PENDAHULUAN
Berdasarkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2025 adalah tercapainya hak hidup sehat
bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang menjamin hidup di dalam
lingkungan yang sehat, perilaku masyarakat proaktif memelihara kesehatannya serta
mampu akses dalam pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang tertera dalam
kebijakan pembangunan jangka panjang.
Di dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
mendorong kemandirian masyarakat malalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri untuk hidup sehat,
memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau
serta meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. Sedangkan tujuan
pembangunan kesehatan sendiri adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial maupun ekonomi.
Dalam mengantisipasi perilaku masyarakat yang belum menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat, peran promosi kesehatan sangatlah penting. Ruang lingkup
penyelenggaraan promosi kesehatan tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku
masyarakat saja, tetapi juga merupakan upaya membangun komitmen dan dukungan
konkrit dari penentu atau pengambil keputusan serta kelompok-kelompok
kemasyarakatan termasuk swasta untuk peduli serta berperan aktif dalam proses
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kapasiatas petugas
kesehatan melalui peningkatan kapasitas petugas kesehatan agar lebih responsif dalam
memberdayakan kliennya sehingga mampu menjaga serta meningkatkan kesehatannya
dengan ber-perilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil survey PHBS yang dilakukan oleh Puskesmas Muara Labuh di 62 jorong
pada tahun 2018, dari 8.689 Rumah Tangga diambil 20% jumlah Rumah Tangga yang
akan di survey yaitu menjadi 1738 KK. Survey PHBS ke rumah tangga di tahun 2018
mencapai 73,14% dengan target 65%, sedang volume penyuluhan PHBS di posyandu
yaitu mencapai 25 kali (49,01%) dari target 65%, penyuluhan kesehatan sebanyak 1667
kali baik dalam gedung maupun luar gedung. Terdapat 51 posyandu yang berada di
wilayah puskesmas Muara Labuh dengan partisipasi masyarakat datang keposyandu
dapat dilihat dari cakupan D/S yaitu 87,6%.
1
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum : Petugas Puskesmas mampu melaksanakan
kegiatan Promosi Kesehatan di wilayah Puskesmas sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan.
1.2.2 Tujuan Khusus : Diharapkan Petugas Puskesmas dapat:
Mengetahui gambaran tentang program wajib program
Promosi Kesehatan
Identifikasi permasalahan yang ada
Membuat analisa
Membuat rencana , melaksanakan, dan melakukan
monitoring dan evaluasi dari Rencana Tindak Lanjut yang
telah ditetapkan
BAB 2
ANALISIS SITUASI
2
1. Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Pauh Duo.
3. Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan
4. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Dharmasraya
Kecamatan Sungai Pagu memiliki wilayah 596,2 km2 yang terdiri dari 11 Nagari.
Nagari terluas BOMAS dengan luas area 91,13 km2 dan yang terkecil adalah nagari Pasir
Talang Barat dengan 12, 25 km2 . Adapun untuk mengetahui luas wilayah pada setiap
kecamatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Diagram 2.1
Grafik 2.2
3
Dari grafik 2.1 di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Sungai Pagu mempunyai 11
desa/Nagari dan 56 Kelurahan/Jorong.
Diagram 2.3
Dari diagram 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk (per km2) di
kecamatan Sungai Pagu sebesar 52, dengan kepadatan penduduk terletak pada Nagari Pasir
Talang Barat sebesar 197,65.
B. Keadaan Penduduk
Kecamatan Sungai Pagu secara mayoritas dihuni oleh Etnis Minangkabau. Selain etnis
Minangkabau, etnis Jawa juga menghuni Kecamatan Sungai Pagu. Kedatangan etnis Jawa
bermula ketika dibukanya perkebunan oleh Kolonial Belanda dimana ketika itu Kabupaten
Solok Selatan merupakan bagian dari Onderafdeling Muara Labuh. Umumnya kedatangan
mereka sebagai transmigran pada daerah-daerah transmigrasi seperti di Nagari Sungai
Kunyit dan Dusun Tangah.
Secara garis besar wilayah etnis Minangkabau di Kecamatan Sungai Pagu terbagi atas
wilayah Adat Alam Surambi Sungai Pagu di bagian barat dan wilayah Adat Rantau VII
Koto di sebelah timur.
4
Salah satu masalah kependudukan di Kecamatan Sungai Pagu adalah penyebaran
penduduk yang belum merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan, luas
wilayah dan sumberdaya manusia yang belum seimbang dalam pengelolaan dan penyebaran
penduduk yang menghuni pada suatu wilayah.
Berdasarkan data yang didapat dari Kantor Camat Sungai Pagu, jumlah penduduk di
Kecamatan Sungai Pagu sebesar 31,266 jiwa, yang terdiri dari 12,386 jiwa penduduk laki-
laki dan 18.880 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin 65,60. Angka ini
berarti bahwa terdapat 65 atau 66 laki-laki diantara 100 perempuan.
Grafik 2.4
Dari grafik 2,4 diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara jenis kelamin laki-laki
dan perempuan di Kecamatan Sungai Pagu hampir sama banyaknya.
Rata-rata jumlah penduduk yang menghuni per rumah tangga dapat diketahui dari
jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah dibagi dengan jumlah rumah tangga yang
terdapat pada wilayah tersebut. Untuk mengetahui rata-rata jiwa per rumah tangga pada
setiap Nagari dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Grafik 2.5
5
Dari grafik 2.5 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata penduduk yang menghuni pada
setiap rumah tangga di Kecamatan Sungai Pagu sebesar3,71 jiwa atau 4 jiwa per rumah
tangga.
Jumlah penduduk yang banyak, ditunjang dengan kualitas yang memadai merupakan
modal dasar bagi kelangsungan pembangunan dan sebaliknya jumlah penduduk yang besar
dengan kualitas kurang memadai merupakan masalah sekaligus beban bagi pembangunan.
Oleh sebab itu pembangunan kesehatan diarahkan kepada pengendalian kuantitas,
pengembangan kualitas serta pengerahan mobilitas sehingga dapat menunjang laju
pembangunan.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan
untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau
Depedency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur 65 tahun
keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15-65 tahun keatas)
dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15-65 tahun). Secara kasar
perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan produktif
terhadap umur nonproduktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula
jumlah penduduk nonproduktif yang ditanggungan oleh penduduk umur produktif.
Grafik 2.6
Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015
6
Tabel 2.1
Tanggungan
Tabel 2.2
7
Data Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
di Kecamatan Sungai Pagu Tahun 2015
Jenis Kelamin
Program Kelompok
No Jumlah Jumlah
Sasaran Umur/Formula
Laki-laki Perempuan
8
BAB 3
ANALISIS MASALAH
9
1. Penyuluhan PHBS 65% 49,1% 15.1
Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa masih terdapat 2 masalah Promosi
Kesehatan.
Masalah 1
Kriteria Masalah 2
4 36
UxSxG
II I
Pada tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari keempat masalah yang ada
diprioritaskan sesuai dengan urutan ranking, yaitu :
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan menelusuri faktor penyebab yang
berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan alat analisis Ishikawa atau diagram tulang ikan (Fish Bone
10
Diagram). Beberapa akar penyebab masalah tersebut dikelompokkan dalam faktor Man
(manusia), Money (dana), Material (bahan), Methode (metode), Equipment (alat) dan
Environment (lingkungan) yang dapat dilihat dalam diagram berikut:
11
Bahan Manusia
Dana
Peran serta
Media promosi masyarakat untuk
kurang (leaflet) ber PHBS rendah
Masih rendahnya rumah
tangga ber-PHBS (43%)
dari target 65% di
wilayah kerja
Pencatatan survey Puskesmas Muara
Sosbud dan
kurang tertib Labuh tahun 2018
ekonomi masyarakat
Peran kader kurang
Penyuluhan kurang
Lingkungan
Metode
12
3.5 Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
13
CARA PEMECAHAN MASALAH
Pencatatan survey kurang tertib Survey PHBS ke Rumah Tangga Survey PHBS ke Rumah Tangga
Sosialisasi PHBS
Penyuluhan kurang Penyuluhan PHBS Penyuluhan PHBS
14
Sosbud dan ekonomi masyarakat Supervisi PHBS Rumah Tangga
15
BAB 4
16
RUK PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2018
Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggung Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
No Sumber Pelaksana
Kesehatan sasaran Jawab Kerja Anggaran Kinerja Pembiayaan
Daya an
Meningkatnya
Survey mawas Meningkatkan
Pengelola Gizi, Januari- pengetahuan
2 diri,musyawarah pengetahuan sekolah Sekolah 65% 5,000,000 BOK
promkes kesling November sekolah tentang
masyarakat desa tentang PHBS
PHBS
Mengetahui data
Pendataan data PHBS di wilayah Rumah Pengelola Diketahuinya data
3 100% Bides Februari 3,250,000 BOK
dasar kerja puskesmas Tangga promkes PHBS 2019
Muara Labuh
Membina nagari
Pembinaan desa Pengelola Bides Januari- Terbinanya nagari /
5 untuk mencapai desa Nagari 100% 2,500,000
siaga promkes Kader November desa yang dituju
siaga
17
Mengetahui
Advokasi tingkat Diketahuinya
kebutuhan dan Rumah Pengelola Bides Januari-
5 desa, kecamatan, 65% 2,500,000 kebutuhan BOK
masalah kesehatan Tangga promkes Kader November
bidang kesehatan masyarakat
masyarakat
Menghimpun
dukungan dari
Semua Didapatkan
Lomba kader pemangku jabatan Wali Pengelola Januari-
5 65% pemegang dukungan dari BOK
PHBS untuk meningkatkan Nagari promkes November
program pemangku jabatan
kegiatan berbasis
kesehatan 3,591,000
Mengupayakan
perubahan perilaku Adanya perubahan
Pelatihan kader Rumah Pengelola Bides Januari-
6 masyarakat untuk 65% perilaku BOK
PHBS Tangga promkes Kader November
mendukung program masyarakat
kesehatan 5,150,000
Gizi,
Lomba rumah ber- Meningkatkan Pengelola Januari- Meningkatnya
8 Kader 100% kesling, 3,041,000 BOK
PHBS keterampilan kader promkes November keterampilan kader
DBD,KIA
32,532,000
19
Rp.50.00
0
Transpor
t1
petugas x Pengelo
Wilker
1 la 3,250,00
5 Desa Siaga Nagari Puskes 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 65 oh 50,000
kunjunga promke 0
mas
nx s
Rp.50.00
0
Transpor
t1
Advokasi
petugas x Pimpin
tingkat desa, Wali Wilker
1 an 3,250,00
6 kecamatan, Nagari 100% 1x Puskes 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 65 oh 50,000
kunjunga puskes 0
bidang Camat mas
nx mas
kesehatan
Rp.50.00
0
7 Lomba Rumah Honor Wilker 1,200,00
3 400,000
Kader- Tangga Juri Puskes 0
PHBS mas 300,00
Spanduk 1 300,000
0
Konsums 625,00
25 25,000
i 0
ATK 90,00
hvs 2 rim 2 45,000
0
pena 3 kotak 3 15,000 45,00
0
20
48,00
notebook 12 bh 12 4,000
0
5,00
karton manila 1 lbr 1 5,000
0
15,00
tipe x 5 3,000
0
36,00
materai 6000 6 bh 6 6,000
0
36,00
map plastik 1 lsn 1 36,000
0
10,00
kertas kacang 5 lbr 5 2,000
0
spidol permanen 5 25,00
5 5,000
bh 0
15,00
pencil 1kotak 1 15,000
0
8 Pelatihan Kader Wilker 300,00
Spanduk 1 300,000
Kader PHBS Puskes 0
Sewa mas
gedung 750,00
750,000
pertemua 0
n
510,00
ATK 51 10,000
0
15,00
pena 1 kotak 1 15,000
0
tipe x 5
hvs 2 45,000 90,00
0
21
Honor
1,200,00
narasum 3 400,000
0
ber
Transpor 2,550,00
51 50,000
t kader 0
986,00
nasi 58 17,000
Konsums 0
i 464,00
snack 58 8,000
0
Honor 1,200,00
3 orang
Juri 3 400,000 0
90,00
hvs 2 rim 2 45,000
0
45,00
pena 3 kotak 3 15,000
0
15,00
tipe x 5 3,000
0
36,00
Lomba Wilker materai 6000 6 bh 6 6,000
Rumah 0
9 Rumah ATK Puskes 36,00
Tangga map plastik 1 lsn 1 36,000
PHBS mas 0
10,00
kertas kacang 5 lbr 5 2,000
0
25,00
spidol 5 bh 5 5,000
0
15,00
pencil 1kotak 1 15,000
0
Konsums 375,00
15 25,000
i 0
TOTA 34,162,00
L 0
22
23
24
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Setiap kegiatan harus ada jadwal yang sudah pasti
2. Setiap kegiatan harus sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
3. Keberhasilan sebuah kegiatan selalu di dukung oleh kekompakan tim ( lintas sektor dan
lintas program)
5.2 SARAN
Peran lintas sektor dan lintas program perlu ditingkatkan guna tercapaianya tujuan program yang
sudah ditetapkan dan disepakati bersama
BAB 6
PENUTUP
Pembuatan PLANNING Of Action ( POA ) dilakukan dengan dasar pencapaian program 2018 .Upaya
kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan di Puskesmas Muara Labuh dengan bersumber daya
25
masyarakat. Program Promosi Kesehatan ini merupakan pedoman pelaksanaan dari berbagai program di dalam
kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat, terutama di wilayah Puskesmas Pembantu (Pustu),
Polindes , Ponkesdes dalam berbagai Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat ( UKBM ) dan dalam
melakukan pembinaan program promosi kesehatan. Oleh karena itu dalam pembentukan maupun
pengembangan UKBM yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasinya , hendaknya selalu
mendapat bimbingan/ pembinaan dari petugas kesehatan baik dari petugas kesehatan desa/ kelurahan setempat
maupun dari Puskesmas serta dari Dinas Kesehatan.
Rencana Kegiatan Operasional ini bersifat dinamis, artinya dapat disempurnakan kembali bila ada
masukan untuk penyempurnaan.
Demikian yang dapat disampaikan dalam penyusunan POA tahun 2017 dengan satu harapan bahwa
dalam pelaksanaan kegiatan / pelayanan kesehatan dapat berhasil guna dan berdaya guna.
26