163 Ha, Kacang Tanah 10 Ha, Kacang
Hijau 3 Ha, Ubi Kayu 1.532 Ha, Ubi Jalar 37 Ha. (Dinas Pertanian melalui laporan
statistic pertanian tanaman pangan palawijaya, 2019). Tercatat juga bahwa luas
tanaman perkebunan di Kabupaten Pulau Taliabu 2018, yaitu perkebunan Kelapa
dengan luas 12.041 Ha dengan hasil produksi Kelapa sebesar 8.471.150 ton,
sedangkan Kakao memiliki luas 3769 Ha dengan hasil produksi Kakao 1.115.130
ton. (Dinas Pertanian Kabupaten Pulau Taliabu). Luas panen produksi dan rata-rata
produksi sayuran di Kabupaten Pulau Taliabu tahun 2018, memiliki luas panen 154
Ha, dan produksi Sayuran sebesar 2.866.02 ton. (Dinas Pertanian Melalui Survei
Pertanian Hortikultura 2019).
Melihat potensi yang ada di Kabupaten Pulau Taliabu, yang dapat mendorong
berkembangnya pasar lintas kota atau daerah dan sebagai pemasok produk-produk
pertanian lainnya bagi masyarakat atau wilayah sekitarnya. Maka dapat dibentuklah
sebuah Lembaga pemasaran yang lebih besar sehingga bisa menjadi salah satu
sumber pendapatan asli daerah. Lembaga pemasaran yaitu Sub Terminal
Agribisnis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang
diangkat dalam kajian Arsitektur sehingga menjadi rumusan masalah sebagai
berikut :
5
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui konsep Perencangan pada fasad Sub Terminal
Agribisnis Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara yang
sesuai dengan kondisi lingkungan dan dapat menunjang
aktivitasnya.
b. Untuk mengetahui rancangan pengelompokkan/zonasi tatanan
massa pada Sub Terminal Agribisnis Kabupaten Pulau Taliabu
Provinsi Maluku Utara.
2. Sasaran Pembahasan
Merencanakan hasil rancangan menjadi sebuah perencanaan yang tepat
sesuai fungsi dan beberapa aspek pendukung yang sudah menjadi
pertimbangan dalam perencanaan “Sub Terminal Agribisnis Kabupaten Pulau
Taliabu Provinsi Maluku Utara” agar menjawab semua masalah yang terdapat
pada rumusan masalah.
D. Lingkup Pembahasan
1. Lingkup Subtansial
Lingkup pembahasan meliputi suatu hal yang berkaitan dengan
Perencanaan Sub Terminal Agribisnis Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi
Maluku Utara. Titik berat perencanaan ini adalah yang berkaitan dengan
disiplin ilmu arsitektur. Sedangkan hal-hal yang diluar ilmu arsitektur yang
mempengaruhi penulisan, latar belakang dan factor-faktor perencanaan akan
dibatasi serta dipertimbangkan, tanpa dibahas secara mendalam demi focus
pada tujuan pembahasan.
2. Lingkup Spasial
Daerah Perencanaan Sub Terminal Agribisnis ini terdapat pada jalan
Bobong, Kec. Fangahu, Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara.
E. Sistematika Penulisan
1. Sistematika Penulisan
6
Sistematika penulisan dari proposal ini terdiri dari 3 (tiga) bab, yang
terdiri dari sebagai berikut :
PENDAHULUAN BAB I
Bab pendahuluan ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Maksud
dan Tujuan dan Sasaran Pembahasan, Lingkup Pembahasan dan Metode dan
Sistematik Penulisan.
Bab ini memuat tentang kajian literature serta hasil studi terdahulu yang
relevan dengan pembahasan ini. Selain itu pada bab ini juga akan dibahas
mengenai pedoman yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir ini.
Bab ini memuat tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini termasuk
pemilihan lokasi penelitian, pengumpulan data yang relevan dengan
penelitian ini dsn langkah penelitian analisis data
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Perancangan Sub Terminal Agribisnis (STA)
Sub Terminal Agribisnis (STA) menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan dan
Pemasaran Hasil Pertanian (2015) merupakan suatu tempat atau sarana pemasaran
yang dibangun secara spesifik untuk melayani dan melaksanakan kegiatan
distribusi dan pemasaran hasil pertanian petani atau pelaku usaha pertanian dari
sumber produksi ke lokasi tujuan pemasaran. Tujuan dibentuknya Sub Terminal
Agribisnis (STA) menurut Direktorat Jendral Hortikultura tentang Petunjuk Teknis
Pengelolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (2019) adalah untuk menyediakan
fasilitas, pembinaan, pengawalan, dan pendampingan, serta bimbingan
pengembangan pemasaran komoditas hortikultura, meningkatkan dan menguatkan
akses pemasaran komoditas hortikultura tingkat farm gate, pasar domestik, dan
Internasional, memperkuat kelembagaan pemasaran pada tingkat farm gate, serta
mengembangkan dan mengoptimalkan pelayanan informasi pemasaran komoditas
hortikultura.
8
Gambar 2. 1 Mekanisme Pengembangan Sub Terminal Agribisnis
Sumber : Departemen Pertanian, 2004
1. Tinjauan Perdangangan
Perdagangan Merupakan proses tukar menukar barang dan jasa dari
suatu wilayah dengan wilayah lainnya, kegiatan sosial ini muncul karena
adanya perbedaan kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki. (Bambang
Utoyo).
9
distribusi perdagangan menjamin peredaran, penyebaran, dan penyediaan
barang melalui mekanisme pasar.
1
membuktikan bahwa tidak ada daerah yang mampu menghasilkan sendiri
semua barang yang dibutuhkan oleh penduduknya, sehingga konsumen lokal
harus berupaya memperoleh atau membeli barang kebutuhan tersebut dari
daerah lain. Dengan demikian, kegiatan perdagangan memberi manfaat
berupa peluang atau kesempatan bagi konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya terhadap barang yang tidak diproduksi di daerah setempat.
1
perencanaan dengan luas proyek dan tapak basement dibagi luas
daerah perencanaan.
b. Tata Bangunan
Pengendalian terhadap ketinggian maksimal bangunan dimaksudkan
untuk memberi skala yang manusiawi terhadap pejalan kaki dan
memberi kesempatan sinar matahari masuk kedalam kawasan
sehingga tidak lembab, batasan ketinggian bangunan tergantung
pada daya dukung dan daya tampung lahan, intensitas pemanfaatan
lahan, serta potensi sarana atau prasarana lingkungan yang
bersangkutan. Batasan ketinggian bangunan seringkali didasari atas
pertimbangan estetika, faktor keselamatan udara atau penerbangan
dan keselamatan bangunan akan bencana.
c. Kelengkapan Bangunan
Kelengkapan bangunan pusat perdagangan ini meliputi hal-hal
berikut :
1). Beragam jenis dagangan, jasa, dan hiburan yang ditawarkan.
2). Ruang parkir tersedia sesuai dengan standar kebutuhan ruang
parkir.
3). Signage (papan informasi) tersedia pada tempat yang
membutuhan orientasi yang jelas seperti di luar bangunandalam
tapak, entrance, dekat tangga, blok retail dsb.
4). Kebutuhan pengunjung akan fasilitas hiburan dan rekreasi
terpenuhi untuk bersantai dan bersosialisasi. Kebutuhan
pengunjung akan fasilitas penunjang tersedia dan tersedia
dengan baik dalam penataan ruang.
2. Tinjauan Pasar
Pasar adalah bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi ekonomi yaitu membeli atau menjual barang dan jasa atau sumber
daya ekonomi atau factor produksi lainnya.
1
Pengertian pasar menurut KBBI adalah tempat orang berjual beli.
Definisi lainnya menurut KBBI, pasar adalah kekuatan penawaran dan
permintaan, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang
dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa.
a. Ciri-ciri Pasar
1). Adanya calon pembeli dan penjual
2). Adanya jasa maupun barang yang akan diperjual belikan.
3). Adanya proses penawaran dan permintaan oleh kedua pihak.
4). Adanya interkasi antara pembeli dan penjual baik langsung
ataupun tidak langsung.
b. Klasifikasi Pasar
1). Pasar Tradisional
Pasar tradisional Pasar Tradisional ialah salah satu jenis pasar
yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah, BUMN, BUMD dan pihak swasta yang tempat usahanya
berupa kios, toko, tenda yang dimiliki dan dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, koperasi atau swadaya masyarakat
yang proses jual belinya dilakukan lewat proses tawar menawar.
(Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007).
1
Produksi dilakukan oleh rumah tangga dan disesuaikan
dengan kebutuhan serta kemampuannya.
Adanya tawar menawar terhadap harga barang.
Rasa tolong menolong dan kekeluargaan sangat tampak
dan kehidupan masyarakatnya.
Teknik produksi dipelajari secara turun-temurun dari
generasi ke generasi.
Terikat dengan budaya dan tradisi dalam masyarakat.
Tidak ada monopoli oleh satu produsen tertentu.
Produsen baru dapat masuk dengan mudah ke pasar.
Pelayanan dan harga merupakan hal yang paling
mempengaruhi penjualan, promosi dan inovasi tidak
terlalu berpengaruh.
Kelebihan Pasar Tradisional
Tidak ada kesenjangan ekonomi antar pelaku ekonomi
dalam pasar.
Tidak ada monopoli dalam pasar.
Kegiatan ekonomi dalam pasar didasarkan atas kejujuran.
Kekeluargaan yang kuat dalam masyarakat.
Pemerintah tidak bisa masuk dan ikut campur secara
langsung dalam pasar.
Produsen baru bisa masuk ke pasar dengan mudah.
Kekurangan Pasar Tradisional
Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat
Karena inovasi dan promosi tidak terlalu berpengaruh,
kualitas barang sulit untuk meningkat dan motivasi
masyarakat untuk maju kurang.
Barang dan jasa yang ditawarkan terbatas karena sangat
bergantung pada hasil kekayaan alam.
Tidak ada standar baku dalam pengukuran nilai suatu
barang.
1
Perubahan dianggap tabu karena sangat terikat dengan
budaya.
2). Pasar Modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional,
namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang
tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. (Menurut Hutabarat 2009).
1
Kekurangan Pasar Modern
Karena memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki oleh
pasar tradisional, konsumen mulai pindah dan lebih
menyukai belanja di pasar modern. Tentu saja hal ini akan
berdampak pada pasar tradisional yang semakin hari
peminatnya semakin berkurang. Konsumen mulai banyak
yang pindah ke pasar modern, menyebabkan penghasilan
pedagang atau penjual di pasar tradisional akan menurun.
Sebagian besar pedagang pasar tradisional merupakan kaum
menengah ke bawah, sedangkan pemilik mall, supermarket,
dan lainnya adalah kaum menengah ke atas. Hal tersebut
akan membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin.
Memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan oleh suatu daerah. Ada
beberapa daerah yang dapat menghasilkan suatu barang tertentu dalam
jumlah yang banyak, lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan oleh
penduduknya. Apabila kelebihan produksi tersebut dijual atau dipasarkan
kedaerah lain kemungkinan harganya bisa menjadi lebih tinggi dibanding
harga lokal, sehingga produsen bisa memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Disamping perluasan pasar ini juga dapat meningkatkan volume
produksi dan memperoleh atau memperluas kesempatan kerja. Memperoleh
1
keuntungan dari spesialisasi, walupun suatu daerah dapat menghasilkan jenis
barang yang sama dengan yang dihasilkan oleh daerah lain, tetapi mungkin
daerah yang bersangkutan lebih memilih untuk membeli barang tersebut dari
daerah lain. Hal ini dilakukan untuk lebih mendorong produksi barang lain
yang dapat memberikan keuntungan atau manfaat lainnya yang lebih besar.
3. Tinjauan Agribisnis
Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang dapat diartikan sebagai
semua aktivitas utuh dan komprehensif mulai dari hulu sampai hilir serta
saling terkait satu sama lain. Sistem agribisnis terdiri dari empat subsistem
utama, yaitu :
1
jasa bagi untuk subsistem hulu, budidaya, dan hilir. Pelaku dari
subsistem ini adalah lembaga-lembaga antara lain:
1). Koperasi
2). Perbankan
3). Penyuluhan
4). Riset dan Pendidikan
5). Asuransi
1
marah. Sebagai contoh, bahwa saat seseorang dalam keadaan stress, maka kerja
hormonnya akan meningkat dan kemudian menekan sistem imun, sehingga akan
mudah terserang penyakit. (SAPPK. ITB).
Dalam UU tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat
l menyatakan “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau
menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman,
serasi, dan teratur”. Hal ini menjelaskan bahwa sudah sewajarnya masyarakat
menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai
tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan. Suatu rancangan desain
yang kurang baik akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental penghuninya. Hasil
survei Enviromental Protection Agency (EPA), menyatakan bahwa manusia
menghabiskan waktunya 90% di dalam lingkungan konstruksi, baik itu di dalam
bangunan kantor ataupun tempat tinggal.
1
C. Tinjauan Bangunan Sejenis
1. Pusat Perdagangan Agro (PUSPA AGRO)
2
Timbangan, Tempat Sampah, Tempat Pengolahan Sampah Organik,
Toilet dan Kamar Mandi.
c. Fasilitas Sarana dan Prasarana meliputi: Pintu Gerbang, Loket,
Jalan, Halte, Parkir, Parkir Bongkar Muat.
2
b. Fasilitas Pendukung PUSPA AGRO
2
2. Sub Terminal Agribisnis Jetis Kabupaten Semarang
2
Gambar 2. 8 Site Plan Sub Terminal Agribisnis Jetis
Sumber : Goggle Maps
2
BAB III
METODE PERANCANGAN
2
DAFTAR PUSTAKA