BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Bab III-1
Laporan Fakta dan Analisa
Tabel 3.1.
Desa dan Luas di Kecamatan Daha Selatan
Bab III-2
Laporan Fakta dan Analisa
Bab III-3
Laporan Fakta dan Analisa
3.3. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Daha Selatan sampai akhir tahun 2014 adalah
45.783 Jiwa dengan jumlah terbanyak berada di Desa Baruh Jaya 6.810 Jiwa dan yang
paling sedikit di Desa Munig Dalam sebanyak 406 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini ;
Tabel 3.2.
Jumlah Penduduk di Kecamatan Daha Selatan
Jumlah penduduk sebesar 48.184 jiwa pada tahun 2016 di Kecamatan Daha
Selatan, terdiri dari 13.154 Keluarga dengan jumlah jiwa tiap keluarga (KK) 3 jiwa. Jumlah
Bab III-4
Laporan Fakta dan Analisa
keluarga (KK) terbanyak terdapat di Desa Baruh Jaya 2.345 KK dan yang paling sedikit di
Desa Muning Dalam 146 KK. Untuk lebih jelasnya dapat lihat tabel beirkut ;
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga
di Kecamatan Daha Selatan
3.4. Fasilitas
3.4.1. Pendidikan
Fasilitas pendidikan Taman Kanak-kanak distribusinya sudah mencapi 12 unit di
seluruh Kecamatan Daha Selatan. Adapun distribusi terbanyak di Desa Tambangan
sebanyak 2 unit. Berikut ini adalah tabel distribusi penyebaran fasilitas pendidikan Taman
kanak-kanak.
Bab III-5
Laporan Fakta dan Analisa
Tabel 3.4.
Jumlah Fasilitas Pendidikan TK
di Kecamatan Daha Selatan
Bab III-6
Laporan Fakta dan Analisa
Tabel 3.5.
Jumlah Fasilitas Pendidikan SD,SLTP, SLTA
di Kecamatan Daha Selatan
Bab III-7
Laporan Fakta dan Analisa
Tabel 3.6.
Jumlah Tenaga Medis dan Para Medis
di Kecamatan Daha Selatan
Bab III-8
Laporan Fakta dan Analisa
Tabel 3.7.
Jumlah Fasilitas Kseshatan
di Kecamatan Daha Selatan
Penduduk Kecamatan Daha Selatan mayoritas beragama Islam, dan fasililitas yang
terbanyak adalah fasilitas peribadatan untuk umat Islam. Untuk masjid berjumlah 8 unit
dan musholla 82 unit. Berikut ini adalah tabel distribusi untuk fasilitas peribatan di
Kecamatan Daha Selatan ;
Bab III-9
Laporan Fakta dan Analisa
Tabel 3.8.
Jumlah Fasilitas Peribadatan
di Kecamatan Daha Selatan
Bab III-10
Laporan Fakta dan Analisa
3. Kawasan Pendukung 1
- Desa Tumbukan Banyu
- Desa Pandan Sari
4. Kawasan Pendukung 2
- Desa Sungai Pinang
- Desa Banjar Baru
3.5.2. Kondisi Fisik Dasar
1. Topografi
Secara umum kondisi Topografi dataran rendah dengan kemiringan 0-2%. Ketinggian 0-
7 dpl. Kondisi ini terjadi karena kawasan ini berada pada kawasan rawa yang berada di
dataran rendah
2. Geologi
Dominasi alluvial Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk
lahan pertanian. Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya
tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung
api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk
persawahan. Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai. Berdasarkan
sifat atau ciri-cirinya ;
a. Tekstur
Tekstur tanahnya liat atau liat berpasir
b. Struktur
Tanah Aluvial yang dipersawahan akan berbeda sifat morfologisnya dengan tanah
yang tidak dipersawahan. Perbedaan yang sangat nyata dapat dijumpai pada
epipedonnya, dimana pada epipedon yang tidak pernah dipersawahan berstruktur
granular. Sedangkan epipedon tanah Aluvial yang dipersawahan tidak berstruktur.
c. Warna
Tanah Aluvial yang dipersawahan akan berbeda sifat morfologisnya dengan tanah
yang tidak dipersawahan. Perbedaan yang sangat nyata dapat dijumpai pada
epipedonnya, dimana pada epipedon yang tidak pernah dipersawahan berwarna coklat
tua (10 YR 4/3). Sedangkan epipedon tanah Aluvial yang dipersawahan warnanya
berubah menjadi kelabu (10 YR5/1).
Bab III-11
Laporan Fakta dan Analisa
3. Hidrologi ;
Kawasan berawa juga merupakan daerah pertemuan 2 (dua) anak sungai Barito yaitu
sungai Amandit yang hulunya di wilayah Kab Hulu Sungai Selatan dan sungai Batang Alai
yang hulunya di wilayah Kabupaten lain yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
4. Klimatologi
Curah Hujan tertinggi 2016 Bulan Maret 487,9 mm ,terendah Bulan Juli 71,6 mm Jumlah
hari hujan tertinggi 27 hari (Bulan Desember) Terendah 4 hari (Bulan Agustus).
3.5.3. Kependudukan
Sebagai sebuah kawasan yang relatif padat jika dilihat dari tingkat huniannya, maka
di kawasan perkotaan Kecamatan Daha Selatan memiliki jumlah penduduk yang relatif
padat. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini ;
Tabel 3.9. Jumlah Penduduk Perkotaan Daha Selatan 2012-2016
Jumlah Penduduk
No Kawasan Perkotaan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Bayanan 1775 1848 1855 1902 1919
2 Tumbukan Banyu 2483 3083 3138 3174 3161
3 Banjarbaru 2984 2729 2829 2848 2910
4 Sungai Pinang 2355 2272 2330 2374 2401
5 Pandan Sari 1346 1506 1556 1562 1572
Jumlah 10943 11438 11708 11860 11963
Sumber ; Kecamatan Dalam Angka 2012-2016
Bab III-12
Laporan Fakta dan Analisa
dengan luas 45,09 Ha, dan perdagangan jasa 4,82 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai pola
penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini ;
Tabel 3.11.
Pola Penggunaan Lahan
Perkotaan Daha Selatan Tahun 2017
No Guna Lahan Luas (Ha)
1 Fasilitas Olahraga 4,11
2 Pertahanan dan Keamanan 0,37
3 Kesehatan 0,07
4 Lahan Basah 342,43
5 Pendidikan 2,77
6 Perdagangan dan Jasa 4,82
7 Peribadatan 0,45
8 Perkantoran 2,77
9 Permukiman 45,09
10 RTH 0,11
11 Sarana Transportasi 0,55
Sumber ; Survey dan perhitungan 2017
Bab III-13
Laporan Fakta dan Analisa
Bab III-14
Laporan Fakta dan Analisa
2. Kelistrikan
Secara umum suplai daya listrik di kawasan perencanaan sudah mencapai > 98%
sehingga sebagian besar penduduk telah dapat menikmati aliran listrik. Sumber listrik ini
merupakan pasokan dari jaringan interkoneksi Kalimantan Selatan yang memiliki variasi
Bab III-15
Laporan Fakta dan Analisa
5. Drainase
Untuk sistem drinase menggunakan pola alami yaitu memanfaatkan lahan yang
dominasinya adalah rawa pasang surut. Dengan dominasi lahan berupa rawa pasang
surut tersebut maka air permukaan akan langsung tergenang di rawa tersebut. Kondisi
ini didukung kearifan lokal dimana pola hunian menggunakan konstruksi panggung,
sehingga terdapat ruang di bawah tiap hunian. Dengan demikian keberadaan konstruksi
panggung mendukung ekosistem dimana drinase alami tidak terabaikan.
Bab III-16
Laporan Fakta dan Analisa
6.
Persampahan dan Sanitasi
Kondisi persampahan relatif masih kurang,
karena banyak ditemui sampah yang berada di
kawasan perumukiman. Jika dilihat pelayana
persampahan yang ada berupa 2 unit TPS
Kontainer di Pasar Nagara Dominasi perlakuan p
enanganan sampah domestik (rumah tangga) dikumpulkan kemudian diangkut 3x
seminggu.
3.5.6. Perkonomian
1. Pertanian
Buah yang telah dibudidayakan secara baik dan memiliki
pangsa pasar yang baik pula yaitu buah Semangka.
Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-
ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah
setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih
sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon
(Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka
biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus.
Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat
dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci. Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan
lainnya, habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif
dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter.
Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil
(diameter 3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis
bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen),
dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga
banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa
pembesaran berbentuk oval. Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau
pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging
buahnya yang berair berwarna merah atau kuning. Konsentrasi pembudidayaan
Semangka pada akhir tahun 2016 di Kecamatan Daha Selatan (122.370 Kwt), Daha
Barat (2.572 Kwt), dan Daha Utara (5.600 Kwt).
2. Perikanan Darat
Bab III-17
Laporan Fakta dan Analisa
Sebagai sebuah kawasan yang secara rutin mengalami genangan air dalam jumlah
besar, maka rawa Batang Banyu merupakan salah satu kawasan yang mampu menjadi
salah satu sentra budidaya maupun penangkapan ikan air tawar. Jenis ikan yang
menjadi andalan adalah ikan gabus, nila, lele, dan patin.
Pengembagan perikanan darat ini memiliki potensi yang baik, mengingat pada kawasan
rawa Batang Banyu ada beberapa kawasan yang memiliki rawa lebak yang memiliki
volume air yag relatif stabil sehingga layak untuk pengembangan perikanan air tawar.
Untuk lebih jelasnya mengenai produksi perikanan air tawar dapat dilihat pada tabel
berikut ini ;
Tabel 3.5.
Luas dan Jumlah Produksi Komoditi Perikanan Darat
Perikanan
Kecamatan Perikanan Budidaya (Ton)
Kolam Keramba Jaring Apung
Daha Barat 54,84 1688,23 0
Daha Selatan 63,28 3130,59 0
Daha Utara 46,4 2469,51 134,98
Kalumpang 50,62 32,78 0
Sumber ; BPS kabupaten HSS 2016
Bab III-18
Laporan Fakta dan Analisa
Bab III-19