Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainnya kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujutkan derajat kesehatn masyarakat yang optimal. Dalam rangka
derajat kesehatan dilalukan berbagai upaya keshatan yang harus dilakukan secara
mennyeluruh, terpadu berkesinabungan melalui upaya preventif, kuratif, promotif dan
rehabilitatif.
Suatu derajat kesehatan masyarakat dapat diengarui oleh faktor-faktor yaitu : lingkungan ,
prilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan ( HL BLOEM)
Pada trilogi kesehatan dapat kita lihat hungan anatara lingkungan, agent, dan host. Ketiganya
saling mempegarui atau salig berinteraksi sehingga menimbulkan keseimbangan, tetapi apa
bila ada ngguan dari salah satunya, maka akan terjadi tidak seimbangan. Keadaan seperti
inilah yang sering terjadi bila ada kejadian kesakitan.
Dari 2 teori diatas dapat kita lihat bawa lingkungan mempunyai pengaruh dalam
meningkatkan atau meurunkan derajatkesehatan masyarakat. Upaya kesehtan lingkungan
adalah salah satu meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka mencapai kuaitas hidup yang
sehat.
Kesehatan lingkungan diartikan sebgai hungan tibal baik atara manusia dan lingkunganya
yang berakibatatau mempengaruhi kesehatan maunisi. Mengingat demikian pentingnya faktir
lingkungan , maka upaya penyehatan lingkungan merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Pengupayaan tersebut mencakup perbaikan kondisi lingkungan dengan pembinaan dan
pengawasan terhadap kualits lingkungan.
Utuk kondisi lingkungan yang sehat berbagai upaya harus dilakukan dianaarnya pemenuhan
sarana sarana sanitasi yang minimal diperlukan untuk menyehatakan lingkungan
pemukiman. Upaya sarana sanitasi tersebut mencakup sarana air bersih, pembangunan
kotoran, pembangunan iar limbah dan peruahan. Selain pemenuhan sarana sanitasi dasarini
1
program kesehtan lingkungan juga meliputi pengawasan terhadap kebersihan dan kesehatan
tempat-tempat umum dan penyehatan makanan dan minuman.
Oleh karna itu untuk mencapai kebersihan pelaksanan program kesehtan lingkungan ini maka
disusun lah suatu rencana kerja kesehtan lingkungan.
B. Tujuan
Progaram kesehatan lingkungan Puskesmas Sanggi melalui kegiyatan selama ini berupaya
secara lambat taun memperbaiki dan terus memperbaiki sehingga diharpakan memberikan
dampak positif untuk untuk mencapai tujuan.
2
BAB II
Analisa Situasi
A. Umum
A.1 Geografi
Puskesmas Sanggi adalah salahsatu dari puskesmas yang ada diwilayah Kecamatan Badar
Negri Semuong dan terletak di Pekon Sanggi, terdiri dari 10 pekon dengan batas wilyah
sebagai berikut :
Jarak terdekat atau jangkauan terdekat dari desa ke Puskesmas adalaj 1 KM dan jangkauan
terjauh sekitar 12 KM. Jumlah desa dalam wilayah kerja Puskesmas Sanggi adalah 10
Pekondan 2 Pekon diantaranya adalah pekon terpencil, ialah Atar Lembar dan Simpang .
Bayur.
A.2. Tofografi
Dengan luas wilayah kurang lebih 300 KM² , Wilayah Kerja Puskes Sanggi terdiri dari 50 %
dataran rendah.
3
A.3. KeadaanTanah
Keadaan alam daerah Kecamatan Bandar Negri Semuong sebagai besar merupakan tanah,
perkebunan, dan luas tanah menurut pembagian antara lain :
- Hutan : 14.316 Ha
A.4. Transportasi
Sarana transportasi d iwilayah kerja Puskesmas Sanggi pada umumnya dihubungkan oleh
saranayan sudah memadai, dan hanyabeberapa desa yang hanya bisa dilalui dengan kedaraan
roda dua. Saat ini Puskesmas Sanggi telah dilengkapi alat transportasi seperti kedaraan roda
dua dan kedaraan roda empat (pusling) dan bidandesa sudah memiliki kedaraan roda dua
pribadi.
A.5. Demografi
- Balita : 1112
- Batita : 1841
- Anbal : 1474
- Apras : 1049
4
- Usila : 1336
- Pus : 2719
- Wus : 5462
- BBLR : 50
- AnakUsiasekolah : 1865
- Anak SD : 4080
- Remaja : 1749
- Neonatal Rest I : 68
Mata pencarian penduduk di wilayah Puskesmas Sanggi sebagaian besar bertani yang
meliputi 56,8%, kemudian wirasuwasta 17, 7%, PNS 5,9 % dan sisanya lain-lain sebesar
1,5%. Tingkat pendidikan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Sanggi sebgaian besar
masih pada SD dengan presentase sebesar 47,6%, kemudian SLTP 17,7%, SLTA 11,3% dan
lain-lain 23,4% Faktor prilaku dan kebiasaan serta tingkat sosial ekonomi yang dipengaruhi
oleh tngkat pendidikan yang relatif rendah.
A.7 Pemerintahan
Puskesmas Sanggi terletak diwilayah kerja Kecamatan Badar Negeri Semuong yang berpusat
di pekon Sanggi, dipipin oleh seseorang camat sebgai kepala wilayah dan membawahi 11
pekon, setiap pekon dipipin oleh seseorang kepalah pekon yang struktur pemerintahnya
terdiri dari :
Hubungan kerja sama dalam pemerintah antara Puskeskesmas dan Kecamatan serata instansi
lain (linsek) sudah terbina dengan baik.
5
B. Derajat Kesehatan ( Status Kesehatan Lingkungan)
Berdasarkan data yang ada, jumlah rumah diwilayah kerja Puskesmas Sanggi 2998 dengan
jumlah SAB 2659, berarti >59% masyarakat telah menggunakan air bersih, jumlah JAGA
1869 angka ini juga menujukan ≥50% masyarakat telah menggunakan JAGA, tetapi angka
ini diperoleh dari seluruh jumlah JAGA diseluruh pekon. Masih ada pekon yang jumlah
jaganya rendah dari jumlah rumah yang ada hampir 75% belum mempunyai JAGA yaitu di
pekon Sinar Bangun hal ini dipengarui oleh prilaku masyarakat yang menggunakan sungai
sebagai sarana untuk MCK, mengingat pekon Sinar Bangun berada dekat dengan aliran
sungai. Untuk jumlah SPAL ada 2199 rumah yang mempunyai sarana sanitasi ini. Berarti
50% rumah sudah memiliki SPAL.
Untuk kegiyatan PWS terhadap sarana sanitasi dasar tersebut, cakupannya sangat rendah,
mengingat kurangnya tenaga dan ada beberapa daerah yang sulit dijangkau yaitu Pekon Atar
lebar dan Sinar Bangun.
Kegiyatan selanjutnya adalah pemantauan wilayah setempat untuk kesehatan sekolah, jumlah
sekolah yang ada adalah 27 terdiri dari 13 SD, SMPN :2,TK : 3, PAUD : 9, dari 27 sekolah
yang sudah dilakukan PWS kesehatan lingkungan ada 22 sekolah, berarti 63% sekolah,
masih diatas ≥ 50%. Disebabkan lagi oleh kurangnya tenaga dan dana transport kegiyatan.
Ditahun 2017 dilakukan pencatatan dan pelaporan kegiyatan program Kesehatan Lingkungan
dengan hasil kumulatif pada bulan Desember 2017 antara lain :
6
No Indikator Sasaran Target Pencapaian Kesenjangan
ABS % ABS % ABS %
1 Penduduk yang 2659 2659 100 1772 66,64 887 33,35
menggunakan SAB
2 Penduduk menggunakan 1868 1869 100 1226 65,6 655 34,04
jamban sehat
3 Rumah dengan SPAL 2199 2199 100 1118 50,84 108 49,15
4 Rumah Sehat 2856 2856 100 1470 51,47 1383 48,52
5 Air Minum isi Ulang 2 2 100 2 100 0 0
diperiksa
6 TUPM diperiksa 1 1 100 1 100 0 0
7 TUPM sehat 1 1 100 1 100 0 0
8 Pembinaan Kelompok 7 7 100 7 100 0 0
Pemakai Air (Pokmair)
9 TP2 diperiksa 2 2 100 2 100 0 0
10 TP2 Sehat 2 2 100 2 100 0 0
11 SAB diinspeksi 2659 2659 100 2122 79,80 537 20,19
12 Pembinaan kesling 21 21 100 21 100 0 0
sekolah
13 Desa dilakukan 11 11 100 21 100 0 0
penyuluhan kesling
14 Sarana institusi yang 3 3 100 3 100 0 0
dibina
15 TTI diperiksa 3 3 100 3 100 0 0
16 TTI sehat 3 3 100 3 100 0 0
17 Rumah bebas jentik 2856 2856 100 1765 61,79 1091 38,08
18 Sarana pelayanan 0 0 0 0 0 0 0
kesehtan Yg dibina
19 Keluarga Mengelolah 2194 2194 100 290 13,21 1904 86,78
sampah secara sehat
20 Keluarga yang meilikin 2194 2194 100 272 12,39 19,2 87,60
tmpat pengelolaan
sampah
7
C. Analisa Data
Wilayah kerja Puskesmas Sanggi 50% adalah pegunungan khususnya pekon yang berada
diwilayahnya, diantaranya : Pekon Antar Lebar, Tulung sari (BSB), Umbulahu (sanggi) Way
tuba (Banding), papangan (Negeri Agung), pada umumnya daerah tersebut memiliki medan
yang cukup sulit dalam penjangkauan.
Pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan yang dilaporkan setiap bulan dari Gasbinsa/Bidan
pekon baru mulai dilaksanakan dipertengahan tahun 2008 ini, hal ini juga perlu diperhatikan
mengingat kurangnya tenaga bidan desa diwilayah kerja Puskesmas Sanggi, maka dari iti
langkah lainnya dengan menggunakan tenaga kader khusus yang menangani kegiyatan
kesehatan lingkungan terutama untuk pengawasan wilayah setempat sarana sanitasi dasar di
wilayahnya, yang sebelumnya dilatih khusus.
Kerja sama lintas program yang belum terbina secara teknis menjadi faktor penghambat
kegiatan. Maka dari itu diharapkan adanya pelatihan/pembinaan terhadap petugas-petugas
Puskesmas.
8
BAB III
Identifikasi Masalah
dan
Prioritas Masalah
A. Indentifikasi Masalah
9
B. Prioritas Masalah
Dari semua permasalahan dalam program kesehatan lingkungan Puskesmas Sanggi diatas
maka direncanakan suatu pemecahan masalah yang lebih sistematis dan tepat guna untuk
dapet meningkatkan mutu pelayanan dalam bidang kesehatan lingkungan, maka perlu
suatu bentuk memprioritaskan masalah dengan metode PAHO sebagai berikut :
10
Dari hasil penilaian masalah diatas maka tersusunlah masalah dengan skala prioritas sebagai
berikut :
1. Masih ada pekon yang angka SPAL & JAGA yang rendah
2. Kerjasama lintas program belum terlaksana dengan baik dalam rangka pengawasan/PWS
kesehatan ligkungan
3. Sosialisasi ke masyarakat tentang SSD masih rendah
4. Pengetahuan masyrakat tentang pemakaian SSD rendah
5. Validitas data program kesehtan lingkungan rendah
11
BAB IV
Tujuan
Untuk mencapai apa yang tertera dalam kriteria cakupan maka ditempuh melalui berbagai
tujuan, diantaranya : tujuan input, tujuan proses, tujuan output, tujuan effect dan tujuan
outcome, sebagai standar dalam mengevaluasi hasil akhir dari kegiyatan yang akan/telah
dilaksanankan.
12
4 Sosialisasi ke Masy. Penyuluhan Masy. Mau Peningkatan Penurunan
masy. Tentang Gasbins tentang SSD menggunak jml/angka penyakirt
SSD rerndah a Kader a/mengadak SPAL&JAGA berbasis
an SSD lingkungan
5 Pengetahuan Masy. Penyuluhan Masy. Menurunnya Status
masayarakat Pegas ttg SSD dgn Menggukan angka kesehatan
ttg pemakaian Dana menumbuhkan SSD kesakitan yang masyarakat
SSD rendah kesadaran berbasis meningkat
masy. lingkungan
6 Validitas data Petugas Lokaryamin Memperoleh Data yang
prog. rendah kesling i data yang valid berkualitas,
Gasbinsa pembentuka pncttn&plporn Valid.
Kader PWS n kader yang sstmtis
dana kusus
13
BAB V
Alternatif Pemecahan Masalah
14
BAB VI
Rencana Oprasional
Setelah melihat berbagai permasalahan yang sering timbul kususnya program kesehatan
lingkungan tahun 2017 sebagai titik tolak tindakan selanjutnya secara berkesinambungan
untuk yang lebih baik pada pelaksana kegiyatan 2018 maka disusunlah suatu rencana
oprasional, sebagai alokasi kegiyatan secara terperinci tentang tindakan-tindakan yang
terencanakan hal-hal yang telah ditetepkan dalam proses sebelumnya, serta semua potensi
suber daya yang ada .
15
KegiyatanTidakRutin
1 Pelatihankaderdalamrangkapen Sistempelaporan&pencatatan Kader terlatih 10 Pelk
ingkatan PWS kesling prog.kesling pekon s.
Kesl
ing
16
KegiatanRutin
1 Pelaksanaan PWS ks. Untukmengetahuiperkemb Rumahmasyarakat Pelk
Lingkungandipekon angankeslingdipekon diwilayahkerja s.
Kesl
ing
17
BAB VII
Penutup
Demikian Rencana Operasional (POA) ini kami susun dengan prosedur yang telah ditetapkan
dan diusahakan semaksimal mungkin sesuai dengan yang diharapkan, sekaligus dapet
ditelaah oleh berbagai pihak terkait dalam rangka perbaikan kesehatan lingkungan dan
merupakan acuan tindakan selanjutnya untuk yang lebih baik lagi.
Penyusun banyak mengucapkan terimakasih atas peluang yang diberikan untuk menyusun
POA?Rencana Operasional ini sekaligus ditindaklanjuti secara nyata sampai dengan evaluasi,
serta tatidak putus-putusnya terus belajar dan selalu mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak terkait. Apabila terdapet kekurangan dalam penyusunan rencana ini,
merupakan kelemahan dari penyusunan sendiri.
18