Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo (PMN RS Mata Cicendo)
2015 – 2019
Desember, 2016
i
Kata Pengantar
Rencana Strategi Bisnis (RSB) merupakan salah satu lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Dokumen ini
perangkat strategis bagi manajemen puncak dari suatu juga dilengkapi dengan analisis dan mitigasi risiko terhadap
organisasi publik yang memandu dan mengendalikan arah hal-hal yang mungkin akan menggagalkan pencapaian visi
gerak dan perkembangan organisasi. Untuk itu, rencana 2019 PMN RSMC menjadi “RS Mata Rujukan Nasional yang
strategi dapat dijadikan sebagai kompas dalam penentuan berstandar internasional di bidang pelayanan,
kebijakan perusahaan. Rencana strategi sangat dibutuhkan pendidikan dan penelitian kesehatan mata pada tahun
utamanya dengan adanya dinamika dalam keberlangsungan 2019”.
perusahaan, seperti dengan adanya perubahan tuntutan
Dengan penyusunan buku ini, diharapkan kerjasama sinergis
internal dan eksternal. Hal ini akan dapat mencegah
antara PMN RS Mata Cicendo dengan para stakeholders inti
perusahaan menyimpang jauh dari tujuan yang telah
dapat lebih terarah. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi
ditetapkan.
acuan penilaian keberhasilan visi-misi PMN RS Mata Cicendo.
Buku RSB Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo
(PMN RS Mata Cicendo) ini berisikan arah dan fokus
pengembangan PMN RSMC pada periode 2015-2019. Sebagai Direktur Utama Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo
pusat mata nasional, PMN RSMC harus menjadi rujukan
nasional dengan excellence dalam pelayanan yang didukung
oleh pendidikan dan penelitian. Perencanaan didasarkan pada dr. Irayanti, Sp.M(K), MARS
pencapaian kinerja PMN RS Mata Cicendo 2011-2014 yang
disesuaikan dengan adanya tuntutan dari stakeholderss,
Daftar Isi
Daftar Gambar ............................................................................................iii 3.6 Diagram Kartesian Pilihan Prioritas Strategis ..................21
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 IV. INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA
II. GAMBARAN KINERJA PMN RS Mata Cicendo 2011-2014 ..... 7 4.2 Program Kerja Strategis .............................................................38
2.1. Pencapaian Kinerja 2011-2014 ................................................ 7 V. ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO ..................................................43
2.3 Evaluasi menyeluruh mengenai Renstra 2010-2014 .... 12 5.2 Rencana Mitigasi Risiko .............................................................48
III. ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS ........................................... 13 VI. PROYEKSI FINANSIAL .....................................................................51
3.3 Rumusan Visi, Misi dan Tata Nilai ......................................... 16 LAMPIRAN KAMUS KPI..........................................................................54
ii
Daftar Gambar Tabel 3.2. Kekuatan (Strength) ...........................................................22
Tabel 3.3. Kelemahan (Weakness) .....................................................22
Gambar 1.1. Metodologi Penyusunan Renstra PMN RS Mata Tabel 3.4. Peluang (Opportunity) .......................................................23
Cicendo Periode 2015-2019................................................................... 6 Tabel 3.5. Ancaman (Threat) ...............................................................23
Tabel 3.6. Hasil Analisis TOWS ...........................................................27
Gambar 3.1. Diagram Kartesian Pilihan Prioritas PMN RS Mata
Cicendo 2015-2019 ................................................................................ 25 Tabel 4.1.Indikator Kinerja Utama (KPI) ........................................32
Gambar 3.2. Peta Strategi PMN RS Mata Cicendo 2015-2019 Tabel 4.2.Indikator Kinerja Utama (KPI) (Lanjutan) .................33
...................................................................................................................... ..29 Tabel 4.3.Matriks KPI .............................................................................35
Tabel 4.4. Program Kerja Strategis ....................................................39
Daftar Tabel
Tabel 5.1.Acuan Penilaian Risiko .......................................................45
Tabel 2.1. Capaian Kinerja Pelayanan Dan Mutu Pelayanan Tabel 5.2. Pemetaan Risiko terkait Pencapaian Sasaran
Masyarakat Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Pada Tahun Strategis .......................................................................................................46
2010 – Semester I Tahun 2014 ............................................................. 7 Tabel 5.3 Posisi berbagai risiko ..........................................................48
Tahun 2014 .................................... Error! Bookmark not defined. Tabel 6.2. Estimasi kebutuhan anggaran 2015-2019 ................52
Tabel 6.3. Estimasi anggaran operasional 2015-2019 ..............52
1.1. Latar Belakang tentang penetapan Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas A, Nomor
Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) Pusat Mata
756/Menkes/SK/VII/2007 tentang penetapan Rumah Sakit
Nasional (PMN) Rumah Sakit (RS) Mata Cicendo merupakan
Mata Cicendo Bandung sebagai rumah sakit yang menerapkan
suatu upaya dalam mewujudkan sistem kelola yang modern
Pola pengelolalaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
dan merupakan perangkat strategis dalam upaya memandu
dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
dan mengendalikan arah gerak serangkaian prioritas
059/Menkes/SK/I/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit
pengembangan PMN RS Mata Cicendo dalam hal pelayanan,
Mata Cicendo sebagai Pusat Mata Nasional.
pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan mata.
Akan diberlakukannya perjanjian AFTA 2015 juga merupakan Program-program kerja strategis yang disusun dalam RSB ini
pertimbangan tersendiri bagi PMN RS Mata Cicendo dalam mencakup penyediaan sarana prasarana dan pengembangan
menyusun strategi agar PMN RS Mata Cicendo dapat menjadi sumber daya manusia, monitoring evaluasi kerja,
Pusat rujukan tertinggi Kesehatan Mata di Indonesia. penyelenggaraan kesehatan mata berbasis komunitas,
pembinaan daerah-daerah agar mampu mengembangkan
Sementara itu angka prevalensi kebutaan yang masih tinggi di
kesehatan mata primer ataupun sekunder agar tercapainya
Indonesia juga menjadi pertimbangan bagi PMN RS Mata
masyarakat Indonesia berkualitas dan mandiri.
Cicendo dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Mata
Nasional untuk melakukan kegiatan kesehatan mata berbasis I.2 Tujuan
komunitas baik dalam hal pencegahan, pengobatan ataupun
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) PMN RS Mata
rehabilitasi dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak
Cicendo untuk periode tahun 2015 – 2019 mempunyai tujuan
seperti pemerintah daerah setempat, lembaga swadaya
pokok sebagai berikut:
masyarakat baik nasional maupun internasional dan
organisasi profesi dengan tujuan untuk membantu 1. Untuk menentukan arah strategi dan prioritas selama
a) Menentukan analisa lingkungan dan kinerja. (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman
Fase ini dilakukan untuk menganalisa dinamika (threat). Dalam fase ini, dilakukan juga analisa daya
tuntutan dari lingkungan eksternal dan internal PMN saing terhadap PMN RS Mata Cicendo dalam
RS Mata Cicendo pada kurun waktu tahun 2015 - 2019. menghadapi peluang dan ancaman serta
Analisa ini dilakukan dengan mengidentifikasi apa saja mempertimbangkan kekuatan dan ancaman.
harapan dan kekhawatiran stakeholders kunci dari Berdasarkan hasil analisa daya saing selanjutnya
PMN RS Mata Cicendo untuk kurun waktu tahun dilakukan analisa TOWS. Berbagai sasaran strategis
2015 – 2019. Fase ini juga dilengkapi dengan aktivitas: yang direkomendasikan dari analisa TOWS
menganalisa kinerja pembanding yang cukup baik menunjukkan prioritas strategis yang hendak
(benchmark/patok duga), dan mengidentifikasi dilakukan oleh PMN RS Mata Cicendo dalam kurun
aspirasi manajemen PMN RS Mata Cicendo, khususnya waktu tahun 2015–2019. Berdasarkan sasaran
harapan dan kekhawatiran manajemen menghadapi strategis yang teridentifikasi, peta strategi ditentukan.
dinamika tuntutan stakeholders kunci dalam kurun Peta strategi dalam dokumen ini merupakan gambaran
waktu tahun 2015 – 2019. jalinan sebab-akibat berbagai sasaran strategis PMN RS
Mata Cicendo untuk mencapai visi 2019. Jalinan sebab- strategis. Program kerja strategis ditentukan mulai dari
akibat sasaran strategis tersebut digambarkan dalam tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
perspektif learning & growth, perspektif internal d) Analisa dan mitigasi risiko
businness process, perspektif stakeholders serta Bagian ini bertujuan utama untuk mengidentifikasi apa
perspektif finansial. Berdasarkan peta strategi saja risiko yang dapat menggagalkan pencapaian atau
tersebut, setiap sasaran strategis ditentukan KPI (Key keterwujudan sasaran strategis. Bagian ini juga
Performance Indicator) yang relevan. Peran KPI ini bertujuan untuk menilai tingkat risiko, serta
adalah untuk menentukan tingkat keberhasilan merencanakan upaya mitigasi risiko yang dibutuhkan,
(kualitatif) pencapaian suatu sasaran strategis dalam sedemikian sehingga visi PMN RS Mata Cicendo bisa
mewujudkan visi PMN RS Mata Cicendo. Setiap KPI dicapai.
dilengkapi dengan target KPI yang menggambarkan e) Proyeksi pendapatan dan anggaran
ukuran kuantitatif keberhasilan pencapaian sasaran Bagian ini bertujuan utama untuk menyajikan
strategis pada suatu tahun. Target KPI ditentukan dari informasi tentang estimasi pendapatan usaha dan
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. berbagai bentuk biaya yang akan terjadi terkait dengan
c) Menentukan program kerja strategis PMN RS Mata upaya mewujudkan berbagai sasaran strategis guna
Cicendo. mewujudkan visi PMN RS Mata Cicendo.
Bagian ini akan menjelaskan apa saja program kerja
FGD (Focus Group Discussion) telah digunakan untuk
strategis yang dibutuhkan oleh PMN RS Mata Cicendo
menyusun RSB PMN RS Mata Cicendo periode tahun
dalam mewujudkan visi 2019. Program kerja strategis
2015-2019. FGD merupakan salah satu metode pengambilan
menggambarkan kumpulan rencana aksi atau kegiatan
keputusan kelompok yang menggabungkan pengambilan
yang diperkirakan dapat mewujudkan suatu sasaran
suara para anggota tim ahli (expert) dengan diskusi terbatas
untuk menciptakan konsensus dan mendapatkan keputusan semua peserta agar mempunyai tingkat partisipasi
tim. Penyusunan RSB PMN RS Mata Cicendo untuk periode yang sama dalam setiap tahapan diskusi, tanpa harus
tahun 2015 – 2019 dilakukan dengan melibatkan jajaran dibebani oleh alasan senioritas, jabatan, atau hambatan
manajemen puncak PMN RS Mata Cicendo. Alasan kepribadian.
menggunakan metode FGD dalam penyusunan RSB adalah
FGD cocok diterapkan untuk permasalahan yang
sebagai berikut :
sensitif dan penting, seperti dalam penyusunan RSB
FGD dihadiri oleh orang-orang yang sangat memahami PMN RS Mata Cicendo. Metode ini dapat digunakan
tentang seluk beluk arah dan prioritas strategis PMN dalam pengambilan keputusan untuk tahapan-tahapan
RS Mata Cicendo, sehingga kualitas informasi yang penyusunan RSB karena diperkirakan terdapat
diperoleh akan sangat tinggi. perbenturan gagasan dan pembahasan berbelit-belit di
antara peserta FGD.
FGD memungkinkan proses perumusan dan pemilihan
terjadi secara interaktif, sehingga seorang peserta akan FGD memungkinkan terbentuknya suatu komitmen di
dapat memperbaiki rumusan atau pilihannya setelah antara peserta tentang hal-hal yang telah disepakati
mendengarkan argumentasi yang disampaikan oleh dan kemudian digunakan sebagai dasar untuk eksekusi
anggota FGD lainnya. RSB PMN RS Mata Cicendo pada periode tahun 2015 –
2019.
FGD dibagi dalam beberapa tahapan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta untuk Secara keseluruhan, metodologi penyusunan RSB PMN RS
melahirkan suatu rumusan terbaik yang dipilih atau Mata Cicendo disajikan pada gambar 1.1. Gambar 1.2
disepakati dalam diskusi tersebut. Dengan kata lain, menyajikan sebagian rekaman proses penyusunan RSB
pendekatan FGD ini juga digunakan untuk mendorong
dengan pendekatan FGD, yang melibatkan jajaran manajemen
PMN RS Mata Cicendo.
Tabel 2.1. Capaian Kinerja Pelayanan Dan Mutu Pelayanan Masyarakat Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Pada Tahun
2010 – Semester I Tahun 2014
TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 SMSTR I 2014
NO INDIKATOR
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
1 Layanan
a. Pertumbuhan Produktivitas
1 Rata-rata kunjungan R. Jalan/hari 1.20 1.20 1.20 1.50 1.25
2 Rata-rata kunjungan R. Darurat/hari 1.20 0.80 1.20 1.25 1.50
3 Hari Perawatan (HP) 0.80 0.40 1.20 1.50 1.25
4 Pemeriksaan Radiologi + Elektridiagnostik/hari 0.80 1.60 1.60 2.00 1.50
5 Pemeriksaan Laboratorium/hari 0.80 2.00 1.20 1.50 2.00
6 Rata-rata Operasi (OK+IGD+Lasik+Ofkom)/hari 0.80 2.00 0.80 1.25 1.50
7 Rata-rata Rehab Medik/hari (Low Vision ) 2.00 0.40 1.20 2.00 2.00
TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 SMSTR I 2014
NO INDIKATOR
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
d. Kepuasan Pelanggan
1 Penanganan komplain/persentase komplain 1.00 0.50 1.00 1.00 1.00
2 Persentase pelanggan yang puas - - - 1.00 0.73
(tingkat kepuasan 4)
3 Kemudahan Pelayanan 2.00 1.00 1.00
e. Kepedulian Terhadap Lingkungan
1 Hasil penilaian RS berseri 1.50 1.50 2.50 2.00 2.00
2 Hasil penilaian Proper lingkungan (KLH) 1.50 1.50 1.50 0.60 0.60
Total 35.75 32.50 34.30 31.10 28.58
Beberapa tantangan yang dihadapi ke depan adalah perlunya baik kuantitas maupun kualitasnya sesuai dengan
pengembangan sumber daya manusia (baik kualitas maupun perkembangan kemajuan teknologi kedokteran.
kuantitas) pada berbagai fungsi, yakni pendidik klinis,
2.2 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan
peneliti, manajerial dan pengabdian masyarakat. Selain itu,
perlu pengembangan sarana prasana seperti lahan parkir, Tabel 2.2 menunjukan bahwa kinerja keuangan Rumah Sakit
pembangunan gedung OK (sedang dalam pelaksanaan Mata Cicendo sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
konstruksi), renovasi gedung mikrobiologi untuk Instalasi menunjukan adanya peningkatan cost recovery.
TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 SMSTR I 2014
NO INDIKATOR
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
1. Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 3.00 3.00 3.00 0.25 0.25
b. Rasio Lancar (Current Ratio) 3.00 3.00 3.00 2.50 2.50
c. Periode penagihan piutang (Collection Periods) 3.00 3.00 0.72 1.50 0.25
d. Perputaran Aset Tetap (Fixed asset turnover) - - - 2.00 2.00
e. Imbalan atas aktiva tetap (Return on asset) - - - 1.40 1.10
f. Imbalan equitas (return on equity) - - - 1.40 1.00
g. Perputaran Persediaan ( Inventory turnover) 2.00 3.00 2.40 2.00 1.75
h. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional - - - 2.50 2.50
i. Rasio Subsidi Biaya Pasien - - - 0.50 -
j. Imbalan Invenstasi ( Return On Investment) 3.00 3.00 3.00 - -
k. Perputaran Total Asset (TATO) 2.00 1.60 3.00 - -
l. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 2.80 1.80 3.00 - -
2. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
1. Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Definitif - - - 2.00 2.00
2. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK - - - 1.90 2.00
3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU - - - 2.00 2.00
(SP3B
4. Tarif BLU)
Layanan - - - 1.00 1.00
5. Sistem Akuntansi - - - 1.00 1.00
6. Persetujuan Rekening - - - 0.50 0.50
7. Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Kas - - - 0.50 0.50
8. SOP Pengelolaan Piutang - - - 0.50 0.50
9. SOP Pengelolaan Utang - - - 0.50 0.50
10. SOP Pengadaan Barang & Jasa - - - 0.50 0.50
11. SOP Pengelolaan Barang Inventaris - - - 0.50 0.50
TOTAL 18.80 18.40 18.12 24.95 22.35
NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 SMSTR I 2014
2.3 Evaluasi menyeluruh mengenai Renstra 2010-2014 5. Belum tersusunnya rencana induk rumah sakit kelas
Program kerja pada Renstra 2014-2019 yang tidak tercapai dunia karena gagal lelang untuk kegiatan penyusunan
diantaranya adalah : rencana induk/master plan.
1. Penyempurnaan sarana dan prasarana sistem pelayanan 6. Pembangunan kamar bedah sedang dalam proses
yang sesuai dengan kebutuhan khusus, belum dapat pelaksanaan dan masih harus dilakukan
diselesaikan sesuai rencana karena beberapa penyempurnaan/pengembangan pada tahun berikutnya.
pembangunan belum selesai dilaksanakan. 7. Penyediaan air bersih sesuai standar kesehatan belum
2. Belum dilakukan survei pelanggan sesuai segmen pasar, dapat terealisasikan disebabkan oleh gagal dalam lelang
baru melaksanakan survei kepuasan pelanggan. dan menjadi kegiatan pada Renstra berikutnya.
3. Belum terlaksananya alih teknologi SIMRS, masih 8. Assesment oleh asesor luar negeri (JCI) belum dilakukan
tergantung pada pihak luar karena belum tersusunnya karena Agustus 2014 baru selesai dengan Akreditasi
master plan SIMRS secara mandiri. KARS dengan hasil Paripurna.
4. Sistem remunerasi yang belum sempurna karena belum
dapat diimplementasikan.
III. ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
Arah kemana sebuah institusi publik hendak diwujudkan di 3.1 Tuntutan Stakeholders Kunci
masa depan akan sangat tergantung pada dinamika tuntutan
Bagian ini menyajikan informasi tentang harapan dan
stakeholders kunci terhadap keberadaan institusi publik
kekhawatiran utama dari para stakeholders inti PMN RS Mata
tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi PMN RS Mata Cicendo
Cicendo pada kurun waktu tahun 2015 – 2019. Tabel 3.1 di
dalam mewujudkan visi dan misi. Kemampuan
bawah ini menyajikan informasi harapan dan kekhawatiran
mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran stakekolders
utama para stakeholders inti terhadap PMN RS Mata Cicendo.
kunci sebagai bagian dari tuntutan utama stakeholders kunci
merupakan salah satu tahap kritis awal dalam menentukan
arah dan prioritas strategis pengelolaan PMN RS Mata Cicendo
di tahun-tahun mendatang. Selain itu, informasi tentang patok
duga (benchmark) juga ikut menentukan arah dan prioritas
strategis pengelolaan PMN RS Mata Cicendo dalam
menjalankan misi layanan, pendidikan, dan penelitiannya di
masa mendatang. Untuk kepentingan ini, bagian ini akan
menyajikan informasi tentang proyeksi tuntutan stakeholders
kunci dan benchmark yang kelak menentukan arah dan
prioritas strategis renstra PMN RS Mata Cicendo pada kurun
waktu tahun 2015-2019.
Tabel 3.1. Harapan dan Kekhawatiran Utama Stakeholder Kunci
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan Visi PMN RS Mata Cicendo adalah menjadi RS Mata Rujukan
informasi dari benchmark, maka tantangan strategis yang Nasional yang berstandar internasional di bidang pelayanan,
akan dihadapi oleh PMN RS Mata Cicendo untuk periode pendidikan dan penelitian kesehatan mata pada tahun 2019.
tahun 2015 – 2019 sebagai berikut :
Misi PMN RS Mata Cicendo adalah:
1. Penguatan peran PMN RS Mata Cicendo sebaga Pusat Mata
1. Memberikan pelayanan kesehatan mata yang paripurna
Nasional yang mengampu pertumbuhan rujukan wilayah
sesuai dengan standar internasional yang berorientasi
(lintas propinsi).
pada kepuasan bagi seluruh lapisan masyarakat,
2. Penguatan layanan unggulan mata anak terpadu dan
terjangkau, merata dan berkeadilan.
pengembangan layanan prioritas lainnya.
2. Memberikan peluang dan lingkungan yang kondusif untuk
3. Penguatan kemampuan penelitian kesehatan mata serta
penyelenggaraan pendidikan kesehatan mata yang
publikasinya.
inovatif.
4. Penguatan SDM sesuai dengan kompetensinya.
3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta
5. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana sesuai
penapisan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan mata.
rencana induk RS berkelas dunia.
4. Melaksanakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat
6. Peningkatan kesejahteraan SDM yang berkeadilan dan
dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
pengembangan karier yang sehat.
mata.
7. Belum terintegrasinya proses bisnis dengan data dan
5. Meningkatkan upaya kemitraan secara global.
informasi yang terpadu.
6. Meningkatkan profesionalisme pegawai.
16
3. Inovatif
Tata Nilai PMN RS Mata Cicendo adalah: Selalu mempunyai ide / gagasan baru dan berorientasi
1. Integritas untuk memberikan solusi yang optimal untuk memenuhi
Setiap pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung secara kebutuhan pelanggan pasien serta berorientasi terhadap
konsisten bekerja dengan jujur, tertib, teliti dan disiplin, kemajuan institusi
demi menjaga kredibilitas institusi dan kehormatan Perilaku Utama : Tidak pasif dalam menyikapi
dirinya sebagai pegawai yang memiliki martabat dan permasalahan atau hambatan yang dihadapi serta mampu
harga diri. mengkreasikan sumber daya yang dimiliki baik secara
Perilaku utama : Jujur, Amanah, Bertanggung jawab pribadi maupun institusi untuk hasil yang optimal.
Do : Selalu berkata benar
Don’t : Berbohong 4. Visioner
Setiap pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
2. Proaktif senantiasa memiliki pandangan ke depan dan cita-cita
Selalu peka dan aktif untuk mengidentifikasi akan luhur untuk menjadi pribadi yang unggul, mampu
kebutuhan pelanggan/pasien sesuai berkembangan jaman. memenuhi harapan orang lain dan memiliki keyakinan
Perilaku Utama: Memiliki empati, cepat tanggap terhadap serta kemampuan mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
keluhan dan permasalahan pelanggan, untuk dapat Perilaku utama : Inovatif dan Kreatif
memberikan solusi terbaik pada setiap keluhan pasien Do : Mengikuti perkembangan teknologi.
serta mampu memetakan apa yang harus disikapi, Don’t : Puas diri dengan keadaan sekarang.
dilakukan sekarang untuk masa depan.
17
5. Istiqomah 3.4 Patok Duga (Benchmark)
Bersikap sabar, lurus, jujur, bijaksana serta teguh
Untuk mencapai Misi dan Visi Pusat Mata Nasional Rumah
pendirian sesuai aturan dan tuntunan hidupnya
Sakit Mata Cicendo, maka diperlukan adanya suatu institusi
Perilaku Utama : Mempunyai pendirian dalam menyikapi
pelayanan mata sejenis yang telah memiliki proses dan
segala hambatan, masalah yang dihadapi, dapat membuat
pencapaian yang sangat tinggi sehingga dapat merupakan
keputusan secara bijaksana dengan sabar, penuh cinta
salah satu gambaran yang lebih jelas untuk mencapai tujuan.
kasih dengan mengutamakan kepuasan pelanggan/
Institusi benchmark PMN RS Mata Cicendo adalah LV Prasad
pasien
Eye Institute Hyderabad India dan institusi lain yang dianggap
perlu.
6. Profesional
Berkomitmen untuk bekerja tuntas, cerdas dan akurat atas LV Prasad Eye Institute Hyderabad India adalah sebuah
dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab lembaga pelayanan kesehatan mata komprehensif yang
Perilaku Utama : Kompeten, bersemangat, realitis, berstandar internasional, yang telah ditunjuk oleh badan
bertanggung jawab, selalu memberikan solusi dan hasil kesehatan dunia World Health Organization sebagai WHO
18
Beberapa alasan bahwa Institusi tersebut terpilih menjadi ada. Salah satunya adalah analisis SWOT (strength – weakness
acuan patok duga PMN RS Mata Cicendo dikarenakan institusi – opportunity – threat). Analisis SWOT dilakukan melalui
tersebut merupakan : identifikasi terhadap faktor-faktor internal berupa kekuatan
dan kelemahan, serta identifikasi faktor-faktor ekternal
1. Lembaga pelayanan kesehatan mata komprehensif yang
berupa peluang dan ancaman. Selanjutnya dipetakan untuk
berstandar internasional.
menentukan kekuatan aktual organisasi.
2. Lembaga yang ditunjuk oleh badan kesehatan dunia World
Health Organization sebagai WHO Collaborating Centre Peta posisi kekuatan aktual PMN Rumah Sakit Mata Cicendo
untuk pencegahan kebutaan dunia. Bandung ini dijadikan dasar pertimbangan untuk
3. Lembaga yang memiliki sumber daya manusia dengan menentukan rencana strategis selanjutnya, berdasarkan
tingkat kompetensi internasional. logika bahwa dengan memaksimalkan kekuatan-kekuatan
4. Lembaga yang memiliki budaya kerja yang sangat baik. (Strengths) dan peluang (Opportunity) yang merupakan
5. Lembaga yang memiliki standar pelayanan yang tinggi. pendorong bagi tercapainya tujuan organisasi, serta dengan
6. Lembaga yang memiliki banyak kegiatan penelitian dan meminimalkan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) dan
pelatihan untuk berbagai profesi yang terlibat dalam ancaman (Threats) yang merupakan faktor yang dapat
pelayanan kesehatan mata. merintangi tercapainya tujuan, maka dapat disusun suatu
rencana strategis yang baik.
3.5 Analisis SWOT Berikut ini disajikan analisis faktor eksternal dan internal
yang dinilai faktor-faktor Kesempatan dan Ancaman serta
Langkah awal untuk mengantisipasi berbagai pengaruh pada
Kekuatan dan Kelemahan dalam mewujudkan visi periode
kondisi lingkungan strategis yang berubah dengan cepat
2015-2019.
adalah melakukan analisis terhadap berbagai potensi yang
19
Kekuatan (Strengths) Tingkat keandalan sarana dan prasarana umum kurang
memadai.
Memiliki tarif yang kompetitif.
Proses bisnis belum efisien dan terintegrasi.
Sebagai Pusat Mata Nasional dan rumah sakit khusus
kelas A Pendidikan dan rujukan nasional. Peluang (Opportunity)
Memiliki Ophthalmology Training Center.
WHO telahmenetapkan The Right to Sight Vision 2020
Memiliki layanan sub spesialistik lengkap.
sebagai inisiatif global.
Memiliki peralatan kedokteran mata yang mutakhir.
Adanya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional dan
Memiliki 36 orang dokter sub spesialistik yg sesuai dengan
kebijakan yang mengatur aksesibilitas.
kompetensinya.
Tingginya angka kebutaan dan gangguan penglihatan di
Kelemahan (Weaknesses) Indonesia.
Banyak pihak dalam dan luar negeri yang ingin
SIMRS yang dimiliki RS belum sepenuhnya terintegrasi
bekerjasama dengan Rumah Sakit Mata Cicendo dalam
dan mandiri.
bidang pelayanan, pendidikan, dan pelatihan.
Lahan untuk parkir dan pengembangan rumah sakit
Masih adanya peluang pengembangan layanan rehabilitasi
terbatas.
lowvision, cosmetic dan protesa mata, hospital tourism di
Kompetensi SDM pada proses bisnis penunjang belum
Indonesia.
merata.
Adanya komitmen KEMENKES utk meningkatkan dan
Penelitian dan publikasi masih rendah.
mengembangkan rumah sakit vertikal.
Budaya kinerja dan continous quality improvement belum
optimal.
20
Ancaman (Threats) 3.6 Diagram Kartesian Pilihan Prioritas Strategis
Ketidakpastian dukungan regulasi untuk penanggulangan Tujuan bagian ini adalah untuk menentukan posisi bersaing
gangguan penglihatan dan kebutaan. PMN RS Mata Cicendo untuk mewujudkan visi periode tahun
Tingkat persaingan tinggi dengan poliklinik pelayanan 2015 – 2019. Penilaian posisi bersaing ini dilakukan dengan
mata atau balai pengobatan khusus mata. memperhatikan benchmark (patok duga). Posisi bersaing PMN
Tuntutan pasien terhadap pelayanan excellent. RS Mata Cicendo dilakukan dengan memperhatikan hasil
Dokter spesialis mata lebih tertarik ke swasta. analisa SWOT dan benchmark.
Penerapan rujukan berjenjang yang tidak optimal. Berikut ini disajikan analisa posisi bersaing PMN RS Mata
Adanya pemberlakuan AFTA 2015 di bidang kesehatan. Cicendo untuk periode tahun 2015 – 2019.
Ketergantungan tinggi terhadap supplier alat kedokteran
canggih.
21
Tabel 3.2. Kekuatan (Strength)
22
Tabel 3.4.Peluang (Opportunity)
23
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, posisi bersaing PMN RS mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Mata Cicendo untuk periode tahun 2015 – 2019 berada di (SIM RS), secara bertahap meningkatkan keterampilan dan
kuadran 2 pada diagram kartesius (lihat gambar 3.1). Artinya, kompetensi SDM melalui diklat yang tepat, memperluas lahan
terdapat peluang yang cukup besar untuk melakukan RS secara vertikal, menambah dan memperbaharui peralatan
peningkatan kinerja organisasi di semua lini pelayanan bagi medik, dan menurunkan keluhan pasien melalui pengurangan
PMN RS Mata Cicendo Bandung. Sebagai Pusat Mata Nasional, waktu tunggu secara memadai. Disamping itu harus pula
Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung memiliki keunggulan dilakukan komunikasi secara efektif dengan pemerintah agar
pada pelayanan Sub Spesialisasi Katarak Bedah Refraktif, gangguan penglihatan dapat ditetapkan sebagai masalah
LASIK, Pediatrik Oftalmologi, Vitreo Retina, Oftalmologi kesehatan nasional. Juga harus ada upaya yang nyata dalam
Komunitas, Glaukoma, dan Kornea. Keunggulan lainnya adalah peningkatan pelayanan secara menyeluruh agar adanya
terbukanya pasar yang bagus untuk pelayanana Poliklinik pesaing berupa rumah sakit mata swasta atau dokter asing
Sore, Poliklinik Sabtu, Poliklinik Hari Libur, dan ”Hospital dapat diantisipasi labih awal. Sedangkan untuk menghadapi
Tourism”. perubahan yang cepat dalam iptek kedokteran mata, serta
terbatasnya anggaran dari pemerintah Rumah Sakit Mata
Namun PMN RSMC masih harus memperbaiki mutu
Cicendo harus mempersiapkan diri menerima uluran tangan
kelembagaan organisasi karena resultante kekuatan masih
dari investor lain melalui kerjasama yang saling
kurang dari kelemahan. Diantaranya, segera memperbaiki dan
menguntungkan.
24
100 Opportunity
80
60
40
(-9,5; 19) 20
Weakness Strength
-20
-40
-60
-80
Threat
-100
25
3.6 Analisa TOWS
26
Tabel 3.6.Hasil Analisis TOWS
OPPORTUNITY THREAT
STRENGTH
• (S6, O3, O5) Membangun layanan unggulan terpadu mata • (S1, S4, S5, T2, T3, T6) Mewujudkan Pelayanan prima yang
terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian yang
berkualitas.
• (W5, O6) Membangun budaya kinerja • (T3, W1) Membangun sistem IT yang mandiri dan terpadu
• (W6, O6) Meningkatkan keandalan sarana dan prasarana • (T3, W3) Mewujudkan SDM yang kompeten
WEAKNESS
(W2, O2, O4) Mengoptimalkan sistem jejaring dan rujukan • (T3,W5) Mewujudkan kemitraan yang berdayaguna
berjenjang • (T2, T4, W7) Revitalisasi sistem pelayanan
27
3.7 Peta Strategi
Berdasarkan hasil analisa posisi bersaing dan analisa TOWS, 3. Terwujudnya sistem jejaring dan rujukan berjenjang yang
maka dapat disusun peta strategi. Dalam buku ini, peta optimal.
strategi menggambarkan jalinan hubungan sebab dan akibat 4. Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna
atas berbagai sasaran strategis pada 4 (empat) perspektif, 5. Terwujudnya layanan unggulan terpadu mata.
yakni perspektif stakeholders, perspektif proses bisnis, 6. Terwujudnya revitalisasi sistem pelayanan
perspektif learning & growth, dan perspektif finansial. Peta 7. Terwujudnya SDM yang kompeten.
strategi yang disusun diadaptasi dari pendekatan Balanced 8. Terwujudnya sarana dan prasarana yang handal.
Scorecard. Gambar 4 menyajikan peta strategi PMN RS Mata 9. Terwujudnya budaya kinerja.
Cicendo untuk kurun waktu tahun 2015 – 2019. Peta strategi 10. Terwujudnya sistem IT yang mandiri dan terpadu.
PMN RS Mata Cicendo periode tahun 2015 – 2019 disusun 11. Terwujudnya peningkatan revenue
atas 12 (dua belas) jenis sasaran strategis yang dikembangkan 12. Terwujudnya efisiensi.
berdasarkan pada analisa TOWS sebagai berikut:
1. Terciptanya kepuasan stakeholders. Berikut ini disajikan peta strategi PMN RS Mata Cicendo untuk
2. Terwujudnya pelayanan prima yang terintegrasi dengan periode tahun 2015 – 2019 (Gambar 3.2 dan Gambar 3.3).
pendidikan dan penelitian yang berkualitas.
28
Gambar 3.2. Peta Strategi PMN RS Mata Cicendo 2015-2019
29
Peta strategi disusun untuk mewujudkan visi PMN RS Mata sasaran strategis di perspektif learning&growth sebagai
Cicendo, yakni menjadi RS Mata Rujukan Nasional yang fondasi dasar perwujudan visi organisasi. Sasaran strategis
berstandar internasional di bidang pelayanan, pendidikan dan pada perspektif learning & growth ialah terwujudnya
penelitian kesehatan mata pada tahun 2019. terwujudnya SDM yang kompeten, terwujudnya sarana
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sasaran strategis prasarana yang handal, terwujudnya budaya kinerja,
yang diperlukan pada perspektif stakeholder adalah terwujudnya sistem IT yang mandiri dan terpadu.
terwujudnya kepuasan stakeholder
Perspektif finansial pada peta strategi berfungsi sebagai hal
Pada perspektif proses bisnis internal, sasaran strategis yang yang mampu mempercepat terwujudnya ketiga jenis
perlu diwujudkan ialah terwujudnya sistem jejaring dan perspektif lainnya (perspektif stakeholder, perspektif proses
rujukan berjenjang yang optimal, terwujudnya kemitraan yang bisnis internal, dan perspektif learning and growth). Sasaran
berdayaguna, terwujudnya layanan unggulan terpadu mata strategis yang perlu direalisasikan oleh PMN RS Mata Cicendo
dan terwujudnya revitalisasi sistem pelayanan. dalam perspektif finansial, yakni terwujudnya peningkatan
revenue dan terwujudnya efisiensi.
Untuk mampu mewujudkan berbagai sasaran strategis pada
perspektif proses bisnis internal sebagaimana dijelaskan di
atas, maka PMN RS Mata Cicendo perlu mewujudkan berbagai
30
IV. INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS
Berdasarkan peta strategi yang telah ditetapkan sebagai bingkai arah dan prioritas strategis PMN RS Mata Cicendo demi
mewujudkan visi di penghujung tahun 2019, maka dapat disusun Indikator Kinerja Utama atau KPI (Key Performance Indicator) dan
target KPI serta bobot KPI dan PIC (Person in Charge) atas suatu KPI. Berbagai jenis KPI telah dirumuskan untuk renstra PMN RS
Mata Cicendo periode tahun 2015 – 2019. Sebagian jenis KPI adalah bertipe outcome, dan lainnya bertipe output, proses, dan input.
KPI berfungsi untuk mengukur secara kualitatif tingkat keberhasilan pencapaian suatu sasaran strategis pada peta strategi. KPI
berjenis outcome merupakan indikator kinerja utama yang mengukur keberhasilan PMN RS Mata Cicendo untuk menghasilkan
sasaran strategis tertentu. Jenis KPI outcome hanya bisa diwujudkan bila ditunjang oleh berbagai KPI berjenis output, yang
berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan keluaran suatu sasaran strategis pada peta strategis. Berbagai KPI bertipe proses
merupakan kumpulan indikator keberhasilan sasaran strategis yang dibutuhkan untuk mewujudkan KPI bertipe output. Dalam
buku ini, KPI bertipe proses hanya bisa diwujudkan bila PMN RS Mata Cicendo mewujudkan KPI bertipe input, yang mengukur
pencapaian keberhasilan PMN RS Mata Cicendo dalam menyediakan sumber daya organisasi tertentu sebagai masukan untuk
melakukan berbagai sasaran strategis pada proses bisnis internal.
Tabel 4.1 menggambarkan berbagai KPI untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu sasaran strategis pada peta strategi PMN RS
Mata Cicendo periode tahun 2015 – 2019.
31
Tabel 4.1.Indikator Kinerja Utama (KPI)
32
Tabel 4.2.Indikator Kinerja Utama (KPI) (Lanjutan)
33
KPI berfungsi sebagai indikator mengukur tingkat PIC (person in charge) menggambarkan penanggung jawab
keberhasilan secara kuantitatif di tiap tahun atas kemajuan utama terhadap pencapaian suatu jenis KPI dalam menilai
pencapaian suatu sasaran strategis pada peta strategi. Target tingkat keberhasilan pencapaian suatu sasaran strategis pada
KPI yang ditetapkan tiap tahun diupayakan ada peningkatan peta strategi PMN RS Mata Cicendoperiode tahun 2015 –
secara kuantitatif hingga terwujudnya visi PMN RS Mata 2019. PIC mengondisikan bahwa penanggung jawab tersebut
Cicendo di tahun 2019. akan memantau, mengukur, dan mengevaluasi secara berkala
status pencapaian kemajuan atau keberhasilan suatu sasaran
Bobot KPI ditentukan untuk menunjukkan tingkat
strategis pada peta strategi dan pada waktu tertentu bersama-
kepentingan relatif suatu jenis KPI dibandingkan dengan jenis
sama dengan PIC lainnya, PIC terkait melakukan secara
KPI lainnya. Total bobot semua jenis KPI adalah 100 (seratus)
berkala koordinasi untuk mengendalikan status pencapaian
persen. Dengan demikian, bila ada suatu jenis KPI mempunyai
visi PMN RS Mata Cicendo.
nilai bobot lebih tinggi dari pada jenis KPI lainnya, jenis KPI
tersebut dinilai lebih menentukan dalam mewujudkan visi Tabel 4.3 sampai tabel 4.5 menggambarkan informasi bobot
PMN RS Mata Cicendodi akhir tahun 2019. Kondisi ini juga KPI, target KPI tiap tahun dan PIC terkait.
mengindikasikan bahwa bobot KPI yang lebih tinggi
merepresentasikan keinginan kuat jajaran manajemen PMN
RS Mata Cicendo untuk merealisasikan suatu sasaran strategis
yang dinilai lebih penting dan mendesak untuk mewujudkan
visi 2019.
34
Tabel 4.3.Matriks KPI
BASELINE TARGET
No. Sasaran Strategis KPI PIC
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dir Umum,
1 Tingkat kepuasan pasien 76% 78% 80% 82% 84% 85%
SDM & Pend
2 Tingkat kesehatan RS BLU Dirkeu 82 83 85 87 89 90
Dir Umum,
Terciptanya kepuasan 3 Tingkat kepuasan pegawai 60% 65% 80% 75% 80% 85%
SDM & Pend
stakeholder Dir Umum,
4 Tingkat kepuasan peserta didik 60% 65% 80% 75% 80% 85%
SDM & Pend
Presentase complain yang Dir Umum,
5 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ditindaklanjuti SDM & Pend
1
Persentase capaian indikator
6 Dir Medik 80% 83% 83% 86% 86% 90%
medik sesuai standar
Terwujudnya pelayanan Rata - rata lulusan PPDS tepat Dir Umum,
7 10 10 9 9 9 8
prima yang terintegrasi waktu SDM & Pend
dengan pendidikan dan Verifikasi
Dir Umum, KARS Persiapan MOCK MOCK
penelitian 8 Akreditasi Internasional (JCI) KARS th ke JCI
SDM & Pend Paripurna JCI Survey Survey
2
Jumlah publikasi nasional dan Dir Umum,
9 1 3 3 3 3 3
internasional SDM & Pend
Terwujudnya sistem
jejaring dan rujukan 10 Jumlah RS jejaring yang diampu Dir Medik 2 2 2 2 2 2
berjenjang yang optimal
Jumlah SDM yang magang di RS Dir Umum,
2 11 3 3 3 3 3 3
Benchmark (>= 2 Minggu) SDM & Pend
Terwujudnya kemitraan
yang berdayaguna Jumlah program pengampuan
12 dari RS Benchmark yang Dir Medik 0 0 1 1 1 1
dapat dilaksanakan
35
Tabel 4.3 Matriks KPI
BASELINE TARGET
No. Sasaran Strategis KPI PIC
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pengembangan layanan
Terwujudnya layanan
13 unggulan mata anak terpadu Dir Medik 0 0 1 1 1 1
unggulan mata terpadu
Jumlah BTP (Break Through
Project) yang
14 Dir Medik 0 1 1 1 1 1
2 diimplementasikan
Terwujudnya
revitalisasi sistem
Komite
pelayanan Persentase unit kerja yang
15 pengend
menjalankan tindak lanjut 100% 100% 100% 100% 100% 100%
mutu &
temuan hasil audit mutu
kinerja
Prosentase KSM yang
16 berkinerja baik Dir Medik 80% 85% 90% 95% 98% 100%
Terwujudnya budaya
kinerja Presentase kehadiran pegawai
Dir Umum,
17 yang tepat waktu 48% 65% 75% 85% 90% 100%
SDM & Pend
Persentase SDM medik yang
3
telah mengikuti pendidikan
18 Dir Medik 75% 80% 90% 100% 100% 100%
lanjutan (fellowship)
Terwujudnya SDM
yang kompeten Persentase SDM non medik
yang mempunyai kompetensi Dir Umum,
19 85% 87% 90% 95% 100% 100%
yang sesuai standar SDM & Pend
36
Tabel 4.3 Matriks KPI
BASELINE TARGET
No. Sasaran Strategis KPI PIC
2014 2015 2016 2017 2018 2019
37
4.2 Program Kerja Strategis
Untuk mewujudkan target KPI yang telah ditentukan di atas, menyempurnakan atau menata ulang pelaksanaan
ada serangkaian program kerja strategis yang perlu dilakukan suatu mekanisme atau sistem manajemen tertentu
oleh PMN RS Mata Cicendo pada periode tahun 2015 - 2019. yang dilakukan selama ini dinilai belum berjalan cukup
Penentuan program kerja strategis PMN RS Mata Cicendo efektif dalam membantu mewujudkan suatu sasaran
untuk mewujudkan sasaran strategis dan target KPI nya strategis PMN RS Mata Cicendo.
diarahkan pada tiga tipe berikut ini: c) Program kerja strategis yang bersifat
pengembangan :
a) Program kerja strategis yang bersifat pemantapan :
Tujuan dari direkomendasikannya program kerja
Tujuan dari diusulkannya program kerja strategis ini
strategis ini adalah untuk mengembangkan inisiatif
adalah untuk membantu memastikan bahwa
baru pelaksanaan suatu mekanisme atau sebuah sistem
pelaksanaan suatu mekanisme atau sistem manajemen
manajemen tertentu dalam membantu mewujudkan
tertentu yang dilakukan selama ini dinilai sudah
suatu sasaran strategis PMN RS Mata Cicendo.
berjalan efektif untuk terus dilanjutkan di masa-masa
mendatang dalam membantu mewujudkan suatu Berikut ini disajikan berbagai program kerja strategis untuk
sasaran strategis PMN RS Mata Cicendopada periode masing-masing perspektif peta strategi yang perlu dilakukan
tahun 2015 - 2019. PMN RS Mata Cicendo untuk periode tahun 2015 – 2019.
b) Program kerja strategis yang bersifat perbaikan :
Tujuan dari direkomendasikannya program kerja
strategis ini adalah untuk membantu
38
Tabel 4.4. Program Kerja Strategis
PROGRAM
IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase capaian indikator Penguatan Monev indikator Monev indikator Monev indikator Monev indikator
medik sesuai standar Kelembagaan , Monev medik KSM medik KSM medik KSM medik KSM
dan Penyempurnaan
database indikator
medik KSM.
Rata-rata lama masa kuliah Perbaikan kurikulum Perbaikan kurikulum Monev kurikulum dan Monev kurikulum Monev kurikulum
PPDS dan sistem pendidikan dan sistem pendidikan sistem pendidikan dan sistem dan sistem
dokter spesialis mata. dokter spesialis mata dokter spesialis mata pendidikan dokter pendidikan dokter
spesialis mata spesialis mata
Persentase komplain yang Melakukan survey Melakukan survey Melakukan survey Melakukan survey Melakukan survey
ditindaklanjuti tingkat kepuasan tingkat kepuasan tingkat kepuasan tingkat kepuasan tingkat kepuasan
stakeholder stakeholder stakeholder stakeholder stakeholder
Akreditasi RS Persiapan JCI Verifikasi KARS th ke2 MOCK Survey MOCK Survey JCI
Jumlah RS jejaring yang 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Peningkatan
diampu kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
kualitas kualitas kualitas kualitas kualitas
pelayanan di RS pelayanan di RS pelayanan di RS pelayanan di RS pelayanan di RS
yang diampu yang diampu yang diampu yang diampu yang diampu
2. Penyempurnaan 2. Penyempurnaan 2. Penyempurnaan 2. Penyempurnaan 2. Penyempurnaan
Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem
Manajemen RS Manajemen RS Manajemen RS Manajemen RS Manajemen RS
yang diampu yang diampu yang diampu yang diampu yang diampu
3. Program 3. Penyempurnaan 3. Penyempurnaan 3. Penyempurnaan
kerjasama tele Program Program Program
ophthalmology kerjasama tele kerjasama tele kerjasama tele
opthalmology opthalmology opthalmology
39
Tabel 4.4. Program Kerja Strategis (lanjutan)
PROGRAM
IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah SDM yg magang di RS 1. Pembuatan MoU Program pengiriman 3 Program pengiriman Program pengiriman 3 Program
Benchmark (>= 2 minggu) dengan beberapa RS SDM ke RS Benchmark 3 SDM ke RS SDM ke RS Benchmark pengiriman 3
Benchmark Benchmark SDM ke RS
2. Program pengiriman 3 Benchmark
SDM ke RS Benchmark
Jumlah program pengampuan - Program Program Program Program
dari RS Benchmark yg dpt pengembangan pengembangan pengembangan mata pengembangan
dilaksanakan pelayanan Bank Mata, pelayanan Bank prostetik mata prostetik
dan low vision Mata, dan low vision
Jumlah publikasi nasional 1. Pembentukan Komite Monev dan Publikasi Monev dan Publikasi Monev dan Publikasi Monev dan
maupun internasional Research hasil penelitian hasil penelitian hasil penelitian Publikasi hasil
2. Membuat pohon penelitian
penelitian
3. Membuat Working
Group
Jumlah pengembangan Menyusun Menyediakan sarana Menyediakan Pengembangan Pengembangan
layanan unggulan mata anak pedoman dan prasarana layanan sumberdaya manusia layanan unggulan layanan
terpadu standar layanan unggulan mata anak untuk layanan mata anak terpadu unggulan mata
unggulan mata terpadu unggulan mata anak anak terpadu
anak terpadu terpadu
40
Tabel 4.4. Program Kerja Strategis (lanjutan)
IKU PROGRAM
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah BTP (Break through Program pengurangan Pendaftaran dan Manajemen farmasi Penyempurnaan sistem Penyempurnaan
project) yang diimplementasikan waktu tunggu pasien, Penjadwalan pasien terpadu dan prosedur sistem dan prosedur
Pelayanan JKN terpadu terpadu (termasuk manajemen aset manajemen aset
operasi 24 jam) (laundry)
Persentase unit kerja yg Program audit mutu Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
menjalankan rekomendasi dan implementasi Program audit mutu Program audit mutu Program audit mutu Program audit mutu
komite mutu rekomendasi komite dan implementasi dan implementasi dan implementasi dan implementasi
mutu di unit kerja rekomendasi komite rekomendasi komite rekomendasi komite rekomendasi komite
mutu di unit kerja mutu di unit kerja mutu di unit kerja mutu di unit kerja
Persentase KSM yg berkinerja Pembuatan sistem Pembangunan Monev kinerja KSM Monev kinerja KSM Monev kinerja KSM
baik Penilaian Kinerja budaya kinerja KSM
berbasis IT untuk KSM
41
Tabel 4.4. Program Kerja Strategis (lanjutan)
PROGRAM
IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Tingkat keandalan sarana Pengembangan alat di Pengembangan alat di Pengembangan alat di Pengembangan lab Pengembangan alat
medik (OEE – overall KBR dan diagnostik kamar bedah, lab, IGD, kamar bedah, lab penelitian,kamar medis di kamar
equipment effectiveness) diagnostik /elektromedik penelitian dan Ofkom bedah dan diagnostik beda,IGD, Rawat Jalan
dan Rawat Jalan /elektromedik dan Rawat Inap
Tingkat ketersediaan Pembangunan Instalasi air Pengembangan disabilitas Rumah singgah, asrama, Pengembangan Pengembangan sarana
sarana prasarana sesuai bersih , Pembenahan dalam semua unit layanan, front Pengembangan instalasi sarana dan prasarana dan prasarana
program rangka persiapan JCI, office dan perkantoran, diagnostik, pengembangan berdasarkan Master berdasarkan Master
Pengembangan penunjang audio visual, parkir dan AC, fasade dan Disabilitas Plan Plan
OK, CSSD, Laundry, Disabilitas semua unit semua unit layanan dan
Disabilitas semua unit layanan dan pembangunan Lab
layanan dan pembangunan pembangunan Lab
Lab
Tingkat maturitas IT 1. Membuat Blueprint IT 1. Tahap 2 Persiapan Program pengembangan Program Sistem Paperless
RS kemandirian IT SIMRS dan PACS pengembangan
2. Persiapan kemandirian (server, jaringan dan SIMRS
IT (server, jaringan dan SDM)
SDM) 2. Persiapan program
pengembangan
SIMRS dan PACS
42
V. ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO
5.1Analisis Risiko
Setiap sasaran strategis PMN RS Mata Cicendosebagaimana atau mengurangi kemunculan suatu jenis risiko dan
dijelaskan pada bagian terdahulu diperkirakan akan potensi tingkat dampak negatif yang dapat terjadi atas
mengalami kemungkinan dapat tidak terwujud atau sebagian kemunculan suatu risiko dan
saja yang bisa diwujudkan karena potensi risiko yang dapat b) merekomendasikan suatu kebijakan agar pola penanganan
dialami organisasi, baik risiko finansial maupun non finansial. suatu jenis risiko dinilai efektif apabila ada dukungan
Untuk mengantisipasi potensi risiko yang akan dan tengah kepastian suatu payung hukum, yang berisi suatu
dihadapi oleh PMN RS Mata Cicendodalam mewujudkan visi kewenangan untuk diterapkan pada pengendalian risiko
2019, maka diperlukan sebuah pemetaan resiko. Dalam buku terkait.
ini, tujuan dari pemetaan risiko adalah untuk menentukan
Tanpa antisipasi berbagai risiko tersebut diperkirakan akan
jenis risiko yang dinilai akan muncul dan diperkirakan kelak
sulit di masa mendatang bagi jajaran manajemen PMN RS
mempunyai dampak yang cukup signifikan dalam
Mata Cicendountuk dapat mewujudkan berbagai sasaran
menggagalkan perwujudan visi 2019.
strategisnya pada periode tahun 2015 - 2019. Dampak
Adanya risiko yang diidentifikasi dan dipetakan ini akan lanjutannya dapat diduga bahwa target KPI PMN RS Mata
menjadi dasar bagi PMN RS Mata Cicendodan pihak-pihak lain Cicendopada suatu tahun dapat tidak dicapai.
yang terkait untuk:
Dalam pemetaan risiko, sangatlah mungkin bahwa sebuah
a) menyusun sebuah rencana mitigasi risiko sebagai sasaran strategis PMN RS Mata Cicendo dapat mengandung
rangkaian upaya untuk menghindari atau meniadakan lebih dari satu jenis risiko. Jenis risiko yang dipetakan yang
43
dinilai penting bersumber baik dari lingkungan eksternal strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi
maupun internal PMN RS Mata Cicendo, yang diperkirakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6
akan mengancam perwujudan suatu sasaran strategis. kemungkinan kecil : kemungkinan kecil risiko dapat
terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis
Setelah pemetaan resiko dilakukan, tahap selanjutnya adalah
dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar
menganalisis atau menentukan tingkat risiko yang
antara 0,2 sampai dengan 0,4
diidentifikasi. Upaya yang dilakukan untuk mendefinisikan
kemungkinan sangat kecil : kemungkinan sangat kecil
tingkat (level) risiko adalah sebagai berikut:
risiko dapat terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran
(i) Menentukan kemungkinan risiko terjadi dengan patokan strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi
sebagai berikut: berkisar antara 0 sampai dengan 0,2
kemungkinan sangat besar : dipastikan akan sangat
mungkin terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran (ii) Menentukan dampak risiko dengan patokan sebagai
strategis dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berikut:
berkisar di atas 0,8 sampai 1,0 Dampak tidak signifikan : risiko mempunyai pengaruh
kemungkinan besar : kemungkinan besar terjadi untuk sangat kecil pada suatu sasaran strategis, namun
memengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai sasaran strategis masih bisa dicapai
kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,6 sampai Dampak minor : risiko mempunyai pengaruh kecil
dengan 0,8 pada suatu sasaran strategis dan memerlukan sedikit
kemungkinan sedang : kemungkinan sedang upaya penanganan
terjadinya risiko untuk memengaruhi suatu sasaran
44
Dampak medium : risiko mempunyai pengaruh sedang Berdasarkan pertemuan antara kemungkinan risiko terjadi
pada suatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya dan jenis dampak risiko pada suatu sasaran strategis dapat
cukup serius penanganannya dinilai suatu level risiko dengan kualifikasi sebagai berikut
Dampak mayor : risiko mempunyai pengaruh besar (lihat tabel 5.1):
pada suatu sasaran strategis dan membutuhkan serius
a) Risiko Rendah (kode R)
penanganannya
b) Risiko Moderat (kode M)
Dampak malapetaka : risiko mempunyai pengaruh
c) Risiko Tinggi (kode T, warna kuning)
tidak terpenuhinya suatu sasaran strategis dan
d) Risiko Ekstrim (kode E, warna merah)
membutuhkan upaya sangat serius penanganannya
Level DAMPAK
kemungkinan, skala dampak, dan level risiko bagi PMN RS
Level
KEMUNG -
1. 2. 3. 4. 5. MALA Mata Cicendo dalam rangka mewujudkan visi 2019.
KINAN
TDK Signf MINOR MEDIUM MAYOR PETAKA
SANGAT
I. T T E E E
BESAR
II BESAR M T T E E
III SEDANG R M T E E
IV KECIL R R M T E
SANGAT R R M T T
V KECIL
Keterangan: R: Risiko Rendah M: Risiko Moderat T: Risiko Tinggi
E: Risiko Ekstrim
45
Tabel 5.2. Pemetaan Risiko terkait Pencapaian Sasaran Strategis
46
Tabel 5.2. Pemetaan Risiko terkait Pencapaian Sasaran Strategis (lanjutan)
47
Tabel 5.3 Posisi berbagai risiko
48
Tabel 5.4.Rencana Mitigasi Risiko
Workshop penyusunan
a. Indeks kepuasan stakeholder tidak tercapai Sedang mayor E Indikator Komite Mutu
1 Terciptanya kepuasan stakeholder
b. Instrumen kepuasan stakeholder tidak Instalasi Pemasaran
Kecil minor R Konsolidasi internal
kembali, sehingga tidak bisa dinilai dan Humas
Terwujudnya pelayanan prima yg a. Pelayanan prima tidak terintegrasi dengan Peningkatan koordinasi Bidang Pelayanan
Kecil medium M
2 terintegrasi dengan pendidikan dan pendidikan dan penelitian operasional pelayanan
penelitian pendidikan
b. Buruknya kerjasama tim Sedang medium T pelatihan tim Building Bagian Diklat
a. Tidak lulus akreditasi JCI Besar mayor E Workshop Akreditasi Panitia Akreditasi
3 Terwujudnya akreditasi RS
b. Persiapan akreditasi terlalu panjang sedang minor E Workshop Akreditasi Panitia Akreditasi
a. Gagalnya penyusunan standar rujukan
Besar medium T Workshop Rujukan Berjenjang Instalasi Kerjasama
Terwujudnya sistem jejaring dan berjenjang
4
rujukan berjenjang yang optimal b. Standar tidak dapat diimplementasikan
Besar medium T Workshop Rujukan Berjenjang Instalasi Kerjasama
karena adanya variasi kebijakan di daerah
Terwujudnya LVPEI sebagai sister a. Mutu perencanaan yang kurang baik Besar medium T Peningkatan kerjasama Instalasi Kerjasama
5
hospital PMN RS Mata Cicendo b. Buruknya kerjasama tim Sedang medium T
a. Gagalnya sistem tele-ophthalmology Besar mayor E Workshop teleopthalmologi Instalasi IT
Terwujudnya sistem tele-
6 b. Tidak tersediannya sarana Besar medium T
ophthalmology
c. Buruknya kerjasama tim Sedang medium T
a. Buruknya kerjasama tim Sedang minor M Pelatihan tim Building Bagian Diklat
Terwujudnya layanan unggulan mata
7 b. Tidak tersedianya SDM yang kompeten Kecil medium M Pendidikan dan pelatihan Bagian Diklat
terpadu
c. Gagalnya layanan unggulan mata terpadu Kecil medium M Peningkatan konsolidasi internal Bidang Pelayanan
49
Tabel 5.4.Rencana Mitigasi Risiko (Lanjutan)
a. Buruknya mutu perencanaan penelitian Sedang medium T Pelatihan tim Building Bagian Diklat
8 Terwujudnya eye research center
b. Sistem reward tidak memuaskan Sedang medium T Pemberian reward Instalasi Litbang
Terwujudnya revitalisasi sistem b. Buruknya kerjasama tim Besar medium T Pelatihan tim Building
9 Bagian Diklat
pelayanan (proses bisnis) c. IT belum siap Besar medium T Pelatihan tim Building
Terbangunnya sistem manajemen a. Resistensi terhadap sistem penilaian yang Sedang mayor E Workshop IT Instalasi IT
13 baru berbasis IT
kinerja terpadu berbasis IT b. IT yang kurang memadai Sedang mayor E Penyediaan sarpras Instalasi IT
14 Terwujudnya peningkatan revenue a. Belum optimal perhitungan unit cost di Sedang medium T Workshop unit cost Akuntansi
dan efisiensi setiap unit kerja
50
VI. PROYEKSI FINANSIAL
51
6.2 Estimasi Kebutuhan Anggaran Program strategis tahunan untuk pencapaian
Rencana kebutuhan anggaran terdiri atas dua kelompok, target IKU
yakni kegiatan operasional dan program Program strategis untuk pelaksanaan mitigasi
pengembangan.Anggaran kegiatan operasional ditujukan risiko. Program kerja strategis yang dipilih
untuk menjaga kegiatan operasional yang tidak dapat adalah yang ditujukan untuk mitigasi risiko.
ditangguhkan.Anggaran program pengembangan ditujukan Estmasi kebutuhan anggaran PMN RS Mata Cicendo2015-
untuk pembiayaan program-program strategis yang 2019 dapat dilihat pada tabel 6.2
bersumber dari:
52
Tabel 6.3. Estimasi anggaran operasional 2015-2019
Baseline Tahun Estimasi Pendapatan
No Sumber Pendapatan
Sekarang Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
A. Pencapaian IKU
1 Akreditasi RS 287,000,000 250,000,000 3,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000
2 Persentase rujukan yg tepat
3 Jumlah RS jejaring 40,800,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000
4 Jumlah RS yg diampu
6 Jumlah SDM yg magang di RS Benchmark (>= 3 bulan) - 300,000,000 300,000,000 450,000,000 600,000,000 600,000,000
7 Jumlah program pengampuan dari RS Benchmark yg dpt
35,370,000 35,520,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000
dilaksanakan
8 Jumlah RS/Saryankes mata yang menjalin kerjasama 25,000,000 27,500,000 30,250,000 33,200,000 36,500,000 40,150,000
11 teleophthalmology yang kasus
Persentase penanganan berjalan
sulit yg berhasil -
13 Jumlah publikasi Internasional - 300,000,000 450,000,000 540,000,000 648,000,000 777,600,000
15 Jumlah BTP ( Break through project) yg di implementasikan
- 250,000,000 250,000,000 250,000,000 300,000,000 360,000,000
18 Persentase SDM medik yg mempunyai kompetensi tersier
200,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000
19 Persentase SDM non medik yg mempunyai kompetensi yang
- 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,000,000
sesuai standar
20 Tingkat keandalan sarana medik (OEE-overall equipment
5,000,000,000 22,200,000,000 24,420,000,000 26,862,000,000 29,548,000,000 32,502,000,000
effectiveness)
21 Tingkat ketersediaan sarana prasarana sesuai standar 29,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000
23 Tingkat maturitas IT - 3,000,000,000 4,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000
Jumlah Anggaran Operasional untuk Pencapaian IKU 34,588,170,000 37,513,020,000 43,680,250,000 41,398,200,000 44,431,800,000 47,618,750,000
A. Mitigasi Risiko
1 Gagalnya sistem remunerasi
- 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000
2 Implementasi remunerasi yang belum optimal
3 Proses penilaian kompetensi ulang -
4 Pemeliharaan sarana dan prasarana yang kurang optimal - 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000
5 Gagalnya sistem teleophthalmology -
Jumlah Anggaran Operasional untuk Mitigasi Risiko - 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000
TOTAL 34,588,170,000 38,113,020,000 44,280,250,000 41,998,200,000 45,031,800,000 48,218,750,000
53
LAMPIRAN KAMUS KPI
54
KPI-1 . Tingkat Kepuasan Pasien KPI-2. Tingkat kesehatan RS BLU
Perspektif : Stakeholder Perspektif : Stakeholder
Sasaran : Terciptanya kepuasan stakeholder Sasaran : Terciptanya kepuasan stakeholder
Strategis Strategis
KPI : Tingkat kepuasan pasien KPI : Tingkat kesehatan RS BLU
Alasan : - Alasan : -
Memilih Memilih
Indikator Indikator
Definisi : Kepuasan pelanggan merupakan hasil akhir yang diinginkan Definisi : Tingkat Kesehatan RS BLU adalah pengukuran indikator untuk
karena karena puas atau tidaknya pelanggan menentukan sejauh mengukur kinerja keuangan, kinerja pelayanan dan kinerja mutu
mana keberhasilan suatu RS dalam menjalankan kegiatan serta manfaat bagi masyarakat sesuai dengan Perdirjen
layanan kesehatannya. Perbendaharaan nomor 54/PB/2013.
Pelanggan yang puas merupakan cerminan dari hasil kinerja
rumah sakit secara keseluruhan.
55
KPI-3 . Tingkat kepuasan pegawai KPI-4 Tingkat kepuasan peserta didik
Perspektif : Stakeholder Perspektif : Stakeholder
Sasaran : Terciptanya kepuasan steakholder Sasaran : Terciptanya kepuasan steakholder
Strategis Strategis
KPI : Tingkat kepuasan pegawai KPI : Tingkat kepuasan peserta didik
Alasan : - Alasan : -
Memilih Memilih
Indikator Indikator
Definisi : Pegawai adalah sumber daya manusia yang bekerja di PMN RS Definisi : Peserta didik adalah Peserta Program Pendidikan Dokter spesialis
Mata Cicendo baik PNS maupun non PNS. (PPDS) dan Fellow
Tingkat kepuasan pegawai diukur menggunakan kuesioner.
Tingkat kepuasan peserta didik diukur menggunakan kuesioner.
56
KPI-5 . Prosentase komplain yang ditindaklanjuti KPI-6. Prosentase capain indikator medik sesuai standar
Perspektif : Stakeholder Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran : Terciptanya kepuasan steakholder Sasaran : Terwujudnya pelayanan prima yg terintegrasi dengan pendidikan
Strategis Strategis dan penelitian
KPI : Prosentase komplen yang ditindak lanjuti KPI : Prosentase capain indikator medik sesuai standar
Alasan : - Alasan : -
Memilih Memilih
Indikator Indikator
Definisi : Komplain yang dimaksud adalah rasa tidak puas yg disampaikan Definisi : Indikator medik yang dimaksud adalah indikator klinis khusus mata
oleh pasien, peserta didik, staf dan mitra secara tertulis melalui yang menggambarkan kinerja medic dalam penanganan kasus-kasus
email, kotak saran dan media massa. mata.
Yang dimaksud dengan yang ditindaklanjuti adalah tersusunnya Angka standar mengacu pada standar profesi dalam/luar negeri.
rencana tindak lanjut secara tertulis (berisikan item tindakan,
PIC, batas waktu penyelesaian) dalam 1x24 jam
Formula : Formula :
57
KPI-7 . Rata-rata lulusan PPDS tepat waktu KPI-8. Akreditasi RS
Perspektif : Proses Bisnis Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran : Terwujudnya pelayanan prima yg terintegrasi dengan pendidikan Sasaran : Terwujudnya pelayanan prima yg terintegrasi dengan pendidikan
Strategis dan penelitian Strategis dan penelitian
KPI : Presentase PPDS lulus 9 semester KPI : Akreditasi JCI
Alasan : - Alasan : -
Memilih Memilih
Indikator Indikator
Definisi : Presentasi PPDS lulus tepat waktu (9 semester) Definisi : Akreditasi RS adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
Nasional/Internasional yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai
bahwa RS itu memenuhi standar pelayanan RS yang berlaku untuk
meningkatkan mutu RS secara berkesinambungan
Formula : Jumlah waktu yang diperlukan peserta PPDS untuk lulus Formula : Memenuhi standar penilaian Akreditasi sebagaimana tercantum
dalam Pedoman Tata Laksana Survei Akreditasi RS edisi II tahun 2013
Jumlah seluruh mahasiswa PPDS
untuk KARS dan Pedoman Penilaian JCI.
58
KPI-9 . Jumlah publikasi Nasional dan Internasional KPI-10. Jumlah rumah sakit jejaring yang diampu
Formula : Jumlah publikasi ilmiah nasional dan internasional Formula : Hasil pengukuran Indikator
Bobot KPI (%) : 4 Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Person in Charge : Direktur Medik dan Keperawatan
Sumber Data Laporan Penelitian Sumber Data Laporan Instalasi OFKOM
Pengumpul Data : Instalasi Penelitian dan Pengembangan Pengumpul Data : Bidang Pelayanan Medik
Periode Pelaporan : Tahunan Periode Pelaporan : Tahunan
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 Target : 2015 2016 2017 2018 2019
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
59
KPI-11 . Jumlah SDM yang magang di Rumah Sakit Benchmark (>= 1 minggu) KPI-12. Jumlah program pengampuan dari RS Benchmark yg dapat dilaksanakan
Perspektif : Proses Bisnis Perspektif : Proses Bisnis
Sasaran Strategis : Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna Sasaran Strategis : Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna
KPI : Jumlah SDM yang magang di Rumah Sakit Benchmark (>= 1 KPI : Jumlah program pengampuan dari RS Benchmark yg dapat
minggu) dilaksanakan
Alasan Memilih : - Alasan Memilih : -
Indikator Indikator
Definisi : RS Benchmark adalah Rumah Sakit yg dijadikan model oleh Definisi : RS Benchmark adalah Rumah Sakit yg dijadikan model oleh
PMN RS Mata Cicendo. PMN RS Mata Cicendo.
Program magang di RS Benchmark bertujuan untuk Program pengampuan adalah bimbingan teknis atau
meningkatkan kompetensi SDM (medik dan non medik). manajerial utk meningkatkan kemandirian dlm salah satu
aspek pelayanan (misalnya bank mata, pelayanan Infeksi
terpadu).
Formula : Jumlah SDM yang magang di Rumah Sakit Benchmark (>= 2 Formula : Jumlah program pengampuan dari RS Benchmark yg dapat
minggu) dilaksanakan
Bobot KPI (%) : 4 Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Person in Charge : Direktur Medik dan Keperawatan
Sumber Data Bagian Diklat Sumber Data Bidang Pelayanan Medik
Pengumpul Data : Bagian Diklat Pengumpul Data : Bidang Pelayanan Medik
Periode Pelaporan : Tahunan Periode Pelaporan : Tahunan
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 Target : 2015 2016 2017 2018 2019
3 3 3 3 3 0 1 1 1 1
60
KPI-13. Jumlah Pengembangan layanan unggulan mata anak terpadu KPI-14. Jumlah BTP (Break Through Project) yang diimplementasikan
61
KPI-15 . Persentase unit kerja yang menjalankan tindak lanjut rekomendasi
KPI-16. Persentase KSM yang berkinerja baik
komite mutu
Perspektif : Proses Bisnis Perspektif : Learning and Growth
Sasaran Strategis : Terwujudnya revitalisasi sistem pelayanan Sasaran Strategis : Terwujudnya budaya kinerja
KPI : Persentase unit kerja yang menjalankan tindak lanjut KPI : Persentase KSM yang berkinerja baik
rekomendasi komite mutu
Alasan Memilih : Alasan Memilih :
Indikator Indikator
Definisi : Unit kerja meliputi semua unit pelayanan dan penunjang. Definisi :
KSM adalah kelompok staf medis yg bertanggung jawab pd
Audit mutu dilaksanakan oleh komite mutu secara rutin atau kualitas pelayanan medis di masing-masing unit kerja.
tidak rutin berdasarkan insiden yg terjadi. Tindak lanjut berupa
implementasi dari rekomdasi hasil Audit mutu yang Kinerja baik diukur dari pencapaian semua indikator medik di
dilaksanakan oleh komite mutu RS KSM tersebut.
Formula : Formula :
62
KPI-17 . Persentase kehadiran pegawai yang tepat waktu KPI-18. Persentase SDM medik yg telah mengikuti pendidikan profesi lanjutan
(fellowship)
Perspektif : Learning and Growth Perspektif : Learning and Growth
Sasaran Strategis : Terwujudnya budaya kinerja Sasaran Strategis : Terwujudnya SDM yang kompeten
KPI : Persentase kehadiran pegawai yang tepat waktu KPI : Persentase SDM medik yg telah mengikuti pendidikan
profesi lanjutan (fellowship) Internal dan Eksternal
Alasan Memilih : - Alasan Memilih : -
Indikator Indikator
Definisi : Tingkat kehadiran sesuai dengan fingger print Definisi :
SDM Medik adalah dokter yg memberikan pelayanan di tiap
kelompok staf medik (KSM)
Formula : Jumlah pegawai yang hadir tepat waktu X 100% Jumlah Formula : SDM medik yg telah mengikuti pendidikan profesi lanjutan (fellowship) x 100%
seluruh pegawai Seluruh SDM medik
63
KPI-19. Persentase SDM non medik yg mempunyai kompetensi yg sesuai standar KPI-20. Prosentase SDM Perawat yang mempunyai kompetensi mahir mata
Perspektif : Learning and Growth Perspektif : Learning and Growth
Sasaran Strategis : Terwujudnya SDM yang kompeten Sasaran Strategis : Terwujudnya SDM yang kompeten
KPI : Persentase SDM non medik yg mempunyai kompetensi yg sesuai KPI : Prosentase SDM Perawat yang mempunyai kompetensi
standar mahir mata
Alasan Memilih : - Alasan Memilih :
Indikator Indikator
Definisi : SDM non Medik yang kompeten adalah SDM selain dokter dan Definisi : SDM Perawat yang mempunyai kompetensi mahir mata
perawat yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai adalah SDM perawat yang sudah mengikuti pelatihan
dengan bidang keilmuannya . perawat mahir mata
Formula : Formula :
Jumlah SDM non Medik yang sudah mengikuti pendidikan dan Jumlah perawat yang sudah mengikuti pelatihan perawat mahir mata X
100%Jumlah seluruh perawat
pelatihan sesuai dengan bidang keilmuannya X 100%
Jumlah seluruh SDM non Medik
64
KPI-21 . Tingkat keandalan sarana medik (OEE – overall equipment effectiveness) KPI-22. Tingkat ketersediaan sarana prasarana sesuai program
Perspektif : Learning and Growth Perspektif : Learning and Growth
Sasaran Strategis : Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal Sasaran Strategis : Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal
KPI : Tingkat keandalan sarana medik (OEE – overall equipment KPI : Tingkat ketersediaan sarana prasarana sesuai program
effectiveness
Alasan Memilih : - Alasan Memilih : -
Indikator Indikator
Definisi : OEE adalah efektifitas sarana medik secara keseluruhan Definisi : Ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang
pelayanan sesuai Program dalam master plan
65
KPI-23 . Tingkat maturitas IT KPI-24. Persentase Peningkatan Revenue
Perspektif : Learning and Growth Perspektif : Finansial
Sasaran Strategis : Terbangunnya system manajemen kinerja terpadu berbasis Sasaran Strategis : Terwujudnya peningkatan revenue
IT
KPI : Tingkat maturitas IT KPI : Persentase Peningkatan Revenue
Alasan Memilih : - Alasan Memilih :
Indikator Indikator
Definisi : sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT adalah sistem Definisi :
manajemen yang terintegrasi antara seluruh unit yang ada di Pendapatan rumah sakit adalah suatu aliran kas masuk atau
Rumah Sakit Mata Cicendo hingga mencapai kenaikan aktiva yang berasal dari penjualan jasa, sewa, hibah
kemapanan/kemandirian yang berbasis computer dan tidak terikat dan penerimaan lainnya yang merupakan akitifitas
perangkat IT lainnya rumah sakit mata cicendo.
66
KPI-25 . Cost Recovery
Perspektif : Finansial
Sasaran Strategis : Terwujudnya efisiensi
KPI : Cost Recovery
Alasan Memilih : -
Indikator
Definisi : Cost recovery merupakan nilai yang menunjukkan seberapa
besar kemampuan rumah sakit menutupi biaya dengan
penghasilan yang diperolehnya.
Formula :
Periode : Triwulan
Pelaporan
Target : 2015 2016 2017 2018 2019
80% 84% 86% 85% 85%
67
68