BAB V
ANALISIS
BAB 5. Analisis
5.1 PEMILIHAN WILAYAH PERKOTAAN
Pemilihan wilayah perkotaan dilakukan melalui tahap skoring dengan kriteria yang
bervariasi. Pemilihan wilayah perkotaan dilakukan pada seluruh kecamatan di Kabupaten
sumedang untuk memilih lokasi prioritas yang disusun RDTR. Berikut ini adalah kriteria
pemilihan kawasan perkotaan yang terbagi dalam dua tahapan penapisan.
1. Penapisan pertama berdasarkan
a. Amanat RTRW, dilihat dari struktur Kawasan perkotaan; PKN, PKW,
PKPerkotaan, PKL, dan PPK
b. Dukungan infrastruktur strategis, baik eksisting maupun rencana, dilihat dari
kelas jalan yang melalui rencana lokasi delineasi (arteri, kolektor, local, dan juga
pintu keluar jalan bebas hambatan);
c. Kawasan Strategis / Kebijakan Strategis baik Nasional, Provinsi, dan Kabupaten;
d. Ekonomi Strategis, berdasar laju PDRB dan potensi investasi yang disarikan dari
Kebijakan RTRW.
2. Penapisan kedua berdasarkan
a. Sifat Perkotaan, berdasar perhitungan analisis Kernel Density, Kepadatan
Penduduk, Nilai PDRB, proporsi Kelerengan, persentase wilayah terbangun, dan
e. Status dan Progres RDTR yang pernah disusun;
f. Ketersediaan Peta dasar.
Berikut ini adalah hasil penilaian skoring penapisan pertama dalam pemilihan
kawasan perkotaan.
LAPORAN PENDAHULUAN 1
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Pamulihan PKN cekungan bandung, KSP, KSK (4, investasi sktr. pintu tol 37
PKN (5) 5, 4, 3, 2 3, 2) 5 (4) (1)
Cimalaka 33
PSN exit tol, KSP, KSK (4, 3, 2)
PPK (3) 4, 2 5, 3 3 4 (2)
Sumedang Utara 31
4, 3, 2
PPK (3) 5, 4, 2 3 4 4 (3)
Tanjungsari 31
PSN exit tol, KSK (4, 2)
PKP (3) 5, 4, 3, 2 4 4 (3)
Cimanggung 31
4, 3, 2
PKP (3) 3, 2 5, 4 1 4 (3)
Ujungjaya 31
4, 3, 2
PKN (5) 4, 3, 2 5 3 (3)
Paseh 31
4, 3, 2
PKN (5) 4, 3, 2 5 3 (3)
Jatinangor 28
4, 3, 2
PKN (5) 4, 2 5 3 (4)
Sumedang 26
4, 2
Selatan PKP (3) 4, 3, 2 5 3 (5)
Jatinunggal 0 3, 2 4 3 3 15
Darmaraja 0 3, 2 4 2 3 14
Tanjungkerta 0 3, 2 4 2 3 14
Cibugel 0 2 4 3 3 12
Situraja 0 3, 2 0 2 3 10
Cisarua 0 2 2 2 3 9
Surian 0 2 3 0 1 3 9
Ganeas 0 3, 2 0 1 3 9
Tanjungmedar 0 3, 2 0 1 3 9
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Nomenklatur PKP dalam Skor Struktur Skor Infrastruktur Strategis Skor Kebijakan/Kawasan Skor Laju PDRB Skor Potensi kawasan investasi
RTRW Sumedang merujuk PKN (5) Pintu bebas hambatan (5) Strategis sangat tinggi >6% (5) Ada rencana potensi
pada tingkat perkotaan PKL (4) arteri (4) Nasional (4) tinggi 5-6% (4) investasi (4)
setara dengan PPK PKP/PPK (3) kolektor (3) Provinsi (3) sedang 4-5% (3) Belum ada rencana potensi
lokal (2) Kabupaten (2) rendah 3-4% (2) investasi (3)
sangat rendah 2-3% (1)
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Jatinangor 5 5 4 5 2 2 (2020) 23 1
Tanjungsari 4 5 3 5 2 3 (belum) 22 2
Paseh 3 3 4 4 4 3 (belum) 21 3
Cimalaka 3 4 3 4 2 4 (belum) 20 4
Cimanggung 4 5 1 5 2 2 (2020) 19 5
Ujungjaya 1 3 5 3 4 2 18 6
Sumedang Selatan 2 5 1 3 2 4 17 7
Pamulihan 2 2 3 4 2 4 17 7
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Kepadatan org/ha PDRB Proporsi kelerengan sangat Proporsi wilayah terbangun Ketersediaan Peta BIG Ketersediaan Data RDTR
Sangat rendah (1) Sangat rendah 130-350 M/th (1) rendah-sedang 2019 selesai peta dasar (4) tidak ada (4)
Rendah (2) Rendah 350-700 M/th (2) Sangat rendah 25-50% Sangat rendah 1-3% (1) jenis sumber data sesuai ada <2018 (3)
Sedang (3) Sedang 700-850 M/th (3) (1) Rendah 3-4% (2) (3) ada/kemitraan djtr
Tinggi (4) Tinggi 850-1200 M/th (4) Rendah 50-60% (2) Sedang 4-6% (3) tidak ada (2) >2018 (2)
Sangat tinggi (5) Sangat tinggi >1200 M/th (5) Sedang 60-80% (3) Tinggi 6-12% (4)
Tinggi 80-90% (4) Sangat tinggi >12% (5)
Sangat tinggi >90% (5)
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Berdasaran data yang telah diesbutkan, terdapat enam kecamatan terpilih yang akan
disusun RDTR yaitu Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Sumedang Utara, Kecamatan
Tanjungsari, Kecamatan Paseh, Kecamatan Cimalaka, dan Kecamatan Cimanggung. Kecamatan
Jatinangor, Kecamatan Sumedang Utara, dan Kecamatan Cimanggung sudah memiliki materi
teknis RDTR terbaru (2019-2020) sehingga, wilayah yang dipertimbangkan untuk disusun
RDTRnya adalah Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Paseh, Kecamatan Cimalaka.
Apabila dilihat dari ketersediaan data peta terlengkap, Kecamatan Paseh menjadi
kecamatan terpilih karena Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimalaka tidak memiliki data
terkait peta baik berupa citra ortho maupun peta dasar. Berdasarkan info dari pemerintah daerah,
RDTR Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimalaka masuk dalam anggaran daerah
(APBD) tahun 2021, sehingga tidak terpilih dalam penyusunan RDTR agar tidak terjadi
overlap.
5.2 ANALISIS PERKIRAAN DELINEASI WILAYAH
PERKOTAAN
5.2.1 KRITERIA DELINEASI DALAM MENDUKUNG OSS
Delineasi wilayah perencanaan bertujuan untuk menentukan batas dan luas wilayah
perencanaan dalam hal ini Kawasan Perkotaan Sumedang Kabupaten Bintan yang berpotensi
sebagai lokasi untuk percepatan RDTR OSS. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik,
RDTR OSS dimaksudkan untuk upaya percepatan dan peningkatan investasi dan berusaha
di indonesia sehingga daerah yang memiliki investasi tinggi perlu mempercepat penyusunan
dan penetapan RRTR/RDTR dalam rangka OSS sebagai instrumen pemberian perizinan
investasi di daerah (izin lingkungan, izin pemanfaatan ruang dan IMB).
Kriteria delineasi RDTR dalam mendukung OSS, antara lain:
1. Sesuai dengan RTRW, dengan parameter:
a. Ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dengan sudut kepentingan
ekonomi atau kawasan perkotaan;
g. Bercirikan perkotaan.
3. Bernilai investasi tinggi, dengan parameter:
Memiliki nilai investasi 90% dari nilai investasi Kabupaten/Kota.
4. Kebijakan khusus pemerintah pusat dan/atau daerah untuk prioritas
pengembangan ekonomi, dengan parameter:
a. Arahan presiden
h. Tercantum dalam peraturan presiden atau inpres
i. Tercantum dalam RPJMN/RPJMD/RTRWN/RTRWP
5. Terintegrasi dengan infrastruktur, dengan parameter:
a. Berada di jalur regional, dekat stasiun kereta api, berada di jaringan transportasi
utama sungai dan dekat dengan pelabuhan
j. Adanya jaminan pasokan listrik
k. Adanya jaminan jaringan telekomunikasi
l. Adanya jaminan sumber dan jaringan air baku
6. Ketersediaan lahan, dengan parameter:
a. Kondisi fisik sesuai daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup
m. Status lahan tidak bermasalah (Contoh: PITT)
7. Luasan, dengan parameter:
Memiliki luas 2.000-6.000 ha.
Kawasan Perkotaan Paseh Sumedang dianalisis sesuai dengan kriteria delineasi
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Tabel 5.4 Kebijakan Kabupaten, Provinsi dan Nasional Terhadap Kawasan Perkotaan Paseh Sumedang
RTR CEKUNGAN PERPRES 109 tahun
RTRWN RPJMN RIPPARNAS RTRW PROVINSI RTRW KABUPATEN
BANDUNG 2020
• Kawasa • Peningkata Kabupaten Sebagian wilayah • Termasuk dalam PKN Cekungan Rencana jalan bebas
n Andalan n efisiensi sistem Sumedang kabupaten sumedang Wilayah Pengembangan Bandung hambatan antar kota
Cekungan penyediaan air termasuk termasuk kawasan (WP) yaitu: • Kecamatan Jatinangor; Cileunyi – Sumedang
Bandung dan keterpaduan dalam perkotaan sekitarnya: • WP • Kecamatan – Dawuan (II/6)
(sebagian sumber air kawasan Kawasan Perkotaan Ciayumajakuning sebagai Tanjungsari; • Pamulihan
Kabupaten permukaan dan Destinasi Jatinangor-Tanjungsari penjabaran dari Kawasan • Kecamatan • Sumedang Utara
Sumedang: air tanah Pariwisata Jaringan Transportasi Andalan Ciayumajakuning Cimanggung; • Cimalaka
Kecamatan (conjunctive use) Pangandaran- dan Prasarana yang antisipatif terhadap • Kecamatan Sukasari; • Paseh
Cimanggung; melalui Nusakam- Pendukung perkembangan dan • Ujungjaya
Tanjungsari; pemanfaatan bangan: • Jalur kereta api pembangunan wilayah • Kecamatan Pamulihan. Pengembangan Waduk
Sukasari; teknologi (Smart • Tomo Leuwipanjang- perbatasan, meliputi Perkotaan Kabupaten Jatigede
Jatinangor; Water • Cisitu Gedebage- Jatinangor Kabupaten Cirebon, Kota Sumedang Pengembangan
Rancakalong; Management). • Jatigede • Rencana stasiun koridor Cirebon, Kabupaten • Kecamatan Sumedang bendungan Cipanas
dan Penyediaan • Darmaraja jalan kereta api Indramayu, Kabupaten Utara
Pamulihan sumber air baku • Jatinunggal Bandung-Tanjungsari- Majalengka, Kabupaten • Kecamatan Sumedang
seluas 15.486 dan pengendalian • Wado Kertajati-Cirebon Kuningan, dan sebagian Selatan
Ha) dengan ekstraksi air tanah • Cibugel • Terminal Tanjungsari wilayah di Kabupaten PPK BUTOMGEDE
peruntukan untuk wilayah Sumedang • Gardu Induk Jatinangor Sumedang • Kecamatan Buahdua
industri, aglomerasi Selatan • Waduk Jatinangor • Kabupaten • Kecamatan Ujungjaya
pertanian, metropolitan dan • IPAL Sumedang, diarahkan • Kecamatan Tomo
pariwisata, pulau kecil/terluar Cimanggung/Tanjungsar sebagai PKL, dengan • Kecamatan Jatigede
perkebunan, yaitu Bandung i sarana dan prasarana, PKL dan PPK
dan panas Raya. • Unit Produksi Air untuk kegiatan utama • Kecamatan
bumi • Mempertah Tanjungsari agribisnis dan industri, Tanjungsari
• Rencan ankan Perencanaan strategis di serta kegiatan • Kecamatan Conggeang
a jalan bebas pertumbuhan dan Kabupaten Sumedang: pertambangan mineral • Kecamatan Cimalaka
hambatan daya dukung • Pengembangan Waduk • Termasuk • Kecamatan
antar kota lingkungan Jatigede didalamya Kawasan Rancakalong
Cileunyi – Wilayah • Pengembangan Tol Strategis Provinsi yaitu • Kecamatan Wado
Sumedang – Metropolitan Cisumdawu wilayah Perbatasan • Kecamatan Paseh, dll.
Dawuan (II/6) Bandung Wilayah Pengembangan • PLTA Jatigede Dilewati oleh Jalan
• Bandun • Wilayah Strategis 8 Jakarta- • Termasuk Nasional
g Raya Metropolitan cirebon-semarang didalamya Kawasan • ruas Jalan Cileunyi
sebagai PKN Bandung Raya Strategis Provinsi Cileunyi)/Cileunyi-
• Dimuat merupakan Pendidikan Jatinangor Jatinangor;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Menentukan
Peta Peta Rencana
Administrasi Pola Ruang Constrain dan
Driving Factor
Melakukan
Penentuan
Hasil Delineasi Pembobotan
Lokasi
Faktor
1
Radius Pencarian Kepadatan=0,9 × Min SD , ( √ ln (2) )
× D m ×n−0,2
Dimana:
SD: Jarak Standar
Dm: Jarak Median
n: jumlah dari poin apabila area populasi tidak digunakan
Setelah titik bangunannya, kemudian dianalisis dalam program GIS yaitu analisis
Kernel Density, sehingga diketahui pemusatan kota berdasarkan fungsi bangunan. Analisis ini
mendasari dalam penentuan delineasi. Berdasarkan hasil kernel density, dapat diketahui kutub-
kutub pusat perkotaan yang berwarna oranye dan kuning. Berdasarkan peta diketahui bahwa
Perkotaan Paseh perkembangannya cenderung linear mengikuti jalan.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.5 Overlay Kawasan Hutan terhadap Pola Ruang di Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Metode analisis proyeksi penduduk yang terpilih adalah metode linear dengan nilai
penyimpangan paling kecil. Dengan jumlah penduduk eksisting Kawasan Perkotaan Paseh yang
sebesar 40.110 jiwa di tahun 2018, diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi sebesar
78.197 jiwa di tahun 2042.
5.2.3.2 Analisis Proyeksi Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk pada satuan unit wilayah.
Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap hektar. Berdasarkan
jumlah penduduk diatas dapat dihitung untuk jumlah kepadatan penduduk setiap wilayah, yaitu
dengan menggunakan data jumlah penduduk dan luas wilayah pada masing-masing
Desa/Kelurahan yang ada. Kepadatan penduduk dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
Kepadatan penduduk = (jumlah penduduk tahun i)/(luas lahan)
Standar kepadatan penduduk menurut SNI 03-1733-1989 dibagi menjadi empat
tingkatan yaitu, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yaitu sebagai berikut:
1. Kepadatan sangat tinggi : > 400 Jiwa/Ha
11. Kepadatan tinggi : 201-400 Jiwa/Ha
12. Kepadatan sedang : 151-200 Jiwa/Ha
13. Kepadatan rendah : <150 Jiwa/Ha
Berdasarkan rumus dan standar tersebut dapat diketahui bahwa kepadatan serta
tingkat kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Paseh antara lain:
Tabel 5.9 Proporsi Penduduk Berdasarkan Proyeksi Kawasan Perkotaan Paseh
Proporsi Jumlah Penduduk
Desa
Penduduk (%) 2021 2026 2031 2036 2041
Desa Legok Kaler 14,41% 6.352 7.522 8.692 9.861 11.031
Desa Legok Kidul 12,35% 5.447 6.449 7.452 8.455 9.458
Desa Paseh Kidul 9,72% 4.286 5.075 5.864 6.653 7.442
Desa Cijambe 9,80% 4.322 5.118 5.913 6.709 7.505
Desa Pasireungit 6,21% 2.736 3.240 3.744 4.248 4.752
Desa Padanaan 13,14% 5.794 6.861 7.927 8.994 10.061
Desa Bongkok 11,50% 5.071 6.004 6.938 7.871 8.805
Desa Paseh Kaler 13,13% 5.792 6.858 7.924 8.991 10.057
Desa Haurkuning 5,98% 2.639 3.124 3.610 4.096 4.582
Desa Citepok 3,76% 1.660 1.966 2.271 2.577 2.883
Total 100,00% 44.098 52.217 60.336 68.455 76.574
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 5.10 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Paseh
Jumlah Penduduk
Desa Luas (ha)
2021 2026 2031 2036 2041
Desa Legok Kaler 304,64 21 25 29 32 36
Desa Legok Kidul 204,30 27 32 36 41 46
Desa Paseh Kidul 182,32 24 28 32 36 41
Desa Cijambe 347,37 12 15 17 19 22
Desa Pasireungit 295,65 9 11 13 14 16
Desa Padanaan 887,47 7 8 9 10 11
Desa Bongkok 360,35 14 17 19 22 24
Desa Paseh Kaler 397,39 15 17 20 23 25
Desa Haurkuning 181,93 15 17 20 23 25
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa pada proyeksi tahun terakhir,
kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Paseh yang tertinggi terdapat pada Desa Legok
Kidul yaitu 46 orang/ha. Namun nilai tersebut masih mengindikasikan kepadatan penduduk
rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara umum Kawasan Perkotaan Paseh
memiliki kepadatan penduduk rendah.
5.2.4 ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN
Analisis kemampuan lahan dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam Kawasan Perkotaan dengan mengenali
karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar
pemanfaatan lahan dalam pengembangan wilayah dapat dilakukan secara optimal
dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat
bencana. Keluaran analisis fisik atau lingkungan Kawasan Perkotaan ini digunakan sebagai
bahan dalam sintesa analisis holistik dalam melihat potensi, masalah, peluang penataan ruang
Kawasan Perkotaan dalam penyusunan RDTR dan peraturan zonasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Penataan Ruang No 20. Tahun 2007 tentang
Pedoman Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan bahwa Satuan Kemampuan Lahan (SKL) adalah
pengukuran karakteristik atau sifat-sifat lahan untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada
suatu hamparan lahan.
analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Kestabilan Lereng di Kawasan Perkotaan Kecamatan
Paseh adalah:
Peta 5.7 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Morfologi Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.8 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.9 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.10 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.11 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.12 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Untuk Drainase Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.13 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Erosi Kawasan Perkotaan Kecamatan
Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.14 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Pembuangan Limbah Kawasan
Perkotaan Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Peta 5.15 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Bencana Alam Kawasan
Perkotaan Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Berdasarkan perhitungan daya dukung lahan BWP Kawasan Perkotaan Paseh, maka
diperoleh luasan lahan potensial yang dapat dikembangkan untuk BWP Kawasan Perkotaan
Paseh seluas 1.519,26 ha (45% dari luas Kawasan Perkotaan) dengan rincian sebagai berikut:
1. Potensi RTH (20%) seluas 678,03 ha;
15. Lahan cadangan (10%) seluas 339,02 ha;
16. Sarana dan prasarana (3%) seluas 100,44 ha;
17. Rumah kavling besar (2%) seluas 68,30 ha;
18. Rumah kavling sedang (4%) seluas 136,60 ha;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Berdasarkan perhitungan daya tampung, diperoleh total luas yang dapat digunakan
untuk permukiman di BWP Kawasan Perkotaan Paseh adalah 502,21 ha. Luas tersebut
dikonversikan menjadi jumlah rumah yang dapat dibangun secara keseluruhan dengan
menganut konsep hunian berimbang adalah 30.951 unit rumah dengan daya tampung hunian
sebesar 152.953 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk proyeksi tahun 2042 (78.197
jiwa) maka BWP Kawasan Perkotaan Paseh masih dapat menampung jumlah penduduk
proyeksi hingga tahun 2042.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Hirarki Kecamatan
Kecamatan Cisarua
Kecamatan Cibugel
Berikut ini adalah penjelasan terkait sistem kegiatan yang terdapat di Paseh,
berdasarkan ruas jalan yang menghubungkan sistem perkotaan:
1. PPK Paseh dengan PKN Jatinangor (Cekungan Bandung) dihubungkan dengan jalan
bebas hambatan ruas jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dengan
posisi pintu tol terdapat pada Desa Bongkok, Kecamatan Paseh.
2. PPK Paseh dengan PKN Jatinangor (Cekungan Bandung) juga dihubungkan dengan
jalan nasional dengan tipe 2/2 UD (undivided) memiliki hirarki arteri karena ruas
jalan ini selain menghubungkan PPK paseh dengan PKN jatinangor, jalan ini juga
menghubungkan secara umum Kabupaten Sumedang menuju Kabupaten Majalengka
dan Kota Bandung. Karena pada kondisi eksisting di ruas jalan ini masih banyak
terdapat lahan tidak terbangun, maka dapat diprediksikan kedepannya perkembangan
di ruas jalan ini adalah kegiatan primer.
3. PPK Paseh dengan Pusat Perkotaan Kabupaten Sumedang dihubungkan dengan jalan
nasional dengan tipe 2/2 UD (undivided) memiliki hirarki arteri.
4. PPK Paseh dengan PKL terdekat, yaitu PKL Conggeang dihubungkan dengan jaan
Legok-Conggeang yang akan direncanakan peningkatan menjadi jalan provinsi yang
memiliki hirarki kolektor primer dengan tipe 2/2 UD (undivided). Jalan ini juga
merupakan jalan di kecamatan sekitar cincin gunung Tampomas yang berpotensi
dikembangkan. Ruas jalan tol cisumdawu juga memiliki posisi pintu keluar pada
jalan ini sehingga kedepannya diprediksikan terjadi perkembangan pesat di sekitar
pintu tol.
5. PPK Paseh dengan Pusat Perkotaan BUTOGEDE Tomo, yang selanjutnya
berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, dihubungkan dengan tol cisumdawu yang
akan disambungkan dengan tol Cikopo-Palimanan (cipali).
6. PPK Paseh dengan Pusat Perkotaan BUTOGEDE Tomo, yang selanjutnya
berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, juga dihubungkan dengan jalan nasional
dengan tipe 2/2 UD (undivided) memiliki hirarki arteri.
5.2.7.3 Analisis Sistem Pergerakan
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan pergerakan
manusia dan barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan atau orang/pejalan kaki.
Pergerakan adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari. Kebutuhan akan pergerakan selalu
menimbulkan permasalahan, khususnya pada saat orang ingin bergerak untuk tujuan yang sama
di dalam daerah tertentu dan pada saat yang bersamaan. Salah satu usaha untuk memahami hal
tersebut adalah dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi, misalnya dari mana akan
ke mana, besarannya dan kapan pergerakan tersebut terjadi. Oleh karenanya diperlukan
informasi mengenai pola pergerakan atau pergerakan manusia dan barang yang biasanya
diwakili dengan Origin Destination Matrix (OD Matrix) atau Matriks Asal Tujuan (MAT).
140
120
18.24
35.71
100
9.20
80 1.26
60 7.85 10.98
0.1 102.55
6.60 7.39 85.91 82.41
40 0.13
0.17 6.49 3.78
0.01
55.78 52.47 5.95
20 40.50 34.40 40.43 33.81
24.30
0 1.69 0.2 0.52
ok be po
k ng er ul a n er ul it
gk m ti e uni Kal Kid na Ka l
Kid ung
n ja k k k da h e
Bo Ci C ur go go Pa se
h
se si r
Ha Le Le Pa Pa Pa
qq.melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
23. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan mempunyai
Tugas Pokok membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan kegiatan bidang
pemerintahan umum dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. mengawasi pelaksanaan kegiatan koordinasi dan kerja sama Pemerintah Daerah
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, Daerah Otonom dan organisasi nonpemerintah;
b. mengawasi pelaksanaan kegiatan koordinasi antar Perangkat Daerah;
c. mengendalikan dan mengkaji perumusan kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, kecamatan, kelurahan dan desa;
d. mengawasi pelaksanaan kegiatan koordinasi di bidang administrasi kewilayahan;
e. mengawasi dan mengoordinasikan penyusunan peraturan daerah, peraturan
bupati, peraturan bersama, keputusan bupati, dan produk hukum daerah lainnya;
f. mengawasi kegiatan pelayanan bidang hukum pemerintahan daerah;
g. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan pengembangan jaringan dokumentasi
dan informasi hukum;
h. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan penataan kelembagaan,
ketatalaksanaan dan akuntabilitas pendayagunaan aparatur Pemerintah Daerah;
i. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan kerja sama antar-pemerintahan dan
luar negeri, kerja sama swasta dan lembaga pendidikan serta pengendalian dan
evaluasi kerja sama; dan
j. melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
24. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan mempunyai
Tugas Pokok membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan kegiatan bidang
pembangunan dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. mengkaji dan mengawasi koordinasi penyusunan kebijakan bidang ekonomi,
kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan pengadaan barang
dan jasa;
rr. mengawasi kegiatan evaluasi dan monitoring pelaksanaan pembangunan bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan
pengadaan barang dan jasa;
ss. mengawasi dan mengoordinasikan penggunaan anggaran pembangunan bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan
pengadaan barang dan jasa;
tt. mengawasi dan mengoordinasikan fasilitasi penyelesaian permasalahan dan
dampak pembangunan bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian
pembangunan dan layanan pengadaan barang dan jasa;
uu.mengoordinasikan fasilitasi pembangunan lintas sektoral/lintas daerah bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan
pengadaan barang dan jasa; dan
vv.melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
25. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum
mempunyai Tugas Pokok membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan
kegiatan bidang umum, hubungan masyarakat dan protokol, keuangan dan
pengelolaan barang daerah dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan ketatausahaan, rumah tangga,
keuangan dan kepegawaian Bupati, Wakil Bupati dan Sekretariat Daerah;
ww. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan kehumasan Pemerintah Daerah;
xx.mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan keprotokolan Pemerintah Daerah;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
yyy. menetapkan dokumen rencana umum pengadaan barang dan jasa pemerintah
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan
zzz. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang tugasnya.
27. Dinas Lingkungan Hidup
a. Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dalam
rangka pelaksanaan sebagian tugas Bupati di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan
b. Perumusan kebijakan di bidang penataan dan penaatan hukum lingkungan,
pengendalian lingkungan dan peningkatan kapasitas, bidang kebersihan dan
pertamanan, dan bidang kehutanan;
c. Pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
e. Pelaksanaan administrasi dinas bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
f. Pelaksan aan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
28. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum;
aaaa.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan
umum;
bbbb. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum;
cccc.Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan,
kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;
dddd. Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas;
eeee.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
29. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
a. menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan ketatausahaan, rumah tangga,
keuangan dan kepegawaian Dinas;
ffff. menetapkan kebijakan perencanaan umum, perencanaan strategis, dan peraturan
perundangundangan penanaman modal daerah;
gggg. menetapkan kebijakan pemberian fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal, pembuatan peta potensi investasi yang menjadi kewenangan
daerah;
hhhh. menetapkan kebijakan pengembangan peluang dan potensi penanaman
modal daerah;
iiii. menetapkan kebijakan identifikasi potensi sumber daya alam, kelembagaan dan
sumber daya manusia termasuk pengusaha mikro, kecil, menengah, koperasi dan
besar;
jjjj. menetapkan kebijakan pembinaan penanaman modal melalui peningkatan
kemitraan, daya saing yang adil dan penyebaran informasi penanaman modal;
kkkk. melaksanakan koordinasi pelaksanaan penanaman modal daerah;
llll. melaksanakan koordinasi pelaksanaan, perencanaan, pengembangan promosi,
kerjasama, iklim investasi dan pengendalian penanaman modal;
mmmm. melaksanakan fasilitasi penyelesaian masalah penanaman modal;
nnnn. melaksanakan koordinasi penanaman modal dalam daerah yang
menjalankan kegiatan penanaman modal di luar daerah;
oooo. menyelenggarakan pelayanan perizinan dan nonperizinan secara
terpadu 1 (satu) pintu di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan
daerah;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN