LAPORAN
TUGAS
BESAR
ANALISIS
INDIKATOR
MAKRO EKONOMI ,
KAB. LAMONGAN
DISUSUN OLEH:
AIDA AZARINE 21040120140090
DERENDRA HARTONO 21040120140098
DIVA KAYANA 21040120130134
GLORIA MARIA P. 21040120130121
NADYA AGUSTINA 21040120140136
SHAFIRA ZERLINA 21040120130141
Departemen
Perencanaan WiIayah
dan Kota
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................IV
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................................IV
DAFTAR TABEL....................................................................................................................IV
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
KAJIAN LITERATUR..............................................................................................................3
2.6 Inflasi...........................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
I
3.2.1 Kependudukan................................................................................................11
3.2.2 Ketenagakerjaan.............................................................................................11
3.2.3 Pendidikan......................................................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................13
4.3 Inflasi.........................................................................................................................23
4.3.2 Inflasi..............................................................................................................24
BAB V......................................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan................................................................................................................27
5.2 Rekomendasi..............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
I
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR TABEL
I
Tabel 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Skema Angkatan Kerja Kabupaten Lamongan Tahun
2016 - 2020..............................................................................................................................19
Tabel 7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020........21
Tabel 8 Tingkat Pengangguran Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020............................22
Tabel 9 Indeks Harga Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020...........................................23
Tabel 10 Inflasi Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020....................................................24
V
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui perkembangan PDRB Kabupaten Lamongan.
b. Mengetahui kondisi pengangguran dan ketenagakerjaan Kabupaten Lamongan.
c. Mengetahui laju inflasi Kabupaten Lamongan.
2
BAB II
KAJIAN LITERATUR
4
digunakan untuk mengetahui peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Jika
PDRB suatu wilayah tinggi, maka dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi wilayah
tersebut juga tinggi. Ekonomi yang kian meningkat akan membantu dalam melakukan
mewujudkan pembangunan. Pembangunan wilayah tidak terlepas dari pemanfaatan
sumber daya yang tersedia.
2.2.1 Pembagian PDRB
Pembagian PDRB dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. PDRB atas dasar harga berlaku yang menggambarkan nilai tamabh barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan.
b. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tamabah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai tahun dasar.
5
b. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah pendapatan yang menjumlahkan
pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor – faktor produksi. Dengan
cara ini, pendapatan regional dihitung dengan cara menjumlahkan
pendapatan faktorfaktor produksi yang digunakan dalam memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga yang dijumlahkan adalah: upah dan
gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto.
Rumus:
Y = Yw + Yp + Yr + Yi
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional/regional
Yw = Gaji/upah (tenaga kerja)
Yp = Laba usaha (usaha pribadi dan perusahaan)
Yr = Sewa (aktiva tetap)
Yi = Bunga (modal)
c. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi adalah pendapatan yang menjumlahkan nilai
tambah (value added) barang dan jasa yang dihasilkan/diproduksi seluruh
sektor perekonomian (nasional/regional) dalam kurun waktu 1 tahun. Sektor
perekonomian dikelompokkan ke dalam 17 sektor atau 3 sektor (primer,
sekunder, tersier). Hasil perhitungan dengan pendekatan produksi sering
dikenal sebagai, Produk domestik bruto (PDB) nasional dan produk
domestik regional bruto (PDRB) regional/lokal. untuk menghitung
pendapatan regional berdasarkan pendekatan produksi, maka pertama-tama
yang harus dilakukan ialah menentukan nilai produksi yang diciptakan oleh
tiaptiap sektor di atas. Pendapatan regional diperoleh dengan cara
menjumlahkan nilai produksi yang tercipta dari tiap-tiap sektor.
6
lainnya, sehingga dapat tercipta kemandirian pembangunan wilayah. Sektor unggulan
adalah sektor yang memiliki peranan yang relatif besar dibanding sektor-sektor lainnya
dalam memacu tujuan partumbuhan ekonomi. Peranan sektoral sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Indriani, 2013). Peranan sectoral
diperoleh dengan cara membagi jumlah sektor/sub sektor dengan nilai total seluruh
sektor PDRB dikalikan 100% pada tahun yang bersangkutan (baik katas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan suatu tahun tertentu.
Rumus :
Sektor
( ) × 100%
Peranan Sektoral = Sub Sektor
Jumlah Sektor Tertentu
Sektor–sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan menjadi tiga
kelompok berdasarkan lapangan usahanya. Sektor yang mempengaruhi PDRB yaitu :
a. Sektor primer, mencakup 2 sektor yakni pertanian, kehutanan, perikanan, serta
pertambangan dan penggalian.
b. Sektor sekunder (manufaktur), mencakup 4 sektor yang terdiri dari industri
pengolahan, lisrik, gas, konstruksi, serta pengadaan air pengelolaan sampah dan
daur ulang.
c. Sektor tersier, mencakup 11 sektor jasa yakni perdangan, transportasi, makan dan
minum, informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi, real estate, jasa
perusahaan, administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa-
jasa lainnya.
7
2.5 Pengangguran dan Tenaga kerja
Pengangguran adalah Orang-orang dalam angkatan kerja yang saat itu tidak
bekerja/sedang mencari kerja, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkannya, atau mereka yang sebenarnya sudah mempunyai
pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Menurut Badan Pusat Statisitk (BPS) dalam
indikator ketenagakerjaan, pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk
yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan angkatan
kerja keseluruhannya disebut Tingkat Pengangguran Untuk mengukur tingkat
pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Jumlah Penganggur
Tingkat Pengangguran = × 100%
Angkatan Kerja
2.6 Inflasi
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan
jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Definisi lain inflasi adalah
kecenderungan dari harga harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus
dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan
kenaikkan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. kecenderungan dari harga-
harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang
lama. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari
harga barang-barang lain (Septiatin, Mawardi dan Rizki, 2016).
Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat perubahan
dari tingkat harga secara umum. Persamaanya adalah sebagai berikut:
8
2.7 Hubungan Produksi dan Tenaga Kerja
Tingkat produksi dan adanya tenaga kerja saling memiliki kolerasi. Tenaga kerja
memiliki peranan penting dalam proses produksi. Semakin banyak barang dan jasa
diproduksi maka semakin meningkat pertumbuhan ekonomi.
Sebagai contoh, pada Desa Sambiroto yang berada di Kecamatan Sooko
Kabupaten Mojokerto merupakan pusat industri kecil sepatu dan sandal dengan
memiliki jumlah industri kecil paling besar sebanyak 62 industri kecil. Hal ini
menunjukkan pentingnya faktor produksi tenaga kerja karena dengan banyaknya
jumlah industri kecil maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap.
Mengingat juga bahwa industri kecil di desa Sambiroto hampir semua industri masih
menggunakan mesin manual dalam proses produksi jadi peran tenaga kerja sangat
dibutuhkan untuk mengolah bahan baku sepatu dan sandal.
Penyedia barang dan jasa membutuhkan tenaga kerja, dengan adanya aktivitas
ekonomi ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga kemiskinan dapat diatasi.
Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah. Apabila pertumbuhan wilayah tinggi, maka dapat menyerap tenaga kerja
sehingga pengangguran dapat diminimalisir.
Sumber: SimulasiKredit.com
9
Dari grafik Kurva Philis tersebut dapat dilihat bahwa tingkat inflasi dan
pengangguran memiliki hubungan yang negatif. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka
tingkat pengangguran akan menurun, begitupun sebaliknya. Dengan demikian, terdapat
hubungan inflasi dan pengangguran.
1
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN
1
Lamongan
1
ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan.
Kabupaten Lamongan terdiri dari daratan rendah dan bonorowo dengan tingkat
ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, 25-100 meter seluas 45,68%, dan ketinggian di
atas 100 meter di atas permukaan laut seluas 4,15%.
1
3.2.3 Pendidikan
Berdasarkan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Lamongan, Pada tahun 2016,
APS kelompok usia 7-12 tahun sebesar 100% yang berarti bahwa 100% penduduk
Lamongan usia 7-12 tahun mengenyam pendidikan di sekolah. APS kelompok usia 13-
15 tahun sebesar 99,59% dan kelompok usia 16-18 tahun sebesar 74,39% sehingga
sekitar 25% penduduk Lamongan usia 16-18 tahun tidak melanjutkan lagi ke jenjang
pendidikan SMA. Pada tahun 2017, APS kelompok usia 7-12 tahun tetap sebesar 100%,
sedangkan pada kelompok usia 13-15 tahun terjadi penurunan menjadi 99,30% dan
terjadi kenaikan pada kelompok usia 16-18 tahun menjadi sebesar 75,59%. Pada tahun
2018, terjadi penurunan di seluruh kelompok usia di mana kelompok usia 7-12 tahun
menjadi sebesar 99,51% persen, kelompok usia 13-15 tahun menjadi sebesar 99,10%,
dan kelompok usia 16-18 turun menjadi 68,69%, yang artinya sebanyak 31% penduduk
Lamongan usia 16-18 tahun tidak melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan SMA.
Peningkatan kembali terjadi pada tahun 2020 di mana APS usia 7-12 tahun menjadi
sebesar 99,61%, usia 13-15 tahun menjadi 99,53%, dan 16-18 tahun menjadi 69,53%.
1
BAB IV
ANALISIS INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN LAMONGAN
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020 Rata-Rata Sektor Total
Pertanian,
1 Kehutanan, dan 8567515 8712129.4 8509016.3 8519446.9 8505395.7 8562700.66 42813503.3
Primer
Perikanan
(8889137,02)
Pertambangan
2 293035.7 312872.8 341594.5 353959.9 330718.9 326436.36 1632181.8
dan Penggalian
Industri
3 Pengolahan 1840377.5 2047190.2 2608029.8 2912218.8 2851540.6 2451871.38 12259356.9
Pengadaan Listrik
4 17628.7 18625.8 19751 20959.8 20724.5 19537.96 97689.8
dan Gas
Pengadaan Air, Sekunder
Pengelolaan (5315133,28)
5 25631.4 27598.9 29028.6 31264.4 32595.8 29223.82 146119.1
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
6 Konstruksi 2455904.3 2670821.7 2866860 3152792.8 2926121.8 2814500.12 14072500.6
Perdagangan
Besar dan
7 Eceran; Reparasi 4709811.8 5027110.1 5369094.3 5697311.8 5176003.5 5195866.3 25979331.5
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
8 186357.5 201567.6 220208.5 239780.8 224941 214571.08 1072855.4
Pergudangan
Penyediaan
9 Akomodasi dan 345930.3 390031.9 427987 460843.1 422469.9 409452.44 2047262.2
Makan Minum
Informasi dan
10 1848542.9 2010229.4 2167630.3 2380704.4 2566654.9 2194752.38 10973761.9
Komunikasi
Jasa Keuangan
11 487594.1 508396.4 532796.1 555170.9 554970.2 527785.54 2638927.7
dan Asuransi
Tersier
12 Real Estate 508720.5 547993.8 592710 633669.8 652557 587130.22 (11696793,6) 2935651.1
13 Jasa Perusahaan 65974.4 69352.3 74976.8 80113.2 74674.8 73018.3 365091.5
Administrasi
Pemerintahan,
14 Pertahanan dan 960679.4 989307.6 1035126.9 1073916.9 1073237 1026453.56 5132267.8
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 639097.8 679169.2 730908.3 789204.8 811520.3 729980.08 3649900.4
Jasa Kesehatan
16 dan Kegiatan 210315.8 227035.9 246833.4 266176.2 289446.2 247961.5 1239807.5
Sosial
17 Jasa lainnya 460675.3 483517.5 507219.6 538620.7 459077.9 489822.2 2449111
PDRB 23623792.4 24922950.5 26279771.5 27706155.2 26972650.2 25901064 182097072 129505320
Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha 2016 – 2020
1
Grafik 1 Perkembangan PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
PERKEMBANGAN PDRB
KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 - 2020
29000000
27706155.2
28000000
26972650.2
27000000
26279771.5
26000000
25000000 24922950.5
24000000
23000000 23623792.4
22000000
21000000
20162017201820192020
1
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
4.17 2.98 4.63 3.75 -0.06
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 6.4 6.27 7.62 7.98 2.83
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.26 7.95 8.72 7.84 8.74
Jasa Lainnya 3.35 4.96 4.9 6.19 -14.77
PDRB 5.86 5.5 5.44 5.43 -2.65
Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha 2016 – 2020
8
5.86 5.5 5.43
6 5.44
0
2016 2017 2018 2019 2020
-2
-2.65
-4
Tahun Rata-
Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020 Rata
Pertanian, Kehutanan, dan
38.58 37.39 35.27 33.86 34.64 35.95
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 1.31 1.32 1.42 1.41 1.37 1.37
Industri Pengolahan 7.74 8.21 9.89 10.5 10.56 9.38
Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07
Pengadaan Air, Pengelolaan
0.1 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 11.11 11.45 11.44 11.59 11.06 11.33
Perdagangan Besar dan Eceran;
18.87 18.85 19.07 19.29 18.18 18.85
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 0.79 0.82 0.84 0.86 0.83 0.83
1
Penyediaan Akomodasi dan Makan
1.51 1.63 1.68 1.73 1.64 1.64
Minum
Informasi dan Komunikasi 6.3 6.46 6.41 6.66 7.29 6.62
Jasa Keuangan dan Asuransi 2.09 2.09 2.07 2.05 2.11 2.08
Real Estate 2.04 2.1 2.18 2.24 2.39 2.19
Jasa Perusahaan 0.26 0.27 0.28 0.29 0.28 0.28
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 4.05 4.02 4.05 4.01 4.15 4.06
Wajib
Jasa Pendidikan 2.56 2.57 2.58 2.64 2.77 2.62
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.83 0.86 0.87 0.88 0.99 0.89
Jasa lainnya 1.79 1.79 1.79 1.8 1.57 1.75
PDRB 100 100 100 100 100 100
Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha 2016 – 2020
9.38 1.366
11.33
0.828 0.068
0.108
1
4.1.4 Laju Pertumbuhan Masing-Masing Sektor Ekonomi
Tabel 4 Laju Pertumbuhan Masing-Masing Sektor Ekonomi Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
Tahun
Kategori
2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.32 1.69 -2.33 0.12 -0.16
Pertambangan dan Penggalian 3.07 6.77 9.18 3.62 -6.57
Industri Pengolahan 8.7 11.24 27.4 11.66 -2.08
Pengadaan Listrik dan Gas 8.95 5.66 6.04 6.12 -1.12
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
5.49 7.68 5.18 7.7 4.26
Daur Ulang
Konstruksi 6.34 8.75 7.34 9.97 -7.19
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
6.99 6.74 6.83 6.15 -9.15
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 8.66 8.16 9.25 8.89 -6.19
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.84 12.75 9.73 7.68 -8.33
Informasi dan Komunikasi 7.04 8.75 7.83 9.83 7.81
Jasa Keuangan dan Asuransi 6.82 4.27 4.8 4.2 -0.04
Real Estat 5.95 7.72 8.16 6.91 2.98
Jasa Perusahaan 5.77 5.12 8.11 6.85 -6.79
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
4.17 2.98 4.63 3.75 -0.06
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 6.4 6.27 7.62 7.98 2.83
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.26 7.95 8.72 7.84 8.74
Jasa Lainnya 3.35 4.96 4.9 6.19 -14.77
PDRB 5.86 5.5 5.44 5.43 -2.65
Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha 2016 – 2020
Grafik 4 Laju Pertumbuhan Masing-Masing Sektor Ekonomi Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
30
25
20
15
10
5
0
Pertanian,Industri Pengadaan Air, Perdagangan Penyediaan Jasa KeuanganJasaJasa Pendidikan Jasa Lainnya
-5Kehutanan, Besar dan
Pengelolaan Sampah,
dan Pengolahan Eceran,
Limbah danReparasi Mobil dan
Daur Ulang Akomodasi
Sepeda Motor
dan dan AsuransiPerusahaan Makan Minum
Perikanan
-10
-15
-20
Kategori
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1
Grafik Laju Pertumbuhan Masing-Masing Sektor Ekonomi Kab. Lamongan
paling signifikan terlihat pada Industri Pengolahan, berada pada titik tertinggi
yaitu tahun 2018 lalu mengalami penurunan yang sangat besar pada tahun 2020.
Laju pertumbuhan masing-masing sektor cenderung menurun secara signifikan
pada tahun 2020, hal ini dapat pula disebabkan oleh pandemic COVID-19 yang
sedang melanda negara Indonesia satu tahun kebelakang ini.
4.1.5 Perkembangan Pendapatan per Kapita
Tabel 5 Perkembangan Pendapatan per Kapita Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
Grafik 5 Perkembangan Pendapatan per Kapita Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2
PDRB tahun 2016 dengan 2019 adalah sebesar 6,72 dengan satuan juta rupiah.
Data ini diperoleh dari BPS Kabupaten Lamongan.
Jumlah
No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020
A PENDUDUK 1354119 1360987 1361312 1373390 1379628
1 Usia Kerja (15-64 tahun) 925621 929891 933333 936654 936654
Diluar Usia Kerja (0-14
2 tahun dan >64 tahun) 428498 431096 427979 436736 442974
B PENDUDUK USIA KERJA 925621 929891 933333 936654 962362
1 Angkatan Kerja 621196 638330 634845 645257 681409
2 Bukan Angkatan Kerja 304425 291561 298488 291397 280953
C ANGKATAN KERJA 621196 638330 634845 645257 681409
1 Bekerja 599071 612030 614693 619419 646425
2
2 Menganggur 22125 26300 20152 25838 34984
BUKAN ANGKATAN
D 304425 291561 298488 291397 280953
KERJA
1 Sekolah 70569 65044 66140
2 Mengurus Rumah Tangga 178906 171123 160151
3 Lainnya 54950 55230 23432
Sumber: Kab. Lamongan Dalam Angka 2017-2021 dan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab.
Lamongan 2018
* Data terkait Bukan Angkatan Kerja tidak dapat ditemukan di BPS Kab. Lamongan karena
keterbatasan data.
Struktur Kependudukan
dan Ketenagakerjaan Kab.
Lamongan 2017
Diluar Usia Kerja (0-14 tahun dan
298488, 427979, >64 tahun) Angkatan Kerja
22%
31%
634845,
47%
Struktur Kependudukan
dan Ketenagakerjaan Kab.
Lamongan 2018
Diluar Usia Kerja (0-14 tahun dan
>64 tahun) Angkatan Kerja
298488, 427979,
22%31%
Bukan Angkatan Kerja
634845,
47%
2
Grafik 8 Struktur Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kabupaten Lamongan Tahun 2019
Struktur Kependudukan
dan Ketenagakerjaan Kab. Lamongan 2019
645257,
47%
Struktur Kependudukan
dan Ketenagakerjaan Kab. Lamongan 2020
681409,
48%
Berdasarkan data diatas, untuk Penduduk Usia Kerja pada Kab. Lamongan
selalu meningkat tiap tahunnya. Kemudian, untuk Penduduk Angkatan Kerja
cenderung meningkat namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2018
sebanyak 485 jiwa. Sedangkan untuk Penduduk Angkatan Kerja selalu
mengalami penurunan tiap tahunnya. Untuk presentase dari keseluruhan,
Penduduk Angkatan Kerja menguasai dengan kisaran 46-48% dari tahun 2016-
2020.
4.2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tabel 7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
No Tahun Jumlah
1 2016 67.11
2 2017 68.65
3 2018 68.02
2
4 2019 68.89
5 2020 70.81
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan.
Grafik 10 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
TINGKATPARTISIPASIANGKATANKERJA
K A B U P A T E N L A M O N G A N T A H U N 2 0 1 6 - 2020
72
71
70
69
68
67
66
65
2
Grafik 11 Tingkat Pengangguran Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
2
1
0
4.3 Inflasi
4.3.1 Indeks Harga
Tabel 9 Indeks Harga Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
Tahun
Kategori
2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 142.79 147.08 154.29 157.87 159.51
Pertambangan dan Penggalian 142.24 145.01 154.6 158.38 162.05
Industri Pengolahan 133.31 137.36 141.17 143.23 145.11
Pengadaan Listrik dan Gas 108.33 119.69 124.54 126.67 128.7
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
129.13 133.47 135.19 135.91 136.59
Daur Ulang
Konstruksi 143.44 146.98 148.51 146.11 148.05
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
127.02 128.49 132.17 134.48 137.59
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 134.33 139.58 141.59 143.11 144.06
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 138.43 143.52 146.27 149.22 151.83
Informasi dan Komunikasi 108.02 110.12 110.15 111.17 111.23
Jasa Keuangan dan Asuransi 135.85 140.92 144.89 146.87 149.89
Real Estat 127.22 131.4 137.13 140.7 143.62
Jasa Perusahaan 126.71 132.36 138.35 141.81 144.75
2
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
133.64 139.09 145.52 148.53 151.49
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 126.8 129.64 131.26 132.77 133.58
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 125.64 129.61 130.48 131.48 133.33
Jasa Lainnya 123.38 126.78 131.41 132.92 134.38
PDRB 134.22 137.51 141.65 143.38 145.22
Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha 2016 – 2020
Berdasarkan data dan grafik diatas, dapat dilihat bahwa Indeks Harga
Kabupaten Lamongan pada tahun 2016-2020 dominan mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Indeks harga tertinggi pada tahun 2016 terdapat pada sektor
Konstruksi yaitu sebesar 143,44, indeks harga tertinggi pada tahun 2017 terdapat
pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 147,08.
Sedangkan indeks harga tertinggi pada tahun 2018-2020 terdapat di sektor
Pertambangan dan Penggalian dengan angka mencapai 162,05. Kemudian untuk
nilai indeks harga terendah pada tahun 2016-2020 terdapat di sektor Informasi
dan Komunikasi. Akan tetapi, sektor tersebut tetap mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
4.3.2 Inflasi
Tabel 10 Inflasi Kabupaten Lamongan Tahun 2016 - 2020
Tahun
Kategori
2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 142.79 147.08 154.29 157.87 159.51
Pertambangan dan Penggalian 142.24 145.01 154.6 158.38 162.05
Industri Pengolahan 133.31 137.36 141.17 143.23 145.11
Pengadaan Listrik dan Gas 108.33 119.69 124.54 126.67 128.7
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
129.13 133.47 135.19 135.91 136.59
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 143.44 146.98 148.51 146.11 148.05
2
2
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
127.02 128.49 132.17 134.48 137.59
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 134.33 139.58 141.59 143.11 144.06
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 138.43 143.52 146.27 149.22 151.83
Informasi dan Komunikasi 108.02 110.12 110.15 111.17 111.23
Jasa Keuangan dan Asuransi 135.85 140.92 144.89 146.87 149.89
Real Estat 127.22 131.4 137.13 140.7 143.62
Jasa Perusahaan 126.71 132.36 138.35 141.81 144.75
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
133.64 139.09 145.52 148.53 151.49
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 126.8 129.64 131.26 132.77 133.58
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 125.64 129.61 130.48 131.48 133.33
Jasa Lainnya 123.38 126.78 131.41 132.92 134.38
PDRB 134.22 137.51 141.65 143.38 145.22
Laju Inflasi 2.45 3.01 1.22 1.28
Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Menurut Lapangan Usaha 2016 – 2020
2
pada tahun 2017 yang mencapai 3,01% dimana mengalami kenaikan sebanyak
0,56% dari tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya kenaikan indeks harga
di tiap sektor, terutama di sektor Penyediaan Listrik dan Gas. Kemudian untuk
penurunan terbesar terdapat di tahun 2017 yang juga menjadi inflasi terendah
dalam 4 tahun terakhir, yaitu sebesar 1,22% yang mengalami penurunan sebanyak
1,79% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan tahun-tahun yang lain mengalami
kenaikan inflasi. Data ini dihasilkan dari perhitungan laju inflasi berdasarkan
indeks harga yang diperoleh dari BPS Kabupaten Lamongan.
2
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kab.
Lamongan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. PDRB Kab. Lamongan pada tahun 2016-2019 mempunyai tren yang positif.
b. Pada tahun 2020, PDRB Kab. Lamongan menurun dari yang tadinya berkisar
pada angka 27 juta rupiah menjadi sekitar 26 juta rupiah.
c. Laju ekonomi pada Kab. Lamongan pada tahun 2016-2019 berada di angka 5%
tiap tahunnya.
d. Pada tahun 2020, laju ekonomi Kab. Lamongan menurun anjlok hingga sekitar -
2%.
e. Struktur ekonomi Kab. Lamongan didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan yaitu sebesar 35.95% dan sektor Pengadaan Listrik dan Gas
dengan sektor dengan nilai rata-rata terkecil yaitu sekitar 0,07%.
f. Inflasi pada Kab. Lamongan secara general tergolong pada inflasi ringan yaitu
dibawah 10% dan pada 2019 menunjukan tren penurunan.
g. Angka Pengangguran pada Kab. Lamongan selama tahun 2016-2020 menunjukan
tren fluktuatif dengan tingkat tertinggi pada tahun 2020 yaitu sebesar 5,13%,
namun masih tergolong cukup rendah.
h. Angka angkatan kerja pada Kab. Lamongan cenderung mengalami peningkatan,
kecuali pada tahun 2019 namun setelah itu menunjukan peningkatan yang
konstan, sehingga dapat berpotensi dalam menurunkan angka pengangguran Kab.
Lamongan di masa yang akan datang.
Kenaikan PDRB yang cenderung meningkat pada tahun 2016-2019 menjadi
indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut. Namun, berbanding
terbalik pada tahun 2020 yang menunjukan terjadinya penurunan ekonomi. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya pandemi COVID-19 pada tahun 2020 yang menyebabkan
meningkatnya tingkat pengangguran dan terjadinya resesi ekonomi di seluruh wilayah
di Indonesia. Dampak dari pertumbuhan ekonomi di Kab. Lamongan mempengaruhi
perkembangan angkatan kerja. Selain itu, pendapatan per kapita masyarakat Kab.
Lamongan menurut ADHN pada tahun 2016 hingga 2019 mengalami kenaikan dari
3
sekitar 26 juta rupiah hingga 33 juta rupiah walaupun kembali terjadi penurunan pada
tahun 2020 menjadi sekitar 32 juta rupiah.
Berdasarkan struktur ekonomi ADHB, pendapatan nilai tambah yang diterima
Kab. Lamongan ada tujuh belas sektor. Sektor ekonomi penyumbang pendapatan nilai
tambah masyarakat paling banyak ada pada Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,
Perdagangan besar dan eceran, reparasai mobil dan sepeda motor, dan konstruksi. Data
ini dapat dibuktikan dengan pertumbuhan komoditas Jagung pada pertanian Kab.
Lamongan.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan analisis terhadap PDRB Kab. Lamongan yang telah dilakukan,
rekomendasi yang dapat diberikan yaitu :
a. Melakukan Pengawasan pada lahan terbangun dan nonterbangun di Kab.
Lamongan karena dapat mempengaruhi luas dari lahan komoditas pertanian dan
produtivitasnya yang dapat meningkatkan pertumbuhan komoditas pertanian Kab.
Lamongan.
b. Memberikan pelatihan pada pelaku komodtas ekonomi, baik pertanian,
peternakan maupun sektor ekonomi lainnya agar dapat berpikir kreatif dan
inovatif sehingga dapat bersaing dengan pasar internasional dan dapat melakukan
pengolahan bahan baku yang baik.
c. Tetap mengontrol pertumbuhan ekonomi untuk mencegah tingkat inflasi yang
tinggi.
Memanfaatkan semaksimal mungkin angkatan kerja agar dapat membuka
lapangan pekerjaan sehingga dapat menekan angka pengangguran.
3
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2016). Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lamongan tahun
2016.
Badan Pusat Statistik. (2017). Kabupaten Lamongan dalam Angka 2017.
Badan Pusat Statistik. (2018). Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lamongan tahun
2018.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2019.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lamongan tahun
2019.
Badan Pusat Statistik. (2020). Kabupaten Lamongan dalam Angka 2020.
Hasyim, A. I. (2017). Ekonomi Makro. Prenada Media.
Indonesia, P. R. (2004). Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Indriani, L. (2013). SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN
INPUT-OUTPUT. 5, 8–9.
Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah.
Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
Qomariyah, I. (2013). Pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat
pengangguran di jawa timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 1(3).
SEPTIATIN, A. A., MAWARDI, M. M., & RIZKI, M. A. D. E. K. (2016). Pengaruh Inflasi
Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. I-
Economics: A Research Journal On Islamic Economics, 2(1), 50–65.
Yuniarti, V. S. (2016). Ekonomi Makro Syariah.