Disusun oleh:
i
3.1 Metode Pendekatan ................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Pengumpulan Data ...................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Metode Analisis.......................................... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pengembangan
Agrowisata di Kecamatan Ciwidey ................ Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Identifikasi Isu Strategis di Kecamatan CiwideyError! Bookmark
not defined.
3.3.3 Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Agrowisata di
Kecamatan Ciwidey ......................................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Matriks Analisis ......................................... Error! Bookmark not defined.
3.5 Kerangka Analisis ..................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH ..................................................... 14
BAB V RENCANA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR ................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan ditetapkannya Kecamatan Ciwidey sebagai KSK Agropolitan
Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali, maka perlu adanya pengembangan wilayah
berbasis agrowisata di Kecamatan Ciwidey. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menunjang Kecamatan Ciwidey sebagai bagian dari kawasan pariwisata untuk
dapat mengembangkan wilayahnya dan meningkatkan perekonomian wilayah
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Kecamatan Ciwidey memiliki potensi untuk dilakukannya pengembangan
wilayah berbasis agrowisata karena memiliki keunggulan dari segi potensi wisata
alam dan pertanian. Kecamatan Ciwidey termasuk kedalam KSPD menurut Perda
Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Tahun 2018-2025 dan juga termasuk kedalam KSK
Agropolitan Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali menurut Perda Kabupaten Bandung
Nomor 27 Tahun 2016 tentang RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036.
Namun masih terdapat masyarakat Kecamatan Ciwidey yang belum sadar akan
adanya potensi yang dimiliki oleh wilayahnya dan kurangnya sosialisasi dari
pemerintah sehingga masih kurangnya partisipasi masyarakat serta kurang optimal
dalam pengembangan wilayah tersebut. Pemerintah perlu memberikan dukungan
dalam pengembangan, pengelolaan, pemasaran wisata, dan hal lainnya yang terkait
dengan wisata berbasis agrowisata. Potensi yang ada di Kecamatan Ciwidey
menjadi kurang dimanfaatkan secara optimal apabila masalah terkait wisata tidak
ditemukan solusi penanganannya meskipun sudah ditetapkan dalam peraturan
daerah. Perlu dilihatnya jenis pariwisata yang dominan di wilayah tersebut agar
dapat dimaksimalkan dengan baik pengelolaannya serta pengembangan wilayahnya
yang berbasis agrowisata.
Dengan demikian, berdasarkan permasalahan diatas maka timbulah suatu
pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana pengelolaan kawasan agrowisata di Kecamatan Ciwidey?
2. Apa saja potensi dan permasalahan pengembangan agrowisata di
Kecamatan Ciwidey?
2
3. Bagaimana arahan pengembangan wilayah berbasis agrowisata di
Kecamatan Ciwidey?
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terbentuknya arahan
pengembangan wilayah berbasis agrowisata di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten
Bandung.
1.3.2 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan pengembangan agrowisata di
Kecamatan Ciwidey.
2. Teridentifikasinya isu strategis Kecamatan Ciwidey.
3. Terumuskannya arahan pengembangan wilayah berbasis agrowisata di
Kecamatan Ciwidey.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kecamatan Ciwidey termasuk kedalam wilayah administrasi Kabupaten
Bandung yang terletak disebelah selatan Kota Bandung. Kecamatan Ciwidey
mempunyai luas total sebesar 4.847 ha dan secara administratif Kecamatan Ciwidey
memiliki batasan administrasi sebagai berikut:
• Sebelah utara : Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat
• Sebelah timur : Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung
• Sebelah selatan : Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung
• Sebelah barat : Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Ciwidey sebanyak 86.760 jiwa yang
tersebar dalam tujuh desa.
Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk Desa di Kecamatan Ciwidey Tahun 2019
Nama Desa Jumlah Penduduk
Panundaan 13.900
Ciwidey 17.100
3
Panyocokan 13.140
Lebakmuncang 15.830
Rawabogo 8.500
Nengkelan 6.690
Sukawening 11.510
Jumlah 86.760
Sumber: Kecamatan Ciwidey Dalam Angka, 2020
4
1.5 Kerangka Berpikir
Kecamatan Ciwidey dalam Perda Kabupaten Bandung Nomor 27 Tahun 2016 tentang RTRW
Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036 ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Agropolitan Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali dan juga ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan
(PPK) dalam Wilayah Pengembangan (WP) Soreang-Kutawaringin-Katapang.
Masyarakat belum sadar akan potensi yang dimiliki wilayahnya sehingga masih kurang optimal dalam
pengembangan wilayah tersebut.
Permasalahan
Kajian Teori
Dasar Kebijakan
Data
5
1.6 Metodologi
1.6.1 Metode Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods.
Mixed Methods (metode campuran) merupakan suatu prosedur dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan “mencampur” metode kuantitatif dan kualitatif
dalam suatu penelitian atau serangkaian penelitian untuk memahami permasalahan
dalam penelitian (Creswell & Plano Clark). Pendekatan ini dilakukan secara
gabungan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
permasalahan dan pertanyaan penelitian daripada jika dilakukan secara terpisah
atau sendiri-sendiri. Selanjutnya Sugiyono (2014, hlm. 404) menyatakan bahwa
metode penelitian kombinasi (mixed methods) merupakan suatu metode penelitian
yang menggabungkan atau mengkombinasikan antara metode kuantitatif dengan
metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian,
sehingga data yang diperoleh lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif.
Dalam upaya mencapai tujuan dari penelitian ini, maka dirumuskan berbagai
teori dan teknik analisis yang akan digunakan untuk mencari isu pengembangan
Kecamatan Ciwidey. Metode kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk
melihat besarnya pengaruh dan hubungan antara karakteristik kondisi fisik wilayah,
kependudukan, ekonomi, serta sarana dan prasarana untuk perencanaan Kecamatan
Ciwidey. Sedangkan metode kualitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk analisis
arahan pengembangan wilayah.
1. Pendekatan Teoritis
Pendekatan teoritis dilakukan guna memperoleh data-data yang berupa
jurnal, undang-undang, laporan, buku teks, dan lain sebagainya. Hal ini
bertujuan untuk mendukung penulis dalam penelitian yang berkaitan dengan
penelitian yang dikerjakan.
2. Pendekatan Lapangan
Pendekatan lapangan biasanya dilakukan oleh peneliti di lokasi
penelitian yang telah ditentukan, di sini penulis melakukan pengamatan/
observasi untuk menghimpun keterangan-keterangan mengenai keadaan yang
sebenarnya di lapangan.
6
3. Pendekatan Stakeholders
Pendekatan yang dilakukan penulis dalam menghimpun informasi/data
dari masyarakat maupun pihak-pihak yang terkait melalui media kuesioner
dan juga wawancara.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, dimana penelitian yang
dilakukan di buat berdasarkan fakta, sifat hubungan fenomena yang diselidiki di
lapangan dan kemudian dijabarkan secara sistematis. Penelitian deskriptif pada
umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara,
ataupun observasi hal ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan
akurat dari suatu situasi (Boyd, et al, 1989).
1.6.2 Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Primer
a) Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengamati keadaan wilayah
yang dikaji, permasalahan pada wilayah studi, potensi yang ada dalam
wilayah studi, dan lainnya. Observasi lapangan adalah penelitian yang
dilakukan secara langsung dengan mengamati kondisi eksisting wilayah yang
dikaji.
b) Wawancara/interview
Wawancara/interview dilakukan kepada narasumber yang dapat
dianggap mewakili suatu kelompok yang ada di wilayah kajian studi.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada narasumber atau pihak terkait.
Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel tidak secara
acak, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan
yang berfokus pada tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Proses pengambilan
sampel dilakukan secara tidak acak dengan teknik kuota sampling, yaitu cara
pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai jumlah
kuota yang telah ditentukan.
c) Dokumentasi
7
Merupakan salah satu untuk merekam data-data eksisting. Dokumentasi
ini bertujuan sebagai bukti otentik bagaimana suasana atau kondisi pada
wilayah yang dikaji. Dokumentasi dapat diambil dalam bentuk foto dan/atau
video di wilayah penelitian.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder merupakan metode pengumpulan data dari
literatur yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain) dengan mencari data dari instansi-instansi.
1.6.3 Metode Analisis
a) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pengembangan Agrowisata di
Kecamatan Ciwidey
1) Metode Pendekatan
2) Metode Pengumpulan Data
3) Metode Analisis
b) Identifikasi Isu Strategis di Kecamatan Ciwidey
1) Metode Pendekatan
2) Metode Pengumpulan Data
3) Metode Analisis
c) Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Agrowisata di Kecamatan Ciwidey
a) Metode Pendekatan
b) Metode Pengumpulan Data
c) Metode Analisis
1.6.4 Matriks Analisis
1.6.5 Kerangka Analisis
1.7 Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan, maka sistematika
pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi penelitian, dan sistematika
pembahasan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan mengenai tinjauan teori-teori yang berkaitan dengan isi
daripada laporan yang diambil dari beberapa ahli dan bersumber pada kepustakaan
formal, seperti buku, jurnal akademis, laporan ilmiah, dan sebagainya.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Bab ini membahas mengenai gambaran umum karakteristik wilayah kajian,
baik eksternal maupun internal di lokasi kajian.
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
Bab ini berisikan gambaran mengenai pelaksanaan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam beberapa bulan mendatang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
untuk pertemuan sosial), dan daya tarik bangunan (bangunan, arsitektur bersejarah
dan modern, monumen, taman, kebun, marina).
2.1.4 Agrowisata
Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata
yang dilakukan di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam
kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas didalamnya seperti persiapan
lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai
dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk
pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan
wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian. Sedangkan menurut Nurisjah
(2001), agrotourism, agrowisata, wisata agro atau wisata pertanian merupakan
penggabungan antara aktivitas wisata dan aktivitas pertanian.
2.2 Tinjauan Kebijakan
2.2.1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2.2.2 Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2018 –
2025
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2018 – 2025, yang
dimaksud dengan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) adalah kawasan
yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan
Pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam 1 (satu) atau lebih aspek,
seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
2.3 Kajian Studi Terdahulu
11
Berikut ini beberapa tinjauan studi terdahulu yang berkaitan dengan topik
arahan pengembangan wilayah.
12
Judul
Penulis Tujuan Output
Penelitian
Pangan
Kabupaten
Bojonegoro
Arahan Nabil Fahrezy, Menginformasikan mengenai
Pengembangan Feldian Hendagi, berbagai potensi, masalah seta
Wilayah dan Hasti ancaman geologi yang akan timbul
Berbabsis Widyasamratri dalam pengembangan suatu
Struktur Geologi kawasan, khususnya untuk
Kawasan di Pulau pengembangan wilayah Pulau
Belitung Belitung yang mulai tumbuh seiring
dengan beralihnya kegiatan
pertambangan ke kegiatan
pariwisata sebagai prioritas
pengembangan wilayah, khususnya
di Kabupaten Belitung dan
Kabupaten Belitung Timur.
13
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
14
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
Untuk memudahkan pelaksanaan penyusunan laporan tugas akhir hingga tahap pembukuan, maka disusunlah rencana
pelaksanaan tugas akhir. Berikut merupakan tabel garis waktu (timeline) rencana pelaksanaan tugas akhir yang telah disusun:
Tabel 5. 1 Rencana Pelaksanaan Tugas Akhir
15
DAFTAR PUSTAKA
Boyd. H. W., Jr., Westfall. R., dan Stasch.S.F, “Marketing Reaserch: Text and
Cases”, Irwin, Boston, 1989
Creswell, J.W., & Plano Clark, V.L. (2011), Designing and Conducting Mixed
Methods Research (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage Publications, Inc.
Hornby, Prof. Hunziker dan Kraft. 1942. Pengertian Wisata. Jakarta : PT. Gramedi
Pendit, N.S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya
Paramita
16
Dokumen Kebijakan
Studi Literatur
17