Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN SENIOR,


TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT
INAP RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI
KOTA BOGOR TAHUN 2008
Adila Kasni Astiena1, Hafizurrachman2, Mieke Savitri2

1. .Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM-Universitas Indonesia
E-mail: adila.kasni@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan
Senior, Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Kinerja Kepala Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB) Bogor Tahun 2008. Kerangka
teori dari penelitian ini diambil dari Malcolm Baldrige Criteria for Performance
Excellence (MBCfPE) bagi institusi kesehatan dalam Hertz (2008). Kriteria
MBCfPE yang diambil adalah kepemimpinan (leadership) yang dijabarkan
menjadi variabel Kepemimpinan Senior, Tata Kelola Dan Tanggung Jawab Sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Data
yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner dan diolah
dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Responden penelitian
ini adalah semua perawat ruang rawat inap Dahlia Anyelir RSKB tahun 2008.
Hasil penelitian ditemukan bahwa Kepemimpinan Senior, Tata Kelola dan
Tanggung Jawab Sosial mempengaruhi Kinerja Kepala Ruang sebesar 57.59%
sedangkan sisanya 42.41% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti. Variabel
yang paling besar mempengaruhi kinerja kepala ruang adalah kepemimpinan
senior (30.44%) disusul oleh variabel tata kelola (22.96%) dan Tanggung Jawab
Sosial (4.18%). Tanggung Jawab Sosial mempunyai koefisen jalur yang tidak
bermakna dan sangat kecil, namun tetap dipertahankan dalam model akhir karena
secara substantif, penting dalam menentukan kinerja kepala ruang. Berdasarkan
penelitian ini disarankan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan
kepemimpinan senior, tata kelola dan tanggung jawab sosial guna meningkatkan
kinerja kepala ruang dengan cara (1) melakukan pembinaan dalam hal
kepemimpinan mencakup kemampuan (ability), keterampilan (skill) dan perilaku
(behaviour). (2) Menciptakan kebijakan guna terciptanya kondisi peningkatan
kemampuan kepemimpinan senior, tata kelola dan tanggung jawab sosial,
termasuk memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan (3) Dalam
pemilihan kepala ruang disarankan untuk memperhatikan kapasitas kepemimpinan

147
(kemampuan, keterampilan dan tingkah laku), tata kelola dan tanggung jawab
sosial dari calon kepala ruang.
Kata Kunci : Kepemimpinan Senior, Tata Kelola, Tanggung Jawab Sosial,
Kinerja, Perawat

Abstract
This study has an objective to know the influence of senior leadership,
governance, social responsibility to performance of roomcare head nurses in
Karya Bhakti hospital Kota Bogor (RSKB) 2008. Theoretically, this concept is
taken from Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE), in
Health Care (Hertz, 2008). The choosen criteria MBCfPE is Leadership.
Leadership criteria consist of senior leadership, governance and social
responsibility variables. The study design is a survey design with quantitative
approaches. The method being used in this study is path-analysis-method. The
data are primer taken by the questionaires. Respondance are taken among nurses
at Dahlia Anyelir roomcare RSKB Bogor 2008. The result shows that senior
leadership, governance and social responsibility influenced performance of
roomcare head nurses is 57.59% while the rest 42.41% is influenced by other
factors which is not included in this study. The biggest variable which influenced
work performance roomcare head nurses is senior leadership (30.44%), followed
by governance (22.96%) and social responsibility (4.18%). Social responsibility
variable is not significant to work performance roomcare head nurses, but it being
defended because of substantive importance to influence work performance of
roomcare headnurse. According to the result of this study, it is recommended to
give more attention to improve senior leadership, governance and social
responsibility to improve work performance of roomcare head nurses, such as: (1)
To maintance ability, skill and behaviour of roomcare headnurses (2) To create
regulation to support improvement senior leadership capacity, governance and
social responsibility with opportunity to improve knowledge (3) To give
suggestion for election roomcare head nurses must have leadership capacity
(ability, skill and behaviour), governance and social responsibility from the
candidate.
Key word : senior leadership, governance, social responsibility, work
performance, nurse

148
Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010 149

Pendahuluan kegiatan manajemen rumah sakit untuk


Dalam lingkungan persaingan mencapai tujuan organisasi yang ber-
yang semakin tajam dan bersifat global, kinerja tinggi akan dapat dilakukan
perusahaan dituntut untuk meningkat- secara efektif.(3)
kan mutu produk barang dan jasa yang Sebagian besar fungsi pelayanan
dihasilkan. Persaingan global memberi- kepada pasien diperankan oleh perawat.
kan banyak pilihan kepada konsumen Pasien yang datang ke rumah sakit tidak
yang semakin sadar nilai dan sadar hanya mengharapkan kesembuhan,
biaya untuk mengharapkan pelayanan tetapi juga keamanan, keselamatan
atau jasa yang berkualitas tinggi. (safety), kenyamanan serta kepuasan.
Kegagalan perusahaan dalam meng- Masyarakat menilai rumah sakit tidak
hasilkan produk berkualitas tinggi akan hanya dari aspek pemberian pelayanan
menyebabkan biaya tinggi, antara lain oleh dokter saja, tetapi mencakup
tidak sebandingnya biaya yang dike- semua aspek pelayanan termasuk
luarkan (output) dengan pemasukan pelayanan keperawatan dan pelayanan
(input) karena ditinggalkan pelanggan penunjang lainnya yang sangat terkait
untuk mencari produk pesaing yang dengan dimensi mutu. Dibutuhkan pro-
lebih berkualitas dengan harga ter- fesionalitas perawat untuk mencapai
jangkau.(1) mutu pelayanan asuhan pasien.
Dalam mencapai kualitas tinggi Salah satu alat ukur yang digu-
perlu upaya perbaikan terus menerus. nakan untuk menilai kinerja organisasi
Kualitas yang tinggi menjadi tujuan berdasarkan pada kriteria proses adalah
semua perusahaan karena meningkatkan berdasarkan Malcolm Baldrige for
kepuasan pelanggan, menurunkan Performance Excellence (MbfPE) yang
biaya, serta mendorong dan memper- di Amerika Serikat sudah dijadikan
tahankan profitabilitas jangka pan- ajang penghargaan bergengsi dalam
jang.(1) Bagaimanapun, kepemimpinan bentuk Malcolm Baldrige National
sangat berperan untuk meningkatkan Quality Award (MBQNA). Awalnya
kinerja dalam menciptakan produk MBNQA dimaksudkan sebagai
barang dan jasa berkualitas. langkah-langkah untuk mencapai
Gagalnya rumah sakit dalam kinerja tinggi perusahaan bisnis
melaksanakan kegiatan untuk meme- manufacturing pada tahun 1987 di
nuhi harapan pelanggan, baik secara Amerika. Namun sejak tahun 1999 telah
langsung maupun tidak langsung pada dikembangkan MBQNA untuk men-
dasarnya disebabkan oleh minimnya capai kinerja tinggi di institusi layanan
kemampuan manajemen guna meme- kesehatan. Kriteria ini dimaksudkan
cahkan persoalan yang terdapat dalam untuk membantu institusi layanan
sebuah organisasi.(2) Guna mencapai kesehatan dalam menggunakan pende-
sumber daya manusia yang berkinerja katan terintegrasi terhadap manajemen
tinggi dibutuhkan efektivitas fungsi penampilan organisasi yang akan ber-
manajemen. Membicarakan manajemen dampak bagi peningkatan kinerja rumah
berarti membicarakan kepemimpinan, sakit, termasuk peningkatan kinerja
sebab pada dasarnya inti dari mana- pelayanan pasien.(4-7)
jemen adalah kepemimpinan. Kepe- Kriteria MBQNA terdiri atas
mimpinan dan manajemen adalah ibarat sekumpulan pertanyaan yang dikelom-
dua sisi mata uang yang tidak dapat pokkan menjadi 7 kriteria untuk menilai
dipisahkan. Manakala pemimpin memi- kinerja organisasi layanan kesehatan
liki kemampuan manajerial yang baik yang berfokus pada; 1) kepemimpinan,
Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 150
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008

2) perencanaan strategik, 3) fokus pada Bhakti. Perlu dilakukan penilaian kepe-


pasien, pelanggan lainnya dan market, mimpinan senior, tata kelola dan tang-
4) pengukuran, analisis dan pengeta- gung jawab sosial dihubungkan dengan
huan manajemen, 5) fokus pada karya- kinerja kepala ruang sesuai dengan
wan, 6) manajemen proses, dan 7) Kriteria Malcolm Baldrige.
hasil.(4) Kriteria kepemimpinan
(leadership), menilai proses kepemim- METODE PENELITIAN
pinan pada sebuah organisasi layanan Desain penelitian yang diguna-
kesehatan yang mencakup 3 aspek peni- kan adalah survei dengan pendekatan
laian yaitu; 1). bagaimana pemimpin kuantitatif. Pada penelitian ini diguna-
senior menjalankan roda kepemimpinan kan analisis jalur untuk menjelaskan
organisasi, 2) bagaimana tata kelola hubungan kausal dan menguji hipotesis.
organisasi, dan 3) bagaimana tanggung Menurut Rutherford (1993) analisis
jawab sosial organisasi terhadap jalur adalah teknik untuk menganalisis
masyarakat termasuk perilaku sesuai hubungan sebab akibat yang terjadi
hukum dan etika dalam hubungannya pada regresi linear berganda, jika
dengan peningkatan kinerja organisasi variabel bebasnya mempengaruhi varia-
layanan kesehatan.(4) bel tergantung, baik secara langsung
Perawat adalah komponen sum- maupun tidak langsung.(9) Menurut
ber daya manusia (SDM) dengan Webley (1997), analisis jalur merupa-
jumlah terbanyak (hampir 50%) di kan pengembangan langsung dari
Rumah Sakit Karya Bhakti.(8) Perawat regresi berganda dengan tujuan untuk
Kepala ruang mempunyai peranan yang mengestimasi tingkat kepentingan
strategis untuk meningkatkan kinerja (magnitude) dan signifikansi (signifi-
pelayanan khususnya, dan rumah sakit cance) hubungan sebab akibat hipo-
umumnya, karena berhubungan lang- tetikal dalam seperangkat variabel.(8)
sung dengan perawat pelaksana dalam Path analysis digunakan apabila secara
memberikan pelayanan keperawatan teori kita yakin berhadapan dengan
kepada pasien. Diperlukan eksekutif masalah yang berhubungan sebab
perawat yang tidak hanya berfungsi akibat. Oleh karena itu, sebelum
sebagai manajer, tapi juga sebagai melakukan analisis jalur variabel-
pemimpin dalam manajemen kepera- variabel yang diteliti digambarkan
watan ruangan yang berfungsi mem- dalam sebuah model. Seperangkat
berikan pelayanan berorientasi mutu. variabel yang diuji tersebut pada
Makin bertambahnya jumlah pesaing penelitian ini adalah; Kepemimpinan
menyebabkan RS Karya Bhakti Senior (X1), Tata Kelola (X2),
semakin memperhatikan mutu pelaya- Tanggung Jawab Sosial (X3) dan
nan pasien yang saat ini sedang dalam Kinerja Kepala Ruang (Y).
tahap mendapatkan akreditasi dalam 16 Tempat penelitian dilakukan di
bidang pelayanan. Penilaian Kepemim- Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB)
pinan Senior, Tata Kelola dan Tang- Kota Bogor. Penelitian ini dilaksanakan
gung Jawab Sosial dihubungkan dengan pada Bulan Desember 2008. Respon-
Kinerja Kepala Ruang Rawat Inap yang den pada penelitian ini adalah semua
berorientasi proses dengan Kriteria dari perawat ruang rawat inap yang bekerja
Malcolm Baldrige (Malcolm Baldrige di RSKB Ruang Dahlia Anyelir.
Criteria for Performance Excellence) Berdasarkan data kepegawaian pada
belum pernah dilakukan di RS Karya November 2008 diketahui jumlah
Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010 151

perawat rawat inap Dahlia Anyelir KB Kepemimpinan Senior, Tata Kelola,


berjumlah sebanyak 30 orang. Tanggung Jawab Sosial dan Kinerja
secara umum berdistribusi normal
HASIL PENELITIAN berdasarkan fakta terpenuhinya;
Hasil penelitian menunjukkan a. Nilai mean = median =modus.
bahwa 90% responden (27 orang) b. Nilai Skewness dibagi Standar
adalah wanita. Umur responden 60% Error (SE) ≤2.
adalah 26 – 30 tahun (18 orang). c. Nilai kurtosis < 7 dan skewness
Tingkat pendidikan responden < 2.
terbanyak (86.7%) adalah diploma (26 d. Nilai hitung Z skewness dan Z
orang). Masa kerja terbanyak pada kurtosis > 0.05 pada (α) = 0,05.
responden adalah 1-5 tahun dan 6 – 10 Rekapitulasi hasil uji persyaratan
tahun yaitu masing-masing 40% dapat disimpulkan dengan tabel
(masing-masing 12 orang). sebagai berikut ;
Dari analisis univariat ini dapat
dinilai bahwa data skor variabel

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Persyaratan

Nama Uji Kepemimpinan Tata Tanggung Jwb


No Keterangan
asumsi Senior (X1) Kelola(X2) Sosial (X3)
Terpenuhi
1. Linearitas Linear Linear Linear pada X1, X2
dan X3
Terpenuhi
Keberartian pada X1, X2
Signifikan/ Signifikan/ Signifikan/
2. Koefisien dan X3
berarti berarti berarti
regresi

Terpenuhi
Homogenita
3. Homogen Homogen Homogen pada X1, X2
s
dan X3
Normalitas Terpenuhi
Distribusi
4. item Distribusi normal Distribusi normal pada X1, X2
normal
variabel dan X3
Terpenuhi pd
Normalitas Distribusi Distribusi tidak Distribusi tidak (X1), Tak
5.
Galat Normal normal normal terpenuhi pd
(X2 & X3)
Terpenuhi
6. Eksistensi Ada eksistensi Ada eksistensi Ada eksistensi pada X1, X2
dan X3
Terpenuhi
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
7. Kolinearity pada X1, X2
kolinearity kolinearity kolinearity
dan X3

Setelah data yang diperoleh di lapangan diolah dan sudah memenuhi uji yang
dipersyaratkan, maka tahapan selanjutnya dalam pengujian model kausalitas adalah
melakukan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan model kausal yang dibentuk
berdasarkan teori yang dicoba dianalisis, akan diperoleh diagram analisis jalur seperti
terlihat pada gambar 6.5. Setelah itu dihitung nilai koefisien korelasi dan koefisien jalur
pada tiap-tiap jalur (path) yang telah dirumuskan seperti gambar berikut ;
Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 152
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008

Gambar 1. Model Hubungan Struktural Antar Variabel

Kepemimpinan
Senior (X1)

ε
rx1x2
pyx1

Kinerja Kepala
rx1x3 Tata Kelola (X2) Ruang Rawat Inap
pyx2
(Y)

rx2x3 pyx3

Tanggung
Jawab Sosial
(X3)

Pyx1= koefisien jalur kinerja atas kepemimpinan senior, Pyx 2 = koefidien jalur kinerja atas tata
kelola, pyx3= koefisien jalur kinerja atas tanggung jawab sosial, R= koefisien residu, rx1x2=
korelasi antara kepemimpinan senior dengan tata kelola- rx2x3= korelasi tata kelola dengan
tanggung jawab sosial, rx1x3= korelasi kepemimpinan senior dengan tanggung jawab sosial.

Korelasi kepemimpinan senior, tata sehingga Ho diterima, artinya jalur


kelola dan tanggung jawab sosial antara Tanggung Jawab Sosial terhadap
terhadap kinerja masing-masing dida- Kinerja Kepala Ruang tidak signifikan.
patkan nilai 0.727, 0.707 dan 0.596. Menurut Sudjana (1996), bahwa apabila
Nilai koefisien jalur antara kepemim- suatu koefisien jalur mempunyai
pinan senior, tata kelola dan tanggung pengaruh yang tidak bermakna maka
jawab sosial terhadap kinerja (pyx1, secara statistik dapat dihilangkan dari
pyx2, dan pyx3) masing masing adalah model. Selanjutnya dilakukan uji signi-
0.4184, 0.32473 dan 0.070. Berdasar- fikansi jalur Kepemimpinan Senior dan
kan hasil perhitungan didapatkan Tata Kelola atas Kinerja Kepala Ruang
pengaruh langsung antara X1, X2 dan X3 dengan perhitungan koefisien jalur
terhadap Y masing-masing adalah dilakukan dari awal dengan 2 jalur
0.175, 0.105 dan 0.0049. Dengan tersebut.
demikian Kepemimpinan senior, Tata Dari hasil uji signifikansi
Kelola dan Tanggung Jawab Sosial koefisien jalur kepemimpinan senior
seara bersama-sama mempengaruhi terhadap kinerja kepala ruang didapat-
Kinerja Kepala Ruang sebesar 57.59%, kan nilai thitung = 2.172, > ttabel (=
sedangkan 42.41% sisanya dipengaruhi 2.0518) pada (α) 0.05 dan derajat
oleh variabel lain yang tidak diteliti. kepercayaan 27 (n-k-1), sehingga Ho
Dari hasil uji signifikansi ditolak, artinya jalur antara kepemim-
Tanggung Jawab Sosial atas Kinerja pinan senior terhadap kinerja adalah
Kepala Ruang didapatkan nilai t hitung = bermakna. Dari hasil uji signifikansi
0.365, < ttabel (= 2.0518) pada (α) 0.05 tata kelola atas kinerja kepala ruang
dan derajat kepercayaan 27 (n-k-1), didapatkan nilai t hitung = 1.654, < ttabel (=
Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010 153

2.0518) pada (α) 0.05 dan derajat terhadap kinerja kepala ruang tidak
kepercayaan 27 (n-k-1), sehingga Ho signifikan.
diterima, artinya jalur antara tata kelola

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipótesis

No Hipotesis Uji Statistik Keputusan Kesimpulan


1 Kepemimpinan Senior (X1)
berpengaruh langsung
Ho : pYX1 = 0 Berpengaruh
terhadap Kinerja Kepala Ho ditolak
Ha : pYX1 ≠ 0 langsung
Ruang Rawat Inap RS Karya
Bhakti (Y).
2 Tata Kelola (X2)
berpengaruh langsung Tidak
Ho : pYX2 = 0
terhadap Kinerja Kepala Ho diterima Berpengaruh
Ha : pYX2 ≠ 0
Ruang Rawat Inap RS Karya langsung
Bhakti (Y).
3. Tanggung Jawab Sosial (X3)
berpengaruh langsung Tidak
Ho : pYX3 = 0
terhadap Kinerja Kepala Ho diterima Berpengaruh
Ha : pYX3 ≠ 0
Ruang rawat Inap RS Karya Langsung
Bhakti (Y)

Tabel 3. Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung


Kepemimpinan Senior (X1), Tata Kelola (X2) dan Tanggung Jawab Sosial
Terhadap Kinerja Kepala Ruang (Y)

Pengaruh
Variabel Tidak Langsung Total
Langsung
X1 X2 X3
X1 Terhadap Y 17.51% None 10.83% 2.10% 30.44%
X2 Terhadap Y 10.54% 10.83% None 1.59% 22.96%
X3 Terhadap Y 0.49% 2.10% 1.59% None 4.18%
Pengaruh Bersama Pengaruh Bersama X1,X2 dan X3 Thd Y 57.59%
Residu (e) Pengaruh Faktor Lain Yang Tidak Diteliti 42.41%
Keterangan : X1-Y = Pengaruh Kepeminpinan Senior terhadap Kinerja, X 2-Y= Pengaruh
Tata Kelola terhadap Kinerja, X1= Kepemimpinan señor X2 = Tata Kelola Y = Kinerja

Model akhir jalur uji ditampilkan seperti gambar berikut ini ;


Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 154
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008

Gambar 2. Model Akhir Hubungan Struktural Antar Variabel

Kepemimpinan
Senior (X1) p=0.4184
r=0.728

ε
rx1x2=0.797 p= 0.424

p=0.324
r=0.716 Kinerja Kepala
rx1x3=0.717 Tata Kelola (X2) Ruang Rawat Inap
Rsquare=0.5759 (Y)

rx2x3=0.697

p=0.07
Tanggung r=0.596
Jawab Sosial
(X3)

Gambar 3. Persentase Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala

Ruang RS Karya Bhakti Kota Bogor Tahun 2008

Kepemimpinan
Senior (X1)

30.44 %
ε = 42.4 %

22.96 % Kinerja Kepala


Tata Kelola (X2) Ruang Rawat Inap
Rsquare=57.59 % (Y)

4.18 %

Tanggung
Jawab Sosial
(X3)

PEMBAHASAN tukan Kinerja Kepala Ruang, yakni


Dari model yang diajukan, ternyata sebesar 30.44%. Artinya 30.44%
Kepemimpinan Senior memiliki penga- Kinerja Kepala Ruang dapat diprediksi
ruh yang paling besar dalam menen- berdasarkan kepemimpinan senior
Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 156
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008

kepala ruang. Hal ini sesuai dengan apa pinan yang baik akan menghasilkan
yang dikatakan oleh Shortell dan kinerja yang baik dari karyawan
Kaluzny (2007) bahwa kepemimpinan (perawat lini atau perawat pelaksana).
yang baik akan menghasilkan pengikut Mengenai peran kepemimpinan
yang cerdas yang akan berdampak bagi terhadap peningkatan kinerja dimodi-
kinerja kepemimpinan dan pada akhir- fikasi dari gambaran Yukl (2007)
nya membawa dampak bagi pening- dengan skema sebagai berikut ;(11)
katan kinerja organisasi.(10) Kepemim-
Gambar 4.
Skema Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Kinerja

Ciri dan Hasil /


Perilaku
Keterampilan Penampilan
Pemimpin
Pemimpin Kerja

Variabel
Situasional

Upaya peningkatan kinerja manajemen pelayanan dan keuangan,


kepemimpinan ditempuh dengan transparansi dalam pengambilan kebija-
peningkatan keterampilan kepemim- kan dan penglolaan ruangan serta inde-
pinan serta perilaku kepemimpinan. penden dalam pemeriksaan (audit),
Sebagai seorang manajer sekaligus profesionalisme serta kejujuran.
pemimpin di ruangan perawatan, ciri, Akuntabilitas terhadap manaje-
keterampilan dan perilaku kepemim- men pelayanan dapat ditempuh dengan
pinan yang harus dimiliki seorang menciptakan sistem pengelolaan
kepala ruang adalah berkomunikasi ruangan yang baik yang menjamin
dengan efektif, konsistensi perilaku, pertanggung jawaban setiap tindakan
melibatkan semua karyawan, memberi- manajemen yang dilakukan, pemberian
kan motivasi dan berkomitmen terhadap informasi secara tepat waktu, memadai,
hasil kerja. jelas, akurat, ramah dan terbuka dalam
Sebanyak 22.96% kinerja kepala proses operasional, dapat diperbanding-
ruangan ditentukan oleh tata kelola. kan serta mudah diakses oleh
Tata kelola yang baik mencakup upaya stakehoder (pasien, perawat pelaksana,
untuk menjalankan good corporate atasan maupun direksi rumah sakit)
governance (tata kelola perusahaan sesuai dengan haknya. Prinsip keter-
yang baik) meliputi akuntabilitas, bukaan informasi tidak mengu-rangi
transparansi dan independensi. Dalam kewajiban untuk memenuhi rahasia
menjalankan tata kelola keperawatan jabatan sebagai perawat sesuai undang-
yang baik, kepala ruang dituntut untuk undang dan etika keperawatan yang
menjalankan organisasi keperawatan berlaku, tidak melanggar hak-hak
sesuai dengan clinical governance pribadi individu, terutama hak pasien
meliputi meliputi akuntabilitas terhadap sebagai penerima pelayanan.(12,13)
Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010 157

Disamping itu, tata kelola yang baik ruang, sehingga secara teori statistik
harus melakukan evaluasi kinerja pela- dapat dikeluarkan dari model. Namun,
yanan keperawatan secara berkala dan secara substantif, tanggung jawab sosial
teratur, baik dilakukan oleh kepala memiliki peranan yang penting dalam
ruangan itu sendiri, maupun oleh atasan mempengaruhi kinerja kepala ruang,
yang lebih tinggi dengan memberikan. sehingga tetap dipertahankan dalam
Data yang jujur dan independen model akhir. Meskipun hasil yang
sesuai prinsip profesionalisme kepera- didapatkan tidak berarti apa-apa diban-
watan dan fairness (kejujuran), tanpa dingkan pengaruh kepemimpinan dan
ada yang ditutupi atau dimanipu- tata kelola terhadap kinerja, sebenarnya
lasi.(13,14) tanggung jawab sosial ini diperankan
Tata kelola yang baik juga oleh perawat pelaksana yang akan
memastikan bahwa setiap pelayanan berdampak terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada yang diberikan. Tanggung jawab kepe-
pasien sudah dilakukan antisipasi resiko rawatan meliputi upaya pemberian
atau dampak negatif pelayanan. Hal ini asuhan paripurna (biopsiko-sosial men-
dapat terlaksana dengan melakukan tal dan spritual) kepada pasien sebagai
pelayanan sesuai Standar prosedur tugas pokok perawat, menghargai
(SOP) keperawatan yang sudah disosia- kepercayaan dan nilai-nilai dan
lisasikan sebelumnya kepada perawat kebiasaan pasien, mempertahankan
pelaksana. Hal ini dilakukan bekerja standar asuhan keperawatan yang
sama dengan manajemen resiko dan tinggi, memprakarsai dan mendukung
keselamatan pasien di rumah sakit. Tata berbagai kegiatan guna memenuhi
kelola keperawatan ruang berdampak hubungan masyarakat, memelihara
pada kemampuan untuk mempertang- hubungan baik dengan sesama perawat
gung-jawabkan mutu pelayanan kepera- dan tenaga kesehatan lainnya, serta
watan di ruangan secara terus menerus berpartisipasi dalam pendidikan kepera-
dengan menjaga standar pelayanan watan dan organisasi profesi.(12-14)
klinik yang bermutu tinggi dengan Bagaimanapun pemberian asuhan pari-
menciptakan lingkungan kerja yang purna dan mempertahankan standar
kondusif. Artinya semakin baik tata mutu pelayanan keperawatan yang yang
kelola yang dijalankan kepala ruangan, merupakan beberapa komponen dari
semakin baik kinerja kepala ruang tanggung jawab sosial memberikan
tersebut yang akan membawa dampak kontribusinya terhadap peningkatan
bagi peningkatan mutu pelayanan dan kinerja kepala ruang.(14) Dan memang
kinerja rumah sakit. Mutu asuhan sebenarnya tanggung jawab sosial lebih
keperawatan dapat dicapai bila dalam berperan dalam penilaian masyarakat
bekerja dipenuhinya standar profesi terhadap organisasi (rumah sakit) secara
dalam pelayanan pasien, terwujudnya
hasil (outcome) seperti yang diharapkan umum. Bila suatu rumah sakit memiliki
menyangkut asuhan pasien, diagnosis tanggung jawab sosial yang besar, maka
serta prosedur dan tindakan kepera- akan berdampak terhadap citra rumah
watan.(14) sakit yang dapat menarik pelanggan.
Temuan penelitian selanjutnya Kepercayaan yang meningkat artinya
adalah bahwa tanggung jawab sosial akan meningkatkan jumlah kunjungan
mempunyai dampak langsung yang yang bermuara pada meningkatnya
kecil dan koefisien jalur yang tidak kinerja rumah sakit.
signifikan terhadap kinerja kepala
Adila Kasni Astiena, Hafizurrachman, Mieke Savitri PENGARUH 158
KEPEMIMPINAN SENIOR, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL TERHADAP KINERJA KEPALA RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT KARYA BHAKTI KOTA BOGOR TAHUN 2008

KESIMPULAN training peningkatan motivasi (achieve-


Kepemimpinan Senior (X1) ber- ment motivation training atau AMT)
pengaruh langsung secara signifikan serta pelatihan guna meningkatkan
terhadap Kinerja Kepala Ruang (Y). pehamanan terhadap tata kelola kepera-
Disamping itu, juga terdapat pengaruh watan yang baik dan tanggung jawab
tidak langsung Kepemimpinan Senior sosial. Pembinaan dapat dilakukan
(X1) terhadap Kinerja Kepala Ruang melalui acara khusus seperti seminar
(Y) melalui Tata Kelola (X2) dan dan pelatihan, maupun pembinaan
Tanggung Jawab Sosial (X3). Kedua, melalui rapat, pertemuan dan laporan
Tata Kelola (X2) memiliki pengaruh jaga dengan supervisor dan kepala
langsung yang tidak signifikan terhadap bidang keperawatan.
Kinerja Kepala Ruang (Y). Prosentase Dalam pemilihan kepala ruang,
pengaruh langsung Tata Kelola adalah hendaknya dicari kandidat dengan
sebesar 10.54%, namun Tata Kelola kapasitas kepemimpinan yang baik
memiliki pengaruh tidak langsung yang (ability, skill, behaviour), tata kelola
cukup tinggi terhadap Kinerja Kepala (governance) serta tanggung jawab
Ruang (Y), melalui Kepemimpinan sosial (social responsibility) sebagai-
senior (10.83%) maupun melalui mana telah dijelaskan sebelumnya. Bagi
Tanggung Jawab Sosial (1.59%). kepala ruang, perlu dengan sadar
Ketiga, Walaupun dari hasil perhi- meningkatkan efektivitas kepemimpi-
tungan statistik tidak terdapat signifi- nannya dengan aktif membina diri,
kansi Tanggung Jawab Sosial (X3) meningkatkan motivasi diri (self moti-
terhadap Kinerja Kepala Ruang (Y), vation) sesuai perannya sebagai panutan
namun tetap dipertahankan dalam (rule models) sehingga diharapkan
model karena mempunyai pengaruh membawa dampak bagi kinerja kepala
secara substantif. ruang.
Kinerja Kepala Ruang dipenga- Mengingat beratnya tugas dan
ruhi sebesar 57.59% oleh Kepemim- tanggung jawab yang diemban oleh
pinan Senior, Tata Kelola dan perawat pelaksana sebagai manajer lini
Tanggung Jawab Sosial Kepala Ruang, pelayanan keperawatan, manajemen
Bila manajemen rumah sakit melakukan rumah sakit hendaknya meningkatkan
pembinaan terhadap aspek Kepemim- perhatian terhadap kepuasan kerja
pinan, Tata Kelola dan Tanggung Jawab kepala ruang, karena bagaimanapun
Sosial Kepala Ruang maka akan kepuasan kerja akan berdampak pada
meningkatkan Kinerja Kepala Ruang peningkatan kinerja kepala ruang dan
sebesar 57.59%. Sebanyak 42.41% kinerja perawat pelaksana dan rumah
Kinerja Kepala Ruang (Y) dipengaruhi sakit pada akhirnya. Banyak variabel
oleh faktor lain yang tidak diteliti. yang mempengaruhi kinerja kepala
ruang, perlu dilakukan penelitian
SARAN lanjutan guna menemukan variabel lain
Dalam upaya peningkatan yang berpengaruh terhadap kinerja
kinerja kepala ruang, perlu dilakukan kepala ruang.
intervensi terhadap peningkatan
kapasitas kepemimpinan kepala ruang, KEPUSTAKAAN
tata kelola dan tanggung jawab sosial 1. Nassar, M, 2004,
kepala ruang antara lain dengan Perbandingan Kinerja
mengadakan pelatihan kepemimpinan, Keuangan Perusahaan Yang
Majalah Kedokteran Andalas Vol.34. No.2. Juli-Desember 2010 159

bersertifikasi ISO 9000 dan Karya Bhakti Tahun 2007”,


ISO 14000, dari: Bogor; 2007.
(digilib@umm.ac.id) [tgl.26
Agustus, 2008]. 9. Sarwono Jonathan, Analisis
Jalur untuk Riset Bisnis
2. Sabarguna, Boy , Knowledge dengan SPSS, Jogjakarta:
Management untuk Rumah Penerbit Andi; 2007.
Sakit, Jakarta: Sagung Seto;
2007. 10. Kaluzny, Arnold D., Shortell,
Stephen M., Healthcare
3. Sulistiani, Ambar Teguh, Management, Organization
Memahami Good Governance Design and Behavior, United
dalam Perspektif Sumber Daya States : Thomson Delmar
Manusia, Yogyakarta: Gaya Learning; 2006.
Media; 2004.
11. Yukl, Gary, Leadership in
4. Hertz, H S, Health Care Organization, fith edition, alih
Criteria for Performance bahasa Budi Supriyanto,
Excellence, America: Baldrige Kepemimpinan dalam
National Quality Program; Organisasi, Jakarta: Penerbit
2007. PT Index; (2001).

5. Sadikin, Iskandar, Bunga 12. Nursalam, Manajemen


Rampai Kriteria Malcolm Keperawatan: Aplikasi dalam
Baldrige National Quality Praktik Keperawatan
Award (MBNQA), Bogor: Profesional, ed 2, Jakarta:
Lembayung Center Indonesia; Penerbit Salemba Medika;
2008. 2007.

6. Sadikin, Iskandar, Self 13. Blais, Kathleen, Koenig,


Asessment Berbasis Malcolm Professional Nursing Practice:
Baldrige National Quality Concepts and Perspectives,
Award (MBNQA), Bogor: alih bahasa: Yuningsih, Yuyun,
Lembayung Center Indonesia; Subekti, Nike Budhi, editor.
2008. Ariani, Fruriolina, Karyuni,
7. Sadikin, Iskandar, Penuntun Pamilih Eko, Jakarta: Penerbit
Menyusun Aplikasi Baldrige, Buku Kedokteran EGC; 2002.
Bogor: Lembayung Center
Indonesia; 2008. 14. Nursalam, Proses dan
Dokumentasi Keperawatan,
8. Rumah Sakit Karya Bhakti, Konsep & Praktik, Jakarta:
”Profil Rumah Sakit Umum Penerbit Salemba Medika;
2006.

Anda mungkin juga menyukai