SAMBUTAN
Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) merupakan refleksi dari tingkat produktivitas,
kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah. IDSD diukur dari beberapa aspek
pembangunan yaitu, 1) Aspek Penguatan (Enabling Environment), 2) Aspek Sumber Daya
Manusi (Human Capital), 3) Aspek Pasar (Market), dan 4) Aspek Ekosistem Inovasi,
sehingga melibatkan hasil kerja seluruh OPD dan stakeholder. IDSD menjadi alat strategis
untuk menilai keberhasilan suatu daerah agar dapat bersaing dengan daerah lain dan
mendukung daya saing nasional.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersinergi bersama dunia usaha, masyakarat
dan stakeholder selaku penggerak inovasi berperan sebagai pendorong pertumbuhan
investasi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan sistem inovasi
daerah dengan penekanan pada kebijakan-kebijakan pembangunan pada kearifan lokal.
Hasil pengukuran IDSD Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam menyusun dan menerapkan strategi perencanaan pembangunan
Provinsi Sumatera Selatan agar lebih optimal, melalui pemanfaatan seluruh potensi yang
dimiliki dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan yang
tinggi dan berkelanjutan.
Oleh Karena itu, saya harapkan semua OPD dan stakeholder mencermati hasil
pengukuran IDSD 2021 ini dan agar dapat meningkatkan nilai indikator yang masih belum
optimal serta mempertahankan yang sudah optimal. Sumatera Selatan harus dapat menjadi
daerah yang sangat inovatif dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional dan global.
Palembang, 2021
H. HERMAN DERU
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
penyusunan Dokumen Laporan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Provinsi Sumatera Selatan
Dengan terselesaikannnya Dokumen Laporan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2021 ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Dokumen Laporan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD)
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 ini belum sempurna sehingga masukan berupa saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk penyempurnaan Dokumen Laporan Indeks
Semoga Laporan IDSD Provinsi Sumatera Selatan ini bermanfaat bagi kita semua.
Halaman
SAMBUTAN KEPALA DAERAH………………………………………………. i
KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANGDA ……………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Capaian Indeks Daya Saing berdasarkan aspek Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2020…………………………………... 15
Gambar 1.3 Quadran Chart Posisi Capaian 4 Aspek Indeks Daya Saing
Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020………………......... 19
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Aspek Hasil Pengukuran IDSD Provinsi Sumatera
Selatan 2020………………………………………………………… 15
Tabel 1.2 Nilai Indeks Pilar Hasil Pengukuran IDSD Provinsi Sumsel
2020………………………………………………………………….. 17
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berada di pulau Sumatera dengan luas wilayah sebesar Luas
wilayah Provinsi Sumatera Selatan adalah 91.592,43 Km2. Secara administratif Provinsi
Sumatera Selatan terdiri dari 17 (tujuh belas) kabupaten dan kota, yang terbagi atas 13
(tiga belas) kabupaten dan 4 (empat) kota serta 232 kecamatan, 2862 desa dan 377
kelurahan. Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2019 sebanyak 8 497 196 jiwa dan pada tahun 2020 sebanyak
8 467 432 jiwa (Sumber: (1) Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035 (2)Hasil Proyeksi
SUPAS 2015-2025 untuk data tahun 2018-2019 (3)Hasil Sensus Penduduk 2020 untuk
data tahun 2020, Data Kependudukan BPS Sumsel 2021). Jumlah penduduk miskin di
Sumatera Selatan pada tahun 2019 mencapai 1 074 ribu jiwa dan pada tahun 2020
mencapai 1 082 ribu jiwa (sumber : Data Jumlah Penduduk Miskin Perdesaan dan
Perkotaan Provinsi Sumatera Selatan, BPS Sumsel, Maret 2021). Bertambah sebesar
12 ribu orang dikarenakan secara nasional dan regional wilayah Sumatera Selatan
terdampak Pandemi Covid 19 sejak awal maret 2020. Tingkat kemiskinan Provinsi
Sumatera Selatan pada bulan Desember 2020 mengalami peningkatan menjadi sebesar
12,98% dari total jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin Sumatera Selatan bulan
Desember 2020 mencapai 1,12 juta orang, meningkat dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya yang sebesar 1,06 juta orang sebagai dampak meluasnya
penyebaran pandemi COVID-19. Kondisi kesejahteraan petani menunjukkan
peningkatan sebagaimana terindikasi dari peningkatan pada Nilai Tukar Petani (NTP).
Sebagian besar pendapatan masyarakat Sumatera Selatan ditopang oleh sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan serta pertambangan dan penggalian. Sebanyak
Laporan IDSD Prov Sumsel 2021 - 1
1,88 juta jiwa (46%) bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terutama di
perkebunan sawit dan karet. Tingkat kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan
dapat terkonfirmasi dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang meningkat pada triwulan IV 2020
tercatat sebesar 101,83. Namun, peningkatan NTP tidak menurunkan tingkat
kemiskinan di Sumatera Selatan. Hal ini dikarenakan nominal rata-rata gaji/upah yang
diterima oleh masyarakat di Sumatera Selatan, khususnya di sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan masih dibawah nominal rata-rata gaji/upah secara nasional.
Dari sisi Produksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terjadi pada semua
lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum sebesar 15,35 persen, diikuti Pengadaan Listrik dan Gas
sebesar 10,29 persen serta JasaKesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,57 persen.
Pada tahun 2019, sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah: 1) Pertambangan
dan Penggalian sebesar 20,55%; 2) Industri Pengolahan sebesar 19,35%; 3) Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan sebesar 14,39%; 4) Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,55% dan 5) Konstruksi sebesar 12,50%.
Jika dilihat dari perkembangan PDRB sektoral atas dasar harga berlaku dari tahun
2012-2019, dari sisi nilai terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tujuh
belas sektoral lapangan usaha. Sepanjang tahun 2012-2019 mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 9,12 persen per tahun. Tahun 2012 nilai PDRB ADHB dengan migas
sebesar 253,27 Triliun Rupiah meningkat menjadi 455,23 Triliun
Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2020 tercatat rendah sebesar
1,55% (yoy), meskipun sedikit meningkat dibandingkan triwulan III 2020 yang sebesar
1,01% (yoy). Inflasi pada triwulan laporan juga lebih rendah dibandingkan dengan inflasi
nasional (1,60%, yoy) dan inflasi kawasan Sumatera (1,90%, yoy). Relatif rendahnya
inflasi pada triwulan IV 2020 turut dipengaruhi oleh penurunan daya beli konsumen
sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Inflasi triwulan I 2021 diperkirakan akan lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Faktor pendorong inflasi adalah mulai
pulihnya permintaan dari masyarakat serta penyedia jasa makan minum, masuknya
HBKN Imlek, mulai terselenggaranya beberapa acara/event besar yang sempat tertunda
di tahun sebelumnya akibat pandemi, serta tekanan dari beberapa produk hortikultura
seperti cabai merah dan bawang merah.
Pada triwulan IV 2020, kegiatan transaksi non tunai melalui Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia (SKNBI) dan Real Time Gross Settlement (RTGS) mengalami kontraksi.
Hal ini sejalan dengan tren penurunan kinerja lapangan usaha (LU) seperti LU
Perdagangan Besar dan Eceran dan LU Pengolahan. Sementara itu, kegiatan transaksi
tunai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan net
outflow selama periode laporan. Transaksi penarikan uang kartal tumbuh seiring
Inflasi pada triwulan II 2021 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya namun masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi nasional
3,0±1,0%. Faktor pendorong inflasi adalah meningkatnya harga kelompok bahan
makanan seiring mulai pulihnya permintaan masyarakat dan T penyedia jasa makan
minum serta memasuki bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)
Idul Fitri. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan untuk menjaga
stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K
(Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi
yang Efektif). Perkembangan inflasi di tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan
tahun 2020, namun tetap berada di dalam kisaran target inflasi nasional. Meningkatnya
tekanan inflasi tersebut diperkirakan terjadi pada kelompok makanan, minuman dan
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan pada Agustus 2020 sebanyak
4,33 juta orang, naik 126,9 ribu orang dibanding Agustus 2019 dari total jumlah
penduduk 8,467 juta jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa lebih 50 % penduduk Provinsi
Sumatera Selatan berada pada usia produktiTingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada
Februari 2021 tercatat sebesar 5,17% lebih tinggi dibandingkan Februari 2020, namun
lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2020 yang tercatat sebesar 5,51%. Hal ini
Capaian kinerja IDSD Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020 meningkat dari tahun
2019 dimana pada tahun 2019 berada pada posisi top five (lima besar) anugerah
Budhipura tahun 2019 dan tahun 2020. Jumlah Inovasi Pemerintahan (IGA) Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2020 terdata sebanyak 619 Inovasi Pemerintahan Daerah yang
terdiri dari inovasi Pelayanan publik sebanyak 196 Inovasi, inovasi Tata Kelola sebanyak
70 inovasi dan inovasi Lainnya sebanyak 353 inovasi, sedangkan untuk tahun 2021
terdata inovasi yg sudah diterapkan tahun 2019 dan 2020 sampai dengan sekarang,
sebanyak 856 inovasi yang terdiri dari inovasi di urusan pendidikan sebanyak 372
inovasi, di bidang tata kelola pemerintahan sebanyak 52 inovasi, di bidang pelayanan
publik sebanyak 132 inovasi dan inovasi bentuk lainnya sebanyak 300 inovasi.
Pada Tahun 2020 Provinsi Sumatera Selatan juga ikut berpartisipasi dalam lomba
Innovative Government Award (IGA) yang dislenggarakan oleh Kementerian Dalam
Negeri RI, pada ajang penghargaan tersebut mendapat Juara Kedua Nasional Kategori
Pemerintah Daerah terinnovatif selain menerima sertifikat, piala penghargaan juga
mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) sebagai bentuk motivasi agar Provinsi
Sumatera agar dapat terus meningkatkan kinerja, kreativitas, produktifitas serta inovasi
dalam penyelenggaraan pemerintahannya dan di segala bidang.
Provinsi Sumatera Selatan dari hasil pengukuran ke-empat aspek utama daya
saing daerah meliputi: lingkungan penguat, sumber daya manusia, pasar dan ekosistem
inovasi; yang mencakup dua belas pilar yaitu: Kelembagaan, Infrastruktur,
Perekonomian Daerah, Kesehatan, Pendidikan, Efisiensi Pasar Produk,
Ketenagakerjaan, Akses Keuangan, Ukuran Pasar, Adopsi Teknologi, Dinamika Bisnis,
Kapasitas Inovasi. Kerangka dasar model IDSD sangat dipengaruhi oleh perkembangan
Isu dan dinamika lingkungan strategis, seperti: bergulirnya Revolusi Industri 4.0, era
millennial, pandemi Covid 19 dll, meliputi masih rendahnya atau belum optimalnya
beberapa indikator dari masing-masing aspek IDSD.
Capaian Komponen IDSD tahun 2020 terdiri dari 4 Aspek yaitu: 1) Aspek
penguat/Enabling Environment; 2) Aspek Sumber Daya Manusia; 3) Aspek Pasar ;4)
Aspek Ekosistem Inovasi. Ke empat aspek tersebut terbangun oleh 12 pilar, 23 dimensi
dan 97 indikator/kuesioner. Setiap aspek terdiri dari beberapa pilar dan setiap pilar
dibagi lagi menjadi dimensi yang di terjemahkan dalam beberapa indikator. Hasil
Pengukuran IDSD diharapkan menjadi salah satu dasar utama penyusunan dan
penetapan kebijakan nasional maupun daerah yang mendorong sinergi program antar
sektor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kepemimpinan daerah yang
inovatif. Oleh karena itu, Kemenristek/BRIN telah memberikan instrumen pengukuran
IDSD yang dapat diisi oleh setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia guna
mengetahui indeks daya saing daerah setiap tahunnya. Pemetaan Ekosistem Inovasi
tersebut terdapat 4 aspek, yaitu :
Capaian Komponen IDSD tahun 2020 terdiri dari 4 Aspek yaitu 1) Aspek
penguat/Enabling Environment; 2) Aspek Sumber Daya Manusia; 3) Aspek Pasar ;4)
Aspek Ekosistem Inovasi. Ke empat aspek tersebut terbangun oleh 12 pilar, 23
dimensi dan 97 indikator/kuesioner. Setiap aspek terdiri dari beberapa pilar dan setiap
pilar dibagi lagi menjadi dimensi yang di terjemahkan dalam beberapa indikator. Hasil
capaian skor nilai IDSD Sumatera Selatan pada tahun 2020 meningkat signifikan
menjadi 3,58904 dari nilai IDSD tahun 2019 sebesar 0,67 dan pada tahun 2021 . nilai
IDSD Sumatera Selatan sebesar 3,33317 terjadi penurunan sebesar 0,26573. Adapun
nilai skor IDSD Provinsi Sumatera Selatan secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel
1.1 Nilai Aspek Hasil Pengukuran IDSD Provinsi Sumatera Selatan 2020-2021
dibawah ini yang secara umum menunjukkan indek daya saing daerah Provinsi
Sumatera Selatan pada tahun 2020-2021, meliputi empat aspek yang dinilai, aspek
penguat/environment enabling, dan aspek ekosistem inovasi sudah sangat tinggi, untuk
indikator aspek SDM atau Human Capital mengalami penurunan yang cukup signifikan
dari 3,06250 menjadi 2,67860. Hal tersebut terjadi karena sector ketenagakerjaan,
lapangan usaha dansektor Pendidikan dari system offline mejadi oneline di Provinsi
Sumatera Selatan mengalami penurunan akibat dampak pandemi Covid-19. Untuk nilai
indeks IDSD Sumatera Selatan secara keseluruhan masih masuk klasifikasi indeks
skor sangat tinggi,
Tabel 1.1 Nilai Aspek Hasil Pengukuran IDSD Provinsi Sumatera Selatan 2020
Laporan IDSD Prov Sumsel 2021 - 15
Hasil Pemetaan Aspek
Berikut ini dapat dilihat gambar grafik pemetaan jaring laba-laba dari hasil
pengukuran nilai dari indikator pembentuk keempat Aspek IDSD tahun 2020, pada
gambar 1.1. dan pada gamar 1.2 Aspek IDSD tahun 2021 , dibawah ini:
Gambar Grafik 1.1 Capaian Indeks Daya Saing Daerah Berdasarkan 4 Aspek IDSD
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020
Sumber : Peta; Ekosistem; Tabulasi; Grafis; Kuadran. Data Indeks Daya Saing Daerah Wilayah
Kabupaten/Kota Periode 2020, https://indeks-inovasi.brin.go.id, IDSD Kemenristek BRIN)
Berikut ini dapat dilihat tabel nilai rata-rata dan nilai pilar IDSD serta pemetaan
jaring laba-laba dari hasil pengukuran nilai dari indikator pembentuk keempat Aspek
IDSD Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020, pada Tabel 1.2. Nilai Indeks Pilar Hasil
Pengukuran Daya Saing Daerah Berdasarkan Pilar dibawah ini:
Sumber : Peta; Ekosistem; Tabulasi; Grafis; Kuadran. Data Indeks Daya Saing Daerah Wilayah
Provinsi Periode 2020-2021, https://indeks-inovasi.brin.go.id, IDSD Kemenristek BRIN)
Gambar Grafik 1.2 Capaian Indeks Daya Saing Daerah Berdasarkan 12 Pilar IDSD
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020
Sumber : Peta; Ekosistem; Tabulasi; Grafis; Kuadran. Data Indeks Daya Saing Daerah Wilayah
Provinsi Periode 2020, https://indeks-inovasi.brin.go.id, IDSD Kemenristek BRIN)
Berikut ini dapat dilihat tabel 1.3 Nilai Indeks Dimensi Hasil Pengukuran IDSD
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020, dengan nilai indeks dimensi IDSD dari hasil
pengukuran nilai indikator pembentuk 23 Dimensi IDSD Provinsi Sumatera Selatan
tahun 2020 dibawah ini, dimana untuk indikator dimensi Ketenagakerjaan,
Tabel 1.3 Nilai Indeks Dimensi Hasil Pengukuran IDSD Provinsi Sumater
Selatan Tahun 2020
Hasil
Pemetaan
Dimensi
No. Dimensi Indeks
1 Tata Kelola Pemerintahan 3,83333
2 Keamanan dan Ketertiban 3,50000
3 Infrastruktur Transportasi 3,00000
4 Infrastruktur Air Bersih, RTH dan Kelistrikan 4,50000
5 Keuangan Daerah 2,75000
6 Stabilitas Ekonomi 3,42857
7 Kesehatan 3,00000
8 Pendidikan 2,00000
9 Keterampilan 4,25000
10 Kompetisi Dalam Negeri 4,00000
11 Pajak dan Retribusi 3,00000
12 Stabilitas Pasar 4,00000
13 Ketenagakerjaan 5,00000
14 Kapasitas tenaga kerja 3,66667
15 Akses Keuangan 2,16667
16 Ukuran Pasar 4,66667
17 Regulasi 2,00000
18 Kewirausahaan 4,50000
19 Interaksi dan Keberagaman 4,16667
Sumber : Peta; Ekosistem; Tabulasi; Grafis; Kuadran. Data Indeks Daya Saing Daerah Wilayah
Kabupaten/Kota Periode 2020, https://indeks-inovasi.brin.go.id, IDSD Kemenristek BRIN)
Dalam rangka meningkatkan nilai indeks score indicator Akses Keuangan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2021
pada tanggal 4 Maret 2021 tentang Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan
Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD), satgas P2DD dibentuk dengan tujuan untuk
mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah terutama untuk mendorong
implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan mendukung
pengembangan transaksi pembayaran digital masyarakat, mewujudkan keuangan yang
inklusif serta meningkatkan integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional. Dalam
rangka implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) maka
diharapkan dapat dibentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)
di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pembentukan TP2DD Provinsi ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur dan TP2DD Kabupaten/Kota ditetapkan dengan
Keputusan Bupati/Wali Kota. Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah
(TP2DD) adalah forum koordinasi antar instansi dan stakeholder terkait untuk
mendorong inovasi, percepatan, dan perluasan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah
Daerah (ETP) dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan transparansi tata
kelola keuangan. Secara signifikan, ETP meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
rata-rata hingga 14% dari 9 daerah pelaksana pilot project ETP Dalam rangka
mendorong pembentukan TP2DD di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, telah
melakukan koordinasi dengan seluruh Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera
Selatan agar segera melakukan pembentukan TP2DD, selanjutnya masing-masing
Selanjutnya, Indeks ETP akan dipetakan menjadi rating indeks ETP dari skala 1-100
4. Digital (>75-100)
Berdasarkan data bulan Maret 2021 menunjukkan bahwa dari 18 Pemerintah Daerah
di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, satu diantaranya memiliki rating Digital
Gambar Grafik 1.3 Quadran Chart Posisi Capaian 4 Aspek Indeks Daya Saing
Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020
Sumber : Peta; Ekosistem; Tabulasi; Grafis; Kuadran. Data Indeks Daya Saing Daerah Wilayah
Kabupaten/Kota Periode 2020, https://indeks-inovasi.brin.go.id, IDSD Kemenristek BRIN)
Dalam hal tata kelola pemerintahan yang meliputi kinerja penyelenggaraan daerah
secara nasional berdasarkan SK Kemendagri, tingkat partisipasi masyarakat dan pelaku
usaha dalam pengelolaan pembangunan daerah, hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (SAKIP) hasilnya sangat baik (skor 5) dan perlu dipertahankan.
Kondisi infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur transportasi dan infrastruktur air
bersih serta kelistrikan menunjukkan bahwa Sumatera Selatan sudah memiliki infrastruktur
cukup memadai, hal ini dibuktikan dengan rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan
bermotor, dimana panjang jalan mengalami peningkatan sehingga rasio panjang jalan
terhadap jumlah kendaraan mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa moda
transportasi publik sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, contohnya Light Rail Transport
(LRT), Bus Transmusi dan sarana transportasi umum lainnya. Dari segi infrastruktur air
bersih dan kelistrikan, diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk
yang bisa mengakses air minum dan tingkat elektrifikasi masyarakat meningkat. Hal ini
ditunjang oleh meningkatnya infrastruktur terhadap akses terhadap air bersih (PDAM) dan
Nilai tukar Petani terendah untuk Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu
Januari 2016 s.d Desember 2020 adalah pada bulan Mei 2020 (sebesar 88,56) dan NTP
tertinggi terdapat pada bulan Desember 2020 (sebesar 101,83). Hal yang bisa
menjelaskan terkait meningkatnya NTP di Provinsi Sumsel Sumatera Selatan setelah
terpuruk secara maksimal pada bulan Mei 2020 sebagai dampak dari melemahnya indeks
harga barang/jasa yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya
produksi dibandingkan dengan Indeks Harga komoditas pertanian yang di produksi oleh
petani salah satunya adalah karena suksesnya Implementasi Progarm Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) di berbagai Kluster termasuk kluster Kementerian Lembaga/Pemda (Rp
106,11 trilyun) dan Kluster UMKM (Rp 123,46 trilyun).
Persentase balita gizi buruk mengalami sedikit peningkatan dari 0,03% menjadi
0,04% yang dipengaruhi oleh masih adanya penyakit infeksi dan pengetahuan tentang gizi
keluarga yang rendah. Dari pilar pendidikan, indeks pembangunan manusia mengalami
peningkatan dari 68,86% menjadi 69,39%,
Pada dimensi keterampilan, angka pertisipasi kasar sekolah kejuruan terhadap sekolah
menengah umum meningkat, diiringi dengan peningkatan pusat kegiatan belajar
masyarakat. Peran pemerintah daerah dalam peningkatan literasi digital sudah mulai
dijalankan walaupun pemanfaatannya belum optimal.
Pada tahun 2020 kualitas pembangunan manusia di Sumatera Selatan yang ditunjukan
oleh nilai IPM sebesar 70,01% masih berada dibawah kualitas pembangunan manusia
secara nasional dengan IPM mencapai 71,94 % dan masih dibawah target yang
ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 yang sebesar 72,51 %,. Hal ini
Laporan IDSD Prov Sumsel 2021 - 25
menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia di wilayah Sumatera Selatan masih
belum mengunguli daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Untuk di wilayah Sumbagsel, IPM Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu yang
terendah. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas hidup manusia di Sumatera Selatan
dilihat dari angka harapan hidup, pendidikan, dan kelayakan hidup relatif masih tertinggal
dibandingkan daerah sekitar.
Sebagai salah satu solusi pemecahan masalah yang bisa ditempuh adalah akses yang
lebih mudah terhadap berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan mulai dari tingkat
perkotaan sampai kepada tingkat pedesaan yang banyak tersebar di berbagai wilayah
kabupaten/kota sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pembangunan
manusia yang lebih baik.
Pada gambar 1.3.Gambar Grafik Chart posisition terlihat bahwa posisi aspek Pasar
Provinsi Sumatera selatan masuk dalam katagori sangat tinggi dibandingakan aspek
penguat/enabling dan aspek SDM/human capital. Pola karakteristik kemitraan antara
perusahaan (industri kecil, menengah dan besar) sudah tersebar pada banyak perusahaan
dalam seluruh proses produksi, distributor/keagenan hingga pemasaran. Terdapat 18
sektor usaha yang berkontribusi pada PDRB diwilayah Kabupaten/Kota.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), membaiknya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan
IV 2020 terutama disebabkan oleh meningkatnya LU pertanian, kehutanan dan
perikanan serta LU penyediaan akomodasi dan makan minum. LU pertanian, kehutanan
dan perikanan tumbuh positif sebesar 3,49% (yoy) didorong oleh meningkatnya subsektor
tanaman pangan yang dipengaruhi oleh masuknya musim panen beras dan beberapa
Aspek Ekosistem Inovasi terbagi menjadi 7 dimensi, dimensi yang masih rendah
nilainya adalah dimensi telematika dan dimensi penelitian dan pengembangan sedangkan
dimensi yang sudah baik adalah dimensi komersialisasi. Dilihat dari regulasi rata-rata
Artikel ilmiah yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang yang
dipublikasikan pada jurnal terakreditasi nasional maupun internasional pada 3 tahun
terakhir sudah lebih dari 120 artikel dan sebanyak 21-30 hasil penelitian telah memiliki Hak
Kekayaan Intelektual (HKI). Beberapa paten telah dimanfaatkan oleh dunia industri, namun
jumlahnya masih kurang maksimal. Persentase anggaran penelitian terhadap total APBD
masih rendah yaitu 0,13%. Lebih dari 90% kegiatan penelitian sudah berbasis Produk
Unggulan Daerah. Persentase jumlah peneliti dibandingkan hasil penelitian yang
dipublikasikan sebesar 30%. Perguruan Tinggi di Sumsel berada pada peringkat 29 yang
disandang Universitas Sriwijaya. Dunia usaha dan industri yang memiliki unit penelitian
dan pengembangan masih sedikit. Perguruan tinggi dan perangkat daerah kelitbangan di
Sumatera Selatan sudah cukup banyak, namun belum semuanya melakukan
komersialisasi inovasi. Sistem hak merk dagang yang telah teregistrasi juga sudah banyak.
Kondisi Techno Park dan Pusat Unggulan Iptek (PUI) sudah ada Techno Park/PUI yang
akan dikembangkan sehingga masih perlu ditingkatkan.
Laporan IDSD Prov Sumsel 2021 - 30
Berdasarkan dimensi telematika terdapat peningkatan persentase jumlah penduduk
yang menggunakan HP (handphone) pada tahun 2018, sedangkan proporsi rumah tangga
dengan akses internet tidak mengalami kenaikan tetapi jumlahnya sudah cukup tinggi.
Ketersediaan jumlah inovasi didaerah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah
prosentase pemakai internet individu di Provinsi Sumatera Selatan mengalami
peningkatan dari tahun 2018 sebesar 33,35 % meningkat sebesar 4,79 % menjadi sebesar
38,14 % pada tahun 2019 (Sumber, BPS Sumsel, th 2021).
BAB II
Dari uraian bab sebelumnya dijelaskan bahwa saat ini masih ada beberapa
indikator dari dimensi dan aspek yang masih lemah nilai indeksnya dari nilai rata-rata,
oleh karena itu untuk dapat mengoptimalkan nilai indikator yang masih merah atau
lemah tersebut diformulasikan suatu strategi dan arah kebijakan yang mengacu pada
RPJMD Provinsi Sumatera Selatan 2019-2023 dalam rangka peningkatan nilai IDSD.
Berikut ini di uraikan arah kebijakan perencanaan pembangunan terkait IDSD
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020 dan 2021 dan jangka menengah Arah kebijakan
tersebut menjawab permasalahan IDSD Provinsi Sumatera Selatan. Arah kebijakan
pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk meningkatkan IDSD
Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
3. Tingkat 3. 70,08 %
Pengangguran
Terbuka
3. Tingkat 3. 70,08 %
Pengangguran
Terbuka
Kesehatan Meningkatkan Meningkatkan derajat 1. Angka Harapan 1. 70 th
derajat kesehatan keluarga Hidup
kesehatan
2. Presentase 2. 60 %
Kab/Kota sehat
3. Presentase 3.100 %
Penduduk Yang
Mendapat Jaminan
Kesehatan
3. Cakupan ASI 3. 70 %
eksklusif
⮚ Durian
⮚ Nenas
⮚ 1.36 Ton/ha
⮚ Tanaman Obat
⮚ 3.50 Ton/ha
5.Produksi
Perkebunan ⮚ 0.93 Ton/Ha
⮚ 1.17 Ton/Ha
⮚ Karet
⮚ Kelapa Sawit
⮚ Kopi
⮚ Kelapa
No. Indikator IDSD Yang Masih Strategi Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Arah
Lemah (Belum Optimal) Pembangunan Pembangunan Tahun 2021 Kebijakan
Aspek Dimensi Tahun 2020 Tahun 2020 Pembangunan
Tahun 2021
1 Penguat/ 1. Infrastruktur - Meningkatka - Peningkatan - Percepatan Peningkatan
enabling dan n Ekonomi pembangunan
environment Transportasi kondisiinfrastruktur Kerakyatan infrastruktur Kualitas
jalan guna pendukung daya
mendukung - Peningkatan saing Sumberdaya
pelayanan Investasi, Industri
pergerakan orang Dan Perdagangan - Peningkatan Manusia dan
dan barang, kualitas infrastruktur
terutama jaringan Pelayanan
- Pengembanga
- Meningkatka n jalan dan listrik. Publik yang
n pelayanan jasa Seni, Budaya, dan
konstruksi dan Prima,
Pariwisata
kinerja pengelolaan
mendukung Bersih, Bebas
bangunan
Pertumbuhan
gedung/rumah
Ekonomi KKN
Negara
Penurunan
Pengangguran
- Meningkatka dan Kemiskinan
n proses
- Menggali
Sumber
Pertumbuhan - Peningkatan
Ekonomi Baru Kualitas dan
Melalui Sektor Kuantitas hasil
2. Stabilitas Pariwisata dan pertanian dan -
Ekonomi perkebunan di
Industri
Sumatera Selatan
Pengolahan terutama pertanian
rakyat dan
- Mengoptima - perkebunan rakyat
lk an Ekonomi
Produktif Berbasis
No. Indikator IDSD Yang Masih Strategi Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Arah
Lemah (Belum Optimal) Pembangunan Pembangunan Tahun 2021 Kebijakan
Aspek Dimensi Tahun 2020 Tahun 2020 Pembangunan
Tahun 2021
Lokal
- Pengendalian
Harga
Kebutuhan Pokok
- Efektivitas
Penggunaan
Anggaran
Pemerintah
No. Indikator IDSD Yang Masih Strategi Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Arah
Lemah (Belum Optimal) Pembangunan Pembangunan Tahun 2021 Kebijakan
Aspek Dimensi Tahun 2020 Tahun 2020 Pembangunan
Tahun 2021
- Meningkatkan
Kemandirian
Masyarakat untuk
Hidup Sehat
- dan Penurunan
Stunting
- Meningkatkan
Kesehatan Ibu dan
Anak, KB dan
Kespro
- Meningkatkan
Pencegahan dan
Pengendalian
Penyakit
- Peningkatan
koordinasi antar
pemerintah daerah
dan otoritas
moneter di tingkat
wilayah dalam
No. Indikator IDSD Yang Masih Strategi Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Arah
Lemah (Belum Optimal) Pembangunan Pembangunan Tahun 2021 Kebijakan
Aspek Dimensi Tahun 2020 Tahun 2020 Pembangunan
Tahun 2021
kondusif:
peningkatan fungsi
intermediasi
perbankan di
daerah,
penjaminan kredit
dan pengendalian
inflasi daerah; dan
- Pemberdayaaan
usaha kecil,
menengah dan
koperasi
khususnya dalam
akses permodalan
dan penguasaan
teknologi tepat
guna;
Gambar 2.1 Kerangka Logis Sistem Informasi Gerakan Terpadu Serentak Plus
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
Aplikasi ini telah menyajikan seluruh variabel kemiskinan berdasarkan basis data
terpadu by name by address secara spasial, interaktif, dan informatif sehingga
diharapkan dapat memberikan pemahaman dan memudahkan pengguna aplikasi
khususnya pengambil keputusan untuk mengetahui, membaca, serta menganalisa
situasi dan kondisi pada setiap variable data kemiskinan tidak hanya sampai level
desa tetapi sampai ke rumah tangga dan individu.
Dengan dimasukannya beberapa varian variable BDT pada setiap level mulai dari
individu/rumah tangga, desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten kota di aplikasi
SIGertak Plus, maka pengguna aplikasi dapat menganalisasa factor-faktor apa saja
yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah rendah. Selain itu,
aplikasi ini juga dapat mengetahui seberapa tepat sebuah kegiatan penanggulangan
kemiskinan dengan permasalahan penyebab kemiskinannya.
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, maka akan semakin
banyak juga perkembangan dan pembangunan infrastruktur yang ada.
Pembangunan infrastruktur tersebut dibutuhkan demi menunjang roda
perekonomian yang berputar semakin cepat. Pembangunan infrastruktur yang
semakin masif tersebut membutuhkan manajemen pembangunan yang baik mulai
dari analisa situasi kondisi, perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan
monitoring evaluasi.
Tahun 2009-2018
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
Tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Infrastruktur Konektivitas (SI-IKON) ini adalah :
a. Membantu penyajian data dan informasi pembangunan infrastruktur konektivitas yang akurat
b. Sarana dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan dan alokasi penganggaran yang
efektif serta tepat sasaran
c. Mempermudah kegiatan monitoring dan evaluasi pembangunan infrastruktur konektivitas
Sasaran dari Sistem Informasi Infrastruktur Konektivitas (SI- IKON) :
Kebaruan inovasi dari SI-IKON adalah terintegrasi Kebijakan Satu Peta bersumber
dari https://geoportal.sumselprov.go.id sinergitas antar kegiatan infrastruktur; dan
Historis data terekam (Time Series). Data dan informasi SI-IKON yang bersumber dari
geoportal Kebijakan Satu Peta dimaksud adalah peta dasar (Open Street Maps) dan
peta lainnya yang berformat SHP). Selain itu, data dan informasi secara teknis dan
detail dari perangkat daerah terkait dengan konektivitas, seperti Dinas PU Bina Marga
dan Tata Ruang Prov. Sumsel, Dinas PU Pengairan Prov. Sumsel, Dinas Perhubungan
Prov. Sumsel, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Balai Besar Pelaksanaan
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
Proses SI-IKON dimulai dari login akses (memasukkan usename dan password yang
telah diberikan) untuk input data dan informasi oleh perangkat daerah/instansi teknis,
kemudian input data dan informasi infrastruktur baik baseline (capaian saat ini/eksisting)
dan usulan rencana kegiatan dari perangkat daerah/intansi, kemudian Tim Bappeda
Salah satu contoh hasil verifikasi usulan kegiatan dari SI-IKON adalah sinergitas
kegiatan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota, yakni
pada Jembatan Musi IV, dimana pada tahun 2019 Provinsi Sumatera Selatan
melalui Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang mengusulkan kegiatan pembebasan
lahan akses Jembatan Musi IV ke Jalan A. Yani (Jalan Kewenangan Provinsi)
sepanjang 1 Km untuk kemudahan akses ke dan dari Jembatan Musi IV,
sebelumnya tahun 2015 telah dilakukan pembebasan lahan Jembatan Musi IV
sepanjang 1,13 Km oleh Pemerintah Kota Palembang, kemudian tahun 2017
dilakukan pembebasan lahan akses Jembatan Musi IV ke Jalan A. Yani sepanjang
1,5 Km oleh Pemerintah Provinsi. Selain itu, pada tahun 2017 dan tahun 2018,
Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V
Kementerian PUPR melakukan pembangunan Jembatan Musi IV. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
Sistem Informasi Pertanian (SIPnian) ini adalah suatu aplikasi yang memberikan
informasi tentang Daerah Pertanian di Sumatera Selatan dengan berbasis spasial
yang di overlay kan dengan peta spasial sebaran jaringan irigasi di Sumatera
Selatan memanfaatkan sistem informasi satu peta yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan. Selain itu dalam Sistem Informasi Pertanian (SIPnian) ini juga akan
memuat berbagai informasi terkait pertanian, mulai dari luas sawah, produktivitas
sawah, indeks pertanaman sawah, luas daerah irigasi, kewenangan daerah
irigasi, kondisi tingkat kerusakan jaringan daerah irigasi dan kondisi kerusakan
bangunanbangunan utama pada daerah irigasi serta informasi kelembagaan
pendukung pertanian seperti kelompok P3A dan Kospintan.
Tujuan Inovasi
Kerangka Logis
Sumber : RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021, Bappeda Provonsi Sumsel 2020
1. Pendekatan e-Sumsel
Selanjutnya pada tahun 2018 berdasarkan arahan dari Tim Korsupgah KPK,
Provinsi Sumatera Selatan membangun aplikasi yang mengintegrasikan antara proses
perencanaan dengan proses penganggaran. Hasil dari proses perencanaan akan
secara otomatis menjadi bahan pada proses penganggaran. Aplikasi tersebut diberi
1. RPJMD
2. Renstra
3. RKPD
4. Usulan Perangkat Daerah (Renja Perangkat Daerah)
5. Usulan Masyarakat
6. Usulan Kabupaten/Kota
7. Usulan Pokok-pokok Pikiran DPRD
a. Surat usulan dari Kepala Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang
telah ditandatangani untuk diupload, untuk usulan dari Perangkat Daerah.
b. Surat Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan kepada Gubernur Sumatera
Selatan hal penyampaian usulan Hasil Reses DPRD Provinsi Sumatera
Selatan, untuk usulan DPRD.
c. Surat usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah ditandatangani oleh
Kepala Bappeda Kabupaten/Kota untuk diupload, untuk usulan dari
Kabupaten/Kota.
3. Pendekatan Teknokratik
b. Usulan Masyarakat
4. Usulan dapat dilakukan juga dengan Proposal dan melalui reses DPRD
yang nantinya diinput melalui e-Sumsel.
5. Pendekatan Politik
Rujukan Kebijakan
Arah kebijakan pada RKPD 2021 merujuk kepada beberapa hal yaitu :
Berikut ini dapat dilihat gambar diagram alur kerangka kebijakan terintgrasi
pembangunan Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka peningkatan Indeks Daya
Saing Daerah (IDSD) Sumatera Selatan dibawah ini:
IDSD
PROVINSI SUMSEL
INFRASTRUKTUR
1. Aspek Penguat
1. Jumlah Investor 1. Percepatan Operasional 1. Kajian Analisa Ekonomi Pembangunan untuk Pendukung
berskala nasional Kawasan Tanjung Karat Percepatan Operasional Kawasan Tanjung Karat Ekonomi
2. Jumlah investasi Ekonomi Khusus New Khusus New Palembang Port, 2021-2023
berskala nasional Palembang Port 2. Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan
2. Program Kemudahan Jumlah investasi berskala nasional di Daerah Provinsi Sumatera
Investasi Selatan, 2020-2022
1. Persentase Balita Gizi 1. Peningkatan Gizi Keluarga 1. Kajian analisa faktor-faktor penyebab literasi digital belum
Buruk 2. Pengembangan optimal dimasyarakat (Sumber: Renstra Balitbangda Sumsel
2. Literasi digital Cyberpark di setiap desa Tahun 2019-2023)
belum optimal di wilayah provinsi Sumsel 2. Kajian Pampak Implementasi Program Internet Desa di 17
3. Penanggulangan Covid Kab/Kota Wialayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023
19 3. Penelitian Perbandingan Kadar Antibodi kuantitatif IGG
4. Kajian Isue Strategis SARS
COV-2 Pada Kelompok Vaksin, Non Vaksin dan Penyintas di
Kota Palembang, Sumatera Selatan, 2021
4. Penetian dan Kajian aspek-aspek sosial di 17 Kab/Kota
Provinsi Sumatera Selatan
3. Aspek Pasar
( Pemutakhiran Data)
(Pemutakhiran Data)"
SOLUSI MENYELURUH
Sumatera Selatan kaya sumber daya alam sebagai salah satu keunggulan
komparatif. Dari berbagai kekayaan alam tersebut, Sumatera Selatan telah
menetapkan beberapa Produk Unggulan Daerah agar lebih fokus dalam
pengembangannya. Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan daya saing
produk unggulan daerah, tentunya diperlukan inovasi teknologi. Fakta negara
maju menunjukkan bahwa Pembangunan ekonomi daerah dapat dimaksimalkan
melalui Inovasi Teknologi Produk Unggulan Daerah, sinergi
1. Universias Sriwijaya
2. UIN Raden Fatah
Palembang
3. Politeknik Negeri Sriwijaya
4. Universias Muhamadiyah
Palembang
5. Universitas Bina Darma
6. Universitas Tridinanti
7. Universitas Indo Global
Mandiri
8. Universitas Palembang
9. Universitas IBA Palembang
10. Universitas Tamansiswa
Palembang
Tabel. 3.3 Jumlah kolaborasi antara perguruan tinggi atau lembaga litbang,
industri/dunia usaha dan pemerintah daerah (Triple Helix)
13 MoU &
JUMLAH 26 PKS
Aspek Permasalahan Strategi OPD Terkait 2020 2021 2022 2023 2024
Kebijakan
Faktor Jumlah Investor Percepatan 1. Bapppeda 1. Program 1. Program 1. Pengemban 1. Pemetaan 1. Kajian Peningkata
Penguat/ berskala nasional Operasional 2. Balitbangda pembangunan Peningkat g an industri strategi tentang jumlah Inve
Enabling & Jumlah investasi Kawasan 3. DPMPTSP infrastruktur an Iklim pengolahan promosi dampak r dan Inves
Environmen berskala nasional Ekonomi 4. Dina PU BM mendukung Investasi untuk yang pembangu berskala
Khusus 5. Dinas iklim investasi dan Daya hilirisasi SDA efektif n KEK nasional
t
Tanjung Perkim 6. Dinas 2. Riset Analisa Saing unggulan untuk TAA
Api-api Perindustrian Potensi Daya Penanama 2. Program menjaring terhadap
7. Dinas Saing Kawasan n Modal penciptaan investor pelestaria
perdangangan KEK Tanjung 2. Program kondisi yang luar n
8. Dinas Koperasi Api-api Pengemba kondusif bagi 2. Kajian Lingkunga
ngan investasi tentang n Hidup
& UKM 3. Kajian
Industri 3. Program Amdal
9. Dinas KLH Kesiapan
kreatif Insentif pajak KEK TAA
Perangkat 3. Kajian bagi Investor
10.Biro Ekonomi Daerah Peraturan
Kabupaten daerah
mendukung yang tidak
Proses ramah
Masuknya
investasi
Investasi di
4. Expo/Conf
Kawasan KEK erence/Bis
Tanjung Apiapi nis
gathering/
Bisnis
Matching
Aspek Persentase Balita Peningkat 1. Bapppeda 1. Penyediaan 1. Perbaikan 1. Peningkatan 1. Penetapan 1. Penurunan
Sumber Gizi Buruk an Gizi 2. Balitbangda Bantuan Pola Pengawasan Persyaratan Pengemba jumlah
Daya Keluarga 3. Dinas Pangan Bagi Konsumsi Keamananan Khusus ngan Pola presentasi
Manusia Kesehatan Masyarakat Pangan Pangan Mengenai Konsumsi Balita gizi
Miskin dan Perseoran 2. Penguatan Komposisi Pangan buruk
Masyarakat gan dan Pelaksanaan Pangan Beragam,
yang Mengalami Masyaraka dan Bergizi
Untuk
Rawan Pangan t yang Pengawasan Seimbang,
Meningkatk
dan Gizi. Beragam, Regulasi dan dan Aman;
an
2. Penguatan Bergizi 2.
Standar Gizi; Kandungan
Fungsi Dewan Seimbang, Pengemba
3. Penguatan Gizi Pangan
Ketahanan dan Aman; ngan
Sistem Olahan
Pangan 2. Penguatan Jejaring
Surveilan Tertentu
Kabupaten Program dan
Pangan dan yang
Gizi Lintas Informasi
3. Riset Aksi Gizi; Diperdagan
Sektor Pangan
Peningkatan gkan
Melalui 2. Perbaikan dan Gizi
Kualitas Hidup
Program Gizi Bagi 3. Perbaikan
Aspek Gizi
Sensitif Gizi. Ibu Hamil, Atau
Keluarga
3. Pengemba Pengayaa
Ibu
ngan n Gizi
Menyusui,
Kemitraan Pagan
Antar Bayi, Balita,
Remaja, Tertentu;
Berbagai
dan
Pemangku
Kelompok
Kepentinga
Rawan Gizi
n dalam
Lainnya;
Pembangu
nan Pangan
dan Gizi
Berkelanjut
an.
Literasi digital Pengemb 1.Bapppeda 1. Program 1. Fasilitasi 1. Peningkatan 1. Promosikan 1. Kajian Peningkata
belum optimal angan Pengembanga ketersedia publikasi hasil penggunaa Analisa jumlah
Cyberpark 2.Balitbangda n Komunikasi, an litbang dan n pengaruh pemakai/pe
di setiap Informasi dan layanan inovasi perpustaka jumlah guna Litera
3.Dinas Kominfo Media Massa akses (e-jurnal dan an digital; pemakai
desa di digital
2. Program informasi Web 2. Sistem literasi
wilayah berbasis Balitbangda); digital
Pengembanga Aplikasi data
provinsi 4.Kantor internet di 2. E-comerce
n Budaya Baca dan terhadap
Sumsel Perpustakaan perpustak
dan Pembinaan UKM informasi implemanta
Daerah aan
Perpustakaan kelitbangan si e-
Digital desa/kelur goverment
5.Disdik ahan;
3. Kajian analisa
faktor-faktor 2. Program
penyebab peningkat
literasi digital a n
jumlah
belum optimal
dan
dimasyarakat
sebaran
tenaga
perpustak
aan yang
memiliki
kompetens
i;
3. Database
IKM
Dekranasd
a
2. Program
Peningkata
n Kualitas
dan
Produktivita
s Tenaga
Kerja
Aspek Persentase Melakukan 1. Bappeda 1. Program 1. Program 1. Progam 1. Peningkata 1. Optimalisa Peningkata
Ekosistem anggaran Penelitian Litbang dan Kemitraan peningkatkan n kapastias si peran Persentase
Inovasi penelitian dan Yang 2. Balitbangda Inovasi Inovasi daya saing SDM calon intermedia anggaran
pengembangan diperlukan Bidang Iptek produk IKM; wirausaha tor dan penelitian d
3. Dinas Ekonomi dan Program 2. Model baru melalui inkubator
terhadap total Untuk pengemban
Penanggulang Uptb Kebun fasilitasi program teknologi
APBD Mengatasi terhadap to
an pelaksanaan inkubasi dalam
Permasal Perindustrian Raya APBD
Kemiskinan forum bisnis implement
ahan Sriwijaya
2. Program komunikasi teknologi asi Sida
Sumsel
daerah Litbang dan pertanian, 2. Pengemba menuju
2. Implement ngan
Sehingga Inovasi Bidang peternakan, peningkat
a si SIDa di potensi
Mendapat kesehatan perikanan an
Kab/kota
kan yang makanan wirausaha
3. Implement dan
Alokasi dimanfaatkan 3. tradisional baru
a si kehutanan
Program dan
Pengaang Agenda dalam
Litbang dan
Riset peningkatan
daerah di
kab/Kota
Prioritas Program Target
Sumber : RPJMD Provinsi Sumatera Selatan 2019-2023 , Renstra Balitbangda sumsel 2019-2023, Roadmap Penguatan SiDa Prov. Sumsel
2019-2023)
Indikator
Indikator Kinerja Indikator
Kinerja
Utama Kinerja Utama
Tujuan Sasaran Utama Program Tujuan Sasaran Program Tujuan Sasaran Program
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mening Meningkat 1. Program Peningkatan Meningkatnya Prosentase laporan Penelitia Pening Meningkat Jumlah Taman Program
katkan nya hasil Prosenta Penelitian kualitas hasil kualitas kelitbangan dengan n dan katan nya Sains dan Pengembangan
hasil penelitian se hasil Pemerintahan kelitbang-an laporan kategori "baik" atas Pengem relevan relevans, Teknologi yang Taman Sains dan
peneliti dan penelitian dan dalam kelitbangan penilaian TPM bangan s, kualitas, dibangun Teknologi
an dan pengemba dan Kemasyarakata perumus-an Kemente kuantita dan
penge ngan yang pengemb n kebijakan rian s dan kuantitas
mbang dimanfaatk angan Dalam kualitas
pemerintahan sumber
an an yang Negeri sumber
dalam negeri daya Iptek
yang dimanfaa daya
dan
dimanf tkan manusi
oleh: - a pendidikan
aatkan
OPD berpen tinggi
Provinsi didikan
– tinggi,
Kab/Kota serta
kemam
puan
Iptek
dan
inovasi
untuk
keungg
ulan
daya
saing
bangsa
2. Program Penelitia
Persenta Pengembangan n dan
se Kemitraan dan Pengem
Kabupate Sistem Inovasi bangan
n/Kota Daerah Inovasi
yang Daerah
memiliki dan
kegiatan Aparatur
menduku
ng
Sistem
Inovasi
Daerah
Sumber : RPJMD Provinsi Sumatera Selatan 2019-2023 , Renstra Balitbangda sumsel 2019-2023, Roadmap Penguatan SiDa Prov. Sumsel
2019-2023)
Strategi dan arah kebijakan yang tepat dapat memastikan usaha-usaha yang
ditempuh berjalan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan analisis situasi
kondisi serta isu-isu strategis yang dianalisis sebelumnya, maka strategi
penguatan Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai
berikut keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Provinsi Sumatera Selatan
diatas perlu dituangkan dalam strategi pembangunan melalui penguatan sistem
inovasi daerah dalam rangka peningkatan IDSD Provinsi Sumatera Selatan
seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.7, berikut ini.
Laporan IDSD Prov Sumsel 2021 - 105
Tabel 3.7 Strategi Pembangunan Melalui Penguatan Sistem Inovasi Daerah Dalam Rangka
Peningkatan IDSD
A. Agenda Kerja Tim Daya Saing Daerah melalui Innovation Hub (I-hub);
Hal tersebut senada dengan semangat Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (Amandemen IV) pada pasal 31 ayat 5 yang menyatakan
bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Sebagai pelaksana ketentuan
tersebut, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang mengamanatkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk
memperkuat daya dukung Iptek dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian
bangsa menghadapi persaingan global. Kemudian sebagaimana diamanatkan oleh
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa inovasi menjadi salah
satu unsur penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inovasi
menentukan tingginya daya saing suatu daerah/negara.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Daerah memiliki tugas untuk membangun dan
memperkuat Sistem Inovasi Daerah (SIDa) sebagai landasan kinerja pembangunan
berbasis inovasi. SIDa merupakan kerangka membangun sinergi antar pihak
pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi, dan segenap pemangku kepentingan
terkait dalam pendayagunaan Iptek dan inovasi dalam pembangunan daerah.
Penemuan merupakan kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Pengembangan merupakan pengembangan suatu
produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Duplikasi merupakan peniruan suatu
produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Sintesis merupakan perpaduan
konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru.
Inovasi Daerah dalam rangka peningkatan produk atau proses produksi harus
memenuhi kriteria: (a) mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur
obyek inovasi; (b) memberi manfaat bagi Daerah dan/atau masyarakat; (c) tidak
mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan pada masyarakat yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (d) menjadi kebutuhan
masyarakat dalam rangka peningkatan proses dan/atau produk barang dan/atau
jasa.
Usulan Inisiatif Inovasi Daerah dalam rangka peningkatan produk atau proses
dapat berasal dari: Masyarakat; dan/atau Perguruan Tinggi. Inisiatif Inovasi
Daerah yang berasal dari Masyarakat dan Perguruan Tinggi dapat disampaikan
kepada Gubernur melalui Perangkat Daerah yang membidangi Penelitian dan
Pengembangan untuk mendapatkan pembinaan. Inisiatif Inovasi Daerah
dituangkan dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja Inovasi yang
sekurang-kurangnya memuat: alasan perlunya inovasi daerah;
bidang/sektor/produksi barang dan/atau jasa yang akan dilakukan inovasi;
metode inovasi; tahapan dan jadwal inovasi; keluaran inovasi; penanggung jawab
inovasi.
1. Akademisi/Peneliti
3. Masyarakat Umum
4. Kepala Daerah