Anda di halaman 1dari 111

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

DINAS LINGKUNGAN
HIDUP DAN
KEHUTANAN
KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2018-2023

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG


DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Jln. Parigi Lama No. 13 Sumedang Tlp. 0261-2201204 Fax. 0261-2138591
Email : dlhk.sumedangkab@gmail.com
PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT, Rencana Strategis (Renstra) Dinas


Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018-2023 telah ditetapkan oleh
Peraturan Bupati Sumedang Nomor 41 Tahun 2019 tentang Rencana
Strategis Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Sumedang
Tahun 2018-2023. Renstra ini merupakan acuan utama bagi seluruh
entitas di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melaksanakan
program dan kegiatan selama tahun 2018-2023.

Penyusunan Renstra ini berpedoman pada RPJMD Kabupaten


Sumedang Tahun 2018-2023, serta berpedoman pada tugas pokok dan
fungsi serta kewenangan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sumedang Nomor 38
Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Dan
Tata Kerja Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati No. 12 Tahun 2017
Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Dalam mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan
Kabupaten Sumedang di bidang lingkungan hidup dan kehutanan Tahun
2018-2023 perlu adanya keterlibatan pemangku kepentingan dan
partisipasi serta dukungan seluruh elemen masyarakat dalam
mewujudkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan di Kabupaten Sumedang.

Akhirnya, semoga Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Kabupaten Sumedang 2018-2023 ini dapat menjadi pedoman
bagi para pelaksana di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang dalam menyusun Rencana Kerja tahunan.

Sumedang, 8 Mei 2019

KEPALA DINAS
LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
KABUPATEN SUMEDANG

Ir. H. A M I M, MM
NIP. 19620909 199002 1 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................v
PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 41 TAHUN 2019.....................vi

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 41 TAHUN 2019


BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................1
1.2. Landasan Hukum........................................................................4
1.3. Maksud dan Tujuan...............................................................7
1.4. Sistematika Penulisan.................................................................8
1.5. Keterkaitan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dengan RPJMD.......................................................10

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN..................................................................................12
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi..............................12
2.2. Sumber Daya..........................................................................14
2.3. Kinerja Pelayanan.......................................................................23
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan......30

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.......................................36
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok
dan Fungsi....................................................................................36
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil
Bupati Terpilih............................................................................37
3.3. Telaah Renstra K/L dan Provinsi.............................................39
3.4. Telaah RTRW dan KLHS Kabupaten Sumedang...................42
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis.....................................................59

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN........................................................................61

BAB V STRATEGI DAN SASARAN KEBIJAKAN............................................63


5.1. Strategi..........................................................................................64
5.2. Arah Kebijakan............................................................................64

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA


PENDANAAN ........................................................................ 67

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN .............. 84

BAB VIII PENUTUP ........................................................................... 85


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Proses Penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023
....................................................................................................
3
Gambar 1.2. Keterkaitan Renstra PD dengan Dokumen Perencanaan
Lainnya...........................................................................................10
Gambar 2.1. Struktur Organisasi.................................................................14
Gambar 3.1. Peta Pola Ruang Kabupaten Sumedang 2011-2031..............55
Gambar 3.2. Skenario Daya Dukung Fungsi Lindung 2019-2023..............57
Gambar 3.3. Skenario Daya Dukung Luas Terbangun 2019-2023.............58
Gambar 3.4. Profil Emisi gas Rumah Kaca Provinsi jawa Barat..................58
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Menurut Kelompok Umur ...................... 15


Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Menurut Golongan ................................. 16
Tabel 2.3. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan .................. 17
Tabel 2.4. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan ................................... 18
Tabel 2.5. Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin .......................... 21
Tabel 2.6. Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Jabatan ...... 21
Tabel 2.7. Jumlah Aset/Modal Menurut Jenis Pada Tahun 2017 ...... 22
Tabel 2.8. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Renstra Tahun
2014-2018 ...................................................................... 23
Tabel 2.9. Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah Tahun 2014-2018 . 24
Tabel 2.10. Capaian Kinerja Persentase Capaian Luas RTTH
Tahun 2014-2018 ........................................................... 25
Tabel 2.11. Indek Pencemaran Air Sungai .......................................... 26
Tabel 2.12. Indek Pencemaran Udara ................................................ 26
Tabel 2.13. Indek Tutupan Lahan/Vegetasi ....................................... 27
Tabel 2.14. Realisasi Anggaran Dinas LHK Periode 2014-2018 ........... 28
Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Pelayanan Berdasarkan Tugas
dan Fungsi ...................................................................... 36
Tabel 3.2. Hambatan dan Faktor Penentu Keberhasilan Pelayanan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam
Mewujudkan Misi RPJMD ................................................ 39
Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan Dinas LHK Kabupaten
Sumedang Berdasarkan sasaran Renstra K/KL ............... 40
Tabel 3.4. Permasalahan Pelayanan Dinas LHK Kabupaten
Sumedang Berdasarkan sasaran Renstra Provinsi ............ 41
Tabel 3.5 Luasan Kawasan Lindung Kabupaten Sumedang ............. 46
Tabel 3.6. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten
Sumedang ...................................................................... 52
Tabel 3.7. Isu Strategis dalam Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang ..................................................... 59
Tabel 4.1. Tujuan Jangka Menengah Dinas Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan ............................................................... 62
Tabel 4.2. Sasaran Jangka Menengah Dinas Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan ............................................................... 62
Tabel 5.1. Analisa SWOT Atas Lingkungan Strategis Internal
Dan Eksternal..................................................................................63
Tabel 5.2. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan 66
Tabel 6.1. Program dan Kegiatan Urusan Renstra 2019-2023..................71
Tabel 6.2. Program dan Kegiatan Non Urusan Renstra 2019-2023..........79
Tabel 7.1. Indikator Kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD......................84
SALINAN

BUPATI SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMEDANG

NOMOR 41 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2018-2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 123 ayat (2)
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419);
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah Perumahan dan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
Nomor 4817);
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6323);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 470);
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.39/MenLHK-Setjen/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1195);
17. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan
Gunung Palasari (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2011 Nomor 10);
18. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1);
19. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Sumedang
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 2);
20. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2016 Nomor 11);
21. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2018 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2018-
2038 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun
2018 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 1);
22. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-
2023 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun
2019 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 4);
23. Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Berita
Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 Nomor 38);
24. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2017 tentang Uraian
Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (Berita Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2016 Nomor 38);
25. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Kebijakan dan Strategi Daerah Kabupaten Sumedang
Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga (Berita Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2019 Nomor 12);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KABUPATEN
SUMEDANG TAHUN 2018-2023.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Sumedang.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten
yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sumedang.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen
perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa
jabatan Bupati.
7. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen
perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun.
8. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Sumedang yang selanjutnya disebut RKPD adalah
dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
9. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renja Perangkat Daerah adalah dokumen
perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
10. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan
Daerah.
11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi.
12. Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan
lima tahunan.
13. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan
tercapainya Tujuan, berupa hasil pembangunan Daerah/
Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil
(outcome) program Perangkat Daerah.
14. Strategi adalah langkah berisikan program-program
sebagai prioritas Pembangunan Daerah/Perangkat Daerah
untuk mencapai Sasaran.
15. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
16. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat Daerah
dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan
dengan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan tugas
dan fungsi.
17. Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan
oleh 1 (satu) atau beberapa satuan kerja perangkat
daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur
pada suatu Program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa
personil atau sumber daya manusia, barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut,
sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam
bentuk barang/jasa.
18. Kegiatan Perangkat Daerah adalah serangkaian aktivitas
pembangunan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam rangka
mencapai hasil (outcome) suatu Program.
19. Masukan (Input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
agar pelaksanaan Kegiatan dan Program dapat berjalan
atau dalam rangka menghasilkan Keluaran (output), salah
satunya adalah biaya/dana.
20. Keluaran (output) adalah suatu produk akhir berupa
barang atau jasa dari serangkaian proses atas sumber
daya pembangunan agar hasil (outcome) dapat terwujud.
21. Hasil (outcome) adalah keadaan yang ingin dicapai atau
dipertahankan pada penerima manfaat dalam periode
waktu tertentu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari beberapa Kegiatan dalam satu Program.
BAB II
KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2
Kedudukan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023
merupakan penjabaran dari RPJMD Tahun 2018-2023 yang
memuat Tujuan, Sasaran, Program, dan Kegiatan
pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan
dasar di bidang lingkungan hidup dan urusan pemerintahan
pilihan bidang kehutanan sesuai dengan tugas dan fungsi
Perangkat Daerah yang bersifat indikatif untuk periode 5
(lima) tahun.

Pasal 3
Ruang lingkup Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
a. BAB I pendahuluan;
b. BAB II gambaran pelayanan Perangkat Daerah;
c. BAB III Permasalahan dan isu-isu strategis Perangkat
Daerah;
d. BAB IV Tujuan dan Sasaran;
e. BAB V Strategi dan Arah Kebijakan;
f. BAB VI Rencana Program dan Kegiatan serta
Pendanaan; dan
g. BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan; dan
h. BAB VIII Penutup.

Pasal 4
Ketentuan mengenai isi uraian naskah Rencana Strategis
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Sumedang Tahun 2018-2023 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 5
Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023 menjadi pedoman
kepala Perangkat Daerah dalam menyusun Renja Perangkat
Daerah dan digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan
RKPD.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Sumedang.

Ditetapkan di Sumedang
pada tanggal 14 Mei 2019

BUPATI SUMEDANG,

ttd

DONY AHMAD MUNIR

Diundangkan di Sumedang
pada tanggal 14 Mei 2019

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN
SUMEDANG,

ttd

HERMAN SURYATMAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2019 NOMOR 41

Salinan Sesuai dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM,
ttd
UJANG
SUTISNA
NIP. 19730906 199303 1 001
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI SUMEDANG
NOMOR 41 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN KABUPATEN
SUMEDANG TAHUN 2018-2023

BAB I
PENDAHULUA
N

1.1. Latar Belakang


Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
adalah Dokumen perencanaan Perangkat Daerah (PD) untuk periode 5
(Lima) tahun yang memuat tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta
program dan kegiatan indikatif sesuai tugas pokok dan fungsinya. Renstra
merupakan Instrumen untuk merumuskan dan mencapai tujuan organisasi
serta menggambarkan bagaimana cara mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai pada periode rencana jangka menengah, sekaligus untuk memenuhi
aspek akuntabilitas suatu institusi pemerintah kepada para pihak yang
berkepentingan. Renstra ini dirumuskan dalam kerangka pandangan yang
strategis, antisipatif dan akomodatif terhadap tuntutan kebutuhan
masyarakat dan daerah serta perubahan-perubahan lingkungan eksternal
dan internal.
Fungsi Renstra adalah sebagai dokumen acuan untuk memudahkan
melakukan kontrol terhadap semua aktivitas baik yang sedang maupun yang
akan datang sebagai dokumen acuan untuk mengukur outcome (hasil) yang
harus dicapai, dijadikan sebagai sarana untuk meminimalisir resiko dan
mengoptimalkan hasil yang akan dicapai dan sebagai alat untuk berkoordinasi
dengan pihak lain, selain itu juga untuk mempermudah pencapaian target,
strategi dan penggunaan sumber daya yang ada.
Proses penyusunan Renstra dilakukan dengan mengacu pada
ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
1
Pemerintah Daerah.

2
Secara umum, proses penyusunan Renstra yang dilakukan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang adalah dengan
mengidentifikasi dan mengeksplorasi kebijakan, tujuan dan sasaran yang
menjadi isu strategis dan agenda nasional dan provinsi sebagaimana telah
tertuang dalam dokumen perencanaan yang ada di masing-masing
lingkup/tingkat. Adapun tahapan penyusunan Renstra meliputi : (a) Persiapan
penyusunan Renstra (b) Penyusunan rancangan Renstra; (c) Penyusunan
rancangan akhir Renstra; dan (d) Penetapan Renstra. Pada proses penyusunan
Rancangan Renstra mencakup antara lain: pengolahan data dan informasi;
analisis gambaran pelayanan Perangkat Daerah; review Renstra K/L
(Kementerian/Lembaga) dan provinsi; penelaahan dan analisis Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
perumusan isu strategis; serta perumusan tujuan, sasaran, strategi dan
kebijakan serta program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran
dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun.
Seluruh dokumen yang merupakan bagian dari sistem perencanaan
pembangunan adalah merupakan sebuah proses yang sistematis dan
terpadu, sehingga seluruh tahapan dan dokumen-dokumen yang dihasilkan
harus menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara satu dengan yang
lainnya. Demikian halnya dengan dokumen Renstra sebagai salah satu
komponen dokumen perencanaan pembangunan daerah. Keterkaitan
dimaksud meliputi keterkaitan tujuan, sasaran, program, kegiatan,
termasuk kinerja yang ingin dicapai dan indikator yang digunakan untuk
mengukurnya. Renstra Perangkat Daerah dirumuskan dalam rangka
mewujudkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran daerah sebagaimana
diatur dalam RPJMD. Sehingga tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta
program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Renstra Perangkat
Daerah harus selaras dengan strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum dan program dalam rencana kerja indikatif pada RPJMD. Oleh sebab
itu prinsip yang mendasari penyusunan perencanaan pembangunan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dituangkan dalam Rencana Strategis
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang Tahun 2018-
2023 ini adalah sebagai rencana operasional untuk pencapaian tujuan dan
sasaran. Renstra yang telah disusun selanjutnya akan menjadi acuan dalam
penyusunan perencanaan dokumen jangka pendek atau tahunan yang
tertuang dalam Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah.
Pada pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan daerah lingkup kabupaten, harus dipastikan bahwa indikator
kinerja dan kelompok sasaran, program, kegiatan, dana indikatif dan
prakiraan maju pada penyusunan Renja Perangkat Daerah telah berpedoman
pada indikator kinerja dan kelompok sasaran, rencana program, kegiatan,
serta pendanaan indikatif pada Renstra Perangkat Daerah.
Adapun bagan alir penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang di mulai dari penyusunan rancangan Renstra Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan penetapan Renstra
Perangkat Daerah dapat dilihat pada Gambar 1.1, sebagai berikut:

Gambar 1.1
Proses Penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang
Tahun 2018-2023

Dengan disusunnya Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun


2018-2023 maka Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan diharapkan mampu
melaksanakan tugas dan kewenangannya dalam mewujudkan peningkatan kualitas
kebijakan dan pelayanan di bidang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara
berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan penyelarasan kebijakan
pembangunan daerah dengan setiap Perangkat Daerah, Sehingga Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dapat turut andil dalam mewujudkan tujuan dan agenda
prioritas pembangunan Kabupaten Sumedang.
1.2. Landasan Hukum
Landasan penyusunan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023 sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta
dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419);
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4412);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4851);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
12.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6323);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 470);
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.39/MenLHK-Setjen/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1195);
17. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Taman
Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung Palasari (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2011 Nomor 10);
18. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 1);
19. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Kabupaten
Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2);
20. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2016 Nomor 11);
21. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2038 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 1);
22. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2019 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 4);
23. Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Sumedang (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 Nomor 38);
24. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Jabatan
Struktural Pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2016 Nomor 38);
25. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi
Daerah Kabupaten Sumedang Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Berita Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2019 Nomor 12);

1.3. Maksud dan Tujuan


1.3.1. Maksud
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Sumedang Tahun 2018-2023 disusun dengan maksud sebagai berikut:
a. Mendukung keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Bupati periode 2018-
2023 dan memberikan arah pembangunan urusan lingkungan hidup dan
kehutanan dalam jangka 5 (lima) tahun mendatang;
b. Bahan masukan bagi penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Anggaran
pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Sumedang;
c. Pedoman bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja)
Perangkat Daerah;
d. Instrumen bagi Perangkat Daerah untuk mengukur target capaian kinerja
program dan pelayanan serta pedoman dalam menyusun evaluasi kinerja
Perangkat dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP);
e. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima)
tahun yang akan datang;
1.3.2. Tujuan
Penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2018-2023 bertujuan untuk:
a. Menentukan prioritas kegiatan pembangunan bidang lingkungan hidup
dan kehutanan serta menentukan langkah-langkah strategis Perangkat
Daerah;
b. Menjamin konsistensi rencana teknis Perangkat Daerah dengan Visi, Misi,
Program Prioritas, dan janji Bupati/Wakil Bupati yang dijabarkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sumedang Tahun 2018-2023;
c. Mewujudkan sinergitas dan keselarasan antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan bidang
lingkungan hidup dan kehutanan;
d. Mewujudkan efisiensi alokasi sumberdaya manusia, sarana prasarana
maupun dana dalam pembangunan bidang lingkungan hidup dan
kehutanan;
e. Memudahkan dalam penyusunan dan penyampaian laporan capaian
kinerja yang terukur dalam evaluasi capaian kinerja Perangkat Daerah dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

1.4. Sistematika
Penulisan Bab I
Pendahuluan
Pada bab ini terdapat 4 (empat) sub bab yang terdiri dari :
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra Perangkat Daerah,
fungsi renstra dalam pelaksanaan pembangunan daerah, proses
penyusunan perangkat daerah, serta keterkaitan Renstra dengan
Dokumen Perencanaan lainnya.
1.2. Landasan Hukum
Memuat peraturan perundang-undangan yang dijadikan acuan
penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Renstra
Dinas Lingkuangan Hidup dan Kehutanan.
1.4. Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra
Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang
Pada bab ini terdapat 4 (empat) sub bab yang terdiri dari :
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
Memuat tentang penjelasan dasar hukum pembentukan Perangkat
Daerah, Struktur Organisasi, serta uraian tugas dan fungsi.
2.2. Sumber Daya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Memuat penjelasan ringkas tentang sumberdaya yang dimiliki Perangkat
Dareah kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan fungsi.
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Menunjukkan tingkat capaian kinerja Perangkat Daerah berdasarkan
target Renstra Perangkat Daerah periode sebelumnya.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Bersisi tentang analisa terhadap renstra K/L dan Renstra Provinsi, hasil
telaahan terhadap RTRW dan KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan
dan peluang bagi pengembangan pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Bab III Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Pada bab ini terdapat 5 (lima) sub bab yang terdirir dari :
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Mengemukakan permasalahan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
Mengemukakan tugas dan fungsi dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
yang terkait dengan Visi, Misi, dan program serta janji Bupati/Wakil
Bupati terpilih
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Mengemukakan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan ditinju dari sasaran jangka
menengah Renstra K/L maupun Provinsi
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Mengemukakan faktor-faktor penghambat dan pendorong yang
berpengaruh terhadap pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Mereview kembali faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sasaran jangka menengah
Renstra K/L dan Provinsi, lmplikasi RTRW dan KLHS bagi Pelayanan
Perangkat Daerah.
Bab IV Tujuan dan Sasaran
Mengemukakan rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam lima tahun mendatang.
Bab V Strategi dan Arah Kebijakan
Mengemukakan pernyataan strategi dan arah kebijakan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam lima tahun
mendatang. Bab VI Rencana Program dan Kegiatan serta
Pendanaan
Mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indidkatif.
Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
Mengemukakan indikator kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab VIII Penutup
Berisi uraian penutup berupa catatan penting yang perlu mendapat
perhatian baik dalam rangk pelaksanaan maupun senadainya ketersediaan
anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah-kaidah pelaksanaan serta
rencana tindak lanjut.
Lampiran-Lampiran
1.5. Keterkaitan Renstra dengan RPJMD
Hubungan dan keterkaitan antara Renstra Perangkat Daerah dengan
Dokumen-dokumen Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran lainnya
terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.2
Keterkaitan Renstra SKPD Dengan Dokumen Perencananan Lainnya
Sesuai gambar diatas, hubungan dan keterkaitan antara dokumen
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak terlepas dari
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumedang
Tahun 2018- 2023 dan selanjutnya Dokumen Renstra Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan akan menjadi pedoman penjabaran atas pelaksanaan
kegiatan serta Anggaran tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dalam dokumen Renja dan RKA.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN KABUPATEN
SUMEDANG

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sumedang
Sebagaimana Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2016 entang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang
mempunyai Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi sebagai berikut :

2.1.1. Tugas

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang selanjutnya disingkat


dengan DLHK mempunyai tugas melaksanakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan sebagian tugas
Bupati di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

2.1.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penataan dan penaatan hukum
lingkungan, bidang pengendalian dan peningkatan kapasitas lingkungan,
bidang persampahan dan pertamanan, dan bidang kehutanan;
b. pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup dan
kehutanan;
d. pelaksanaan administrasi dinas bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

2.1.3. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Kabupaten Sumedang terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Program;
2. Subbagian Umum, Aset dan Kepegawaian; dan
3. Subbagian Keuangan
c. Bidang Penataan dan Penaatan Hukum Lingkungan, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan;
2. Seksi Pembinaan dan Pengawasan; dan
3. Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum Lingkungan.
d. Bidang Pengendalian dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan,
membawahkan:
1. Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan;
2. Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim; dan
3. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan.
e. Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan, membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kebersihan;
2. Seksi Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau, Pertamanan dan Pemakaman;
dan
3. Seksi Pengembangan Kemitraan Pengelolaan Sampah.
f. Bidang Kehutanan, membawahkan:
1. Seksi Pemanfaatan dan Pengembangan Taman Hutan Raya;
2. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Taman Hutan Raya; dan
3. Seksi Bina Penyangga dan Kemitraan.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas, terdiri dari :
1. UPT Pemrosesan Akhir Sampah.
2. UPT Taman Keanekaragaman Hayati.
3. UPT Laboratorium Lingkungan.
4. UPT Persampahan wilayah 1 Jatinangor.
5. UPT Persampahan wilayah 2 Sumedang Kota.
6. UPT Persampahan wilayah 3 Jatigede.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar Bagan Struktur Organisasi di
bawah ini.
Gambar 2.1.
Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang

2.2. Sumber Daya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


2.2.1. Sumber Daya Manusia
Sampai dengan akhir tahun 2018, jumlah pegawai Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang dan jajarannya sebanyak 191
orang dengan profil demografi sebagai berikut :

a. Jumlah Pegawai Menurut Kelompok Umur

Berdasarkan Tabel 2.1, jumlah pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan paling banyak berada di kelompok umur >50 tahun yaitu
sebanyak 55 orang. Sedangkan kedua terbanyak berada di kelompok umur
46-50 tahun dan 41-45 tahun yakni masing-masing sebanyak 52 orang.
Adapun pegawai kelompok umur 36-40 tahun sebanyak 30 orang dan
pegawai kelompok umur 31-35 tahun sebanyak 3 orang. Berdasarkan
informasi tersebut, hal yang perlu menjadi perhatian adalah adanya
potensi pegawai yang memasuki masa pensiun pada periode pelaksanaan
renstra (2018-2023), oleh karena itu kondisi ini perlu diantisipasi untuk
menjaga kestabilan organisasi.

14
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Menurut Kelompok Umur

Usia (Tahun)
No. Unit Kerja Jumlah
20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 >50
1 Sekretariat - - 1 3 5 9 4 22
Bidang Penataan
dan Penaatan
2 - - - 2 2 3 3 10
Hukum
Lingkungan
Bidang
Pengendalian dan
3 Peningkatan - - 1 5 2 1 1 10
Kapasitas
Lingkungan
Bidang
Pengelolaan
4 - - - - 4 3 3 10
Sampah dan
Pertamanan
Bidang
5 - - - - 6 3 3 12
Kehutanan
Kelompok
Jabatan
6 - - - - - - - 0
Fungsional
Tertentu
Unit Pelaksana
7 - - 1 11 25 43 47 127
Teknis
Laboratorium
a. Lingkungan - - - 1 - 2 1 4
Hidup
Persapahan
b. Wilayah I - - - - 3 2 3 8
Jatinangor
Persampahan
c. Wilayah II - - 1 8 18 34 37 98
Sumedang Kota
Persampahan
d. Wilayah III - - - - 1 1 1 3
Jatigede
e. TPAS Cimalaka - - - 2 1 2 2 7
f. Taman Kehati - - - - 2 2 3 7
TOTAL - - 3 21 44 62 61 191
Sumber : Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian

b. Jumlah Pegawai Menurut Golongan


Berdasarkan Tabel. 2.2 sebagian besar pegawai, adalah mereka yang
menempati golongan II yaitu sebanyak 91 orang atau porsinya 47 % dari
seluruh total pegawai. Sedangkan selebihnya merupakan pegawai golongan
I sebanyak 21 orang atau 10%, golongan III sebanyak 70 orang atau 36%, dan
golongan IV sebanyak 10 orang atau 5%. Lebih rinci disampaikan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Menurut Golongan

Golongan
No. Unit Wilayah Jumlah
I II III IV
1 Sekretariat - 2 18 2 22

2 Bidang Penataan dan Penaatan Hukum Lingkungan - - 9 1 10

3 Bidang Pengendalian dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan - - 8 2 10

4 Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan - 2 7 1 10


5 Bidang Kehutanan - 1 8 3 12
6 Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu - - - - 0
7 Unit Pelaksana Teknis 16 91 18 2 127
a. Laboratorium Lingkungan Hidup - - 4 - 4
b. Persapahan Wilayah I Jatinangor 1 5 2 - 8
c. Persampahan Wilayah II Sumedang Kota 15 79 3 1 98
d. Persampahan Wilayah III Jatigede - 1 1 1 3
e. TPAS Cimalaka - 3 4 - 7
f. Taman Kehati - 3 4 - 7
TOTAL 16 96 68 11 191
Sumber : Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian

c. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan


Sebagian besar pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang adalah mereka yang memiliki kualifikasi pendidikan
SMA yaitu sebanyak 65 orang (33%), sedangkan selebihnya memiliki
kualifikasi pendidikan S2 sebanyak 19 orang (9,8%), S1 sebanyak 51 orang
(26%), D3 sebanyak 5 orang (2%), SMA sebanyak 4 (10%) orang, SLTP
sebanyak 44 orang (22%), dan SD sebanyak 8 orang (4%). Dapat disimpulkan
bahwa pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan didominasi oleh
mereka yang berpendidikan SD, SLTP dan SMA sebanyak 117 orang atau 60%
sehingga, dapat dikatakan bahwa, secara umum tingkat pendidikan
pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum memadai atau
dengan kata lain Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan didominasi
pegawai yang belum memiliki (1) kemampuan mengingat informasi secara
umum dan luas dalam domain kognitif; (2) kemampuan menerjemahkan
dan mengubah informasi kedalam berbagai bentuk media (angka, kalimat,
gambar); (3) kemampuan mengaplikasikan suatu informasi, konsep, teori
atau metode pemecahan masalah; (4) kemampuan analisis untuk
menjabarkan struktur persoalan sehingga mudah dipahami; (5) kemampuan
sistensis dalam berpikir;
dan (6) kemampuan melakukan penilaian berdasarkan suatu kriteria yang
baku dengan metode dengan metode ilmiah (Benyamin S. Bloom,1956). Lebih
rinci, jumlah pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan menurut
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3
Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan
No. Unit Kerja Jumlah
SMA/
SD SLTP D3 S1 S2
SPK
1 Sekretariat 0 0 3 1 15 3 22

Bidang Penataan dan


2 0 0 0 0 7 3 10
Penaatan Hukum Lingkungan

Bidang Pengendalian dan


3 Peningkatan Kapasitas 0 0 0 1 6 3 10
Lingkungan
Bidang Pengelolaan Sampah dan
4 0 0 2 0 7 1 10
Pertamanan
5 Bidang Kehutanan 0 0 2 1 5 4 12

6 Kelompok Jabatan Fungsional 0 0 0 0 0 0 0

7 Unit Pelaksana Teknis 11 43 56 1 12 4 127

a. Laboratorium Lingkungan Hidup 0 0 0 0 3 1 4

b. Persapahan Wilayah I Jatinangor 1 2 4 0 1 0 8

Persampahan Wilayah II
c. 10 40 45 0 2 1 98
Sumedang Kota
Persampahan Wilayah III
d. 0 0 1 0 1 1 3
Jatigede
e. TPAS Cimalaka 0 1 3 0 3 0 7
f. Taman Kehati 0 0 3 1 2 1 7

TOTAL 11 43 63 4 52 18 191
Sumber : Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian

d. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan


Berdasarkan struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sumedang, jumlah jabatan struktural yang dapat diisi
adalah sebanyak 28 jabatan struktural. Saat ini seluruh jabatan telah terisi,
sehingga pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Sumedang yang menjabat sebagai pejabat struktural berjumlah 28 orang
sebagaimana penjelasan dalam Tabel 2.5 Sedangkan sisanya adalah jabatan
pelaksana (staf dinas dan staf UPTD). Namun kebutuhan jabatan fungsional
pelaksana belum dipetakan sehingga Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
belum dapat menunjukkan kebutuhan jabatan pelaksana sesuai dengan
keahlian yang dibutuhkan organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Tabel 2.4
Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

No. Unit Kerja/Jabatan Jumlah


1 Kepala Dinas 1
A. Sekertariat 21
1 Sekretaris (Plt)
a. Subag Program 4
1 Kepala Sub bagian Program 1
2 Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan 2
3 Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran 1
b Subag Keuangan 8
1 Kepala Sub Bagian Keuangan 1
2 Penata Laporan Keuangan 2
3 Verifikator keuangan 1
4 Bendahara 2
5 Pengelola Gaji 1
6 Pengadministrasi Keuangan 1
c Subag Umum, Aset dan Kepegawaian 9
1 Kepala Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian 1
2 Analisis Sumber Daya Aparatur 2
3 Analis Humas 1
4 Pengelola Kendaraan dan Perjalanan Dinas 2
5 Pengelola Pemanfaatan Barang Milik Daerah 1
6 Pengadministrasi Umum 2

B. Bidang Penataan dan Penaatan Hukum Lingkungan 10

1 Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Hukum Lingkungan 1

a Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan 3

1 Kepala Seksi Perencanaan Dampak Lingkungan 1


2 Analis Lingkungan Hidup 1
3 Penelaah Dampak Lingkungan 1
b Seksi Pembinaan dan Pengawasan 2
1 Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan 1
Penyusun Program Pengawasan Prasarana Wilayah
2 1
Dan Lingkungan Hidup

c Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum Lingkungan 4

1 Kepala Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum Lingkungan 1

2 Analis Pengamanan Lingkungan 2


3 Penelaah Proses di Bidang Lingkungan 1

C. Bidang Pengendalian dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan 10

Kepala Bidang Pengendalian dan Peningkatan


1 1
Kapasitas Lingkungan
a Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan 4
No. Unit Kerja/Jabatan Jumlah

1 Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan 1

2 Analis Lingkungan Hidup 2


3 Pengelola Lingkungan 1
Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan
b 3
Iklim
Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan
1 1
Perubahan Iklim
2 Analis Konservasi Air dan Lingkungan Hidup 1
3 Analis Adaptasi Dampak Perubahan Iklim 1
c Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan 2
1 Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan 1
2 Penyuluh Lingkungan Hidup 1
D. Bidang Persampahan dan Pertamanan 10
1 Kepala Bidang Persampahan dan Pertamanan 1
a. Seski Pelayanan Kebersihan 3
1 Kepala Seksi Pelayanan Kebersihan (Plt)
Pengawas lapangan Petugas Kebersihan Jalan, Saluran, dan
2 2
Selokan
3 Pengadministrasi Umum 1

b. Seksi Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau dan Pertamanan 3

Kepala Seksi Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijaun dan


1 (Plt)
Pertamanan
2 Analis Taman 1
3 Pengawas Lapangan Petugas Pertamanan 1
4 Pranata Taman 1

c Seksi Pengembangan dan Kemitraan Pengelolaan Sampah 3

Kepala Seksi Pengembangan dan Kemitraan Pengelolaan


1 1
Sampah
2 Analis pemberdayaan masyarakat 1
3 Analis kemitraan 1
E. Bidang Kehutanan 12
1 Kepala Bidang Kehutanan 1
a Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Tahura 3
1 Kepala Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Tahura 1
2 Analis Rehabilitasi dan Konservasi 1

3 Analis Hutan dan Lahan - Rehabilitasi Hutan Lahan 1

b Seksi Bina Penyangga dan Kemitraan 3


1 Kepala Seksi Bina Penyangga dan Kemitraan 1
2 Analis Informasi Sumberdaya Hutan 1
3 Pengelola Perhutanan Sosial dan Aneka Usaha 1
c Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Tahura 5

1 Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Tahura 1

2 Analis Pengembangan Hutan 1


3 Analis Hasil Hutan 1
4 Pemandu Wisata 2
F. UPTD 127
a UPTD laboratorium Lingkungan 4
No. Unit Kerja/Jabatan Jumlah
1 Kepala UPTD laboratorium Lingkungan 1
2 Kasubag TU 1

3 Pengembang Sistem Akreditasi Laboratorium Penguji 2

b UPTD Persampahan Wilayah I Jatinangor 8


1 Kepala UPTD Persampahan Wilayah I Jatinagor (Plt)
2 Kasubag TU 1
3 Pengawas Lapangan Angkutan Sampah 1
4 Pengadministrasi Umum 1
5 Pengemudi 2
6 Pramu Kebersihan 3
c UPTD Persampahan Wilayah II Sumedang Kota 98

1 Kepala UPTD Persampahan Wilayah II Sumedang Kota 1

2 Kasubag TU 1
3 Pengawas Lapangan Angkutan Sampah 1
4 Pengadministrasi Umum 2
5 Pengemudi 6
6 Pramu Kebersihan 87
d UPTD Persampahan Wilayah III Jatigede 3
1 Kepala UPTD Persampahan Wilayah III Jatigede (Plt
2 Kasubag TU 1
3 Pengawas Lapangan Angkutan Sampah 1
4 Pengadministrasi Umum 1

e UPTD Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Cimalaka 7

1 Kepala UPTD TPAS Cimalaka 1


2 Kasubag TU 1
3 Pengawas Lapangan Angkutan Sampah 1
4 Pengadministrasi Umum 1
5 Operator Alat Berat 2
6 Pengemudi 1
f UPTD Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) 7
1 Kepala UPTD Taman Kehati 1
2 Kasubag TU 1
3 Pengawas Lapangan Petugas Pertamanan 1
4 Pengelola Sarana Prasarana Taman 1
5 Pranata Taman 2
6 Pengadministrasi umum 1
JUMLAH 191
Sumber : Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian

e. Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Kabupaten Sumedang berjenis kelamin perempuan berjumlah 32
orang dan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 160 orang, terlihat bahwa
pegawai berjenis laki-laki lebih banyak dibanding pegawai yang berjenis
kelamin perempuan, sebagaimana penjelasan dalam Tabel 2.5 dibawah ini.
Tabel 2.5
Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
No. Unit Kerja P L Jumlah
1 Sekretariat 9 13 22

2 Bidang Penataan dan Penaatan Hukum Lingkungan 4 6 10

Bidang Pengendalian dan Peningkatan


3 5 5 10
Kapasitas Lingkungan
4 Bidang Pengelolaan Sampah dan Pertamanan 2 8 10
5 Bidang Kehutanan 4 8 12

6 Kelompok Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan 0 0 0

7 Unit Pelaksana Teknis Dinas : 7 120 127


a. Laboratorium Lingkungan Hidup 3 1 4
b. Persapahan Wilayah I Jatinangor 3 5 8
c. Persampahan Wilayah II Sumedang Kota 1 97 98
d. Persampahan Wilayah III Jatigede 0 3 3
e. TPAS Cimalaka 0 7 7
f. Taman Kehati 0 7 7
TOTAL 31 160 191
Sumber : Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian

f. Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Eselon


Pada Tabel 2.6 dapat dilihat, bahwa pegawai Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan bila dikelompokkan menurut jenis kelamin dan jabatan, maka
78 persen laki-laki menduduki suatu jabatan dan terbesar berada di eselon IV
yakni 17 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 21 persen adalah pegawai
perempuan yang hanya menduduki jabatan eselon IV yakni 6 orang.

Tabel 2.6
Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Eselon

Jenis Kelamin
No. Eselon P L Jumlah
1 Eselon II - 1 1
2 Eselon III - 4 4
3 Eselon IV 6 17 23
TOTAL 6 22 28
Sumber : Sub Bagian Umum, Aset dan Kepegawaian

2.2.2 Sarana dan Prasarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Disamping Sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung


tugas-tugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang
tersebut, juga terdapat Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Adapun Jenis sarana dan prasarana (aset/modal) yang
berpengaruh langsung terhadap operasional organisasi meliputi ruang kerja,
peralatan komputer, telekomunikasi dan transportasi serta peralatan utama
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
khususnya dalam fungsi teknis.

Tabel 2.7
Jumlah Aset/Modal Menurut Jenis pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018

Kondisi
No. Jenis Aset/Modal Jumlah Barang Keterangan
Rusak
Baik
Berat
15 Lokasi
15 Lokasi dengan dengan
1 Tanah Luas 135.934 Luas
(M2) 135.934
(M2)
2 Peralatan dan Mesin
a Buldozer + Wheall lader 2 Unit 2 Unit
3 Unit dalam
b Dump Truck 17 Unit 14 Unit 3 unit Proses
Penghapusan
1 Unit dalam
c Kendaraan Jabatan 7 Unit 6 Unit 1 Unit Proses
penghapusan
Kendaraan Operasional
d 6 Unit 6 Unit
7 Unitdalam
e Sepeda Motor (Roda Dua) 48 Unit 41 Unit 7 Unit Proses
Penghapusan
13 Unit di pinjam
pakai di
f Kendaraan Roda Tiga 28 Unit 15 Unit Kelurahan dan
Kecamatan

g Container 36 Unit
h Global Positioning (GPS) 25 Unit 16 Unit 9 Unit
i PC Unit/ komputer PC 45 Unit 25 Unit 20 Unit
j Lap Top 25 Unit 10 Unit 15 Unit
k Note Book 18 Unit 15 Unit 3 unit
l Filling besi/metal 25 Unit 5 Unit 20 Unit
m Lemari kayu 28 Unit 9 Unit 19 Unit
n Meja Kerja 261 Unit 159 Unit 102 Unit
o kursi Kerja 627 Unit 498 Unit 129 Unit
60 Unit 57 Unit 3 Unit
3 Gedung dan Bangunan
bangunan Bangunan Bangunan

55 Macam
4 Buku Perpustakaan 55 Macam Buku
Buku

Tempat pemrosesan Akhir Kondisi hampir


5 1 Unit .1 Unit -
Sampah (TPAS) Overload

Tempat Penyimpanan Posisi lokasi 4


6 Sampah 5 Unit 4 Unit - unit sudah tidak
Sementara/Transfer Depo memadai
Berdasarkan Tabel 2.7 di atas menunjukkan bahwa data sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang masih belum memadai dalam mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya khususnya adalah sarana dan
prasana dalam mendukung fungsi utama. Fasilitas perkantoran belum
memadai diantaranya adalah belum memiliki gedung kantor Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) untuk UPTD Persampahan Wilayah I Jatinangor,
Wilayah II Sumedang Kota, dan UPTD laboratorium Lingkungan. Sedangkan
untuk Kantor UPTD Persampahan Wilayah III Jatigede bangunannya perlu
rehab berat.

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Untuk mengetahui capaian kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan sebelumnya, dapat dilihat dari capaian sasaran strategis
Renstra periode sebelumnya (2014-2018) dan capaian penyerapan anggaran.

2.3.1. Capaian Kinerja Renstra


Penilaian pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan
membandingkan target dan realisasi kinerja sasaran strategis Renstra
periode 2014-2018. Realisasi capaian kinerja didapatkan dengan
memanfaatkan data laporan hasil kegiatan. Pengumpulan data kinerja
kegiatan diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap,
tepat waktu, dan konsisten. Pencapaian kinerja sasaran dilihat berdasarkan
persentase tingkat capaian, yang menunjukan besar sasaran kegiatan yang
ingin dicapai pada akhir periode Renstra dengan rencana tingkat capaian
(target) yang terukur dari nilai persentase tingkat capaian.

Tabel 2.8
Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Renstra Tahun 2014- 2018

Sasaran Indikator Kinerja


Nomor Satuan Target Realisasi Persentase
Strategis Sasaran
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya 1. Persentase
Pengelolaan Pengelolaan Persen 39 39,40 101,03
Persampahan Sampah
dan pertamanan 1. Persentase
Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Persen 10,69 10,68 99,88
Sasaran Indikator Kinerja
Nomor Satuan Target Realisasi Persentase
Strategis Sasaran
1 2 3 4 5 6 7
2. Meningkatnya 1. Indeks Kualitas
pengendalian Air Sungai Indeks 47,80 47,89 100,19
Beban (IKA)
Pencemaran,
2. Indeks Kualitas
Perusakan
Udara (IKU) Indek 80,30 80,29 99,99
Lingkungan
Hidup dan
Dampak 3. Indek Tutupan
perubahan Iklim lahan/Vegetasi
Indek 50,00 50,57 101,14

Rata-rata 100,45

Rata-rata capaian 100,45 %, namun demikian dari 5 (lima) indikator


terdapat 2 (dua) indikator yang tidak optimal mencapai target tetapi sangat
mendekati 100 %. Indikator-indikator pada tabel tersebut di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Persentase Pengelolaan Sampah
Indikator kinerja dihitung dengan membandingkan jumlah sampah
(ton/tahun) yang diproses akhir di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
(TPAS) dengan jumlah timbulan sampah selama satu tahun (ton/tahun).
Timbulan sampah dihitung dengan mengalikan jumlah penduduk dengan
standar timbulan sampah per orang per hari (kg/hari). Asumsi timbulan
sampah 0,38 kg/orang/hari.

Tabel 2.9
Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah
Tahun 2014- 2018

No Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018


1 Jumlah Orang 1.101.578 1.137.273 1.142.097 1.146.435 1.146.149
Penduduk
2 Timbulan Ton/Tahun 152.789 157.740 158.409 159.011 158.971
Sampah
3 Sampah Ton/tahun 52.920 56.160 59.400 60.480 62.640
yang
ditangani Persen 34,64 35,60 37,50 38,04 39,40
4 Target Persen 35 36 37 38 39
5 Capaian Persen 98,96 98,90 101,35 100,09 101,03
Kinerja

2) Persentase Capaian Luas RTH


Indikator kinerja dihitung dengan membandingkan realisasi luas RTH
Publik yang dicapai (ha) dengan rencana yang ditargetkan. Target RTH
publik dihitung dengan rumus 20 % dari rencana kawasan permukiman
perkotaan sesuai RTRW (Perda Nomor 2 tahun 2012). Capain luas RTH
dapat disimak pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.10
Capaian Kinerja Persentase Capaian Luas RTH
Tahun 2014-2018

No Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018


Rencana
1 permukiman Ha 4.812,77 4.812,77 4.812,77 4.812,77 4.812,77
Perkotaan

2 Rencana RTH Ha 963,55 963,55 963,55 963,55 963,55


Publik
3 Ha 70,00 75,00 85,00 95,00 103,00
Target Capaian
RTH Publik Persen 7,26 7,78 8,82 9,86 10,69
Ha 72,14 75,63 93,18 96,18 102,88
4 Realisasi Capaian
RTH Publik Persen 7,49 7,85 9,67 9,89 10,68
5 Capaian kinerja Persen 103,05 100,84 109,62 101,24 99,88

Capaian kinerja indikator ini nampak menurun sejak tahun 2017 dan
hanya mencapai 99,88 % di tahun akhir (2018), hal tersebut
dikarenakan Pemerintah Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan
dalam pengadaan lahan untuk RTH Publik.

3) Indek Kualitas Air Sungai (IKA)

Indikator kinerja diukur melalui pemeriksaan laboratorium terhadap 7


(tujuh) parameter, yaitu TSS, DO, BOD, COD, Total Phosphat, Fecal Coli
dan Total Coliform. Sampel diambil dari 7 (tujuh) sungai yaitu Sungai
Cimanuk, Cipeles, Cipunagara, Cilutung, Cimande, Cikijing, Cikeruh, dan
Cibulareng. Data olahan disajikan dalam tabulasi Status Mutu Air Sungai
dengan hasil sebagaimana tersaji pada Tabel 2.9 yang tersaji di bawah ini.

Rumus Indek Kualitas Air (IKA)


IKA = 100 – ( Σ Sample IPA>1/ Σ Sampel x 100 )
Tabel 2.11
Indek Pencemaran Air (Indek Kualitas Air Sungai)

Status Mutu Air 2016 2017 2018 Keterangan


Memenuhi 0 0 0
Cemar Ringan 4 5 16
Cemar Sedang 21 26 23
Cemar Berat 4 8 5
Cemar Sangat Sangat Berat 13 15 27
Jumlah Sampel 42 54 71
Nilai Indeks Penc. Air (Indek Kualitas
47,62 47,78 47,89
Air Sungai)
Target - 47,70 47,80
Capaian % - 100,17 100,19

4) Indek Kualitas Udara (IKU)


Indikator kinerja diukur melalui pemeriksaan laboratorium terhadap 2
(dua) parameter yang terdiri dari NO 2 dan SO2. Sampel diambil dari
beberapa lokasi yang mewakili industri, permukiman, transportasi, dan
fasilitas umum diantaranya Alun-alun Cimalaka, Terminal Ciakar,
Taman Endog Kota Sumedang, Pasar Cimanggung, Depan PT. Kahatex
Cimanggung, Depan Kecamatan Jatinangor, Alun-alun Tanjungsari,
Komplek CV. Perintis Putra Bangsa Cimanggung, Komplek PT. Polipin
Canggih Cimanggung, dan Komplek PT. Supratex dengan hasil
sebagaimana tersaji pada Tabel 2.10 yang tersaji di bawah ini.

Rumus Indek Kualitas Udara (IKU) :

Tabel 2.12
Indek
Udara

2016 2017 2018


Parameter
Rerata EU IEU Rerata EU IEU Rerata EU IEU
NO2 11,37 40,00 0,2842 13,46 40,00 0,3365 12,47 40,00 0,3118
SO2 12,67 20,00 0,6301 11,52 20,00 0,5760 11,96 20,00 0,5978
Rata-Rata 0,4572 0,4563 0,4548
Indeks Udara 80,16 80,21 80,29
Target - 80,20 80,30
Capaian
- 100,01 99,99
Kinerja
5) Indek Tutupan Lahan/Vegetasi (ITL/V)
Indikator kinerja diukur dengan perhitungan indikator tutupan lahan
sebagai satu-satunya indikator isu hijau dengan membandingkan luas
wilayah dengan tutupan hutan baik itu kawasan hutan (hutan negara)
maupun hutan milik (rakyat) yang secara laten berfungsi lindung dengan
hasil sebagai berikut.

Rumus Indek Tutupan lahan


50
ITL/V=100-[{84,3-(TVx100)}x ]
54,3

Tabel 2.13
Indek Tutupan Lahan/Vegetasi

Uraian Satuan 2016 2017 2018


Cagar Alam Km2 0,13 0,13 0,13
Taman Hutan Raya Km2 0,3 0,3 0,3
Taman Wisata Alam Km2 1,07 1,07 1,07
Taman Buru Km2 8,67 8,67 8,67
Hutan Lindung Km2 9,09 9,09 9,09
Hutan Produksi Km2 27,22 27,22 27,22
Taman Kehati Km2 0,02 0,02 0,02
Km2
Hutan Milik berfungsi lindung 0,28 0,38 1,49

Jumlah Km2 46,51 46,61 47,72


Luas Wilayah Kabupaten Km2 155,872 155,872 155,872
Hutan/Luas Wilayah Persen 29,84 29,90 30,62
Indek Tutupan Lahan/Vegetasi Point 49,85 49,91 50,57
Target Point - 49,90 50,00
Capaian Kinerja Persen - 100.02 101,14

2.3.2. Capaian Penyerapan Anggaran


Jika dibandingkan dengan kinerja realisasi anggaran pada Tabel 2.10
dapat diperoleh gambaran bahwa secara umum penyerapan anggaran (rata-
rata 95,40 %-efisiensi 4,60 %) sebanding dengan peningkatan pencapaian
kinerja indikator. Hal ini dapat bermakna penentuan target indikator kinerja
tahunan telah ideal dengan penetapan target pagu anggaran tahunan. Kondisi
demikian perlu dipertahankan dalam mewujudkan implementasi perencanaan
yang efektif dan efisien. Lebih jelas rincian penyerapan anggaran setiap
program dapat disimak pada tabel yang tersaji di bawah ini.
Tabel 2.14
Realisasi Anggaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No Program Anggaran (Tahun) Realisasi Anggaran (Tahun) Persentase Realisasi Anggaran

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP


Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
2,613,300,530 5,128,636,670 1,687,782,650 1,125,556,050 4,119,434,385 2,351,021,350 5,053,520,170 1,567,001,620 1,103,953,350 3,977,889,289 89.96 98.54 92.84 98.08 96,56
Persampahan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
1,887,000,000 825,259,290 1,047,188,200 543,444,400 455,000,000 1,786,252,170 807,855,640 1,040,466,000 524,443,160 351,558,050 94.66 97.89 99.36 96.50 77,27
Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
70,000,000 256,049,450 146,000,500 251,950,000 207,500,000 64,780,000 249,272,350 145,667,000 249,865,000 204,711,350 92.54 97.35 99.77 99.17 98,66
Alam

Program Peningkatan Pengendalian Polusi 105,000,000 150,324,000 88,237,500 331,200,000 200,000,000 103,305,000 149,871,250 88,237,500 314,885,475 192,531,700 98.39 99.70 100.00 95.07 96,27

Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 894,800,000 2,435,931,800 950,758,800 726,020,300 383,320,l000 771,141,530 2,345,525,776 949,725,800 711,775,900 382,658,500 86.18 96.29 99.89 98.04 99,83

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi


- - 33,400,000 63,600,000 30,000,000 - - 28,154,568 56,027,000 28,000,000 - - 84.30 88.09 93,33
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Program DAK Badan Lingkungan Hidup 1,714,622,475 - 1,273,753,000 61,439,750 - 1,690,030,975 - 1,212,313,250 60,307,875 - 98.57 - 95.18 98.16 -

URUSAN PILIHAN KEHUTANAN

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 1,292,000,000 1,456,552,900 293,134,000 76,800,000 1,280,000,000 1,256,517,550 1,424,313,450 289,165,000 76,436,700 758,128,100 97.25 97.79 98.65 99.53 59,23

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1,062,910,430 1,409,004,050 2,362,230,100 141,277,750 - 995,330,950 890,708,450 2,293,108,750 138,976,750 - 93.64 63.22 97.07 98.37 -

JUMLAH URUSAN WAJIB DAN PILIHAN 9,639,633,435 11,661,758,160 7,882,484,750 3,321,288,250 6,675,254,385 9,018,379,525 10,921,067,086 7,613,839,488 3,236,671,210 5,895,476,989 93.56 93.65 96.59 97.45 88,32

WAJIB NON URUSAN

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 964,457,950 642,679,630 1,889,399,100 2,205,506,750 1,291,103,000 888,819,342 628,479,746 1,879,631,473 2,193,087,610 1,251,272,556 92.16 97.79 99.48 99.44 98,28
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1,880,332,600 1,790,559,945 2,010,774,001 2,273,342,000 2,623,720,000 1,858,953,600 1,787,591,071 1,996,673,401 2,265,388,225 2,578,289,105 98.86 99.83 99.30 99.65 98,27

Program Peningkatan Disiplin Aparatur 113,200,000 52,800,000 56,600,000 125,841,300 103,425,000 109,912,500 52,572,000 54,873,250 122,029,000 100,630,000 97.10 99.57 96.95 96.97 97,30

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER


30,000,000 10,175,000 - - 200,000,000 20,050,000 6,050,000 - - 199,850,000 66.83 59.46 - - 99,93
DAYA APARATUR
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
62,057,500 65,805,000 78,412,000 81,050,000 90,000,000 60,057,500 65,805,000 78,412,000 81,050,000 90,000,000 96.78 100.00 100.00 100.00 100,00
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan Perencanaan dan
35,103,000 40,800,000 32,000,000 44,575,000 101,550,000 4,853,000 40,700,000 32,000,000 44,575,000 96,550,000 13.83 99.75 100.00 100.00 95,08
Penganggaran SKPD
Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi
5,000,000 6,200,000 10,199,000 5,000,000 35,000,000 5,000,000 6,200,000 10,098,800 5,000,000 35,000,000 100.00 100.00 99.02 100.00 100
Kepegawaian SKPD

28
No Program Anggaran (Tahun) Realisasi Anggaran (Tahun) Persentase Realisasi Anggaran

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

JUMLAH WAJIB NON URUSAN 3,090,151,050 2,609,019,575 4,077,384,101 4,735,315,050 4,444,798,000 2,947,645,942 2,587,397,817 4,051,688,924 4,711,129,835 4,351,591,661 95.39 99.17 99.37 99.49 97,90

TOTAL 12,729,784,485 14,270,777,735 11,959,868,851 8,056,603,300 11,120,052,385 11,966,025,467 13,508,464,903 11,665,528,412 7,947,801,045 10,247,068,650 94.00 94.66 97.54 98.65 92,15
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun
global, tantang dan peluangan yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sumedang akan semakin kompleks. Berbagai
tantangan yang harus dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
menuntut adanya peningkatan peran dan kapasitas Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dalam menciptakan berbagai kebijakan dan pelayanan di
bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dapat menjawab kebutuhan
pembangunan daerah.
Untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam memenuhi harapan
masyarakat Kabupaten Sumedang, diperlukan perencanaan yang tepat,
efektif, dan berkesinambungan. Sesuai dengan mandat yang diberikan, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus mampu menjawab tantangan dan
peluang yang ada dengan memperkuat berbagai aspek yang terkait dengan
peran dan fungsinya. Dengan demikian, pembangunan bidang pekerjaan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dihasilkan dapat berguna
dalam mencapai tujuan pembangunan daerah, yaitu masyarakat Kabupaten
Sumedang yang adil, makmur dan sejahtera. Adapun tantangan dan peluang
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang sesuai dengan
perubahan dalam 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

2.4.1. Tantangan
1. Peningkatan timbulan sampah.
Meningkatnya pertambahan penduduk, laju pembangunan, serta aktivitas
dan tingkat sosial ekonomi masyarakat telah memicu terjadinya
peningkatan jumlah timbulan sampah. Hal ini menjadi semakin berat
dengan hanya menjalankan paradigma lama pengelolaan sampah dengan
mengandalkan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan.
Kegiatan tersebut dari waktu ke waktu semakin membutuhkan anggaran
yang semakin besar dan bila tidak tersedia akan menimbulkan banyak
masalah seperti sampah yang tidak terangkut, fasilitas yang tidak
memenuhi syarat, cara pengoperasian fasilitas yang tidak mengikuti
ketentuan teknis, dan semakin terbatasnya lahan pembuangan sampah.
Pada tahun 2018 jumlah penduduk Sumedang mencapai 1.146.149 orang.
Jika diasumsikan timbulan sampah per orang/hari 0,38 kg (asumsi lokal)

30
maka pada tahun tersebut terdapat 158.971 ton timbulan sampah atau
436 ton/hari. Dari jumlah tersebut terkelola melalui skema pengurangan
di sumber sampah sebanyak ± 29.648 ton/tahun atau ± 81,23 ton/hari
(18,65 %), penanganan di TPS dan TPA sebanyak ± 62.640 ton/tahun
atau ± 172 ton/hari (39,40 %), serta sisanya ± 66.691 ton/tahun atau ±
182,72 ton/hari (46,95 %) dikelola secara tradisional oleh masyarakat di
pedesaan. Kondisi penanganan tradisional di masyarakat masih jauh dari
yang diharapkan karena belum terkonsentrasinya tempat-tempat
pembuangan akhir dan masih adanya tindakan pembakaran pada
pemrosesan akhir. Sampah, apalagi sampah plastik adalah limbah padat
yang memberikan kontribusi tinggi terhadap pencemaran lingkungan
hidup baik itu media air, udara maupun tanah/lahan. Peningkatan
timbulan sampah akan berlanjut mengikuti tren peningkatan jumlah
penduduk beserta prilakunya. Bersamaan dengan kondisi dimaksud
kebutuhan lahan untuk pemrosesan akhir sampah akan meningkat pula.

2. Perlu koordinasi untuk peningkatan akses menuju TPA Cijeruk dengan


DPUPR.
Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) di Dusun Lembur Sawah RT 2
RW 11, Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan pembangunannya
mendekati rampung. Untuk dapat beroperasinya TPSA ini diperlukan
infrastruktur pendukungnya diantaranya adalah jalan yang menuju
lokus TPSA ini. Berkenaan dengan urusan jalan adalah kewenangan
Dinas PUPR, maka diperlukan koordinasi dengan dinas tersebut secara
segera sehingga dapat dilakukan perbaikan jalan yang akan dilintasi
truk pengangkut sampah tersebut.

3. Ruang Terbuka Hijau belum optimal.


Ruang Terbuka Hijau publik di Kabupaten Sumedang yang ditargetkan
20 % dari luas kawasan permukiman perkotaan yang seyogyanya
mencapai 1.849,3 Ha, saat ini baru mencapai seluas 102,8 ha (5,56
%). Pemerintah Daerah Kabupaten mengalami kendala dalam hal
penyediaan lahan yang akan dikembangkan menjadi Ruang Terbuka
Hijau Publik.

4. Kesadaran masyarakat (individu/corporate) masih belum merata dalam


menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pada satu sisi ada sebagian besar
masyarakat yang peduli dan mendukung upaya pelestarian lingkungan,
namun di sisi lain masih terdapat masyarakat baik individu maupun
korporasi yang dalam aktivitasnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
kelestarian lingkungan. Tinjauan dari ketaatan usaha/kegiatan terhadap
izin lingkungan masih berada pada kisaran 27 persen, terutama dalam
pelaksanaan AMDAL dan/atau UKL/UPL yang baru mencapai 40
usaha/kegiatan dari sebanyak 222 usaha/kegiatan pemilik AMDAL
dan/atau UKL/UPL. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan timbulnya
konflik lingkungan hidup dicirikan dengan adanya pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh
pelaku korporasi dimana pada tahun-tahun sebelumnya mencapai 13 (tiga
belas) pengaduan. Potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
di Kabupaten Sumedang masih cukup tinggi, hal tersebut dapat dilihat
dari kondisi Indek Kualitas Air Sungai (IKA) dan Indek Kualitas Udara
(IKU) tahun 2018. Kondisi tersebut menjadi tantangan Dinas LHK untuk
dapat menjadi agen pembangunan yang secara persuasif maupun secara
agresif dapat mendorong peningkatan kesadaran masyarakat
(individu/corporate) untuk menjaga kelestarian lingkungan.

5. Seluruh kecamatan memiliki wilayah rawan bencana.


Berdasarkan pemetaan di wilayah kabupaten Sumedang terdapat 136 titik
rawan bencana tersebar di setiap kecamatan. Pada umumnya potensi
bencana merupakan pergerakan tanah (longsor dan tanah amblas), serta
banjir. Gerakan tanah (longsor) dapat terjadi saat curah hujan di atas
normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai,
tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan tinggi, dan gerakan
tanah lama dapat aktif kembali. Kondisi ini menjadi tantangan aktivitas
pengelolaan dan perlindungan lingkungan untuk mengupayakan setiap
kegiatan/usaha dapat menghindari timbulnya bencana terutama yang
diakibatkan oleh tindakan perusakan kawasan lindung yang juga
merupakan ekosistem keanekaragaman hayati.

6. Adanya perambahan lahan konservasi oleh masyarakat.


Kawasan Hutan Gunung Kunci dan Gunung Palasari adalah aset penting
bagi Kabupaten Sumedang. Kawasan tersebut merupakan Hutan
Konservasi yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) yang berada di tengah-
tengah kawasan perkotaan dan sudah barang tentu mempunyai berbagai
fungsi, mulai dari konservasi, produser oksigen, sarana pendidikan dan
rekreasi. Sebagai elemen penting dalam penentu sistem penyangga
kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat, Tahura Gunung Kunci dan
Gunung Palasari tidak luput dari perambahan masyarakat disekitarnya
sehingga kondisinya cenderung menurun. Hal tersebut menuntut
keberadaannya harus dipertahankan secara optimal, dijaga daya
dukungnya secara lestari. Ancaman paling nyata adalah bencana
kebakaran hutan dan lahan yang acapkali terjadinya ilaran api dari
kebakaran lahan di luar kawasan (lahan penyangga) akibat dari perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lahan yang melakukan pembakaran saat
melakukan pembersihan lahan atau perilaku lainnya yang tidak
terkontrol. Kerusakan vegetasi secara umum baik itu di dalam maupun di
luar kawasan hutan akan merusak tutupan lahan yang akan berpengaruh
terhadap salah satu indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
yaitu Indek Tutupan Lahan/Vegetasi (ITL) dimana tahun 2018 Kabupaten
Sumedang berada pada point 50,57. Walaupun masih relatif baik jika
dilihat dari kondisi Provinsi Jawa Barat namun kondisi ini harus terus
ditingkatkan sehingga bisa berkontribusi besar terhadap perbaikan Indeks
Tutupan Lahan khususnya dan Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Provinsi Jawa Barat pada umumnya.

2.4.2. Peluang
1. Adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung tugas dan
fungsi Dinas LHK, diantaranya:
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup yang mengatur mengenai pelestarian
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup;
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang
mengatur Pengelolaan Hutan.
c. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
yang mengatur mengenai pengelolaan sampah;
d. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
mengatur mengenai wujud struktur ruang dan pola ruang;
e. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang mengatur mengenai
pengelolaan
sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya.

2. Adanya koordinasi yang baik dengan instansi vertikal dan horizontal.


Terbukanya akses koordinasi secara vertikal dan horizontal baik antar
pusat dan daerah maupun antar pemda dan perangkat daerah menjadikan
peluang bagi peran Dinas LHK dalam meningkatkan kualitas perencanaan
di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Koordinasi tersebut dapat
meningkatkan sinerginitas maupun integrasi antara perencanaan pusat
dan daerah serta antara perencanaan daerah dengan perangkat daerahnya
sehingga dalam pembagian kewenangan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan akan lebih sinkron dan terintegrasi di setiap pembagian
kewenangan antara Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk itu
diharapkan koordinasi vertikal dan horizontal dapat mendukung
koordinasi antar pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu,
antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

3. Adanya teknologi yang dapat mendukung pengelolaan lingkungan dan


kehutanan.
Peran teknologi dalam peningkatan kualitas pelayanan lingkungan hidup
dan kehutanan sudah menjadi hal yang mutlak. Adanya kebutuhan dalam
penggunaan teknologi baik untuk manajemen pengelolaan data, menilai
mutu lingkungan, mengendalikan kualitas lingkungan hidup dan
kehutanan serta pengembangan laboratorium perlu secara gradual
dipenuhi dalam mewujudkan lingkungan hidup dan kehutanan
Kabupaten Sumedang yang lestari.

4. Adanya keterlibatan stakeholder dalam mendukung pengelolaan


lingkungan hidup dan kehutanan.
Keberhasilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sangat dipengaruhi oleh keterlibatan
para pemangku kepentingan (stakeholder), karena pada hakikatnya
lingkungan yang lestari tidak dapat diwujudkan jika para penghuni
bumi tidak memiliki andil di dalam pelestarian tersebut. Dalam konteks
ini siapapun yang turut andil dalam perwujudan lingkungan lestari di
Kabupaten Sumedang secara otomatis telah memberikan dukungan
kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

5. Adanya kearifan lokal untuk mendukung kelestarian lingkungan.


Berdasarkan sejarah, masyarakat di Kabupaten Sumedang pada zaman
dahulu hingga saat ini didominasi oleh pekerja sektor pertanian atau
dengan kata lain masyarakat yang memperoleh nilai ekonomi dari hasil
alam. Sehingga pola hidup dan cara pandang masyarakat pertanian yang
berorientasi terhadap kelestarian lingkungan menjadi landasan
terbentuknya kultur atau kearifan lokal yang konvergen dengan nilai-nilai
kelestarian lingkungan.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN

Perumusan isu-isu strategis Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Kabupaten Sumedang sebagai Perangkat Daerah, dilakukan berdasarkan
tugas dan fungsi sesuai dengan pelayanan yang diberikan menurut
peraturan perundang-undangan. Dalam perumusan isu-isu tersebut akan
dimulai dari tahapan identifikasi permasalahan pelayanan tupoksi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang, selanjutnya
dilakukan telaahan terhadap visi, misi, dan Program Bupati dan Wakil
Bupati terpilih dalam RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023
sebagai dasar pelaksanaan tugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
kedepan. Selanjutnya akan menjadi dasar penetapan isu-isu strategis Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang periode 2018-2023.
Adapun penjelasan tahapan perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas
dan fungsi adalah sebagai berikut :

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sebagaimana dijelaskan pada bagian kinerja pelayanan Dinas


Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2013-2018 dapat diketahui bahwa
kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang masih
perlu ditingkatkan dalam upaya mencapai standar pelayanan dalam urusan
lingkungan hidup dan kehutanan. Adapun permasalahan-permasalahan
pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi dasar
pembuatan solusi kegiatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Pelayanan Berdasarkan
Tugas Pokok dan Fungsi

No Aspek Permasalahan
1 Bidang Penataan dan 1. Belum adanya tenaga PPLH dan terbatasnya tenaga PPNS;
Penaatan Hukum 2. Instrumen pengelolaan lingkungan hidup masih belum
Lingkungan lengkap;
3. Masih adanya masyarakat (individu/perusahaan) yang
membuang limbah tidak sesuai prosedur;
No Aspek Permasalahan
2 Bidang Pengendalian dan 1. Masih lemahnya pengendalian pencemaran dan kerusakan
Peningkatan Kapasitas lingkungan;
Lingkungan 2. Menurunnya debit sejumlah mata air
3. Koordinasi antar Perangkat Daerahdalam program
penyelamatan lingkungan masih kurang
4. Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang mitigasi
perubahan iklim

3 Bidang Pengelolaan 1. Terbatasnya lahan penampungan sampah;


Sampah dan Pertamanan 2. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih
kurang;
3. Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau
4 Bidang Kehutanan 1. Kesadaran masyarakat dalam upaya pelestarian taman
hutan raya masih lemah;
2. Potensi Ocupacy lahan dalam kawasan hutan raya sangat
tinggi;
3. Belum lengkapnya instrumen pengelolaan kawasan hutan
raya

Sumber : Hasil FGD

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
3.2.1.Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan, cita dan citra yang ingin
diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari
nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders. Sesuai
dengan arahan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023 bahwa
pemerintah Kabupaten Sumedang akan mewujudkan Visi dan Misi yang telah
ditetapkan. Adapun Visi Pemerintah Daerah Kabupaten sesuai dengan RPJMD
Tahun 2018-2023 sebagai berikut :

“Terwujudnya Masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju,


Profesional, dan Kreatif (SIMPATI) Pada Tahun 2023”

Sejahtera Masyarakatnya, Agamis Akhlaqnya, Maju Daerahnya, Profesional


Aparaturnya dan Kreatif Ekonominya.
3.2.2 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
program dan kegiatan tanpa mengabaikan mandat yang diberikan. Adapun
misi Pemerintah Daerah Kabupaten adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan dasar secara mudah dan terjangkau untuk
kesejahteraan masyarakat;
2. Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat
dan pemerintahan;
3. Mengembangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan
infrastruktur dan daya dukung lingkungan serta penguatan budaya dan
kearifan lokal;
4. Menata birokrasi pemerintah yang responsif dan bertanggung jawab
secara profesional dalam pelayanan masyarakat;
5. Mengembangkan sarana prasarana dan sistem perekonomian yang
mendukung kreativitas dan inovasi masyarakat Kabupaten Sumedang.

Visi dan Misi Bupati Tahun 2018-2023 selanjutnya menjadi pedoman


Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang dalam
menyusun tujuan dan sasaran Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2018-2023 agar arah kebijakan dan program
pembangunan daerah dalam Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2018- 2023 sinkron dan terintegrasi dengan RPJMD
Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2023.
Adapun dalam misi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mengemban misi nomor 3 (tiga) yakni Misi mengembangkan wilayah ekonomi
didukung dengan peningkatan infrastruktur dan daya dukung lingkungan
serta penguatan budaya dan kearifan lokal. Untuk mengetahui hambatan dan
faktor penentu keberhasilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam
mewujudkan Misi tersebut, disusun uraian dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Hambatan dan Faktor Penentu Keberhasilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dalam Mewujudkan Misi RPJMD Kabupaten Sumedang
Periode 2018-2023

Misi RPJMD
Hambatan Dinas
(Misi Bupati) yang Faktor Penentu Keberhasilan Lingkungan
Lingkungan Hidup dan
No. Terkait Peran Hidup dan Kehutanan dalam Mewujudkan
Kehutanan Dalam
Dinas Lingkungan Misi RPJMD
Mewujudkan Misi RPJMD
Hidup
dan Kehutanan
1 Mengembangkan Masih belum optimalnya 1. Secara gradual melakukan penataan dan
wilayah ekonomi tata kelola lingkungan yang pemenuhan instrumen pengelolaan
didukung dengan mencakup pengendalian, lingkungan hidup dan kehutanan;
peningkatan pencegahan kerusakan 2. Memperketat pengendalian dan
infrastruktur dan lingkungan, lemahnya pencegahan kerusakan lingkungan;
daya dukung sistem dan pelaksanaan 3. Memperkuat sistem manajemen
lingkungan serta sistem manajemen persampahan dan mengoptimalkan
penguatan budaya persampahan, pertamanan, implementasi sistem tersebut
dan kearifan lokal. belum memadainya 4. Perluasan Ruang Terbuka Hijau
instrumen pengelolaan
lingkungan hidup dan
kehutanan.

Sumber : Hasil FGD

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Provinsi


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merumuskan
tujuan pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu memastikan kondisi
lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan
manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang aman, serta secara
paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan
sumbangan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan tujuan pembangunan
tersebut, sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2015-2019 adalah :
1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator
kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-
68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun
dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan
tutupan hutan;
2. Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara
lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
yang berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi
SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang
akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu
(termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport
3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta
keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan
indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Dinas LHK Kabupaten Sumedang
menyajikan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi, misi Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3
Permasalahan Pelayanan Dinas LHK kabupaten Sumedang
Berdasarkan sasaran Renstra K/KL

Permasalahan PD Faktor
Sasaran Renstra K/L terkait dengan
Renstra K/L Penghambat Pendukung
Menjaga kualitas lingkungan - Meningkatnya - Belum - UU no. 32 Tahun
hidup untuk meningkatkan beban tersedianya 2009 tentang
daya dukung lingkungan, pencemaran yang dokumen- Perlindungan dan
ketahanan air dan kesehatan mengakibatkan dokumen Pengelolaan
masyarakat, dengan penurunan kajian Lingkungan
indikator kinerja Indeks kualitas LH lingkungan - Koordinasi antar
Kualitas Lingkungan Hidup - Meningkatnya hidup sektor dan lintas
berada pada kisaran 66,5- jumlah penduduk - Kurangnya daerah, pelaku
68,6, angka pada tahun 2014 yang berdampak pengawasan usaha/kegiatan,
sebesar 63,42. Anasir utama meningkatkan karena LSM dan Perguruan
pembangun dari besarnya potensi keterbatasan tinggi semakin
indeks ini yang akan pencemaran dan SDM meningkat
ditangani, yaitu air, udara perusakan - Kurangnya - IKLH menjadi
dan tutupan hutan lingkungan koordinasi indikator kinerja
- Terjadinya antar PD RPJMD Kabupaten
Penomena alam dalam Sumedang tahun
perubahan iklim pengelolaan 2019-2023
Melestarikan keseimbangan - Belum LH
ekosistem dan terkoordinasi - Rendahnya
keanekaragaman hayati serta dalam hal citra ketaatan
keberadaan SDA sebagai satelit tutupan pelaku
sistem penyangga kehidupan vegetasi usaha/kegiata
untuk mendukung - Kewenangan n terhadap
pembangunan berkelanjutan kabupaten dalam regulasi
yang dapat pengelolaan hutan bidang
dipertanggungjawabkan, terbatas pada lingkungan
dengan indikator kinerja Tahura
derajat keberfungsian - Terbatasnya
ekosistem meningkat setiap pendanaan APBD
tahun

Sasaran RPJMD Provinsi Jawa Barat pada periode tahun 2018-2023


adalah meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak
perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat dengan target Indek
Kualitas lingkungan Hidup (IKLH) pada kisaran 50,64 dari kondisi saat ini
49,76. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tahun 2018-2023
merumuskan tujuan pembangunan lingkungan hidup di Jawa Barat
dimaksud melalui sasaran sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas air, dengan target pada tahun 2023 berada pada
kisaran indek 43,27 dari semula pada kisaran indek 42,07. Target-target
ini ditempuh diantaranya melalui Bimtek pemahaman aparatur di daerah
mengenai pengelolaan dan perlindungan lingkungan Hidup, Penyusunan
Daya Dukung dan Daya Tampung 4 DAS, Pengawasan terhadap ijin
lingkungan, Penurunan beban pencemaran air sungai dari unsur COD,
Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan, Pelestarian Kehati,
Peningkatan Penyelesaian kasus lingkungan, Peningkatan akreditasi
Labolatorium ligkungan dan Peningkatan pelayanan TPA/TPST Regional.
2. Meningkatnya kualitas Udara, dengan target pada tahun 2023 pada
kisaran indek 80,11 dari semula pada kisaran indek 78,91. Target ini
ditempuh melalui Penurunan Konsentrasi Parameter Sox dengan upaya
diantaranya melakukan pemantauan kualitas udara secara passive
sampler, Pemutakhiran sistem informasi air dan udara serta penyusunan
peraturan pengendaian pencemaran udara
3. Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor limbah dan
sampah sebesar 7,43 % dari kondisi awal 2,40 %. Penurunan GRK ini
fokus dari sektor sampah dengan upaya-upaya Pengembangan dan
penerapan jasa lingkungan dalam pengelolaan kawasan lindung,
pengembangan adaptasi perubahan iklim, pengembangan program
kampung iklim serta pengembangan kinerja partisipasif dalam program
peraihan penghargaan lingkungan seperti adiwiyata, adipura dan
kalpataru.
Faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi, misi Provinsi Jawa Barat sebagaimana pada
tabel di bawah ini.

Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Dinas LHK kabupaten Sumedang
Berdasarkan sasaran Renstra Provinsi

Permasalahan PD Faktor
Sasaran Renstra DLH terkait dengan
Provinsi Jabar Renstra DLH
Penghambat Pendukung
Prov Jabar
Meningkatnya Kualitas air - Belum - Metodologi - Telah tersedia
terkoordinasi pengambilan instrumen Indek
Meningkatnya kualitas dalam hal sample kualitas Kualitas Udara (IKU)
Udara pengambilan udara dan air dan Indek Kualitas
Menurunnya emisi Gas sample kualitas dalam proses Air (IKA)
Rumah Kaca (GRK) air dan udara sinkronisasi
3.4 Telahaan RTRW dan KLHS Kabupaten Sumedang
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Dalam upaya pengendalian pembangunan agar tetap aman dan
nyaman, maka Pemerintah Daerah Kabupaten menetapkan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten
Sumedang Tahun 2018-2038, yang mana didalamnya diatur tentang
pemanfaatan ruang Kabupaten Sumedang sehingga pembangunan tetap
dalam koridor yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan alam dan
karakteristik wilayah Kabupaten Sumedang. Beberapa hal tentang urusan
lingkungan hidup dan Kehutanan yang terkait dengan RTRW diantaranya
sebagai berikut :

3.4.1.1 Pola Ruang Kawasan Lindung


A. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut,
dan memelihara kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung di wilayah
Kabupaten dengan luas kurang lebih 9.085 Ha meliputi:
a. Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Cimanggung; c. Kecamatan
Tanjungsari; d. Kecamatan Sukasari; e. Kecamatan Pamulihan; f. Kecamatan
Rancakalong; g. Kecamatan Sumedang Selatan; h. Kecamatan Ganeas; i.
Kecamatan Situraja; j. Kecamatan Cisitu; k. Kecamatan Darmaraja; l.
Kecamatan Cibugel; m. Kecamatan Jatinunggal; n. Kecamatan Jatigede; o.
Kecamatan Tomo; p. Kecamatan Conggeang; q. Kecamatan Paseh; r.
Kecamatan Cimalaka; s. Kecamatan Tanjungkerta; t. Kecamatan
Tanjungmedar; dan u. Kecamatan Buahdua.

B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan


Bawahannya Kawasan resapan air di wilayah kabupaten dengan luas
kurang lebih
20.017 Ha tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

C. Kawasan Perlindungan Setempat


C.1. Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai dengan luas kurang lebih 2.318 Ha
meliputi: a. Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Cimanggung; c. Kecamatan
Rancakalong; d. Kecamatan Sukasari; e. Kecamatan Pamulihan; f. Kecamatan
Sumedang Utara; g. Kecamatan Sumedang Selatan; h. Kecamatan Ganeas; i.
Kecamatan Cisarua; j. Kecamatan Cimalaka; k. Kecamatan Paseh; l.
Kecamatan Tanjungkerta; m. Kecamatan Tanjungmedar; n. Kecamatan
Darmaraja; o. Kecamatan Situraja; p. Kecamatan Cisitu; q. Kecamatan
Cibugel; r. Kecamatan Wado; s. Kecamatan Jatinunggal; t. Kecamatan
Jatigede; u. Kecamatan Tomo; v. Kecamatan Ujungjaya; w. Kecamatan
Conggeang; x. Kecamatan Buahdua; dan y. Kecamatan Surian.

C.2. Kawasan Sempadan Waduk


Kawasan sekitar waduk sebagaimana dengan ketentuan bentuk
daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik danau/waduk, sekurang-kurangnya 50 meter dari
titik pasang tertinggi ke arah darat seluas 1.255 Ha, meliputi : a. Kecamatan
Situraja; b. Kecamatan Cisitu; c. Kecamatan Darmaraja; d. Kecamatan
Cibugel; e. Kecamatan Wado; f. Kecamatan Jatinunggal; g. Kecamatan
Jatigede; g. Kecamatan Ujungjaya; h. Kecamatan Conggeang; i. Kecamatan
Paseh; j. Kecamatan Buahdua; dan k. Kecamatan Surian.

C.3. Kawasan Danau


Kawasan danau dengan luas kurang lebih 9 (sembilan) hektar
meliputi:
a. Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Tomo; c. Kecamatan Pamulihan; d.
Kecamatan Tanjungkerta; e. Kecamatan Tanjungmedar; dan f. Kecamatan
Sumedang Selatan.

C.4. Kawasan Waduk


Kawasan waduk dengan luas kurang lebih 3.293 hektar meliputi: a.
Kecamatan Cisitu; b. Kecamatan Darmaraja; c. Kecamatan Cibugel; d.
Kecamatan Wado; e. Kecamatan Jatinunggal; f. Kecamatan Jatigede; g.
Kecamatan Ujungjaya; h. Kecamatan Buahdua; i. Kecamatan Conggeang; dan
j. Kecamatan Surian.

C.5. Kawasan Sekitar Mata Air


Kawasan sekitar mata air dengan radius sekurang-kurangnya 200
meter meliputi: a. Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Cimanggung; c.
Kecamatan Pamulihan; d. Kecamatan Tanjungsari; e. Kecamatan Sukasari; f.
Kecamatan Rancakalong; g. Kecamatan Sumedang Utara; h. Kecamatan
Sumedang Selatan; i. Kecamatan Ganeas; j. Kecamatan Cisarua; k. Kecamatan
Cimalaka; l. Kecamatan Paseh; m.Kecamatan Tanjungkerta; n. Kecamatan
Tanjungmedar; o. Kecamatan Situraja; p. Kecamatan Cisitu; q. Kecamatan
Darmaraja; r. Kecamatan Cibugel; s. Kecamatan Wado; t. Kecamatan
Jatinunggal; u. Kecamatan Jatigede; v. Kecamatan Tomo; w. Kecamatan
Ujungjaya; x. Kecamatan Conggeang; y. Kecamatan Buahdua; dan z.
Kecamatan Surian.

D. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


D.1. Kawasan Cagar Alam
Kawasan cagar alam berupa Cagar Alam Gunung Jagat dengan luas
kurang lebih 134 Ha meliputi: a. Kecamatan Jatinunggal; dan b. Kecamatan
Jatigede.

D.2. Kawasan Taman Hutan Raya


Kawasan taman hutan raya berupa Taman Hutan Raya (Tahura)
Gunung Palasari dengan luas 35 Ha terletak di Kelurahan Kota Kulon dan
Kelurahan Pasanggrahan Baru Kecamatan Sumedang Selatan meliputi: a.
Gunung Palasari seluas 31,2189 hektar; dan b. Gunung Kunci dengan luas
3, 6686 hektar.

D.3. Kawasan Taman Wisata Alam


Kawasan taman wisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA)
Gunung Tampomas dengan luas kurang lebih 1.075 Ha meliputi: a.
Kecamatan Cimalaka; b. Kecamatan Conggeang; dan c. Kecamatan Buahdua.

D.4. Kawasan Lindung Geologi


D.4.1. Kawasan Cekungan Air Tanah :
Meliputi : a. cekungan air tanah yang merupakan zona kritis di
Kecamatan Cimanggung; b. cekungan air tanah yang merupakan zona rawan
di Kecamatan Cimanggung; dan c. cekungan air tanah yang merupakan zona
aman meliputi: 1. Kecamatan Cimanggung; 2. Kecamatan Pamulihan; 3.
Kecamatan Tanjungsari; 4. Kecamatan Sukasari; 5. Kecamatan Rancakalong;
6. Kecamatan Sumedang Utara; 7. Kecamatan Sumedang Selatan; 8.
Kecamatan Ganeas; 9. Kecamatan Cisarua; 10. Kecamatan Cimalaka; 12.
Kecamatan Paseh; 13. Kecamatan Tanjungkerta; 14. Kecamatan Situraja; 15.
Kecamatan Cisitu; 16. Kecamatan Darmaraja; 17. Kecamatan Cibugel; 18.
Kecamatan Wado; 19. Kecamatan Jatinunggal; 20. Kecamatan Tomo; 21.
Kecamatan Ujungjaya; 22. Kecamatan Conggeang; 23. Kecamatan Buahdua;
dan 24. Kecamatan Jatinangor.

D.4.2 Kawasan Sempadan Mata Air :


Luas 1.194 Ha meliputi : a. Kecamatan Rancakalong; b. Kecamatan
Sumedang Utara; c. Kecamatan Jatigede; d. Kecamatan Tomo; e. Kecamatan
Conggeang; f. Kecamatan Paseh; g. Kecamatan Cimalaka; h. Kecamatan
Tanjungkerta; i. Kecamatan Tanjungmedar; dan j. Kecamatan Buahdua.

D.5. Kawasan Lindung Lainnya


D.5.1 Kawasan Taman Buru berupa Kawasan Taman Buru Gunung Masigit
Kareumbi dengan luas kurang lebih 8.672 Ha meliputi :
a. Kecamatan Cimanggung dengan luas kurang lebih 1.263 hektar;
b. Kecamatan Pamulihan dengan luas kurang lebih 876 hektar;
c. Kecamatan Sumedang Selatan dengan luas kurang lebih 3.364 hektar;
d. Kecamatan Ganeas dengan luas kurang lebih 76 hektar;
e. Kecamatan Situraja dengan luas kurang lebih 832 hektar;
f. Kecamatan Cisitu dengan luas kurang lebih 881 hektar;
g. Kecamatan Darmaraja dengan luas kurang lebih 392 hektar; dan
h. Kecamatan Cibugel dengan luas kurang lebih 988 hektar.

D.5.2 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi Situs dan Wisata
Sejarah.

D.5.3 Kawasan RTH perkotaan dengan luas kurang lebih 2.774 hektar
ditetapkan dengan proporsi paling sedikit 30 % dari luas kawasan
perkotaan meliputi:
a. RTH publik yaitu taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau
sepanjang jalan, sungai, dan pantai, dengan proporsi paling sedikit 20%;
dan
b. RTH privat yaitu kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/
swasta yang ditanami tumbuhan, dengan proporsi 10 %.
Kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah luasan
kawasan lindung yang dapat menjaga kelestarian keanekaragaman hayati,
tutupan vegetasi dan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Diperkirakan
sekitar 20.348,5 Ha (27,83 %) telah berfungsi menjaga keanekaragaman
hayati. Berikut disajikan luasan kawasan lindung di Kabupaten Sumedang

Tabel 3.5
Luasan Kawasan Lindung Kabupaten Sumedang

Luasan perlindungan
No Kawasan Lindung Luas (ha)
keanekaragam hayati

1 2 3 4
A. Kawasan Hutan Lindung (HL) 9.085,20 9.085,20
1 Hutan Lindung 8.775,80 8.775,80
2 HL Pariwisata 164,60 164,60
3 HL Mata Air 3,30 3,30
4 HL Sempadan Mata Air 33,20 33,20
5 HL Sempadan Sungai 25,90 25,90
6 HL Sempadan waduk 41,20 41,20
7 HL Sungai 9,20 -
8 HL Waduk 32,00 -
Kawasan yang memberikan
B. 20.017,00 -
Perlindungan di bawahnya
1 Resapan Air 20.017,00 -
C. Kawasan Perlindungan Setempat 11.189,80 1.347,80
1 Sempadan Sungai 2.318,50 -
2 Sempadan waduk 1.255,60 -
3 Sungai 682,80 -
4 Danau 9,30 -
5 Waduk 3.292,90 -
6 HP mata Air 2,20 2,20
7 HP Resapan Air 119,60 119,60
8 HP Sempadan Mata Air 21,40 21,40
9 HP Sempadan Sungai 358,70 358,70
10 HP Sempadan waduk 491,00 491,00
11 HP Sungai 77,70 -
12 HP Waduk 1.388,40 -
13 HPT Mata Air - -
14 HPT Sempadan Mata Air 31,10 31,10
15 HPT Sempadan Sungai 148,70 148,70
16 HPT Sempadan waduk 175,10 175,10
17 HPT Sungai 42,50 -
18 HPT waduk 774,30 -
D Kawasan Perlindungan Geologi 22.914,40 -
1 Sempadan Mata Air 1.194,10
2 Gerakan Tanah 21.612,40 -
3 Mata Air 107,90
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam
E 1.243,40 1.243,40
dan Cagar Budaya
Luasan perlindungan
No Kawasan Lindung Luas (ha)
keanekaragam hayati

1 2 3 4
1 CA 133,70 133,70
2 Tahura 34,90 34,90
3 TWA 1.074,80 1.074,80
F Kawasan Lindung lainnya 8.672,10 8.672,10
1 Taman Buru 8.666,50 8.666,50
2 TB Sempadan Sungai 4,00 4,00
3 TB Sungai 1,60 1,60
Jumlah 73.121,90 20.348,5

3.4.1.2 Pola Ruang Kawasan Budidaya


Kawasan budidaya yang berkaitan dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup lebih banyak yang berkaitan dengan potensi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, misal pada kawasan industri
besar rentan dengan pencemaran air dan udara, kawasan permukiman
perkotaan dan kawasan pariwisata berkaitan dengan potensi timbulan sampah,
peruntukan kawasan hutan rakyat berkaitan dengan potensi tutupan lahan,
kawasan pertanian dan peternakan berpotensi pencemaran seperti pemakaian
pestisida dan potensi gas rumah kaca (GRK), serta kawasan pertambangan
yang berpotensi perubahan bentang alam. Beberapa hal tentang kawasan
budidaya yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup antara lain sebagai berikut :

A. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat


Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 4.734
Ha, meliputi : a. Kecamatan Rancakalong; b. Kecamatan Sumedang Utara; c.
Kecamatan Sumedang Selatan; d. Kecamatan Ganeas; e. Kecamatan Cisarua;
f. Kecamatan Cimalaka; g. Kecamatan Paseh; h. Kecamatan Tanjungkerta; i.
Kecamatan Tanjungmedar; j. Kecamatan Situraja; k. Kecamatan Cisitu; l.
Kecamatan Darmaraja; m. Kecamatan Cibugel; n. Kecamatan Wado; o.
Kecamatan Jatinunggal; p. Kecamatan Jatigede; q. Kecamatan Tomo; r.
Kecamatan Ujungjaya; s. Kecamatan Conggeang; t. Kecamatan Buahdua; dan
u. Kecamatan Surian.
B. Kawasan Pertanian
B.1. Kawasan Peruntukan Tanaman Pangan
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dengan luas kurang
lebih 30.069 Ha tersebar di seluruh wilayah kabupaten meliputi: a. lahan
beririgasi; dan b. lahan tidak beririgasi.

B.2. Kawasan Peruntukan Hortikultura


Kawasan peruntukan hortikultura tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

B.3. Kawasan Peruntukan Peternakan


Kawasan peruntukan peternakan meliputi:
a. kawasan peruntukan ternak besar meliputi kawasan sapi potong
nasional, kawasan sapi potong di luar kawasan nasional dan kawasan
ternak besar lainnya;
b. kawasan peruntukan ternak kecil tersebar seluruh wilayah kabupaten; dan
c. Kawasan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Pakan Tambahan
(konsentrat) tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

C. Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan
dikembangkan berdasarkan wilayah pertambangan mineral bukan logam dan
batuan. Adapun kawasan wilayah usaha pertambangan meliputi : a.
Kecamatan Tanjungsari; b. Kecamatan Pamulihan; c. Kecamatan Rancakalong;
d. Kecamatan Sumedang Utara; e. Kecamatan Situraja; f. Kecamatan Cisitu; g.
Kecamatan Darmaraja; h. Kecamatan Jatinunggal; i. Kecamatan Jatigede; j.
Kecamatan Tomo; k. Kecamatan Ujungjaya; l. Kecamatan Conggeang; m.
Kecamatan Paseh; n. Kecamatan Cimalaka; o. Kecamatan Cisarua; p.
Kecamatan Tanjungkerta; q. Kecamatan Tanjungmedar; r. Kecamatan
Buahdua; dan s. Kecamatan Surian.

D. Kawasan Pariwisata
D.1. Pariwisata Budaya
Pengembangan pariwisata budaya meliputi:
a. Saung Budaya Sumedang di Kecamatan Jatinangor;
b. Makam Pasarean Gede di Kecamatan Sumedang Selatan;
c. Makam Dayeuhluhur di Kecamatan Ganeas;
d. Makam Marongge di Kecamatan Tomo;
e. Desa Wisata Rancakalong di Kecamatan Rancakalong;
f. Kampung Sunda di Kawasan Jatigede di Kecamatan Jatigede;
g. relokasi situs-situs yang terendam Waduk Jatigede diarahkan ke daerah:
1. Kampung Munjul di Kecamatan Darmaraja;
2. Situs Tajimalela di Kecamatan Cisitu; dan
3. Daerah lainnya berdasarkan hasil kajian atau studi.
h. Wisata Geotheater di Kecamatan Rancakalong; dan
i. Wisata budaya lainnya.

D.2. Pariwisata Alam


Pengembangan pariwisata alam meliputi: a. Bumi Perkemahan
Kiarapayung di Kecamatan Jatinangor; b. Bumi Perkemahan Cijambu di
Kecamatan Tanjungsari; c. Pemandian Cipanteuneun di Kecamatan Cimalaka;
d. Baru beureum di Kecamatan Sukasari; e. Wana wisata Cibingbin di
Kecamatan Sumedang Selatan; f. Curug Sindulang Kecamatan Cimanggung; g.
Curug Cigorobog di Kecamatan Sumedang Selatan; h. Curug Cipongkor di
Kecamatan Sumedang Selatan; i. TWA Gunung Kunci di Kecamatan Sumedang
Selatan; j. TWA Gunung Palasari di Kecamatan Sumedang Selatan; k. Situ Sari
di Kecamatan Tomo; l. Cipanas Sekarwangi di Kecamatan Buahdua; m.
Cipanas Cileungsing di Kecamatan Buahdua; n. Pangjugjugan di Kecamatan
Pamulihan; o. Panenjoan di Kecamatan Rancakalong; p. Bumi Kahiyangan di
Kecamatan Sukasari; q. Situ Cipaingeun di Kecamatan Paseh; dan r. Wisata
Alam lainnya.

D.3. Pariwisata Buatan


Pengembangan pariwisata buatan meliputi: a. pengembangan Kawasan
Wisata Jatigede di Kecamatan Jatigede; b. pengembangan objek wisata Klub
Golf dan Resort Jatigede di Kecamatan Jatigede; c. Museum Geusan Ulun di
Kecamatan Sumedang Selatan; d. Museum Jatigede di Kecamatan Jatigede; e.
Rencana Kampung Sunda di Kecamatan Jatigede; f. Wisata Pendidikan dan
Olahraga Modern di Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Jatinangor; dan g.
Wisata buatan lainnya.

D.4. Pariwisata Minat Khusus


Pengembangan pariwisata minat khusus meliputi: a. pengembangan
objek wisata Kampung Toga di Kecamatan Sumedang Selatan; b.
pengembangan objek wisata Batu dua di Kecamatan Cisitu; c. pengembangan
objek wisata Klub Golf di Kecamatan Jatinangor; dan d. pengembangan objek
wisata minat khusus lainnya.

D.5. Pariwisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terletak di kawasan
pariwisata jatigede.

F. Kawasan Industri
F.1. Kawasan Industri Besar
Kawasan peruntukan industri besar memiliki luas kurang lebih 3.007
Ha meliputi:
a. optimalisasi Kawasan Industri Cimanggung/Rancaekek dengan luas
kurang lebih 343 Ha meliputi:
1. Kecamatan Jatinangor; dan
2. Kecamatan Cimanggung.
b. pengembangan Kawasan Industri Ujungjaya dengan luas kurang lebih
1.517 Ha meliputi:
1. Kecamatan Ujungjaya; dan
2. Kecamatan Tomo.
c. pengembangan Kawasan Industri Buahdua dengan luasan kurang lebih
1.147 Ha di Kecamatan Buahdua.

F.2 Kawasan Industri Menengah


Kawasan peruntukan industri menengah berupa industri kecil
menengah terdiri atas:
a. pengembangan industri menengah tersebar di seluruh wilayah kabupaten;
b. pengembangan sentra-sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) potensial
tersebar di seluruh wilayah kabupaten; dan
c. pengembangan sentra-sentra IKM di area peristirahatan dan interchange
jalan bebas hambatan dalam rangka antisipasi pengembangan jalan
bebas hambatan Cisumdawu.

F.3. Kawasan Industri Kecil


Kawasan peruntukan industri kecil tersebar di seluruh wilayah
kabupaten.
G. Kawasan Permukiman
G.1. Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan memiliki luas kurang lebih 9.246 Ha
meliputi: a. Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Cimanggung; c. Kecamatan
Tanjungsari; d. Kecamatan Sukasari; e. Kecamatan Pamulihan; f. Kecamatan
Sumedang Utara; g. Kecamatan Sumedang Selatan; h. Kecamatan Cimalaka; i.
Kecamatan Paseh; j. Kecamatan Tomo; k. Kecamatan Ujungjaya; l.
Kecamatan Conggeang; m. Kecamatan Cisarua; dan n. Kecamatan
Tanjungkerta.

3.4.1.3. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang


Telaah strategi penataan ruang Kabupaten Sumedang dimaksudkan
agar dapat menjadi pedoman untuk Dinas LHK apabila memiliki peran dalam
menunjang implementasi strategi penataan ruang sesuai tugas dan fungsi
Dinas LHK Kabupaten Sumedang. Peran tersebut dapat dijabarkan pada
kegiatan atau sub kegiatan di rencana kerja tahunannya. Lebih lanjut
disampaikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sumedang

No Strategi RTRW Sub Strategi RTRW


1 Strategi 1. Mengembangkan informasi pasar komoditas unggulan;
pengembangan 2. Mengembangkan kelembagaan agribisnis komoditas unggulan;
agribisnis di 3. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil
seluruh wilayah komoditas unggulan;
kabupaten 4. Meningkatkan nilai dan daya saing komoditas unggulan;
5. meningkatkan sarana dan prasarana pertanian;
6. Meningkatkan produksi komoditas pertanian;
7. Meningkatkan pengolahan hasil produksi pertanian;dan
8. Meningkatkan pengolahan pasca panen dan pemasaran yang
berorientasi eksport.

2 Strategi 1. mengembangkan sentra produksi unggulan di kecamatan-kecamatan


pengembangan sesuai dengan potensi masing-masing kecamatan;
kawasan 2. mempertahankan dan mengendalikan fungsi lahan pertanian produktif
pertanian di berkelanjutan;
seluruh wilayah 3. meningkatkan produktivitas, intesifikasi, ekstensivikasi dan diversifikasi
kabupaten lahan pertanian;
4. meningkatkan dan mengembangkan penelitian agribisnis;dan
5. mengembangkan industri pembenihan dan diversifikasi tanaman
pangan.

3 Strategi 1. menjaga kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran


pengembangan limbah industri maupun limbah lainnya;
kawasan 2. mengendalikan melalui sarana kualitas air dan mempertahankan
perikanan dan habitat alami ikan;
peternakan di 3. meningkatkan produksi dengan memperbaiki dan meningkatkan
seluruh wilayah sarana dan prasarana perikanan;
kabupaten 4. meningkatkan kegiatan peternakan secara alami dengan
mengembangkan ladang penggembalaan;
5. mengembangkan kawasan peternakan diarahkan yang mempunyai
keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak;
6. mengembangkan kawasan peternakan yang memiliki komoditas ternak
unggulan komparatif dan kompetitif;
7. mengendalikan budidaya ternak yang berpotensi dapat menularkan
penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya dijauhkan dari
permukiman penduduk; dan
8. mengembangkan industri pengolahan hasil ternak untuk meningkatkan
nilai ekonomi ternak.

4 Strategi 1. mengembangkan destinasi pariwisata unggulan


penetapan dan 2. mengembangkan obyek daya Tarik wisata dan agrowisata komoditas
pengembangan unggulan;
kawasan- 3. meningkatkan aksesibilitas dan infratstruktur penunjang pariwisata;
kawasan 4. melakukan promosi pariwisata dan daya Tarik wisata;
pariwisata dan 5. meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam pengembangan pariwisata;
daya tarik 6. mendatangkan investasi dari dunia usaha;
wisata yang 7. mengembangkan pariwisata alam, budaya, dan minat khusus yang
berbasis berbasis budaya dengan berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal;
ekowisata 8. mendorong pengembangan pariwisata terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan kawasan bersejarah dan potensi alam;
dan
9. melibatkan dunia usaha dan masyarakat dalam pengembangan
pariwisata.
5 Strategi 1. mengembangkan kawasan industri manufaktur di wilayah timur;
pengembangan 2. mengembangan sentra kerajinan dan industri rumah tangga;
kawasan 3. mengembangkan kawasan industri dengan titik berat pada industri
industri, sentra- pendukung dan pengolahan hasil pertanian; dan
sentra industri 4. mempermudah proses perizinan untuk pendirian usaha.
kecil dan
industri rumah
tangga

52
No Strategi RTRW Sub Strategi RTRW
6 Strategi 1. meningkatkan dan mengendalikan fungsi hutan lindung;
peningkatan 2. meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan yang memberikan
fungsi kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya dan kawasan
lindung untuk perlindungan setempat;
mendukung 3. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan
perekonomian fungsi perlindungan melalui kegiatan pertanian, peternakan,
wilayah pariwisata, dan industri yang ramah lingkungan; dan
4. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan
lindung.

7 Strategi 1. memantapkan, meningkatkan, dan mengendalikan perkembangan


peningkatan sistem pusat kegiatan di wilayah timur;
sistem pusat 2. mengendalikan sistem pusat kegiatan yang sudah ada dan
kegiatan secara mengembangkan potensi yang belum berkembang optimal di
berimbang wilayah barat;
3. mengembangkan kawasan-kawasan perkotaan;dan
4. mengembangkan sistem pusat kegiatan secara hirarkis melalui
penentuan PPK dan PPL serta terintegrasi dengan PKL yang sudah
ditentukan dalam RTRW Provinsi.
8 Strategi 1. menata sistem transportasi untuk kemudahan keterhubungan
peningkatan antara transportasi lokal dengan simpul-simpul transportasi
interkoneksi regional dan nasional;
prasarana dan 2. mengembangkan sistem transportasi yang menjangkau tiap bagian
sarana lokal wilayah dan yang menghubungkan kawasan perdesaan–perkotaan;
terhadap 3. memanfaatkan kembali akses jalur kereta api yang sudah tidak aktif;
prasarana dan 4. melaksanakan pembangunan jalur kereta api beserta fasilitas
sarana nasional penunjangnya; dan
dan regional 5. mengembangkan prasarana dan sarana transportasi untuk keperluan
untuk penyelenggaraan penyeberangan waduk.
mendukung
potensi wilayah
9 Strategi 1. meningkatkan sistem penyediaan energi;
peningkatan 2. meningkatkan pelayanan telekomunikasi;
kualitas dan 3. meningkatkan sistem pelayanan sumber daya air;
jangkauan 4. mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan lingkungan;
pelayanan 5. mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan;
jaringan 6. mengembangkan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum sesuai
prasarana dan dengan fungsi pusat kegiatan; dan
sarana energi, 7. menetapkan jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana.
telekomunikasi,
sumber daya air,
pengelolaan
lingkungan,
fasilitas sosial,
dan fasilitias
umum
10 Strategi 1. menyediakan fasilitas permukiman yang lengkap dan berkualitas serta
penataan berdaya saing terhadap daerah sekitar;
kawasan ibukota 2. mengembangkan permukiman perkotaan yang mendorong penggunaan
Perkotaan tanah yang lebih efisien melalui pembangunan perumahan secara
Sumedang vertikal pada wilayah yang perkotaan cepat tumbuh;
3. mengembangkan permukiman yang diprioritaskan kepada hunian yang
terintegrasi dengan sistem angkutan massal;
4. mengembangkan teknologi ramah lingkungan, energi terbarukan, dan
efisiensi energi di kawasan permukiman perkotaan;
5. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30 %
(tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan;
6. mengendalikan jumlah pergerakan transportasi melalui pengembangan
sistem transportasi massal yang terintegrasi dengan wilayah di sekitar
daerah;
7. mengendalikan tata air melalui pengembangan sistem drainase dan
peningkatan fungsi resapan air; dan
8. mengendalikan dan penataan pertumbuhan kawasan permukiman di
daerah rawan bencana dan berfungsi lindung.
No Strategi RTRW Sub Strategi RTRW
11 Strategi 1. memantapkan, meningkatkan, dan mengendalikan perkembangan
pengembangan pendidikan di Kawasan Jatinangor sesuai dengan KSP Pendidikan
di kawasan Jatinangor; dan
pendidikan 2. mengendalikan kegiatan yang sudah ada dan mengembangkan potensi
pendidikan yang belum berkembang optimal di wilayah Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW).

12 Strategi 1. menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan investasi;


pengembangan 2. membangun kerjasama dengan pihak pengelola Waduk Jatigede;
Kawasan 3. memberlakukan insentif dan disinsentif bagi pihak pengembang;
Ekonomi 4. menggali potensi daerah sebagai pusat wisata unggulan;
Khusus (KEK) 5. Menjadikan tujuan wisata skala nasional dan internasional;dan
Pariwisata 6. Mengendalikan dampak pengembangan.
Jatigede

13 Strategi 1. membangun konektivitas dan aksesibilitas kawasan;


pengembangan 2. meningkatkan status dan kualitas jalan kabupaten;
Kawasan 3. menyelaraskan pengembangan dengan kawasan perbatasan;
Strategis Cepat 4. mengembangkan potensi daerah;
Tumbuh (KSCT) 5. mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan kawasan;
6. mendorong pengembangan ekonomi dengan memanfaatkan basis-basis
kawasan penyangga sebagai basis rantai pasokan; dan
7. mengawal pertumbuhan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

14 Strategi 1. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi


pengamanan khusus pertahanan dan keamanan;
fungsi kawasan 2. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak
untuk terbangun disekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;
pertahanan dan 3. mengembangkan budidaya secara selektif didalam dan disekitar
keamanan kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan
negara keamanan; dan
4. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

Sumber : Dokumen RTRW Kab. Sumedang

Secara spasial, pola ruang Kabupaten Sumedang dapat


dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1.
Peta Pola Ruang Kabupaten Sumedang

Sumber : Dokumen RTRW 2011-2031 Bappppeda Kab, Sumedang

55
3.4.2 Telaahan KLHS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah sebuah instrumen
kebijakan yang diatur pertama kali melalui Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. KLHS
adalah “rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program,”. Dapat disimpulkan
dalam definisi tersebut bahwa tujuan utama dari pelaksanaan KLHS adalah
memastikan bahwa kebijakan, rencana dan program (KRP) selaras dan
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Secara prinsip KLHS adalah self assessment untuk melihat sejauh


mana KRP yang diusulkan Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah
mempertimbangkan prinsip Pembangunan Berkelanjutan. Saat ini Pemerintah
Daerah Kabupaten sedang menyusun KRP berupa RPJMD tahun 2018-2023
disertai juga dengan penyusunan KLHS RPJMD. Melalui KLHS ini diharapkan
KRP yang dihasilkan dan ditetapkan menjadi lebih memperhatikan
permasalahan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam KLHS RPJMD Tahun 2018-2023 telah dirumuskan skenario


kondisi lingkungan dan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
menggunakan analisis secara Bussiness As Usual (BAU) terhadap tren
perubahan kondisi lingkungan dan pencapaian target Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) pada Tahun 2023 berdasarkan kinerja Kabupaten
Sumedang yang telah dilakukan selama ini. Kondisi lingkungan hidup
terutama terkait dengan status daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup serta jasa ekosistem di Kabupaten Sumedang. Proyeksi secara umum
dilakukan dengan pendekatan linier berdasarkan tren yang terjadi saat ini
serta gap terhadap indikator dalam TPB nasional dalam Peraturan Presiden
Nomor 59 Tahun 2017 yang merupakan target sampai dengan Tahun 2030.

Kabupaten Sumedang dengan luas wilayah 155.872 Ha, dalam


perhitungan daya dukung fungsi lindung seluruh penggunaan lahan
memiliki fungsi lindung tetapi dengan koefisien yang berbeda-beda.
Tutupan lahan hutan dan badan air memiliki fungsi lindung yang tinggi
dibandingkan dengan tutupan lahan bangunan atau terbuka. Saat ini daya

56
dukung fungsi lindung

57
Kabupaten Sumedang berada pada angka 0,5 atau Sedang. Akan tetapi,
rencana pola ruang RTRW Kabupaten Sumedang dengan peningkatan luas
lahan yang berfungsi lindung maka angka daya dakung fungsi lindung pada
Tahun 2023 akan mengalami peningkatan menjadi 0,6.

Gambar 3.2
Skenario Daya Dukung Fungsi Lindung 2018-2023

Sumber : Dokumen KLHS RPJMD 2018-2023 (Bappppeda Kab. Sumedang)

Namun demikian berdasarkan data spasial Revisi RTRW Kabupaten


Sumedang Tahun 2017 dan rencana pola ruang, luas terbangun di Kabupaten
Sumedang diperkirakan mencapai 31.674 Ha dari luas total wilayah 155.872
Ha. Perubahan luas lahan terbangun di Kabupaten Sumedang dari 28.851 Ha
menjadi 31.674 Ha disebabkan tingginya kebutuhan terhadap permukiman
dan utilitas lainnya dalam hal menunjang kebutuhan masyarakat Kabupaten
Sumedang. Daya dukung lahan terbangun saat ini adalah 3,24 akan tetapi
pada tahun 2023 menjadi 2,95. Kondisi daya dukung lahan terbangun
dikatakan baik jika minimal 3. Dengan demikian maka perlu beberapa
strategi yang harus dikembangkan oleh Kabupaten Sumedang untuk
mempertahankan daya dukung bangunan pada kondisi lingkungan yang
tetap baik diantaranya melalui Pembangunan kawasan perkotaan yang
kompak dengan mendorong penggunaan bangunan vertikal sesuai
kemampuan lahan untuk efisiensi penggunaan lahan terutama untuk
kawasan peruntukkan permukiman perkotaan dan Penerapan 30% RTH pada
kawasan permukiman dan industri.
Gambar 3.3
Skenario Daya Dukung Luas Terbangun
Tahun 2018-2023

Sumber : Dokumen KLHS RPJMD 2019-2023 (Bappppeda Kab. Sumedang)

Perkembangan Kabupaten Sumedang sebagai penyangga ibukota


Provinsi Jawa Barat tidak terlepas juga dari peningkatan efek Gas Rumah
Kaca. Emisi Gas Rumah Kaca pada saat ini didominasi oleh emisi yang
bersumber dari komsumsi energi dan transportasi serta limbah. Diperkirakan
pada Tahun 2023 maupun 2030 sumber emisi dari sumber kegiatan tersebut
akan terus meningkat selama kebutuhan dan pola hidup masyarakat tidak
mengubah dengan sendirinya. Oleh karenanya penurunan gas rumah kaca
tergantung dari pola dan kebiasaan masyarakat dalam beraktiftas sehari-hari.

Gambar 3.4
Profil Emisi GRK Provinsi Jawa Barat

Sumber : Dokumen KLHS RPJMD 2018-2023 (Bappppeda Kab. Sumedang)


3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Dari tahapan identifikasi permasalahan pelayanan tupoksi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telaahan Visi Misi Bupati dan Wakil
Bupati terpilih dalam RPJMD, Telaahan dengan instansi vertikal yang memiliki
tugas dan kewenangan yang sama sesuai sasaran strategis Renstranya dan
telaahan KLHS terdapat beberapa permasalahan utama yang menjadi dasar
penetapan isu-isu strategis, yakni :
1) Permasalahan dalam penataan dan penaatan hukum lingkungan;
2) Permasalahan dalam pengendalia dan peningkatan kapasitas lingkungan
serta dampak perubahan iklim;
3) Permasalahan dalam pengelolaan sampah dan pertamanan;
4) Permasalahan dalam aspek kehutanan.
Lebih jelas disajikan pada Tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7
Isu Strategis dalam Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang

No Aspek Sintesis Permasalahan Isu-Isu Strategis


1. Permasalahan Tingginya produksi sampah tidak diimbangi 1. Belum Optimalnya
dalam oleh pertambahan lahan penampungan Pengelolaan
Pengelolaan sampah, sehingga berdampak pada tidak Persampahan dan
Sampah dan optimalnya pengelolaan sampah. Kesadaran
Pertamanan
Pertamanan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara
mandiri pun masih kurang. Lebih lanjut fungsi
ruang terbuka hijau masih belum optimal.
2. Permasalahan Saat ini belum ada tenaga PPLH di Kabupaten 2. Tingginya tingkat
dalam Penataan Sumedang, disamping itu juga masih pencemaran,
dan Penaatan kekurangan tenaga PPNS. Hal tersebut menjadi kerusakan
Hukum penyebab masih lemahnya perlindungan dan lingkungan, dan
Lingkungan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten dampak
Sumedang, fenomena masyarakat perubahan iklim
(individu/corporate) yang membuang limbah
secara ilegal sulit dihindarkan karena
keterbatasan para pengawas, ditambah juga
masih minimnya instrumen untuk pengelolaan
lingkungan hidup. Kondisi demikian bermuara
pada tingginya pencemaran dan pengrusakan
lingkungan.
3. Permasalahan Jumlah sarana prasana untuk IPAL komunal
dalam dan IPLT masih terbatas karena keterbatasan
Pengendalian lahan serta IPAL Komunal, dalam konteks ini
dan Peningkatan masyarakat juga belum sepenuhnya
Kapasitas mendukung penyediaan sarana prasarana
Lingkungan serta tersebut. Beberapa mata air telah terjadi
dampak penurunan debit bahkan punah. Lebih lanjut,
perubahan iklim koordinasi antar OPD masih kurang sehingga
bermuara pada masih lemahnya pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
No Aspek Sintesis Permasalahan Isu-Isu Strategis
4. Permasalahan Dalam aspek kehutanan, kesadaran
dalam aspek masyarakat dalam upaya pelestarian taman
Kehutanan hutan raya masih lemah, ditambah dengan
masih tingginya potensi Ocupacy lahan dalam
kawasan hutan raya. Hal tersebut disebabkan
antara lain karena belum lengkapnya
instrumen pengelolaan kawasan taman hutan
raya. Permasalahan dalam aspek ini dapat
bermuara pada kerusakan lingkungan kawasan
hutan raya.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan terdapat dua isu strategis yaitu sebagai berikut:

1. Belum Optimalnya Pengelolaan Persampahan dan Pertamanan


2. Tingginya tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan hidup dan dampak
perubahan iklim ;
BAB IV
TUJUAN DAN
SASARAN

Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi RPJMD Kabupaten Sumedang


Tahun 2018-2023, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Sumedang perlu menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu
lima tahun kedepan. Tujuan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
adalah :

“Terwujdunya Sumedang sebagai wilayah yang berwawasan lingkungan,


berkelanjutan dan lestari”

Adapun keterkaitan tujuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


dengan Visi Misi RPJMD diilustrasikan dalam skema di bawah ini.

Terwujudnya Masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI) Pada Tahun
VISI RPJMD

mbangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan infrastruktur dan daya dukung lingkungan serta penguatan budaya dan kearifan
MISI RPJMD

N RENSTRA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Terwujudnya Sumedang sebagai wilayah yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan lestari

Untuk dapat mengoperasionalkan tujuan Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Kabupaten Sumedang sehingga dapat diukur secara kongkrit, disusunlah
indikator dari tujuan di atas sebagai berikut :

61
Tabel 4.1
Tujuan Jangka Menengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

Tujuan Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir (2023


Persentase
penanganan n/a 60 %
sampah
Persentase
pengurangan n/a 40 %
sampah
Terwujdunya Sumedang Persentase RTH
sebagai wilayah yang Terkelola 11,04 % 11,17 %
berwawasan lingkungan, Indeks kualitas air
berkelanjutan dan lestari 47,89 poin 48,89 poin
sungai (IKA)
Indeks kualitas
udara (IKU) 80,29 poin 81,29 poin

Indeks
Kualitas 50,57 poin 52,63 poin
Tutupan
Lahan
(IKTL/ITL)

Selanjutnya dari tujuan tersebut, dirinci kepada sasaran beserta indikatornya


sehingga sasaran tersebut dapat terukur secara tahunan dan dapat menjadi payung
bagi program dan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk periode
2018 – 2023. Rincian lebih lanjut mengenai sasaran jangka menengah Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta indikatornya dijelaskan pada tabel di
bawah ini.

Tabel 4.2
Sasaran Jangka Menengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

Kondisi Target Kinerja Sasaran Pada Tahun


Tujuan Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023
Terwujdunya Optimalnya Persentase
Sumedang Pengelolaan penanganan Persen n/a 80 75 70 65 60
sebagai Persampahan sampah
wilayah yang dan
berwawasan Pertamanan Persentase
lingkungan, pengurangan Persen n/a 20 25 30 35 40
berkelanjutan sampah
dan lestari
Persentase
RTH persen 11,04 11,04 11,07 11,11 11,14 11,17
Terkelola
Menurunnya Indeks
tingkat kualitas air poin 47,89 48,09 48,29 48,49 48,69 48,89
pencemaran, sungai (IKA)
kerusakan
lingkungan Indeks
dan dampak kualitas poin 80,29 80,49 80,69 80,89 81,09 81,29
perubahan udara (IKU)
iklim
Indeks
Kualitas
Tutupan poin 50,57 50,86 51,22 51,63 52,10 52.63
Lahan
(IKTL/ITL)
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan


pengembangan dan peningkatan kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Dalam mengemban tugas dan kewenangannya, Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan harus memiliki acuan langkah agar pelaksanaan tugas
tetap berada pada koridor yang ditetapkan dan hasilnya dapat dirasakan
secara nyata baik oleh aparatur maupun masyarakat. Oleh karena itu
penentuan strategi yang tepat menjadi sangat penting.
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran peran Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan tahun 2018-2023 dirumuskan berdasakan tantangan,
peluang, kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal maupun eksternal
dengan mengunakan teknik analisis SWOT. Adapun hasil analisis SWOT
dalam menentukan strategi dan kebijakan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dalam mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1
Analisa SWOT Atas Lingkungan Strategis Internal Dan Eksternal

Peluang (O) : Tantangan (T):


a. Adanya peraturan a. Kesadaran masyarakat
perundangan yang (individu/corporate)
mendukung tugas dan fungsi masih belum merata
DLHK (UU-PP-Perpres- dalam menjaga
Permen-Perda yang kelestarian lingkungan
mendukung tugas dan fungsi hidup;
urusan lingkungan hidup b. Peningkatan timbulan
dan urusan kehutanan); sampah;
b. Adanya koordinasi yang baik c. Adanya perambahan lahan
dengan instansi vertikal; konservasi oleh
c. Adanya teknologi yang masyarakat;
dapat mendukung d. Seluruh kecamatan
pengelolaan lingkungan dan memiliki wilayah
kehutanan; rawan bencana;
d. Adanya keterlibatan e. Perlu koordinasi untuk
stakeholder dalam peningkatan akses menuju
mendukung pengelolaan TPA Cijeruk dengan DPUPR
lingkungan hidup dan f. Ruang Terbuka Hijau
kehutanan; belum optimal
e. Adanya kearifan lokal untuk
mendukung kelestarian
lingkungan.
Kekuatan (S): Alternatif Strategi (S-O): Alternatif Strategi (S-T):
a. Adanya komitmen a. Peningkatan koordinasi dan a. Meningkatkan
pimpinan untuk Kerjasama antar pelayanan persampahan;
mewujudkan tujuan b. Mengoptimalkan
kelembagaan
organisasi; pengendalian dan
b. Memiliki SOTK yang jelas; b. Meningkatkan kesadaran pemantauan terhadap
c. Telah menerapkan masyarakat tentang aktifitas yang
anggaran berbasis kinerja peraturan-peraturan berpotensi
melalui penilaian lingkungan dan kehutanan; menimbulkan
absensi; pencemaran dan
kerusakan lingkungan
c. Optimalisasi fungsi RTH
c. Mengarahkan pengelolaan
taman hutan raya dalam
jasa lingkungan
Kelemahan (W): Alternatif Strategi (W-O): Alternatif Strategi (W-T):
a. Kualitas dan a. Peningkatan Teknologi a. Peningkatan pengawasan
kuantitas SDM masih
kurang memadai; informasi dengan terhadap pencemaran dan
b. Kualitas dan kuantitas melaksanakan kompetensi laju kerusakan hutan;
sarana prasarana aparat pemerintah dengan b. Penguatan
masih belum
melibatkan juga integritas pegawai;
memadai;
c. Ketersediaan SOP belum kelembagaan masyarakat . c. Penguatan pengarsipan
lengkap; b. Peningkatan peran serta dengan meningkatkan
d. Kurangnya koordinasi masyarakat dalam
pengurangan sampah SDM aparat
DLHK dengan Dinas
Kesehatan dalam hal pemerintah.
pengelolaan bank d. Melakukan upaya untuk
sampah
peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap
pelestarian lingkungan

5.1. Strategi
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang menetapkan strategi sebagai
berikut :

1. Melakukan upaya untuk peningkatan kesadaran masyarakat terhadap


pelestarian lingkungan;
2. Mengoptimalkan pengendalian dan pemantauan terhadap aktivitas yang
berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan;
3. Mengarahkan pengelolaan taman hutan raya dalam jasa lingkungan;
4. Meningkatkan pelayanan persampahan;
5. Melakukan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengurangan
sampah;
6. Melakukan upaya peningkatan fungsi Ruang Terbuka Hijau.

5.2. Arah Kebijakan

Kebijakan yang diterapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Kabupaten Sumedang adalah:

1. Melakukan upaya persuasif kepada masyarakat untuk dapat melestarikan


lingkungan;
2. Melakukan upaya pemantauan dan pengendalian terhadap aktifitas
masyarakat yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan perusakan
lingkungan;
3. Memperkuat sinergitas pemantauan dan pengendalian lingkungan hidup
bersama mitra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Mengoptimalkan rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati taman
hutan raya.
5. Penyediaan Sarpras pelayanan persampahan;
6. Melakukan upaya persuasif kepada masyarakat untuk meningkatkan
pengetahun, sikap dan keterampilan dalam pengelolaan sampah;
7. Melakukan upaya pemeliharaan dan pembangunan/Penatan Ruang
Terbuka Hijau
Penjelasan keterkaitan antara Tujuan, sasaran, Strategi dan arah
kebijakan jangka menengah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Sumedang dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

VISI RPJMD : Terwujudnya masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju,


Profesional, dan Kreatif (SIMPATI) pada tahun 2023
MISI RPJMD : Mengembangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan
infrastruktur, serta penguatan budaya dan kearifan lokal
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terwujdunya Optimalnya Meningkatkan Penyediaan Sarpras
Sumedang Pengelolaan pelayanan pelayanan persampahan
sebagai wilayah Persampahan dan persampahan
yang Pertamanan
berwawasan Melakukan upaya Melakukan upaya persuasif
lingkungan, peningkatan peran kepada masyarakat untuk
berkelanjutan serta masyarakat meningkatkan pengetahun,
dan lestari dalam sikap dan keterampilan dalam
pengurangan pengelolaan sampah
sampah
Melakukan upaya Melakukan upaya
peningkatan fungsi pemeliharaan dan
Ruang Terbuka pembangunan/penataan
Hijau Ruang Terbuka Hijau
Menurunnya Melakukan upaya Melakukan upaya persuasif
tingkat untuk peningkatan kepada masyarakat untuk
Pencemaran, kesadaran dapat melestarikan
Kerusakan masyarakat lingkungan
Lingkungan Hidup terhadap
dan Dampak pelestarian
perubahan iklim lingkungan
Mengoptimalkan Melakukan upaya
pengendalian dan pemantauan dan
pemantauan pengendalian terhadap
terhadap aktifitas aktifitas masyarakat yang
yang berpotensi berpotensi menimbulkan
menimbulkan pencemaran dan perusakan
kerusakan lingkungan
lingkungan
Memperkuat sinergitas
pemantauan dan
pengendalian lingkungan
hidup bersama mitra Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Mengarahkan Mengoptimalkan rehabilitasi
pengelolaan taman dan konservasi
hutan raya dalam keanekaragaman hayati
jasa lingkungan taman hutan raya

66
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA
PENDANAAN

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang


mempunyai tanggung jawab untuk mendukung tercapainya misi daerah
yang ketiga dengan tujuan Terwujudnya Sumedang sebagai kota yang
berwawasan lingkungan sebagai Wilayah Perkotaan yang berkelanjutan dan
lestari. Sasaran pada misi tersebut yang terkait dengan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sasaran yang pertama yaitu
meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan periode 2018-
2023 adalah sebagai berikut :

A. Program dan kegiatan Utama/Teknis (Program Teknis/Program Prioritas)


1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, dengan
kegiatan :
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan, mencakup:
1) Pengadaan Tong Sampah;
2) Pengadaan Gerobak Sampah;
3) Pengadaan Motor Sampah;
4) Pengadaan Container Sampah;
5) Pengadaan Truk Sampah; dan
6) Pengadaan Excapator.
b. Pemeliharaan TPS/Transfer Depo.
c. Gerakan Sumedang Bersih.
d. Pengembangan Kapasitas Pengelola Persampahan.
e. Pelayanan Jasa Kebersihan (Satgas Kebersihan Penunjang Adipura).
f. Pengadaan Alat Angkut Sampah Dump Truck.
g. Pengelolaan Sampah serta Sarana Prasarana Pendukung.
h. Penyusunan Dokumen Kebijakan Strategi Daerah Pengelolaan
Sampah (Jakstrada).
i. Ekstensifikasi Pelayanan Sampah.
j. Pengelolaan TPA Cibeureum Wetan.

67
k. Pengelolaan Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS).

68
l. Pengembangan Pengolahan Sampah Sistem 3R di TPS/Transfer
Depo.
m. Pembuatan Unit Pengelolaan Sampah Rumah Kompos.
n. Pembinaan Kelompok Masyarakat Pengolah Sampah Sistem 3R.
2. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan kegiatan:
a. Pemeliharaan RTH;
b. Peningkatan Fungsi Resapan Air RTH; dan
c. Pembangunan/Penataan Ruang Terbuka Hijau.
3. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup,
dengan kegiatan:
a. Pemantauan Kualitas Limbah Cair dan Limbah B3;
b. Pemantauan Kualitas Udara dari Sumber Tidak Bergerak;
c. Penanganan Pengaduan Masyarakat dalam Pecemaran dan/atau
Perusakan Lingkungan Hidup;
d. Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Hidup;
e. Penaatan Hukum Lingkungan Hidup;
f. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup;
g. Pengujian Kualitas Air Sungai, Waduk dan Situ;
h. Penanganan Pencemaran Air Sungai;
i. Pemeliharaan Alat Pemantau Kualitas Air Sungai System Telemetry;
j. Pengujian Kualitas Udara Ambient;
k. Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK);
l. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan Hidup;
m. Penyusunan Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH);
n. Penyusunan Dokumen KLHS RPJPD 2023-2050;
o. Penyusunan Dokumen KLHS RPJMD 2023-2028;
p. Penyusunan Dokumen Indek Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH);
q. Pengembangan Sekolah Adiwiyata;
r. Peningkatan Penunjang Kota Sehat/Adipura;
s. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup; dan
t. Pengembangan Kampung Iklim.
4. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup, dengan kegiatan:
a. Perlindungan Mata Air;
b. Pemeliharaan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati);
c. Pengembangan Lahan Desa Berfungsi Lindung;
d. Penyusunan Profil Tutupan Vegetasi; dan
e. Penyusunan Profil keanekaragaman Hayati.
5. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dengan kegiatan:
b. Pengelolaan dan Pemanfaatan Tahura;
c. Penataan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Tahura;
d. Peningkatan Sarana Informasi dan Promosi Tahura;
e. Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Tahura; dan
f. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Daerah Penyangga Tahura.
6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan
kegiatan:
a. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Tahura; dan
b. Pemeliharaan dan Pengkayaan Tanaman Tahura.

B. Program dan Kegiatan (Generik atau pelengkap pada semua Perangkat


Daerah)

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan:


a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik;
b. Penyediaan Pelayanan Administrasi Perkantoran;
c. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan;
d. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi;
e. Penyediaan Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi;
f. Penyediaan Jasa Tenaga Operasional Pengamanan; dan
g. Penyediaan Jasa Kebersihan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan:
a. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional;
b. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor;
c. Pembangunan Gedung/Kantor;
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Peralatan Kantor/
Gedung Kantor; dan
f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Tidak Bermotor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, dengan kegiatan Pengadaan
Pakaian Kerja Lapangan.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan
Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, dengan kegiatan:
a. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD; dan
b. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD.
6. Program Peningkatan Perencanaan dan Penganggaran SKPD, dengan
kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD.
Tabel 6.1
Program dan Kegiatan Urusan Renstra Tahun 2018-2023

Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
JUMLAH URUSAN 9.154.127.600 8.539.764.038 9.106.562.971 9.579.371.352 10.070.946.430 45.480.772.391
URUSAN WAJIB 8.423.927.600 7.686.453.418 8.086.562.971 8.504.899.139 8.942.121.993 40.673.965.121
URUSAN WAJIB
PELAYANAN DASAR 7.178.925.000 6.380.653.918 6.717.169.605 7.069.014.949 7.436.745.107 33.812.508.579

PEKERJAAN UMUM
DAN PENATAAN 7.178.925.000 6.380.653.918 7.436.745.107
6.717.169.605 7.069.014.949 33.812.508.579
RUANG
SS1 ISS1 Program Timbulan Sampah
Pengembangan 1 yang ditangani
Kinerja Pengelolaan Persen n/a 80 6.272.525.000 75 5.420.000.000 70 5.620.000.000 65 5.873.534.756 60 6.180.000.000 60 29.366.059.756
Persampahan
Indek kepuasan 71,31
2 masyarakat; Poin 77 78 79 80 81 81,00
76,78
1 Pengadaan Sarana dan Jumlah Sarana
Prasarana Prasarana Unit 95 135 3.190.000.000 185 2.680.000.000 236 2.770.000.000 309 2.803.534.756 372 2.810.000.000 372 14.253.534.756
Persampahan Persampahan
- Pengadaan Tong Jumlah Tong sampah
Unit 30 40 80.000.000 50 80.000.000 60 90.000.000 85 90.000.000 100 95.000.000 100 435.000.000
Sampah
- Pengadaan Gerobak Jumlah Gerobak
Unit 25 40 100.000.000 65 100.000.000 90 130.000.000 120 143.534.756 150 145.000.000 150 618.534.756
Sampah sampah
- Pengadaan Motor Jumlah Motor Sampah
Unit 23 27 195.000.000 32 235.000.000 38 275.000.000 44 275.000.000 50 275.000.000 50 1.255.000.000
Sampah
- Pengadaan Container Jumlah Container
Sampah Sampah Unit 6 11 195.000.000 17 235.000.000 24 275.000.000 32 295.000.000 40 295.000.000 40 1.295.000.000
- Pengadaan Truk Jumlah Truk Sampah
Unit 10 15 2.620.000.000 17 1.000.000.000 20 1.500.000.000 23 1.500.000.000 26 1.500.000.000 26 8.120.000.000
Sampah
- Pengadaan Excapator Jumlah Excapator Unit 1 2 - 3 1.000.000.000 4 500.000.000 5 500.000.000 6 500.000.000 6 2.500.000.000
- Pengadaan Sistem Jumlah Sistem
Informasi Persampahan Informasi Unit - - - 1 30.000.000 0 - 0 - 0 - 30.000.000
Persampahan
2 Pengembangan
Pengolahan Sampah
Sistem 3R di
TPS/Tranfer Depo
3 Pemeliharaan Jumlah Transfer Depo
Unit 5 5 195.000.000 5 195.000.000 5 195.000.000 5 195.000.000 5 195.000.000 5 975.000.000
TPS/Transfer Depo
4 Pengembangan Jumlah aparatur
Kapasitas Pengelola persampahan Orang - 100 75.000.000 120 125.000.000 130 125.000.000 140 125.000.000 150 125.000.000 150 575.000.000
Persampahan :

71
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
5 Pelayanan Jasa Jumlah Ruas
Kebersihan (Satgas Jalan yang
Kebersihan Penunjang dibersihkan Ruas 16 17 1.647.525.000 17 2.100.000.000 17 2.280.000.000 17 2.500.000.000 17 2.800.000.000 17 11.327.525.000
Adipura) :
6 Pengadaan Alat Angkut Jumlah alat angkut
Unit - 2 900.000.000 0 - - - - 2 900.000.000
Sampah Dump Truck sampah Dump Truck
7 Pengelolaan Sampah Jumlah rumah kompos
serta Sarana Prasarana dan Mesin
Pendukung : Unit - 1 230.000.000 - - - - - - - 1 230.000.000
dan alat pencacah -
sampah
8 Penyusunannan Jumlah Dokumen
Dokumen Kebijakan Jakstrada Pengelolaan
Strategi Daerah Sampah Dokumen - - 1 70.000.000 - - - 1 70.000.000
Pengelolaan Sampah
(Jakstrada)
9 Gerakan Sumedang Jumlah
Bersih wilayah
Partisipan Kepeloporan Wilayah 26 26 35.000.000 26 250.000.000 26 250.000.000 26 250.000.000 26 250.000.000 26 1.035.000.000
Kebersihan
Lingkungan
SS1 ISS1 Program Persentase cakupan
Pengembangan 3 area pelayanan
Kinerja Pengelolaan Persen 5,38 5,52 5,68 36.288.918 5,87 40.473.531 6,08 40.473.531 6,33 42.634.598 6,33 189.870.578
30.000.000
Persampahan
1 Ekstensifikasi Pelayanan Luas cakupan
Sampah area pelayanan Ha 497,8 510,3 30.000.000 525,3 36.288.918 542,8 40.473.531 562,8 40.473.531 585,3 42.634.598 585,3 189.870.578
sampah
SS1 ISS1 Program Persentase
Pengembangan 4 Operasionalisasi
Kinerja Pengelolaan TPA/TPST/SPA di Persen (Awal) 68,53 69,00 155.000.000 69,33 195.000.000 69,67 235.000.000 70,00 275.000.000 70,76 295.000.000 70,76 1.155.000.000
Persampahan kabupaten/
kota

(Perbaikan) 71,03 74,32 78,38 87,84 97,30 100 100


1 Pengelolaan Tempat Volume sampah
0 0
Pembuangan Akhir terkelola di TPA ton/hari 169,86 277,21 65.000.000 195,48 75.000.000 128,91 85.000.000 63,81 95.000.000 95.000.000 415.000.000
(TPA) (Reklamasi) (Reklamasi)
2 Pengelolaan Tempat Volume sampah
Pemrosesan Akhir yang diolah secara ton/hari - 69,30 90.000.000 130,32 120.000.000 193,37 150.000.000 255,24 180.000.000 316 200.000.000 316 740.000.000
Sampah (TPAS) sanitary landfill (TPA
Cijeruk)
SS1 ISS2 Program 5 Persentase jumlah
Pengembangan sampah yang
Kinerja Pengelolaan terkurangi melalui Persen 18,65 20 571.400.000 25 571.400.000 30 655.400.000 35 705.000.000 40 735.000.000 40 2.268.200.000
Persampahan 3R dan sektor
informal (Revisi)
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pembuatan Unit Jumlah
Pengelolaan Sampah rumah unit 2 4 260.000.000 6 260.000.000 8 260.000.000 10 260.000.000 12 260.000.000 12 1.300.000.000
Rumah Kompos : kompos
2 Pembinaan Kelompok Jumlah sampah yang
Masyarakat Pengolah terkelola sistem 3R dan
Sampah Sistem 3R dan sektor informal Ton/tahun 29.565 31.985 161.400.000 35.395 161.400.000 38.844 195.400.000 42.333 225.000.000 44.225 225.000.000 44.225 968.200.000
sektor informal

Pengembangan Volume sampah yang


Pengolahan Sampah tertangani melalui
Sistem 3R di sistem 3R di ton/tahun 1.040 1.462,54 150.000.000 1.747,94 150.000.000 2.135,93 200.000.000 2.405,26 220.000.000 2.683,85 250.000.000 2.683,85 970.000.000
TPS/Tranfer Depo TPS/Trans fer Depo
SS1 ISS2 Program Pengelolaan 4 Persentase
Ruang Terbuka Hijau Luas RTH Persen 11,04 11,04 150.000.000 11,07 157.965.000 11,11 166.296.074 11 175.006.662 11,17 184.110.509 11,17 833.378.245
(RTH) terkelola
1 Pemeliharaan RTH Luas Ruang terbuka
Hijau (RTH) yang Ha 11,36 11,36 120.000.000 11,4 100.000.000 11,43 100.000.000 11,47 100.000.000 11,51 109.110.509 11,51 529.110.509
dipelihara
2 Peningkatan Fungsi Jumlah Sumur
Unit - 5 30.000.000 10 20.000.000 16 30.000.000 23 25.000.000 30 25.000.000 30 130.000.000
Resapan Air RTH Resapan Pada RTH
3 Pembangunan/Penataan Luas RTH Terbangun
Ha - 0,037 - 0,074 37.965.000 0,111 36.296.074 0,148 50.006.662 0,185 50.000.000 0,185 174.267.736
RTH /Tertata
URUSAN WAJIB NON
PELAYANAN DASAR 1.245.002.600 1.305.799.500 1.369.393.366 1.435.884.190 1.505.376.886 6.861.456.542

URUSAN
LINGKUNGAN HIDUP 1.245.002.600 1.305.799.500 1.369.393.366 1.435.884.190 1.505.376.886 6.861.456.542
(LH)
SS2 ISS1 Program Pengendalian 1 Persentase Pembinaan
Pencemaran dan dan Pengawasan
Perusakan Lingkungan terkait ketaatan
Hidup penanggung jawab
usaha dan/atau
kegiatan yang diawasi Persen 26,91 30,90 90.000.000 36,6 100.000.000 43,80 110.000.000 52,80 130.000.000 63,80 130.000.000 63,80 560.000.000
ketaatannya terhadap
izin lingkungan yang
diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah
kabupaten
1 Pemantauan Kualitas Jumlah usaha dan/atau
Limbah Cair dan Limbah kegiatan yang taat
B3 secara administrasi Usaha/Kegiatan 27 27 50.000.000 - - - - 27 50.000.000
dan teknis pencegahan
pencemaran air
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pemantauan Kualitas Air Jumlah usaha dan/atau
Limbah kegiatan yang taat
secara administrasi Usaha/Kegiatan 27 - 27 55.000.000 27 60.000.000 27 65.000.000 27 60.000.000 27 240.000.000
dan teknis pencegahan
pencemaran air
2 Evaluasi Pengelolaan Jumlah pelaku usaha
Lingkungan Hidup dan/atau kegiatan yang
melaksanakan AMDAL Usaha/Kegiatan 40 50 40.000.000 75 45.000.000 111 50.000.000 163 65.000.000 239 70.000.000 239 270.000.000
dan/atau UKL/UPL
yang dimilikinya
SS2 ISS1 Program Pengendalian 2 Persentase
Pencemaran dan Penyelesaian
Perusakan Lingkungan Sengketa Lingkungan Persen 100 100 115.000.000 100 115.000.000 100 135.000.000 100 158.371.531 100 120.566.919 100 643.938.450
Hidup Hidup
1 Penanganan Pengaduan Jumlah Pengaduan
Dugaan Pencemaran yang ditangani
dan/atau Perusakan Pengaduan 13 20 45.000.000 27 45.000.000 34 45.000.000 41 50.000.000 48 50.000.000 48 235.000.000
Lingkungan Hidup
2 Penaatan Hukum Jumlah usaha dan/atau
Lingkungan Hidup kegiatan yang
ditindaklanjuti melalui Usaha/Kegiatan - 7 40.000.000 14 40.000.000 21 50.000.000 28 65.000.000 35 40.000.000 35 235.000.000
mekanisme sanksi
administratif
3 Sosialisasi Peraturan Jumlah orang yang
Perundang-undangan mengikuti sosialisasi Orang - 50 30.000.000 100 30.000.000 160 40.000.000 220 43.371.531 280 30.566.919 280 173.938.450
Lingkungan Hidup
SS2 ISS1 Program Pengendalian 5 Persentase
Pencemaran dan kecukupan instrumen
Perusakan Lingkungan pengelolaan Persen 98,91 99,53 40.000.000 100 175.000.000 100 75.000.000 100 75.000.000 100 225.000.000 100 590.000.000
Hidup lingkungan
1 Pengembangan Data Jumlah dokumen
dan Informasi Informasi Kinerja
Lingkungan Hidup Pengelolaan Dokumen 1 1 40.000.000 1 40.000.000 1 40.000.000 1 40.000.000 1 40.000.000 5
Lingkungan Hidup
Daerah (DIKPLHD) 200.000.000
Jumlah Dokumen
Neraca Sumberdaya Doku men 0 0 0 1 0 0 1
Alam
2 Penyusunan Dokumen Jumlah Dokumen
Rencana Perlindungan RPPLH
dan Pengelolaan Dokumen - - - 1 100.000.000 1 - 1 - 1 - 1 100.000.000
Lingkungan Hidup
(RPPLH)
3 Penyusunan Dokumen Jumlah Dokumen
KLHS RPJPD 2024- KLHSb RPJPD Dokumen - - - 0 - - - 1 75.000.000 1 75.000.000
2049
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
4 Penyusunan Dokumen Jumlah Dokumen
KLHS RPJMD 2024- KLHS RPJMD Dokumen - - - 0 - - - 1 75.000.000 1 75.000.000
2029
5 Penyusunan Dokumen Jumlah Dokumen IKLH
Indek Kualitas
Lingkungan Hidup Dokumen - 1 - 1 35.000.000 1 35.000.000 1 35.000.000 1 35.000.000 5 140.000.000
(IKLH)
6 Penilaian AMDAL dan Jumlah Dokumen
atau UKL/UPL AMDAL dan atau Dokumen 181 211 - 247 - 291 - 349 - 421 - 421
UKL/UPL yang dinilai
SS2 ISS1 Program Pengendalian 3 Akreditasi
Pencemaran dan Laboratorium
Perusakan Lingkungan Lingkungan Hidup Persen 15 30 200.000.000 50 100.000.000 70 200.000.000 80 155.000.000 100 145.000.000 100 800.000.000
Hidup
1 Peningkatan Kapasitas Jumlah Laboratorium
Laboratorium Lingkungan Hidup Unit 1 1 200.000.000 1 100.000.000 1 200.000.000 1 155.000.000 1 145.000.000 1 800.000.000
Lingkungan Hidup
- Pemeliharaan Gedung Jumlah gedung dan
dan Alat Laboratorium alat laboratorium yang Unit 1 1 200.000.000 1 100.000.000 1 200.000.000 1 155.000.000 1 145.000.000 1 800.000.000
dipelihara
- Peningkatan Kapasitas Jumlah aparatur
Aparatur Laboratorium laboratorium yang
memiliki kompentensi
dan sertifikat Orang - 5 5 - 5 - 2 - 1 - 5 -
laboratorium
lingkungan
- Pengadaan Alat Jumlah alat
Laboratorium laboratorium yang Unit - 1 0 - 1 - 1 - 1 - 1 -
Lingkungan Hidup disediakan
SS2 ISS1 Program Pengendalian 4 Persentase pengujian
Pencemaran dan kualitas air sungai;
Perusakan Lingkungan Persen 40,47 48,15 115.000.000 55,66 115.666.000 62,96 133.430.825 70,37 140.000.000 81,48 125.000.000 81,48 629.096.825
Hidup
1 Pengujian Kualitas Air Jumlah sampel
Sungai, Waduk dan Situ pengujian kualitas air sampel 22 26 50.000.000 - - - - 26 50.000.000
sungai
1 Pengujian Kualitas Air Jumlah sampel
Sungai pengujian kualitas air sampel 22 - 30 50.000.000 34 50.000.000 38 50.000.000 44 50.000.000 44 200.000.000
sungai
2 Pengurangan dan Jumlah IPAL USK
Pengendalian Beban
Pencemaran Air Limbah Unit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cair melalui IPAL USK
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
3 Penanganan Jumlah segmen sungai
Pencemaran Air Sungai yang ditangani Seg men - 1 45.000.000 1 45.000.000 1 60.000.000 1 65.000.000 1 50.000.000 1 265.000.000
pencemaran nya
4 Pemeliharaan Alat Jumlah alat pantau
Pemantau Kualitas Air telematry yang
Sungai System terpelihara unit 2 2 20.000.000 2 20.666.000 2 23.430.825 2 25.000.000 2 25.000.000 2 114.096.825
Telemetry
SS2 ISS1 Program Pengendalian 5 Persentase
Pencemaran dan masyarakat/kelompok
Perusakan Lingkungan masyarakat / lembaga
Hidup yang berperan aktif Persen (Awal) 3,16 3,39 120.000.000 4,08 120.000.000 5,24 120.000.000 6,87 125.000.000 8,95 120.000.000 8,95 605.000.000
dalam
pengembangan
kapasitas lingkungan

Revisi 3,74 3,97 4,67 5,71 7,22 9,30 9,30


1 Pengembangan Sekolah Jumlah Sekolah
Adiwiyata Berbudaya Lingkungan Seko lah (awal) 2 3 30.000.000 8 30.000.000 17 30.000.000 30 35.000.000 47 30.000.000 47 155.000.000

perbaikan 7 8 13 22 35 52 52
2 Peningkatan Penunjang Jumlah lembaga
Kota Sehat/Adipura partisipan titik pantau lembaga/ titik 23/12 23/12 60.000.000 23/12 60.000.000 23/12 60.000.000 23/12 60.000.000 23/12 60.000.000 23/12 300.000.000
penilaian Adipura
3 Pembinaan Kemitraan Jumlah Individu dan
Peningkatan atau lembaga
Kapasitas masyarakat yang aktif lembaga 2 3 30.000.000 4 30.000.000 5 30.000.000 6 30.000.000 7 30.000.000 7 150.000.000
Lingkungan meningkatkan
kapasitas lingkungan
SS2 ISS2 Program Pengendalian 6 Persentase
Pencemaran dan pemantauan kualitas
Perusakan Lingkungan udara; Persen 66,67 68,89 180.000.000 73,33 180.000.000 77,78 180.000.000 82,22 220.000.000 86,67 190.000.000 86,67 950.000.000
Hidup
1 Pemantauan Kualitas Jumlah Usaha/kegiatan
Udara dari Sumber yang taat secara
Tidak Bergerak administrasi dan teknis Titik
17 17 50.000.000 17 50.000.000 17 50.000.000 17 85.000.000 17 60.000.000 17 295.000.000
pencegahan (Usaha/Kegiatan)
pencemaran udara
2 Pengujian Kualitas Jumlah tindakan
Udara Ambient pemantauan kualitas
udara ambient Tindakan 13 14 50.000.000 16 50.000.000 18 50.000.000 20 55.000.000 22 50.000.000 22 255.000.000

3 Inventarisasi Gas Jumlah dokumen


Rumah Kaca (GRK) inventarisasi gasrumah dokumen 1 2 40.000.000 3 40.000.000 4 40.000.000 5 40.000.000 6 40.000.000 6 200.000.000
kaca (GRK)
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
4 Pengembangan Jumlah Lokasi Rintisan
Kampung Iklim Kampung Iklim Lokasi - 1 40.000.000 2 40.000.000 3 40.000.000 4 40.000.000 5 40.000.000 5 200.000.000
pratama
SS2 ISS3 Program Rehabilitasi 2 Persentase
dan Konservasi Luas
Sumber lahan berfungsi
Daya Alam dan lindung
Lingkungan Hidup untuk Persen 30 30,55 240.000.000 31,37 250.133.500 32,33 265.462.541 33,42 276.012.659 34,65 279.309.967 34,65 1.310.918.667
menjaga
kelestarian
keanekarag
aman hayati
1 Pemeliharaan Taman Jumlah pemeliharaan
Keanekaragaman Hayati Taman Kehati Unit 1 1 50.000.000 1 100.133.500 1 100.462.541 1 101.012.659 1 102.309.967 1 453.918.667
(Kehati)
2 Pengembangan Lahan Jumlah lahan yang
Desa Berfungsi Lindung berfungsi lindung Ha 1136,2 1.598,4 90.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1.598,40 90.000.000
2 Pengembangan Lahan Jumlah lahan yang
Berfungsi Lindung berfungsi lindung Ha 1136,2 1.598,4 2.148 150.000.000 2.772,4 165.000.000 3.459 175.000.000 4.195,2 177.000.000 4.195,20 667.000.000

3 Penyusunan Profil Jumlah Dokumen


Tutupan Vegetasi tutupan vegetasi Doukmen - 1 50.000.000 - - - - 1 50.000.000

4 Penyusunan Profil Jumlah Dokumen


Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Doukmen - 1 50.000.000 - - - - 1 50.000.000
hayati
SS2 ISS3 Program Rehabilitasi 1 Persentase mata air
dan Konservasi yang dilindungi
Sumber Persen 12,12 13,42 145.002.600 15,15 150.000.000 19,48 150.500.000 21,65 156.500.000 27,27 170.500.000 27,27 772.502.600
Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
1 Perlindungan Mata Air Jumlah mata air yang
terlindungi Lokasi 28 31 145.002.600 35 150.000.000 41 150.500.000 50 156.500.000 63 170.500.000 63 772.502.600

URUSAN PILIHAN 730.200.000 853.310.620 1.020.000.000 1.074.472.213 1.128.824.437 4.806.807.270

URUSAN KEHUTANAN 730.200.000 853.310.620 1.020.000.000 1.074.472.213 1.128.824.437 4.806.807.270


SS2 ISS3 Program 5 Persentase
Pemanfaatan Potensi Pengelolaan Kawan Persen 60 63 610.200.000 64 703.310.620 66 850.000.000 69 884.472.213 71 918.824.437 71 3.966.807.270
Sumber Daya Hutan Konservasi
1 Pengelolaan dan Luasan tahura terkelola
Pemanfaatan Tahura Ha 34,8 34,8 90.100.000 34,8 176.655.310 34,8 300.000.000 34,8 300.000.000 34,8 300.000.000 34,8 1.166.755.310

2 Penataan dan Jumlah sarana


Pemeliharaan Sarana prasarana yang ditata Unit 5 10 30.000.000 15 150.000.000 20 200.000.000 25 234.472.213 30 263.824.437 30 878.296.650
Prasarana Tahura dan dipelihara
Indikator Kondisi
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Akhir Periode
Sasaran Program dan Indikator Awal
Strategis Satuan
Strategis Kegaiatan Program/Kegiatan
(SS) Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran Target Anggaran
(ISS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
3 Peningkatan Sarana Jumlah Pengunjung
Informasi dan Promosi Tahura Orang 10.471 11.225 90.100.000 12.000 176.655.310 12.750 300.000.000 13.750 300.000.000 15.000 300.000.000 15.000 1.166.755.310
Tahura
4 Penyusunan Jumlah Dokumen 5 Dokumen
Perencanaan Perencanaan Tahura (tambahan 1
Pengelolaan Tahura Dokumen
6 dokumen
Dokumen DED, 1
(tambahan
(Perencanaan Dokumen
1 Dokumen
Jangka Panjang, 2 Bloking 350.000.000 150.000.000 - - - - - - 6 500.000.000
Inventarisasi
jangka (Zonasi) dan
koleksi Flora
Menengah) 1 Dokumen
dan fauna)
Perencanaan
jangka
pendek)
5 Peningkatan Peran Jumlah kelompok
Serta Masyarakat masyarakat yang
Daerah Penyangga diberdayakan Kelompok 2 3 50.000.000 4 50.000.000 5 50.000.000 6 50.000.000 7 55.000.000 7 255.000.000
Tahura
6 Pembangunan Sarana Jumlah sarana
dan Prasarana prasarana Tahura
Operasionalisasi KPH, Unit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tahura dan Hutan Kota
SS2 ISS3 Program Perlindungan 6 Nilai Pengelolaan
dan Konservasi Hutan Kota (Program Point 83 83 120.000.000 83 150.000.000 83 170.000.000 83 190.000.000 83 210.000.000 83 840.000.000
Sumber Daya Hutan Adipura)
1 Pencegahan dan Luas hutan dan lahan
Pengendalian yang terjaga
Kebakaran Hutan dan Ha 34,80 34,80 60.000.000 34,80 85.000.000 34,80 95.000.000 34,80 105.000.000 34,80 115.000.000 34,80 460.000.000
Lahan Tahura

2 Pemeliharaan dan Jenis Flora koleksi


Pengkayaan Tanaman tahura terpelihara
Jenis 236 236 60.000.000 241 65.000.000 246 75.000.000 251 85.000.000 256 95.000.000 256 380.000.000
Tahura
Tabel 6.2
Program dan Kegiatan Non Urusan Renstra Tahun 2018-2023

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


KONDISI AKHIR Bidang
INDIKATOR PROGRAM/ INDIKATOR KONDISI
SASARAN SATUAN Penanggung Lokasi
SASARAN KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN AWAL
Jawab
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Meningkatnya Prosentase Program Cakupan Pelayanan Sekertaris Kantor
Tata Kelola Tingkat Pelayanan Adminitrasi Dinas
Organisasi Penyerapan Administrasi Perkantoran % 100 100 1.089.702.000 100 1.089.702.000 100 1.099.702.000 100 1.099.702.000 100 1.099.702.000 100 5.478.510.000 LHK
Anggaran Perkantoran

Penyediaan Jasa Jasa Telepon Bulan 12 12 80.000.000 12 80.000.000 12 90.000.000 12 90.000.000 12 90.000.000 12 430.000.000 Subag Kantor
Komunikasi, Umum, Aset, Dinas
Sumber Daya Air, Listrik Watt 19200 19200 19200 19200 19200 19200 19200 Kepegawaian LHK
dan Listrik
Jasa Internet MB 600 600 600 600 600 600 600

Jasa Website Bulan 12 12 12 12 12 12 12

Penyediaan ATK Jenis 70 70 449.704.000 70 449.704.000 70 449.704.000 70 449.704.000 70 449.704.000 70 2.248.520.000 Subag
Pelayanan Umum, Aset,
Administrasi Lembur Orang/Jam 72 72 72 72 72 72 72 Kepegawaian
Perkantoran
Jasa Operator Orang/Bulan 15 17 17 17 17 17 17

Jasa Pengemudi Orang/Bulan 1 1 1 1 1 1 1

Cetak Jenis 4 4 4 4 4 4 4

Penggandaan Lembar 105000 105000 105000 105000 105000 105000 105000

Makan Minum Kali 30 30 30 30 30 30 30

Bahan Logistik Kali 4 4 4 4 4 4 4

Penyediaan Bahan Bacaan dan Jenis 1 1 33.780.000 1 33.780.000 1 33.780.000 1 33.780.000 1 33.780.000 1 168.900.000 Subag
Bahan Bacaan Peraturan Perundang- Umum, Aset,
dan Peraturan undangan 21 21 21 21 21 Kepegawaian
Perundang-
Undangan Surat Kabar 21 21

Rapat-rapat Rapat Koordinasi dan 74 244.650.000 80 244.650.000 80 244.650.000 80 244.650.000 388 1.223.250.000 Subag
Koordinasi dan Konsultasi Umum, Aset,
Konsultasi Kali 74 74 244.650.000 Kepegawaian

Penyediaan Publikasi Jenis 2 2 45.000.000 2 45.000.000 2 45.000.000 2 45.000.000 2 45.000.000 2 225.000.000 Subag
Publikasi, Umum, Aset,
Dekorasi dan Dekorasi Stand 1 1 1 1 1 1 1 Kepegawaian
Dokumentasi
Dokumentasi Buah 5 5 5 5 5 5 5

79
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI AKHIR Bidang
INDIKATOR PROGRAM/ INDIKATOR KONDISI
SASARAN SATUAN Penanggung Lokasi
SASARAN KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN AWAL
Jawab
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penyediaan Jasa Tenaga Operasional Orang/Bulan 8 8 142.968.000 8 142.968.000 8 142.968.000 8 142.968.000 8 142.968.000 8 714.840.000 Subag
Tenaga Pengamanan Umum, Aset,
Operasional Kepegawaian
Pengamanan
Penyediaan Jasa Jasa Kebersihan Orang/Bulan 26 24 93.600.000 24 93.600.000 24 93.600.000 24 93.600.000 24 93.600.000 24 468.000.000 Subag
Kebersihan Umum, Aset,
Kepegawaian

Program Cakupan Peningkatan Sekertaris


Peningkatan Sarana dan Prasarana
Sarana dan Aparatur % 100 100 2.149.070.000 100 2.333.977.000 100 2.511.359.700 100 2.758.495.670 100 2.975.745.237 100 12.728.647.607
Prasarana
Aparatur
Pengadaan Kendaraan Unit 1 1 21.500.000 1 23.650.000 1 26.000.000 - 4 71.150.000
Kendaraan Dinas/Operasional
Dinas/Operasional
Pengadaan Perlengkapan Kantor Jenis 2 2 50.000.000 2 50.000.000 2 50.000.000 2 50.000.000 2 50.000.000 2 250.000.000
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor Peralatan Kantor Jenis 6 6 6 6 6 6 6

Penataan Halaman Kantor yang Unit/Paket 1 1 200.000.000 1 200.000.000 1 200.000.000 1 200.000.000 1 200.000.000 1 1.000.000.000
Halaman Ditata
Kantor/Gedung
Kantor
Pemeliharaan Gedung Kantor yang Unit/Paket 1 1 30.000.000 1 30.000.000 1 30.000.000 1 30.000.000 1 30.000.000 1 150.000.000
Rutin/Berkala Dipelihara
Gedung Kantor
Pemeliharaan Kendaraan Unit/Paket 57 57 1.827.570.000 67 2.010.327.000 76 2.211.359.700 86 2.432.495.670 96 2.675.745.237 96 11.157.497.607
Rutin/Berkala Dinas/Operasional yang
Kendaraan Dipelihara
Dinas/Operasional
Kendaraan Roda Unit 1 1 1 1 1 1 1
Sepuluh
Kendaraan Roda Enam Unit 16 16 16 20 22 28 28
Kendaraan Roda Unit 6 6 8 8 8 8 8
Empat
Kendaraan Roda Tiga Unit 16 16 23 29 37 41 41

Kendaraan Roda 2 Unit 18 18 19 18 18 18 18

Pemeliharaan Peralatan Jenis 1 1 10.000.000 1 10.000.000 1 10.000.000 1 10.000.000 1 10.000.000 5 50.000.000


Rutin/Berkala Kantor/Gedung Kantor
Perlengkapan dan yang Dipelihara
Peralatan
Perlengkapan Jenis 1 1 1 1 1 1 5
Kantor/Gedung
Kantor Kantor/Gedung Kantor
yang Dipelihara
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI AKHIR Bidang
INDIKATOR PROGRAM/ INDIKATOR KONDISI
SASARAN SATUAN Penanggung Lokasi
SASARAN KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN AWAL
Jawab
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pemeliharaan Kendaraan Tidak Unit 25 25 10.000.000 25 10.000.000 25 10.000.000 25 10.000.000 25 10.000.000 25 50.000.000
Rutin/Berkala Bermotor yang
Kendaraan Tidak Dipelihara
Bermotor
Program Cakupan Peningkatan % 100 100 10.000.000 100 75.000.000 100 135.000.000 100 75.000.000 100 115.000.000 100 410.000.000 Sekertaris
Peningkatan Disiplin Aparatur
Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Stel 165 165 60.000.000 165 60.000.000
Pakaian Dinas Perlengkapan
Beserta
Perlengkapan
Pengadaan Pakaian Kerja Stel 20 20 10.000.000 100 75.000.000 100 75.000.000 100 75.000.000 100 75.000.000 310.000.000
Pakaian Kerja Lapangan
Lapangan
Pengadaan Pakaian Khusus Hari - Stel 110 110 40.000.000 110 40.000.000
Pakaian Khusus Hari Tertentu
Hari Hari Tertentu
Program Cakupan Peningkatan % 100 100 256.000.000 100 288.000.000 100 308.000.000 100 308.000.000 100 313.000.000 100 1.473.000.000 Sekertaris
Peningkatan Kapasitas Sumber
Kapasitas Daya Aparatur
Sumber Daya
Aparatur
Pendidikan dan Jumlah Aparatur yang Orang 2 2 56.000.000 3 88.000.000 3 88.000.000 3 88.000.000 3 88.000.000 14 408.000.000
Pelatihan Formal Mengikuti Pendidikan
dan Pelatihan
Peningkatan Jumlah Aparatur Orang 200 200 200.000.000 200 200.000.000 200 220.000.000 200 220.000.000 200 225.000.000 200 1.065.000.000
Kapasitas yang Mengikuti
Aparatur Peningkatan Kapasitas
Pemerintah
Daerah

Program Cakupan Pengelolaan % 100 100 20.625.000 100 20.625.000 100 20.625.000 100 20.625.000 100 20.625.000 100 103.125.000 Sekertaris
Peningkatan Administrasi
Pengelolaan Kepegawaian SKPD
Administrasi
Kepegawaian
SKPD

Pengelolaan data Data Kepegawaian Dokumen 3 3 20.625.000 3 20.625.000 3 20.625.000 3 20.625.000 3 20.625.000 15 103.125.000
Kepegawain yang Dikelola
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI AKHIR Bidang
INDIKATOR PROGRAM/ INDIKATOR KONDISI
SASARAN SATUAN Penanggung Lokasi
SASARAN KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN AWAL
Jawab
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Meningkatnya Nilai SAKIP Program 1. Prosentase % 100 100 15.000.000 100 15.000.000 100 15.000.000 100 15.000.000 100 15.000.000 100 75.000.000 Sekertaris
Tata Kelola Peningkatan Kesesuaian Pelaporan
Organisasi Pengembangan Kinerja deangan
Sistem standar pelaporan
Pelaporan kinerja
Capaian Kinerja
dan Keuangan 2. Prosentase % 100 100 15.000.000 100 15.000.000 100 15.000.000 100 15.000.000 100 15.000.000 100 75.000.000 Sekertaris
Kesesuaian Pelaporan
Kinerja deangan
standar Akutansi
Pemerintah Daerah

Penyusunan Dokumen Kinerja SKPD Dokumen 6 6 15.000.000 6 15.000.000 6 15.000.000 6 15.000.000 6 15.000.000 30 75.000.000 Subag
Laporan Kinerja Program
SKPD LKIP Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

LPPD Dokumen 1 1 1 1 1 1 5
LKPJ Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

IKM Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

LICK Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

SPIP Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

Penyusunan Dokumen Lapoaran Subag


Laporan Keuangan SKPD Dokumen 12 12 15.000.000 12 15.000.000 12 15.000.000 12 15.000.000 12 15.000.000 60 75.000.000 Keuangan
Keuangan SKPD
Bulanan Dokumen 8 8 8 8 8 8 40

Triwulan Dokumen 2 2 2 2 2 2 10

Semesteran Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

Tahunan Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

Program Prosentase Tingkat 100 20.625.000 100 20.625.000 100 20.625.000 100 103.125.000 Sekertaris
Peningkatan Kesesuaian Dokumen
Perencanaan Perencanaan dan
dan Dokumen % 100 100 20.625.000 100 20.625.000
Penganggaran Penganggaran SKPD
SKPD
Penyusunan Dokumen Perencanaan 5 20.625.000 5 20.625.000 6 20.625.000 26 103.125.000 Subag
Perencanaan dan dan Penganggaran Dokumen 6 5 20.625.000 5 20.625.000 Program
Penganggaran SKPD
SKPD Renstra 1 1
Dokumen 1
Renja Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

PRA RKA Dokumen 1 1 1 1 1 1 5


TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI AKHIR Bidang
INDIKATOR PROGRAM/ INDIKATOR KONDISI
SASARAN SATUAN Penanggung Lokasi
SASARAN KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN AWAL
Jawab
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
RKA Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

DPA Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

DPPA Dokumen 1 1 1 1 1 1 5

Jumlah 3.576.022.000 3.857.929.000 4.125.311.700 4.312.447.670 4.574.697.237 20.343.282.607


BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Kinerja penyelenggaraan bidang urusan bertujuan untuk


menggambarkan kinerja pelayanan pada bidang urusan lingkungan hidup dan
kehutanan sesuai pembagian bidang urusan dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Penjabaran lebih lanjut
disampaikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.1
Indikator Kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mengacu pada
Sasaran RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi


Kondisi Kinerja
Kinerja pada
No Indikator pada awal
akhir periode
periode RPJMD
RPJMD

2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD :
Indek Kualitas
1. Lingkungan Hidup 58,68 poin 58,92 poin 59,18 poin 59,47 poin 59,77 poin 60,11 poin 60,11 poin
(IKLH)
B. Indikator Kinerja Kunci (IKK) RPJMD/Indikator Kinerka Utama (IKU) OPD :
Persentase
1 penanganan n/a 80 % 75 % 70 % 65 % 60 % 60 %
sampah
Persentase
2 pengurangan n/a 20 % 25 % 30 % 35 % 40 % 40 %
sampah
Persentase RTH
3 11,04 % 11,04 % 11,07 % 11,11 % 11,14 % 11,17 % 11,17 %
Terkelola
Indeks kualitas air
4 47,89 poin 48,09 poin 48,29 poin 48,49 poin 48,69 poin 48,89 poin 48.89 poin
sungai (IKA)
Indeks kualitas
5 80,29 poin 80,49 poin 80,69 poin 80,89 poin 81,09 poin 81,29 poin 81.29 poin
udara (IKU)
Indeks Kualitas
Tutupan
6 50,57poin 50,86 poin 51,22 poin 51,63 poin 52,10 poin 52.63 poin 52.63 poin
Lahan/Vege tasi
(IKTL/V)

84
BAB VIII

PENUTUP

Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten


Sumedang Tahun 2018-2023 menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja
(Renja) tahunan selama periode Renstra. Hal tersebut dilakukan untuk
menjaga kesinambungan program dan kegiatan pelayanan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang dalam mendukung keberhasilan
Visi, Misi dan Janji Bupati yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten
Sumedang Tahun 2018-2023.

Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten


Sumedang merupakan penjabaran Visi, Misi dan Janji Bupati dan Wakil
Bupati yang merupakan pedoman bagi seluruh unit di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam
pelaksanaannya harus meliputi:

a. seluruh unit kerja Perangkat Daerah, berkewajiban untuk melaksanakan


program dan kegiatan dalam Renstra Perangkat Daerah dengan sebaik-
baiknya, serta stakeholder Perangkat Daerah berkewajiban untuk
mendukung terlaksananya program dan kegiatan yang tercantum dalam
dokumen Renstra ini;
b. Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyusun Renja Perangkat Daerah
setiap tahun; dan
c. Perangkat Daerah berkewajiban menjamin konsistensi antara Renstra
Perangkat Daerah dengan Renja Perangkat Daerah.

BUPATI SUMEDANG,

ttd

DONY AHMAD MUNIR

Salinan Sesuai dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM,
ttd
UJANG SUTISNA
NIP. 19730906 199303 1 001

Anda mungkin juga menyukai