Anda di halaman 1dari 123

BAB II.

PROFIL DAERAH
2.1. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya secara geografis terletak antara 0 45 Lintang Utara, 3 30 Lintang Selatan dan 111 Bujur Timur. Adapun batasbatas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur : Laut Jawa : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan : Kalimantan Barat
2 o o o

Luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah 153.564 km atau 8,25% dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, dan merupakan Provinsi terluas ketiga setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Tengah meliputi 13 Kabupaten dan satu Kota, dengan luas setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut: Tabel 2.1.1. Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Tengah 2007
Luas km2 Persentase 1 Kota Waringin Barat 10.759 7,01 2 Kota Waringin Timur 16.496 10,74 3 Kapuas 14.999 9,77 4 Barito Selatan 8.830 5,75 5 Barito Utara 8.300 5,40 6 Sukamara 3.827 2,49 7 Lamandau 6.414 4,18 8 Seruyan 16.404 10,68 9 Katingan 17.800 11,59 10 Pulang Pisau 8.997 5,86 11 Gunung Mas 10.804 7,04 12 Barito Timur 3.834 2,50 13 Murung raya 23.700 15,43 14 Palangka Raya 2.400 1,56 Jumlah 153.564 100,00 Sumber : Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2008 No Kabupaten/Kota Jumlah Desa/Kelurahan 84 150 186 96 103 32 83 91 153 89 126 65 118 30 1.406

Daerah yang paling luas adalah Kabupaten Murung Raya 23.700 km2 (15,43%) dan Kabupaten Katingan 17.800 km (11,59%),
2 2

sedangkan wilayah terkecil adalah Kota

Palangka Raya dengan luas 2.400 km (1,56%).

II - 1

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

b. Topografi dan iklim Keadaan topografi Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 150 diatas permukaan laut dengan

kemiringan 8 -15 derajat. Hanya sebagian kecil, yaitu daerah di sebelah utara dengan topografi berbukit yaitu terbentang pegunungan Muller-Schwanner dengan puncak tertingginya (Bukit Raya) mencapai 2.278 meter diatas permukaan laut. Provinsi Kalimantan Tengah memiliki iklim tropis lembab dengan temperatur udara rata-rata pada siang hari 33 C dan pada malam hari 23 C. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi yaitu 60% per tahun. Rata-rata curah hujan bulanannya mencapai 200 mm. Pada tahun 2007 curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sampai April, sedangkan bulan kering/kemarau terjadi antara Juli sampai dengan Oktober. Provinsi Kalimantan Tengah memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan banyak sungai besar dan kanal (anjir). Terdapat 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil yang masuk wilayah Kalimantan Tengah. Sungai-sungai besar dengan
O O

kedalaman 5 8 m dan lebar berkisar 100 -500 m diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 2.1.2. Nama Sungai di Kalimantan Tengah Menurut Panjang, Kedalaman dan Lebar
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Sumber: Nama Sungai Panjang (km) Dapat Dilayari (km) 150 190 250 100 300 270 520 150 500 420 700 Rata-rata kedalaman 8 4 6 6 5 6 6 5 7 6 8 Rata-rata lebar 150 100 150 250 250 350 250 100 450 450 500

Sungai Jelai 200 Sungai Arut 250 Sungai Lamandau 300 Sungai Kumai 175 Sungai Seruyan 350 Sungai Mentaya 400 Sungai Katingan 650 Sungai Sebangau 200 Sungai Kahayan 600 Sungai Kapuas 600 Sungai Barito 900 Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Selain sungai di wilayah Kalimantan Tengah banyak terdapat anjir/kanal yang menghubungkan antar wilayah desa maupun kecamatan di Provinsi Kalimantan Tengah.

c. Lahan dan penggunaannya Total lahan di Provinsi Kalimantan Tengah seluas 15.356.699,80 ha sebagian besar berupa kawasan hutan. Pemanfaatan lahan di Kalimantan Tengah berdasarkan RTRW

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 terdiri dari kawasan hutan lindung 2.250.887,66 ha (14,66%) dan kawasan budidaya 13.105.822,14 ha (85,34%). Penggunaan lahan

berdasarkan rencana RTRW Provinsi Kalimantan Tengah disajikan pada Tabel 2.1.3. II - 2

Profil Daerah Tabel 2.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
No A. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kawasan Hutan Lindung 1 Hutan Lindung (HL) 2 Cagar Alam (CA) 3 Taman Wisata (TW) 4 Taman Nasional (TN) 5 Suaka Marga Satwa (SM) 6 Perlindungan dan Pelestarian Hutan (PPH) 7 Konservasi Mangrove (km) 8 Konservasi Air Hitam (KEAH) 9 Konservasi Flora dan Fauna (KFF) 10 Konservasi Gambut Tebal (KGTB) 11 Konservasi Hidrologi (KH) Jumlah A B Kawasan Budidaya 1 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 2 Hutan Produksi (HP) 3 Hutan Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) 4 Hutan Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lain (KPPL) 5 Hutan Tanaman Industri (HTI) 6 Areal Transmigrasi 7 Hutan Pendidikan dan Penelitian (HPP) 8 Kawasan Handil Rakyat (KHR) 9 Perairan (DS) Jumlah B Total (A+B) Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008 Luas (ha) 766.392,06 235.079,45 19.142,61 488.056,29 71.664,71 1.628,43 31.018,40 37.225,55 161.849,04 253.797,99 185.023,14 2.250.887,66 3.784.495,64 4.232.518,38 2.789.108,09 1.925.057,79 21.958,04 137.920,13 59.046,32 155.716,95 13.105.822,14 15.356.699,80 %

4,99 1,53 0,12 3,18 0,47 0,01 0,20 0,24 1,05 1,65 1,20 14,66 24,64 27,56 18,16 12,54 0,14 0,90 0,38 1,01
85,34 100,00

Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.3 di atas, kawasan budidaya di Kalimantan Tengah sebagian besar masih berupa daerah hutan baik berupa hutan rawa, gambut, dan hutan produksi. Sebagian kawasan hutan di Kalimantan Tengah berupa lahan gambut dan pernah dijadikan proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dicanangkan pemerintah pada tahun 1995. Beberapa tahun terakhir lahan eks PLG kembali akan dikelola dan didayagunakan secara terarah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut akan dibedakan

berdasarkan ketebalan/kedalaman gambutnya. Lahan gambut dengan ketebalan 50 cm sampai 100 cm (gambut tipis/dangkal) dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija. Lahan dengan gambut sedang yang memiliki kedalaman 101 - 200 cm diperuntukkan bagi tanaman perkebunan dan buah-buahan, serta lahan gambut dalam dengan kedalaman 2001 300 cm untuk tanaman perkebunan dan kehutanan, sedangkan gambut sangat dalam dengan ketebalan > 3 m diperuntukkan bagi kawasan konservasi dan kehutanan.

II - 3

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

d. Demografi Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 sebanyak 2.047.550 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 1.052.556 jiwa atau 51,41% dan penduduk perempuan 994.994 jiwa atau 48,59% atau dengan sex ratio 106%. Tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tergolong jarang yaitu rata-rata hanya 13 orang per km .
2

Kabupaten terbanyak penduduknya adalah Kabupaten Kapuas (16,54%) diikuti

Kotawaringin Timur (15,73%) dan Kotawaringin Barat (10,91%). Tabel 2.1.4. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Rumah Tangga 1 Kotawaringin Barat 57.515 2 Kotawaringin Timur 79.851 3 Kapuas 128.002 4 Barito Selatan 32.949 5 Barito Utara 28.061 6 Sukamara 10.644 7 Lamandau 15.385 8 Seruyan 32.236 9 Katingan 33.900 10 Pulang Pisau 30.079 11 Gunung Mas 21.678 12 Barito Timur 22.920 13 Murung raya 21.034 14 Palangka Raya 45.323 Jumlah (2007) 561.577 Jumlah (2006) 498.907 Jumlah 2005 483.214 Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008 No Kabupaten/kota Laki-laki 117.258 168.973 171.070 63.266 59.132 20.590 29.046 57.433 71.304 61.325 48.505 44.753 46.354 93.547 1.052.556 1.028.890 1.005.986 Penduduk Perempuan 106.174 153.108 167.513 60.984 57.228 18.986 27.889 53.189 65.220 58.509 44.261 43.995 43.362 94.576 994.994 975.220 952.442 Jumlah 223.432 322.081 338.583 124.250 116.360 39.576 56.935 110.622 136.524 119.834 92.766 88.748 89.716 188.123 2.047.550 2.004.110 1.958.428

Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat juga dilihat bahwa penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah belum merata. Umumnya penduduk masih banyak yang

bertempat tinggal di daerah dengan akses infrastruktur umum memadai seperti ibukota Provinsi atau di ibukota Kabupaten. Sebaran penduduk di Kalimantan Tengah terpadat terdapat di Kota Palangka Raya yaitu 77 jiwa per km dan terkecil di Kabupaten Murung Raya 4 jiwa per km2. Dari keseluruhan penduduk Kalimantan Tengah, sebagian besar (80,13%) berumur 10 tahun ke atas , yaitu didominasi oleh penduduk berumur produktif 10 sampai 14 tahun. 2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia a. Sumber daya alam Provinsi Kalimantan Tengah memiliki wilayah terluas ketiga di Indonesia dengan ditandai lahan yang membentang luas dimana sebagian besar masih ditutupi tumbuhan/vegetasi tropis yang sangat beragam jenisnya. Provinsi Kalimantan Tengah II - 4
2

Profil Daerah memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih tersedia dan dapat dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Untuk itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sedang melakukan penataan ruang wilayahnya sehingga sumber daya yang ada dapat termanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian alamnya. Beberapa potensi sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi sumber daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut. Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana telah disebutkan di atas sebagian besar wilayahnya berupa hutan, baik berupa hutan dengan berbagai vegetasi baik berupa

mangrove, hutan bakau dan aneka tanaman hutan. Pemanfaatan potensi hutan di wilayah ini semakin diperketat guna mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Provinsi Kalimantan Tengah juga memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Sumber daya perkebunan yang terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan kelapa dalam. Dibidang perikanan Kalimantan Tengah memiliki sumber daya perairan yang meliputi perairan sungai, rawa, danau dan perikanan laut. Selain sumber daya alam tersebut diatas Provinsi Kalimantan Tengah kaya akan potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Wilayahnya memiliki hamparan yang luas kaya akan hijauan sumber pakan ternak yang dapat dikembangkan. Dibidang pertambangan potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum dimanfaatkan, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian golongan C dan gambut yang besar dan potensi batubara.

b. Sumber daya manusia Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai indeks IPM adalah 73,4 atau sedikit meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 73,2 (Tabel 2.1.5.). Bila dibandingkan dengan nilai IPM secara nasional, maka nilai IPM Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi ke 5 (lima), hal ini II - 5

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

mengindikasikan bahwa pembinaan SDM di provinsi ini relatif lebih baik. Namun demikian bila dilihat peringkat menurut kabupaten/kota, pengembangan SDM di Provinsi Kalimantan Tengah masih perlu untuk terus ditingkatkan. Tabel 2.1.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah
No IPM 2005 1 Kota Palangka Raya 77,0 2 Barito Utara 72,8 3 Kotawaringin Timur 72,5 4 Barito Selatan 71,3 5 Gunung Mas 71,5 6 Kapuas 71,8 7 Kotawaringin Barat 71,6 8 Barito Timur 70,1 9 Murung Raya 71,0 10 Katingan 71,3 11 Seruyan 70,9 12 Lamandau 70,2 13 Sukamara 70,0 14 Pulang Pisau 69,3 Kalimantan Tengah 73,2 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab/upatenKota 2006 77,1 73,9 72,7 72,4 72,3 72,2 71,9 71,6 71,6 71,5 71,4 70,9 70,4 69,9 73,4 Peringkat Nasional 2005 2006 6 6 77 61 80 87 125 97 112 103 98 105 103 120 167 135 134 133 123 137 136 146 161 160 168 186 200 203 5 5

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kalimantan Tengah Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.1.6. Tabel 2.1.6. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kaliamntan Tengah 2005 2006 70,7 70,8 7,9 8,0 97,5 97,5 623,6 73,2 5,0 624,4 73,4 5,0

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat II - 6

Profil Daerah kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu. Bila dibandingkan indikator pendidikan angka melek huruf dari tahun 2005 2006 mengalami sedikit peningkatan, namun rata-rata lama sekolah masih tetap, yaitu 8 tahun, yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara ratarata penduduk Kalimantan Tengah sudah tamat SD namun masih banyak yang tidak tamat SLTP. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengukur keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk angkatan kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) dengan jumlah penduduk usia kerja. Pada Tahun 2006 TPAK Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 61,48%. Tabel 2.1.7. Jenis Kegiatan utama Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah per Pebruari Tahun 2008
No A 1 2 B 3 4 5 Jenis Kegiatan Utama Jumlah Angkatan Kerja 1.077.831 Bekerja 1.026.211 Belum Bekerja 51.620 Bukan Angkatan Kerja 360.440 Sekolah 104.176 Mengurus Rumah tangga 217.301 Lainnya 38.963 Jumlah 1.438.271 Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, sebagian besar memiliki jenjang pendidikan maksimal Sekolah Dasar (54,16%), lulus setingkat SLTP (22,88%), yang lulus SLTA sederajat hanya 16,84% dari penduduk yang bekerja dan yang tamat Diploma serta S1 atau lebih dengan persentase 6,12%. Ini berarti penduduk di Kalimantan Tengah sebagian besar bekerja pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan skill, seperti pekerja kasar. Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kalimantan Tengah adalah sektor pertanian. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sebanyak 68,96%. Sektor lainnya yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (10,72%) dan jasa kemasyarakatan (7,19%).

II - 7

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.1.8. Penduduk 10 tahun Keatas di Provinsi Kalimantan Tengah Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2007
Penduduk (Tahun 2007) 1 Pertanian 872.361 2 Pertambangan & penggalian 42.707 3 Industri Pengolah 41.571 4 Listrik, Gas & Air Bersih 1.364 5 Bangunan 37.265 6 Perdagangan, Hotel, Restoran 129.900 7 Angkutan, Komunikasi 40.753 8 Keuangan 8.184 9 Jasa kemasyarakatan 91.005 10 Lainnya Jumlah 1.265.110 Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008 No Lapangan Usaha Persentase 68,96 3,38 3,29 0,11 2,95 10,27 3,22 0,65 7,19 68,96 100,00

2.1.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Salah satu prasarana transportasi darat yang penting berupa jalan dan jembatan untuk memperlancar mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kalimantan Tengah pada tahun 2007 adalah 12.133,47 km yang terdiri dari jalan negara 1.714,95 km, jalan provinsi 1.707,95 km dan jalan kabupaten sepanjang 8.710,57 km (Tabel 2.1.9.) Sebagian besar (66,06%) dari panjang jalan tersebut atau 8.018,19 km keadaan rusak dan rusak berat, sepanjang 2.258,54 km (18,61%) dalam keadaan sedang dan hanya sepanjang 1.858,03 km (15,31%) dalam keadaan baik. Sebagian besar permukaan jalan di Kalimantan Tengah masih berupa tanah (56,39%), dan yang dilapisi aspal baru sepanjang 3.733,70 km (30,77%). Selain prasarana jalan, sebagai prasarana transportasi yang penting lainnya di Kalimantan Tengah adalah prasarna transportasi air. Prasarana angkutan sungai masih merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibu kota kecamatan dan Kabupaten di Kalimnatan Tengah, atau sebagai sarana perhubungan dengan provinsi lain. Pelabuhan dan sarana pendaratan angkutan air lainnya masih berperan penting dalam memperlancar angkutan perairan. Pada tahun 2007 terdapat sebanyak 10 pelabuhan laut di Provinsi Kalimantan Tengah. Alat transportasi air yang digunakan meliputi angkutan penumpang dan angkutan barang seperti kapal, long boat, kelotok, speed boat, tongkang dan tiong dan truk air.

II - 8

Profil Daerah Tabel 2.1.9. Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
No A 1 2 3 4 Jalan Menurut Tingkat Pemerintahan Jenis Permukaan Jalan Negara Provinsi Kabupaten Kota Jumlah Jenis Permukaan Jalan Diaspal 1.049,20 894,70 1.789,80 3.733,70 Kerikil 311,75 255,66 989,98 1.557,39 Tanah 354,00 557,59 5.930,79 6.842,38 Rusak 302,08 405,01 2.414,75 3.121,84 Lainnya 0 Rusak Berat 319,72 341,33 4.236,01 4.897,06 Jumlah 1.714,95 1.707,95 8.710,57 12.133,47 Jumlah 1.714,95 1.707,95 8.710,57 12.133,47

Kondisi Permukaan Jalan Baik Sedang Negara 645,19 447,96 Provinsi 311,60 652,01 Kabupaten 901,24 1.158,57 Kota Jumlah 1.858,03 2.258,54 Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008 1 2 3 4

Provinsi Kalimantan Tengah juga memiliki prasarana perhubungan udara yaitu terdapat sebanyak 9 landasan pelabuhan udara, sebagai berikut: Tabel 2.1.10. Nama Pelabuhan Udara di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Bandara Tjilik Riwut Iskandar H. Asan Beringin Sangkalemo Sanggu Dirung Kuala Pembuang Tumbang Samba Nama Kota Palangka Raya Pangkalan Bun Sampit Muara Teweh Kuala Kurun Buntok Puruk Cahu Kuala Pembuang Tumbang samba Type / jenis pesawat Boeing 737-300, F28, F.27. F.27 C.212 C.212 C.212 C.212 C.212 BN

b. Prasarana listrik dan air minum Prasarana penyediaan tenaga listrik sudah menjangkau sebagian besar kota dan desa baik yang berasal dari PLTD yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Tengah maupun langsung dialirkan dari interkoneksi PLTU/PLTA di Kalimantan Selatan.

Penyediaan tenaga listrik di Kalimantan Tengah dilayani oleh PT Perusahaan Listrik Negara yang tersebar di setiap kabupaten/kota. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang terjual terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah listrik yang diproduksi sebanyak 448.356.054 Kwh, dan yang dijual sebanyak 382.697.790 KWh serta untuk pemakaian sendiri 9.216.582 KWh dan susut/hilang 37.889.022 Kwh. Penyediaan sarana air bersih di Kalimantan Tengah juga sudah menjangkau sebagian besar kota dan desa di Kalimantan Tengah. Sumber pengolahan air bersih bersumber dari sungai atau air tanah yang diolah melalui unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Banyaknya air bersih II - 9

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak 17.633.895 m3 meningkat 17,36% dibanding tahun 2006 sebanyak 15.025.335 m3. Banyaknya pelanggan air bersih juga mengalami peningkatan pada tahun 2006 yaitu sebanyak 93.390 pelanggan atau mengalami peningkatan 35.6% dibanding tahun 2005 sebanyak 60.141 pelanggan. Jumlah

pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 88.305 pelanggan, serta perusahaan dan pertokoan 3.090, instansi pemerintah 1.593, sarana sosial 1.323, pelabuhan dan lainnya 101 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Provinsi Kalimantan Tengah, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung. Kantor Pos di Provinsi Kalimantan Tengah sudah tersedia disetiap kabupaten/kota bahkan sudah tersebar di setiap kecamatan. Fasilitas telepon seluler dan otomatis tersedia disemua ibukota kabupaten bahkan sampai ke beberapa ibukota kecamatan. Jumlah kapasitas sambungan telepon pada tahun 2007 mencapai 73.421 unit. Pelanggan terbesar pada Tahun 2006 adalah rumah tangga mencapai 31.637 sambungan, diikuti bisnis 5.809 sambungan dan sosial 152 sambungan serta wartel 1.443 unit. Prasarana komunikasi penting lainnya yang juga telah ada di Provinsi Kalimantan Tengah adalah stasiun RRI Palangka Raya serta puluhan stasiun Radio Swasta Niaga dan amatir, Stasiun TVRI (TV Lokal) dan Stasitiun Relay dari beberapa TV swasta nasional.

d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai Universitas. Sekolah TK di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 736 unit yang tersebar di 14 kabupaten/kota, dengan jumlah murid tahun 2007 sebanyak 30.399 orang. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 2.605 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 515 unit SMP terdiri 327 SMP Negeri dan 188 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU dan kejuruan 240 unit dan jumlah siswa 43.291 siswa, dan Perguruan Tinggi 13 unit dengan jumlah mahasiswa 15.578 orang (Tabel 2.1.11).

II - 10

Profil Daerah Tabel 2.1.11. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K 9 727 980 29.419 2. S D 2.383 222 205.093 32.463 3. SLTP 327 188 58.891 21.508 4. SMU/K 114 126 28.490 14.801 5. PT 1 12 11.744 3.834 Jumlah 2.834 1.275 305.198 102.025 Sumber : Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008 Sekolah Guru Negeri Swasta 56 1.941 19.501 1.972 4.609 1.967 3.000 1.880 914 201 28.080 7.961 Jumlah Sekolah 736 2.605 515 240 13 4.109

e. Prasarana kesehatan Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 14 rumah sakit umum tersebar di setiap kabupaten/kota. Pada tingkat kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah merata di seluruh kecamatan, serta ditambah puskesmas pembantu. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di

kecamatan terdiri dari puskesmas umum 157 unit, puskesmas pembantu 861 unit, dan rumah bersalin 57 unit. Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 terdiri dari 366 orang dokter umum, 42 dokter spesialis, 69 dokter gigi, 1.460 bidan dan 2.957 perawat serta ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan khususnya dokter sudah tersedia di setiap kabupaten, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1.12. Tabel 2.1.12. Jumlah Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Puskesmas Pembantu 1 Kotawaringin Barat 12 70 2 Kotawaringin Timur 18 103 3 Kapuas 23 120 4 Barito Selatan 10 53 5 Barito Utara 14 68 6 Sukamara 3 27 7 Lamandau 5 41 8 Seruyan 9 38 9 Katingan 15 89 10 Pulang Pisau 10 66 11 Gunung Mas 9 47 12 Barito Timur 8 45 13 Murung raya 11 51 14 Palangka Raya 8 43 Jumlah 157 861 Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008 No Kabupaten/Kota Puskesmas Tenaga Dokter Umum Gigi 41 10 28 8 39 9 23 5 25 5 11 5 17 1 14 2 20 1 22 2 18 1 18 3 19 1 71 16 366 69 Paramedis Perawat Bidan 246 139 324 159 368 221 279 90 212 105 72 34 103 59 117 59 205 108 173 148 122 68 170 92 120 65 446 113 2.957 1.460

II - 11

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

2.2. KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT 2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat yang beribukota di Pangkalan Bun, berada di daerah khatulistiwa dan terletak diantara: 1o19 sampai dengan 3o36 Lintang selatan, 110o 25 sampai dengan 112o 50 Bujur Timur. Wilayah Kotawaringin Barat terletak diantara 3 kabupaten tetangga yaitu: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Kabupaten Lamandau : Laut Jawa : Kabupaten Seruyan : Kabupaten Sukamara
2

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat seluas 10.759 km . Sesuai dengan Undang Undang No. 5 tahun 2002, Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi 3 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Lamandau. Seiring dengan semakin berkembangnya Kabupaten Kotawaringin Barat maka sejak tahun 2003 sesuai dengan Peraturan Daerah No.10 tahun 2003 terjadi pemekaran kecamatan dari 4 kecamatan menjadi 6 kecamatan. Kecamatan yang mengalami

pemekaran adalah Kecamatan Kumai menjadi Kecamatan Kumai, Kecamatan Lada dan Kecamatan Pangkalan Banteng. Tabel 2.2.1. Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kotawaringin Barat 2006
Luas km2 Persentase 1 Kotawaringin Lama 1.218 11,32 2 Arut Selatan 2.400 22,31 3 Kumai 2.921 27,15 4 Arut Utara 2.685 24,96 5 Pangkaln Lada 229 3,08 6 Pangkalan Banteng 1.306 10,21 Jumlah 239,53 99.03 Sumber : Kotawaringin Barat dalam Angka tahun 2006 No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan 17 18 17 10 11 11 84

Kecamatan Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 2.921 km

(28,13% dari luas Kabupaten), dan Kecamatan Pangkalan Lada merupakan yang terkecil dengan luas wilayah 229 km2 (3,08% dari luas kabupaten)

II - 12

Profil Daerah b. Topografi dan iklim Topografi Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada ketinggian antara 0 50 m dari permukaan laut dengan kemiringan antara 0 40% dan digolongkan menjadi 4 bagian dengan yaitu dataran, daerah datar berombak, daerah berombak berbukit dan daerah berbukit-bukit. Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu Sungai Arut, Sungai Kumai dan Sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar 100-300 meter. Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau pada bulan Juni sampai dengan September sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober sampai dengan Mei. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu 498,8. Jumlah hari hujan pada tahun 2006 tercatat 164 hari dan bulan Pebruari merupakan bulan dengan hari hujan terbanyak yaitu 22 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,0 C 33,8 C dan suhu minimum antara 21,3 C -23,4 C kelembaban udara berkisar antara 85,58%. c. Lahan dan penggunaannya Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 10.759 km . Kecamatan Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas 2.921 km (28,13% luas kabupaten) dan kecamatan Pangkalan Lada merupakan yang terkecil dengan luas wilayah 229 km (3,08% luas kabupaten). Dari luasan lahan yang ada, 959.452,77 ha merupakan wilayah hutan dengan luasan berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 2.2.2. Tabel 2.2.2. Luasan Kawasan Hutan Dilihat dari Fungsinya di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
Jenis Penggunaannya A. Kawasan Lindung 1. Hutan Lindung (HL) 2. Hutan Nasional (TN) 3. Hutan Wisata (HW) 4. Suaka Margasatwa (SM) Total B. Kawasan Budidaya 1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 2. Hutan Produksi Tetap (HP) 3. Kawasan Pengem.Prod/Kaws. Pemukiman & Penggunaan Lain (KPP/KPPL) 4. Areal Transmigrasi (T1) 5. Rencana areal Transmigrasi (T2) 6. Kawasan Khusus (KK) 7. Danau dan Sungai (DS) Total Sumber : Profil Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 Luas (Ha) / Area 8.676,33 208.506,12 15.900,40 32.907,89 265.990,74 83.353,48 215.544,24 356.639,75 18.330,34 10.310,81 142,29 9.142,12 693.462,03 % 0,90 21,73 1,66 3,43 27,72 8,6922,47 22,47 37,17 1,07 0,01 0,95 72,28
2 2 2 O O O O

II - 13

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

d. Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 sebanyak 204,906 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 106,229 jiwa atau 51,84% dan penduduk perempuan 98,677 jiwa atau 48,16%. Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio jenis kelamin. Penduduk laki-laki di Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan dengan nilai sex ratio sebesar 108. Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di daerah perkotaan. Hal ini ditunjukkan oleh kepadatan penduduk daerah perkotaan yang lebih besar dibandingkan dengan daerah pedesaan.

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki wilayah sekitar 7% dari total luas provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi sumber daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut. Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Tengah setelah Kotawaringin Timur. Sumber daya perkebunan yang terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan kelapa dalam. Dibidang perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sumber daya perairan yang meliputi perairan laut, sungai, dan rawa. Selain sumber daya alam tersebut diatas Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Dibidang pertambangan, potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum dimanfaatkan, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian golongan C. dan sumber daya

b. Sumber daya manusia Sumberdaya manusia di Kabupaten Kotawaringin Barat didominasi oleh penduduk usia muda. Bila dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kabupaten Kotawaringin Barat dapat digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari penduduk tua ke penduduk muda), dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,74% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 2,16%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan. II - 14

Profil Daerah Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2006 mencapai 65,10% dari total keseluruhan, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 51,07%. Artinya secara rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 70 penduduk tidak produktif. Rasio ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 52,30%. Tabel 2.2.3. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kotawaringin Barat Tahun 2006
Kelompok Umur 0 14 15 64 65 + Rasio Ketergantungan Persentase 32,74 65,10 2,16 51,07

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 mencapai 65,10% dari total penduduk, atau

sebanyak 175.550 orang. Pada tahun 2006 diketahui jumlah penduduk usia kerja yang aktivitas terbanyaknya bekerja, sebanyak 161.610 orang atau sekitar 65,10% dari total penduduk usia kerja. Sedangkan jumlah pencari kerja yang kegiatannya bukan bekerja pada tahun 2006 sebanyak 295 orang. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kotawaringin Barat adalah 71,9 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 71,6 (Tabel 2.2.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada posisi ke 7 (tujuh) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini perlu ditingkatkan. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 120,

menurun dari tahun sebelumnya pada posisi 103. Tabel 2.2.4. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Kalteng Reduksi shortfall Peringkat Nasional Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kota Waringin Barat 2005 2006 70,9 70,9 7,6 7,6 92,8 93,6 618,5 71,6 4 103 619,8 71,9 7 1,08 102

II - 15

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

2.2.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 adalah 1.187,52 km. Jalan terdiri atas jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Frekuensi aktivitas angkutan darat pada tahun 2006 cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh jumlah kendaraan dan penumpang yang keluar masuk terminal.

b. Prasarana air minum dan listrik Berdasarkan data BPAM Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2006 jumlah pelanggan air bersih adalah 7.542 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, niaga, industri, social, instansi pemerintah dan khusus. Volume air yang disalurkan sebanyak 1.739.133 m3 yang meningkat bila dibandingkan tahun 2005 yang hanya 1.465.588 m3. Bila dilihat dari produksi dan pemakaian listrik di Kotawaringin Barat sejak Januari Desember 2006 dengan tingkat produksi 65.689.463 Kwh yang terjual mencapai 57.451.101 Kwh meningkat bila dibandingkan tahun 2005 yang hanya 53.164.866 Kwh. Bila dilihat dari jumlah pelanggan dan daya terpasang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 sebanyak 29.450 pelanggan menjadi 30,776 pelanggan pada tahun 2006 dengan daya tersambung mencapai 34.386.380 KVA.

c. Prasarana komunikasi Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Kotawaringin Barat, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau konsumennya sampai pada daerah yang terjauh. Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat 15 buah kantor pos yang tersebar di enam kecamatan. Surat yang diterima oleh seluruh kantor pos jumlahnya mencapai 1.524.07 buah surat yang diterima dari publik. Sedangkan untuk pengiriman dan penerimaan paket pos selama tahun 2006 masing-masing adalah 1.284.867 buah paket pengiriman. II - 16

Profil Daerah d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 108 unit yang tersebar di 6 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 338 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 36 unit SMP terdiri 25 SMP Negeri dan 11 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 13 unit, 9 unit negeri dan 4 unit swasta. MTs ada 11 unit yang terdiri dari 1 negeri dan 3 swasta. Sekolah Pertanian Pembangunan Muhamadiyah ada 1 dan sekolah Menengah Kejuruan ada 6 yang terdiri dari 3 swasta dan 3 negeri. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 selengkapnya disajikan pada Tabel 2.2.5. Tabel 2.2.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K 1 53 75 3.386 2. S D 160 9 22.416 2.760 -MI 4 5 1.070 640 3. SLTP 25 11 5.521 1.384 -MTs 2 9 869 836 4. SLTA 9 4 3.049 337 -MA 1 3 282 238 -SPPM 1 146 -SMK 3 3 1.259 620 Jumlah 205 98 34.541 10.347 Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007 Sekolah Guru Negeri Swasta 10 160 1.156 92 45 38 372 15 54 61 199 51 24 8 14 89 49 1.945 518 Jumlah Sekolah 54 169 9 36 11 13 4 1 6 303

e. Prasarana kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki satu rumah sakit umum (RSUD). Pada tingkat kecamatan telah tersedia puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Pada tahun 2006 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 12 unit, dan puskesmas pembantu 75 unit Tabel 2.2.6. Tabel 2.2.6. Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kotawaringin Barat Tahun 2006
Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu 1. Ktw Lama 1 12 2. Arut Selatan 4 17 3. Kumai 3 16 4. Arut Utara 1 7 5. Pangkalan Lada 1 6 6. Pangkalan Banteng 2 17 Jumlah 12 75 Sumber : BPS Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007

II - 17

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kotawaringin Barat terdiri dari 19 orang dokter umum, 8 dokter gigi, 88 bidan, 124 perawat, 9 asisten apoteker, dan 67 orang tenaga teknisi lainnya. Di Kotawaringin Barat tidak terdapat dokter spesialis. Tabel 2.2.7. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kotawaringin Barat Tahun 2006
Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat 20 44 17 10 7 26 124 Asisten Apotiker 5 2 2 9 Tenaga Teknis 5 39 9 3 3 8 67

1. Ktw Lama 4 1 8 2. Arut Selatan 4 5 24 3. Kumai 5 2 18 4. Arut Utara 3 7 5. Pangkalan Lada 9 6. Pangkalan Banteng 3 22 19 8 88 Jumlah Sumber : BPS Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007

2.3. KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

2.3.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Secara geografis Kabupaten Kotawaringin Timur terletak pada titik koordinat 111
0 0 0 2 0

01' 50''BT - 113 0' 46''BT dan 1 23' 14''LS - 3 32' 54''LS, dengan luas wilayah 16.496 km . Kabupaten Kotawaringin Timur berada di bagian tengah Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kalimantan Barat : Laut Jawa : Kabupaten Katingan : Laut Jawa

Secara administratif Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi menjadi 13 kecamatan dan 150 desa/kelurahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3.1. Wilayah kecamatan yang paling luas dan juga jumlah desa yang paling banyak adalah Kecamatan Mentaya Hulu (3.380 km , 30 desa), sedangkan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Seranau (548 km , 4 desa).
2 2

II - 18

Profil Daerah Tabel 2.3.1. Luas Kabupaten Kotawaringin Timur Berdasarkan Wilayah Kecamatan (Setelah Pemekaran Kecamatan), Tahun 2005
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kecamatan Luas(km2) Jumlah Desa (Buah) 8 4 6 6 8 4 4 13 8 6 23 30 30 150

Mentaya Hilir Selatan 318 Teluk Sampit 610 Pulau Hanaut 619 Mentaya Hilir Utara 723 M. Baru Ketapang 358 Baamang 591 Seranau 548 Kota besi 2.177 Cempaga 1.241 Cempaga Hulu 1.183 Parengeaan 1.774 Mentaya Hulu 3.380 Antang Kalang 2.975 Kotawaringin Timur 16.496 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006

b. Topografi dan iklim Secara geografis letak desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari dua desa berada pada wilayah pantai, 108 desa berada pada daerah lembah/daerah aliran sungai, dua desa berada pada lereng dan 38 desa berada pada daerah dataran. Kondisi topografis wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 128 desa merupakan wilayah dataran dan 20 desa merupakan wilayah perbukitan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.2. Tabel 2.3.2. Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kecamatan A 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Jumlah Desa/Kelurahan B C D X 8 0 0 8 3 0 0 4 3 0 2 6 5 0 1 6 1 0 4 5 4 0 0 4 3 0 1 4 9 0 2 11 8 0 0 8 6 0 0 6 5 0 15 6 28 0 2 29 22 1 6 29 105 1 33 126 Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 14

Mentaya Hilir Selatan Teluk Sampit Pulau Hanaut Mentaya Hilir Utara M. Baru Ketapang Baamang Seranau Kota besi Cempaga Cempaga Hulu Parengeaan Mentaya Hulu Antang Kalang Kotawaringin Timur Keterangan: Geografis : A = Pantai C = Lereng Topografis: B = Lembah/DAS D = Dataran Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007

X = Datar Y = Berbukit-bukit

II - 19

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Kondisi iklim khususnya curah hujan berdasarkan data tahun 2006 menunjukan bahwa curah hujan dan hari hujan tertinggi untuk Kabupaten Kotawaringin Timur berada pada bulan Oktober hingga Mei. Data yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.3. Tabel 2.3.3. Kondisi Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Curah Hujan Hari Hujan (mm) (Hari) 1 Januari 123 4 2 Februari 106 3 3 Maret 169 7 4 April 148 6 5 Mei 489 5 6 Juni 67 2 7 Juli 25 2 8 Agustus 40 3 9 September 36 4 10 Oktober 99 7 11 November 317 13 12 Desember 315 13 Jumlah 1.934 69 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006 No Bulan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat curah hujan rata-rata tahunan sebanyak 1.934 mm dan rata-rata hari hujan per tahun 69 hari. Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk wilayah beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata antara 29 33 Celsius.
0 0

c. Demografi Berdasarkan data statistik, penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur hingga tahun 2005 berjumlah 305.067 jiwa atau 74.913 kepala keluarga (KK), sehingga rata-rata ukuran keluarga (size of family) adalah 4,07 jiwa per kepala keluarga (KK). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Mentaya Baru/Ketapang dengan jumlah penduduk 61.061 jiwa dan jumlah KK sebanyak 14.602 KK, Kecamatan Baamang menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua sebanyak 38.583 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Teluk Sampit dengan jumlah penduduk sebanyak 8.182 jiwa dengan 2.048 KK. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.4.

II - 20

Profil Daerah Tabel 2.3.4. Rincian Jumlah Penduduk dan Ukuran Keluarga di Kotawaringin Timur per Kecamatan, Tahun 2005
Jumlah Penduduk Jiwa KK 1 Mentaya Hilir Selatan 20.706 5.128 2 Teluk Sampit 8.182 2.048 3 Pulau Hanaut 18.451 4.569 4 Mentaya Hilir Utara 11.786 2.928 5 M. Baru Ketapang 61.061 14.602 6 Baamang 38.583 9.340 7 Seranau 10.983 2.844 8 Kota besi 25.326 6.120 9 Cempaga 18.269 4.539 10 Cempaga Hulu 13.848 3.324 11 Parengeaan 24.012 6.022 12 Mentaya Hulu 28.272 7.160 13 Antang Kalang 25.588 6.289 Jumlah 305.067 74.913 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006 No Kecamatan Ukuran Keluarga (jiwa/KK) 4,04 4,00 4,04 4,03 4,18 4,13 3,86 4,14 4,02 4,17 3,99 3,95 4,07 4,07

Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebesar 18,49 jiwa/km atau rata-rata 2.034 jiwa per desa. Data yang lebih rinci mengenai kepadatan penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada Tabel 2.3.5. Tabel 2.3.5. Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur per Kecamatan, Tahun 2005
Rata-rata Penduduk Per km2 Per desa 1 Mentaya Hilir Selatan 65,11 2.588 2 Teluk Sampit 13,41 2.046 3 Pulau Hanaut 29,81 3.075 4 Mentaya Hilir Utara 16,30 1.684 5 M. Baru Ketapang 170,80 8.723 6 Baamang 65,28 9.646 7 Seranau 20,06 2.746 8 Kota besi 11,63 1.948 9 Cempaga 14,72 2.284 10 Cempaga Hulu 11,71 2.308 11 Parengeaan 13,54 1.044 12 Mentaya Hulu 8,36 942 13 Antang Kalang 8,60 853 Kotawaringin Timur 18,49 2,034 Sumber: BPS Kabupaten dan Hasil Olahan, 2007 No Kecamatan
2

Dari Tabel 2.3.5 dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling padat penduduknya dalah kecamatan Mentawa Baru/Ketapang (170,80 jiwa per km2). Kota Sampit terletak di Kecamatan Mentawa Baru/Ketapang, sehingga dapat dimengerti bila penduduknya lebih padat dibandingkan kecamatan lainnya. Kecamatan Baamang dan Mentawa

Baru/Ketapang lebih padat yakni sebesar 9.646 jiwa dan 8.723 jiwa. KecamatanII - 21

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

kecamatan lainnya relatif lebih jarang penduduknya, dan yang paling jarang adalah kecamatan Mentaya Hulu dan Antang Kalang masing-masing sebesar 8,36 jiwa/km2 atau 942 jiwa per desa dan 8,60 jiwa/km2 atau 853 jiwa per desa. Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur bahwa jumlah laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah perempuan dengan ratio sebesar 111. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.6. Tabel 2.3.6. Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005
Kelompok Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 04 25.050 23.203 48.253 59 23.501 21.885 45.386 10 14 20.687 18.996 29.683 15 19 17.327 15.693 33.020 20 24 14.499 13.175 27.674 25 29 11.871 10.680 22.551 30 34 10.630 9.453 20.083 35 39 9.440 8.246 17.704 40 44 8.356 7.344 15.700 45 49 5.633 4.938 10.571 50 54 3.867 3.314 7.181 55 59 2.839 2.429 5.268 60 64 2.176 1.821 3.997 65 69 1.784 1.528 3.312 70 74 1.464 1.203 2.667 75 ke atas 1.121 896 2.017 Jumlah 160.245 144.822 305.067 Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2006 Sex Ratio 108 107 109 110 110 111 112 114 114 114 117 117 119 117 122 125 111

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia a. Sumber daya alam Tata guna lahan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi empat kawasan yakni kawasan hutan, perkebunan, pertambangan, pemukiman dan penggunaan lainnya yang rinciannya dapat dilihat pada Tabel 2.3.7. Tabel 2.3.7. Tata Guna Lahan Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007
Luas Areal Ha % 1 Kawasan Hutan (HP,HPT,HL) 674.330 40,88 2 Perkebunan 607.148 36,81 3 Permukiman dan penggunaan lainnya 238.264 14,44 4 Pertambangan 7.534 0,46 5 Jumlah penggunaan 1.527.276 92,58 6 Total wilayah Kotawaringin Timur 1.649.600 100,00 Sumber: Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007 No Penggunaan

II - 22

Profil Daerah Dari Tabel 2.3.7 dapat diketahui bahwa tata guna lahan sudah mencapai 1.527.276 ha atau 92,58% dari luas areal wilayah Kotawaringin Timur. Tata guna lahan ini tidak termasuk danau, sungai, dan lain-lain. Tabel 2.3.8. Rincian Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Tahun 2007
No I Arah Pemanfaatan Luas Areal Ha % 9,68 0,51 10,19 14,59 9,71 6,67 25,87 0,16 2,58 59,59 69,78 100,00

Kawasan Lindung a. Hutan Lindung 159.699 b. Mangrove 6.459 Sub jumlah (I) 168.158 II Kawasan Budidaya Non Kehutanan a. Pertanian 240.634 b. Pertanian Lahan Kering 160.238 c. Pertanian Lahan Basah 110.070 d. Perkebunan 426.746 e. Perikanan, pertambakan 2.677 f. Permukiman dan lainnya (KPPL) 42.596 Sub jumlah (II) 982.961 III Jumlah yang diarahkan pemanfaatannya 1.151.119 IV Total wilayah Kotawaringin Timur 1.649.600 Sumber: Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007

Berdasarkan Tabel 2.3.8 diketahui bahwa luasan areal yang terdapat pada Kabupaten Kotawaringin Timur tersebut yang penggunaannya diarahkan adalah seluas 1.151.191 ha atau 69.78% dari luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Arahan pemanfaatan Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi 1.151.119 ha (69,78%) meliputi kawasan budidaya non kehutanan seluas 982.961 ha (59,59%) dan kawasan lindung seluas 168.158 ha (10,19%).

b. Sumber daya manusia Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yakni pada kelompok umur 10 sampai dengan 64 tahun. Tenaga kerja ini terdiri dari angkatan kerja yakni angkatan kerja yang mencari kerja, bukan angkatan kerja yakni tenaga kerja yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga atau tenaga kerja penerima pendapatan. Berdasarkan Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Kalimantan Tengah Tahun 2006 diketahui jumlah tenaga kerja di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 241.239 orang. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.9. Dari Tabel 2.3.9 dapat diketahui bahwa potensi tenaga kerja yang sudah diserap lapangan kerja mencapai 135.403 orang (56,13%), dan pengangguran sebanyak 9.490 orang (3,93%). Sedangkan tenaga kerja yang tidak menawarkan dirinya untuk bekerja

II - 23

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

sebanyak 96.346 orang yakni masih sekolah sebanyak 46.968 orang (19,47%), mengurus rumah tangga 40.783 orang (16,91%) dan lainnya sebanyak 8.595 orang (3,56%). Tabel 2.3.9. Penduduk Kotawaringin Timur Umur 10 tahun ke Atas dan Jenis Kegiatan Utamanya Tahun 2006
Uraian Jumlah (orang) Angkatan Kerja a. Bekerja 135.403 b. Pengangguran 9.490 II Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah 46.968 b. Mengurus Rumah Tangga 40.783 c. Lainnya 8.595 Jumlah 241.239 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2007 No I Persentase (%) 56,13 3,93 19,47 16,91 3,56 100,00

Pencari kerja yang mendaftar ke Dinas Tenaga Kerja setempat umumnya berpendidikan SLTA/sederajat dan sarjana muda/sarjana. Lebih jelasnya terdapat pada Tabel 2.3.10. Tabel 2.3.10. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Pendidikan dan Jenis Penempatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, 2003
Belum Pendaftaran Ditempatkan ditempatkan tahun ini tahun ini tahun lalu SD dan tidak tamat 13 13 SLTP dan setingkat 2 56 48 SLTA dan setingkat 362 1.098 416 Sarjana muda/sarjana 675 1.008 323 Jumlah 1.039 2.175 800 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten kotawaringin Timur, 2006 Jenis/tingkat pendidikan Dihapuskan 8 662 456 1.126 Sisa/belum ditempatkan tahun ini 2 382 904 1.288

Data tahun 2006 menunjukan bahwa pada struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian didominasi pada kegiatan pertanian tanaman pangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.11.

Tabel 2.3.11. Sebaran Dominasi Kegiatan Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Kecamatan Mentaya Hilir Sel Pulau Hanaut Mentaya Hilir utara M. Baru Ketapang Baamang Kota besi Cempaga Parengeaan Pangan 0 1 4 2 4 7 1 7 Peternakan 1 0 0 0 0 0 0 0 Pertanian Kehutanan Perkebunan 0 9 0 4 2 0 0 14 0 0 4 8 3 0 10 0 Perikanan 1 0 0 0 0 0 0 0 Pertanian Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 3

II - 24

Profil Daerah
Kecamatan Pertanian Kehutanan Perkebunan 0 0 0 0 11 4 0 0 1 0 31 26 Pertanian Lainnya 0 0 1 0 0 4

Pangan Peternakan Mentaya Hulu 28 0 Cempaga Hulu 31 0 Antang Kalang 12 0 Seranau 5 0 Teluk Sampit 1 0 Jumlah 103 1 Sumber: BPS Kabupaten dan Hasil Olahan, 2007

Perikanan 0 0 0 0 1 2

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kotawaringin Timur adalah 72,7 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 72,5 (Tabel 2.3.12). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin Timur adalah relatif tinggi dan berada pada posisi ke 3 (tiga) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah cukup baik. nasional berada pada posisi ke 87. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Peringkat secara

Kotawaringin Timur Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.3.12.

Tabel 2.3.12. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kotawaringin Timur Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kotawaringin Timur 2005 2006 68,9 79,0 8,0 8,0 98,7 98,7 622,7 72,5 80 3 624,7 72,7 87 0,81 3

2.3.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan dan transportasi Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

II - 25

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari jalan nasional (298,750 km), jalan provinsi (101,300 km), jalan kabupaten (1.391,856 km), jalan perkotaan (123,417 km) dan jalan desa (44,750 km). Kondisi jalan yang ada bervariasi yaitu kondisi mantap berkisar 15,37% - 78,33%, tidak mantap 8,03% - 16,65% dan kritis 5,02% 76,59%. Angkutan antar daerah di dalam wilayah kabupaten melalui angkutan sungai didukung oleh 19 pelabuhan dan dermaga yang tersebar di seluruh wilayah. Angkutan darat terdiri dari angkutan yang berpusat di Kota Sampit, angkutan lintas kabupaten dengan fasilitas terminal Patih Rumbih di Kota Sampit dan terminal kecil sebanyak 6 buah. Angkutan udara terdapat pada bandar udara H. Asan yang terletak pada posisi 20 22' LS dan 112 56' BT dengan elevasi 3 meter. Tingkat pelayanan bandara dapat didarati oleh pesawat jenis Cassa 212 dengan kapasitas 19 orang dan Fokker dengan kapasitas 80 orang. Sebaran keberadaan sarana dan prasarana transportasi di kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat kecamatan yang tidak mempunyai kendaraan roda empat yaitu pulau Hanaut. Sarana transportasi terbanyak adalah melalui sarana sungai sebanyak 77, diikuti oleh prasarana darat sebanyak 66. Untuk lebih jelasnya sebaran sarana prasarana transportasi kebupaten Kotawaringin Timur terdapat pada Tabel 2.3.13. Tabel 2.3.13. Sebaran Sarana Prasarana Transportasi Kebupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Prasarana Lalu Lintas (desa) Darat Sungai Logistik 1 Mentaya Hilir Selatan 12 0 0 2 Pulau Hanaut 4 2 0 3 Mentaya Hilir Utara 3 3 0 4 M. Baru / Ketapang 5 1 0 5 Baamang 3 3 0 6 Kota besi 6 5 1 7 Cempaga 11 1 11 8 Parengeaan 12 7 12 9 Mentaya Hulu 2 28 8 10 Antang Kalang 8 21 10 Jumlah 66 71 42 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan 2007 No Kecamatan Terminal 2 0 0 1 0 0 1 1 1 0 6 Sarana (desa) Dermaga Bandara 2 0 3 0 0 0 1 0 0 1 8 0 4 0 1 0 0 0 0 0 19 1
0

b. Prasarana air minum dan listrik Pada tahun 2006 telah didistribusikan sebanyak 3.648.724 m air bersih di kabupaten Kotawaringin Timur, di mana 3.131.707 m melalui sambungan induk sebesar rata-rata II - 26
3 3

Profil Daerah 61.868 m3 per hari. Dari total distribusi yang disalurkan 3.309.444 m3, yang disalurkan ke pelanggan rumah tangga sebesar 13.477, ke
3 3

pelanggan perusahaan/hotel/restoran

sebanyak 285 pelanggan sebesar 128.077m , sejumlah 119.868 m3 disalurkan ke 171 pelanggan kantor pemerintahan dan 86.231 m disalurkan ke pelanggan badan sosial, sehingga secara keseluruhan disalurkan dengan jumlah 14.146 pelanggan. Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2006 hanya mampu melayani atau memenuhi kebutuhan akan 66.912 jiwa atau baru 18,7% dari penduduk dengan jumlah sambungan sebanyak 10.492 sambungan. Cangkupan pelayanan terbanyak berada di kota Sampit dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.006 sambungan. Untuk lebih jelasnya mengenai cangkupan pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat pada Tabel 2.3.14.

Tabel 2.3.14. Cangkupan Pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Penduduk Cangkupan Pelayanan (jiwa) (jiwa) % 1 Sampit 83.267 45.036 54,0 2 Pelangsian 17.413 1.104 6,3 3 Kota besi 6.605 2.052 31,0 4 Cempaka Mulia 3.541 1.272 36,0 5 Pundu 3.307 984 19,7 6 Parengeaan 5.045 1.500 19,7 7 Kuala Kuayan 5.042 2.724 54,0 8 Kasongan 6.401 2.580 40,0 9 Tumbang Samba 9.434 3.180 33,7 10 Samuda 18.450 1.998 10,8 11 Kuala Pembuang 13.649 1.284 9,4 12 Panda Hara 2.699 486 18,0 13 Mentaya Sebrang 4.073 1.614 39,6 14 Kareng Pangi 2.846 684 24,0 15 Bagendang 2.791 414 14,8 Jumlah 184.563 66.912 28,7 Sumber: Corporate Plan 2001-2006, PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007 No Unit kerja

Pelayanan listrik di Kabupaten Kotawaringin Timur masih mengandalkan tenaga diesel. Pada tahun 2005 jumlah pelanggan listrik adalah 36.548 dan pemakaian listrik terjual 79.265.742 KWH. Dilihat dari jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Kotawaringin Timur, dapat dihitung bahwa baru 48,1% yang terlayani oleh PLN.

c. Prasarana komunikasi dan penginapan Telekomunikasi di Kabupaten Kotawaringin Timur telah dilakukan dengan jaringan telepon PTSN maupun telepon seluler, yang dapat tersambung dengan jaringan internet. Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai 8.800 sambungan telepon yang tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur.

II - 27

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Keberadaan komunikasi terdiri dari 1 buah warnet dan 86 wartel sedangkan fasilitas pariwisata terdiri dari 61 penginapan dengan 855 kamar dan 1.467 buah tempat tidur. Untuk lebih jelasnya mengenai fasilitas komunikasi dan pariwisata dapat dilihat pada Tabel 2.3.15. Tabel 2.3.15. Sebaran Fasilitas Komunikasi dan Penginapan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Komunikasi Penginapan (buah) Warnet Wartel Hotel Kamar T. Tidur 1 Mentaya Hilir Selatan 0 5 0 0 0 2 Teluk Sampit 0 0 0 0 0 3 Pulau Hanaut 0 0 0 0 0 4 Mentaya Hilir Utara 0 2 0 0 0 5 M. Baru /Ketapang 1 40 44 554 923 6 Baamang 0 31 10 222 398 7 Seranau 0 0 0 0 0 8 Kota besi 0 2 0 0 0 9 Cempaga 0 2 0 0 0 10 Cempaga Hulu 0 0 0 0 0 11 Parengeaan 0 4 6 60 117 12 Mentaya Hulu 0 0 1 19 29 13 Antang Kalang 0 0 0 0 0 Jumlah 1 86 61 855 1.467 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007 No Kecamatan

d. Prasarana pendidikan Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2006 berjumlah 772 dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) dan pesantren. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.16. Tabel 2.3.16. Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006
No Kecamatan TK SD SDLB SLTP SLTA 1 Mentaya Hilir Selatan 4 23 0 5 1 2 Teluk Sampit 0 7 0 0 0 3 Pulau Hanaut 5 25 0 3 0 4 Mentaya Hilir Utara 2 11 0 1 0 5 M. Baru /Ketapang 18 41 0 14 6 6 Baamang 7 22 1 5 3 7 Seranau 2 8 0 1 0 8 Kota besi 3 33 0 8 0 9 Cempaga 1 21 0 5 1 10 Cempaga Hulu 1 19 0 2 0 11 Parengeaan 7 30 0 4 1 12 Mentaya Hulu 3 42 0 6 1 13 Antang Kalang 2 35 0 2 0 Jumlah 55 317 1 56 13 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007 SMK 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 6 PT 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 4 Pesantren 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3

II - 28

Profil Daerah Menurut Bappeda (2005), perkembangan jumlah sekolah, guru dan murid tahun pada tahun 2005 dibandingkan tahun 1995 dan tahun 2005, dapat dilihat pada Tabel 2.3.17. Tabel 2.3.17 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 1995 dan Tahun 2005
Jumlah Sekolah Murid (unit) (siswa) 1995 2005 1995 2005 1. T K 32 * * * 2. S D 150 145 23.549 23.142 3. SLTP 35 33 7.522 6.576 4. SLTA 11 15 2.399 4.125 -SMK 4 9 2.951 Jumlah 232 202** 33.470 36.794 * data tidak tersedia **belum termasuk jumlah TK Sumber : Bappeda Kotawaringin Timur, 2005 Sekolah Guru (orang) 1995 2005 * * 972 769 428 476 223 290 204 1.623 1.739 Peningkatan jumlah sekoah (%) (3,3) (5,7) 36,6 125

e. Prasarana kesehatan Keberadaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 1 (satu) unit Rumah Sakit Umum (RSU), 17 unit Puskesmas, 27 TPD, 221 Posyandu, 94 poliklinik desa (polindes), apotek yang terdapat di 6 desa dan toko obat di 19 desa. Sebaran fasilitas kesehatan dapat dilhat pada Tabel 2.3.18. Tabel 2.3.18. Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Kecamatan RSU Puskesmas PP TPD Fasilitas Kesehatan TPB Posyandu Polides 14 0 15 8 32 13 17 16 12 4 17 35 38 221 7 2 8 7 5 5 0 11 13 0 13 13 10 94 Apotik 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Toko Obat 5 0 0 1 10 1 0 0 0 0 1 1 0 19

Mentaya Hilir 0 1 4 1 1 Selatan Teluk Sampit 0 0 4 0 0 Pulau Hanaut 0 1 10 1 0 Mentaya Hilir 0 1 6 1 0 Utara M. Baru 1 3 9 12 11 /Ketapang Baamang 0 2 4 3 5 Seranau 0 0 4 0 0 Kota besi 0 1 11 1 0 Cempaga 0 2 6 2 1 Cempaga Hulu 0 1 3 1 0 Parengeaan 0 2 9 2 15 Mentaya Hulu 0 1 7 1 14 Antang Kalang 0 2 15 2 15 Jumlah 1 17 92 27 62 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007

II - 29

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

2.4. KABUPATEN KAPUAS

2.4.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Kuala Kapuas. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kabupaten Gunung Mas : Laut Jawa : Kabupaten Barito Selatan (Provinsi Kalimantan Selatan) : Kabupaten Pulang Pisau
2

Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah 14.999 km atau 9,77% dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas terbagi dalam dua kawasan besar yaitu kawasan pasang surut, umumnya di bagian selatan sebagai daerah potensi pertanian tanaman pangan, dan kawasan non pasang surut umumnya di bagian utara yang memiliki potensi lahan perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar swasta. Kabupaten Kapuas meliputi 12 kecamatan dengan luas setiap kecamatan seperti pada Tabel 2.4.1. Tabel 2.4.1. Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kapuas 2007
Luas km2 Persentase 1 Kapuas Kuala 427,00 2,85 2 Kapuas Timur 202,00 1,35 3 Selat 394,00 2,63 4 Basarang 206,00 1,37 5 Kapuas Hilir 91,00 0,61 6 Pulau Petak 135,00 0,90 7 Kapuas Murung 491,00 3,27 8 Kapuas Barat 480,00 3,20 9 Mantangai 6.128,00 40,86 10 Timpah 2.016,00 13,44 11 Kapuas Tengah 1.833,00 12,22 12 Kapuas Hulu 2.596,00 17,31 Jumlah 14.999,00 100,00 Sumber : Kapuas Dalam Angka, 2007 No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan 14 7 16 13 8 8 14 9 14 9 19 17 148

Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Mantangai dengan luas 6.128,00 km

(40,86% dari luas kabupaten) kemudian Kecamatan Kapuas Hulu dengan luas 2.596,00 km2 (17,31%) dan Kecamatan Timpah seluas 2.016,00 km2 (13,44%) serta Kecamatan II - 30

Profil Daerah Kapuas Tengah seluas 1.833 km2 (12,22%) sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Kapuas Hilir dengan luas 91,00 km2 (0,61%).

b. Topografi dan iklim Keadaan topografi Kabupaten Kapuas yaitu dibagian utara merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 500 diatas permukaan laut dengan

kemiringan 8 -15 derajat. Selain perbukitan juga terdapat daerah pegunungan dengan kemiringan 15 25 derajat. Pada bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian diantara 0 -5 m dari permukaan laut dengan elevasi 0 8% dan dipengaruhi oleh pasang surut. Kabupaten Kapuas memiliki iklim tropis lembab dengan temperatur udara rata-rata berkisar antara 21 C sampai 23 C dan temperatur maksimum sampai 36 C. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan dengan sumber daya air yang cukup banyak menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal. Pada tahun 2007 Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari, sedangkan bulan kering/kemarau terjadi pada Juli sampai Oktober. Curah hujan setiap tahun berkisar antara 116-973,0 mm. Kapuas memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan beberapa sungai besar dan kanal (anjir). diantaranya: 1). Sungai Kapuas Murung, dengan panjang 66,38 km; 2). Sungai Kapuas dengan panjang 600 km; dan 3). Daerah pantai pesisir sepanjang 189,85 km. Selain sungai di Kabupaten Kapuas terdapat 4 buah anjir/kanal yaitu: Anjir Serapat sepanjang 28 km, Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km, Anjir Basarang sepanjang 24 km dan Anjir Tamban sepanjang 25 km. Anjir-anjir tersebut menghubungkan beberapa Wilayah perairan dan sungai yang masuk wilayah kapuas
O O O

wilayah di Kabupaten Kapuas serta wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.

c. Lahan dan penggunaannya Total lahan di Kabupaten Kapuas seluas 1.499.900 ha yang berada pada ketinggian 0 2 m diatas permukaan laut. Pemanfaatan lahan terdiri dari lahan pertanian seluas 280.000 ha, lahan kebun dan lainnya 340.000 ha, dan hutan produksi sekitar 879.900 ha. Pemanfaatan lahan pertanian meliputi lahan persawahan yang sebagian besar berupa lahan pasang surut dan tadah hujan. Lahan non sawah meliputi rawa, kebun,

ladang/tegalan, pemukiman, lahan pertambangan, serta kolam dan tambak. Areal hutan di Kabupaten Kapuas sebagian besar berupa hutan gambut dan sebagian diantaranya berupa lahan eks proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dicanangkan II - 31

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

pemerintah pada tahun 1995.

Beberapa tahun terakhir lahan eks PLG kembali akan

dikelola dan didayagunakan secara terarah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut akan dibedakan berdasarkan ketebalan/kedalaman gambutnya. Lahan gambut dengan ketebalan 50 cm sampai 100 cm (gambut tipis/dangkal dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija. Lahan dengan gambut sedang yang memiliki kedalaman 101- 200 cm diperuntukkan bagi tanaman perkebunan dan buah-buahan, serta lahan gambut dalam dengan kedalaman 2001 300 cm untuk tanaman perkebunan dan kehutanan, sedangkan gambut sangat dalam dengan ketebalan > 3 m diperuntukkan bagi kawasan konservasi dan kehutanan.

d. Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Kapuas tahun 2007 sebanyak 338.583 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 171.070 jiwa atau 50,53% dan penduduk perempuan 167.513 jiwa atau 49,47% dengan sex ratio 102,12%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kapuas rata-rata 22,57 jiwa per km .
2

Kecamatan terpadat penduduknya adalah


2 2

Kecamatan Selat dengan rata-rata 229 jiwa per km dan penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Timpah dengan kepadatan 4 jiwa per km . Tabel 2.4.2. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
Rumah Tangga 1 Kapuas Kuala 10.409 2 Kapuas Timur 5.730 3 Selat 23.979 4 Basarang 4.795 5 Kapuas Hilir 3.732 6 Pulau Petak 4.766 7 Kapuas Murung 12.377 8 Kapuas Barat 4.451 9 Mantangai 9.532 10 Timpah 2.330 11 Kapuas Tengah 4.702 12 Kapuas Hulu 2.199 Jumlah 89.002 Sumber: Kapuas Dalam angka, 2007 No Kecamatan Laki-laki 16.671 11.206 45.334 9.087 6.733 9.844 22.586 9.549 19.077 4.256 10.261 6.466 171.070 Penduduk Perempuan 16.185 12.030 44.875 8.686 6.528 9.882 22.622 9.114 18.275 3.811 9.396 6.109 167.513 Jumlah 32.856 23.236 90.209 17.773 13.261 19.726 45.208 18.663 37.352 8.067 19.657 12.575 338.583

Berdasarkan Tabel 2.4.2. diatas terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Kapuas belum merata. Umumnya penduduk masih banyak yang bertempat tinggal di

sekitar ibukota kabupaten atau di ibukota kecamatan. Sebaran penduduk banyak terdapat di Kecamatan Selat (26,64%) sebagai ibukota kabupaten, diikuti Kecamatan Kapuas Murung (13,35%), dan Kecamatan Mantagai (11,03%), serta Kapuas Kuala (9,70%).

II - 32

Profil Daerah 2.4.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Kapuas memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dapat dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kapuas perlu melakukan penataan pembangunan dan ruang wilayahnya sehingga sumber daya yang ada dapat termanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian alamnya. Beberapa potensi sumber daya alam di Kabupaten Kapuas meliputi sumber daya alam tambang, pertanian dan perkebunan, sumber daya dibidang kehutan, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut. Kabupaten Kapuas memiliki potensi sumber daya tambang yang besar, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral.
3

Berdasarkan data tahun 2005 Kabupaten Kapuas


3

memiliki potensi cadangan batubara sekitar 210 juta ton, intan 3,5 juta m dan emas 2,1 juta m serta berbagai bahan galian golongan C seperti pasir kuarsa, koalin, granit, andesit, mika, zircon dan batu gamping. Sedangkan potensi gambut diperkirakan sebanyak 16,5 juta ton. Kabupaten kapuas memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Luas areal pertanian sekitar 280.000 ha dan luas potensi perkebunan 340.000 ha. Adapun sumber daya hutan Kabupaten Kapuas berdasarkan RTRW Kabupaten Kapuas tahun 2005 memiliki luas wilayah hutan 891.011 ha. Dari luasan tersebut terdiri dari hutan lindung seluas 5.394 ha dan selebihnya berupa hutan produksi terbatas 380.415 ha dan hutan produksi 505.202 ha. Sebagian besar (97,88%) wilayah hutan produksi dan produksi

terbatas sudah diusahakan dan untuk itu perlu kerja keras dalam rangka melestarikan sumber daya hutan ini. Dibidang perikanan Kabupaten Kapuas memiliki sumber daya perairan dengan luas perairan mencapai 333.780,04 ha yang meliputi perairan sungai 151.720 ha, rawa 156.362,04 ha, danau 98 ha, dan perikanan laut sekitar 25.600 ha. Selain sumber daya alam tersebut diatas, Kabupaten Kapuas kaya akan potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Hal ini karena wilayahnya berupa hamparan yang luas dan kaya dengan hijauan sebaga sumber pakan ternak yang dapat dikembangkan.

b. Sumber daya manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat II - 33

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006 , nilai IPM Kabupaten Kapuas adalah 72,2 sedikit meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 71,8 (Tabel 2.4.3). Namun bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Kapuas termasuk kategori sedang, berada pada posisi ke 6 (enam) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan SDM yang lebih ditingkatkan lagi dibidang pembangunan SDM.

Tabel 2.4.3. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah
IPM 2005 1 Palangka Raya 77,0 2 Barito Utara 72,8 3 Kotawaringin Timur 72,5 4 Barito Selatan 71,3 5 Gunung Mas 71,5 6 Kapuas 71,8 7 Kotawaringin Barat 71,6 8 Barito Timur 70,1 9 Murung Raya 71,0 10 Katingan 71,3 11 Seruyan 70,9 12 Lamandau 70,2 13 Sukamara 70,0 14 Pulang Pisau 69,3 Kalimantan Tengah 71,6 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 No Kab/Kota 2006 77,1 73,9 72,7 72,4 72,3 72,2 71,9 71,6 71,6 71,5 71,4 70,9 70,4 69,9 73,4 Peringkat Nasional 2005 2006 6 6 77 61 80 87 125 97 112 103 98 105 103 120 167 135 134 133 123 137 136 146 161 160 168 186 200 203 5 5

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Kapuas Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.4.4. Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah II - 34

Profil Daerah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu. Tabel 2.4.4. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kapuas Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab Kapuas 2005 2006 70.3 70.3 7.3 7.3 93.9 94.7 624.9 71.8 98.0 7 627.6 72.2 105.0 1.6 6

Perkembangan indikator pendidikan angka melek huruf dari tahun 2005 2006 menunjukkan sedikit peningkatan, namun rata-rata lama sekolah masih tetap. Rata-rata lama sekolah 7,3 tahun yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara rata-rata penduduk Kabupaten Kapuas sudah tamat SD namun masih banyak yang tidak tamat SLTP.

2.4.3. Infrastruktur

a. Prasarana Transportasi Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Kapuas pada tahun 2007 adalah 2.634,10 km yang terdiri dari jalan negara 459,9 km, jalan provinsi 463,35 km dan jalan kabupaten sepanjang 1.710,85 km. Dari sepanjang 1.710,85 km jalan kabupaten tersebut sebagian besar (64,43%) atau 1.102,98 km dalam keadaan rusak, sepanjang 298,98 km (17,48%) dalam keadaan sedang dan hanya sepanjang 308,89 km (18,05%) dalam keadaan baik. Sebagian besar permukaan jalan di Kabupaten Kapuas masih berupa tanah, dan yang dilapisi aspal baru sepanjang 206,42 km. Selain prasarna jalan, sebagai prasaran transportasi yang penting lainnya di Kabupaten Kapuas adalah prasarna transportasi air. Prasarana angkutan sungai masih

merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibukota kecamatan. II - 35

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Pelabuhan dan sarana pendaratan angkutan air lainnya masih berperan penting dalam memperlancar angkutan perairan. Alat transportasi sungai yang ada di Kabupaten Kapuas meliputi angkutan penumpang dan angkutan barang seperti kapal, long boat, kelotok, speed boat, tongkang dan tiong.

b. Prasarana listrik dan air minum Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Kapuas dipenuhi oleh Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang terjual tampaknya terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah listrik yang dialirkan yang bersumber dari 21 unit pembangkit tenaga diesel sebanyak 2.985.936 Kwh atau meningkat 4,26% dibanding tahun 2006 sebanyak 2.863.948 Kwh. Jumlah pelanggan selama tahun 2007 tercatat sebanyak 41.248 pelanggan, dengan kelompok pelanggan terbesar adalah rumah tangga R1 mencapai 36.825 pelanggan. Sumber pengolahan air bersih di Kabupaten Kapuas bersumber dari sungai yang diolah dan dikelola oleh 10 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kapuas. 2.301.750 m
3

Banyaknya air bersih yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak


3

meningkat 12,17% dibanding tahun 2006 sebanyak 2.051.938 m .

Banyaknya pelanggan air bersih juga mengalami peningkatan pada tahun 2007 yaitu sebanyak 11.255 pelanggan atau mengalami peningkatan 3% dibanding tahun 2006 sebanyak 10.950 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 10.663 pelanggan, serta perusahaan dan pertokoan 251, instansi pemerintah 164, sarana umum 95 dan badan sosial dan rumahsakit 82 pelanggan. c. Prasarana komunikasi Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Kapuas, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau konsumennya sampai pada daerah yang terjauh. Di Kabupaten Kapuas terdapat 8 unit kantor pos yang tersebar di delapan kecamatan serta ditambah dengan 4 unit rumah pos, 2 unit pos kelingling, 76 kotak pos dan 13 unit bis surat. Jumlah pelayanan surat pos yang terjadi di seluruh kantor pos pada tahun 2007 jumlahnya mencapai 202.152 unit. Sedangkan untuk pengiriman dan penerimaan paket pos selama tahun 2007 masing-masing adalah 48.056 buah paket pengiriman dan 11.718 paket penerimaan.

II - 36

Profil Daerah d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Kapuas sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Kapuas sebanyak 103 unit yang tersebar di 12 kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2007 sebanyak 2.936 orang. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 502 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 91 unit SMP terdiri 52 SMP Negeri dan 39 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 31 unit, dan Perguruan Tinggi 2 unit dengan jumlah mahasiswa 1.091 orang. Tabel 2.4.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah 1. T K 102 2936 272 102 2. S D 384 118 54.457 13.300 2.510 878 502 3. SLTP 52 39 7.199 5.771 666 419 91 4. SMU 16 15 7.024 2.265 545 159 31 5.PT: - STIE 1 342 35 1 - STAI 1 749 71 1 Jumlah 452 276 68.680 25.363 3.721 1.834 728 Sumber : Kabupaten Kapuas Dalam Angka, 2007 (STIE= Sekolah Tiggi Ilmu Ekonomi, STAI= Sekolah Tinggi Agama Islam) Sekolah

e. Prasarana kesehatan Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Kapuas terdapat 1 rumah sakit umum. Pada tingkat kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah merata di seluruh kecamatan, serta ditambah puskesmas pembantu di setiap UPT transmigrasi yang ada di kabupaten Kapuas. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 23 unit, puskesmas pembantu 39 unit, dan polindes 25 unit. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kapuas tahun 2007 terdiri dari 35 orang dokter umum, 4 dokter spesialis, 13 dokter gigi, 214 bidan dan 233 perawat serta ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan khususnya dokter sudah tersedia di setiap kecamatan, seperti dapat dilihat pada tabel 2.4.6.

II - 37

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.4.6. Jumlah Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
No Tenaga Dokter Umum Gigi 1 Kapuas Kuala 2 2 1 2 Kapuas Timur 1 1 1 3 Selat 6 8 2 4 Basarang 1 1 0 5 Kapuas Hilir 1 1 1 6 Pulau Petak 1 1 0 7 Kapuas Murung 4 4 2 8 Kapuas Barat 1 1 0 9 Mantangai 31 3 1 10 Timpah 1 1 1 11 Kapuas Tengah 1 2 1 12 Kapuas Hulu 1 1 1 Jumlah 51 26 11 Sumber : BPS, Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2007/2008 Kecamatan Puskesmas Paramedis Perawat Bidan 17 10 10 6 55 37 10 15 9 13 11 15 46 29 13 5 21 25 10 9 9 14 6 6 217 184

2.5. KABUPATEN BARITO SELATAN

2.5.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Barito Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Tengah yang pada tahun 2001 (sebelum pemekaran) dengan batas wilayah: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Barito Utara. : Kalimantan Selatan. : Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. : Kabupaten Kapuas.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 05 tahun 2002 Kabupaten Barito Selatan dimekarkan menjadi Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, sehingga posisi dan perbatasan mengalami perubahan sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Barito Utara. : Kabupaten Barito Timur. : Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan. : Kabupaten Kapuas.

Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak membujur atau memanjang sepanjang sungai Barito dengan letak 1 20 Lintang Utara 2 35 Lintang Selatan dan 114 115 Bujur Timur. Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2001 (sebelum pemekaran) mempunyai luas wilayah 12.664 km2 terdiri dari 12 Kecamatan. Setelah pemekaran pada tahun 2002 luas II - 38
0 0 0 0

Profil Daerah wilayah menjadi 8.830 km2 terdiri dari 6 Kecamatan, 7 kelurahan dan 83 desa termasuk Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) dan Pemukiman Masyarakat Suku Terasing (PMST).

b. Topografi dan iklim Kabupaten Barito Selatan terletak di garis Khatulistiwa, termasuk daerah hujan tipe B, yaitu iklim yang memiliki 1-2 bulan kemarau dalam setahun. Temperatur rata-rata antara 25 27 C, dengan suhu maksimum 27,50 C (bulan Oktober) dan suhu minimum 24,50 C (bulan Juli). Rata-rata hujan tiap tahun 2.665 mm dengan 107 hari hujan. c. Lahan dan penggunaannya Kabupaten Barito Selatan dengan luas wilayah 12.664 km2 terdiri dari kawasan hutan, kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan pengembangan hutan rakyat, serta kawasan pemukiman dan wilayah pengembangan.
O O O

d. Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Barto Selatan Tahun 2004 sebanyak 121.310 jiwa dengan kerapatan penduduk rata-rata 14 jiwa/km2. Pada Tahun 2006 jumlah Penduduk Barito Selatan menjadi 122.929 jiwa yang terdiri dari 62.578 jiwa laki-laki dan 60.351 perempuan. Jumlah penduduk dan kerapatan penduduk Barito Selatan menurut

kecamatannya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 2.5.1. Luas wilayah Kecamatan dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Barito Selatan setelah Pemekaran (2004)
No 1 2 3 4 5 6 Kecamatan Jenamas Dusun Hilir Karau Kuala Dusun Selatan Dusun Utara Gn. Bintang Awai Jumlah Luas Wilayah ( km2 ) 708 2.065 1.099 1.829 1.196 1.933 8.830 % luas 8,02 23,39 12,45 20,71 13,54 21,89 100,00 Jumlah penduduk 11.099 16.417 16.133 45.730 16.470 15.461 121.310 Kepadatan (jiwa/km2) 16 8 15 25 14 8 14

2.5.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Barito Selatan dengan luas 8.830 km , memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat beraneka ragam. Wilayah ini sangat potensial untuk pengembangan sumber daya pertanian baik tanaman pangan maupun perkebunan. Kabupaten Barito Selatan yang sebagian besar wilayahnya berada di daerah aliran sungai II - 39
2

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Barito, menyimpan potensi yang sangat besar di sektor perikanan. Dengan potensi sungai, danau dan rawa yang tersebar di seluruh kecamatan. Kabupaten Barito Selatan memiliki bentangan hutan alam yang luas dan kaya berbagai macam ragam jenis pohon dan hasil hutan ikutan lainnya yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi. Potensi kekayaan tambang wilayah ini juga masih banyak

tersimpan dan menunggu waktu dapat dimanfaatkan. Potensi tambang wilayahini diantaranya minyak bumi dan potensi bahan galian seperti pasir kuarsa, tanah liat, kaolin, granit, dan batu bara. Di Barito Selatan juga terdapat ekosistem air hitam yang konon hanya ada dua (2) saja di seluruh dunia, kawasan ini sangat cocok untuk studi / penelitian dan obyek wisata, serta berbagai jenis anggrek juga tumbuh subur seperti : Anggrek hitam, Coklat, Bintang, Bulan, Mata kucing, Tebu, Pensil dan lain-lain. b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006 , nilai IPM Kabupaten Barito Selatan adalah 72,4 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 71,3 (Tabel 2.4.2). Bila dibandingkan dengan nilai IPM Kabupaten Kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Utara berada pada posisi ke 4 (empat) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah relatif lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 97 meningkat dibanding tahun 2005 yang berada pada posisi 125. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Barito Utara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.5.2. Tabel 2.5.2. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Barito Selatan Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab Barito Utara 2005 2006 67,5 68,0 8,0 8,3 97,9 98,5 620,0 71,3 125 6 625,5 72,4 97 3,80 4

II - 40

Profil Daerah 2.5.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Pemerintah Kabupaten Barito Selatan terus berupaya meningkatkan kondisi ruas jalan kabupaten sepanjang 592,2 km dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, sebagian besar ruas jalan yang rusak mencapai 324,3 km (54,8%). Pada tahun 2004 telah dilakukan perbaikan sepanjang 67,61 km (11,4%) dengan biaya Rp. 33 miliar, dan masih terdapat jalan rusak sepanjang 256,69 km (43,35%). Dalam dua tahun terakhir jalan menuju dan dalam kota Marabahan telah menggunakan bahan aspal hotmix. Di samping itu, perbaikan dan peningkatan beberapa jembatan kayu ulin menjadi konstruksi beton telah dibangun dengan penambahan siring beton sepanjang 200 m dengan biaya sebesar Rp. 14 miliar. Transportasi di Barito Selatan terdiri dari transportasi darat dan sungai. Transportasi darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi sungai berupa klotok, speed boat, bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di

Kabupaten Barito Selatan, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten telah membangun beberapa terminal seperti: Terminal Kota Marabahan, Terminal Anjir Pasar, Terminal Handil Bakti, dan Terminal Tabukan, serta tersedia 81 Dermaga yang tersebar di beberapa kecamatan.

b. Prasarana listrik dan air minum Pada tahun 2004 prasarana listrik hampir menjangkau sebagian besar wilayah Barito Selatan. Dari sebanyak 194 desa dan 6 kelurahan di kabupaten ini telah terjangkau jaringan listrik 185 desa dan 5 kelurahan dengan total pengguna sebanyak 40.088 unit/ rumah atau meningkat 18,93% dibandingkan tahun 2003 sejumlah 33.707 unit/rumah. Sementara sambungan PDAM pada tahun 2004 telah mencapai 4.507 unit; meningkat 11,5% dibandingkan angka tahun 2002 (2.598 unit).

c. Prasarana komunikasi Sarana komunikasi di Kabupaten Barito Selatan sebelum tahn 2003 masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel dan kantor pos. Pada tahun 2003 telah

dibangun BTS Satelindo (Indosat) sehingga penduduk di wilayah ini sudah dapat menggunakan telpon seluler. Hingga tahun 2004 telah beroperasi juga berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL. Telkomsel dapat dipergunakan di seluruh kecamatan. Saait ini f asilatas telepon Flexi dari

II - 41

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Barito Selatan sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA (Tabel 2.5.3). Tabel 2.5.3. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2006
Sekolah Jumlah Sekolah Negeri Swasta 2 38 171 12 23 19 7 10 Murid Negeri Swasta 180 1.203 10.107 1.376 3.572 1.423 1.603 246 Guru Negeri Swasta 12 207 1.319 116 312 165 195 63 1.838 3.721 551 1.834 Jumlah Sekolah 40 183 42 17 282 728

1. T K 2. S D 3. SLTP 4. SMU/K 5. PT: Total 203 79 15.462 4.248 Jumlah 452 276 68.680 25.363 Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2007

Sekolah TK di Kabupaten Barito Selatan sebanyak 40 unit yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2006 sebanyak 1.383 orang.. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 183 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 42 unit SMP terdiri 23 SMP Negeri dan 19 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 17 unit dengan jumlah siswa 1.849 orang.

e. Prasarana kesehatan Kabupaten Barito Selatan memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu RSUD Marabahan tipe D plus yang akan dikembangkan menjadi tipe C, berikut instalasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Handil Bakti di wilayah selatan. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya

tersebar di seluruh kecamatan seperti Puskesmas, Posyandu, Tenaga Medis, Spesialis dan Paramedis. Prestasi bidang kesehatan yang telah diraih dalam tahun 2003 antara lain: Juara II Dinas Kesehatan Berprestasi; Juara I Balita Sehat Indonesia; dan Bidan Teladan dan Dokter Teladan Se-Kalsel.

f. Irigasi Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Barsel telah melakukan pemeliharaan/normalisasi irigasi/tabat (saluran drainase primer, sekunder dan tersier) pada tahun 2003 sepanjang 844,65 km dengan total biaya Rp. 25,4 miliar dan tahun 2004 sepanjang 620 km dengan biaya Rp. 6,7 miliar. Total panjang saluran irigasi yang dimiliki saat ini adalah 4.000 km.

II - 42

Profil Daerah g. Bank dan Asuransi Di Kabupaten Barito Selatan beroperasi tiga bank, yaitu: BPD Cabang Marabahan, BNI 46 Cabang Marabahan, BRI Cabang Marabahan, serta terdapat satu unit Asuransi Jiwasraya.

2.6. KABUPATEN BARITO UTARA

2.6.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Barito Utara (Barut) merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Muara Teweh ditetapkan berdasarkan UU No.22 Tahun 1946, melalui SK Mendagri tanggal 29 Juni 1950 No.0.17/15/3. Awalnya, wilayah Kabupaten Barito Utara sebagai daerah otonom membawahi wilayah kabupaten administrasi Murung Raya, dengan ibukotanya di Puruk Cahu. Selanjutnya, menyesuaikan dengan keberaan UU No.5 Tahun 1974, tentang Pokokpokok Pemerintahan Daerah, maka sejak tahun 1982 Kabupaten Administrastif Murung Raya diubah statusnya menjadi Kantor Pembantu Bupati Wilayah Murung Raya dengan ibukota tetap di Puruk Cahu. Seiring perkembangan wilayah, khususnya dalam kaitan perkembangan pemerintahan dan pembangunan, wilayah Kabupaten Barito Utara mencakup 1 (satu) wilayah Pembantu Bupati dan 11 (sebelas) Kecamatan, yaitu wilayah Pembantu Bupati yaitu Kecamatan Murung, Laung Tuhup, Tanah Siang, Sumber Barito, Permata Intan, Kecamatan Teweh Tengah, Montallat, Gunung Timang, Lahei, Teweh Timur dan Gunung Purei. Pada saat itu wilayah Kabupaten Barito Utara masih sangat luas, yakni mencakup wilayah seluas 32.000 km2, terluas ketiga setelah Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kapuas. Setelah adanya pemekaran Kabupaten pada Tahun 2002, Wilayah Pembantu Bupati Barito Utara Wilayah Murung Raya menjadi Kabupaten Murung Raya dengan Ibukota Puruk Cahu, maka Kabupaten Barito Utara mempunyai luas wilayah 8.300 km2, dengan 6 Kecamatan yakni Kecamatan Teweh Tengah, Montallat, Gunung Timang, Teweh Timur, Gunung Purei dan Lahei dengan 10 Kelurahan dan 93 Desa. Kabupaten Barito Utara terletak pada posisi geografis 114 27 00 115 49 00 BT dan 0 58 30 LU 1 26 00 LS dengan batas-batas wilayah: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Kabupaten Murung Raya dan Provinsi Kalimantan Timur; : Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan; : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan; dan : Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Gunung Mas. II - 43
O O O O

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

b. Topografi dan iklim Iklim di Kabupaten Barito Utara termasuk iklim tropis yang lembab dan panas. Yang dipengaruhi oleh musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Keadaan temperatur udara rata-rata maksimum lebih kurang 35 C dan minimum kurang lebih 20 C dengan kelembaban nisbi (RH) rata-rata 85% pertahun. Menurut peta curah hujan Provinsi Kalimantan Tengah, Wilayah Kabupaten Barito Utara mempunyai curah hujan yang tertinggi diantara kabupaten-kabupaten lainnya, yaitu dari 3.000 mm/tahun dibagian selatan menjadi lebih dari 4.000 m/tahun dibagian utara. Berdasarkan data dan peta curah hujan Kabupaten Barito Utara dibagi menjadi 2 (dua) kelas yaitu sebagai berikut: Wilayah dengan curah hujan antara 3.000 3.500 mm pertahun; dan Wilayah dengan curah hujan antara 2.500 3.000 mm pertahun
O O

c. Lahan dan penggunaannya Luas Kawasan Kabupaten Barito Utara berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2003 adalah 830.000 Ha, sedangkan menurut RTRW Kabupaten Barito Utara Tahun 2004 / RTRWP Tahun 1999 luas potensi hutan seluas 485.850 Ha. Luas Kawasan hutan dapat dirinci sebagai berikut : (1) Hutan Produksi (2) Hutan Lindung (3) Cagar Alam (4) Kawasan Pengembangan Produksi (5) Hutan Produksi Terbatas (6) Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lainnya (7) Lokasi Transmigrasi : 316.787 ha; : 69.605 ha; : 6.000 ha; : 91.792 ha; : 159.506 ha; : 186.506 ha; dan : 133 ha.

d. Demografi Jumlah penduduk sampai dengan Januari 2007 adalah 114.903 jiwa dengan dengan laju pertumbuhan 1,08% per tahun. Penduduk di Kabupaten Barito Utara tahun 2007 terdiri dari penduduk laki-laki 58.853 jiwa atau 51,22% dan penduduk perempuan 56.050 jiwa atau 48,78% atau dengan sex ratio 105,0%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Barito Utara rata-rata kerapatan 14 jiwa per km .
2

II - 44

Profil Daerah 2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Barito Utara memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan dapat dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Sumber daya alam di Kabupaten Barito Utara adalah meliputi sumberdaya lahan pertanian dan perkebunan, sumber daya dibidang kehutan, tambang, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut. Kabupaten Barito Utara memiliki Luas perairan umum (Perairan air Tawar) 4.928 Ha., terdiri dari perairan Sungai, Danau, Rawa, Waduk dan Air Genangan. Berdasarkan kondisi fisik, wilayah Kabupaten Barito Utara mempunyai potensi yang cukup baik bagi pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Barito Utara telah membangun dua unit DAM kecil di daerah Trinsing dan Trahean Kecamatan Teweh Tengah. Hanya areal sawah di daerah ini yang menggunakan sarana irigasi (semi teknis). Selebihnya masih merupakan sawah tadah hujan.

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Barito Utara adalah 73,9 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 72,8 (Tabel 2.6.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Utara termasuk tinggi berada pada posisi ke 2 (dua) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah relatif lebih baik, meskipun bila dilihat secara nasional masih perlu lebih ditingkatkan lagi dibidang pembangunan SDM. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Barito Utara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.6.1.

II - 45

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.6.1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Barito Utara Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab Barito Utara 2005 2006 71,3 71,4 7,5 8,4 98,0 98,0 616,2 72,8 77 2 622,1 73,9 61 4,17 2

Keberhasilan pembangunan SDM di wilayah ini dapat pula dilihat dari tingkat pendidikan tenaga kerja di wilayah ini. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terdaftar sebagai pencari kerja tahun 2006 adalah 2.252 orang. Tingkat pendidikan pencari kerja sebagian besar adalah Sarjana Diploma dan Sarjana Strata-1 sebesar 44% dan lulusan SLTA sebesar 37%. Selebihnya adalah SLTP 6%, SD 6% dan tidak tamat SD 7%. Pengembangan SDM di kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan, keterampilan dan kesehatan. Pemerintah Daerah telah menjalin kerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Palangka Raya, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat. Beberapa diantaranya saat ini tengah mengikuti program pendidikan S-2 di luar negeri. Beberapa kebijakan dibidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM yang telah ditempuh antara lain pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, dan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Upaya lain yang dilakukan untuk mendorong perkembangan aktivitas pendidikan adalah melibatkan peran serta masyarakat dalam membangun dan mengembangkan pelayanan pendidikan. Peran serta ini antara lain dengan mendorong peran aktif lembaga GN-OTA, Komite Sekolah dan lembaga sosial lainnya guna membantu anak usia sekolah dari kalangan kurang mampu. Orientasi pendidikan juga diarahkan agar memenuhi standar akreditasi pemerintah serta responsif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memenuhi tuntutan bursa tenaga kerja, serta mendukung pengembangan potensi daerah dalam bentuk sekolah kejuruan. Pembangunan SDM juga dilakukan melalui peningkatan pembangunan bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain: II - 46

Profil Daerah Peningkatan usia harapan hidup; Penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan; Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan Peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat.

2.6.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Jaringan jalan darat di Kabupaten Barito Utara menurut statusnya terbagi atas jalan negara, provinsi, kabupaten, desa dan jalan HPH. Jalan Negara yang melewati Kabupaten Barito Utara adalah merupakan jalur jalan antar provinsi yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan (dari Banjarmasin) ke arah Ampah-Kandui-Muara Teweh. Transportasi melalui Jalan Darat (melalui jalan Negara) arah selatan menuju Banjarmasin dengan jarak 425 km ditempuh rata-rata 8 10 jam perjalanan. Tabel 2.6.2. Panjang dan kondisi jalan berdasarkan status di Kabupaten Barito Utara Tahun 2007
No Kondisi Sedang Rusak (km) (km) 1 Jalan Negara 213,20 244,50 2 Jalan Provinsi 14,00 3,40 3 Jalan Kabupaten 86,58 229,93 249,97 4 Jalan Desa 36,88 104,68 295,08 5 Jalan HPH - 2.569,04 Jumlah 123,46 3.130.85 792,95 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007 Status Jalan Baik (km) Rusak Berat (km) 64,60 63,40 77,47 205,47

Pada jalan HPH sebagian jalan masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan pihak perusahaan, tetapi jalur ini sangat tergantung keadaan alam. Di musim hujan kondisi jalan sangat licin dan hampir tidak bisa dilewati pada tempat-tempat tertentu yang terjal dan pada musim kemarau dibatasi oleh debu yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Transportasi sungai di Kabupaten Barito Utara sangat memegang peranan penting. Jauh sebelum adanya jalur jaringan jalan darat, transportasi sungai merupakan jalur transportasi yang paling banyak digunakan, khususnya pada daerah yang berbasis utama pada daerah aliran Sungai Barito dan anak sungainya, baik untuk pengangkutan orang ataupun barang ke dan dari daerah pedalaman. Untuk melayani fasilitas kapal-kapal sungai tersebut, tersedia Dermaga apung pada ibukota kabupaten maupun ibukota kecamatan, khususnya kota Muara Teweh, Montallat, II - 47

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tumpung Laung dan Muara Lahei. Transportasi melalui Sungai Barito dan Anak Sungai Barito dengan jarak 700 km ke arah selatan menuju Banjarmasin dengan waktu tempuh menggunakan Tongkang mesin sendiri atau ditarik dengan Tugboat 48 jam. Lapangan udara di Kabupaten Barito Utara ada satu buah yaitu yang berada di kota Muara Teweh jalan Pendreh Kecamatan Teweh Tengah dengan nama Bandara Beringin. Saat ini rute penerbangan Muara Teweh; Palangka Raya dan Banjarmasin dibuka dua kali seminggu oleh perusahaan penerbangan perintis Dirgantara Air Servis (DAS). Pesawat jenis BN dan Casa 212. Pemerintah Kabupaten Barito Utara sedang berupaya membangun Bandara Baru di desa Trinsing Kecamatan Teweh Tengah kurang lebih 25 km dari Muara Teweh untuk mengantisifasi perkembangan transport udara. Kapasitas bandara mampu didarati pesawat berbadan lebar seperti Boing 737 seri 200 jurusan Muara Teweh Jakarta, Surabaya, Bali dan kota kota besar lainnya di Indonesia.

b. Prasarana listrik dan air minum Sarana listrik dari PLN umumnya telah menjangkau semua kecamatan di Kabupaten Barito Utara. Sarana air bersih dari PDAM umumnya hanya menjangkau daerah ibukota kecamatan seperta Muara Teweh, Muara Lahei dan Kandui.

c. Prasarana komunikasi Salah satu prasarana komunikasi di Kabupaten Barito Utara adalah tersedianya kantor Pos. Pelayanan Pos di Barito Utara tersedia satu unit Kantor Pos di Muara Teweh, untuk di kecamatan dan desa-desa diadakan Pos Pembantu bekerja sama dengan Pemerintahan Kabupaten. Guna melayani kiriman melalui titipan, di Muara Teweh ada beberapa cabang perusahaan jasa titipan (travel) yang siap untuk membantu melayani barang-barang kiriman seperti KGP, LTH, Tiki dan lain-lain. Pelayanan telekomunikasi di Muara Teweh, ibukota Kabupaten Barito Utara tersedia satu buah kantor cabang PT.Telkom untuk pelayanan telepon lokal, SLJJ dan SLI. Selain itu juga tersedia fasilitas internet menggunakan telkomnet instan. Fasilitas telepon seluler saat ini sudah bisa dinikmati di semua kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Barito Utara. Untuk menambah pelayanan telekomunikasi tersedia wartel yang berada sampai kecamatan dan banyak desa. Beberapa operator telepon seluler yang saat ini aktif adalah Telkomsel, Indosat, XL, beserta derivatnya. Direncanakan untuk tamban layanan internet dalam beberapa bulan ke depan akan beroperasi provider dari telkom dengan produknya speedy net.

II - 48

Profil Daerah d. Prasarana pendidikan Sarana pendidikan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 291 unit dengan jenjang pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi yang terdiri dari 206 milik pemerintah dan 85 swasta (Tabel 2.6.3). Kondisi sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut : 101 unit dalam kondisi baik 59 unit mengalami rusak ringan 64 unit mengalami rusak sedang 67 unit mengalami rusak berat.

Tabel 2.6.3. Sarana Pendidikan di Kabupaten Barito Utara Tahun 2007


Jenjang Negeri Swasta Sekolah 1 TK/RA 1 55 2 SD/MI 177 6 3 SDLB 1 0 4 SMP/MTs 19 14 5 SMA/MA 6 7 6 SMK 2 0 7 PT 0 3 Jumlah 206 85 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007 No Total 56 183 1 33 13 2 3 291

e. Prasarana kesehatan Sarana kesehatan di Kabupaten Barito Utara yang ada adalah Rumah Sakit Daerah Muara Teweh Tipe C, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Posyandu serta Apotek (Tabel 2.6.4). Tabel 2.6.4. Puskesmas, Pustu dan Polindes Per Kecamatan Tahun 2006
No 1 2 Kecamatan Montallat Gunung Timang Nama Puskesmas Jumlah Puskesmas Pembantu 7 5 3 3 9 3 10 6 7 4 4 7 8 2 69 Jumlah Poliklinik Desa (Polindes) 6 4 3 3 7 3 1 4 2 7 40

Tumpung Laung Kandui Ketapang 3 Gunung Purei Lampeong 4 Teweh Timur Benangin Mampuak 5 Teweh Tengah Muara Teweh Lanjas Lemo PIR Butong Sei Rahayu 6 Lahei Lahei I Lahei II Benao Jumlah 14 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007

II - 49

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tenaga yang ada di Kabupaten Barito Utara sebanyak 367 orang, terdiri dari tenaga teknis kesehatan sebanyak 305 orang, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) 28 orang, tenaga non teknis kesehatan sebanyak 34 orang. Tenaga dokter spesialis 3 orang, dokter umum 20 orang, dokter gigi 4 orang, sarjana kesehatan masyarakat 11 orang, sarjana keperawatan 3 orang, apoteker 3 orang, perawat 126 orang, bidan 101 orang, dan tenaga kesehatan lainnya 64 orang.

f. Bank dan Asuransi Di Kabupaten Barito Utara beroperasi beberapa bank, yaitu: BPD Cabang Muara Teweh, BNI 46 Cabang Muara Teweh, BRI Cabang Muara Teweh, Bank Mandiri serta Asuransi Jiwasraya dan Bumi Putera.

2.7. KABUPATEN SUKAMARA

2.7.1. Kondisi Fisik dan Geografi

a. Luas dan batas wilayah Luas wilayah Kabupaten Sukamara adalah 3.827 km atau 382.700 Ha atau kurang lebih 2% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yang terdiri dari hutan, rawa, sungai, danau, genangan air, pantai dan tanah lainnya. Secara geografis kabupaten Sukamara terletak pada 219' sampai 307' Lintang Selatan (LS) dan 11025' sampai dengan 1119' Bujur Timur (BT), dengan batas batas wilayah, sebagai berikut : Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah barat : Kabupaten Lamandau : Kabupaten Kotawaringin Barat : Laut Jawa : Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
2

Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu Kecamatan Sukamara, Jelai, Balai Riam, Pantai Lunci (diresmikan tanggal 15 Juni 2006) dan Permata Kecubung (diresmikan tanggal 17 Juni 2006). Kecamatan Pantai Lunci dan Permata Kecubung merupakan kecamatan baru yang telah sesuai Perda Kabupaten Sukamara No. 03 Tahun 2006 tanggal 12 April 2006 tentang pembentukan Kecamatan Pantai Lunci dan Permata Kecubung yang selanjutnya diundangkan pada tanggal 05 Mei 2006. Wilayah kecamatan terbagi menjadi 3 kelurahan dan 29 desa. Jumlah desa/kelurahan dan luas wilayah menurut kecamatan disajikan dalam Tabel 2.7.1 berikut.

II - 50

Profil Daerah Tabel 2.7.1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukamara
No. 1 2 3 4 5 Kecamatan Kelurahan Desa 6 4 8 4 7 29 Luas (km2) 1.028,00 796,00 522,26 804,00 676,95 3.827,21 Persentase terhadap Luas Kabupaten (%) 26,86 20,80 13,65 21,01 17,69 100,00

Sukamara 2 Jelai 1 Balai Riam Pantai Lunci Permata Kecubung Jumlah 3 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara 2006

Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 Kecamatan. Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Sukamara dengan luas 1.028 km , kemudian Kecamatan Pantai Lunci dengan luas 804 km dan Kecamatan Jelai seluas 796 km , sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Balai Riam seluas 522,26 km .
2 2 2 2

b. Topografi dan iklim 1). Topografi Topografi merupakan salah satu faktor penentu kesesuaian lokasi untuk

investasi/budidaya pertanian dalam arti luas. Setiap tanaman memerlukan topografi yang sesuai agar dapat berproduksi optimal. Letak Kabupaten Sukamara berdasarkan ketinggian disajikan pada Tabel 2.7.2. Tabel 2.7.2 Ketinggian Kabupaten Sukamara dalam Ha
Kecamatan 07 m 725 m 25100 m 100500 m Induk 1 Sukamara 31.275 18.350 34.375 2 Jelai 1) 59.200 17.925 56.475 3 Balai Riam 2) 1.560 16.250 80.130 780 JUMLAH 82.035 52.525 160.980 780 Keterangan : 1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung No. Jumlah 84.000 133.600 98.900 316.500

Data pada Tabel 2.7.2. menjelaskan bahwa Kabupaten Sukamara sekitar 25,92% terletak pada ketinggian 0 - 7 m di atas permukaan laut (dpl). Daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut dan penggunaan lahan yang cocok adalah untuk tambak, kelapa, mangrove/konservasi pantai dan sawah, tergantung pada parameter fisik dan kimia tanah lainnya. Daerah lainnya yang terletak pada ketinggian 7 - 500 m dpl sekitar 74,08% yang peruntukan penggunaanya cocok untuk perkebunan, pertanian tanah kering dan sawah.

II - 51

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Topografi yang digambarkan dalam kemiringan tanah mempunyai peranan yang penting dalam pemanfaatan tanah baik untuk pembangunan pertanian maupun untuk pembangunan infrastruktur, misalnya pembangunan jalan dan gedung. Data kemiringan lahan Kabupaten Sukamara disajikan pada Tabel 2.7.3. Berdasarkan Tabel 2.7.3, tanah yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya seluas 3.375 ha, yaitu dengan kemiringan lahan lebih dari 40%. Topografi tanah dengan kemiringan 0-2% termasuk datar, kemiringan 2-15% dari bergelombang sampai berbukit, kemiringan 15-40% berbukit dan kemiringan > 40% bergunung. Penggunaan lahan dengan kemiringan > 40% ini disarankan kawasan lindung/ kawasan hutan. Tabel 2.7.3 Kemiringan Lahan Kabupaten Sukamara dalam Ha
Kecamatan 0-2% 2-15% 15-40% >40% Jumlah Induk 1 Jelai 133.600 133.600 2 Sukamara 46.800 37.200 84.000 3 Balai Riam 18.000 46.825 29.700 3.375 98.900 Jumlah 197.400 84.025 29.700 3.375 316.500 Keterangan : 1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung No.

2). Fisiografi Kajian fisiografi merupakan salah satu pendekatan keruangan yang menganalisa karakteristik bentang alam berdasarkan persamaan sifat-sifat fisik tanah. Analisis fisiografi juga sebagai masukan dalam analisis daya dukung lingkungan. Wilayah Kabupaten Sukamara dapat dibagi menjadi beberapa fisiografi sebagai berikut : Daratan rendah, endapan pantai Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang berbatasan dengan Laut Jawa, yang berjarak 2 5 km dari pantai. Terbentuk dari hasil pengendapan pantai, yang berupa tanah kering atau sedikit tergenang dan memiliki tekstur kasar. Daratan rendah, endapan sungai Wilayah ini terdapat di tepi sungai yang berbelok-belok (meander) atau danau kecil. Letaknya agak tinggi, namun kadang-kadang tergenang dan banjir akibat limpahan air sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang sampai halus. Seluruh wilayah daratan rendah, baik yang berupa endapan sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Lahan gambut Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai (levee), yang terbentuk akibat hutan rawa monoton telah mencapai klimaks, sehingga terbentuk gambut yang cembung (dome). Dataran ini dapat dijumpai terutama di antara di sekitar Sungai Jelai dan pantai. II - 52

Profil Daerah Dataran rendah, batuan endapan pantai Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama disekitar Sungai Jelai dan di sebelah selatan kota sukamara. Dataran ini membentang dari sukamara hingga ke pantai. Pada wilayah ini air sulit mengalir keluar karena wilayah ini sangat datar, sehingga pada beberapa tempat drainase agak terlambat. Dataran ini memiliki tekstur tanah kasar. Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan (fault), terdapat di bagian hulu. Bentuk wilayah ini berbukit dan bergunung, yang didominasi oleh batuan endapan pasir dan liat dan diselingi dengan batuan intrusi yang umumnya masam. Lain-lain Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya danau dan rawa, yaitu merupakan depresi atau cekungan yang airnya masih dalam. Pada daerah ini belum sempat terbentuk gambut. 3). Geologi Berdasarkan peta geologi lembar Palangka Raya tahun 1995 wilayah Kabupaten Sukamara terbentuk dari batuan endapan dan batuan beku. Yang terbentuk pada masa tersier dan kuarter. Daerah tengah dan hulu terbentuk dari batuan endapan dan beku. Daerah pesisir secara geologis terbentuk dari proses endapan-endapan dari sungai dan proses pasang surut dan pengaruh laut. Ditinjau dari formasi bahan material pembentukannya, di daerah ini terdapat Formasi Aluvium (Qa) yang tersusun dari material gambut berwarna coklat kehitaman (endapan rawa), pasir lepas berwarna kekuningan halus-kasar, tak berlapis (endapan sungai); lempung kelabu kecoklatan, mengandung sisa tumbuhan, sangat lunak (daerah pasang surut), dan lempung kaolinan warna putih kekuningan, bersifat liat, tebal sekitar dari 50 100 m, Formasi Dahor (TQd) yang terdiri dari material Konglomerat, coklat kehitaman, agak padat, komponen terdiri dari fragmen kuarsit dan basal, berukuran 1 3 cm, kemas terbuka dengan matriks berukuran pasir. Berselingan dengan batu pasir, berwarna kekuningan sampai kelabu, berbutir sedang sampai kasar, setempat berstruktur sedimen silang siur. Batu lempung warna kelabu, agak lunak, karbonan setempat mengandung lignit, tersingkap sebagai sisipan dalam batu pasir dengan ketebalan 20 60 cm. Umur formasi ini diperkirakan Miosen Tengah sampai Plistosen, berdasarkan korelasi dengan Formasi Dahor di Lembar Tewah (Sumintadipura, 1976), tebalnya diperkirakan 300 m, diendapkan dilingkungan paralik. Tanah ini banyak dijumpai dari bagian tengah hingga ke utara dan merupakan lahan yang baik untuk pertanian lahan kering. Sebagian lahan ini telah digunakan untuk pertanian tanaman keras dan selebihnya beruap hutan. Endapan yang dihasilkan oleh proses di sungai menghasilkan tanah endapan di kiri kanan Sungai Jelai yang dapat mencapai 5 km dari tepi sungai. Tanah yang terbentuk dari II - 53

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

endapan sungai merupakan lahan yang relatif subur dan sebagian besar telah digunakan sebagai permukiman dan lahan pertanian. Proses pengendapan dari proses laut menghasilkan tanah/hamparan pasir dan tanggul pesisir di sepanjang pantai, terutama dari Kuala Jelai hingga ke sungai bakau. Hamparan pasir ini ada mencapai jarak 20 km ke arah daratan. Endapan bahan organik yang terkurung dalam jebakan air membentuk tanah gambut yang banyak di jumpai di daerah belakang tepi sungai. Tanah pasir yang terbentuk dari proses ini merupakan tanah yang miskin hara yang banyak dijumpai di pesisir hingga ke bagian tengah. Sebagian tanah ini dipergunakan untuk lokasi permukiman dan pertanian. Jenis tanah tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh struktur batuan induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan membentuk jenis tanah tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara geologis akan menentukan kesuburan tanah dan kemudian berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman. Data geologi Kabupaten Sukamara sesuai Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar Pangkalan Bun, 1513, tahun 1994, bahwa bagian hulu (bagian kecil) dari sungai ini berasal dari daerah Landform Group Volkan formasi tua yang merupakan daerah dengan kelompok tanah yang terbentuk dari bahan induk breksi gunung api, lava, andesit, dan tuf yang bersifat resisten. Sedangkan bagian selanjutnya hingga ke hilir melewati landform Group Aluvial dengan kelompok tanah yang terbentuk dari bahan induk batuan sediment yamg mengandung pasir, lempung dan sisa-sisa tanaman dan bersifat mudah tererosi. Data geologi Kabupaten Sukamara terdiri dari batuan endapan dan batuan beku, seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.7.4. Dengan menggunakan data pada tabel 2.7.4. terlihat bahwa mayoritas wilayah Kabupaten sukamara terbentuk dari batuan endapan. Materi penyusun batuan endapan ini terdiri dari endapan bahan organik yang membentu tanah gambut, enadapan pasir yang membentuk tanah regosol, endapan lumpur dan lempung mebentuk tanah alluvial dan tanah podsolik. Batuan beku dengan bahan pembentuk dari andesit dan basalt membetuk tanah latosol.

Tabel 2.7.4 Geologi Kabupaten Sukamara ,dalam Ha


Kecamatan Batuan Endapan Batuan Beku Induk 1 Jelai 133.600 2 Sukamara 84.000 3 Balai Riam 62.847 36.03 Jumlah 280.447 36.053 Sumber : Buku A Ka. Kobar 1986 No Jumlah 133.600 84.000 98.900 316.500

Dari aspek geologi dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan lahan yang berasal dari bahan induk pasir adalah sangat terbatas karena tingkat kesuburannya sangat rendah. II - 54

Profil Daerah Tanah yang relatip baik adalah tanah yang berasal dari bahan endapan lumpur dan liat yang banyak ditemukan di sekitar bantaran sungai. Tanah yang relatip lebih subur adalah tanah dengan bahan induk dari batuan beku. Informasi data iklim sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan kebun tanaman semusim dan tahunan karena iklim merupakan faktor penentu sistem produksi pertanian yang paling sulit dikendalikan. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi lahan pertanian, kualitas lahan yang pertama diperhatikan adalah kondisi iklim nya. Bila

karakteristiknya tidak mendukung untuk budidaya tanaman, maka lahan tersebut tidak sesuai untuk dikembangkan.

4). Iklim Curah hujan sebagai salah satu unsur iklim merupakan komponen ekologi utama pemasok air dalam sistem produksi tanaman. Namun, karena karakteristiknya yang memang sangat dinamis, beragam, dan sulit dikendalikan, maka ketersediaan air yang berharap dari curah hujan sering mengancam sistem produksi tanaman tersebut. Sebagai akibat dari sifat ekstrim nya yang kadang melebihi kebutuhan dan kekeringan tanpa ada hujan. Dalam budidaya tambak, ada saat-saat dimana dasar tambak nya perlu dikeringkan agar terjadi perbaikan sifat fisik tanahnya, meningkatkan mineralisasi bahan organic dan untuk menghilangkan bahan-bahan beracun seperti H2S, amoniak atau metan. Kondisi tersebut dibutuhkan bulan-bulan kering. Curah hujan antara 2000-3000 mm/th dengan bulan kering 2-3 bulan adalah cukup baik untuk membuat kondisi tambak seperti tersebut diatas (Soeseno, 1988). Dengan demikian, maka kesetimbangan air yang tersedia dan jumlah air yang

dibutuhkan berfluktuasi menurut waktu. Akibat keadaan tersebut, pada periode tertentu akan terjadi kelebihan air, dan terjadi kekurangan air pada periode lainnya, yang mungkin pada saat periode pertumbuhan tanaman/ikan/udang. Stagnasi ketersediaan air tersebut harus dapat diketahui sebelum membangun kebun/tambak agar resiko kegagalan panen yang diakibatkan oleh kekurangan/kelebihan air lebih kecil. Resiko tersebut dapat diketahui dengan cara menyusun potensi masa tanam berdasarkan perhitungan neraca air. Unsur - unsur iklim yang sangat penting dalam budidaya pertanian dan perikanan adalah; curah hujan, jumlah bulan basah/kering, suhu, kelembaban dan lama penyinaran matahari. Data iklim tersebut diperoleh dari Stasiun Penangkar Hujan Sukamara selama 5 tahun dari tahun 1999 2003. Untuk memprediksi karakteristik suhu udara, kelembaban nisbi, dan penyinaran matahari di kecamatan digunakan data-data dari Stasiun Klimatologi dari Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun. Hasil rekapitulasi dari data-data suhu, kelembaban,

II - 55

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

dan lama penyinaran matahari dari kedua stasiun klimatologi tersebut berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 2.7.5, Tabel 2.7.6 dan Tabel 2.7.7. Tabel 2.7.5 Curah Hujan (Mm) Stasiun Penakar Hujan Sukamara Tahun 2003 2007
Tahun 1993 2004 2005 2006 Januari 164 199 361 279 Februari 140 251 0 0 Maret 203 115 194 344 April 302 142 127 247 Mei 311 196 181 180 Juni 102 119 78 67 Juli 254 129 74 31 Agustus 79 99 8 0 September 61 48 94 0 Oktober 190 65 131 76 Nopember 323 230 258 187 Desember 316 294 258 197 Rt2 Tahunan 2.445 1.987 1.764 1.608 Sumber: Stasiun Penakar Hujan Sukamara, Tahun 2003-2007 Bulan 2007 423 575 115 313 0 115 78 70 52 95 194 315 2.345 Rt2 Bulanan 285,2 193,2 194,2 226,2 173,6 96,2 113,2 51,2 51,0 131,4 238,4 276,0

Tabel 2.7.6 Suhu Rata-Rata, Suhu Maksimum dan Suhu Minimum di Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 2003 2007
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des 2003 Min Rt2 23,2 26,7 23,6 26,5 23,7 27,0 23,9 26,9 23,7 27,0 23,7 26,9 22,9 25,9 22,5 25,9 22,1 25,9 23,0 26,5 23,5 26,5 23,7 26,5 Periode Tahun 2004 2005 Min Rt2 Max Min 23,4 26,0 29,9 23,7 23,5 26,9 31,5 23,2 23,4 27,0 31,0 23,4 23,6 27,2 31,2 23,5 23,7 27,1 31,7 23,5 23,9 27,1 33,4 23,7 23,2 26,6 31,7 23,1 22,4 26,0 33,7 23,9 22,0 26,1 33,0 22,5 22,9 27,0 35,1 23,0 23,3 26,4 34,0 23,6 23,5 26,4 35,0 23,7 2006 Min Rt2 23,5 26,7 23,3 26,4 23,6 26,7 23,9 26,6 24,0 26,5 24,1 26,9 23,2 25,9 21,5 25,6 21,7 25,7 22,9 26,4 23,4 26,7 23,9 27,2 2007 Min Rt2 23,3 26,4 23,2 26,5 23,5 26,7 23,7 26,9 23,9 26,7 23,9 27,0 22,9 26,2 22,6 26,1 22,9 26,1 23,0 26,6 23,5 16,5 23,7 27,0

Max 30,5 30,9 31,5 31,5 31,9 32,2 31,9 31,0 32,7 32,7 31,4 31,5

Max 30,0 31,0 30,9 31,1 31,4 31,8 32,0 31,9 32,6 31,6 31,1 30,4

Rt2 26,1 26,3 26,5 27,0 26,7 26,9 26,2 25,9 26,0 26,7 26,5 26,9

Max 30,6 30,0 31,3 31,9 32,0 32,3 32,1 31,2 31,3 31,5 32,0 31,4

Max 31,0 30,7 31,6 31,4 31,6 32,2 32,6 32,2 32,9 31,7 32,3 31,5

Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun, Tahun 2003-2007 Rata-rata curah hujan tahunan di Kabupaten Sukamara adalah 1.608 2.445 mm/th, sedangkan rata rata curah hujan bulanan sebesar 51,0 285,2 mm/bln, dengan jumlah bulan basah sebanyak 4 bulan, dan 3 bulan kering. Musim hujan terjadi mulai bulan Nopember April. Suhu rata-rata bulanan sebesar 25,9 27,1 C, dengan suhu bulanan maksimum 30,5 35
o o o

C dan suhu bulanan minimum sebesar 22,0 23,9 C. Kelembaban udara

bulanan sebesar 77,2 84,8% dan lama penyinaran matahari sebesar 41 62%. Berdasarkan kriteria Iklim Oldman (1977), zone iklim di kecamatan Jelai termasuk kedalam D1, yaitu zone iklim yang memiliki 3-4 bulan basah dan < 2 bulan kering. Pada Tabel 3.6.5 berikut disajikan curah hujan (mm) stasiun penakar Sukamara tahun 2003-2007. II - 56

Profil Daerah Tabel 2.7.7 Penyinaran Matahari (%) Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 2003-2007
2003 2004 2005 Januari 42 44 49 Februari 45 47 50 Maret 49 50 52 April 52 5 57 Mei 55 57 60 Juni 58 62 62 Juli 56 60 60 Agustus 59 62 62 September 49 60 52 Oktober 50 57 55 Nopember 49 51 50 Desember 42 39 45 Rt2 Tahunan 60,6 64,3 65,4 Sumber: Stasiun Klimatologi P. Bun, tahun 2003-2007 Bulan Tahun 2006 45 47 50 58 67 72 39 39 35 49 49 41 59,9 2007 47 49 51 55 57 60 62 55 52 50 47 38 62,3 Rt2 Bulanan 45,4 47,6 49,8 53,6 57,4 61,8 62,0 55,4 49,6 52,2 49,2 41,0

Tabel 2.7.8 Kelembaban Udara Rata-Rata (%) Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 1999-2003
Tahun 2003 2004 2005 2006 Januari 84 86 83 80 Februari 83 85 84 81 Maret 81 83 82 83 April 82 85 83 83 Mei 84 85 83 82 Juni 83 82 82 81 Juli 81 81 81 78 Agustus 78 79 79 74 September 79 78 77 74 Oktober 80 81 80 879 Nopember 83 84 82 84 Desember 84 85 84 85 Rt2 Tahunan 98,2 99,4 98,0 96,4 Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun, Tahun 1999 2003 Bulan 2007 81 82 85 81 85 83 80 79 78 80 83 86 98,3 Rt2 Bulanan 82,8 83,0 82,8 82,8 83,8 82,2 80,2 77,8 77,2 80,0 83,2 84,8

c. Lahan dan penggunaannya Penggunaan lahan adalah wujud interaksi manusia terhadap lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi manusia dengan lahan akan terbentuk pola penggunaan dan intensitas penggunaan lahan. Identifikasi penggunaan lahan erat kaitannya dengan tingkat efisiensi pemanfaatan lahan dan kerusakan lahan. Data penggunaan lahan Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 2.7.9.

II - 57

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.7.9 Penggunaan Tanah Kabupaten Sukamara


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) 8.757 20 141.711 1.690 1.508 22.853 12.286 42.122 28.099 78.641 554 44.480 382.721 Persentase (%) 2,29 0,01 37,03 0,44 0,39 5,97 3,21 11,01 7,34 20,55 0,14 11,01 100

Kebun Campuran Emplasemen Hutan Negara Pemukiman penduduk Kebun Karet Kelapa Sawit Ladang Padang Rumput Rawa dan persawahan Semak dan Belukar Tambak Lainnya (sungai, danau, jalan) Jumlah Sumber : Hasil analisis citra, Thn 2006

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa penggunaan lahan yang terbesar adalah berupa hutan sebesar 141.711 Ha (37,03%), selanjutnya berupa semak belukar 78.641 Ha (20,55%). Meski luas lahan berstatus hutan produksi (HP) cukup luas, namun pada kenyataannya hutan tersebut sudah tidak produktif lagi atau kayu yang tumbuh di hutan tersebut sudah tidak ada lagi, telah habis tertebang dan terbakar. Sebenarnya jika status lahan yang berupa hutan produksi dapat segera dialih fungsikan, maka merupakan potensi besar bagi Kabupaten Sukamara untuk membangun sektor perkebunan dan pertanian dalam rangka intensifikasi pemanfaatan lahan. Luas lahan kehutanan di Kabupaten Sukamara pada tahun 2006 disajikan pada Tabel 2.7.10. Dari peruntukan lahan seperti pada tabel tersebut, lahan yang bisa digunakan untuk kegiatan budidaya di luar kehutanan adalah : KPP dan KPPL yaitu untuk perkebunan, tambak dan pemukiman. Tabel 2.7.10 Luas Hutan Kabupaten Sukamara Menurut Jenisnya Tahun 2006
No. I 1. Fungsi Kawasan Luas (Ha) Persentase (%)

Kawasan Lindung 12,08 37.977 Cagar Alam Hutan Lindung (mangrove) Kawasan Budidaya II 6,46 20.310 1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 33,17 104.321 2. Hutan Produksi (HP) 2,71 8.524 3. Hutan Transmigrasi 1,09 3.435 4. KPPL 44,49 139.908 5. KPP Luas Total 314.475 100,00 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sukamara Tahun 2006

II - 58

Profil Daerah Penggunaan KPPL diutamakan untuk pemenuhan lahan bagi kegiatan masyarakat meliputi permukiman dan lahan usaha. Perkebunan untuk kegiatan investasi dalam skala besar utamanya diperuntukkan perkebunan kelapa sawit. transmigrasi surut. Alokasi lahan untuk lokasi

adalah untuk pengembangan permukiman dan pertanian sawah pasang

d. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara tahun 2006 sebanyak 36.180 jiwa, terdiri dari 19.219 laki-laki dan 16.961 jiwa perempuan tersebar pada 5 kecamatan yang bermukim di 3 kelurahan dan 29 desa, lihat peta 4.1. Ratarata kepadatan penduduk 9,24 jiwa/km2, dengan kategori penduduk jarang. Jumlah penduduk per kecamatan disajikan pada Tabel 2.7.11. Tabel 2.7.11 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
No. 1 2 3 4. 5. Kecamatan Laki-laki Perempuan 7.251 2.210 2.330 2.456 2.714 16.961 Jumlah 15.399 4.728 5.099 5.038 5.916 36.180 Persentase (%) 42,56 13,07 14,09 13,92 16,35 100,00

Sukamara 8.148 Jelai 2.518 Balai Riam 2.769 Pantai Lunci 2.582 Permata Kecubung 3.202 Jumlah 19.219 Sumber : Sukamara Dalam Angka 2006

Konsentrasi penduduk Kabupaten Sukamara terbanyak berada di ibukota kabupaten yaitu di wilayah Kecamatan Sukamara (42,56%). Selebihnya tersebar relatif merata di wilayah kecamatan lainnya yaitu di Kecamatan Jelai (13,07%), Balai Riam (14,09%), Pantai Lunci (13,92%), dan Kecamatan Permata Kecubung (16,35%).

1). Angkatan kerja Struktur penduduk dapat dilihat dari sex ratio dan dari sisi usia produktif dan non produktif. Berdasarkan sex ratio, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah perempuan disajikan pada Tabel 2.7.12

II - 59

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.7.12 Penduduk Sukamara Tahun 2006 Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Kelompok Jenis Kelamin Umur Laki-Laki Perempuan 04 2.676 2.577 59 3.128 2.968 10 14 2.710 2.097 15 19 1.732 1.620 20 24 1.271 1.379 25 29 1.550 1.441 30 34 1.260 1.153 35 39 1.160 998 40 44 986 719 45 49 759 578 50 54 683 396 55 59 301 249 60 64 349 315 65 69 217 178 70 74 144 149 75 + 293 144 Sukamara 19.219 16.961 Persentase 53,12 46,88 Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006 Jumlah 5.253 6.096 4.807 3.352 2.650 2.991 2.413 2.158 1.705 1.337 1.079 550 664 395 293 437 36.180 Sex Ratio 103,84 105,39 129,23 106,91 92,17 107,56 109,28 116,23 137,13 131,31 172,47 120,88 110,79 121,91 96,64 203,47 113,31 Persentase (%) 14,52 16,85 13,29 9,26 7,32 8,27 6,67 5,96 4,71 3,70 2,98 1,52 1,84 1,09 0,81 1,21 100,00

Secara keseluruhan penduduk Sukamara lebih didominasi oleh penduduk laki-laki, dimana setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat sebanyak 113 orang penduduk laki-laki. Oleh karena pada umumnya penduduk yang mencari nafkah dan menjadi kepala keluarga adalah penduduk lalki-laki, maka ini berarti di Kabupaten Sukamara punya potensi besar dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan pendapatan masyarakat Sumakamara pada umumnya. Penduduk berdasarkan usia dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu : usia produktif (15 64 tahun) dan usia non produktif (0-4 tahun dan > 65 tahun). Perbandingan usia tidak produktif dengan usia produktif menghasilkan angka beban ketergantungan (Dependency Ratio). Angka beban ketergantungan penduduk di Kabupaten Sukamara

disajikan pada Tabel 2.7.13.

Tabel 2.7.13 Penduduk Sukamara Berdasarkan Usia Produktif dan Non Produktif per Kecamatan
No. 1 2 3 4 5 Kecamatan 0 -14 15 64 > 65 387 172 194 163 209 1.125 Jumlah 15.399 4.728 5.099 5.038 5.916 36.180 Angka Beban Tanggungan per 100 orang 104 88 69 96 82 91

Sukamara 7.474 7.538 Jelai 2.035 2.521 Balai Riam 1.885 3.020 Pantai Lunci 2.301 2.574 Permata Kecubung 2.461 3.246 Jumlah 16.156 18.899 Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

II - 60

Profil Daerah Angka Dependency Ratio Kabupaten Sukamara adalah 91, ini berarti bahwa setiap 100 orang usia produktif menanggung sebanyak 91 orang penduduk yang tidak produktif. Dari performance dependency ratio ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sukamara punya potensi besar untuk meningkatkan produktivitas penduduknya dalam rangka

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Jika dipersentase diketahui bahwa jumlah penduduk yang produktif sebanyak 52,24%, sedangkan penduduk yang tidak produktif sebanyak 47,76%.

Tabel 2.7.14 Pekerjaan Penduduk Umum > 10 tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama per Kecamatan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Kerja Kecamatan PersenBalai Pantai Permata Jumlah tase (%) Riam Lunci Kecubung 3.177 1.407 1.492 10.991 67,11 23 6 11 91 0,56 3 2 1 38 0,23 23 7 12 118 0,72 302 151 142 2.636 16,10 302 30 31 745 4,55 50 30 23 364 2,22 6 2 2 26 0,16 344 105 162 1.368 8,35 3.103 1.740 1.876 16.377 100 3.780 14.150 3.304 13.980 3.135 13.255 2.870 12.719

Jelai

Skmr 3.569 45 30 69 1.896 589 232 14 659 7.103 7.048 6.662 6.314 5.441

Pertanian 1.346 Pertambangan & Penggalian 6 Listrik & Air Minum 2 Bangunan/Konstruksi 7 Perdagangan 145 Industri Pengolahan 29 Pengangkutan & Komunikasi 29 Bank & Lembaga Keuangan 2 Jasa-jasa 98 Tahun 2006 1.664 2005 3.322 2004 4.014 2003 3.086 2002 5.052 Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Berdasarkan tabel diatas, terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja tiap tahunnya, dimana pada tahun 2002 hanya terdapat tenaga kerja sebanyak 12.719 jiwa, pada tahun 2006 terjadi peningkatan menjadi sebanyak 16.377 jiwa. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 10.991 jiwa (67,11%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 2.636 jiwa (16,10%), sedangkan yang paling sedikit adalah sektor bank & lembaga keuangan hanya 26 jiwa (0,16%). Hal ini cukup wajar, karena Kabupaten Sukamara merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat yang masih membutuhkan peningkatan sarana dan prasarana wilayahnya. Sektor lain yang berpotensi menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa dan sektor industri pengolahan.

II - 61

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

2). Proyeksi penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara tahun 2002 sebanyak 31.940 jiwa dan pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 36.180 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.7.15 berikut. Tabel 2.7.15 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukamara, Tahun 2001 - 2005
Jumlah Penduduk (Jiwa) No. 1 2 3 4 5 Kecamatan
1)

2002

2003

2004

2005

2006

Rata2 Pertumbuhan (%)

Jelai 8.827 9.127 9.399 9.631 4.728 Pantai Lunci 5.038 Sukamara 12.445 14.004 15.226 15.186 15.399 Balai Riam2) 10.668 10.286 10.754 10.526 5.099 Permata Kecubung 5.916 Kab. Sukamara 31.940 33.417 35.379 35.343 36.180 Keterangan : 1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung Sumber : Sukamara dalam Angka Tahun 2006

4,35

2,52

Berdasarkan data jumlah penduduk per kecamatan selama 5 (lima) tahun terakhir diatas, maka proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2025 disajikan pada Tabel 2.7.16. Berdasarkan Tabel tersebut jumlah penduduk kabupaten sukamara 81.699 jiwa dengan peningkatan penduduk sekitar 133,43%. Dalam rangka penambahan jumlah penduduk pemerintah daerah merencanakan pembangunan lokasi transmigrasi sebanyak 6 UPT dengan jumlah tambahan penduduk sekitar 1800 KK atau 9000 Jiwa.

Tabel 2.7.16 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Sukamara, Tahun 2010 - 2025
Tingkat Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan 2010 2015 2020 1 Jelai1) 0,026 10.949 12.453 14.154 2 Sukamara 0,062 20.501 27.714 37.433 3 Balai Riam2) 0,018 11.505 12.579 13.755 Kabupaten Sukamara 42.955 52.746 65.342 Keterangan : 1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung Sumber : Hasil Analisa, 2006 No. Kecamatan 2025 16.092 50.569 15.038 81.699

2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Sukamara memiliki sumber daya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan II - 62 dalam rangka memacu pembangunan daerah dan peningkatan

kesejahteraan penduduk. Diantara potensi sumber daya alam tersebut adalah sumber daya

Profil Daerah sektor kelautan dan perikanan berupa ikan dan udang dari laut Jawa dan ikan dari perairan umum, juga sumber daya tambang seperti pasir kuarsa dan biji besi, sumber daya pertanian dan perkebunan (padi pasang surut, perkebunan kelapa sawit dan karet rakyat). Dilihat dari penggunaan lahan yang ada seluas 141.711 Ha (37,03) adalah kawasan hutan Negara, seluas 78.641 Ha (20,55%) berupa semak belukar, seluas 42.122 Ha (11,01%) berupa padang rumput dan lahan pasir kuarsa, seluas 22.853 Ha (5,97%) perkebunan kelapa sawit. Sedangkan sisisanya seluas 97.394 Ha (25,45%) untuk penggunaan lain-lain termasuk tambak, karet rakyat, lading, persawahan, pemukiman, dll. Dari beberapa hasil penelitian mengenai potensi wilayah yang dilakukan di Kabupaten telah direkomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Sukamara untuk memprioritaskan 4 kawasan

pengembangan dengan masing-masing fungsi strategisnya sebagai berkut : 1) Kawasan perdagangan dan jasa dipusatkan di Kecamatan Sukamara; 2) Kawasan Pertanian, Perikanan dan Wisata di Kecamatan Jelai.dan Pantai Lunci; 3) Kawasan Perkebunan di kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung; dan 4) Kawasan Pertambangan Pasir Kuarsa dan Biji Besi di Kecamatan Pantai Lunci dan Permata Kecubung

b. Sumber daya manusia Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Sukamara adalah 70,4 sedikit meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 70,0 (Tabel 2.6.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Sukamara relatif rendah berada pada posisi ke 13 (tiga belas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini perlu ditingkatkan agar lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 146, menurun dibanding tahun sebelumnya pada peringkat 186. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah II - 63

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Sukamara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.7.17. Tabel 2.7.17. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Sukamara Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kabupaten Sukamara 2005 2006 67,2 67,6 6,8 7,0 94,7 94,8 625,9 70,0 168 13 626,2 70,4 186 1,50 13

Indikator pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk menilai kemajuan dan kualitas suatu bangsa karena masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah menyerap informasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk daerah tersebut. Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas dapat menggambarkan dan memperkuat pembangunan di bidang pendidikan. Dua indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat. Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Berdasarkan data Susenas tahun 2006, jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin hanya sebesar 89,38%. Hal ini jika dikaitkan dengan data penduduk usia 5 tahun ke atas yang sedang atau pernah bersekolah yang besarnya mencapai 90,98%, dapat disimpulkan bahwa masih ada sekitar 1,60% penduduk yang sedang atau pernah bersekolah belum dapat membaca dan menulis huruf latin. Lebih sedikitnya jumlah penduduk yang bisa membaca huruf latin mungkin terjadi karena masih ada anak-anak yang duduk di bangku awal sekolah dasar yang belum bisa membaca dan penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak bisa atau sudah tidak bisa lagi membaca. Penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum atau tidak pernah sekolah mencapai 9,02%, dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 5,74% dan penduduk perempuan sebanyak 12,34%. Dari total penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah sekolah (157.712 orang), sebagian besarnya tidak atau belum tamat SD. Penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak atau belum tamat SD mencapai 44.984 orang atau sekitar 28,52%. Tingkat pendidikan II - 64

Profil Daerah yang terbanyak lainnya yang pernah ditamatkan oleh penduduk adalah SD/MI yakni sekitar 38,37%. Sedangkan jumlah penduduk yang tamat pendidikan lanjutan ke atas hanya sekitar 14,36%. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu Angka partisipasi sekolah kasar penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) pada tahun 2006 masih rendah, hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase penduduk usia ini yang sedang bersekolah secara umum hanya mencapai 69,51%.

Tabel 2.7.18. Angka Partispasi Sekolah Kasar Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Uraian Persentase (%) 69,51 33,08 28,34

Angka Partisipasi Kasar - Sekolah Dasar - Sekolah Menengah Pertama - Sekolah Menengah Atas Sumber: Hasil perhitungan data BPS Tahun 2006

Angka partisipasi sekolah kasar tingkat pendidikan lanjutan (usia 13-18 tahun) dan tingkat partisipasi sekolah pendidikan lanjutan atas (usia 16-18 tahun) partisipasi sekolahnya masih relatif rendah. Angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan

lanjutan pertama secara umum hanya mencapai 33,08% dari total penduduk usia sekolah lanjutan pertama. Sedangkan angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan atas, jumlahnya secara umum hanya mencapai 28,34% dari total penduduk usia sekolah lanjutan atas (16-18 tahun). Sebagian besar dari penduduk Kabupaten Sukamara yang mengalami keluhan kesehatan, juga melakukan pengobatan sendiri, yakni mencapai 72,23%. Besarnya jumlah penduduk yang melakukan pengobatan sendiri ini mungkin disebabkan oleh penyakit yang menjadi keluhan sebagian besar penduduk ini, mereka anggap sebagai penyakit yang tidak terlalu berbahaya, sehingga tidak perlu mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan cukup dengan mengobati sendiri. Penyebab lainnya adalah mudahnya mendapatkan obat-obatan yang diperlukan penduduk melakukan pengobatan karena sebagian besar obat yang dipakai untuk mengatasi keluhan-keluhan kesehatan yang diderita oleh penduduk di kabupaten tanah laut dijual bebas di pasaran. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengukur keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk angkatan II - 65

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) sebanyak 16.377 jiwa dengan jumlah penduduk usia kerja sebanyak 18.899 jiwa. Pada tahun 2006 TPAK Kabupaten Sukamara sebesar 86,66%. Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, sebagian besar hanya berpendidikan maksimal setingkat SLTP (69,54%). Lulusan SLTA sederajat hanya 27,25% dari penduduk yang bekerja dan yang tamat S1 atau lebih persentasenya kecil sekali, hanya sekitar 3,21%. Ini berarti penduduk Kabupaten Sukamara yang bekerja kebanyakan masih mengandalkan tenaga yang berakibat pada jenis pekerjaan yang digelutinya hanya berkisar pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan skill, seperti pekerja kasar. Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten Sukamara adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di Kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian dalam arti luas mencapai lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 61,24%. Sektor lainnya yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (16,14%), sektor jasa dan pemerintahan (6,62%) sektor pengangkutan (4,80%), industri kecil (3,34%), dan sektor pertambangan galian C (0,86%)

2.7.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi 1). Transportasi darat Sistem transportasi darat sangat penting peranannya dalam meningkatkan mobilitas orang, barang dan jasa. Tersedianya jaringan jalan yang didukung dengan noda trnsportasi yang memadai yang menghubungkan desa dengan kota akan memperlancar arus barang dan orang antar desa, antar desa dengan kota dan antar wilayah yang lebih luas. Meningkatnya arus lalu lintas akan mendorong tumbuhnya pusat kegiatan ekonomi baru diantara kawasan yang dilewati sistem jaringan transportasi. Jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Sukamara sepanjang 702,90 km yang terdiri dari jalan aspal 106,08 km, jalan kerikil 184,89 km, jalan tanah 417,13 km, jalan lainnya 5,20 km. Data ini menunjukkan bahwa kondisi jalan yang dapat berfungsi dalam segala cuaca hanya 15,0% dari total panjang jalan. Jangkauan sistem jaringan belum mencapai pusat permukiman, sementara hubungan yang sudah lancar adalah pada ruas jalan Sukamara dengan Kotawaringin Lama, sedangkan hubungan dengan pusat permukiman lainnya belum lancar. Kondisi ini menjadi kendala bagi pergerakan orang, barang dan peningkatan investasi. Berdasarkan data jaringan jalan dan sarana angkutan darat yang telah ada dapat disimpulkan bahwa sistem trnasportasi dan layanan angkutan darat di Kecamatan Jelai

II - 66

Profil Daerah masih dalam tahap pengembangan dan belum mampu memberi kontribusi yang optimal untuk memperlancar pergerakan orang , barang dan jasa.

2). Transportasi sungai Sungai Jelai berperan dalam transportasi yang menghubungkan desa-desa dan menghubungkan desa dengan Sukamara sebagai ibukota kabupaten. Sungai Jelai juga merupakan pintu gerbang keluar masuk barang dan orang melalui angkutan laut dari dan keluar kabupaten. Sebagian besar desa yang terdapat di wilayah ini dilayani oleh trayek angkutan sungai dari Sukamara yang beroperasi secara reguler. Jumlah angkutan sungai yang ada terdiri dari speed boat 31 unit.

3). Transportasi laut Transportasi laut memegang peranan penting dalam menghubungkan daerah ini dengan daerah luar. Kabupaten ini mempunyai pelabuhan laut yaitu pelabuhan Sukamara yang berfungsi sebagai pelabuhan nasional. Permukiman yang terdapat di wilayah pesisir yaitu Kecamatan Jelai, merupakan kawasan yang bertumpu pada sistem angkutan laut dalam memasarkan hasil produksinya. Pelabuhan Sukamara sangat memegang peran penting sebagai terminal distribusi barang melalui angkutan laut. Pada tahun 2006 jumlah kapal yang berlabuh mencapai 1.015 kunjungan dengan volume aktivitas bongkar mencapai 119.209 ton dan muat 276.506 ton. Jika dibanding dengan potensi daerah yang menjadi kawasan pelayanan Pelabuhan Sukamara, maka kondisi pelabuhan yang ada saat ini kurang memadai untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang. Berkembangnya kegiatan perkebunan dan bangkitan pergerakan angkutan darat akan berdampak pada peningkatan vollume angkutan melalui pelabuhan Sukamara. Hal ini perlu diikuti dengan pengembangan pelabuhan Sukamara agar dapat berperan sebagai terminal distribusi lingkup regional dan sebagai pintu gerbang ke Kalimantan Tengah di wilayah barat.

b. Prasarana listrik dan air minum Kebutuhan listrik untuk penerangan di layani oleh PLN Cabang Sukamara dan generator listrik yang disediakan oleh penduduk. Pelayanan jaringan listrik PLN belum menjangkau seluruh desa dan sebagian besar desa menggunakan sumber listrik generator dimiliki oleh pribadi. Kapasitas dan jangkauan pelayanan listrik dapat dilihat pada Tabel 2.7.19. berikut.

II - 67

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.7.19 Jumlah Pelanggan Listrik dan Daya Terpasang di Kabupaten Sukamara, 2006
Jumlah Langganan (unit) 1. Jelai 466 2. Sukamara 2.158 3. Balai Riam 271 4. Ktw. Lama (Kobar) 1.461 5. Pantai Lunci 411 6. Permata Kecubung 154 Jumlah 4.911 Sumber : PT. PLN Ranting Sukamara 2006 No. Kecamatan Daya terpasang (VA) 354.150 2.264.290 214.550 1.208.430 290.550 103.450 4.435.420 Gardu 19 3 20 5 1 48

Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sukamara pada tahun 2006 tercatat sebanyak 10.297 rumah tangga. Sedangkan jumlah pelanggan PLN Ranting Sukamara di luar wilayah kecamatan Kotawaringin Lama adalah sebanyak 3.450 pelanggan. Jika diasumsikan satu unit rumah tangga adalah satu pelanggan, maka dari data tersebut terlihat bahwa layanan listrik di Kabupaten Sukamara baru menjangkau 33,50%. Pelayanan bahan bakar untuk kebutuhan penduduk dan kegiatan industri masih didatangkan dari Kotawaringin Barat. Stasiun penyalur bahan umum (SPBU) belum terdapat di Kota Sukamara. Prasarana air bersih yang dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) hanya ada di Kota Sukamara. Sebagian besar penduduk menggunakan sumber air minum dari pompa, perigi dan sungai. Jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Sukamara disajikan seperti dalam Tabel 2.7.20. Tabel 2.7.20 Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Sukamara
No. 1 2 3 4 5 6 7 Katagore Pelanggan Jumlah Pelanggan (unit) 331 2 0 9 7 0 23 372 Volume Air yang disalurkan (M3) 66.772 345 0 141 707 0 8.923 76.888

Rumah Tangga Niaga (Besar & Kecil) Industri (Besar & Kecil) Sosial (RS & Rmh Ibadah) Instansi Pemerintah Khusus Hidran Umum Jumlah Sumber : PDAM Sukamara 2006

Pelayanan PDAM di Kabupaten Sukamara masih terbatas di wilayah perkotaan yaitu di Kota Sukamara, Jumlah rumah tangga di Kota Sukamara pada tahun 2006 tercatat sebanyak 5.162 rumah tangga. Dari data tersebut maka rumah tangga di wilayah Kota Sukamara yang terlayani PDAM masih sangat sedikit yaitu baru mencapai 6,41%.

II - 68

Profil Daerah c. Prasarana komunikasi Prasarana komunikasi telepon otomat hanya terdapat di kota Sukamara dan telepon satelit di kota kecamatan. Sebagian besar penduduk menggunakan fasilitas telepon selller (handphone). Semua wilayah kota Sukamara dan beberapa wilayah kecamatan lain di Kabupaten Sukamara untuk kebutuhan komunikasi bagi masyarakat dapat terlayani dengan baik.

d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Sukamara sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 15 unit yang tersebar di 5 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 46 unit, Madrasah Ibtidaiyah 2 unit, Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 6 unit, Madrasah Tsanawiyah 4 unit. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 4 unit, Madrasah Aliyah 1 Unit, dan SMK sebanyak 1 unit.

Tabel 2.7.21 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K 0 15 0 686 2. S D/MI 45 3 4.955 348 3. SMP/MTs 7 3 1.433 157 4. SMU/MA 3 2 635 164 5. SMK 1 0 151 0 Jumlah 56 23 7.174 1.355 Sumber : Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006 Sekolah Guru Negeri Swasta 0 42 349 112 26 67 30 23 0 551 56 Jumlah Sekolah 15 48 10 5 1 79

e. Prasarana kesehatan Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Sukamara terdapat 1 rumah sakit umum daerah (RSUD). Pada tingkat kecamatan telah tersedia 3 unit puskesmas yang terdapat di tiga kecamatan (kecamatan Sukamara, Jelai, dan Balai Riam). Sedangka Pustu terdapat di semua kecamatan yaitu sebanyak 27 unit Pustu. Selain fasilitas tersebut terdapat sebanyak 2 unit Pondok Bersalin Desa di kecamatan Sukamara dan Balai Riam. Secara rinci jumlah sarana kesehatan per kecamatan di wilayah kabupaten Sukamara pada tahun 2006 disajikan pada Tabel 2.7.22

II - 69

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.7.22 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sukamara Tahun 2006


Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. Rumah Sakit Puskesmas Pustu/Posyandu 4 7 5 4 7 27 Pondok Bersalin 0 1 1 0 0 2

Jelai 0 1 Sukamara 1 1 Balai Riam 0 1 Pantai Lunci 0 0 Permata Kecubung 0 0 Jumlah 1 3 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Jumlah sarana kesehatan yang ada saat ini di wilayah kabupaten Sukamara meski sudah cukup memadai untuk jumlah penduduk yang besarnya hanya 36.180 jiwa, namun perlu ada peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas untuk wilayah kecamatan Pantai Lunci dan kecamatan Permata Kecubung. Adapun jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sukamar terdiri dari dokter umum 8 orang, dokter gigi 1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 3 orang, apoteker 5 orang, perawat 63 orang, perawat gigi 6 orang, bidan 30 orang, ahli gizi 5 orang, tenaga kesehatan lingkungan 12 orang, analis kesehatan 6 orang, radiographer 2 orang, pekarya kesehatan 2 orang, sarjana non kesehatan (administrasi) 2 orang. Secara rinci jumlah tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten Sukamara disajikan pada Tabel 2.7.23.

Tabel 2.7.23 Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Dokter Dokter Dokter Parawat Spesialis Umum Gigi 1. Jelai 0 1 0 9 2. Sukamara 0 6 1 48 3. Balai Riam 0 1 0 12 4. Pantai Lunci 0 0 0 0 5. Permata Kecubung 0 0 0 0 Jumlah 0 8 1 69 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006 Kecamatan Bidan 7 13 10 0 0 30

Berdasarkan data di atas maka jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sukamar masih sangat kurang terutama untuk tenaga dokter spesialis sebagai syarat utama

keberadaan sebuah rumah sakit. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sukamara masih mengandalkan dukun kampung dan obat yang dijual di pasaran untuk mengobati penyakit. Penduduk Kabupaten Sukamara yang berada pada kelas menengah ke atas biasanya jika menderita sakit parah mereka berobat ke Rumah Sakit di Pangkalan Bun atau ke Rumah Sakit yang ada di Semarang dan Surabaya. Kesadaran penduduk terutama penduduk yang tinggal dibantaran sungai akan pentingnya kesehatan relative masih sangat kurang. II - 70 Hal ini bisa dilihat dari prilaku konsumsi yang masih kurang memperhatikan

Profil Daerah syarat-syarat higines, termasuk masih banyaknya penduduk yang membuang kotoran dan sampah di sungai yang sekaligus digunakan sebagai sumber air minum.

f. Prasarana pengairan Kawasan pesisir Kabupaten Sukamara merupakan daerah pasang surut yang telah berkembang dalam kegiatan pertanian sawah dan perkebunan kelapa. Sesuai kondisi yang selalu tergenang air akibat pengaruh pasang surut, pemerintah daerah membangun saluran drainase untuk mengeluarkan air dari daerah rawa, disamping yang dibangun pemerintah, masyarakat membangun saluran yang disebut handil di berbagai tempat di kawasan ini. Panjang saluran pengairan terdapat 20 km dengan kondisi tidak terawat/tidak fungsional.

g. Prasarana dan sarana Lainnya Prasarana lainnya seperti bank, apotik, rumah sakit bersalin masih terbatas. Lembaga keuangan perbankan hanya ada dua yaitu BPD dan unit BRI yang terletak di kota Sukamara. Fasilitas apotik yang sangat perlu untuk mendukung penyediaan obat bagi masyarakat terbatas hanya ada 1 buah di RSUD. Sarana lain seperti SPBU untuk pengisian bahan bakar dengan harga subsidi juga belum tersedia, demikian pula untuk sarana angkutan umum dalam kota juga belum tersedia. Sarana lain yang juga sangat diperlukan untuk peningkatan kecerdasan dan keterampilan penduduk adalah adannya Balai Latihan Kerja, Perpustakaan dan Toko Buku yang lengkap termasuk fasilitas Wartel dan Warnet (Warung Internet).

2.8. KABUPATEN LAMANDAU

2.8.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat yang terletak di daerah khatulistiwa sehingga beriklim tropis. Kabupaten Lamandau terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Bulik, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Batang Kawa, dan Kecamatan Delang dengan total luas wilayah 6.414 kilometer persegi dengan jumlah pendudk tahun 2006 sebanyak 55.911 jiwa.

II - 71

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Batas wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut : Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah barat Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kotawaringin Barat : Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat. : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sukamara. : Kabupaten Kotawaringin Barat

b. Topografi dan iklim Ketinggian dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten Lamandau berkisar antara 25 sampai dengan 500 meter yang menunjukkan bahwa Kabupaten Lamandau merupakan daerah pada kawasan-kawasan yang relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa daerah perbukitan di wilayah Kabupaten Lamandau. Secara umum daerah-daerah di Kabupaten Lamandau beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau jatuh pada bulan Juni sampai dengan September sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober sampai dengan Mei. Banyaknya hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan hari hujan adalah 27, adapun jumlah hari hujan pada tahun 2006 adalah sebanyak 193. Curah hujan selama tahun 2006 adalah sebesar 2.286,3 mm.

c. Lahan dan penggunaannya Kabupaten Lamandau memiliki luas lahan 6.414 km atau setara 4,18% dari luas Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayahnya berupa dataran tinggi dan perbukitan serta juga terdiri dari rawa, dataran rendah, dan dialiri oleh sungai-sungai besar maupun kecil. Wilayah aliran sungai menjadi jalur trasnportasi dan urat nadi perekonomian di daerah ini. Meskipun belum tersedia data pasti rencana tataruang wilayah namun secara garis besar keadaan penggunaan lahan di wilayah ini terdiri dari daerah persawahan, perkebunan, perairan, pemukiman/kampung, padang rumput, ladang/tegalan, kebun, hutan, semak belukar dan alang-alang. Lahan yang berupa hutan lebat dan semak beukan merupakan bagian lahan terbesar dari wilayah ini.
2

d. Demografi Penduduk Kabupaten Lamandau pada tahun 2006 sejumlah 55.911 jiwa, dengan tingkat kepadatan 8,72 jiwa/km . Berdasarkan kecamatan, jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Bulik dengan jumlah penduduk 13.852 jiwa, disusul kecamatan Menthobi Raya sebanyak 8.625 jiwa. Jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Batang Kawa dengan jumlah penduduk hanya 3.057 jiwa.
2

II - 72

Profil Daerah Tabel 2.8.1. Penduduk Kabupaten Lamandau Tahun 2006


Rata-rata Penduduk Per Per RT Desa/Kelurahan 1 Bulik 20.81 1.154.33 3.84 2 Bulik Timur 5,80 519,83 3,62 3 Sematu Jaya 91,84 1.139,43 3,60 4 Menthobi Raya 13,89 784,09 3,50 5 Lamandau 4,40 586,80 3,74 6 Belantikan ray 4,00 421,00 3,77 7 Batang Kawa 4,46 339,67 3,89 8 Dealang 7,65 524,30 3,97 Sumber : Kabupaten Lamandau Dalam Angka, 2007 No Kecamatan Kepadatan (km2)

Jika dilihat dari kepadatan penduduk, kacamatan yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Sematu Jaya dengan kepadatan 91.84 jiwa/km , sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan Belantikan Raya dengan kepadatan 4 jiwa/km . Dari jumlah dan tingkat kepadatan penduduk terlihat tingkat penyebaran penduduk di Kabupaten Lamandau tidak merata dan ketidak merataan sebaran penduduk ini merupakan penyebab terhambatnya pembangunan di suatu daerah.
2 2

2.8.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Lamandau memiliki beberapa potensi sumber daya alam yang perlu dikelola dan dikembangkan secara tepat untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu

sumber daya alam yang tersedia berupa kawasan hutan lebat dengan berbagai vegetasi tanaman di dalamnya serta hasil hutan lainnya. Selain itu potensi alamnya dengan

topografi berbukit sebagian dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan perkebunan. Potensi tanaman pertanian yang terbesar adalah padi ladang, sedangkan potensi tanaman perkebunan yang terbesar adalah kelapa sawit dan perkebunan karet rakyat. Kabupaten Lamandau memiliki potensi tambang seperti biji besi terdapat hampir di setiap kecamatan, potensi tambang emas di beberapa kecamatan (Delang, Batang Kawa, dan Belantikan Raya) serta potensi batu bara di wilayah Kecamatan Lamandau. Kabupaten Lamandau mempunyai objek parawisata yang cukup banyak baik jumlah maupun jenisnya. Objek wisata di Kabupaten Lamandau diantaranya terdiri dari Wisata alam (hutan, bukit, sungai dan riam ), Wisata tirta (air terjun, danau, kolam), serta wisata budaya dan wisata agro.

II - 73

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Lamandau adalah 70,9 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 70,2 (Tabel 2.8.2). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Lamandau masih relatif rendah berada pada posisi ke 12 (dua belas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini perlu mendapat perhatian yang serius. Peringkat IPM secara nasional berada pada posisi ke 160. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.8.2. Tabel 2.8.2. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Lamandau Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kabupaten Lamandau 2005 2006 66,8 66,9 7,6 7,6 94,4 95,8 624,9 70,2 161 11 628,6 70,9 160 2,25 12

Membaiknya upaya peningkatan SDM tampaknya tidak terlepas dari kecenderungan terus meningkatnya tamatan lembaga-lembaga pendidikan formal. Kondisi semacam ini memberikan imbas yang cukup berat bagi ketenagakerjaan di Kabupaten Lamandau. Apabila dilihat dari jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama adalah bekerja menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun Tabel 2.8.3. Tabel 2.8.3. Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Kegiatan Utama 2004 2005 2006 25.685 9.898 7.382 2.004 44.969

Bekerja 22.775 25.261 Sekolah 9.272 9.827 Mengurus rumah tangga 5.828 7.379 Lainnya 1.860 1.124 Total 39.738 43.591 Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka 2006

II - 74

Profil Daerah 2.8.3. Infrastruktur

a. Prasarana dan sarana transportasi Berdasarkan hasil catatan PUD dan Cabang Dinas PU Kabupaten Lamandau tahun 2006 dalam Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2006 terdapat ruas jalan kabupaten sepanjang 702,90 km dengan total jalan diaspal 191,36 km, kerikil 177,19 km, tanah 325,41 km dan yang tidak dirinci sepanjang 8,94 km. Bila dilihat dari panjang jalan menurut kondisi jalan yang baik sepanjang 293,30 km, sedang 244,60 km, rusak sepanjang 63 km, dan yang rusak berat sepanjang 102 km. Dari jalan yang ada di Kabupaten Lamandau sepanjang 195 km merupakan jalan Negara, 56 km jalan provinsi dan 702 km merupakan jalan kabupaten. Seiring dengan pembangunan jalan sebagai sarana transportasi darat yang utama, saat ini dari Kabupaten Lamandau ke ibukota provinsi sudah dapat dilalui melalui transportasi darat dengan menggunakan bus yang melayani penumpang setiap hari, disamping travel. Selain transportasi darat dari Lamandau menuju Kabupaten Kotawaringin Barat juga dapat dilalui menggunakan transportasi sungai dengan menggunakan speed boat. Dengan semakin baiknya pasilitas transportasi yang ada di Kabupaten Lamandau akan berdampak terhadap peningkatan jumlah alat transportasi yang ada. Fasilitas penunjang prasarana perhubungan di Kabupaten Lamandau terdapat 1 terminal induk, 1 terminal pembantu dan pelabuhan sungai.

b. Prasarana listrik dan air minum Penyedian tenaga listrik dikelola oleh Pt Perusahaan Listrik Negara. Pada Tahun 2006 produksi listrik yang disalurkan melalui unit PLN Kabupaten Lamandau sebanyak 3.875.587 KWh dan yang terjual 3. 700.140 KWh. Jumlah pelanggan di wilayah ini terdiri dari 6 sambungan untuk lembag sosial, 244 rumah tangga, 1 unit sambungan pemerintah, serta 5 unit sambungan usaha besar. Jumlah air minum yang dislaurkan di wilayah Kabupaten lamandau pada Tahun 2006 sebanyak 50.181 m dimana sebagian besar disalurkan kepada konsumen rumah tangga sebesar 46.499 m3.
3

c. Prasarana komunikasi Peranan jasa pos dan telekomunikasi dalam menunjang pembangunan dan perekonomian di Kabupaten Lamandau amat penting. Kantor Pos/Kantor Pos dan giro yang ada di Kabupaten Lamandau berjumlah 1 unit termasuk di Kecamatan Bulik dan pos desa berada di Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang.

II - 75

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

d. Prasarana pendidikan Pada tahun 2006 jumlah sekolah untuk TK sebanyak 41 sekolah, SD/MI sebanyak 103 sekolah. SLTP/MTs sebanyak 22 sekolah dan untuk SLTA/SMK/MA sebanyak 10 sekolah. Berdasarkan Agenda pembangunan nasional. prioritas pembangunan pendidikan harus diprioritaskan pada pendidikan dasar dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan 9 (sembilan) tahun. Dengan prioritas ini. pada akhir tahun pelaksanaan RPJMD. sebagian besar penduduk Kabupaten Lamandau sekurang-kurangnya tamat SLTP atau yang sederajat. Fasilitas pendidikan sekolah khususnya untuk sekolah menengah umum (SMU) atau setingkat masih belum merata di semua kecamatan. Berdasarkan data Kabupaten Lamandau dalam angka tahun 2006 kecamatan belum ada SMU / SMK / MA adalah kecamatan Bulik Timur. Bila dilihat dari jumlah guru yang ada pun tidak merata, jumlah guru terbanyak adalah pada Kecamatan Bulik sebanyak 31 orang, sedangkan jumlah guru yang paling sedikit adalah pada SMU Kecamatan Batang Kawa yang hanya 5 orang.

Tabel 2.8.4. Keadaan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) Menurut Status dan Kecamatan
Negeri Jumlah 1 1 Bulik Bulik Timur 1 1 Sematu Jaya Menthobi 1 1 4 Raya 1 1 5 Lamandau Belantikan 1 1 6 Raya 1 1 7 Batang Kawa 1 1 8 Dealang Sumber : Kabupaten Lamandau Dalam Angka 1 2 3 No. Kecamatan Sekolah Swasta Negeri 27 14 8 7 4 3 15 Guru Swasta 4 5 5 4 3 2 Jumlah 31 19 13 11 7 5 15

e. Prasarana kesehatan Di samping kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai Kabupaten Lamandau juga masih terus dihadapkan pada tantangan dan masalah kesehatan lain sebagai akibat terjadinya transisi demografi dan transisi epidemiologi karena adanya perubahan keadaan sosial, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, kondisi lingkungan dan pengaruh globalisasi. Di sisi lain terjadi peningkatan kejadian untuk penyakit non infeksi seperti penyakitpenyakit degeneratif dan penyakit akibat perilaku masyarakat, serta semakin meningkat dan variatifnya berbagai tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, terjangkau dan merata. Pelaksanaan pembangunan kesehatan yang intensif, berkesinambungan dan merata yang didukung dengan program

II - 76

Profil Daerah kesehatan yang baik diharapkan dapat semakin memberikan dampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dukungan infrastruktur/fasiltas kesehatan di Kabupaten Lamandau terdiri dari 1 unit Rumah Sakit Umum, 5 unit puskesmas dan 47 unit puskesmas pembantu serta 21 unit polindes. Dari segi tenaga medis, Kabupaten Lamandau memiliki 12 orang dokter umum, 1 dokter gigi, bidan 47 orang, perawat 74 orang, ahli gigi 5 orang, dan tenaga analis 2 orang. Bila dilihat dari jumlah dokter umum yang ada masih tidak merata, hal ini terlihat pada kecamatan Bulik Timur, Menthobi Raya, Belantika Raya, dan Batang Kawa belum ada dokter umum. Disisi lain Kecamatan Bulik ada 6 orang dokter umum, kemudian Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau, dan Delang terdapat 2 orang dokter umum pada peran dokter umum ini sangat diharapkan oleh masyarakat. Begitu juga dengan dokter gigi yang hanya ada di Kecamatan Bulik. Ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai diharapkan dapat berkorelasi positif dengan jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat.

2.9. KABUPATEN SERUYAN

2.9.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Seruyan merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran di Provinsi Kalimantan Tengah yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002. Secara administratif Kabupaten Seruyan dengan ibukota Kuala Pembuang terletak diantara 111O 29 13,75 113O 32 16,8 Bujur Timur dan 0O 46 23 3O 33 43,9 Lintang Selatan. Kabupaten Seruyan memiliki luas wilayah 16.471 km terdiri dari hutan, rawa, sungai, laut dan genangan air. Secara administratif batas wilayahnya terdiri dari: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah barat Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Barat; : Laut Jawa; : Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Kotawaringin Barat; dan : Kabupaten Kotawaringin Timur.
2

Kabupaten Seruyan terdiri dari 5 kecamatan dan 86 Desa dan 3 Kelurahan dengan perincian sebagai berikut.

II - 77

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tabel 2.9.1. Luas Wilayah Kabupaten Seruyan Menurut Kecamatan


No Kecamatan Luas (km2) Desa 12 10 10 26 28 Jumlah Kelurahan 2 1 -

1 Seruyan Hilir 6.087 2 Danau Sembuluh 2.424 3 Hanau 1.135 4 Seruyan Tengah 2.012 5 Seruyan Hulu 4.746 Sumber: Kabupaten Seruyan Dalam Angka, 2007

b. Topografi dan iklim Keadaan topografi Kabupaten Seruyan terdiri dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan perincian sebagai berikut:

Bagian timur merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan rawa lebak serta ditumbuhi vegetasi berupa bakau dan kayu rawa;

Bagian barat merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan rawa lebak yang mempunyai vegetasi hutan mangrove dan kayu rawa;

Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 150 m dari permukaan laut dan kemiringan 15 40O yang ditumbuhi hutan lebat, yang berfungsi sebagai penyangga (buffer) bagi daerah hilir (daerah bagian selatan); dan

bagian selatan merupakan daerah dataran rendah terdiri atas lahan rawa dan pantai dengan ketinggian dan kemiringan 0-50O dari permukaan laut dan 0 -8 m, daerah ini kaya akan perikanan laut dan darat. Wilayah kabupaten Seruyan termasuk daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara

rata-rata 29O C dan temperatur tertinggi 34O C. Tipe iklim adalah tropis lembab dan panas, curah hujan rata-rata per tahun 3.479,8 mm dengan rata-rata hujan per tahun 13,8 hari. Musim penghujan akan terjadi antara bulan Desember - Maret, sedangkan Kemarau antara Juli - September. c. Lahan dan penggunaannya Kabupaten Seruyan yang mempunyai luas wilayah 16.404 km atau 11,6% dari luas wilayah Kalimantan Tengah terdiri dari lahan dengan rincian sebagia berikut. Hutan belantara seluas 11.354,02 km2 atau 69,52% terhadap luas Kabupaten Seruyan; Rawa-rawa seluas 733,49 km2 atau seluas 4,77% terhadap luas Kabupaten Seruyan; Sungai, danau, dan genangan air lainnya seluas 605,81 km2 atau sekitar 3,99% terhadap luas Kabupaten Seruyan; dan Pertanahan lainnya seluas 3.512,68 km2 atau setara 27,72% terhadap luas Kabupaten. Seruyan.
2

II - 78

Profil Daerah d. Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Seruyan tahun 2007 sebanyak 129.424 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 67.079 jiwa dan penduduk perempuan 62.345 jiwa atau dengan ratio penduduk laki-laki dan perempuan 107%. Tabel 2.9.2. Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, dan Ratio Menurut Kecamatan di Kabupaten Seruyan Tahun 2007
Laki-Laki 1 Seruyan Hilir 19.097 2 Danau Sembuluh 7.815 3 Hanau 17.979 4 Seruyan Tengah 15.529 5 Seruyan Hulu 6.689 Jumlah 67.079 Sumber: Seruyan Dalam Angka, 2007 No Kecamatan Penduduk Perempuan Jumlah 17.567 36.634 7.164 14.979 16.978 34.957 14.330 29.859 6.306 12.995 62.345 129.424 Sex Ratio 108 109 105 109 106 107

2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Seruyan merupakan Kabupaten yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya di perairan, kehutanan, perkebunan dan potensi lahan yang sesuai untuk tanaman pangan. Wilayah Kabupaten Seruyan dibelah oleh Sungai Seruyan yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang 400 km dan yang dapat dilayari 270 km, kedalaman rata-rata 6 m dan lebar rata-rata adalah 400 m dengan anak sungai terdiri dari : 1) Anaka Sungai Danau Sembulu, panjang 76 km; 2) Anak Sungai Kalua Besa, panjang 65 km; 3) Anak Sungai Manjul, panjang 50 km; 4) Anak Sungai Salau, panjang 30 km; 5) Anak Sungai Pukun, anjang 30 km; dan 6) Anak Sungai S. Kale, panjang 30 km.

Kabupaten Seruyan merupakan salah satu kabupaten yang strategis di bagian selatan wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang akan menjamin kemudahan interaksi dengan wilayah lainnya, berpotensial sebagai pemasok kebutuhan wilayah dan penggunaan hasil produk wilayah dan mendukung berjalannya kegiatan ekonomi wilayah regional. Di Kabupaten Seruyan juga dijumpai kaya sumber daya bahan tambang dari berbagai jenis batuan dan mineral. Dengan bentangan alam yang meliputi wilayah lautan, pantai dan daratan dengan berbagai jenis tanaman dan satwa, menjadikan Kabupaten Seruyan memiliki potensi alam yang kaya akan sumber daya wisata yang dapat dikembangkan. II - 79

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Seruyan adalah 71,4 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 70,9 (Tabel 2.9.3.). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Seruyan relatif rendah berada pada posisi ke 11 (sebelas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini perlu ditingkatkan agar lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 146, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang berada pada peringkat 136. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Seruyan Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.9.3. Tabel 2.9.3. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Seruyan Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kabupaten Seruyan 2005 2006 67,2 67,8 7,7 7,7 99,3 99,3 615,8 70,9 80 10 618,3 71,4 87 0,81 11

2.9.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Prasarana transportasi merupakan prasarana pengangkutan dan perhubungan yang penting. Kondisi transportasi yang kurang nyaman memang menjadi kendala bagi Seruyan tumbuh menjadi kota seperti kabupaten pendahulunya. Karena itu pemerintah daerah Seruyan berupaya membuka semua akses menuju Seruyan lewat darat, air, maupun udara. Panjang jalan menurut status jalan di Kabupaten Seruyan adalah 818,252 km meliputi jalan nasional 90 km, jalan provinsi 120 km, jalan kabupaten seruyan 383,052 km, jalan perkotaan 49,7 km serta jalan desa 175,5 km. Dalam rangka penyediaan prasarana jalan darat pemerintah daerah dan provinsi berupaya II - 80 memperbaiki jalan yang rusak dan meningkatkan akses jalan baru dan

Profil Daerah mempersiapkan jembatan di atas Sungai Seruyan. direncanakan membuka pelabuhan samudra yang Di sektor perhubungan laut berfungsi sebagai prasarana

pengangkutan barang terutama pelabuhan CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah), maupun pelabuhan penumpang. b. Prasarana listrik dan air minum Sarana listrik dari PLN telah menjangkau semua wilayah kecamatan di Kabupaten Seruyan. Produksi tenaga listrik di Kabupaten Seruyan pada tahun 2006 sebanyak

8.474.513 Kwh dengan jumlah tenag terjual 7.738.376 Kwh. Sarana air bersih dari PDAM di Kabupaten Seruyan umumnya hanya menjangkau daerah ibukota kecamatan. Pada Tahun 2005 tercatat jumlah air bersih yang disalurkan sebanyak 79.699 m . Pelanggan air bersih di kabupaten Seruyan terdiri dari pelanggan rumah tangga 457 unit dan instansi pemerintah sebanyak 17 unit sambungan.
3

c. Prasarana komunikasi Salah satu prasarana komunikasi di Kabupaten Seruyan adalah tersedianya kantor Pos. Pelayanan Pos di Seruyan tersedia satu unit Kantor Pos di kuala pembuan, untuk di kecamatan dan desa-desa diadakan Pos Pembantu. Pelayanan telekomunikasi di Kuala Pembuang ibu kota Kabupaten Seruyan tersedia satu buah kantor cabang PT.Telkom untuk pelayanan telepon lokal, SLJJ dan SLI. Selain itu juga tersedia fasilitas telepon seluler saat ini sudah bisa dinikmati di semua kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Seruyan. Untuk menambah pelayanan telekomunikasi tersedia wartel yang berada sampai kecamatan dan banyak desa. d. Prasarana pendidikan Sarana pendidikan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 190 unit dengan jenjang pendidikan dari TK sampai SLTA yang terdiri dari milik pemerintah maupun swasta. Jumlah sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut: TK 29 unit, SD 129 unit, SLTP 22 unit, SMU 8 unit dan SMK 2 unit. Tabel 2.9.4. Sarana Pendidikan di Kabupaten Seruyan Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K 29 1,869 2. S D 120 9 14,134 1,678 3. SLTP 15 7 3,487 463 4. SMU 3 5 565 973 5. SMK 1 1 124 108 Jumlah 139 51 18,310 5,091 Sumber: Kabupaten Seruyan Dalam Angka, 2007 Sekolah Guru Negeri Swasta 66 677 86 120 82 93 56 23 890 313 Jumlah Sekolah 29 129 22 8 2 190

II - 81

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

e. Prasarana kesehatan Sarana kesehatan di Kabupaten Seruyan yang ada adalah Rumah Sakit Daerah, Puskesmas disetiap kecamatan, saat ini berjumlah 9 unit ditambah Puskesmas Pembantu 39 unit serta didesa-desa ada Polindes dan Posyandu. Dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan kesehatan disetiap puskesmas di kecamatan ditunjang oleh adanya tenaga kesehatan. Pada Tahun 2006 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Seruyan terdiri dari 13 dokter umum, 1 dokter gigi, dan dibantu oleh 26 tenaga perawat dan 46 tenaga bidan.

2.10. KABUPATEN KATINGAN 2.10.1. Kondisi Geografi dan Demografi a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Katingan secara geografis terletak di daerah Khatulistiwa, yaitu di antara 112 0 ' BT - 0 20 ' LS dan 113 45 ' BT- 3 30 ' LS. Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2002 luas wilayah Kabupaten Katingan adalah 17.800 km dengan Batas Wilayah adalah sebagi berikut. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah barat Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Barat; : Laut Jawa; dan : Kabupaten Kotawaringin Timur : Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangka Raya serta Kabupaten Pulang Pisau; Berdasarkan daerah administratifnya Kabupaten Katingan terdiri atas 11 kecamatan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Senaman Mantikei dan terkecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Tewang Sangalang Garing (Tabel 2.10.1). Tabel 2.10.1. Luas Wilayah Kabupaten Katingan Menurut Kecamatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Ibukota Kecamatan Tumbang Senamang Tumbang Hiran Tumbang Kaman Tumbang Samba Buntut Bali Pendahara Kasongan Petak Bahandang Baun Bango Pagatan Mendawai Lua(km2) 2.604 2.178 3.030 1.089 805 568 663 804 2.793 1.440 1.826 17.800 % Terhadap Luas Wilayah 14,63 12,24 17,02 6,12 4,52 3,19 3,72 4,52 15,69 8,09 10,26 100,00

Katingan Hulu Marikit Senaman Mantikei Katingan Tengah Pulau Malan Tewang Sangalang Garing Katingan Hilir Tasik Payawan Kamipang Katingan Kuala Mendawai Jumlah Sumber: Katingankab.go.id, 2008

II - 82

Profil Daerah b. Topografi dan iklim Keadaan topografi Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut: Dibagian Selatan merupakan daerah pantai dan rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan ketinggian 0 50 m dari permukaan laut; Bagian Tengah berupa dataran dengan ketinggian 50 - 200 m dari permukaan laut; Bagian Utara berupa perbukitan dengan ketinggian 200 -1500 m dari permukaan laut. Kabupaten Katingan beriklim tropis yang panas dan lembab dengan suhu udara pada siang hari rata-rata 33C dan temperatur tertinggi mencapai 36C, sedangkan pada malam hari mengalami kelembaban. Keadaan hidrologi dalam wilayah Kabupaten Katingan, yaitu adanya Sungai Katingan dengan panjang 650 km yang dapat dilayari 520 km dan bermuara di Laut Jawa dengan anak sungai sebagai berikut : Sungai Kalanaman = 65 km ; Sungai Samba = 100 km ; Sungai Hiran = 75 km ; Sungai Bamban = 75 km ; Sungai Sanamang = 65 km; dan Sungai Mahup = 50 km.

c. Lahan dan penggunaannya Total lahan di Kabupaten Katingan seluas 17.500 ha yang berada pada ketinggian 0 2 m terdiri dari: Wilayah Daratan seluas 12.900 km2 ; Wilayah Khusus (Hutan Lindung, Margasatwa, dan lain-lain) seluas 4.410 km ; dan Wilayah Perairan seluas 190 km.
2

d. Demografi Berdasarkan Data BPS keadaan penduduk Kabupaten Katingan Tahun 2006 berjumlah 133.049 jiwa yang terdiri dari 69.480 jiwa penduduk laki-laki dan 63.569 jiwa penduduk perempuan atau dengan sex ratio 109 (Tabel 2.10.2). Bila dilihat berdasarkan sebarannya penduduk di Kabupaten Katingan belum merata penyebarannya, penduduk banyak terkosentrasi pada tiga kecamatan yaitu di Katingan Kuala (17,75%), Katingan Hilir (16,55%), Katingan Tengah (14,68%), dan Tewang Sanggalang Garing (7,13%). Jumlah penduduk terpadat berada di Kecamatan Katingan Hilir yaitu 33 jiwa/km , sedangkan penduduk terjarang berada di Kecamatan Marikit dan Kamipang yauti 3 jiwa.km2. Beberapa kecamatan lainnya dengan kepadatan penduduk relatif lebih padat adalah Kecamatan Katingan Tengah yaitu 18 jiwa/km2, Kecamatan II - 83
2

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Tewang Sanggalang Garing yaitu 17 jiwa/km2, dan Kecamatan Katingan Kuala dengan kepadatan penduduk 13 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan lainnya tergolong jarang penduduknya dengan kepadatan penduduk berkisar antara 3 8 jiwa/km2. Tabel 2.10.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Katingan Menurut Kecamatan tahun 2006
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Kecamatan KK Laki-Laki 6.107 3.130 7.042 10.072 3.521 4.891 11.378 3.539 3.873 3.596 12.331 69.480 Perempuan 5.409 2.907 6.175 9.456 3.317 4.595 10.643 3.195 3.610 2.979 11.283 63.569 Jumlah Penduduk 11.516 6.037 13.217 19.528 6.838 9.486 22.021 6.734 7.483 6.575 23.614 133.049

Katingan Hulu 2.865 Marikit 1.507 Sanaman Mantikei 3.265 Katingan Tengah 4.766 Pulau Malan 1.702 Tewang Sanggalang Garing 2.400 Katingan Hilir 5.911 Tasik Payawan 1.725 Kamipang 1.908 Mendawai 1.645 Katingan Kuala 5.866 Jumlah 2006 33.56 0 Sumber: Pemda Kabupaten Katingan, 2007

Pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Katingan pada periode 2001 sampai 2006 sebesar 1,65% per tahun. Pertumbuhan penduduk pada periode mengalami

fluktuasi, namun pertumbuhan penduduk tahun 2005 2006 meningkat 8%. Bila dilihat penduduk berdasarkan kelompok umurnya pada tahun 2006, terlihat sebagian besar (53,61%) berada pada usia kerja (antara 15 64 tahun), sedangkan penduduk bukan usia kerja (46,59%) dinominasi oleh penduduk usia muda antara 0-14 tahun sebanyak 43,77%. Jumah penduduk dan Perkembangan penduduk berdasarkan kelompok umurnya dapat dilihat pada Tabel 2.10.3. Tabel 2.10.3. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Katingan Menurut Kelompok Umur
Kelompok 2001 2002 2003 Umur 0-4 24.311 20.688 20.546 59 25.177 19.57 19.435 1014 9.37 17.02 16.904 1519 9.322 13.736 13.693 2024 10.327 11.363 11.206 2529 8.923 9.087 9.026 3034 7.748 7.917 7.864 3539 5.625 6.773 6.729 4044 5.133 5.71 5.673 4549 4.312 4.307 4.279 5054 3.107 3.094 3.074 5559 2.127 2.27 2.255 6064 1.62 1.718 1.707 >64 3.327 3.429 3.408 Jumlah 120.429 126.682 125.799 Sumber: Pemda Kabupaten Katingan, 2007 2004 20.616 19.514 16.961 17.689 11.324 9.056 7.891 6.752 5.692 4.294 3.084 2.263 1.713 3.417 130.266 2005 21.254 20.107 7.438 14.113 11.674 9.336 8.136 6.959 5.865 4.425 3.179 2.331 1.768 3.527 120.112 2006 21.046 19.795 17.306 14.401 12.07 9.838 8.758 7.721 6.647 4.609 3.132 2.298 1.742 3.486 129.717

II - 84

Profil Daerah 2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Katingan dengan luas wilayah 17.800 km merupakan kabupaten dengan luas wilayahnya terluas kedua mencapai 11,59% dibanding luas wilayah Kalimantan Tengah yaitu setelah Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah 23.700 km (15,43%). Bentangan wilayahnya yang luas diikuti pula oleh kekayaan sumber daya alamnya, baik sumber daya di perairan, bahan galian, kehutanan, perkebunan dan potensi lahan yang sesuai untuk tanaman pangan. Sebagain besar sumber daya alam yang ada belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Wilayah Kabupaten Katingan dilalui oleh Sungai Katingan dengan 6 (enam) anak sungai yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang 650 km dan yang dapat dilayari 520 km. Sebagian besar penduduk Katingan bertempat tinggal di daerah aliran sungai dengan memanfaatkan sumber daya perairan sungai dan laut, hal ini dapat terlihat dari 141 desa dari 152 desa bertempat dipingir DAS. Kawasankawasan sepanjang aliran sungai mempunyai potensi untuk perikanan budidaya, tangkap dan daerah konservasi (closed season) atau daerah resapan serta dapat pula menjadi bisnis agrowisata. Selain sumber daya perairan, Kabupaten Katingan kaya akan hasil hutan baik berupa aneka jenis kayu dan rotan. Kabupaten Katingan merupakan daerah penghasil kayu
2 2

terbesar di Kalimantan Tengah yang dikelola oleh perusahaan pemegang izin HPH maupun izin IPK. Sumber daya hutan lainnya yang dihasilkan adalah berupa rotan. Potensi lainnya adalah tanaman hias salah satunya Nepenthes yang berasal dari hutan dan telah dibudidayakan oleh beberapa petani lokal. Kabupaten Katingan memiliki potensi pengembangan sumber daya perkebunan, sementara yang dominan saat ini adalah kelapa sawit dan karet, sedangkan sumber daya pertanian tanaman pangan sebagian besar adalah padi.

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Katingan adalah 71,5 meningkat sedikit dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 71,3 (Tabel 2.9.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Katingan masih rendah dan berada pada posisi ke 10 (sepuluh) diantara 14 kabupaten/kota, sedangkan peringkat secara nasional berada pada posisi ke 137. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah II - 85

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Katingan Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.10.4. Tabel 2.10.4. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Katingan Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kabupaten Katingan 2005 2006 67,0 67,1 7,8 7,8 99,4 99,4 621,6 71,3 123 8 623,6 71,5 137 0,69 10

2.10.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting yang menghubungkan antar wilayah. Panjang jalan menurut status jalan di Kabupaten Katingan adalah 272,22 km dengan kondisi jalan dalam keadaan baik 2,81%, sedang 3,75% dan sebagian besar berada dalam keadaan rusak (50,24%) dan rusak berat (43,20%). Tabel 2.10.5. Panjang dan Keadaan Jalan di Kabupaten Katingan Tahun 2006
Uraian Panjang Jalan (km) Jenis Permukaan a. diaspal 2.07 b. kerikil 2.43 c. tanah 52.57 d. lainnya 215.15 Total 272.22 2 Kondisi jalan a. Baik 7.66 b. Sedang 10.2 c. Rusak 136.76 d. Rusak Berat 117.6 Total 272.22 Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka, 2007 No 1 Persentase 0.76 0.89 19.31 79.04 100.00 2.81 3.75 50.24 43.20 100.00

Untuk meningkatkan pelayanan dibidang transportasi, Kabupaten Katingan selain memiliki prasaran perhubungan darat juga memiliki prasaran perhubungan udara dan air. Prasarana perhubungan udara yang telah ada berupa lapangan udara yang berada di II - 86

Profil Daerah Kecamatan Katingan Tengah (Tumbang Samba), di manfaatkan sebagai pelayanan perintis ke wilayah utara dengan pesawat tipe BN. Lapangan Udara Tumbang Samba berdiri tahun 1984 dan operasional tahun 1987 dengan panjang landasan pacu 650 Meter dan lebar 23 Meter. Prasarana Pelabuhan Laut yang ada di Selat Jeruju Kecamatan Katingan Kuala Kabupaten Katingan telah dibangun melalui dana APBN yang dikelola oleh Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun Anggaran 2003 dan telah diserahkan kepada daerah dengan status pelabuhan sungai. b. Prasarana listrik dan air minum Fasilitas listrik di Kabupaten Katingan sudah dapat menjangkau semua kecamatan dan pengelolaannya dilakukan oleh PLN Cabang Palangka Raya dengan menggunakan listrik tenaga air dari Kalimantan Selatan dan PLTD Katingan Kuala. Tingkat pelayanan listrik di Kabupaten Katingan setiap tahun mengalami peningkatan khususnya dilihat dari jangkauan pelayanan. Sampai Tahun 2006 terdapat 10.460 pelanggan dengan jumlah produkis listrik 7.804.461 Kwh. Tabel 2.10.6. Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN di Kabupaten Katingan Tahun 2002-2006
Jumlah KK/Tahun 2002 2003 2004 2005 1 Listrik 3.721 4.742 6.492 8.462 2 PLTS 115 Jumlah 3.721 4.742 6.492 8.577 Sumber data : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Katingan No Pelayanan PLN 2006 10.220 240 10.460

Pengelolaan air bersih dilakukan oleh PDAM Kasongan, Tumbang Samba, Pendahara dan Kereng Pangi dengan distribusi air 5 liter/detik dengan jumlah pelanggan 488 dengan kapasitas yang ada 54.252 m. Tabel 2.10.7. Jumlah Kepala Keluarga yang Mendapat Pelayanan Air Bersih
Tahun 2002 2003 2004 2005 1 Kepala Keluarga 1.329 1.534 1.606 1.799 Jumlah 1.329 1.534 1.606 1.799 Sumber data : Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Katingan No Sarana 2006 1.846 1.846

c. Prasarana komunikasi Kantor Pos merupakan salah satu prasarana tempat pelayanan komunikasi masyarakat. Kantor Pos yang ada di Kabupaten Katingan terdapat di Kecamatan Katingan Hilir, Katingan Tengah, Sanaman Mantikei dan Pagatan. Meskipun demikian jangkauan

II - 87

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

pelayanan Kantor Pos Kasongan mampu menjangkau di 11 kecamatan di Kabupaten Katingan. Fasilitas telepon juga telah tersedia di Kabupaten Katingan. Jumlah sambungan telepon di Kabupaten Katingan berjumlah 454 kapasitas sentral dan 454 unit sambungan telepon. Untuk menjangkau daerah pedesaan, PT telkom mengupayakan fasilitas Ultraphone, dengan beberapa jenis kapasitas yang dimiliki dan digunakan tersebar di beberapa daerah serta fasilitas Cluster yang digunakan untuk melayani pelanggan yang lokasinya satu sama lainnya berdekatan. Fasilitas telepon seluler juga telah menjangkau wilayah Kabaupaten Katingan. Terdapat beberap penyedia sarana telepon selular di wilayah ini, antara lain telepon seluler GSM Telkomsel (Simpati), Satelindo(Mentari) dan XL, dan Telepon CDMA Telkom (Flexi). d. Prasarana pendidikan Sarana pendidikan di Kabupaten tersedia mulai dari tingkat TK sampai SLTA. Pada tahun 2007 jumlah prasarana pendidikan sebanyak 341 unit dengan jenjang pendidikan dari TK sampai SLTA yang terdiri dari milik pemerintah maupun swasta. Jumlah sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut TK sebanyak 79 unit, SD 198 unit, SLTP 44 unit, SMU 18 unit dan SMK 2 unit. Jumlah murid yang sekolah mulai dari Tk sampai SLTA sebanyak 377.467 murid. Sebagian besar (63%) masih berada pada jenjang pendidikan SD. Tabel 2.10.8. Sarana Pendidikan di Kabupaten Katingan Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K 1 78 105 2,677 2. S D 192 6 19,265 1,159 3. SLTP 29 15 3,598 2,345 4. SMU 8 10 1,469 1,143 5. SMK 2 237 Jumlah 230 111 24,437 7,561 Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka, 2007 Sekolah Guru Negeri Swasta 6 108 1,340 35 330 168 127 149 40 1,803 500 Jumlah Sekolah 79 198 44 18 2 341

e. Prasarana kesehatan Sarana kesehatan di Kabupaten Seruyan yang ada adalah Rumah Sakit Daerah. Puskesmas saat ini berjumlah 13 unit tersebar disetiap kecamatan, ditambah Puskesmas Pembantu 52 unit serta didesa-desa ada Polindes dan Posyandu. Dalam menunjang

penyelenggaraan pelayanan kesehatan disetiap puskesmas di kecamatan ditunjang oleh adanya tenaga kesehatan. Pada Tahun 2006 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten

Katingan terdiri dari 21 dokter umum, 2 dokter gigi, dan dibantu oleh 97 tenaga perawat dan 61 tenaga bidan. II - 88

Profil Daerah 2.11. KABUPATEN PULANG PISAU

2.11.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Secara geografi, Kabupaten Pulang Pisau terletak di daerah khatulistiwa, diantara 110 - 120 BT dan 10 - 0 LS, dengan luas wilayah 8.997 km (899.700 Ha) atau sekitar 5,85% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km ). Kabupaten Pulang Pisau dengan ibukota Pulang Pisau memiliki batas wilayah sebagai berikut di sebelah: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah barat Sebelah timur : Kabupaten Gunung Mas; : Laut Jawa; : Kabupaten Katingan dan Kota Palangka Raya; dan : Kabupaten Kapuas.
2 0 0 0 0 2

Kabupaten Pulang Pisau meliputi 8 kecamatan dengan luas setiap kecamatan adalah sebagaimana disajian pada Tabel berikut. Tabel 2.11.1. Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pulang Pisau 2007
Luas km2 Persentase 1 Kahayan Kuala 1,155.00 12.84 2 Sebangau Kuala 3,801.00 42.25 3 Pandih Batu 535.86 5.96 4 Maliku 413.14 4.59 5 Kahayan Hilir 360.00 4.00 6 Jabiren Raya 1,323.00 14.70 7 Kahayan Tengah 783.00 8.70 8 Banama Tingang 626.00 6.96 Jumlah 8,997.00 100.00 Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2008 No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan 10 8 16 14 9 8 14 15 94

Kabupaten Pulang Pisau meliputi 8 kecamatan. Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Sebangau Kuala dengan luas 3.801,00 km2, kemudian Kecamatan Jabiren Raya dengan luas 1.323 km2 dan Kecamatan Kahayan Kuala dengan luas 1.155 km2, sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Kahayan Hilir dengan luas daerah 360 km . b. Topografi dan iklim Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari daerah perbukitan di bagian utara dengan ketinggian antara 50 100 m dari permukaan laut dengan elevasi 8 15 serta daerah pegunungan dengan elevasi 15 25 . Bagian selatan terdiri dari pantai pesisir , rawa-rawa II - 89
o o o 2

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

dengan ketinggian antara 0 5 m dpl dengan elevasi 0 8o serta dipengaruhi oleh air pasang surut. Kabupaten Pulang Pisau memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa, dan dilintasi sungai yang termasuk dalam wilayah Pulang Pisau yaitu: Sungai Kahayan sepanjang 600 km; Sungai Sebangau sepanjang 200 km; Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang 6,5 km yang menghubungkan Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau mengarah ke Palangka Raya; Anjir Basarang sepanjang 24 km dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang 7 km; Anjir/Terusan Raya sepanjang 18 km menjadi alur transportasi dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang 6 km; dan Daerah pantai pesisir sepanjang 13,4 km. Kabupaten Pulang Pisau termasuk daerah beriklim tropis lembab. Temperatur

udara rata-rata di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2006 berkisar antara 26,5OC sampai 27,5OC, sedangkan temperatur maksimum mencapai 32,5OC dan temperatur minimum 22,9OC. Rata-rata kelembaban udara tiap bulan > 80% dengan rata rata penyinaran matahari di atas 50%. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Oktober-Desember serta Januari-Maret berkisar antara 2000 - 3000 mm setiap tahun. Bulan kering terjadi pada bulan Juni September. c. Lahan dan penggunaannya Wilayah Kabupaten Pulang Pisau seluas 8.997 km2 terdiri dari kawasan hutan seluas 5.095 km2 dan kawasan budidaya seluas 3.902 km2. Kawasan hutan terdiri dari kawasan hutan lindung (1.961 km2), hutan gambut (2.789 km2), hutan bakau (280 km2) dan kawasan air hitam (65 km ). Adapun luasan kawasan budidaya terdiri dari: II - 90 Hutan produksi Hutan produksi tetap Pertanian ladang basah (sawah) Perkebunan dan peternakan Pemukiman perkotaan Pemukiman Transmigrasi Perairan dan sungai Jaringan jalan : 369 km ; : 753 km ; : 404 km ; : 1.384 km ; : 46 km ; : 99 km ; : 492 km2; dan : 16 km2.
2 2 2 2 2 2 2

Profil Daerah d. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 sebanyak 119.936 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 61.326 jiwa atau 51,13% dan penduduk perempuan sebanyak 58.610 jiwa atau 48,87%. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006 sampai 2007 sebesar 1,44%. tingkat kepadatan penduduk rata-rata 13,5 jiwa per km. Jumlah dan penyebaran penduduk Pulang Pisau menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.11.2. Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk sebagian besar (61,40%) dihilir/bagian selatan, 19,21% di kecamatan kota dan 19,39% berdomisili di hulu di bagian utara Kabupaten Pulang Pisau. Bila dilihat distribusi penduduk berdasarkan usia, Kabupaten Pulang Pisau dapat digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari penduduk tua ke penduduk muda), dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 29,02% dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 2,39%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan. Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 mencapai 68,59% dari total penduduk, atau sebanyak 82.262 orang. Tabel 2.11.2. Jumlah dan Sebaran Penduduk Kabupaten Pulang Pisau Menurut Kecamatan Tahun 2007
Luas Wilayah` Rumah (km2) Tangga Laki-laki 1 Kahayan Kuala 1,155.00 4,401 9,400 2 Sebangau Kuala 3,801.00 2,377 4,973 3 Pandih Batu 535.86 5,401 11,110 4 Maliku 413.14 6,396 11,621 5 Kahayan Hilir 360.00 5,648 12,309 6 Jabiren Raya 1,323.00 2,071 4,212 7 Kahayan Tengah 783.00 1,972 3,554 8 Banama Tingang 626.00 1,813 4,147 Jumlah 8,997.00 30,079 61,326 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008 No Kecamatan Penduduk Perempuan 9,787 4,783 10,594 10,692 11,597 3,869 3,580 3,708 58,610 Jumlah 19,187 9,756 21,704 22,313 23,906 8,081 7,134 7,855 119,936

Tabel 2.11.3. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Kelompok Umur Persentase 0 14 29,02 15 64 68,59 65 + 2,39 Sumber: Kabupaten Pulang Pisau, 2008

Jumlah penduduk bila dilihat menurut klasifikasi pekerjaan, yang terbanyak adalah penduduk yang bekerja sebagai petani/nelayan sebanyak 27,62% dan dengan jenis II - 91

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

pekerjaan lainnya 30,99%. Sedangkan penduduk yang belum atau tidak bekerja sebanyak 26,75%. Perincian jumlah penduduk menurut klasifikasi pekerjaan dapat dilihat pada

Tabel 2.11.4. Tabel 2.11.4. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Pekerjaan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Jumlah Persentase Penduduk 1 PNS 2,144 1.79 2 TNI 42 0.04 3 Polri 149 0.12 4 Pens/Purnawirawan 459 0.38 5 Wiraswasta 2,560 2.14 6 Pedagang 732 0.61 7 Petani/Nelayan 33,074 27.62 8 Peg/Karyawan Swasta 2,799 2.34 9 Buruh 8,649 7.22 10 Pekerjaan Lainnya 37,117 30.99 11 Belum/Tidak Bekerja 32,043 26.75 Jumlah 119,768 100.00 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008 No Jenis Pekerjaan

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Potensi sumber daya alam Kabupaten Pulang Pisau yang utama melihat dari luas wilayah 8.997 km
2 2

(899.700 ha) dengan penggunaan lahan 5.095 km (56,63%)


2 2

merupakan kawasan hutan, dan 3.902 km (43,37%) merupakan kawasan budidaya. Kawasan hutan terbagi menjadi kawasan hutan lindung (1.961 km ), hutan gambut (2.789 km ), kawasan mangrove/bakau (280 km ) dan kawasan air hitam (65 km ). Adapun kawasan budidaya seluas 3.902 km terdiri dari hutan produksi dan hutan produksi tetap, lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, pemukiman, perairan dan sungai dan jaringan jalan. Kabupaten Pulang Pisau memiliki beragam potensi yang masih dapat
2 2 2 2

dikembangkan untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Wilayah dataran rendah dan wilayah yang dekat pantai memiliki sumber daya alam yang cocok untuk kegiatan pertanian tanaman pangan, wilayah perairan berpotensi sebagai wilayah pengembangan sumber daya perikanan dan daerah pedalaman umumnya berpotensi sebagai daerah pengembangan perkebunan. Wilayah Pulang Pisau dengan lahan yang luas dan tersedianya hijauan memiliki yang besar untuk pengembangan peternakan. Pulang Pisau juga memiliki sumber daya mineral dan bahan galian golongan C dan golongan AB.

II - 92

Profil Daerah Keaslian alamnya baik perairan dan hutan yang belum banyak terjamah menjadikan daerah ini memiliki potensi sebagai cagar alam dan budaya.

b. Sumber daya manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau adalah 69,9 sedikit meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 69,3 (Tabel 2.10.5). Namun bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau adalah yang paling kecil, hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan SDM yang lebih ditingkatkan lagi untuk mengejar ketinggalan dari kabupaten lainnya dibidang pembangunan SDM. Tabel 2.11.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah
2005 1 Palangka Raya 77,0 2 Barito Utara 72,8 3 Kotawaringin Timur 72,5 4 Barito Selatan 71,3 5 Gunung Mas 71,5 6 Kapuas 71,8 7 Kotawaringin Barat 71,6 8 Barito Timur 70,1 9 Murung Raya 71,0 10 Katingan 71,3 11 Seruyan 70,9 12 Lamandau 70,2 13 Sukamara 70,0 14 Pulang Pisau 69,3 Kalimantan Tengah 71,6 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 No Kab/Kota IPM 2006 77,1 73,9 72,7 72,4 72,3 72,2 71,9 71,6 71,6 71,5 71,4 70,9 70,4 69,9 73,4 Peringkat Nasional 2005 2006 6 6 77 61 80 87 125 97 112 103 98 105 103 120 167 135 134 133 123 137 136 146 161 160 168 186 200 203 5 5

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat darirata-rta lama sekolah II - 93

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

penduduknya dan angka melek huruf serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapaita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.11.6. Tabel 2.11.6. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita (Rp.000) IPM Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab Pulang Pisau 2005 2006 66,9 67,2 7,0 7,0 91,6 93,2 625,2 626,5 69,3 69,9

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu. Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Pulang Pisau, sebagian besar berpendidikan maksimal setingkat SD/tidak tamat SD (51,71%). Yang lulus SLTP sederajat 15,86% dan yang lulus SLTA sederajat 11,50%, serta penduduk yang memiliki pendidikan tamat S1 atau lebih persentasenya masih sedikit sekitar 0,98%. Ini berarti penduduk Pulang Pisau yang bekerja kebanyakan masih mengandalkan tenaga yang berakibat pada jenis pekerjaan yang digelutinya hanya berkisar pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan keahlian. Tabel 2.11.7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase S-2/S-3 75 0.06 Diploma IV/S1 1,100 0.92 D-III 722 0.60 D-I/D-II 1,762 1.47 SLTA/Sederajat 13,777 11.50 SLTP/Sederajat 19,000 15.86 SD/Sederajat 39,952 33.36 Tidak Tamat SD 23,172 19.35 Tidak/Belum Sekolah 20,208 16.87 Jumlah 119,768 100.00 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

II - 94

Profil Daerah Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten Pulang Pisau adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 54,32%. Selain itu banyak penduduk yang bekerja sebagai buruh (7,22%) dan karyawan swasta 2,34%. Penduduk yang bekerja sebagai PNS dan TNI/Polri sebanyak 1,95%.

2.11.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Jalan dan jembatan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 adalah 979,14 km. Berdasarkan statusnya terdiri atas jalan negara (119,05 km), jalan provinsi (167 km) dan jalan kabupaten (693,09 km). Selain pembangunan badan jalan, untuk memperlancar arus transportasi darat, Kabupaten Pulang Pisau juga memiliki jembatan dengan total panjang 6.582 m. Tabel 2.11.8. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Keadaan jalan Negara (km) 2006 2007 Status Jalan Provinsi (km) 2006 2007 Kabupaten (km) 2006 2007 35 95 466.75 596.75 61.7 344 287.39 693.09 46.54 127.8 518.75 693.09 77.5 342.34 273.25 693.09

A. Permukaan Aspal 115.05 119.05 55 68 Kerikil 4 0 67 74 Tanah 0 0 45 25 Jumlah 119.05 119.05 167 167 B. Kondisi Baik 115.05 119.05 86 97 Sedang 7 0 37 40 Rusak 0 0 44 30 Jumlah 122.05 119.05 167 167 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008

Kabupaten Pulang Pisau juga memiliki prasarana transportasi air berupa pelabuhan dan dermaga. Pelabuhan antar pulau terdapat satu buah yang berada di Kota Pulang Pisau yaitu di perairan Alur Sei Kahayan. Luas areal pelabuhan sekitar 58 Ha dan memiliki aral tambat sepanjang 90 meter dengan lebar 10 meter. Selain itu juga terdapat 11 buah dermaga yang sudah tersebar di setiap kecamatan untuk melayani angkutan sungai dan kapal perintis yang beroperasi sejak tahun 2003. II - 95

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

b. Prasarana listrik dan air minum Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Pulang Pisau dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara Ranting Pulang Pisau. Sumber tenaga listrik dialirkan langsung dari jaringan interkoneksi PLTU/PLTA di Kalimantan Selatan melalui gardu induk di Kelurahan Kalawa. Pada tahun 2007 jumlah listrik yang tersambung memiliki daya sebanyak 11.390.700 VA atau meningkat 39% dibanding tahun 2006 sebanyak 8.410.400 VA. Jumlah pengguna fasiltas listrik selama tahun 2007 tercatat sebanyak 16.844 pelanggan atau meningkat dianding tahun 2006 sebanyak 12.105 pelanggan. Kelompok pelanggan terbesar adalah rumah tangga. Sumber pengolahan air bersih di Kabupaten Pulang Pisau bersumber dari sungai dan air tanah yang diolah dan dikelola oleh 2 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pulang Pisau. Kapasitas produksi air bersih pada kedua unit pengolahan tersebut sebanyak 28 liter/detik. Jumlah air bersih yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak 311.467 m dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.477 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 1.371 pelanggan, serta perusahaan dan pertokoan 25, instansi pemerintah 53, sarana umum 13 dan badan sosial dan rumahsakit 15 pelanggan. c. Prasarana komunikasi Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Pulang Pisau, seperti kantor pos dan jaringan telepon. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya memberi jasa pelayanan surat menyurat, paket barang, pengiriman uang, dan keagenan untuk cek, giro, tabanas dan pembayaran. Di Kabupaten Pulang Pisau terdapat 6 buah kantor pos yang tersebar di enam kecamatan kecuali di Kecamatan Kahayan Tengah, Jabiren Raya dan Sebangau Kuala yang dilayani melalui pos keliling dan rumah pos. Untuk mendukung pelayanan jasa pos juga telah tersedia bis surat di setiap kecamatan. Pelayanan jasa telekomunikasi di wilayah Pulang Pisau saat ini disediakan oleh beberapa operator layanan yaitu PT Telkom dengan layanan jaringan telepon rumah dan GSM, PT Indosat, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dengan layanan GSM. telekomunikasi telah sampai hampir ke semua kecamatan dengan baik. Layanan
3

d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 64 unit yang tersebar di 8 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 203 unit. Tingkat II - 96

Profil Daerah sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 41 unit SMP terdiri 31 SMP Negeri dan 10 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat 18 unit SMA. Tabel 2.11.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Total 1. T K 64 64 1445 2. S D 176 27 203 18136 3. SLTP 31 10 41 6900 4. SMU 8 10 18 4810 Jumlah 215 111 326 31291 Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008 Sekolah Guru 19 1434 280 175 1908

e. Prasarana kesehatan Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau terdapat 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pada tingkat kecamatan tersedia 9 puskesmas di seluruh kecamatan. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas dengan fasilitas rawat inap 5 unit, puskesmas rawat jalan 4 unit, dan puskesmas pembantu 63 unit, serta57 unit polindes. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari 1 dokter spesialis, 3 orang dokter umum, 8 dokter gigi, serta bidan 8 orang dan 137 perawat (Tabel 2.11.10.). Tabel 2.11.10. Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Jumlah (unit) 1 Rumah Sakit 1 2 Puskesmas 9 3 Puskesmas Pembantu 63 4 Polindes 57 5 Posyandu 157 6 Pos Obat Desa 30 7 Dokter Spesialis Bedah 1 8 Dokter Umum 3 9 Dokter Gigi 8 10 Bidan 8 11 Perawat 137 12 Laboatorium 4 13 Gudang Farmasi 1 14 Apotik 1 Sumber : BPS Kabupaten Pulang Pisau Dalam Angka No Jenis Fasilitas/Pelayanan

2.12. KABUPATEN GUNUNG MAS Perkembangan suatu daerah ditentukan oleh aktivitas ekonomi dan berbagai kebijakan skala mikro maupun skala makro daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, perkembangan II - 97

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

suatu daerah pada dasarnya ditentukan oleh sisi permintaan (demand side) dan sisi penyediaan (supply side) dan juga dari kinerja investasi. Perkembangan Kabupaten Gunung Mas sebagai sebuah kabupaten baru tampaknya masih jauh dari pembagian kerja yang menghendaki terdapatnya kelompok masyarakat yang berkerja (berproduksi) untuk kepentingan ekspor, sementara kelompok lain menghasilkan kebutuhan masyarakat Gunung Mas sendiri. Kondisi obyektif/kenyataannya, hanya sebagian kecil kebutuhan bahan pokok sehari-hari masyarakat Gunung Mas yang dapat dipenuhi oleh produksi daerah sendiri. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan kemampuan pasokan (supply) yang dipengaruhi oleh lingkungan, struktur ketenagakerjaan, budaya pungut dan infrastruktur yang ada di Gunung Mas.

2.12.1. Kondisi Geografi dan Demografi a. Letak geografi dan luas wilayah Secara geografi, Kabupaten Gunung Mas terletak di daerah khatulistiwa, diantara 110
0

- 1200 BT dan 100 - 00 LS, dengan luas wilayah 10.804 km2 (1.080.400 ha) atau

sekitar 7,04% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km2). Kabupaten Gunung Mas dengan ibukota di Kuala Kurun memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Provinsi Kalimantan Barat. : Pulang Pisau; : Kabupaten Kapuas; : Kabupaten Kasongan; dan

Secara administratif Kabupaten Gunung Mas memiliki 11 kecamatan dengan 12 kelurahan dan 113 desa, dengan luas setiap kecamatan adalah sebagai berikut. Tabel 2.12.1. Luas Daerah Manurut Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2007
km2 1 Manuhing 1.113 2 Manuhing Raya 601 3 Rungan 1.025 4 Rungan Hulu 791 5 Sepang 397 6 Mihing Raya 343 7 Kurun 842 8 Tewah 1.136 9 Kahayan Hulu Utara 1.589 10 Damang Batu 1.425 11 Miri Manasa 1.542 Jumlah 10.804 Sumber : Gunung Mas Dalam Angka, BPS. 2008 No Kecamatan Luas Persentase 10,3 5,6 9,5 7,3 3,7 3,2 7,8 10,5 14,7 13,2 14,3 100,0 Jumlah Desa/Kelurahan 12 6 21 11 7 6 15 16 12 8 11 125

II - 98

Profil Daerah b. Topografi dan iklim Keadaan topografis Kabupaten Gunung Mas terdiri dari: Daerah utara merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100-500m dari permukaan air laut dan mempunyai tingkat kemiringan 8-15, serta mempunyai daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan 15-25; dan Daerah selatan terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa yang berpotensi mengalami banjir cukup besar pada musim-musim hujan, selain itu juga daerah Kabupaten Gunung Mas memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa dan ada tiga jalur sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Gunung Mas. Klimatologi wilayah Kabupaten Gunung Mas berdasarkan klasifikasi Oldeman (1975) termasuk tipe iklim B1, yaitu wilayah dengan bulan basah terjadi antara 7-9 bulan (curah hujan > 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan < 100 mm/bulan) kurang dari 2 bulan. Kabupaten Gunung Mas pada umumnya termasuk beriklim tropis dan lembab dengan temperatur antara 21C-23C dan maksimal mencapai 36C. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak, sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal. Tahun 2004, hujan terjadi hampir sepanjang tahun dan curah hujan terendah pada bulan Agustus dengan rata-rata 0,03 mm dan tertinggi pada bulan November dengan rata-rata 36,1 mm. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunung Mas terdiri atas beberapa jenis tanah yaitu Podsolik Merah Kuning, Alluvial, Hydromorfik Kelabu, Alluvial Hydromorfik, Gley Humus dan Komplek Regosol Podsolik, jenis tanah yang dominan adalah tanah Podsolik Merah Kuning yang tersebar di bagian utara wilayah Gunung Mas dengan ketebalan 110 cm. Kemudian pada daerah-daerah pinggir sungai umumnya didominasi oleh tanah alluvial yang berasal dari endapan sungai dengan jenis tanah Alluvial Hydromorfik Kelabu, tersebar dan dapat dijumpai di beberapa sungai/anak sungai di wilayah Gunung Mas yaitu Sungai Kahayan, Sungai Miri (anak Sungai Kahayan), Sungai Rungan dan Sungai Manuhing (anak Sungai Rungan). Wilayah Kabupatan Gunung Mas dilintangi oleh 3 sungai yaitu Sungai Kahayan, Rungan dan Manuhing, dan anak-anak sungai lainnya yang berfungsi sebagai penunjang alternatif transportasi darat untuk angkutan barang maupun penumpang. Pentingnya peranan sungai ini disebabkan oleh terbatasnya/terganggunya prasarana perhubungan darat, disamping itu sebagai pemukiman penduduk masih berada di daerah pinggir sungai. Ada empat jalur sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Gunung Mas yaitu: Sungai Manuhing dengan panjang 28.75 km; Sungai Rungan dengan panjang 86.25 km; Sungai Kahayan dengan panjang 600.00 km; dan Sungai Miri. II - 99

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

c. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Gunung Mas pada tahun 2007 sebanyak 92.766 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 48.505 jiwa atau 52,29% dan penduduk perempuan sebanyak 44.261 jiwa atau 47,71%. Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu tahun 1998 sampai 2007 sebesar 3,31% pertahun dengan tingkat rasio jenis kelamain 110 (Tabel 2.12.2). Jika dilihat dari distribusi penduduk, maka persebaran penduduk Gunun mas terkonsentrasi pada Kecamatan Kurun (21,9%), Tewah (17,1%) dan Rungan (14,9%). Seiring denga persebaran penduduk tersebut, maka tingkat kepadatan penduduk juga lebih rapat pada ketiga wilayah tersebut (Tabel 2.12.3). Tabel 2.12.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas Tahun 1998-2007
Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004*) 2005*) 2006*) 2007*) Kecamatan Laki-laki 34.024 39.217 39.231 39.594 41.004 42.713 42.049 42.736 45.003 48.505 Laki-laki Perempuan 37.432 37.602 36.836 37.254 39.083 40.482 38.513 39.197 41.025 44.261 Perempuan 2.781 2.478 6.637 3.255 2.050 2.107 9.668 7.671 3.851 2.108 1.655 44.261 Jumlah 71.456 76.819 76.067 76.848 80.087 83.195 80.562 81.933 86.028 92.766 Rasio Jenis Kelamin 110 110 108 113 111 111 110 107 112 112 105 110

Manuhing 3.065 Manuhing Raya 2.730 Rungan 7.143 Rungan Hulu 3.690 Sepang 2.279 Mihing Raya 2.329 Kurun .10.668 Tewah 8.200 Kahayan Hulu Utara 4.304 Damang Batu 2.357 Miri Manasa 1.740 Jumlah 48.505 Sumber: Gunung Mas Dalam Angka 2008

II - 100

Profil Daerah Tabel 2.12.3. Persebaran Penduduk di Kabupaten Gunung Mas Menurut Kecamatan Tahun 2007
Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Jumlah Penduduk Luas Daerah (km2) 1.113 601 1.025 791 397 343 842 1.136 1.589 1.425 1.542 10.804 Kepadatan Penduduk 5,25 8,67 13,44 8,78 10,9 12,93 24,15 13,97 5,13 3,13 2,2 8,59

Manuhing 5.846 Manuhing Raya 5.208 Rungan 13.780 Rungan Hulu 6.945 Sepang 4.329 Mihing Raya 4.436 Kurun 20.336 Tewah 15.871 Kahayan Hulu Utara 8.155 Damang Batu 4.465 Miri Manasa 3.395 Jumlah 92.766 Sumber; Gunung Mas Dalam Angka 2008

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Luas wilayah Kabupaten Gunung Mas adalah 10.804 km atau 1.080.400 ha yang sebagian besar merupakan dataran tinggi yang sangat potensial untuk daerah perkebunan. Luas wilayah tersebut terdiri atas kawasan hutan belantara, kawasan pemukiman, sungai, danau dan rawa, serta daerah pertanian (sawah, ladang, kebun). Dilihat dari pemanfaatannya, Wilayah Gunung Mas terdiri atas: kawasan hutan produksi (tetap dan terbatas), kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman dan untuk rencana pengembangan produksi serta pengunaan lainnya. Khusus untuk kawasan rencana pengembangan produksi dan penggunaan lainnya tersedia kawasan lebih dari 50% dari luas wilayah. Rencana pemanfaatan ruang di Kabupaten Gunung Mas berdasarkan RTRW Kabupaten Gunung Mas 2005-2015 yaitu: 1) Kawasan Hutan Produksi, 226.637 ha, 20.98%; 2) Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), 122.402,16 ha, 11.33%; 3) Kawasan Hutan Lindung (HL), 164.434,63 ha, 15.22%; 4) Kawasan Pengembangan Produksi (KPP), 354.061,54 ha, 32.72%; dan 5) Pemukiman dan Penggunaan lain, 191.360,37 ha, 17.71%. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2003 (BPS Provinsi Kalimantan Tengah), ratarata luas penguasaan lahan per keluarga pertanian di Gunung Mas adalah sebesar 2,95 ha, yang terdiri atas lahan untuk pertanian (kebun, ladang, sawah) seluas 2,51 ha lahan bukan untuk pertanian (bangunan, pekarangan, laha tidur dan lahan lain-lain) seluas 0,44 ha. Berdasarkan hasil survai Master Plan Agribisnis di Kabupaten Gunung Mas yang dilaksanakan Pemerintah II - 101
2

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Kabupaten Gunung Mas Tahun 2006, diperoleh informasi bahwa rata-rata luas lahan yang dikuasai dan diusahakan untuk pertanian adalah 3,4 ha dengan seperti tabel berikut.

Tabel 2.12.4 Penguasaan Lahan Pertanian Oleh Petani di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2006
Jumlah Manuhing dan Manuhing Raya 4,47 Rungan dan Rungan Hulu 3,71 Sepang dan Mihing Raya 4,26 Kurun 2,54 Tewah 2,85 Kahayan Hulu Utara, Damang 2,23 Batu dan Miri Manasa Rata-rata 2,87 0,49 0,04 3,40 Sumber : Laporan Akhir. Master Plan Agribisnis di Kabupaten Gunung Mas. Pemerintan Kabupaten Gunung Mas dan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya. Tahun 2006 1 2 3 4 5 6 No Kecamatan Kebun 4,40 3,48 3,23 2,08 1,97 2,03 Jenis Lahan (Ha) Ladang Sawah 0,32 0,00 0,19 0,04 1,03 0,00 0,37 0,09 0,80 0,08 0,20 0,00

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Gunung Mas adalah 72,3 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 71,5 (Tabel 2.12.5). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Gunung Mas relatif lebih baik yaitu berada pada posisi ke 5 (lima) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah baik dan perlu lebih ditingkatkan. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 103, lebih baik dari tahun sebelumnya pada posisi 112. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.12.15. Bila dibandingkan indikator pendidikan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah dari tahun 2005 2006 sedikit meningkat. Rata-rata lama sekolah 8,7 tahun yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara rata-rata penduduk Gunung Mas sudah tamat SD namun masih banyak yang belum tamat SLTP.

II - 102

Profil Daerah Tabel 2.12.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Gunung Mas Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kabupaten Gunung Mas 2005 67,0 8,4 98,3 621,3 71,5 112 5 2006 67,4 8,7 99,3 622,4 72,3 103 2,6 5

2.12.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Prasarana transportasi yang terdapat di Kabupaten Gunung mas terdiri dari sungai, darat dan udara. Meskipun telah terdapat prasarana transportasi darat dan udara, tapi prasarana transportasi utama masih mengandalkan sungai dengan menggunakan jenis perahu klotok dan speed boat. Jalur utama transportasi sungai adalah Sungai Kahayan, Sungai Rungan, Sungai Miri dan Sungai Manuhing. Sampai dengan tahun 2007, prasarana transportasi darat di Gunung Mas mencakup jalan sepanjang 952 km yang terdiri dari 20,18% jalan negara, 19,33% jalan provinsi dan 60,49% merupakan jalan kabupaten. Berdasarkan kondisinya maka hanya 6,4% dalam kondisi baik serta 46,5 dalam kondisi sedang. Sedangkan kondisi jalan yang rusak dan rusak berat mencapai 47,1%. Sebagian besar kondisi jalan rusak dan rusak berat berada pada jalur antara Palangka Raya ke Kuala Kurun yang saat ini masih dalam proses pembangunan. Diharapkan dalam waktu 1 2 tahun kedepan akses jalur transportasi darat antara Palangka Raya dan Kuala Kurun sudah dalam kondisi baik.

Tabel 2.12.16. Panjang jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Gunung Mas Tahun 2007
Keadaan Jalan I. Jenis Permukaan a. Aspal b. Perkerasan c. Kerikil/Sirtu d. Tanah Jumlah Jalan Negara 16,50 81,00 16,00 78,67 192,17 Jalan Provinsi 10,60 0,00 64,40 109,00 184,00 jalan Kabupaten 33,70 0,00 52,50 489,72 575,92

II - 103

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah Keadaan Jalan Jalan Negara Jalan Provinsi jalan Kabupaten 33,70 200,20 211,82 130,20 575,92

II. Kondisi Jalan a. Baik 16,50 10,60 b. Sedang 163,34 79,10 c. Rusak 8,33 24,00 d. Rusak Berat 4,00 70,30 Jumlah 192,17 184,00 Sumber : Gunung mas Dalam Angka, BPS. 2008

b. Prasarana listrik dan air minum Dari 11 kecamatan yang ada di wilayah Gunung mas, terdapat 5 kecamatan yang belum memiliki unit PLN. Tahun 2007 ini, jumlah produksi listrik di wilayah Gunung Mas mencapai 5.761.037 Kwh dengan jumlah yang dijual sebesar 5.381.977 Kwh kepada 4.150 pelanggan. Kemampuan PLN wiayah Gunung Mas untuk memproduksi listrik

sebesar itu didukung dengan 22 unit mesin diesel. Berdasarkan data PDAM Kabupaten Gunung Mas, jumlah pelanggan air PDAM pada tahun 2007 sebanyak 1.596 pelanggan dengan kebutuhan total air minum sebanyak 312.707 m3. Jumlah pelanggan yang terdaftar pada tahun 2007 mengalami peningkatan 1,08% dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebanyak 1.579 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi Salah satu sarana komunikasi yang dimanfaatkan masyarakat Gunung Mas adalah Pos. Jumlah kantor pos di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 3 kantor, yang terdapat di Kecamatan Sepang, Kurun dan Tewah. Jumlah wesel pos yang diterima dan terkirim sebesar Rp. 333 juta dan Rp. 2.999 juta dan seluruhnya masih dari dalam negeri. Untuk Sarana komunikasi melalui fasilitas telepon, maka di setiap kecamatan sejak tahun 2004 terdapat pelayanan jasa telepon seluler (Telkomsel dan Satelindo) disamping sarana komunikasi utama yang dikelola oleh PT Telekomunikasi Indoneia (Telkom).

2.13. KABUPATEN BARITO TMUR

2.13.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Barito Timur memiliki luas 3.834 km (atau 2.50% dari luas Provinsi Kalimantan Tengah : 153.564 km) dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun 2002. Secara astronomis Kabupaten ini terletak pada posisi 114 - 115 Bujur Timur dan 12 Lintang Utara - 25 Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Barito Timur ini memiliki batas wilayah sebagai berikut : II - 104

Profil Daerah Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah; : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; dan : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Satuan wilayah administrasi Kabupaten Barito Timur pada awal pemekaran, terbagi atas 6 (enam) wilayah kecamatan serta 68 desa/kelurahan (terinci 65 desa dan 3 kelurahan) dengan rincian sebagai berikut: 1) Dusun Tengah 2) Pematang Karau 3) Awang 4) Patangkep Tutui 5) Dusun Timur 6) Benua Lima : 1.007 km terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan; : 579 km2 terdiri dari 10 desa; : 203 km2 terdiri dari 8 desa; : 225 km2 terdiri dari 7 desa; : 1.532 km2 terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan; dan : 258 km terdiri dari 5 desa dan 1 kelurahan.
2 2

Pada tahun 2006 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur No.11 Tahun 2006 ada dua kecamatan yang dimekarkan yaitu Kecamatan Dusun Tengah dimekarkan menjadi tiga kecamatan yaitu Dusun Tengah, Raren Batuah, dan Paku; serta Kecamatan Dusun Timur dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Dusun Timur dan Paju Epat. Pada tahun 2007 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Barito timur No. 14 Tahun 2007 tentang pembentukan desa di Kabupaten Barito Timur menjadi 9 (sembilan) kecamatan dengan 102 desa dan 3 kelurahan.

b. Topografi dan iklim Kondisi fisik wilayah (fisiografi) Kabupaten Barito Timur, pada bagian utara dan timur sebagian besar berada di wilayah daratan dengan tingkat ketinggian antara 0 - 50 meter diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan antara 0 - 8%, sedangkan pada bagian barat dan selatan terdiri atas daerah (rawa). Berdasarkan fisiografi wilayah Kabupaten Barito Timur dapat digolongkan 4 (empat) bagian utama sebagai berikut : Hutan belantara seluas 146.765 Ha. (38,28%); Rawa- rawa seluas 122.011 Ha. (31,82%); Sungai/ danau / genangan air seluas 10,467 Ha. (2,73%); dan Tanah lainnya seluas 104,400 Ha. (27,17%). Sementara itu untuk jenis dan penamaan tanah dilakukan menurut sistem Soil Taxanomy (USDA, 1990) pada tingkat ordo tanah. Berdasarkan peta tanah tinjau skala II - 105

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

1 : 1.000.000 (Puslitanak, 2000) dan peta Land System dan Land Suitability skala 1 : 250.000 (RePPPort, 1985) di Kalimantan Tengah terdapat 8 (delapan) ordo tahnah yang tersebar pada wilayah kabupaten/ kota yaitu terdiri dari Histosol, Entisol, Inceptisol, Ultisol, Oxisol, Alfisol, Mollisol, dan Spodosol. Untuk wilayah Kabupaten Barito Timur yang sebagian besar berada pada wilayah daratan dan perbukitan dengan tanah mineral, terutama tanah ordo ultisol, oxisol, alfisol, dan mollisol pada lahan kering sebagian besar telah dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian tanaman pangan (ladang) dan perkebunan (terutama kebun Karet dan Rotan). Tipe iklim Kabupaten Barito Timur adalah tropis dan relatif panas, dimana pada siang hari suhu mencapai 34C. Rata-rata curah hujan per tahunnya relatif tinggi, yaitu mencapai 197,67 mm.

c. Lahan dan penggunaannya Total luasan Kabupaten Barito Timur seluas 3.834 km yang berada pada ketinggian 0 50 m dpl terdiri dari kawasan sebagai berikut Hutan belantara seluas 146.765 ha. (38,28%), Rawa- rawa seluas 122.011 ha. (31,82%), Sungai/danau/genangan air seluas 10,467 ha. (2,73%), dan Tanah lainnya seluas 104,400 ha. (27,17%). Wilayah daratan

terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan pengembangan khusunya untuk pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan, serta kawasan pemukiman dan pembangunan perkotaan. d. Demografi Jumlah penduduk menurut hasil registrasi Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Barito Timur pada tahun 2005, berjumlah 81.218 jiwa terdiri atas 41.382 laki-laki dan 39.836 wanita, dengan tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Barito Timur masih tergolong tidak padat yaitu baru mencapai 19 jiwa/km dengan pertumbuhan penduduk rata- rata 2%. Bila diamati menurut kecamatan terdapat perbedaan kepadatan penduduk yang cukup berarti, yaitu Kota Ampah (Ibukota Kecamatan Dusun Tengah) yang merupakan pusat utama kegiatan perekonomian untuk Kabupaten Barito TImur dengan tingkat kepadatan paling tinggi mencapai 33 jiwa/km diikuti oleh kecamatan Dusun Timur dengan Ibukota Tamiang Layang yang sekaligus Ibukota Kabupaten Barito Timur dengan tingkat Kepadatan Penduduk 10 jiwa/km. Secara umum masyarakat Barito Timur dikenal agamis dengan kerukunan dan toleransi beragama cukup tinggi. Agama yang dianut mayoritas di Kabupaten Barito Timur antara lain : Kristen Protestan, Islam, Katolik, dan Kaharingan.

II - 106

Profil Daerah 2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Barito Timur memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk Kesejahteraan bersama. Salah satu sumber daya penting yang dimiliki adalah adanya sumber daya lahan pertanian baik lahan pasang surut, tegalan dan juga tersedia lahan sawah fungsional. Pada sektor peternakan potensi yang dimiliki meliputi potensi dan daya dukung pengembangan bidang peternakan berupa lahan potensial 60 ha dengan dukungan padang rumput dan lahan penggembalaan pemeliharaan seluas 62.127 ha yang mampu menampung sekitar 170.600 ekor sapi bali. Potensi ternak yang dapat dikembangkan berupa ternak besar, kecil dan unggas. Pengembangan ternak besar dilakukan denganc ara penggemukan dan pembibitan. Wilayah Barito Timur merupakan areal hutan rawa gambut seluas 60.000 ha dengan dominasi hutan galam. Tiap tahun rata-rata menghasilkan 20.000 m kayu galam dengan berbagai ukuran. Potensi sumber daya alam bidang perkebunan meliputi potensi lahan rawa gambut yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha perkebunan seluas 112.000 ha, dan lahan produktif di beberapa lokasi transmigrasi. Salah satu komoditas perkebunan yang
3

prospektif dikembangkan adalah kelapa sawit. Ketersediaan sungai besar, anak sungai, kanal dan jalan darat merupakan sarana yang memudahkan aksesibilitas maupun distribusi hasil produksi. Sumber daya perikanan potensial yang dimiliki antara lain kondisi geografis sebagian besar wilayah Barito Timur yang dikelilingi oleh sungai. Selain itu terdapat potensi kelautan seperti di Kecamatan Tabunganen dengan kawasasn perairan pantai/laut seluas 20.900 km2 dan lahan budidaya air payau (tambak) seluas 3.315 ha.

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Barito Timur adalah 71,6 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 70,1 (Tabel 2.13.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/ kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Timur tergolong sedang berada pada posisi ke 8 (delapan) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini masih perlu lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 135 meningkat dibanding tahun 2005 yang berada pada posisi 167. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah II - 107

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Barito Timur Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.13.1. Tabel 2.13.1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Barito Timur Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab Barito Timur 2005 2006 67,5 67,6 7,6 8,4 94,6 97,3 617,1 70,1 167 12 620,2 71,6 135 5,07 8

Pengembangan SDM di Kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan, ketrampilan dan kesehatan. Bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat. Visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Bartim adalah: Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan. Untuk mewujudkan visi tersebut, ditempuh strategi dan kebijakan antara lain: Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan; Peningkatan mutu pendidikan; Peningkatan relevansi pendidikan; dan Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain: peningkatan usia harapan hidup; penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan; peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat. Dengan mengacu pada visi dan misi Indonesia Sehat dan Kalimantan Tengah tahun 2010, program kesehatan Kabupaten Barito Timur menetapkan visi, Kabupaten Barito

II - 108

Profil Daerah Timur Sehat Tahun 2008. Misi program pembangunan kesehatan yang dilakukan antara lain: Menggerakkan pembangunan wilayah kecamatan yang berwawasan kesehatan; Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan; Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau; dan Mendorong kemandirian masyarakat kecamatan untuk hidup sehat.

2.13.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perdagangan dan mengalirnya arus barang dan jasa.. Menurut data tahun 2003, panjang jalan darat di wilayah Kabupaten Barito Timur tercatat 1.011,5 km, yang terbagi atas Jalan Negara sepanjang 121,6 km, Jalan Provinsi sepanjang 182,9 km, dan Jalan Kabupaten sepanjang 707 km. Jika dilihat dari kondisi permukaan jalan, maka sebagian besar jalan yang sudah di aspal yaitu sepanjang 321,1 km, jalan tanah sepanjang 248,5 km, dan jalan kerikil sepanjang 127,6 km. Jika ditinjau dari kondisinya, maka panjang jalan dengan kondisi baik 317,4 km, kondisi sedang 40 km, dan kondisi rusak berat 266,3 km. Peningkatan kondisi ruas jalan di Kabupaten Barito Timur terus diupayakan. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Barito timur tahun 2006, Jalan Negara sepanjang 103,70 km, Jalan Provinsi sepanjang 105,52 km, dan Jalan Kabupaten sepanjang 856,90 km. Transportasi di Barito Timur terdiri dari transportasi darat dan sungai. Transportasi darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi sungai berupa klotok, speed boat, bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di

Kabupaten Bartim, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten telah membangun beberapa terminal seperti: Terminal Kota Tamiang Layang, Terminal Anjir Pasar, Terminal Handil Bakti, dan Terminal Tabukan, serta tersedia Dermaga yang tersebar di beberapa kecamatan.

b. Prasarana listrik dan air minum Dari 194 desa dan 6 kelurahan di kabupaten ini pada tahun 2004 telah terjangkau jaringan listrik 185 desa dan 5 kelurahan dengan total pengguna sebanyak 40.088 unit/rumah atau meningkat 18,93% dibandingkan tahun 2003 sejumlah 33.707

II - 109

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

unit/rumah. Sementara sambungan PDAM pada tahun 2004 telah mencapai 4.507 unit; meningkat 11,5% dibandingkan angka tahun 2002 (2.598 unit). c. Prasarana komunikasi Pada tahun 2003 telah dibangun BTS Satelindo (Indosat). Sebelumnya, sarana

komunikasi masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel. Hingga tahun 2004 telah masuk pula berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL dan Lain-lain. Fasilatas telepon Flexi dari Telkomsel dapat dipergunakan di seluruh kecamatan. d. Prasarana pendidikan Pendidikan hal yang mendasar untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menyikapi luasnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, maka pemerintah Kab Barito Timur merehab 18 sekoilah yang terletak di beberapa desa. Perkembangan sarana pendidikan di Kabupaten Bartim adalah sebagai berikut. Tabel 2.13.2. Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Barito Timur
No Jumlah Jumlah Jumlah Sekolah Murid Guru 1 Taman Kanak-Kanak 23 491 42 2 Sekolah Dasar 147 10.238 1.025 3 SLTP/MIS 23 2.880 275 4 SLTA/MA 10 1.826 164 5 SMK 2 240 49 Jumlah 205 15.675 1.555 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barito Timur, 2005 Jenjang Pendidikan

e. Prasarana kesehatan Kabupaten Bartim memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu RSUD Tamiang Layang tipe D plus yang akan dikembangkan menjadi tipe C, berikut instalasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Handil Bakti di wilayah selatan. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya

tersebar di seluruh kecamatan seperti Puskesmas 6 buah, Puskesmas Perawatan 1 buah, dan Puskesmas Pembantu 41 buah. Tabel 2.13.3. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Timur tahun 2002
No. 1 2 3 4 5 6 Tenaga Kesehatan Dokter Jumlah 14 66 115 1 16 54 266 Keterangan 9 Dokter Umum 5 Dokter Gigi

Bidan Pengatur Rawat Apoteker/Ass Apoteker SPKU/Pembantu Perawat Tenaga Teknis Jumlah Sumber: Kab.Barito Timur 2007

II - 110

Profil Daerah f. Irigasi Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Bartim telah melakukan pemeliharaan/normalisasi irigasi/tabat (saluran drainase primer, sekunder dan tersier) pada tahun 2003 sepanjang 844,65 km dengan total biaya Rp. 25,4 miliar dan tahun 2004 sepanjang 620 km dengan biaya Rp. 6,7 miliar. Total panjang saluran irigasi yang dimiliki saat ini adalah 4.000 km.

g. Bank dan Asuransi Di Kabupaten Bartim beroperasi tiga bank, yaitu: BPD Cabang Tamiang Layang, BNI 46 Cabang Tamiang Layang, BRI Cabang Tamiang Layang, serta terdapat satu unit Asuransi Jiwasraya.

2.14. KABUPATEN MURUNG RAYA

2.14.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Kabupaten Murung Raya (Murung Raya) merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Puruk Cahu, terdiri dari 10 kecamatan, 9 kelurahan, dan 115 desa. Luas Wilayah Murung raya seluas 23.700 km . Sebelumnya, daerah ini merupakan Wilayah Kerja Pembantu Bupati Barito Utara Wilayah Murung Raya. Baru pada tanggal 2 Juli 2002 ditetapkan sebagai Kabupaten Murung Raya dengan UU No. 5 tahun 2002 yang meliputi 5 (lima) kecamatan, yaitu: Murung, Tanah Siang, Laung Tuhup, Permata Intan, dan Sumber Barito. Sejak tahun 2007, berdasarkan Perda No. 3 tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah sehingga terbentuk 10 kecamatan, yaitu: (1) Murung, (2) Tanah Siang, (3) Laung Tuhup, (4) Permata Intan, (5) Sumber Barito, (6) Tanah Siang Selatan, (7) Uut Murung, (8) Seribu Riam, (9) Sungai Babuat, dan (10) Barito Tuhup Raya. Luas wilayah mencapai 23.700 km dengan posisi geografis 0 5348 0 4606 LU dan 113 20 115 55 BT. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Murung Raya adalah: Sebelah utara : Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) dan Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur); Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Kabupaten Barito Utara dan Kapuas; : Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur) dan Barito Utara; dan : Kabupaten Gunung Mas dan Kapuas.
O O 2 O O 2

II - 111

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

b. Topografi dan iklim Wilayah Kabupaten Murung Raya dilintasi oleh Sungai Barito dan beberapa anak sungai dengan panjang dan kedalaman sungai yang sangat berfariasi. Sungai-sungai

tersebut berfungsi sebagai urat nadi transportasi untuk angkutan barang dan penumpang di sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya. Beberapa cabang atau anak sungai yang dapat dilayari yaitu: Sungai Laung (35,75 km), Sungai Babuat (29,25 km), Sungai Joloi (40,75 km) dan Sungai Busang (75,25 km). Kedalaman dasar berkisar antara 3 8 m dan badan sungai lebih dari 25 m. Kabupaten Murung Raya termasuk daerah beriklim tropis yang lembab dan panas, karena secara geografis terletak di garis khatulistiwa dengan curah hujan cukup tinggi, berkisar 2.500 4.000 mm/tahun. Suhu siang hari rata-rata 26,5OC, malam hari rata-rata 23,2OC. Curah hujan rata-rata 2.909 mm/tahun dan kelembaban nisbi (RH) sekitar 85%.

c. Lahan dan penggunaannya Total luas areal di Kabupaten Murung Raya seluas 23.700 km merupakan wilayah kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Tengah. Luas Kabupaten Murung Raya mencapai 15,43% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Sampai saat ini belum diperoleh data pasti Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Murung Raya, meskipun demikian penggunaan lahan di Kabupaten ini antara lian diperuntukkan bagi kawasan huutan lindung/kawasan konservasi, cagar alam, kawasan hutan produksi, hutan produksi terbatas, Kawasan pemukiman dan kawasan pengembangan budidaya.
2

d. Demografi Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2007 adalah 88.017 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0,23% pertahun.. Penduduk di Kabupaten Murung Raya tahun 2007 terdiri dari penduduk laki-laki 45.832 jiwa dan penduduk perempuan 42.185 jiwa atau dengan sex ratio 108,65. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya ratarata kerapatan 3,71 jiwa per km . Pertumbuhan penduduk Kabupaten Murung Raya sejak tahun 200-2003 rata-rata 5,58% per tahun. Laju pertumbuhan penduduk per kecamatan berkisar antara 3,56% hingga 9,20%. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Sumber Barito (9,20%), diikuti Kecamatan Murung (6,33%) dan Permata Intan (6,04%). Pertumbuhan penduduk terendah tercatat pada Kecamatan Laung Tuhup (3,56%) dan Tanah Siang (4,08%). Ratio penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Murung Raya pada tahun 2003 adalah 110. Hal ini berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 110 penduduk laki-laki. Sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Tanah Siang yaitu 118, kemudian II - 112
2

Profil Daerah Kecamatan Sumber Barito 116 dan laung Tuhup 111. Semakin tinggi nilai sex ratio ini, menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki semakin banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan pada periode tertentu

2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Kabupaten Murung Raya memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan dapat kembangkan. Wilayahnya yang luas dengan bentangan daratan yang dipenuhi berbagai jenis tanaman hutan dan sumber daya hayati lainnya. Pemanfaatan dan pengembangan sumber daya hayati di Kabupaten Murung Raya masih relatif rendah dibanding dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai daerah yang memiliki luas wilayah terbesar, kabupaten ini memiliki potensi bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa,dan bahan galian non logam lainnya.

b. Sumber daya manusia Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Murung Raya adalah 71,6 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM 71,0 (Tabel 2.14.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/ kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Murung Raya termasuk rendah berada pada posisi ke 9 (sembilan) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah perlu ditingkatkan lebih baik. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Murung Raya Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.14.1. Tabel 2.14.1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Murung Raya Tahun 2005 2006
IPM & Komponen Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) IPM Peringkat Nasional Reduksi shortfall Peringkat Kalteng Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006 Kab Barito Utara 2005 2006 67,6 67,8 6,6 7,0 99,3 99,3 624,6 71,0 134 9 627,4 71,6 133 2,06 9

Pengembangan SDM di Kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan, ketrampilan dan kesehatan. Bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat II - 113

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Banjarmasin, Universitas Palangka Raya, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat. Pengembangan SDM melalui Pembangunan kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain: peningkatan usia harapan hidup; penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan; peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat.

2.14.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi Transportasi di Mura terdiri dari transportasi udara, darat dan sungai. Bandar udara adalah eks lapangan terbang milik PT Indo Muro Kencana yang bisa didarati oleh jenis pesawat perintis. Transportasi darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi

sungai berupa klotok, speed boat, bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di Kabupaten Mura, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten telah membangun beberapa terminal AKAP di Puruk Cahu Seberang. Tabel 2.14.2. Kondisi jalan di Kabupaten Murung Raya hingga Januari 2008
No 1 2 3 4 5 6 Status Jalan Provinsi HPH tidak aktif HPH aktif Kabupaten Desa/Lingkungan Dalam kota Jumlah Status Jalan Provinsi HPH tidak aktif HPH aktif Kabupaten Desa/Lingkungan Dalam kota Jumlah Panjang (km) 50,00 399,90 481,35 455,52 20,00 50,57 1.457,34 Lebar (m) 4,50 6,00 6,00 4,00 2,00 6,00 HRS (km) ATB (km) 50,00 8,70 58,70 Latasir (km) 20,00 20,00

No 1 2 3 4 5 6

Lapen (km) 20,00 20,00

Kerikil (km) 30,00 30,00

Beton (km) 20,00 0,16 20,16

Tanah (km) 399,90 471,35 322,62 1.203,87

Dinas Perhubungan Kabupaten Murung Raya, 2008

II - 114

Profil Daerah Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan ekonomi disuatu wilayah. Panjang jalan di Kabupaten Murung raya Tahun 2008 mencapai 1.457,34 km. Sejak tahun 2003 telah dan sedang dibangun Jembatan Sungai Barito Hulu yang melintasi Sungai Barito dengan realiasasi dana sebesar Rp. 41.489.381.000

b. Prasarana listrik dan air minum Sumber tenaga listrik di Kabupaten Murung Raya berasal dari uit pembangkit

perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan data realisasi pengusahaan PLN Ranting Puruk Cahu dan MISIF hingga Desember 2007 terdapat 4.081 pelanggan dengan daya tersambung sebesar 4.438.150 kwh. Sementara jumlah produksi hanya sebesar 659.844 kwh dan daya distribusi yang tersedia sebesar 635.962 kwh. Tabel 2.14.3. Kondisi Produksi dan Distribusi Tenaga Listrik PLN di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 No. Uraian Produksi Disalurkan ke unit lain Pemakaian sendiri Susut distribusi Susut distribusi Tersedia distribusi Kwh terjual Jumlah pelanggan Daya tersambung Jumlah travo Panjang SUTM Panjang SUTR Daya mesin terpasang Daya mampu Beban puncak Uraian Satuan Kwh Kwh Kwh Kwh % Kwh Kwh Lg Kwh Unit kms kms Unit/Kw Kw Kw Satuan RTG P. Cahu 570.562 0 21.857 -15.644 -2,85 548.705 564.349 2.518 3.330.590 29 43.500 27.431 2.586 1.255 1.156 ULD Mangkahui 17.325 0 346 2.766 16,29 16.979 14.213 330 236.650 2 910 1.712 100 80 79 Sub RTG M. Laung 57.113 0 1.395 -501 -0,90 55.178 56.219 845 599.900 4 18.113 7.904 340 294 250 ULD Tb. Lahung 11.214 0 224 -3.075 -33,71 10.990 14.695 227 171.150 2 973 2.735 80 70 70 ULD M. Untu 3.630 0 60 545 15,27 3.570 3.025 161 99.500 2 1.150 2.150 40 40 20 Jumlah 659.844 0 23.882 -16.536 -2.60 635.962 652.501 4.081 4.438.150 39 64.646 41.932 3.146 1.739 1.575

1 Produksi Kwh 2 Disalurkan ke unit lain Kwh 3 Pemakaian sendiri Kwh 4 Susut distribusi Kwh 5 Susut distribusi % 6 Tersedia distribusi Kwh 7 Kwh terjual Kwh 8 Jumlah pelanggan Lg 9 Daya tersambung Kwh 10 Jumlah travo Unit 11 Panjang SUTM kms 12 Panjang SUTR kms 13 Daya mesin terpasang Unit/Kw 14 Daya mampu Kw 15 Beban puncak Kw Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008

II - 115

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Sumber air bersih di Kabupaten Murung Raya berasal dari air tanah atau air bersih dari perusahaan daerah air minumu setempat. Terdapat seayak 4 unit pengolahan air di wilayah ini dengan total jumlah pelanggan sebanyak 1.774 pelanggan dan total penyaluran air bersih sebanyak 443.267 m3. Realisasi data pelanggan PDAM per 31 Desember 2007 di Kabupaten Murung Raya adalah sebagai berikut: Tabel 2.14.4. Kondisi pelanggan PDAM per 31 Desember 2007 di Kabupaten Murung Raya
PDAM PUSAT PURUK CAHU Kubikasi Pelanggan (M3) 931 295.821 18 4.528 1 573 9 5.335 8 3.690 10 4.696 142 60.265 6 3.070 2 14.165 1.127 392.143 PDAM UNIT IKK MUARA LAUNG Kubikasi Pelanggan (M3) 304 5.250 1 55 1 0 1 0 3 84 0 5 221 2 15 3 36 35 953 0 1 33 356 6.647 PDAM ABP PURUK CAHU SEBERANG Kubikasi Pelanggan (M3) 108 16.985 0 0 0 0 3 946 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 111 17.931

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Uraian Rumah Tangga Ind. Rumah Tangga RS Pemerintah Tempat Ibadah Sekolah Terminal Air Hidran Umum MCK Instansi Pemerintah Niaga Kecil Niaga Besar TNI/Polri Jumlah

Tabel 2.14.4. (Lanjutan)


PDAM ABP MANGKAHUI Kubikasi Pelanggan (M3) 1 Rumah Tangga 155 22.188 2 Ind. Rumah Tangga 14 2.638 3 RS Pemerintah 2 140 4 Tempat Ibadah 1 59 5 Sekolah 0 0 6 Terminal Air 0 0 7 Hidran Umum 0 0 8 MCK 0 0 9 Instansi Pemerintah 0 0 10 Niaga Kecil 8 1.523 11 Niaga Besar 0 0 12 TNI/Polri 0 0 Jumlah 180 26.546 Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008 No. Uraian Jumlah Pelanggan 1.498 33 4 14 11 0 5 2 13 185 6 3 1.774 Jumlah Kubikasi (M3) 340.244 7.219 713 6.340 3.774 0 221 15 4.732 62.741 3.070 14.198 443.267

c. Prasarana komunikasi Pada tahun 2003 telah dibangun BTS Satelindo (Indosat). Sebelumnya, sarana

komunikasi masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel. Hingga tahun 2004 telah masuk pula berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL dll. Fasilitas telepon Flexi dari Telkomsel dapat dipergunakan hampir di seluruh kecamatan. II - 116

Profil Daerah d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Murung Raya sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak sampai dengan SLTA. Tabel 2.14.5. Jumlah gedung sekolah menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007
No. TK SD/MI 1 Murung 19 33 2 Laung Tuhup 6 44 3 Tanah Siang 2 40 4 Permata Intan 4 26 5 Sumber Barito 4 24 Jumlah 35 167 Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008 Kecamatan Jumlah Gedung SMP/MTs SMA/MA/SMK 7 3 7 1 2 1 2 1 2 1 20 7 Jumlah 62 58 45 33 31 229

e. Prasarana kesehatan Kabupaten Mura memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu satu unit RSUD Puruk Cahu tipe D, 8 unit Puskesmas, 46 unit Pustu, 12 unit Polindes, 135 unit Posyandu, satu unit Gudang Farmasi, dan lima unit mobil Puskesmas Keliling. Tenaga Medis, Spesialis dan Paramedis yang tersedia pada saat ini adalah: Dokter spesialis Dokter umum Dokter gigi Apoteker Skm Perawat Bidan Tenaga lainnya : 1 orang; : 17 orang; : 2 orang; : 3 orang; : 3 orang; : 67 orang; : 62 orang; dan : 54 orang.

Untuk peningkatan pelayanan kesehatan, Pemda telah memprogramkan kunjungan dokter spesialis secara berkala.

2.15. KOTA PALANGKA RAYA

2.15.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah Secara geografi, Kota Palangka Raya terletak pada 6 40' - 7 20' BT dan 1 30' 2 30" LS, dengan luas wilayah 2.678,51 km (267.851 Ha). Wilayah administrasi Kota Palangka II - 117
2 0 0 0 0

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

Raya terdiri atas 5 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu, dan Rakumprit dengan luas masing-masing 117,25 km2; 583,50 km2; 352,62 km2; 572,00 km2 dan 1.053,14 km2. Batas-batas Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut di sebelah: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : Kota Palangka RayaGunung Mas; : Kabuaten Pulau Pisau; : Kabupaten Gunung Mas; dan : Kabupaten Katingan.

b. Topografi dan iklim Wilayah Kota Palangka Raya terletak pada ketinggian 13 m sampai 97 m di atas permukaan laut, elevensinya semakin tinggi dari arah selatan ke utara. Tempat tertinggi terletak di tengah wilayah kota Palangka Raya, yaitu perbukitan di Kelurahan Banturung dan Tangkiling. Bukit-bukit yang ada mempunyai ketinggian bervariasi antara 118 m sampai 197 m. Namun demikian secara umum kelas lereng Kota Palangka Raya termasuk datar yaitu rata-rata <3%. Berdasarkan data dari stasiun meteorologi Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya merupakan daerah yang beriklim tropis seperti pada umumnya wilayah Indonesia. Suhu rata-rata tiap bulannya berkisar antara 23,1O 32,1OC. Kota Palangka Raya memiliki temperatur udara maksimum pada tahun 2006 berkisar antara 31,6OC sampai 33,5OC dan temperatur minimum antara 20,5OC sampai 27OC. Rata-rata curah hujan per tahun di Palangka Raya adalah 266 mm. Keadaan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sebesar 252,8 mm. Untuk keadaan kecepatan angin, terbesar terjadi pada bulan September yang mencapai 3,2 knots dan terendah terjadi pada bulan Februari yakni sekitar 1,5 knots.

c. Lahan dan penggunaannya Luas wilayah Kota Palangka Raya sebesar 2.678,51 km2 dapat terdiri dari (1) Kawasan Hutan 2.485,75 km2, (2) Tanah Pertanian 12,65 km2, (3) Perkampungan 45,54 km2, (4). Areal Perkebunan 22,30 km2, (5) Sungai dan Danau 42,86 km2, (6) Lain-lain 69,41 km2.

d. Demografi Jumlah penduduk di Kota Palangka Raya tahun 2006 sebesar 182.802 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 90.572 orang atau 49,55% dan penduduk perempuan sebesar 92.230 orang atau 50,45% dengan rata-rata kepadatan penduduk 68 orang/km
2

II - 118

Profil Daerah Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio jenis kelamin. Penduduk perempuan di Palangka Raya lebih besar dibandingkan penduduk laki-laki yang ditunjukkan oleh nilai sex ratio sebesar 98,20. Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di daerah Kecamatan Pahandut dengan jumlah 64.404 jiwa. Jumlah penduduk yang terbanyak adalah pada usia 15 - 19 tahun sebanyak 21.939 jiwa atau 12%. Penduduk usia 65 tahun ke atas sebanyak 3.767 jiwa atau 2,06%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Tabel 2.15.1. Kelompok Umur dan Prosentase Penduduk di Kota Palangka Raya tahun 2006
Kelompok Umur 0 14 15 64 65 + Persentase 28,43 69,51 2,06

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2006 mencapai 69,51% dari total keseluruhan atau sebanyak 126.703, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 44%. Artinya secara rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 44 penduduk tidak produktif. Rasio ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 46%. Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kota Palangka Raya pada tahun 2006 berjumlah 49% untuk laki-laki dan 51% untuk perempuan. Jumlah pencari kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja di setiap tingkat pendidikan baik laki-laki atau perempuan. Perbandingan antara pencari kerja dan permintaan tenaga kerja pada tahun 2006 adalah 9 : 1. Artinya hanya 1 dari 9 orang yang akan diterima sebagai tenaga kerja.

2.15.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam Potensi sumber daya alam Kota Palangka Raya yang utama melihat dari luas wilayah yang ada dengan penggunaan lahan 2.485,75 km ha
2 2 2

(92,8%) merupakan kawasan


2

hutan, 22,30 km (0,83%) perkebunan, 12,65 km (0,47%) tanah pertanian, 300,06 km

(14,93%) untuk kawasan pemukiman dan sisanya adalah rawa, sungai, danau dan lainII - 119

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

lain. Kota Palangka Raya telah mengembangkan beragam program dalam rangka memanfaatkan beragam potensi sumber daya alam yang masih dan dapat dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk.

b. Sumber daya manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Peningkatan penduduk yang bersekolah selama tahun 2006-2007 merupakan keberhasilan Kota Palangka Raya dalam upaya memperluas pelayanan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah penduduk di Kota Palangka Raya yang cenderung semakin meningkat. Tabel 2.15.2. Banyaknya Sekolah, Ruang Kelas, Murid, dan Guru Menurut Jenis Sekolah
Jenis Sekolah Sekolah Kelas Guru TK 102 269 232 SD 102 819 1.499 SLB 2 14 19 SMP 36 319 711 SMA 18 183 516 SMK 15 114 336 Sumber : Kantor Statistik Kota Palangka Raya, 2008 Murid 4.492 18.682 79 10.894 6.246 3.043

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu Indikator pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk menilai kemajuan dan kualitas suatu bangsa karena masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah menyerap informasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk daerah tersebut. Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas II - 120

Profil Daerah dapat menggambarkan dan memperkuat pembangunan di bidang pendidikan. Dua indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat. Indikator kesehatan terletak pada jumlah rumah sakit, puskesmas, banyaknya tenaga kesehatan, banyaknya apotek, dan jumlah kunjungan penyakit terbanyak. Data indicator tersebut pada tahun 2006 ditunjukan pada table 2.15.3 Tabel 2.15.3. Indikator Kesehatan di Palangka Raya Tahun 2006.
Indikator Jumlah Rumah Sakit 3 Puskesmas 51 Tenaga Kesehatan 480 Apotek 39 Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007

Tenaga kesehatan terbesar adalah bidan, perawat dan tenaga teknis dengan jumlah masing-masing 110, 161, 167 orang. Sedangkan sisanya adalah dokter umum, dokter gigi dan asisten apoteker. Apotek di Palangka Raya sebagian besar milik swasta yaitu sebanyak 36 buah, dan yang milik pemerintah sebanyak 3 buah. Jumlah kunjungan terbesar adalah pada penyakit ISPA yaitu sebanyak 49.318 kunjungan pada tahun 2006. Keluhan-keluhan penyakit lain dari penduduk antara lain penyakit pada system otot jaringan, penyakit tekanan darah tinggi, gastritis, alergi kulit, infeksi kulit, gingivitis, pulpa, pharingitis, dan diare. Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kota Palangka Raya adalah sektor jasa. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di Kota ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai 37,41%. Sektor lainnya yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (24,60%), konstruksi (12,46%) dan pertanian (9,08%).

2.15.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kota Palangka Raya pada tahun 2006 adalah 828,43 km yang dibagi menurut jenis permukaannya yaitu aspal (453,24 km), kerikil (27,46 km), dan tanah (347,73 km). Jumlah kendaraan bermotor di Palangka Raya jauh lebih banyak daripada tak bermotor, pada tahun 2006, jumlah kendaraan bermotor adalah 46.826 dan jumlah II - 121

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

kendaraan

tak bermotor adalah 1.156. Kendala yang dihadapi dalam rangka

pengembangan ekonomi di wilayah ini adalah masih terbatasnya kendala prasarana jalan dari pusat-pusat produksi di wilayah pedesaan ke pusat pemasaran di Kota Palangka Raya.

b. Prasarana listrik dan air minum Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di dipenuhi oleh Perusahaan Umum Listrik Negara. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang terjual tampaknya terus bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah KWH yang dibangkitkan pada tahun 2006 adalah 126.568.713 dan jumlah KWH yang dijual adalah 113.708.461 Jumlah pelanggan air minum selama tahun 2006 tercatat sebanyak 13.385 pelanggan, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11.927 pelanggan berarti terjadi peningkatan jumlah pelanggan. Jumlah pelanggan terbesar adalah rumah tangga (12.158) kemudian diikuti perusahaan (809 pelanggan), kantor pemerintahan (170 pelanggan), badan sosial dan rumah sakit (240 pelanggan) dan umum (8 pelanggan). c. Prasarana komunikasi Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kota Palangka Raya, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon dan telepon seluler untuk sarana hubungan secara langsung. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau konsumennya sampai pada daerah yang terjauh. Di Kota Palangka Raya terdapat 995 buah kantor pos yang tersebar di lima kecamatan. d. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kota Palangka Raya sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kota Palangka Raya sebanyak 113 unit yang tersebar di 9 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 227 unit. Tabel 2.15.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Palangka Raya
Sekolah 1. T K 2. S D 3. SLTP 4. SLTA -SMU -SMK Jumlah Jumlah Sekolah Negeri Swasta 1 112 227 0 30 1 9 6 7 4 2 2 267 119 Murid Negeri Swasta 140 4894 33470 0 6382 19 2024 657 1266 354 758 303 42016 5570 Guru Negeri Swasta 22 375 2050 0 500 13 188 88 112 43 76 45 2760 476 Jumlah Sekolah 113 227 31 15 11 4 386

Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2007 II - 122

Profil Daerah

Berdasarkan data yang ada, tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 31 unit SMP terdiri 30 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 11 unit, 60 unit dan sekolah menengah kejuruan (SMK) 4 unit. Selain dari Sekolah Umum terdapat juga 17 unit Madrasah Ibtidayah, 18 unit Madrasah Tsanawiyah serta 6 unit Madrasah Aliyah.

e. Prasarana kesehatan Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota Palangka Raya terdapat 3 rumah sakit yang terletak di Kecamatan Pahandut. Pada tingkat kecamatan telah tersedia puskesmas hampir di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Rakumpit. Pada tahun 2006 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 8 unit, puskesmas pembantu 43 unit. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Palangka Raya terdiri dari 27 orang dokter umum, 12 dokter gigi, 110 bidan, 161 perawat, 3 asisten apoteker, dan 167 tenaga teknis. Tabel 2.15.5. Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kota Palangka Raya, Tahun 2006
Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu 12 2 18 11 -

3 1. Pahandut 2 2. Sabangau 1 3. Jekan Raya 4 4. Bukit Batu 1 5. Rakumpit Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007

Tabel 2.15.6. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kota Palangka Raya Tahun 2006
Dokter Dokter Bidan Perawat Umum Gigi 1. Pahandut 7 2 32 42 2. Sabangau 2 5 7 3. Jekan Raya 14 9 60 82 4. Bukit Batu 4 1 13 30 5. Rakumpit Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007 Kecamatan Asisten 3 Tenaga Teknis 26 9 122 10 -

II - 123

Anda mungkin juga menyukai