NOV, 2015
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Perencanaan Air Minum
Semester 5 Tahun ajaran 2014/2015.
- DAFTAR ISI
BAB I, PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .. ...
2. Maksud dan Tujuan ....................................................................................... ..........
3. Sasaran Studi .. ...
4. Lokasi Studi .. ...
5. Lingkup Kegiatan .. ...
a. Teknis .. ...
b. Aspek Deman .. ...
c. Keluaran Studi .. ...
2
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
F. PROY. KEBUTUHAN AIR .. ...
a. Kebutuhan Air Domestik .. ...
b. Kebutuhan Air Non Domestik .. ...
c. Daerah Dan Tingkat Pelayanan .. ...
d. Perkiraan Fluktuasi Air minum .. ...
e. Sumber Air .. ...
BAB X, KESIMPULAN
LAMPIRAN :
- Rencana Anggaran Biaya .. ...
- Time Schedule .. ...
- Foto Dokumentasi .. ...
- Gambar Standard .. ...
.. ...
3
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG.
Kewajiban Pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air minum,
memotivasi Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) khususnya bagi masyarakat perdesaan yang notabene
merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data
BPS, cakupan pelayanan SPAM di perdesaan hanya 8%. Selain itu, Pemerintah juga
terpacu untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu
menurunkan separuh proporsi penduduk yang belum terlayani fasilitas air minum. Khusus
untuk sektor air minum sederhana, karakteristik daerah dan ketersediaan sumber daya
alam telah menghasilkan kondisi pelayanan air minum yang berbeda, baik di wilayah
perkotaan maupun di wilayah perdesaan. Dengan mempertimbangkan keberlanjutan
prasarana air minum yang dibangun, yang diarahkan untuk dapat dikelola oleh masyarakat
pengguna itu sendiri, maka prasarana air minum haruslah prasarana yang ditinjau dari
pelayanannya bersifat komunal, dan ditinjau dari fisik prasarananya bersifat mudah
dan ekonomis dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaan serta
pengelolaannya.
Kebutuhan akan air bersih untuk kehidupan masyarakat Metropolitan, khususnya
Kabupaten Bekasi sudah bukan sesuatu yang bisa ditawar lagi. Manusia bisa hidup tanpa
listrik dan telepon, akan tetapi kalau tanpa manusia tidak akan bisa hidup tanpa air.
Saat ini kondisi air tanah di Kabupaten Bekasi sudah mulai memprihatinkan, baik secara
kualitas akibat tercemarnya oleh limbah domestik dan industri , maupun secara kuantitas
akibat industri industri yang memiliki kapasitas pompa yang besar secara terus menerus
memompa airnya.
4
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
b. Jenis dan Penetapan Pra Study Kelayakan
Dalam studi ini digunakan Analisa SWOT: Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan)
Opportunities (peluang) Threat (ancaman) yang dilakukan pada semua aspek kegiatan
dalam perusahaan dan aspek lain diluar perusahaan dalam rangka mengidentifikasi :
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threat)
Analisa SWOT meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek Internal
Sebagai bagian dari analisa SWOT telah dilaksanakan analisa intern, untuk
mengidentifikasi Kelemahan dan Kekuatan Perusahaan di bidang :
Tingkat pelayanan
Keuangan
Efisiensi
Fungsi fungsi penting
Organisasi
Kontinuitas
Pengembangan perusahaan
2. Aspek Eksternal
Bagian lain dari Analisa SWOT adalah melakukan pendalamam Ekstern, atau Analisa
Eksternal, untuk mengidentifikasi Peluang dan Ancaman dari faktor-faktor luar perusahaan
yang mempengaruhi pengembangan perusahaan.
Analisa Eksternal, meliputi analisa terhadap kondisi daerah dan perilaku masyarakat,
antara lain :
Penyebaran penduduk
Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Jenis pekerjaan masyarakat
Kemampuan membayar rekening non air (biaya penyambungan)
Kemampuan membayar rekening air
Kebiasaan atau perilaku masyarakat
Sumber air
Kondisi pelayanan, terutama mengenai :
1. Tanggapan masyarakat
2. Keluhan masyarakat
5
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
1. Kondisi daerah, khususnya mengenai :
a. Kondisi topografi
b. Kondisi curah hujan
c. Kondisi lain-lain
2. Sarana dan prasarana Desa, antara lain :
a. Pembangkit tenaga listrik
b. Transportasi
c. Komunikasi
3. Pemerintah dan instansi terkait
Kelayakan lingkungan tidak teriepas dari kegiatan masyarakat dan kondisi daerah
setempat, sehingga faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi suatu daerah
layak atau tidaknya untuk mendapatkan air minum. Kelayakan lingkungan dapat
berupa:
- Kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
- Sumber air yang digunakan, baik kualitas maupun kuantitas
- Jarak sumber air terhadap daerah yang dilayani
- Jumlah penduduk yang terkena dampak
c. Studi kelayakan ditinjau dari aspek sosial meliputi penerimaan masyarakat dan
potensi konflik air baku serta penggunaan lahan.
d. Studi kelayakan ditinjau dari aspek budaya meliputi dinamika budaya setempat.
e. Studi kelayakan ditinjau dari aspek ekonomi meliputi Economic Internal Rate Of
Return (EIRR) dan Economic Benefit Cost Ratio (EBCR)
- Dengan tersedianya air minum maka akan meningkatkan tingkat kesehatan dan
produktifitas daerah tersebut.
f. Studi kelayakan ditinjau dari aspek finansial atau keuangan meliputi kelayakan
proyek dengan parameter Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR).
Benefit Cost Ratio (BCR). dan Payback Period serta kelayakan pendanaan dengan
parameter Debt Coverage Ratio (DCR) dan saldo kas akhir.
7
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
Penilaian studi kelayakan dapat mencakup seluruh atau sebagian aspek di atas.
Justifikasi teknis dan biaya pada umumnya memuat data atau informasi:
1. Sistem penyediaan air minum yang ada.
2. Rencana operasi dan pemeliharaan.
3. Perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan. serta
4. Kajian sumber pembiayaan
8
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
1. Persyaratan Penyusunan Pra Study Kelayakan
Umum
Suatu studi kelayakan sistem penyediaan air minum harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat memenuhi tujuan di bawah ini:
a. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan air minum.
b. Tersedianya air setiap waktu.
c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
d. Tersedianya perangkat kelembagaan yang memadai.
e. Tersedianya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Teknis
Kriteria teknis meliputi:
a. Sistem penyediaan air minum mengikuti rencana induk SPAM yang ada.
Sasaran pelayanan yang akan dikaji ditujukan pada daerah yang memiliki potensi
ekonomi dan secara teknis dapat dilakukan. Setelah itu prioritas pelayanan
diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan
induk kota.
b. Perkiraan kebutuhan air minum
Perkiraan kebutuhan air minum ditentukan berdasarkan:
Proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan aktivitas nondomestik
dilakukan sesuai dengan besaran rencana pengembangan (3-10 tahun)
Pemakaian air sesuai dengan kebutuhan domestik dan nondomestik.
Air tak berekening (ATR)
Komponen utama air tak berekening adalah:
Konsumsi resmi tak berekening, terdiri dari:
- Konsumsi bermeter tak berekening
- Konsumsi tak bermeter tak berekening
- Kehilangan air
- Kehilangan air non fisik/teknis (konsumsi tak resmi, ketidak akuratan meter
pelanggan dan kesalahan penanganan data)
- Kehilangan air fisik/teknis (kebocoran pada jaringan distribusi, kebocoran dan
luapan pada reservoir, kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan)
Ketentuan Umum
Ketentuan Teknis
Pengkajian kelayakan teknis sistem penyediaan air minum harus memenuhi ketentuan
teknis berikut.
10
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
Berikut penjelasan masing-masing kelayakan yang harus dipenuhi dalam SPAM:
a. Kelayakan Ekonomi
Analisis kelayakan dan manfaat proyek merupakan salah satu kegiatan dalam studi
kelayakan. Untuk sektor air minum analisis biaya dan manfaat proyek diantaranya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Biaya langsung proyek
- Biaya sosial
- Biaya lingkungan
11
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
- Manfaat terhadap kesehatan
- Manfaat terhadap produktivitas masyarakat
- Manfaat terhadap nilai properti
- Manfaat terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi
Suatu kegiatan disebut layak secara ekonomi apabila tambahan manfaat yang diterima
oleh masyarakat akibat adanya suatu kegiatan lebih besar dari biaya proyek.
b. Kelayakan Keuangan
3. Kelayakan lingkungan
Pengkajian kelayakan lingkungan tidak terlepas dari kegiatan masyarakat dan kondisi
daerah setempat, sehingga faktor-faktor . lingkungan dapat dikatakan layak atau tidak
untuk didistribusikan air minum. Pengkajian kelayakan lingkungan dilaksanakan melalui
penyusunan AMDAL atau RKL dan RPL sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
12
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
4. Kajian Kelembagaan
Pengkajian Kelembagaan dilakukan terhadap:
a. Sumber Daya Manusia
Tingkat pendidikan
Kuatitas
b. Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikannya
mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang beriaku.
c. Altematif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta
13
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
Secara umum program KPS ini diharapkan akan memberikan kepuasan pada masyarakat
akan layanan yang telah diberikan oleh pengelola sarana air bersih/swasta, sementara
pihak swasta akan mendapatkan keuntungan dari jasa usahanya yang wajar. Adapun
sejumlah manfaat yang bisa didapat oleh Pemerintah Daerah (Pemkot) melalui
pelaksanaan KPS ini, diantaranya:
a. Pemerintah bisa lebih memfokuskan perannya pada fungsi-fungsi yang bersifat
strategis seperti, perumusan kebijakan, pengaturan, pemberian motivasi dan fasilitas
serta pengendalian.
b. Perluasan cakupan pelayanan bisa dilakukan secara serentak dengan membukakan
peluang seluas-luasnya kepada swasta dan masyarakat sesuai kesiapan mereka,
sehingga tidak tergantung kepada anggaran belanja Pemerintah.
c. Potensi swasta dan masyarakat dengan demikian akan lebih diberdayakan dan dalam
jangka panjang hal ini akan menumbuhkan rasa tanggungjawab masyarakat akan
hal-hal yang menjadi kepentingan mereka
d. Penyelenggaraan pelayanan oleh operator swasta akan meningkatkan hubungan
langsung antara pemberi dan penerima (pembayar) jasa, dalam kedudukan yang
setara, dengan harga (tarif) jasa dan syarat-syarat pelayanan disepakati bersama
oleh kedua belah pihak, yang semuanya dituangkan dalam perjanjian (kontrak)
antara operator pelaksana dengan masyarakat sebagai penerima jasa layanan
e. Kondisi diatas akan menghilangkan atau setidaknya meminimalkan beban anggaran
belanja Pemerintah Daerah untuk pelayanan publik, yang selanjutnya bisa menekan
pengenaan pajak dan pungutan lainnya kepada masyarakat.
Bentuk Program Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) yang diusulkan merupakan
pilihan dari berbagai alternatif bentuk kerjasama yang memungkinkan dapat
dilaksanakan, yang harus sesuai dengan bidang/jenis pekerjaan yang akan
dikerjasamakan, misalnya :
1. Kontrak pelayanan
2. Kontrak Manajemen
3. Kontrak Sewa
4. Bangun guna serah (built operate transfer/BOT)
5. Konsesi
E. DASAR HUKUM
Landasan hukum yang memayungi kegiatan penyusunan pra studi kelayakan Desa
Sukaragam ini antara lain:
1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
14
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
3. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
4. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
5. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 13 Tahun 2010.
7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Pratek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan
Kerjasama Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi
Pemerintah.
10. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
11. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
13. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.409/KPTS/Tahun 2002
tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam
Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi.
14. Kepmen-Kepmen PU terakhir tentang FS/DED.
15
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan
yang lebih baik.
6. Penyelenggaraan pengembangan SPAM, adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi,mengelo!a,memelihara,merehabilitasi,memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
7. Penyelenggara pengembangan SPAM, yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi. badan
usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan SPAM.
8. Pelanggan, adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari Penyelenggara"
9. Masyarakat, adalah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan yang sama yang
tinggal di daerah dengan yuridikasi yang sama.
10. Wilayah Adminstratif, adalah kesatuan wilayah yang sudah jeias batas-batas
wilayahnya berdasarkan undang-undang yang berlaku.
11. Wilayah Studi, adalah kesatuan wilayah yang mencakup seluruh aspek sistem
penyediaan air minum dan pengembangannya.
12. Wilayah Proyek, adalah kesatuan wilayah yang mencakup sistem penyediaan air
minum yang akan direncanakan sesuai dengan periode perencanaan.
13. Wilayah Pelayanan, adalah wilayah yang layak mendapatkan suplai air minum
dengan sistem perpipaan maupun non-perpipaan, dan masuk dalam cakupan
pelayanan sesuai dengan periode perencanaan.
14. Penduduk, adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal
di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
15. Kependudukan atau Demografi, adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
lingkungan penduduk.
16. Analisis Mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL, adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup Yann diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
17. Rencana Pengelolaan Lingkungan atau RKL, adalah dokumen yang mengandung
upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana dan/atau kegiatan.
16
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
18. Rencana Pemantauan Lingkungan atau RPL, adalah dokumen yang mengandung
upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan
penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
19. Kegiatan Domestik, adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rumah tangga.
20. Kegiatan Nondomestik, adalah merupakan kegiatan penunjang kota, yang terdiri
dari kegiatan komersial yang berupa industri, perkantoran, dan lain-lain, maupun
kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah.
21. Tingkat Pelayanan, adalah persentasi jumlah penduduk yang dilayani dari total
jumlah penduduk daerah pelayanan, dimana besamya tingkat pelayanan diambil
berdasarkan survei yang dilakukan oleh PDAM terhadap jumlah permintaan air
minum oleh masyarakan atau dapat juga dilihat berdasarkan kemampuan yang
dimiliki oleh PAM untuk menyediaan air minum.
22. Unit air baku, adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air
baku,meliputi bangunan penampungan air,bangunan pengambilan/ penyadapan, alat
pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan
sarana pembawa serta perlengkapannya.
23. Unit produksi, adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi an/atau biologi, meliputi
bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional. alat pengukuran
dan peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
24. Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa transmisi air
minum sampai unit pelayanan.
25. Unit pelayanan, adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.
26. Air Tak Berekening (ATR), adalah selisih antara air yang masuk unit distribusi
dengan air yang berekening dalam jangka waktu satu tahun.
27. Air Permukaan, adalah air baku yang berasal dari sungai saluran irigasi, waduk.
kolam, situ atau danau.
28. Air Tanah Dangkal, adalah air tanah bebas yang terdapat dalam tanah dengan
kedalaman muka air kurang atau sama dengan dua puluh meter.
29. Air Tanah Dalam, adalah air tanah yang terdapat di dalam tanah yang kedalaman
muka airnya lebih besar dari dua puluh meter atau air tanah yang terdapat di dalam
akifer tertekan dimana akifer ini berada dalam kedalaman lebih dari dua puluh meter.
30. Mata Air, adalah air tanah yang muncul ke permukaan tanah secara alami.
31. Bangunan penyadap (Intake), adalah bangunan penangkap air atau tempat air
masuk sungai, danau, situ, atau sumber air lainnya.
32. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku, adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air
sampai unit produksi.
17
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
33. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum, adalah ruas pipa pembawa air minum dari
unit produksi/bangunan penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi.
34. Pipa Distribusi, adalah pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum
dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.
35. Reservoir, adalah tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum didistribusikan
kepada pelanggan atau konsumen.
36. Sambungan Rumah, adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya
langsung ke rumah-rumah biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air
melaui meter air dan instalasi pipanya di dalam rumah.
37. Hidran Umum, adalah wadah penampung yang berfungsi sebagai sarana atau titik
pengambilan air minum.
38. Current ratio, adalah kemampuan untuk membayar hutang lancar yang segera
harus dipenuhi dengan activa lancar.
39. Cash ratio, adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi
dengan kas yang tersedia.
40. Debt to equity ratio, adalah bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan hutang.
41. Long term debt total, adalah bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan hutang.
42. Rate of return on total asset (ROR), adalah kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan.
43. Rate of return on investmen (ROI), adalah meghitung tingkat bunga yang sama
dengan nilai sekarang pada penerimaan-penerimaan kas.
44. Internsi rate of return (IRR), adalah menghitung tingkat bunga yang sama
dengan nilai sekarang pada penerimaan kas di masa mendatang.
45. Net present value (NPV), adalah menghitung selisih antara nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas.
46. Payback period, adalah perhitungan tingkat pengembalian investasi yang didapat.
47. Economic internal rate of return (EIRR), adalah suatu tingkat manfaat ekonomis
suatu proyek.
48. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu
atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume
minimum yang telah ditentukan.
49. Kelayakan teknis, adalah suatu kajian terhadap suatu usulan atau perencanaan
teknik yang ditetapkan.
50. Kelayakan ekonomis, adalah suatu kajian ekonomis terhadap suatu usulan atau
perencanaan yang telah dibuat penilaiannya didasarkan bagi masyarakat yang ataan
memanfaatkannya.
18
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
51. Kelayakan kelembagaan, adalah suatu kajian efisiensi dan efektifitas susunan
kelembagaan terhadap usulan atau perencanaan yang telah ditetapkan dengan
mengacu pada peraturan yang berlaku.
52. Kelayakan keuangan, adalah suatu kajian berupa perhitungan-perhitungan yang
ekonomis tertiadap suatu usulan atau perencanaan yang telah dibuat dengan
menggunakan analisis ratio, penilaiannya ditekankan pada dampak terhadap kondisi
keuangan pengelola.
Melakukan evaluasi terhadap Rencana Induk Penyediaan Air Bersih (Master Plan Air
Bersih), yang diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka penyusunan Konsep
Rencana Induk Penyediaan Air Bersih (baru) di wilayah tersebut yang mampu membaca
kebutuhan penyediaan air bersih bagi masyarakat niaga dengan dimensi rencana hingga
tahun 2030.
3. SASARAN STUDI
19
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
c. Tersusunnya rencana sistem distribusi dengan melakukan penilaian/penyesuaian
terhadap sistem distribusi lama, guna menanggulangi gangguan kelancaran distribusi
yang ada dan mengantisipasi tuntutan kebutuhan distribusi baru.
4. LOKASI STUDI
Lokasi studi terletak di wilayah administrasi Kabupaten Bekasi Kecamatan Serang Baru
Desa Sukaragam.
5. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Studi dan Evaluasi Sarana Air Bersih Desa Sukaragam meliputi:
a. Teknis
Aspek Supplai, meliputi :
1. Identifikasi sumber-sumber air alternative, baik di dalam maupun diluar Desa
Sukaragam.
2. Pengembangan rencana bisnis, terutama untuk sumber-sumber air alternatif (baru)
dan arahan perlu tidaknya analisis dampak lingkungan.
3. Penilaian terhadap system transmisi dan penampungan yang ada.
4. Penilaian terhadap kinerja system jaringan distribusi dan pembuatan model/simulasi
untuk mengetahui perilaku system jaringan.
5. Penilaian terhadap kinerja system operasi dan pemeliharaan :
a. Efisiensi dan efektifitas kebijakan pengendalian kebocoran
b. Instrumen operasi dan pemeliharaan.
c. Sistem pencatatan meter air
6. Keseluruhan lingkup kegiatan selanjutnya akan dituangkan dalam Rencana Induk
Pengembangan Air Bersih Desa Sukaragam sampai tahun 2030
c. Keluaran Studi
Keluaran Studi dan Evaluasi Sarana Air Bersih di wilayah Desa Sukaragam adalah :
1. Tinjauan Pemanfaatan Sumber Air yang berasal dari Desa Sukaragam, diantaranya
Air Permukaan (sungai), Air Tanah, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Sehingga dari beberapa sumber air tersebut akan terlihat potensi sumber air yang
20
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
paling mungkin dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih Desa
Sukaragam.
2. Arahan konsep bagi penyusunan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih di wilayah
pemukiman perumahan hingga tahun 2030, yang sekurang-kurangnya memuat :
Arahan Konsep Rencana pengelolaan sistem produksi baru (sumber air baru).
Arahan Konsep Rencana sistem transmisi, yang merupakan jaringan penyalur
dari sistem produksi ke sistem distribusi melalui simpul-simpul (stasiun
pompa/reservoir).
Arahan Konsep Rencana sistem distribusi, yang merupakan jaringan pembagi
untuk selanjutnya diakses dari dan ke sambungan rumah.
BAB II
21
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
DAERAH STUDY
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Bekasi merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya di Cikarang
Pusat. Kabupaten Bekasi terdiri dari 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan
kelurahan. Kabupaten Bekasi memiliki luas wilayah 1.273,88 km yang terdiri dari 23
Kecamatan dan 182 desa serta 5 kelurahan. Jumlah desa yang terdapat disetiap kecamatan
di Kabupaten Bekasi terdiri dari 5 sampai 13 desa. Kecamatan dengan jumlah desa yang
paling sedikit yaitu kecamatan Cikarang Pusat, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah
desa terbanyak adalah Kecamatan Pebayuran. Kecamatan terluas adalah Muaragembong
(14.009 Ha) atau 11,00 % dari luas Kabupaten Bekasi, selebihnya adalah Kecamatan Setu
(6.216 Km), Serang Baru (6.380 Km), Cikarang Pusat (4.760 Km), Cikarang Selatan
(5.174 Km), Cibarusah (5.039 Km), Bojongmangu (6.006 Km), Cikarang Timur (5.131
Km), Kedungwaringin (3.153 Km), Cikarang Utara (4.330 Km), Karang Bahagia (4.610
Km), Cibitung (4.530 Km), Cikarang Barat (4.369 Km), Tambun Selatan (4.310 Km),
Tambun Utara (3.442 Km), Babelan (6.360 Km), Tarumajaya (5.463 Km), Tambelang
(3.791 Km), Sukawangi (6.719 Km), Sukatani (3752 Km), Sukakarya (4.240 Km),
Pebayuran (9.634 Km), dan Cabangbungin (4.970 Km).
22
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
KONDISI FISIK ALAM
- Iklim
Kabupaten Bekasi memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan suhu
udara antara 28C 32C. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan
Januari. Dibandingkan tahun 2007, curah hujan dan jumlah hari hujan di tahun 2008 lebih
sedikit. Sementara jumlah curah hujan pada tahun 2008 yang terendah pada Bulan Juli
sebesar 3,1 mm sedangkan tertinggi 553,9 mm terjadi di Bulan Februari.
- Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang
berbukit-bukit. Kabupaten Bekasi terletak pada ketinggian antara 0-115 m di atas permukaan
laut dengan kondisi kemiringan tanah antara 0-25%. Kondisi alam Kabupaten Bekasi terdiri
atas daerah pantai dan dataran rendah.
Di Kabupaten Bekasi terdapat 16 aliran sungai besar yaitu: Sungai Citarum, Sungai Bekasi,
Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai Jambe, Sungai Sadang, Sungai
Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai
Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran. Lebar sungai tersebut
berkisar antara 3 sampai 80 meter.
Kabupaten Bekasi memiliki 13 situ yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu : Situ Tegal
Abidin, Situ Bojongmangu, Situ Bungur, Situ Ceper, Situ Cipagadungan, Situ Cipalahar, Situ
Ciantra, Situ Taman, Situ Burangkeng, Situ Liang Maung, Situ Cibeureum, Situ Cilengsir dan
Situ Binong. Luas situ tersebut berkisar antara 3 - 40 Ha.
Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan air tanah
dangkal yang berada pada kedalaman 5 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air
tanah dalam pada umumnya diperoleh pada kedalaman antara 90 200 meter.
- Kependudukan
Penduduk Kabupaten Bekasi Secara rata rata pada tahun 2009 wilayah Kabupaten Bekasi
dihuni sebanyak 2,225,177 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.747 jiwa per Km bertambah
1,43 % bila dibandingkan tahun 2008 dengan jumlah penduduk 2.193.776 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 1.722 jiwa per Km. Kecamatan Tambun Selatan merupakan
kecamatan yang terpadat sebesar 374.530 jiwa dengan tingkat kepadatan 8.690 jiwa per
Km disusul oleh Kecamatan Muaragembong dengan penduduk yang paling rendah
23
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
kepadatan penduduknya yang hanya 282 jiwa per Km dan Kecamatan yang jumlah
penduduknya sedikit adalah Kecamatan Bojongmangu yang memiliki jumlah penduduk
sebesar 26.672 jiwa.
Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi setiap tahunnya selalu bertambah dilihat dari data
jumlah penduduk. Laju pertumbuhan rata-rata penduduk berdasarkan data BPS Kabupaten
Bekasi adalah rata-rata 4,7 %.
- Proyeksi penduduk
Untuk proyeksi penduduk, BPS Kabupaten Bekasi menggunakan rumus metode geometric,
yaitu menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk akan bertambah secara geometric
menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk. Laju pertumbuhan dianggap sama setiap
tahunnya. Proyeksi jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2015 adalah sebanyak
3.309.034 jiwa
Jumlah dan kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun ke depan
24
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
- Kesehatan
Dalam Bidang Kesehatan, sudah dapat meningkatkan angka harapan hidup mencapai 72
tahun sebagaimana yang direncanakan. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang
berkualitas terus dilakukan. Sistem informasi kesehatan sudah terlaksana dengan baik dalam
sistem yang terpadu mulai dari Puskesmas, RSUD dan RS Provinsi serta Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi dan Provinsi secara berjenjang. Kabupaten Bekasi sudah memiliki RSUD
minimal tipe B yang dikelola dengan baik dan berkualitas baik.
- Transportasi
Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah dapat dilihat dari aspek perhubungan dan transportasi,
sumber daya air, telekomunikasi, sarana dan prasarana dasar pemukiman, listrik dan energi.
Dari aspek perhubungan dapat dilihat dari perkembangan kondisi jalan. Pada tahun 2009,
jalan Kabupaten Bekasi dalam kondisi mantap ditargetkan sepanjang 746 Km yang meliputi
jalan kondisi baik 353 km dan kondisi sedang 393 km, realisasinya mencapai 704,56 km
25
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
meliputi jalan kondisi baik 341,90 km dan kondisi sedang 362,64 km. Pembangunan jalan
lingkungan pada Tahun 2009 cukup besar dengan jumlah sebanyak 564 ruas.
- Air Limbah/Sanitasi
- Air Bersih
Akses terhadap air bersih di Kabupaten Bekasi memerlukan optimalisasi. Kerawanan air
bersih masih mengancam Kabupaten Bekasi yang disebabkan ketersediaan sumber baku air
permukaan tergantung pada musim.
Kerawanan air bersih terdapat di lima belas (15) Kecamatan di Kabupaten Bekasi, sumber
kerawanan tersebut diantaranya yaitu tidak tersedianya sumber air baku permukaan setiap
saat (tergantung pada musim), belum optimalnya pelayanan PDAM dan kondisi air tanah di
wilayah tersebut kurang bagus. Saat ini daerah rawan air bersih memenuhi kebutuhannnya
dengan membeli air galon isi ulang / tukang dorong.
Pelayanan air minum untuk penduduk Kabupaten Bekasi diselenggarakan oleh PDAM Bekasi
yang saat ini melayani dua wilayah yaitu Kota dan Kabupaten Bekasi. Di Kabupaten Bekasi
terdapat 10 (sepuluh) cabang/unit pelayanan dengan kapasitas total terpasang 555
liter/detik. Sumber air baku untuk penyediaan air minum berasal dari air permukaan yaitu
dari Saluran Tarum Barat. Produksi air minum PDAM Bekasi untuk wilayah Kabupaten Bekasi
pada tahun 2008 adalah 16.8 juta m, sedangkan volume air yang terjual 12.5 juta m,
adapun sisanya yaitu 4.2 juta m adalah berupa kebocoran, kesalahan
pencatatan/administrasi dan pemeliharaan. Sampai dengan tahun 2008, daerah pelayanan
PDAM Bekasi untuk Kabupaten Bekasi mencakup 9 kecamatan yaitu Cikarang Pusat, Cikarang
Utara, Cikarang Selatan, Bojongmangu, Setu, Serang Baru, Cibarusah, Cikarang Timur dan
Kedungwaringin. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Bekasi sekitar 45.993 jiwa dari
2,225,177 jiwa (2,1%) penduduk Kabupaten Bekasi.
26
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
PENGEMBANGAN WILAYAH
- Strategi Pengembangan
Strategi percepatan perwujudan fungsi dan peran pusat-pusat perkotaan yang telah
ditetapkan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas meliputi :
o mempercepat penataan fungsi dan peran Kecamatan Setu dan Kecamatan Tambun
Selatan sebagai pusat perkotaan bagian dari sistem perkotaan PKN Jabodetabek
yang mengemban fungsi pengembangan industri skala nasional;
o mempercepat perwujudan pengembangan PKL Kecamatan Cikarang Pusat,
Kecamatan Tarumajaya, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Sukatani dan Kecamatan
Cibarusah untuk mengemban fungsi yang telah ditetapkan;
o mempercepat perwujudan pengembangan perkotaan Cikarang
Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat dan Cikarang Timur sebagai PKL promosi;
o mempercepat perwujudan pengembangan Kecamatan Cikarang
Selatan, Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Barat, Kecamatan Cikarang
Timur, Kecamatan Babelan dan KecamatanCibitung sebagai PPK;
o mempercepat perwujudan Nagasari, Hegarmukti, Sukabungah,
Cibarusah kota, Serang Sukaragam, Cibening, Tamansari, Tanjungbaru,
Karang Satria, Bahagia, Pusaka Rakyat, Pantai Bahagia, Sindang Jaya, Sukamantri,
Karanghaur, Karang Mukti, Karan Mekar, Sukatenang, Sukamulya untuk mengemban
fungsi sebagai PPL; dan
o mempercepat perwujudan pengembangan Kecamatan Tambelang untuk
mengemban sebagai rencana ibu kota / pusat pemerintahan daerah
Strategi pembangunan dan peningkatan prasarana lainnya meliputi :
o mengembangkan prasarana energi dan kelistrikan untuk kebutuhan non domestik
dan domestik, serta pelayanan lokal dan regional.
o mengoptimalkan pendayagunaan dan pengelolaan prasarana sumberdaya air untuk
meningkatkan dan mempertahankan jaringan irigasi yang ada dalam rangka
ketahanan pangan; suplai air baku untuk air minum; pengendalian banjir dan
kekeringan dengan penerapan rekayasa teknologi, serta konservasi sumber daya air
melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan
sumberdaya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai
27
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
o mengembangkan prasarana telekomunikasi informatika dan penyiaran;
o mengarahkan pembangunan jaringan telekomunikasi kearah pemanfaatan
bersama menara telekomunikasi
o meningkatkan kapasitas daya terpasang dan jaringan distribusi pelayanan energi
listrik untuk kebutuhan non domestik dan domestik;
o mengoptimalkan pendayagunaan, pengelolaan dan pengembangan prasarana
sumberdaya air meningkatkan dan mempertahankan jaringan irigasi dalam rangka
ketahanan pangan, suplai air baku untuk keperluan air minum, pengendalian banjir
dan kekeringan
Strategi pembangunan dan peningkatan prasarana lingkungan sebagai upaya
peningkatan kualitas lingkungan, meliputi :
o meningkatkan penyediaan dan kualitas pelayanan air minum system perpipaan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) di kawasan perkotaan.
o mengembangkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik dan metoda yang
berwawasan lingkungan;
o meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana persampahan, serta pengelolaan
berbasis masyarakat melalui integrasi 3R dengan prinsip berkelanjutan, mandiri dan
tuntas ditempat secara mandiri dan berkesinambungan;
o mengembangkan sarana dan prasarana pengolahan limbah;
o mengembangkan prasarana drainase;
Rencana Prasarana Pengelolaan persampahan terdiri dari :
o peningkatan dan pengembangan TPPAS di Desa Burangkeng Kecamatan Setu seluas
kurang lebih 11 (sebelas) hektar;
o peningkatan dan pembangunan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dengan
pengelolaannya secara merata di setiap kecamatan;
o penerapan 3R (Recycle, Reuse, Reduce) dalam pengelolaan sampah mulai dari
sumber sampah (domestik, niaga,industri dan lain-lain); dan
Rencana prasarana pengelolaan limbah terdiri dari :
o peningkatan prasarana pengolahan limbah di kawasan industri;
o peningkatan prasarana pengolahan limbah di permukiman perkotaan; dan
o pembangunan Pusat Pengolahan Limbah Industri Bahan Berbahaya dan Beracun (B-
3) dengan alternatif di Desa Bojongmangu Kecamatan Bojongmangu.
28
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
Rencana pengembangan drainase
o Pengembangan drainase mikro meliputi:
pembangunan prasarana drainase permukiman perkotaan dan permukiman
perdesaan;
penataan sistem prasarana drainase secara terpadu, meliputi sistem primer,
sekunder, dan tersier;
Pengembangan prasarana drainase makro melalui normalisasi dan rehabilitasi sungai.
o Rencana Pola Ruang
Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman tersebar di seluruh kecamatan.
Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan meliputi wilayah :
Kecamatan Cibitung, Karang Bahagia, Tambun Utara, Sukatani Sukawangi, Cikarang
Timur, Cikarang Pusat, Tambun Selatan, Serang Baru, Setu, Cikarang Selatan, Cikarang
Barat.
o Pengembangan kawasan permukiman perdesaan meliputi wilayah :
Kecamatan Babelan, Muaragembong, Cabangbungin, Cibarusah, Bojongmangu,
Serang Baru.
o Pengembangan kawasan permukiman perkotaan diarahkan untuk
pengembangan hunian vertikal berupa rusunami dan rusunawa diperkotaan dan
kawasan industri;
pengembangan kawasan permukiman mandiri; dan
peningkatan sarana dan prasarana dasar permukiman.
o Pengembangan permukiman kawasan perdesaan diarahkan untuk :
pengembangan hunian horizontal; dan
peningkatan sarana dan prasarana dasar permukiman
29
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035
BAB III
PDAM KABUPATEN BEKASI
A. UMUM
Sistem penyediaan air bersih Kabupaten Bekasi dikelola oleh PDAM Bekasi, dimana pada saat
ini baru dapat melayani 23 % dari jumlah penduduk Kabupaten Bekasi. PDAM Bekasi dibagi
kedalam 4 cabang pelayanan. Di Kabupaten Bekasi selain PDAM Bekasi, ada juga pihak
swasta yang ikut berperan untuk memenuhi kebutuhan air bersih domestik maupun non
domestik, terutama untuk di kawasan pemukiman yang dikelola oleh swasta sendiri
(developer).
B. CAKUPAN PELAYANAN
Wilayah Kota Bekasi Terdiri dari : 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan dengan luas wilayah +-
21.049 Ha. Dan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.175.016 jiwa. Yang sudah
dilayani air bersih oleh PDAM Bekasi sebanyak 87.745 sambungan langganan. Jumlah
cakupan layanan sekitar 26,42%.
Wilayah Kabupaten Bekasi Terdiri dari : 23 Kecamatan dan 187 Desa dengan luas wilayah
+- 127.408 Ha. Dan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.157.535 jiwa. Yang sudah
dilayani air bersih oleh PDAM Bekasi sebanyak 45.123 sambungan langganan. Jumlah
cakupan layanan sekitar 13.61%.Dengan cakupan pelayanan PDAM Tirta Bhagasasi yang
baru mencapai 38 persen. Pencapaian ini masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah
melalui program Millenium Development Goals (MDGs) dimana sampai dengan akhir tahun
2015, 80 persen masyarakat pedesaan harus terlayani air bersih. Target MDGs terus tetap
diupayakan dengan membangun instansi pengolahan air (IPA) atau Water Treatment Plant
(WTP), yang dalam pelaksanaannya diusahakan baik melalui modal sendiri, penyertaan
modal dari pemilik, bantuan pemeritah pusat dan provinsi serta kerjasama dengan pihak
ketiga. Dimana dalam Business Plan PDAM Tirta Bhagasasi ditargetkan sampai dengan akhir
tahun 2018, jumlah pelanggan sebanyak 337.871 SL dan Kapasitas Produksi 4.056 l/d.
Bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), PDAM melakukan sambungan baru secara
gratis. Dimana untuk tahun 2013 lalu, PDAM sudah memberikan sambungan gratis bagi 1.000
masyarakat yang berpenghasilan rendah. Selanjutnya di tahun 2014 ini ditargetkan 3.000
warga juga akan menikmati air bersih dari PDAM dan ditahun 2015, untuk membantu
masyarakat kurang mampu, ditargetkan memberikan sambungan baru gratis sekitar 4.000
SL yang dananya juga dibantu dari pemerintah pusat.
30
PRA STUDI KELAYAKAN NASUTION - 331310035