Anda di halaman 1dari 28

PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA LABUH
KECAMATAN SUNGAI PAGU
Jln. Raya pasar Muara labuh, telp. (0755)-70020
Email : hc.muaralabuh@gmail.com
27776

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)


PEMBERIAN VITAMIN A
USULAN KEGIATAN TAHUN 2020
1. Pendahuluan
Pembangunan nasional di bidang kesehatan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang titik berat pembangunan
Indonesia adalah meningkatkan sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pendekatan paradigma sehat. Berdasarkan dengan undang-
undang kesehatan yaitu UU No.36 tahun 2009; tentang kesehatan, Perpres No.2
tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional2015-2019
bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Pembangunan kesehatan dapat diwujudkan
dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
pemulihan dan rehabilitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.
Pelaksanaan kegiatan Pemberian Vitzmin A berbasis masyarakat sesuai visi
Puskesmas Muara labuh yaitu terwujudnya masyarakat Sungai Pagu yang mandiri
dalam hidup sehat dan misi Puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungan, meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan merata, dan juga sesuai dengan tata nilai Puskesmas Muara
labuh yang telah ditetapkan yaitu Responsif, Aman, Maksimal, Adil, Handal.

2. Latar Belakang
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015, cakupan Vitamin A
adalah sekitar 80% yang mana cakupan pemberian Vitamin A menurut Propinsi di
seluruh Indonesia pertahun 2007-2013 pemberian Vitamin A meningkat dari 71,5 %
(2007) menjadi 75,5% (2013). Namun masih terdapat kesenjangan persentase anak
umur 6-59 bulan yang menerima kapsul Vitamin A selama 6 bulan terakhir
(DEPKES, Februari 2015).
Dari hasil penelitian dikatakan bawa pemberian kapsul vitamin A bayi dan
balita merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadi kebutaan di Indonesia
kebutaan karena kekurangan vitamin A masih cukup tinggi, hal tersebut,
menunjukkan bahwa kebutaan karena kekurangan vitamin A masih mengancam
masyarakat kita .
Pemberian kapsul vitamin A di wilayah kerja puskesmas Muaralabuh sudah
cukup tinggi namun pemberian Vitamin A pada bulan Februari dan Agustus harus
tetap dilakukan

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mencegah kebutaan akibat kekurangan vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas Muaralabuh
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memberikan vitami A kepada Bayi 6 – 11bulan dan Balita umur 12 -59
bulan di seluruh Posyandu di Wilayah Puskesmas Muaralabuh setiap bulan
februari dan agustus.
2. Untuk meningkatkan pencapaian pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6 –
11 bulan dan balita uisa 11 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Muaralabuh.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No
. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Memberikan kapsul 1. Vitamin distribusikan oleh Dinas


vitamin A kepada bayi Kesehatan ke Puskesmas.
usia 6 – 11 bulan dan 2. Puskesmas melalui Petugas gizi
balita usia 11 – 59 memetakan sasaran yang akan diberikan
bulan. 3. Petugas gizi puskesmas mengatur jadwal
pendistribusian Vitamin A di Posyandu
4. Petugas gizi Puskesmas mengatur
tenaga yang memberikan vitamin A
kepada sasaran
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
tentang jumlah vitamin A yang
diberikan, kepada sasaran.

I. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas sector terkait Ket
Pokok Program Program
Promkes terkait
1. Memberikan - Menentukan Kader Wali nagari Sumber
kapsul tempat dan - Mengetahui - Menginformasikan pembiayaan
vitamin A waktu pemberian kepada BOK
kepada bayi pelaksanaan Vitamin A kepalajorong
usia 6 – 11 kegiatan berdasarkan bahwa aka nada
bulan dan pelaksanaan Umur pemberian Vitamin
balita usia 11 pemberian sasaran A pada bulan
– 59 bulan. Vitamin A - Membuat februari dan
-Sebelum laporan agustus
kapsul vitamin kegiatan
A deberikan,
terlebih dahulu
dipotong/digun
ting ujung
kapsul atau
bisa langung
ditelan oleh
sasaran.
- Kapsul
vitamin A
yang sudah
terbuka, bisa
langsung
diteteskan ke
sasaran
- Membuat
laporan
jumlah
pemberian
Vitamin A
Yang di
berikan
Kepada
sasaran

5. Sasaran
Sasaran pemberian vitamin A adalah bayi umur 6-11 bulan dan balita umur 12-59
bulan .
6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan

7. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan


Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi kegiatan diakukan terhadap hal hal :
a. Jadwal pelaksanaan
b. Jumlah sasaran
c. Keterlibatan lintas sektor
d. Keterlibatan Pemerintah Desa dll
8. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan selama kegiatan berlangsung meliputi :
a. jumlah kapsul vitamin A yang terpakai,
b. jumlah sasaran yg datang,
Pelaporan dibuat berdasarkan hasil evaluasi dan disampaikan ke Dinas
kesehatan Kabupaten Solok Selatan
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA LABUH
KECAMATAN SUNGAI PAGU
Jln. Raya pasar Muara labuh, telp. (0755)-70020
Email : hc.muaralabuh@gmail.com
27776

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)


PEMBERIAN MP ASI, PMT PADA BALITA DAN BUMIL KEK
USULAN KEGIATAN TAHUN 2020
1. Pendahuluan
Berdasarkan Undang-undang kesehatan yaitu UU No.36 tahun 2009;
tentang kesehatan, Perpres No.2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional2015-2019 bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat.
Pembangunan kesehatan dapat diwujudkan dengan memberikan prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, pemulihan dan rehabilitas sejak pembuahan
dalam kandungan sampai usia lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi
secara langsung oleh konsumsi dan penyakit infeksi . Makanan memegang peranan
penting dalam tumbuh kembang anak. Dampak dari kekurangn gizi pada balita yaitu
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak. Sedangkan pada ibu hamil
KEK dapat menyebabkan bayi lahir dengan BBLR. PMT pemulihan adalah
makanan yang mengandung padat gizi untuk pemulihan balita gizi kurang/ buruk dan
ibu hamil KEK. Lama pemberian PMT pemulihan untuk balita dan Bumil KEK
adalah 90 hari.
Pelaksanaan kegiatan Gizi berbasis masyarakat sesuai visi Puskesmas Muara
labuh yaitu terwujudnya masyarakat Sungai Pagu yang mandiri dalam hidup sehat dan
misi Puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
beserta lingkungan, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
merata, dan juga sesuai dengan tata nilai Puskesmas Muara labuh yang telah ditetapkan
yaitu Responsif, Aman, Maksimal, Adil, Handal
2. Latar Belakang
Berdasarkan data program gizi Puskesmas Muara Labuh tahun 2017,
prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 0,47% dan balita gizi buruk sebesar
0,086%. Angka ini telah mencapai sasaran, dimana sasaran RPJMN yaitu
menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi setingi-tingginya 15%. Sedangkan kasus
bumil KEK ditemukan sebesar 0,3 % tahun 2018
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi secara langsung oleh
konsumsi dan penyakit infeksi . Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak. Dampak dari kekurangn gizi pada balita yaitu terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan anak. Sedangkan pada ibu hamil KEK dapat
menyebabkan bayi lahir dengan BBLR.
Untuk mencegah terjadinya dampak buruk akibat kekurangan gizi di
wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh maka dilakukan pemberian MP ASI dan
PMT pemulihan. Pemberian dilakukan selama 90 hari.
Pelaksanaan kegiatan program Gizi berbasis masyarakat sesuai visi Puskesmas
Muara labuh yaitu terwujudnya masyarakat Sungai Pagu yang mandiri dalam hidup
sehat dan misi Puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat beserta lingkungan, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pembangunan berwawasan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan merata, dan juga sesuai dengan tata nilai Puskesmas Muara labuh yang
telah ditetapkan yaitu Responsif, Aman, Maksimal, Adil, Handal.

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mencegah dan menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk dan bumil
KEK di wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh.
b. Tujuan Khusus
1. Memantau perkembangan balita gizi kurang, gizi buruk, dan bumil KEK
2. Meningkatkan keterampilan petugas dalam membuat PMT dan MP ASI
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No
. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. PEMBERIAN MP ASI, 1. Pengumpulan data balita gizi buruk dan


PMT PADA BALITA
DAN BUMIL KEK gizi kurang serta bumil KEK dari Bides.
2. Merencanakan kebutuhan sesuai jumlah
balita dan bumil KEK
3. Belanja sesuai dengan perencanaan.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas sector terkait Ket
Pokok Program Gizi Program
terkait
1. PEMBERIAN - Data di di - Kader Wali nagari Sumber
MP ASI, PMT
PADA peroleh dari - Bidan Desa - Menginformasikan pembia
BALITA DAN
BUMIL KEK hasil kepada kepala yaan
Surveilance jorong adanya BOK
pelacakan balita gizi kurang /
kasus Gizi gizi buruk di
kurang / wilayahnya
buruk
- Pengumpula
n data balita
gizi buruk
dan gizi
kurang serta
bumil KEK
dari Bides.
- Merencanaka
n kebutuhan
sesuai
jumlah balita
dan bumil
KEK
- Belanja
sesuai
dengan
perencanaan
- Membuat
laporan
kegiatan

2. Sasaran
Sasarannya adalah balita gizi kurang, balita gizi buruk, serta bumil KEK

3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan

4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan yang
terlaksana, meliputi ketepatan dan kesesuaian seluruh rangkaian proses kegiatan
terhadap rencana kegiatan.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendokumentasikan
seluruh proses kegiatan dari awal hingga akhir, hambatan/kendala yang terjadi.
Pencatatan/dokumentasi kegiatan ini dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas segera
setelah kegiatan terlaksana. Keluaran yang diharapkan sebagai hasil/dampak dari
kegiatan ini akan dievaluasi pada akhir bulan dengan melihat perkembangan balita
gizi kurang/ gizi buruk dan bumil KEK di kecamatan Sungai Pagu
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA LABUH
KECAMATAN SUNGAI PAGU
Jln. Raya pasar Muara labuh, telp. (0755)-70020
Email : hc.muaralabuh@gmail.com
27776

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)


PENYULUHAN GIZI DI POSYANDU
USULAN KEGIATAN TAHUN 2020
1. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan dapat diwujudkan dengan memberikan prioritas
pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, pemulihan dan rehabilitas sejak
pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut Berdasarkan dengan undang-
undang kesehatan yaitu UU No.36 tahun 2009; tentang kesehatan, Perpres No.2
tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional2015-2019
bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat.. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air
susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak
diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI
sampai bayi berumur dua tahun.
ASI merupakan makanan utama pada bayi. Selain itu ASI juga berperan
dalam mendekatkan ibu dan anak. ASI mengandung zat gizi yang lengkap saperti
omega 6, laktosa, DHA, AA, karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, zat besi,
laktoferin, dan lisozim. Selain dari manfaat diatas ASI eksklusif juga dapat untuk
kekebalan tubuh bayi, sebagai makanan yang lebih higienis, dan sebagai pelindung.
Pelaksanaan kegiatan Gizi berbasis masyarakat sesuai visi Puskesmas Muara
labuh yaitu terwujudnya masyarakat Sungai Pagu yang mandiri dalam hidup sehat dan
misi Puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
beserta lingkungan, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
merata, dan juga sesuai dengan tata nilai Puskesmas Muara labuh yang telah ditetapkan
yaitu Responsif, Aman, Maksimal, Adil, Handal
2. Latar Belakang
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja pada bayi hingga usia 6
bulan. Hanya ASI saja maksudnya disini yaitu anak hanya diberikan ASI tanpa
makanan dan minuman lain termasuk air putih.
Pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Labuh Tahun 2015 masih
belum mencapai target. Target nasional ASI Eksklusif yaitu 85%, sedangkan
pencapaian hanya 44%. Untuk meningkatkan pencapaian ASI Eksklusif di tahun
2017 maka dilakukanlah kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif di posyandu wilayah
kerja puskesmas Muara Labuh. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan adanya
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu yang memiliki bayi maupun calon
ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada anaknya.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga mengenai ASI
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh
b. Tujuan Khusus
1. Memberikan dorongan kepada ibu dan keluarga untuk mendukung
pemberian ASI Eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik dan
benar.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No
. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Penyuluhan Asi 1. Memberitahukan kepada bidan desa bahwa


Eklsusif akan dilakukan penyuluhan di posyandu
setempat pada jadwal posyandu yang telah
ditetapkan
2. Pelaksana kegiatan menyiapkan materi, alat,
dan surat tugas yang diketahui oleh pimpinan
puskesmas
a. Kegiatan Pokok
Memberikan penyuluhan mengenai ASI Ekslusif di wilayah kerja puskesmas
Muara Labuh
b. Rincian Kegiatan
1. Memberitahukan kepada bidan desa bahwa akan dilakukan penyuluhan di
posyandu setempat pada jadwal posyandu yang telah ditetapkan
2. Pelaksana kegiatan menyiapkan materi, alat, dan surat tugas yang diketahui
oleh pimpinan puskesmas.
3. Cara Melaksanakan Kegiatan
No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas sector terkait Ket
Pokok Program Gizi Program
terkait
1. Penyuluhan -Pelaksanaan Kader Wali nagari Sumber
Asi Ekslusif kegiatan pembia
menyampaika Bidan yaan
n materi ASI Desa BOK
Eksklusif
dengan
metode
ceramah dan
praktek
dengan alat
peraga.
-Pelaksana
kegiatan
memberikan
kesempatan
tanya jawab
dan diskusi
kepada peserta
kegiatan
mengenai
materi yang
telah
diberikan.
-Pelaksana
kegiatan
mendokumenta
sikan seluruh
proses
kegiatan dari
awal hingga
akhir.
-Pelaksana
kegiatan
melakukan
evaluasi
pelaksaan
kegiata

4. Sasaran
Sasaran kegiatan ini terdiri dari bidan desa, kader posyandu, ibu hamil, dan ibu/
keluarga balita.
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan
6. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan yang
direncanakan terlaksana, meliputi ketepatan waktu pelaksanaan dan kesesuaian
seluruh rangkaian proses kegiatan terhadap jadual yang telah direncanakan.

7. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendokumentasikan seluruh
proses kegiatan dari awal hingga akhir meliputi kehadiran peserta, keterlibatan
peserta saat kegiatan berlangsung, hambatan/kendala yang terjadi.
Pencatatan/dokumentasi kegiatan ini dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas segera
setelah kegiatan terlaksana. Keluaran yang diharapkan sebagai hasil/dampak dari
kegiatan ini akan dievaluasi pada akhir bulan dengan melihat capaian ASI eksklusif
di kecamatan Sungai Pagu.
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA LABUH
KECAMATAN SUNGAI PAGU
Jln. Raya pasar Muara labuh, telp. (0755)-70020
Email : hc.muaralabuh@gmail.com
27776

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)


PENDISTRIBUSIAN TABLET FE PADA REMAJA PUTRI
USULAN KEGIATAN TAHUN 2020
1. Pendahuluan
Berdasarkan Undang-undang kesehatan yaitu UU No.36 tahun 2009; tentang
kesehatan, Perpres No.2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional2015-2019 bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat.
Pembangunan kesehatan dapat diwujudkan dengan memberikan prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, pemulihan dan rehabilitas sejak pembuahan
dalam kandungan sampai usia lanjut.
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit (sel darah merah) atau
kadar Hb dalam darah kurang dari normal. Penyebabnya dapat bermacam- macam
seperti perdarahan hebat, kurangnya kadar zat besi dalam tubuh, kekurangan asam
folat, kekurangan vitamin B12, cacingan, dan penyakit kronis.
Pada pria kadar normal hemoglobin yaitu 14-18gr%. Sedangkan pada wanita,
hemoglobin normal yaitu 12-16 gr%. Fungsi hemoglobin dalam darah yaitu mengikat
oksigen di paru-paru dan melepaskannya di seluruh jaringan tubuh yang
membutuhkan. Pada umumnya anemia terjadi pada wanita dan remaja putri.

2. Latar Belakang
Pada umumnya anemia terjadi pada wanita dan remaja putri. Kebanyakan
penderita tidak tahu atau tidak menyadarinya. Remaja putri mudah terserang anemia
karena kurang konsumsi lauk hewani, ingin tampil langsing dan membatasi asupan
makanan, dan remaja putri mengalami haid setiap bulan dimana akan kehilangan zat
besi ±1,3 mg/hari.
Dampak anemia pada remaja putri yaitu menurunnya produktivitas kerja
atau kemampuan akademis di sekolah. Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan
dan menurunnya daya tahan tubuh.
Untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Muara Labuh maka dilakukan distribusi tablet Fe ke sekolah. Tablet Fe
diberikan 10 tablet untuk satu bulan. Cara konsumsi yaitu 7 tablet dikonsumsi setiap
hari pada saat menstrusi dan 3 tablet dikonsumsi untuk 3 minggu berikutnya. Jumlah
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh yaitu 1187 orang yang
tersebar di 11 sekolah (SMP/MTsN dan SMA/MA).

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan keberhasilan program pencegahan anemia gizi besi pada remaja
putri.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai anemia
2. Meningkatkan pengetahuan pencegahan anemia.

4. Visi Misi dan Tata Nilai Puskesmas


VISI
Terwujudnya Masyarakat Sungai Pagu Yang Mandiri Dalam Hidup Sehat Tahun
2021
MISI
1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Perorangan, Keluarga, Masyarakatdan
Lingkungan
2. Meningkatkan Peran Akatif Masyarakat Dalam Pembangunan Berwawasan
Kesehatan
3. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Dan Merata
TATA NILAI
KEMANDIRIAN,KEMERATAAN, TERPADU, PROFESIONAL
5. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
a. Kegiatan Pokok
Pendistribusian Tablet FE pada remaja putri di sekolah-sekolah
b. Rincian Kegiatan
1. Kegiatan mengirimkan surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan pada
kepala sekolah.
2. Pelaksana kegiatan menyiapkan materi, alat, tablet Fe dan surat tugas yang
diketahui oleh pimpinan puskesmas.

6. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Menyampaikan materi dengan metode ceramah.
b. Memberikan kesempatan tanya jawab dan diskusi kepada peserta kegiatan
mengenai materi yang telah diberikan.
c. Membagikan tablet Fe kepada remaja putri
d. Mendokumentasikan seluruh proses kegiatan dari awal hingga akhir.
7. Sasaran
Sasaran pendistribusian adalah seluruh remaja putri yang ada di sekolah dalam wilayah kerja
puskesmas Muara Labuh
8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan

9. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan yang
direncanakan terlaksana, meliputi ketepatan waktu pelaksanaan dan kesesuaian
seluruh rangkaian proses kegiatan terhadap jadwal yang telah direncanakan.
10. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendokumentasikan seluruh
proses kegiatan dari awal hingga akhir meliputi kehadiran peserta, keterlibatan
peserta saat kegiatan berlangsung, hambatan/kendala yang terjadi.
Pencatatan/dokumentasi kegiatan ini dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas segera
setelah kegiatan terlaksana. Keluaran yang diharapkan sebagai hasil/dampak dari
kegiatan ini akan dievaluasi pada akhir bulan dengan melihat capaian distribusi tablet
Fe pada remaja di kecamatan Sungai Pagu.
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA LABUH
KECAMATAN SUNGAI PAGU
Jln. Raya pasar Muara labuh, telp. (0755)-70020
Email : hc.muaralabuh@gmail.com
27776

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)


PELACAKAN GIZI BURUK
USULAN KEGIATAN TAHUN 2020

1. Pendahuluan
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan
masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung
dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam
menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan
pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan
yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular
ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-
faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh
terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat menentukan dalam
membentuk anak yang tahan gizi buruk.
Salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah
upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya
lokal. Kurang gizi akan berdampak pada penurunan kualitas SDM yang lebih lanjut
dapat berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan
kecerdasan, menurunkan produktivitas, meningkatkan kesakitan serta kematian. Visi
pembangunan gizi adalah
“Mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi
masyarakat/keluarga yang optimal”.
2. Latar Belakang
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi
mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh
kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan
gangguan kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi
mikro. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi
menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui
dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan
(standar) yang telah ditetapkan.
Kurang Energi Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan
masyarakat di indonesia.Berdasrkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010,sebanyak
13% anak berstatus gizi kurang,diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk.Data yang
sama menunjukkan 13,3% anak kurus,diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan
17,1% anak memiliki kategori sangat pendek.
Keadan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.Menurut
WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi
buruk,oleh karena itu masakah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk
adalah dengan menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya untuk menangani
setiap kasus yang ditemukan.Pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan
tehnologi tatalaksana gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini dapat ditangani
dengan dua pendekatan.Gizi buruk dengan konplikasidan gizi buruk tanpa
komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui balita yang mengalami gizi kurang ataupun gizi buruk
b. Tujuan Khusus
1. Mengcover balita yang status gizinya buruk agar segera di tangani oleh
Petugas Kesehatan setempat.
2. Mengetahui status gizi dan keadaan anak tersebut agar Petugas Kesehatan
bisa melakukan tindakan pemulihan status gizi menjadi lebih baik.

4. Visi Misi dan Tata Nilai Puskesmas


VISI
Terwujudnya Masyarakat Sungai Pagu Yang Mandiri Dalam Hidup Sehat Tahun 2021
MISI
a. Meningkatkan Derajat Kesehatan Perorangan, Keluarga, Masyarakatdan Lingkungan
b. Meningkatkan Peran Akatif Masyarakat Dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan
c. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Dan Merata
TATA NILAI
KEMANDIRIAN,KEMERATAAN, TERPADU, PROFESIONAL

5. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Kegiatan Pokok
Surveilans dan Pelacakan Gizi Buruk
b. Rincian Kegiatan
1. TPG mendapat laporan dari bidan desa
2. TPG mengunjungi balita yang telah dilaporkan.
3. Setelah melakukan pemeriksaan dan terbukti gizi buruk balita diberikan PMT
Pemulihan.
6. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Pelaksanaan pelacakan balita gizi buruk dan gizi kurang dilakukan setelah
mendapatkan informasi dari Bidan / kader setempat
2. Setelah informasi di dapatkan, barulah petugas kesehatan melakukan
kunjungan rumah dan melakukan antropometri kepada balita yang bersangkutan
3. Kemudian diberikan PMT Pemulihan agar status gizinya lebih baik.

7. Sasaran
Sasarannya adalah balita gizi buruk dan gizi kurang di wilayah kerja
PuskesmasMuara Labuh
8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan

9. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan yang
direncanakan terlaksana, meliputi ketepatan waktu pelaksanaan dan kesesuaian
seluruh rangkaian proses kegiatan terhadap jadwal yang telah direncanakan.

10. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mendokumentasikan seluruh
proses kegiatan dari awal hingga akhir meliputi kehadiran peserta, keterlibatan
peserta saat kegiatan berlangsung, hambatan/kendala yang terjadi.
Pencatatan/dokumentasi kegiatan ini dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas segera
setelah kegiatan terlaksana.
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUARA LABUH
KECAMATAN SUNGAI PAGU
Jln. Raya pasar Muara labuh, telp. (0755)-70020
Email : hc.muaralabuh@gmail.com
27776

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)


SURVEILANCE GIZI
USULAN KEGIATAN TAHUN 2020

1. Pendahuluan
Pembangunan nasional di bidang kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang titik berat
pembangunan Indonesia adalah meningkatkan sumber daya manusia dan lingkungan
yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat. Berdasarkan dengan
undang-undang kesehatan yaitu UU No.36 tahun 2009; tentang kesehatan, Perpres
No.2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional2015-
2019 bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Pembangunan kesehatan dapat
diwujudkan dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, pemulihan dan rehabilitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai
usia lanjut.
Kekurangan gizi yang terjadi pada bayi akan berdampak pada gangguan
psikomotor, kognitif dan sosial serta secara klinis terjadi gangguan pertumbuhan.
Dampak lainnya adalah derajat kesehatan dan gizi anak Indonesia masih
memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kematian bayi setiap
tahunnya sekitar 132.000 meninggal sebelum usia 1 tahun akibat gizi kurang dan gizi
buruk serta penyakit infeksi.
Pelaksanaan kegiatan Gizi berbasis masyarakat sesuai visi Puskesmas Muara
labuh yaitu terwujudnya masyarakat Sungai Pagu yang mandiri dalam hidup sehat dan
misi Puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
beserta lingkungan, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
merata, dan juga sesuai dengan tata nilai Puskesmas Muara labuh yang telah ditetapkan
yaitu Responsif, Aman, Maksimal, Adil, Handal

II. Latar Belakang


Berdasarkan Laporan tahunan Program Perbaikan Gizi masyarakat Tahun
2018 didapatkan 3 orang balita gizi buruk dan 17 orang balita Gizi Kurang di
wilayah kerja Puskesmas Muara Labuh
Peran keluarga terhadap pemberian makan bayi dan anak sangat penting,
terutama terhadap motivasi, persepsi, emosi dan sikap ibu dalam pola asuh. Oleh
sebab itulah pemerintah melakukan terobosan yang bersifat nasional untuk
menggerakkan seluruh anggota masyarakat Indonesia terutama ibu-ibu dengan
motivasi keluarga dalam memberikan makanan bayi dan anak sesuai umur dan
tahapan yang benar dalam menanggulangi balita gizi buruk dan balita gizi kurang.
Dalam situasi apapun, ibu harus senantiasa didukung untuk tetap dapat
menjaga pola makan bayi dan anak sesuai aturan agar anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara optimal. Masih banyak balita yang belum optimal mendapatkan
pola asuh yang baik dari orang tua. Oleh karena itu melalui pemberdayaan
masyarakat yaitu kader di posyandu dapat diberdayakan melalui kegiatan
pengelolaan tanaman pekarangan sebagai makanan tambahan untuk balita gizi
kurang. Sementara balita gizi buruk yang tanpa indikasi penyakit penyerta dapat
diberikan pemberian makanan tambahan pemulihan dengan panduan dari tenaga
pelaksana gizi di puskesmas.
Kegiatan ini diberikan kepada tenaga kesehatan yaitu tenaga gizi sebagai
fasilitator dan bidan desa dan kader sebagai tenaga pemberdayaan di posyandu.
Berdasarkan hal tersebut maka Puskesmas Muara Labuh ikut serta dalam Kegiatan
Penanggulangan Kurang Energi Protein, Anak Gizi Buruk, Kurang Vitamin A dan
kekurangan zat mikro lainnya.

III.Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan pemantauan status gizi balita
b. Tujuan Khusus
1. Mencegah terjadinya kasus gizi buruk
2. Mencegah terjadinya kekurangan zat gizi makro dan mikro pada balita
IV. KEGIATAN POKOK DAN PERINCIAN KEGIATAN
No
. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Pemantauan Status a) Kader yang ditugaskan untuk melaksanakan


Gizi PSG melakukan kegiatan meliputi :
1. Pengenalan instrumen (daftar
pertanyaan) yang akan dipergunakan
dalam pengumpulan data dan informasi
masalah kesehatan.
2. Penentuan sasaran baik jumlah KK
ataupun lokasinya
3. Penentuan cara memperoleh informasi
masalah kesehatan dengan cara
wawancara yang menggunakan daftar
pertanyaan.
b) Kader yang telah ditunjuk, mengolah data
PSG dengan bimbingan petugas Puskesmas
dan bidan di desa, sehingga dapat diperoleh
perumusan masalah kesehatan untuk
selanjutnya merumuskan prioritas masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku di nagari
yang bersangkutan.

V.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas sector terkait Ket
Pokok Program Gizi Program
terkait
1. Pemantauan - Menyusun Kader Wali nagari Sumber
status gizi rencana - Mempelajari - Menginformasikan pembia
kegiatan instrument kepada yaan
- Koordinasi - Mempelajari kepalajorong BOK
dengan kader cara bahwa akan ada
- Menentukan pengumpulan pendataan di
tempat dan data dan wilayahnya.
waktu besaran
pelaksanaan sampel
kegiatan - Membuat
- Menyiapkan rencana alur
instrument pengumpulan
- Pengukuran data
dilakukan oleh - Membuat
petugas laporan
kesehatan
kegiatan
dibantu oleh
kader
- Pengumpulan
data dilakukan
dengan
wawancara
menggunakan
kuesioner,
pengukuran
antropometri,
dan
pengecekan
garam.
- Membuat
laporan
kegiatan

VI. Sasaran
a. Balita
b. Rumah tangga yang memiliki balita
c. Posyandu
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan

VIII. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan


a. Monitoring program dilakukan pada saat program dilaksanakan
b. Evaluasi dilakukan pada saat program telah dilaksanakan
c. Laporan kegiatan langsung dibuat oleh petugas gizi setelah melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan melalui pimpinan puskesmas
IX. Pencatatan dan Pelaporan
Setelah kegiatan dilakukan, dicatat dan dilaporkan dari tenaga pelaksana gizi puskesmas ke
bidang gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan.

Anda mungkin juga menyukai