Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan

masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu faktor

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor yang terbesar dan

sangat mempengaruhi kesehatan adalah faktor lingkungan. Upaya kesehatan lingkungan

sebagai bentuk kegiatan preventif ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang

sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap individu atau

masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di desa bertujuan untuk

mewujudkan wilayah kerja yang sehat, dengan masyarakat yang:

a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat;

b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;

c. hidup dalam lingkungan sehat; dan

d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

Prinsip pertanggungjawaban wilayah menjadi salah satu prinsip yang harus dilaksanakan

oleh Pelayanan Kesehatan di Desa, yaitu Pelayanan Kesehatan di Desa menggerakkan

dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Wilayah

kerja Pelayanan Kesehatan di Desa meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu

Nagari, atau sebagian wilayah Nagari atau beberapa korong. Lebih lanjut Pelayanan

Kesehatan di Desa selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yakni pembangunan yang mendukung

terhadap kesehatan. Selain itu Pelayanan Kesehatan di Desa aktif memantau dan

melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di


1

wilayah kerjanya. Berkaitan dengan pembinaan, Pelayanan Kesehatan di Desa

melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan Pelayanan Kesehatan di Desa,

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, dan UKBM di wilayah kerjanya. Dalam rangka

penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan, Pelayanan Kesehatan di Desa berkoordinasi

dengan pimpinan wilayah kecamatan, pimpinan wilayah desa, lintas program dan lintas

sektor terkait melalui:

a. koordinasi dengan masyarakat:

Pelayanan Kesehatan di Desa mendorong masyarakat di wilayah kerjanya untuk

berperan serta secara aktif dalam setiap upaya kesehatan yang diselenggarakan Pelayanan

Kesehatan di Desa. Masyarakat selain menjadi obyek pelayanan juga berperan sebagai

subyek pembangunan kesehatan. Dukungan aktif masyarakat tersebut salah satunya

diwujudkan melalui pembentukan UKBM. Sebagai pembina UKBM, Pelayanan

Kesehatan di Desa melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan sesuai kebutuhan

dan ketentuan yang berlaku.

b. koordinasi dengan lintas sektor lain:

Tanggung jawab Pelayanan Kesehatan di Desa sebagai ujung tombak pelayanan

kesehatan di desa adalah menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan

yang diserahkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang

optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan

dengan berbagai sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan bahwa

penyelenggaraan pembangunan kesehatan selain mendapat dukungan dari sektor terkait,

juga akan memberikan dampak positif terhadap upaya yang dilaksanakan sektor lain dan

masyarakat, dalam upaya mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Hasil

pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan, juga

diharapkan berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari

membaiknya status kesehatan masyarakat dengan meningkatnya indeks keluarga sehat

(IKS) mulai dari tingkat keluarga sampai di setiap jenjang pemerintahan.

Prinsip teknologi tepat guna harus diterapkan oleh Pelayanan Kesehatan di Desa

untuk mempermudah pelayanan yang dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas


1

pelayanannya. Penerapan prinsip teknologi tepat guna tersebut antara lain dengan

memanfaatkan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan misalnya pemanfaatan

teknologi untuk konsultasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, penggunaan

rekam medis berbasis elektronik, dan digitalisasi sistem pencatatan dan pelaporan.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut disesuaikan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Selain pemanfaatan teknologi informasi, penerapan prinsip teknologi tepat guna

dapat dilakukan dengan memberdayakan kearifan lokal di daerah tertentu. Pemanfaatan

teknologi tepat guna ini dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan

kesehatan, kondisi lingkungan dan kemampuan sumber daya yang ada di Desa.

B. Tujuan

Memberikan gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan di Desa baik dari segi kegiatan

pelayanan kesehatan di desa pada tahun 2019 serta perencanaan kegiatan di tahun 2020.

C. Manfaat

Makalah ini dibuat untuk dijadikan acuan dimungkinkan untuk dapat digunakan

sebagai acuan pelayanan kesehatan di Desa baik dari segi kegiatan pelayanan kesehatan di desa

pada tahun 2019 serta perencanaan kegiatan di tahun 2020 untuk kegiatan yang dapat

meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di

provinsi/kabupaten/kota terutama daerah dengan derajat kesehatan yang belum optimal,

sehingga masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat memperoleh pelayanan

kesehatan yang bermutu.


1

BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Geografis
1. Nagari Balah Aie Timur

Gambar 2.1 Nagari Balah Aie Timur

Dari gambar peta diatas tampak batas-batas wilayah kerja Nagari Ambung
Kapur yaitu :

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Nagari Balah Aie Utara
b. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Nagari Balah Aie
c. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja Nagari Balah Aie
d. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja Nagari Balah Aie
Tabel 2.1
LUAS WILAYAH KERJA, JARAK TEMPUH DAN WAKTU TEMPUH DARI NAGARI
KE UPTD PUSKESMAS SUNGAI SARIAK

Luas Jarak Waktu


Nagari Korong Wilayah Tempuh Ke Tempuh ke
(km2) Puskesmas Puskesmas
Balah
Aie 1. Pincoran Sonsang 2.62 5.0 15 menit
Timur
Hilir
2. Pincoran Sonsang 1.31
Mudik

Merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 25 – 1000 meter atas

permukaan laut, dengan keadaan tanah sebagian besar dijadikan area persawahan dan ladang.

Pada Umumnya Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sungai Sariak VII Koto Sungai Sariak

dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
1

B. Demografis

Tabel 2.2

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PERSEBARAN

Rata-rata
Jumlah Jumlah penduduk Kepadatan
No Nagari
Penduduk KK per km2 Penduduk

Balah Aie
Timur
- Pincoran
Sonsang Hilir 744 172 3.8 381
- Pincoran
Sonsang
Mudik 638 182

Dari table diatas dapat diketahui bahwa nagari ini memiliki kepadatan penduduk yang lebih
padat.

DISTRIBUSI SASARAN

- Pincoran Sonsang Hilir

Bumil 18

Bayi 17

Bulin 18

- Pincoran Sonsang Mudik

Bumil 16

Bulin 16

Bayi 16

Bufas 16

C. Pemberdayaan Masyarakat
Nagari siaga adalah Nagari yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Nagari ini dapat berarti Kelurahan
atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
Keadaan UKBM wilayah adalah sebagai berikut :
1

Tabel 2.4
KEADAAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBER MASYARAKAT (UKBM)
TAHUN 2019

No Jenis UKBM JUMLAH


1 Posyandu Balita 3
2 Posyandu dgn UKGMD 1
3 Posyandu LANSIA 1
4 Posbindu 1
5 Kelompok Prolanis 1
6 Kelompok TOGA 1
7 Korong P4K 1
8 Kelas Ibu Hamil 1
9 Kelas Ibu Balita 1
1

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN 2019

A. Cakupan Pencapaian Program Kesga

Pencapaian K1, K4 dan Resti Nakes tahun 2019

1. Korong Pincos Mudiak

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2. Korong Pincos Mudiak

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Pencapaian Linnakes dan Neonatus tahun 2019


1

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Pencapaian KN3, KF1 dan KF3 tahun 2019

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Pencapaian Imunisasi tahun 2019


1

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

B. Pelaksanaan Kegiatan
1

1. Posyandu
1

2. Posbindu PTM
1

3. Poayandu Lansia

4. Pemberian obat cacing


1

5. Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita


1

6. Survei P4K

7. Pendataan PIS-PK
1
1

8. Pemberian PMT Balita


1

9. Musyawarah Masyarakat Nagari

10. Kunjungan Neonatus


1

11. Kunjungan KK Rawan

12. Kunjungan ODGJ


1

BAB IV

ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Analisis Situasi, maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan

yang ada di desa, yaitu:

- Cakupan Imunisasi DPT-HiB kurang (80%)

B. Prioritas Masalah

Prioritas masalah adalah masalah yang dinilai paling utama oleh organisasi tersebut.

Setelah dilakukan identifikasi dan pemilihan masalah pada masing-masing program, kemudian

dilakukan penentuan prioritas masalah. Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Sungai Sariak

dengan menggunakan metode Kriteria Matriks. Metode ini dipilih karena mudah dilaksanakan

oleh tim perencanaan dan dapat melihat masalah dari berbagai segi. Kriteria yang digunakan

adalah

- Kriteria menggunakan USG (Tingkat Urgensi, Tingkat Keseriusan, Tingkat

Perkembangan)

- Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar dari ketiga hal

tersebut dan disusun dalam bentuk matriks.

Adapun hasil perhitungan penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:

Nilai Prior
No Masalah U S G
(UxSxG) itas
1 Cakupan Imunisasi DPT-HiB 2 2 2 8 I
kurang
1

BAB IV
PERENCANAAN KEGIATAN 2020

Adapun perencanaan untuk menetapkan cara pemecahan masalah tahun 2020. Berikut Tabel
pemecahan masalah :
NO Prioritas Masalah Penyebab masalah Alternatif Pemecahan Perencanaan 2020
Masalah
1. Cakupan Imunisasi  Kurangnya  Mengadakan  Mengadakan
DPT-HiB kurang penemuan ibu hamil sweeping sasaran sweeping sasaran
di lapangan terutama yang jauh terutama yang jauh
 Ada beberapa dari Puskesmas. dari Puskesmas.
sasaran belum  Melakukan  Melakukan
mengertitentang penyuluhan penyuluhan
guna dan tujuan KIAsecara kontinyu KIAsecara kontinyu
pemeriksaan dimasyarakat baik dimasyarakat baik
kehamilan posyandu dan posyandu dan
kepetugas kesehatan pertemuan- pertemuan-
 Sasaran sering pertemuan lainnya pertemuan lainnya
pindah tempat /  Mengadakan  Mengadakan
mobilisasipenduduk. pelatihan pelatihan
kaderkesehatan. kaderkesehatan.
1

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Laporan Tahunan Bidan Desa Nidia Rahmadhani di wilayah kerja Puskesmas


Sungai Sariak telah melaksanakan Laporan Tahunan Bidan Desa dengan hasil sebagai
dengan kategori baik untuk tahun 2019, dan melakukan perencanaan kegiatan untuk tahun
2020 yang lebih baik lagi.

B. Saran
1. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program serta berbagai upaya untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat.
2. Diharapkan untuk tahun mendatang masing-masing program melakukan upaya-upaya
dalam rangka meningkatkan capaian kinerjanya terutama program-program dengan
pencapaian kinerja yang kurang.
3. Diharapkan adanya program inovasi untuk meningkatkan capaian kinerja yang ada.

Anda mungkin juga menyukai