Anda di halaman 1dari 14

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik


Kabupaten Kolaka Timur dengan luas wilayah 3.745,72 km2 atau sebesar 2,5 % dari luas Provinsi
Sulawesi Tengggara, secara yuridis terbentuk pada tanggal 22April tahun 2013 dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 08 tahun 2013, dimana sebelumnya wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten Kolaka.
Secara geografis, Kabupaten Kolaka Timur merupakan salah satu daerah di jazirah tenggara pulau
Sulawesi dan secara geografis terletak pada bagian barat Propinsi Sulawesi Tenggara memanjang dari
utara ke selatan berada diantara 2 o00’ – 5o00’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara
120o45’ – 124o06’ Bujur Timur.
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Kolaka Timur berdasarkan bentuk bentang alamnya
(morfologinya) Kabupaten Kolaka Timur dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu pedataran di bagian barat,
bergelombang dibagian tengah dan pegunungan di bagian Timur. Ketiga bentuk bentang alam tersebut juga
memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara. Kondisi demikian tidak lepas dari proses pembentukan
Pulau Sulawesi khususnyabagian timur yang berupa obduksi (tumbukan). Kondisi topografi yang demikian
ini pula mengakibatkan banyak terdapat sungai kecil yang mengalir dari wilayah topografi perbukitan di
Timur ke wilayah pedataran di Barat.Kemiringan lahan diklasifikasikan dalam empat kelas lereng yaitu
0 – 8%, 8 –25%, 25% –40% dan lebih dari 40 %. Kemiringan tanah yang paling dominan adalah di atas
40% meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Kolaka Timur dengan luas 510.976 ha atau 74%.
Sedangkan daerah datar dengan kemiringan 0 % - 8% menempati areal seluas 90.545 ha atau 13%. Daerah
dengan kelerengan 8 – 25% dan 25 – 40% masing-masing menempati 6% dari luas Kabupaten Kolaka Timur.
Air permukaan umumnya berupa rawa, sungai dan sumur dangkal yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Kolaka Timur. Kedalaman sumur berkisar antara 2 m hingga 15 m. Kondisi air tanah
tergambar dari sumur-sumur penduduk, pada beberapa lokasi kedalaman air tanah mencapai 20 m.
Kualitas air umumnya baik, sehingga air tanah dapat membantu untuk kebutuhan keluarga.Berdasarkan
data RePPProt (Regional Physical Planning Project for Transmigration ) tahun 1988 menunjukkan kualitas
air tanah bervariasi dan bahkan di beberapa kecamatan sudah ada yang mengalami intrusi air laut.
Namun secara umum kondisi air tanahya masih berupa air tawar (<250 ppm NaCl) dengan persebaran
adalah daratan yang menuju ke perbukitan.

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-1
Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 1788.70 mm per tahun berada pada wilayah
sebelah utara jalur Kolaka Timur meliputi Kecamatan Mowewe, Kecamatan Uluiwoi, Kecamatan Tinondo
dan Kecamatan Ueesi dengan bulan basah sekitar 5 sampai 9 bulan dalam setahun.
Kabupaten Kolaka Timur terdiri dari 12 (Dua Belas) kecamatan, yang terdiri dari 133 desa dan 13
kelurahan.Luas wilayah Kabupaten Kolaka Timur tercatat 3.745,72Km3. Wilayah kecamatan dengan luas
terbesar yaitu Kecamatan Ueesi dengan luas 3.214,93 Km 2 sedangkan wilayah kecamatan dengan luas
terkecil yaitu Kecamatan Lalolae dengan luas 81,93 Km 3. Adapun batas-batas administrasinya, sebagai
berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara yang merupakan pecahan dari Kabupaten
Kolaka.
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka.
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan.

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-2
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-3
Prasarana sumberdaya air adalah prasarana pengembangan sumberdaya air untuk memenuhi
berbagai kepentingan, utamanya untuk air bersih dan air irigasi. Pengembangan prasarana sumberdaya air
diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan, sumber air tanah dan sumber mata air.
Pengembangan sistem irigasi dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi diarahkan pada
pengelolaan DAS yang terdapat di wilayah Kabupaten Kolaka Timur adalah DAS Konaweha. Kabupaten
Kolaka Timur memiliki beberapa sungai-sungai kecil yang tersebar pada beberapa Kecamatan. Sungai
tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, kebutuhan industri,
kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata.
Tabel 3.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Kolaka Timur
Nama DAS Luas (Ha)
DAS Konaweha 311.67
Sumber :Peta Rupabumi Tahun 2012 RakepPres dan hasil analisa
Tabel 3.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Jumlah Luas Wilayah
Nama Kecamatan Kelurahan/ Administrasi Terbangun
Desa (Ha) (%)thd total (Ha) (%)thd total
Tirawuta 16 381.14 9,82% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Mowewe 10 93.75 40,3% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Ladongi 10 123.88 30,4% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Lambandia 15 173.58 21,5% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Uluiwoi 10 653.39 5,74% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Poli-Polia 12 163.56 23,04% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Tinondo 12 203.25 18,4% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Lalolae 5 81.93 45,7% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Loea 9 107.94 34,7% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Ueesi 11 1654.19 3.26% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Aere 11 53.99 70,6% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Dangia 12 60.12 62,3% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Jumlah 133 3745.72 100%
Sumber : Kabupaten Kolaka Timur Dalam Angka Tahun 2018

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-4
3.2 Demografi
Kabupaten Kolaka Timur dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Tirawuta yang beribukota
kecamatan di Rate-Rate merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk ke 3(tiga) tertinggi, yakni
mencapai 13.042 jiwa/Km3. Jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak 6.115 KK, dengan jumlah
penduduk keseluruhan 111.453 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Tirawuta tercatat 100,55 km 2 yang meliputi
14 desa, 2 kelurahan.
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Kolaka Timur khususnya 5 (lima) tahun terakhir (tahun
2013 - 2018) cenderung mengalami penurunan rata-rata 8 % pertahun.
Perkiraan jumlah penduduk ini penting dalam suatu perencanaan, karena kependudukan
merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan perkembangan suatu wilayah baik dari segi fisik
maupun non fisik. Dengan mengetahui perkembangan suatu penduduk di suatu wilayah maka akan dapat
diketahui prediksi dari kebutuhan akan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan kebutuhan ruangnya.
Dengan mengetahui prediksi akan kebutuhan fasilitas, utilitas dan ruangnya maka akan relatif lebih mudah
untuk memberikan arahan perkembangan sehingga akan didapat keteraturan secara fisik dan non fisik.
Untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
Rumus Rasio Pertumbuhan Penduduk:
t
Pt
r= -1
Po

Rumus Pertambahan Penduduk:


PP = r x Pt

Rumus Proyeksi Penduduk:


Proyeksi Penduduk n+1 =Jumlah Penduduk x Pertambahan penduduk

Keterangan :
r = rasio pertumbuhan;
PP = Pertumbuhan Penduduk
Pt = Jumlah penduduk tahun n; n = Tahun Berjalan
Po = jumlah penduduk tahun n-1;

3.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah


3.3.1 Kondisi Keuangan Daerah
Kebijakan umum Pendapatan Asli Daerah pada Tahun Anggaran 2018 diarahkan pada
Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah melalui peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-5
pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan kewenangan dan potensi yang
dimiliki dari masing-masing sumber pendapatan.
Target Pendapatan Kabupaten Kolaka ditargetkan sebesar Rp.886,215,784,436.00. Tahun
2013 realisasi untuk belanja sebesar Rp.896,415,784,436.00 dan untuk belanja langsung sebesar
Rp.388,142,727,596.00.(Lihat tabel 3.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kab. Kolaka Timur Tahun
2009-2013).
Realisasi belanja langsung tersebut yang teralokasikan untuk belanja sektor sanitasi pada
tahun 2013 sebesar Rp.6,810,627,500 yang meliputi pendanaan investasi sanitasi sebesar
Rp.3.285.634.000,00 dan biaya pemeliharaan / operasional sebesar Rp.3.171.477.490,00 (Lihat
tabel 3.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kab. Kolaka Timur Tahun 2009-2013 dan
Tabel 3.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kab. Kolaka Timur Tahun 2009-2013).

3.3.2. Kondisi Perekonomian Daerah


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kolaka Timur dapat diukur dari besarnya nilai PDRB
atas dasar harga konstan yang berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 nilai
PDRB Kabupaten Kolaka Timur sebesar Rp.2,615,466,220,000 dan dari tahun ke tahun terus
meningkat hingga pada tahun 2018 sebesar Rp.3,312,711,080,000.
Nilai PDRB Kabupaten Kolaka Timur tersebut memberikan konstribusi terhadap PDRB
Provinsi Sulawesi Tenggara sekitar 1,33 persen dari angka ini memperlihatkan bahwa sumbangan
Kabupaten Kolaka Timur terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara masih relatif kecil.
Namun demikian konstribusi PDRB Kabupaten Kolaka Timur setiap tahunnya terus meningkat.
(Lihat Tabel 3.10 Peta Perekonomian Kab. Kolaka Timur Tahun 2009-2013)

3.4 Tata Ruang Wilayah


3.4.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan
bahwa rencana struktur tata ruang wilayah meliputi rencana sistem pusat permukiman dan rencana
sistem jaringan prasarana. Dimana dalam sistem wilayah, pusat permukiman adalah kawasan
perkotaan yang merupakan pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat, baik pada kawasan perkotaan
maupun kawasan perdesaan. Dalam mengembangkan sistem pusat permukiman wilayah tentunya
harus diselaraskan dengan sistem jaringan prasarana yang antara lain mencakup sistem jaringan
transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan
persampahan dan sanitasi, serta sistem jaringan sumber daya air. Untuk mencapai efektifitas
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-6
struktur tata ruang wilayah di masa yang akan datang, m aka kedua komponen pembentuk struktur
tata ruang wilayah tesebut harus selalu dikembangkan secara paralel secara berkelanjutan.
Pengembangan sistem ini diwujudkan melalui pusat-pusat perdesaan yang diberikan
peluang untuk tumbuh dan berkembang secara bersama-sama, sehingga pembangunan perkotaan
akan saling dukung dengan pembangunan perdesaan. Dalam mendorong pengembangan kawasan-
kawasan perkotaan yang demikian ini, maka peran sistem prasarana wilayah dan kawasan perkotaan
perlu diarahkan untuk tidak saja memperkuat hubungan keterkaitan antara kota sekitar dengan
kawasan perkotaan induknya, akan tetapi juga dengan kawasan perkotaan sekitarnya.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Kolaka Timur masih mengacu pada
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kolaka, dikarenakan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kolaka Timur masih dalam tahap penyusunan.
Berikut akan dijelaskan mengenai wilayah perkotaan maupun perdesaan yang mempunyai
fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan potensi yang dimiliki, yaitu :
1. Ibukota Kabupaten Kolaka Timur berada di
Kecamatan Tirawuta berada di Kelurahan Rate-rate dan Desa Lalingato yang berkembang
menjadi pusat pemerintahan serta menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Untuk pembangunan
Kota Kolaka Timur, harus ditunjang oleh kegiatan yang berskala lebih besar sebagai pusat
perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan pelayanan umum dalam skala
kabupaten, termasuk diantaranya adalah sarana transportasi skala kabupaten.
2. Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), terdiri atas: Kecamatan Tirawuta dan Kecamatan Ladongi.
Adapun fungsi dan perannya adalah;
a. Sebagai pusat pelayanan umum bagi kecamatan-kecamatan yang menjadi wilayah
pengaruhnya.
b. Sebagai pusat perdagangan dan jasa maupun koleksi dan distribusi hasil-hasil sumber daya
alam dari kecamatan-kecamatan yang menjadi wilayah pengaruhnya.
c. Untuk mendukung adanya peran dan fungsi tersebut maka fasilitas yang harus ada adalah,
fasilitas kesehatan serta perdagangan dan jasa skala kecamatan dan ditunjang oleh sarana
dan prasarana transportasi yang memadai.
3. Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai
ibukota kecamatan atau disebut PPK (Pusat Pelayanan Kawasan), dimana PPK merupakan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) di Kabupaten Kolaka Timur meliputi beberapa
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-7
kecamatan meliputi: Kecamatan Tirawuta dan Kecamatan Ladongi. Adapun fungsi dari masing-
masing PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) tersebut adalah ;
a. Pusat pelayanan umum, dan pemerintahan bagi desa-desa yang berada di wilayah
administrasinya.
b. Pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa yang berada di wilayah administrasinya.
c. Fasilitas yang harus ada diantaranya adalah fasilitas pendidikan, kesehatan, pemerintahan,
peribadatan maupun perdagangan dan jasa skala kecamatan. Kajian terhadap sistem struktur
perkotaan ini meliputi : rencana hierarki (besaran) perkotaan, rencana sistem dan fungsi
perwilayahan. Struktur ini akan menggambarkan keterkaitan antar kawasan perkotaan dan
perkotaan dengan perdesaan secara keseluruhan.
4. Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan atau disebut PPL (Pusat
Pelayanan Lingkungan), dimana PPL merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) di
Kabupaten Kolaka Timur meliputi beberapa kecamatan meliputi: Kecamatan Mowewe,
Kecamatan Uluiwoi, Kecamatan Tinondo, Kecamatan Poli-polia, Kecamatan Lalolae, dan
Kecamatan Loea.

Sesuai dengan tujuan penataan ruang yaitu adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan pertahanan keamanan, arahan kebijakan pengembangan kawasan perlu diarahkan untuk
kebijakan pengembangan pola pemanfaatan ruang berupa pemanfaatan kawasan lindung, kawasan
budidaya (termasuk dengan pertahanan dan keamanan) dan kawasan tertentu beserta arah
kebijakan pengembangan struktur ruang berupa sistem perkotaan, sistem transportasi, dan sistem
infrastruktur wilayah pendukung lainnya. Adapun kebijakan penataan ruang Kabupaten Kolaka Timur
diarahkan untuk :
1. Pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan daya dukung lingkungan hidup;
3. Peningkatan kegiatan perkebunan yang disertai dengan pengembangan kegiatan industri
perkebunan yang inovatif dalam rangka memberi nilai tambah bagi perekonomian wilayah;
3. Peningkatan produktsi pertanian dan perikanan dengan pengelolaan yang ramah lingkungan
berkelanjutan;
4. Pengembangan dan peningkatan kegiatan pendukung dan/ atau kegiatan turunan pertambangan
yang berwawasan lingkungan berkelanjutan untuk menunjang pengembangan sektor unggulan
lainnya;
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-8
5. Pengembangan sistem prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas sebagai pemicu
perkembangan wilayah yang merata di seluruh kabupaten;
6. Pengembangan dan peningkatan pusat-pusat ekonomi sebagai sentra pertumbuhan wilayah
kabupaten;
7. Pengembangan sistem jaringan transportasi darat dan udara;
8. Pengembangan mutu dan jangkauan pelayanan untuk sistem jaringan energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem pengelola lingkungan;
9. Pengendalian dan pelestarian kawasan lindung;
10. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
11. Pengembangan dan peningkatan kegiatan pertambangan dan kegiatan pendukungnya yang
berwawasan lingkungan berkelanjutan.
3.4.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten
Rencana pola ruang wilayah meliputi kawasan lindung dan kawasan budaya. Kawasan lindung
terdiri atas:
1. Kawasan hutan lindung.
Kawasan hutan lindung terdapat di Kecamatan Ladongi, Lalolae, Lambandia, Loea, Mowewe,
Poli-polia, Tinondo, Tirawuta, dan Uluiwoi.
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu kawasan
resapan air yang tersebar pada kawasan hutan di Kecamatan Ladongi, Lalolae, Lambandia,
Loea, Mowewe, Poli-polia, Tinondo, Tirawuta, dan Uluiwoi.
3. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari: kawasan sempadan sungai, dan ruang terbuka
hijau.
4. Kawasan rawan bencana
5. Kawasan lindung geologi, terdiri atas: Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi (Kawasan rawan
gempa bumi ditetapkan pada jalur patahan (sesar) yaitu pada wilayah yang dilalui sesar naik dan
turun terdapat di Kecamatan Poli-polia;

3.4.3 Wilayah Rawan Bencana dan Kebijakan di Wilayah Perbatasan


Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami
bencana alam. Kerawanan bencana di Kabupaten Kolaka Timur dapat dibagi atas: tanah longsor,
gerakan tanah, banjir, erosi, tsunami, dan gas beracun. Ada 2 (dua) Kecamatan yang berpotensi
bencana tanah longsor, banjir dan erosi yaitu Kecamatan Tirawuta dan Mowewe.

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-9
3.5 Sosial dan Budaya
3.5.1 Fasilitas Pendidikan
Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah mengupayakan berbagai
usaha guna terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang sosial yang lebih baik. Usaha
tersebut meliputi kegiatan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, keluarga berencana,
keamanan dan ketertiban masyarakat, serta urusan sosial lainnya.
Sasaran pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan, dimulai dari kegiatan prasekolah
(Taman Kanak-Kanak) sampai dengan Perguruan Tinggi. Upaya peningkatan mutu pendidikan
yang ingin dicapai tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan manusia berkualitas. Sedangkan
perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia sekolah yang setiap tahun
mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dapat memperoleh
kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Sulawesi
Tenggara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indikator yang dapat mengukur tingkat
perkembangan pembangunan pendidikan di Sulawesi Tenggara seperti banyaknya sekolah dan
guru, perkembangan berbagai rasio dan sebagainya.
Pembangunan kesehatan di Kolaka Timur dititik beratkan pada peningkatan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula pelaksanaan Program Nasional Keluarga
Berencana bertujuan menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk dan
membudayakan suatu norma yang dikenal dengan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS). Untuk mencapai sasaran pembangunan, baik di bidang kesehatan maupun di bidang
program keluarga berencana tersebut, maka sejak tahun 1993 pemerintah daerah telah
menggiatkan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana sampai ke pelosok pedesaan.

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-10
Tabel 3.11: Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kolaka Timur
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Nama
Umum Agama
Kecamatan
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Tirawuta 15 5 1 2 - 1 1
Mowewe 10 3 1 1 - 1 -
Ladongi 16 4 1 1 1 1 1
Lambandia 26 7 2 1 1 1 1
Uluiwoi 10 2 1 - - 1 -
Poli-Polia 12 3 1 - - 2 1
Tinondo 12 4 1 1 - 1 -
Lalolae 6 2 - - - 1 1
Loea 8 3 1 1 - 1 -
Ueesi 7 2 1 1 - - -
Aere 8 3 1 - - - -
Dangia 9 3 - 1 - - -
Jumlah 139 41 11 9 2 10 5
Sumber : Dikmudora, Kab. Kolaka Timur 2018

3.5.2 Jumlah Penduduk Miskin


Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai oleh pengangguran
dan keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada
umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi
sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.
Tabel 3.12: Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Tirawuta 1.579
Mowewe 755
Ladongi 1.412
Lambandia 1.523
Uluiwoi 919
Poli-Polia 961
Tinondo 934
Lalolae 499
Loea 867
Uesi 525
Aere 825
Dangia 928
Sumber :BPMD, Kab. Kolaka Timur 2018

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-11
3.5.3 Jumlah Rumah Tangga
Pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di perkotaan, yang umumnya berasal dari
urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga berakibat pada
semakin meluasnya lingkungan perumahan dan permukiman kumuh.
Di kabupaten Kolaka Timur masih terdapat lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh yang kualitasnya semakin menurun dan perlu segera ditangani. Pemerintah Kabupaten
Kolaka Timur bersedia mengalokasikan dana APBD untuk kelancaran pelaksanaan penanganan
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan
mulai tahun anggaran 2012 sampai dengan tuntasnya penanganan.

Tabel 3.13: Jumlah Rumah per Kecamatan


Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Tirawuta 6.115
Mowewe 6.770
Ladongi 9.170
Lambandia 14.397
Uluiwoi 4.127
Poli-Polia 7.338
Tinondo 7.022
Lalolae 3.671
Loea 3.695
Uesi 3.492
Aere 5.991
Dangia 5.520
Sumber : BPMD, Kab. Kolaka Timur 2018

3.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah


Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Kolaka Timur yang masuk dalam
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi adalah sebagai berikut : Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur, Dinas
Pekerjaan Umum & Perhubungan Kabupaten Kolaka Timur, Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kolaka Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kolaka
Timur, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-12
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-13
LAPORAN PENDAHULUAN DOKUMEN DELH/DPLH KANTOR BUPATI KABUPATEN KOLAKA TIMUR III-14

Anda mungkin juga menyukai