PENDAHULUAN
Tabel 1.1.1
Luas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu, Ibukota Kecamatan, dan Jarak
Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten
Jarak Ibukota
No Kecamatan Ibu Kota Luas (Km²) Kabupaten ke
Kecamatan Ibukota
Kecamatan (Km)
1 Bilah Barat Janji 202,98 6
2 Rantau Utara Rantauprapat 112,47 0
3 Rantau Selatan Sioldengan 64,32 0
4 Bilah Hulu Aek Nabara 293,23 19
5 Pangkatan Pangkatan 355,47 30
6 Bilah Hilir Negeri Lama 430,83 56
7 Panai Hulu Tj. Sarang Elang 276,31 91
8 Panai Tengah Labuhan Bilik 483,74 95
9 Panai Hilir0 Sei Berombang 342,03 101
Jumlah 2.561,38 -
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu
1
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di Kawasan
Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim
tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan
musin hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan
sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya
musim.
1.1.2. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan. Seperti yang terlihat pada Grafik 1.1 di
bawah ini.
Grafik 1.1.2
Trend Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2015-2017
2
Sementara itu, berdasarkan hasil Susenas 2007 menunjukkan
kepadatan penduduk Labuhanbatu sekitar 160 jiwa/km2. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa daerah Labuhanbatu dari tahun ke tahun semakin
padat. Kecamatan Rantau Selatan merupakan kecamatan yang paling padat
penduduknya yaitu 1.176 jiwa/km2. Untuk kecamatan dengan kepadatan
penduduk terkecil pada tahun 2017 adalah Kecamatan Panai Tengah yaitu
sebesar 82 jiwa/km2
1.1.3. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Sex Ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis
kelamin. Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk
laki-laki dan perempuan di suatu daerah dalam waktu tertentu. Jika sex ratio
di atas 100, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah
penduduk perempuan di daerah tersebut dan dapat berarti pula tingkat
mortalitas penduduk laki-laki lebih rendah dari perempuan atau tingkat
kelahiran laki-laki lebih tinggi dari pada penduduk perempuan pada kurun
waktu tersebut.
Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Labuhanbatu tahun 2017
sebesar 102, yang artinya jumlah penduduk laki-laki dua persen lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Nilai ini berarti bahwa setiap
100 perempuan terdapat 102 laki-laki. Rasio jenis kelamin terbesar pada usia
20-24 tahun yaitu sebesar 105 dan yang terkecil pada usia 70-74 tahun yaitu
sebesar 76.
Grafik 1.1.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2013-2017
3
Pada Grafik 1.1.3 berdasarkan hasil estimasi dapat terlihat bahwa
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten
Labuhanbatu terdapat di wilayah Puskesmas Sigambal dengan jumlah
penduduk sebesar 75.631 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah
terdapat di wilayah Puskesmas Sei Penggantungan dengan jumlah penduduk
sebesar 6.708 jiwa.
Grafik 1.1.4
Piramida Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2017
4
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan
dalam bentuk piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk
yang telah dilakukan dapat disusun sebuah piramida penduduk tahun 2017.
Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, bagian piramida kiri
menunjukkan jumlah penduduk perempuan dan bagian penduduk kanan
menunjukkan jumlah laki-laki.
Pada Grafik 1.1.4 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Kabupaten
Labuhanbatu termasuk struktur penduduk muda, hal ini dapat diketahui dari
banyaknya jumlah penduduk usia muda (umur 0-14 tahun) yang masih
tinggi, karena jumlah kelahiran yang masih tinggi. Sedangkan angka harapan
hidup masih rendah ditandai dengan menurunnya jumlah penduduk usia tua,
untuk laki-laki dan perempuan.
1.2. TENAGA KESEHATAN
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan
kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan
kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumberdaya manusia yang
berkualitas disamping ketersediaan sumberdaya yang lain. Hal yang sangat
penting diperhatikan dalam pengadaan sumberdaya manusia adalah jumlah,
jenis, persebaran/ distribusi tenaga kesehatan dan rasionya terhadap jumlah
penduduk.
Grafik 1.2
Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk di Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2016
5
Dari grafik 1.2 dapat diketahui bahwa, ada terjadi peningkatan dan
penurunan jumlah tenaga dan rasio terhadap jumlah penduduk. Sehingga masih
perlu upaya peningkatan terutama dalam pengambilan keputusan perihal
perekrutan tenaga kesehatan, untuk pemerataan dan peningkatan pelayanan
kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu.
6
Dari grafik 1.2.1. dapat diketahui bahwa pada tahun 2016, ada terjadi
peningkatan dan penurunan jumlah tenaga dan rasio terhadap jumlah
penduduknya jika dibandingkan dengan tahun 2015. Sehingga masih perlu
upaya peningkatan terutama dalam pengambilan keputusan perihal
perekrutan tenaga kesehatan, untuk pemerataan dan peningkatan pelayanan
kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu.
7
Untuk Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016 dari 540 unit posyandu
yang ada, persentase posyandu aktif 90,56% tergolong kedalam posyandu
purnama dan mandiri Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 1.2.2 dan 1.2.3.
berikut ini.
Grafik 1.2.2
Starta Posyandu di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2012 - 2016
8
Dari grafik 1.2.3 dapat dilihat bahwa persentase posyandu aktif di
Kabupaten Labuhanbatu cenderung meningkat. Pada tahun 2012 sebesar
21,72% meningkat menjadi 92,18% pada tahun 2015, tetapi terjadi
penurunan pada tahun 2016 menjadi 90,56%. Selanjutnya, jika dilihat dari
rasio posyandu terhadap desa/kelurahan, pada tahun 2016 untuk rasio
posyandu terhadap desa/kelurahan mencapai 5 posyandu per desa/
kelurahan.
9
Suatu desa/kelurahan telah mencapai UCI apabila >80% bayi di
desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi lengkap.
Berdasarkan angka kabupaten, pencapaian UCI pada Tahun 2016
mencapai 94,8% mengalami penurunan Tahun 2017 yaitu sebesar 92,6%.
Dari data ini, jika dibandingkan dengan target Capaian UCI Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2017 belum mencapai target yaitu diatas 80%
(Permenkes no.12 thn 2017).
Hal ini disebabkan masih terdapat oragtua yang tidak bersedia
membawa anaknya untuk imunisasi ke fasilitas pelayanan kesehatan atau
posyandu, sehingga perlu upaya yang lebih maksimal untuk meningkatkan
cakupan layanan imunisasi di Kabupaten Labuhanbatu.
Undang – undang dasar 1945 pasal 28 ayat 1 Pemerintahan bertugas
menggerakan peran serta masyarakat, menyelenggarakan upaya kesehatan
yang merata dan terjangkau oleh masyarakat untuk mewujutkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemelihan kesehatan (Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan (UU RI NO.23 Thn 1992).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di perlukan upaya untuk mencegah terjadinya suatu penyakit
melalui imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan /
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.
Vaksin adalah produk biologis yang berisi antigen Berupa mikro
organisme yang sudah mati atau masih hidup yang di lemahkan, masih utuh
atau bagiany, atau berupa toksin mikro organisme yang telah diolah menjadi
toksin ayau protein rekombinan, yang di tambahkan dengan zat lainya yang
bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan, spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu.
10
Imunisasi program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada
seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang
bersangkuan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah
dengan jenis vaksin, jadwal atau waktu yang di tetapkan imunisasi rutin
secara terus menerus dan berkesinambungan. Imunisasi terdiri atas
imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar di berikan pada
basyi sebelum berusia 1 (satu) tahun imunisasi dasar terdiri atas penyakit
(Permenkes N0.12 thn 2017). Imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk bayi di
peroleh di Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, bidan peraktek dan Dokter.
Imunisasi dasar pada bayi adalah upaya pencegahan penyakit dengan
cara pemberian Vaksin Immunisasi dasar yang harus di berikan pada bayi
dengan cara penyuntikan ataupun oral, tujuan pemberian imunisasi dasar
lengkap (IDL) pada bayi.
a) Imunisasi diberikan supaya bayi siap dengan lingkungan baru (setelah
lahir) karna tidak ada lagi kekebalan tubuh alami yang ia dapatkan dari
ibu seperti ketika masih dalam kandungan.
b) Apabila belum dilakukan Vaksinasi dan kemudian terkena kuman yang
menular maka kemungkinan besar tubuhnya belum kuat untuk melawan
penyakit tersebut. Sehingga dengan adanya imunisasi ini tubuh sibuah
hati akan lebih kuat.
11
Tabel 1.4
Jenis-jenis Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Grafik 1.4
Persentasi Cakupan Imunisasi Dasar pada bayi
12
1.4.1. Tetanus Neunatorum
Tetanus Neunatorum adalah penyakit akut yang disebabkan oleh
basillus clostridium tetani yang masuk ke tubuh melalui luka. Tetanus
Neunatorum (tetanus pada bayi baru lahir) merupakan penyakit tetanus
yang masih terjadi di negara berkembang disebabkan oleh pemotongan tali
pusat dengan alat yang tidak steril. Pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus
Tetanus di Kabupaten Labuhanbatu.
1.4.2. Campak
Campak atau Morbili disebabkan oleh virus campak golongan
paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah
terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Jika
seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. Penyakit ini
ditandai dengan bintik merah dikulit, demam, conjunctivitis danbronchitis.
Berikut disajikan grafik penemuan penderita campak berdasarkan jenis
kelamin di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015-2017.
Grafik 1.4.2
Jumlah Penderita Campak Berdasarkan Jenis Kelamindi Labuhanbatu
Tahun 2015-2017
13
Berdasarkan grafik 1.4.2, dapat diketahui bahwa trend kejadian kasus
campak di Kabupaten Labuhanbatu dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir 2015-2017 cenderung mengalami penurunan pada setiap tahunnya.
Pada tahun 2015 Jumlah penderita kasus campak berdasarkan jenis kelamin
laki laki terdapat 1 kasus dan perempuan 2 kasus, sedangkan pada tahun
2016 sampai dengan tahun 2017 tidak ditemukan kasus campak. Pada tahun
2015-2017 tidak ada dilaporkan kasus meninggal pada penderita campak.
1.4.3. Difteri
Difteri adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan bagian
atas yang ditandai dengan sakit leher, demam ringan, sakit tekak dan demam
secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil
serta bagian saluran pernafasan. Difteri disebabkan oleh kuman
Corynebacterium diphtheria. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak
usia 1-10 tahun. Difteri disebarkan melalui saluran pernafasan. Pada tahun
2017 tidak ditemukan kasus Difteri di Kabupaten Labuhanbatu.
14
1.5. Penyebab Kondisi Saat Ini/Masalah
Berdasarkan Profil dinas kesehatan kabupaten labuhanbatu tahun
2017 diketahui bahwa Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari 15(lima belas)
pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan 546 Unit pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dengan cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 75%
yaitu Puskesmas Lingga Tiga, Puskesmas Pangkatan, Puskesmas tanjung
Haloban dan Puskesmas Sei Berombang. Rendahnya/terbatasnya cakupan
pelayanan tersebut dilihat dari kondisi sebagai berikut;
a) Anak demam
b) Keluarga tidak mengijinkan
c) Anak sering sakit
d) Orang tua sibuk/repot
e) Tidak tau tempat imunisasi
f) Tempat imunisasi jauh
15
1.7. Kondisi Yang Diharapkan.
Kondisi yang di harapkan dalam proyek perubahan ini antara lain
adalah meningkatnya Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar Lengkap ( IDL) Di
Kabupaten Labuhanbatu dalam hal
a. Meningkatkan Desa / kelurahan UCI (Universal Child
Immunization)
b. Tersedianya pelayanan yang maksimal yang dilakukan oleh
petugas kesehatan di kabupaten labuhanbatu.
c. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia.
1.8. Area dan Fokus Proyek Perubahan
Meningkatnya Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar Lengkap di
Puskesmas ,dalam hal.
a. Meningkatnya kompetensi tenaga kesehatan khususnya
Kebidanan
b. Meningkatnya pelayanan yang dilakukan di puskesmas
c. Terjadinya imunisasi dan fasilitas kesehatan atau pos pelayanan
terpadu (posyandu)
d. Meningkatkan pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dan KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas koordinasi
imunisasi (Korim) dan bidan desa.
f. Meningkatkan peran serta kader posyandu
g. Adanya petugas wakil supervisor imunisasi (Wasor)
16
1.9.2. Tujuan Jangka Pendek
Tersedianya fasilitas dan Pelayanan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di
Fasilitas Kesehatan (Faskes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
17
1.11 Milestones
Milestones (tahapan) penting yang akan dilalui pada proyek
perubahan ini dapat dilihat pada tabel 1.5 sebagai berikut.
Tabel 1.5
Milestones (Tahapan) Kegiatan Proyek Perubahan
a. Jangka Pendek
18