PUSKESMAS HAURNGOMBONG KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG 1.GAMBARAN UMUM
2.1 Kondisi Geografis
Puskesmas Haurngombong terletak di Jalan Raya Parakan muncang simpang Kecamatan Pamulihan Kabupaten.Sumedang. Puskesmas ini termasuk puskesmas tanpa perawatan. Melihat letak geografisnya Puskesmas Haurngombong sangat strategis karena merupakan daerah lintasan utama mobilitas penduduk pada jalur regional Bandung - Sumedang yang sangat padat lalulintas. Jarak antara Puskesmas Haurngombong dengan Ibukota Kabupaten Sumedang sejauh 15 km dan jarak antara Puskesmas Haurngombong dengan Kabupaten Bandung sejauh 15 km. Luas wilayah kerja Puskesmas Haurngombong adalah 1344,64 Hektar yang terdiri dari daratan (420 Ha), Persawahan 240 ha, pegunungan 340 ha, dan hutan 344,64 ha. Batas wilayah Puskesmas Haurngombong terdiri dari : 1. Utara : Kecamatan Rancakalong 2. Selatan : Kecamatan Cimanggung 3. Timur : Kecamatan Sumedang Selatan 4. Barat : Kecamatan Tanjungsari. Ketinggian tanah antara 600m hingga 700m diatas permukaan laut, dengan jarak kekota kecamatan kurang lebih 4 km. Wilayah kerja Puskesmas Haurngombong meliputi 49 RW, 195 RT serta terdiri dari 6 Desa Binaan yaitu : 1. Desa Haurngombong, terdiri atas 6 RW dan 30 RT 2. Desa Cilembu, terdiri atas 11 RW dan 33 RT 3. Desa Mekarbakti, terdiri dari 9 RW dan 40 RT 4. Desa Ciptasari, terdiri dari 9 RW dan 27 RT 5. Desa Cimarias, terdiri dari 6 RW dan 33 RT 6. Desa Cinanggerang, terdiri dari 8 RW dan 32 RT
Dalam perspektif pembangunan kesehatan, letak Puskesmas Haurngombong
relatif mudah dijangkau oleh masyarakat, yang berkaitan dengan jarak waktu tempuh, sarana transportasi dan biaya yang harus dikeluarkan. Terdapat dua desa yang masih yang relatif agak jauh dijangkau yaitu Desa Cimarias dan Cinanggerang.
2.2 Demografi / Kependuduka
1. Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Haurngombong pada Tahun 2010 Berjumlah 26.684 jiwa yang terdiri dari perempuan 13.019 dan laki-laki 13.265 . jumlah penduduk terbanyak di Desa Mekarbakti sebesar 5.068 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Desa Cinanggerang sebesar 3.165 jiwa 1. Jumlah Penduduk Keluarga Miskin Dari keseluruhan jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Haurngombong yang diuraikan diatas terdapat Penduduk Miskin sebesar 9.150 Jiwa, ( 3.006 KK ) , jumlah masyarakat orang miskin yang masuk peserta jamkesmas 6.641 Jiwa ( 2.580 KK ) sedangkan sisanya menjadi peserta jamkesmas provinsi jawa barat
2.3 Sosial Ekonomi
Sesuai dengan kondisi alamnya wilayah puskesmas haurngombong memiliki
potensi kesuburan tanah yang cukup baik dengan suhu udara sedang, iklim sedang, lama penyinaran matahari cukup baik, jumlah hari hujan efektif cukup banyak dan curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi alam yang demikian merupakan potensi yang sangat mendukung dan menguntungkan untuk kegiatan budidaya pertanian dan peternakan, sementara itu mata pencarian pokok masyarakat wilayah Puskesmas Haurngombong pada Umumnya masih berada pada sektor Pertanian, Perkebunan campuran dan Peternakan.
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
3.1. Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Sumedang nomor 52 tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2001 2005, Visi Kabupaten Sumedang dijadikan Visi Pemerintah daerah Yaitu : Terwujudnya Kabupaten Sumedang sebagai daerah Agribisnis dan Pariwisata yang didukung oleh Masyarakat beriman dan bertakwa yang maju mandiri, sehat demokratis, berwawasan lingkungan serta menjunjung tinggi hukum. Dalam rangka mencapai visi tersebut ditetapkan berbagai misi Program Pembangunan Daerah Yaitu : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembinaan akhlak yang mulia disertai pembinaan hukum dalam rangka mewujudkan situasi dan kondisi masyarakat yang stabil. 2. meningkatkan dan mengembangkan potensi serta memanfaatkan sumber daya alam, khususnya sumberdaya pertanian dan pariwisata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Mewujudkan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta terpenuhinya kebutuhan dasar yaitu sandang, pangan, papan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. 4. Menegakan kedaulatan rakyat dan demokrasi dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dibidang kesehatan Paradigma sehat yang dicanangkan tahun 1999 secara Nasional menyatakan bahwa setiap bidang pembangunan harus berwawasan kesehatan, paling tidak berkontribusi untuk mengembangkan lingkungan dan perilaku hidup sehat. Dalam pembangunan sektor kesehatan lingkup nasional, pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010. Dalam Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sumedang adalah : 1. Memelihara dan meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, melalui penyelenggaraan pelayanan yang prima di institusi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan. 2. Mendorong kemandirian masyarakat dibidang kesehatan melalui upaya preventif dan promotif. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan melalui kecukupan ketersediaan sarana prasarana.. 3.2 Strategi Pembangunan Kesehatan Tujuan Stategi pembangunan kesehatan sesuai dengan misi yang ditetapkan untuk pencapaian visi yang dicita-citakan adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya pelayanan Kesehatan prima pada Institusi kesehatan. 2. Terwujudnya kemandirian institusi kesehatan untuk professional dan produktif. 3. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam mobilisasi dana kesehatan. Dari tujuan dan sasaran misi tersebut diiplementasikan melalui Program Pemerintah Daerah (Propeda) dibidang kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peninghkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut. a. Program Lingkungan Sehat, Perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat. b. Program Upaya Kesehatan, khususnya yang bersifat Public good berfokus pada kesehatan kelompok resiko (bayi, balita, kelompok pekerja beresiko dan usia lanjut serta pelayanan esensial untuk orang miskin) c. Program perbaikan gizi masyarakat. 2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan saran prasarana bidang kesehatan masyarakat, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat. a. Program sumber daya kesehatan. b. Program pemantau obat, makanan dan bahan berbahaya. c. Program pemberantasan penyakit menular dan survailans epidemiologi. d. Program pengembangan sarana prasarana kesehatan masyarakat. 3. Meningkatkan Fungsi dan kualitas Pusat Pelayanan Kesehatan Rujukan : a. Program Peningkatan fungsi dan kualitas pelayanan rumah sakit. b. Program peningkatan sarana dan parsarana rumah sakit c. Program penelitian dan pengembangan rumag sakit.
3.3 Program Strategis Pembangunan Kesehatan
Berdasarkan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan program pembangunan kesehatan yang akan dilakukan dalam jangka waktu lima tahunan adalah sebagai berikut: 1. Program Lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat 2. Program upaya kesehatan, khususnya yang bersifat public good berfokus pada kesehatan kelompok resiko (bayi, balita, kelompok pekerja beresiko dan usia lanjut serta pelayanan esensial untuk orang miskin. 3. Program perbaikan gizi masyarakat 4. Program sumberdaya kesehatan. 5. Program pemantauan obat, makanan dan bahan berbahaya. 6. Program pemberantasan penyakit menular dan surveilan epidemiologi.
Program Operasional Pembangunan Kesehatan Puskesmas Haurngombong Tahun 2010.
Program kerja Puskesmas Haurngombong yang dilaksanakan pada Tahun 2010 khususnya progrzm Gizi meliputi : 1. Perbaikan Gizi Masyarakat a. Peningkatan pembinaan kesehatan anak usia sekolah, usia lanjut dan Gizi Masyarakat. b. Deteksi dini Balita Gizi Buruk c. Pemantauan status gizi. d. Pemantapan program gizi. e. Pengelolaan MP-ASI f. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
PENCAPAIAN PROGRAM PUSKESMAS
1. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT.
a. Status Gizi Balita Status gizi buruk balita diwilayah kerja Puskesmas Haurngombong pada tahun 2008 sebesar 1.13% ( BB/ Umur ) tahun 2009 sebesar 0,45 % ( BB/TB ) sedangkan pada tahun 2010 sebesar 0.04 % ( BB/TB ) berarti terdapat penurunan selama kurun waktu satu tahun. hal ini di dongkrak dengan adanya intervensi PNPM Mandiri dan kepedulian program. Sementara itu jumlah balita gizi kurang pada tahun 2008 sebesar 11.08 % ( BB/ Umur ) tahun 2009 sebesar 11,64 % ( BB/ Umur ), sedangkan pada tahun 2010 sebesar 11.89 % ( BB/ Umur ), berarti terdapat peningkatan pada kurun waktu satu tahun. hal ini disebabkan adanya peningkatan status gizi buruk menjadi kurang sehingga prosentase gizi kurang meningkat sedangkan jumlah balita dengan gizi baik pada tahun 2008 sebesar 73.59 % tahun 2009 sebesar 71.74%, penurunan ini diakibatkan meningkatnya angka kesakitan balita sedangkan pada tahun 2010 sebesar 78.47 %, berarti terdapat peningkatan pada kurun waktu satu tahun hal ini disebabkan kareana kesadaran masyarakat akan pola asupan makanan yang baik , daya ungkit PMT dari PNPM di Posyandu meningkat
Grafik. 6 Prosentase Gizi Kurang
Grafik. 7 Prosentase Gizi Baik
b. Status Pemberian Fe Ibu Hamil
Status Pemberian Fe 1 Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Haurngombong pada tahun 2008 sebesar 82.68 % tahun 2009 sebesar 92,9% tahun 2010 sebesar 90,5 % sedangkan Fe 3 pada tahun 2008 sebesar 70.27 %, tahun 2009 sebesar 71,7 % tahun 2010 sebesar 80.1 % meningkatnya prosentase pencapean Fe Bumil disebabkan sudah tertibnya pencatatan dan pelaporan serta kesediaan tablet Fe yang mencukupi Grafik. 8 Prosentase Fe 1 Bumil
Grafik. 9 Prosentase Fe 3 Bumil
c. Monitoring Penimbangan Balita Tiap Bulan
1. Jumlah partisipasi masyarakat Ditimbang per seluruh Balita ( D/ S ) Pada tahun 2008 sebesar 58.5 % ( Data Proyeksi ) sedangkan pada tahun 2009 sebesar 72.49 % (Data Proyeksi) tahun 2010 sebesar 59.6 %. ( Perhitungan cakupan berdasarkan balita proyeksi ) Grafik. 10 Prosentase D / S
2. Keberhasilan Program dalam penimbangan yang Naik per seluruh Balita
(N/S) Pada tahun 2008 sebesar 39.2 % 9 ( Data Proyeksi ) sedangkan pada tahun 2009 sebesar 48.2 % ( Data Proyeksi) Sedangkan pada tahun 2010 sebesar 37.83 %. ( Perhitungan cakupan berdasarkan balita proyeksi ) Grafik. 11 Prosentase N / S d. Pemberian Vit A Bayi dan Balita Pemberian Vit A pada Bayi dan Balita pada tahun 2008 sebesar 100 % dan pada tahun 2009 sebesar 100 % dan tahun 2010 sebesar 100 % Keberhasilan pencapaian cakupan Vit A ini didukung dengan terpenuhinya kebutuhan Vit A dengan jumlah balita yang ada, Serta antusiasme masyarakat agar balitanya mendapat Vit A sangat tinggi.