Anda di halaman 1dari 2

1 Menggali potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat desa Margaluyu untuk

mengatasi masalah gizi


2 Merubah perilaku masyarakat dengan mencontoh dan mempraktekkan perilaku
keluarga yang positif
3 Meningkatkan partisipasi kader,tokoh masyarakat,aparat desa dan masyarakat desa
Margaluyu untuk mengatasi masalah gizi
4 Meningkatkan konsumsi balita
5 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu balita

6 Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di puskesmas merupakan tenaga yang langsung menghadapi
masyarakat. TPG berperan dalam memfasilitasi masyarakat melalui program – program
pemberdayaan masyarakat seperti pertemuan,memberi motivasi untuk bekerjasama dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat dan mengalihkan pengetahuan,keterampilan,dan
tekhnologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan – pelatihan.Melalui kegiatan –
kegiatan tersebut,diharapkan penanggulangan masalah gizi yang berbasis masyarakat dengan
melibatkan seluruh elemen masyarakat dapat dilaksanakan secara maksimal.
7
8
9
10
11 Puskesmas Tanjungsari menjadi salah satu puskesmas lokasi khusus (lokus) PIS PK dengan
Desa Margaluyu sebagai desa lokus. Hasil Pendataan menunjukkan bahwa desa margaluyu
termasuk kedalam kategori pra sehat.Selama pendataan yang dilakukan dengan mengunjungi
keluarga tersebut diketahui bahwa sebenarnya potensi yang ada di Desa Margaluyu cukup
besar untuk dapat mengatasi permasalahan kesehatan hanya saja masih perlu dorongan untuk
mengembangkan dan memperkuat sumber daya yang dimiki Desa Margaluyu.Hal tersebut
yang melatarbelakangi dipihnya Desa Margaluyu sebagai lokus dalam pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi.
12
13
14
15
16 Peranan ahli gizi dalam mengatasi permasalahan gizi, sangat besar. ahli gizi akan terjun langsung ke
masyarakat, melihat kondisi sebenarnya dan menganalisis yang terjadi. Mengetahui penyebab dan
langkah apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyembuhkan anak-anak mereka yang
menderita gizi buruk. Dengan begitu, para ahli gizi dapat mengambil tindakan yang tepat untuk
memperbaiki gizi si anak yang menderita gizi buruk.

17
18 Pendekatan keluarga untuk pemberdayaan keluarga antara lain dilakukan dengan mengunjungi
pasien resiko tinggi dan dilakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) secara menyeluruh pada
keluarga. Metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan keluarga menggunakan proses
pendidikan dua arah (metode sokratik) melalui komunikasi interpersonal, konseling dan negosiasi
kepada keluarga yang bertujuan untuk melakukan pemecahan masalah secara mandiri (Dinkes
Propinsi Jateng, 2004). Menurut Nimkof, keluarga dapat dipandang sebagai keluarga sebagai variabel
terikat keluarga merupakan tujuan terhadap harapan, tuntutan dan keinginan dari sistem sosial yang
lebih besar. Keluarga sebagai variabel bebas keluarga merupakan pendukung kekuatan potensial bagi
suatu generasi sebagai gambaran alternatif di masa yang akan datang.
19

Anda mungkin juga menyukai