Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan
Senior, Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Kinerja Kepala Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB) Bogor Tahun 2008. Kerangka
teori dari penelitian ini diambil dari Malcolm Baldrige Criteria for Performance
Excellence (MBCfPE) bagi institusi kesehatan dalam Hertz (2008). Kriteria
MBCfPE yang diambil adalah kepemimpinan (leadership) yang dijabarkan
menjadi variabel Kepemimpinan Senior, Tata Kelola Dan Tanggung Jawab Sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Data
yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner dan diolah
dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Responden penelitian
ini adalah semua perawat ruang rawat inap Dahlia Anyelir RSKB tahun 2008.
Hasil penelitian ditemukan bahwa Kepemimpinan Senior, Tata Kelola dan
Tanggung Jawab Sosial mempengaruhi Kinerja Kepala Ruang sebesar 57.59%
sedangkan sisanya 42.41% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti. Variabel
yang paling besar mempengaruhi kinerja kepala ruang adalah kepemimpinan
senior (30.44%) disusul oleh variabel tata kelola (22.96%) dan Tanggung Jawab
Sosial (4.18%). Tanggung Jawab Sosial mempunyai koefisen jalur yang tidak
bermakna dan sangat kecil, namun tetap dipertahankan dalam model akhir karena
secara substantif, penting dalam menentukan kinerja kepala ruang. Berdasarkan
penelitian ini disarankan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan
kepemimpinan senior, tata kelola dan tanggung jawab sosial guna meningkatkan
kinerja kepala ruang dengan cara (1) melakukan pembinaan dalam hal
kepemimpinan mencakup kemampuan (ability), keterampilan (skill) dan perilaku
(behaviour). (2) Menciptakan kebijakan guna terciptanya kondisi peningkatan
kemampuan kepemimpinan senior, tata kelola dan tanggung jawab sosial,
termasuk memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan (3) Dalam
pemilihan kepala ruang disarankan untuk memperhatikan kapasitas kepemimpinan
147
(kemampuan, keterampilan dan tingkah laku), tata kelola dan tanggung jawab
sosial dari calon kepala ruang.
Kata Kunci : Kepemimpinan Senior, Tata Kelola, Tanggung Jawab Sosial,
Kinerja, Perawat
Abstract
This study has an objective to know the influence of senior leadership,
governance, social responsibility to performance of roomcare head nurses in
Karya Bhakti hospital Kota Bogor (RSKB) 2008. Theoretically, this concept is
taken from Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE), in
Health Care (Hertz, 2008). The choosen criteria MBCfPE is Leadership.
Leadership criteria consist of senior leadership, governance and social
responsibility variables. The study design is a survey design with quantitative
approaches. The method being used in this study is path-analysis-method. The
data are primer taken by the questionaires. Respondance are taken among nurses
at Dahlia Anyelir roomcare RSKB Bogor 2008. The result shows that senior
leadership, governance and social responsibility influenced performance of
roomcare head nurses is 57.59% while the rest 42.41% is influenced by other
factors which is not included in this study. The biggest variable which influenced
work performance roomcare head nurses is senior leadership (30.44%), followed
by governance (22.96%) and social responsibility (4.18%). Social responsibility
variable is not significant to work performance roomcare head nurses, but it being
defended because of substantive importance to influence work performance of
roomcare headnurse. According to the result of this study, it is recommended to
give more attention to improve senior leadership, governance and social
responsibility to improve work performance of roomcare head nurses, such as: (1)
To maintance ability, skill and behaviour of roomcare headnurses (2) To create
regulation to support improvement senior leadership capacity, governance and
social responsibility with opportunity to improve knowledge (3) To give
suggestion for election roomcare head nurses must have leadership capacity
(ability, skill and behaviour), governance and social responsibility from the
candidate.
Key word : senior leadership, governance, social responsibility, work
performance, nurse
148
Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010 149
Terpenuhi
Homogenita
3. Homogen Homogen Homogen pada X1, X2
s
dan X3
Normalitas Terpenuhi
Distribusi
4. item Distribusi normal Distribusi normal pada X1, X2
normal
variabel dan X3
Terpenuhi pd
Normalitas Distribusi Distribusi tidak Distribusi tidak (X1), Tak
5.
Galat Normal normal normal terpenuhi pd
(X2 & X3)
Terpenuhi
6. Eksistensi Ada eksistensi Ada eksistensi Ada eksistensi pada X1, X2
dan X3
Terpenuhi
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
7. Kolinearity pada X1, X2
kolinearity kolinearity kolinearity
dan X3
Setelah data yang diperoleh di lapangan diolah dan sudah memenuhi uji yang
dipersyaratkan, maka tahapan selanjutnya dalam pengujian model kausalitas adalah
melakukan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan model kausal yang dibentuk
berdasarkan teori yang dicoba dianalisis, akan diperoleh diagram analisis jalur seperti
terlihat pada gambar 6.5. Setelah itu dihitung nilai koefisien korelasi dan koefisien jalur
pada tiap-tiap jalur (path) yang telah dirumuskan seperti gambar berikut ;
Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 152
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008
Kepemimpinan
Senior (X1)
ε
rx1x2
pyx1
Kinerja Kepala
rx1x3 Tata Kelola (X2) Ruang Rawat Inap
pyx2
(Y)
rx2x3 pyx3
Tanggung
Jawab Sosial
(X3)
Pyx1= koefisien jalur kinerja atas kepemimpinan senior, Pyx 2 = koefidien jalur kinerja atas tata
kelola, pyx3= koefisien jalur kinerja atas tanggung jawab sosial, R= koefisien residu, rx1x2=
korelasi antara kepemimpinan senior dengan tata kelola- rx2x3= korelasi tata kelola dengan
tanggung jawab sosial, rx1x3= korelasi kepemimpinan senior dengan tanggung jawab sosial.
2.0518) pada (α) 0.05 dan derajat terhadap kinerja kepala ruang tidak
kepercayaan 27 (n-k-1), sehingga Ho signifikan.
diterima, artinya jalur antara tata kelola
Pengaruh
Variabel Tidak Langsung Total
Langsung
X1 X2 X3
X1 Terhadap Y 17.51% None 10.83% 2.10% 30.44%
X2 Terhadap Y 10.54% 10.83% None 1.59% 22.96%
X3 Terhadap Y 0.49% 2.10% 1.59% None 4.18%
Pengaruh Bersama Pengaruh Bersama X1,X2 dan X3 Thd Y 57.59%
Residu (e) Pengaruh Faktor Lain Yang Tidak Diteliti 42.41%
Keterangan : X1-Y = Pengaruh Kepeminpinan Senior terhadap Kinerja, X 2-Y= Pengaruh
Tata Kelola terhadap Kinerja, X1= Kepemimpinan señor X2 = Tata Kelola Y = Kinerja
Kepemimpinan
Senior (X1) p=0.4184
r=0.728
ε
rx1x2=0.797 p= 0.424
p=0.324
r=0.716 Kinerja Kepala
rx1x3=0.717 Tata Kelola (X2) Ruang Rawat Inap
Rsquare=0.5759 (Y)
rx2x3=0.697
p=0.07
Tanggung r=0.596
Jawab Sosial
(X3)
Kepemimpinan
Senior (X1)
30.44 %
ε = 42.4 %
4.18 %
Tanggung
Jawab Sosial
(X3)
kepala ruang. Hal ini sesuai dengan apa pinan yang baik akan menghasilkan
yang dikatakan oleh Shortell dan kinerja yang baik dari karyawan
Kaluzny (2007) bahwa kepemimpinan (perawat lini atau perawat pelaksana).
yang baik akan menghasilkan pengikut Mengenai peran kepemimpinan
yang cerdas yang akan berdampak bagi terhadap peningkatan kinerja dimodi-
kinerja kepemimpinan dan pada akhir- fikasi dari gambaran Yukl (2007)
nya membawa dampak bagi pening- dengan skema sebagai berikut ;(11)
katan kinerja organisasi.(10) Kepemim-
Gambar 4.
Skema Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Kinerja
Variabel
Situasional
Disamping itu, tata kelola yang baik ruang, sehingga secara teori statistik
harus melakukan evaluasi kinerja pela- dapat dikeluarkan dari model. Namun,
yanan keperawatan secara berkala dan secara substantif, tanggung jawab sosial
teratur, baik dilakukan oleh kepala memiliki peranan yang penting dalam
ruangan itu sendiri, maupun oleh atasan mempengaruhi kinerja kepala ruang,
yang lebih tinggi dengan memberikan. sehingga tetap dipertahankan dalam
Data yang jujur dan independen model akhir. Meskipun hasil yang
sesuai prinsip profesionalisme kepera- didapatkan tidak berarti apa-apa diban-
watan dan fairness (kejujuran), tanpa dingkan pengaruh kepemimpinan dan
ada yang ditutupi atau dimanipu- tata kelola terhadap kinerja, sebenarnya
lasi.(13,14) tanggung jawab sosial ini diperankan
Tata kelola yang baik juga oleh perawat pelaksana yang akan
memastikan bahwa setiap pelayanan berdampak terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada yang diberikan. Tanggung jawab kepe-
pasien sudah dilakukan antisipasi resiko rawatan meliputi upaya pemberian
atau dampak negatif pelayanan. Hal ini asuhan paripurna (biopsiko-sosial men-
dapat terlaksana dengan melakukan tal dan spritual) kepada pasien sebagai
pelayanan sesuai Standar prosedur tugas pokok perawat, menghargai
(SOP) keperawatan yang sudah disosia- kepercayaan dan nilai-nilai dan
lisasikan sebelumnya kepada perawat kebiasaan pasien, mempertahankan
pelaksana. Hal ini dilakukan bekerja standar asuhan keperawatan yang
sama dengan manajemen resiko dan tinggi, memprakarsai dan mendukung
keselamatan pasien di rumah sakit. Tata berbagai kegiatan guna memenuhi
kelola keperawatan ruang berdampak hubungan masyarakat, memelihara
pada kemampuan untuk mempertang- hubungan baik dengan sesama perawat
gung-jawabkan mutu pelayanan kepera- dan tenaga kesehatan lainnya, serta
watan di ruangan secara terus menerus berpartisipasi dalam pendidikan kepera-
dengan menjaga standar pelayanan watan dan organisasi profesi.(12-14)
klinik yang bermutu tinggi dengan Bagaimanapun pemberian asuhan pari-
menciptakan lingkungan kerja yang purna dan mempertahankan standar
kondusif. Artinya semakin baik tata mutu pelayanan keperawatan yang yang
kelola yang dijalankan kepala ruangan, merupakan beberapa komponen dari
semakin baik kinerja kepala ruang tanggung jawab sosial memberikan
tersebut yang akan membawa dampak kontribusinya terhadap peningkatan
bagi peningkatan mutu pelayanan dan kinerja kepala ruang.(14) Dan memang
kinerja rumah sakit. Mutu asuhan sebenarnya tanggung jawab sosial lebih
keperawatan dapat dicapai bila dalam berperan dalam penilaian masyarakat
bekerja dipenuhinya standar profesi terhadap organisasi (rumah sakit) secara
dalam pelayanan pasien, terwujudnya
hasil (outcome) seperti yang diharapkan umum. Bila suatu rumah sakit memiliki
menyangkut asuhan pasien, diagnosis tanggung jawab sosial yang besar, maka
serta prosedur dan tindakan kepera- akan berdampak terhadap citra rumah
watan.(14) sakit yang dapat menarik pelanggan.
Temuan penelitian selanjutnya Kepercayaan yang meningkat artinya
adalah bahwa tanggung jawab sosial akan meningkatkan jumlah kunjungan
mempunyai dampak langsung yang yang bermuara pada meningkatnya
kecil dan koefisien jalur yang tidak kinerja rumah sakit.
signifikan terhadap kinerja kepala
Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 158
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008