Anda di halaman 1dari 64

Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

BAB V
ANALISIS

BAB 5. Analisis
5.1 PEMILIHAN WILAYAH PERKOTAAN
Pemilihan wilayah perkotaan dilakukan melalui tahap skoring dengan kriteria yang
bervariasi. Pemilihan wilayah perkotaan dilakukan pada seluruh kecamatan di Kabupaten
sumedang untuk memilih lokasi prioritas yang disusun RDTR. Berikut ini adalah kriteria
pemilihan kawasan perkotaan yang terbagi dalam dua tahapan penapisan.
1. Penapisan pertama berdasarkan
a. Amanat RTRW, dilihat dari struktur Kawasan perkotaan; PKN, PKW,
PKPerkotaan, PKL, dan PPK
b. Dukungan infrastruktur strategis, baik eksisting maupun rencana, dilihat dari
kelas jalan yang melalui rencana lokasi delineasi (arteri, kolektor, local, dan juga
pintu keluar jalan bebas hambatan);
c. Kawasan Strategis / Kebijakan Strategis baik Nasional, Provinsi, dan Kabupaten;
d. Ekonomi Strategis, berdasar laju PDRB dan potensi investasi yang disarikan dari
Kebijakan RTRW.
2. Penapisan kedua berdasarkan
a. Sifat Perkotaan, berdasar perhitungan analisis Kernel Density, Kepadatan
Penduduk, Nilai PDRB, proporsi Kelerengan, persentase wilayah terbangun, dan
e. Status dan Progres RDTR yang pernah disusun;
f. Ketersediaan Peta dasar.
Berikut ini adalah hasil penilaian skoring penapisan pertama dalam pemilihan
kawasan perkotaan.

LAPORAN PENDAHULUAN 1
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Tabel 5.1 Penapisan Pertama Pemilihan Wilayah Perkotaan Kabupaten Sumedang


Infras Strategis Ekonomi Skor
Struktur RTRW
Kecamatan Kawasan Strategis/Kebijakan Strategis
Kabupaten Eksistin Rencana/ % Laju
Kwsn. Investasi
g Peningkatan Pdrb

Pamulihan PKN cekungan bandung, KSP, KSK (4, investasi sktr. pintu tol 37
PKN (5) 5, 4, 3, 2 3, 2) 5 (4) (1)

Cimalaka 33
PSN exit tol, KSP, KSK (4, 3, 2)
PPK (3) 4, 2 5, 3 3 4 (2)

Sumedang Utara 31
4, 3, 2
PPK (3) 5, 4, 2 3 4 4 (3)

Tanjungsari 31
PSN exit tol, KSK (4, 2)
PKP (3) 5, 4, 3, 2 4 4 (3)

Cimanggung 31
4, 3, 2
PKP (3) 3, 2 5, 4 1 4 (3)

Ujungjaya 31
4, 3, 2
PKN (5) 4, 3, 2 5 3 (3)

Paseh 31
4, 3, 2
PKN (5) 4, 3, 2 5 3 (3)

Jatinangor 28
4, 3, 2
PKN (5) 4, 2 5 3 (4)

Sumedang 26
4, 2
Selatan PKP (3) 4, 3, 2 5 3 (5)

Tomo PKP (3) 4, 3   4, 3, 2 2 investasi industri (4) 25

Sukasari PKN (5) 2 3 4, 3 3 4 24

Jatigede PKL (4) 2 3 3 4 4 20

Conggeang PKP (3) 2 3 4, 2 1 4 19


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Wado PPK (3) 3, 2   4 4 3 19

Buahdua PKP (4) 2 3 2 3 4 18

Rancakalong PPK (3) 3   3, 2 4 3 18

Jatinunggal 0 3, 2   4 3 3 15

Cisitu PPK (3) 2 3 2 2 3 15

Darmaraja 0 3, 2   4 2 3 14

Tanjungkerta 0 3, 2   4 2 3 14

Cibugel 0 2   4 3 3 12

Situraja 0 3, 2   0 2 3 10

Cisarua 0 2   2 2 3 9

Surian 0 2 3 0 1 3 9

Ganeas 0 3, 2   0 1 3 9

Tanjungmedar 0 3, 2   0 1 3 9
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Nomenklatur PKP dalam Skor Struktur Skor Infrastruktur Strategis Skor Kebijakan/Kawasan Skor Laju PDRB Skor Potensi kawasan investasi
RTRW Sumedang merujuk  PKN (5)  Pintu bebas hambatan (5) Strategis  sangat tinggi >6% (5)  Ada rencana potensi
pada tingkat perkotaan  PKL (4)  arteri (4)  Nasional (4)  tinggi 5-6% (4) investasi (4)
setara dengan PPK  PKP/PPK (3)  kolektor (3)  Provinsi (3)  sedang 4-5% (3)  Belum ada rencana potensi
 lokal (2)  Kabupaten (2)  rendah 3-4% (2) investasi (3)
 sangat rendah 2-3% (1)
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Berdasarkan hasil skoring, dapat diketahui nahwa terdapat sembilan kawasan


perkoaan prioritas yang akan disusun RDTR. Namun perlu dilakukan penapisan kembali untuk
dilaksanakan pendetailan kawasan yang dapat disusun RDTR. Berikut ini adalah penapisan
tahap kedua dalam pemilihan wilayah perkotaan.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Tabel 5.2 Penapisan Kedua Pemilihan Wilayah Perkotaan Kabupaten Sumedang


KELERENGAN LAHAN
KEPADATAN KETERSEDIAA KETERSEDIAA
KECAMATAN NILAI PDRB RENDAH- TERBANGUN TOTAL RANK
(ORG/HA) N DATA PETA N DATA RDTR
SEDANG (%) (%)

Jatinangor 5 5 4 5 2 2 (2020) 23 1

Sumedang Utara 5 5 4 5 2 2 (2019) 23 1

Tanjungsari 4 5 3 5 2 3 (belum) 22 2

Paseh 3 3 4 4 4 3 (belum) 21 3

Cimalaka 3 4 3 4 2 4 (belum) 20 4

Cimanggung 4 5 1 5 2 2 (2020) 19 5

Ujungjaya 1 3 5 3 4 2 18 6

Sumedang Selatan 2 5 1 3 2 4 17 7

Pamulihan 2 2 3 4 2 4 17 7
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Kepadatan org/ha PDRB Proporsi kelerengan sangat Proporsi wilayah terbangun Ketersediaan Peta BIG Ketersediaan Data RDTR
 Sangat rendah (1)  Sangat rendah 130-350 M/th (1) rendah-sedang 2019  selesai peta dasar (4)  tidak ada (4)
 Rendah (2)  Rendah 350-700 M/th (2)  Sangat rendah 25-50%  Sangat rendah 1-3% (1)  jenis sumber data sesuai  ada <2018 (3)
 Sedang (3)  Sedang 700-850 M/th (3) (1)  Rendah 3-4% (2) (3)  ada/kemitraan djtr
 Tinggi (4)  Tinggi 850-1200 M/th (4)  Rendah 50-60% (2)  Sedang 4-6% (3)  tidak ada (2) >2018 (2)
 Sangat tinggi (5)  Sangat tinggi >1200 M/th (5)  Sedang 60-80% (3)  Tinggi 6-12% (4)
 Tinggi 80-90% (4)  Sangat tinggi >12% (5)
 Sangat tinggi >90% (5)
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Berdasaran data yang telah diesbutkan, terdapat enam kecamatan terpilih yang akan
disusun RDTR yaitu Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Sumedang Utara, Kecamatan
Tanjungsari, Kecamatan Paseh, Kecamatan Cimalaka, dan Kecamatan Cimanggung. Kecamatan
Jatinangor, Kecamatan Sumedang Utara, dan Kecamatan Cimanggung sudah memiliki materi
teknis RDTR terbaru (2019-2020) sehingga, wilayah yang dipertimbangkan untuk disusun
RDTRnya adalah Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Paseh, Kecamatan Cimalaka.
Apabila dilihat dari ketersediaan data peta terlengkap, Kecamatan Paseh menjadi
kecamatan terpilih karena Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimalaka tidak memiliki data
terkait peta baik berupa citra ortho maupun peta dasar. Berdasarkan info dari pemerintah daerah,
RDTR Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimalaka masuk dalam anggaran daerah
(APBD) tahun 2021, sehingga tidak terpilih dalam penyusunan RDTR agar tidak terjadi
overlap.
5.2 ANALISIS PERKIRAAN DELINEASI WILAYAH
PERKOTAAN
5.2.1 KRITERIA DELINEASI DALAM MENDUKUNG OSS
Delineasi wilayah perencanaan bertujuan untuk menentukan batas dan luas wilayah
perencanaan dalam hal ini Kawasan Perkotaan Sumedang Kabupaten Bintan yang berpotensi
sebagai lokasi untuk percepatan RDTR OSS. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik,
RDTR OSS dimaksudkan untuk upaya percepatan dan peningkatan investasi dan berusaha
di indonesia sehingga daerah yang memiliki investasi tinggi perlu mempercepat penyusunan
dan penetapan RRTR/RDTR dalam rangka OSS sebagai instrumen pemberian perizinan
investasi di daerah (izin lingkungan, izin pemanfaatan ruang dan IMB).
Kriteria delineasi RDTR dalam mendukung OSS, antara lain:
1. Sesuai dengan RTRW, dengan parameter:
a. Ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dengan sudut kepentingan
ekonomi atau kawasan perkotaan;
g. Bercirikan perkotaan.
3. Bernilai investasi tinggi, dengan parameter:
Memiliki nilai investasi 90% dari nilai investasi Kabupaten/Kota.
4. Kebijakan khusus pemerintah pusat dan/atau daerah untuk prioritas
pengembangan ekonomi, dengan parameter:
a. Arahan presiden
h. Tercantum dalam peraturan presiden atau inpres
i. Tercantum dalam RPJMN/RPJMD/RTRWN/RTRWP
5. Terintegrasi dengan infrastruktur, dengan parameter:
a. Berada di jalur regional, dekat stasiun kereta api, berada di jaringan transportasi
utama sungai dan dekat dengan pelabuhan
j. Adanya jaminan pasokan listrik
k. Adanya jaminan jaringan telekomunikasi
l. Adanya jaminan sumber dan jaringan air baku
6. Ketersediaan lahan, dengan parameter:
a. Kondisi fisik sesuai daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup
m. Status lahan tidak bermasalah (Contoh: PITT)
7. Luasan, dengan parameter:
Memiliki luas 2.000-6.000 ha.
Kawasan Perkotaan Paseh Sumedang dianalisis sesuai dengan kriteria delineasi
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

RDTR OSS di atas, sebagai berikut:


Tabel 5.3 Kesesuaian Delineasi Kawasan Perkotaan Paseh Sumedang dengan Kriteria
RDTR OSS
No Parameter Kesesuaia Keterangan
. n
1. Sesuai dengan RTRW:
Ditetapkan sebagai Kawasan Sesuai  Sebagai PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
Strategis Kabupaten dengan  KSK Gunung Tampomas
Sudut kepentingan ekonomi
atau kawasan perkotaan
Bercirikan Perkotaan Sesuai  Memiliki kawasan terbangun tinggi (8-12%)
 Rasio Pertumbuhan penduduk 2,3% dan
cenderung meningkat
2. Memiliki Nilai investasi 90% Sesuai  Terdapat perencanaan pintu tol yang
dari nilai investasi mendorong pertumbuhan
Kabupaten/Kota  Memiliki guna lahan berupa pergudangan dan
industri
 Bidang perekonomian potensial berupa Industri
Pengolahan, Konstruksi, Pengadaan Listrik dan
Gas, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang, Transportasi dan
Pergudangan, danJasa Perusahaan
3. Kebijakan khusus pemerintah pusat dan atau daerah untuk prioritas pengembangan ekonomi:
Arahan presiden Sesuai  Perencanaan Tol Cisumdawu (Cileunyi-
Sumedang-Dawuan)
Tercantum peraturan presiden Sesuai  Perencanaan Tol Cisumdawu (Cileunyi-
atau inpres Sumedang-Dawuan) termasuk dalam Perpres
no. 109 tahun 2020
Tercantum dalam RPJM / Sesuai  Termasuk dalam KSP Bandung-Cirebon
RPJMD / RTRWN / RTRWP
4. Terintegrasi dengan infrastruktur:
Berada di jalur regional, dekat Sesuai  Dilewai jalan Nasional 5 Arteri Primer
stasiun kereta api, berada di  Dilewati jalan bebas hambatan
jaringan transportasi utama  Terletak dekat dengan pusat perkotaan
sungai, dekat pelabuhan Sumedang
Adanya jaminan pasokan Sesuai  Terdapat rencana pengembangan jaringan
listrik saluran udara tegangan ekstra tinggi (RTRWK)
Adanya jaminan jaringan Sesuai  Terjangkau oleh pelayanan BTS
telekomunikasi
Adanya jaminan sumber dan Sesuai  Terdapat rencana pengembangan Bendung
jaringan air baku Rengrang (RTRWK)
 Peningkatan Pelayanan sistem air perkotaan
(RTRWK)
5. Ketersediaan Lahan
Kondisi fisik sesuai daya Sesuai  Didominasi oleh kelerengan datar-rendah
dukung dan daya tampung dengan proporsi tinggi (80-90%)
lingkungan hidup  Kelerengan tersebut cocok untuk dijadikan
permukiman
Status lahan tidak bermasalah Sesuai  Lahan tidak ada yang bermasalah
6. Luasan
Memiliki luas 2000 - 5000 Ha Sesuai  Memiliki luas ± 3000 ha
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.2 KEBIJAKAN KABUPATEN, PROVINSI DAN NASIONAL


TERHADAP KAWASAN PERKOTAAN PASEH SUMEDANG
Adapun kebijakan, pengembangan maupun rencana yang akan berdampak terhadap
delineasi Kawasan Perkotaan Sumedang dijelaskan pada tabel berikut:
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Tabel 5.4 Kebijakan Kabupaten, Provinsi dan Nasional Terhadap Kawasan Perkotaan Paseh Sumedang
RTR CEKUNGAN PERPRES 109 tahun
RTRWN RPJMN RIPPARNAS RTRW PROVINSI RTRW KABUPATEN
BANDUNG 2020
• Kawasa • Peningkata Kabupaten Sebagian wilayah • Termasuk dalam PKN Cekungan  Rencana jalan bebas
n Andalan n efisiensi sistem Sumedang kabupaten sumedang Wilayah Pengembangan Bandung hambatan antar kota
Cekungan penyediaan air termasuk termasuk kawasan (WP) yaitu: • Kecamatan Jatinangor; Cileunyi – Sumedang
Bandung dan keterpaduan dalam perkotaan sekitarnya: • WP • Kecamatan – Dawuan (II/6)
(sebagian sumber air kawasan Kawasan Perkotaan Ciayumajakuning sebagai Tanjungsari; • Pamulihan
Kabupaten permukaan dan Destinasi Jatinangor-Tanjungsari penjabaran dari Kawasan • Kecamatan • Sumedang Utara
Sumedang: air tanah Pariwisata Jaringan Transportasi Andalan Ciayumajakuning Cimanggung; • Cimalaka
Kecamatan (conjunctive use) Pangandaran- dan Prasarana yang antisipatif terhadap • Kecamatan Sukasari; • Paseh
Cimanggung; melalui Nusakam- Pendukung perkembangan dan • Ujungjaya
Tanjungsari; pemanfaatan bangan: • Jalur kereta api pembangunan wilayah • Kecamatan Pamulihan.  Pengembangan Waduk
Sukasari; teknologi (Smart • Tomo Leuwipanjang- perbatasan, meliputi Perkotaan Kabupaten Jatigede
Jatinangor; Water • Cisitu Gedebage- Jatinangor Kabupaten Cirebon, Kota Sumedang  Pengembangan
Rancakalong; Management). • Jatigede • Rencana stasiun koridor Cirebon, Kabupaten • Kecamatan Sumedang bendungan Cipanas
dan Penyediaan • Darmaraja jalan kereta api Indramayu, Kabupaten Utara
Pamulihan sumber air baku • Jatinunggal Bandung-Tanjungsari- Majalengka, Kabupaten • Kecamatan Sumedang
seluas 15.486 dan pengendalian • Wado Kertajati-Cirebon Kuningan, dan sebagian Selatan
Ha) dengan ekstraksi air tanah • Cibugel • Terminal Tanjungsari wilayah di Kabupaten PPK BUTOMGEDE
peruntukan untuk wilayah  Sumedang • Gardu Induk Jatinangor Sumedang • Kecamatan Buahdua
industri, aglomerasi Selatan • Waduk Jatinangor • Kabupaten • Kecamatan Ujungjaya
pertanian, metropolitan dan • IPAL Sumedang, diarahkan • Kecamatan Tomo
pariwisata, pulau kecil/terluar Cimanggung/Tanjungsar sebagai PKL, dengan • Kecamatan Jatigede
perkebunan, yaitu Bandung i sarana dan prasarana, PKL dan PPK
dan panas Raya. • Unit Produksi Air untuk kegiatan utama • Kecamatan
bumi • Mempertah Tanjungsari agribisnis dan industri, Tanjungsari
• Rencan ankan Perencanaan strategis di serta kegiatan • Kecamatan Conggeang
a jalan bebas pertumbuhan dan Kabupaten Sumedang: pertambangan mineral • Kecamatan Cimalaka
hambatan daya dukung • Pengembangan Waduk • Termasuk • Kecamatan
antar kota lingkungan Jatigede didalamya Kawasan Rancakalong
Cileunyi – Wilayah • Pengembangan Tol Strategis Provinsi yaitu • Kecamatan Wado
Sumedang – Metropolitan Cisumdawu wilayah Perbatasan • Kecamatan Paseh, dll.
Dawuan (II/6) Bandung Wilayah Pengembangan • PLTA Jatigede Dilewati oleh Jalan
• Bandun • Wilayah Strategis 8 Jakarta- • Termasuk Nasional
g Raya Metropolitan cirebon-semarang didalamya Kawasan • ruas Jalan Cileunyi
sebagai PKN Bandung Raya Strategis Provinsi Cileunyi)/Cileunyi-
• Dimuat merupakan Pendidikan Jatinangor Jatinangor;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

RTR CEKUNGAN PERPRES 109 tahun


RTRWN RPJMN RIPPARNAS RTRW PROVINSI RTRW KABUPATEN
BANDUNG 2020
dalam koridor • Kabupaten • ruas Jalan raya
Peraturan pemerataan Sumedang, diarahkan Jatinangor-batas kota
Presiden no. • sebagai PKL, dilengkapi sumedang;
45 tahun 2018 sarana dan prasarana • ruas Jalan Tol
tentang RTR pendukung, serta pusat Cisumdawu
Kawasan pendidikan tinggi di Pengembangan KSP
Perkotaan kawasan Jatinangor, dan KSK
Cekungan agrobisnis, dan industri • KSP Bandung Cirebon
Bandung nonpolutif • KSK Industri
• Termasuk dalam • KSP Pendidikan
Kawasan Strategis Tinggi Jatinangor
Nasional (Cekungan
Bandung dan Stasiun
Pengamat Drigantara
Tanjungsari)
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Dalam mendelineasi Kawasan Perkotaan, dibutuhkan beberapa pertimbangan yang


mendukung delineasi tersebut. Pertimbangan-pertimbangan tersebut akan diproses melalui
Teknik analisis overlay. Terdapat 4 pertimbangan yang akan di overlay dalam mendelineasi
Kawasan Perkotaan. Berikut merupakan proses overlay tersebut:

Menentukan
Peta Peta Rencana
Administrasi Pola Ruang Constrain dan
Driving Factor

Melakukan
Penentuan
Hasil Delineasi Pembobotan
Lokasi
Faktor

Gambar 5.1 Proses Overlay Delineasi Kawasan Perkotaan


5.2.2.1 Identifikasi Delineasi berdasarkan Administrasi Kecamatan dan
Desa/Kelurahan
Tahap pertama dari penentan delineasi adalah mengidentifikasi batas administrasi
wilayah perencanaan baik dalam unit kecamatan maupun ea/kelurahan. Adapun fokus wilayah
perencanaan saat ini berada pada Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Luas wilayah secar
administrasi Kecamatan Paseh adalah sebagai berikut.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.1 Administrasi Kecamatan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Setelah mengetahui data berupa wilayah administrasi, dapat dilakukan identifikasi


pertimbangan penentuan wilayah perencanaan.
5.2.2.2 Identifikasi berdasarkan Driving dan Constrain Factor
A. Identifikasi Batasan menggunakan Driving Factor Infrastruktur Strategis
Adapun pertimbangan infrastruktur strategis di Kecamatan PAseh adalah sebagai
berikut.
1. Pintu Keluar Tol Cisumdawu berada pada Jl. Raya Legok-Conggeang (Ruas Paseh-
Conggeang-Ujungjaya) yang juga melewati Desa Jambu Conggeang
8.Jl. Raya Legok-Conggeang (Ruas Paseh-Conggeang-Ujungjaya)
diusulkan menjadi peningkatan menjadi jalan provinsi sehingga Diperkirakan akan
meningkatnya arus lalu lintas di sekitar Desa/Kecamatan Sebagai berikut:
a. Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh
n. Desa Legok Kaler Kecamatan Paseh
o. Desa Bongkok Kecamatan Paseh
p. Desa Jambu Kecamatan Conggeang
9.Jalan Nasional Arteri Jl. Raya Sumedang-Cibeureum (Ruas Dano-
Tolengas) memiliki arus lalu lintas yang padat sebagai jalur utama menuju
kabupaten lain yang mendorong tingginya arus lalu lintas di sekitar Desa/Kecamatan
Sebagai berikut:
a. Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh
q. Desa Legok Kaler Kecamatan Paseh
r. Desa Bongkok Kecamatan Paseh
s. Desa Padanaan Kecamatan Paseh
t. Desa Pasreungit Kecamatan Paseh
u. Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh
v. Desa Legok Kidul Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.2 Infrastruktur Strategis Kecamatan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

B. Identifikasi Batasan menggunakan Driving Factor Pola Ruang


Proses identifikasi juga dilakukan pada pola ruang Kabupaten Sumedang.
Penyesuaian kawasan delineasi terhadap pola ruang bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa
besar proporsi wilayah perkotaan yang terdapat pada suatu wilayah. Berikut ini adalah
peruntukan pola ruang di Kecamatan Paseh.
Tabel 5.5 Peruntukan Pola Ruang Kecamatan Paseh
Pola Ruang Luas (ha)
Gerakan Tanah 511,35
Hutan Lindung 51,99
Hutan Lindung / Sempadan Mata Air 2,69
Hutan Produksi 48,15
Hutan Produksi / Sempadan Sungai 3,10
Hutan Produksi / Sungai 0,61
Hutan Produksi Terbatas / Sempadan Sungai 0,14
Hutan Produksi Terbatas / Sungai 0,02
Kawasan Pariwisata 10,92
Kawasan Peruntukan Pertanian / KPP 1.219,75
Mata Air 9,16
Permukiman Pedesaan 188,13
Permukiman Perkotaan 357,65
Resapan Air 770,00
Sempadan Mata Air 112,01
Sempadan Sungai 78,75
Sempadan Waduk 3,24
Sungai 17,68
Waduk 4,83
Total 3.390,17
Sumber: RTRW Kabupaten Sumedang, 2018
Gambar 5.2 Persentase Pola Ruang Kecamatan Paseh

Sempadan Mata Sempadan Sungai Sungai


2.32% 0.52% Gerakan Tanah
Air
3.30% 15.08%
Hutan Lindung
1.53%
Hutan Produksi
Resapan Air 1.42%
22.71% Kawasan
Pariwisata
0.32%
Kawasan
Peruntukan
Pertanian / KPP
35.98%
Permukiman
Perkotaan
10.55%
Permukiman
Pedesaan
5.55%
Sumber: RTRW Kabupaten Sumedang, 2018

Peta 5.3 Pola Ruang Kecamatan Paseh dan Sekitarnya


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

C. Identifikasi Batasan menggunakan Driving Factor Kepadatan Inti


Analisis kepadatan inti digunakan untuk menentukan tingkat kepadatan dalam suatu
kawasan dan sekitar kawasan tertentu. Variabel yang dapat digunakan untuk analisis kepadatan
inti antara lain: rumah, persil lahan, jalan, dan utilitas yang mempengaruhi suatu wilayah
perkotaan. Area populasi dapat digunakan untuk memberi bobot beberapa variabel yang dirasa
lebih terkonsentrasi (padat) daripada variabel yang lain. Sebagai contoh kawasan perdagangan
berbobot lebih daripada kawasan permukiman. Pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:

1
Radius Pencarian Kepadatan=0,9 × Min SD , ( √ ln ⁡(2) )
× D m ×n−0,2

Dimana:
SD: Jarak Standar
Dm: Jarak Median
n: jumlah dari poin apabila area populasi tidak digunakan

Setelah titik bangunannya, kemudian dianalisis dalam program GIS yaitu analisis
Kernel Density, sehingga diketahui pemusatan kota berdasarkan fungsi bangunan. Analisis ini
mendasari dalam penentuan delineasi. Berdasarkan hasil kernel density, dapat diketahui kutub-
kutub pusat perkotaan yang berwarna oranye dan kuning. Berdasarkan peta diketahui bahwa
Perkotaan Paseh perkembangannya cenderung linear mengikuti jalan.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.4 Kernel Density di Sekitar Kecamatan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

D. Identifikasi Batasan menggunakan Constrain Factor Kawasan Hutan


Selain mengetahui faktor pendorong, juga diperlukan faktor penghambat dalam
penentuan delineasi. Salah satu faktor penghambata dalah adanya hutan lindung. Hutan lindung
dapat dipertimbangkan keberadaanya dalam kawasan perkotaan.
Kawasan hutan lindung menggunakan SK kementerian kehutanan tahun 2018
tentang wilayah hutan di Provinsi Jawa Barat. Setelah melalui tahap overlay, dapat diketahui
wilayah hutan lindung di Kecamatan Paseh hanya sebagian kecil yaitu 100,14 ha. Berdasarkan
keputusan bersama antar OPD terkait di Kabupaten Sumedang, dapat disimpulkan bahwa luas
kawasan hutan di Kecamatan Paseh dapat dimasukkan dalam delineasi dan tidak menjadi faktor
eliminasi. Adapun hasil overlay kawasan hutan terhadap pola ruang adalah sebagai berikut.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.5 Overlay Kawasan Hutan terhadap Pola Ruang di Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

E. Identifikasi Batasan menggunakan Constrain Factor Lahan LP2B


Selain kawasan hutan, lahan sawah juga dapat menjadi batasan dalam
pengembangan perkotaan. Data yang dipertimbangkan adalah data lahan LP2B di Kecamatan
Paseh. Luas lahan LP2B Kecamatan Paseh adalah sebagai berikut.
Tabel 5.6 Lahan LP2B Kecamatan Paseh
Rekomendasi LP2B Luas (ha)
Direkomendasikan 253,56
Sangat direkomendasikan 831,09
Tidak direkomendasikan 133,64
Total 1.218,29
Sumber: BAPPPPEDA Kabupaten Sumedang, 2020

Berdasarkan keputusan bersama antar OPD terkait di Kabupaten Sumedang, dapat


disimpulkan bahwa luas LP2B di Kecamatan Paseh dapat dimasukkan dalam delineasi dan tidak
menjadi faktor eliminasi. Adapun persebaran lahan LP2B adalah sebagai berikut.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.6 Lahan LP2B Kecamatan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.3 ANALISIS KEPENDUDUKAN


5.2.3.1 Analisis Proyeksi Penduduk Alami
Penduduk merupakan objek utama dalam sebuah perencanaan sehingga untuk
menyusun dokumen perencanaan yang sesuai maka diperlukan data kependudukan untuk
mengetahui karakteristik penduduk di daerah perencanaan. Karakteristik penduduk terdiri dari
jumlah, struktur dan komposisi penduduk serta proyeksi penduduk untuk dua puluh tahun ke
depan. Proyeksi penduduk digunakan untuk merencanakan kebutuhan perumahan, sarana dan
prasarana serta utilitas dalam daerah perencanaan.
Perhitungan proyeksi penduduk Kawasan Perkotaan Paseh menggunakan program
MINITAB dengan cara membandingkan berbagai macam metode proyeksi, antara lain:
1. Metode Linear
10. Metode Quadratic
2. Metode Exponential
3. Metode S-Curve
Tabel 5.7 Jumlah Penduduk Kecamatan Paseh
No. Desa 2014 2015 2016 2017 2018
1. Legok Kaler 5.369 5.379 5.418 5.969 5.778
2. Legok Kidul 4.175 4.149 4.352 4.612 4.954
3. Paseh Kidul 3.670 3.664 3.702 3.964 3.898
4. Cijambe 3.663 3.647 3.783 3.948 3.931
5. Pasireungit 2.203 2.260 2.347 2.522 2.489
6. Padanaan 4.620 4.608 4.718 4.762 5.270
7. Bongkok 4.419 4.420 4.447 4.613 4.612
8. Paseh Kaler 1.783 4.762 5.168 5.425 5.268
9. Haurkuning 2.269 2.340 2.276 2.465 2.400
10. Citepok 1.418 1.451 1.546 1.596 1.510
Jumlah 36.589 36.680 37.757 39.876 40.110
Sumber: BPS Kabupaten Sumedang, 2015-2019
Tabel 5.8 Proyeksi Penduduk Kecamatan Paseh
Tahun Linear Quadratic Exponential S-Curve
2020 42.474 40.138 42.799 40.135
2021 44.098 39.426 44.717 40.137
2022 45.721 38.046 46.721 40.137
2023 47.345 35.999 48.815 40.137
2024 48.969 33.284 51.003 40.137
2025 50.593 29.903 53.288 40.137
2026 52.217 25.853 55.676 40.137
2027 53.840 21.136 58.172 40.137
2028 55.464 15.752 60.779 40.137
2029 57.088 9.701 63.502 40.137
2030 58.712 2.982 66.348 40.137
2031 60.336 (4.405) 69.322 40.137
2032 61.959 (12.459) 72.428 40.137
2033 63.583 (21.180) 75.674 40.137
2034 65.207 (30.569) 79.065 40.137
2035 66.831 (40.625) 82.609 40.137
2036 68.455 (51.349) 86.311 40.137
2037 70.078 (62.740) 90.179 40.137
2038 71.702 (74.798) 94.220 40.137
2039 73.326 (87.524) 98.443 40.137
2040 74.950 (100.918) 102.854 40.137
2041 76.574 (114.978) 107.464 40.137
2042 78.197 (129.707) 112.280 40.137
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Tahun Linear Quadratic Exponential S-Curve


MSD 414.431 102.608 486.580 180.990.479
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Metode analisis proyeksi penduduk yang terpilih adalah metode linear dengan nilai
penyimpangan paling kecil. Dengan jumlah penduduk eksisting Kawasan Perkotaan Paseh yang
sebesar 40.110 jiwa di tahun 2018, diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi sebesar
78.197 jiwa di tahun 2042.
5.2.3.2 Analisis Proyeksi Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk pada satuan unit wilayah.
Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap hektar. Berdasarkan
jumlah penduduk diatas dapat dihitung untuk jumlah kepadatan penduduk setiap wilayah, yaitu
dengan menggunakan data jumlah penduduk dan luas wilayah pada masing-masing
Desa/Kelurahan yang ada. Kepadatan penduduk dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
Kepadatan penduduk = (jumlah penduduk tahun i)/(luas lahan)
Standar kepadatan penduduk menurut SNI 03-1733-1989 dibagi menjadi empat
tingkatan yaitu, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yaitu sebagai berikut:
1. Kepadatan sangat tinggi : > 400 Jiwa/Ha
11. Kepadatan tinggi : 201-400 Jiwa/Ha
12. Kepadatan sedang : 151-200 Jiwa/Ha
13. Kepadatan rendah : <150 Jiwa/Ha
Berdasarkan rumus dan standar tersebut dapat diketahui bahwa kepadatan serta
tingkat kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Paseh antara lain:
Tabel 5.9 Proporsi Penduduk Berdasarkan Proyeksi Kawasan Perkotaan Paseh
Proporsi Jumlah Penduduk
Desa
Penduduk (%) 2021 2026 2031 2036 2041
Desa Legok Kaler 14,41% 6.352 7.522 8.692 9.861 11.031
Desa Legok Kidul 12,35% 5.447 6.449 7.452 8.455 9.458
Desa Paseh Kidul 9,72% 4.286 5.075 5.864 6.653 7.442
Desa Cijambe 9,80% 4.322 5.118 5.913 6.709 7.505
Desa Pasireungit 6,21% 2.736 3.240 3.744 4.248 4.752
Desa Padanaan 13,14% 5.794 6.861 7.927 8.994 10.061
Desa Bongkok 11,50% 5.071 6.004 6.938 7.871 8.805
Desa Paseh Kaler 13,13% 5.792 6.858 7.924 8.991 10.057
Desa Haurkuning 5,98% 2.639 3.124 3.610 4.096 4.582
Desa Citepok 3,76% 1.660 1.966 2.271 2.577 2.883
Total 100,00% 44.098 52.217 60.336 68.455 76.574
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 5.10 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Paseh
Jumlah Penduduk
Desa Luas (ha)
2021 2026 2031 2036 2041
Desa Legok Kaler 304,64 21 25 29 32 36
Desa Legok Kidul 204,30 27 32 36 41 46
Desa Paseh Kidul 182,32 24 28 32 36 41
Desa Cijambe 347,37 12 15 17 19 22
Desa Pasireungit 295,65 9 11 13 14 16
Desa Padanaan 887,47 7 8 9 10 11
Desa Bongkok 360,35 14 17 19 22 24
Desa Paseh Kaler 397,39 15 17 20 23 25
Desa Haurkuning 181,93 15 17 20 23 25
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Desa Citepok 228,74 7 9 10 11 13


Total 3.390,17 15 18 20 23 26
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa pada proyeksi tahun terakhir,
kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Paseh yang tertinggi terdapat pada Desa Legok
Kidul yaitu 46 orang/ha. Namun nilai tersebut masih mengindikasikan kepadatan penduduk
rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara umum Kawasan Perkotaan Paseh
memiliki kepadatan penduduk rendah.
5.2.4 ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN
Analisis kemampuan lahan dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam Kawasan Perkotaan dengan mengenali
karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar
pemanfaatan lahan dalam pengembangan wilayah dapat dilakukan secara optimal
dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat
bencana. Keluaran analisis fisik atau lingkungan Kawasan Perkotaan ini digunakan sebagai
bahan dalam sintesa analisis holistik dalam melihat potensi, masalah, peluang penataan ruang
Kawasan Perkotaan dalam penyusunan RDTR dan peraturan zonasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Penataan Ruang No 20. Tahun 2007 tentang
Pedoman Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan bahwa Satuan Kemampuan Lahan (SKL) adalah
pengukuran karakteristik atau sifat-sifat lahan untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada
suatu hamparan lahan.

5.2.4.1 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Morfologi


Tujuan analisis SKL Morfologi adalah memilah bentuk bentang alam/morfologi
pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan
fungsinya. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Morfologi di Kawasan
Perkotaan Kecamatan Paseh adalah:
Tabel 5.11 SKL Morfologi Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Morfologi Luas (Ha) %
1. Kemampuan Lahan dari Morfologi Kurang 52,99 1,56
2. Kemampuan Lahan dari Morfologi Cukup 1.315,64 38,81
3. Kemampuan Lahan dari Morfologi Sedang 301,81 8,90
4. Kemampuan Lahan dari Morfologi Tinggi 1.719,72 50,73
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.2 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan


Adapun analisis SKL kemudahan dikerjakan di Kawasan Perkotaan Kecamatan
Paseh dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 5.12 SKL Kemudahan Dikerjakan Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Kemudahan Dikerjakan Luas (Ha) %
1. Kemudahan Dikerjakan Kurang 24,96 0,74
2. Kemudahan Dikerjakan Sedang 110,47 3,26
3. Kemudahan Dikerjakan Tinggi 3.254,73 96,01
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.3 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng


Tujuan analisis SKL Kestabilan Lereng adalah untuk mengetahui tingkat
kemantapan lereng di wilayah pengembangan dalam menerima beban. Berdasarkan hasil
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Kestabilan Lereng di Kawasan Perkotaan Kecamatan
Paseh adalah:

Tabel 5.13 SKL Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh


No. SKL Kestabilan Lereng Luas (Ha) %
1. Kestabilan Lereng Kurang 23,67 0,70
2. Kestabilan Lereng Sedang 608,50 17,95
3. Kestabilan Lereng Cukup 1.038,28 30,63
4. Kestabilan Lereng Tinggi 1.719,72 50,73
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.4 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi


Tujuan analisis SKL Kestabilan Pondasi adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan untuk mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta
jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Berdasarkan hasil analisis maka
dapat diketahui bahwa SKL Kestabilan Pondasi di Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
adalah:
Tabel 5.14 SKL Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Kestabilan Pondasi Luas (Ha) %
1. Daya Dukung Dan Kestabilan Pondasi Cukup 1.304,66 38,48
2. Daya Dukung Dan Kestabilan Pondasi Sedang 448,30 13,22
3. Daya Dukung Dan Kestabilan Pondasi Tinggi 1.637,21 48,29
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.5 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air


Tujuan analisis SKL Ketersediaan Air adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan
air dan kemampuan penyediaan air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan
kawasan. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Ketersediaan Air di
Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh adalah:
Tabel 5.15 SKL Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Ketersediaan Air Luas (Ha) %
1. Ketersediaan Air Sedang 3.022,72 89,16
2. Ketersediaan Air Cukup 367,45 10,84
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.6 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Untuk Drainase


Tujuan analisis SKL untuk Drainase adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
lahan dalam mengalirkan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik bersifat
lokal maupun meluas dapat dihindari. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa
SKL Drainase di Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh adalah:
Tabel 5.16 SKL Drainase Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Drainase Luas (Ha) %
1. Drainase Cukup 2.107,20 62,16
2. Drainase Tinggi 1.282,97 37,84
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.7 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Erosi


Tujuan analisis SKL Terhadap Erosi adalah untuk mengetahui daerah-daerah yang
mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi
serta antispasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir. Berdasarkan hasil analisis maka dapat
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

diketahui bahwa SKL Erosi di Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh adalah:


Tabel 5.17 SKL Erosi Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Morfologi Luas (Ha) %
1. Erosi Kurang 1.719,72 50,73
2. Erosi Cukup 1.345,81 39,70
3. Erosi Tinggi 324,63 9,58
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.8 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Pembuangan Limbah


Tujuan analisis SKL Pembuangan Limbah adalah untuk mengetahui mengetahui
daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan akhir dan
pengeolahan limbah, baik limbah padat maupun cair. Berdasarkan hasil analisis maka dapat
diketahui bahwa SKL Pembuangan Limbah di Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh adalah:
Tabel 5.18 SKL Pembuangan Limbah Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Pembuangan Limbah Luas (Ha) %
Kemampuan Untuk Pembuangan Limbah
1. 301,64 8,90
Rendah
Kemampuan Untuk Pembuangan Limbah
2. 2.139,67 63,11
Kurang
Kemampuan Untuk Pembuangan Limbah
3. 948,86 27,99
Sedang
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.4.9 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Bencana Alam


Tujuan analisis SKL terhadap Bencana Alam adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk
menghindari/mengurangi kerugian dari korban akibat bencana tersebut Berdasarkan hasil
analisis maka dapat diketahui bahwa SKL Terhadap Bencana Alam di Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh adalah:
Tabel 5.19 SKL Terhadap Bencana Alam Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. SKL Terhadap Bencana Alam Luas (Ha) %
1. Potensi Bencana Alam Rendah 3.390,17 100,00
Sumber: Hasil Analisis, 2020

5.2.4.10 Hasil Kemampuan Lahan


Pengklasifikasikan kemampuan lahan untuk Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
dilakukan dengan cara mengoverlay (intersect) setiap satuan kemampuan lahan yang telah
diperoleh hasil pengalian nilai akhir (tingkatan kemampuan lahan pada setiap SKL) dengan
bobotnya secara satu persatu sehingga diperoleh peta jumlah nilai akhir dikalikan bobot seluruh
SKL secara kumulatif. Hasil pengalian nilai akhir dengan bobot setiap satuan, dalam analisis ini
disebut dengan istilah skor (Skor = nilai akhir x Bobot). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 5.20 Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh
No. Kemampuan Lahan Luas (Ha) %
1. Kemampuan Pengembangan Rendah 24,96 0,74
2. Kemampuan Pengembangan Sedang 1.645,48 48,54
Kemampuan Pengembangan Agak
3. 1.719,72 50,73
Tinggi
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.7 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Morfologi Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.8 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.9 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.10 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.11 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.12 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Untuk Drainase Kawasan Perkotaan
Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.13 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Erosi Kawasan Perkotaan Kecamatan
Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.14 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Pembuangan Limbah Kawasan
Perkotaan Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.15 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Bencana Alam Kawasan
Perkotaan Kecamatan Paseh
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.16 Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Kecamatan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.5 ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN FISIK


Analisis daya dukung lingkungan bertujuan untuk menghitung kemampuan
lingkungan hidup dalam mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain dan
keseimbangan antar keduanya (UU No. 32 Tahun 2009). Sedangkan analisis daya tampung
lingkungan bertujuan untuk menghitung kemampuan lingkungan untuk menampung/menyerap
zat energi dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukan di dalamnya.
Langkah-langkah:
1. Menghitung daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi
masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan anggapan luas
lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang boleh
tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya).
Kemudian dengan asumsi IKK yang terdiri dari 4 orang memerlukan lahan seluas
100 m2. Maka dapat diperoleh daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan
ini sebagai berikut (Permen PU No. 20 tahun 2007 tentang Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik Lingkungan Aspek Ekonomi Aspek Sosial dan Budaya):
50 %(n % ×luaslahan ( m2 ))
Dayatampung ( n )= × 5 jiwa
100
14. Membandingkan daya tampung ini dengan jumlah penduduk
yang ada saat ini dan proyeksinya untuk waktu perencanaan. Untuk daerah yang
melampaui daya tampung berikan persyaratan pengembangannya.
Daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan
kebutuhan lahan (DL). Berikut ini perhitungan daya tampung lahan dan daya dukung lahan di
BWP Perkotaan Paseh.
Tabel 5.21 Daya Dukung Lahan Kecamatan Paseh
Luas Lahan
Proporsi Lahan Persentase
(ha)
Luas Kawasan (ha) y 3.390,17 100%
Kawasan Lindung x 1.870,91 55%
Proporsi Lahan
Lahan Potensial a(y-x) 1.519,26 45%
Terbangun eksisting b 542,43 16%
Proporsi Lahan Eksisting
Non Terbangun Eksisting c 976,83 29%
Proporsi Lahan Non RTH 20%*y d 678,03 20%
Terbangun Lahan Cadangan 10%*y e 339,02 10%
Lahan Sisa (setelah dikurangi RTH dan
a-(d+e) f 502,21 15%
Cadangan)
Sarana&Prasarana 20%*f g 100,44 3%
Proporsi Lahan Kavling Besar 17%*(f-g) h 68,30 2%
Terbangun Kavling Sedang 34%*(f-g) i 136,60 4%
Kavling Kecil 49%*(f-g) j 196,87 6%
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Berdasarkan perhitungan daya dukung lahan BWP Kawasan Perkotaan Paseh, maka
diperoleh luasan lahan potensial yang dapat dikembangkan untuk BWP Kawasan Perkotaan
Paseh seluas 1.519,26 ha (45% dari luas Kawasan Perkotaan) dengan rincian sebagai berikut:
1. Potensi RTH (20%) seluas 678,03 ha;
15. Lahan cadangan (10%) seluas 339,02 ha;
16. Sarana dan prasarana (3%) seluas 100,44 ha;
17. Rumah kavling besar (2%) seluas 68,30 ha;
18. Rumah kavling sedang (4%) seluas 136,60 ha;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

19. Rumah kavling kecil (6%) seluas 196,87 ha.


Berdasarkan perhitungan daya dukung lahan, diperoleh proporsi penggunaan lahan
yang dapat menjadi dasar dalam penentuan rencana pola ruang. Perhitungan tersebut juga
menghasilkan proporsi lahan terbangun (didasarkan pada konsep hunian berimbang) yang dapat
dikonversi menjadi kapasitas tampung jumlah penduduk maksimal yang dapat tinggal di
Kawasan Perkotaan Paseh.
5.2.6 ANALISIS DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
Kemampuan tumbuh kembang suatu wilayah dipengaruhi oleh lingkungan alam,
penduduk dan kegiatan sosial ekonominya. Analisis sebelumnya telah menganalisis lingkungan
alam di wilayah perencanaan yang berpotensi untuk dikembangan menjadi lahan terbangun.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian Berimbang,
ditetapkan proporsi rumah mewah, sedahg, dan rendah adalah 3:2:1 dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Rumah mewah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 4 (empat
) kali harga jual rumah sederhana.
2. Rumah menengah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 1
(satu) sampai dengan 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.
3. Rumah sederhana adalah rumah umum yang dibangun di atas tanah dengan luas
kavling antara 60 m2 sampai dengan 200 m2 dengan luas lantai bangunan paling
sedikit 36 m2 dengan harga jual sesuai ketentuan pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, dapat destimasi dimana kavling rumah kecil sebesar 72 m 2,
kavling sedang 250 m2 dan kavling besar 450 m2. Langkah berikutnya adalah mengetahui
kemampuan wilayah perencanaan dalam menampung penduduk dan kegiatan sosial
ekonominya. Perhitungan daya tampung tersebut berkaitan erat dengan proporsi penggunaan
lahan potensial yang telah dihitung di analisis sebelumnya.
Tabel 5.22 Perhitungan Daya Tampung Lahan Perkotaan di Perkotaan Paseh
Proporsi Perumahan Luas (ha)
Sarana&Prasarana 100,44
KavlingBesar(450m2) 68,30
Proporsi Terbangun (ha)
KavlingSedang(250m2) 136,60
KavlingKecil(72m2) 196,87
Total Luas Perumahan 502,21
Asumsi Perumahan Kepadatan Tinggi (120 rumah/ha) * kavling kecil 23.624
Asumsi Perumahan Kepadatan Sedang (40 rumah/ha) * kavling sedang 5.464
Asumsi Perumahan Kepadatan Rendah (22 rumah/ha) * kavling besar 1.503
Asumsi jumlah rumah 30.591
Daya Tampung (5 jiwa/ rumah) 152.953
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Berdasarkan perhitungan daya tampung, diperoleh total luas yang dapat digunakan
untuk permukiman di BWP Kawasan Perkotaan Paseh adalah 502,21 ha. Luas tersebut
dikonversikan menjadi jumlah rumah yang dapat dibangun secara keseluruhan dengan
menganut konsep hunian berimbang adalah 30.951 unit rumah dengan daya tampung hunian
sebesar 152.953 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk proyeksi tahun 2042 (78.197
jiwa) maka BWP Kawasan Perkotaan Paseh masih dapat menampung jumlah penduduk
proyeksi hingga tahun 2042.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.7 ANALISIS TRANSPORTASI


5.2.7.1 Analisis Sistem Jaringan Jalan
Pola jaringan jalan yang ada di BWP Kawasan Perkotaan Paseh dapat dibedakan
berdasarkan akses eksternal dan internal. Jaringan jalan yang merupakan akses eksternal berpola
linier. Pola linier merupakan pola garis lurus yang menghubungkan dua titik utama, dapat
dilihat pada Jalan Dano – Tolengas yang menghubungkan BWP Kawasan Perkotaan Paseh
dengan wilayah luar. Sedangkan jaringan jalan yang merupakan akses internal memiliki pola
memencar. Pola ini menghubungkan antara unit lingkungan dengan beberapa lokasi
pemukiman/perumahan di kawasan perencanaan.
BWP Kawasan Perkotaan Paseh terdiri dari 3 macam hierarki klasifikasi jalan
berdasarkan fungsinya, yaitu Jalan Arteri, Jalan Lokal, dan Jalan Lingkungan. Adapun data dan
informasi mengenai jaringan jalan di BWP Kawasan Perkotaan Paseh dijelaskan pada tabel
berikut.
Tabel 5.23 Panjang Jalan Berdasarkan Fungsi Jalan di BWP Kawasan Perkotaan Paseh
No Panjang
Fungsi
. (km)
1. Jalan Arteri 10,52
2. Jalan Lokal 8,28
3. Jalan Lingkungan 52,27
4. Jalan Tol 9,84
Cisumdawu
5. Peningkatan Jalan 12,209
Total 98,118
Sumber: RTRW Kabupaten Sumedang, 2018
Tabel 5.24 Jaringan Jalan BWP Perkotaan Paseh
No Lebar Jenis
Nama Jalan Hirarki Kondisi
. Perkerasan Perkerasan
1. Andir Jalan Lain 2,5 m Aspal Baik
2. Babakan Jati Jalan Lain 3m Aspal Baik
3. Calancang Jalan Lain 3m Aspal Berlubang
4. Cicekel Jalan Lain 2m Rabat Beton Berlubang
5. Cipandan Wangi Jalan Lain 3m Aspal Baik
6. Ciparanji Jalan Lain 5m Aspal Rusak
7. Cisahang Jalan Lain 3m Semen Berlubang
8. Dano - Tolengas Arteri Primer 3m Aspal Baik
9. Gg. Flamboyan Jalan Lain 4m Aspal Berlubang
10. Godobus Lokal Primer 2,5 m Aspal Baik
11. Haur Kuning Tonggoh Jalan Desa 3,5 m Aspal Berlubang
12. Jalegong Jalan Lain 3m Aspal Berlubang
13. Jl Setapak (Desa) Jalan Desa 2,5 m Semen Berlubang
14. Kantawijaya Lokal Primer 2,5 m Aspal Baik
15. Meker Mulya Jalan Lain 3m Aspal Baik
16. Paledang Lokal Primer 2,5 m Rabat Beton Baik
17. Paseh-Conggeang- Rencana Kolektor 5m Rabat Beton Baik
Ujungjaya Primer
18. Pemuda Jalan Lain 2,5 m Semen Baik
19. Pongpok Jalan Lain 2m Aspal Baik
20. Salak Jalan Lain 4m Rabat Beton Baik
21. Suka Asih Jalan Lain 2,5 m Aspal Baik
22. Sukatali-Paseh Jalan Lain 3m Aspal Baik
23. Uyut Abbi Jalan Lain 2,5 m Semen Berlubang
Sumber: Hasil Survei dan Kompilasi Data, 2020
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.7.2 Analisis Sistem Kegiatan


Analisis sistem kegiatan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di
jaringan jalan yang menghubungkan antar sistem perkotaan (hirarki perkotaan) dan
mengevaluasi sistem kegiatan dengan kondisi kegiatan yang terdapat pada eksisting. Sistem
kegiatan dibagi menjadi sistem kegiatan primer, sekunder dan tersier.
1. Sistem kegiatan primer adalah kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada di
jaringan jalan arteri dan memiliki skala pelayanan regional.
1. Sistem kegiatan sekunder adalah kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada di
jalan kolektor dan memiliki skala pelayanan lokal (hanya skala perkotaan).
2. Sistem kegiatan tersier adalah kegiatan yang terdapat di hirarki jalan
lokal/lingkungan dan memiliki skala pelayanan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2018 Tentang RTR Kawasan
Perkotaan Cekungan Bandung, pusat kegiatan primer adalah pusat kegiatan utama/hirarki
pertama di Kawasan cekungan bandung yang memiliki fungsi utama sebagai pendorong
perkembangan pertumbuhan kawasan. Sedangkan pusat kegiatan sekunder adalah pusat
kegiatan hirarki kedua di Kawasan ckungan bandung yang keberadaannya untuk mendukung
perkembangan pusat kegiatan sekunder dan lebih lanjut diatur dalam RTRW masing-masing .
Dalam hirarki Sistem perkotaan, Kecamatan Paseh ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) dijelaskan dalam RTRW Kabupaten Sumedang (Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang No 4 Tahun 2018 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang 2018-2038).
Berikut ini adalah sistem perkotaan di Kabupaten Sumedang.
Tabel 5.25 Pusat Kegiatan Kabupaten Sumedang
Hirarki Kecamatan
PKN  Kecamatan Jatinangor
 Kecamatan Tanjungsari
 Kecamatan Cimanggung
 Kecamatan Sukasari
 Kecamatan Pamulihan
PKL  Kecamatan Tanjungsari
 Kecamatan Conggeang
Pusat Perkotaan Kabupaten  Kecamatan Sumedang Selatan
Sumedang  Kecamatan Sumedang Utara
Pusat Perkotaan BUTOGEDE  Kecamatan Buahdua
 Kecamatan Ujungjaya
 Kecamatan Tomo
 Kecamatan Jatigede
PPK  Kecamatan Cimalaka
 Kecamatan Paseh
 Kecamatan Wado
 Kecamatan Rancakalong
 Kecamatan Tanjungkerta
PPL  Kecamatan Cimanggung
 Kecamatan Sukasari
 Kecamatan Pamulihan
 Kecamatan Ganeas
 Kecamatan Cisitu
 Kecamatan Situraja
 Kecamatan Darmaraja
 Kecamatan Jatinunggal
 Kecamatan Surian
 Kecamatan Tanjungmedar
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Hirarki Kecamatan
 Kecamatan Cisarua
 Kecamatan Cibugel

Berikut ini adalah penjelasan terkait sistem kegiatan yang terdapat di Paseh,
berdasarkan ruas jalan yang menghubungkan sistem perkotaan:
1. PPK Paseh dengan PKN Jatinangor (Cekungan Bandung) dihubungkan dengan jalan
bebas hambatan ruas jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dengan
posisi pintu tol terdapat pada Desa Bongkok, Kecamatan Paseh.
2. PPK Paseh dengan PKN Jatinangor (Cekungan Bandung) juga dihubungkan dengan
jalan nasional dengan tipe 2/2 UD (undivided) memiliki hirarki arteri karena ruas
jalan ini selain menghubungkan PPK paseh dengan PKN jatinangor, jalan ini juga
menghubungkan secara umum Kabupaten Sumedang menuju Kabupaten Majalengka
dan Kota Bandung. Karena pada kondisi eksisting di ruas jalan ini masih banyak
terdapat lahan tidak terbangun, maka dapat diprediksikan kedepannya perkembangan
di ruas jalan ini adalah kegiatan primer.
3. PPK Paseh dengan Pusat Perkotaan Kabupaten Sumedang dihubungkan dengan jalan
nasional dengan tipe 2/2 UD (undivided) memiliki hirarki arteri.
4. PPK Paseh dengan PKL terdekat, yaitu PKL Conggeang dihubungkan dengan jaan
Legok-Conggeang yang akan direncanakan peningkatan menjadi jalan provinsi yang
memiliki hirarki kolektor primer dengan tipe 2/2 UD (undivided). Jalan ini juga
merupakan jalan di kecamatan sekitar cincin gunung Tampomas yang berpotensi
dikembangkan. Ruas jalan tol cisumdawu juga memiliki posisi pintu keluar pada
jalan ini sehingga kedepannya diprediksikan terjadi perkembangan pesat di sekitar
pintu tol.
5. PPK Paseh dengan Pusat Perkotaan BUTOGEDE Tomo, yang selanjutnya
berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, dihubungkan dengan tol cisumdawu yang
akan disambungkan dengan tol Cikopo-Palimanan (cipali).
6. PPK Paseh dengan Pusat Perkotaan BUTOGEDE Tomo, yang selanjutnya
berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, juga dihubungkan dengan jalan nasional
dengan tipe 2/2 UD (undivided) memiliki hirarki arteri.
5.2.7.3 Analisis Sistem Pergerakan
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan pergerakan
manusia dan barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan atau orang/pejalan kaki.
Pergerakan adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari. Kebutuhan akan pergerakan selalu
menimbulkan permasalahan, khususnya pada saat orang ingin bergerak untuk tujuan yang sama
di dalam daerah tertentu dan pada saat yang bersamaan. Salah satu usaha untuk memahami hal
tersebut adalah dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi, misalnya dari mana akan
ke mana, besarannya dan kapan pergerakan tersebut terjadi. Oleh karenanya diperlukan
informasi mengenai pola pergerakan atau pergerakan manusia dan barang yang biasanya
diwakili dengan Origin Destination Matrix (OD Matrix) atau Matriks Asal Tujuan (MAT).

A. Pola Pergerakan Regional


Kawasan Perkotaan Paseh memiliki pola pergerakan regional di ruas jalan dengan
hierarki jalan arteri dan kolektor yaitu Jl. Nasional yang menghubungkan Kawasan Perkotaan
Paseh dengan PKN Cekungan Bandung dan ibu kota Kabupaten. Selain itu terdapat Jl. Legok-
Conggeang yang menghubungkan Kawasan Perkotaan Paseh dengan PKL Conggeang, sehingga
terjadi tarikan dengan sarana dan kawasan-kawasan yang berada di Kawasan Perkotaan Paseh
dengan sekitarnya. Selain itu pergerakan regional di erkotaan Paseh juga dapat melalui tol
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

cisumdawu dengan pintu tol keluar di Desa Bongkok.

Gambar 5.3 Jalan Nasional

B. Pola Pergerakan Lokal


Sistem pergerakan lokal yang terdapat di Kawasan Perkotaan Paseh merupakan pola
pegerakan berawal dari permukiman menuju fasilitas dan pusat pelayanan yang terdapat di
Kawasan Perkotaan Paseh seperti pendidikan, perkantoran, dan pelayanan umum, perdagangan
dan jasa, pariwisata serta fasilitas lainnya.
1. Pergerakan menuju daerah pendidikan
Kawasan Perkotaan Paseh memiliki beberapa sarana pendidikan yang
tersebar di beberapa kelurahan mulai dari TK,SD,SMP hingga SMA. Sarana
pendidikan di Kawasan Perkotaan Paseh menjadi tarikan bagi masyarakat pada hari
dan waktu kerja mulai pukul 06.30 - 07.15 pagi serta pukul 13.00 - 15.00 WIB.
20. Pergerakan menuju kantor pemerintah dan pelayanan umum
Sarana pemerintahan di Kawasan Perkotaan Paseh memusat pada jaringan jalan
utama dan pusat kota. Sarana pemerintahan menjadi tarikan bagi masyarakat pada
hari kerja mulai pukul 07.30 sampai dengan 16.00 WIB.
21. Pergerakan menuju perdagangan dan jasa
Salah satu pergerakan masyarakat menuju sarana perdagangan dan jasa di Kawasan
Perkotaan Paseh adalah pasar dan pertokoan di sepanjang koridor jalan. Pergerakan
ini dimulai dari pukul 06.00 -19.00 WIB.
22. Pergerakan menuju fasilitas lainnya
Pergerakan menuju fasilitas umum lainnya yang ada di Kawasan Perkotaan Paseh
terjadi pada masjid, gereja, puskesmas dan lain-lain. Pergerakan ini terjadi setiap
harinya dengan waktu yang beragam.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.17 Sistem Transportasi Kabupaten Sumedang


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.18 Sistem Transportasi Perkotaan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.8 ANALISIS BIDANG PERTANAHAN


Status kepemilikan lahan atau tanah menjadi bukti tertulis yang mendapatkan
pengakuan hukum.  Di Indonesia, status kepemilikan tanah diatur dalam Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA) No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria. Jenis status kepemilikan
tanah ada beberapa tingkatan, yaitu Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak
Pakai, Hak Satuan Rumah Susun, Tanah Petok, Hak Sekunder dan Hak lainnya. Adapun status
kepemilikan tanah / lahan di Kawasan Perkotaan Paseh dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 5.26 Luas Bidang Kepemilikan Tanah Perkotaan Paseh
Grand
Bidang Kepemilikan Tanah
Desa/ Total
Kelurahan Hak Guna Hak Hak
Hak Pakai Kosong
Bangunan Milik Wakaf
Bongkok 40,50 0,17 0,13 6,60 47,39
Cijambe 55,78 7,85 63,63
Citepok 34,40 6,49 40,89
Haurkuning 40,43 7,39 47,83
Legok Kaler 1,69 85,91 35,71 123,31
Legok Kidul 52,47 0,10 10,98 63,56
Padanaan 0,20 82,41 1,26 9,20 93,08
Paseh Kaler 102,55 18,24 120,79
Paseh Kidul 0,52 33,81 0,01 3,78 38,12
Pasireungit 24,30 5,95 30,26
Grand Total 2,42 552,56 1,43 0,24 112,20 668,85
Sumber: BPN Kabupaten Sumedang, 2020
Peta 5.19 Persentase Bidang Kepemilikan Tanah Perkotaan Paseh
Persentas
Bidang Kepemilikan Tanah
Desa/ e Total
Kelurahan Hak Guna Hak Hak
Hak Pakai Kosong
Bangunan Milik Wakaf
Bongkok 0% 7,33% 11,75% 52,67% 5,88% 7,09%
Cijambe 0% 10,09% 0% 0% 6,99% 9,51%
Citepok 0% 6,22% 0% 0% 5,79% 6,11%
Haurkuning 0% 7,32% 0% 0% 6,59% 7,15%
Legok Kaler 69,96% 15,55% 0% 0% 31,83% 18,44%
Legok Kidul 0% 9,50% 0% 43,03% 9,79% 9,50%
Padanaan 8,45% 14,91% 88,25% 0% 8,20% 13,92%
Paseh Kaler 0% 18,56% 0% 0% 16,26% 18,06%
Paseh Kidul 21,59% 6,12% 0% 4,30% 3,37% 5,70%
Pasireungit 0% 4,40% 0% 0% 5,31% 4,52%
Persentase
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Total
Sumber: Hasil Analisis,, 2020
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

140

120
18.24
35.71
100
9.20
80 1.26

60 7.85 10.98
0.1 102.55
6.60 7.39 85.91 82.41
40 0.13
0.17 6.49 3.78
0.01
55.78 52.47 5.95
20 40.50 34.40 40.43 33.81
24.30
0 1.69 0.2 0.52
ok be po
k ng er ul a n er ul it
gk m ti e uni Kal Kid na Ka l
Kid ung
n ja k k k da h e
Bo Ci C ur go go Pa se
h
se si r
Ha Le Le Pa Pa Pa

Bidang Kepemilikan Tanah Kosong Bidang Kepemilikan Tanah Hak Wakaf


Bidang Kepemilikan Tanah Hak Pakai Bidang Kepemilikan Tanah Hak Milik
Bidang Kepemilikan Tanah Hak Guna Bangunan

Gambar 5.4 Distribusi Kepemilikan Bidang Tanah Perkotaan Paseh


Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa desa yang memiliki bidang tanah
terdaftar paling luas terdapat pada Desa Legok Kaler dengan status kepemilikan terbesar adalah
hak guna bangunan sebanyak 69,96% dari bidang tanah di desa tersebut. Sedangkan desa yang
memiliki bidang tanah terdaftar yang terkecil adalah Desa Pasireungit.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.20 Bidang Tanah Perkotaan Paseh


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.9 PENCERMATAN PER SEGMEN GARIS DELINEASI


Analisis pencermatan per segmen garis adalah duatu upaya untuk menyesuaikan
batas delineasi sesuai dengan kondisi eksisting dan bidang tanah. Adapun hasil pencermatan per
segmen garis dapat merubah luas delineasi secara keseluruhan. Kegunaan pencermatan per
segmen garis delineasi adalah untuk mendetilkan batas sehingga dapat digunakan dalam
perencsnaan skala 1:5.000. Data yang dibutuhkan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1. Data citra terbaru
Data citra terbaru menggunakan citra yang didownload menggunakan
software SAS planet dengan menggunakan citra google satelite tahun 2020 sebagai
pertimbangan.
2. Data bidang tanah
Data bidang tanah menggunakan data dari BPN Kabupaten Sumedang
tahun 2020
Berdasarkan hasil pencermatan, dapat diketahui terdapat pergeseran luas delineasi
perkotaan dari 3.390,17 ha menjadi 3.396,51 ha. Selisih perbedaan luas delineasi sebanyak
kurang lebih 6 ha. Berikut ini adalah proses dan hasil justifikasi pencermatan segmen garis di
kawasan perkotaan Paseh.
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.21 Proses Pencermatan Garis Per Segmen


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Peta 5.22 Justifikasi Penentuan Garis


Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

5.2.10 ANALISIS KELEMBAGAAN


Perangkat daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pembantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
dinas daerah, lembaga teknis daerah, Kecamatan dan Kelurahan/Desa. Berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025, area
perubahan reformasi birokrasi meliputi bidang organisasi, tata laksana, peraturan perundang -
undangan, sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, pola
pikir dan budaya kerja aparatur.
Adapun struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan Kabupaten Sumedang
dijelaskan pada gambar dibawah ini:
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Gambar 5.5 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang


Sumber: Perda Kabupaten Sumedang Nomor 11 Tahun 2016
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Tugas dan Wewenang:


1. Bupati
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten Sumedang.
w. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (Perda).
x. Menetapkan perda yang telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten
Sumedang.
y. Menyusun serta mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada
DPRD Kabupaten Sumedang.
z. Melaksanakan tugas serta wewenang yang sesuai dengan peraturan perundang –
undangan.
4. Wakil Bupati
a. Membantu Bupati dalam memimpin jalannya pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
aa. Menindaklanjuti setiap laporan dan/atau temuan hasil pengwasan aparat
pengawasan.
bb.Memantau dan mengevaluasi setiap penyelenggaraan pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang.
cc. Memberi saran dan pertimbangan kepada Bupati dalam melaksaanakan
pemerintahan di Kabupaten Sumedang.
dd.Melaksanakan tugas serta wewenang yang sesuai dengan peraturan perundang –
undangan.
5. Sektretaris Daerah mempunyai Tugas Pokok membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan menyusun
kebijakan umum penyelenggaraan pemerintahan dan mengoordinasikan Dinas
Daerah dan Badan Daerah. Uraian tugas sekretaris daerah adalah sebagai berikut:
a. menetapkan kebijakan umum penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan administratif kepada seluruh Perangkat Daerah;
ee. mengendalikan kegiatan ketatausahaan, rumah tangga, keuangan dan
kepegawaian Sekretariat Daerah;
ff. menetapkan dan mengendalikan perumusan produk hukum daerah, perumusan
kebijakan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, keuangan, pengelolaan
sumber daya aparatur, sarana dan prasarana Pemerintah Daerah;
gg.mengendalikan evaluasi laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan
tiap Perangkat Daerah;
hh.menetapkan kebijakan teknis pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan
kegiatan bidang pemerintahan, pembangunan dan administrasi;
ii. menetapkan hasil kajian kebijakan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan administrasi;
jj. mengendalikan kegiatan pelayanan administratif kepada pimpinan dan seluruh
Perangkat Daerah;
kk.mengendalikan kegiatan penyelenggaraan pembinaan bidang pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan administrasi;
ll. mengendalikan koordinasi bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
administrasi dengan seluruh Perangkat Daerah;
mm. mengendalikan pengembangan kinerja pegawai Pemerintah Daerah;
nn.mengendalikan proses penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
oo.mengendalikan pembinaan pegawai negeri sipil daerah;
pp.mengendalikan pengelolaan keuangan dan aset daerah; dan
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

qq.melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
23. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan mempunyai
Tugas Pokok membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan kegiatan bidang
pemerintahan umum dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. mengawasi pelaksanaan kegiatan koordinasi dan kerja sama Pemerintah Daerah
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, Daerah Otonom dan organisasi nonpemerintah;
b. mengawasi pelaksanaan kegiatan koordinasi antar Perangkat Daerah;
c. mengendalikan dan mengkaji perumusan kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, kecamatan, kelurahan dan desa;
d. mengawasi pelaksanaan kegiatan koordinasi di bidang administrasi kewilayahan;
e. mengawasi dan mengoordinasikan penyusunan peraturan daerah, peraturan
bupati, peraturan bersama, keputusan bupati, dan produk hukum daerah lainnya;
f. mengawasi kegiatan pelayanan bidang hukum pemerintahan daerah;
g. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan pengembangan jaringan dokumentasi
dan informasi hukum;
h. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan penataan kelembagaan,
ketatalaksanaan dan akuntabilitas pendayagunaan aparatur Pemerintah Daerah;
i. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan kerja sama antar-pemerintahan dan
luar negeri, kerja sama swasta dan lembaga pendidikan serta pengendalian dan
evaluasi kerja sama; dan
j. melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
24. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan mempunyai
Tugas Pokok membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan kegiatan bidang
pembangunan dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. mengkaji dan mengawasi koordinasi penyusunan kebijakan bidang ekonomi,
kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan pengadaan barang
dan jasa;
rr. mengawasi kegiatan evaluasi dan monitoring pelaksanaan pembangunan bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan
pengadaan barang dan jasa;
ss. mengawasi dan mengoordinasikan penggunaan anggaran pembangunan bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan
pengadaan barang dan jasa;
tt. mengawasi dan mengoordinasikan fasilitasi penyelesaian permasalahan dan
dampak pembangunan bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian
pembangunan dan layanan pengadaan barang dan jasa;
uu.mengoordinasikan fasilitasi pembangunan lintas sektoral/lintas daerah bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, pengendalian pembangunan dan layanan
pengadaan barang dan jasa; dan
vv.melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
25. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum
mempunyai Tugas Pokok membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan
kegiatan bidang umum, hubungan masyarakat dan protokol, keuangan dan
pengelolaan barang daerah dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan ketatausahaan, rumah tangga,
keuangan dan kepegawaian Bupati, Wakil Bupati dan Sekretariat Daerah;
ww. mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan kehumasan Pemerintah Daerah;
xx.mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan keprotokolan Pemerintah Daerah;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

yy.mengawasi dan mengoordinasikan penyusunan kebijakan pengelolaan keuangan


Pemerintah Daerah;
zz. mengawasi dan mengoordinasikan pengelolaan keuangan Bupati, Wakil Bupati
dan Sekretariat Daerah;
aaa. mengawasi dan mengoordinasikan pengelolaan barang daerah; dan
bbb. melaksanakan tugas lain sesuai dengan Tugas Pokok dan bidang tugasnya.
26. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
a. penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan daya air
pada wilayah sungai;
ccc. penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana kegiatan
pengelolaan sumber daya air pada sungai;
ddd. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan/penerapan pola pengelolaan sumber
daya air dan rencana pengelolaan;
eee. mengendalikan penanganan bencana alam, jalan, jembatan dan irigasi;
fff.pelaksanaan koordinasi pemograman dan perencanaan teknik jalan, konektivitas
sistem jaringan jalan dengan sistem moda trasportasi bersama instansi terkait;
ggg. pelaksanaan perencaaan teknik jalan, jembatan, penerangan jalan umum,
peralatan dan pengujian;
hhh. pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan serta jembatan, dan penerangan
jalan umum;
iii. pelaksanaan evaluasi dan penetapan laik fungsi, audit keselamatan jalan dan
jembatan serta leger jalan;
jjj. pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan lintas
sungai daerah kabupaten/kota;
kkk. mengembangkan sistem dan pengelolaan kompetensi tenaga ahli konstruksi;
lll. menyelenggarakan sistem jasa konstruksi cakupan daerah kabupaten;
mmm. melaksanakan kebijakan pembinaan, menyebarluaskan peraturan
perundang-undangan, menyelenggarakan pelatihan, bimbingan teknis, dan
penyuluhan jasa konstruksi di wilayah kabupaten;
nnn. mengembangkan dan meningkatkan kapasitas badan usaha jasa konstruksi di
wilayah kabupaten;
ooo. melaksanakan pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib
pemanfaatan jasa konstruksi di wilayah kabupaten;
ppp. melaksanakan pembinaan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi tingkat
kabupaten dan asosiasi jasa konstruksi di wilayah kabupaten;
qqq. meningkatkan kemampuan teknologi, penggunaan dan nilai tambah jasa dan
produk konstruksi dalam negeri di wilayah kabupaten;
rrr.pengembangan pasar dan kerjasama konstruksi di wilayah kabupaten;
sss. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang
pengaturan penataan ruang daerah kabupaten;
ttt. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang
perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten dan kawasan strategis kabupaten;
uuu. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten dan kawasan strategis kabupaten;
vvv. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan pembinaan penataan ruang
kepada kabupaten dan masyarakat;
www. penyiapan bahan kerjasama penataan ruang antar Kabupaten dan
pemfasilitasi kerjasama penataan ruang antar kabupaten/kota;
xxx. pelaksanaan administrasi Dinas;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

yyy. menetapkan dokumen rencana umum pengadaan barang dan jasa pemerintah
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan
zzz. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang tugasnya.
27. Dinas Lingkungan Hidup
a. Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dalam
rangka pelaksanaan sebagian tugas Bupati di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan
b. Perumusan kebijakan di bidang penataan dan penaatan hukum lingkungan,
pengendalian lingkungan dan peningkatan kapasitas, bidang kebersihan dan
pertamanan, dan bidang kehutanan;
c. Pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
e. Pelaksanaan administrasi dinas bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
f. Pelaksan aan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
28. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum;
aaaa.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan
umum;
bbbb. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum;
cccc.Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan,
kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;
dddd. Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas;
eeee.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
29. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
a. menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan ketatausahaan, rumah tangga,
keuangan dan kepegawaian Dinas;
ffff. menetapkan kebijakan perencanaan umum, perencanaan strategis, dan peraturan
perundangundangan penanaman modal daerah;
gggg. menetapkan kebijakan pemberian fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal, pembuatan peta potensi investasi yang menjadi kewenangan
daerah;
hhhh. menetapkan kebijakan pengembangan peluang dan potensi penanaman
modal daerah;
iiii. menetapkan kebijakan identifikasi potensi sumber daya alam, kelembagaan dan
sumber daya manusia termasuk pengusaha mikro, kecil, menengah, koperasi dan
besar;
jjjj. menetapkan kebijakan pembinaan penanaman modal melalui peningkatan
kemitraan, daya saing yang adil dan penyebaran informasi penanaman modal;
kkkk. melaksanakan koordinasi pelaksanaan penanaman modal daerah;
llll. melaksanakan koordinasi pelaksanaan, perencanaan, pengembangan promosi,
kerjasama, iklim investasi dan pengendalian penanaman modal;
mmmm. melaksanakan fasilitasi penyelesaian masalah penanaman modal;
nnnn. melaksanakan koordinasi penanaman modal dalam daerah yang
menjalankan kegiatan penanaman modal di luar daerah;
oooo. menyelenggarakan pelayanan perizinan dan nonperizinan secara
terpadu 1 (satu) pintu di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan
daerah;
Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR OSS Kabupaten Sumedang 2020
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

pppp. menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi perizinan dan


nonperizinan yang terintegrasi pada tingkat daerah;
qqqq. menetapkan dokumen rencana umum pengadaan barang dan jasa
pemerintah pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
dan
rrrr. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang tugasnya
5.3 HASIL ALTERNATIF DELINEASI
Hasil alternatif delineasi muncul setelah muncul berbagai analisis yang telah
dilaksanakan. Adapun alternatif delineasi perkotaan Kecamatan Paseh adalah sebagai berikut.
5.3.1 Alternatif Pertama
Alternatif pertama yaitu mengambil seluruh bagian wilayah Kecamatan Paseh
sebagai Kawasan Perkotaan. Alternatif ini muncul mempertimbangkan bahwa Kabupaten
Sumedang memiliki luas kecamatan yang relatif ideal untuk disusun RDTR sehingga dapat
penggunakan batas administrasi sebagai penentu kawasan perencanaan. Selain itu, secara
administratif Kecamatan Paseh memiliki luas lahan yang ideal berkisar 3.000-5.000 ha. Oleh
karena itu, alternatif pertama dapat menjadi opsi.
Tabel 5.27 Luas wilayah perencanaan Alternatif Pertama
Kecamatan Desa Luas (ha)
Kecamatan Paseh Desa Citepok 228,74
Desa Haurkuning 181,93
Desa Cijambe 347,37
Desa Legok Kidul 204,30
Desa Pasireungit 295,65
Desa Paseh Kidul 182,32
Desa Legok Kaler 304,64
Desa Paseh Kaler 397,39
Desa Bongkok 360,35
Desa Padanaan 887,47
Total 3.390,17
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Peta 5.23 Delineasi Alternatif Pertama Kawasan Perkotaan Paseh
5.3.2 Alternatif Kedua
Alternatif pertama yaitu mengambil seluruh bagian wilayah Kecamatan Paseh dan
sebagian Desa Jambu Kecamatan Conggeang sebagai Kawasan Perkotaan. alternatif ini muncul
mempertimbangkan kondisi pengembangan pintu tol yang juga akan melewati Kecamatan
Conggeang khususnya Desa Jambu. Memasukkan Desa Jambu sebagai bagian dari wilayah
perencanaan dapat mengakomodasi perluasan perkotaan yang berpotensi muncul ketika telah
dibangun pintu tol. Selain itu, alternatif kedua memiliki luas lahan yang ideal berkisar 3.000-
5.000 ha. Oleh karena itu, alternatif kedua juga dapat menjadi opsi.
Tabel 5.28 Luas wilayah perencanaan Alternatif Kedua
Kecamatan Desa Luas (ha)
Kecamatan Paseh Desa Citepok 228,74
Desa Haurkuning 181,93
Desa Cijambe 347,37
Desa Legok Kidul 204,30
Desa Pasireungit 295,65
Desa Paseh Kidul 182,32
Desa Legok Kaler 304,64
Desa Paseh Kaler 397,39
Desa Bongkok 360,35
Desa Padanaan 887,47
Kecamatan Conggeang Desa Jambu 70,91
Total 3.461,07
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Peta 5.24 Delineasi Alternatif Kedua Kawasan Perkotaan Paseh
5.3.3 Pemilihan Delineasi Kawasan Perkotaan Sumedang berdasarkan
Kesepakatan
Penyepakatan delineasi kawasan perkotaan Kecamatan Paseh dilaksanakan melalui
forum Focus Group Discussion (FGD). Adapun FGD dilaksanakan hari Selasa tanggal 8
Desember 2020 bertempat di Hotel Sapphire Home, Kabupaten Sumedang bersama OPD terkait
antara lain sebagai berikut:
1. Kasubdit Perencanaan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Daya Dukung
Lingkungan Wilayah I
2. an. Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Kepala Bagian Hukum
3. an. Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Kepala Biro Humas dan Protokol
4. Kepala BAPPPPEDA Kabupaten Sumedang
5. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sumedang
6. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang
7. Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumedang
8. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang
9. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang
10. Kepala Dinas KUMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sumedang
11. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumedang
Hasil kesepakatan delineasi adalah seluruh bagian wilayah administrasi Kecamatan
Paseh seluas kurang lebih 3.390,17 ha meliputi Desa Bongkok, Desa Cijambe, Desa Citepok,
Desa Haurkuning, Desa Legok Kaler, Desa Legok Kidul, Desa Padanaan, Desa Paseh Kaler,
Desa Paseh Kidul, dan Desa Pasireungit.
Alternatif pertama dipilih karena kelemahan dari alternatif 2 yang meliputi Desa
Jambu di Kecamatan Conggean terletak jauh dari perkotaan di Kecamatan Paseh. Oleh karena
itu, lebih memungkinkan dan direkomendasikan agar Kecamatan Conggean yang meliputi Desa
Jambu dan sekitarnya untuk disusun dokumen RDTR yang terpisah dari Kecamatan Paseh
sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayahnya. Selain itu, RDTR untuk wilayah
Kecamatan Conggeang sudah direncanakan untuk disusun dan Desa Jambu yang secara
geografis lebih dekat dengan wilayah perkotaan Conggeang. Hal ini menyebabkan Desa Jambu
lebih baik untuk di masukkan ke dalam wilayah perkotaan Conggeang.

Anda mungkin juga menyukai