PROPOSAL TESIS
Oleh
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Langkat Tahun
4
2016- 2020 (milyar) ……………………………………………...
Tabel 2.1 Pemasalah Sektor Pertanian di Kabupaten Langkat……………... 22
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu …………………………………….. 25
Tabel 3.1 Luas Lahan Pertanian Menurut Kecamatan Kab. Langkat ……… 32
Tabel 3.2 Jumlah Petani Tanaman Pangan di Kecamatan Sirapit …………. 34
Tabel 3.3 Skala Perbandingan (Saaty. 1994) ………………………………. 45
Tabel 3.4 Penjumlahan Tiap Kolom ……………………………………….. 46
Tabel 3.5 Matrik Nilai Kriteria …………………………………………….. 47
Tabel 3.6 Matrik Perkalian ………………………………………………… 47
Tabel 3.7 Matrik Penjumlahan Baris ………………………………………. 47
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan bioenergi. Peran pertanian sangat
utama yang tidak ringan, yaitu diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2050
mencapai 322 juta jiwa, terbesar kelima di dunia setelah Tiongkok, India, Nigeria dan
dan daya saing pertanian. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup
ditinjau dari jumlah maupun mutu, selain itu, menjamin pangan yang aman, beragam,
bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan
budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
bernilai ekonomi cukup tinggi untuk menjaga ketahanan pangan (stabilitas harga) agar
1
tidak terjadi inflasi. Komoditas-komoditas subsektor tanaman pangan strategis tersebut
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, maka pemerintah
daerah berwenang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi suatu daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa suatu daerah seharusnya tidak
bergantung lagi pada dana anggaran pusat dan diharapkan dapat mendorong kontribusi
sektor-sektor ekonomi yang berbasis sektor pertanian yang memiliki potensi besar
Timur Propinsi Sumatera Utara yaitu sekitar 6.263,29 km2 atau 8,74 persen dari total
luas Sumatera Utara, secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3°14’00”–
4°13’00” Lintang Utara, 97°52’00’ – 98° 45’00” Bujur Timur dan 4 – 105 m dari
permukaan laut dan menempati area seluas ± 6.263,29 Km2 (626.329 Ha) yang terdiri
dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif. Kabupaten Langkat
2
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara setelah Kota Medan dan Kabupaten
Deli Serdang.
Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 hingga 2020, PDRB Kabupaten Langkat
memberikan kontribusi rata-rata sebesar 5,31 persen terhadap PDRB Provinsi Sumut.
PDRB Langkat tahun 2017 sebesar 37.032,25 milyar meningkat signifikan hingga
sebesar 43.208 milyar pada tahun 2020 (BPS Provsu. 2020). Perananan sektoral
pembentukan PDRB Kabupaten Langkat cukup bervariasi yakni terdiri dari 17 sektor
usaha. Lima sektor usaha pembentuk PDRB yang memiliki peranan terbesar secara
berurut pada tahun 2020 adalah sektor pertanian 39,57 persen, yang diikuti sektor
Industri Pengolahan 15,89 persen, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 11,19 persen, Pertambangan dan Penggalian 9,22 persen dan sektor
3
Tabel 1.1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut
Lapangan Usaha Tahun 2016-2020 (Juta Rp.)
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian 13.472,660 14.524,14 15.551,28 16.471,77 17.095,45
2 Pertambangan dan 3.339,6 3 547,68 3 826,74 4 055,45 3 982,29
3 Penggalian 5.244,67 6 010,75 6 410,49 6 711,51 6 864,11
4 Industri Pengolahan 63,29 75,26 80,52 85,40 87,57
Pengadaaan Listrik dan Gas
5 Pengadaan Air, Pengelolaan 11,66 13,05 14,11 15,24 15,84
6 Sampah dan Daur ulang 2.533,47 2 725,86 3 000,67 3 242,94 3 207,42
7 Konstruksi 3 851,63 4 055,49 4 408,86 4 799,03 4 834,13
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
8 Sepeda Motor 795,00 866,95 940,86 1 032,35 961,83
9 Transportasi dan Pergudangan 735,47 833,58 909,10 996,37 927,17
Penyediaan Akomodasi dan
Makanan
10 Informasi dan Komunikasi 319,76 355,58 395,92 443,86 493,45
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 701,88 756,82 815,60 847,05 829,99
12 Real Estate 995,64 1 083,03 1 189,54 1 299,59 1 330,72
13 Jasa Perusahaan 188,74 209,36 225,38 255,26 250,00
14 Administrasi Pemerintahan 1.236,36 1 310,37 1 371,85 1 454,44 1 504,04
dan Pertanahan
15 Jasa Pendidikan 383,75 411,01 446,08 488,62 508,57
16 Jasa Kesehatan dan Sosial 161,37 175,99 196,04 221,21 224,75
17 Jasa Lainnya 70,01 77,32 84,62 95,10 90,68
Kabupaten Langkat, data PDRB ADHB tahun 2016 hingga 2020 menunjukkan bahwa
nilai PDRB Sektor pertanian terus mengalami peningkatan, tetapi peningkatan tersebut
tidak diikuti dengan laju pertumbuhan sektor pertanian tersebut. Laju pertumbuhan
sektor pertanian mengalami perlambatan yang juga berdampak pada penurunan salah
tanaman pangan. Sesuai data (BPS. 2020) peranan subsektor tanaman pangan
terhadap kontribusi PDRB Kabupaten Langkat sepanjang tahun 2016 hingga 2020
berfluktuasi yang cenderung menurun, dari tahun 2016, subsektor tanaman pangan
4
tanamana pangan yang dominan dihasilkan Kabupaten Langkat selain padi sawah
adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.
16,48
15,87 15,94
15,83
15,4
Langkat menjadi salah satu program strategis yang mendapatkan alokasi bantuan
5
oleh petani subsektor tanaman pangan, terutama tanaman padi dengan jumlah 745
poktan yang kemudian disusul oleh petani subsektor tanaman perkebunan 553 poktan.
potensi lahan pertanian yang dimiliki sekitar 1.433 ha, atau 4,21 persen dari luas total
tingkat produktivitas padi sawah paling tinggi di Kabupaten Langkat yaitu sebesar
66,62 Kw/ Ha (BPS Kab. Langkat 2020), tetapi tingkat produktivitas masih
mengalami fluktuasi. Sebagai salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan,
sektor yang dapat menjadi leading sector (sektor unggulan) dan juga economic base
(ekonomi basis) pada wilayah ini. Menurut Khairati (2019) komoditas subsektor
tanaman pangan yang menjadi basis unggulan di Kecamatan Sirapit adalah padi,
Meskipun secara statistik nilai PDRB sektor pertanian kabupaten Langkat selalu
minimnya alat mekanisasi pertanian, jatuhnya harga saat panen, lemahnya permodalan
kelompok tani, dan sempitnya kepemilikan lahan (Dinas Pertanian dan Ketapang.
2020).
6
Menurut Ramiawati (2020) untuk mencapai prioritas pengembangan komoditi
salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam optimalisasi sumber daya yaitu dengan
Dengan mengenali potensi wilayahnya maka dapat diketahui sub sektor dan komoditas
komoditas apa yang menjadi komoditas unggulan tanaman pangan dan bagaimana
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan
Langkat ?
7
1.3. Tujuan Penelitian
Langkat ?
Langkat
3. Sebagai bahan masukan dan kontribusi bagi kemajuan pendidikan dan sebagai
pusat dan daerah agar dapat mengoptimalkan sektor basis unggulan tanaman
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat pontensial dalam
Sektor pertanian akan selalu berjalan selama manusia masih memerlukan makanan
untuk mempertahankan hidup dan bahan baku dalam industri (Hayati,dkk. 2017),
dalam konteks tersebut (Su’ud dan Salihin, 2004) berpendapat bahwa pertanian yang
paling berhasil adalah pertanian yang peran utamanya dapat memberikan makan
secukupnya kepada rakyat di pedesaan dan juga dapat menyediakan bahan makanan
dari pada pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Secara luas
pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik nilai,
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik.
Sedangkan menurut Bank Dunia (2019) Pembangunan pertanian tetap menjadi salah
dapat menyediakan bahan makanan kepada 9,7 miliar orang yang diproyeksikan untuk
tahun 2050 dengan mengikuti kaidah seperti yang disampaikan oleh Mosher bahwa
9
dalam upaya mpembangunan pertanian tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi
baru. Hal ini disebabkan karena preferensi konsumen akan produk pertanian sangat
dinamis atau cepat berubah. Berkaitan dengan hal itu, terdapat lima faktor pokok yang
Adanya pasar produk pertanian. b) Adanya teknologi yang selalu berubah yang
peran yang sangat strategis karena memiliki peranan yang mendasar yaitu sebagai
berikut ; (1) Sektor pertanian berperan sebagai wadah utama untuk menghidupi
sebagian besar penduduk di berbagai negara agraris termasuk Indonesia. (2) Sektor
pertanian berperan sebagai suatu sektor yang khusus menyediakan secara langsung
bahan pangan dan gizi bagi seluruh penduduk baik di masa sekarang maupun masa
mendatang. (3) Kontribusi sektor pertanian terhadap devisa negara cukup besar baik
sebelum maupun sesudah krisis ekonomi. (4) Sektor pertanian berperan juga sebagai
sektor yang paling bertahan dalam menghadapi berbagai jenis guncangan krisis
perekonomian. (5) Sektor pertanian berperan sebagai penyerap tenaga kerja terbesar
dibandingkan sektor lain. (6) Sektor pertanian berperan sebagai hulu bagi sektor lain.
Dalam artian sektor pertanian menyediakan bahan baku, tenaga kerja yang murah,
10
modal, konsumen produk minimal bagi pembangunan awal sektor industri dan sektor
lain.
Salah satu subsektor pada sektor pertanian adalah subsektor tanaman pangan.
Subsektor tanaman pangan memiliki posisi dan peranan yang penting dan strategis,
(BPS. 2017) subsektor tanaman pangan meliputi semua kegiatan ekonomi yang
tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau,
ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, dll), serta tanaman serelia lainnya
subkategori tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud
produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh
wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam
wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu
komoditas dan produk pangan pokok dan strategis nasional (seperti beras, jagung,
kedelai, dan ubi kayu) yang berkontribusi pada penyedia lapangan usaha serta sumber
menjaga dan menstabilisasi inflasi baik pangan dan agregat, menyumbang nilai
tambah yang diukur dengan nilai produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian, dan
11
Dalam fungsinya sebagai penyedia pangan, menurut (Setiabudi, 2015) terdapat
jumlah dan waktu distribusi (4) Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian menurun
dengan laju 500 ribu rumah tangga per tahun; (5) Pendampingan oleh penyuluh belum
optimal karena jumlah PPL dan Tenaga Harian Lepas kurang memadai; (6) Koordinasi
tahun 2007 tentang Penataan Ruang, (UU 26/2007) wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait, yang batas dan sistemnya
praktis sebagai bentuk penerapannya yang bersifat dinamis (Sirojuzilam dan Mahalli,
2010). Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai tujuan agar suatu wilayah
harmonis, serasi, dan terpadu melalui pendekatan yang bersifat terpadu dan
12
lingkungan hidup (Djakapermana, 2010). Sedangkan menurut (Miraza, 2005) di dalam
sebuah wilayah terdapat berbagai unsur pembangunan yang dapat digerakkan untuk
wilayah, baik aspek ekonomi, sosial dan budaya, maupun aspek-aspek lainnya.
peningkatan nilai manfaat wilayah bagi masyarakat suatu wilayah tertentu mampu
rata-rata banyak sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-
usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti jenis, intensitas, pelayanan maupun
kualitasnya.
bersama-sama dengan para pelakunya dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan
yang menguntungkan bagi wilayah itu sendiri maupun bagi kesatuan administratif di
mana wilayah itu menjadi bagiannya, dalam hal ini Negara Kesatuan Republik
pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai manfaat wilayah bagi masyarakat
suatu wilayah tertentu mampu menampung lebih banyak penghuni, dengan tingkat
13
yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti
Setiap daerah mempunyai potensi dan keunggulan ekonomi yang dapat menjadi
daerah senantiasa berupaya memberikan perhatian dan fasilitas yang memadai sesuai
yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan rencana pembangunan
memacu pertumbuhan suatu wilayah atau daerah sangat tergantung dari keunggulan
atau daya saing sektor-sektor ekonomi di wilayahnya (Rustiadi, et al, 2009). Wilayah
wilayah (Djakapermana, 2010). Oleh sebab itu pendekatan sektoral masih menjadi
salah satu strategi dalam membangun potensi ekonomi wilayah. Pendekatan sektoral
lebih difokuskan pada upaya peningkatan produktivitas sektor ekonomi yang dapat
bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan
ekspor dari wilayah tersebut. (Tarigan, 2003) mengemukakan teori basis ekonomi
(economic base theory) adalah salah satu teori atau pendekatan yang bertujuan untuk
14
menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan wilayah. Ide pokoknya adalah beberapa
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu aktifitas-aktifitas basis dan aktifitas-aktifitas
bukan basis (non basis). Menurut (Glasson 1978) menyatakan aktifitas-aktifitas basis
adalah aktifitas – aktifitas yang mengekspor barang dan jasa ke tempat-tempat diluar
barang dan jasa-jasa mereka kepada orang-orang dari luar perbatasan perekonomian
bersangkutan.
wilayah hanya akan terjadi jika komponen ekonomi basisnya berkembang karena
mempunyai efek multiplier yang besar. Pertumbuhan basis ekspor suatu wilayah akan
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
15
32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33/2004 tentang Perimbangan
tersebut memiliki kesamaan visi pembangunan nasional, yaitu: (1) berlandaskan pada
azas ekonomis, efisien, efektif dan transparan; (2) berbasis kinerja yang berorientasi
outcome; (3) berhorizon pengeluaran jangka menengah; (4) berdimensi wilayah; (5)
pendekatan politik, top-down policy dan bottom-up planning; dan (7) disusun secara
dan kegiatan pembangunan pertanian menjadi suatu kesatuan yang utuh baik dalam
perspektif sistem maupun wilayah, sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing
komoditas, wilayah serta pada gilirannya kesejahteraan petani sebagai pelaku usaha
kawasan terpadu dari berbagai kawasan. Berdasarkan hal ini, pengembangan kawasan
16
mempertimbangkan beberapa antara lain; (1) pembangunan pertanian memiliki
keterkaitan erat dengan ketetapan tata ruang dan wilayah yang mengarahkan dimana
pemerintah pusat dan daerah perlu memilih usaha pertanian mulai dari hulu hingga
dilakukan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat lebih fokus yang pada akhirnya
berbasis pada faktor-faktor sumber daya. Faktor sumber daya dapat meliputi kekayaan
penguasaan modal, teknologi; (4) setiap wilayah atau kawasan memiliki karakteristik
tertentu yang sesuai atau tidak sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian
tertentu. Oleh karena itu pengembangan komoditas pertanian perlu difokuskan pada
penguasaan lahan, skala potensi wilayah, dan aspek lainnya yang relevan dengan
17
merupakan bagian tak terpisahkan dengan pengembangan berbagai kawasan lain pada
masing kabupaten/kota berbeda dan berbeda pula jenis kebijakan, program dan
pertanian akan berbeda antara kawasan yang masih tumbuh dengan kawasan yang
dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
kelangsungan hidup usaha. Pendapatan juga bisa digunakan sebagai alat untuk
mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga. Pendapatan dapat adalah
jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan (Sukirno, 2006).
Pendapatan menunjukkan jumlah uang yang diterima oleh rumah tangga selama kurun
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan
tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta
pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau
asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 2001). Pendapatan atau income dari
yang dimilikinya kepada sektor produksi. (Boediono, 2000) Dari definisi tersebut jelas
bahwa setiap rumah tangga yang terdapat dalam perekonomian tiga sektor pada
pasar. Bagi rumah tangga konsumsi mereka akan mendapatkan pendapatan yang
18
berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan
modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, maupun laba. Untuk
menjual barang dan jasa. Sedangkan rumah tangga pemerintah akan memperoleh
pendapatan dari pajak ataupun retribusi atas prasarana dan kebijakan yang sudah
diberikan atau disediakan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
adalah jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga sebagai
imbalan balas jasa atas apa yang ia berikan ataupun korbankan selama jangka waktu
tertentu.
pertanian merupakan suatu bentuk pengkajian yang dilakukan secara sistematis dari
berbagai aspek yang ada dalam maupun yang terkait dengan pengembangan kawasan
awal dari serangkaian proses dan kegiatan pembangunan yang akan menentukan
pertanian memiliki ciri khas dimana proses produksi sangat terkait dan berbasiskan
kondisi agroekosistem tertentu yang menjadi suatu ciri dari suatu wilayah. Hal ini
secara optimal, maka karakteristik wilayah yang khas baik dari aspek geografis, sosial
19
mengarahkan bahwa pada akhirnya dalam pengembangan wilayah membutuhkan
pengaturan ruang secara terpadu melalui proses pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan.
harmonis, serasi, dan terpadu melalui pendekatan yang bersifat terpadu dan
populasi penduduk, kesempatan kerja, tingkat pendapatan, dan nilai tambah industri
perbaikan wilayah secara bertahap dari kondisi yang kurang berkembang menjadi
berkembang, dalam hal ini pengembangan wilayah tidak berkaitan dengan eksploitasi
pengenalan potensi sumber daya alam dan potensi pengembangan lokal wilayah yang
20
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam rencana pembangunan nasional,
faktor dari berbagai sumber. Hasil penelitian (Martadona, 2018) bahwa suatu
nilai strategis dalam suatu wilayah serta dengan memperhatikan aspek teknis (kondisi
tanah dan iklim); sosial ekonomi dan aspek kelembagaan Pertanian. Sedangkan
wilayah yang dilihat dari sisi penawaran adalah tenaga kerja, luas lahan, produktivitas,
rumah tangga petani gurem, program pemerintah dan aggaran pembangunan untuk
komoditas yang terdiri dari tingkat produksi dan tingkat input produksi dan ketiga
aspek nilai budaya yang mencerminkan bahwa komoditas unggulan dapat diterima
21
RPJMD Kabupaten Langkat Tahun 2019-2024, Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) dan Rencana Kerja (Renja). Dalam kaitannya dengan sistem perencanaan
keberadaan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan merupakan satu bagian
dalam RPJMD. Untuk setiap tahunnya selama periode perencanaan, Renstra Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan akan dijadikan pedoman bagi penyiapan Renja Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan yang dalam penyusunannya mengacu pada RKPD
Kabupaten Langkat.
Berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
berikut :
22
4 Keterbatasan Umur dan tingkat pendidikan Rendahnya tingkat pendidikan
SDM pelaksana petani petani dan umur yang relatif tua
(Petani dan Formasi petugas Dinas menyebabkan rendahnya adopsi
petugas) Pertanian dan Pangan jauh teknologi
dari kebutuhan Keterbatasan petugas yang ada
menyebabkan kurang optimalnya
pelaksanaan pembangunan
pertanian
dan pangan
5 Belum Pembinaan dan pendampingan Kurang optimalnya fungsi
optimalnya Kelompok Tani yang ada kelembagaan yang ada menyebabkan
fungsi belum optimal pelaksanaan kegiatan dengan
kelembagaan kelompok tani sebagai pelaksana
tani yang ada tidak sesuai dengan target
6 Penurunan Fasilitasi pembuatan bangunan Penurunan kualitas sumberdaya
kualitas konservasi tanah dan air lahan akibat erosi, bencana alam,
sumberdaya Reklamasi lahan sawah penggunaan pupuk kimia dan
lahan dan air dengan penambahan bahan pestisida berlebihan dan
Organik pencemaran
Penerapan teknologi lingkungan menyebabkan
pemupukan spesifik lokasi penurunan produksi
pertanian dan mutu produk pertanian
serta menurunkan kualitas lahan dan
air
7 Adanya Antisipasi dan mitigasi Adanya anomali iklim, bencana alam
Anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) dan serangan
bencana dan belum optimal OPT mengakibatkan gagal panen dan
serangan OPT Fasilitasi pengendalian OPT penurunan produksi
SLPHT dan SL Iklim
belum optimal
8 Rendahnya Mekanisme harga pasar Rendahnya posisi tawar
posisi tawar Adanya perdagangan bebas menyebabkan harga di tingkat petani
Kebijakan penetapan harga dikendalikan oleh pedagang/
petani dasar tengkulak
9 Adanya Mekanisme harga pasar Rendahnya posisi tawar
fluktuasi harga Adanya perdagangan bebas menyebabkan harga di tingkat petani
Kebijakan penetapan harga
komoditas dasar dikendalikan oleh
pertanian pedagang/ tengkulak
10 Rendahnya Sosialisasi kredit program Rendahnya akses
akses Fasilitasi kemitraan permodalan menyebabkan kurangnya
permodalan belum dimanfaatkan secara ketersediaan modal usaha tani
optimal oleh
petani/kelompok tani
Sumber : Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ta. 2019-2024
dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan
23
ditekankan disini adalah pembangunan serentak dari semua sektor yang berkaitan.
pada satu sektor yang menjadi sektor pemimpin, diharapkan sektor pemimpin (leading
sendiri tanpa mendatangkan dari wilayah luar, sebaliknya berorientasi keluar dasarnya
adalah bahwa perdagangan atau hubungan dengan wilayah lain akan memberikan
pokok, yaitu dengan pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya keseluruh wilayah
hal waktu, pendanaan, tenaga, dan sumber daya yang tersedia. Salah satu cara untuk
melakukan kajian dan analisis terhadap kegiatan perekonomian atau sektor basis
ekonomi yang ada guna mengetahui kemampuan kinerja serta tumbuh kembang dari
masing-masing sektor ekonomi. Kemampuan tumbuh kembang pada salah satu sektor
ekonomi akan menjadi faktor penunjang dan penentu atau pemacu dari pertumbuhan
sektor yang lainnya. Salah satu faktor terpenting didalam pengembangan wilayah
Langkat meliputi beberapa kriteria, antara lain; (1) Pengadaan input saran produksi (2)
24
Teknis budidaya komoditas tanaman pangan (3) Sarana infrastruktur (4) Pemasaran
25
Padi/Esau Willem berdasarkan Cluster, paling rendah, Hasil DLQ
Harun/2016 tingkat Analisis CFA seluruh Kecamatan,
produktivitas dan (Confirmatory Komoditas padi di Kab.
tingkat basis factor Merauke memiliki
komoditas padi, analysis) DLQ>1, DLQ<1 dan
Analisis faktor- DLQ=1, Kev. Sota
faktor merupakan Kecamatan
Pengembangan yang memiliki
wilayah perkembangan tingkat
berdasarkan basis yang lebih
konsep berpotensi dibandingkan
agropolitan. dengan Kec. lainnya yang
lebih rendah
5 Strategi untuk membahas Penelitian ini Hasil analisis AHP
. Pengembangan mengenai kinerja menggunakan menunjukkan terpilihnya
Tanaman Pangan guna subsektor tanaman Analisis aspek budidaya (nilai
Meningkatkan pangan dan Hierarki bobot 0,311) sebagai
Perekonomian strategi dan Proses (AHP) prioritas utama dalam
Kabupaten Kebumen/ kriteria program pengembangan tanaman
Myfa Setyaningtyas/ yang diprioritaskan pangan di Kabupaten
2016 untuk Kebumen. Sedangkan
mengembangkan strategi yang diutamakan
usahatani tanaman adalah pendampingan
pangan kepada petani untuk
di Kabupaten menerapkan teknologi
Kebumen budidaya tanaman pangan
yang tepat.
6 Evaluation of Industry Bagiamana proses Dalam bahwa teknologi sensor
4.0 Applications for transisi dari konteks ini, tanah adalah alternatif
Agriculture using Industri 4.0 ke studi AHP terbaik untuk sektor
AHP Pertanian 4.0 dan berdasarkan pertanian di mana
Methodology/Melda teknologi baru kriteria biaya, infrastruktur teknologi
Guliz Ates, Yildiz terkait pertanian pendapatan, dan ketersediaan
Sahin/2021 digital da penerapan dan informasi yang diperlukan
2. Evaluasi kepraktisan membawa keuntungan
teknologi pertanian dilakukan biaya. Sedangkan pada
digital dengan untuk sektor peternakan sensor hewan
metode analitis pertanian dan merupakan alternatif
hierarki proses peternakan. paling sesuai dan
(AHP) sesuai Analytical menguntungkan pada
dengan biaya, Hierarchy proses transisi teknologi
pendapatan , Process (AHP) 4.0.
kriteria penerapan
dan kepraktisan
7 Peranan Sektor Mengidentifikasi Analisis Pendapatan petani padi
. Pertanian Dalam peranan sektor Kuantitatif belum layak karena
Perencanaan pertanian dengan dengan sebesar Rp. 743.515,53,
Pembangunan menganalisis menggunakan masih dibawah UMP.
Ekonomi di pendapatan petani rumus rasio Hasil ROA 75,80% untuk
Kecamatan Galang padi. keuangan setiap hektarnya sekali
Kabupaten (n) =TR-TC panen.
Tolitoli/Ramiawati/ dan ROA
2020
8 Analisis Komoditas Mengidentifikasi Metode Komoditas unggulan
. Unggulan Sektor komoditas Location sektor pertanian di
Pertanian di Wilayah unggulan sektor Question wilayah Sumatera pada
Sumatera/Ritayani pertanian di (LQ), subsektor tanaman pangan
Iyan/2014 wilayah Sumatera Averange adalah padi (1,2069),
26
Location Kedelai (1,6451), Kacang
Question Tanah (2,6188), Kacang
(ALQ), Hijau (1,3934), dan Ubi
Jalar (3,0327).
10. The role of agriculture Mengkaji potensi Analisis Input- Dampak reformasi
as a development tool pertanian dalam Output dari kebijakan pertanian tidak
for a regional mendorong kontribusi terbatas pada sektor
economy/Loizou, E., pembangunan sektor primer primer, tetapi secara
Karelakis, C., yang terintegrasi dalam langsung dan tidak
Galanopoulus, K., dalam perekonomian langsung mempengaruhi
Mattas, K/2019 perekonomian daerah sektor lain, serta total
pedesaan, dan output, lapangan kerja,
mengidentifikasi dan pendapatan rumah
bagaimana tangga di wilayah
keterkaitan sektor tersebut. Hasil
pertanian dengan menunjukkan pertanian
sektor kegiatan adalah sebuah pendorong
ekonomi lainnya, penting pertumbuhan di
seluruh wilayah, yang
berkontribusi pada
peningkatan output bruto
lokal sekitar € 300 juta.
hanya dengan aliran dana.
bervariasi dan sektor yang memiliki peran terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Langkat adalah sektor pertanian. Salah satu subsektor pada sektor pertanian yang
pangan merupakan penghasil komoditas dan produk pangan pokok serta sumber
27
pendapatan bagi rumah tangga petani dan menunjang perekonomian perdesaan di
Kabupaten Langkat. Komoditas tanaman pangan yang bernilai ekonomi cukup tinggi
di Kabupaten Langkat adalah padi, jagung dan kedelai. Kecamatan Sirapit merupakan
salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Langkat yang menjadi salah satu
menjadi subsektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan karena memiliki nilai
yang menjadi basis unggulan dan leading sector bagi pengembangan wilayah di
dijadikan sebagai unggulan dari sisi kontribusi, sehingga dapat diketahui jumlah
berpengaruh. Untuk itu dalam penelitian ini dilanjutkan dengan menganalisis seberapa
pangan yang ada terhadap pendapatan petani yang berdampak pada kegiatan
upaya optimasi pemanfaatan komoditas unggulan secara harmonis, serasi dan terpadu,
28
merumuskan tujuan umum, kriteria serta pilihan alternatif strategi pengembangan
secara hierarki.
29
A3 :Pembukaan kesempatan seluas-luasnya kepada pihak swasta untuk berinvestasi
dalam bidang pupuk dengan ketentuan harga sesuai mekanisme pasar (tanpa
subsidi)
B1 : Pendampingan kepada petani untuk menerapkan teknologi budidaya tanaman
pangan yang tepat
B2 : Merangsang petani menggunakan bibit/benih unggul berlabel bermutu baik
B3 : Merangsang petani menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati dalam
kegiatan budidaya
B4 : Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam proses budidaya
C1 : Pengembangan jaringan irigasi
C2 : Pemeliharaan infrastuktur irigasi
C3 : Pengembangan dan peningkatan jalan usaha tani
D1 :Peningkatan kemitraan kelompok tani
D2 :Pembentukan kemitraan kelompok tani dengan pedagang besar
D3 : Memberikan kemudahan akses distribusi pemasaran kepada kelompok tani
D4 : Kebijakan perlindungan harga komoditas tanaman pangan
E1 : Memaksimalkan fungsi lembaga keuangan untuk kemudahan akses permodalan
E2 : Optimalisasi fungsi lembaga penyuluhan dalam pemberdayaan Petani
E3 : Revitalisasi kelembagaan penyuluh pertanian (Penataan kelembagaan
penyuluhan, peningkatan kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian)
E4 : Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa)
2.11. Hipotesis
Langkat.
pangan yang tepat dan pemberian subsidi input produksi oleh pemerintah sesuai
tanaman pangan.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni bulan Januari 2021 sampai
dengan Maret 2022. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive
31
Berikut luas lahan pertanian menurut kecamatan disajikan pada tabel 1. berikut
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan
32
3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan pengisian kuisoner dan wawancara,
diperoleh dari instansi atau dinas yang terkait Seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan
Sirapit, BPP Kecamatan Sirapit serta studi kepustakaan yang bersumber dari literatur
dan dokumen dokumen atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder,
yaitu :
1. Data primer
pertanyaan dari peneliti kepada subyek penelitian hal ini dapat dilakukan
melalui daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subyek penelitian dan dikirim
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu, data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina, 2011). Data Sekunder
33
Data sekunder yaitu, data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
tahapan penting dalam penelitian. Populasi dapat memberikan informasi atau data
yang berguna bagi suatu penelitian. Penentuan populasi untuk menjawab tujuan kedua
dari penelitian ini adalah seluruh petani komoditas pangan yang tersebar di 10 Desa di
Kecamatan Sirapit.
Total jumlah petani tanaman pangan yang ada di Kecamatan Sirapit adalah
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat
34
mengefisienkan waktu tenaga dan biaya (Arikunto, 2009). Metode pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan purposive
sampling dengan teknik sampel acak sederhana, yaitu metode pengambilan sampel
sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Hal ini mengingat
mengetahui besarnya jumlah sampel di gunakan rumus dari Frank Lynk sebagai
berikut :
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
Z : Nilai normal dari variabel (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%
P : Harga patokan tertinggi (0,5) d : Sampling error (0,1)
penelitian ini digunakan untuk key person yang bekerja di Dinas atau kantor
pemerintahan, lingkup Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kab. Langkat meliputi
Kepala Dinas (1 orang), Kepala Sub Bidang Produksi, Kepala seksi Tanaman Pangan
(1 orang) dan Koordinator unit pelaksana teknis Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kab. Langkat (1 orang). Sedangkan snowball sampling untuk mencari key
person di kalangan masyarakat yaitu ketua poktan (3 orang) dan anggota kelompok
35
3.5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga nantinya dapat diperoleh
informasi tentang hal tersebut, hingga nantinya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2017), penjelasan dari
1) Variabel Bebas atau Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
bebas pada penelitian ini yaitu ketersediaan faktor pendukung komoditas unggulan
b. Teknis budidaya
c. Sarana infrastruktur
d. Pemasaran
2) Variabel terikat atau Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini
adalah pendapatan petani tanaman pangan (Y) dengan indikator sebagai berikut :
36
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas data adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Validitas
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas dilakukan untuk
menggunakan metode Location Quotient (LQ). Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Hendayana (2003), bahwa untuk komoditas yang berbasis lahan seperti tanaman
(luas panen atau luas tanam), produksi atau produktivitas. Analisis LQ juga dapat
digunakan sebagai penentu komoditas yang dapat dijadikan sebagai unggulan dari sisi
37
suatu wilayah terhadap total output di tingkat provinsi. Jika hasil perhitungan yang
diperoleh dari analisis LQ pada salah satu sektor menunjukkan hasil lebih dari satu
Rumus :
keterangan :
LQ = Location Quotient
pi = Produktivitas jenis komoditas i pada tingkat kecamatan
pt = Produksi semua komoditas j pada tingkat kecamatan
Pi = Produksi jenis komoditas i pada tingkat kabupaten
Pt = Produksi semua komoditasi j pada tingkat kabupaten
LQ < 1. merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak
dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar
38
komparatif ditentukan berdasarkan nilai LQ yang lebih tinggi di suatu wilayah,
karena makin tinggi nilai LQ maka menunjukkan semakin tinggi pula potensi
penelitan ini hanya berfokus pada kegiatan pertanian primer/on farm sesuai dengan
ruang lingkup pembahasan dan substansi, tidak melibatkan faktor maupun varibel dari
kegiatan off farm hulu maupun kegiatan off farm hilir. Ketersediaan faktor pendukung
penelitian ini, dengan indikator yaitu; pengadaan input sarana produksi, teknis
sedangkan untuk variabel terikat yang akan dianalisis adalah pendapatan petani
pendapatan petani adalah dengan uji regresi berganda dengan model model :
Keterangan :
Y = Variabel dependen/terikat (nilai yang diprediksikan) dalam hal ini
adalah pendapatan petani tanaman pangan
Y = Pendapatan petani
X1 = Pengadaan input sarana produksi
X2 = Teknis budidaya
X3 = Sarana infrastruktur
X4 = Pemasaran
X5 = Fungsi kelembagaan dan penyuluhan
A = Konstanta (nilai Y apabila X=0)
B = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun
penurunan jika bernilai negatif)
39
3.7.2.1. Pengujian Asumsi Klasik
Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier,
yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah
ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang
terbentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri
dari :
a. Uji Normalitas
(residual). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik adalah dengan grafik
histogram dan melihat normal probability plot yaitu dengan membandingkan distribusi
kumulatif dengan distribusi normal. Sedangkan uji statistik dilakukan dengan melihat
b. Uji Multikolinieritas
besaran-besaran regresi yang didapat, yakni : (1) variasi besar (dari taksiran OLS), (2)
interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar, sehingga
interval kepercayaan lebar), (3) uji-t tidak signifikan. Suatu variabel bebas yang
signifikan baik secara subtansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana,
bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu
besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan, (4) R2
40
tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari uji-t, (5) terkadang nilai
taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan
c. Uji Heteroskedastisitas
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
heterokedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
d. Uji Hipotesis
variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variabel yang menjelaskan. R2 ini
41
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua
Pengujian satistik dilakukan dengan menggunakan uji-F (F-test) dan uji-t (t-
42
positif terhadap pendapatan petani tanaman pangan (perubahan pendapatan,
1. Decomposition.
43
Goal
menyelesaikan persoalan dengan metode AHP terdapat beberapa prinsip dasar yang
logical consistency .
Dalam tahapan ini masalah yang akan diteliti dibagi menjadi bagian- bagian
masalah dari yang umum sampai yang khusus. Dalam keadaan yang paling sederhana
struktur hierarki tersebut berfungsi untuk membandingkan antara tujuan, kriteria, dan
level alternatif. Level paling atas dari hierarki merupakan tujuan dari penyelesaian
masalah dan hanya ada satu elemen. Level berikutnya memiliki beberapa elemen
sebagai kriteria yang masing-masing kriteria tersebut dapat dibandingkan antara satu
dan lainnya, memiliki perbedaan yang tidak terlalu mencolok. Jika perbedaannya
44
2. Comparative Judgement
alternatif. Dalam tahapan ini akan dibuat suatu perbandingan berpasangan dari
semua elemen yang ada dalam hierarki dengan tujuan akan dihasilkan sebuah skala
diperoleh dari skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty (Saaty, 1994) sebagai
berikut :
3. Sintesa Prioritas
Salah satu ciri utama model AHP yang membedakannya dengan model- model
pengambilan keputusan yang lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak.
45
Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama
menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Untuk setiap
peringkat altematif dari seluruh altematif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria
kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan perulaian yang telah ditentukan untuk
level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, rnisalnya A, kemudian
diambil elemen yang akan dibandingkan, misal Al, A2, dan A3. Sintesa prioritas
skala perbandingan di atas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini yaitu:
masing kriteria
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh nilai normalitas matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah
elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
46
Tabel 3.5. Matriks Nilai Kriteria
A1 A2 An Jumlah Prioritas
4. Mengukur Konsistensi
yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Suatu kriteria dikatakan konsisten jika
nilai C1 kurang dari atau sama dengan 10%. Beberapa langkah yang dilakukan dalam
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen
pertama. Nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan
seterusnya.
c. Hasil dari setiap baris dibagi dengan elemen relatif yang bersangkutan.
d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada. Yang
47
disimbolkan dengan “ƛ”.
CI = (ƛ maks – n) / (n – 1)………………………………………………...(2.1)
CR = CI / IR……………………………………………………………...(2.2)
Dimana IR adalah indeks random konsisten. Jika rasio konsistensi ≤ 0,1, hasil
g. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilai CR lebih dari 10% (0,1) maka nilai
judgement harus diperbaiki. Namun, jika nilai CR sama dengan nol atau
Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah alat analisis untuk mengambil keputusan
2. Membuat struktur hirarki dimulai dari tingkat level 1 fokus masalah, level 2
berpasangan antar tiap tujuan, antar tiap kriteria, dan antar tiap alternatif dengan
skala 1-9.
dinormalkan antar tiap tujuan, antar tiap kriteria, dan antar tiap alternatif.
5. Menghitung nilai vektor eigen untuk menemukan bobot nilai prioritas dari setiap
48
matriks perbandingan berpasangan.
6. Menghitung evaluasi total untuk menemukan bobot nilai hirarki prioritas pilihan
masing bobot nilai alternatif pada setiap tujuan maupun kriteria yang telah
dihitung.
7. Memeriksa konsistensi hirarki (jika tidak memenuhi CR < 0,100, maka penilaian
Hirarki tingkat tertinggi ialah fokus masalah, terdiri hanya atas satu elemen yaitu
sasaran menyeluruh. Fokus masalah merupakan masalah utama yang perlu dicari
solusinya. Tingkat berikutnya yaitu tujuan, merupakan aspek penting dalam mencari
solusi untuk mengambil keputusan atas fokus masalah. Tingkat selanjutnya yaitu
keputusan atas tingkat tujuan dalam penyelesaian tingkat fokus suatu masalah. Tingkat
terendah yaitu alternatif, yang merupakan berbagai tindakan akhir, atau rencana-
yang dihadapi.
dari skala 1-9 dengan pertimbangan preferensi subyektif dari pengambil keputusan.
Skala tersebut pada skala pengukuran penelitian termasuk skala likert. Skala likert
pendapat seseorang terhadap potensi dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu
produk, proses membuat produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan
kepentingan yang paling rendah sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan
49
kepentingan yang paling tinggi. Hasil dari pengukuran penilaian perbandingan
matrix.
Saaty (1993) membuktikan bahwa Indeks Konsistensi (CI) dari matriks berordo
CI = …………………………………………………………………….(3.1)
terbesar dari matriks berodo n dan n adalah prde matriks. Apabila CI bernilai nol,
telah ditetapkan oleh Saaty (1993) ditentukan dengan menggunakan Rasio Konsistensi
(CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai Random Indeks (IR). Nilai
CI = ………………………………………………………………(3.2)
Keterangan :
CR = Rasio Konsistensi
IR = Indeks Random
Penyelesaian analisis data pada penelitian ini diolah dengan bantuan perangkat
lunak Microsoft Excel dan Expert Choice. Pengolahan data dengan dua perangkat
50
1. Komoditas tanaman pangan adalah komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan
tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang
hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, dll), serta tanaman serelia
2. Faktor pendukung komoditas tanaman pangan dalam penelitan ini tidak melibatkan
indikator maupun varibel dari kegiatan off farm hulu maupun kegiatan off farm
hilir, hal ini dikarenakan dalam penelitian ini berfokus pada kegiatan pertanian
pertanian primer/on farm sesuai dengan ruang lingkup pembahasan dan substansi.
3. Populasi dan sampel petani dalam yang dianalisis adalah petani tanaman pangan
4. Kategori kriteria AHP ditentukan dari literature dan kondisi ketersediaan faktor
wilayah.
51
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ali Kabul Mahi & Sri Indra Trigunarso.2017. Perencanaan Pembangunan Daerah
(Teori dan Aplikasi). Bandar Lampung: Kencana.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23. Penerbit Universitas Diponegoro: Jakarta.
52
Rustiadi E, Saefulhakim S dan Panuju D.R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Saaty, T.L. 1994. “The Fundamentals of Decision Making and Priority Theory With
the Analytic Hierarchy Process. RWS Publications”. Pittsburgh.
Samuelson. Paul & William D Nordhaus. (2001). Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. 2019. Kabupaten Langkat Dalam Angka.
Langkat. Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. 2020. Kabupaten Langkat Dalam Angka.
Langkat: Badan Pusat Statistik.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. 2019. Rencana Strategis Tahun 2019-2024.
Guliz Ates, M. Sahin. 2021. Evaluation of Industry 4.0 Applications for Agriculture
using AHP Methodology. Kocaeli Journal of Science and Engineering , 4(1):
(2021) 39-45.
53
Iyan Ritayani, 2014. Analisis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Wilayah
Sumatera. Jurnal Sosial Ekonoi Pembangunan. Tahun IV No.11, Maret 2014:
215-235.
Loizou, E., Karelakis,C., Galanopoulus, K., Mattas, K. 2019. The role of agriculture
as a development tool for a regional economy. Agricultural Systems Journal.
173 (2019) 482-490.
Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan Publik Dalam Perencanaan Wilayah. Wahana
Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 2
Desember 2005.
Muslim Chairul, dkk. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kinerja Subsektor
Tanaman Pangan. pse.litbang.pertanian.go.id.
Naciones Unidas. World Population 2017. United Nations. Dep. Econ. Soc. Aff.
Popul. Div. 1–2 (2017)
54
Setiabudi, B. 2015. Mewujudkan Peningkatan produksi padi di setiap desa. Tabloid
Sinar Tani.
Setiyanto, Adi dan Bambang Irawan. 2015. Pembangunan Berbasis Wilayah : Dasar
Teori, Konsep Operasional Dan Implementasinya Di Sektor Pertanian.
Jakarta:Litbang Pertanian
World Bank. 2019. Official Exchange Rate. Diunduh pada 27 September 2019 dari
http://data.worldbank.org/indicator/PA.NUS.FCRF
Website :
(https://www.bps.go.id/)
(https://sumut.bps.go.id)
55
(https://langkatkab.bps.go.id)
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
56
kuesioner.
5. Terima kasih atas partisipasi Bapak/ Ibu.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Desa :
3. Usia : ........ tahun
4. Pendidikan responden :
0 = tidak sekolah 1 = SD 2 = SMP
3 = SMA 4 = Kuliah
5. Pengalaman bertani : ....... tahun
6. Jumlah anggota keluarg : ...... orang
7. Status dalam kelompok :
1 = Pengurus 2 = Anggota 3= Tidak menjadi anggota
8. Nama Poktan :
9. Keaktifan kelompok :
1= Tidak aktif 2 = Kurang aktif 3 =Aktif
57
A. Pengadaan input sarana produksi
No Pernyataan SS S KS TS TST
1 Penyediaan benih dilakukan dengan tepat
waktu
2 Penyediaan benih sesuai dengan mutu dan
jumlah yang dibutuhkan
3 Saya selalu mendapatkan benih bersubsidi
4 Penyediaan benih non subsidi mudah
didapatkan
5 Penyediaan pupuk dan pestisida dilakukan
tepat waktu
6 Penyediaan pupuk dan pestisida sesuai
dengan mutu dan jumlah yang dibutuhkan
7 Saya selalu mendapatkan pupuk dan
pestisida bersubsidi
8 Penyediaan pupuk dan pestisida non subsidi
mudah didapatkan
9 Kios penjualan sarana produksi cukup
lengkap
10 Penyediaan dan penyaluran saprotan selalu
didampingi petugas Dinas Pertanian
B. Teknis budidaya
No Pernyataan SS S KS TS TST
1 Pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan
hasil produksi
2 Peningkatan hasil produksi dapat
meningkatkan pendapatan petani
3 Penggunaan benih unggul dapat
meningkatkan hasil produksi
4 Pendampingan teknologi kepada petani dapat
membantu meningkatkan hasil produksi
5 Penerapan perlakuan pra semai sudah
dilakukan secara tepat
6 Penggunaan alat dan mesin pertanian dalam
proses budidaya dapat meningkat hasil
produksi
7 Penanganan pasca panen sudah dilakukan
dengan tepat
8 Pemupukan dilakukan sesuai anjuran, baik
dosis maupun teknis pemberian
9 Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
dapat mengurangi kesuburan tanah
58
10 Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan
dapat menyebabkan resistensi tanaman
C. Sarana infrastruktur
No Pernyataan SS S KS TS TST
1 Penyediaan jaringan irigasi sudah sesuai
dengan kebutuhan
2 Kondisi jaringan irigasi saat ini sudah cukup
baik (tidak rusak)
3 Keberadaan P3A aktif dalam mengatur
distribus air irigasi
4 Pemeliharaan infrastruktur telah dilakukan
secara berkala oleh pemerintah
5 Saya bersedia secara sukarela untuk
membantu biaya dan tenaga pemeliharaan
jaringan irigasi jika dibutuhkan
6 Kondisi fisik jalan usaha sudah baik (tidak
rusak)
7 Pemeliharaan jalan usaha tani dilakukan
secara berkala baik oleh pemerintah atau
swadaya
8 Saya bersedia secara sukarela untuk
membantu biaya dan tenaga dalam
pemeliharaan jalan usaha tani jika dibutuhkan
9 Masih diperlukan perluasan dan
pengembangan jaringan irigasi
10 Sering dilakukan pertemuan/ rembug antar
pengurus Poktan untuk pemeliharaan
infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani
D. Pemasaran
No Pernyataan SS S KS TS TST
1 Apabila kualitas komoditas tanaman pangan
yang dihasilkan bagus, maka saya
mendapatkan harga jual yang tinggi
2 Kualitas komoditas pangan mempengaruhi
harga jual
3 Harga jual komoditas pangan diatas harga
pasar
4 Pembentukan kemitraan kelompok tani
dengan pedagang besar dapat meningkatkan
pendapatan
5 Penjualan hasil produksi komoditas pangan
dilakukan kepada pedagang besar
59
6 Pembentukan kemitraan kelompok tani
dengan pabrik pengguna tanaman pangan
secara langsung dapat meningkatkan
pendapatan petani
7 Penjualan hasil produksi komoditas pangan
dilakukan kepada pabrik pengguna
8 Adanya pengolahan pasca panen agar
meningkatkan harga jual komoditas pangan
9 Adanya bantuan subsidi harga oleh
pemerintah
10 Adanya jaminan kemudahan akses pemasaran
oleh pemerintah
No Pernyataan SS S KS TS TST
1 Lembaga penyuluhan membantu dalam
meningkatkan pemberdayaan kelompok tani
2 Penyuluh setempat selalu mendampingi
petani dalam pemberdayaan kelompok tani
3 Penyuluh membantu memfasilitasi petani
untuk mengikuti pelatihan
4 Penyuluh membantu petani untuk
mendapatkan modal dalam usaha tani
5 Penyuluh memiliki kemampuan teknis dan
praktek budidaya tanaman pangan dengan
baik
6 Petani mudah mendapatkan akses permodalan
dari lembaga keuangan setempat
7 Ketersediaan lembaga keuangan setempat
sudah cukup baik
8 Pernyaratan pengajuan pinjaman modal
mudah dilengkapi oleh petani
9 Saya lebih nyaman meminjam modal kepada
lembaga keuangan resmi (Bank) dari pada
tengkulak
10 Saya lebih nyaman meminjam modal kepada
tengkulak dibandingkan Bank
No Pernyataan SS S KS TS TST
Perubahan Hasil Produksi
1 Kemudahan pengadaan input sarana produksi
dapat meningkatkan hasil produksi
60
2 Pemahaman yang baik tentang teknis
budidaya dapat meningkatkan hasil produksi
3 Dengan adanya sarana infrastruktur yang baik
maka dapat meningkatkan hasil produksi
4 Kemudahan aksesibilitas pemasaran dan
kestabilan harga dapat meningkatkan hasil
produksi
5 Optimalisasi peran lembaga keuangan dan
penyuluhan dapat membantuk petani dalam
meningkatkan hasil
Perubahan Pendapatan
6 Kemudahan pengadaan input sarana produksi
dapat membantu meningkatkan pendapatan
petani
7 Pemahaman yang baik tentang teknis
budidaya dapat membantu meningkatkan
pendapatan petani
8 Dengan adanya sarana infrastruktur yang baik
dapat meningkatkan pendapatan petani
9 Kemudahan aksesibilitas pemasaran dan
kestabilan harga dapat meningkatkan
pendapatan petani
10 Optimalisasi peran lembaga keuangan dan
penyuluhan dapat meningkatkan pendapatan
petani
61
Lampiran 2 : Kuesioner AHP
1. Goal
Tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh strategi pengembangan komoditas
unggulan tanaman pangan dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Sirapit
Kabupaten Langkat
2. Kriteria (Level 2)
Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan input sarana produksi
b. Teknis budidaya
c. Sarana infrastruktur
d. Pemasaran
e. Kelembagaan dan Penyuluhan
3. Alternatif ( Level 3)
Penentuan alternatif strategi pengembangan tanaman pangan unggulan di
Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat :
62
A. Kriteria pengadaan input sarana produksi dapat dilakukan melalui tiga
strategi yaitu :
A1. Pemerintah memberikan subsidi input produksi sesuai kebutuhan petani
A2. Penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan) tepat waktu, jumlah, harga dan
mutu.
A3. Pembukaan kesempatan seluas-luasnya kepada pihak swasta untuk berinvestasi
dalam bidang pupuk dengan ketentuan harga sesuai mekanisme pasar (tanpa
subsidi)
63
E. Kriteria teknis pemasaran dapat dilakukan melalui empat strategi yaitu :
E1 : Memaksimalkan fungsi lembaga keuangan untuk kemudahan akses permodalan
E2 : Optimalisasi fungsi lembaga penyuluhan dalam pemberdayaan kelembagaan
Petani
E3 : Revitalisasi Kelembagaan penyuluhan
E4 : Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa)
Data Responden
Nama :
Jabatan/Posisi :
Nama Instansi / Poktan :
Pengalaman Bekerja :
Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk memberikan tanda silang (X) pada kolom yang
telah disediakan sesuai pendapat anda.
1. Pertanyaan Kriteria
Penentuan kriteria dalam penentuan strategi pengembangan komoditas unggulan
tanaman pangan di Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat terdiri dari 5 kriteria,
diantaranya; (1) pengadaan input sarana produksi, (2) Teknis budidaya (3) Sarana
64
infrastruktur (4) Pemasaran dan (5) kelembagaan dan Penyuluhan. Bagaimana
pertimbangan anda mengenai derajat kepentingan dari beberapa kriteria berikut ?
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria
Pengadaan input Teknis budidaya
sarana produksi
Pengadaan input Sarana infrastruktur
sarana produksi
Pengadaan input Pemasaran
sarana produksi
Pengadaan input Kelembagaan dan
sarana produksi penyuluhan
Teknis budidaya Sarana infrastruktur
Teknis budidaya Pemasaran
Teknis budidaya Kelembagaan dan
penyuluhan
Sarana infrastruktur Pemasaran
Pemerintah Pembukaan
memberikan subsidi kesempatan seluas-
input produksi sesuai luasnya kepada pihak
kebutuhan petani swasta untuk
berinvestasi dalam
bidang pupuk dengan
65
ketentuan harga
sesuai mekanisme
pasar (tanpa subsidi
Penyediaan sarana Pembukaan
produksi pertanian kesempatan seluas-
(saprotan) tepat luasnya kepada pihak
waktu, jumlah, harga swasta untuk
dan mutu berinvestasi dalam
bidang pupuk dengan
ketentuan harga
sesuai mekanisme
pasar (tanpa subsidi)
B. Teknis budidaya
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria
Pendampingan Merangsang petani
kepada petani untuk menggunakan
menerapkan bibit/benih unggul
teknologi budidaya berlabel bermutu baik
tanaman pangan Merangsang petani
yang tepat menggunakan
bibit/benih unggul
berlabel bermutu baik
Pendampingan Merangsang petani
kepada petani untuk menggunakan pupuk
menerapkan organik dan pestisida
teknologi budidaya nabati dalam kegiatan
tanaman pangan budidaya
yang tepat
66
Merangsang petani Penggunaan alat dan
menggunakan pupuk mesin pertanian
organik dan pestisida (alsintan) dalam
nabati dalam proses budidaya
kegiatan budidaya
C. Sarana infrastruktur
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria
Peningkatan fungsi Pemeliharaan
dan rehabilitasi infrastuktur irigasi
jaringan irigasi
Peningkatan fungsi Pembangunan jalan
dan rehabilitasi usaha tani
jaringan irigasi
Pemeliharaan Pembangunan jalan
infrastuktur usaha tani
irigasi
D. Pemasaran
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria
Pembentukan Pembentukan
kemitraan kelompok kemitraan kelompok
tani dengan tani dengan pabrik
pedagang besar pengguna tanaman
pangan secara
langsung
Pembentukan Memberikan
kemitraan kelompok kemudahan akses
tani dengan distribusi pemasaran
pedagang besar kepada kelompok
tani
Pembentukan Kebijakan
kemitraan kelompok perlindungan harga
tani dengan komoditas tanaman
pedagang besar pangan
Pembentukan Memberikan
kemitraan kelompok kemudahan akses
tani dengan pabrik distribusi pemasaran
pengguna tanaman kepada kelompok
pangan secara tani
langsung
67
Pembentukan Kebijakan
kemitraan kelompok perlindungan harga
tani dengan pabrik komoditas tanaman
pengguna tanaman pangan
pangan secara
langsung
Memberikan Kebijakan
kemudahan akses perlindungan harga
distribusi pemasaran komoditas tanaman
kepada kelompok pangan
tani
68
1