ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Provinsi Aceh memiliki 11 potensi bencana yang diketahui berdasarkan catatan sejarah
kejadian bencana dari Data dan Informasi Bencan Indonesia (DIBI). Bencana tersebut antara lain
banjir, banjir badang, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan dan
lahan, kekeringan, epidemik dan wabah penyakit, letusan gunung api, cuaca ekstrim dan tanah
longsor. Selain berdasarkan sejarah kejadian bencana, potensi bencana dapat diketahui
berdasarkan kemungkinan terjadinya bencana karena dasar pengkajian risiko bencana dengan
melihat kondisi daerah Provinsi Aceh.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu penataan atau
perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah
dan terpadu. Pelayanan penanggulangan yang dilakukan selama ini mengikuti arah pergeseran
paradigma penanggulangan bencana yang fokus pada upaya penanggulangan saat terjadi bencana
bergeser kea rah pencegahan (prvensi) atau mengurangi risiko bencana.
Secara umum capaian kinerja penanggulangan bencana seperti yang ditargetkan dalam
RPJMA 2017 – 2022, menunjukan perkembangan yang baik, meskipun salah satu indikator masih
memerlukan kerja keras dan perhatian baik secara internal BPBA maupun komitmen pendanaan
yang memamdai dari instansi pemerintah lainnya terutama yang berwenang dalam menetapkan
alokasi anggran pemerintah. Sedangkan tingkat capaian kinerja sasaran BPBA sesuai dengan
Perjanjian Kinerja tahun 2019 yaitu 89.15 % yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata
capaian sasaran. Dari 2 sasaran strategis dan 2 indikator kinerja yang ditetapkan seluruhnya
tercapai/berhasil. Sasaran dinyatakan berhasil jika capaiannya ≥ 75% dari target yang telah
ditetapkan.
Kedepan untuk mencapai visi BPBA yaitu “Masyarakat Aceh Tanggap dan Tangguh
Menghadapi Bencana” diperlukan dukungan pendanaan yang mencukupi, kualitas dan kuantitas
aparatur yang baik serta koordinasi dengan berbagai instansi baik lingkungan Sekretariat Daerah
Aceh maupun dengan BPBD kabupaten/kota. Mengingat berbagai target hanya dapat dicapai
dengan dukungan pendanaan yang cukup, melibatkan aparatur yang terampil dan koordinasi yang
baik dengan berbagai instansi lain, dalam penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana
yang berorientasi hasil dan berbasis kinerja serta bertujuan untuk melayani masyarakat terdampak
bencana.
Untuk mendukung capaian kinerja, tahun 2020 BPBA telah membelanjakan anggaran Rp.
32,811,358,873,- dengan realisasi 84.92 % (Rp. 27,862,489,271). Dipastikan realisasi tersebut
sedikit lebih kecil dari pada target sebesar 85.88 %.
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh ...... 3
Gambar 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja BPBA 2019 dan 2020 ......................... 9
Gambar 3.2 Strategi Peningkatan Indeks Kapasitas di Kabupaten/Kota .................. 14
Gambar 3.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Penanggulangan Bencana T.A 2020 25
Gambar 3.4 Rekapitulasi Kejadian Bencana Tahun 2020 ........................................ 35
Gambar 3.5 Frekuensi Bencana Per Jenis Bencana di Wilayah Aceh Tahun 2020 .. 35
Gambar 3.6 Perkiraan Kerugian Akibat Bencana di Wilayah Aceh Tahun 2020 .... 36
Gambar 3.7 Dampak Bencana di Wilayah Aceh Tahun 2020 ................................... 37
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Aceh saat ini telah bergerak
mengikuti sistem penanggulangan bencana Nasional. Seiring perjalanan waktu telah terjadi
perubahan cara pandang penanggulangan bencana dari yang bersifat tanggap darurat menuju
ke arah pengurangan risiko bencana. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)
berdasarkan tugasnya telah melaksanakan fungsi tersebut untuk mewujudkan tercapainya
sasaran sebagaimana tercantum dalam Rancangan Qanun Aceh tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Aceh (RPJM Aceh) periode tahun 2017 – 2022.
Mengingat pentingnya penanggulangan bencana tersebut, maka dalam rangka
mendukung arah pembangunan sebagaimana ditegaskan dalam Qanun Aceh dimaksud,
Pemerintah Aceh telah menetapkan 10 prioritas pembangunan Aceh yang terdiri dari (1)
Reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang adil, bersih dan melayani, (2) Memperkuat
pelaksanaan Syariat Islam beserta nilai-nilai keislaman dan budaya keacehan dalam kehidupan
masyarakat dengan itikad Ahlussunnah Waljamaah yang bersumber hukum Mazhab Syafi’iyah
dengan tetap menghormati mazhab yang lain, (3) Menjaga Integritas nasionalisme dan
keberlanjutan perdamaian berdasarkan MoU Helsinki, (4) Membangun masyarakat yang
berkualitas dan berdaya saing di tingkat nasional dan regional, (5) Mewujudkan akses dan
pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial yang mudah, berkulaitas dan berintegrasi, (6)
Mewudkan kedaulatan dan ketahanan pangan, (7) Menyediakan sumber energi listrik yang
bersih dan terbarukan, (8) Membangun dan mengembangkan sentra-sentra produksi, industry
dan industry kreatif yang kompetitif, (9) Revitalisasi fungsi perencanaan daerah dengan prinsip
evidence based planning yang efektif, efisien dan berkelanjutan, (10) Pembangunan dan
peningkatan kualitas infrastrukstur terintegrasi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Badan
Penanggulangan Bencana Aceh menempatkan prioritas penanggulangan bencana pada urutan
ke 10 dalam kebijakan bidang kualitas lingkungan dan kebencanaan.
Dalam rangka melaksanakan amanat strategis tersebut, Gubernur Aceh telah
memberikan tugas pokok kepada Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sesuai dengan
Qanun Aceh No. 13 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh dan
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 104 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Aceh untuk menyelenggarakan
urusan di bidang penanggulangan bencana untuk dapat membantu Gubernur dalam
1
menyelenggarakan Pemerintahan Aceh. Tugas tersebut harus senantiasa dilaksanakan dengan
penuh tanggungjawab, efektif, efisien dan akuntabel.
2
GAMBAR 1.1
Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh
KEPALA BPBA
UNSUR PENGARAH
KEPALA PELAKSANA
KEPALA
SEKRETARIAT
BIDANG
BIDANG PENCEGAHAN BIDANG REHABILITASI
KEDARURATAN DAN
DAN KESIAPSIAGAAN DAN REKONSTRUKSI
LOGISTIK
SEKSI SEKSI
SEKSI PENCEGAHAN
KEDARURATAN REHABILITASI
SEKSI SEKSI
SEKSI LOGISTIK
KESIAPSIAGAAN REKONSTRUKSI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
3
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
Visi :
“Terwujudnya Aceh Yang Damai dan Sejahtera Melalui Pemerintahan Yang
Bersih, Adil dan Melayani”
Sejalan dengan visi BPBA maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat
dicapai dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-ukuran
pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan
tugas dan fungsi BPBA. Selanjutnya misi diharapkan dapat menjadi pedoman untuk
4
mencapai tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
BPBA.
Misi:
Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Terintegrasi, dan
Lingkungan Yang Berkelanjutan.
Tujuan atau kondisi yang ingin diwujudkan oleh BPBA pada lima tahun
mendatang menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh BPBA.
Dengan berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka BPBA
merumuskan tujuan strategis sebagai berikut :
T U J U A N:
1. Meningkatkan Tatakelola Kebencanaan dengan indikator Indeks Risiko
Bencana
2. Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam Pembangunan
Indikator :
1. Indeks Risiko Bencana
2. Rasio Kapasitas Ketahanan Daerah Terhadap Bencana
Tujuan/sasaran dan indikator tersebut dalam rentang waktu 2017 sampai dengan
2022 ditargetkan dapat diwujudkan dalam bentuk meningkatnya kapasitas ketahanan
Pemerintah Aceh dalam menghadapi bencana dan menurunnya indek risiko bencana Aceh.
Kinerja program dan kegiatan penanggulangan bencana yang merupakan wujud
pencapaian visi, misi serta program kerja gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017
-2022 tidak mungkin terlepas dari berbagai faktor penghambat dan pendorong. Berikut ini
adalah Indeks Risiko Bencana yaitu :
TABEL 2.1
Indeks Risiko Bencana 2018 - 2022
Target Tahun Ke -
2018 2019 2020 2021 2022
140/sedang 137,5/sedang 135/sedang 132,5/sedang 130/sedang
Sumber : Renstra BPBA 2017 -2022
5
TABEL 2.2
RASIO KAPASITAS KETAHANAN DAERAH TERHADAP BENCANA 2018-2022
Target Tahun Ke -
2018 2019 2020 2021 2022
0,35/rendah 0,55/sedang 0,65/sedang 0,75/sedang 0,80/tinggi
Visi dan misi Pemerintah Aceh tersebut telah sejalan dengan arah kebijakan
pelaksanaan Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan yang merupakan salah
satu prioritas pembangunan Aceh periode 2017 – 2022 yang tertuang dalam Rancangan
Qanun Aceh Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2017 – 2022.
Berdasarkan Rencana Pembanunna Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2017 – 2022
tersebut pelayanan penanggulangan bencana menjadi tugas BPBA.
SASARAN Target
No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN
STRATEGIS
2019 2020
(1) (2) (3) (4) (9)
6
2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020
Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.
Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk: (1) meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, dan kinerja aparatur; (2) sebagai wujud nyata komitmen antara penerima
amanah dengan pemberi amanah; (3) sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (4) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja aparatur; dan (5) sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan
sanksi.
Perjanjian Kinerja BPBA Tahun Anggaran 2020 dapat dilihat tabel dibawah ini.
TABEL 2.4
Perjanjian Kinerja Tahun 2020
7
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian Indikator Kinerja sebagai tolok ukur pencapaian target kinerja dari Badan
Penanggulangan Bencana Aceh pada Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel. 3.1
Capaian Kinerja BPBA Tahun 2020
Capaian kinerja BPBA dengan indikator kinerja Indeks Risiko Bencana direaliasasikan
sebesar 139,1/sedang dengan tingkat capaian 97,1% dan Rasio Kapasitas Ketahanan Daerah
terhadap bencana yang direpresentasikan dengan nilai IKD teraliasasi dengan indeks
0.63/sedang atau presentasi tingkat capaian sebesar 96,9 persen. Hal ini meningkat dari capaian
kienrja tahun lalu yaitu untuk Indeks Risiko Bencana (IRB) sebesar 156/sedang dan Indeks
Kapasitas Daerah (IKD) sebesar 0,35/Sedang. Hal tersebut dapat digambarkan pada tabel
dibawah ini:
8
Tabel. 3.2
Capaian Kinerja BPBA Tahun 2020 dibandingkan Tahun Sebelumnya
2019 2020
Indikator Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Indeks Risiko Bencana 137,5/Sedang 156/Sedang 135/Sedang 139/Sedang
Gambar 3.1.
Perbandingan Capaian Kinerja BPBA 2019 dan 2020
97.12% 96.92%
88.14% 90.91%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja 2
3.1.2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2020 dengan
Beberapa Tahun Terakhir
Dalam periode RPJMA Tahun 2017-2022, BPBA mempunyai sasaran yang harus
dicapai yaitu “Meningkatnya Tatakelola Kebencanaan dan Pengarustamaan
Pengurangan Risiko Bencana dalam Pembangunan”. Untuk mencapai hal tersebut, BPBA
melaksanakan pelayanan penanggulangan bencana dan peningkatan kapasitas penanggulangan
bencana dengan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah
kabupaten/kota dan masyarakat serta lembaga usaha. Untuk mengetahui penurunan indeks
risiko bencana, dilakukan pengukuran indeks risiko bencana pada 23 kabupaten/kota dengan
menggunakan perangkat penilaian indeks kapasitas daerah. Pada tahun 2020, hasil pengukuran
capaian penurunan Indeks Risiko Bencana Aceh diperoleh sebesar 139, atau berada di kelas
9
risiko sedang. Secara lengkap, rekapitulasi hasil pengukuran penurunan Indeks Risiko Bencana
periode tahun 2015-2020 adalah sebagai berikut :
Tabel. 3.3
Pengukuran Indeks Risiko Bencana Tahun 2015-2020
TAHUN
Kabupaten/Kota
2015 2016 2017 2018 2019 2020
IRB Kelas IRB Kelas IRB Kelas IRB Kelas IRB Kelas IRB Kelas
1 Simeulue 162 Tinggi 162 Tinggi 162 Tinggi 162 Tinggi 162 Tinggi 162.0 Tinggi
2 Aceh Singkil 178 Tinggi 178 Tinggi 178 Tinggi 178 Tinggi 178 Tinggi 178.0 Tinggi
3 Aceh Selatan 171.2 Tinggi 171.2 Tinggi 171.2 Tinggi 171.2 Tinggi 171.2 Tinggi 171.2 Tinggi
4 Aceh Tenggara 131.19 Sedang 131.19 Sedang 131.19 Sedang 131.19 Sedang 131.19 Sedang 90.0 Sedang
5 Aceh Timur 188.8 Tinggi 188.8 Tinggi 188.8 Tinggi 188.8 Tinggi 188.8 Tinggi 148.5 Tinggi
6 Aceh Tengah 124.8 Sedang 124.8 Sedang 124.8 Sedang 124.8 Sedang 124.8 Sedang 124.8 Sedang
7 Aceh Barat 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 172.5 Tinggi
8 Aceh Besar 211.2 Tinggi 211.2 Tinggi 211.2 Tinggi 211.2 Tinggi 211.2 Tinggi 179.3 Tinggi
9 Pidie 163.19 Tinggi 163.19 Tinggi 163.19 Tinggi 163.19 Tinggi 163.19 Tinggi 163.2 Tinggi
10 Bireuen 168 Tinggi 168 Tinggi 168 Tinggi 168 Tinggi 168 Tinggi 168.0 Tinggi
11 Aceh Utara 175.2 Tinggi 175.2 Tinggi 175.2 Tinggi 175.2 Tinggi 175.2 Tinggi 175.2 Tinggi
12 Aceh Barat Daya 183.2 Tinggi 183.2 Tinggi 183.2 Tinggi 183.2 Tinggi 183.2 Tinggi 183.2 Tinggi
13 Gayo Lues 107.2 Sedang 107.2 Sedang 107.2 Sedang 107.2 Sedang 107.2 Sedang 107.2 Sedang
14 Aceh Tamiang 155.19 Tinggi 155.19 Tinggi 155.19 Tinggi 155.19 Tinggi 155.19 Tinggi 151.7 Tinggi
15 Nagan Raya 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 203.2 Tinggi 172.5 Tinggi
16 Aceh Jaya 197.6 Tinggi 197.6 Tinggi 197.6 Tinggi 197.6 Tinggi 197.6 Tinggi 115.9 Sedang
17 Bener Meriah 123.2 Sedang 123.2 Sedang 123.2 Sedang 123.2 Sedang 123.2 Sedang 123.2 Sedang
18 Pidie jaya 137.6 Sedang 137.6 Sedang 137.6 Sedang 137.6 Sedang 137.6 Sedang 137.6 Sedang
19 Banda Aceh 167.2 Tinggi 167.2 Tinggi 145.82 Tinggi 130.86 Sedang 120.5 Sedang 66.6 Sedang
20 Sabang 125.6 Sedang 125.6 Sedang 125.6 Sedang 125.6 Sedang 125.6 Sedang 62.3 Sedang
21 Langsa 143.19 Sedang 143.19 Sedang 143.19 Sedang 143.19 Sedang 143.19 Sedang 121.6 Sedang
22 Lhokseumawe 175.2 Tinggi 142.77 Sedang 136.92 Sedang 130.1 Sedang 130.1 Sedang 130.1 Sedang
23 Subulussalam 95.2 Sedang 95.2 Sedang 95.2 Sedang 95.2 Sedang 95.2 Sedang 95.2 Sedang
24 Aceh
JUMLAH 3690.36 3657.93 3630.7 3608.92 3598.56 3199.7
RATA-RATA 160.5 159.0 157.86 156.9 156.5 139.1
Capaian Indeks Risiko Bencana (IRB) Aceh Tahun 2020 adalah 139.1/Sedang,
dengan presentase capaian sebesar 96,69 %. Untuk perhitungan Indeks Risiko Bencananya
(IRB) dihitung dari Tingkat Kerentanan suatu daerah dibagi dengan Kapasitas Daerah tersebut
(Bencana = Kerentanan/Kapasitas). Dengan kata lain, untuk menurunkan Indeks Risiko
Bencana (IRB) Aceh dilakukan dengan meningkatkan Indeks Kapasitas Daerah (IKD).
R=HxV, Bencana = Ancaman (Hazard) x Kerentanan (Vulnerability)
C Kapasitas (Capacity)
11
25. Tersedianya energy listrik untuk kebutuhan darurat
26. Kemampuan pemenuhan pangan daerah untuk kebutuhan darurat
27. Penataan ruang berbasis PRB
28. Informasi Penataan Ruang yang Mudah Diakses Publik
29. Sekolah dan Madrasah Aman Bencana
30. Rumah Sakit AMan Bencana dan Puskesmas Aman Bencana
31. Desa Tangguh Bencana
32. Penerapan resapan air untuk peningkatan Efektifitas Pencegahan dan Mitigasi bencana Banjir
33. Perlindungan Daerah Tangkapan Air
34. Restorasi Sungai
35. Penguatan Lereng
36. Penegakan Hukum Peningkatan Efektivitas Pencegahan Mitigasi Bencana Kebakaran Lahan
Dan Hutan
37. Optimalisasi Pemanfaatan Air Permukaan
38. Pemantauan Berkala Hulu Sungai
39. Penerapan Bangunan Tahan gempa Bumi
40. Tanaman dan/Atau Bangunan penahan gelombang tsunami
41. Revitalisasi Tanggul, Embung, Waduk dan Taman Kota
42. Restorasi Lahan Gambut
43. Konservasi Vegetatif Rawan Longsor
44. Perkuatan Rencana Kontijensi Gempa Bumi
45. Perkuatan Rencana Kontijensi Tsunami
46. Sistem Peringatan Dini Bencana Tsunami
47. Rencana Evakuasi Bencana Tsunami
48. Rencana Kontijensi Banjir
49. Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir
50. Rencana Kontijensi Tanah Longsor
51. Sistem Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor
52. Rencana Kontijensi Kebakaran Hutan dan Lahan
53. Sistem Peringatan Dini Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan
54. Rencana Kontijensi Erupsi Gunung Api
55. Sistem Peringatan Dini Bencana Erupsi Gunung Api
56. Infrastruktur Evakuasi Bencana Gunung Api
57. Rencana Kontijensi Kekeringan
58. Sistem Peringatan Dini Bencana Kekeringan
59. Rencana Kontijensi Banjir Bandang
60. Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir Bandang
61. Penentuan Status Tanggap Darurat
62. Penerapan Sistem Komamdo Operasi Darurat
63. Pengerahan Tim Kaji Cepat ke Lokasi Bencana
12
64. Pengerahan Tim Penyelamatan dan Pertolongan Korban
65. Perbaikan Darurat
66. Pengeraahan Bantuan Pada Masyarakat Terjauh
67. Penghentian Status Tanggap Darurat Bencana
68. Pemulihan Pelayanan Dasar Pemerintah
69. Pemulihan Infrastruktur Penting
70. Perbaikan Rumah Penduduk
71. Pemulihan Penghidupan Masyarakat
13
▪ Pelayanan dasar pemerintah, pemulihan infrastruktur penting, perbaikan rumah
penduduk, pemulihan livelihood.
Gambar 3.2.
Strategi Peningkatan Indeks Kapasitas di Kabupaten/Kota
Pada tahun 2020 kedua indikator kinerja telah dicapai dengan rata-rata persentase
tingkat capaian sebesar 97%. Capaian indeks risiko bencana tahun 2020 terhadap capaian target
RPJMA tahun 2022 sebesar 93.5%, perbandingan capaian kinerja tahun 2020 dengan target
jangka menengah dapat dilihat pada tabel berikut :
14
Tabel 3.5
Perbandingan Capaian Kinerja BPBA dangan RPJMA
Realiasasi capaian kinerja BPBA dengan indikator Pengurangan Indeks Risiko Bencana
tercapai dengan indeks 139,1/sedang. Hal ini dapat dikatakan, tingkat capaian di tahun 2020
sebesar 97 %. Sedangkan persentase capaian terhadap target RPJMA untuk Penurunan Indeks
Risiko Bencana yaitu sebesar 93,5%, dan Peningkatan Indeks Kapasitas Daerah telah tercapai
78.8% dari target RPJMA.
Realiasasi Kinerja BPBA dengan indikator utama Penurunan Indeks Risiko Bencana
sebesar 139,1/Sedang. Hal lebih tinggi dibanding Indeks Risiko Bencana Rata-rata Nasional
Tahun 2019 sebesar 143,6 atau 144/Sedang. Data Indeks Risiko Bencana Rata-rata Nasional
Tahun 2020 sampai saat dilaporkannya Laporan Kinerja ini belum dikeluarkan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sehingga untuk tahun 2020 realisasi kinerja
BPBA belum bisa dibandingkan dengan standar nasional.
15
3.1.5. Prestasi Daerah/Penghargaan
Badan Penanggulangan Bencana Aceh pada Tahun 2020 telah diberikan penghargaan dari
BNPB dan dari Panglima Komando Operasi TNI AU, dapat dilihat dalam table berikut:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kinerja BPBA yaitu, sumber daya
manusia yang memadai dan dikerahkan secara maksimal walaupun dukungan anggaran yang
diberikan tidak seperti tahun sebelumnya disebabkan adanya isu global yaitu Penyebaran
Corona Virus Desease (Covid-19), yang menyebabkan prioritas anggaran lebih besar untuk
penanganan penyebaran Covid-19 baik pemenuhan kebutuhan bidang kesehatan maupun social
safety net. Faktor penyebab masih belum tercapainya target kinerja antara lain (1) Belum semua
pemerintah daerah mempunyai pemahaman untuk memprioritaskan program penanggulangan
bencana, padahal urusan bencana adalah Urusan Wajib. Akibatnya anggaran penanggulangan
bencana di daerah masih sangat kecil sehingga BPBD Kabupaten/Kota sulit dan menjadi lambat
untuk memenuhi indikator-indikator yang ditetapkan tersebut. (2) Penilaian Indeks Kapasitas
Daerah di masing-masing kabupaten tidak semuanya dilakukan secara mandiri tiap tahunnya.
Namun dibandingkan tahun 2019, tahun 2020 lebih banyak kabupaten/kota yang melakukan
penilaian. Penilaian Indeks Risiko Bencana itu sendiri dilakukan bersama-sama antara BPBD,
Bappeda, serta Instansi terkait indikator di atas seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pengairan,
Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Meski anggaran Tahun 2020 yang diberikan minimal untuk khusunya untuk peningkatan
kapasitas aparatur serta masyarakat, namun dukungan Sumber Daya Manusia dan anggaran
yang ada cukup memberi dorongan keberhasilan pencapaian target kinerja. Dalam pencapaiaan
kinerja penanggulangan bencana, BPBA telah memaksimalkan sumebr daya yang ada baik pada
saat penanganan darurat bencana maupun pasca bencana, juga memeksimalkan anggaran yang
ada untuk pencegahan dan mitigasi dengan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan
16
pemahaman masyarakat untuk meminimalisir dampak bencana, seperti sosialisasi melalui
media cetak, maupun elektronik. Pemberian bantuan logistic baik berupa sandang pangan dan
papan untuk korban bencana, serta pelatihan yang dilaksanakan BPBA memberikan pengaruh
yang cukup banyak keberhasilan pencapaian target kinerja.
TABEL 3.7
Sebaran Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Aceh
Berdasarkan Status Kepegawaian Dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No. PEGAWAI Jumlah
Laki-Laki Perempuan
A. Pegawai Negeri Sipil 34 11 45
1. Kepala Pelaksana 1 0 1
2. Sekretariat 11 8 19
3. Bidang Kesiapsiagaan 6 3 9
4. Bidang Kedaruratan dan Logistik 9 0 9
5. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi 7 0 7
B. Pegawai Kontrak
6. Tenaga Kontrak 41 22 63
Total 73 33 108
Sebaran ASN pada BPBA dilihat dari golongan/pangkat dapat dijelaskan sebagai
berukut: 27 orang (61 %) golongan III, 12 orang (27 %) golongan IV dan sisanya 5 orang (12
%) golongan II.
TABEL 3.8
Jumlah Aparatur Sipil Negara BPBA Berdasarkan Golongan/Kepangkatan
GOLONGAN
No. PEGAWAI JUMLAH
II III IV
1. Kepala Pelaksana - - 1 1
2. Sekretariat 2 11 6 19
3. Bidang Kesiapsiagaan 0 6 3 9
17
4. Bidang Kedaruratan dan 3 4 2 9
Logistik
5. Bidang Rehabilitasi dan 5 2 7
Rekonstruksi
TOTAL 5 26 14 45
Pegawai BPBA baik ASN maupun tenaga kontrak sebahagian 55 orang (51,0%)
berpendidikan SMU dan Diploma III, 32 orang (30 %) berpendidikan sarjana (S-1), sisanya 21
orang (19%) berpendidikan Pasca sarjana. ASN BPBA baik yang berpendidikan Sarjana
maupun Pasca Sarjana tersebar pada berbagai macam konsentrasi ilmu.
TABEL 3.9
Jumlah Pegawai BPBA Berdasarkan Pendidikan
PENDIDIKAN
No. PEGAWAI
S M U/D3 S-1 S-2 JML
1. Kepala Pelaksana 1 1
2. Sekretariat 2 10 7 19
3. Bidang Kesiapsiagaan 3 0 6 9
4. Bidang Kedaruratan dan 3 4 2 9
Logistik
5. Bidang Rehabilitasi dan 1 3 4 8
Rekonstruksi
6. Tenaga Kontrak 46 15 1 62
TOTAL 55 32 21 108
Disamping pendidikan formal sebagaimana disajikan pada tabel di atas, pegawai BPBA
juga mengikuti pendidikan/pelatihan non formal guna meningkatkan kompetensi dasar dalam
melaksanakan pelayanan penanggulangan bencana.
3.1.7.2 Aset
Aset BPBA diperoleh dari hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan hasil
pengadaan yang didanai sepenuhnya oleh Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) sejak
tahun 2010 sampai dengan tahun 2019.Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, dalam bentuk arus kas dan setara kas kepada SKPA BPBA guna menunjang
tercapainya kinerja pelayanan penanggulangan bencana sesuai dengan standar dan kriteria yang
berlaku.
18
3.1.7.3. Faktor Penghambat
Artinya dari keseluruhan 23 kab/kota belum seluruhnya atau paling tidak belum banyak
memenuhi ke-71 indikator tersebut. Beberapa faktor penghambat antara lain Belum adanya
pemahaman pemerintah daerah dan DPRK akan prioritas program penanggulangan bencana,
padahal Urusan Bencana adalah Urusan Wajib, Sehingga di beberapa daerah, Penganggaran
belum memprioritaskan Program Penanggulangan Bencana, Akibatnya Penguatan
Kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah masih berjalan lambat.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
19
KOND Realisasi
Target
INDIKATOR ISI Target Realisasi
NO TUJUAN SASARAN Capaian
KINERJA BPBA AWA 2019 2020 2020 2020
L
Peraturan Daerah
tentang Tataruang 24 Dok 24 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok
Berbasis PRB
Lembaga Forum
13 15
Pengurangan 13 Unit 15 Unit 15 Unit 100%
Risiko Bencana Unit Unit
(Unit)
Komitmen DPRD ada ada ada ada ada ada
terhadap PRB
Peta Bahaya dan
kajiannya untuk
seluruh bahaya 1 Dok 1 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok
yang ada di
daerah
Peta Kerentanan
dan kajiannya
untuk seluruh 1 Dok 1 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok
bahaya yang ada
di daerah
Peta Kapasitas
1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok
dan kajiannya
Kesadaran
Masyarakat 45 % 70 % 75 % 80 % 85 % 88 %
Terhadap
Bencana
Sosialisasi
pencegahan dan
23 23
kesiapsiagaan 23 Unit 23 Unit 23 Unit 23 Unit
bencana pada Unit Unit
tiap-tiap
kabupaten/ko-ta
Pusdalops PB
dengan fasilitas
minimal mampu
memberikan
12
respon efektif 15 Unit 24 Unit 24 Unit 24 Unit 24 Unit
untuk Unit
pelaksanaan
peringatan dini
dan penanganan
masa krisis
Sistem pendataan
bencana yang 1
terhubung dengan 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem
Sistem
sistem pendataan
bencana nasional
Pelatihan dan
sertifikasi 2 Kali 2 Kali 0 Kali 0 Kali 0 Kali 2 Kali
penggunaan
peralatan PB
Penyelenggaraan
Latihan (Geladi) 10 Kali 3 Kali 0 Kali 0 Kali 0 Kali 16 Kali
Kesiapsiagaan
Kajian kebutuhan
peralatan dan 0 Dok 2 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 3 Dok
logistik
kebencanaan
Pengadaan
kebutuhan
peralatan dan 70 % 91 % 90 % 90% 90 % 95 %
logistik
kebencanaan
Penyimpanan/per
gudangan 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
Logistik PB
II Penanganan
Darurat Bencana 100% 100% 100% 100% 100% 100%
20
KOND Realisasi
Target
INDIKATOR ISI Target Realisasi
NO TUJUAN SASARAN Capaian
KINERJA BPBA AWA 2019 2020 2020 2020
L
Tersedianya
energi listrik 100% 100% 100% 100% 100% 100%
untuk kebutuhan
darurat
Kemampuan
pemenuhan
pangan daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100%
untuk kebutuhan
darurat
Informasi
penataan ruang 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem
yang mudah
diakses publik
III Sekolah dan
Madrasah Aman 19.1 % 24 % 24 % 24 % 24 % 30 %
Bencana
Rumah Sakit
Aman Bencana 3 Unit 3 Unit 0 Unit 0 Unit 0 Unit 4Unit
dan Puskesmas
Aman Bencana
Desa Tangguh
12 3 0 0 0 16
Bencana
Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot
Penegakan
Hukum untuk
Peningkatan
1 1
Efektivitas 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 4 Kasus
Pencegahan dan Kasus Kasus
Mitigasi Bencana
Kebakaran Lahan
dan Hutan
Penanganan
Rehabilitasidan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rekontruksi
Penerapan
Bangunan Tahan 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok
Gempabumi
(Qanun)
Rencana
Kontijensi 1 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 3 Dok
Gempabumi
Rencana
Kontijensi 5 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 7 Dok
Tsunami
Rencana 1 Dok 1 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 3 Dok
kontijensi banjir
Rencana
Kontijensi 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 3 Dok
Kebakaran Lahan
dan Hutan
Rencana
kontijensi erupsi 1 Dok 1 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 3 Dok
gunungapi
Rencana
kontijensi banjir 1 Dok 1 Dok 0 Dok 0 Dok 0 Dok 3 Dok
bandang
Penentuan Status 100% 100% 100 % 100% 100% 100%
Tanggap Darurat
Pengerahan Tim
Kaji Cepat ke 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
lokasi bencana
Pengerahan Tim
Penyelamatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dan Pertolongan
Korban
Perbaikan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Darurat
21
KOND Realisasi
Target
INDIKATOR ISI Target Realisasi
NO TUJUAN SASARAN Capaian
KINERJA BPBA AWA 2019 2020 2020 2020
L
Pengerahan
bantuan pada 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
masyarakat
terjauh
Pemulihan
pelayanan dasar 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pemerintah
Pemulihan
infrastruktur 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penting
Perbaikan rumah 100% 0% 0% 0% 0% 100%
penduduk
Pemulihan
Penghidupan 100% 81% 85 % 85% 85% 100%
masyarakat
Evaluasi dan analisa capaian kinerja BPBA sebagaimana telah ditetapkan, diuraikan
berdasarkan indikator sasaran pada masing-masing tujuan sebagai berikut:
Pelayanan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien digambarkan pada
bagaimana layanan penanggulangan bencana yang tepat fungsi dan ukuran dengan memenuhi
tingkat kesesuaian dan harapan masyarakat. Dalam pelaksanaan tugas dan peran pembangunan
khususnya urusan penanggulangan bencana yang didelegasikan kepada beberapa bidang dalam
lingkup BPBA dinyatakan semakin efektif ditandai dengan layanan yang tepat sasaran baik
pada masa pra bencana, saat kejadian bencana dan pada saat setelah terjadinya
bencana.Sedangkan efisiensi pelaksanaan layanan digambarkan dalam sistem prosedur yang
baik dengan rasio sarana dan prasarana kerja yang proporsional.
Untuk mewujudkan tujuan pelayanan penanggulangan bencana yang terkoordinir
dengan dukungan fasilitas yang memenuhi standar dan tenaga yang terampil secara efektif,
efesien dan terukur dalam tahun 2020 telah ditetapkan sasaran strategis sebagai berikut:
22
10. Meningkatkan komunikasi bencana lintas lembaga, pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha
11. Meningkat peran dan fungsi PUSDALOPS
12. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi penggunaan peralatanPenanggulangan Bencana
13. Melaksanakanan kajian kebutuhan peralatan dan logistic kebencanaan
14. Meningkatkan manajemen pergudangan logistic penanggulangan bencana
15. Meningkatkan ketersediaan sandang, pangan dan sumberenergi untuk darurat
16. Meningkatkan Penataan Ruang Berbasis PRB
17. Meningkatkan Kapasitas Rumah Sakit, sekolah, Madrasah dan Fasilitas Pelayanan Publik
Lainnya Aman Bencana
18. Meningkatkan Kapasitas Desa Tangguh Bencana
19. Penerapan Bangunan Tahan Gempa Bumi
20. Rehabilitasi Tanggul, Embung, Waduk dan Taman Kota
21. Meningkatkan Rehabilitasi dan Rekontruksi Infrasuktrur danPelayanan Publik Pemerintah,
Rumah Penduduk danPenghidupan Masyarakat
22. Penyusunan Rencana Kontijensi Bencana
23. Peningkatan Sistem Peringatan Dini Bencana
24. Perkuatan Infrastruktur Evakuasi Bencana
25. Penerapan Sistem Komando Operasi Darurat
26. Meningkatkan Kapasitas Perbaikan Darurat
Dalam mencapai sasaran strategis Badan Penangulangan Bencana Aceh telah
melakukan kegiatan yang mendukung upaya peningkatan capaian tersebut yaitu :
BPBA dalam tahun 2020 sesuai dengan ketersediaan anggaran telah menyelenggarakan
satu kali Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana dengan tujuan untuk penguatan kapasitas
kelembagaan pelaku penanggulangan bencana, koordinasi atas permasalahan dalam
penanganan penanggulangan bencana di daerah.
24
Sebelumnya BPBA telah mengadakan beberapa peralatan atau prasarana dan sarana
strategis penanggulangan bencana pada tahun anggaran 2020 untuk menunjang kelancaran
penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana berupa pengadaan, namun karena
anggaran refocusing, sarana dan prasarana yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut:
Berikut ini merupakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana lingkup Badan
Penanggulangan Bencana Aceh yang direalisasikan pada tahun 2020:
Gambar 3.3
Sarana Dan Peralatan Pendukung Penanggulangan Bencana
yang direalisasikan Tahun 2020
25
Sumber : Rekam Jejak Tahun 2020
26
Pelaksanaan program dan kegiatan baik yang diselenggarakan secara internal maupun
yang diselenggarakan oleh BPBD kabupaten/kota secara acak dilakukan pemantauan.Harapan
dari terlaksananya kegiatan ini adalah teridentifikasinya berbagai kekurangan dalam
penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana sehingga membuka peluang untuk
perbaikan pada tahun yang akan datang. Hasil pantauan pelaksanaan kegiatan tahun 2020
diperoleh gambaran bahwa terdapat berbagai persoalan yang terkait dengan pelaksanaan
program dan kegiatan penanggulangan bencana baik ditingkat provinsi maupun di
kabupaten/kota.
Dari sekian banyak kegiatan mitigasi, satu yang paling strategis adalah pembelajaran
atau pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) baik kepada aparatur pelaksana pelayanan
penanggulangan bencana maupun kepada masyarakat.DIKLAT merupakan wahana untuk
membangun perilaku dan sikap positif dalam menghadapi bencana. Dalam referensi Biro
Mitigasi Bakornas PBP (2005), mitigasi bencana yang berbasis pada masyarakat disebut
paradigma pengurangan resiko yang berbasis DIKLAT.
Mitigasi bencana awalnya memang bersifat konvensional yang menganggap bencana
sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dielakan dan tidak dapat dikurangi
resikonya. Prinsip utamanya agar para korban segera mendapat pertolongan, sehingga fokusnya
memberi bantuan atas kedaruratan (emergency). Pandangan kedua berkembang menjadi
paradigma antisipasi tujuannya lebih diarahkan kepada identifikasi daerah-daerah rawan
bencana, mengenali pola-pola yang dapat menimbulkan bencana, dan penataan ruang.
Pandangan ketiga adalah paradigma pembangunan yaitu bersifat pengintegrasian upaya
penanganan bencana dengan program pembangunan, misalnya melalui perkuatan ekonomi,
penerapan teknologi, pengentasan kemiskinan dan sebagainya. Pandangan keempat adalah
paradigma pengurangan resiko. Dalam paradigma terakhir ini penanganan bencana bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan aparatur maupun masyarakat untuk mengelola dan menekan
resiko terjadinya bencana. Pendekatan ini memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan
obyek daripenanganan bencana dalam proses pembangunan.
Pada paradigma pengurangan resiko, mitigasi sebagai kewajiban berbagai pihak, baik
para ahli, pemerintahmaupun masyarakat secara luas.Para ahli barangkali memiliki tugas untuk
menjelaskan mekanisme dan prosesterjadinya bencana seperti gempa, gunung api, longsor,
atau banjir. Dengan berbasil ilmu pengetahuannya, para ahli memetakan tempat-tempat rawan
bencana, dan kemudian membangun konsep DIKLAT sebagai upaya adaptasi.Dengan
DIKLAT yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang diyakini dapat membentuk
27
sikap dan perilaku positif yang dapat meningkatkan kapasitas dan pada akhirnya diharapkan
mampu mereduksi kerentanan.Sehingga pada saat terjadi bencana aparatur maupun masyarakat
dapat bertindak menolong atau menyelamatkan diri secara baik dan benar.
Tahun 2020 untuk meningkatkan kapasitas aparatur BPBA melakukan satu kali
workshop JITUPASNA satu kali Bimbingan Teknis yaitu Bimbingan Teknis Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Tahap I. Pelaksanaan Bimbingan Teknis tersebut diharapkan peserta dapat
memahami konsep pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan tahan gempa pasca
bencana dengan mempertimbangkan metode dan standarisasi teknis bangunan/infrastruktur
tahan bencana, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana
terutama pada tahap pascabencana atau rehabilitasi dan rekonstruksi dan untuk memberikan
ketrampilan untuk menngkatkan kesejahteraannya dan masyarakat yang terkena bencana
dengan berwirausaha.
Beranjak dari ide yang menegaskan bahwa “belajar yang dilakukan berulang-ulang
berpeluang meningkatkan keterampilan”, maka menjadi sebuah harapan bahwa dengan telah
mengikuti DIKLAT tersebut, para aparatur yang terlibat secara langsung dalam proses
penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana terutama yang berkaitan dengan
penyusunan anggran berbasis program. Sehingga berdampak pada peningkatan keahlian yang
menunjang perencanaan.
Pengurangan risiko bencana adalah konsep dan praktek mengurangi risiko bencana
melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengurangi faktor-faktor penyebab
bencana. Mengurangi paparan terhadap bahaya, mengurangi kerentanan manusia dan properti,
28
manajemen yang tepat terhadap pengelolaan lahan dan lingkungan, dan meningkatkan kesiapan
terhadap dampak bencana merupakan contoh pengurangan risiko bencana.
Tujuan akhir atau outcome yang diharapkan adalah peningkatan kapasitas masyarakat
dan aparat pemerintahan gampong selaku pemerintahan mikro yang paling terdampak tentang
pemahaman mengenai kesiapsiagaan bencana.
29
8. Mewujudkan Koordinasi Pemulihan Dan Perbaikan Daerah Bencana
Strategi untuk mewujudkan tujuan tersebut dalam tahun anggaran 2020 dilaksanakan
beberapa kegiatan yaitu, Inventarisasi Verifikasi dan Validasi Kerusakan Akibat Bencana
dengan capaian program meningkatnya penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana.Inventarisasi, verifikasi dan validasi kerusakan akibat bencana dilakukan sesuai
dengan usulan proposal dari kabupaten/kota untuk mendapatkan rekomendasi dari Gubernur
Aceh dalam mendapatkan dana dari pusat untuk proses pembangunan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana yang ada di kabupaten/kota tersebut, dengan memperoleh data base
kebencanaan di Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi guna validnya data dan melakukan
identifikasi, pembahasan atas permasalahan yang dihadapi guna memperoleh solusi yang
relevan untuk dilaksanakan dalam pencapaian tujuan kegiatan.Kegiatan Koordinasi
Pelaksanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Bencana dengan capaian program meningkatnya
penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana sehingga terlaksananya koordinasi
pemulihan dan perbaikaan daerah bencana. Kegiatannya meliputi Bimbingan Teknis
Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Bangunan Tahan Gempa, Bimbingan Teknis Penyusunan
Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca.Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana terutama pada tahap pasca
bencana atau rehabilitasi dan rekonstruksi. Tindak lanjut dari kegiatan ini menyelaraskan
pemahaman antara BPBD Kab/Kota Se Aceh dalam menyusun rencana aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi sebagai acuan bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten serta pihak lain
yang terkait. Selain itu BPBA juga melaksanakan Kegiatan Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana
berupa bantuan stiimulan untuk pelaku ekonomi yang terdampak bencana. Bantuan ini
diberikan tidak berupa uang namun berupa penggantian barang modal usahanya. Tahun 2020
telah tersalurkan sebanyak 74 paket bantuan.
30
Pada tahun anggaran 2020 BPBA telah melakukan Kajian Kebutuhan Pasca Bencana
sebanyak 7 (tujuh) Kabupaten/kota yang terjadi bencana. Kegiatan lainnya adalah melakukan
Workshop Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (JITUPASNA) dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan mengenai pengkajian kebutuhan pasca bencana, agar pendanaan rehabilitasi dan
rekonsrtuksi dapat tepat sasaran, meningkatkan kredibitas penilaian kerusakan dan kerugian
akibat bencana serta strategi-strategi pemulihan pascabencana yang akan di tempuh,
meningkatkan kapasitas JITUPASNA dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Kegiatan ini akhirnya dapat mengkaji, menilai dan menganalisis dampak dan perkiraan
kebutuhan, meliputi identifikasi dan perhitungan kerusakan dan kerugian fisik dan non fisik
yang menyangkut aspek perumahan dan pemukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial dan
kemanusiaan dan lintas sektor.
10. Mewujudkan Distribusi Bantuan Logistik Kemanusiaan Yang Tepat Sasaran, Efektif
dan Efisien
31
Tabel 3.11
Jumlah Penyaluran Bantuan Logistik Kebencanaan Tahun 2020
NO. NAMA/JENIS/BARANG VOLUME SATUAN
A. KELOMPOK BAHAN PANGAN:
1. Beras 4500 Sak
2. Mie Instant 3610 Dus
3. Minyak Goreng 2895 Liter
4. Kecap Botol Kecil 1460 Botol
5. Saus Botol Kecil 1260 Botol
6. Telur Ayam 27000 Butir
7. Ikan Kaleng Kecil 4020 Kaleng
8. Air Mineral Gelas 3210 Dus
9. Gula pasir 2100 Kg
B. KELOMPOK SANDANG:
10. Kain Sarung 1000 Lembar
11. Seragam Sekolah 610 Pasang
12. Tas Sekolah 360 Buah
13. Minyak Kayu Putih 50 Buah
14. Pembalut Wanita 50 Buah
15. Popok Bayi 50 Buah
16. Handuk 950 Buah
17. Kaos Oblong 200 Buah
18. Selimut 1150 Lembar
19. Buku Tulis 610 Buah
20. Baju Daster 150 Buah
21. Alat Tulis Sekolah (penggaris, penghapus, 5400 Buah
kotak pinsil, pulpen, pensil)
Penilaian cepat bencana dilakukan oleh tim kaji cepat yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur Aceh No. 360/758/2018 tentang Pembentukan Tim Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana Aceh, Tim Kaji Cepat yang dibentuk berdasarkan Perintah Kepala
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh. Tugas utama tim ini adalah melakukan
assessment untuk menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat dalam penanggulangan
bencana pada saat darurat bencana. Tim kaji cepat membuat laporan assessment kepada Kepala
Pelaksana BPBA yang mencakup; (a).lokasi kejadian bencana; (b). jumlah korban bencana; (c).
kerusakan sarana/prasarana; (d). gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintah;
dan (e). kemampuan sumber daya alam maupun bantuan. Laporan tersebut menjadi dasar dalam
menyediakan bantuan logistik kebencanaan dan rencana tindak lanjut penanggulangan bencana.
32
Tim kaji cepat atau TRC sekaligus melakukan pencarian dan penyelamatan korban
bencana serta pendistribusian logistic. Berdasarkan laporan tahun 2020 tim ini telah melakukan
tugasnya di Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur,
Kabupaten Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Jaya,
KabupatenNagan Raya, KabupatenAceh Barat.
Pengelola Pusat Data dan Informasi juga berkewajiban untuk menyebarkan informasi
seputar kegiatan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh setiap harinya.
Pusat Data dan Infromasi Bencana BPBA juga berkoordinasi dengan Biro Humas Sekeretariat
Daerah Aceh dalam penyebaran informasi tersebut. Berikut ringkasan data dan informasi
seputar kebencanaan di Aceh tahun 2020:
Tabel 3.13
REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA MENURUT JENIS BENCANA DI PROVINSI ACEH
Rekapitulasi PERIODE
Kejadian Bencana
JANUARI 2020 s.d.Per Jenis 2020
DESEMBER Bencana Tahun 2020
Jenis Bencana/Type of disaster
Angin
Banjir Gempa Banjir dan Gelomban Banjir
Kab/Kota Kebakaran Karhutla Abrasi Puting Longsor Banjir Kekeringan
Bandang Bumi Longsor g Pasang Rob
Beliung
1 Simeulue 2 1 3 2 4 5 3
2 Aceh Singkil 11 8 1 4 2 1 8 2 1
3 Aceh Selatan 11 18 2 4 3 1 8
4 Aceh Tenggara 21 10 1 4 2 8 1
5 Aceh Timur 12 3 1 8 1 10 1
6 Aceh Tengah 14 6 2 3 7 1
7 Aceh Barat 15 10 3 5 1 2 6 1 1
8 Aceh Besar 39 30 15 4 2 3 1
9 Pidie 14 1 4 2
10 Bireuen 29 8 8 7 3
11 Aceh Utara 27 15 1 6 2 7 1
12 Aceh Barat Daya 4 4 1 2 1 1 2 1
13 Gayo Lues 6 5 1 9 4 1
14 Aceh Tamiang 14 1 3
15 Nagan Raya 7 5 1 4 3 1
16 Aceh Jaya 9 28 1 1 1 1 6 2
17 Bener Meriah 12 6 2 10 2
18 Pidie Jaya 7 2 1 1 1 5 1
19 Banda Aceh 9 1 3 1
20 Sabang 3 3 15 4 2 1
21 Langsa 9 27 1 1 1
22 Lhokseumawe 10 14 2 3 4
23 Subulussalam 4 3 1 1 5
JMLH 802 289 205 12 5 100 57 21 95 13 2 1 2
34
5
Simeulue
2
Simeulue
8
Aceh Singkil
Aceh Singkil
8
Aceh Selatan
Aceh Selatan
11 11
8
Aceh Tenggara Aceh Tenggara
21
Aceh Timur
10
Aceh Timur
12
Aceh Tengah Aceh Tengah
6
289
14 15
3
Aceh Besar Aceh Besar
39
2
Pidie Pidie
14
3
Bireuen Bireuen
29
205
7
Aceh Utara Aceh Utara
27
2
4
Aceh Barat Daya Aceh Barat Daya
4
6
Gayo Lues Gayo Lues
3
Aceh Tamiang Aceh Tamiang
12
14
Tahun 2020
3
7
Nagan Raya Nagan Raya
6
Aceh Jaya Aceh Jaya
Bener Meriah
12
Bener Meriah
5
5
Pidie jaya Pidie jaya
1
Banda Aceh Banda Aceh
3
Sabang
1
Sabang
Langsa
1
Langsa
Lhokseumawe
9 10
4
Lhokseumawe
4
Subulussalam
5
Subulussalam
35
57
1
Simeulue
8
Tahun 2020
Gambar 3.4
Aceh Singkil
Gambar 3.5
21
Aceh Selatan
18
Aceh Tenggara
10
3
Aceh Timur
95
6
Aceh Tengah
Aceh Barat
10
Aceh Besar
30
1
Pidie
13
8
Bireuen
Aceh Utara
15
Rekapitulasi Kejadian Bencana Tahun 2020
4
Aceh Barat Daya
2
5
Gayo Lues
1
Aceh Tamiang
Rekapitulasi Kejadian Bencana di Wilayah Aceh
5
Nagan Raya
1
Aceh Jaya
28
6
Bener Meriah
2
Pidie jaya
Banda Aceh
3
Sabang
Langsa
27
Frekuensi Bencana Per Jenis Bencana Di Wilayah Aceh Tahun 2020
Kejadian Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah
Lhokseumawe
Subulussalam 14
2
Simeulue
2
Aceh Singkil 3
Aceh Selatan 2
Aceh Tenggara 1
Aceh Timur
7
Aceh Tengah
1
Aceh Barat
4
Aceh Besar
4
Pidie
7
Bireuen
2
Aceh Utara
1
Gayo Lues
Aceh Tamiang
Nagan Raya
1
Aceh Jaya
2
Bener Meriah
1
Pidie jaya
Banda Aceh
4
Sabang
Langsa
Kejadian Bencana Longsor di Wilayah Aceh Tahun 2020
Lhokseumawe
1
Subulussalam
36
Gambar 3.6
Perkiraan Kerugian Akibat Bencanadi Wilayah Aceh Tahun 2020
Gambar 3.7
Dampak Bencana di Wilayah Aceh Tahun 2020
37
3.2 Realisasi Anggaran
Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020 dari pagu anggaran sebesar Rp.
32.811.358.873,-,- telah direalisasi sebesar Rp 27.862.489.271- atau 84,92%, dengan rincian
sebagai berikut:
TABEL 3.14
Realisasi Keuangan BPBA T.A 2020
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI REALISASI
ANGGARAN ANGGARAN KEUANGAN FISIK
(Rp.) (Rp.) (%) (%)
Total Belanja 32.811.358.873 27.862.489.271 84.92 100
Belanja Tidak Langsung 7.284.787.558 6.287.897.837 86.32 100
Belanja Langsung 25.526.571.315 21.574.591.434 84.52 100
1 Program Pelayanan
3.108.974.601 2.767.847.473 89.03 100
Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat
17.973.000 13.480.000 75.00 100
Menyurat
Penyediaan Jasa
Komunikasi Sumber Daya 397.103.952 394.170.055 99.26 100
Air dan Listrik
Penyediaan Alat Tulis
136.060.997 135.881.325 99.87 100
Kantor
Penyediaan Barang Cetakan
99.033.779 96.112.940 97.05 100
dan Penggandaan
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan 48.952.688 48.952.625 100.00 100
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan dan
346.442.928 344.178.054 99.35 100
Perlengkapan Kantor
Penyediaan Bahan Bacaan
dan Peraturan Perundang- 19.833.000 12.836.000 64.72 100
Undangan
Penyediaan Makanan dan
128.166.257 127.852.000 99.75 100
Minuman
Rapat-Rapat Koordinasi
dan Konsultasi Ke Luar 470.624.000 335.374.474 71.26 100
Daerah
Peningkatan Pelayanan
1.444.784.000 1.259.010.000 87.14 100
Administrasi Perkantoran
2 Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana 1.781.805.189 1.697.983.071 95.30 100
Aparatur
Pengadaan Kendaraan
404.200.000 404.200.000 100.00 100
Dinas/Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kenderaan 858.223.405 794.123.002 92.53 100
Dinas/Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala
112.497.000 96.998.000 86.22 100
Peralatan Kantor
38
Rehabilitasi Sedang/Berat
406.884.784 402.662.069 98.96 100
Rumah Gedung Kantor
Program Peningkatan
3 219.798.040 215.024.500 97.83 100
Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas
219.798.040 215.024.500 97.83 100
Beserta Perlengkapannya
Program Peningkatan
4 Kapasitas Sumber Daya 0 0 0 0
Aparatur
Pendidikan dan Pelatihan
0 0 0 0
Teknis
Program Penanggulangan
5 20.415.993.485 16.893.736.390 82.75 100
Bencana
Monitoring Dan Evaluasi
361.320.728 358.037.828 99.09 100
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana 249.642.112 205.195.300 82.20 100
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Penanggulangan 1.892.361.772 1.738.910.050 91.89 100
Bencana
Pendidikan dan Pelatihan
5.600.000 5.600.000 100.00 100
Penanggulangan Bencana
Inventarisasi, Verifikasi dan
Validasi Kerusakan Akibat 980.921.316 512.503.720 52.25 100
Bencana
Pelaksanaan Rehabilitasi
133.606.828 95.139.493 71.21 100
dan Rekonstruksi Bencana
Pengendalian Sistem Pusat
Kendali Operasional
1.060.533.037 900.281.691 84.89 100
(PUSDALOPS)
Penanggulangan Bencana
Pemulihan Fungsi
Pelayanan Publik dalam
0 0 0
wilayah Terjadinya
Bencana
Penguatan Kelembagaan
Pusat Data dan Informasi
(PUSDATIN) 846.765.008 659.334.716 77.87 100
Penanggulangan Bencana
Aceh
Kajian Kebutuhan Pasca
267.848.189 179.291.055 66.94 100
Bencana
Penyusunan dan Evaluasi
Dokumen Perencanaan
Rehabilitasi dan 206.049.887 196.200.900 95.22 100
Rekonstruksi Pasca
Bencana
Pemulihan Ekonomi
909.375.732 839.675.923 92.34 100
Masyarakat Pasca Bencana
Psikososial Bagi
Masyarakat Korban 54.697.324 54.171.080 99.04 100
Bencana
39
Penguatan Logistik dan
Peralatan Penanggulangan 2.823.687.140 2.738.909.287 97.00 100
Bencana
Penguatan Kapasitas
Pencegahan dan
0 0 0 0
Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan
Peningkatan Kapasitas Tim
Reaksi Cepat 0 0 0 0
Penanggulangan Bencana
Penanganan Darurat
4.303.070.126 3.359.347.119 78.07 100
Bencana
Penguatan Forum
Pengurangan Risiko 450.117.590 335.562.716 74.55 100
Bencana
Penyusunan Dokumen
Perencanan dan Evaluasi 390.157.251 314.682.724 80.66 100
Penanggulangan Bencana
Peningkatan Sumber Daya
Manusia Bidang 27.500.000 27.500.000 100.00 100
Penanggulangan Bencana
Penguatan Sekolah,
Madrasah Aman Bencana
45.380.000 44.580.000 98.24 100
dan Fasilitas Publik
Lainnya
Penguatan Desa Tangguh
0 0 0
Bencana
Sosialisasi Pengurangan
436.585.008 432.640.000 99.10 100
Resiko Bencana
Simulasiu Pengurangan
46.580.000 46.580.000 100.00 100
Resiko Bencana
Peringatan Bulan
Pengurangan Resiko 0 0 0 0
Bencana
Penguatan Unsur Pengarah 0 0 0 0
Peningkatan Kapasitas
sumber Daya Manusia 0 0 0 0
Penanggulangan Bencana
Pemenuhan Kebutuhan
4.924.194.437 3.849.592.788 78.18 100
Dasar
Peningkatan Kapasitas
SDM Logistik dan 0 0 0 0
Peralatan
Pengadaan Sarana dan
Prasarana Penanggulangan
0 0 0 0
Bencana (Migas
Kabupaten/Kota)
Sumber: Laporan Keuangan BPBA Tahun 2020
40
Dalam pencapaian target kinerja pelaksanaan program dan kegiatan pada Badan
Penanggulangan Bencana Aceh Tahun 2020 pada prinsipnya tidak terdapat hambatan dan
kendala yang berarti, dengan capaian perkembangan realisasi fisik dan keuangan sebesar 84.9%
dari sebelumnya ditargetkan sebesar 93,10%, capaian realisasi sudah cukup baik.Sedangkan
selama periode 2015 s.d 2020 jumlah realisasi rata-rata adalah sebesar 80.73% dengan rincian
sebagai berikut:
TABEL3.15
Realisasi Anggaran BPBA 2015-2020
Prosentase
No. Tahun Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.)
(%)
1. 2015 24.998.333.116 22.504.091.349 90,02
2. 2016 26.463.723.000 23.827.423.190 90,04
3. 2017 69.194.438.202 26.983.711.474 39.00
4. 2018 91.263.222.629 83.318.634.156 91.29
5. 2019 109.044.287.866 97.216.809.232 89.15
6. 2020 32.811.358.873 27.862.489.271 84.9
JUMLAH 353.775.363.686 281.713.158.672 80,73
Sumber: Laporan Keuangan BPBA2015– 2020
b. Penanggulangan Bencana
41
c. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Penanggulangan Bencana
3. Buku Panduan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh (Anggaran Rp.
80.236.200,-) Buku panduan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja Gugus Tgas
42
dalam melaksanakan upaya-upaya preventif dan/atau kuratif percepatan penanganan
Covid-19.
4. Penyusunan Buku Kebencanaan dengan Judul Mekanisme Penetapan Status Darurat
Bencana
5. Penyusunan dan Penerbitan Tabloid SIGANA (Siaga Bencana)
Tabloid Sigana menerbitkan 2 Edisi pada Tahun 2020.
1. Pengaktifan Sirine Peringatan Dini Tsunami setiap bulannya ditujuh lokasi yaitu Sirine
Kajhu di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Sirine Lhoknga di Kecamatan
Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, Sirien Lam Awe di Kecamatan Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar, Sirine Kantor Gubernur Aceh di Jeulingke, Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh, Sirine Lampulo di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh,
Sirine Blang Oi di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.
Penguatan logistik dan peralatan penanggulangan bencana bertujuan tersedianya logistic dan
peralatan penanggulangan bencana sehingga terpenuhi logistic dan peralatan
penanggulangan bencana. Kegiatan ini tersedia anggaran sebesar Rp2.823.687.140,00 yang
terealisasi sebesar Rp2.738.909.287,00 atau sebesar 97,00%.
Penguatan Kapasitas Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan bertujuan
menurunnya angka kebakaran Hutan dan Lahan. Namun akibat kebijakan Refocusing maka
Kegiatan ditiadakan.
Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana kegiatan yang bertujuan
untuk tersedianya data dalam pemberian bantuan dan Laporan kaji cepat bencana. Namun
akibat kebijakan Refocusing maka Kegiatan ditiadakan.
43
Penanganan darurat bencana bertujuan untuk tersedianya bahan baku dan ongkos sarana
public akibat bencana. Kegiatan ini tersedia anggaran sebesar Rp. 4.303.070.126 yang
terealisasi sebesar Rp. 3.359.347.119 atau sebesar 78,07%.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar bertujuan tersedianya kebutuhan sandang, pangan, dan papan
bagi korban bencana sesuai standar kebutuhan agar tersedianya bantua kebutuhan dasar.
Kegiatan ini tersedia anggaran sebesar Rp4.924.194.437,00 yang terealisasi sebesar
Rp3.849.592.788,00 atau sebesar 93,54%.
Peningkatan Kapasitas SDM Logistik dan Peralatan bertujuan untuk meningkatnya Index
ketahanan korban bencana melalui Workshop Peningkatan SDM Logistik dan Peralatan.
Namun akibat kebijakan Refocusing maka Kegiatan ditiadakan.
Penguatan forum pengurangan risiko bencana, bertujuan untuk Menurunnya Indeks Risiko
Bencana. Pada Kegiatan ini tersedia anggaran sebesar Rp. 450.117.590,- yang dapat di
realisasikan sebesar Rp. Rp. 307.806.871,- Atau setara dengan 68,38 %, anggaran pada
kegiatan ini di realisasikan pada 3 (tiga) lokasi Kabupaten di Aceh yaitu terlaksanakannya
Pengukuhan di kota langsa, dikabupaten pidie jaya dan kabupaten aceh selatan. Tujuan dari
FPRB Sebagai wadah yg menyatukan organisasi pemanggu kepentingan dan perseorangan
yang kompeten dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana di wilayah aceh, dan
untuk mengurangi ancaman dan kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam menghadapi bencana terutama di lakukan dalam situasi sedang tidak terjadi bencana.
45
Penguatan Desa Tangguh Bencana Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap pengurangan risiko bencana melalui kegiatan Desa Tanggguh Bencana. Namun
karena kebijakan Refocusing maka kegiatan ini diatiadakan.\
46
dari BNPB. Terdiri dari Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya. Aceh Barat Daya,
Kota Subulussalam dan Aceh Singkil. Rakor Triwulan III dilaksanakan pada tanggal
30 September – 2 Oktober 2020 di Hotel Kiryad Muraya, Rakor Triwulan IV
dilaksanakan pada tanggal 20 – 22 Desember 2020 di hotel yang sama juga.
2. Pelaksanaan Observasi Lapangan Monitoring Dan Evaluasi Dana Bantuan Hibah
Kegiatan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana Ke 6 (enam) Kabupaten Kota,
yaitu : Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, Kota Subulussalam
dan Aceh Singkil.
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BPBA yang diberi tugas, tanggung jawab, dan amanah untuk melakukan
penyelenggaraan pelayanan penanggulangan bencana, dapat diselenggarakan dengan sebaik-
baiknya sehingga tujuan akhir berupa upaya untuk mewujudkan prioritas pembangunan
Pemerintah Aceh tahun 2017 - 2022 untuk pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur
terintegrasi, dan lingkungan yang berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik.
Di sisi lain pada tingkat pelaksanaan program dan kegiatan pada seluruh bidang
menunjukan capaian yang optimal/baik, meskipun terdapat catatan realisasi serapan keuangan
sedikit lebih rendah, yaitu target persentase penanganan bencana untuk tahun 2020 sebesar
88,58 % dengan realisasi sebesar 84,92 %. Realisasi tersebut sedikit lebih kecil dari pada target
sebesar 3,66 %.
Untuk Capaian Kienrja organisasi dapat dikatakan baik karena persentase capaian target
sebesar 96,9 persen, yaitu dengan realisasi Indeks Risiko Bencana (IRB) Aceh sebesar
139/Sedang, dan Indeks Kapasitas Daerah (IKD) sebesar 0,63/Sedang. Faktor yang
mempengauhi kinerja organisasi antara lain organisasi dapat mengoptimalkan sumberdaya
yang ada seperti sumber daya manusia yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Aceh
secara maksimal dikerahkan untuk penanganan penanggulangan baik pada pra bencana, saat
bencana maupun pasca bencana. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tingkat capain
kinerja SKPA BPBA T.A 2018 yaitu ≥ 75% dari target yang ditetapkan. Dengan demikian
dapat dikatakan BERHASIL.
Berdasarkan hasil kinerja yang telah dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh
pada Tahun 2020, dapat disarankan hal‐hal sebagai berikut: 1). Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Aceh pada Tahun 2020 perlu ditingkatkan lagi di masa yang akan datang, mengingat
peran dan fungsi sangat strategis dalam pelaksaaan maupun koordinsi penanggulangan bencana
49
LAMPIRAN I
45