BENNY UTAMA
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... I-1
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................................. I-2
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................................... I-3
1.4 Dasar Hukum ...................................................................................................... I-3
1.5 Sistematika Pembuatan KLHS.............................................................................. I-4
1.6 Sistematika Laporan............................................................................................. I-5
ii
Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1. Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong di Kabupaten
Pasaman ......................................................................................................... III-1
3.2. Klarifikasi Kelas Lereng di Daerah Kabupaten Pasaman ................................... III-2
3.3. Klasifikasi Morfologi Lahan di Daerah Kabupaten Pasaman .............................. III-6
3.4. Rata-rata Curah Hujan (mm/bulan) Tahun 2010 – 2020 (Menurut Stasiun
Pemantauan) ................................................................................................... III-6
3.5. Potensi Sungai Per Kecamatan Di Kabupaten Pasaman .................................. III-7
3.6. Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2016-2020 .................. III-14
3.7. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pasaman
Tahun Anggaran 2016 s/d 2020 ....................................................................... III-17
3.8. Target dan Realisasi Pendapatan DaerahTahun Anggaran 2016 s.d 2020 ........ III-18
3.9. Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d 2020 .............. III-18
3.10. Proporsi (Persentase) Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d
2020 ................................................................................................................ III-19
3.11. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Pasaman Tahun
2016 s/d 2020 .................................................................................................. III-21
3.12. Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d 2020 .............. III-22
3.13. Komposisi Realisasi Belanja DaerahTahun Anggaran 2016 s.d 2020................ III-22
3.14. Rata-Rata Pertumbuhan RealisasiPembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2016
s/d 2020 ........................................................................................................... III-24
3.15. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun anggaran 2016
s.d 2020 ........................................................................................................... III-25
3.16. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun anggaran 2016
s.d 2020 ........................................................................................................... III-25
3.17. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d Tahun 2020 III-27
3.18. Rasio-Rasio Neraca Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d 2020 ........................... III-30
3.19. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun Anggaran
2016 s.d 2020 .................................................................................................. III-33
3.20. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan Tahun Anggaran 2016 s.d
2020 ................................................................................................................ III-34
3.21. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Pasaman Tahun
Anggaran 2016 s.d 2020 .................................................................................. III-36
3.22. Produk Regional Domestik Bruto Kabupaten Pasaman tahun 2016-2020 ......... III-37
3.23. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pasaman ....... III-38
3.24. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Pasaman............................................ III-38
3.25. Nilai PDRB dan PDRB Perkapita dan Populasi Kabupaten Pasaman, 2016-
2020 ................................................................................................................ III-40
3.26. Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Pasaman Tahun 2020 .......................... III-40
3.27. Jumlah Pelanggan Dan Pemakai Listrik Menurut Jenis Pelanggan ................... III-41
3.28. Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Air Minum Menurut Lokasi (Kelompok I dan
II) ..................................................................................................................... III-41
iv
Halaman
3.29. Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air Minum Menurut Lokasi (Kelompok III
dan IV) ............................................................................................................. III-42
3.30. Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan di Kabupaten Pasaman Menurut
Kecamatan....................................................................................................... III-42
3.31. Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan di Kabupaten Pasaman menurut
Kecamatan....................................................................................................... III-45
3.32. Indeks Jasa Ekosistem Budaya di Kabupaten Pasaman menurut Kecamatan ... III-49
3.33. Indeks Jasa Ekosistem Pendukung di Kabupaten Pasaman menurut
Kecamatan....................................................................................................... III-51
3.34. Peran Filantropi Dalam Pembangunan Kabupaten Pasaman ............................ III-54
4.1. Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang Bukan
Kewenangan (BK) Kabupaten Pasaman ........................................................... IV-4
4.2. Capaian Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman .......................................... IV-6
4.3. Jumlah Indikator pada Setiap TPB/SDGs yang Sudah Dilaksanakan dan
Mencapai Target Nasional di Kabupaten Pasaman ........................................... IV-7
4.4. Indikator yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional (SS) IV-8
4.5. Jumlah Indikator pada Setiap TPB/SDGs yang Sudah Dilaksanakan Tapi Belum
Mencapai Target Nasional di Kabupaten Pasaman ........................................... IV-11
4.6. Indikator yang Sudah Dilakukan dan Belum Mencapai Target (SB) ................... IV-12
4.7. Jumlah Indikator pada Setiap TPB/SDGs yang Tidak Memiliki Data di
Kabupaten Pasaman ........................................................................................ IV-15
4.8. Indikator yang Belum Memiliki Data (NA) .......................................................... IV-16
4.9. Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Sosial ................................................ IV-18
4.10. Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Ekonomi ............................................ IV-19
4.11. Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Lingkungan ...................................... IV-20
4.12. Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Hukum dan Tata Kelola .................... IV-20
4.13. Capaian Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman Berdasarkan SPM ............. IV-22
4.14. Peran OPD Kabupaten Pasaman dalam Pencapaian Target TPB/SDGs........... IV-23
4.15. Rumusan Isu Strategis Kabupaten Sijunjung Hasil Konsultasi Publik ................ IV-25
4.16. Rumusan Isu Strategis TPB/SDGs Berdasrkan SPM Kabupaten Pasaman ....... IV-26
4.17. Telaahan Visi Misi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) IV-29
5.1. Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Organisasi Perangkat Daerah ................... V-1
5.2. Peran OPD di Kabupaten Pasaman dalam Pencapaian Indikator TPB/SDGs.... V-3
5.3. Evaluasi DDDTLH Jasa Ekosistem ................................................................... V-16
6.1. Rekomendasi Berdasarkan Capaian Indikator Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB/SDGs) ............................................................................... V-4
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1. BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan dan lingkungan hidup adalah dua bidang yang saling berkaitan. Di satu sisi
pembangunan dirasakan perlu untuk meningkatkan harkat hidup manusia. Tapi di sisi lain tidak
jarang program dan proyek pembangunan tanpa disadari mengakibatkan rusaknya lingkungan.
Bencana banjir, kekeringan, longsor dan kepunahan keanekaragaman hayati merupakan beberapa
contoh dari kerusakan lingkungan yang dapat kita lihat saat ini.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menetapkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membuat Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program. Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup akan lebih efektif
dicegah bila sejak proses formulasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) telah
mempertimbangkan masalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap keberlanjutannya.
Berdasarkan amanat UU Nomor 32 Tahun 2009 tersebut, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan dan/atau evaluasi terhadap Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) baik di tingkat Nasional, Provinsi,
maupun Kabupaten/Kota; serta kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.
Dalam kerangka pikir seperti itu secara bertahap sejak konferensi Stockholm di Swedia
pada tahun 1972 telah digagas banyak cara untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.
Komitmen Internasional seperti Millenium Development Goals (MDGs)/ Tujuan Pembangunan
Milenium (TPM) yang kemudian dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs)/
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) telah disepakati sebagai panduan umum untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Indonesia telah berhasil mencapai sebagian dari tujuan
TPM yakni 49 dari 67 indikator. Itu berarti ada sejumlah indikator yang harus dicapai melalui
pelaksanaan TPB/SDGs.
Untuk mewujudkan pencapaian indikator tersebut telah ditetapkan Peraturan Presiden
Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Implementasi Peraturan Presiden tersebut lebih jauh dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam
I-1
Bab I. Pendahuluan
Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS RPJMD yang
mewajibkan setiap penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah didahului dengan penyusunan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) yang mempertimbangkan capaian TPB/SDGs. Tujuan pembangunan
berkelanjutan terdiri dari 17 tujuan sebagai berikut:
Tujuan 1. Tanpa Kemiskinan
Tujuan 2. Tanpa Kelaparan
Tujuan 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Tujuan 4. Pendidikan Berkualitas
Tujuan 5. Kesetaraan Gender
Tujuan 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
Tujuan 7. Energi bersih dan Terjangkau
Tujuan 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan 9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Tujuan 10. Berkurangnya Kesenjangan
Tujuan 11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan
Tujuan 13. Penanganan Perubahan Iklim
Tujuan 14. Ekosistem Lautan
Tujuan 15. Ekosistem Daratan
Tujuan 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Tujuan 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
I-2
Bab I. Pendahuluan
Dasar hukum dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pasaman meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
KLHS.
I-3
Bab I. Pendahuluan
I-4
Bab I. Pendahuluan
c) Pembagian peran berupa analisis kontribusi dari pemerintah, pemerintah daerah, serta
organisasi masyarakat, filantropi, pelaku usaha, akademisi dan pihak terkait lainnya
sesuai ketentuan perundang-undangan dalam pembangunan daerah.
3. Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan
Perumusan skenario mengacu pada analisa perkembangan pencapaian indikator TPB/SDGs
Kabupaten Pasaman, proyeksi capaian indikator TPB/SDGs tahun 2030, analisis gap antara
target TPB/SDGs dengan proyeksi capaian TPB/SDGs di daerah, menentukan isu strategis
berdasarkan indikator TPB/SDGs, analisis permasalahan dalam pencapaian indikator
TPB/SDGs serta menentukan sasaran pencapaian.
4. Penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD
Penjaminan kualitas KLHS RPJMD dilakukan oleh Bupati dan ditandatangani langsung oleh
Bupati tersebut. Validasi dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat / Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Barat.
Sistematika Laporan KLHS RPJMD Kabupaten Pasaman Tahun 2021 – 2026 terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang lingkup
dan sistematika pelaporan dari dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Pasaman Tahun 2021 – 2026.
BAB II : DASAR TEORI
Berisi penjelasan tentang teori yang digunakan pada laporan KLHS RPJMD Kabupaten
Pasaman.
BAB III : KONDISI UMUM DAERAH KABUPATEN PASAMAN
Berisi penjelasan tentang gambaran kondisi secara umum wilayah kajian baik itu kondisi
fisik wilayah, demografis, kondisi keuangan daerah, daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup wilayah Kabupaten Pasaman, peran Filantropi serta peran pemangku kepentingan dalam
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Pasaman .
BAB IV : ANALISIS TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) KABUPATEN
PASAMAN
I-5
Bab I. Pendahuluan
Berisikan penilaian dan analisis capaian indikator TPB/SDGs setiap Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) serta ketercapaiannya dalam penggunaan anggaran untuk program yang berkaitan
dengan TPB/SDGs yang menjadi tugas, pokok dan fungsi OPD. Dalam bab ini dijabarkan capaian
indikator TPB/SDGs yang dilaksanakan oleh masing-masing OPD; analisis capaian indikator
berdasarkan DDDTLH dan proporsi anggaran; serta keterlibatan pihak lain dalam mendukung OPD
menyelenggarakan program dan kegiatan untuk mencapai target dalam TPB/SDGs.
Berisikan alternatif skenario dan rekomendasi daerah dilihat dari DDDTLH serta
ketercapaian terhadap TPB/SDGs. Pada bab ini terdiri dari : alternatif skenario dan rekomendasi
DDDTLH daerah; alternatif skenario dan rekomendasi dengan upaya tambahan yaitu untuk
indikator yang belum mencapai target, serta indikator yang belum memiliki data; alternatif skenario
tanpa upaya tambahan (BAU-business as usual) yaitu untuk indikator yang sudah dilaksanakan
dan sudah mencapai target
Berisikan kesimpulan dari laporan KLHS RPJMD dengan mengidentifikasi pada hasil
analisis DDDTLH daerah, analisis capaian daerah terhadap indikator TPB/SDGs, analisis capaian
OPD terhadap indikator TPB serta kesimpulan rekomendasi bagi Kabupaten Pasaman .
I-6
1. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
II-1
Bab II. Landasan Teori
ekonomi, serta hukum dan tata kelola). Empat pilar ini kemudian diturunkan dalam 17 Tujuan, 116
target, dan 319 indikator.
Sebagai bentuk domestifikasi tujuan pembangunan berkelanjutan, pemerintah
menetapkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Peraturan presiden ini, menegaskan sasaran nasional periode
tahun 2017 sampai tahun 2019 dalam RPJMN 2015-2019, yang selaras dengan TPB/SDGs yang
dituangkan dalam lampiran tersebut, yang bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, yang kemudian untuk pelaksanaannya disinkronkan melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (KLHS RPJMD). KLHS RPJMD adalah analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam
dokumen RPJMD. Di dalam lampiran Pemendagri tersebut, dicantumkan indikator TPB/SDGs di
Indonesia dan formula penghitungan dari indikator tersebut.
II-2
Bab II. Landasan Teori
II-3
Bab II. Landasan Teori
Apabila hasil kajian enam muatan KLHS tersebut telah menunjukkan bahwa daya dukung
dan daya tampung sudah melampaui, maka kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan
tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; serta segala usaha dan/atau kegiatan
yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
Muatan kajian dapat pula mencakup selain keenam muatan tersebut diatas, tergantung
II-4
Bab II. Landasan Teori
karakteristik wilayah, kondisi dan isu pembangunan berkelanjutan serta muatan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
2.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (KLHS RPJMD)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018, KLHS RPJMD
adalah analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk
mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD. KLHS RPJMD
disusun sebelum dirumuskannya RPJMD dengan fokus kajian pada pencapaian target TPB/SDGs
dan mengakomodir isu strategis TPB/SDGs yang mencakup isu lingkungan hidup, ekonomi, sosial,
serta hukum dan tata kelola. Dalam pemanfaatannya, KLHS RPJMD dapat dimanfaatkan untuk
penyusunan dokumen RPJMD dan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs.
KLHS RPJMD memuat kajian pembangunan berkelanjutan serta perumusan skenario
pembangunan berkelanjutan. Pengkajian pembangunan berkelanjutan dilakukan melalui
identifikasi dan analisis data kondisi umum daerah, capaian indikator TPB/SDGs yang relevan,
serta pembagian peran antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi masyarakat,
filantropi, pelaku usaha, akademisi dan pihak terkait lainnya; sedangkan perumusan skenario
pembangunan berkelanjutan disusun berdasarkan alternatif proyeksi untuk pencapaian target
dengan dan/atau tanpa upaya tambahan.
Dalam pencapaian TPB/SDGs secara global terdapat 241 indikator yang kemudian
diterjemahkan dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, hingga terdapat total 319 indikator
yang menjadi tolok ukur ketercapaian TPB/SDGs di Indonesia. Rincian dari 319 indikator tersebut
yaitu 158 indikator berupa proksi dari 80 indikator global, 85 indikator berupa indikator nasional
yang sesuai dengan indikator global, dan 76 indikator sebagai tambahan indikator global.
II-5
Bab II. Landasan Teori
Setiap wilayah administrasi memiliki tanggung jawab untuk melakukan analisis TPB/SDGs
dengan jumlah indikator yang berbeda. Apabila ditelaah lebih lanjut berdasarkan pembagian
kewenangannya antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintah pusat memiliki kewenangan
terhadap 303 indikator, pemerintah provinsi 235 indikator, pemerintah kabupaten 220 indikator, dan
pemerintah kota 222 indikator. Selain itu terdapat 21 indikator yang memiliki kriteria khusus dan
hanya ditujukan untuk wilayah-wilayah tertentu.
Pemanfaatan KLHS RPJMD untuk RPJMD dan RAD TPB/SDGs terbagi dalam beberapa
tahapan, antara lain tahap pembuatan, pemanfaatan, penelaahan, penjaminan kualitas,
pendokumentasian, dan validasi. Untuk masing-masing RPJMD dan RAD TPB/SDGs memiliki
pemanfaatan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Secara umum, dalam tahap pembuatan
KLHS RPJMD terdapat kegiatan pengkajian dan perumusan skenario.
Dalam pengkajian, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan identifikasi, pengumpulan,
dan analisis data berupa kondisi umum daerah, capaian indikator TPB/SDGs, dan pembagian
peran. Sedangkan dalam perumusan skenario, kegiatan yang dilakukan adalah membuat alternatif
proyeksi. Alternatif proyeksi dibagi dalam alternatif proyeksi tanpa upaya tambahan atau BAU
II-6
Bab II. Landasan Teori
(business as usual) dan alternatif proyeksi dengan upaya tambahan. Alternatif proyeksi ini dibuat
berdasarkan isu strategis, permasalahan, serta sasaran strategis.
Pemanfaatan untuk RPJMD: KLHS RPJMD dapat dimanfaatkan sebagai gambaran
umum, hasil identifikasi permasalahan dan isu strategis, serta penentuan tujuan dan sasaran
dalam RPJMD. Dalam penyusunan RPJMD, KLHS berperan sebagai rancangan teknokratis yang
digunakan sebagai rancangan awal. Rancangan awal RPJMD ditelaah kesesuaiannya dengan
rancangan teknokratis sebelum menjadi rancangan dokumen rencana daerah (dokrenda).
Rancangan dokrenda menjadi instrumen utama yang akan dibahas di musyawarah rencana
pembangunan (musrenbang) daerah. Setelah dokumen mendapat masukkan, kemudian dokumen
tersebut ditetapkan sebagai rancangan akhir dan ditetapkan sebagai dokrenda.
Pemanfaatan untuk RAD: Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, RAD TPB/SDGs
merupakan dokumen rencana kerja 5 (lima) tahunan di tingkat provinsi untuk melaksanakan
berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung mendukung pencapaian TPB/SDGs
yang sesuai dengan sasaran pembangunan daerah. KLHS untuk RAD TPB/SDGs dimanfaatkan
sebagai penentuan usulan program dan kegiatan baik untuk daerah, pemerintah pusat di daerah,
maupun untuk non pemerintah. Dalam tahap persiapan, pembuatan, dan pelaksanaan KLHS
RPJMD, pemanfaatan untuk RAD TPB/SDGs dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pembentukan tim pelaksana;
2. Sidang pleno;
3. Analisis situasi dan tantangan;
4. Perumusan kebijakan target program kegiatan dan indicator;
5. Alokasi pagu indikatif;
6. Perumusan sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan;
7. Pembahasan draft;
8. Pleno penyempurnaan;
9. Pengesahan;
10. Sosialisasi dan finalisasi.
Waktu penyusunan KLHS dilakukan bersamaan dengan penyusunan RPJMD dan RTRW.
Tahapan penyusunan KLHS RPJMD ini mengacu pada Permendagri Nomor 7 Tahun 2018, Pasal 3
dimulai dari tahap persiapan, pembuatan, hingga pelaksanaan.
1. Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD. Tim ini terdiri dari anggota yang
memenuhi standar kompetensi berupa kriteria ketepatan keahlian pada isu yang
dikaji dan pengalaman di bidang pembuatan dan pelaksanaan KLHS atau kajian
sejenis.
II-7
Bab II. Landasan Teori
II-8
3. BAB III
KONDISI UMUM DAERAH
III
III-1
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-2
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-3
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-4
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-5
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Secara morfologis, daerah Kabupaten Pasaman dikelompokkan atas 5 kelas morfologi
lahan yaitu, datar, dataran berombak sampai bergelombang, bukit/ perbukitan dan gunung/
pegunungan. Distribusi klasifikasi morfologi lahan disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 3.3. Klasifikasi Morfologi Lahan di Daerah Kabupaten Pasaman
Luas
No Morfologi Lahan Lereng
Ha %
1. Datar 0–2 35.304 7,91
2. Berombak 2- 8 11.580 2,57
3. Bergelombang 8 – 15 11.758 2,61
4. Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan 15 – 40 56.155 12,61
5. Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan >40 329.966 74,31
Total 444.763 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman 2010-2030
III-6
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Kecamatan Mapat Tunggul merupakan daerah hulu sungai-sungai besar yang mengalir ke wilayah
Provinsi Riau dan Kabupaten 50 Kota.
Morfologi wilayah Kabupaten Pasaman yang berbukit menyebabkan banyak sungai yang
aliran airnya relatif deras yang dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (mikro
hidro), maupun sebagai tenaga penggerak lainnya. Penyebaran sungai pada setiap Kecamatan
disajikan pada Tabel dan Gambar di bawah ini.
Tabel 3.5. Potensi Sungai Per Kecamatan Di Kabupaten Pasaman
No Kecamatan Sungai
1. TIGO NAGARI
1. Air Paku Tunggak 15. Bt. Kumpulan 29. Bt Kinandam Dareh 43. Bt. Sukun
2. Bt. Kuriman 16. Air Silang 30. Air Manis-Manisan 44. Bt. Barameh
3. A. Prm. Cigak Pth 17. Air Kilangan 31. Air Paraman 45. Air Paraman
4. A. Prm. Cigak Sira 18. Bt. Paraman 32. Air Palancah 46. Bt. Talo
5. Paraman Cigak 19. Bt. Likek Mati 33. Air Garingging 47. Air pagadih
6. Sungai Limau 20. Air Lundang 34. Bt. Malampah 48. Air Tantang
7. Bt. Air Angek 21. Bt. Lingkek 35. Air Pandaringan 49. Air Sibonsan
8. Air. Takih 22. Air Malang 36. Air Pandaluran 50. Air Bambu
9. Air. Jarak 23. Air Landu 37. Air Batu Hitam 51. Bt. Masang
10. Anak Air Baco 24. Air Caruik 38. Bt. Lindai
11. Bt. Lapo 25. Bt. Bangan 39. Air Bt. Karuik
12. Anak Air Lapo 26. Bt. Paraman 40. Air Ketahanan
13. Bt. Landu 27. Paraman Sirih 41. Bt. Ungka
14. Bt. Maluah 28. Air Pantau 42. Bt. Fatimah
2. Bonjol
1. Bt. Marumuk 8. Bt. Rambutan 15. A. Dareh 22. A. Tapa Gadang
2. Bt. Manggani 9. Bt. Sikaciak 16. A. Biso 23. A. Tapa Hitam
3. Air Talang 10. Bt. Musus 17. A. Kijang 24. A. Angek
4. A. Mumpak Kaciak 11. S. Landai 18. Bt. Ligi Kaciak 25. A. Panoao
5. A. Mumpak Gdg 12. Bt. Alahan Pjg 19. A. Putiah 26. Bt. Ambacang
6. A. Tandikek 13. Air Abu 20. A. Tawar 27. Bt. Ligi Gadang
7. Bt. Bubus 14. Bt. Laring 21. Bt. Air Talang 28. Bt. Timaran
29. A. Pamicikan
3. Simpang Alahan Mati
1. Bt. Alahan 7. Bt. Limau 13. Bt. Langkuih 19. Bt. Kasok
Panjang Karetan 14. A. Pinang 20. Bt. Bindalik
2. A. Baling 8. Anak Air Duku 15. Bt. Kularian 21. Bt. Manggia
3. A. Simpang 9. Bt. Simpai 16. Air Bt. Baririk 22. A. Talanggukan
4. Bt. Sunai 10. A. Paku 17. Bt. Kinandan 23. A. Ateh Batu
5. Bt. Marambung 11. Air. Bula’an 18. Bindalik Gadang 24. Bindalik Kaciak
6. Bt. Lasi 12. Bt. Sariak
4. Lubuk Sikaping
1. Bt. Sumpur 8. Bt. Astum 15. Bt. Sopan 22. Bt. Pamenan
2. Bt. Anang 9. Bt. Dalik 16. A. Tabek 23. Sungai Durian
3. Bt. Pakau 10. Bt. Paraman 17. Bt. Tikalak 24. A. Kapa Gadang
4. Bt. Silasung Dareh 18. Bt. Marumuk 25. Bt. Pangariang
5. Bt. Paninggalan 11. Bt. Pamikin 19. Bt. Pegang 26. Bt. Sibangka
6. Bt. Mareh 12. Bt. Mapun 20. Bt. Panjagoan
7. A. Betung 13. Bt. Mapun Sani 21. A. Mundek
14. A. Lunak
5. Dua Koto
1. Bt. Pasaman 3. Bt. Andilan 5. Bt Tuhur
2. Bt. Barilas 4. Bt. Ranai 6. Bt. Bahanon
6. Panti
III-7
Bab III. Kondisi Umum Daerah
No Kecamatan Sungai
1. Bt. Panti 6. Bt. Mapun 11. Air Mati 16. Bt. Piagan
2. Bt. Petak 7. Air Rambah 12. Air Kajai 17. Sungai Sorik
3. Air Salo 8. Bt. Lundur 13. Air Padang
4. Air Sanik 9. Air Lambak 14. Bt. Kuamang
5. Bt. Pagadis 10. Air Panjang 15. Bt.Tambangan
7. Padang Gelugur
1. Bt. Sontang 2. Bt. Rambah
8. Rao
1. Bt. Lubuah 5. Air Parais 9. Bt. Cubadak 13. Bt. Duit
2. Air Sulang Aling 6. Bt. Sibinail 10. Bt. Simisuh 14. Air Sirah
3. Bt. Asik 7. Air Kapesong 11. Bt. Pakayo 15. Air Pariangan
4. Air Pandak 8. Air Sogar 12. Air Dareh 16. Air Dingin
9. Rao Utara
1. Air Rogas 3. Bt. Mengkais 5. Air Kubu Tuo
2. Bt. Sibungkur 4. Air Mogo
10. Rao Selatan
1. Air Sontang 5. Batang Sumpur 9. Bt. Beringinn
2. Bt. Tingkarang 6. Sungai Nyiur 10. Timbuli
3. Air Simarakon 7. Air Suah 11. Air Ruang
4. Air Kapunan 8. Batang Abam
11. Mapat Tunggul
1. Sungai Deras 3. Air Sialang 5. Air Gagak
2. Bt. Sumpur 4. Bt. Tibawan
12. Mapat Tunggul Selatan
1. Sungai Lolo 4. Bt. Silayang 7. Sungai Toar
2. Sungai 5. Bt. Pangian 8 Bt. Sopan
Guntung 6. Air Matondak
3. Bt. Kampar
Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman 2010-2030
Skala VII : Kehancuran tak berarti pada bangunan yang kuat dan terdesain baik,
tetapi dapat hancur pada bangunan yang buruk desainnya.
Skala VIII : Kehancuran sedikit pada bangunan yang baik, tetapi bangunan yang
buruk konstruksinya akan hancur. Dinding tembok, cerobong, kolom-
kolom dapat runtuh, pasir dan lumpur dapat terlempar dari muka tanah
dan terjadi perubahan pada muka air tanah.
III-8
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Implikasi bagi keadaan ini terhadap pemanfaatan ruang, terutama bagi daerah terbangun adalah :
III-9
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-11
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-12
Bab III. Kondisi Umum Daerah
B. Rawan Bencana Longsor dan Banjir
Rawan bencana longsor dan banjir dapat terjadi karena proses alamiah dalam perubahan
struktur muka bumi, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor penyebab, antara lain:
1. Penomena alam, seperti curah hujan, tata air tanah dan struktur geologi;
2. Aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan
kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak.
Kawasan-kawasan yang rawan longsor dan banjir perlu dicermati, agar tidak merusak
keseimbangan ekologis. Sehingga perlu pengaturan dan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pemanfaatan ruang. Dalam pemanfaatan ruang di wilayah
Kabupaten Pasaman, perlu diidentifikasi kawasan-kawasan yang termasuk kategori rawan longsor,
kemudian diupayakan pengaturan dan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
yang diduga berdampak terhadap timbulnya bencana longsor dan banjir.
Penduduk merupakan modal dasar dalam setiap proses pembangunan di suatu daerah
karena penduduk adalah subjek sekaligus objek bagi upaya pembangunan yang dilaksanakan.
Oleh sebab itu dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan, faktor penduduk menjadi
dasar yang memiliki peran penting. Di Indonesia sensus penduduk diadakan satu kali lima tahun
termasuk di Kabupaten Pasaman, sehingga data kependudukan belum dapat sepenuhnya
memenuhi kebutuhan penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten Pasaman. Dalam kurun
waktu 5 tahun antara 2016-2020 jumlah penduduk Kabupaten Pasaman mengalami
perkembangan rata-rata sebesar 1,65% yang sebelumnya yaitu pada tahun 2016 tercatat
sebanyak 272.804 jiwa.
III-13
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.6. Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2016-2020
Jumlah Penduduk per Kecamatan (Jiwa)
No Nama Kecamatan
2016 2017 2018 2019 2020
1 Bonjol 26.326 26.839 27.345 27.852 26.282
2 Tigo Nagari 25.701 26.135 26.556 26.979 29.943
3 Simpang Alahan Mati 11.634 11.799 11.956 12.113 12.384
4 Lubuk Sikaping 45.260 45.436 45.578 45.712 51.092
5 Dua Koto 26.599 26.900 27.182 27.463 28.709
6 Panti 38.095 38.493 38.865 39.234 34.519
7 Padang Gelugur 23.469 23.801 24.120 24.438 32.724
8 Rao 23.753 23.986 24.202 24.416 26.041
9 Mapat Tunggul 9.327 9.393 9.452 9.510 10.165
10 Mapat Tunggu Selatan 9.366 9.496 9.621 9.746 9.748
11 Rao Utara 10.626 10.663 10.693 10.720 12.052
12 Rao Selatan 22.648 22.787 22.910 23.028 26.192
Pasaman 272.804 275.728 278.480 281.211 299.851
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman, 2021
Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun 2020 adalah 8 104
orang/nagari atau 76,00 orang/km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Padang Gelugur (183
orang/km2), Kecamatan Simpang Alahan Mati (178 orang/km2) dan Kecamatan Panti (177
orang/km2) seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.
III-14
Bab III. Kondisi Umum Daerah
3.3. Keuangan Daerah
III-15
Bab III. Kondisi Umum Daerah
166,57%, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi mengalami pertumbuhan rata-rata
3,68%, Dana penyesuaian mengalami pertumbuhan rata-rata 19,93% dan Bantuan Keuangan
mengalami pertumbuhan terkoreksi rata-rata -46,83%.
Sebelum masa Pandemi Covid 19 maupun setelah masa Pandemi realisasi Lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah secara umum mengalami pertumbuhan. Pada saat Pandemi covid
19 Jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah mengalami pertumbuhan terkoreksi
adalah dari Bagi Hasil Pajak Provinsi Sumatera Barat -12,66%. Realisasi pendapatan daerah dan
rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah selama periode tahun anggaran 2016 sampai
tahun anggaran 2020 dapat kita lihat pada Tabel 3.7.
Pada kurun waktu tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, realisasi pendapatan daerah
relatif sangat berfluktuasi. Pada tahun 2017 dan tahun 2019 terjadi peningkatan realisasi
Pendapatan Daerah, namun pada tahun 2018 dan tahun 2020 terjadi penurunan realisasi
Pendapatan Daerah. Salah satu penyebab meningkatnya realisasi Pendapatan Daerah pada tahun
anggaran 2017 dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016 adalah amanah Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 910/106/SJ tanggal 11 Januari 2017 tentang Petunjuk Teknis Penganggaran,
Pelaksanaan Dan Penatausahaan Serta Pertanggungjawaban Dana Bantuan Operasional Sekolah
Satuan Pendidikan Negeri Yang Diselenggarakan Oleh Kabupaten/Kota Pada Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah. Bantuan Operasional Sekolah yang selama ini tidak dicatat
dalam APBD harus dicantumkan dalam APBD pada Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah.
Sedangkan peningkatan pendapatan daerah tahun anggaran 2019 disebabkan adanya kenaikan
yang signifikan atas Dana Perimbangan yaitu Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Rendahnya realisasi Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2018 antara lain
disebabkan adanya penurunan yang signifikan atas Dana Perimbangan yang berasal dari Dana
Alokasi Khusus. Rendahnya realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran 2020 disebabkan
adanya kebijakan Pemerintah pengurangan atas transfer keuangan ke daerah dan dana desa
sebagai dampak penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) secara Nasional.
Kebijakan pengurangan Dana Perimbangan ini merupakan konsekuensi yang harus
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Hal tersebut selain turunnya penerimaan Negara juga dalam
upaya pengamanan daya beli masyarakat dan perekonomian nasional.Akibat adanya bencana non
alam berupa Covid-19, disamping perubahan dana transfer ke daerah juga berakibat penurunan
target dan realisasi pendapatan asli daerah terutama dari pajak daerah. Sedangkan pada lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah jenis pendapatan daerah dari Hibah dan Dana Penyesuaian
mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun anggaran sebelumnya. Peningkatan realisasi
tersebut disebabkan meningkatnya alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah, Hibah IPDMIP.
III-16
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Sedangkan meningkatknya Dana Penyesuaian disebabkan meningkatkan alokasi dana Insentif
Daerah dalam rangka penanganan covid 19.
III-17
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.7. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2016 s/d 2020
Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
NO URAIAN Pertumbuhan
(Rp.) (Rp.) (Rp. (Rp.) (Rp.)
(%)
1 PENDAPATAN DAERAH 971.661.069.847 998.686.811.758 988.438.487.805 1.036.257.946.854 1.022.831.876.638 1,32
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 88.862.264.200 142.748.233.335 100.067.231.370 98.595.691.294 92.560.201.154 5,79
1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 8.579.477.404 8.925.097.795 9.681.105.165 10.398.009.078 8.758.576.482 1,03
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 5.416.967.132 5.719.195.789 4.419.988.001 5.520.844.180 5.650.897.933 2,53
1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 6.558.591.584 9.386.932.699 9.084.797.974 9.643.389.098 10.380.882.239 13,43
yang dipisahkan
1.1.4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang 68.307.228.080 118.717.007.052 76.881.340.230 73.033.448.938 67.769.844.500 6,59
sah.
1.2. DANA PERIMBANGAN 771.304.699.588 767.064.865.457 755.591.287.380 785.186.900.144 731.828.901.084 (1,23)
1.2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 14.593.577.980 12.326.960.501 10.941.928.292 8.210.498.000 11.524.896.481 (2,84)
1.2.2. Dana Alokasi Umum 606.741.992.000 596.083.486.000 596.083.486.000 618.232.956.000 557.421.256.000 (1,97)
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 149.425.407.000 158.076.867.690 148.008.025.088 158.533.461.144 162.792.529.439 2,30
1.2.4. Bagi Hasil Cukai Tembakau 543.722.608 577.551.266 557.848.000 209.985.000 90.219.164 (29,15)
1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH 111.494.106.059 88.873.712.966 132.779.969.055 152.475.355.416 198.442.774.400 18,52
YANG SAH
1.3.1 Hibah 5.287.329.060 6.223.834.220 45.575.518.800 48.895.581.387 53.291.699.016 166,57
1.3.2. Darurat
1.3.3. Dana Bagi hasil Pajak dari Provinsi 35.259.750.999 38.449.067.746 39.748.443.255 45.687.033.029 39.905.311.368 3,68
1.3.4. Dana Penyesuaian 65.040.226.000 43.450.811000 47.456.007.000 57.892.741.000 105.195.764.016 19,93
1.3.5. Bantuan Keuangan 5.906.800.000 750.000.000 - - 50.000.000 (46,83)
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
III-18
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Selain Dana Alokasi Khusus secara umum semua komponen dana perimbangan
mengalami pertumbuhan yang terkoreksi setiap tahunnya.Pertumbuhan dana perimbangan yang
terkoreksi tersebut sangat mempengaruhi pendapatan daerah secara keseluruhan, mengingat
sumber pendapatan daerah terbesar diperoleh dari dana perimbangan.
Tabel 3.8. Target dan Realisasi Pendapatan DaerahTahun Anggaran 2016 s.d 2020
Tahun Target Realisasi Capaian
Anggaran (Rp) (Rp) (%)
2016 1.029.074.184.818 971.661.069.847 94,42
2017 1.034.854.195.416 998.686.811.758 96,51
2018 1.025.591.124.713 988.438.487.805 96,38
2019 1.060.540.079.898 1.036.257.946.854 97,71
2020 1.037.659.151.307 1.022.831.876.638 98,57
RATA-RATA 1.037.543.747.230 1.003.575.238.580 96,72
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
Secara umum realisasi Pendapatan Daerah setiap tahunnya belum mencapai target yang
ditetapkan. Dari sisi target yang maupun realisasi pendapatan secara umum sangat berfluktuasi.
Penetapan target dan realisasi terbesar adalah pada tahun anggaran 2019 yakni ditargetkan
sebesar Rp. 1.060.540.079.898,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.036,257.946.854. Sedangkan
capaian terbesar adalah pada tahun 2020 yakni sebesar 98,57%. Namun secara rata-rata
pencapaian target Pendapatan daerah telah mencapai 96,72 %.
Tabel 3.9. Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d 2020
III-20
Bab III. Kondisi Umum Daerah
belanja tidak terduga.Regulaisi tersebut yaitu terkait dengan kebijakan Pemerintah dalam rangka
penanganan wabah Corona Virus Desease 19 yang pengalokasian belanja dari hasil refocussing
masing-masing SKPD dianggarkan pada belanja tidak terduga. Sedangkan pada Belanja
Langsung untuk tahun 2020 penurunannya diakibatkan pelaksanaan kebijakan Pemerintah untuk
penanganan wabah Corona Virus Desase 19 dengan melakukan refocussing dan realokasi belanja
dari belanja langsung ke belanja tidak terduga
III-21
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.11. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Pasaman Tahun 2016 s/d 2020
Rata-Rata
URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020
NO Pertumbuhan
(Rp.) (Rp.) (Rp. (Rp.) (Rp.)
(%)
2 BELANJA DAERAH 1.016.344.063.596 999.002.451.404 981.817.133.898 1.012.301.501.112 1.006.106.998.004 (0,23)
2.1 Belanja Tidak Langsung 549.343.473.277 521.220.633.992 551.252.947.537 575.171.321.548 613.750.411.001 2,92
2.1.1. Belanja Pegawai 453.447.619.984 416.858.753.639 441.342.516.772 454.626.417.787 442.581.495.257 (0,46)
2.1.4. Belanja Hibah 7.335.935.000 6.646.200.000 9.105.540.925 9.313.395.750 44.168.639.481 101,03
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial - -
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada 680.073.155 989.013.778 635.502.379 1.662.170.414 1.291.946.121 37,24
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa
2.1.7. Belanja Bantuan Kepada Provinsi/Kabupaten/ 87.859.610.138 96.726.666.575 99.169.387.461 109.569.337.597 103.883.323.200 4,48
Kota dan Pemerintahan Desa
2.1.8. Belanja Tidak terduga 20.235.000 - 1.000.000.000 - 21.825.006.942 (50,00)
2.2. Belanja Langsung 467.000.590.319 477.781.817.412 430.564.186.361 437.130.179.564 392.356.587.003 (4,07)
2.2.1 Belanja Pegawai 26.646.391.247 18.498.632.750 17.100.399.632 9.051.847.000 11.719.967.000 (13,93)
2.2.2. Belanja barang dan Jasa 206.337.701.927 274.346.293.653 272.650.506.000 302.167.086.816 255.260.927.707 6,91
2.2.3. Belanja Modal 234.016.497.145 184.936.891.009 140.813.280.729 125.911.245.748 125.375.692.296 (13,96)
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
III-22
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Secara umum pada periode tahun anggaran 2016 sampai dengan dengan tahun
anggaran 2020 capaian realisasi belanja daerah mengalami fluktuasi (Tabel 3.12). Capaian
realisasi tertinggi adalah pada tahun anggaran 2017 yakni sebesar 89,77 % dari yang ditargetkan.
Secara rata-rata capaian realisasi belanja daerah adalah sebesar 89,15%. Sementara itu realisasi
Belanja terbesar adalah pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp. 1.016.344.063.596,-
Tabel 3.12. Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d 2020
Tahun Target Realisasi Capaian
Anggaran (Rp.) (Rp.) (%)
2016 1.152.159.002.446 1.016.344.063.596 88,21
2017 1.112.802.019.296 999.002.451.404 89,77
2018 1.098.315.308.947 981.817.133.898 89,39
2019 1.131.906.618.039 1.012.301.501.112 89,43
2020 1.131.541.135.190 1.006.106.998.004 88,91
RATA-RATA 1.125.344.816.784 1.003.114.429.603 89,15
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
Pada periode tahun anggaran 2016 sampai dengan dengan tahun anggaran 2020 secara
umum komposisi realisasi belanja daerah terbesar adalah untuk belanja tidak langsung (Tabel
3.13). Ini terlihat bahwa secara rata-rata adalah komposisi Belanja Langsung adalah sebesar
56,04% sedangkan komposisi realisasi rata-rata belanja adalah sebesar 43,96%. Kondisi ini
menunjukkan bahwa realisasi anggaran lebih besar untuk kegiatan yang tidak terkait langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan pada satuan kerja perangkat daerah. Komposisi
realisasi Belanja Tidak Langsung terbesar adalah pada tahun anggaran 2016 yang mencapai 61%
seiring dengan kebijakan Pemerintah adanya realokasi anggaran Belanja Langsung menjadi
Belanja Tidak Langsung melalui Refocusing penanganan covid 19 pada Belanja Tidak Terduga.
Tabel 3.13. Komposisi Realisasi Belanja DaerahTahun Anggaran 2016 s.d 2020
Tahun Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Anggaran (%) (%)
2016 54,05 45,95
2017 52,17 47,83
2018 56,15 43,85
2019 56,82 43,18
2020 61,00 39,00
RATA-RATA 56,04 43,96
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
III-23
Bab III. Kondisi Umum Daerah
terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan
masa yang akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Tabel berikut akan menggambarkan realisasi dan rata-rata pertumbuhan pembiayaan daerah
tahun anggaran 2016 hingga tahun anggaran 2020.
Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah. Pembiayaan daerah merupakan selisih antara Penerimaan pembiayaan dengan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Selisih tersebut dipergunakan dalam rangka menutup defisit
anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan daerah rata-rata mengalami
pertumbuhan terkoreksi – 4,12%. Penerimaan Pembiayaan mengalami pertumbuhan terkoreksi -
6,54% dan Pengeluaran Pembiayaan mengalami pertumbuhan terkoreksi - 24,29%.Sepanjang
kurun waktu tahun anggaran 2016 sampai tahun anggaran 2020 Realisasi Penerimaan
Pembiayaan berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu dan dari penerimaan
piutang. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan daerah hanya dari target dan realisasi
Penyertaan modal Pemerintah Daerah. Investasi Pemerintah Daerah tersebut dialokasikan Bank
Nagari Sumatera dan Penyertaan modal kepada PDAM sebagai penerusan penerimaan hibah dari
Pemerintah Pusat.
III-24
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.14. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2016 s/d 2020
Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
NO URAIAN Pertumbuhan
(Rp.) (Rp.) (Rp. (Rp.) (Rp.)
(%)
3. PEMBIAYAAN 128.250.817.628 78.039.823.880 72.745.184.235 71.725.538.141 93.857.383.883 (4,12)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN TAHUN BERJALAN 83.567.823.879 77.724.184.234 79.366.538.141 95.681.983.883 110.582.262.517 7,81
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
III-25
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Untuk melihat sejauhmana target dan realisasi penerimaan pembiayaan daerah dapat
dilihat pada tabel 3.26 dan grafik 3.21. Secara umum Realisasi penerimaan pembiayaan daerah
telah dapat mencapai target yang telah ditetapkan setiap tahunnya kecuali pada tahun anggaran
2020. Tidak tercapainya realisasi Penerimaan Pembiayaan pada tahun anggaran 2020 disebabkan
adanya koreksi atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya sebesar Rp.
56.000.000,- yang berasal dari sisa Dana Bantuan Operasional sekolah yang bukan merupakan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya.
Tabel 3.15. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun anggaran 2016
s.d 2020
Tahun Anggaran Target Realisasi Prosentase
2016 143.442.817.628 143.534.817.628 100,06
2017 83.567.823.880 83.632.823.880 100,08
2018 77.724.184.235 77.745.184.235 100,03
2019 79.366.538.141 79.395.538.141 100,04
2020 95.681.983.883 95.657.383.883 99,97
RATA-RATA 95.956.669.553 95.993.149.553 100,04
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
Untuk melihat sejauhmana target dan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah dapat
dilihat pada tabel 3.27 dan grafik 3.22. Secara rata-rata Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah
sepanjang kurun waktu tahun anggaran 2016 sampai tahun anggaran 2020 yakni sebesar 94,09%.
Rendahnya capaian rata-rata pengeluaran tersebut dipengaruhi oleh tidak optimalnya realisasi
pengeluaran pembiayaan pada tahun anggaran 2016, 2017 dan tahun 2019. Hal ini disebabkan
penyertaan modal kepada PDAM pada tahun tersebut disesuaikan dengan realisasi penerusan
penerimaan Hibah dari Pemerintah Pusat.
Tabel 3.16. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun anggaran
2016 s.d 2020
Tahun Anggaran Target Realisasi Prosentase
2016 20.358.000.000 15.284.000.000 75,08
2017 5.620.000.000 5.593.000.000 99,52
2018 5.000.000.000 5.000.000.000 100,00
2019 8.000.000.000 7.670.000.000 95,88
2020 1.800.000.000 1.800.000.000 100,00
RATA-RATA 8.155.600.000 7.069.400.000 94,09
III-27
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.17. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d Tahun 2020
Rata-rata
2016 2017 2018 2019 2020
Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
%
ASET
ASET LANCAR
Kas 83.981.040.733 77.725.603.628 80.634.883.019 95.882.992.143 110.582.262.518 7,63
Piutang 10.355.069.143 11.504.081.544 11.001.145.256 14.638.553.725 12.510.868.373 6,31
Persediaan 37.988.100.755 27.468.151.691 30.127.419.295 11.986.502.241 13.846.360.579 (15,68)
JUMLAH ASET LANCAR 132.324.210.631 116.697.836.863 121.763.447.570 122.508.048.109 136.939.491.471 1,23
ASET TETAP
Tanah 199.153.350.038 192.091.773.748 197.170.754.963 197.266.603.263 197.186.005.625 (0,22)
Peralatan dan Mesin 296.335.069.046 350.338.906.543 375.171.512.653 408.298.118.819 431.752.365.930 9,97
Gedung dan Bangunan 525.884.270.483 566.225.507.353 590.968.376.503 605.653.564.159 619.613.610.054 4,21
Jalan, Irigasi,dan Jaringan 1.332.872.273.830 1.443.170.000.456 1.490.115.375.297 1.561.907.775.871 1.646.590.238.784 5,44
Aset Tetap Lainnya 32.183.219.552 39.691.717.054 47.433.636.484 53.704.058.190 57.732.958.758 15,89
Konstruksi Dalam Pengerjaan 32.818.440.620 39.786.858.111 55.185.246.639 51.634.476.539 48.481.673.297 11,85
Akumulasi Penyusutan -960.755.225.013 -1.026.560.512.370 -1.123.898.571.225 -1.240.126.445.746 -1.350.313.838.750 8,89
JUMLAH ASET TETAP 1.458.491.398.556 1.604.744.250.895 1.632.146.331.314 1.638.338.151.095 1.651.043.013.698 3,22
ASET LAINNYA
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
334.977.642 245.524.916 146.061.923 7.119.995 3.885.178 (51,94)
Daerah
Kemitraan dengan pihak ketiga 0 158.000.000 1.222.464.900 1.413.635.900 1.372.830.900 171,62
Akumulasi penyusutan aset lainnya -
0 0 -74.803.665 -109.989.067 -109.953.427 11,75
kemitraan dengan pihak ketiga
III-28
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Rata-rata
2016 2017 2018 2019 2020
Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
%
Aset Tak Berwujud 853.340.500 1.146.664.500 1.289.164.500 1.289.164.500 1.289.164.500 11,70
Amortisasi Aset Tak Berwujud 0 0 -1.005.113.125 -1.129.326.313 -1.253.539.500 5,84
Aset Lain-lain 133.615.389.873 7.062.437.149 26.275.682.330 26.354.753.330 6.825.051.229 25,88
Akumulasi penyusutan aset lain-lain 0 0 -7.985.016.931 -7.879.061.823 -5.808.329.281 (6,90)
JUMLAH ASET LAINNYA 134.803.708.015 8.612.626.565 19.868.439.932 19.946.296.522 2.319.109.599 (12,73)
JUMLAH ASET 1.812.496.843.993 1.820.714.113.676 1.866.283.283.056 1.879.392.164.408 1.889.647.159.549 1,05
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 32.859.077 8.747.281 12.344.878 21.369.710 0 (14,79)
Pendapatan Diterima Dimuka 79.164.363 99.844.956 65.351.250 39.210.750 13.070.250 (28,77)
Utang Belanja 993.504.055 5.729.526.362 5.763.466.709 13.401.254.728 3.776.770.286 134,50
Utang Jangka Pendek Lainnya 7.134.368.931 17.782.915.967 166.411.878 213.574.200 940.828.177 104,76
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA
8.239.896.426 23.621.034.566 6.007.574.715 13.675.409.388 4.730.668.713 43,58
PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN 8.239.896.426 23.621.034.566 6.007.574.715 13.675.409.388 4.730.668.713 43,58
EKUITAS
Ekuitas 1.804.256.947.567 1.797.093.079.110 1.860.275.708.341 1.865.716.755.020 1.884.916.490.836 1,11
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1.812.496.843.993 1.820.714.113.676 1.866.283.283.056 1.879.392.164.408 1.889.647.159.549 1,05
DANA
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman 2021-2026, 2021
III-29
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Utang Perhitungan Pihak Ketiga mengalami pertumbuhan rata-ratasebesar – 14,79%,
Pendapatan Diterima Dimuka mengalami pertumbuhan rata-ratasebesar -28,77%, Utang Belanja
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 134,5% dan Utang Jangka Pendek Lainnya mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 104,76%. Sementara itu secara rata-rata kewajiban Pemerintah
Daerah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 43,58% setiap tahunnya.
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal laporan.Secara persentase, ekuitas tumbuh
sebesar 1,11% pertahunnya. Ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan bersih Pemerintah Daerah
mengalami kenaikan setiap tahunnya
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal laporan.Secara persentase, ekuitas tumbuh
sebesar 1,11% pertahunnya. Ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan bersih Pemerintah Daerah
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Selain dari perkembangan pertumbuhan Neraca sebagaimana tersebut juga dapat
diperoleh informasi berkenaan rasio likuiditas, rasio sovabilitas dan rasio leverage selama periode
tahun 2016 sampai dengan tahun anggaran 2020.Ratio Liquiditas merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam menutupi kewajiban jangka pendek.Meskipun
pemerintah daerah telah membuat anggaran kas, namun pemerintah perlu ditunjang dengan
analisis liquiditas. Berdasarkan perhitungan nilai rasio lancar berdasarkan Neraca Pemerintah
Kabupaten Pasaman pada periode 2016 s.d 2020 relatif cukup tinggi sehingga terungkap bahwa
kemampuan pemerintah kabupaten Pasaman dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya cukup
besar dengan menggunakan asset lancar. Walaupun prosentase rasio lancar tersebut cukup besar
akan tetapi masih sangat berfluktuatif .Rasio lancar yang sangat berfluktuasi tersebut perlu menjadi
perhatian pemerintah daerah kedepannya.
Selanjutnya untuk melihat lebih akuratnya kemampuan pemerintah daerah dalam
menutupi kewajiban jangka pendek dapat juga dilakukan dengan Quick Ratio.Perbedaan
mendasar antara rasio lancar dengan quick rasio adalah pada quick ratio telah dikurangi dengan
persediaan.Berdasarkan perhitungan dan analisis terhadap quick ratio terhadap Neraca
Pemerintah Kabupaten Pasaman kemampuan keuangan pemerintah kabupaten pasaman dengan
menggunakan aset lancar dikurangi dengan persediaan dalam menutupi kewajiban jangka pendek
dinilai sangat kuat.
Rasio selanjutnya yang dilakukan adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah
kabupaten Pasaman dengan menggunakan asset untuk menutupi seluruh kewajiban baik jangka
pendek maupun jangka panjang yang dikenal dengan rasio solvabilitas Berdasarkan perhitungan
yang dilakukan atas Neraca Kabupaten Pasaman tahun anggaran 2016 s.d 2020 terlihat bahwa
III-30
Bab III. Kondisi Umum Daerah
rasio solvabilitas Kabupaten Pasaman terlihat relatif sangat tinggi. Hal ini salah satunya karena
sepanjang periode tersebut pemerintah Kabupaten Pasaman tidak memiliki kewajiban jangka
panjang sehingga nilai asset kabupaten semua dipergunakan hanya untuk menutupi hutang jangka
pendek yang relati cukup kecil.Sama hal dengan rasio lancar pada periode tahun 2016 s.d 2020
rasio solvabilitas relatif berfluktuasi.Hal ini tentu juga perlu menjadi perhatian dan disikapi oleh
Pemerintah Daerah.
Rasio terakhir adalah rasio utang (Ratio Leverage) yaitu kemampuan pemerintah daerah
dalam melakukan pembayaran utang atau kewajibannya. Rasio ini sangat penting bagi pemerintah
daerah dalam melakukan pinjaman daerah dan bagi kreditor selaku yang akan memberikan
pinjaman kepada Pemerintah Daerah. Salah satu rasio utang yang dilakukan adalah jumlah
kewajiban dibandingkan dengan jumlah ekuitas pemerintah daerah.Berdasarkan perhitungan dan
analisis atas Neraca Kabupaten Pasaman terhadap rasio utang tersebut terlihat Pemerintah
Kabupaten Pasaman mempunyai utang atau kewajiban yang sangat kecil jika dibandingkan
dengan ekuitas atau kekayaan Pemerintah Daerah.Yang harus menjadi perhatian kedepan bagi
Pemerintah Kabupaten Pasaman juga terlihat bahwa prosentase rasio utang tersebutselalu
berfluktuatif setiap tahunnya.
Untuk semua jenis rasio yang telah diuraikan tersebut diatas dapat kita lihat hasil
perhitungannya padal 3.29 sebagai berikut :
Tabel 3.18. Rasio-Rasio Neraca Daerah Tahun Anggaran 2016 s.d 2020
III-31
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Selain itu juga dalam rangka memberikan dukungan anggaran untuk pelaksanaan
berbagai kegiatan untuk mencapai indikator makro pembangunan di Kabupaten Pasaman
dilakukan implementasi melalui upaya antara lain :
a. Peningkatan Pendapatan Daerah melalui kegiatan yang bersifat intensifikasi maupun
ekstensifikasi.
Kegiatan secara intensifikasi dilakukan dalam upaya mendorong peningkatan
pendapatan daerah melalaui pencapaian target melebihi dari target yang telah
ditetapkan semula. Untuk mendapatkan target dan potensi-potensi sumber
pendapatan daerah yang akurat maka upaya-upaya yang dilakukan adalah
pemuktakhiran data dan penetapan pajak daerah dan retribusi daerah sehingga pada
saat penetapan target di awal tahun telah berdasarkan pada penghitungan potensi
dengan formula yang mendekati tepat dan benar. Kegiatan lainnya dalam bentuk
mengintensifikasikan sistem penagihan pajak dan retribusi daerah langsung kepada
wajib pajak dan wajib retribusi sesuai dengan objek pajaknya sehingga bisa
meminimalisir timbulnya tunggakan atau piutang pada akhir tahun anggaran.
Kegiatan yang bersifat ekstensifikasi meliputi pengkajian dan penggalian potensi-
potensi PAD yang baru yang ada pada suatu daerah dan penetapan target baru yang
bisa dicapai melalui Peraturan Daerah.
b. Mengembangkan koordinasi lintas sektoral dengan instansi terkait secara sinergis
termasuk dengan Instansi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Selanjutnya kebijakan Pemerintah dari sisi Belanja Daerah yang dilakukan antara lain adalah :
1. Menyusun anggaran yang diprioritaskan untuk kegiatan pembangunan dengan
menekan anggaran untuk belanja aparatur khusus belanja pegawai.
2. Melakukan efisiensidan efektivitas dalam melaksanakan kegiatan belanja.
Selanjutnya disisi Kebijakan Pembiayaan Daerah selama periode 2016 s.d 2020 dibagi
atas dua sisi yaitu dari sisi Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
yang antara lain adalah :
1. Kebijakan dalam rangka penerimaan pembiayaan
a. melakukan efektivitas penggunaan dana sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya yang diprioritaskan untuk membiayai kegiatan lanjutan serta
membiayai utang belanja tahun sebelumnya serta sekaligus dalam menutup
defisit anggaran.
b. Melakukan pencairan atas dana cadangan yang telah dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman.
c. Melakukan pemungutan dan penagihan atas piutang daerah.
III-32
Bab III. Kondisi Umum Daerah
2. Kebijakan dalam rangka pengeluaran pembiayaan
a. Melakukan penambahan penyertaan modal kepada perusahaan daerah seperti
Bank Nagari, PT Equator Pasaman, PT Balerong Sumatera Barat serta PDAM
Kabupaten Pasaman.
b. Melakukan pembentukan dana cadangan untuk kegiatan yang tidak dapat
dibiayai dari satu tahun anggaran.
Selain kebijakan sebagaimana tersebut diatas bekenaan dengan adanya Pandemi Covid
19 sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020 tentang Pengutamaan
Penggunaan Alokasi Anggaran tertentu, Perubahan Alokasi, Dan Penggunaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah serta menindaklanjuti Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri
dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tanggal 9 April 2020
tentang Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 dalam
rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) serta Pengamanan Daya Beli
Masyarakat dan Perekonomian Nasional, Kepala Daerah diminta melakukan penyesuaian belanja
daerah yang terdiri dari belanja barang dan belanja modal sekurang-kurangnya 50%. Untuk
menindaklanjuti ketentuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pasaman sudah mengalokasikan
Anggaran untuk percepatan penanganan Covid 19 pada pos Belanja Tak Terduga yang
diralokasikanuntuk:
a. Belanja Bidang Kesehatan
b. Penyediaan Jaring Pengaman Sosial
c. Penanganan Dampak Ekonomi.sebesar
Penyesuaian belanja daerah dilakukan melalui rasionalisasi terhadap belanja barang dan
belanja modal. Rasionalisasi pada belanja barang dilakukan dengan mengurangi anggaran belanja
terutama untuk perjalanan dinas, pemeliharaan, pakaian dinas dan atributnya, jasa kantor,
makanan dan minuman, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis serta objek belanja
barang lain yang dirasionalisasi berdasarkan skala prioritas.
Rasionalisasi pada belanja modal dilakukan dengan mengurangi anggaran belanja
terutama untuk pengadaan tanah, pengadaan kendaraan dinas, pengadaan gedung baru dan
pembangunan infrastruktur lainnya yang masih memungkinkan untuk ditunda tahun berikutnya.
III-33
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.19. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun
Anggaran 2016 s.d 2020
III-36
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.21. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2016 s.d 2020
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
III-37
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan tujuan yang ingin
dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat tersebut harus juga dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Dengan kata lain, aspek pemerataan juga menjadi pertimbangan penting dalam
keberhasilan pembangunan. Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Pasaman.
3.4.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat data ekonomi
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah
(Kabupaten Pasaman) diantaranya untuk melihat nilai nominal PDRB, struktur ekonomi, laju
pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita dan sebagainya. Menurut teori ekonomi makro,
perhitungan PDRB dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu: pendekatan
produksi/penyediaan (PDRB menurut lapangan usaha), pendekatan pengeluaran/permintaan akhir
(PDRB menurut pengeluaran) serta pendekatan pendapat (PDRB menurut pendapatan). Ketiga
pendekatan tersebut secara teori akan menghasilkan angka PDRB yang sama.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat perekonomian secara makro
adalah Produk Regional Domestik Bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB yaitu Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), seperti terlihat pada Tabel
di bawah ini.
Tabel 3.22. Produk Regional Domestik Bruto Kabupaten Pasaman tahun 2016-2020
PDRB Atas Dasar Harga Konstan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
No Tahun (ADHK) 2010 (ADHB)
(Juta Rupiah) (Juta Rupiah)
1 2016 5.342.903,64 7.335.785,21
2 2017 5.614.284,67 7.801.982,13
3 2018 5.893.340,23 8.318.765,11
4 2019 6.176.328,21 8.902.839,00
5 2020 6.122.756,76 8.891.361,50
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman, 2021
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Pasaman mengalami
peningkatan hingga tahun 2019 yakni pada tahun 2016 Rp. 5,34 milyar pada tahun 2016 menjadi
Rp. 6,18 milyar pada tahun 2019 (ADHK). Pada tahun 2020 PDRB mengalami penurunan menjadi
Rp. 6,18 milyar. Sedangkan apabila dilihat dari laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga
konstan, menunjukkan kecenderungan penurunan sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut.
III-38
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.23. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pasaman
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, kehutanan, dan 2,96 3,97 3,56 2,83 0,08
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 5,01 2,78 4,99 5,03 -4,43
3 Industri Pengolahan 6,53 2,27 0,59 0,19 -4,41
4 Pengadaan Listrik dan Gas 9,9 4 4,05 2,31 -6,35
5 Pengadaan Air, Pengolahan 6,08 3,98 4,32 4,2 0,62
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 7,23 8,65 7,52 7,58 -6,87
7 Perdagangan Besar dan 7,06 6,61 7,61 7,9 -0,7
Eceran : Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 9,19 7,61 7,16 8,24 -9,94
9 Penyediaan Akomodasi Makan 9,98 8,05 7,84 7,64 -11,04
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 8,74 9,26 9,04 9,79 7,01
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 8,19 2,05 0,58 2,4 0,07
12 Real Estate 5,83 4,64 4,94 5,04 0,02
13 Jasa Perusahaan 5,62 5,21 5,34 5,35 -3,24
14 Administrasi pemerintahan, 5,44 4,51 6,24 5,8 -1,92
pertanahan dan jaminan sosial
15 Jasa Pendidikan 9,84 9,92 7,37 7,94 4,87
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 5,96 6,58 8,58 7,74 7,14
Sosial
17 Jasa Lainnya 9,86 8,87 8,59 9,07 -7,36
PDRB Kabupaten Pasaman 5,07 5,08 4,97 4,8 -0,87
PDRB Sumatera Barat 5,27 5,30 5,14 5,01 -1,60
Nasional 5,00 5,10% 5,20 5,00 -2,10
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2021
Data pada tabel di atas menunjukkan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman
menunjukkan kecenderungan penurunan dari tahun 2016, dan menurun drastis pada tahun 2020
menjadi -0,87%. Penurunan terjadi hampir pada semua sektor lapangan usaha. Penurunan pada
tahun 2020 dipicu karena pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang telah mengganggu
aktivitas ekonomi. Lapangan usaha yang terdampak paling besar yakni sektor penyediaan
akomodasi makan dan minum serta sektor transportasi dan pergudangan Selanjutnya pada tabel
berikut dapat dilihat distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha.
Tabel 3.2422. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Pasaman
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, kehutanan, dan 51,29 50,55 49,01 48,09 48,55
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 2,04 2 1,94 1,94 1,87
3 Industri Pengolahan 4,56 4,44 4,59 4,39 4,23
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
5 Pengadaan Air, Pengolahan 0,09 0,09 0,1 0,1 0,11
Sampah, Limbah dna Daur Ulang
6 Konstruksi 4,79 4,97 4,75 4,88 4,58
III-39
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.2926. Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air Minum Menurut Lokasi
(Kelompok III dan IV)
Kelompok III Kelompok IV
No Tempat/Lokasi
Banyaknya Pemakaian Banyaknya Pemakaian
III-42
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Kelompok III Kelompok IV
No Tempat/Lokasi
Banyaknya Pemakaian Banyaknya Pemakaian
1 Lubuk Sikaping 4.327 967.016 2.220 603642
2 Kumpulan 842 205.404 76 24804
3 Bonjol 1.324 272.870 140 41655
4 Panti 1.828 298.196 225 51158
5 Rao 2.695 584.265 203 73140
6 Cubadak 286 37.064 16 3240
7 Petok 476 117.190 41 13675
8 Tapus 1.439 302.174 62 19696
9 Tigo Nagari 1.103 236.031 93 31402
10 Simpati 573 104.516 13 1536
Jumlah 14.893 3.124.726 3.089 863.948
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman, 2021
3.6. Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (DDDTLH)
Profil daya dukung daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Pasaman terdiri atas 20
jasa ekosistem yang dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok jasa, yaitu: jasa penyediaan, jasa
pengaturan, jasa budaya dan jasa pendukung. Kabupaten Pasaman telah menyusun dokumen
Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup tersebut.
3.6.1. Jasa Ekosistem Penyediaan
Indeks jasa ekosistem penyediaan pangan di Kabupaten Pasaman tergolong sedang
dengan nilai 0,2437. Indeks jasa ekosistem penyediaan pangan di Kecamatan Padang Gelugur
dan Kecamatan Tigo Nagari mempunyai kategori sedang dan terdapat 9 Kecamatan lainnya yang
termasuk kategori sedang, sedangkan kategori rendah berada di Kecamatan Mapat Tunggul.
Tabel 3.30. Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan di Kabupaten Pasaman Menurut
Kecamatan
III-43
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Penyediaan b. Daya Dukung Jasa Penyediaan Pangan Sangat Tinggi dan
Pangan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.8. Daya Dukung Jasa Penyediaan Pangan Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Penyediaan b. Daya Dukung Jasa Penyediaan Air Bersih Sangat
Air Bersih Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.9. Daya Dukung Jasa Penyediaan Air Bersih Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Penyediaan b. Daya Dukung Jasa Penyediaan Jasa Penyediaan
Jasa Penyediaan Serat (Fiber) Serat (Fiber) Sangat Tinggi dan Tinggi menurut
Kecamatan
Gambar 3.10. Daya Dukung Jasa Penyediaan Serat Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-44
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Penyediaan b. Daya Dukung Jasa Penyediaan Bahan Bakar, Kayu dan
Bahan Bakar, Kayu dan Fosil Fosil Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.11. Daya Dukung Jasa Penyediaan Bahan Bakar Kayu dan Fosil Kabupaten
Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Penyediaan b. Daya Dukung Jasa Penyediaan Sumber Daya
Sumber Daya Genetik Genetik Sangat Tinggi dan Tinggi menurut
Kecamatan
Gambar 3.121. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit
Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-45
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.31. Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan di Kabupaten Pasaman menurut
Kecamatan
Pada gambar berikut dapat dilihat daya dukung jasa pengaturan Kabupaten Pasaman
yang dikategorikan tinggi dan sangat tinggi menurut kecamatan.
III-46
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Ikllim Sangat Tinggi
Ikllim dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.13. Daya Dukung Jasa Pengaturan Iklim Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Tata Aliran Air dan
Tata Aliran Air dan Banjir Banjir Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.14. Daya Dukung Jasa Pengaturan Aliran Air dan Banjir Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Pencegahan dan b. Daya Dukung Jasa Pencegahan dan Perlindungan
Perlindungan dari Bencana dari Bencana Sangat Tinggi dan Tinggi menurut
Kecamatan
Gambar 3.15 Daya Dukung Jasa Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana Kabupaten
Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-47
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Jasa Pengaturan
Pemurnian Air Pemurnian Air Sangat Tinggi dan Tinggi menurut
Kecamatan
Gambar 3.16. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pemurnian Air Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pengolahan dan
Pengolahan dan Penguraian Penguraian Limbah Sangat Tinggi dan Tinggi menurut
Kecamatan
Gambar 3.172. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pengolahan dan Pemurnian Limbah
Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara
Pemeliharaan Kualitas Udara Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.18. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara Kabupaten
Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-48
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Penyerbukan Alami
Penyerbukan Alami (Pollination) (Pollination) Sangat Tinggi dan Tinggi Menurut Kecamatan
Gambar 3.19. Daya Dukung Jasa Pengaturan Penyerbukan Alami Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Pengaturan b. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pengaturan Pengendalian
Pengaturan Pengendalian Hama dan Hama dan Penyakit Sangat Tinggi dan Tinggi Menurut
Penyakit Kecamatan
Gambar 3.203. Daya Dukung Jasa Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit
Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-49
Bab III. Kondisi Umum Daerah
tinggi seperti di Kecamatan Mapat Tunggul selatan dan Kecamatan Duo Koto. Indeks jasa
ekosistem kultural rekreasi di Kabupaten Pasaman memiliki kategori tinggi dengan nilai 0,5649.
Indeks jasa ekosistem estetika (alam) di Kabupaten Pasaman memiliki kategori tinggi
dengan nilai 0,5672. Indeks jasa estetika (alam) di 12 Kecamatan memiliki kategori tinggi seperti di
Kecamatan Tigo Nagari, Kecamatan Panti dan Kecamatan Mapat Tunggul Selatan. Indeks
komposit jasa kultural di Kabupaten Pasaman, termasuk ke dalam kategori tinggi. Terdapat 12
Kecamatan dengan indeks komposit jasa kultural dengan kategori tinggi diantaranya Kecamatan
Tigo Nagari dan Kecamatan Mapat Tunggul Selatan.
Tabel 3.3227. Indeks Jasa Ekosistem Budaya di Kabupaten Pasaman menurut Kecamatan
Pada gambar berikut dapat dilihat daya dukung jasa budaya Kabupaten Pasaman yang
dikategorikan tinggi dan sangat tinggi menurut kecamatan.
a. Daya Dukung Jasa Budaya Tempat b. Daya Dukung Jasa Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Tinggal dan Ruang Hidup Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.21. Daya Dukung Jasa Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Kabupaten
Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-50
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Budaya Rekreasi dan b. Daya Dukung Jasa Budaya Rekreasi dan Ecotourism
Ecotourism Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.22. Daya Dukung Jasa Budaya Rekreasi dan Ecotourism Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Budaya Estetika b. Daya Dukung Jasa Budaya Estetika (alam) Sangat Tinggi
(alam) dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.234. Daya Dukung Jasa Budaya Estetika (alam) Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-51
Bab III. Kondisi Umum Daerah
Tabel 3.33. Indeks Jasa Ekosistem Pendukung di Kabupaten Pasaman menurut
Kecamatan
Pada gambar berikut dapat dilihat daya dukung jasa ekosistem pendukung Kabupaten
Pasaman yang dikategorikan tinggi dan sangat tinggi menurut kecamatan.
a. Daya Dukung Jasa Pendukung Pembentukan b. Daya Dukung Jasa Pendukung Pembentukan
Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburuan
Kesuburuan Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.24. Daya Dukung dan Daya Tampung Pembentukan Lapisan Tanah dan
Pemeliharaan Kesuburan Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-52
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Pendukung b. Daya Dukung Jasa Pendukung Siklus Hara (Nutrient Cycle)
Siklus Hara (Nutrient Cycle) Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Gambar 3.25. Daya Dukung dan Daya Tampung Siklus hara (nutrient cycle) Kabupaten
Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
a. Daya Dukung Jasa Pendukung b. Daya Dukung Jasa Pendukung Produksi Primer Sangat Tinggi
Produksi Primer dan Tinggi Menurut Kecamatan
Gambar 3.26. Daya Dukung dan Daya Tampung Produksi Primer Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
III-53
Bab III. Kondisi Umum Daerah
a. Daya Dukung Jasa Pendukung b. Daya Dukung Jasa Pendukung Biodiversitas (Perlindungan
Biodiversitas (Perlindungan Plasma Plasma Nutfah Sangat Tinggi dan Tinggi menurut Kecamatan
Nutfah
Gambar 3.275. Daya Dukung dan Daya Tampung Biodiversitas Kabupaten Pasaman
Sumber : DDDTLH Kabupaten Pasaman, 2017
Pembangunan di Kabupaten Pasaman selain bersumber dari dana APBD dan APBN juga
terlaksana atas pendanaan dari masyarakat berupa bersumber dari pendanaan pribadi dan
kelompok mayarakat serta badan swasta. Berikut dapat dilihat peran masyarakat dalam kegiatan
pembangunan di Kabupaten Pasaman.
III-54
Bab III. Kondisi Umum Daerah
III-55
Bab III. Kondisi Umum Daerah
38 Pembangunan sarana kamar mandi Jr. V Nagari, Pd Mentinggi 50.000.000,- 2019 Masyarakat TPB 6
umum
42 Pembangunan TPA dan WC Mesjid Ambalang 1.300.000.000,- 2018-2020 Wakaf, infak TPB 4
Jihad Anggang
III-57
Bab IV. Analisis Pencapaian TPB
III-1
BAB 4
ANALISIS TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
IV-1
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
IV-2
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Merujuk pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, maka upaya pencapaian target
TPB/SDGs menjadi prioritas pembangunan nasional, yang memerlukan sinergi kebijakan
perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
IV-3
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Sedangkan jumlah indikator dari 16 TPB yang menjadi kewenangan kabupaten adalah
220 indikator. Dari 220 indikator tersebut, terdapat 14 (Empat Belas) indikator yang bukan
kewenangan (BK) Kabupaten Pasaman yakni :
Tabel 4.1. Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang Bukan Kewenangan
(BK) Kabupaten Pasaman
NO.
No INDIKATOR TPB Pilar Keterangan
INDIKATOR
TPB 6. Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
1 6.3.2.(a) Kualitas air danau. Lingkungan Tidak terdapat
danau
TPB 7. Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan Modern untuk Semua
2 7.2.1* Bauran energi terbarukan. Ekonomi Merupakan
kewenangan
provinsi
3 7.3.1* Intensitas energi primer. Ekonomi Merupakan
kewenangan
provinsi
TPB 9. Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan,
serta Mendorong Inovasi
4 9.1.1.(b) Panjang pembangunan jalan tol. Ekonomi Tidak ada
pembangunan
jalan tol
5 9.1.1.(c) Panjang jalur kereta api. Ekonomi Tidak adda jalur
kereta api
6 9.1.2.(b) Jumlah dermaga penyeberangan. Ekonomi Tidak ada dermaga
an rencana
dermaga
penyeberangan
7 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. Ekonomi Khusus daerah
yang terdapat 24
pelabuhan laut
TPB 10. Mengurangi Kesenjangan Intra- dan Antarnegara (Berkurangnya Kesenjangan)
8 10.1.1.(e) Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah Ekonomi Khusus untuk
tertinggal. daerah tertinggal,
Kabupaten
Pasaman tidak ada
daerah tertinggal
9 10.1.1.(f) Persentase penduduk miskin di daerah Ekonomi Khusus untuk
tertinggal. daerah tertinggal,
Kabupaten
Pasaman tidak ada
daerah tertinggal
TPB 11. Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan
10 11.1.1.(b) Jumlah kawasan perkotaan metropolitan Lingkungan Khusus daerah
yang terpenuhi standar pelayanan yang menjadi/
perkotaan (SPP). memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan
11 11.3.1.(b) Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa Lingkungan Khusus kab/kota di
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). luar jawa yang
ditetapkan sebagai
IV-4
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO.
No INDIKATOR TPB Pilar Keterangan
INDIKATOR
kawasan
metropolitan baru
sebagai PKN
12 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang mengembangkan Lingkungan Khusus untuk
dan menerapkan green waste di kawasan daerah yang
perkotaan metropolitan. memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan
13 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang Ekonomi Khusus untuk
terbuka hijau di kawasan perkotaan daerah yang
metropolitan dan kota sedang. memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan dan
kota sedang
TPB. 17. Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global untuk
Pembangunan Berkelanjutan (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)
14 17.8.1.(a) Persentase kabupaten 3T yang terjangkau Ekonomi Khusus 122
layanan akses telekomunikasi universal dan Kabupaten 3T
internet. (tertinggal,
terdepan, terluar).
Kabupaten
Pasaman tidak
termasuk
IV-5
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Gambar 4.2. Jumlah Indikator Menjadi Kewenangan Kabupaten Pasaman Berdasarkan Pilar
Pembangunan dan TPB/SDGs
Kondisi Kabupaten Pasaman dalam melaksanakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB/SDGs) menghadapi berbagai tantangan. Berikut dapat dilihat capaian jumlah indikator yang
telah mencapai target nasional. Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap data indikator
TPB/SDGs dapat dilihat bahwa indikator yang sudah dilaksakan dan mencapai target adalah
sebanyak 69 indikator (33,5%), indikator yang sudah dilaksanakan dan belum mencapai target
adalah sebanyak 84 indikator (40,78%), dan indikator yang belum memiliki data adalah sebanyak
53 indikator (25,73%). Pada tabel dan gambar berikut dapat dilihat proporsi capaian indikator
TPB/SDGs Kabupaten Pasaman.
Gambar 4.3. Persentase Capaian Jumlah Indikator TPB/SDGs Terhadap Target Nasional
IV-6
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Tabel 4.3. Jumlah Indikator pada Setiap TPB/SDGs yang Sudah Dilaksanakan dan Mencapai
Target Nasional di Kabupaten Pasaman
No. Jumlah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar
TPB Indikator
1 Tanpa Kemiskinan 7 Sosial
2 Tanpa Kelaparan 7 Sosial
3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera 18 Sosial
4 Pendidikan Berkualitas 5 Sosial
5 Kesetaraan Gender 4 Sosial
6 Air Bersih dan Sanitasi Layak 2 Lingkungan
8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi 5 Ekonomi
9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur 2 Ekonomi
10 Berkurangnya Kesenjangan 5 Ekonomi
11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan 4 Lingkungan
12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab 0 Lingkungan
13 Penanganan Perubahan Iklim 1 Lingkungan
15 Ekosistem Daratan 0 Lingkungan
Hukum dan Tata
16 Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh 6
Kelola
17 Kemitraan untuk mencapai Tujuan 3 Ekonomi
Jumlah 69
Sumber : Hasil Analisis TPB/SDGs, 2021
IV-7
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Gambar 4.4. Jumlah Indikator pada Setiap TPB yang Sudah Dilaksanakan dan Mencapai Target
Nasional di Kabupaten Pasaman
Tabel 4.4. Indikator yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target Nasional (SS)
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
1 1.2.1* Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Dinas Sosial
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
2 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Dinas Sosial
Kesehatan.
3 1.4.1.(a) Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Dinas Kesehatan
proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
4 1.4.1.(b) Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima imunisasi Dinas Kesehatan
dasar lengkap.
5 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. Disdikbud
6 1.5.3* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat BPBD
nasional dan daerah.
7 1.a.1* Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah Bappeda
secara langsung untuk program pemberantasan kemiskinan.
8 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita. Dinas Kesehatan
9 2.1.2.(a) Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah Dinas Pangan
1400 kkal/kapita/hari.
10 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di Dinas Kesehatan
bawah lima tahun/balita.
11 2.2.1.(a) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di Dinas Kesehatan
bawah dua tahun/baduta.
12 2.2.2* Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada Dinas Kesehatan
usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
13 2.2.2.(b) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Dinas Kesehatan
ASI eksklusif.
14 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Dinas Pangan
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan.
15 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). Dinas Kesehatan
16 3.1.2* Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Dinas Kesehatan
proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih.
IV-8
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
17 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Dinas Kesehatan
proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
18 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Dinas Kesehatan
19 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 penduduk. Dinas Kesehatan
20 3.3.3* Kejadian Malaria per 1000 orang. Dinas Kesehatan
21 3.3.3.(a) Jumlah kabupaten/kota (kecamatan) yang mencapai eliminasi Dinas Kesehatan
malaria. (jumlah kecamatan yang mencapai eliminasi malaria)
22 3.3.4.(a) Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini Dinas Kesehatan
untuk infeksi Hepatitis B. (Nagari= 37)
23 3.3.5.(a) Jumlah provinsi (kecamatan) dengan eliminasi Kusta. Dinas Kesehatan
24 3.3.5.(b) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis (berhasil Dinas Kesehatan
lolos dalam survei penilaian transmisi tahap I).
25 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah tinggi. Dinas Kesehatan
26 3.4.2* Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri. Disdukcapil
27 3.4.2.(a) Jumlah kabupaten/kota (Kelurahan) yang memiliki puskesmas Dinas Kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa.
28 3.5.1.(e) Prevalensi penyalahgunaan narkoba. Dinas Kesehatan
29 3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) DPPKB
semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
30 3.8.2* Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau Dinas Kesehatan
sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk.
31 3.b.1.(a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. Dinas Kesehatan
32 3.c.1* Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan. Dinas Kesehatan
33 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat. Disdikbud
34 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di Disdikbud
(1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3)
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar
(APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
35 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Disdikbud
36 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet untuk Disdikbud
tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan pengajaran, (d)
infrastruktur dan materi memadai bagi siswa disabilitas, (e) air
minum layak, (f) fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin, (g)
fasilitas cuci tangan (terdiri air, sanitasi, dan higienis bagi
semua (WASH).
37 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang Disdikbud
bersertifikat pendidik.
38 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan. DPPPA
39 5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur 15- DPPPA
64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain
selain pasangan dalam 12 bulan terakhir.
40 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang DPPPA
mendapat layanan komprehensif.
41 5.b.1* Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon genggam. Diskominfo
42 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Dinas Kesehatan
Berbasis Masyarakat (STBM).
43 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ Dinas Kesehatan
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
44 8.2.1* Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/Tingkat Disdaginnaker
pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun.
45 8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja. Disdaginnaker
IV-9
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
46 8.5.2* Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin dan Disdaginnaker
kelompok umur.
47 8.5.2.(a) Tingkat setengah pengangguran. Disdaginnaker
48 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. DKUKM
49 9.c.1.(a) Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon genggam Diskominfo
50 9.c.1.(b) Proporsi individu yang menggunakan internet Diskominfo
51 10.1.1* Koefisien Gini. Bappeda
52 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Bappeda
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
53 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. Bappeda
54 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. DPM
55 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu Bagian Hukum
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM
Internasional.
56 11.4.1.(a) Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan metropolitan, kota Disdikbud
besar, kota sedang dan kota kecil.
57 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim serta BPBD
kebencanaan.
58 11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan yang tertangani. DLHPRKP
59 11.b.2* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat BPBD
daerah.
60 13.1.1* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat BPBD
nasional dan daerah.
61 16.1.2.(a) Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. Kesbangpol
62 16.6.1.(a) Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Inspektorat
(WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
63 16.6.1.(b) Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Bag. Organisasi
Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
64 16.9.1* Proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang kelahirannya Disdukcapil
dicatat oleh lembaga pencatatan sipil, menurut umur.
65 16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki akta kelahiran. Disdukcapil
66 16.b.1.(a) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu Bagian Hukum
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM
Internasional.
67 17.8.1* Proporsi individu yang menggunakan internet. Diskominfo
68 17.19.2.(b) Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian Disdukcapil
(Vital Statistics Register)
69 17.19.2.(c) Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan BPS
informasi statistik melalui website.
IV-10
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Tabel 4.5. Jumlah Indikator Pada Setiap TPB yang Sudah Dilaksanakan Tapi Belum Mencapai
Target di Kabupaten Pasaman
No. Jumlah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar
TPB Indikator
1 Tanpa Kemiskinan 9 Sosial
2 Tanpa Kelaparan 3 Sosial
3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera 9 Sosial
4 Pendidikan Berkualitas 5 Sosial
5 Kesetaraan Gender 6 Sosial
6 Air Bersih dan Sanitasi Layak 12 Lingkungan
8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi 9 Ekonomi
9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur 2 Ekonomi
10 Berkurangnya Kesenjangan 2 Ekonomi
11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan 5 Lingkungan
12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab 5 Lingkungan
13 Penanganan Perubahan Iklim 1 Lingkungan
15 Ekosistem Daratan 1 Lingkungan
7 Hukum dan Tata
16 Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Kelola
17 Kemitraan untuk mencapai Tujuan 8 Ekonomi
Jumlah 84
Sumber : Hasil Analisis TPB/SDGs, 2021
Gambar 4.5 Jumlah Indikator Pada Setiap TPB yang Sudah Dilaksanakan Tapi Belum Mencapai
Target di Kabupaten Pasaman
IV-11
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Tabel 4.6. Indikator yang Sudah Dilakukan dan Belum Mencapai Target (SB)
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
1 1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Disdaginnaker
Ketenagakerjaan.
2 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan Dinas Sosial
tunai bersyarat/Program Keluarga Harapan.
3 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. Disdikbud
4 1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena BPBD
dampak bencana per 100.000 orang.
5 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana BPBD
daerah.
6 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial. Dinas Sosial
7 1.5.1.(c) Pendampingan psikososial korban bencana sosial. Dinas Sosial
8 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang Dinas
mendapat pendidikan layanan khusus. Sosial/Disdikbud/
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana) BPBD
9 1.a.2* Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, Bakeuda
kesehatan dan perlindungan sosial) sebagai
persentase dari total belanja pemerintah.
10 2.1.1* Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Dinas Pangan
(Prevalence of Undernourishment).
11 2.1.2* Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan Dinas Pangan
sedang atau berat, berdasarkan pada Skala
Pengalaman Kerawanan Pangan.
12 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. Dinas Kesehatan
13 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran Dinas Kesehatan
hidup.
14 3.2.2* Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran Dinas Kesehatan
hidup.
15 3.2.2.(b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% Dinas Kesehatan
imunisasi dasar lengkap pada bayi.
16 3.4.1.(a) Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun. Dinas Kesehatan
17 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Dinas Kesehatan
18 3.7.1* Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) DPPKB
atau pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga
berencana dan menggunakan alat kontrasepsi metode
modern.
19 3.7.1.(b) Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka DPPKB
panjang (MKJP) cara modern.
20 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). DPPKB
21 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dinas Kesehatan
22 4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi minimal B. Disdikbud
23 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B. Disdikbud
24 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat. Disdikbud
25 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Disdikbud
26 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Disdikbud
Dini (PAUD).
27 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung DPPPA
pemberdayaan perempuan.
28 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus DPPPA
kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15
tahun dan sebelum umur 18 tahun.
29 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun DPPKB
IV-12
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
(Age Specific Fertility Rate/ASFR).
30 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen DPPPA
tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah
daerah.
31 5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi DPPPA
managerial.
32 5.6.1.(a) Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB DPPKB
yang tidak terpenuhi).
33 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang memiliki akses DPUTR/PDAM
terhadap layanan sumber air minum layak.
34 6.1.1.(b) Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah DPUTR
tangga, perkotaan dan industri, serta penyediaan air
baku untuk pulau-pulau.
35 6.1.1.(c) Proporsi populasi yang memiliki akses layanan DPUTR
sumber air minum aman dan berkelanjutan.
36 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang memiliki akses DLHPRKP
terhadap layanan sanitasi layak.
37 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur DLHPRKP
air limbah dengan sistem terpusat skala kota,
kawasan dan komunal.
38 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem DLHPRKP
pengelolaan air limbah terpusat.
39 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas DLHPRKP
pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
40 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem DLHPRKP
pengelolaan lumpur tinja.
41 6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. DLHPRKP
42 6.4.1.(b) Insentif penghematan air pertanian/perkebunan dan DLHPRKP
industri.
43 6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai DPUTR
Terpadu (RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
44 6.5.1.(c) Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang DPUTR/PDAM
dibentuk.
45 8.1.1* Laju pertumbuhan PDB per kapita. Bappeda
46 8.1.1.(a) PDB per kapita. Bappeda
47 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. Disdaginnaker
48 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. Disdaginnaker
49 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara. Disporapar
50 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. Disporapar
51 8.9.2* Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam Disporapar
proporsi terhadap total pekerja.
52 8.10.1* Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk DPMPTSP
dewasa.
53 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank Umum). DPMPTSP
54 9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. Disdaginnaker
55 9.5.1* Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. Bappeda
56 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. DPM
57 10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Disdaginnaker
Ketenagakerjaan.
IV-13
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
58 11.1.1.(a) Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap DLHPRKP
hunian yang layak dan terjangkau.
59 11.3.2.(b) Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. DPUTR
60 11.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak BPBD
bencana per 100.000 orang.
61 11.5.1.(a) Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). BPBD
62 11.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. BPBD
63 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah DLHPRKP
B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor
industri).
64 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. DLHPRKP
65 12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI DLHPRKP
ISO 14001.
66 12.7.1.(a) Jumlah produk ramah lingkungan yang teregister. DLHPRKP
67 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar DLHPRKP
Pelayanan Masyarakat (SPM) dan teregister.
68 13.1.2* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak BPBD
bencana per 100.000 orang.
69 15.9.1.(a) Dokumen rencana pemanfaatan keanekaragaman DLHPRKP
hayati.
70 16.1.1.(a) Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu Kesbangpol
tahun terakhir.
71 16.1.3.(a) Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan Kesbangpol
kekerasan dalam 12 bulan terakhir.
72 16.6.1* Proporsi pengeluaran utama pemerintah terhadap Bakeuda
anggaran yang disetujui.
73 16.6.1.(d) Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Bag. Organisasi
Indeks Reformasi Birokrasi Baik
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota).
74 16.7.1.(a) Persentase keterwakilan perempuan di Dewan DPPPA
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD).
75 16.7.1.(b) Persentase keterwakilan perempuan sebagai DPPPA
pengambilan keputusan di lembaga eksekutif (Eselon
I dan II).
76 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat Pengelola Diskominfo
Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk mengukur
kualitas PPID dalam menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
77 17.1.1* Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi Bakeuda
terhadap PDB menurut sumbernya.
78 17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Bakeuda
79 17.17.1.(b) Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan proyek, Bag. ADM
transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam Pembangunan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
80 17.18.1.(a) Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) BPS
yang merasa puas dengan kualitas data statistik.
81 17.18.1.(b) Persentase konsumen yang menjadikan data dan BPS
informasi statistik BPS sebagai rujukan utama.
82 17.18.1.(c) Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, BPS
dan khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi
IV-14
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
Rujukan Statistik (SIRuSa).
Tabel 4.7. Jumlah Indikator Pada Setiap TPB/SDGs yang Tidak Memiliki Data di Kabupaten
Pasaman
No. Jumlah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar
TPB Indikator
1 Tanpa Kemiskinan 8 Sosial
2 Tanpa Kelaparan 1 Sosial
3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera 7 Sosial
4 Pendidikan Berkualitas 3 Sosial
5 Kesetaraan Gender 4 Sosial
6 Air Bersih dan Sanitasi Layak 3 Lingkungan
8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi 5 Ekonomi
9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur 5 Ekonomi
10 Berkurangnya Kesenjangan 2 Ekonomi
11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan 0 Lingkungan
12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab 0 Lingkungan
13 Penanganan Perubahan Iklim 0 Lingkungan
15 Ekosistem Daratan 3 Lingkungan
8 Hukum dan Tata
16 Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh Kelola
Kelembagaan
17 Kemitraan untuk mencapai Tujuan 4 Ekonomi
Jumlah 53
Sumber : Hasil Analisis TPB/SDGs, 2021
IV-15
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Gambar 4.6. Jumlah Indikator Pada Setiap TPB yang Tidak Memiliki Data di Kabupaten Pasaman
IV-16
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
17 4.1.1* Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, (b) Disdikbud
tingkat akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir SMP/kelas 9
yang mencapai standar kemampuan minimum dalam: (i)
membaca, (ii) matematika.
18 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan Disdikbud
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
19 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 Disdikbud
tahun dan umur 15-59 tahun.
20 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur DPPPA
15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau
emosional) oleh pasangan atau mantan pasangan dalam
12 bulan terakhir.
21 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin DPPKB
umur 25-49 tahun.
22 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat DPPKB
keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan
kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi.
23 5.6.1.(b) Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur DPPKB
(PUS) tentang metode kontrasepsi modern.
24 6.2.1.(a) Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan Dinas Kesehatan
dengan sabun dan air.
25 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi DLHPRKP
masyarakat dalam pengelolaan daerah tangkapan
sungai dan danau.
26 6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. DLHPRKP
27 8.3.1* Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, Disdaginnaker
berdasarkan jenis kelamin.
28 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan DKUKM
Menengah) ke layanan keuangan.
29 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak Disdaginnaker
sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET).
30 8.9.1* Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDB. Disporapar
31 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor pariwisata. Disporapar
32 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap Bappeda
PDB dan per kapita.
33 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. DKUKM
34 9.3.1* Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai DKUKM
tambah industri.
35 9.3.2* Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. DKUKM
36 9.c.1* Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. Diskominfo
37 10.2.1* Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari Dinas Sosial
median pendapatan, menurut jenis kelamin dan
penyandang difabilitas.
38 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Kesbangpol
39 15.1.1.(a) Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan. DLHPRKP/UPT
KPHL Pasaman
Raya
40 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap DLHPRKP
luas lahan keseluruhan.
41 15.6.1* Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan DLHPRKP
kebijakan untuk memastikan pembagian keuntungan
yang adil dan merata.
42 16.1.4* Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendirian Kesbangpol
IV-17
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
NO. OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR Penyedia Data
di area tempat tinggalnya.
43 16.2.1.(a) Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1-17 DPPPA
tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi
psikologis dari pengasuh dalam setahun terakhir.
44 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan anak DPPPA
perempuan.
45 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 DPPPA
tahun yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur
18 tahun.
46 16.5.1.(a) Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Inspektorat
47 16.6.1.(c) Persentase penggunaan E-procurement terhadap Bag. Layanan
belanja pengadaan. Pengadaan
48 16.6.2.(a) Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Bag. Organisasi
Publik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota).
49 16.9.1.(a) Persentase kepemilikan akta lahir untuk penduduk 40% Disdukcapil
berpendapatan bawah.
50 17.1.2* Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak Bakeuda
domestik.
51 17.6.2.(b) Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) Diskominfo
di Perkotaan dan di Perdesaan.
52 17.6.2.(c) Proporsi penduduk terlayani mobile broadband Diskominfo
53 17.17.1.(a) Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan Bag. Layanan
dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Pengadaan
(KPBU).
IV-18
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
IV-19
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
IV-20
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Gambar 4.10. Grafik Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Pilar Hukum dan Tata Kelola
1. SPM Kesehatan
SPM Kesehatan sebanyak 26 Indikator atau 11,82 % dari seluruh indikator TPB dan 42,62 %
dari indikator SPM
2. SPM ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat
SPM ini sebanyak 10 indikator atau 4,55% dari seluruh indikator TPB dan 16,39 % dari
indikator SPM
3. SPM Pekerjaan Umum
SPM Pekerjaan Umum sebanyak 7 indikator atau 3,18 % dan 11,48 % dari indikator SPM
4. SPM Pendidikan
SPM Pendidikan sebanyak 13 indikator atau 5,91 % dari seluruh indikator TPB dan 21,31 %
dari indikator SPM
5. SPM Perumahan Rakyat
SPM Perumahan Rakyat sebanyak 1 indikator atau 0,45 % dari seluruh indikator TPB dan
1,64 % dari indikator SPM
6. SPM Sosial
SPM Sosial sebanyak 4 indikator atau 1,82 % dari seluruh indikator TPB dan 6,56 % dari
indikator SPM
Capaian Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman Berdasarkan SPM sebagaimana Tabel 4.12,
Tabel 4.13 dan Gambar 4.11 sebagai berikut.
IV-21
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
IV-22
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
dan alokasi anggaran, melaksanakan dan memonitor, mengevaluasi dan melaporkan hasil
pencapaian. Sementara fungsi dari Dewan Perwakilan Rakyat adalah untuk mengawasi anggaran,
pelaksanaan dan pemantauan TPB/SDGs. Peran OPD Kabupaten Pasaman dalam Pencapaian
Target TPB/SDGs dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.14. Peran OPD Kabupaten Pasaman dalam Pencapaian Target TPB/SDGs
Filantropi dan pelaku usaha, berperan untuk melakukan advokasi di antara para pelaku
usaha dan sektor bisnis, memfasilitasi dan melaksanakan program, meningkatkan kapasitas
masyarakat, serta memberikan dukungan pendanaan. Filantropi berperan besar dalam kegiatan
IV-23
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
pemberdayaan masyarakat khususnya mereka yang masih tertinggal dalam kehidupan sosial,
pendidikan dan kesehatan. Dana filantropi juga memainkan peran dalam kegiatan pengenalan dan
penguatan demokrasi, HAM, pemberdayaan gender, perubahan sosial lainnya. Untuk
menggerakkan filantropi dan pebisnis, diperlukan fasilitasi aktif dari pemerintah daerah dan
masyarakat sipil. Filantropi dan bisnis setidaknya dapat memberikan peran dalam pelaksanaan
TPB/SDGs baik dalam pengembangan bisnis (ekonomi) maupun bantuan sosial serta lingkungan.
Organisasi masyarakat sipil dan media berperan untuk mendisemiasikan dan melakukan advokasi
tentang TPB/SDGs, membangun kesadaran masyarakat, memfasilitasi program dan
pelaksanaannya serta turut serta dalam pemantauan dan evaluasi.
1. Karakteristik wilayah;
2. Tingkat penting potensi dampak;
3. Keterkaitan antar isu PB strategis;
IV-24
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Setelah dilakukan penapisan isu di atas, dihasilkan 5 (lima) isu strategis dalam
penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Pasaman yaitu:
1. Masih rendahnya kapasitas pengelolaan sampah
2. Meningkatnya laju kerusakan hutan
3. Tingginya alih fungsi lahan
4. Masih rendahnya kualitas air
5. Kualitas system komunikasi masih rendah.
IV-25
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
yang belum memiliki data (indicator kategori NA) yakni sebanyak 9 indikator. Pada tabel berikut,
dapat dilihat isu strategis TPB/SDGs berdasarkan SPM.
Tabel 4.16 Rumusan Isu Strategis TPB/SDGs Berdasrkan SPM Kabupaten Pasaman
NO SPM ISU STRATEGIS TPB/SDGs
1 Kesehatan a. Masih tingginya Prevalensi anemia pada ibu hamil
b. Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup
dan Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran
hidup masih belum mencapai target nasional.
c. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi
dasar lengkap pada bayi belum mencapai 85%.
d. Prevalensi HIV pada populasi dewasa.
2 Ketenteraman, ketertiban umum, a. Masih berfluktuasinya Jumlah korban meninggal, hilang,
dan perlindungan masyarakat dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.
b. Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana
daerah masih belum optimal.
c. Belum diketahuinya Indeks risiko bencana pada pusat-
pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
d. Masih tingginya Indeks Risiko bencana
3 Pekerjaan Umum a. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
b. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.
c. Masih rendahnya Persentase rumah tangga yang memiliki
akses terhadap layanan sumber air minum layak.
d. Masih rendahnya kapasitas prasarana air baku untuk
melayani rumah tangga, perkotaan dan industri.
e. Masih rendahnya proporsi populasi yang memiliki akses
layanan sumber air minum aman dan berkelanjutan.
f. Masih rendahnya persentase rumah tangga yang memiliki
akses terhadap layanan sanitasi layak.
g. Jumlah Kecamatan/kelurahan yang terbangun infrastruktur
air limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan
dan komunal.
4 Pendidikan a. Masih belum tercapaianya nilai Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs/sederajat, terutama pada masyarakat
berpenghasilan 40% terbawah.
b. Belum optimalnya jumlah daerah bencana alam/bencana
sosial yang mendapat pendidikan layanan khusus.
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana) terutama
pada masyarakat berpenghasilan 40% terbawah.
c. Belum terdatanya proporsi anak-anak dan remaja: (a)
pada kelas 4, (b) tingkat akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir
SMP/kelas 9 yang mencapai standar kemampuan
minimum dalam: (i) membaca, (ii) matematika.
d. Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun belum
mencapai 8,8 tahun.
e. Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
f. Belum terdatanya angka melek aksara penduduk umur 15-
24 tahun dan umur 15-59 tahun.
5 Sosial a. Masih rendah Persentase penyandang disabilitas miskin
dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.
b. Belum terpenuhi kebutuhan dasar korban bencana sosial.
c. Belum ada pendampingan psikososial korban bencana
IV-26
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
1. Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
serta meningkatkan peran Lembaga Adat;
Menciptakan masyarakat Pasaman yang menjunjung tinggi nilai agama dan adat istiadat
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2. Bertujuan untuk memperkuat kelembagaan, ketatalaksanaan pemerintahan dan
meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan daerah serta pengawasan internal.
Mewujudkan masyarakat Kabupaten Pasaman yang cerdas, sehat dan kuat melalui
pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan guna peningkatan IPM.
3. Mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas layanan dasar;
Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang tertuang dalam standar pelayanan minimal
(SPM) meliputi pendidikan, kesehatan, air minum, bencana dan sosial serta SDM lainnya.
4. Meningkatkan kapasitas infrastruktur;
Penyediaan layanan dan fasilitas perekonomian masyarakat (infrastruktur ekonomi),
meliputi akses jalan, air minum, ketenagalistrikan, telekomunikasi dan transportasi.
Infrastruktur sosial meliputi prasarana kesehatan dan pendidikan. Pemerataan
pembangunan infrastruktur diharapkan mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru dan meningkatkan daya saing Kabupaten Pasaman dari daerah lain.
5. Mewujudkan peningkatan ekonomi kerakyatan yang berbasis keunggulan lokal;
Bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan UMKM, pertanian, perikanan, perkebunan,
pariwisata dan meningkatkan nilai tambah ekonomi kreatif serta mewujudkan ketahanan
pangan Kabupaten Pasaman dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Bertujuan untuk memperkuat kelembagaan, ketatalaksanaan pemerintahan dan
meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan daerah serta pengawasan internal.
IV-27
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
Gambar 4.12. Keterkaitan Visi Misi Kabupaten Pasaman dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB/SDGs)
IV-28
Tabel 4.17. Telaahan Visi Misi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs)
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
1 MISI 1 Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta meningkatkan peran Lembaga Adat
1 Sasaran 1.1: Meningkatkan
pengamalan ajaran agama
2 Sasaran 2.1. Meningkatnya Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Target 3.3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, 3.3.1.(a) : NA
peran LKAAM, KAN, Bundo Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang
Kanduang Seluruh Penduduk Semua Usia terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit
(Kehidupan Sehat dan Sejahtera) bersumber air, serta penyakit menular lainnya.
Target 3.4. Pada tahun 2030, mengurangi hingga 3.4.1.(a) : SB (Merokok < 18th)
sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak 3.4.2.* : SS (bunuh diri)
menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Target 3.5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan 3.5.1.(e) : SS (penyalahgunaan
penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkoba)
narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan. 3.5.2.* : NA
Target 3.a. Memperkuat pelaksanaan the Framework 3.a.1.* : NA (merokok >15th)
Convention on Tobacco Control WHO di seluruh negara
sebagai langkah yang tepat.
Tujuan 5. Mencapai Kesetaraan Gender Target 5.3. Menghapuskan semua praktik berbahaya, 5.3.1.* : SB (hidup Bersama)
dan Memberdayakan Kaum Perempuan seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan
(Kesetaraan Gender) paksa, serta sunat perempuan.
2 Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
1 Sasaran 3.1 : Meningkatnya Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Target 1.4. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua 1.4.1.* : NA
tingkat pendidikan masyarakat Segala Bentuk Dimanapun (Tanpa laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin 1.4.1.(g) : SS
Kemiskinan) dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber 1.4.1.(h) : SB
daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk
kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi
baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan
mikro.
IV-29
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
Target 1.a. Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait 1.a.2* : SB
sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui
kerjasama pembangunan yang lebih baik, untuk
menyediakan sarana yang memadai dan terjangkau bagi
negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan Target 4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua 4.1.1.(a) : SB
yang Inklusif dan Merata serta anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan 4.1.1.(d) : SB
Meningkatkan Kesempatan Belajar dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan 4.1.1.(e) : SS
Sepanjang Hayat untuk Semua berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran 4.1.1.(g) : SB
(Pendidikan Berkualitas) yang relevan dan efektif.
Target 4.2. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua 4.2.2.(a) SB
anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap
perkembangan dan pengasuhan anak usia dini,
pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang
berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh
pendidikan dasar.
Target 4.4. Pada tahun 2030, meningkatkan secara 4.4.1.* : NA
signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang
memiliki keterampilan yang relevan, termasuk
keterampilan teknik dan kejuruan, untuk pekerjaan,
pekerjaan yang layak dan kewirausahaan
Target 4.5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas 4.5.1* : SS
gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang
sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan
kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang
cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam
kondisi rentan.
Target 4.6. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua 4.6.1.(a) : SS
remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki- 4.6.1.(b) : NA
laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi
IV-30
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
dan numerasi.
Target 4.a. Membangun dan meningkatkan fasilitas 4.a.1* : SS
pendidikan yang ramah anak, ramah penyandang cacat
dan gender, serta menyediakan lingkungan belajar yang
aman, anti kekerasan, inklusif dan efektif bagi semua.
Target 4.c. Pada tahun 2030, secara signifikan 4.c.1* : SS
meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk
melalui kerjasama internasional dalam pelatihan guru di
negara berkembang, terutama negara kurang
berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.
2 Sasaran 3.2 : Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Target 3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, 3.8.1.(a) : NA
Meningkatnya derajat Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap 3.8.2* : SS
kesehatan masyarakat Seluruh Penduduk Semua Usia pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses
(Kehidupan Sehat dan Sejahtera) terhadap obat- obatan dan vaksin dasar yang aman,
efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
Target 3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan 3.b.1.(a) : SS
vaksin dan obat penyakit menular dan tidak menular
yang terutama berpengaruh terhadap negara
berkembang, menyediakan akses terhadap obat dan
vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the Doha
Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk
menggunakan secara penuh ketentuan dalam
Kesepakatan atas Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak
Kekayaan Intelektual terkait keleluasaan untuk
melindungi kesehatan masyarakat, dan khususnya,
menyediakan akses obat bagi semua.
Target 3.c. Meningkatkan secara signifikan pembiayaan 3.c.1* : SS
kesehatan dan rekrutmen, pengembangan, pelatihan,
dan retensi tenaga kesehatan di negara berkembang,
khususnya negara kurang berkembang, dan negara
berkembang pulau kecil.
IV-31
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
3 Sasaran 3.3 : Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Target 1.2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya 1.2.1.* : SS
Menurunnya tingkat Segala Bentuk Dimanapun (Tanpa setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak
kemiskinan Kemiskinan) dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua
dimensi, sesuai dengan definisi nasional.
Target 1.3. Menerapkan secara nasional sistem dan 1.3.1.(d) : SB
upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua,
termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun
2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok
miskin dan rentan.
Target 1.4. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua 1.4.1.(k) : NA
laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin
dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber
daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk
kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi
baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan
mikro.
Target 1.a. Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait 1.a.1* : SS
sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui
kerjasama pembangunan yang lebih baik, untuk
menyediakan sarana yang memadai dan terjangkau bagi
negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
4 Sasaran 3.4: Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan
Meningkatnya pemuda yang yang Inklusif dan Merata serta
handal Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua
(Pendidikan Berkualitas)
5 Sasaran 3.5: Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Target 1.4. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua 1.4.1.(j) : NA
Meningkatnya Kualitas Segala Bentuk Dimanapun (Tanpa laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin
Kependudukan Kemiskinan) dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber
IV-32
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk
kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi
baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan
mikro.
Tujuan 16. Menguatkan Masyarakat Target 16.9. Pada tahun 2030, memberikan identitas 16.9.1.* : SS
yang Inklusif dan Damai untuk yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran. 16.9.1.(a) : NA
Pembangunan Berkelanjutan, 16.9.1.(b) : SS
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun Kelembagaan
yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di
Semua Tingkatan (Perdamaian, Keadilan
dan Kelembagaan yang Tangguh)
Tujuan 17. Menguatkan Sarana Target 17.19. Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif 17.19.2.(b) : SS
Pelaksanaan dan Merevitalisasi yang sudah ada, untuk mengembangkan pengukuran
Kemitraan Global untuk Pembangunan atas kemajuan pembangunan berkelanjutan yang
Berkelanjutan (Kemitraan untuk melengkapi Produk Domestik Bruto, dan mendukung
Mencapai Tujuan) pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
3 MISI 3: Mewujudkan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Layanan Dasar
1 Sasaran 3.1: Tujuan1 Semua indikator SPM, yakni
Tercapainya Standar Tujuan 2 sebanyak 61 indikator.
Pelayanan Minimal layanan Tujuan 3
dasar Tujuan 4
Tujuan 6
Tujuan 11
Tujuan 13
4 Misi 4: Meningkatkan Kapasitas Infrastruktur
1 Sasaran 4.1: Tujuan 6. Menjamin Ketersediaan serta Target 6.1. Pada tahun 2030, mencapai akses universal 6.1.1.(b) : SB
Meningkatkan aksesibilitas Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang dan merata terhadap air minum yang aman dan 6.1.1.(c) : SB
infrastruktur Berkelanjutan (Air Bersih dan Sanitasi terjangkau bagi semua.
Layak)
IV-33
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
Target 6.2. Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap 6.2.1.(e) : SB
sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi
semua, dan menghentikan praktik buang air besar di
tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok
masyarakat rentan.
Target 6.3. Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air 6.3.1.(a) : SB
dengan mengurangi polusi, menghilangkan
pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan
bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi
air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali
barang daur ulang yang aman secara global.
Tujuan 9. Membangun Infrastruktur yang Target 9.c. Secara signifikan meningkatkan akses 9.c.1* : NA
Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan
dan Berkelanjutan, serta Mendorong mengusahakan penyediaan akses universal dan
Inovasi (Industri, Inovasi dan terjangkau internet di negara-negara kurang berkembang
Infrastruktur) pada tahun 2020.
Tujuan 11. Menjadikan Kota dan Target 11.1. Pada tahun 2030, menjamin akses bagi 11.1.1.(a) : SB
Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh semua terhadap perumahan yang layak, aman,
dan Berkelanjutan (Kota dan terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan
Permukiman yang Berkelanjutan) kumuh.
Target 11.3. Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi 11.3.2.(b) : SB
yang inklusif dan berkelanjutan serta kapasitas
partisipasi, perencanaan penanganan permukiman yang
berkelanjutan dan terintegrasi di semua negara.
Target 11.5. Pada tahun 2030, secara signifikan 11.5.1.(a) : SB
mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang
terdampak, dan secara substansial mengurangi kerugian
ekonomi relatif terhadap PDB global yang disebabkan
oleh bencana, dengan fokus melindungi orang miskin
dan orang-orang dalam situasi rentan.
IV-34
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
Target 11.6. Pada tahun 2030, mengurangi dampak 11.6.1.(a) : SS
lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan,
termasuk dengan memberi perhatian khusus pada
kualitas udara, termasuk penanganan sampah kota.
5 Misi 5: Mewujudkan Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal
1 Sasaran 5.1: Tujuan 2. Menghilangkan Kelaparan, Target 2.3. Pada tahun 2030, menggandakan 2.3.1.* : NA
Meningkatnya ketahanan Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi produktivitas pertanian dan pendapatan produsen
pangan dan kesejahteraaan yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat
petani Berkelanjutan (Tanpa Kelaparan) penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan
nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama
terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input
lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan
peluang nilai tambah, dan pekerjaan nonpertanian.
Tujuan 8. Meningkatkan Pertumbuhan Target 8.3. Menggalakkan kebijakan pembangunan yang 8.3.1.(b) : SB
Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
Kesempatan Kerja yang Produktif dan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro,
untuk Semua (Pekerjaan Layak dan kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap
Pertumbuhan Ekonomi) jasa keuangan.
2 Sasaran 5.2: Tujuan 8. Meningkatkan Pertumbuhan Target 8.2. Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang 8.2.1.* : SS
Meningkatnya pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, lebih tinggi, melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi
sektor industri dan Kesempatan Kerja yang Produktif dan teknologi, termasuk melalui fokus pada sektor yang
perdagangan yang berdaya Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak memberi nilai tambah tinggi dan padat karya.
saing untuk Semua (Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi)
Target 8.3. Menggalakkan kebijakan pembangunan yang 8.3.1.(c) : NA
mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro,
kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap
jasa keuangan.
IV-35
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
Target 8.5. Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap 8.5.2.(a) : SS
dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan
penyandang difabilitas, dan upah yang sama untuk
pekerjaan yang sama nilainya.
Target 8.6. Pada tahun 2020, secara substansial 8.6.1.* : NA
mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak
menempuh pendidikan atau pelatihan.
Tujuan 9. Membangun Infrastruktur yang Target 9.2. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan 9.2.1.* : NA
Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan 9.2.1.(a) : NA
dan Berkelanjutan, serta Mendorong meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan
Inovasi (Industri, Inovasi dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional,
Infrastruktur) dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara
kurang berkembang.
3 Sasaran 5.3: Tujuan 8. Meningkatkan Pertumbuhan Target 8.3. Menggalakkan kebijakan pembangunan yang 8.3.1.(c) : NA
Meningkatnya pengembangan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
pariwisata dan UMKM Kesempatan Kerja yang Produktif dan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro,
untuk Semua (Pekerjaan Layak dan kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap
Pertumbuhan Ekonomi) jasa keuangan.
Target 8.9. Pada tahun 2030, menyusun dan 8.9.1.* : NA
melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan 8.9.1.(a) : SB
pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan 8.9.1.(b) : SB
kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal. 8.9.1.(c) NA
8.9.2.* : SB
IV-36
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
Tujuan 9. Membangun Infrastruktur yang Target 9.3. Meningkatkan akses industri dan perusahaan 9.3.2.* : NA
Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif skala kecil, khususnya di negara berkembang, terhadap
dan Berkelanjutan, serta Mendorong jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan
Inovasi (Industri, Inovasi dan mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan pasar.
Infrastruktur)
4 Sasaran 5.4: Tujuan 8. Meningkatkan Pertumbuhan Target 8.1. Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per 8.1.1.* : SB
Meningkatnya nilai Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya,
berinvesatasi Kesempatan Kerja yang Produktif dan setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto
Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak per tahun di negara kurang berkembang.
untuk Semua (Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi)
Target 8.3. Menggalakkan kebijakan pembangunan yang 8.3.1.* : NA
mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro,
kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap
jasa keuangan.
Tujuan 15. Melindungi, Merestorasi dan Target 15.9. Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai- 15.9.1.(a) : SB
Meningkatkan Pemanfaatan nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati ke dalam
Berkelanjutan Ekosistem Daratan, perencanaan nasional dan daerah, proses
Mengelola Hutan secara Lestari, pembangunan, strategi dan penganggaran pengurangan
Menghentikan Penggurunan, kemiskinan.
Memulihkan Degradasi Lahan, serta
Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati (Ekosistem
Daratan)
Tujuan 17. Menguatkan Sarana Target 17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya 17.1.1.(a) : SB
Pelaksanaan dan Merevitalisasi domestik, termasuk melalui dukungan internasional
Kemitraan Global untuk Pembangunan kepada negara berkembang, untuk meningkatkan
Berkelanjutan (Kemitraan untuk kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak dan pendapatan
Mencapai Tujuan) lainnya.
IV-37
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
No Sasaran RPJMD (*) Keterkaitan dengan TPB/SDGs Target TPB/SDGs Indikator TPB
Target 17.17. Mendorong dan meningkatkan kerjasama 17.17.1.(a) : NA
pemerintah-swasta dan masyarakat sipil yang efektif, 17.17.1.(b) SB
berdasarkan pengalaman dan bersumber pada strategi
kerjasama.
IV-38
Bab IV. Analisis TPB/SDGs
IV-39
IV-40
BAB 5
ANALISIS CAPAIAN INDIKATOR TPB
PADA OPD
Jumlah SS SB BK NA
No OPD Sumber Data
Indikator % % % %
1 Bag. ADM Pembangunan 1 0 0,00 1 100,00 0 0,00 0 0,00
2 Bag. Layanan Pengadaan 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 100,00
3 Bag. Organisasi 3 1 33,33 1 33,33 0 0,00 1 33,33
4 Bag.Perekonomian dan SDA 1 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100,00
5 Bagian Hukum 2 2 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Bakeuda 5 0 0,00 4 80,00 0 0,00 1 20,00
7 Bappeda 11 4 36,36 4 36,36 2 18,18 1 9,09
8 BPBD 12 4 33,33 6 50,00 0 0,00 2 16,67
9 BPS 5 1 20,00 4 80,00 0 0,00 0 0,00
10 Dinas Kesehatan 39 25 64,10 7 17,95 0 0,00 7 17,95
11 Dinas Pangan 4 2 50,00 2 50,00 0 0,00 0 0,00
12 Dinas Pertanian 1 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100,00
13 Dinas Sosial 8 2 25,00 4 50,00 0 0,00 2 25,00
14 Disdaginnaker 11 4 36,36 5 45,45 0 0,00 2 18,18
15 Dinas Pendidikanbud 16 7 43,75 6 37,50 0 0,00 3 18,75
16 Disdukcapil 6 4 66,67 0 0,00 0 0,00 2 33,33
17 Dishub 4 0 0,00 0 0,00 4 100,00 0 0,00
18 Diskominfo 9 4 44,44 1 11,11 1 11,11 3 33,33
19 Disporapar 5 0 0,00 3 60,00 0 0,00 2 40,00
20 DKUKM 5 1 20,00 0 0,00 0 0,00 4 80,00
V-1
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
Jumlah SS SB BK NA
No OPD Sumber Data
Indikator % % % %
21 DLHPRKP 26 1 3,85 14 53,85 5 19,23 6 23,08
22 DPM 2 1 50,00 1 50,00 0 0,00 0 0,00
23 DPMPTSP 2 0 0,00 2 100,00 0 0,00 0 0,00
24 DPPKB 11 1 9,09 5 45,45 0 0,00 5 45,45
25 DPPPA 13 3 23,08 6 46,15 0 0,00 4 30,77
26 DPUTR 6 0 0,00 4 66,67 2 33,33 0 0,00
27 DPUTR/PDAM 3 0 0,00 2 66,67 0 0,00 1 33,33
28 Inspektorat 2 1 50,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00
29 Kesbangpol 5 1 20,00 2 40,00 0 0,00 2 40,00
220 69 84 14 53
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa Dinas Kesehatan merupakan OPD dengan
jumlah indikator TPB paling banyak yakni sebanyak 39 indikator. Dari indikator yang menjadi
urusan Dinas Kesehatan tersebut sudah mencapai target nasional sebesar 64,10% atau sebanyak
25 indikator, dan indikator sudah dilaksanakan dan belum mencapai target yakni sebanyak 7
indikator (17,95%), dan terdapat 7 (tujuh) indikator yang belum memiliki data. Pada gambar berikut
dapat dilihat proporsi capaian indikator TPB/SDGs jika dilihat dari peran OPD yang ada di
Kabupaten Pasaman.
V-2
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
Gambar 5.1. Grafik Persentase Capaian Indikator TPB/SDGs Pada Instansi Berwenang di
Kabupaten Pasaman
Tabel 5.2. Peran OPD di Kabupaten Pasaman dalam Pencapaian Indikator TPB/SDGs
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
1 16.6.1.(c) Persentase penggunaan E-procurement Bag. ADM Pembangunan
terhadap belanja pengadaan. NA
V-3
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
3 17.17.1.(b) Jumlah alokasi pemerintah untuk Bag. ADM Pembangunan
penyiapan proyek, transaksi proyek, dan
dukungan pemerintah dalam Kerjasama SB
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
4 16.6.1.(b) Persentase peningkatan Sistem Bag. Organisasi
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah SS
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
5 16.6.1.(d) Persentase instansi pemerintah yang Bag. Organisasi
memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi
Baik Kementerian/Lembaga dan SB
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
6 16.6.2.(a) Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Bag. Organisasi
Pelayanan Publik Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ NA
Kabupaten/Kota).
7 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam Bagian Hukum
12 bulan lalu berdasarkan pelarangan
diskriminasi menurut hukum HAM SS
Internasional.
8 16.b.1.(a) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam Bagian Hukum
12 bulan lalu berdasarkan pelarangan
diskriminasi menurut hukum HAM SS
Internasional.
9 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga miskin dan Bagian Perekonomian
rentan yang sumber penerangan dan SDA
utamanya listrik baik dari PLN dan bukan NA
PLN.
10 7.2.1* Bauran energi terbarukan. Bagian Perekonomian
BK
dan SDA
11 7.3.1* Intensitas energi primer. Bagian Perekonomian
BK
dan SDA
12 1.a.1* Proporsi sumber daya yang dialokasikan Bappeda
oleh pemerintah secara langsung untuk SS
program pemberantasan kemiskinan.
13 8.1.1* Laju pertumbuhan PDB per kapita. Bappeda SB
14 8.1.1.(a) PDB per kapita. Bappeda SB
15 10.1.1* Koefisien Gini. Bappeda SS
16 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang hidup di Bappeda
bawah garis kemiskinan nasional, menurut SS
jenis kelamin dan kelompok umur.
17 10.1.1.(e) Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah Bappeda
tertinggal. BK
18 17.18.1.(d) Persentase indikator SDGs terpilah yang Bappeda
relevan dengan target. SB
19 9.5.1* Proporsi anggaran riset pemerintah Bappeda
terhadap PDB. SB
V-4
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
20 17.1.1* Total pendapatan pemerintah sebagai BKD
proporsi terhadap PDB menurut SB
sumbernya.
21 17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. BKD SB
22 1.a.2* Pengeluaran untuk layanan pokok BKD
(pendidikan, kesehatan dan perlindungan
sosial) sebagai persentase dari total SB
belanja pemerintah.
23 16.6.1* Proporsi pengeluaran utama pemerintah BKD
terhadap anggaran yang disetujui. SB
24 16.6.1.(a) Persentase peningkatan Opini Wajar BKD
Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan
Keuangan Kementerian/ Lembaga dan SS
Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/
Kota).
25 17.1.2* Proporsi anggaran domestik yang didanai BKD
oleh pajak domestik. NA
26 5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi BKPSDM
managerial. SB
27 1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, dan BPBD
terkena dampak bencana per 100.000 SB
orang.
28 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan pengurangan BPBD
SB
risiko bencana daerah.
29 1.5.1.(e) Indeks risiko bencana pada pusat-pusat BPBD
NA
pertumbuhan yang berisiko tinggi.
30 1.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat BPBD
bencana. NA
31 1.5.3* Dokumen strategi pengurangan risiko BPBD
bencana (PRB) tingkat nasional dan SS
daerah.
32 11.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang dan BPBD
terkena dampak bencana per 100.000 SB
orang.
33 11.5.1.(a) Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). BPBD SB
34 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan BPBD
iklim serta kebencanaan. SS
35 11.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat BPBD
bencana. SB
36 11.b.2* Dokumen strategi pengurangan risiko BPBD
bencana (PRB) tingkat daerah. SS
37 13.1.1* Dokumen strategi pengurangan risiko BPBD
bencana (PRB) tingkat nasional dan SS
daerah.
38 13.1.2* Jumlah korban meninggal, hilang dan BPBD
terkena dampak bencana per 100.000 SB
orang.
V-5
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
39 8.2.1* Laju pertumbuhan PDB per tenaga BPS
kerja/Tingkat pertumbuhan PDB riil per SS
orang bekerja per tahun.
40 8.3.1* Proporsi lapangan kerja informal sektor BPS
non-pertanian, berdasarkan jenis kelamin. NA
V-6
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
58 3.1.2* Proporsi perempuan pernah kawin umur Dinas Kesehatan
15-49 tahun yang proses melahirkan
terakhirnya ditolong oleh tenaga SS
kesehatan terlatih.
59 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah kawin Dinas Kesehatan
umur 15-49 tahun yang proses melahirkan
terakhirnya di fasilitas kesehatan. SS
V-7
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
78 3.5.2* Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh Dinas Kesehatan
penduduk umur ≥ 15 tahun dalam satu NA
tahun terakhir.
79 3.8.1.(a) Unmet need pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan NA
80 3.8.2* Jumlah penduduk yang dicakup asuransi Dinas Kesehatan
kesehatan atau sistem kesehatan SS
masyarakat per 1000 penduduk.
81 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional Dinas Kesehatan
(JKN). SB
82 3.9.3.(a) Proporsi kematian akibat keracunan. Dinas Kesehatan NA
83 3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur Dinas Kesehatan
≥15 tahun. NA
84 3.b.1.(a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin Dinas Kesehatan
di Puskesmas. SS
85 3.c.1* Kepadatan dan distribusi tenaga Dinas Kesehatan
kesehatan. SS
86 6.2.1.(a) Proporsi populasi yang memiliki fasilitas Dinas Kesehatan
cuci tangan dengan sabun dan air. NA
87 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang Dinas Kesehatan
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis SS
Masyarakat (STBM).
88 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan yang Open Dinas Kesehatan
Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air SS
Besar Sembarangan (SBS).
89 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa dengan Dinas Kominfo
keterampilan teknologi informasi dan NA
komunikasi (TIK).
90 5.b.1* Proporsi individu yang menguasai/memiliki Dinas Kominfo
telepon genggam. SS
91 9.c.1* Proporsi penduduk yang terlayani mobile Dinas Kominfo
broadband. NA
V-8
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
98 17.8.1.(a) Persentase kabupaten 3T yang terjangkau Dinas Kominfo
layanan akses telekomunikasi universal BK
dan internet.
99 6.3.2.(a) Kualitas air danau. Dinas LH BK
100 6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai sumber air Dinas LH
baku. SB
101 6.4.1.(b) Insentif penghematan air Dinas LH
pertanian/perkebunan dan industri. SB
102 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki Dinas LH
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan NA
daerah tangkapan sungai dan danau.
103 6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber Dinas LH
daya air. NA
104 11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan yang Dinas LH
tertangani. SS
105 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang mengembangkan Dinas LH
dan menerapkan green waste di kawasan BK
perkotaan metropolitan.
106 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang terkelola dan Dinas LH
proporsi limbah B3 yang diolah sesuai SB
peraturan perundangan (sektor industri).
107 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang didaur Dinas LH
ulang. SB
108 12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang menerapkan Dinas LH
SB
sertifikasi SNI ISO 14001.
109 12.7.1.(a) Jumlah produk ramah lingkungan yang Dinas LH
teregister. SB
110 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Dinas LH
Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) SB
dan teregister.
111 15.1.1.(a) Proporsi tutupan hutan terhadap luas Dinas LH
lahan keseluruhan. NA
112 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang Dinas LH
direhabilitasi terhadap luas lahan NA
keseluruhan.
113 15.6.1* Tersedianya kerangka legislasi, Dinas LH
administrasi dan kebijakan untuk
memastikan pembagian keuntungan yang NA
adil dan merata.
114 15.9.1.(a) Dokumen rencana pemanfaatan Dinas LH
keanekaragaman hayati. SB
115 2.1.1* Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Dinas Pangan
Pangan (Prevalence of SB
Undernourishment).
116 2.1.2* Prevalensi penduduk dengan kerawanan Dinas Pangan
pangan sedang atau berat, berdasarkan
SB
pada Skala Pengalaman Kerawanan
Pangan.
117 2.1.2.(a) Proporsi penduduk dengan asupan kalori Dinas Pangan SS
V-9
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari.
118 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan yang Dinas Pangan
diindikasikan oleh skor Pola Pangan
Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat SS
konsumsi ikan.
119 9.1.1.(b) Panjang pembangunan jalan tol. Dinas Perhubungan BK
120 9.1.1.(c) Panjang jalur kereta api. Dinas Perhubungan BK
121 9.1.2.(b) Jumlah dermaga penyeberangan. Dinas Perhubungan BK
122 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. Dinas Perhubungan BK
123 1.4.1.(d) Persentase rumah tangga yang memiliki Dinas Perkim
akses terhadap layanan sumber air minum NA
layak dan berkelanjutan.
124 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang memiliki Dinas Perkim
akses terhadap layanan sanitasi layak dan NA
berkelanjutan.
125 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang memiliki Dinas Perkim
akses terhadap layanan sanitasi layak. SB
126 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang terbangun Dinas Perkim
infrastruktur air limbah dengan sistem
terpusat skala kota, kawasan dan SB
komunal.
127 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang terlayani Dinas Perkim
sistem pengelolaan air limbah terpusat. SB
128 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan Dinas Perkim
kualitas pengelolaan lumpur tinja
perkotaan dan dilakukan pembangunan SB
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
V-10
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
bencana sosial.
137 10.2.1* Proporsi penduduk yang hidup di bawah DinsosPPKBP3A
50 persen dari median pendapatan,
NA
menurut jenis kelamin dan penyandang
difabilitas.
138 1.4.1.(c) Prevalensi penggunaan metode DinsosPPKBP3A
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 NA
tahun yang berstatus kawin.
139 3.7.1* Proporsi perempuan usia reproduksi (15- DinsosPPKBP3A
49 tahun) atau pasangannya yang
memiliki kebutuhan keluarga berencana SB
dan menggunakan alat kontrasepsi
metode modern.
140 3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan metode DinsosPPKBP3A
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
SS
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
141 3.7.1.(b) Angka penggunaan metode kontrasepsi DinsosPPKBP3A
jangka panjang (MKJP) cara modern. SB
142 3.7.2* Angka kelahiran pada perempuan umur DinsosPPKBP3A
15-19 tahun (Age Specific Fertility NA
Rate/ASFR).
143 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). DinsosPPKBP3A SB
144 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender DinsosPPKBP3A
mendukung pemberdayaan perempuan. SB
145 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa dan anak DinsosPPKBP3A
perempuan (umur 15-64 tahun)
mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau NA
emosional) oleh pasangan atau mantan
pasangan dalam 12 bulan terakhir.
146 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak DinsosPPKBP3A
perempuan. SS
147 5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak DinsosPPKBP3A
perempuan (umur 15-64 tahun)
mengalami kekerasan seksual oleh orang SS
lain selain pasangan dalam 12 bulan
terakhir.
148 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan terhadap DinsosPPKBP3A
perempuan yang mendapat layanan SS
komprehensif.
149 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 tahun DinsosPPKBP3A
yang berstatus kawin atau berstatus hidup
bersama sebelum umur 15 tahun dan SB
sebelum umur 18 tahun.
150 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama perempuan DinsosPPKBP3A
pernah kawin umur 25-49 tahun. NA
151 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada perempuan umur DinsosPPKBP3A
15-19 tahun (Age Specific Fertility SB
Rate/ASFR).
V-11
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
152 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DinsosPPKBP3A
parlemen tingkat pusat, parlemen daerah SB
dan pemerintah daerah.
153 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15-49 tahun DinsosPPKBP3A
yang membuat keputusan sendiri terkait
hubungan seksual, penggunaan NA
kontrasepsi, dan layanan kesehatan
reproduksi.
154 5.6.1.(a) Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga DinsosPPKBP3A
Berencana/KB yang tidak terpenuhi). SB
155 5.6.1.(b) Pengetahuan dan pemahaman Pasangan DinsosPPKBP3A
Usia Subur (PUS) tentang metode NA
kontrasepsi modern.
156 16.2.1.(a) Proporsi rumah tangga yang memiliki anak DinsosPPKBP3A
umur 1-17 tahun yang mengalami
hukuman fisik dan/atau agresi psikologis NA
dari pengasuh dalam setahun terakhir.
157 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan terhadap anak laki- DinsosPPKBP3A
laki dan anak perempuan. NA
158 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda DinsosPPKBP3A
umur 18-24 tahun yang mengalami
NA
kekerasan seksual sebelum umur 18
tahun.
159 16.7.1.(a) Persentase keterwakilan perempuan di DinsosPPKBP3A
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah SB
(DPRD).
160 16.7.1.(b) Persentase keterwakilan perempuan DinsosPPKBP3A
sebagai pengambilan keputusan di SB
lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
161 8.9.1* Proporsi kontribusi pariwisata terhadap Disbudparpora
PDB. NA
162 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara. Disbudparpora SB
163 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. Disbudparpora SB
164 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor pariwisata. Disbudparpora NA
165 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
SD/MI/sederajat. SS
166 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
SMP/MTs/sederajat. SB
167 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana alam/bencana Dinas Pendidikan
sosial yang mendapat pendidikan layanan
khusus. (SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman SB
Bencana)
168 4.1.1* Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada Dinas Pendidikan
kelas 4, (b) tingkat akhir SD/kelas 6, (c)
tingkat akhir SMP/kelas 9 yang mencapai NA
standar kemampuan minimum dalam: (i)
membaca, (ii) matematika.
V-12
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
169 4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi minimal Dinas Pendidikan
B. SB
170 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs berakreditasi Dinas Pendidikan
minimal B. SB
171 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
SD/MI/sederajat. SB
172 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
SMP/MTs/sederajat. SS
173 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur Dinas Pendidikan
≥15 tahun. SB
174 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Dinas Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). SB
175 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/sederajat;
(2) SMP/MTs/sederajat; (3)
SS
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka
Partisipasi Kasar (APK) perempuan/laki-
laki di (4) Perguruan Tinggi.
176 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk Dinas Pendidikan
umur ≥15 tahun. SS
177 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara penduduk Dinas Pendidikan
NA
umur 15-24 tahun dan umur 15-59 tahun.
178 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) Dinas Pendidikan
listrik (b) internet untuk tujuan pengajaran,
(c) komputer untuk tujuan pengajaran, (d)
infrastruktur dan materi memadai bagi
SS
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f)
fasilitas sanitasi dasar per jenis kelamin,
(g) fasilitas cuci tangan (terdiri air, sanitasi,
dan higienis bagi semua (WASH).
179 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, Dinas Pendidikan
SS
SMK, dan PLB yang bersertifikat pendidik.
180 11.4.1.(a) Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan Disbudparpora
metropolitan, kota besar, kota sedang dan SS
kota kecil.
181 1.4.1.(j) Persentase penduduk umur 0-17 tahun Disdukcapil
NA
dengan kepemilikan akta kelahiran.
182 16.9.1* Proporsi anak umur di bawah 5 tahun Disdukcapil
yang kelahirannya dicatat oleh lembaga SS
pencatatan sipil, menurut umur.
183 16.9.1.(a) Persentase kepemilikan akta lahir untuk Disdukcapil
penduduk 40% berpendapatan bawah. NA
184 16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki akta Disdukcapil
kelahiran. SS
185 17.19.2.(b) Tersedianya data registrasi terkait Disdukcapil
kelahiran dan kematian (Vital Statistics SS
Register)
186 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Diskumperdag
Kecil, dan Menengah) ke layanan NA
keuangan.
V-13
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
187 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM terhadap total Diskumperdag
kredit. SS
188 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri Diskumperdag
manufaktur. NA
189 9.3.2* Proporsi industri kecil dengan pinjaman Diskumperdag
atau kredit. NA
190 1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Disnaker
SB
Bidang Ketenagakerjaan.
191 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. Disnaker SB
192 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal sektor Disnaker
pertanian. SB
193 8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja. Disnaker SS
194 8.5.2* Tingkat pengangguran terbuka Disnaker
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok SS
umur.
195 8.5.2.(a) Tingkat setengah pengangguran. Disnaker SS
196 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 tahun) yang Disnaker
sedang tidak sekolah, bekerja atau NA
mengikuti pelatihan (NEET).
197 8.9.2* Jumlah pekerja pada industri pariwisata Disnaker
dalam proporsi terhadap total pekerja. SB
198 10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Disnaker
Bidang Ketenagakerjaan. SB
199 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang DPMN
terentaskan. SS
200 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. DPMN SS
201 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. DPMN SB
202 10.1.1.(f) Persentase penduduk miskin di daerah DPMN
tertinggal. BK
203 8.10.1* Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 DPMPTSP
penduduk dewasa SB
204 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank DPMPTSP
Umum). SB
205 9.3.1* Proporsi nilai tambah industri kecil DPMPTSP
terhadap total nilai tambah industri. NA
206 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang memiliki DPUPR
akses terhadap layanan sumber air minum SB
layak.
207 6.1.1.(b) Kapasitas prasarana air baku untuk DPUPR
melayani rumah tangga, perkotaan dan
industri, serta penyediaan air baku untuk SB
pulau-pulau.
208 6.1.1.(c) Proporsi populasi yang memiliki akses DPUPR
layanan sumber air minum aman dan SB
berkelanjutan.
V-14
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
NO.
No INDIKATOR TPB OPD Capaian
INDIKATOR
209 6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah DPUPR
Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) yang
diinternalisasi ke dalam Rencana Tata SB
Ruang Wilayah (RTRW).
210 6.5.1.(c) Jumlah jaringan informasi sumber daya air DPUPR
yang dibentuk. SB
211 11.1.1.(b) Jumlah kawasan perkotaan metropolitan DPUPR
yang terpenuhi standar pelayanan BK
perkotaan (SPP).
212 11.3.1.(b) Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa DPUPR
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). BK
213 11.3.2.(b) Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. DPUPR SB
214 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau yang menyediakan DPUPR
ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan BK
metropolitan dan kota sedang.
215 16.5.1.(a) Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Inspektorat NA
216 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Kesbangpol NA
217 16.1.1.(a) Jumlah kasus kejahatan pembunuhan Kesbangpol
pada satu tahun terakhir. SB
218 16.1.2.(a) Kematian disebabkan konflik per 100.000 Kesbangpol
penduduk. SS
219 16.1.3.(a) Proporsi penduduk yang menjadi korban Kesbangpol
kejahatan kekerasan dalam 12 bulan SB
terakhir.
220 16.1.4* Proporsi penduduk yang merasa aman Kesbangpol
berjalan sendirian di area tempat NA
tinggalnya.
Sumber : Analisis TPB/SDGs Kabupaten Pasaman, 2021
5.2 Analisis Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berdasarkan Jasa
Ekosistem
Kabupaten Pasaman telah menyusun dokumen dan peta DDDTLH berbasis jasa
ekosistem. Langkah evaluasi DDDTLH adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi persentase kategori sangat tinggi dan tinggi untuk masing-masing jasa
ekosistem
2. Tentukan status DDDTLH dengan kriteria:
untuk persentase kategori sangat tinggi dan tinggi
> 60% : DDDTLH Baik
20-60% : DDDTLH Sedang
<20% : DDDTLH Buruk
V-15
Bab V. Analisis Capaian Indikator
TPB/SDGs Pada OPD
V-16
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
BAB 6
RUMUSAN ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
VI-1
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil ketidaktercapaian indicator TPB/SDGs yang menjadi kewenangan Kabupaten Pasaman, yakni untuk indicator yang belum mencapai
target (capaian SB) dan indicator yang belum memiliki data (NA), maka berdasarkan TPB strategis dapat dirumuskan skenario sebagai berikut :
Tabel 6.1. Rekomendasi Berdasarkan Capaian Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs)
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
SPM KESEHATAN
1 2.2.2.(a). SB Dinas 1.Meningkatkan Pengetahuan ibu 1. Peningkatan kegiatan promosi dan 1. Program Pemenuhan Upaya
Prevalensi anemia pada ibu hamil. Kesehatan hamil terkait pentingnya Gizi Ibu preventif Kesehatan Perorangan dan Upaya
Hamil Kesehatan Masyarakat
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana 2. Program Pemberdayaan
terkait ibu hamil Masyarakat Bidang Kesehatan
3. Peningkatan KIE (komunikasi informasi
dan edukasi
2. Meningkatkan pembinaan 1. Pengoptimalan penanganan Kasus 1. Program Sediaan
pengelolaan pelayanan kesehatan dan peningkatan pelayanan Farmasi,ALKES dan Makmin
ibu hamil
2. Peningkatam Kapasitas SDM dalam 2. Program Peningkatan Kapasitas
rangka penangannan kasus terkait SDM Kesehatan
3. Pengoptimalan pencatatan dan
pelaporan
2 3.2.1* SB Dinas Meningkatkan penanganan 1. Peningkatan perbaikan gizi balita 1. Program Pemenuhan Upaya
Angka Kematian Balita (AKBa) Kesehatan perbaikan gizi balita. Kesehatan Perorangan dan Upaya
per 1000 kelahiran hidup. Kesehatan Masyarakat
VI-2
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Meningkatkan pengetahuan 3. Program Sediaan
pemahaman SDM kesehatan dan Farmasi,ALKESdan Makmin
pengadaan alat kesehatan fasyankes
VI-3
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Mengoptimalkan sistem rujukan
VI-4
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) cara modern.
8 3.7.2* NA DPPKB
Angka kelahiran pada perempuan
umur 15-19 tahun (Age Specific
Fertility Rate/ASFR).
SPM. KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
9 1.5.1* SB BPBD 1.Meningkatkan upaya Peningkatan pelayanan pencegahan dan Program penanggulangan bencana
Jumlah korban meninggal, hilang, pencegahan, kesiapsiagaan terhadap bencana
dan terkena dampak bencana per 2. Meningkatkan upaya mitigasi
100.000 orang. 3. Meningkatkan upaya
kesiapsiagaan
10 1.5.1.(a) SB BPBD Meningkatkan jumlah nagari 1.Peningkatan Kelompok Siaga Bencana. Program penanggulangan bencana
Jumlah lokasi penguatan tangguh bencana 2. Peningkatan keluarga tangguh
pengurangan risiko bencana bencana
daerah.
11 1.5.1.(e) NA BPBD/DPUTR Meningkatkan kapasitas 1.Peningkatan pelayanan kesiapsiagaan Program penanggulangan bencana
Indeks risiko bencana pada pusat- Managemen kebencanaan dan mitigasi bencana
pusat pertumbuhan yang berisiko
tinggi.
2.Peningkatan pelayanan penyelamatan
dan evakuasi korban bencana
3. Peningkatan penanganan pasca
bencana
12 11.5.1* SB BPBD 1. Meningkatkan upaya Peningkatan pelayanan Program penanggulangan bencana
Jumlah korban meninggal, hilang pencegahan, pencegahan,mitigasi dan kesiapsiagaan
dan terkena dampak bencana per 2. Meningkatkan upaya mitigasi terhadap bencana
100.000 orang. 3. Meningkatkan upaya
kesiapsiagaan
VI-5
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
13 11.5.1.(a) SB BPBD Meningkatkan kapasitas 1.Peningkatan pelayanan kesiapsiagaan Program penanggulangan bencana
Indeks Risiko Bencana Indonesia Managemen kebencanaan dan mitigasi bencana
(IRBI). 2.Peningkatan pelayanan penyelamatan
dan evakuasi korban bencana
3. Peningkatan penanganan pasca
bencana
14 13.1.2* SB BPBD 1. Meningkatkan upaya 1.Peningkatkan upaya Program penanggulangan bencana
Jumlah korban meninggal, hilang pencegahan,meningkatkan upaya pencegahan,meningkatkan upaya
dan terkena dampak bencana per mitigasi, meningkatkan upaya mitigasi, meningkatkan upaya
100.000 orang. kesiapsiagaan. kesiapsiagaan 2.
2. Meningkatkan pelayanan peningkatkan pelayanan kedaruratan dan
kedaruratan dan logistik logistik
SPM PEKERJAAN UMUM
15 1.4.1.(d) NA DPUTR/PDAM Mengembangkan pengelolaan 1. Peningkatan pelayanan air minum Program pengelolaan dan
Persentase rumah tangga yang sistem penyediaan air minum terutama bagi masyarakat pengembangan Sistem Air Minum
memiliki akses terhadap layanan berpenghasilan rendah (SPAM) di Daerah Kabupaten/
sumber air minum layak dan Kota
berkelanjutan.
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan
pengelolaan sumber daya air
16 1.4.1.(e) NA DLHPRKP Mengembangkan kapasitas aparat 1. Peningkatan kapasitas aparat dan PROGRAM KAWASAN
Persentase rumah tangga yang dan masyarakat tentang sanitasi masyarakat tentang sanitasi layak dan PERMUKIMAN SERTA
memiliki akses terhadap layanan layak dan berkelanjutan. berkelanjutan
sanitasi layak dan berkelanjutan.
2. Optimalisasi sistem pendataan PROGRAM PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
PROGRAM PEREKONOMIAN
DAN PEMBANGUNAN
PROGRAM PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN SISTEM AIR
LIMBAH
VI-6
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
PROGRAM PENGENDALIAN
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3)
17 6.1.1.(a) SB DPUTR 1. Mengembangkan pengelolaan 1. Peningkatan infrastruktur air minum Program pengelolaan dan
Persentase rumah tangga yang sistem penyediaan air minum pengembangan Sistem Air Minum
memiliki akses terhadap layanan (SPAM) di Daerah Kabupaten/
sumber air minum layak. Kota
2. Meningkatkan koordinasi 2. Peningkatan kerjasama dengan
dengan stakeholder dalam stakeholder dalam pemenuhan air minum
pemenuhan air minum layak
3. Memberdayakan kelompok 3. Peningkatan peran serta masyarakat
masyarakat dalam dalam pengelolaan air minum
penyelenggaraan SPAM
18 6.1.1.(b) SB DPUTR Mengembangkan pengelolaan 1. Peningkatkan prasarana air baku Program pengelolaan sumber daya
Kapasitas prasarana air baku sumber daya air baku air (SDA)
untuk melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri, serta
penyediaan air baku untuk pulau-
pulau.
2. Peningkatan basis data sistem Program pengelolaan dan
pengelolaan air minum pengembangan Sistem Air Minum
(SPAM) di Daerah Kabupaten/
Kota
19 6.1.1.(c) SB DPUTR 1. Mengembangkan pengelolaan 1. Perluasan layanan air minum aman Program pengelolaan dan
Proporsi populasi yang memiliki sistem penyediaan air minum dan berkelanjutan pengembangan Sistem Air Minum
akses layanan sumber air minum (SPAM) di Daerah Kabupaten/
aman dan berkelanjutan. Kota
VI-7
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
sanitasi layak.
VI-8
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas
media pembelajaran,
4. Peningkatan kualitas pengelolaan
satuan pendidikan,
5. Peningkatan kulitas pengelolaan data
pokok satuan pendidikan,
VI-9
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas
media pembelajaran.
25 4.1.1.(d) SB Disdikbud Meningkatkan tatakelola 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas 1. Program pengelolaan
Angka Partisipasi Kasar (APK) penyelenggaraan pendidikan. sarana prasarana satuan pendidikan, pendidikan,
SD/MI/sederajat.
VI-10
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
7. Penguatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan pendidikan.
27 4.2.2.(a) SB Disdikbud Meningkatkan tatakelola 1. Peningkatan layanan PAUD satu 1. Program pengelolaan
Angka Partisipasi Kasar (APK) penyelenggaraan pendidikan. tahun pra SD. pendidikan,
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD).
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas 2. Program Pendidik dan tenaga
sarana prasarana lembaga/satuan Kependidikan
pendidikan,
VI-11
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Peningkatan kompetensi pamong
belajar/tutor.
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas
media pembelajaran,
5. Peningkatan kulitas pengelolaan data
pokok lembaga / satuan pendidikan,
6. Penguatan peran serta keluarga dan
masyarakat.
7. Peningkatan kerjasama dengan pihak
terkait.
SPM PERUMAHAN RAKYAT
29 11.1.1.(a) SB DLHPRKP Mengembangkan akses terhadap 1. Regulasi tentang perumahan layak PROGRAM PENGEMBANGAN
Proporsi rumah tangga yang hunian yang layak dan terjangkau huni PERUMAHAN
memiliki akses terhadap hunian
yang layak dan terjangkau.
2. Peningkatan hunian yang layak yang PROGRAM PENINGKATAN
memiliki akses prasarana, sarana dan PRASARANA, SARANA DAN
utilitas. UTILITAS UMUM (PSU)
SPM SOSIAL
30 1.5.1.(c) SB Dinas Sosial Menyediakan tenaga pendamping 1. Peningkatan tenaga psikososial korban PROGRAM PENANGANAN
Pendampingan psikososial korban psikososial bagi bencana BENCANA
bencana sosial.
2. Pengoptimalkan tempat penampungan
pengungsi
SB BPBD Meningkatan kapasitas trauma Peningkatan pelayanan rehabilitasi Program penanggulangan bencana
heeling korban bencana
VI-12
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
PROGRAM (BERDASARKAN
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019)
31 1.3.1.(c) NA Dinas Sosial Mengingtegrasikan dan 1. Peningkatan keterampilan 1. PROGRAM REHABILITASI
Persentase penyandang memberdayakan akses rumah kewirausahaan SOSIAL
disabilitas yang miskin dan rentan tangga miskin terhadap energy
yang terpenuhi hak dasarnya dan listrik
inklusivitas.
2. Pengembangan potensi sumber 2. PROGRAM PERLINDUNGAN
kesejahteraan sosial DAN JAMINAN SOSIAL
3. Peningkatan dukungan biaya dan 3.PROGRAM PEMBERDAYAAN
peralatan bagi penyandang disabilitas SOSIAL
4. Peningkatan pengelolaan data
penyandang disabilitas
VI-13
Bab VI. Rumusan Alternatif dan Rekomendasi
Rekomendasi berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten
Pasaman adalah sebagai berikut :
1. Daya dukung jasa penyediaan pangan dan Air bersih hanya sebagian kecil yang sangat
tinggi dan tinggi. Sementara jasa penyediaan serat, bahan bakar dan sumberdaya genetik
sebagian besar adalah sangat tinggi dan tinggi.
Rekomendasi :
a. Perlindungan lahan pertanian dari konversi, perlindungan terhadap sumber air dan
mencegah pencemaran air.
b. Pengembangan ekonomi masyarakat berbasiskan jasa ekosistem penyediaan:
c. Ekonomi berbasis sumberdaya genetik
2. Semua jenis jasa pengaturan sebagian besar memberikan daya tampung yang sangat
tinggi dan tinggi, kecuali pengendalian hama dan penyakit.
Rekomendasi Mengembangkan pertanian berkelanjutan
3. Daya dukung jasa Tempat Tinggal dan Ruang Hidup serta jasa rekreasi dan ekoturisme
sebagian kecil yang sangat tinggi dan tinggi
Rekomendasi
Pengembangan pemukiman hemat lahan dan peningkatan infrastruktur pemukiman
4. Jasa pemeliharaan kesuburan dan siklus hara hanya sebagian kecil yang memiliki
DDDTLH sangat tinggi dan tinggi. Sementara dua jenis lainnya sebagian besar adalah
sangat tinggi dan tinggi.
Rekomendasi
a. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasiskan keragaman hayati
Industri rotan dan manau, tanaman hias, tanaman herbal dan obat-obatan,
pewarna alami, pewangi, dll
b. Pengembangan pertanian berkelanjutan
VI-14
BAB 7
PENUTUP
VII-1
Bab VII. Penutup
VII-2
Bab VII. Penutup
b) TPB 9. Industri, inovasi dan infrastruktur terdiri dari 13 indikator. Dua indikator
yang telah dilaksanakan dan mencapai target (SS), 2 indikator yang telah
dilaksanakan dan belum mencapai target (SB), 5 (lima) indikator yang belum
memiliki data (NA). pada TPB ini terdapat 4 indikator yang bukan kewenangan
Kabupaten Pasaman.
c) TPB 10. Berkurangnya kesenjangan terdiri dari 11 indikator. Lima indikator yang
telah dilaksanakan dan mencapai target (SS), 2 (dua) indikator yang sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target (SB), dan 2 (dua) indikator yang
belum memiliki data (NA). Dan juga terdapat 2 (dua) indikator yang bukan
kewenangan.
d) TPB 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan yang terdiri dari 16 indikator. Tiga
indikator yang telah dilakukan dan mencapai target (SS), 8 (delapan) indikator
yang telah dilakukan dan belum mencapai target (SB) dan 4 (empat) indikator
yang belum memiliki data (NA). Serta terdapat 1 indikator yang bukan
kewenangan.
3) Pilar Lingkungan, yang mencakup 5 (lima) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB/SDGs) yang terdiri dari 42 indikator, dengan capaian sebagai berikut :
a) TPB 6. Air bersih dan sanitasi layak terdiri dari 18 indikator. Dua indikator yang
telah dilaksanakan dan mencapai target (SS), 12 indikator yang telah
dilaksanakan dan belum mencapai target (SB), 3 (tiga) indikator yang belum
memiliki data (NA). Serta terdapat 1 (satu) indikator yang bukan kewenangan
Kabupaten Pasaman.
b) TPB 11. Kota dan permukiman yang berkelanjutan terdiri dari 13 indikator.
Empat indikator yang telah dilaksanakan dan mencapai target (SS), 5 (lima)
indikator yang telah dilaksanakan dan belum mencapai target (SB), dan 4
(empat) indikator yang bukan kewenangan.
c) TPB 12. Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab terdiri dari 5 indikator.
Lima indikator tersebut telah dilaksanakan dan belum mencapai target (SB).
d) TPB 13. Penanganan perubahan iklim terdiri dari 2 indikator. Satu indikator telah
dilaksanakan dan mencapai target (SS), 1 (satu)indikator lainnya telah
dilaksanakan dan belum mencapai target (SB).
e) TPB 15. Ekosistem darat terdiri dari 4 indikator. Belum ada indikator yang
mencapai target. Satu indikator yang telah dilaksanakan dan belum mencapai
target (SB) dan 3 (tiga) indikator yang belum memiliki data (NA).
VII-3
Bab VII. Penutup
4) Pilar Hukum dan Tata Kelola, yang mencakup 1 (satu) Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang terdiri dari 21 indikator, dengan capaian sebagai
berikut :
TPB 16. Perdamaian keadilan dan kelembagaan yang Tangguh terdiri dari 21
indikator. Enam indikator yang telah dilaksanakan dan mencapai target (SS), 7
(tujuh) indikator yang telah dilaksanakan dan belum mencapai target (SB), dan 8
(delapan) indikator yang belum memiliki data (NA).
3. Berdasarkan peran OPD Kabupaten Pasaman dalam pelaksanaan indikator TPB/SDGs,
terdapat 29 OPD dengan indikator TPB terbanyak berada di bawah Dinas Kesehatan yakni
sebanyak 39 indikator. Dari indikator yang menjadi urusan Dinas Kesehatan tersebut sudah
mencapai target nasional sebesar 64,1% atau sebanyak 25 indikator, dan indikator sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target yakni sebanyak 7 indikator (17,95%), dan terdapat
7 (tujuh) indikator (17,95%) yang belum memiliki data.
Dalam pencapaian indikator TPB/SDGs ini, tentunya perlu adanya sinergi antar OPD
sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai sesuai waktu yang ditentukan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Hal ini begitu juga untuk OPD lainnya.
4. Rekomendasi dalam pencapaian indikator TPB/SDGs dirumuskan untuk TPB/SDGs yang
telah dilaksanakan dan belum mencapai target dan TPB/SDGs yang belum memiliki data
yakni diprioritaskan untuk indikator yang merupakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
5. Rekomendasi pada RPJMD Kabupaten Pasaman tahun 2021-2026 ini terkait analisis TPB
yang belum tercapai (Kategori SB dan NA) adalah pelaksanaan Arah Kebijakan dan Indikasi
program untuk pencapaian TPB yang terkait dengan urusan SPM (Standar Pelayanan
Minimal).
VII-4
LAMPIRAN 1
Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman yang Sudah
Dilaksanakan dan Sudah Mencapai
Target (SS)
LAMPIRAN 2
Rumusan Arah Kebijakan dan Indikasi Program
Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB/SDGs) yang Sudah Dilaksanakan dan Belum
Mencapai Target (SB) dan Indikator yang Belum
Dilaksanakan atau Belum Memiliki Data (NA)
LAMPIRAN 3
Target Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman
yang Sudah Dilaksanakan dan Belum Mencapai
Target (SB)
LAMPIRAN 4
Penjaringan Isu Lingkungan Strategis
\
LAMPIRAN 5
Konsinyering/Perumusan Alternatif dan Rekomendasi
LAMPIRAN 6
Konsultasi Publik dan High Level Meeting
LAMPIRAN 7
Berita Acara Penjaminan Kualitas
LAMPIRAN 8
Berita Acara Pengintegrasian KLHS ke RPJMD
Kab.Pasaman Tahun 2021-2026
LAMPIRAN 9
SK Pembentukan Tim Penyusun KLHS RPJMD
Kab.Pasaman Tahun 2021-2026
Tabel L-1.1 Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman yang Sudah Dilaksanakan dan Sudah Mencapai Target (SS)
14 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan yang Meningkat menjadi: skor PPH Dinas Pangan
diindikasikan oleh skor Pola Pangan 92,5; tingkat konsumsi ikan 54,5 NA NA 89,4 91,5 92,6 92,6
L1-1
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) - OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR ringkasan Penyedia Data
Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat kg/kapita/tahun
konsumsi ikan.
15 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). Menurun menjadi 306 Dinas Kesehatan 93,023 96,413 168,224 141,414 195,274 80,386
16 3.1.2* Proporsi perempuan pernah kawin umur Meningkat menjadi 95% Dinas Kesehatan
15-49 tahun yang proses melahirkan
NA 98,084 98,600 98,595 99,087 98,865
terakhirnya ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.
17 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah kawin Meningkat menjadi 85 % Dinas Kesehatan
umur 15-49 tahun yang proses melahirkan NA 184,35 194,63 180,98 185,99 188,32
terakhirnya di fasilitas kesehatan.
18 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Menurun menjadi 24 Dinas Kesehatan
kelahiran hidup. NA NA 0,966 1,781 1,469 1,181
19 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 Menurun menjadi 245 Dinas Kesehatan
penduduk. 167,109 175,217 183,814 153,691 176,380 117,058
24 3.3.5.(b) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Meningkat menjadi 35. Dinas Kesehatan
filariasis (berhasil lolos dalam survei 0 0 0 0 0 0
penilaian transmisi tahap I).
25 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah tinggi. Menurun menjadi 24,3% Dinas Kesehatan NA #VALUE! 15,746 23,407 21,210 21,859
26 3.4.2* Angka kematian (insidens rate) akibat Menurun Disdukcapil
bunuh diri. NA #VALUE! 0,373 0,127 0,141 0
27 3.4.2.(a) Jumlah kabupaten/kota (Kelurahan) yang Meningkat menjadi 280 Dinas Kesehatan
memiliki puskesmas yang NA 37 37 37 37 37
menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa.
28 3.5.1.(e) Prevalensi penyalahgunaan narkoba. Menurun menjadi angka 0,02% Dinas Kesehatan
NA #VALUE! 0,00 0,00 0,00 0,01
L1-2
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) - OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR ringkasan Penyedia Data
29 3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan metode Meningkat menjadi 65% DPPKB
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 78,639 59,495 68,962 70,774 75,245 74,581
tahun yang berstatus kawin.
38 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak Menurun menjadi kurang dari DPPPA
perempuan. 20,48% NA NA NA 0,169 0,206 0,136
L1-3
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) - OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR ringkasan Penyedia Data
39 5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak Menurun DPPPA
perempuan (umur 15-64 tahun)
mengalami kekerasan seksual oleh orang NA NA NA 0,013 0,016 0,006
lain selain pasangan dalam 12 bulan
terakhir.
40 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan terhadap Meningkat menjadi 70% DPPPA
perempuan yang mendapat layanan NA NA NA 100 100 100
komprehensif.
45 8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja. Meningkat Disdaginnaker 10.094 11.255 12.183 13.244 14.308 15.525
46 8.5.2* Tingkat pengangguran terbuka Menurun Disdaginnaker
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok NA NA NA 33,66 28,14 26,12
umur.
47 8.5.2.(a) Tingkat setengah pengangguran. Menurun Disdaginnaker NA NA NA 11,39 10,03 9
48 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM terhadap total Meningkat DKUKM
15,782 17,638 18,248 19,150 19,586 19,591
kredit.
49 9.c.1.(a) Proporsi individu yang Meningkat Diskominfo
menguasai/memiliki telepon genggam NA NA NA 74,56 74,46 80,34
51 10.1.1* Koefisien Gini. Menurun menjadi 0,36 Bappeda 0,3 0,3 0,26 0,266 0,33 0,31
L1-4
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) - OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR ringkasan Penyedia Data
52 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang hidup di Menurun menjadi 7-8% Bappeda
bawah garis kemiskinan nasional,
8,107 7,636 7,403 7,293 7,190 6,767
menurut jenis kelamin dan kelompok
umur.
53 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang 80 Kabupaten (skala nasional) Bappeda
NA NA 2 2 4 7
terentaskan.
54 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Berkurang sebanyak 5.000 desa DPM
(skala nasional) - 16 13 14 10 5
Target lokal 0
55 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam ada Bagian Hukum
12 bulan lalu berdasarkan pelarangan
0 0 0 0 0 0
diskriminasi menurut hukum HAM
Internasional.
56 11.4.1.(a) Jumlah kota pusaka di kawasan ada Disdikbud
perkotaan metropolitan, kota besar, kota 1 1 1 1 1 1
sedang dan kota kecil.
57 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan ada BPBD
iklim serta kebencanaan. 0 0 0 0 0 1
L1-5
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) - OPD/Instansi
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR ringkasan Penyedia Data
64 16.9.1* Proporsi anak umur di bawah 5 tahun Meningkat Disdukcapil
yang kelahirannya dicatat oleh lembaga NA NA 88,873 91,406 95,632 97,175
pencatatan sipil, menurut umur.
65 16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki akta Meningkat menjadi 85% Disdukcapil
kelahiran. NA NA 63,078 68,849 75,759 85,778
L1-6
Tabel L-1.2 Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman yang Sudah Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target (SB)
2 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang Menurun menjadi 2,8 juta Dinas Sosial
mendapatkan bantuan tunai
6812 7293 7172 12936 13079 12639
bersyarat/Program Keluarga
Harapan.
3 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) Meningkat menjadi 82,2% Disdikbud
79,9 80,3 81,4 83 78,12 76,9
SMP/MTs/sederajat.
4 1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, Menurun BPBD
dan terkena dampak bencana per 1,482 0 0 0 0 1,034
100.000 orang.
5 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan Meningkat menjadi 39 BPBD
0 0 0 0 0 0
pengurangan risiko bencana daerah. daerah
6 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban Meningkat menjadi 151 Dinas Sosial
NA 5 16 8 15 18
bencana sosial. ribu
7 1.5.1.(c) Pendampingan psikososial korban Meningkat menjadi 81,5 Dinas Sosial
0 0 0 0 0 0
bencana sosial. ribu
8 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana Meningkat menjadi 450 Dinas
alam/bencana sosial yang mendapat Sosial/Disdikbud/BPBD
pendidikan layanan khusus. 0 0 0 0 0 0
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman
Bencana)
9 1.a.2* Pengeluaran untuk layanan pokok Meningkat Bakeuda
(pendidikan, kesehatan dan
perlindungan sosial) sebagai 56,547 52,425 55,461 56,799 57,302 54,621
persentase dari total belanja
pemerintah.
10 2.1.1* Prevalensi Ketidakcukupan Menurun Dinas Pangan
Konsumsi Pangan (Prevalence of NA NA 83,632 84,937 91,295 91,295
Undernourishment).
11 2.1.2* Prevalensi penduduk dengan Menurun Dinas Pangan
kerawanan pangan sedang atau
NA NA NA - 8 -
berat, berdasarkan pada Skala
Pengalaman Kerawanan Pangan.
L1-7
NO. TARGET (PERPRES OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR 59/2017) - ringkasan Data
12 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. Menurun menjadi 28% Dinas Kesehatan NA 35,503 44,864 44,613 41,897 40,409
13 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per Menurun Dinas Kesehatan
1000 kelahiran hidup. 5,953 6,363 10,654 9,091 6,835 10,249
16 3.4.1.(a) Persentase merokok pada penduduk Menurun menjadi 5,4% Dinas Kesehatan
umur ≤18 tahun. NA NA NA NA 7,781 7,138
20 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). Menurun menjadi 2,28 DPPKB NA NA 34,245 31,324 32,742 33,431
21 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Meningkat menjadi minimal Dinas Kesehatan
Nasional (JKN). 95% 79,79 84,61 87,2 89,1 91,8 93,9
22 4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi Meningkat menjadi 84,2% Disdikbud A=2,9 %, A=6,6 %, A=9,6 %, A=10,2 %, A=9,7 %, A=9,8 %,
minimal B. B=45,7% B=15,2% B=70,7% B=71,1% B=71,7% B=72,6%
23 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs berakreditasi Meningkat menjadi 81% Disdikbud A=18,4 %, A=13,2 %, A=20,0 %, A=23,7 %, A=26,3 %, A=26,3 %,
minimal B. B=42,1% B=36,8% B=40,0% B=47,4% B=47,4% B=47,4%
24 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkat menjadi Disdikbud
SD/MI/sederajat. 114,09% 100,3 100,3 109,8 106,8 104,4 112,8
L1-8
NO. TARGET (PERPRES OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR 59/2017) - ringkasan Data
27 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif bertambah sebanyak 16 DPPPA
gender mendukung pemberdayaan 3 6 6 10 12 13
perempuan.
28 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 Menurun DPPPA
tahun yang berstatus kawin atau
berstatus hidup bersama sebelum NA NA 13,920 11,158 17,653 24,814
umur 15 tahun dan sebelum umur 18
tahun.
29 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada perempuan Menurun menjadi 38 tahun DPPKB
umur 15-19 tahun (Age Specific NA NA NA NA NA 0,119287209
Fertility Rate/ASFR).
30 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki Meningkat DPPPA
perempuan di parlemen tingkat
8,571 8,571 8,571 8,571 8,571 8,571
pusat, parlemen daerah dan
pemerintah daerah.
31 5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di Meningkat DPPPA
posisi managerial. 14,815 11,111 5,000 5,000 10,000 7,500
L1-9
NO. TARGET (PERPRES OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR 59/2017) - ringkasan Data
39 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang Meningkat menjadi 409 DLHPRKP
ditingkatkan kualitas pengelolaan kabupaten/kota
lumpur tinja perkotaan dan dilakukan 0 0 0 0 0 0
pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT).
40 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang Meningkat DLHPRKP
terlayani sistem pengelolaan lumpur NA NA 0 0 0 0
tinja.
41 6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai sumber Meningkat DLHPRKP
air baku. NA NA NA 89 89 74
L1-10
NO. TARGET (PERPRES OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR 59/2017) - ringkasan Data
53 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga keuangan Menurun (mendekat) DPMPTSP
(Bank Umum). 2 3 3 3 3
3
54 9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor Meningkat Disdaginnaker
industri manufaktur. NA NA NA 3,066 5,945 5,484
63 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang terkelola dan Meningkat menjadi 150 DLHPRKP
proporsi limbah B3 yang diolah juta ton (skala nasional)
0 0 0 0 0 0
sesuai peraturan perundangan
(sektor industri).
64 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang 20 ton per hari (skala DLHPRKP
didaur ulang. nasional)
- - 1910,96 470 5467,8 5614,8
Perlu ditetapkan target
lokal Pasaman
65 12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang Meningkat DLHPRKP
menerapkan sertifikasi SNI ISO 0 0 0 0 0 0
14001.
66 12.7.1.(a) Jumlah produk ramah lingkungan Meningkat DLHPRKP
yang teregister. 0 0 0 0 0 0
L1-11
NO. TARGET (PERPRES OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR 59/2017) - ringkasan Data
67 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik yang Meningkat DLHPRKP
menerapkan Standar Pelayanan 0 0 0 0 0 0
Masyarakat (SPM) dan teregister.
68 13.1.2* Jumlah korban meninggal, hilang Menurun BPBD
dan terkena dampak bencana per 1,466 0 0 0 0 0,733
100.000 orang.
69 15.9.1.(a) Dokumen rencana pemanfaatan Meningkat DLHPRKP
keanekaragaman hayati. 0 0 0 0 0 0
L1-12
NO. TARGET (PERPRES OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB 2015 2016 2017 2018 2019 2020
INDIKATOR 59/2017) - ringkasan Data
PDRB.
79 17.17.1.(b) Jumlah alokasi pemerintah untuk ada Bag. ADM
penyiapan proyek, transaksi proyek, Pembangunan
dan dukungan pemerintah dalam 0 0 0 0 0 0
Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
80 17.18.1.(a) Persentase konsumen Badan Pusat Meningkat BPS
Statistik (BPS) yang merasa puas NA NA NA NA 100,00 75,9
dengan kualitas data statistik.
81 17.18.1.(b) Persentase konsumen yang Meningkat BPS
menjadikan data dan informasi NA NA NA NA 100,00 84,85
statistik BPS sebagai rujukan utama.
82 17.18.1.(c) Jumlah metadata kegiatan statistik Meningkat BPS
dasar, sektoral, dan khusus yang
NA NA NA 9 10 10
terdapat dalam Sistem Informasi
Rujukan Statistik (SIRuSa).
83 17.18.1.(d) Persentase indikator SDGs terpilah Meningkat Bappeda
55% 55% 55% 55% 55% 55%
yang relevan dengan target.
84 17.19.2.(d) Persentase konsumen yang puas Meningkat BPS
terhadap akses data Badan Pusat NA NA NA NA 100 81,91
Statistik (BPS).
L1-13
Tabel L-1.3 Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman yang Belum Memiliki Data (NA)
L1-14
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR - ringkasan Data
17 4.1.1* Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, Meningkat Disdikbud
(b) tingkat akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir
SMP/kelas 9 yang mencapai standar kemampuan
minimum dalam: (i) membaca, (ii) matematika.
18 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan Meningkat Disdikbud
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
19 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara penduduk umur 15- Meningkat Disdikbud
24 tahun dan umur 15-59 tahun.
20 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan Menurun DPPPA
(umur 15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik,
seksual, atau emosional) oleh pasangan atau
mantan pasangan dalam 12 bulan terakhir.
21 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama perempuan pernah Meningkat menjadi 21 tahun DPPKB
kawin umur 25-49 tahun.
22 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang Meningkat DPPKB
membuat keputusan sendiri terkait hubungan
seksual, penggunaan kontrasepsi, dan layanan
kesehatan reproduksi.
23 5.6.1.(b) Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Meningkat menjadi 85% DPPKB
Subur (PUS) tentang metode kontrasepsi modern.
24 6.2.1.(a) Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan Meningkat Dinas Kesehatan
dengan sabun dan air.
25 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi 10 WS (skala nasional) DLHPRKP
masyarakat dalam pengelolaan daerah tangkapan
sungai dan danau.
26 6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. ada DLHPRKP
27 8.3.1* Proporsi lapangan kerja informal sektor non- Meningkat Disdaginnaker
pertanian, berdasarkan jenis kelamin.
28 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan 25% DKUKM
Menengah) ke layanan keuangan.
29 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang Meningkat Disdaginnaker
tidak sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan
(NEET).
30 8.9.1* Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDRB. Meningkat menjadi 8% Disporapar
L1-15
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR - ringkasan Data
31 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor pariwisata. Meningkat Disporapar
32 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur Meningkat Bappeda
terhadap PDRB dan per kapita.
33 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDRB industri manufaktur. Lebih tinggi dari pertumbuhan DKUKM
PDRB
34 9.3.1* Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total Meningkat DKUKM
nilai tambah industri.
35 9.3.2* Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. Meningkat DKUKM
36 9.c.1* Proporsi penduduk yang terlayani mobile Meningkat Diskominfo
broadband.
37 10.2.1* Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen Menurun Dinas Sosial
dari median pendapatan, menurut jenis kelamin dan
penyandang difabilitas.
38 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Meningkat menjadi 87 Kesbangpol
39 15.1.1.(a) Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan Meningkat DLHPRKP/UPT KPHL
keseluruhan. Pasaman Raya
40 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi 5,5 juta ha (skala nasional) DLHPRKP
terhadap luas lahan keseluruhan.
41 15.6.1* Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan ada DLHPRKP
kebijakan untuk memastikan pembagian
keuntungan yang adil dan merata.
42 16.1.4* Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan Meningkat Kesbangpol
sendirian di area tempat tinggalnya.
43 16.2.1.(a) Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1- Menurun DPPPA
17 tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau
agresi psikologis dari pengasuh dalam setahun
terakhir.
44 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan Menurun DPPPA
anak perempuan.
45 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 Menurun DPPPA
tahun yang mengalami kekerasan seksual sebelum
umur 18 tahun.
46 16.5.1.(a) Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Meningkat menjadi 4,0 Inspektorat
L1-16
NO. TARGET (PERPRES 59/2017) OPD/Instansi Penyedia
No INDIKATOR TPB
INDIKATOR - ringkasan Data
47 16.6.1.(c) Persentase penggunaan E-procurement terhadap Meningkat menjadi 80% Bag. Layanan Pengadaan
belanja pengadaan.
48 16.6.2.(a) Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Meningkat menjadi: Bag. Organisasi
Publik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Kabupaten/Kota: 80%
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
49 16.9.1.(a) Persentase kepemilikan akta lahir untuk penduduk Meningkat menjadi 77,4% Disdukcapil
40% berpendapatan bawah.
50 17.1.2* Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak Meningkat Bakeuda
domestik.
51 17.6.2.(b) Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed Meningkat menjadi: Perkotaan Diskominfo
broadband) di Perkotaan dan di Perdesaan. (20 Mbps) 71% rumah tangga
dan 30% populasi; Perdesaan
(10 Mbps) 49% rumah tangga
dan 6% populasi
52 17.6.2.(c) Proporsi penduduk terlayani mobile broadband Meningkat menjadi: Perkotaan Diskominfo
100% populasi; Perdesaan 52%
populasi.
53 17.17.1.(a) Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan ada Bag. Layanan Pengadaan
dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
L1-17
Lampiran. 2. Rumusan Arah Kebijakan dan Indikasi Program Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang Sudah Dilaksanakan dan Mencapai Target
(SB) dan Indikator yang Belum Dilaksanakan atau Belum Memiliki Data (NA)
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
L2-1
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
4 1.4.1.(c) NA DPPKB
Prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara
pada Pasangan Usia Subur
(PUS) usia 15-49 tahun yang
berstatus kawin.
5 1.4.1.(d) NA DPUTR/PDAM Mengembangkan pengelolaan 1. Peningkatan pelayanan air minum Program pengelolaan dan
Persentase rumah tangga yang sistem penyediaan air minum terutama bagi masyarakat pengembangan Sistem Air
memiliki akses terhadap berpenghasilan rendah Minum (SPAM) di Daerah
layanan sumber air minum layak Kabupaten/ Kota
dan berkelanjutan.
2. Peningkatan kapasitas
kelembagaan pengelolaan sumber
daya air
6 1.4.1.(e) NA DLHPRKP Mengembangkan kapasitas aparat 1. Peningkatan kapasitas aparat dan PROGRAM KAWASAN
Persentase rumah tangga yang dan masyarakat tentang sanitasi masyarakat tentang sanitasi layak PERMUKIMAN SERTA
memiliki akses terhadap layak dan berkelanjutan. dan berkelanjutan PERMUKIMAN KUMUH
layanan sanitasi layak dan
berkelanjutan.
2. Optimalisasi sistem pendataan PROGRAM
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
PROGRAM
PEREKONOMIAN DAN
PEMBANGUNAN
PROGRAM
PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN
SISTEM AIR LIMBAH
PROGRAM
PENGENDALIAN BAHAN
BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN (LIMBAH B3)
L2-2
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
7 1.4.1.(h) SB Disdikbud Meningkatkan tatakelola 1. Peningkatan kualitas dan 1. Program pengelolaan
Angka Partisipasi Murni (APM) penyelenggaraan pendidikan. kuantitas sarana prasarana satuan pendidikan,
SMP/MTs/sederajat. pendidikan,
L2-3
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Peningkatan Pengelolaan data 2. PROGRAM
fakir miskin PEMBERDAYAAN
SOSIAL
3. Peningkatan potensi sumber
kesejahteraan sosial
10 1.5.1* SB BPBD 1. Meningkatkan upaya Peningkatan pelayanan pencegahan Program penanggulangan
Jumlah korban meninggal, pencegahan, dan kesiapsiagaan terhadap bencana bencana
hilang, dan terkena dampak 2. meningkatkan upaya mitigasi
bencana per 100.000 orang. 3. Meningkatkan upaya
kesiapsiagaan
11 1.5.1.(a) SB BPBD Meningkatkan jumlah nagari tangguh 1.Peningkatan Kelompok Siaga Program penanggulangan
Jumlah lokasi penguatan bencana Bencana. bencana
pengurangan risiko bencana 2. Peningkatan keluarga tangguh
daerah. bencana
12 1.5.1.(b) SB Dinas Sosial mengoptimalkan pemenuhan 1. Peningkatan Sinergitas tim 1. PROGRAM
Pemenuhan kebutuhan dasar kebutuhan dasar korban bencana penanggulangan bencana sosial PENANGANAN BENCANA
korban bencana sosial. sosial
L2-4
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
SB BPBD Meningkatan kapasitas trauma Peningkatan pelayanan rehabilitasi Program penanggulangan
heeling korban bencana bencana
14 1.5.1.(d) SB Dinas Sosial Menyediakan tempat sarana 1. Peningkatan Pemutakhiran data 1. PROGRAM
Jumlah daerah bencana pendidikan peserta korban bencana daerah korban bencana PENANGANAN BENCANA
alam/bencana sosial yang sosial
mendapat pendidikan layanan
khusus. (SMAB=Sekolah/
Madrasah Aman Bencana)
2. Penyediaan tempat sarana SMAB 2. PROGRAM
PERLINDUNGAN DAN
JAMINAN SOSIAL
SB BPBD Meningkatan kapasitas satuan Peningkatan Mitigasi dan Program penanggulangan
pendidikan aman bencana (SPAB). Kesiapsiagaan Bencana bencana
15 1.5.1.(e) NA BPBD/DPUTR Meningkatkan kapasitas Managemen 1.Peningkatan pelayanan Program penanggulangan
Indeks risiko bencana pada kebencanaan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana bencana
pusat-pusat pertumbuhan yang
berisiko tinggi.
2.Peningkatan pelayanan
penyelamatan dan evakuasi korban
bencana
3. Peningkatan penanganan pasca
bencana
16 1.5.2.(a) NA BPBD 1.Meningkatkan pemenuhan Peningkatan penanganan pasca Program penanggulangan
Jumlah kerugian ekonomi kebutuhan dasar bencana bencana
langsung akibat bencana.
2.meningkatkan upaya pemulihan
3.Meningkatkan pelayanan
rehabilitasi dan rekontruksi
17 1.a.2* SB Bakeuda Meningkatkan Kualitas Tata Kelola 1. Pengembangan regulasi Program pengelolaan
Pengeluaran untuk layanan Keuangan dan Aset Daerah sehingga keuangan daerah
pokok (pendidikan, kesehatan terpenuhinya Mandatory Spanding.
dan perlindungan sosial)
sebagai persentase dari total
belanja pemerintah.
2. Meningkatnya kualitas SDM Program pengelolaan
aparatur keuangan daerah
L2-5
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Pengembangan Sistem Informasi Program pengelolaan
pengelolaan keuangan daerah keuangan daerah
4. Pengoptimalan sinergi dengan Program pengelolaan
instansi teknis pengelola layanan keuangan daerah
pokok
TPB 2. Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan (Tanpa Kelaparan)
18 2.1.1* SB Dinas Pangan 1. Meningkatkan Pemahaman 1. Perubahan Prilaku masyarakat Program Peningkatan
Prevalensi Ketidakcukupan masyarakat tentang konsumsi tentang penganekaragaman pangan Diversifikasi dan
Konsumsi Pangan (Prevalence Pangan yang Berkualitas dan konsumsi pangan yang beragam, Ketahanan Pangan
of Undernourishment). bergizi, seimbang dan aman (B2SA) Masyarakat
2. Peningkatan Pengetahuan dan Program Pengawasan
kesadaran masyarakat tentang Keamanan Pangan
pentingnya keamanan pangan.
3. Penstabilan Harga Bahan Pangan Program Peningkatan
pokok ditingkat produsen dan Diversifikasi dan
konsumen Ketahanan Pangan
Masyarakat
2. Meningkatkan produksi dan 1. Peningkatan ketersediaan pangan Program Peningkatan
konsumsi pangan lokal yang berbasis sumber daya lokal dan Diversifikasi dan
pengolahan pangan lokal Ketahanan Pangan
Masyarakat
2. Penumbuhan dan pengembangan Program Peningkatan
budaya konsumsi pangan lokal. Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan
Masyarakat
19 2.1.2* SB Dinas Pangan Meningkatkan Penanganan Daerah 1. Peningkatan Bantuan Bahan Program Penanganan
Prevalensi penduduk dengan Rawan Pangan Pangan dan Pemberdayaan Kerawanan Pangan
kerawanan pangan sedang atau Masyarakat
berat, berdasarkan pada Skala
Pengalaman Kerawanan
Pangan.
2. Peningkatan fasilitas infrastruktur Program Pengelolaan
dan pendukung dalam pencapaian Sumber Daya Ekonomi
ketersediaan pangan untuk Kedaulatan dan
Kemandirian Pangan
3. Penguatan Cadangan Pangan Program Pengelolaan
Pemerintah dan Cadangan Pangan Sumber Daya Ekonomi
Masyarakat untuk Kedaulatan dan
L2-6
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
Kemandirian Pangan
L2-7
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
Kesehatan Masyarakat
L2-8
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
5. Membuat RAD penurunan angka 1. Peningkatan program aksi tentang
kematian neonatal promosi TTD
6. Meningkatkan kegiatan pembinaan 1. Peningkatan jumlah peralatan
pengelolaan pelayanan kesehatan gawat darurat neonatal
neonatal
2. Optimalisasi sistem rujukan
3. Peningkatan komitmen, peran, dan
kemitraan stakeholder dalam
pelaksanan program TTD
24 3.2.2.(b) SB Dinas Kesehatan Meningkatkan pelayanan kesehatan 1. Peningkatan pemberdayaan 1. Program Pemenuhan
Persentase kabupaten/kota dalam gedung dan diluar gedung masyarakat Upaya Kesehatan
yang mencapai 80% imunisasi Perorangan dan Upaya
dasar lengkap pada bayi. Kesehatan Masyarakat
2. Advokasi dan koordinasi dengan 2. Program
tokoh masyarakat Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Peningkatan kualitas SDM Tenaga 3. Program Sediaan
Farmasi,ALKESdan
Makmin
4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
25 3.3.1.(a) NA Dinas Kesehatan meningkatkan Kualitas dan Frekuensi 1. Peningkatan kapasitas SDM 1. Program Pemenuhan
Prevalensi HIV pada populasi penjaringan kasus HIV baru pada Upaya Kesehatan
dewasa. Kelompok Beresiko Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. Peningkatan Sarana dan 2. Program
Prasarana untuk penjaringan kasus Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. pengoptimalan Pengisian Aplikasi 3. Program Sediaan
SIHA (Sistim Informasi HIV/Aids) Farmasi,ALKESdan
Makmin
4. Peningkatan Peran LSM dalam 4. Program Peningkatan
Penanggulangan HIV Kapasitas SDM Kesehatan
L2-9
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
26 3.3.5* NA Dinas Kesehatan Meningkatkan penemuan dan 1. pengoptimalan Penemuan kasus 1. Program Pemenuhan daerah low endemik
Jumlah orang yang memerlukan pengobatan penderita kusta. baru sedini mungkin Upaya Kesehatan
intervensi terhadap penyakit Perorangan dan Upaya
tropis yang terabaikan (Filariasis Kesehatan Masyarakat
dan Kusta).
2. Pengoptimalan Pemantauan 2. Program
Makan obat sampai selesai (RFT) Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Peningkatan SDM Petugas Kusta 3. Program Sediaan
Farmasi,ALKESdan
Makmin
4. Peningkatan kegiatan Advokasi 4. Program Peningkatan
dan Promosi kepada Masyarakat Kapasitas SDM Kesehatan
27 3.4.1.(a) SB Dinas Kesehatan 1.Meningkatkan kegiatan promosi 1. Peningkatan SDM Petugas dan 1. Program Pemenuhan
Persentase merokok pada KTR Kader Upaya Kesehatan
penduduk umur ≤18 tahun. Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. Meningkatkan kegiatan 2. Peningkatan sarana dan 2. Program
pemeriksaan dg CO-analyzer prasanana yankes Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3.Menerapkan sk.perbub KTR 3. peningkatan deteksi dini dan 3. Program Sediaan
tentang rokok pelayanan kesehatan Farmasi,ALKESdan
Makmin
4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
28 3.4.1.(c) SB Dinas Kesehatan 1.Meningkatkan kegiatan Pelayanan 1. Peningkatan kegiatan Pelayanan 1. Program Pemenuhan
Prevalensi obesitas pada Masyarakat Masyarakat Upaya Kesehatan
penduduk umur ≥18 tahun. Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2.Peningkatan SDM kesehatan 2. Program
Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3.Peningkatan sarana dan prasarana 3. Program Sediaan
Farmasi,ALKESdan
Makmin
L2-10
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
4.Peningkatan promotif dan preventif 4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
29 3.5.2*Konsumsi alkohol (liter per NA Dinas Kesehatan Meningkatkan kegiatan deteksi dini 1.peningkatan distribusi dan kualitas 1. Program Pemenuhan
kapita) oleh penduduk umur ≥ pada anak sekolah SDM kesehatan Upaya Kesehatan
15 tahun dalam satu tahun Perorangan dan Upaya
terakhir. Kesehatan Masyarakat
2.peningkatan penyuluhan dan 2. Program
sosialisasi IPWL Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Program Sediaan
Farmasi,ALKESdan
Makmin
4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
30 3.7.1* SB DPPKB
Proporsi perempuan usia
reproduksi (15-49 tahun) atau
pasangannya yang memiliki
kebutuhan keluarga berencana
dan menggunakan alat
kontrasepsi metode modern.
31 3.7.1.(b) SB DPPKB
Angka penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) cara modern.
32 3.7.2* NA DPPKB
Angka kelahiran pada
perempuan umur 15-19 tahun
(Age Specific Fertility
Rate/ASFR).
33 3.7.2.(a) SB DPPKB
Total Fertility Rate (TFR).
34 3.8.1.(a) NA Dinas Kesehatan Meningkatkan pelayanan kesehatan 1. Peningkatan distribusi tenaga 1. Program Pemenuhan
Unmet need pelayanan pada masyarakat yang mempunyai kesehatan khusus daerah terpencil Upaya Kesehatan
kesehatan. keterbatasan fisik Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. Peningkatan kualitas SDM 2. Program
L2-11
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
Kesehatan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Peningkatan Sarana dan 3. Program Sediaan
Prasarana fasilitas kesehatan di Farmasi,ALKESdan
daerah terpencil Makmin
4. Peningkatan Koordinasi dan 4. Program Peningkatan
pembiayaan JKN Kapasitas SDM Kesehatan
5. Peningkatan kualitas pelayanan
35 3.8.2.(a) SB Dinas Kesehatan 1. meningkatkan jumlah kepesertaan 1. Peningkatan jumlah kepesertaan 1. Program Pemenuhan
Cakupan Jaminan Kesehatan JKN JKN Upaya Kesehatan
Nasional (JKN). Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. meningkatkan kualitas pelayanan 2. peningkatan kualitas pelayanan 2. Program
JKN JKN Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Mengoptimalkan Verfikasi dan 3. Penguatan Kerjasama antar Lintas 3. Program Sediaan
Validasi data Kepesertaan Sektor TerKait Farmasi,ALKESdan
(Dinsos,Dinkes,Dukcapil) Makmin
4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
36 3.9.3.(a) NA Dinas Kesehatan Meningkatkan pengawasan dan 1. Peningkatan pemeriksaan sarana 1. Program Pemenuhan
Proporsi kematian akibat pemeriksaan Tempat tempat Umum . dan prasarana umum Upaya Kesehatan
keracunan. Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. Peningkatan Pengetahuan 2. Program
Masyarakat dan tenaga Pengolah Pemberdayaan
Makanan . Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Program Sediaan
Farmasi,ALKESdan
Makmin
4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
37 3.a.1* NA Dinas Kesehatan 1. Meningkatkan pengetahuan dan 1. Peningkatan SDM Petugas dan 1. Program Pemenuhan
Persentase merokok pada Sikap masyarakat Kader Upaya Kesehatan
penduduk umur ≥15 tahun. Perorangan dan Upaya
L2-12
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
Kesehatan Masyarakat
L2-13
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Peningkatan Implementasi 2. Program Pendidik dan
pendidikan Karakter berbasis Agama, tenaga Kependidikan
Budaya, Kebangsaan dan kearifan
local lainnya.
3. Pengembangan
kurikulum muatan lokal.
41 4.1.1.(d) SB Disdikbud Meningkatkan tatakelola 1. Peningkatan kualitas dan 1. Program pengelolaan
Angka Partisipasi Kasar (APK) penyelenggaraan pendidikan. kuantitas sarana prasarana satuan pendidikan,
SD/MI/sederajat. pendidikan,
2. Pemerataan dan Peningkatan 2. Program Pendidik dan
kompetensi guru dan tenaga tenaga Kependidikan
pendidikan,
3. Peningkatan kualitas dan
kuantitas media pembelajaran,
4. Peningkatan kualitas
pengelolaan satuan pendidikan,
5. Peningkatan kulitas pengelolaan
data pokok satuan pendidikan,
6. Penguatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
pendidikan,
7. Optimalisasi implementasi
regulasi penyelenggaraan
SD/MI/sederajat.
42 4.1.1.(g) SB Disdikbud Meningkatkan tatakelola 1. Penuntasan wajib belajar 9 tahun 1. Program pengelolaan
Rata-rata lama sekolah penyelenggaraan pendidikan. dan pelaksanaan wajib belajar 12 pendidikan,
penduduk umur ≥15 tahun. tahun.
2. Peningkatan kualitas dan 2. Program Pendidik dan
kuantitas sarana prasarana satuan tenaga Kependidikan
pendidikan,
3. Peningkatan kompetensi guru
dan tenaga pendidikan,
4. Peningkatan kualitas dan
kuantitas media pembelajaran,
5. Peningkatan kualitas
pengelolaan satuan pendidikan,
6. Peningkatan kulitas pengelolaan
data pokok satuan pendidikan,
L2-14
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
7. Penguatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
pendidikan.
43 4.2.2.(a) SB Disdikbud Meningkatkan tatakelola 1. Peningkatan layanan PAUD satu 1. Program pengelolaan Lembaga kerjasama:
Angka Partisipasi Kasar (APK) penyelenggaraan pendidikan. tahun pra SD. pendidikan, BPPAUD, DPM,
Pendidikan Anak Usia Dini Dinkes, Kamenag,
(PAUD). DP2KB,
2. Peningkatan kualitas dan 2. Program Pendidik dan
kuantitas sarana prasarana tenaga Kependidikan
lembaga/satuan pendidikan,
3. Peningkatan kompetensi guru
dan tenaga pendidikan,
4. Peningkatan kualitas dan
kuantitas media pembelajaran, baik
APE dalam maupun APE luar.,
5. Peningkatan kualitas
pengelolaan lembaga/satuan
pendidikan,
6. Peningkatan kulitas pengelolaan
data pokok lembaga/satuan
pendidikan,
7. Penguatan peran serta keluarga
dan masyarakat.
8. Peningkatan kerjasama dengan
pihak terkait.
44 4.4.1* NA Disdikbud Meningkatkan keterampilan (vokasi) 1. Pemenuhan kualitas dan kuantitas 1. Program pengelolaan
Proporsi remaja dan dewasa Teknologi Informasi dan Komunikasi sarana prasarana TIK dalam pendidikan
dengan keterampilan teknologi (TIK) bagi remaja dan dewasa. pendidikan non formal/kesetaraan,
informasi dan komunikasi (TIK).
2. Peningkatan kompetensi pamong
belajar,
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas
media pembelajaran,
4. Peningkatan kulitas pengelolaan
data pokok satuan pendidikan,
5. Penguatan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan dunia
industri dalam pengelolaan
L2-15
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
pendidikan.
L2-16
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
pasangan dalam 12 bulan
terakhir.
L2-17
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
(Age Specific Fertility
Rate/ASFR).
51 5.5.1* SB DPPPA Meningkatkan keterwakilan 1. Peningkatan kapasitas perempuan Pengarus utamaan gender
Proporsi kursi yang diduduki perempuan dalam kepengurusan dalam kepemimpinan dan Pemberdayan
perempuan di parlemen tingkat partai politik dan bakal calon legislatif perempuan
pusat, parlemen daerah dan
pemerintah daerah.
2. Peningkatan kesempatan
perempuan dalam kegiatan sosial di
Masyarkat
52 5.5.2* SB DPPPA Meningkatkan kemampuan 1. Peningkatan kapasitas perempuan Pengarus utamaan gender
Proporsi perempuan yang managerial bagi perempuan melalui pelatihan ketrampilan dan Pemberdayan
berada di posisi managerial. perempuan
2. Peningkatan lembaga
pemberdayaan perempuan yang
terstandarisasi
53 5.6.1* NA DPPKB Pengembangan kearifan lokal dalam 1. Peningkatan kontrol sosial Program Peningkatan INDIKATOR TIDAK
Proporsi perempuan umur 15-49 pembangunan keluarga terhadap penyimpangan perilaku Kualitas keluarga COCOK DENGAN
tahun yang membuat keputusan KEBUDAYAAN LOKAL
sendiri terkait hubungan
seksual, penggunaan
kontrasepsi, dan layanan
kesehatan reproduksi.
2. Peningkatan peran alim ulama dan
ninik mamak dalam pembangunan
tatanan sosial
54 5.6.1.(a) SB DPPKB
Unmet need KB (Kebutuhan
Keluarga Berencana/KB yang
tidak terpenuhi).
55 5.6.1.(b) NA DPPKB
Pengetahuan dan pemahaman
Pasangan Usia Subur (PUS)
tentang metode kontrasepsi
modern.
TPB 6. Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan (Air Bersih dan Sanitasi Layak)
L2-18
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
56 6.1.1.(a) SB DPUTR 1. Mengembangkan pengelolaan 1. Peningkatan infrastruktur air Program pengelolaan dan
Persentase rumah tangga yang sistem penyediaan air minum minum pengembangan Sistem Air
memiliki akses terhadap Minum (SPAM) di Daerah
layanan sumber air minum Kabupaten/ Kota
layak.
2. Meningkatkan koordinasi dengan 2. Peningkatan kerjasama dengan
stakeholder dalam pemenuhan air stakeholder dalam pemenuhan air
minum layak minum
3. Memberdayakan kelompok 3. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan masyarakat dalam pengelolaan air
SPAM minum
57 6.1.1.(b) SB DPUTR Mengembangkan pengelolaan 1. Peningkatkan prasarana air baku Program pengelolaan
Kapasitas prasarana air baku sumber daya air baku sumber daya air (SDA)
untuk melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri, serta
penyediaan air baku untuk
pulau-pulau.
2. Peningkatan basis data sistem Program pengelolaan dan
pengelolaan air minum pengembangan Sistem Air
Minum (SPAM) di Daerah
Kabupaten/ Kota
58 6.1.1.(c) SB DPUTR 1. Mengembangkan pengelolaan 1. Perluasan layanan air minum Program pengelolaan dan
Proporsi populasi yang memiliki sistem penyediaan air minum aman dan berkelanjutan pengembangan Sistem Air
akses layanan sumber air Minum (SPAM) di Daerah
minum aman dan berkelanjutan. Kabupaten/ Kota
2. Meningkatkan kerja sama dengan 2. Peningkatan koordinasi dengan
stakeholder untuk pemenuhan akses stakeholder
air minum
59 6.2.1.(a) NA Dinas Kesehatan Meningkatkan pengetahuan 1. peningkatan kegiatan promosi 1. Program Pemenuhan
Proporsi populasi yang memiliki masyarakat tentang pola hidup bersih PHBS Upaya Kesehatan
fasilitas cuci tangan dengan dan sehat. Perorangan dan Upaya
sabun dan air. Kesehatan Masyarakat
2. peningkatan kapasitas tenaga 2. Program
kesehatan dalam pelaksanaan Pemberdayaan
germas Masyarakat Bidang
Kesehatan
3. Program Sediaan
Farmasi,ALKESdan
L2-19
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
Makmin
4. Program Peningkatan
Kapasitas SDM Kesehatan
60 6.2.1.(b) SB DLHPRKP Meningkatkan peran serta dan 1. Peningkatan pengetahuan PROGRAM KAWASAN
Persentase rumah tangga yang partisipasi masyarakat dalam masyarakat tentang sanitasi layak. PERMUKIMAN SERTA
memiliki akses terhadap pengembangan sanitasi layak PERMUKIMAN KUMUH
layanan sanitasi layak.
2. Pengembangan insfrastruktur PROGRAM
sanitasi layak PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3. Optimalisasi regulasi sanitasi PROGRAM
layak. PEREKONOMIAN DAN
PEMBANGUNAN
4. Optimalisasi pendataan sanitasi PROGRAM
layak PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN
SISTEM AIR LIMBAH
PROGRAM
PENGENDALIAN BAHAN
BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN (LIMBAH B3)
61 6.2.1.(e) SB DLHPRKP Mengembangkan perencanaan 1. Pengembangan infrastruktur PROGRAM
Jumlah kabupaten/kota yang pembangunan IPAL Komunal di pengelolaan air limbah terpusat PENGELOLAAN
terbangun infrastruktur air pemukiman padat. DAN PENGEMBANGAN
limbah dengan sistem terpusat SISTEM AIR LIMBAH
skala kota, kawasan dan
komunal.
2. Berkurangnya permukiman kumuh
Pengembangan kerjasama lintas
sektor dalam implementasi
3. Peningkatan kesehatan
masyarakat
SB DLHPRKP 4. Terkendalinya K3 lingkungan dan
pemukiman
L2-20
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
62 6.2.1.(f) SB DLHPRKP Merencanakan pembangunan sistem 1. Terkelolanya llimbah rumah tangga PROGRAM
Proporsi rumah tangga yang pengelolaan air limbah terpusat pada PENGELOLAAN
terlayani sistem pengelolaan air pemukiman padat. DAN PENGEMBANGAN
limbah terpusat. SISTEM AIR LIMBAH
2. Terkendalinya K3 lingkungan dan
pemukiman
3. Peningkatan kesehatan
masyarakat
63 6.3.1.(a) SB DLHPRKP Merencanakan pembangunan IPLT 1. Regulasi tentang pengelolaan PROGRAM
Jumlah kabupaten/kota yang secara rayonisasi ( Kec.Tigo Nagari, limbah tinja PENGELOLAAN
ditingkatkan kualitas Kec.Lubuk Sikaping, Kec.Panti, DAN PENGEMBANGAN
pengelolaan lumpur tinja Kec.Rao, Kec.Duo Koto) SISTEM AIR LIMBAH
perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
2. Pengembangan sistem
pengelolaan IPLT
64 6.3.1.(b) SB DLHPRKP Merencanakan pembangunan IPLT 1. Regulasi tentang pengelolaan PROGRAM
Proporsi rumah tangga yang secara rayonisasi ( Kec.Tigo Nagari, limbah tinja PENGELOLAAN
terlayani sistem pengelolaan Kec.Lubuk Sikaping, Kec.Panti, DAN PENGEMBANGAN
lumpur tinja. Kec.Rao, Kec.Duo Koto) SISTEM AIR LIMBAH
2. Pengembangan sistem
pengelolaan IPLT
65 Kualitas air sungai sebagai SB DLHPRKP Meniadakan pembuangan sampah 1. Penerapan regulasi sampah rumah PROGRAM
sumber air baku. rumah tangga atau sejenis sampah tangga dan sampah sejenis rumah PENGENDALIAN
rumah tangga ke badan perairan tangga PENCEMARAN
umum. DAN/ATAU KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
2. Peningkatan pengolahan sampah
dengan metode 3R
3. Penanganan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga
4. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
sampah rumah tangga dan
sejenisnya
L2-21
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
66 6.4.1.(b) SB DLHPRKP Meningkatkan tata kelola 1. Pengembangan regulasi penataan PROGRAM
Insentif penghematan air penggunaan air penggunaan air. PENINGKATAN
pertanian/perkebunan dan PENDIDIKAN,
industri. PELATIHAN DAN
PENYULUHAN
LINGKUNGAN
HIDUP UNTUK
MASYARAKAT
2. Peningkatan kerjasama dengan PROGRAM
aparat pengelola sumber daya air PENGHARGAAN
LINGKUNGAN HIDUP
UNTUK MASYARAKAT
3. Peningkatan pengetahuan dan
wawasan kelompok pengguna air
67 6.5.1.(a) SB DPUTR Mengintegrasikan Pengelolaan Peningkatan kerjasama antar OPD Program pengelolaan
Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Sungai Terpadu dalam terkait sesuai dengan kewenangan sumber daya air (SDA)
Daerah Aliran Sungai Terpadu Rencana Tata Ruang Wilayah masing-masing
(RPDAST) yang diinternalisasi
ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
68 6.5.1.(c) SB DPUTR/PDAM Mengembangkan sistem informasi Program pengelolaan sumber daya Program pengelolaan
Jumlah jaringan informasi sumber daya air air (SDA) sumber daya air (SDA)
sumber daya air yang dibentuk.
69 6.5.1.(f) NA DLHPRKP Meningkatkan partisipasi masyarakat 1. Peningkatan kepedulian PROGRAM
Jumlah wilayah sungai yang dalam pengelolaan daerah tangkapan masyarakat pada lokasi tangkapan PENGENDALIAN
memiliki partisipasi masyarakat sungai. sungai PENCEMARAN
dalam pengelolaan daerah DAN/ATAU KERUSAKAN
tangkapan sungai dan danau. LINGKUNGAN HIDUP
2. Pengembangan regulasi terkait PROGRAM PENGAKUAN
daerah tangkapan sungai. KEBERADAAN
MASYARAKAT HUKUM
ADAT (MHA), KEARIFAN
LOKAL DAN HAK MHA
YANG TERKAIT DENGAN
PPLH
3. Pengembangan kerjasama
pengelolaan daerah tangkapan
sungai berbasis jasa ekosistem
dengan daerah tetangga dan instansi
L2-22
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
vertikal.
L2-23
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
7. Program Penyuluhan Dinas Pertanian
Pertanian
8. Program Pengelolaan Dinas Perikanan
Perikanan Budidaya
9. Program Pengawasan Dinas Perikanan
Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan
11. Program Pengelolaan Dinas Pangan
Sumber Daya Ekonomi
Untuk Kedaulatan dan
Kemandirian Pangan
12. Program Peningkatan Dinas Pangan
Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan
Masyarakat
13. Program Pengawasan Dinas Pangan
Keamanan Pangan
14. Program Pengelolaan Dinas PU TR
Sumber Daya Air
15. Program Dinas Koperasi dan
Pemberdayaan Usaha UKM
Menengah, Usaha Kecil,
Dan Usaha Mikro (UMKM)
16. Program Penggunaan Dinas Koperasi dan
dan Pemasaran Produk UKM
Dalam Negeri
17. Program Perencanaan Dinas Perdaginaker
dan Pembangunan Industri
18. Program Penggunaan Dinas Perdaginaker
dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri
72 8.1.1.(a) SB Bappeda 1. Meningkatkan produksi dan 1. Peningkatan skala produksi 1. Program Perencanaan, Bappeda
PDB (PDRB) per kapita. produktivitas sektor ekonomi utama melalui ekstensfikasii dan Pengendalian dan Evaluasi
intensifikasi lahan produksi, Pembangunan Daerah
L2-24
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Penurunan alih fungsi lahan Bappeda, Koordinasi
pertanian dengan Dinas PUTR
dan Dinas Pertanian
3. Peningkatan kapasitas SDM BKPSDM, koordinasi
Aparatur dengan SKPD terkait
4. Peningkatan nilai tambah produksi 3/. Program Penyediaan Dinas Pertanian
(Added Value) dan Pengembangan
Sarana Pertanian
4. Program Penyediaan Dinas Pertanian
dan Pengembangan
Prasarana Pertanian
5. Program Pengendalian Dinas Pertanian
Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner
6. Program Pengendalian Dinas Pertanian
dan Penanggulangan
Bencana Pertanian
7. Program Penyuluhan Dinas Pertanian
Pertanian
8. Program Pengelolaan Dinas Perikanan
Perikanan Budidaya
9..Program Pengawasan Dinas Perikanan
Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan
10. Program Pengelolaan Dinas Perikanan
dan Pemasaran Hasil
Perikanan
11. Program Pengelolaan Dinas Pangan
Sumber Daya Ekonomi
Untuk Kedaulatan dan
Kemandirian Pangan
12. Program Peningkatan Dinas Pangan
Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan
Masyarakat
13. Program Pengawasan Dinas Pangan
Keamanan Pangan
L2-25
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
14. Program Pengelolaan Dinas PU TR
Sumber Daya Air
15. Program Dinas Koperasi dan
Pemberdayaan Usaha UKM
Menengah, Usaha Kecil,
Dan Usaha Mikro (UMKM)
16. Program Penggunaan Dinas Koperasi dan
dan Pemasaran Produk UKM
Dalam Negeri
17. Program Perencanaan Dinas Perdaginaker
dan Pembangunan Industri
18. Program Penggunaan Dinas Perdaginaker
dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri
73 8.3.1* NA Disdaginnaker Mengembangkan tenaga kerja 1. Pengoptimalan sarana dan Program Pelatihan Kerja
Proporsi lapangan kerja informal mandiri kewiraushaan baru di sektor prasarana Kewirasusahaan baru dan Prodktivitas Tenaga
sektor non-pertanian, non pertanian berdasarkan jenis Kerja
berdasarkan jenis kelamin. kelamin.
2. peningkatan akses pada sumber Program Pelatihan Kerja
permodalan untuk pengembangan dan Prodktivitas Tenaga
usaha bagi tenaga kerja mandiri Kerja
3. pengembangan akses pasar bagi Program Pelatihan Kerja
usaha mandiri dan Prodktivitas Tenaga
Kerja
74 8.3.1.(a) SB Disdaginnaker 1. Meningkatkan kualitas lembaga Peningkatan sarana dan prasarana Program Pelatihan Kerja
Persentase tenaga kerja formal. pelatihan kerja dan keterampilan pelatihan kerja dan Prodktivitas Tenaga
calon tenaga kerja. Kerja
2. Meningkatkan koordinasi dengan Pengoptimalan perjanjian kerjasama program penempatan
sektor terkait untuk pegembangan dengan sektor terkait teaga kerja
lapangan kerja
75 8.3.1.(b) SB Disdaginnaker 1. Meningkatkan Keterampilan calon Pengembangan sarana prasarana Program Pelatihan Kerja
Persentase tenaga kerja tenaga kerja dibidang pertanian perlatihan sektor pertanian dan Prodktivitas Tenaga
informal sektor pertanian. menuju pertanian modern dan Kerja
profesional .
2. Meningkatan Fasilitas permodalan Pengembangan Skema permodalan
dibidang pertanian untuk tenaga kerja usaha bagi calon petani muda
muda
L2-26
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
76 8.3.1.(c) NA DKUKM Meningkatkan Potensi Peluang 1. Peningkatan Pemetaan Potensi Program Pemberdayaan
Persentase akses UMKM UMKM dan Kemitraan serta UMKM, Penguatan Kelembagaan, Usaha Menengah, Usaha
(Usaha Mikro, Kecil, dan Perlindungan UMKM Tatakelola dan Manajemen UMKM, Kecil, Dan Usaha Mikro
Menengah) ke layanan Kemitraan serta Pengembangan (UMKM)
keuangan. pemasaran melalui Promosi UMKM
2. Meningkatkan Pengembangan Program Pengembangan
Inovasi dan MutuProduk UMKM UMKM
3. Meningkatkan Pengawasan dan Program Pemberdayaan
daya saing Koperasi dan UMKM dan perlindungan
Koperasi, Program
Pengawasan dan
Pemeriksaan Koperasi
4. Peningkatan akses Pembiayaan Program Pelayanan Izin
dari Koperasi dan Pihak Lainnya Usaha Simpan Pinjam
(Perbankan dan BUMN)
5. Pengembangan Kewirausahaan Program Pendidikan dan
dan SDM Koperasi dan UMKM Latihan Kopetensi SDM
Koperasi dan UMKM
77 8.6.1* NA Disdaginnaker 1. Menumbuhkan Lapangan Kerja Penumbuhan usaha baru disemua Program Pelatihan Kerja
Persentase usia muda (15-24 Baru pada usia muda sektor agar terserapnyya tenaga dan Prodktivitas Tenaga
tahun) yang sedang tidak kerja Kerja
sekolah, bekerja atau mengikuti
pelatihan (NEET).
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja Peningkatan pelatihan ketrampilan, Program Pelatihan Kerja
muda kewirausahaan bagi tenaga kerja dan Prodktivitas Tenaga
muda Kerja
78 8.9.1* NA Disporapar Meningkatkan kualitas destinasi Pengembangan infrastruktur 1. Program pengelolaan
Proporsi kontribusi pariwisata wisata pariwisata keuangan daerah
terhadap PDB.
Pengoptimalan kerjasama dengan . 2 Program Pengelolaan
pelaku usaha (reward, punisment, BMD.
kemudahan layanan publik, dan
sebagainya)
3. Program Pendapatan
Daerah.
79 8.9.1.(a) SB Disporapar Mengembangkan kawasan strategis 1. Peningkatan jumlah antraksi PROGRAM
Jumlah wisatawan pariwisata Kab. Pasaman budaya lokal PENINGKATAN DAYA
mancanegara. TARIK
L2-27
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
DESTINASI PARIWISATA
L2-28
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
terhadap total pekerja. pelatihan-pelatihan PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF
83 8.10.1* SB DPMPTSP Meningkatkan kualitas pelayanan 1. Peningkatan kerjasama dan Program Pelayanan
Jumlah kantor bank dan ATM terhadap calon investor sinergitas antara lembaga terkait Penanaman Modal
per 100.000 penduduk dewasa dalam meningkatkan profil Calon
Investor
2. Peningkatan kerjasama dengan
perbankan dalam meningkatkan
akses permodalan
3. Peningkatan pengendalian dan Program Pengendalian
pembinaan penanaman modal dalam pelaksanaan penanaman
mempertahankan kredebilitas Modal
berinvestasi
84 8.10.1.(a) SB DPMPTSP Meningkatnya Realisasi Investasi 1. Peningkatan kualitas dan validitas Program Peningkatan Iklim
Rata-rata jarak lembaga potensi peluang investasi Penanaman Modal
keuangan (Bank Umum).
2. Peningkatan Koordinasi dengan
lembaga perbankan untuk
kemudahan pengembangan usaha
3. Peningkatan regulasi dalam
kemudahan berinvestasi
4. Peningkatan strategi dan Program Promosi
pelaksanaan promosi penanaman Penanaman Modal
modal
5. peningkatan sarana dan prasarana Program Pengelolaan data
sistem pelayanan penanaman modal dan sistem informasi
secara terpadu penanaman modal
TPB 9. Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi (Industri, Inovasi dan Infrastruktur)
85 9.2.1* NA Bappeda Menumbuhkan industri manufaktur 1. Identifikasi potensi pengembangan 1. Program Koordinasi dan Bappeda
Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur Sinkronisasi Perencanaan
industri manufaktur terhadap Pembangunan Daerah
PDB dan per kapita.
2. Pengembangan kemudahan izin 2. Program DPMPTSP
berinvestasi untuk industri Pengembangan Iklim
manufaktur Penanaman Modal
L2-29
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Promosi investasi di bidang 3. Program Perencanaan Dinas Perdaginnaker
manufaktur dan Pembangunan Industri
86 9.2.1.(a) NA DKUKM Peningkatan Daya Saing dan 1. Peningkatan Mutu dan Kapasitas Program Pemberdayaan
Laju pertumbuhan PDB industri Pemasaran UMKM Produk UMKM Usaha Menengah, Usaha
manufaktur. Kecil, Dan Usaha Mikro
(UMKM)
2. Perluasan Jangkauan Pemasaran
UMKM
3. Peningkatan Potensi dan Peluang
UMKM
87 9.2.2* SB Disdaginnaker Mengoptimalkan pelatihan bagi Pendataan tenaga kerja yang akan Program penempatan
Proporsi tenaga kerja pada tenaga kerja di sektor industri dikirim Tenaga Kerja
sektor industri manufaktur. manufaktur
88 9.3.1* NA DKUKM Peningkatan Kapasitas dan Kwalitas 1. Peningkatan Pendampingan terkait Program Pemberdayaan
Proporsi nilai tambah industri UMKM perizinan usaha UMKM Usaha Menengah, Usaha
kecil terhadap total nilai tambah Kecil, Dan Usaha Mikro
industri. (UMKM)
2. Peningkatan dan penguatan
kelembagaan
3. Peningkatan Sumberdaya Manusia
dalam hal kemajuan industri
4. Peningkatan Permodalan dalam
pengembangan usaha
89 9.3.2* NA DKUKM Meningkatkan Kapasitas Usaha Peningkatan SDM terhadap Program Pemberdayaan
Proporsi industri kecil dengan Koperasi dan UMKM Pengembangan dan Pengelolaan Usaha Menengah, Usaha
pinjaman atau kredit. Usaha Kecil, Dan Usaha Mikro
(UMKM)
90 9.5.1* SB Bappeda 1. Mengembangkan kebijakan daerah 1. Pengumpulan hasil-hasil penelitian 1. Program Penelitian dan Bappeda
Proporsi anggaran riset berbasis hasil penelitian terkait dengan kebutuhan daerah Pengembangan Daerah
pemerintah terhadap PDB
(PDRB).
2. Peningkatan kerjasama dengan
Perguruan Tinggi dan lembaga
penelitian
3. Mengembangkan kebijakan daerah
berbasis hasil penelitian
L2-30
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Meningkatkan inovasi daerah 1. Pengembangan pemberian insentif 1. Program Penelitian dan Bappeda
bagi penghasil inovasi dalam Pengembangan Daerah
pelayanan tata kelola pemerintahan
dan pelayanan publik
2. Pengembangan regulasi dalam
penerapan inovasi baru
91 9.c.1* NA Diskominfo 1. Memfasilitasi operator 1. Penyediaan akses jaringan pita Penyediaan komunikasi 1. Kepres No.3 tahun
Proporsi penduduk yang telekomunikasi untuk melakukan lebar fixed dan mobile untuk daerah dan informatika Broadband 2021 tentang Satuan
terlayani mobile broadband. percepatan dalam penyediaan dan blankspot Fixed and Mobile Tugas Percepatan dan
akses jaringan pita lebar tetap dan Perluasan Digitalisasi di
pita lebar bergerak (Broadband Fixed Daerah
and Mobile) untuk daerah blankspot
NA Diskominfo 2. Penyelenggaraan sistem 2. 36 titik lokasi daerah
komunikasi digitalisasi pemerintah blankspot di Kabupaten
daerah Pasaman
TPB 10. Mengurangi Kesenjangan Intra- dan Antarnegara (Berkurangnya Kesenjangan)
92 10.1.1.(d) SB DPM 1. Meningkatan Kapasitas 1. Pemberdayaan Lembaga 1. Peningkatan kapasitas
Jumlah Desa Mandiri. Pemangku Adat Kemasyarakatan, Lembaga Adat, kelembagaan lembaga
dan Masyarakat Hukum Adat kemasyarakatan
Desa/Kelurahan (RT/RW,
PKK, Posyandu, LPM, dan
Karang Taruna) Lembaga
adat desa/ kelurahan dan
Masyarakat hukum Adat
2. Meningkatkan Fasilitasi, 2. Peningkatan sarana dan prasarana 2. Fasilitasi penyediaan
koordinasi dan ketersediaan sarana adat sarana dan prasarana
prasarana adat kelembagaan lembaga
kemasyarakatan
Desa/Kelurahan (RT/RW,
PKK, Posyandu, LPM, dan
Karang Taruna) Lembaga
adat desa/ kelurahan dan
Masyarakat hukum Adat
L2-31
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Fasilitasi Penataan,
pemberdayaan dan
pendayagunaan
kelembagaan lembaga
kemasyarakatan
Desa/Kelurahan (RT/RW,
PKK, Posyandu, LPM, dan
Karang Taruna) Lembaga
adat desa/ kelurahan dan
Masyarakat hukum Adat
3. Meningkatkan kualitas Administrasi 3. Penyelenggaraan Administrasi 4. Fasilitasi
Pemerintahan Desa Pemerintahan Desa penyelenggaraan
Administrasi Pemerintahan
Desa
5. Fasilitasi Penyusunan
Perencanaan
Pembangunan Desa
6. Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
7. Pembinaan peningkatan
kapasitas aparatur
pemerintah desa
8. Fasilitasi Pengangkatan
dan pemberhentian
Perangkat Desa
9. Fasilitasi penetapan dan
penegasan batas desa
4. Mengembangkan kerjasama antar 4. Pengembangan Kerjasama antar 10. Fasilitasi Kerjasama
desa desa, Pengembangan Kawasan antar Desa
Pedesaan dan Produk Unggulan
Kawasan
5. Meningkatkan SDM pelaku 5. Peningkatan potensi dan kapasitas
Pariwisata dan Kelompok Sadar nagari dalam pengembangan desa
Wisata wisata
6. Mengembangkan Usaha Ekonomi 6. Pengembangan Usaha Ekonomi 11. Fasilitasi
Produktif Produktif Melalui BUM Nagari/BUM pengembangan Usaha
Nagari Bersama ekonomi masyarakat dan
pemerintah desa dalam
L2-32
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
meningkatkan Pendapatan
Asli Desa
12. Pembinaan dan
pemberdayaan BUM Desa
dan Lembaga Kerjasama
Antar Desa
93 10.1.1.(e) NA Bappeda Meningkatkan produksi dan 1. Penyediaan akses transportasi ke 1. Program Koordinasi dan Bappeda
Rata-rata pertumbuhan ekonomi produktivitas sektor ekonomi utama pusat layanan umum dan sosial Sinkronisasi Perencanaan
di daerah tertinggal. Pembangunan Daerah
2. Peningkatan kualitas SDM BKPSDM, koordinasi
Aparatur dengan SKPD terkait
3. Peningkatan nilai tambah produksi 2. Program Penataan Desa DPM
(Added Value) yang berbasiskan
potensi lokal
3. Program Administrasi DPM
Pemerintahan Desa
94 10.1.1.(f) NA Bappeda Meningkatkan layanan dasar di 1. Peningkatan sarana prasarana 1. Program Koordinasi dan Bappeda
Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal fasilitas umum dan sosial Sinkronisasi Perencanaan
daerah tertinggal. Pembangunan Daerah
2. Penyediaan dan peningkatan 2. Program Penataan Desa DPM
kapasitas SDM dengan
memanfaatkan sumber daya
setempat
3. Pengembangan potensi ekonomi 3. Program Administrasi DPM
lokal Pemerintahan Desa
95 10.2.1* NA Dinas Sosial Meningkatkan taraf hidup bagi 1. Peningkatan kemampuan potensi 1. PROGRAM
Proporsi penduduk yang hidup penyandang difabilitas pekerja sosial (TKSK, PSM) REHABILITASI SOSIAL
di bawah 50 persen dari median
pendapatan, menurut jenis
kelamin dan penyandang
difabilitas.
2. Pengoptimalkan pemanfaatan 2. PROGRAM
zakat dari wajib zakat PERLINDUNGAN DAN
JAMINAN SOSIAL
3. Peningkatan akses ke layanan 3. PROGRAM
pendidikan dan kesehatan dasar PEMBERDAYAAN
SOSIAL
L2-33
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
4. Peningkatan kerjasama antar
lembaga dan kemitraan
5. Peningkatan perlindungan bagi
kelompok rentan
97 10.3.1.(a) NA Kesbangpol
Indeks Kebebasan Sipil.
98 10.4.1.(b) SB Disdaginnaker Meningkatkan kepesertaan jaminan Peningkatan pengetahuan dan PROGRAM
Proporsi peserta Program sosial bagi tenaga kerja di utamakan kesadaran dari pemberi kerja dalam PERLINDUNGAN DAN
Jaminan Sosial Bidang yang miskin dan disabilitas jaminan sosial tenaga kerja terutama JAMINAN SOSIAL
Ketenagakerjaan. bagi disabilitas
TPB 11. Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan)
99 11.1.1.(a) SB DLHPRKP Mengembangkan akses terhadap 1. Regulasi tentang perumahan layak PROGRAM
Proporsi rumah tangga yang hunian yang layak dan terjangkau huni PENGEMBANGAN
memiliki akses terhadap hunian PERUMAHAN
yang layak dan terjangkau.
2. Peningkatan hunian yang layak PROGRAM
yang memiliki akses prasarana, PENINGKATAN
sarana dan utilitas. PRASARANA, SARANA
DAN UTILITAS UMUM
(PSU)
100 11.3.2.(b) SB DPUTR Mengembangkan sistem informasi Pengembangan basis data peluang Program Pengembangan
Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur yang dapat dibiayai oleh pembiayaan infrastruktur Jasa Konstruksi
infrastruktur. lembaga pembiayaan infrastruktur
101 11.5.1* SB BPBD 1. Meningkatkan upaya pencegahan, Peningkatan pelayanan Program penanggulangan
Jumlah korban meninggal, 2. Meningkatkan upaya mitigasi pencegahan,mitigasi dan bencana
hilang dan terkena dampak 3. Meningkatkan upaya kesiapsiagaan terhadap bencana
bencana per 100.000 orang. kesiapsiagaan
102 11.5.1.(a) SB BPBD Meningkatkan kapasitas Managemen 1.Peningkatan pelayanan Program penanggulangan
Indeks Risiko Bencana kebencanaan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana bencana
Indonesia (IRBI). 2.Peningkatan pelayanan
penyelamatan dan evakuasi korban
bencana 3.
Peningkatan penanganan pasca
bencana
L2-34
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
103 11.5.2.(a) SB BPBD 1. Meningkatkan pemenuhan Peningkatan penanganan pasca Program penanggulangan
Jumlah kerugian ekonomi kebutuhan dasar bencana bencana
langsung akibat bencana. 2. Meningkatkan upaya pemulihan
3. Meningkatkan pelayanan
rehabilitasi dan rekontruksi
TPB 12. Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab)
104 12.4.2.(a) SB DLHPRKP Meningkatkan pengelolaan limbah B3 1. Pengembangan regulasi PROGRAM
Jumlah limbah B3 yang terkelola pengelolaan limbah B3. PENGENDALIAN BAHAN
dan proporsi limbah B3 yang BERBAHAYA
diolah sesuai peraturan DAN BERACUN (B3) DAN
perundangan (sektor industri). LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN (LIMBAH B3)
2. Penguatan pentaatan perizinan
pengelolaan limbah B3
3. Peningkatan SDM pengelolaan
limbah B3.
105 12.5.1.(a) SB DLHPRKP Meningkatkan peran serta 1. Optimalisasi kemampuan bank PROGRAM
Jumlah timbulan sampah yang masyarakat dalam pengelolaan sampah PENGEMBANGAN
didaur ulang. sampah SISTEM DAN
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
REGIONAL
2. Peningkatan intensitas PROGRAM
implementasi regulasi PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3. Pengembangan punishment dan
reward bagi penghasil sampah.
4. Peningkatan kesadaran
masyarakat dalam mengolah sampah
organik
5. Pengembangan insfrastruktur
pengelolaan sampah
106 12.6.1.(a) SB DLHPRKP
Jumlah perusahaan yang
menerapkan sertifikasi SNI ISO
14001.
L2-35
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
107 12.7.1.(a) SB DLHPRKP Mengembangkan regulasi 1. Peningkatan pengetahuan dan PROGRAM
Jumlah produk ramah pemanfaatan produk ramah wawasan masyarakat terkait produk PENGENDALIAN
lingkungan yang teregister. lingkungan yang teregister. ramah lingkungan yang teregister. PENCEMARAN
DAN/ATAU KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
2. Pengembangan pemanfaatan
produk ramah lingkungan yang
teregister.
108 12.8.1.(a) SB DLHPRKP Meningkatkan fasilitas publik yang Peningkatan fasilitas publik sesuai Program Penataan
Jumlah fasilitas publik yang sesuai standar standar Bangunan dan
menerapkan Standar Pelayanan Lingkungannya
Masyarakat (SPM) dan
teregister.
Meningkatkan kerja sama dengan Peningkatan koordinasi dengan
stakeholder dalam pemenuhan stakeholder
fasilitas publik sesuai standar
NA Dinas Sosial Mengoptimalkan implementasi SOP 1. Pengembangan insentif bagi 1. PROGRAM
pelayanan sesuai SPM pelaksana SOP PENANGANAN BENCANA
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana 2. PROGRAM
REHABILITASI SOSIAL
TPB 13. Mengambil Tindakan Cepat untuk Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya (Penanganan Perubahan Iklim)
109 13.1.2* SB BPBD 1.Meningkatkan upaya 1.Peningkatkan upaya Program penanggulangan
Jumlah korban meninggal, pencegahan,meningkatkan upaya pencegahan,meningkatkan upaya bencana
hilang dan terkena dampak mitigasi, meningkatkan upaya mitigasi, meningkatkan upaya
bencana per 100.000 orang. kesiapsiagaan. kesiapsiagaan.
2. Meningkatkan pelayanan 2. peningkatkan pelayanan
kedaruratan dan logistik kedaruratan dan logistik
TPB 15. Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan secara Lestari, Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan, serta Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati (Ekosistem Daratan)
110 15.1.1.(a) NA DLHPRKP/UPT Mengembangkan koordinasi lintas 1. Pengembangan kerjasama PROGRAM
Proporsi tutupan hutan terhadap KPHL Pasaman sektor. pengelolaan hutan berbasis jasa PENGENDALIAN
luas lahan keseluruhan. Raya ekosistem PENCEMARAN
DAN/ATAU KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
L2-36
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Penguatan implementasi regulasi PROGRAM
perlindungan terhadap tutupan hutan PENGELOLAAN
KEANEKARAGAMAN
HAYATI (KEHATI)
3. Penguatan lembaga masyarakat PROGRAM
dalam perlindungan hutan PENINGKATAN
PENDIDIKAN,
PELATIHAN DAN
PENYULUHAN
LINGKUNGAN
HIDUP UNTUK
MASYARAKAT
4. Pengembangan SDM PROGRAM
lembaga/kelompok masyarakat PENGHARGAAN
peduli hutan LINGKUNGAN HIDUP
UNTUK MASYARAKAT
5. Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam konservasi lahan.
111 15.3.1.(a) NA DLHPRKP Mengembangkan sistem pemulihan 1. Peningkatan kerjasama PROGRAM
Proporsi luas lahan kritis yang lahan kritis. multisektor dalam pemulihan lahan PENGENDALIAN
direhabilitasi terhadap luas kritis. PENCEMARAN
lahan keseluruhan. DAN/ATAU KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
2. Peningkatan peran serta PROGRAM
masyarakat dalam pemulihan lahan PENINGKATAN
kritis. PENDIDIKAN,
PELATIHAN DAN
PENYULUHAN
LINGKUNGAN
HIDUP UNTUK
MASYARAKAT
112 15.6.1* NA DLHPRKP Mengembangkan perencanaan 1. Pengembangan regulasi PROGRAM Dalam regulasi diatur
Tersedianya kerangka legislasi, pemanfaatan keanekaragaman pemanfaatan kehati. PENGELOLAAN kerangka legislasi,
administrasi dan kebijakan hayati. KEANEKARAGAMAN administrasi dan
untuk memastikan pembagian HAYATI (KEHATI) kerangka kerja
keuntungan yang adil dan kebijakan untuk
merata. memastikan pembagian
keuntungan secara adil
dan merata.
L2-37
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Peningkatan kapasitas masyarakat
tentang pemanfaatan kehati.
113 15.9.1.(a) SB DLHPRKP Mengembangkan perencanaan 1. Peningkatan kapasitas aparatur Program Pengelolaan
Dokumen rencana pemanfaatan pemanfaatan keanekaragaman Keanekaragaman
keanekaragaman hayati. hayati. Hayati (KEHATI)
2. Pengembangan regulasi
TPB 16. Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediaan Akses Keadilan untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan (Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh)
114 16.1.1.(a) SB Kesbangpol Meningkatkan ketentraman dan 1. Peningkatan kapasitas pemerintah Program Penguatan
Jumlah kasus kejahatan keamanan umum menjalankan keamanan dan Ideologi Pancasila dan
pembunuhan pada satu tahun ketertiban Karakter Kebangsaan
terakhir. 2. Peningkatan koordinasi antar
lembaga dan masyarakat
3. Pengembangan/penerapan
teknologi, berbasis IT untuk
meningkatkan keamanan masyarakat
4. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menjaga kemanan
dan ketertiban umum
115 16.1.3.(a) SB Kesbangpol Meningkatkan ketentraman dan 1. Peningkatan kapasitas pemerintah Program Penguatan
Proporsi penduduk yang keamanan umum menjalankan keamanan dan Ideologi Pancasila dan
menjadi korban kejahatan ketertiban Karakter Kebangsaan
kekerasan dalam 12 bulan 2. Peningkatan koordinasi antar
terakhir. lembaga dan masyarakat
3. Pengembangan/penerapan
teknologi, berbasis IT untuk
meningkatkan keamanan masyarakat
4. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menjaga kemanan
dan ketertiban umum
116 16.1.4* NA Kesbangpol Meningkatkan sistem keamanan 1. Peningkatan partisipasi Peningkatan Ketentraman
Proporsi penduduk yang merasa lingkungan masyarakat masyarakat dalam menjaga dan ketertiban umum
aman berjalan sendirian di area ketentraman dan ketertiban umum
tempat tinggalnya.
2. Pengembangan sarana dan
prasarana keamanan lingkungan
L2-38
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang pemahaman
cerdas berteknologi
117 16.2.1.(a) NA DPPPA Meningkatkan perlindungan anak Peningkatan kualitas keluarga dalam Program peningkatan
Proporsi rumah tangga yang dari kekerasan pengasuhan kualitas keluarga
memiliki anak umur 1-17 tahun
yang mengalami hukuman fisik
dan/atau agresi psikologis dari
pengasuh dalam setahun
terakhir.
118 16.2.1.(b) NA DPPPA Meningkatkan perlindungan anak 1. Peningkatan koordinasi antar Program pemenuhan hak
Prevalensi kekerasan terhadap dari kekerasan lembaga dalam pemenuhan hak dan anak
anak laki-laki dan anak perlindungan khusus anak
perempuan.
2. Peningkatan peran lembaga Program perlindungan
masyarakat dan dunia usaha dalam Khusus anak
pencegahan kekerasan terhadap
anak
119 16.2.3.(a) NA DPPPA Meningkatkan perlindungan anak Peningkatan pengetahuan dan Program perlindungan
Proporsi perempuan dan laki- dari kekerasan seksual kesadaran masyarakat tentang Khusus anak
laki muda umur 18-24 tahun kekerasan seksual terhadap anak
yang mengalami kekerasan
seksual sebelum umur 18 tahun.
120 16.5.1.(a) NA Inspektorat 1. Meningkatkan sistem pengawasan 1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Program Penyelenggaraan
Indeks Perilaku Anti Korupsi intern Aparat Pengawasan Intern Pengawasan
(IPAK). Pemerintah (APIP)
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas
pengawasan internal
3. Peningkatan sarana dan prasarana
pengawasan
4. Peningkatan kualitas dan cakupan
e-procurement
5. Peningkatan kualitas pengawasan
pelayanan perizinan, pelayanan
kependudukan dan pengisian jabatan
serta kegiatan pelayanan lainnya
2. Meningkatkan upaya pendidikan Peningkatan kapasitas sumber daya Program Perumusan
dan budaya anti korupsi APIP untuk Penyuluhan Anti Korupsi Kebijakan, Pendampingan
L2-39
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
dan Asistensi
L2-40
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
124 16.6.2.(a) NA Bag. Organisasi
Persentase Kepatuhan
pelaksanaan UU Pelayanan
Publik Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota).
Indikator Lokal
Indeks kepatuhan pelayanan
public
125 16.7.1.(a) SB DPPPA Meningkatkan keterwakilan Peningkatan kapasitas perempuan Pengarus utamaan gender
Persentase keterwakilan perempuan dalam kepengurusan dalam kepemimpinan dan Pemberdayan
perempuan di Dewan partai politik dan bakal calon legislatif perempuan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD).
126 16.7.1.(b) SB DPPPA Meningkatkan kemampuan 1. Peningkatan jumlah perempuan Program Penunjang
Persentase keterwakilan perempuan di bidang pemerintahan yang mengkuti diklat kepemimpinan urusan pemerintahan
perempuan sebagai daerah kab/kota
pengambilan keputusan di
lembaga eksekutif (Eselon I dan
II).
2. Peningkatan jumlah perempuan
yang mengkuti seleksi jabatan eselon
II
3. Peningkatan kesempatan
perempuan dalam tata kelola
pemerintahan pada semua level
127 16.9.1.(a) NA Disdukcapil 1. Meningkatkan pelayanan lansung 1. Peningkatan sarana dan
Persentase kepemilikan akta ke daerah terpencil ( sistem jemput parasarana Perangkat pendukung
lahir untuk penduduk 40% bola) Pelayanan Jemput Bola
berpendapatan bawah.
2. meningkatkan keterjangkauan Data 1. Peningkatan Kualitas data pada
Kependudukan untuk OPD lain Webside Kependudukan
L2-41
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
128 16.10.2.(c) SB Diskominfo Terlaksananya Keterbukaan Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Program Informasi dan 1. Belum adanya
Jumlah kepemilikan sertifikat Informasi Publik PPID Komunikasi Publik personil PPID yang
Pejabat Pengelola Informasi dan mempunyai sertifikat
Dokumentasi (PPID) untuk
mengukur kualitas PPID dalam
menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
TPB 17. Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)
129 17.1.1* SB Bakeuda Mengembangkan tatakelola Pengembangan regulasi dalam Program pengelolaan
Total pendapatan pemerintah pengelolaan pendapatan mendorong peningkatan penerimaan pendapatan daerah
sebagai proporsi terhadap PDB
menurut sumbernya.
130 17.1.1.(a) Mengembangkan tatakelola 1. Pengembangan regulasi dalam Program pengelolaan
Rasio penerimaan pajak pengelolaan PAD mendorong peningkatan penerimaan pendapatan daerah
terhadap PDB.
2. Pengembangan regulasi dalam Program pengelolaan
mendorong tumbuhnya potensi pendapatan daerah
penerimaan
3. Peningkatan kualitas SDM Program pengelolaan
aparatur pendapatan daerah
4. Pengembangan pengelolaan Program pengelolaan
sistem informasi perpajakan pendapatan daerah
5. Peningkatan peran serta Program pengelolaan
pemangku kepentingan dalam pendapatan daerah
peningkatan PAD
6. Peningkatan kesadaran Program pengelolaan
masyarakat terkait perpajakan pendapatan daerah
7. Pengoptimalan kerjasama dengan
WP dan WR (reward, punisment,
kemudahan layanan publik, dan
sebagainya)
131 17.1.2* NA Bakeuda Mengembangkan tatakelola bagi hasil 1. Pengembangan regulasi terkait Program pengelolaan
Proporsi anggaran domestik PAD pemanfaatan penerimaan pendapatan daerah
yang didanai oleh pajak
domestik.
L2-42
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
2. Pengembangan regulasi dalam Program pengelolaan
mendorong tumbuhnya potensi pendapatan daerah
penerimaan
Peningkatan kualitas SDM aparatur Program pengelolaan
pendapatan daerah
Peningkatan kesadaran masyarakat Program pengelolaan
terkait perpajakan pendapatan daerah
Pengoptimalan kerjasama dengan
WP dan WR (reward, punisment,
kemudahan layanan publik, dan
sebagainya)
132 17.6.2.(b) NA Diskominfo 1. Memperluas dan meningkatkan Penyediaan akses jaringan intra 1. Penyelenggaraan 1. 36 titik lokasi daerah
Tingkat penetrasi akses tetap kapasitas jaringan intra pada pusat- pemerintah daerah untuk kecamatan, Sistem Jaringan Intra blankspot di Kabupaten
pitalebar (fixed broadband) di pusat layanan pemerintahan dan area nagari, dan kejorongan yang masih Pemerintah Daerah Pasaman
Perkotaan dan di Perdesaan. publik di daerah blankspot belum tersedia akses pita lebar
L2-43
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
SPBE di Lingkungan
Kabupaten Pasaman
133 17.6.2.(c) NA Diskominfo Melakukan koordinasi dengan Badan Penyediaan akses jaringan pita lebar Penyediaan komunikasi 1. UU No.36 tentang
Proporsi penduduk terlayani Aksesibilitas Telekomunikasi dan fixed dan mobile pada area publik di dan informatika Broadband Telekomunikasi
mobile broadband Informasi (BAKTI) Kominfo terkait daerah blankspot melalui penyediaan Fixed and Mobile
dengan penyediaan BTS dan VSAT Vsat dan BTS USO
untuk daerah blankspot
2. Perpres No.78 Tahun
2010 tentang
Penjaminan
Infrastruktur
3. Peraturan Menteri
Kominfo No.10 tahun
2018 tentang
Pelaksanaan Kewajiban
Pelayanan Universal
Telekomunikasi dan
Informatika
4. Perma No.2 Tahun
2011 tentang Tata Cara
Penyelesaian Sengketa
Informasi Publik di
Pengadilan
134 17.17.1.(a) NA Bag. Layanan
Jumlah proyek yang ditawarkan Pengadaan
untuk dilaksanakan dengan
skema Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU).
135 17.17.1.(b) SB Bag. ADM Meningkatkan kemitraan dengan 1. Identifikasi potensi daerah 1. Program
Jumlah alokasi pemerintah Pembangunan berbagai pihak untuk mendukung Pengembangan Sumber
untuk penyiapan proyek, kegiatan pembangunan pemerintah Daya Pariwisata dan
transaksi proyek, dan dukungan daerah. Ekonomi Kreatif
pemerintah dalam Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU).
2. Penyusunan regulasi 2. Program Pemasaran
Pariwisata
L2-44
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
3. Program Pengelolaan
Perikanan
Budidaya
4. Program Pengelolaan
Perikanan
Tangkap
5. Program
Pengembangan Kapasitas
Daya Saing Kepemudaan
6. Program Pemberdayaan
Usaha
Menengah, Usaha Kecil,
Dan Usaha Mikro (UMKM)
7. Program Informasi dan
Komunikasi
Publik
8. Program Rehabilitasi
Sosial
9. Program
Penanggulangan Bencana
10. Program
Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
11. Program
Pengembangan Sumber
Daya Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
12. Program Pemasaran
Pariwisata
136 17.18.1.(a) SB BPS
Persentase konsumen Badan
Pusat Statistik (BPS) yang
merasa puas dengan kualitas
data statistik.
L2-45
PROGRAM
NO INDIKATOR TPB/SDGs Capaian OPD ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM (BERDASARKAN KETERANGAN
PERMENDAGRI 90/2019)
137 17.18.1.(b) SB BPS
Persentase konsumen yang
menjadikan data dan informasi
statistik BPS sebagai rujukan
utama.
138 17.18.1.(c) SB BPS
Jumlah metadata kegiatan
statistik dasar, sektoral, dan
khusus yang terdapat dalam
Sistem Informasi Rujukan
Statistik (SIRuSa).
139 17.18.1.(d) SB Bappeda Meningkatkan sistim data terpadu 1. Peningkatan koordinasi antar OPD 1. Program Perencanaan, Bappeda
Persentase indikator SDGs penghasil data Pengendalian dan Evaluasi
terpilah yang relevan dengan Pembangunan Daerah
target.
2. Pengembangan sistem/ teknologi 2. Program Koordinasi dan Bappeda, koordinasi
pendataan berbasis IT Sinkronisasi Perencanaan dengan Dkinas Kominfo
Pembangunan Daerah
3. Program Perlindungan Dinas Sosial
dan Jaminan Sosial
4. Program Pengelolaan Dinas Kependudukan
Profil Kependudukan dan Catatan Sipil
5. Program Pemenuhan Dinas Kesehatan
Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
140 17.19.2.(d) SB BPS
Persentase konsumen yang
puas terhadap akses data
Badan Pusat Statistik (BPS).
L2-46
Lampiran 3.(a) Target Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman yang Sudah Dilaksanakan dan Belum Mencapai Target (SB)
L3-1
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
6 1.5.1.(b) Dinas Sosial 18 Meningkat 23 28 33 38 43 48 Rp600.000.000 APBD
Pemenuhan menjadi 151
kebutuhan dasar ribu
korban bencana
sosial.
7 1.5.1.(c) Dinas Sosial 0 Meningkat 33 37 42 47 52 57 Rp APBD
Pendampingan menjadi 81,5 300.000.000
psikososial ribu
korban bencana
sosial.
8 1.5.1.(d) BPBD 0 Meningkat - 15 15 15 15 15 meningkat Rp1.875.000.000
Jumlah daerah menjadi 450
bencana
alam/bencana
sosial yang
mendapat
pendidikan disdikbud 0 Meningkat Menyiapkan sarana dan 20 % per tahun APBD Disidikbud
layanan khusus. menjadi 450 prasarana untuk
(SMAB=Sekolah/ sekolah layanan khusus
meningkat meningkat meningkat meningkat meningkat meningkat
Madrasah Aman
Bencana)
Target 1.a. Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang
memadai dan terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
9 1.a.2* Bakeuda 54,621 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menurunkan Angka Sumber ini APBD. Dinas
Pengeluaran Kemiskinan dalam kegiatan OPD Pedidikan,
untuk layanan Segala Bentuk. terkait Dinas
pokok Kesehatan,
(pendidikan, Dinas Sosial
kesehatan dan dan Instansi
perlindungan terkait
sosial) sebagai laninnya.
persentase dari
total belanja
pemerintah.
Tujuan 2. Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target 2.1. Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi,
terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
L3-2
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
10 2.1.1* Dinas 91,295 Menurun 90,8 90,5 89,1 88,4 88,2 87,6 Kegiatan demonstrasi Rp500.000.000 APBD Dinas
Prevalensi Pangan pengolahan pangan Pangan
Ketidakcukupan lokal, pelatihan
Konsumsi Pangan penyusunan menu yang
(Prevalence of beragam,bergiiz
Undernourishmen seimbang dan aman
t). (B2SA) dan lomba
B2SA.
11 2.1.2* Dinas 8 Menurun 1. Penyusunan Peta
Prevalensi Pangan Ketahanan dan
penduduk dengan Kerentanan Pangan
kerawanan (FSVA) 2. Bantuan
pangan sedang Bahan Pangan untuk
Dinas
atau berat, 7 6 6 5 5 4 masyarakat rawan Rp. 525.000.000,- APBD/APBN
Pangan
berdasarkan pada panagn
Skala
Pengalaman
Kerawanan
Pangan.
Target 2.2. Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
12 2.2.2.(a) Dinas 40,409 Menurun 38,3 36.2 34,1 32 29,9 27,8 Terlaksananya kegiatan Rp. 45130000000 APBD Kab, Dinas
Prevalensi Kesehatan menjadi 28% Peningkatan APBD Prov Kesehatan
anemia pada ibu Komunikasi Informasi dan APBN
hamil. dan Edukasi
Masyarakat,
Peningkatan Kapasitas
Petugas dan
Lengkapnya Sarana
Prasarana Deteksi Ibu
Hamil Anemia
Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Target 3.2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga
12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.
13 3.2.1* Dinas 10,249 Menurun 9,249 8,249 7,249 6,249 5,249 4,249 Rp. APBD Kab, Dinas
Angka Kematian Kesehatan 51.500.000.000 APBD Prov Kesehatan
Balita (AKBa) per dan APBN
1000 kelahiran
hidup.
14 3.2.2* Dinas 6,029 Menurun 5,529 5,029 4,529 4,029 3,529 3,029 Rp. APBD Kab, Dinas
Angka Kematian Kesehatan 57.500.000.000 APBD Prov Kesehatan
Neonatal (AKN) dan APBN
per 1000
L3-3
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
kelahiran hidup.
15 3.2.2.(b) Dinas 93,013 Meningkat 95 95 95 95 95 95 Perbaikan program Tahun 2022 Rp. APBD DINAS
Persentase Kesehatan menjadi 95% imunisasi dan 250.000.000,- KESEHATA
kabupaten/kota peningkatan capaian Tahun 2023 Rp N
yang mencapai program 300.000.000,-
80% imunisasi Tahun 2024 Rp.
dasar lengkap 350.000.000,-
pada bayi. Tahun 2025 Rp.
400.000.000,
Tahun 2026 Rp.
450.000.000,-
Target 3.4. Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental
dan kesejahteraan.
16 3.4.1.(a) Dinas 7,138 Menurun 6,50% 6,30% 6,00% 5,80% 5,60% 5,50% APBD DINAS
Persentase Kesehatan menjadi 800.000.000 KESEHATA
merokok pada 5,4% N
penduduk umur
≤18 tahun.
17 3.4.1.(c) Dinas 23,142 Menurun 25% 26,50% 27% 27,60% 28% 30% APBD DINAS
Prevalensi Kesehatan 800.000.000 KESEHATA
obesitas pada N
penduduk umur
≥18 tahun.
Target 3.7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
18 3.7.1* DPPKB 19,090 Meningkat 68,81% 68,85% 68,87% 68,90% 68,95% 68,98% Terlaksananya APBD-APBN DPP-KB
Proporsi menjadi 66% pelayanan kontrasepsi 750.000.000
perempuan usia
reproduksi (15-49
tahun) atau
pasangannya
yang memiliki
kebutuhan
keluarga
berencana dan
menggunakan
alat kontrasepsi
metode modern.
L3-4
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
19 3.7.1.(b) DPPKB 21,822 Meningkat 21,85 22,00 22,15 22,30 22,45 22,75 Terlaksananya APBD-APBN DPP-KB
Angka menjadi pelayanan kontrasepsi 750.000.000
penggunaan 23,5%
metode
kontrasepsi
jangka panjang
(MKJP) cara
modern.
20 3.7.2.(a) DPPKB 33,431 Menurun 3,12 3,04 2,95 2,87 2,80 2,72 Terlaksananya APBD-APBN DPP-KB
Total Fertility Rate menjadi 2,28 Pelayanan kontrasepsi 750.000.000
(TFR). dan program kesehatan
reproduksi
Target 3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan
vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
21 3.8.2.(a) Dinas 93,9 Meningkat 95% 96% 97% 98% 99% 100% APBD DINAS
Cakupan Jaminan Kesehatan menjadi 210.000.000 KESEHATA
Kesehatan minimal 95% N
Nasional (JKN).
Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target 4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang
mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.
22 4.1.1.(a) Disdikbud A=9,8 %, Meningkat Meningkatkan fasilitas 20 % per tahun APBD Disidikbud
Persentase SD/MI B=72,6% menjadi A=10,3 %, A=10,5 %, A=11,5 %, A=12,8%, A=13,5 %, A=15 %, sarana dan prasarana
berakreditasi 84,2% B=73,7% B=73,5% B=72,5% B=71,2% B=70,5% B=69%
minimal B.
23 4.1.1.(b) Disdikbud A=26,3 %, Meningkat Meningkatkan fasilitas 20 % per tahun APBD Disidikbud
Persentase B=47,4% menjadi 81% sarana dan prasarana
A=32 %, A=32,3 %, A=32,4 %, A=33,3 %, A=34,3 %, A=35,3 %,
SMP/MTs
B=42,3% B=42,4% B=42,5% B=42,4% B=42,4% B=43,5%
berakreditasi
minimal B.
24 4.1.1.(d) Disdikbud 112,8 Meningkat 113,3 113,4 113,5 113,6 113,7 113,8 Menambah kelompok 20 % per tahun APBD Disidikbud
Angka Partisipasi menjadi belajar pendidikan
Kasar (APK) 114,09% kesetaraan di daerah
SD/MI/sederajat. yang sulit untuk akses
pendidikan.
25 4.1.1.(g) Disdikbud 7,68 Meningkat 7,73 7,85 7,91 8 8,1 8,23 Adanya pendidikan 20 % per tahun APBD Disidikbud
Rata-rata lama menjadi 8,8 gratis 12 tahun
sekolah penduduk tahun
umur ≥15 tahun.
L3-5
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
Target 4.2. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-
sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
26 4.2.2.(a) Disdikbud 42,626 Meningkat 72 72 73 73 74 75 Program 1 Jorong 1 20 % per tahun APBD Disidikbud
Angka Partisipasi menjadi PAUD
Kasar (APK) 77,2%
Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD).
Tujuan 5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
Target 5.1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun.
27 5.1.1* DPPPA 13 bertambah 40 50 60 70 80 90 Kegiatan : APBD DPP-PA
Jumlah kebijakan sebanyak 16 Pelembagaan 925.000.000
yang responsif Pengaruutamaan
gender Gender (PUG) pada
mendukung Lembaga Pemerintahan
pemberdayaan Kewenangan
perempuan. Kabupate/Kota
Target 5.3. Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.
28 5.3.1* DPPPA 24,814 Menurun 0 0 0 0 0 0 Kegiatan : Pencegahan APBD DPP-PA
Proporsi Kekerasan terhadap 775.000.000
perempuan umur Perempuan Lingkup
20-24 tahun yang Daerah/Kota
berstatus kawin
atau berstatus
hidup bersama
sebelum umur 15
tahun dan
sebelum umur 18
tahun.
29 5.3.1.(b) DPPKB 0,1192872 Menurun 11% 11% 11% 11% 11% 11% Terlaksananya Program APBD-APBN DPP-KB
Angka kelahiran 09 menjadi 38 Kesehatan Reproduksi 600.000.000
pada perempuan tahun Remaja
umur 15-19 tahun
(Age Specific
Fertility
Rate/ASFR).
Target 5.5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan masyarakat.
L3-6
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
30 5.5.1* DPPPA 8,571 Meningkat 8,6 8,6 8,6 10 10 10 Kegiatan : APBD DPP-PA
Proporsi kursi Pemberdayaan 1.325.000.000
yang diduduki Perempuan Bidang
perempuan di Politik, Hukum, Sosial
parlemen tingkat dan Ekonomi pada
pusat, parlemen Organisasi
daerah dan Kemasyarakatan
pemerintah Kewenangan
daerah. Kabupate/Kota
31 5.5.2* DPPPA 7,500 Meningkat 6 6,5 7 7,5 8 8,5 Kegiatan : APBD DPP-PA
Proporsi Pemberdayaan 1.325.000.000
perempuan yang Perempuan Bidang
berada di posisi Politik, Hukum, Sosial
managerial. dan Ekonomi pada
Organisasi
Kemasyarakatan
Kewenangan
Kabupate/Kota
Target 5.6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut.
32 5.6.1.(a) DPPKB 14,250 Menurun 14,30% 13,60% 13,00% 12,60% 12,00% 11,30% Terlaksananya Program APBD-APBN DPP-KB
Unmet need KB menjadi Pelayanan Kontrasepsi 600.000.000
(Kebutuhan 9,9%
Keluarga
Berencana/KB
yang tidak
terpenuhi).
Tujuan 6. Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
Target 6.1. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.
33 6.1.1.(a) DPUTR/PDA 81,34 Meningkat 82 84 86 88 90 95 Pembangunan jaringan Rp27.790.000.000 APBD dan DPUTR
Persentase M menjadi perpipaan dan APBN
rumah tangga 100% Sambungan Rumah
yang memiliki (SR)
akses terhadap
layanan sumber
air minum layak.
34 6.1.1.(b) PDAM 47,90 Meningkat 80,27 85,83 85,83 99,72 99,72 105,27 APBN
Kapasitas menjadi
prasarana air 118,6
baku untuk m3/detik
melayani rumah
L3-7
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
tangga, perkotaan DPUTR 49 51 53 55 58 60 Pembangunan jaringan Rp APBD dan DPUTR (
dan industri, serta perpipaan dan 14.590.000.000 APBN untuk
penyediaan air Sambungan Rumah melayani
baku untuk pulau- (SR) rumah
pulau. tangga)
35 6.1.1.(c) DPUTR 76,28 Meningkat 77 78 80 82 84 85 Pembangunan jaringan Rp8.010.000.000 APBD dan DPUTR
Proporsi populasi menjadi perpipaan dan APBN
yang memiliki 100% Sambungan Rumah
akses layanan (SR)
sumber air minum
aman dan
berkelanjutan.
Target 6.2. Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
36 6.2.1.(b) DLHPRKP 28108 Meningkat 50 52 53 55 58 60 Pelaksanaan Rp APBD dan DPUTR
Persentase (49,98%) menjadi pembangunan Sistem 23.550.000.000 APBN
rumah tangga 100% Pengolahan Air Limbah
yang memiliki Domestik Setempat
akses terhadap Skala Individual untuk
layanan sanitasi wilayah perdesasaan.
layak.
L3-8
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
39 6.3.1.(a) DLHPRKP 0 Meningkat
Jumlah menjadi 409
kabupaten/kota kabupaten/k
yang ditingkatkan ota
kualitas
pengelolaan
lumpur tinja
perkotaan dan
dilakukan
pembangunan
Instalasi
Pengolahan
Lumpur Tinja
(IPLT).
40 6.3.1.(b) DLHPRKP 0 Meningkat
Proporsi rumah
tangga yang
terlayani sistem
pengelolaan
lumpur tinja.
41 6.3.2.(b) DLHPRKP 74 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Pemantauan kualitas Rp APBD Dinas
Kualitas air lingkungan 858.060.250 LHRPKP
sungai sebagai
sumber air baku.
Target 6.4. Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk
mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
42 6.4.1.(b) DLHPRKP 0 ada
Insentif
penghematan air
pertanian/perkebu
nan dan industri.
Target 6.5. Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang tepat.
L3-9
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
43 6.5.1.(a) DPUTR 0 ada Normalisasi Normalisasi Normalisasi Normalisasi Normalisasi Normalisasi Menyiapkan Dokumen Rp APBD dan DPUTR
Jumlah Rencana Batang Batang Batang Batang Batang Batang Perencanaan dan 500.000.000.000 APBN
Pengelolaan Sumpur Sumpur Sumpur Sumpur Sumpur Sumpur Dokumen Lingkungan
Daerah Aliran (Nagari (Lanjutan) (Lanjutan) (Lanjutan) (Lanjutan) (Lanjutan) untuk normalisasi
Sungai Terpadu Jambak) dan dan dan dan dan sungai Batang Sumpur,
(RPDAST) yang Normalisasi Normalisasi Normalisasi Normalisasi Normalisasi dan Sibinail.
diinternalisasi ke Batang Batang Batang Batang Asik Batang Normalisasi Batang
dalam Rencana Asik Asik Asik (lanjutan), Asik Sumpur, Assik dan
Tata Ruang (lanjutan) (lanjutan), Normalisasi (lanjutan), Sibinail
Wilayah (RTRW). Normalisasi Batang Normalisasi
Batang Sibinail Batang
Sibinail (lanjutan) Sibinail
(lanjutan)
44 6.5.1.(c) DPUTR/PDA 21 8 WS 1 WS (WS 1 WS (WS 1 WS (WS 1 WS ( WS 1 WS ( WS Melakukan pendataan Rp APBD DPUTR
Jumlah jaringan M Masang- Masang- Masang- Rokan) Rokan) terhadap komponen 1.000.000.000
informasi sumber Pasaman) Pasaman) Pasaman) Sumber Daya Air
daya air yang (sungai, irigasi, embung
dibentuk. dsb) dan membuat
Sistem Informasi
Sumber Daya Air yang
Terintegrasi.
Tujuan 8. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua
Target 8.1. Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di
negara kurang berkembang.
45 8.1.1* Bappeda 0,526 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 1. Peningkatan skala
Laju pertumbuhan produksi melalui
PDB per kapita. ekstensfikasi dan
intensifikasi lahan
produksi
2. Penurunan alih fungsi
lahan pertanian
3. Peningkatan
kapasitas SDM Aparatur
4. Peningkatan nilai
tambah produksi (Added
Value)
5. Meningkatkan
produksi dan
produktivitas sektor
ekonomi utama
46 8.1.1.(a) Bappeda 10445187, Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
PDB per kapita. 777 menjadi lebih
dari Rp 50
L3-10
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
juta
Target 8.3. Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi
dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
47 8.3.1.(a) Disdaginnak 51%
Persentase er 17,94
tenaga kerja
formal.
48 8.3.1.(b) Disdaginnak Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Sosialisasi dan 800.000.000
Persentase er 57,16 pelatihan tenaga kerja
tenaga kerja informal
informal sektor
pertanian.
Target 8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.
49 8.9.1.(a) Disporapar Meningkat 500 600 650 700 750 800 Berjalan sesuai dengan Meningkat APBD Disporapar
Jumlah 25 menjadi 20 yang diharapkan
wisatawan juta (skala
mancanegara nasional)
50 8.9.1.(b) Disporapar Meningkat 28500 29000 29500 30000 31000 32000 Berjalan sesuai dengan Meningkat APBD Disporapar
Jumlah kunjungan 592 yang diharapkan
wisatawan
nusantara.
51 8.9.2* Disporapar Meningkat 19 20 21 22 23 24 Berjalan sesuai dengan Meningkat APBD/APBN Disporapar,D
Jumlah pekerja 18 yang diharapkan isperdaginna
pada industri ker,
pariwisata dalam Diskoperasi
proporsi terhadap dan UKM
total pekerja.
Target 8.10 Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan, asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
52 8.10.1* Bag.Perekon Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Perbankan Perbankan
Jumlah kantor omian 41
bank dan ATM
per 100.000
penduduk dewasa
53 8.10.1.(a) Bag.Perekon Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Bank Umum Bank Umum
Rata-rata jarak omian 3 (mendekat) (mendekat) (mendekat) (mendekat) (mendekat) (mendekat) (mendekat)
lembaga
keuangan (Bank
Umum).
Tujuan 9. Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi
L3-11
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
Target 9.2. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik
bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.
54 9.2.2* Disdaginnak 5,484 Meningkat
Proporsi tenaga er
kerja pada sektor
industri
manufaktur.
Target 9.5. Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi sektor industri di semua negara, terutama negara-negara berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong
inovasi dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian dan pengembangan per 1 juta orang dan meningkatkan pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan
pengembangan.
55 9.5.1* Bappeda 35529415 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 1. Pengumpulan hasil- Rp6.370.000.000 APBD Bappeda
Proporsi 07 hasil penelitian terkait
anggaran riset dengan kebutuhan
pemerintah daerah
terhadap PDB. 2. Peningkatan
kerjasama dengan
Perguruan Tinggi dan
lembaga penelitian
3. Mengembangkan
kebijakan daerah
berbasis hasil penelitian
4. Mengembangkan
kebijakan daerah
berbasis hasil penelitian
5. Pengembangan
pemberian insentif bagi
penghasil inovasi dalam
pelayanan tata kelola
pemerintahan dan
pelayanan publik
6. Pengembangan
regulasi dalam
penerapan inovasi baru
7. Meningkatkan inovasi
daerah
Tujuan 10 Mengurangi Kesenjangan Intra- dan Antarnegara
Target 10.1. Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih tinggi
dari rata-rata nasional.
56 10.1.1.(d) DPM 4 Meningkat 4 4 5 6 6 7 Percepatan Sumber ini APBD/APBN PUTR,Keseh
Jumlah Desa paling sedikit pembangunan kegiatan OPD atan,
Mandiri. 2.000 desa infrastruktur di Nagari- terkait Kominfo,
Target lokal Nagari sulit Dinas
L3-12
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
37 Nagari Pendidikan
Target 10.4. Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar.
57 10.4.1.(b) Disdaginnak Meningkat
Proporsi peserta er 1 menjadi: TK
Program Jaminan formal 62,4
Sosial Bidang juta; TK
Ketenagakerjaan. informal 3,5
juta
Tujuan 11. Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan
Target 11.1. Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh.
58 11.1.1.(a) DLHPRKP 87,228 3,7 juta 88,75 89 90,38 91,06 91,75 92,44 Rp APBN, DAK, DLHPRKP
Proporsi rumah rumah 78.190.000.000 APBD, APBD
tangga yang tangga DES,
memiliki akses Baznas,
terhadap hunian Polres,
yang layak dan Kodim
terjangkau.
Target 11.3. Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.
59 11.3.2.(b) DPUTR 0 Ada
Jumlah lembaga
pembiayaan
infrastruktur.
Target 11.5. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global
yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
60 11.5.1* BPBD 0,733 Menurun 0,5 0,5 0,5 0 0 0 menurun Rp4.249.000.000 APBD II BPBD
Jumlah korban
meninggal, hilang
dan terkena
dampak bencana
per 100.000
orang.
61 11.5.1.(a) BPBD 178 Menurun 178 170 170 150 145 140 menurun Rp2.330.000.000 APBD II BPBD
Indeks Risiko menjadi 30%
Bencana
Indonesia (IRBI).
L3-13
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
62 11.5.2.(a) BPBD 30829610 Menurun - 0 0 0 0 0 menurun Rp1.250.000.000 APBD II BPBD
Jumlah kerugian 20
ekonomi langsung
akibat bencana.
Target 12.6. Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam
siklus pelaporan mereka.
65 12.6.1.(a) DLHPRKP 0 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Sosialisasi kepada 250.000.000 APBD DLHPRKP
Jumlah perusahaan untuk
perusahaan yang mengikuti menerapkan
menerapkan SNI ISO 14001
sertifikasi SNI ISO
14001.
Target 12.7. Mempromosikan praktek pengadaan publik yang berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional.
L3-14
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
66 12.7.1.(a) DLHPRKP 0 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Sosialisasi dan APBD DLHPRKP/D
Jumlah produk pembnaan kepada 250.000.000 PM/Disdagin
ramah lingkungan pelaku usaha yang aker
yang teregister. mengahsilkan produk
ramah lingkungan
Target 12.8. Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras
dengan alam.
67 12.8.1.(a) Dinsos 0 Meningkat 2 5 8 10 12 13 Rp450.000.000 APBD
Jumlah fasilitas
DLHPRKP 6 6 6 6 6 6 Mengupayakan register 500.000.000 APBD DLHPRKP
publik yang
terhadap fasilitas publik
menerapkan
(taman)
Standar
Pelayanan Disdikbud Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkatkan sarana 20 % per tahun APBD Disidikbud
Masyarakat dan prasarana sekolah
(SPM) dan
teregister.
Tujuan 13. Mengambil Tindakan Cepat untuk Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya
Target 13.1. Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
68 13.1.2* BPBD 0,73 Menurun 0,7 0,6 0,5 0,3 0 0 menurun Rp4.299.000.000 APBD II BPBD
Jumlah korban
meninggal, hilang
dan terkena
dampak bencana
per 100.000
orang.
Tujuan 15. Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan secara Lestari, Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi
Lahan, serta Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Target 15.9. Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai-nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati ke dalam perencanaan nasional dan daerah, proses pembangunan, strategi dan
penganggaran pengurangan kemiskinan.
69 15.9.1.(a) DLHPRKP 0 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Perencanaan kehati 250.000.000 APBD DLHPRKP
Dokumen
rencana
pemanfaatan
keanekaragaman
hayati.
Tujuan 16. Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediaan Akses Keadilan untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan
Target 16.1. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan terkait angka kematian dimanapun.
L3-15
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
70 16.1.1.(a) Kesbangpol 1 Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Meningkatkan 2021-2026 APBD Kesbangpol
Jumlah kasus pengetahuan Rp.4.477.000.000.
kejahatan Masyarakat terhadap
pembunuhan pencegahan kejahatan
pada satu tahun serta pemahaman yang
terakhir. sangkat mendalam
terhadap masyarakat
71 16.1.3.(a) Kesbangpol 0,0260129 Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Peningkatan 2021-2026 APBD Kesbangpol
Proporsi 2 pengetahuan Rp.1.230.000.000.
penduduk yang pendudukdalam rangka
menjadi korban pemahaman kejahatan
kejahatan dalam rumah tangga
kekerasan dalam
12 bulan terakhir.
Target 16.6. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
72 16.6.1* Bakeuda 88,915 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkatkan sistem 1. Sesuai dengan APBD
Proporsi informasi pengelolaan Mandatory
pengeluaran keuangan. Spanding. 2.
utama pemerintah Sesuai dengan
terhadap Kemampuan
anggaran yang Keuangan Daerah.
disetujui.
73 16.6.1.(d) Bag. CC Meningkatk CC B B BB BB BB Nilai Reformasi APBD Bagian
Persentase Organisasi menjadi: Birokrasi 722.250.000 Organisasi
instansi 45%
pemerintah yang
memiliki nilai
Indeks Reformasi
Birokrasi Baik
Kementerian/Lem
baga dan
Pemerintah
Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Target 16.7. Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
L3-16
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
74 16.7.1.(a) DPPPA 8,57 Meningkat 8,6 8,6 8,6 10 10 10 Kegiatan : APBD DPP-PA
Persentase Pemberdayaan 1.325.000.000
keterwakilan Perempuan Bidang
perempuan di Politik, Hukum, Sosial
Dewan dan Ekonomi pada
Perwakilan Organisasi
Rakyat (DPR) dan Kemasyarakatan
Dewan Kewenangan
Perwakilan Kabupate/Kota
Rakyat Daerah
(DPRD).
75 16.7.1.(b) DPPPA 3,70 Meningkat Kegiatan : APBD DPP-PA
Persentase Pemberdayaan 1.325.000.000
keterwakilan Perempuan Bidang
perempuan Politik, Hukum, Sosial
sebagai dan Ekonomi pada
pengambilan Organisasi
keputusan di Kemasyarakatan
lembaga eksekutif Kewenangan
(Eselon I dan II). Kabupate/Kota
Target 16.10. Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan kesepakatan internasional.
76 16.10.2.(c) Diskominfo 0 Meningkat 25% 50% 75% 100% 100% 100% Terlaksananya Rp APBD Diskominfo
Jumlah pemberian/pelayanan 673.536.400
kepemilikan Data Informasi Publik
sertifikat Pejabat kepada masyarakat,
Pengelola Ormas dan Badan
Informasi dan Publik lainnya.
Dokumentasi
(PPID) untuk
mengukur kualitas
PPID dalam
menjalankan
tugas dan fungsi
sebagaimana
diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan.
Tujuan 17. Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan
Target 17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk melalui dukungan internasional kepada negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan
pajak dan pendapatan lainnya.
L3-17
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
77 17.1.1* Bakeuda 697968,44 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Identifikasi potensi dan APBD Bakeuda
Total pendapatan sosialisasi
pemerintah
sebagai proporsi
terhadap PDB
menurut
sumbernya.
78 17.1.1.(a) Bakeuda 98603,55 Di atas 12% 1 1,1 1,4 2 2,3 3 Identifikasi potensi dan APBD Bakeuda
Rasio penerimaan sosialisasi 7.750.000.000
pajak terhadap
PDB.
Target 17.17. Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan bersumber pada strategi kerjasama.
79 17.17.1.(b) Bag. ADM 0 ada ada ada ada ada ada ada Optimalisasi koordinasi APBD Bag.Pemban
Jumlah alokasi Pembangun lintas sektor gunan,
pemerintah untuk an Bakeuda,
penyiapan Bappeda
proyek, transaksi
proyek, dan
dukungan
pemerintah dalam
Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha
(KPBU).
Target 17.18. Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang berkembang dan negara berkembang pulau kecil,
untuk meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status migrasi,
difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya yang relevan dengan konteks nasional.
80 17.18.1.(a) BPS 75,9 Meningkat 76 77 78 79 80 80 APBN BPS
Persentase
konsumen Badan
Pusat Statistik
(BPS) yang
merasa puas
dengan kualitas
data statistik.
81 17.18.1.(b) BPS 84,85 Meningkat 85 85 86 86 87 87 APBN BPS
Persentase
konsumen yang
menjadikan data
dan informasi
statistik BPS
sebagai rujukan
L3-18
Baseline Target Pencapaian Indikatif alokasi
N INDIKASI Sumber Instansi
INDIKATOR TPB OPD (Data Th. 2030 Anggaran 5
O PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Tahunan
utama.
L3-19
Lampiran 3.(b) Target Indikator TPB/SDGs Kabupaten Pasaman yang Belum Memiliki Data (NA)
L3-20
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
wilayah
perdesasaan.
5 1.4.1.(j) Persentase Disdukcapil Meningkat 87% 90% 92% 94% 96% 96% APBD Disdukcapil
penduduk umur 0-17 menjadi
tahun dengan 77,4%.
kepemilikan akta
kelahiran.
6 1.4.1.(k) Persentase Bag.Perekonomian Meningkat 10% 20% 30% 40% 50% 60% Peningkatan Rp. 33100000000 APBD Dinas Sosial/Dinas
rumah tangga miskin dan SDA menjadi keluarga miskin Kab/APBD Perhubungan/Dinas
dan rentan yang 100% yang Prov/APBN ESDM
sumber penerangan memperoleh Prov.Sumbar
utamanya listrik baik penerangan
dari PLN dan bukan
PLN.
1.5. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana.
7 1.5.1.(e) Indeks risiko BPBD/DPUTR Menurun - 12 12 12 12 11,4 menurun Rp 2.330.000.000 APBD II BPBD
bencana pada pusat- menjadi
pusat pertumbuhan 118,6
yang berisiko tinggi.
8 1.5.2.(a) Jumlah BPBD Menurun - 0 0 0 0 0 menurun Rp1.250.000.000 APBD II BPBD
kerugian ekonomi
langsung akibat
bencana.
Tujuan 2. Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
2.3. Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui
akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan nonpertanian
L3-21
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
9 2.3.1* Nilai Tambah Dinas Pertanian Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 1. Peningkatan Total RPJMD 2021 APBN, APBD Dinas Pertanian
Pertanian dibagi produksi dan 2026 dan RP. 195 Provinsi dan
jumlah tenaga kerja di produktivitas M APBD
sektor pertanian komoditas utama Kabupaten
(rupiah per tenaga Tanaman
kerja). Pangan,
Perkebunan,
Hortikultura dan
Peternakan
2. Fasilitasi
sarana prasarana
dan permodalan
dalam
mendukung
usaha tani
3. Peningkatan
kapasitas SDM
petugas teknis
dan masyarakat
petani
4. Perubahan
kawasan
produksi
Tanaman
Pangan,
Perkebunan,
Hortikultura dan
Peternakan
5. Penekanan
dan penurunan
angka kematian
Ternak
Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Target 3.3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya.
L3-22
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
10 3.3.1.(a Prevalensi Dinas Kesehatan Menurun 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terlaksananya 2021 (29.999.740) APBD Kab Dinas Kesehatan
HIV pada populasi menjadi Pelayanan 2022 (50.000.000) Pasaman
dewasa. <0,5% kesehatan orang 2023 (75.000.000)
dengan Resiko 2024 (100.000.000)
Terinfeksi HIV 2025 (125.000.000)
2026 (150.000.000)
11 3.3.5* Jumlah orang Dinas Kesehatan Menurun 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terlaksananya 2021 ( 39.999.650) APBD Kab Dinas Kesehatan
yang memerlukan Pelayanan 2022 ( 75.000.000) Pasaman
intervensi terhadap Kesehatan Orang 2023 (100.000.000)
penyakit tropis yang Terduga 2024 (125.000.000)
terabaikan (Filariasis Tuberkulosis 2025 (150.000.000)
dan Kusta). 2026 (175.000.000)
Target 3.5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan.
12 3.5.2* Konsumsi Dinas Kesehatan Menurun 51 kali 60 kali 65 kali 75 kali 80 kali 85 kali 1. Laporan Keuangan Daerah DPA Satpol PP dan
alkohol (liter per masyarakat. 2. Damkar
kapita) oleh penduduk Jumlah
umur ≥ 15 tahun pelanggaran
dalam satu tahun meningkat.
terakhir.
Target 3.7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi
dan program nasional.
13 3.7.2* Angka kelahiran DPPKB Menurun 11% 11% 11% 11% 11% 11% Terlaksananya 600.000.000 APBD-APBN DPP-KB
pada perempuan umur menjadi 38 Program
15-19 tahun (Age Kesehatan
Specific Fertility Reproduksi
Rate/ASFR). Remaja
Target 3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif,
berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
L3-23
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
14 3.8.1.(a) Unmet need Dinas Kesehatan Menurun 90% 90% 90% 90% 90% 90% Terlaksananya 2021 (150.000.000) APBD Kab Dinas Kesehatan
pelayanan kesehatan. menjadi penemuan dan 2022 (250.000.000) Pasaman
9,91% penanganan 2023 (300.000.000)
Penyakit Menular 2024 (350.000.000)
Langsung dan 2025 (400.000.000)
Penyakit 2026 (450.000.000)
Bersumber
Binatang
Taget 3.9. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan kesakitan akibat bahan kimia berbahaya, serta polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.
15 3.9.3.(a) Proporsi Dinas Kesehatan Menurun <5% <5% <5% <5% <5% <5% Penurunan angka 2021 (5.000.000) APBD Kab Dinas Kesehatan
kematian akibat cacat tingkat 2 2022 (10.000.000) Pasaman
keracunan. pasien Kusta 2023 (15.000.000)
2024 (20.000.000)
2025 (25.000.000)
2026 (30.000.000)
Target 3.a. Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah yang tepat.
16 3.a.1* Persentase Dinas Kesehatan Menurun 6,50% 6,30% 6,00% 5,80% 5,60% 5,50% 800.000.000 APBD DINAS
merokok pada KESEHATAN
penduduk umur ≥15
tahun.
Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target 4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran
yang relevan dan efektif.
17 4.1.1* Proporsi anak- Disdikbud Meningkat 95 96,5 97 98,1 99,3 100 Peningkatan 20 % per tahun APBD Disdikbud
anak dan remaja: (a) mutu pendidikan
pada kelas 4, (b)
tingkat akhir SD/kelas
6, (c) tingkat akhir
SMP/kelas 9 yang
mencapai standar
kemampuan minimum
dalam: (i) membaca,
(ii) matematika.
L3-24
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
Target 4.4. Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak
dan kewirausahaan.
18 4.4.1*Proporsi remaja Disdikbud Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Memperbanyak 20 % per tahun APBD Disdikbud
dan dewasa dengan kelompok belajar
keterampilan teknologi keterampilan
informasi dan melalui
komunikasi (TIK). pendidikan nor
formal
Target 4.6. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
19 4.6.1.(b) Persentase Disdikbud Meningkat 97 97,9 98,5 99 99,5 100 Program 20 % per tahun APBD Disdikbud
angka melek aksara pendidikan
penduduk umur 15-24 keaksaraan
tahun dan umur 15-59
tahun.
Tujuan 5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
Target 5.2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya.
20 5.2.1* Proporsi DPPPA Menurun 14 13 12 11 10 9 Kegiatan : 775.000.000 APBD DPP-PA
perempuan dewasa Pencegahan
dan anak perempuan Kekerasan
(umur 15-64 tahun) terhadap
mengalami kekerasan Perempuan
(fisik, seksual, atau Lingkup
emosional) oleh Daerah/Kota
pasangan atau
mantan pasangan
dalam 12 bulan
terakhir.
Target 5.3. Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.
21 5.3.1.(a) Median usia DPPKB Meningkat 20 21 21 21 21 21 Terlaksananya 500.000.000 APBD-APBN DPP-KB
kawin pertama menjadi 21 Program
perempuan pernah tahun Kesehatan
kawin umur 25-49 Reproduksi
tahun.
Target 5.6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of Action of the International Conference on Population and
Development and the Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut.
L3-25
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
22 5.6.1* Proporsi DPPKB Meningkat
perempuan umur 15- INDIKATOR TIDAK RELEVAN DENGAN CULTURE MINANGKABAU
49 tahun yang
membuat keputusan
sendiri terkait
hubungan seksual,
penggunaan
kontrasepsi, dan
layanan kesehatan
reproduksi.
23 5.6.1.(b) Pengetahuan DPPKB Meningkat 68% 70% 71% 73% 75% 80% Terlaksananya 650.000.000 APBD-APBN DPP-KB
dan pemahaman menjadi 85% Program
Pasangan Usia Subur Pelayanan
(PUS) tentang metode Kontrasepsi
kontrasepsi modern.
Tujuan 6. Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
Target 6.2. Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
24 6.2.1.(a) Proporsi Dinas Kesehatan Meningkat 100 100 100 100 100 100 Kebiasaan 2021 APBD, APBN DINAS
populasi yang memiliki melakukan CTPS (13.000.000.000) DAK KESEHATAN
fasilitas cuci tangan 2022
dengan sabun dan air. (13.000.000.000)
2023
(13.000.000.000)
2024
(13.000.000.000)
2025
(13.000.000.000)
2026
(13.000.000.000)
Target 6.5. Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang tepat.
25 6.5.1.(f) Jumlah DLHPRKP 10 WS
wilayah sungai yang (skala
memiliki partisipasi nasional)
masyarakat dalam
pengelolaan daerah
tangkapan sungai dan
L3-26
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
danau.
Target 8.3. Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro,
kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
27 8.3.1* Proporsi Disdaginnaker Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
lapangan kerja
informal sektor non-
pertanian,
berdasarkan jenis
kelamin.
28 8.3.1.(c) Persentase DKUKM 25% 9275 9540 9805 10070 10335 10600 Rp1.000.000.000 APBD DKUKM
akses UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan
Menengah) ke
layanan keuangan.
Target 8.6. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau pelatihan.
29 8.6.1* Persentase usia Disdaginnaker Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
muda (15-24 tahun)
yang sedang tidak
sekolah, bekerja atau
mengikuti pelatihan
(NEET).
Target 8.9. Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal.
30 8.9.1* Proporsi Disporapar Meningkat 7,25 7,35 7,5 7,55 7,65 7,75 Berjalan sesuai Meningkat APBD/APBN Disporapar
kontribusi pariwisata menjadi 8% dengan yang
terhadap PDB. diharapkan
L3-27
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
31 8.9.1.(c). Jumlah Disporapar Meningkat 1,15 1,25 1,35 1,5 1,75 2 Berjalan sesuai Meningkat APBD/APBN Disporapar
devisa sektor dengan yang
pariwisata. diharapkan
Tujuan 9. Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi
Target 9.2. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi
nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.
32 9.2.1* Proporsi nilai Bappeda Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkatnya 6585133000 APBD Dinas
tambah sektor industri kontribusi sektor APBN Perdagangan,
manufaktur terhadap industri dan Perindustrian dan
PDB dan per kapita. perdagangan Tenaga Kerja
terhadap PDRB
33 9.2.1.(a) Laju DKUKM Lebih tinggi
pertumbuhan PDB dari
industri manufaktur. pertumbuhan
PDB
Target 9.3. Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan pasar.
34 9.3.1* Proporsi nilai DKUKM Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 2.500.000.000 APBD / APBN Dinas Perindag
tambah industri kecil naker Kabupaten
terhadap total nilai Pasaman
tambah industri.
35 9.3.2* Proporsi industri DKUKM Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 3.000.000.000 APBD / APBN Dinas Perindag
kecil dengan pinjaman naker Kabupaten
atau kredit. Pasaman
arget 9.c. Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020.
L3-28
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
36 9.c.1* Proporsi Diskominfo Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 1. 5M APBD Diskominfo
penduduk yang Penyelengaraan
terlayani mobile Sisten Jaringan
broadband. Intra Pemerintah
Daerah 2.
Penyelenggaraan
Sistem
Komunikasi Intra
Pemerintah
Derah 3.
Koordinasi dan
Sinkronisasi
Sistem
Keamanan
Informasi 4.
Koordinasi dan
Sikronisasi Data
dan Informasi
Elektronik 5.
Pengembangan
Aplikasi dan
Proses Bisnis
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik 6.
Pengembangan
dan Pengelolaan
Ekosistem
Kabupaten
Cerdas
7.Pengembangan
dan Pengelolaan
Sumber Daya
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
Pemerintah
daerah 8.
Pengelolaan
Government
L3-29
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
Chief Information
Offcer (GCIO)
L3-30
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
37 10.2.1* Proporsi Dinas Sosial Menurun 130 120 110 100 90 80 850.000.000 APBD
penduduk yang hidup
di bawah 50 persen
dari median
pendapatan, menurut
jenis kelamin dan
penyandang
difabilitas.
Target 10.3. Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang
tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.
38 10.3.1.(a) Indeks Kesbangpol Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Rendahnya 2021-2026 APBD Kesbangpol
Kebebasan Sipil. menjadi 87 pengetahuan 4.500.000.000.
masyarakat
tentang Hukum
dan SDM
terhadap Hukum
Tujuan 15. Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan secara Lestari, Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta Menghentikan
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Target 15.1. Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan dan
lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.
39 15.1.1.(a) Proporsi DLHPRKP/UPT Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Sosialisasi 500.000.000 APBD/APBN DLHPRKP/Dinas
tutupan hutan KPHL Pasaman kepada Kehutanan
terhadap luas lahan Raya masyarakat
keseluruhan.
Target 15..3. Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai dunia yang bebas dari lahan
terdegradasi.
40 15.3.1.(a) . Proporsi DLHPRKP 5,5 juta ha Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkatkan 500.000.000 APBD/APBN
luas lahan kritis yang (skala rehabilitasi lahan
direhabilitasi terhadap nasional) kritis
luas lahan
keseluruhan.
Target 15.6. Meningkatkan pembagian keuntungan yang adil dan merata dari pemanfaatan sumber daya genetik, dan meningkatkan akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, sesuai kesepakatan internasional.
L3-31
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
41 15.6.1* Tersedianya DLHPRKP ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Penyusunan 500.000.000
APBD
kerangka legislasi, regulasi untuk
administrasi dan memastikan
kebijakan untuk pembagian
memastikan keuntungan yang
pembagian adil dan merata.
keuntungan yang adil
dan merata.
Tujuan 16. Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediaan Akses Keadilan untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
Target 16.1. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan terkait angka kematian dimanapun.
42 16.1.4* Proporsi Kesbangpol Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Peningkatan 2021-2026 APBD Kesbangpol
penduduk yang pengetahuan 1.150.000.000.
merasa aman berjalan masyarakat
sendirian di area tentang
tempat tinggalnya. keagamaan dan
sosialisasi
tentang
pengetahuan
kejahatan
Target 16.2. Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
43 16.2.1.(a) Proporsi DPPPA Menurun 14 13 12 11 10 9 Kegiatan : 125.000.000 APBD DPP-PA
rumah tangga yang Peningkatan
memiliki anak umur 1- kapasitas
17 tahun yang keluarga dalam
mengalami hukuman mewujudkan
fisik dan/atau agresi kesetaraan
psikologis dari Gender dan Hak
pengasuh dalam Anak tingkat
setahun terakhir. kabupaten/kota
44 16.2.1.(b) Prevalensi DPPPA Menurun 14 13 12 11 10 9 Kegiatan : 175.000.000 APBD DPP-PA
kekerasan terhadap Pencegahan
anak laki-laki dan Kekerasan
anak perempuan. Terhadap Anak
yang Melibatkan
Para Pihak
Lingkup Daerah
Kabupaten/Kota
L3-32
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
45 16.2.3.(a) Proporsi DPPPA Menurun 14 13 12 11 10 9 Kegiatan : 175.000.000 APBD DPP-PA
perempuan dan laki- Pencegahan
laki muda umur 18-24 Kekerasan
tahun yang mengalami Terhadap Anak
kekerasan seksual yang Melibatkan
sebelum umur 18 Para Pihak
tahun. Lingkup Daerah
Kabupaten/Kota
Target 16.5. Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam segala bentuknya.
46 16.5.1.(a) Indeks Inspektorat Meningkat 3,20 3,20 3,40 3,40 3,60 3,60 Peningkatan 12.107.360.000 APBD INSPEKTORAT
Perilaku Anti Korupsi menjadi 4,0 kualitas Sumber
(IPAK). Daya Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah
(APIP),
peningkatan
sarana dan
prasarana
pengawasan,
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
melaporkan
indikasi tindak
pidana korupsi
dan
pengembangan
sistem pelaporan
indikasi tindak
idana korupsi
serta
peningkatan
kuantitas dan
kualitas
pengawasan
internal
L3-33
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
Target 16.6. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
47 16.6.1.(c) Persentase Bag. Layanan Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Sosialisasi dan #REF! APBD Bag. Pengadaan
penggunaan E- Pengadaan menjadi 80% pembinaan Barang dan Jasa.
procurement terhadap terhadap user
belanja pengadaan. dan vendor.
48 16.6.2.(a) Persentase Bag. Organisasi Meningkat - - - - - na 0 na na
Kepatuhan menjadi:
pelaksanaan UU Kota: 80%
Pelayanan Publik
Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah
Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Indikator Lokal
Indeks kepatuhan
pelayanan publik
Target 16.9. Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran.
49 16.9.1.(a) Persentase Disdukcapil Meningkat
kepemilikan akta lahir menjadi
untuk penduduk 40% 77,4% - - - - - - - - - -
berpendapatan
bawah.
Tujuan 17. Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan
Target 17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk melalui dukungan internasional kepada negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak dan pendapatan lainnya
50 17.1.2* Proporsi Bakeuda Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Identifikasi APBD Bakeuda
anggaran domestik potensi dan
yang didanai oleh sosialisasi
pajak domestik.
Target 17.6. Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan meningkatkan berbagi
pengetahuan berdasar kesepakatan timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.
L3-34
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
51 17.6.2.(b) Tingkat Diskominfo Meningkat
penetrasi akses tetap menjadi:
pitalebar (fixed Perkotaan
broadband) di (20 Mbps)
Perkotaan dan di 71% rumah
Perdesaan. tangga dan
30%
populasi;
Perdesaan
(10 Mbps)
49% rumah
tangga dan
6% populasi
L3-35
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
52 17.6.2.(c) Proporsi Diskominfo Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 1. 4M APBD Diskominfo
penduduk terlayani menjadi: Penyelengaraan
mobile broadband Perkotaan Sisten Jaringan
100% Intra Pemerintah
populasi; Daerah 2.
Perdesaan Penyelenggaraan
52% Sistem
populasi. Komunikasi Intra
Pemerintah
Derah 3.
Koordinasi dan
Sinkronisasi
Sistem
Keamanan
Informasi 4.
Koordinasi dan
Sikronisasi Data
dan Informasi
Elektronik 5.
Pengembangan
Aplikasi dan
Proses Bisnis
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik 6.
Pengembangan
dan Pengelolaan
Ekosistem
Kabupaten
Cerdas
7.Pengembangan
dan Pengelolaan
Sumber Daya
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
Pemerintah
daerah 8.
Pengelolaan
Government
L3-36
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
Chief Information
Offcer (GCIO)
Target 17.17. Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman
dan bersumber pada strategi kerjasama.
L3-37
Target Pencapaian Indikatif alokasi
INDIKASI Sumber Instansi
NO INDIKATOR TPB OPD Th. 2030 Anggaran 5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 PELAKSANAAN Pendanaan Pelaksana
Tahunan
53 17.17.1.(a) Jumlah Bag. Layanan ada ada ada ada ada ada ada Optimalisasi APBD Bag.Pembangunan,
proyek yang Pengadaan koordinasi lintas Bag.Layanan
ditawarkan untuk sektor Pengadaan,
dilaksanakan dengan Bakeuda, Bappeda
skema Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU).
L3-38
Foto Kegiatan Konfirmasi Data Tanggal 4 – 6 Mei 2021 di Aula Kantor Bupati Pasaman
NOTULEN RAPAT
Kegiatan Rapat : 11. Paparan dari Tim Pembuat KLHS RPJMD yang disampaikan oleh Prof.
Dr. Yonariza, Dr.Ardinis Arbain dan Dr.Mahdi dan dilanjutkan dengan
diskusi.
2. Konfirmasi data isian Tabel Pembangunan Berkelanjutan antara Tim
Pembuat Pembuat KLHS dengan OPD dan pihak terkait. Kegiatan ini
dilanjutkan sampai dengan hari Kamis / 6 Mei 2021.
3. Penutup.
Materi Rapat :
1. Kata Pembukaan
Acara rapat dibuka dan dipimpin oleh Bapak Ir.Rosben Aguswar,M.Si
Aguswa (Kepala Dinas LHPRKP
Kabupaten Pasaman).
2. Paparan Tim Penyusun
Tim Penyusun KLHS menyampaikan paparan dengan materi sebagai berikut :
a. Tujuan dan kepentingan
kepentinganpenyusunan KLHS RPJMD.
b. Tahapan
ahapan dalam penyusunan KLHS RPJMD
RPJMD.
3. Setelah paparan dari Tim Pembuat KLHS, acara dilanjutkan dengan kegiatan konfirmasi data
kepada masing-masing
masing OPD dan pihak Bank yang telah mengirimkan datanya. Kegiatan ini dibagi
menjadi 4 kelompok dan dilaksanakan sampai pada hari Kamis / 6 Mei 2021 dengan peserta
masing-masing
masing kelompok sebagai berikut :
Pembukaan
Konsinyering
Konsinyering
Konsinyering
Konsinyering
NOTULEN RAPAT
Kegiatan Rapat : 1. Pengantar Pelaksanaan Kegiatan dari Tim Pembuat KLHS RPJMD yang
disampaikan oleh Dr.Ardinis Arbain dan Dr.Mahdi.
2. Perumusan Arah Kebijakan dan Indikasi Program. Kegiatan ini dilanjutkan
sampai dengan hari Sabtu / 29 Mei 2021.
3. Presentasi Kepala OPD (Minggu, 30 Mei 2021).
4. Penutup.
Materi Rapat :
1. Kata Pembukaan
Acara rapat dibuka dan dipimpin oleh Bapak Ir.Rosben Aguswar,M.Si (Kepala Dinas Lingkungan
Hidup PRKP Kabupaten Pasaman).
2. Pembahasan
a. Arahan Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman
Meminta kepada semua peserta rapat untuk dapat mengikuti kegiatan rapat dari awal sampai
selesai dan dengan sungguh-sungguh dalam merumuskan arah kebijakan dan indikasi
program/indikator SDGs.
Untuk menjamin kualitas KLHS diperlukan adanya pengawasan secara internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjamin mutu
pelaksanaan KLHS sesuai dengan pedoman. Sedangkan pengawasan eksternal mengikuti
proses pengawasan dalam pelaksanaan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Pasaman Tahun 2021 – 2026 sebagaimana diatur oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam upaya untuk memastikan bahwa proses KLHS sudah
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme atau tahapannya, termasuk substansi hasil KLHS
telah direkomendasikan untuk menjamin pengintegrasian KLHS ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pasaman Tahun 2021 – 2026.
Penjaminan kualitas KLHS dilakukan dengan penilaian mandiri yang kriteria pokoknya
adalah sebagai berikut:
NO. NO. INDIKATOR INDIKATOR TPB CAPAIAN NO. MISI Integrasi dalam RPJMD Kabupaten Pasaman Tahun 2021-2026 Keterangan SPM JENIS URUSAN
DATA BUPATI (halaman dalam
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan dok RPJMD)
1 1.2.1* Persentase penduduk yang hidup di bawah SS 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat 1. Penyiapan basis data (sinkronisasi 1. Ketersediaan basis data terpadu II.41, IV.3,V.11 Cakupan jenis pelayanan sosial
garis kemiskinan nasional, menurut jenis sumber daya manusia kemiskinan data) kesejahteraan sosial Kabupaten VI.6 dasar SPM Sosial
kelamin dan kelompok umur. 2. Menurunkan Pemerlu Pelayanan Pasaman.
Kesejahteraan Sosial (PPKS) 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
3. Meningkatkan perlindungan sosial dasar masyarakat miskin
masyarakat miskin 3. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
4. Meningkatklan akses masyarakat pelayanan Pemerlu Pelayanan
miskin terhadap sumber daya produktif. Kesejahteraan Sosial (PPKS)
4. Peningkatan Pembinaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
2 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat Meningkatkan kualitas pelayanan dan Peningkatan kualitas Universal Health II.67, IV13, kesehatan
SJSN Bidang Kesehatan. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Coverage (UHC) V.3,VI.5
4 1.3.1.(c) Persentase penyandang disabilitas yang NA 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat 1. Penyiapan basis data (sinkronisasi 1. Ketersediaan basis data terpadu II.67, IV13, SOSIAL sosial
miskin dan rentan yang terpenuhi hak sumber daya manusia kemiskinan data) kesejahteraan sosial Kabupaten V.3,VI.5
dasarnya dan inklusivitas. 2. Menurunkan Pemerlu Pelayanan Pasaman.
Kesejahteraan Sosial (PPKS) 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
3. Meningkatkan perlindungan sosial dasar masyarakat miskin
masyarakat miskin 3. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
4. Meningkatklan akses masyarakat pelayanan Pemerlu Pelayanan
miskin terhadap sumber daya produktif. Kesejahteraan Sosial (PPKS)
4. Peningkatan Pembinaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
5 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang mendapatkan SB 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat 1. Penyiapan basis data (sinkronisasi 1. Ketersediaan basis data terpadu II.67, IV13, sosial
bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga sumber daya manusia kemiskinan data) kesejahteraan sosial Kabupaten V.3,VI.5
Harapan. 2. Menurunkan Pemerlu Pelayanan Pasaman.
Kesejahteraan Sosial (PPKS) 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
3. Meningkatkan perlindungan sosial dasar masyarakat miskin
masyarakat miskin 3. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
4. Meningkatklan akses masyarakat pelayanan Pemerlu Pelayanan
miskin terhadap sumber daya produktif. Kesejahteraan Sosial (PPKS)
4. Peningkatan Pembinaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
6 1.4.1.(a) Persentase perempuan pernah kawin umur SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.90, VI.5, VIII.12 KESEHATAN kesehatan
15-49 tahun yang proses melahirkan sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
terakhirnya di fasilitas kesehatan. 2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
1
7 1.4.1.(b) Persentase anak umur 12-23 bulan yang SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.62, IV.2-3,VI.2 KESEHATAN kesehatan
menerima imunisasi dasar lengkap. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
8 1.4.1.(c) Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi NA 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.90, VI.5, VIII.12 KESEHATAN kesehatan, PPKB
(CPR) semua cara pada Pasangan Usia sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus 2. Peningkatan sarana prasarana
kawin. kesehatan
9 1.4.1.(d) Persentase rumah tangga yang memiliki NA 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana II.69, IV.4-5,VI.9 PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
akses terhadap layanan sumber air minum kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar VIII.11 penataan ruang
layak dan berkelanjutan. Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
10 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang memiliki NA 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Meningkatkan
1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan SDMdan
sarana layanan dasar
prasarana II.77, IV.5, VI.9, PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
akses terhadap layanan sanitasi layak dan kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar VIII.6 penataan ruang
berkelanjutan. Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
11 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) SS 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas VI.3 PENDIDIKAN pendidikan
SD/MI/sederajat. sumber daya manusia pendidikan masyarakat pendidikan 1.Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
sarana prasarana pendidikan formal dan
non formal.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
4. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
12 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) SB 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas penempatan guru dan tenaga VI.3 PENDIDIKAN pendidikan
SMP/MTs/sederajat. sumber daya manusia pendidikan masyarakat pendidikan 1.Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
sarana prasarana pendidikan formal dan
non formal.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
4. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
13 1.4.1.(j) Persentase penduduk umur 0-17 tahun NA 6 Mewujudkan Reformasi Mewujudkan Birokrasi Optimalisasi pengelolaan informasi dan Peningkatan sarana dan prasarana II.88, VI.14, VIII.16 administrasi
dengan kepemilikan akta kelahiran. Birokrasi yang memiliki Pelayanan pelayanan publik. pelayanan publik kependudukan &
publik yang berkualitas catatan sipil
14 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga miskin dan rentan NA energi & sumber daya
yang sumber penerangan utamanya listrik - - - - - - mineral
baik dari PLN dan bukan PLN.
2
15 1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, dan SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
terkena dampak bencana per 100.000 orang. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan kualitas sarana dan KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar prasarana kebencanaan DAN PERLINDUNGAN perlindungan
3. Meningkatkan kualitas SDM MASYARAKAT masyarakat
kebencanaan
4. Meningkatkan koordinasi
penanganan dan penanggulangan
bencana lintas sektor
16 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
bencana daerah. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan koordinasi KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar penanganan dan penanggulangan DAN PERLINDUNGAN perlindungan
bencana lintas sektor MASYARAKAT masyarakat
17 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban SB 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat II.18, IV.3, VI.6 SOSIAL sosial, trantiblinmas
bencana sosial. sumber daya manusia kemiskinan 1. Menurunkan Pemerlu Pelayanan 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
Kesejahteraan Sosial (PPKS) dasar masyarakat miskin
2. Meningkatkan perlindungan sosial 2. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
masyarakat miskin pelayanan Pemerlu Pelayanan
3. Meningkatklan akses masyarakat Kesejahteraan Sosial (PPKS)
miskin terhadap sumber daya produktif. 3. Peningkatan Pembinaan Potensi
18 1.5.1.(c) Pendampingan psikososial korban bencana SB 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat II.18, IV.3, VI.6 SOSIAL sosial
sosial. sumber daya manusia kemiskinan 1. Menurunkan Pemerlu Pelayanan 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
Kesejahteraan Sosial (PPKS) dasar masyarakat miskin
2. Meningkatkan perlindungan sosial 2. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
masyarakat miskin pelayanan Pemerlu Pelayanan
3. Meningkatklan akses masyarakat Kesejahteraan Sosial (PPKS)
miskin terhadap sumber daya produktif. 3. Peningkatan Pembinaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
19 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial SB 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas Menumbuhkembangkan layanan IV.4 PENDIDIKAN pendidikan
yang mendapat pendidikan layanan khusus. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan pendidikan khusus pada satuan
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana) 2. Meningkatkan pemerataan pendidikan pendidikan di daerah rawan bencana;
20 1.5.1.(e) Indeks risiko bencana pada pusat-pusat NA 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
pertumbuhan yang berisiko tinggi. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan koordinasi KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar penanganan dan penanggulangan DAN PERLINDUNGAN perlindungan
bencana lintas sektor MASYARAKAT masyarakat
21 1.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat NA 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 ketenteraman,
bencana. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan kualitas sarana dan ketertiban umum, &
Layanan Dasar prasarana kebencanaan perlindungan
3. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat
kebencanaan
4. Meningkatkan koordinasi
penanganan dan penanggulangan
bencana lintas sektor
22 1.5.3* Dokumen strategi pengurangan risiko SS 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar DAN PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat
3
23 1.a.1* Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh SS 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat VI.6 sosial
pemerintah secara langsung untuk program sumber daya manusia kemiskinan 1. Menurunkan Pemerlu Pelayanan 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
pemberantasan kemiskinan. Kesejahteraan Sosial (PPKS) dasar masyarakat miskin
2. Meningkatkan perlindungan sosial 2. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
masyarakat miskin pelayanan Pemerlu Pelayanan
3. Meningkatklan akses masyarakat Kesejahteraan Sosial (PPKS)
miskin terhadap sumber daya produktif. 3. Peningkatan Pembinaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
24 1.a.2* Pengeluaran untuk layanan pokok SB sosial
(pendidikan, kesehatan dan perlindungan - - - - - -
sosial) sebagai persentase dari total belanja
pemerintah.
25 2.1.1* Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi SB pangan
Pangan (Prevalence of Undernourishment). - - - - - -
26 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat Meningkatkan kualitas pelayanan dan II.63, IV.9, VI.6, KESEHATAN kesehatan
pada anak balita. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Sinergitas dan intervensi penurunan VIII.10
27 2.1.2* Prevalensi penduduk dengan kerawanan SB stunting melalui peningkatan status gizi, pangan
pangan sedang atau berat, berdasarkan pada - - - - - -
Skala Pengalaman Kerawanan Pangan.
28 2.1.2.(a) Proporsi penduduk dengan asupan kalori SS pangan
- - - - - -
minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari.
29 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek dan sangat SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat Meningkatkan kualitas pelayanan dan II.64, IV2, KESEHATAN kesehatan
pendek) pada anak di bawah lima sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Sinergitas dan intervensi penurunan IV.13,VI.6, VIII.6
tahun/balita. stunting melalui peningkatan status gizi,
30 2.2.1.(a) Prevalensi stunting (pendek dan sangat SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat Meningkatkan kualitas pelayanan dan II.64, IV2, KESEHATAN kesehatan
pendek) pada anak di bawah dua sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Sinergitas dan intervensi penurunan IV.13,VI.6, VIII.6
tahun/baduta. stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
31 2.2.2* Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat Meningkatkan kualitas pelayanan dan II.63, IV.2, KESEHATAN kesehatan
badan) anak pada usia kurang dari 5 tahun, sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Sinergitas dan intervensi penurunan IV.13,VI.6, VIII.6
berdasarkan tipe. stunting melalui peningkatan status gizi,
32 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. SB 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.58, II.61,IV.2, KESEHATAN kesehatan
sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan VI.5
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
33 2.2.2.(b) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pola asuh dan bimbingan
1. Peningkatan pranikah
kualitas dan manajemen VI.5 KESEHATAN kesehatan
yang mendapatkan ASI eksklusif. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
4
34 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan SS 2 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya ketahanan 1. Peningkatan Produksi pertanian dan 1. Introduksi/penerapan benih unggul II.85, VI.11 pangan
oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) daerah pangan dan kesejahteraan Pengembangan Kawasan Sentra padi dan palawija untuk peingkatan
mencapai; dan tingkat konsumsi ikan. petani Komoditi Berbasis Keunggulan Lokal produksi
2. Meningkatkan pengembangan hilirasi 2. Optimalisasi sarana dan prasarana
produk pertanian dan perikanan untuk peningkatan produktifitas hasil
pertanian
3. Revitalisasi komoditas perkebunan
utama
4. Penerapan penyuluhan pertanian
berbasis penguatan sarana prasarana
pendukung
5. Penumbuhan kampung ternak intensif
terpadu ( Paten Terpadu)
6. Hilirisasi Produk Pertanian
7. Kawasan budidaya perikanan
terintegrasi
8. Peningkatan produksi dan
produktivitas perikanan
9. Hilirisasi produk perikanan
35 2.3.1* Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga NA 2 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya ketahanan 1. Peningkatan Produksi pertanian dan 1. Introduksi/penerapan benih unggul II. 100, VI.11 tenaga kerja
kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga daerah pangan dan kesejahteraan Pengembangan Kawasan Sentra padi dan palawija untuk peingkatan
kerja). petani Komoditi Berbasis Keunggulan Lokal produksi
2. Meningkatkan pengembangan hilirasi 2. Optimalisasi sarana dan prasarana
produk pertanian dan perikanan untuk peningkatan produktifitas hasil
pertanian
3. Revitalisasi komoditas perkebunan
utama
4. Penerapan penyuluhan pertanian
berbasis penguatan sarana prasarana
pendukung
5. Penumbuhan kampung ternak intensif
terpadu ( Paten Terpadu)
6. Hilirisasi Produk Pertanian
7. Kawasan budidaya perikanan
terintegrasi
8. Peningkatan produksi dan
produktivitas perikanan
9. Hilirisasi produk perikanan
36 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5 KESEHATAN kesehatan
sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
37 3.1.2* Proporsi perempuan pernah kawin umur 15- SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.58-59,VI.5,VIII.8 KESEHATAN kesehatan
49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. 2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
5
38 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah kawin umur SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.58-59,VI.5,VIII.8 KESEHATAN kesehatan
15-49 tahun yang proses melahirkan sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
terakhirnya di fasilitas kesehatan. 2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
39 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 SB 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5 KESEHATAN kesehatan
kelahiran hidup. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
40 3.2.2* Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 SB 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5 KESEHATAN kesehatan
kelahiran hidup. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
41 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.54, IV.2, VI.5, KESEHATAN kesehatan
kelahiran hidup. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan VIII.10
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
42 3.2.2.(b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai SB 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.62, IV.2-3,VI.2 KESEHATAN kesehatan
80% imunisasi dasar lengkap pada bayi. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
43 3.3.1.(a) Prevalensi HIV pada populasi dewasa. NA 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen IV.9,VI.5,VIII.9-10 KESEHATAN kesehatan
sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
6
44 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.65,VI.5,VIII.9 KESEHATAN kesehatan
penduduk. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
45 3.3.3* Kejadian Malaria per 1000 orang. SS - - - - - - kesehatan
46 3.3.3.(a) Jumlah kabupaten/kota (kecamatan) yang SS kesehatan
mencapai eliminasi malaria. - - - - - -
(jumlah kecamatan yang mencapai eliminasi
malaria)
47 3.3.4.(a) Persentase kabupaten/kota yang melakukan SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5,VIII.10 kesehatan
deteksi dini untuk infeksi Hepatitis B. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
(Nagari= 37) 2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
48 3.3.5* Jumlah orang yang memerlukan intervensi NA kesehatan
terhadap penyakit tropis yang terabaikan - - - - - -
(Filariasis dan Kusta).
49 3.3.5.(a) Jumlah provinsi (kecamatan) dengan SS kesehatan
- - - - - -
eliminasi Kusta.
50 3.3.5.(b) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi SS kesehatan
filariasis (berhasil lolos dalam survei penilaian - - - - - -
transmisi tahap I).
51 3.4.1.(a) Persentase merokok pada penduduk umur SB 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen IV.13,VI.5, VIII.10 kesehatan
≤18 tahun. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
52 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah tinggi. SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5,VIII.10 KESEHATAN kesehatan
sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
53 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada penduduk umur SB 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5, VIII.10 kesehatan
≥18 tahun. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
7
54 3.4.2* Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh SS kesehatan
- - - - - -
diri.
55 3.4.2.(a) Jumlah kabupaten/kota (Kelurahan) yang SS KESEHATAN kesehatan
memiliki puskesmas yang menyelenggarakan - - - - - -
upaya kesehatan jiwa.
56 3.5.1.(e) Prevalensi penyalahgunaan narkoba. SS - - - - - - kesehatan
57 3.5.2* Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh NA kesehatan
penduduk umur ≥ 15 tahun dalam satu tahun - - - - - -
terakhir.
58 3.7.1* Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 SB 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7 KESEHATAN kesehatan, PPKB
tahun) atau pasangannya yang memiliki sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
kebutuhan keluarga berencana dan KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
menggunakan alat kontrasepsi metode dalam pengendalian penduduk dan KB
modern. 3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
59 3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan metode SS 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7, VIII.17 KESEHATAN kesehatan, PPKB
kontrasepsi (CPR) semua cara pada sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
tahun yang berstatus kawin. dalam pengendalian penduduk dan KB
3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
60 3.7.1.(b) Angka penggunaan metode kontrasepsi SB 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7, VIII.17 KESEHATAN kesehatan, PPKB
jangka panjang (MKJP) cara modern. sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
dalam pengendalian penduduk dan KB
3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
8
61 3.7.2* Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 NA 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7, VIII.17 KESEHATAN kesehatan, PPKB
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR). sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
dalam pengendalian penduduk dan KB
3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
62 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). SB 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7, VIII.17 kesehatan, PPKB
sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
dalam pengendalian penduduk dan KB
3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
63 3.8.1.(a) Unmet need pelayanan kesehatan. NA 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7, VIII.17 kesehatan
sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
dalam pengendalian penduduk dan KB
3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
64 3.8.2* Jumlah penduduk yang dicakup asuransi SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1.Peningkatan kualitas Universal Health VI.5 kesehatan
kesehatan atau sistem kesehatan sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Coverage (UHC)
masyarakat per 1000 penduduk.
65 3.8.2.(a) SS SB - - - - - - kesehatan
66 3.9.3.(a) Proporsi kematian akibat keracunan. NA - - - - - - kesehatan
67 3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur NA 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen II.54, VI.5,VIII.10 kesehatan
≥15 tahun. sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
4. Sinergitas dan intervensi penurunan
stunting melalui peningkatan status gizi,
pola asuh dan bimbingan pranikah
9
68 3.b.1.(a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di SS KESEHATAN kesehatan
- - - - - -
Puskesmas.
69 3.c.1* Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan. SS 2 Meningkatkan pembangunan Mneingkatnya derajat 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Peningkatan kualitas dan manajemen VI.5 KESEHATAN kesehatan
sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan pelayanan kesehatan
2. Peningkatan sarana prasarana
kesehatan
3. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan
70 4.1.1* Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada NA 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 2. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 PENDIDIKAN pendidikan
kelas 4, (b) tingkat akhir SD/kelas 6, (c) Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
tingkat akhir SMP/kelas 9 yang mencapai 2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
standar kemampuan minimum dalam: (i) 3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
membaca, (ii) matematika. peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
5. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
6. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
71 4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi minimal B. SB Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 2. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 pendidikan
Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
5. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
6. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
72 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal SB Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 2. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 pendidikan
B. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
5. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
6. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
10
73 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SB 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 2. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 PENDIDIKAN pendidikan
SD/MI/sederajat. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
5. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
6. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
74 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 1.Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan II.VI.3 - VI.4, PENDIDIKAN pendidikan
SMP/MTs/sederajat. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 3. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
4. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
5. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
75 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 SB 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 1.Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 PENDIDIKAN pendidikan
tahun. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 3. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
4. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
5. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
76 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan SB 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas Meningkatkan layanan PAUD satu II.52, VI.3, VIII.7 PENDIDIKAN pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan tahun Pra SD;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan
3. Meningkatkan karakter dan integritas
peserta didik dengan melibatkan
ekosistem belajar.
11
77 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa dengan NA 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas Peningkatan kualitas dan kuantitas IV.13, VI.5, tenaga kerja
keterampilan teknologi informasi dan Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan media pembelajaran baik konvensional
komunikasi (TIK). 2. Meningkatkan pemerataan pendidikan maupun digital.
3. Meningkatkan karakter dan integritas
peserta didik dengan melibatkan
ekosistem belajar.
78 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 1. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 PENDIDIKAN pendidikan
perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/sederajat; Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
(2) SMP/MTs/sederajat; (3) 2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka 3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
Partisipasi Kasar (APK) perempuan/laki-laki peserta didik dengan melibatkan non formal.
di (4) Perguruan Tinggi. ekosistem belajar. 3. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
4. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
5.Optimalisasi penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan berberbasis
masyarakat (PKBM) dan Failitasi
Pendidikan Tinggi dengan Program
Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU);
6. Meningkatkan pemerataan
kesempatan belajar di perguruan tinggi
bagi masyarakat prasejahtera; 8.
Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
79 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 2. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan VI.3 - VI.4 PENDIDIKAN pendidikan
umur ≥15 tahun. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan fasilitasi pendidikan menengah;
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
3. Meningkatkan karakter dan integritas sarana prasarana pendidikan formal dan
peserta didik dengan melibatkan non formal.
ekosistem belajar. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan formal dan non formal;
5. Meningkatkan kualitas kompetensi,
profesionalisme, pengelolaan dan
penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
6. 7. Optimalisasi penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan berberbasis
masyarakat (PKBM) dan Failitasi
Pendidikan Tinggi dengan Program
Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU);
7. Meningkatkan kualitas implementasi
pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di satuan pendidikan;
8.
12
80 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara penduduk NA 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 1. Meningkatkan kemampuan literasi VI.4 PENDIDIKAN pendidikan
umur 15-24 tahun dan umur 15-59 tahun. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan dan numerasi dan budaya baca melalui
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan peningkatan kapasitas SDM, jangkauan
3. Meningkatkan karakter dan integritas dan ketersediaan sarana dan prasarana
peserta didik dengan melibatkan pendukung.
ekosistem belajar. 2. Meningkatkan kemampuan melek
aksara bagi penduduk umur 15 s.d. 59
tahun;
81 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas VI.3 PENDIDIKAN pendidikan
(b) internet untuk tujuan pengajaran, (c) Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan sarana prasarana pendidikan formal dan
komputer untuk tujuan pengajaran, (d) 2. Meningkatkan pemerataan pendidikan non formal.
infrastruktur dan materi memadai bagi siswa 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran
disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas pada pendidikan formal dan non formal;
sanitasi dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas
cuci tangan (terdiri air, sanitasi, dan higienis
bagi semua (WASH).
82 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya tingkat 1. Meningkatkan mutu dan kualitas Meningkatkan kualitas kompetensi, IV.VI.3, VIII.8 PENDIDIKAN pendidikan
dan PLB yang bersertifikat pendidik. Sumber Daya Manusia pendidikan masyarakat pendidikan profesionalisme, pengelolaan dan
2. Meningkatkan pemerataan pendidikan penempatan guru dan tenaga
kependidikan formal dan non formal
yang merata;
83 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender SB 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kesetaraan gender Peningkatan kebijakan pembangunan II. 83,IV.3, pemberdayaan
mendukung pemberdayaan perempuan. Sumber Daya Manusia Kependudukan perlindungan hak peremouan dan perspektif gender, pemberdayaan VI.7,VIII.15 perempuan &
perlindungan anak perempuan, perlindungan perempuan perlindungan anak
dan anak
84 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa dan anak NA 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kesetaraan gender 1. Meningkatkan pemenuhan hak anak II.84, IV. pemberdayaan
perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami Sumber Daya Manusia Kependudukan perlindungan hak peremouan dan 2. Meningkatkan perlindungan khusus 3VI.8,VIII.15 perempuan &
kekerasan (fisik, seksual, atau emosional) perlindungan anak anak perlindungan anak
oleh pasangan atau mantan pasangan dalam 3. Meningkatkan penguatan dan
12 bulan terakhir. pengembangan lembaga penyedia
layanan pemberdayaan perempuan,
perlindungan perempuan dan anak
85 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kesetaraan gender 1. Meningkatkan pemenuhan hak anak II.84, IV. pemberdayaan
perempuan. Sumber Daya Manusia Kependudukan perlindungan hak peremouan dan 2. Meningkatkan perlindungan khusus 3VI.8,VIII.15 perempuan &
perlindungan anak anak perlindungan anak
3. Meningkatkan penguatan dan
pengembangan lembaga penyedia
layanan pemberdayaan perempuan,
perlindungan perempuan dan anak
86 5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kesetaraan gender 1. Meningkatkan pemenuhan hak anak II.84, IV. pemberdayaan
perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami Sumber Daya Manusia Kependudukan perlindungan hak peremouan dan 2. Meningkatkan perlindungan khusus 3VI.8,VIII.15 perempuan &
kekerasan seksual oleh orang lain selain perlindungan anak anak perlindungan anak
pasangan dalam 12 bulan terakhir. 3. Meningkatkan penguatan dan
pengembangan lembaga penyedia
layanan pemberdayaan perempuan,
perlindungan perempuan dan anak
87 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan terhadap SS 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kesetaraan gender 1. Meningkatkan pemenuhan hak anak II.84, IV. pemberdayaan
perempuan yang mendapat layanan Sumber Daya Manusia Kependudukan perlindungan hak peremouan dan 2. Meningkatkan perlindungan khusus 3VI.8,VIII.15 perempuan &
komprehensif. perlindungan anak anak perlindungan anak
3. Meningkatkan penguatan dan
pengembangan lembaga penyedia
layanan pemberdayaan perempuan,
perlindungan perempuan dan anak
13
88 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang SB pemberdayaan
berstatus kawin atau berstatus hidup - - - - - - perempuan &
bersama sebelum umur 15 tahun dan perlindungan anak
sebelum umur 18 tahun.
89 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama perempuan NA pemberdayaan
pernah kawin umur 25-49 tahun. - - - - - - perempuan &
perlindungan anak
90 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 SB PPKB
- - - - - -
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR).
91 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di SB 2 Meningkatkan Pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan kesetaraan gender VI. 8VIII.15 pemberdayaan
parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan Sumber Daya Manusia Kependudukan perlindungan hak peremouan dan perempuan &
pemerintah daerah. perlindungan anak perlindungan anak
92 5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi SB pemberdayaan
managerial. - - - - - - perempuan &
perlindungan anak
93 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang NA pemberdayaan
membuat keputusan sendiri terkait hubungan perempuan &
seksual, penggunaan kontrasepsi, dan - - - - - - perlindungan anak,
layanan kesehatan reproduksi. PPKB
94 5.6.1.(a) Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga SB 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga 1. Peningkatan pelayanan keluarga VI.7, VIII.17 kesehatan, PPKB
Berencana/KB yang tidak terpenuhi). sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan Berencana dan kesehatan reproduksi
KKBPK 2. Peningkatan kebijakan dan layanan
dalam pengendalian penduduk dan KB
3. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
4. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
95 5.6.1.(b) Pengetahuan dan pemahaman Pasangan NA 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya Kualitas Meningkatkan pembangunan keluarga VI.7, VIII.17 kesehatan, PPKB
Usia Subur (PUS) tentang metode sumber daya manusia Kependudukan melalui penguatan kelembagaan dan 1. Peningkatan fungsi dan peran, serta
kontrasepsi modern. KKBPK kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja dalam Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK KRR)
2. Peningkatan penyuluhan dan
pengembangan fungsi dan peran
kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan
Bina Keluarga Lansia (BKL)
96 5.b.1* Proporsi individu yang menguasai/memiliki SS komunikasi &
- - - - - -
telepon genggam. informatika
97 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang memiliki SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana II.69, IV.4-5,VI.9 PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
akses terhadap layanan sumber air minum kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar VIII.11 penataan ruang
layak. Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
14
98 6.1.1.(b) Kapasitas prasarana air baku untuk melayani SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana II.69, IV.4-5,VI.9 PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
rumah tangga, perkotaan dan industri, serta kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar VIII.11 penataan ruang
penyediaan air baku untuk pulau-pulau. Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
99 6.1.1.(c) Proporsi populasi yang memiliki akses SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana II.69, IV.4-5,VI.9 PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
layanan sumber air minum aman dan kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar VIII.11 penataan ruang
berkelanjutan. Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
100 6.2.1.(a) Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci NA pekerjaan umum &
- - - - - -
tangan dengan sabun dan air. penataan ruang
101 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang memiliki SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana II.69, IV.4-5,VI.9 PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
akses terhadap layanan sanitasi layak. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar VIII.11 penataan ruang
Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
102 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan SS pekerjaan umum &
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). - - - - - - penataan ruang
103 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan yang Open SS 2 Meningkatkan pembangunan Meningkatnya derajat Meningkatkan kualitas pelayanan dan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan VI.5 pekerjaan umum &
Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air sumber daya manusia kesehatan masyarakat jaminan kesehatan Sehat (PHBS) penataan ruang
Besar Sembarangan (SBS).
104 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang terbangun SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana VI.9 PEKERJAAN UMUM pekerjaan umum &
infrastruktur air limbah dengan sistem kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar penataan ruang
terpusat skala kota, kawasan dan komunal. Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
105 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana VI.9 pekerjaan umum &
pengelolaan air limbah terpusat. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar penataan ruang
Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
106 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana VI.9 pekerjaan umum &
kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar penataan ruang
dan dilakukan pembangunan Instalasi Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
15
107 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 1. Meningkatkan ketersediaan fasilitas Meningkatkan sarana dan prasarana VI.9 pekerjaan umum &
pengelolaan lumpur tinja. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal layanan dasar pelayanan dasar penataan ruang
Layanan Dasar 2. Meningkatkan kualitas layanan dasar 2. Meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana layanan dasar
3. Meningkatkan SDM layanan dasar
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap layanan dasar
108 6.3.2.(a) Kualitas air danau. BK - - - - - - lingkungan hidup
109 6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. SB 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Optimalisasi pengelolaan sumberdaya 1.Mengoptimalkan ketersediaan air II.73, IV.4, VI.10 lingkungan hidup
pemerataan infrastruktur infrastruktur air dan irigasi 2. Peningkatan kualitas dan
ketersediaan jaringan irigasi
3. Peningkatan pengelolaan irigasi
110 6.4.1.(b) Insentif penghematan air SB 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Optimalisasi pengelolaan sumberdaya 1.Mengoptimalkan ketersediaan air II.73, IV.4, VI.10 lingkungan hidup
pertanian/perkebunan dan industri. pemerataan infrastruktur infrastruktur air dan irigasi 2. Peningkatan kualitas dan
ketersediaan jaringan irigasi
3. Peningkatan pengelolaan irigasi
partisipatif
111 6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran SB 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Peningkatan kesesuaian rencana II.73, IV.4, VI.10 kehutanan,
Sungai Terpadu (RPDAST) yang pemerataan infrastruktur infrastruktur pembangunan dengan tata ruang tata ruang
diinternalisasi ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
112 6.5.1.(c) Jumlah jaringan informasi sumber daya air SB 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Optimalisasi pengelolaan sumberdaya 1.Mengoptimalkan ketersediaan air II.73, IV.4, VI.10 pekerjaan umum &
yang dibentuk. pemerataan infrastruktur infrastruktur air dan irigasi 2. Peningkatan kualitas dan penataan ruang
ketersediaan jaringan irigasi
3. Peningkatan pengelolaan irigasi
partisipatif
113 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki NA 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Optimalisasi pengelolaan sumberdaya 1.Mengoptimalkan ketersediaan air II.73, IV.4, VI.10 kehutanan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pemerataan infrastruktur infrastruktur air dan irigasi 2. Peningkatan kualitas dan
daerah tangkapan sungai dan danau. ketersediaan jaringan irigasi
3. Peningkatan pengelolaan irigasi
partisipatif
114 6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber NA 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Optimalisasi pengelolaan sumberdaya 1.Mengoptimalkan ketersediaan air II.73, IV.4, VI.10 lingkungan hidup
daya air. pemerataan infrastruktur infrastruktur air dan irigasi 2. Peningkatan kualitas dan
ketersediaan jaringan irigasi
3. Peningkatan pengelolaan irigasi
partisipatif
16
117 8.1.1* Laju pertumbuhan PDB per kapita. SB 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya ketahanan 1. Peningkatan Produksi pertanian dan 1. Introduksi/penerapan benih unggul II. 34-II.40, statistik
daerah pangan dan kesejahteraan Pengembangan Kawasan Sentra padi dan palawija untuk peingkatan IV.6,IV.15,-VI.11-
petani Komoditi Berbasis Keunggulan Lokal produksi VI.12
2. Meningkatkan pengembangan hilirasi 2. Optimalisasi sarana dan prasarana
produk pertanian dan perikanan untuk peningkatan produktifitas hasil
3. Pengembangan Usaha dan pertanian
penguatan modal serta peningkatan 3. Revitalisasi komoditas perkebunan
kualitas dan perluasan jaringan utama
pemasaran 4. Penerapan penyuluhan pertanian
berbasis penguatan sarana prasarana
pendukung
5. Penumbuhan kampung ternak intensif
terpadu ( Paten Terpadu)
6. Hilirisasi Produk Pertanian
7. Kawasan budidaya perikanan
terintegrasi
8. Peningkatan produksi dan
produktivitas perikanan
9. Hilirisasi produk perikanan
Meningkatnya Menciptakan pelaku industri dan 1. Revitalisasi dan modernisasi pasar VI.12
pertumbuhan sektor perdagangan yang berdaya saing rakyat
industri dan perdagangan 2. Meningkatan daya saing dan produk
yang berdaya saing industri dan perdagangan
3. Meningkatan manajemen usaha,
akses usaha, inovasi produk, kualitas
hasil produk dan pemasaran hasil
produk usaha mikro
4. Penumbuhan dan Pengembangan
industri mikro kecil berbasis sumber
daya lokal
Meningkatnya 1. Mengembangkan objek daya tarik 1. Menjadikan Bonjol sebagai kawasan VI.12 - VI.13
pengembangan pariwisata wisata dan promosi wisata wisata terpadu berskala nasional.
dan Usaha Mikro 2. Optimalisasi sumberdaya lokal untuk 2. Pengembangan wisata lokal
meningkatkan ekonomi kreatif sektor 3. Peningkatan manajemen dan
pariwisata pelayanan sektor pariwisata.
3. Peningkatan pengelolaan pariwisata 4. Memberdayakan potensi dan
4. Peningkatan pertumbuhan usaha kapasitas masyarakat lokal dalam
berbasis teknologi dan diversifikasi pengembangan Kepariwisataan
produk 5. Meningkatkan SDM pelaku Pariwisata
5. Optimalisasi fungsi pasar dan dan Kelompok Sadar Wisata
koperasi 6. Meningkatkan integrasi pariwisata
6. Penguatan kelembagaan dan dan ekonomi kreatif
permodalan usaha mikro berbasis 7. Meningkatkan sinergi promosi
kewirausahaan investasi di bidang pariwisata dengan
7. Peningkatan peran BUMNag dalam sektor terkait di dalam dan luar negeri
mendorong perekonomian nagari 8. Meningkatkan pemasaran dan
promosi pariwisata berbasis digital
9. Meningkatkan sarana dan prasarana
kepariwisataan.
10. Pengembangan ekonomi kreatif
11. Menciptakan wirausaha muda
mandiri
12. Produk usaha mikro yang berdaya
saing dan perluasan pemasaran
13. Menciptakan produk unggulan
sebagai brand Kabupaten Pasaman
17
Meningkatnya nilai Meningkatkan kualitas layanan 1. Menciptakan Kemudahan iklim VI.13
berinvesatasi berinvestasi berinvestasi
2. Meningkatkan fasilitasi Investasi
3. Meningkatkan Layanan Investasi
Berbasis Teknologi Informasi
4. Meningkatkan kualitas layanan
pengaduan investasi
118 8.1.1.(a) PDB per kapita. SB 2 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya ketahanan 1. Peningkatan Produksi pertanian dan 1. Introduksi/penerapan benih unggul II.43-46, IV.6 statistik
daerah pangan dan kesejahteraan Pengembangan Kawasan Sentra padi dan palawija untuk peingkatan
petani Komoditi Berbasis Keunggulan Lokal produksi
2. Meningkatkan pengembangan hilirasi 2. Optimalisasi sarana dan prasarana
produk pertanian dan perikanan untuk peningkatan produktifitas hasil
3. Pengembangan Usaha dan pertanian
penguatan modal serta peningkatan 3. Revitalisasi komoditas perkebunan
kualitas dan perluasan jaringan utama
pemasaran 4. Penerapan penyuluhan pertanian
berbasis penguatan sarana prasarana
pendukung
5. Penumbuhan kampung ternak intensif
terpadu ( Paten Terpadu)
6. Hilirisasi Produk Pertanian
7. Kawasan budidaya perikanan
terintegrasi
8. Peningkatan produksi dan
produktivitas perikanan
9. Hilirisasi produk perikanan
Meningkatnya Menciptakan pelaku industri dan 1. Revitalisasi dan modernisasi pasar VI.12
pertumbuhan sektor perdagangan yang berdaya saing rakyat
industri dan perdagangan 2. Meningkatan daya saing dan produk
yang berdaya saing industri dan perdagangan
3. Meningkatan manajemen usaha,
akses usaha, inovasi produk, kualitas
hasil produk dan pemasaran hasil
produk usaha mikro
4. Penumbuhan dan Pengembangan
industri mikro kecil berbasis sumber
daya lokal
18
Meningkatnya 1. Mengembangkan objek daya tarik 1. Menjadikan Bonjol sebagai kawasan VI.12 - VI.13
pengembangan pariwisata wisata dan promosi wisata wisata terpadu berskala nasional.
dan Usaha Mikro 2. Optimalisasi sumberdaya lokal untuk 2. Pengembangan wisata lokal
meningkatkan ekonomi kreatif sektor 3. Peningkatan manajemen dan
pariwisata pelayanan sektor pariwisata.
3. Peningkatan pengelolaan pariwisata 4. Memberdayakan potensi dan
4. Peningkatan pertumbuhan usaha kapasitas masyarakat lokal dalam
berbasis teknologi dan diversifikasi pengembangan Kepariwisataan
produk 5. Meningkatkan SDM pelaku Pariwisata
5. Optimalisasi fungsi pasar dan dan Kelompok Sadar Wisata
koperasi 6. Meningkatkan integrasi pariwisata
6. Penguatan kelembagaan dan dan ekonomi kreatif
permodalan usaha mikro berbasis 7. Meningkatkan sinergi promosi
kewirausahaan investasi di bidang pariwisata dengan
7. Peningkatan peran BUMNag dalam sektor terkait di dalam dan luar negeri
mendorong perekonomian nagari 8. Meningkatkan pemasaran dan
promosi pariwisata berbasis digital
9. Meningkatkan sarana dan prasarana
kepariwisataan.
10. Pengembangan ekonomi kreatif
11. Menciptakan wirausaha muda
mandiri
12. Produk usaha mikro yang berdaya
saing dan perluasan pemasaran
13. Menciptakan produk unggulan
sebagai brand Kabupaten Pasaman
Meningkatnya nilai Meningkatkan kualitas layanan 1. Menciptakan Kemudahan iklim VI.13
berinvesatasi berinvestasi berinvestasi
2. Meningkatkan fasilitasi Investasi
3. Meningkatkan Layanan Investasi
Berbasis Teknologi Informasi
4. Meningkatkan kualitas layanan
pengaduan investasi
119 8.2.1* Laju pertumbuhan PDB per tenaga SS tenaga kerja
kerja/Tingkat pertumbuhan PDB riil per orang - - - - - -
bekerja per tahun.
120 8.3.1* Proporsi lapangan kerja informal sektor non- NA tenaga kerja
- - - - - -
pertanian, berdasarkan jenis kelamin.
121 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. SB - - - - - - tenaga kerja
122 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal sektor SB tenaga kerja
- - - - - -
pertanian.
123 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, NA 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Menciptakan wirausaha muda mandiri VI.13 koperasi, usaha kecil,
Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan. daerah pengembangan pariwisata 1. Penguatan kelembagaan dan 2. Produk usaha mikro yang berdaya & menengah
dan Usaha Mikro permodalan usaha mikro berbasis saing dan perluasan pemasaran
kewirausahaan 3. Menciptakan produk unggulan
7. Peningkatan peran BUMNag dalam sebagai brand Kabupaten Pasaman
mendorong perekonomian nagari
19
126 8.5.2.(a) Tingkat setengah pengangguran. SS 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat Meningkatkan kualitas tenaga kerja 1. Peningkatan pelayanan dan VI.6 tenaga kerja
sumber daya manusia pengangguran kompetensi tenaga kerja.
2. Peningkatan sarana dan prasarana
latihan kerja
127 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 tahun) yang NA 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat Meningkatkan kualitas tenaga kerja 1. Peningkatan pelayanan dan VI.6 tenaga kerja
sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti sumber daya manusia pengangguran kompetensi tenaga kerja.
pelatihan (NEET). 2. Peningkatan sarana dan prasarana
latihan kerja
128 8.9.1* Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDB. NA 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Mengembangkan objek daya tarik 1. Menjadikan Bonjol sebagai kawasan IV.14,VI.12,VIII.21 pariwisata
daerah pengembangan pariwisata wisata dan promosi wisata wisata terpadu berskala nasional.
dan Usaha Mikro 2. Optimalisasi sumberdaya lokal untuk 2. Pengembangan wisata lokal
meningkatkan ekonomi kreatif sektor 3. Peningkatan manajemen dan
pariwisata pelayanan sektor pariwisata.
3. Peningkatan pengelolaan pariwisata 4. Memberdayakan potensi dan
kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan
5. Meningkatkan SDM pelaku Pariwisata
dan Kelompok Sadar Wisata
6. Meningkatkan integrasi pariwisata
dan ekonomi kreatif
7. Meningkatkan sinergi promosi
investasi di bidang pariwisata dengan
sektor terkait di dalam dan luar negeri
8. Meningkatkan pemasaran dan
promosi pariwisata berbasis digital
9. Meningkatkan sarana dan prasarana
kepariwisataan.
10. Pengembangan ekonomi kreatif
129 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara. SB 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Mengembangkan objek daya tarik 1. Menjadikan Bonjol sebagai kawasan IV.14,VI.12,VIII.21 pariwisata
daerah pengembangan pariwisata wisata dan promosi wisata wisata terpadu berskala nasional.
dan Usaha Mikro 2. Optimalisasi sumberdaya lokal untuk 2. Pengembangan wisata lokal
meningkatkan ekonomi kreatif sektor 3. Peningkatan manajemen dan
pariwisata pelayanan sektor pariwisata.
3. Peningkatan pengelolaan pariwisata 4. Memberdayakan potensi dan
kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan
5. Meningkatkan SDM pelaku Pariwisata
dan Kelompok Sadar Wisata
6. Meningkatkan integrasi pariwisata
dan ekonomi kreatif
7. Meningkatkan sinergi promosi
investasi di bidang pariwisata dengan
sektor terkait di dalam dan luar negeri
8. Meningkatkan pemasaran dan
promosi pariwisata berbasis digital
9. Meningkatkan sarana dan prasarana
kepariwisataan.
10. Pengembangan ekonomi kreatif
20
130 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. SB 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Mengembangkan objek daya tarik 1. Menjadikan Bonjol sebagai kawasan IV.14,VI.12,VIII.21 pariwisata
daerah pengembangan pariwisata wisata dan promosi wisata wisata terpadu berskala nasional.
dan Usaha Mikro 2. Optimalisasi sumberdaya lokal untuk 2. Pengembangan wisata lokal
meningkatkan ekonomi kreatif sektor 3. Peningkatan manajemen dan
pariwisata pelayanan sektor pariwisata.
3. Peningkatan pengelolaan pariwisata 4. Memberdayakan potensi dan
kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan
5. Meningkatkan SDM pelaku Pariwisata
dan Kelompok Sadar Wisata
6. Meningkatkan integrasi pariwisata
dan ekonomi kreatif
7. Meningkatkan sinergi promosi
investasi di bidang pariwisata dengan
sektor terkait di dalam dan luar negeri
8. Meningkatkan pemasaran dan
promosi pariwisata berbasis digital
9. Meningkatkan sarana dan prasarana
kepariwisataan.
10. Pengembangan ekonomi kreatif
131 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor pariwisata. NA 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Mengembangkan objek daya tarik 1. Menjadikan Bonjol sebagai kawasan IV.14,VI.12,VIII.21 pariwisata
daerah pengembangan pariwisata wisata dan promosi wisata wisata terpadu berskala nasional.
dan Usaha Mikro 2. Optimalisasi sumberdaya lokal untuk 2. Pengembangan wisata lokal
meningkatkan ekonomi kreatif sektor 3. Peningkatan manajemen dan
pariwisata pelayanan sektor pariwisata.
3. Peningkatan pengelolaan pariwisata 4. Memberdayakan potensi dan
kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan
5. Meningkatkan SDM pelaku Pariwisata
dan Kelompok Sadar Wisata
6. Meningkatkan integrasi pariwisata
dan ekonomi kreatif
7. Meningkatkan sinergi promosi
investasi di bidang pariwisata dengan
sektor terkait di dalam dan luar negeri
8. Meningkatkan pemasaran dan
promosi pariwisata berbasis digital
9. Meningkatkan sarana dan prasarana
kepariwisataan.
10. Pengembangan ekonomi kreatif
132 8.9.2* Jumlah pekerja pada industri pariwisata SB tenaga kerja
- - - - - -
dalam proporsi terhadap total pekerja.
133 8.10.1* Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 SB penanaman modal
- - - - - -
penduduk dewasa
134 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank SB penanaman modal
- - - - - -
Umum).
135 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. SS 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Menciptakan wirausaha muda mandiri VI.13 koperasi, usaha kecil,
daerah pengembangan pariwisata 1. Penguatan kelembagaan dan 2. Produk usaha mikro yang berdaya & menengah
dan Usaha Mikro permodalan usaha mikro berbasis saing dan perluasan pemasaran
kewirausahaan 3. Menciptakan produk unggulan
7. Peningkatan peran BUMNag dalam sebagai brand Kabupaten Pasaman
mendorong perekonomian nagari
21
140 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor industri NA 5 Meningkatkan perekonomian Menciptakan pelaku Menciptakan pelaku industri dan 1. Revitalisasi dan modernisasi pasar II.106, perindustrian
manufaktur terhadap PDB dan per kapita. daerah industri dan perdagangan perdagangan yang berdaya saing rakyat IV.6VI.13,VIII.23
yang berdaya saing 2. Meningkatan daya saing dan produk
industri dan perdagangan
3. Meningkatan manajemen usaha,
akses usaha, inovasi produk, kualitas
hasil produk dan pemasaran hasil
produk usaha mikro
4. Penumbuhan dan Pengembangan
industri mikro kecil berbasis sumber
daya lokal
141 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. NA 5 Meningkatkan perekonomian Menciptakan pelaku Menciptakan pelaku industri dan 1. Revitalisasi dan modernisasi pasar II.106, perindustrian
daerah industri dan perdagangan perdagangan yang berdaya saing rakyat IV.6VI.13,VIII.23
yang berdaya saing 2. Meningkatan daya saing dan produk
industri dan perdagangan
3. Meningkatan manajemen usaha,
akses usaha, inovasi produk, kualitas
hasil produk dan pemasaran hasil
produk usaha mikro
4. Penumbuhan dan Pengembangan
industri mikro kecil berbasis sumber
daya lokal
142 9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri SB 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Menciptakan wirausaha muda mandiri VI.12 tenaga kerja
manufaktur. daerah pengembangan pariwisata 1. Penguatan kelembagaan dan 2. Produk usaha mikro yang berdaya
dan Usaha Mikro permodalan usaha mikro berbasis saing dan perluasan pemasaran
kewirausahaan 3. Menciptakan produk unggulan
7. Peningkatan peran BUMNag dalam sebagai brand Kabupaten Pasaman
mendorong perekonomian nagari
143 9.3.1* Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap NA 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Menciptakan wirausaha muda mandiri VI.12 perindustrian
total nilai tambah industri. daerah pengembangan pariwisata 1. Penguatan kelembagaan dan 2. Produk usaha mikro yang berdaya
dan Usaha Mikro permodalan usaha mikro berbasis saing dan perluasan pemasaran
kewirausahaan 3. Menciptakan produk unggulan
7. Peningkatan peran BUMNag dalam sebagai brand Kabupaten Pasaman
mendorong perekonomian nagari
144 9.3.2* Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau NA 5 Meningkatkan perekonomian Meningkatnya 1. Menciptakan wirausaha muda mandiri VI.12 perindustrian
kredit. daerah pengembangan pariwisata 1. Penguatan kelembagaan dan 2. Produk usaha mikro yang berdaya
dan Usaha Mikro permodalan usaha mikro berbasis saing dan perluasan pemasaran
kewirausahaan 3. Menciptakan produk unggulan
2. Peningkatan peran BUMNag dalam sebagai brand Kabupaten Pasaman
mendorong perekonomian nagari
145 9.5.1* Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap SB 6 Mewujudkan Reformasi Mewujudkan Birokrasi Peningkatan inovasi daerah Optimalisasi pengelolaan inovasi daerah II.111,VI.14,VIII.26 pendidikan
PDB. Birokrasi yang memiliki Pelayanan
publik yang berkualitas
146 9.c.1* Proporsi penduduk yang terlayani mobile NA komunikasi &
- - - - - -
broadband. informatika
22
147 9.c.1.(a) Proporsi individu yang menguasai/memiliki SS 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Meningkatkan pemanfaatan teknologi 1. Meningkatkan kapasitas jaringan intra VI.10 komunikasi &
telepon genggam pemerataan infrastruktur infrastruktur dan informatika Pemerintah Daerah informatika
2. Membangun jaringan intra Pemerintah
Daerah sampai ke Daerah yang belum
terjangkau oleh akses jaringan
telekomunikasi
3. Meningkatkan koordinasi dan
komunikasi dengan semua pihak yang
terkait dengan penyediaan infrastuktur
jaringan telekomunikasi
148 9.c.1.(b) Proporsi individu yang menggunakan internet SS 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya aksesibilitas Meningkatkan pemanfaatan teknologi 1. Meningkatkan kapasitas jaringan intra VI.10 komunikasi &
pemerataan infrastruktur infrastruktur dan informatika Pemerintah Daerah informatika
2. Membangun jaringan intra Pemerintah
Daerah sampai ke Daerah yang belum
terjangkau oleh akses jaringan
telekomunikasi
3. Meningkatkan koordinasi dan
komunikasi dengan semua pihak yang
terkait dengan penyediaan infrastuktur
jaringan telekomunikasi
149 10.1.1* Koefisien Gini. SS 2,3,4 II.40, VIII.6 sosial
150 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang hidup di bawah SS 2 Meningkatkan pembangunan Menurunnya tingkat 1. Penyiapan basis data (sinkronisasi 1. Ketersediaan basis data terpadu II.41, IV.3,V.11 sosial
garis kemiskinan nasional, menurut jenis sumber daya manusia kemiskinan data) kesejahteraan sosial Kabupaten VI.6
kelamin dan kelompok umur. 2. Menurunkan Pemerlu Pelayanan Pasaman.
Kesejahteraan Sosial (PPKS) 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
3. Meningkatkan perlindungan sosial dasar masyarakat miskin
masyarakat miskin 3. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
4. Meningkatklan akses masyarakat pelayanan Pemerlu Pelayanan
miskin terhadap sumber daya produktif. Kesejahteraan Sosial (PPKS)
4. Peningkatan Pembinaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
151 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. SS pemberdayaan
- - - - - -
masyarakat & desa
152 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. SS Pemberdayaan
- - - - - -
masyarakat & desa
153 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. SB pemberdayaan
- - - - - -
masyarakat & desa
154 10.1.1.(e) Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah BK pemberdayaan
- - - - - -
tertinggal. masyarakat & desa
155 10.1.1.(f) Persentase penduduk miskin di daerah BK sosial
- - - - - -
tertinggal.
156 10.2.1* Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 NA sosial
persen dari median pendapatan, menurut - - - - - -
jenis kelamin dan penyandang difabilitas.
23
161 11.1.1.(b) Jumlah kawasan perkotaan metropolitan BK pekerjaan umum &
yang terpenuhi standar pelayanan perkotaan - - - - - - penataan ruang
(SPP).
162 11.3.1.(b) Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa BK pekerjaan umum &
- - - - - -
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). penataan ruang
163 11.3.2.(b) Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. SB pekerjaan umum &
- - - - - -
penataan ruang
164 11.4.1.(a) Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan SS pekerjaan umum &
metropolitan, kota besar, kota sedang dan - - - - - - penataan ruang
kota kecil.
165 11.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
dampak bencana per 100.000 orang. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan kualitas sarana dan KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar prasarana kebencanaan DAN PERLINDUNGAN perlindungan
3. Meningkatkan kualitas SDM MASYARAKAT masyarakat
kebencanaan
4. Meningkatkan koordinasi
penanganan dan penanggulangan
bencana lintas sektor
166 11.5.1.(a) Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan kualitas sarana dan KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar prasarana kebencanaan DAN PERLINDUNGAN perlindungan
3. Meningkatkan kualitas SDM MASYARAKAT masyarakat
kebencanaan
4. Meningkatkan koordinasi
penanganan dan penanggulangan
bencana lintas sektor
167 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan SS KETENTERAMAN, ketenteraman,
iklim serta kebencanaan. - - - - - - KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
DAN PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat
168 11.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat SB 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 ketenteraman,
bencana. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan kualitas sarana dan ketertiban umum, &
Layanan Dasar prasarana kebencanaan perlindungan
3. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat
kebencanaan
4. Meningkatkan koordinasi
penanganan dan penanggulangan
bencana lintas sektor
169 11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan yang SS lingkungan hidup
- - - - - -
tertangani.
170 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan BK lingkungan hidup
menerapkan green waste di kawasan - - - - - -
perkotaan metropolitan.
171 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang BK pekerjaan umum &
terbuka hijau di kawasan perkotaan - - - - - - penataan ruang
metropolitan dan kota sedang.
172 11.b.2* Dokumen strategi pengurangan risiko SS 3 Meningkatnya kualitas dan Tercapainya Standar 3. Mempersiapkan Pasaman sebagai 1. Meningkatkan mitigasi bencana VI.9 KETENTERAMAN, ketenteraman,
bencana (PRB) tingkat daerah. kuantitas layanan dasar Pelayanan Minimal daerah tanggap bencana 2. Meningkatkan kualitas sarana dan KETERTIBAN UMUM, ketertiban umum, &
Layanan Dasar prasarana kebencanaan DAN PERLINDUNGAN perlindungan
3. Meningkatkan kualitas SDM MASYARAKAT masyarakat
kebencanaan
4. Meningkatkan koordinasi
penanganan dan penanggulangan
bencana lintas sektor
24
173 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi SB lingkungan hidup
limbah B3 yang diolah sesuai peraturan - - - - - -
perundangan (sektor industri).
174 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. SB 4 Meningkatkan kapasitas dan Meningkatnya kualitas Peningkatan pelestarian dan Optimalisasi pengurangan sampah dan II.11,IV.5- lingkungan hidup
pemerataan infrastruktur lingkungan hidup pengelolaan lingkungan penanganan sampah 6,VI.10,VIII.16
175 12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang menerapkan SB lingkungan hidup
sertifikasi SNI ISO 14001. - - - - - -
25
188 16.2.1.(a) Proporsi rumah tangga yang memiliki anak NA pemberdayaan
umur 1-17 tahun yang mengalami hukuman - - - - - - perempuan &
fisik dan/atau agresi psikologis dari pengasuh perlindungan anak
dalam setahun terakhir.
189 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki NA pemberdayaan
dan anak perempuan. - - - - - - perempuan &
perlindungan anak
190 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur NA pemberdayaan
18-24 tahun yang mengalami kekerasan - - - - - - perempuan &
seksual sebelum umur 18 tahun. perlindungan anak
191 16.5.1.(a) Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). NA - - - - - - statistik
192 16.6.1* Proporsi pengeluaran utama pemerintah SB Keuangan
- - - - - -
terhadap anggaran yang disetujui.
193 16.6.1.(a) Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa SS 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Peningkatan transparansi dan indeks 1. Optimalisasi pengelolaan penerimaan II.108, VI.14, Keuangan
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan birokrasi yang besih dan akuntabel pengelolaan keuangan daerah daerah
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah 2. Transparansi dan tertib pengelolaan
Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). keuangan daerah
3. Meningkatkan tata kelola aset daerah
yang baik
194 16.6.1.(b) Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas SS 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Peningkatan manajemen dan sistim Meningkatkan tata kelola pemerintahan II.112, VI.14, Keuangan
Kinerja Pemerintah (SAKIP) birokrasi yang besih dan akuntabel pengawasan pemerintahan daerah melalui pengawasan yang handal dan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah berkualitas
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
195 16.6.1.(c) Persentase penggunaan E-procurement NA 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Peningkatan transparansi dan indeks II.108, IV.15, VI.14, Keuangan
terhadap belanja pengadaan. birokrasi yang besih dan akuntabel pengelolaan keuangan daerah Transparansi dan tertib pengelolaan
keuangan daerah
196 16.6.1.(d) Persentase instansi pemerintah yang SB 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Peningkatan manajemen dan sistim Meningkatkan tata kelola pemerintahan II.112, IV.15,VI.14, Keuangan
memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik birokrasi yang besih dan akuntabel pengawasan pemerintahan daerah melalui pengawasan yang handal dan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah berkualitas
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
197 16.6.2.(a) Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU NA 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Optimalisasi pengelolaan informasi dan 1. Peningkatan sarana dan prasarana II.110, IV.15,VI.14 Balitbang Daerah
Pelayanan Publik Kementerian/Lembaga dan birokrasi yang memiliki Pelayanan pelayanan publik. pelayanan publik
Pemerintah Daerah (Provinsi/ publik yang berkualitas 2. Peningkatan pelayanan publik
Kabupaten/Kota). berbasis TI
Indikator Lokal
Indeks kepatuhan pelayanan publik
198 16.7.1.(a) Persentase keterwakilan perempuan di SB pemberdayaan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan - - - - - - perempuan &
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). perlindungan anak
199 16.7.1.(b) Persentase keterwakilan perempuan sebagai SB pemberdayaan
pengambilan keputusan di lembaga eksekutif - - - - - - perempuan &
(Eselon I dan II). perlindungan anak
200 16.9.1* Proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang SS 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Optimalisasi pengelolaan informasi dan 1. Peningkatan sarana dan prasarana II.88,VIII.16 administrasi
kelahirannya dicatat oleh lembaga birokrasi yang memiliki Pelayanan pelayanan publik. pelayanan publik kependudukan &
pencatatan sipil, menurut umur. publik yang berkualitas 2. Peningkatan pelayanan publik catatan sipil
berbasis TI
201 16.9.1.(a) Persentase kepemilikan akta lahir untuk NA 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Optimalisasi pengelolaan informasi dan 1. Peningkatan sarana dan prasarana II.88,VIII.16 administrasi
penduduk 40% berpendapatan bawah. birokrasi yang memiliki Pelayanan pelayanan publik. pelayanan publik kependudukan &
publik yang berkualitas 2. Peningkatan pelayanan publik catatan sipil
berbasis TI
202 16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki akta SS 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi Optimalisasi pengelolaan informasi dan 1. Peningkatan sarana dan prasarana II.88,VIII.16 administrasi
kelahiran. birokrasi yang memiliki Pelayanan pelayanan publik. pelayanan publik kependudukan &
publik yang berkualitas 2. Peningkatan pelayanan publik catatan sipil
berbasis TI
26
203 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat SB 6 Mewujudkan reformasi dan Mewujudkan Birokrasi 2. Peningkatan pemanfaatan sisten 1. Penyelenggaran Sistem II.88,VIII.16 komunikasi &
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) birokrasi yang efisien dan effektif infrormasi dan komunikasi yang Pemerintahan Berbasis Elektronik informatika
untuk mengukur kualitas PPID dalam terintegrasi 2. Peningkatan keterbukaan informasi
menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana publik
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
27
219 17.19.2.(c) Jumlah pengunjung eksternal yang SS statistik
mengakses data dan informasi statistik - - - - - -
melalui website.
220 17.19.2.(d) Persentase konsumen yang puas terhadap SB statistik
- - - - - -
akses data Badan Pusat Statistik (BPS).
28