Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

KOTA BENGKULU, 29 MARET 2021


KEDUDUKAN DAN FUNGSI PERATURAN DAERAH

Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011

Peraturan Daerah merupakan salah satu jenis


peraturan perundang-undangan

Peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang


mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga atau pejabat yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan perundang-
undangan

Fungsi Peraturan Daerah : (a) Sebagai instrumen kebijakan untuk


melaksanakan otonomi daerah dan pembantuan. (b) peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
LANDASAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

a. LANDASAN FILOSOFIS, adalah landasan yang berkaitan


dengan dasar atau ideologi Negara;

b. LANDASAN SOSIOLOGIS, adalah landasan yang berkaitan


dengan kondisi atau kenyataan empiris yang hidup dalam
asyarakat, dapat berupa kebutuhan atau tuntutan yang
dihadapi oleh masyarakat, kecenderungan, dan harapan
masyarakat; dan

c. LANDASAN YURIDIS, adalah landasan yang berkaitan dengan


kewenangan untuk membentuk, kesesuaian antara jenis dan
materi muatan, tata cara atau prosedur tertentu, dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
a. Kejelasan Tujuan
b. Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat
c. Kesesuaian Antara Jenis, Hirarki, dan Materi Muatan
d. Dapat Dilaksanakan
e. Kedayagunaan dan Kehasilgunaan
f. Kejelasan Rumusan
g. Keterbukaan

PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH


a. lex superior derogate lex inferiori
b. lex specialis derogate lex generalis
c. lex posterior derogate lex priori
d. Prinsip keadilan
e. Prinsip kepastian hukum
f. Prinsip pengayoman
g. Prinsip mengutamakan kepentingan umum
h. Prinsip kebhinekatunggalikaan
KEWENANGAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
Kewenangan pembentukan Peraturan Daerah berada pada Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah
setelah mendapat persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Mengenai dasar kewenangan pembentukan Peraturan Daerah diatur dalam:
a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa ”Pemerintah Daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah
dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan”
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 65 ayat (2) huruf b, ”Kepala Daerah mempunyai tugas dan wewenang
menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD”

Pasal 154 ayat (1) huruf a, ”DPRD mempunyai tugas dan wewenang membentuk
Perda yang dibahas dengan Kepala Daerah untuk mendapat persetujuan
bersama”

Pasal 242 ayat (1), “Rancangan Perda Yang telah disetujui bersama oleh DPRD
dan Kepala daerah disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah
untuk ditetapkan menjadi Perda”

Pasal 236 ayat (2), ”Perda dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama
Kepala Daerah”.
KEWENANGAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Berdasarkan penyelenggaraan pemerintahan daerah, air limbah merupakan sub
urusan dari urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
Urusan tersebut termasuk urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 12 ayat (1) huruf c Undang-Undang (UU) No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka wajib diselenggarakan semua
daerah.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
telah menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP).

Menurut Pasal 5 Peraturan Menteri tersebut menyatakan sebagai berikut:


1. Dalam hal Daerah belum mempunyai pengaturan pengembangan sistem
pengelolaan air limbah permukiman, maka ketentuan dan rencana
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman di daerah perlu
disiapkan dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah, mengacu pada Peraturan
Menteri ini.

2. Bagi Daerah telah mempunyai Peraturan Daerah tentang pengembangan sistem


pengelolaan air limbah permukiman sebelum Peraturan Menteri ini diterbitkan,
agar Peraturan Daerah tersebut disesuaikan berdasarkan ketentuan yang
dimaksud dalam Peraturan Menteri ini.
BAB II TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN
DAERAH

• Rapat Dengar Pendapat Pengundangan


Umum;
• Kunjungan kerja; Pengesahan/
Pengesahan/
Partisipasi Penetapan
Penetapan
• Sosialisasi; dan/atau
• Seminar, Lokakarya, Masyarakat
dan/atau Diskusi.
Pembahasan

Penyusunan

Pembentukan
Peraturan Perundang- Perencanaan
Perencanaan
undangan

P e n y e b a r l u a s a n

Masyarakat dan
Pemangku Kepentingan
BAB II TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN DAERAH

2.1 PERENCANAAN
BAB II TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN DAERAH
2.2 PENYUSUNAN
BAB II TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN DAERAH
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
 Kepala daerah membentuk tim penyusunan

rancangan perda melalui surat keputusan


(SK) Kepala Daerah.
TIM PENYUSUN TERDIRI DARI :
o Kepala Daerah;
o Sekretaris Daerah;
o Perangkat daerah pemrakarsa;
o Perangkat daerah yang membidangi hukum;
o Perangkat daerah terkait lainnya; dan
o Perancang peraturan perundang-undangan.
BAB II TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

2.3 PEMBAHASAN

PEMBICARAAN TINGKAT I

Rancangan perda berasal dari Rancangan perda berasal dari legislatif


eksekutif
Penjelasan Pimpinan Komisi,
Penjelasan Kepala Daerah Gabungan Komisi, Bapemperda atau
Panitia Khusus
Pemandangan Umum Fraksi
Pendapat Kepala Daerah
Tanggapan Kepala Daerah
Tanggapan Fraksi

PEMBICARAAN TINGKAT II
Pembahasan bersama
dengan Kepala Daerah atau
Penyampaian Laporan
Pejabat yang mewakili
Pimpinan Komisi, Gabungan
Komisi, Bapemperda atau
Panitia Khusus

Permintaan Persetujuan dari


Anggota Secara Lisan

Persetujuan Bersama DRPD


dan Kepala Daerah Pendapat Akhir Kepala
Daerah
BAB II TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN DAERAH
2.4 PENETAPAN
2.4.1 Pemberian Nomor Register
2.4.2 Penandatanganan
2.4.3 Penomoran

2.5 PENGUNDANGAN

2.6 PENYEBARLUASAN
BAB III PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK
3.1 UMUM

 Menurut Pasal 1 Angka 11 UU No 12 tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum


atau hasil penelitian lainnya;
Terhadap suatu masalah tertentu yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah;


Mengenai pengaturan masalah tersebut dalam

rancangan Per UU an yang akan dibentuk;


Sebagai solusi atas permasalah dan atau

kebutuhan hukum masyarakat.


BAB III PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK
3.2 SISTEMATIKA

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH
PROVINSI, ATAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BAB III PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

3.3 TAHAPAN PENYUSUNAN


BAB IV. PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
4.1 TEKNIK PENYUSUNAN
4.1.1 Bahasa Peraturan Daerah
4.1.2 Judul Rancangan Peraturan Daerah
4.1.3 Pembukaan
4.1.4 Batang Tubuh Rancangan Peraturan Daerah
4.1.5 Penutup
4.1.6 Penjelasan

4.2 DASAR HUKUM

4.3 MATERI MUATAN


4.1.2 JUDUL PERATURAN DAERAH
 PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
MENGATUR :
- AIR LIMBAH DOMESTIK
4.1.3 PEMBUKAAN
a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
b. Jabatan pembentuk Rancangan Peraturan Daerah

c. Konsideran Menimbang (Filosofis,Sosiologis dan Yuridis)

d. Dasar Hukum (diawali kata mengingat)

Dasar hukum memuat:


(1) Dasar kewenangan Pemerintah Daerah pembentukan
Peraturan Daerah;
(2) Peraturan perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Limbah
Domestik.

Dasar hukum kewenangan Daerah membentuk Peraturan Daerah adalah


Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
4.1.3 PEMBUKAAN
e. Diktum.
Diktum terdiri atas:
a. Kata Memutuskan;
b. Kata Menetapkan; dan
c. Jenis dan nama Peraturan Perundang-
undangan
4.1.4 BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum;
2. Materi Pokok yang Diatur;
3. Ketentuan Pidana;
4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);
5. Ketentuan Penutup.
4.1 TEKNIK PENYUSUNAN
4.1.5 PENUTUP
a. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Daerah
dalam Lembaran Daerah Kabupaten/Kota, Berita Daerah Kabupaten/Kota;
b. Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Daerah;
c. Pengundangan atau Penetapan Peraturan Daerah;
d. Akhir bagian penutup.

4.1.6 PENJELASAN
Ketentuan mengenai penjelasan menurut UU No. 12 Tahun 2011,
sebagai berikut:
a. Penjelasan tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk
membuat peraturan lebih lanjut dan tidak boleh
mencantumkan rumusan yang berisi norma.
b. Penjelasan tidak menggunakan rumusan yang isinya memuat
perubahan terselubung terhadap ketentuan Peraturan Daerah.
4.2 DASAR HUKUM; DAN
4.3 MATERI MUATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH


(PERDA)

PENGELOLAAN AIR LIMBAH


DOMESTIK
INVENTARISASI PERINTAH LANGSUNG
DAN/ATAU TIDAK LANGSUNG DARI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
LEBIH TINGGI

INVENTARISASI KEBUTUHAN UNTUK MENJAWAB


PERMASALAHAN DAERAH MASING-MASING

INVENTARISASI MUATAN LOKAL DAN KEARIFAN


LOKAL DAERAH
PERUNDANG-UNDANGAN YANG MEMERINTAHKAN
TIDAK LANGSUNG MATERI MUATAN YANG HARUS
DIATUR DALAM PERDA PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DOMESTIK ADALAH:
 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
 Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal.
MATERI MUATAN YANG PERLU DIATUR
1. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
2. Penyelenggaraan SPALD
3. Tugas dan Wewenang Pemerintah Daerah
4. Hak dan Kewajiban
5. Kelembagaan
6. Peran Serta Masyarakat
7. Kerjasama
8. Pembiayaan
9. Perizinan
10. Pembinaan dan Pengawasan
11. Insentif dan Desinsentif
12. Larangan
13. Sanksi Administratif
14. Ketentuan Penyidikan
15. Ketentuan Pidana
16. Ketentuan Penutup
MATERI MUATAN YANG DIATUR DALAM CONTOH RANCANGAN PERDA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH HASIL HAMONISASI PERUNDANG-UNDANGAN

No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

1. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) Domestik dilakukan secara


sistematis, menyeluruh, berkesinambungan dan terpadu antara sistem
fisik (teknik operasional) dan non fisik (kelembagaan, keuangan,
administrasi, peran masyarakat, dan hukum).

2. Pembagian SPAL menjadi SPAL-T (sistem terpusat) dan SPAL-S (sistem


setempat) serta pertimbangan pemilihannya.

3. Hal-hal mengenai SPAL-T:


a. Deskripsi cakupan pelayanan SPAL-T yang meliputi: 1) skala perkotaan;
2) skala permukiman; dan 3) skala kawasan tertentu
b. Ketentuan untuk menyambungkan SPAL-T skala permukiman dan skala
kawasan tertentu ke SPAL-T skala perkotaan jika tersedia dan
1 Pengelolaan Air Limbah Domestik
memungkinkan.
c. Ketentuan bagi permukiman baru untuk membuat SPAL-T skala
permukiman apabila belum termasuk ke dalam cakupan pelayanan
SPAL-T skala perkotaan
d. Deskripsi komponen-komponen dari SPAL – T yang meliputi: 1) unit
pelayanan; 2) unit pengumpulan; 3) unit pengolahan dan 4) unit
pembuangan akhir
e. Prinsip pemisahan jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah
domestik, dimana hal tersebut dapat dilakukan secara bertahap.
f. Ketentuan agar efluen sebagai hasil akhir pengolahan air limbah
domestic harus memenuhi standar baku mutu tertentu dan dibuang ke
lokasi yang sesuai ketentuan.
No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

3. Hal-hal mengenai SPAL-S:


a. Deskripsi cakupan pelayanan SPAL-S yang meliputi: 1) skala
individual dan 2) skala komunal
b. Ketentuan bagi permukiman baru untuk membuat SPAL-S skala
komunal apabila belum termasuk ke dalam cakupan pelayanan SPAL-
T.
c. Deskripsi komponen-komponen dari SPAL–S yang meliputi: 1)unit
pengolahan setempat; 2) unit pengangkutan; 3) unit pengolahan
lumpur tinja; dan 4) unit pembuangan akhir
d. Ketentuan agar lumpur tinja yang terbentuk (baik di tangki septik
atau di unit pengolahan setempat lainnya) harus disedot, diangkut
dan diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) secara berkala
dan terjadwal.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyedotan lumpur tinja secara
terjadwal diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota
4. Hal-hal mengenai Penyelenggaraan SPAL meliputi:
a. Perencanaan
i. Ketentuan mengenai rencana induk antara lain tentang jangka
waktu dan penetapannya oleh Pemerintah Daerah
ii. Ketentuan mengenai studi kelayakan, penyusunan serta jangka
waktu berlakunya.
iii. Ketentuan mengenai dasar penyusunan perencanaan teknis (DED)
b. Pelaksanaan Konstruksi
i. Ketentuan bahwa pelaksanaan konstruksi SPAL harus dilakukan
dengan prinsip berwawasan lingkungan dan sesuai dengan
perencanaan teknis yang telah ditetapkan
c. Operasi dan Pemeliharaan
i. Ketentuan mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang termasuk ke
dalam operasi dan pemeliharaan SPAL
ii. Ketentuan mengenai siapa pelaksana (yang melakukan) kegiatan
operasi dan pemeliharaan pada masing-masing SPAL (baik SPAL-T
No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

1. Tugas pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan Air Limbah


Domestik antara lain:

a. menyusun rencana SPAL secara menyeluruh;


b. membangun dan/atau mengembangkan prasarana dan sarana SPAL;
c. melaksanakan pendidikan, penyuluhan dan sosialisasi serta
pembinaan dalam rangka menumbuh-kembangkan kesadaran
masyarakat;
d. memfasilitasi, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi
sebagai upaya pengendalian dalam pengolahan, dan pemanfaatan
SPAL;
e. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan
operator SPAL-T; dan
f. menetapkan standar pelayanan minimal pengelolaan air limbah
domestic

2. Wewenang pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan Air


2 Tugas dan Wewenang Pemerintah Daerah
Limbah Domestik antara lain:

a. menetapkan kebijakan dan strategi SPAL;


b. melaksanakan SPAL skala kota, skala permukiman dan skala
kawasan tertentu untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sesuai
dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
c. memberi izin dan rekomendasi;
d. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan air
limbah domestik yang dilaksanakan oleh masyarakat, dan/atau
operator air limbah domestik;
e. melaksanakan pengembangan kelembagaan air limbah domestik,
kerjasama antar daerah, kemitraan, dan jejaring tingkat
kabupaten/kota dalam pengelolaan air limbah domestik; dan
No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

3 Hak 1. Hak-hak masyarakat dalam pengelolaan air limbah:


a. Mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat terbebas dari
pencemaran air limbah domestik
b. Mendapatkan pelayanan pengelolaan air limbah domestik
c. Mendapatkan pembinaan pola hidup sehat dan bersih dan
pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan
d. Mendapatkan rehabilitasi lingkungan karena dampak negatif dari
kegiatan pengelolaan air limbah domestik
e. Memperoleh informasi tentang pengelolaan air limbah domestiK

4 Kewajiban 1. Kewajiban setiap orang dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik:


a. Mengelola air limbah domestik
b. Melakukan pengangkutan lumpur tinja
c. Melakukan pembuangan lumpur tinja ke IPLT secara berkala dan
terjadwal
d . Membayar retribusi/iuran
2. Kewajiban setiap orang atau badan sebagai pengelola dan/atau
penanggung jawab SPAL-T skala permukiman atau skala kawasan
tertentu.
a. Melakukan pembuangan lumpur tinja ke IPLT secara berkala dan
terjadwal
b. Melakukan pengolahan air limbah domestik
c . Membangun komponen SPAL-T sesuai dengan ketentuan teknis
d. Membuat bak kontrol
e. Memeriksa kadar parameter baku mutu air limbah domestik

5 Peran Serta Masyarakat Beberapa hal yang dapat merupakan peran serta masyarakat:
a. Peran serta dalam proses perencanaan pengelolaan air limbah
domestik
b. Peran serta dalam pembangunan instalasi pengolahan air limbah
domestik dalam skala yang ditentukan;
c. Memberikan informasi tentang suatu keadaan pada kawasan tertentu
terkait dengan pengolahan air limbah domestik
No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

6 Perizinan 1. Ketentuan bagi operator air limbah domestik untuk memiliki izin
2. Ketentuan bahwa izin mengelola air limbah domestik dengan sistem
setempat terintegrasi dengan IMB
3. Ketentuan mengenai kewenangan Kepala Daerah untuk menolak
memberikan izin jika persyaratan tidak terpenuhi
4. Pendelegasian ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh
izin dengan Peraturan Bupati/Walikota
5. Ketentuan bahwa izin pengelolaan air limbah domestik dengan sistem
terpusat (SPAL-T), wajib mendapat izin lingkungan
6. Pendelegasian pengaturan tata cara memperoleh izin lingkungan dengan
Peraturan Bupati/Walikota

7 Pembiayaan 1. Ketentuan mengenai sumber-sumber yang sah untuk pembiayaan


penyelenggaraan SPAL

8 Larangan 1. Kegiatan yang dilarang dalam pengelolaan air limbah domestik seperti:
a. melakukan penyambungan ke dalam jaringan air limbah domestik
terpusat tanpa izin;
b. menyalurkan air hujan ke dalam jaringan air limbah terpusat atau
instalasi pengolahan air limbah domestik setempat;
c. membuang benda-benda padat, sampah dan lain sebagainya yang
dapat menutup saluran dan benda-benda yang mudah menyala atau
meletus yang akan menimbulkan bahaya atau kerusakan jaringan air
limbah domestik terpusat atau instalasi pengolahan air limbah
setempat;
d. membuang air limbah medis, laundry dan limbah industri ke jaringan
air limbah terpusat atau instalasi pengolahan air limbah setempat;
e. menyalurkan air limbah yang mengandung bahan dengan kadar yang
dapat mengganggu dan merusak sistem air limbah terpusat;
f. menyalurkan air limbah domestik ke tanah, sungai dan sumber air
lainnya tanpa pengolahan;
g. menambah atau merubah bangunan jaringan air limbah terpusat
tanpa izin; dan
No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

9 Pembinaan dan Pengawasan 1. Ketentuan mengenai lembaga pelaksana pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan SPAL

10 Kelembagaan 1. Ketentuan bahwa penyelenggaraan SPAL dilakukan oleh lembaga


pengelola SPAL
2. Bentuk-bentuk lembaga pengelola SPAL

11 Insentif - Desinsentif 1. Ketentuan hal-hal yang dapat diberikan insentif dari pemerintah daerah
2. Bentuk-bentuk insentif yang dapat diberikan
3. Ketentuan hal-hal yang dapat diberikan desinsentif dari pemerintah
daerah
4. Bentuk-bentuk desinsentif yang dapat dilakukan

12 Sanksi administratif 1. Bentuk-bentuk sanksi administratif


2. Penerapan sanksi administratif
3. Pendelegasian tata cara dan tahapan penerapan sanksi administratrif
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati/Walikota

13 Sanksi Pidana 1. Bentuk-bentuk pelanggaran yang mendapat sanksi pidana dan ancaman
sanksi pidananya
2. Pengaturan lainnya terkait sanksi pidana dapat di sesuaikan dengan
kebutuhan, kearifan lokal dan peraturan perundang-undangan di daerah
masing-masing
No Muatan Yang Diperintahkan Pengaturan Dalam Model Ranperda Pengelolaan Air Limbah Domestik

15 Ketentuan Penyidikan 1. Ketentuan pemberian kewenangan kepada Penyidik PPNS untuk


melakukan penyidikan
2. Ketentuan mengenai wewenang penyidik PPNS

16 Mekanisme pengaduan dan penyelesaian 1. Pengaduan Masyarakat : tata cara pengaduan dan penanganan
sengketa pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
2. Lembaga Pengelola pengaduan masyarakat
3. Jenis-jenis sengketa yang mungkin timbul dalam pengelolaan air limbah
domestic
4. Tata cara penyelesaian sengketa dalam pengelolaan air limbah domestik

17 Materi muatan lainnya Dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah
Progres Kegiatan Ranperda
Progres Kegiatan Ranperda
 Tim Konsultan Individu telah mengerjakan
Naskah Akademik sampai Bab 2 pada
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai