BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kabupaten Kolaka Timur dengan luas wilayah 3.745,72 km2 atau sebesar 2,5 % dari luas
Provinsi Sulawesi Tengggara, secara yuridis terbentuk pada tanggal 22April tahun 2013 dengan
terbitnya Undang-Undang Nomor 08 tahun 2013, dimana sebelumnya wilayah ini merupakan bagian
dari Kabupaten Kolaka. Secara geografis, Kabupaten Kolaka Timur merupakan salah satu daerah di
jazirah tenggara pulau Sulawesi dan secara geografis terletak pada bagian barat Propinsi Sulawesi
Tenggara memanjang dari utara ke selatan berada diantara 2 o00’ – 5o00’ Lintang Selatan dan
membentang dari barat ke timur diantara 120 o45’ – 124o06’ Bujur Timur.
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Kolaka Timur berdasarkan bentuk bentang alamnya
(morfologinya) Kabupaten Kolaka Timur dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu pedataran di bagian
barat, bergelombang dibagian tengah dan pegunungan di bagian Timur. Ketiga bentuk bentang alam
tersebut juga memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara. Kondisi demikian tidak lepas dari proses
pembentukan Pulau Sulawesi khususnyabagian timur yang berupa obduksi (tumbukan). Kondisi
topografi yang demikian ini pula mengakibatkan banyak terdapat sungai kecil yang mengalir dari
wilayah topografi perbukitan di Timur ke wilayah pedataran di Barat.Kemiringan lahan
diklasifikasikan dalam empat kelas lereng yaitu 0 – 8%, 8 –25%, 25% –40% dan lebih dari 40 %.
Kemiringan tanah yang paling dominan adalah di atas 40% meliputi sebagian besar wilayah
Kabupaten Kolaka Timur dengan luas 510.976 ha atau 74%. Sedangkan daerah datar dengan
kemiringan 0 % - 8% menempati areal seluas 90.545 ha atau 13%. Daerah dengan kelerengan 8 – 25%
dan 25 – 40% masing-masing menempati 6% dari luas Kabupaten Kolaka Timur.
Air permukaan umumnya berupa rawa, sungai dan sumur dangkal yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Kolaka Timur. Kedalaman sumur berkisar antara 2 m hingga 15 m. Kondisi air
tanah tergambar dari sumur-sumur penduduk, pada beberapa lokasi kedalaman air tanah mencapai
20 m. Kualitas air umumnya baik, sehingga air tanah dapat membantu untuk kebutuhan
keluarga.Berdasarkan data RePPProt ( Regional Physical Planning Project for Transmigration ) tahun
1988 menunjukkan kualitas air tanah bervariasi dan bahkan di beberapa kecamatan sudah ada
yang mengalami intrusi air laut. Namun secara umum kondisi air tanahya masih berupa air tawar
(<250 ppm NaCl) dengan persebaran adalah daratan yang menuju ke perbukitan.
Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 1788.70 mm per tahun berada pada
wilayah sebelah utara jalur Kolaka Timur meliputi Kecamatan Mowewe, Kecamatan Uluiwoi,
Kecamatan Tinondo dan Kecamatan Ueesi dengan bulan basah sekitar 5 sampai 9 bulan dalam
setahun.
Kabupaten Kolaka Timur terdiri dari 12 (Dua Belas) kecamatan, yang terdiri dari 133 desa
dan 13 kelurahan.Luas wilayah Kabupaten Kolaka Timur tercatat 3.745,72Km2. Wilayah kecamatan
dengan luas terbesar yaitu Kecamatan Ueesi dengan luas 2.214,93 Km 2 sedangkan wilayah
kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Lalolae dengan luas 81,93 Km 2. Adapun batas-
batas administrasinya, sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara yang merupakan pecahan dari
Kabupaten Kolaka.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan.
Prasarana sumberdaya air adalah prasarana pengembangan sumberdaya air untuk memenuhi
berbagai kepentingan, utamanya untuk air bersih dan air irigasi. Pengembangan prasarana sumberdaya
air diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan, sumber air tanah dan sumber
mata air.
Pengembangan sistem irigasi dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi diarahkan pada
pengelolaan DAS yang terdapat di wilayah Kabupaten Kolaka Timur adalah DAS Konaweha. Kabupaten
Kolaka Timur memiliki beberapa sungai-sungai kecil yang tersebar pada beberapa Kecamatan. Sungai
tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, kebutuhan
industri, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata.
Tabel 3.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Kolaka Timur
Nama DAS Luas (Ha)
DAS Konaweha 311.67
Sumber :Peta Rupabumi Tahun 2012 RakepPres dan hasil analisa
Tabel 3.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Jumlah Luas Wilayah
Nama Kecamatan Kelurahan/ Administrasi Terbangun
Desa (Ha) (%)thd total (Ha) (%)thd total
Tirawuta 16 381.14 9,82% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Mowewe 10 92.75 40,3% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Ladongi 10 122.88 30,4% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Lambandia 15 173.58 21,5% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Uluiwoi 10 652.39 5,74% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Poli-Polia 12 162.56 23,04% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Tinondo 12 203.25 18,4% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Lalolae 5 81.93 45,7% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Loea 9 107.94 34,7% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Ueesi 11 1654.19 2.26% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Aere 11 52.99 70,6% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Dangia 12 60.12 62,3% Data tdk tersedia Data tdk tersedia
Jumlah 133 3745.72 100%
Sumber : Kabupaten Kolaka Timur Dalam Angka Tahun 2020
4.2 Demografi
Kabupaten Kolaka Timur dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Tirawuta yang
beribukota kecamatan di Rate-Rate merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk ke
3(tiga) tertinggi, yakni mencapai 13.042 jiwa/Km2. Jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak
6.115 KK, dengan jumlah penduduk keseluruhan 111.453 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Tirawuta
tercatat 100,55 km2 yang meliputi 14 desa, 2 kelurahan.
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Kolaka Timur khususnya 5 (lima) tahun terakhir
(tahun 2014 - 2020) cenderung mengalami penurunan rata-rata 8 % pertahun.
Perkiraan jumlah penduduk ini penting dalam suatu perencanaan, karena kependudukan
merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan perkembangan suatu wilayah baik dari segi
fisik maupun non fisik. Dengan mengetahui perkembangan suatu penduduk di suatu wilayah maka
akan dapat diketahui prediksi dari kebutuhan akan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan
kebutuhan ruangnya. Dengan mengetahui prediksi akan kebutuhan fasilitas, utilitas dan ruangnya
maka akan relatif lebih mudah untuk memberikan arahan perkembangan sehingga akan didapat
keteraturan secara fisik dan non fisik.
Untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut
:
Rumus Rasio Pertumbuhan Penduduk:
t
Pt
r= -1
Po
Keterangan :
r = rasio pertumbuhan;
PP = Pertumbuhan Penduduk
Pt = Jumlah penduduk tahun n; n = Tahun Berjalan
Po = jumlah penduduk tahun n-1;
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Kolaka Timur masih mengacu pada
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kolaka, dikarenakan dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kolaka Timur masih dalam tahap penyusunan.
Berikut akan dijelaskan mengenai wilayah perkotaan maupun perdesaan yang
mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan potensi yang dimiliki, yaitu :
a. Ibukota Kabupaten Kolaka Timur berada di Kecamatan Tirawuta berada di Kelurahan Rate-
rate dan Desa Lalingato yang berkembang menjadi pusat pemerintahan serta menjadi
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Untuk pembangunan Kota Kolaka Timur, harus ditunjang
oleh kegiatan yang berskala lebih besar sebagai pusat perdagangan dan jasa, kesehatan,
pendidikan, peribadatan, dan pelayanan umum dalam skala kabupaten, termasuk
diantaranya adalah sarana transportasi skala kabupaten.
b. Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), terdiri
atas: Kecamatan Tirawuta dan Kecamatan Ladongi. Adapun fungsi dan perannya adalah;
1) Sebagai pusat pelayanan umum bagi kecamatan-kecamatan yang menjadi wilayah
pengaruhnya.
2) Sebagai pusat perdagangan dan jasa maupun koleksi dan distribusi hasil-hasil sumber
daya alam dari kecamatan-kecamatan yang menjadi wilayah pengaruhnya.
3) Untuk mendukung adanya peran dan fungsi tersebut maka fasilitas yang harus ada
adalah, fasilitas kesehatan serta perdagangan dan jasa skala kecamatan dan ditunjang
oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
c. Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan atau disebut PPK (Pusat
Pelayanan Kawasan), dimana PPK merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
di Kabupaten Kolaka Timur meliputi beberapa kecamatan meliputi: Kecamatan Tirawuta
dan Kecamatan Ladongi. Adapun fungsi dari masing-masing PPK (Pusat Pelayanan
Kawasan) tersebut adalah ;
1) Pusat pelayanan umum, dan pemerintahan bagi desa-desa yang berada di wilayah
administrasinya.
2) Pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa yang berada di wilayah administrasinya.
3) Fasilitas yang harus ada diantaranya adalah fasilitas pendidikan, kesehatan,
pemerintahan, peribadatan maupun perdagangan dan jasa skala kecamatan. Kajian
terhadap sistem struktur perkotaan ini meliputi : rencana hierarki (besaran) perkotaan,
rencana sistem dan fungsi perwilayahan. Struktur ini akan menggambarkan keterkaitan
antar kawasan perkotaan dan perkotaan dengan perdesaan secara keseluruhan.
d. Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan atau disebut PPL (Pusat
Pelayanan Lingkungan), dimana PPL merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPL (Pusat Pelayanan
Lingkungan) di Kabupaten Kolaka Timur meliputi beberapa kecamatan meliputi:
Kecamatan Mowewe, Kecamatan Uluiwoi, Kecamatan Tinondo, Kecamatan Poli-polia,
Kecamatan Lalolae, dan Kecamatan Loea.
8). Pengembangan mutu dan jangkauan pelayanan untuk sistem jaringan energi, sistem
jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem pengelola lingkungan;
9). Pengendalian dan pelestarian kawasan lindung;
10).Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
11). Pengembangan dan peningkatan kegiatan pertambangan dan kegiatan pendukungnya yang
berwawasan lingkungan berkelanjutan.
2. Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Kolaka Timur
Rencana pola ruang wilayah meliputi kawasan lindung dan kawasan budaya. Kawasan
lindung terdiri atas:
a. Kawasan hutan lindung.
Kawasan hutan lindung terdapat di Kecamatan Ladongi, Lalolae, Lambandia, Loea,
Mowewe, Poli-polia, Tinondo, Tirawuta, dan Uluiwoi.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu kawasan
resapan air yang tersebar pada kawasan hutan di Kecamatan Ladongi, Lalolae,
Lambandia, Loea, Mowewe, Poli-polia, Tinondo, Tirawuta, dan Uluiwoi.
c. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari: kawasan sempadan sungai, dan ruang
terbuka hijau.
d. Kawasan rawan bencana
e. Kawasan lindung geologi, terdiri atas: Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi ( Kawasan
rawan gempa bumi ditetapkan pada jalur patahan (sesar) yaitu pada wilayah yang dilalui
sesar naik dan turun terdapat di Kecamatan Poli-polia;
berbagai usaha guna terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang sosial yang lebih
baik. Usaha tersebut meliputi kegiatan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, keluarga
berencana, keamanan dan ketertiban masyarakat, serta urusan sosial lainnya.
Sasaran pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan, dimulai dari kegiatan
prasekolah (Taman Kanak-Kanak) sampai dengan Perguruan Tinggi. Upaya peningkatan
mutu pendidikan yang ingin dicapai tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan manusia
berkualitas. Sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia
sekolah yang setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan
penduduk dapat memperoleh kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Pelaksanaan
pembangunan pendidikan di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di
Sulawesi Tenggara seperti banyaknya sekolah dan guru, perkembangan berbagai rasio dan
sebagainya.
Pembangunan kesehatan di Kolaka Timur dititik beratkan pada peningkatan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula pelaksanaan Program Nasional Keluarga
Berencana bertujuan menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk dan
membudayakan suatu norma yang dikenal dengan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS). Untuk mencapai sasaran pembangunan, baik di bidang kesehatan
maupun di bidang program keluarga berencana tersebut, maka sejak tahun 1993
pemerintah daerah telah menggiatkan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana sampai ke pelosok pedesaan.
Loea 867
Uesi 525
Aere 825
Dangia 928
Sumber :BPMD, Kab. Kolaka Timur 2020