Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2025 adalah tercapainya hak hidup sehat
bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang menjamin hidup di dalam
lingkungan yang sehat, perilaku masyarakat proaktif memelihara kesehatannya serta
mampu akses dalam pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang tertera dalam
kebijakan pembangunan jangka panjang.
Di dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
mendorong kemandirian masyarakat malalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri untuk hidup sehat,
memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau
serta meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. Sedangkan tujuan
pembangunan kesehatan sendiri adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial maupun ekonomi.
Dalam mengantisipasi perilaku masyarakat yang belum menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat, peran promosi kesehatan sangatlah penting. Ruang lingkup
penyelenggaraan promosi kesehatan tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku
masyarakat saja, tetapi juga merupakan upaya membangun komitmen dan dukungan
konkrit dari penentu atau pengambil keputusan serta kelompok-kelompok
kemasyarakatan termasuk swasta untuk peduli serta berperan aktif dalam proses
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kapasiatas petugas
kesehatan melalui peningkatan kapasitas petugas kesehatan agar lebih responsif dalam
memberdayakan kliennya sehingga mampu menjaga serta meningkatkan kesehatannya
dengan ber-perilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil survey PHBS yang dilakukan oleh Puskesmas Muara Labuh di 62 jorong
pada tahun 2018, dari 8.689 Rumah Tangga diambil 20% jumlah Rumah Tangga yang
akan di survey yaitu menjadi 1738 KK. Survey PHBS ke rumah tangga di tahun 2018
mencapai 73,14% dengan target 65%, sedang volume penyuluhan PHBS di posyandu
yaitu mencapai 25 kali (49,01%) dari target 65%, penyuluhan kesehatan sebanyak 1667
kali baik dalam gedung maupun luar gedung. Terdapat 51 posyandu yang berada di
wilayah puskesmas Muara Labuh dengan partisipasi masyarakat datang keposyandu
dapat dilihat dari cakupan D/S yaitu 87,6%.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu


terus ditingkatkan terutama di bidang promotif, preventif melalui agenda program kerja
Promosi Kesehatan di lini terdepan atau di Puskesmas dengan melakukan terobosan-
terobosan agar cakupan di tahun 2017 lebih meningkat sesuai dengan target dan harapan
untuk membuat rakyat mampu untuk hidup sehat secara mandiri.

1
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum : Petugas Puskesmas mampu melaksanakan
kegiatan Promosi Kesehatan di wilayah Puskesmas sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan.
1.2.2 Tujuan Khusus : Diharapkan Petugas Puskesmas dapat:
 Mengetahui gambaran tentang program wajib program
Promosi Kesehatan
 Identifikasi permasalahan yang ada
 Membuat analisa
 Membuat rencana , melaksanakan, dan melakukan
monitoring dan evaluasi dari Rencana Tindak Lanjut yang
telah ditetapkan

1.3 VISI, MISI DAN TATA NILAI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN


1.3.1 VISI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatannya baik fisik, mental dan sosial sebagai produktif secara
ekonomi maupun sosial

1.3.2 MISI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN :


 Meyakinkan para penentu kebijakan/ pengambil keputusan ( advokate)
 Menjembatani antara sektor kesehatan dan sektor lain sebagai mitra
(mediate)
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (enabling)

1.3.2 TATA NILAI


 Profesional
 Responsif
 Inovatif
 Dinamis
 Kerjasama

BAB 2
ANALISIS SITUASI

2.1 DATA UMUM


2.1.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Sungai Pagu terletak di bagian Selatan Provinsi Sumatera Barat pada posisi
010 20’18” dan 01046’09” Lintang Selatan 1000 28’ 234 dan 101010” BT Bujur Timur dengan
luas wilayah 596,2 km2, yang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat pada kabupaten
pemekaran yang disyahkan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2003 pada tanggal 7 Januari 2004. Kecamatan Sungai Pagu berbatasan dengan empat kecamatan
lain. Secara geografis dengan batas administrasi wilayah Kecamatan

Sungai Pagu berbatas dengan:

2
1. Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Pauh Duo.
3. Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan
4. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Dharmasraya

Kecamatan Sungai Pagu memiliki wilayah 596,2 km2 yang terdiri dari 11 Nagari.
Nagari terluas BOMAS dengan luas area 91,13 km2 dan yang terkecil adalah nagari Pasir
Talang Barat dengan 12, 25 km2 . Adapun untuk mengetahui luas wilayah pada setiap
kecamatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Diagram 2.1

Luas Wilayah (km2) menurut Nagari

Di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

Grafik 2.2

Jumlah Nagari dan Jorong menurut Kecamatan

di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

3
Dari grafik 2.1 di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Sungai Pagu mempunyai 11
desa/Nagari dan 56 Kelurahan/Jorong.

Kepadatan penduduk di Kecamatan Sungai Pagu dapat diketahui dari perbandingan


jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah dibagi dengan luas wilayah yang terdapat
pada daerah tersebut. Jadi untuk tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Sungai Pagu 52,
ini berarti bahwa sebanyak 52 jiwa penduduk yang menghuni per kilometer persegi wilayah.
Nagari Pasir Talang Selatan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi di
banding dengan kecamatan lainnya, ini karena Nagari Pasir Talang Selatan merupakan pusat
pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Sungai Pagu. Untuk mengetahui tingkat kepadatan
penduduk pada setiap kecamatan dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 2.3

Kepadatan Penduduk per km2 Jumlah Nagari

menurut Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

Dari diagram 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk (per km2) di
kecamatan Sungai Pagu sebesar 52, dengan kepadatan penduduk terletak pada Nagari Pasir
Talang Barat sebesar 197,65.

B. Keadaan Penduduk
Kecamatan Sungai Pagu secara mayoritas dihuni oleh Etnis Minangkabau. Selain etnis
Minangkabau, etnis Jawa juga menghuni Kecamatan Sungai Pagu. Kedatangan etnis Jawa
bermula ketika dibukanya perkebunan oleh Kolonial Belanda dimana ketika itu Kabupaten
Solok Selatan merupakan bagian dari Onderafdeling Muara Labuh. Umumnya kedatangan
mereka sebagai transmigran pada daerah-daerah transmigrasi seperti di Nagari Sungai
Kunyit dan Dusun Tangah.

Secara garis besar wilayah etnis Minangkabau di Kecamatan Sungai Pagu terbagi atas
wilayah Adat Alam Surambi Sungai Pagu di bagian barat dan wilayah Adat Rantau VII
Koto di sebelah timur.

4
Salah satu masalah kependudukan di Kecamatan Sungai Pagu adalah penyebaran
penduduk yang belum merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan, luas
wilayah dan sumberdaya manusia yang belum seimbang dalam pengelolaan dan penyebaran
penduduk yang menghuni pada suatu wilayah.

Berdasarkan data yang didapat dari Kantor Camat Sungai Pagu, jumlah penduduk di
Kecamatan Sungai Pagu sebesar 31,266 jiwa, yang terdiri dari 12,386 jiwa penduduk laki-
laki dan 18.880 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin 65,60. Angka ini
berarti bahwa terdapat 65 atau 66 laki-laki diantara 100 perempuan.

Grafik 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur


Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

Dari grafik 2,4 diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara jenis kelamin laki-laki
dan perempuan di Kecamatan Sungai Pagu hampir sama banyaknya.

Rata-rata jumlah penduduk yang menghuni per rumah tangga dapat diketahui dari
jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah dibagi dengan jumlah rumah tangga yang
terdapat pada wilayah tersebut. Untuk mengetahui rata-rata jiwa per rumah tangga pada
setiap Nagari dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Grafik 2.5

Jumlah Rata-rata Jiwa per Rumah Tangga menurut Nagari


di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

5
Dari grafik 2.5 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata penduduk yang menghuni pada
setiap rumah tangga di Kecamatan Sungai Pagu sebesar3,71 jiwa atau 4 jiwa per rumah
tangga.

Salah satu masalah kependudukan di Kecamatan sungai Pagu adalah persebaran


penduduk yang belum merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan, luas
wilayah dan sumberdaya manusia yang belum seimbang dalam pengelolaan dan penyebaran
penduduk yang menghuni suatu wilayah.

Jumlah penduduk yang banyak, ditunjang dengan kualitas yang memadai merupakan
modal dasar bagi kelangsungan pembangunan dan sebaliknya jumlah penduduk yang besar
dengan kualitas kurang memadai merupakan masalah sekaligus beban bagi pembangunan.
Oleh sebab itu pembangunan kesehatan diarahkan kepada pengendalian kuantitas,
pengembangan kualitas serta pengerahan mobilitas sehingga dapat menunjang laju
pembangunan.

Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan
untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau
Depedency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur 65 tahun
keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15-65 tahun keatas)
dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15-65 tahun). Secara kasar
perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan produktif
terhadap umur nonproduktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula
jumlah penduduk nonproduktif yang ditanggungan oleh penduduk umur produktif.

Grafik 2.6
Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

6
Tabel 2.1

Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan menurut Jenis Kelamin


Dan Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif
di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah %

1. 0 – 15 tahun 3.205 4.876 8.081 25.8

2. 16 – 59 tahun 8.527 13.045 21.572 69.0

3. 60 tahun ke atas 654 959 1.613 5.2

Jumlah 12.386 18.880 31.266 100.0

Angka Beban 45.2 44.7 44.9

Tanggungan

Komposisi penduduk di Kecamatan Sungai Pagu menurut kelompok umur yang


ditunjukkan oleh tabel 2.1 menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-15 tahun)
sebesar 25,8% yang berusia produktif akan menanggung 45 orang yang belum atau sudah
tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban
tanggungan perempuan lebih besar daripada laki-laki namun tidak begitu berarti yaitu 45,2%
untuk laki-laki dan 44,7% untuk perempuan.

Perempuan sebagai sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah beragam,


sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu atau didasarkan pada kondisi siklus
kehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, ibu
melahirkan, dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan penduduk sasaran terfokus
pada kelompok umur tertentu yang meliputi : bayi, batita, balita, anak balita, anak usia
sekolah SD, wanita usia subur, penduduk produktif, usia lanjut dan lainnya.

Tabel 2.2

7
Data Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015
Jenis Kelamin
Program Kelompok
No Jumlah Jumlah
Sasaran Umur/Formula
Laki-laki Perempuan

1. Bayi 0 – 6 bulan 288 270 558

2. Balita 0 – 59 bulan 1164 1146 2310

Anak Balita 12 – 59 bulan 210 180 390

3. Anak Prasekolah 5 – 6 tahun 516 958 1474

4. Anak Sekolah 7 – 12 tahun 816 1515 2331

5. Remaja 13 – 17 tahun 987 1834 2821

6. Wanita Usia 15 – 49 tahun 0 23027 23027


Subur

7. Ibu Hamil 2,3 x jmlh pddk 0 658 658

8. Ibu Bersalin 2,2 x jmlh pddk 0 639 639

9. Ibu Nifas 2,1 x jmlh pddk 0 558 558

10. Usia Lanjut  60 tahun 654 959 1613

2.2 DATA KHUSUS


Di dalam pelaksanaan kinerja program Promosi Kesehatan di wilayah
Puskesmas Muara Labuh tahun 2018 ada beberapa kegiatan, diantaranya:
a. Survey PHBS yang terdiri dari :
Rumah tangga ber-PHBS 43%
- Persalinan Nakes : 100 %
- ASI Esklusif : 57,5%
- Penimbangan Balita : 87,6 %
- Menggunakan Air Bersih : 95,4%
- Cuci Tangan Pakai Sabun : 70,4%
- Menggunakan Jamban Sehat : 68,2%
- Memberantas Jentik Nyamuk : 83,7%
- Makan Sayur dan Buah : 87,0%
- Melaksanakan Aktifitas Fisik : 100 %
- Tidak merokok di dalam Rumah : 56,0 %

b. Penyuluhan PHBS di:


- Posyandu : 49,1%

2.3 MASALAH PROGRAM


Di dalam pelaksanaan kegiatan program Promosi Kesehatan ada beberapa
Masalah sehingga kinerja program tidak tercapai sesuai dengan target yang diharapkan.
Adapun masalah-masalah tersebut diantaranya:

1. Belum tercapainya target penyuluhan PHBS tahun 2018


2. Belum tercapainya target survey PHBS tahun 2018

8
BAB 3

ANALISIS MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah

Dengan melihat pencapaian program promkes tahun 2018 pada bab


sebelumnya, masih ditemukan beberapa permasalahan yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Identifikasi Masalah

No. Program Promosi Kesehatan


Target Pencapaian Kesenjangan
Program Wajib

9
1. Penyuluhan PHBS 65% 49,1% 15.1

2. Survey PHBS ke Rumah Tangga: 65% 43% 22

Rumah tangga ber-PHBS

Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa masih terdapat 2 masalah Promosi
Kesehatan.

3.2 Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah secara


sekaligus atau adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih
prioritas masalah dengan menggunakan metode USG. Penetapan masalah prioritas tersebut
dipandang dari segi Urgency (tingkat urgensi), Seriousness (tingkat keseriusan) dan
Growth (tingkat perkembangan) yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.2. Penetapan Prioritas Masalah

Masalah 1
Kriteria Masalah 2

Tingkat Urgensi (U) 1 3

Tingkat Keseriusan (S) 2 3

Tingkat Perkembangan (G) 2 4

4 36
UxSxG
II I

Pada tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari keempat masalah yang ada
diprioritaskan sesuai dengan urutan ranking, yaitu :

1. Rumah tangga ber-PHBS


2. Cakupan penyuluhan PHBS

3.3 Perumusan Masalah

Setelah menentukan prioritas masalah, maka dirumuskan masalah terpilih


yaitu masih rendahnya rumah tangga ber-PHBS (43%) dari target 65% di wilayah kerja
Puskesmas Muara Labuh tahun 2018.

3.4 Mencari Akar Penyebab Masalah

Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan menelusuri faktor penyebab yang
berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan alat analisis Ishikawa atau diagram tulang ikan (Fish Bone

10
Diagram). Beberapa akar penyebab masalah tersebut dikelompokkan dalam faktor Man
(manusia), Money (dana), Material (bahan), Methode (metode), Equipment (alat) dan
Environment (lingkungan) yang dapat dilihat dalam diagram berikut:

11
Bahan Manusia
Dana

Peran serta
Media promosi masyarakat untuk
kurang (leaflet) ber PHBS rendah
Masih rendahnya rumah
tangga ber-PHBS (43%)
dari target 65% di
wilayah kerja
Pencatatan survey Puskesmas Muara
Sosbud dan
kurang tertib Labuh tahun 2018
ekonomi masyarakat
Peran kader kurang

Penyuluhan kurang

Lingkungan
Metode

Gambar 3.1. Fish Bone Diagram Masalah

12
3.5 Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Setelah melalui beberapa tahapan analisis masalah, maka dapat ditarik


kesimpulan yang disajikan dalam tabel berikut :

13
CARA PEMECAHAN MASALAH

PUSKESMAS MUARA LABUH


ALTERNATIF PEMECAHAN PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH KET
MASALAH TERPILIH
1 Masih rendahnya RT ber- Peran serta masyarakat utk ber
Pembinaan keluarga/ masyarakat Pembinaan keluarga/
PHBS PHBS masih rendah ttg UKM masyarakat

Pergerakan keluarga/masyarakat ttg


UKM

Lomba rumah ber-PHBS Lomba rumah ber-PHBS

Pencatatan survey kurang tertib Survey PHBS ke Rumah Tangga Survey PHBS ke Rumah Tangga

Pendataan data dasar Pendataan data dasar

Peran kader kurang Pelatihan kader PHBS Pelatihan kader PHBS

Lomba kader PHBS Lomba Kader

Sosialisasi PHBS
Penyuluhan kurang Penyuluhan PHBS Penyuluhan PHBS

14
Sosbud dan ekonomi masyarakat Supervisi PHBS Rumah Tangga

Advokasi tk desa Advokasi tk desa


Media promosi kurang Pengadaan leaflet

15
BAB 4

RENCANA USULAN KEGIATAN

4.1 Rencana Usulan Kegiatan

Setelah prioritas masalah dapat ditentukan dan diperoleh prioritas


pemecahan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang ada, maka tahap
selanjutnya menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dengan memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku. Dalam hal ini kegiatan yang akan diusulkan
disesuaikan dengan satuan belanja dana BOK (Dana Operasional Kesehatan). Rencana
belanja per kegiatan dan RUK dan RPK yang telah disusun dituangkan dalam bentuk
matriks sebagai berikut :

16
RUK PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2018

Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggung Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
No Sumber Pelaksana
Kesehatan sasaran Jawab Kerja Anggaran Kinerja Pembiayaan
Daya an

Penyuluhan Meningkatkan Meningkatnya


Semua
Promosi kelompok,penyulu pengetahuan Masyara Pengelola Januari- pengetahuan
1 65% pemegang 5,000,000 BOK
Kesehatan han masal, tentang masyarakat tentang kat promkes November masyarakat tentang
program
program kesehatan kesehatan kesehatan

Meningkatnya
Survey mawas Meningkatkan
Pengelola Gizi, Januari- pengetahuan
2 diri,musyawarah pengetahuan sekolah Sekolah 65% 5,000,000 BOK
promkes kesling November sekolah tentang
masyarakat desa tentang PHBS
PHBS

Mengetahui data
Pendataan data PHBS di wilayah Rumah Pengelola Diketahuinya data
3 100% Bides Februari 3,250,000 BOK
dasar kerja puskesmas Tangga promkes PHBS 2019
Muara Labuh

Membina keluarga Bides,


Terbinanya
Pembinaan rumah untuk mencapai Rumah Pengelola semua Januari-
4 100% 2,500,000 keluarga di desa BOK
ber-PHBS masyarakat/ desa Tangga promkes pemegang November
yang dituju
sehat program

Membina nagari
Pembinaan desa Pengelola Bides Januari- Terbinanya nagari /
5 untuk mencapai desa Nagari 100% 2,500,000
siaga promkes Kader November desa yang dituju
siaga

17
Mengetahui
Advokasi tingkat Diketahuinya
kebutuhan dan Rumah Pengelola Bides Januari-
5 desa, kecamatan, 65% 2,500,000 kebutuhan BOK
masalah kesehatan Tangga promkes Kader November
bidang kesehatan masyarakat
masyarakat

Menghimpun
dukungan dari
Semua Didapatkan
Lomba kader pemangku jabatan Wali Pengelola Januari-
5 65% pemegang dukungan dari BOK
PHBS untuk meningkatkan Nagari promkes November
program pemangku jabatan
kegiatan berbasis
kesehatan 3,591,000
Mengupayakan
perubahan perilaku Adanya perubahan
Pelatihan kader Rumah Pengelola Bides Januari-
6 masyarakat untuk 65% perilaku BOK
PHBS Tangga promkes Kader November
mendukung program masyarakat
kesehatan 5,150,000

Gizi,
Lomba rumah ber- Meningkatkan Pengelola Januari- Meningkatnya
8 Kader 100% kesling, 3,041,000 BOK
PHBS keterampilan kader promkes November keterampilan kader
DBD,KIA

32,532,000

POA PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2019

SASAR TARG VOL PELAKS LOKA TENA


No
KEGIATAN AN ET UME ANAAN SI GA JADWAL
18
JUM SATU
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV HARGA TOTAL
LAH AN
Transpor
Penyuluhan
t1
kelompok,pe
petugas x
nyuluhan Wilker
Posyand 1 5,000,00
1 masal, 65% 1x Puskes Petugas 9 9 9 9 9 9 9 10 9 9 9 100 oh 50,000
u kunjunga 0
tentang mas
nx
program
Rp.50.00
kesehatan
0
Transpor
Survey t1
mawas petugas x
Wilker
diri,musyaw Rumah 1 5,000,00
2 65% 1x Puskes Petugas 9 9 9 9 9 9 9 10 9 9 9 100 oh 50,000
arah Tangga kunjunga 0
mas
masyarakat nx
desa Rp.50.00
0
Transpor
t1
petugas x
Wilker
Pendataan Rumah 1 3,250,00
3 100% 1x Puskes Petugas 65 65 oh 50,000
data dasar Tangga kunjunga 0
mas
nx
Rp.50.00
0
4 Pembinaan Rumah 65% 1x Transpor Wilker Pengelo 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 65 oh 50,000 3,250,00
Rumah Ber- Tangga t1 Puskes la 0
PHBS petugas x mas promke
1 s
kunjunga
nx

19
Rp.50.00
0

Transpor
t1
petugas x Pengelo
Wilker
1 la 3,250,00
5 Desa Siaga Nagari Puskes 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 65 oh 50,000
kunjunga promke 0
mas
nx s
Rp.50.00
0
Transpor
t1
Advokasi
petugas x Pimpin
tingkat desa, Wali Wilker
1 an 3,250,00
6 kecamatan, Nagari 100% 1x Puskes 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 65 oh 50,000
kunjunga puskes 0
bidang Camat mas
nx mas
kesehatan
Rp.50.00
0
7 Lomba Rumah Honor Wilker 1,200,00
3 400,000
Kader- Tangga Juri Puskes 0
PHBS mas 300,00
Spanduk 1 300,000
0
Konsums 625,00
25 25,000
i 0
ATK 90,00
hvs 2 rim 2 45,000
0
pena 3 kotak 3 15,000 45,00
0

20
48,00
notebook 12 bh 12 4,000
0
5,00
karton manila 1 lbr 1 5,000
0
15,00
tipe x 5 3,000
0
36,00
materai 6000 6 bh 6 6,000
0
36,00
map plastik 1 lsn 1 36,000
0
10,00
kertas kacang 5 lbr 5 2,000
0
spidol permanen 5 25,00
5 5,000
bh 0
15,00
pencil 1kotak 1 15,000
0
8 Pelatihan Kader Wilker 300,00
Spanduk 1 300,000
Kader PHBS Puskes 0
Sewa mas
gedung 750,00
750,000
pertemua 0
n
510,00
ATK 51 10,000
0
15,00
pena 1 kotak 1 15,000
0
tipe x 5
hvs 2 45,000 90,00
0

21
Honor
1,200,00
narasum 3 400,000
0
ber
Transpor 2,550,00
51 50,000
t kader 0
986,00
nasi 58 17,000
Konsums 0
i 464,00
snack 58 8,000
0
Honor 1,200,00
3 orang
Juri 3 400,000 0
90,00
hvs 2 rim 2 45,000
0
45,00
pena 3 kotak 3 15,000
0
15,00
tipe x 5 3,000
0
36,00
Lomba Wilker materai 6000 6 bh 6 6,000
Rumah 0
9 Rumah ATK Puskes 36,00
Tangga map plastik 1 lsn 1 36,000
PHBS mas 0
10,00
kertas kacang 5 lbr 5 2,000
0
25,00
spidol 5 bh 5 5,000
0
15,00
pencil 1kotak 1 15,000
0
Konsums 375,00
15 25,000
i 0
TOTA 34,162,00
L 0

22
23
24
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1. Setiap kegiatan harus ada jadwal yang sudah pasti
2. Setiap kegiatan harus sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
3. Keberhasilan sebuah kegiatan selalu di dukung oleh kekompakan tim ( lintas sektor dan
lintas program)

5.2 SARAN
Peran lintas sektor dan lintas program perlu ditingkatkan guna tercapaianya tujuan program yang
sudah ditetapkan dan disepakati bersama

BAB 6
PENUTUP

Pembuatan PLANNING Of Action ( POA ) dilakukan dengan dasar pencapaian program 2018 .Upaya
kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan di Puskesmas Muara Labuh dengan bersumber daya
25
masyarakat. Program Promosi Kesehatan ini merupakan pedoman pelaksanaan dari berbagai program di dalam
kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat, terutama di wilayah Puskesmas Pembantu (Pustu),
Polindes , Ponkesdes dalam berbagai Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat ( UKBM ) dan dalam
melakukan pembinaan program promosi kesehatan. Oleh karena itu dalam pembentukan maupun
pengembangan UKBM yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasinya , hendaknya selalu
mendapat bimbingan/ pembinaan dari petugas kesehatan baik dari petugas kesehatan desa/ kelurahan setempat
maupun dari Puskesmas serta dari Dinas Kesehatan.

Rencana Kegiatan Operasional ini bersifat dinamis, artinya dapat disempurnakan kembali bila ada
masukan untuk penyempurnaan.

Demikian yang dapat disampaikan dalam penyusunan POA tahun 2017 dengan satu harapan bahwa
dalam pelaksanaan kegiatan / pelayanan kesehatan dapat berhasil guna dan berdaya guna.

26

Anda mungkin juga menyukai