Anda di halaman 1dari 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K.

)
STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Menurunnya kinerja pengelolaan persampahan dalam


beberapa tahun terakhir ini tidak lepas dari dampak
perubahan tatanan pemerintahan di Indonesia dalam era
reformasi, otonomi daerah serta krisis ekonomi yang telah
melanda seluruh wilayah di Indonesia. Adanya perubahan
kebijakan arah pembangunan infrastruktur perkotaan,
menguatnya ego otonomi, menurunnya kapasitas pembiayaan
daerah, menurunnya daya beli dan kepedulian masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan merupakan pemicu
terjadinya degradasi kualitas lingkungan perkotaan termasuk
masalah kebersihan kota.
Penurunan kinerja tersebut ditunjukkan oleh berbagai hal
seperti: menurunnya kapasitas SDM karena banyaknya
pergantian personil yang sebelumnya pernah terdidik dalam
bidang persampahan melalui program training atau capacity
building; tidak jelasnya organisasi pengelola sampah karena
adanya perubahan kebijakan pola maksimal dan pola minimal
suatu Dinas; menurunnya alokasi APBD bagi pengelolaan
sampah; menurunnya penerimaan retribusi (secara nasional
hanya dicapai 22 %); menurunnya tingkat pelayanan (tingkat
pelayanan dari data BPS tahun 2000 hanya 40 % yang
sebelumnya pernah mencapai 50 %); menurunnya kualitas
TPA yang sebagian besar menjadi open dumping dan
timbulnya friksi antar daerah/sosial; pengelolaan teknis
pembuangan yang tidak bertanggung jawab sehingga
menimbulkan korban jiwa seperti dalam kasus longsornya
TPA Leuwigajah dan Bantar Gebang; tidak adanya penerapan
sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat yang
membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.
Timbulnya friksi antar daerah/sosial dalam pengelolaan
sampah terutama di TPA makin banyak terjadi seperti kasus
TPA Bantar Gebang yang diakibatkan oleh pola pengelolaan
TPA yang tidak professional dan cenderung mencemari
lingkungan sehingga menimbulkan NIMBY (Not In My Back
Yard) Syndrome seperti yang terjadi dalam berbagai kasus.
Timbulnya pencemaran lingkungan disekitar TPA disebabkan
karena tidak adanya proses pemilihan lokasi TPA yang layak
dan tidak adanya alokasi lahan TPA dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah sehingga lokasi TPA yang ada saat ini tidak
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan standar nasional.
Selain itu fasilitas TPA yang sangat minim terutama berkaitan
dengan terbatasnya fasilitas perlindungan lingkungan (buffer

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 1 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

zone, pengumpulan dan pengolahan leachate, ventilasi gas


dan penutupan tanah), dan pengoperasian TPA yang
cenderung dioperasikan secara open dumping. Larangan ijin
mendirikan bangunan disekitar TPA juga tidak dilakukan
sehingga lokasi TPA yang semula jauh dari permukiman
kemudian justru dikelilingi oleh permukiman penduduk.
Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di TPA
sehingga menyebabkan beban TPA menjadisangat berat,
selain diperlukannya lahan yang cukup luas, juga fasilitas
perlindungan lingkungan yang sangat mahal. Hal tersebut
disebabkan karena belum dilakukannya upaya pengurangan
volume sampah secara sungguh-sungguh sejak dari sumber,
termasuk pemisahan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya)
rumah tangga. Mengacu pada berbagai peraturan dan
perundangan yang berlaku di Indonesia maka Pemerintah
harus menyediakan pelayanan sistem pengelolaan
persampahan yang mengikuti kaidah-kaidah teknis,
ekonomis, dan lingkungan.
Pada Tahun 2011, Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman
melakukan Penyusunan Draft Kebijakan dan Strategi
Provinsi dalam Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan melalui Peraturan Gubernur yang dimaksudkan
sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan teknis,
perencanaan, pemrograman dan kegiatan lain yang terkait
dengan pengelolaan persampahan bagi masyarakat dan dunia
usaha di Provinsi Banten yang akan dilanjutkan dengan
pekerjaan Studi Identifikasi Kebutuhan TPA Regional di
Provinsi Banten pada Tahun 2012.
Sesuai dengan rencana pembangunan memberikan akses ke
seluruh pelosok tanah air dan menangani tanggap darurat
untuk memberikan pelayanan minimal bagi masyarakat
dalam melaksanakan kehidupan sosial ekonomi agar
terwujud masyarakat Banten yang aman dan damai; membina
penyelenggaraan infrastruktur secara transparan dan terbuka
dengan melibatkan masyarakat, meningkatkan peran
Pemerintah Daerah Banten agar terwujud masyarakat Banten
yang adil dan demokratis; serta menyelenggarakan
infrastruktur yang efisien, efektif dan produktif agar terwujud
masyarakat Banten yang lebih sejahtera.

1.2 MAKSUD DAN


TUJUAN

Maksud:

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 2 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Pekerjaan Studi Identifikasi Kebutuhan TPA Regional di


Provinsi Banten ini dimaksudkan untuk:
a. Memberikan arahan bagi pengambil keputusan dalam
pengelolaan persampahan tingkat regional di Provinsi
Banten secara optimal guna mendukung pembangunan sosial
dan ekonomi.
b. Memberikan masukan untuk penyusunan rencana
pembangunan bertahap dalam rangka pemenuhan kebutuhan
TPA Regional di Provinsi Banten.

Tujuan:
Studi Penentuan Lokasi TPA Regional di Wilayah
Tangerang Raya sebagaimana dimaksud di atas bertujuan
untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan
persampahan tingkat regional di Provinsi Banten melalui
rencana, program, dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu,
efektif dan efisien.

BAB. II PELAKSANAAN
2.1 DASAR HUKUM

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Provinsi dalam Sistem


Pengelolaan Persampahan ini memiliki arah kebijakan yang
didasarkan pada :
a.

UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Nasional

b. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


c.

UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup.

d. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.


e.

UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Serta mengikuti Peraturan teknis yang mencakup :


a.

SK SNI-T-12-1991-03 tentang Tata Cara Pengelolaan


Sampah di Pemukiman.

b. SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA


Sampah.
c.

SNI 03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah


di Permukiman Yang Meliputi Institusi Pengaturan
Pembiayaan Teknik Operasional dan Peran Masyarakat.

d. SNI 19-2454-2002 revisi SNI 19-2454-1991 tentang Tata


Cara Operasional Teknik Pengelolaan Sampah di Perkotaan.
e. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Controlled Landfill dan
Sanitary Landfill.

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 3 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

f.

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta


Pemanfaatan Ruang Perkotaan, Tahun 2003

dalam

A. Lingkup Pekerjaan dan Lokasi Pekerjaan:


2.2 LINGKUP
PEKERJAAN,
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
LOKASI
a. Mengidentifikasi konsepsi kebutuhan TPA Regional
PEKERJAAN,
di Provinsi Banten yang meliputi :
DATA DAN
1. FASILITAS
Pengembangan Pengelolaan Sampah
PENUNJANG
Rencana Penyediaan TPA
SERTA ALIH
Rencana Rehabilitasidan PengembanganTPA
PENGETAHUAN
2. Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola
Persampahan
Rencana Pemantapan dan Peningkatan
Kerangka Institusi Pengelola Sampah
B. Lingkup Teknis
I.

Mengkaji Pengelolaan Persampahan

Persyaratan umum
a. Persyaratan hukum
Ketentuan
perundang-undangan
mengenai
pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai
dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan
kota/lingkungan,
pembentukan
institusi/organisasi/retribusi dan perencanaan tata
ruang
kota
serta
peraturan-peraturan
pelaksanaannya;
b. Persyaratan kelembagaan
Pengelola di permukiman harus berfokus pada
peningkatan kinerja institusi pengelola sampah,
dan perkuatan fungsi regulator dan operator.
Sasaran yang harus dicapai adalah sistem dan
institusi yang mampu sepenuhnya mengelola dan
melayani persampahan di lingkungan dengan
mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan
dan retribusi atau iuran serta semaksimal mungkin
melaksanakan konsep 3 R di sumber.
c. Teknis operasional

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 4 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Menerapkan sistem penanganan sampah setempat


dengan :
1. Menerapkan pemilahan sampah organik dan
non organik
2. Menerapkan teknik 3 R di sumber, TPS dan
TPA
3. Penanganan residu oleh pengelola sampah
kota;
d. Pembiayaan
Memperhatikan
peningkatan
kapasitas
pembiayaan untuk menjamin pelayanan dengan
pemulihan biaya secara bertahap supaya sistem
dan institusi, serta masyarakat dan dunia usaha
punya kapasitas cukup untuk memastikan
keberlanjutan dan kualitas lingkungan untuk
warga.
e. Aspek peran serta masyarakat
1. melakukan pemilahan sampah di sumber
2. melakukan pengolahan sampah dengan konsep
3R
3. berkewajiban
sampah

membayar

iuran/retribusi

4. mematuhi aturan pembuangan sampah yang


ditetapkan
5. turut
menjaga
sekitarnya

kebersihan

lingkungan

6. berperan aktif dalam sosialisasi pengelolaan


sampah lingkungan
f.

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Bagi
lingkungan
permukiman,
developer
bertanggung jawab dalam :
1. penyediaan lahan untuk pembangunan
pengolah sampah organik berupa pengomposan
rumah tangga dan daur ulang sampah skala
lingkungan, TPS serta TPA;
2. penyediaan peralatan pengumpulan sampah;
3. pengelolaan sampah selama masa konstruksi
sampai dengan diserahkan ke pihak yang
berwenang;
4. Bagi developer yang membangun minimum 80
rumah harus menyediakan wadah komunal dan
alat pengumpul.
Halaman 5 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

II.

Menganalisa
Umum

dan

Menginventarisasi

Secara

Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah


sebagai berikut :
a. peta penyebaran rumah;
b. luas daerah yang dikelola;
c. jumlah
penduduk
berdasarkan
klasifikasi
pendapatan tinggi, menengah, dan rendah;
d. jumlah rumah berdasarkan tipe;
e. besaran timbulan sampah per hari;
f. jumlah bangunan fasilitas umum;
g. kondisi jalan (panjang, lebar dan kondisi fisik);
h. kondisi topografi dan lingkungan;
i. ketersediaan lahan untuk lokasi TPS, TPA dan
daur ulang sampah skala lingkungan;
j. karakteristik sampah.
Jumlah sampah yang akan dikelola
Jumlah sampah dihitung berdasarkan :
a. jumlah penduduk
b. sumber sampah yang ada di lingkungan
permukiman, seperti :
1) toko/pasar kecil;
2) sekolah;
3) rumah sakit kecil /klinik kesehatan;
4) jalan/saluran;
5) taman;
6) tempat ibadah;
7) dan lain-lain.
c. Besaran timbulan sampah untuk masing-masing
sumber sampah
Klasifikasi pengelolaan, tipe bangunan, TPS dan
TPA
a) Klasifikasi pengelolaan
Klasifikasi pengelolaan berdasarkan lingkungan
permukiman yang ada yaitu :
1. 1 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk
150 250 jiwa ( 30 50 rumah)
2. 1 Rukun Warga : 2.500 jiwa ( 500 rumah)

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 6 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

3. 1 kelurahan : 30.000 jiwa penduduk ( 6.000


rumah)
4. 1 kecamatan : 120.000 jiwa ( 24.000
rumah)
b) Klasifikasi tipe bangunan sebagai berikut :
1) tipe rumah
(a) Mewah yang setara dengan Tipe > 70
(b) Sedang yang setara dengan Tipe 45 - 54
(c) Sederhana yang setara dengan Tipe 21
2) sarana umum/sosial
3) bangunan komersial
c) Klasifikasi TPS
Klasifikasi TPS sebagai berikut :
1) TPS tipe I
Tempat pemindahan sampah dari alat
pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan :
a. Ruang pemilahan
b. Gudang
c. tempat
pemindahan
sampah
yang
dilengkapi dengan landasan container
d. Luas lahan 10 - 50 m2
2) TPS tipe II
Tempat pemindahan sampah dari alat
pengumpul ke alat angkut sampah yangdil
engkapi dengan :
Ruang pemilahan ( 10 m2)
Pengomposan sampah organik ( 200 m2)
Gudang ( 50 m2)
Tempat pemindah sampah yang dilengkapi
dengan landasan container (60 m2)
e. luas lahan 60 200 m2
a.
b.
c.
d.

3) TPS tipe III


Tempat pemindahan sampah dari alat
pengumpul
ke
alat
angkut
sampah
yangdilengkapi dengan :
a. Ruang pemilahan ( 30 m2)
b. Pengomposan sampah organik ( 800 m2)
c. Gudang ( 100 m2)

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 7 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

d. Tempat pemindah sampah yang dilengkapi


dengan landasan container (60 m2)
e. luas lahan > 200 m2
Perencanaan
a. Melakukan analisis data untuk menentukan
alternatif sistem yang terpilih, termasuk
jenisdan jumlah peralatannya;
b. Merumuskan rencana secara detail dari
sistem yang terpilih dalam bentuk :
1. teknik operasional berupa diagram
pengelolaan, peta pola pelayanan,
gambar-gambar konstruksi bangunan;
kebutuhan peralatan dan bangunan;
2. pembiayaan dan retribusi mencakup
perhitungan biaya investasi dan
depresiasi, perhitungan biaya O & P
per tahun, perhitungan retribusi,
perhitungan tarif/m3;
3. rencana pembentukan atau penunjukan
unit pengelola.
Sistem pengelolaan
Kelembagaan dan organisasi
1. Kelembagaan
a. Penanggung
jawab
pengelolaan
persampahan dilaksanakan oleh :
1. Swasta/developer dan atau;
2. Organisasi kemasyarakatan.
3. Sampah B3-rumah tangga ditangani
khusus oleh lembaga tertentu
b. Tanggung jawab lembaga pengelola
sampah permukiman adalah :
Pengelolaan sampah di lingkungan
permukiman dari mulai sumber sampah
sampaidengan TPS dilaksanakan oleh
lembaga yang dibentuk/ditunjuk oleh
organisasi masyarakat permukiman
setempat.

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 8 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

2. Pengelolaan sampah dari TPS sampai


dengan TPA dikelola oleh lembaga
pengelola sampah kota yang dibentuk atau
dibentuk oleh Pemerintah Kota
3. Mengevaluasi kinerja pengelolaan sampah
atau mencari bantuan teknis evaluasi
kinerja pengelolaan sampah
4. mencari bantuan teknik perkuatan struktur
organisasi
5. menyusun
mekanisme
kerjasama
pengelolaan sampah dengan pemerintah
daerahatau dengan swasta
6. menggiatkan forum koordinasi asosiasi
pengelola persampahan
7. meningkatkan kualitas SDM berupa
mencari
bantuan
pelatihan
teknis
danmanajemen persampahan ke tingkat
daerah.
8. Untuk sampah B3-rumah tangga diatur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
Pola operasional
Faktor penentu dalam memilih teknik
operasional yang akan diterapkan adalah
kondisi topografi dan lingkungan daerah
pelayanan, kondisi sosial, ekonomi, partisipasi
masyarakat, jumlah dan jenis timbulan
sampah.
Pola operasional
berikut:

dilaksanakan

sebagai

a. pewadahan terdiri dari :


1) pewadahan individual dan atau;
2) pewadahan komunal
b. jumlah wadah sampah minimal 2 buah per
rumah untuk memilah jenis sampah mulai
di sumber yaitu :
1. wadah sampah organik untuk
mewadahi sampah sisa sayuran, sisa
makanan, kulitbuah-buahan, dan
daun-daunan menggunakan wadah
dengan warna gelap;

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 9 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

2. wadah sampah anorganik untuk


mewadahi sampah jenis kertas,
kardus, botol,kaca, plastik, dan lainlain menggunakan wadah warna
terang.
c. pengumpulan terdiri dari :
1. pola invidual tidak langsung dari
rumah ke rumah;
2. pola individual langsung dengan truk
untuk jalan dan fasilitas umum ;
3. pola komunal langsung untuk pasar
dan daerah komersial;
4. pola komunal tidak langsung untuk
permukiman padat.
d. pengolahan dan daur ulang sampah di
sumber dan di TPS berupa :
1. pengomposan skala rumah tangga
dan daur ulang sampah anorganik ,
sesuaidengan tipe rumah atau luas
halaman yang ada
2. pengomposan skala lingkungan di
TPS
3. daur ulang sampah anorganik di TPS
e. pemindahan sampah dilakukan di TPS
atau TPS Terpadu dan di lokasi wadah
sampah komunal
f.

pengangkutan dari TPS atau TPS


Terpadu atau wadah komunal ke TPA
frekwensinya dilakukan sesuai dengan
jumlah sampah yang ada.

Pengelolaan
permukiman

di

sumber

sampah

Pengelolaan sampah di sumber seperti


rumah, restoran, toko, sekolah, perkantoran
danlainnya dilakukan sebagai berikut :
a. sediakan wadah sampah minimal 2 buah
per rumah untuk wadah sampah organik
dananorganik ;
b. Tempatkan wadah sampah anorganik di
halaman bangunan

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 10 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

c. Pilah sampah sesuai jenis sampah .


Sampah
organik
dan
anorganik
masukan langsungke masing-masing
wadahnya;
d. Pasang
minimal
2
buah
alat
pengomposan rumah tangga pada setiap
bangunan yanglahannya mencukupi;
e. masukan sampah organik dapur ke
dalam alat pengomposan rumah tangga
individualatau komunal ;
f.

Tempatkan wadah sampah organik dan


anorganik di halaman bangunan bagi
sistempengomposan skala lingkungan.

Pengelolaan di sumber sampah non


perumahan
a. sediakan wadah sampah di masingmasing sumber sampah
b. masukan sampah
kontainer terdekat .

dari

wadah

ke

Pengumpulan dan penyapuan sampah


Pengumpulan dan penyapuan sampah dari
sumber sampah dilakukan sebagai berikut :
a. Pengumpulan
sampah
dengan
menggunakan gerobak atau motor
dengan bak terbukaatau mobil bak
terbuka bersekat dikerjakan sebagai
berikut :
1. Kumpulkan sampah dari sumbernya
minimal 2 (dua) hari sekali
2. Masukan sampah organik dan
anorganik ke masing-masing bak di
dalam alatpengumpul
3. Pindahkan sampah sesuai dengan
jenisnya ke TPS atau TPS Terpadu
b. Pengumpulan sampah dengan gerobak
atau motor dengan bak terbuka atau
mobil
bakterbuka
tanpa
sekat
dikerjakan sebagai berikut :

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 11 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

1. Kumpulkan sampah organik dari


sumbernya minimal 2 (dua) hari
sekali dan angkutke TPS atau TPS
Terpadu
2. Kumpulkan sampah anorganik
sesuai jadwal yang telah ditetapkan
dapat dilakukanlebih dari 3 hari
sekali oleh petugas RT atau RW
atau oleh pihak swasta
c. Penyapuan
Penyapuan sampah jalan dan taman di
lingkungan permukiman dilakukan
olehpengelola
sampah
lingkungan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan
Pengelolaan sampah di TPS/TPS Terpadu
dilakukan sebagai berikut :
a. pilah sampah organik dan an organik
b.

lakukan pengomposan sampah organik


skala lingkungan

c. pilah sampah anorganik sesuai jenisnya


Pengangkutan sampah dari TPS/TPS
Terpadu
Pengangkutan sampah residu dari TPS/TPS
Terpadu ke TPA dilakukan bila container
telahpenuh dan sesuai dengan jadwal
pengangkutan yang telah dikonfirmasikan
denganpengelola sampah kota.
Pembiayaan dan iuran atau retribusi
Program
dan
pengembangan
pembiayaan :
Program dan pengembangan pembiayaan :
a. peningkatan kapasitas pembiayaan
b. pengelolaan keuangan
c. tarif iuran sampah
d. melaksanakan kesepakatan masyarakat
dan pengelola serta konsultasi masalah
prioritaspendanaan persampahan untuk
mendapatkan
dukungan
komitmen
Bupati/Walikota

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 12 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Sumber biaya
Sumber biaya berasal dari :
a. Pembiayaan pengelolaan sampah dari
sumber sampah di permukiman sampai
denganTPS bersumber dari iuran warga
b. Pembiayaan pengelolaan dari TPS ke
TPA bersumber dari retribusi/jasa
pelayananberdasarkan
Peraturan
daerah/Keputusan Kepala daerah.
Jenis pembiayaan
Jenis pembiayaan meliputi :
a. biaya investasi dan depresiasi
b. total
biaya
operasional
dan
pemeliharaan sampah berasal dari :
depresiasi + biaya operasional dan
pemeliharaan
Biaya investasi
a) biaya investasi terdiri dari :
1. Alat pengomposan rumah tangga
komunal, wadah sampah komunal;
2. Alat
Pengumpulan
(gerobak/beca/motor/mobil
bak
terbuka bersekat)
3. Instalasi pengolahan (bangunan,
peralatan daur ulang, dan lainnya);
b) sumber biaya
sumber biaya tergantung dari jenis
peralatan yaitu :
1. Untuk
wadah
sampah,
alat
pengomposan, gerobak/beca/motor/
mobil bak terbuka alat angkut tidak
langsung lainnya, dari masyarakat
atau swasta
2. untuk
pengadaan
kendaraan
pengumpul secara langsung, TPS,
alat pengangkut sampah berasal dari
pemerintah dan atau developer.

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 13 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Retribusi
Retribusi diatur berdasarkan peraturan
daerah yang berlaku.
Biaya satuan pengelolaan sampah
Biaya satuan pengelolaan sampah sebagai
berikut :
a) biaya perpenduduk /tahun;
b) biaya per m3 atau per ton sampah;
c) biaya rata-rata per rumah tangga/bulan
Peran
serta
masyarakat

dan

pemberdayaan

a. Program untuk peran serta masyarakat


dan peningkatan kemitraan :
1. Melaksanakan kampanye gerakan
reduksi dan daur ulang sampah
2. Memfasilitasi forum lingkungan
dan organisasi wanita sebagai mitra
3. Penerapan pola tarif iuran sampah
4. Menelusuri pedoman investasi dan
kemitraan untuk meningkatkan
minat swasta.
b. Pemberdayaan masyarakat :
Proses
pemberdayaan
masyarakat
dilakukan pada saat :
1. Perencanaan, mulai dari survei
kampung sendiri sampai dengan
merencanakan sistem pengelolaan,
kebutuhan peralatan, dan kebutuhan
dana
2. Pembangunan,
masyarakat
pembangunan atau
pembangunan

bagaimana
melakukan
pengawasan

3. Pengelolaan, untuk menentukan


pembentukan
kelembagaan
pengelola dan personil.

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 14 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Pemantauan dan evaluasi


a. Pemantauan
dan
evaluasi
penyelenggaraan pengelolaaan sampah
di
permukiman
dilakukan
oleh
masyarakat dan Pemerintah dan swasta
b. Penyelenggaraan pengelolaan sampah di
permukiman wajib menyampaikan
laporan kegiatan pada pengelola sampah
kota guna kepentingan pengangkutan
sampah ke TPA, pemantauan dan
evaluasi.
C. Data dan Fasilitas Penunjang
1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna
jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa :
a. Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta fotografi (bila ada)
b. Ruangan kantor (bila ada)
c. Staf pengawas dan pendamping, (pengguna jasa
akan mengangkat petugas direksi pekerjaan atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas dan
pendamping (counterpart), atau project officer
(PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultasi.
d. Fasilitas lain yang disediakan oleh pengguna jasa
yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila
ada).
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara
semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Semua data
berupa copy atau peta yang diadakan dengan kontrak
ini (seperti data hidrologi-klimatologi, data sosialekonomi, dll) harus diserahkan kepada kontrak.
D. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 15 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan


kepada staf pengguna jasa.
2.3 ORGANISASI
PELAKSANA
KEGIATAN

A. TENAGA AHLI (PROFESIONAL STAFF)


1. Ketua Tim/Ahli Lingkungan
Adalah lulusan Perguruan tinggi Negeri/swasta Sarjana
S1 Teknik Lingkungan berpengalaman minimal 11 Tahun
atau S2 Teknik Lingkungan berpengalaman minimal 6
Tahun dengan kualifikasi sebagai berikut :
-

memiliki keahlian sesuai dengan isu pokok

mempunyai pengalaman minimal 11 tahun dalam


studi terkait.

2. Ahli Lingkungan
Berpengalaman di bidangnya selama minimal 6 Tahun
untuk SarjanaS1 Teknik Lingkungan dengan diutamakan
yang berpengalaman dibidang Sistem Persampahan.
3. Ahli Geodesi
Adalah lulusan S1 Geodesi/Geografi Perguruan tinggi
Negeri/swasta yang mempunyai pengalaman minimal 6
Tahun dalam Penyusunan Sistem Persampahan.
4. Ahli Sipil
Adalah lulusan S1 Teknik Sipil dari Perguruan Tinggi
Negeri/swasta yang mempunyai pengalaman minimal 6
tahun dalam penyusunan Sistem Persampahan.
5. Ahli Perencanaan Wilayah Kota
Adalah lulusan S1 Teknik Planologi dari Perguruan
Tinggi Negeri/swasta yang mempunyai pengalaman
minimal 6 tahun dalam penyusunan sistem persampahan.
TENAGA PENDUKUNG
a. Draftman/Juru Gambar
Tenaga Draftman/Juru Gambar disyaratkan minimal
memiliki pendidikan D3 mempunyai pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun, serta memiliki kemampuan dan
pengalaman sebagai Tenaga Draftman/Juru Gambar, yang
mempunyai tugas pokok :

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 16 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Membantu Team khususnya


gambargambar desain.

pada

pembuatan

Membantu Team dalam menyusun laporan dan


dokumen
lainnya
yang
berkaitan
dengan
penggambaran.

b. Staf Pendukung lainnya sesuai kebutuhan :


Tenaga Lokal mempunyai tugas pokok :
membantu Tim Surveyor dalam melaksanakan survey
topografi dan pengukuran.
Sekretaris/Administrasi Kantor mempunyai tugas pokok :

Membantu
menyiapkan
surat-menyurat
mengenai pelaksanaan pekerjaan;

Membantu pembuatan laporan keuangan;

Mengarsipkan laporan-laporan dan dokumen


penting lainnya.
Operator Komputer mempunyai tugas pokok :
Membantu pembuatan surat-meyurat;
Membantu pembuatan laporan-laporan;
Pesuruh Kantor/Office Boy mempunyai tugas pokok :
Menyiapkan logistik semua personil;
Membantu penggandaan laporan dan dokumen
lainnya;
Menjaga kebersihan kantor.

2.4 RENCANA
PELAKSANAAN
KEGIATAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Studi Penentuan


Lokasi TPA Regional di Wilayah Tangerang ini
diperkirakan 150 hari kalender

2.5 HASIL YANG


DIHARAPKAN

Keluaran tersebut diatas disajikan dalam bentuk format


laporan naskah akademis dan format pengaturan dilengkapi
dengan peta-peta kawasan serta peta digital dalam bentuk
laporan cetak <print out warna> disertai dengan file digital
dalam bentuk media compact disc<CD>.

2.6 SUMBER
PENDANAAN

Untuk pelaksanaan Studi Penentuan Lokasi TPA Regional


di Wilayah Tangerang Raya diperlukan biaya kurang lebih
Rp. 450.000.000,- (EmpatRatus Lima Puluh Juta

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 17 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

Rupiah) termasuk PPN. 10% dengan sumber dana APBD


Provinsi Banten Tahun Anggaran 2012.

BAB III PELAPORAN


3.1 METODE EVALUASI

Pedoman kriteria dan standar yang digunakan dalam


menyelesaikan pekerjaan adalah pedoman, kriteria dan
standar yang berlaku di Indonesia atau spesifik dilokasi
pekerjaan pada saat ini. Dalam penerapannya harus
dipertimbangkan untung-rugi, kemudian sistim operasi dan
pemeliharaan sesuai dengan kondisi sosial budaya, aspirasi
dan keinginan masyarakat setempat serta pemerintah daerah,
tepat guna dan biaya konstruksi yang aman dan efisien.
Konsultan harus bertanggung-jawab penuh atas hasil
pekerjaan. Apabila dikemudian hari didapatkan ketidak
mantapan mutu hasil desain ini, maka konsultan harus
bersedia untuk memperbaikinya.

3.2 SISTEM
PELAPORAN

A. SistemPelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa
adalah :
a. Laporan Pendahuluan, berisi :
1) Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
2) Mobilisasi Tenaga Ahli, Tenaga Pendukung dan
peralatan lainnya sesuai dengan kebutuhan;
3) Hasil Peninjauan lapangan awal
4) Jadual kegiatan penyedia jasa yang dituangkan dalam
bentuk kurva-S.
Laporan pendahuluan harus di presentasikan dihadapan
audiens yang diundang pengguna jasa dimana penyedia
jasa harus menyiapkan bahan expose untuk dibagikan
kepada audiens. Laporan harus diserahkan selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK atau
setelah Berita Acara Persetujuan Laporan Pendahuluan
diterbitkan, laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
b. Laporan Bulanan, berisi:
1) Kegiatan dan kemajuan pekerjaan berjalan yang
dilampiri kurva-S pekerjaan;

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 18 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

2) Rencana kegiatan bulan yang akan datang yang


disusun secara rinci, jelas dan terprogram.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap
tanggal 25 setiap bulan berjalan, masing-masing
laporan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
c. Laporan Antara, berisi;
Hasil sementara perkiraan pelaksanaan pekerjaan dan
prosentase kemajuan pekerjaan harus dilaporkan
selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan, laporan diserahkan sebanyak 5 (lima)
buku dan di presentasikan dihadapan audiens yang
diundang oleh pengguna jasa Dalam hal ini penyedia jasa
juga menyiapkan bahan expose dibagikan kepada
audiens.
d. Draft Laporan Akhir, berisi:
Hasil akhir kegiatan berupa draft yang akan di
presentasikan dihadapan audiens yang diundang
pengguna jasa, laporkan diserahkan sebanyak 5 (lima)
buku dan di presentasikan dihadapan audiens yang
diundang pengguna jasa. Dalam hal ini penyedia jasa
juga menyiapkan bahan expose dibagikan kepada audiens
dan harus dilaporkan selambat-lambatnya 90 (Sembilan
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan
e. Laporan Akhir, berisi:
Hasil akhir kegiatan berupa analisa data dan desain
setelah penyempurnaan presentasi/pembahasan Draft
Laporan Akhir harus dilaporkan selambat-lambatnya 120
(seratus dua puluh) hari kalender atau setelah Berita
Acara Persetujuan Laporan Akhir diterbitkan, laporan
diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
f.

Laporan Pendukung, berisi:

Hasil Pelaksanakan pekerjaan yang telah diolah dan


dianalisa datanya, masing-masing laporan diserahkan
sebanyak 5 (lima) buku, antara lain:
1) Laporan Ringkasan (Executive Summary);
g. Dokumentasi :
1. Foto kegiatan pelaksanaan selama
diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

dilapangan,

Halaman 19 ~ 20

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K. )


STUDI PENENTUAN LOKASI TPA REGIONAL DI WILAYAH TANGERANG RAYA

2. Visual Kondisi Lapangan (CD) sebanyak 3 (tiga) CD.


h. Gambar Desain :
-

Copy A3

3 (tiga) buku.

File Laporan (CD)

5 (lima) CD.

Seluruh laporan hasil kegiatan disalin kedalam softcopy


dalam bentuk CD-R (Compact Disk) dan merupakan
dokumen yang harus diserahkan kepada pengguna jasa.

3.3 LAIN-LAIN

a. Sewaktu-waktu konsultan dapat dipanggil oleh pemberi


tugas untuk mengadakan diskusi atau memberikan
penjelasan tentang hasil kerja atau yang berkaitan dengan
pekerjaan ini.
b. Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya sewaktuwaktu dapat dihubungi dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan tersebut dan mempungai kuasa penuh untuk
bertindak dan mengambil keputusan atas nama konsultan.
c. Konsultan diharuskan untuk mendiskusikan substansi
pekerjaan ini dengan Direksi pekerjaan dan Sub Bagian
Program, Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Dinas
Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten.
d. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
konsultan.
e. Hal-hal yang harus tercakup dalam Kerangka Acuan
Kerja Pekerjaan ini akan dijelaskan dalan acara
penjelasan pekerjaan.

Serang,

Februari 2012

KEPALA DINAS SUMBER DAYA AIR


DAN PEMUKIMAN
PROVINSI BANTEN

Ir. IING SUWARGI


Pembina Tk. I
NIP. 19570501 198301 1 001

"PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


BIDANG SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

Halaman 20 ~ 20

Anda mungkin juga menyukai