Anda di halaman 1dari 10

HASIL ANALISIS SITUASI

DKI JAKARTA

Dosen :

Kelompok 5 :

Maghfira Izzania 1805025039

Muhammad Aldi Prasetyo 1805025025

Aulia Husna 1805025

Aulia Rahman Chaniago 1805025 BY : Aldi

Alifia Rasya Putri 1805025152

6G
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH DR. HAMKA
JAKARTA
2020
1. Analisis situasi wilayah :
-Gambaran umum wilayah
-Angka kelahiran
-Angka kematian
2. Analisis situasi kesehatan
3. Daftar masalah

A. Analisis situasi wilayah DKI Jakarta


a. Gambaran umum wilayah
Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan
laut, terletak pada posisi 6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48’ Bujur Timur. Luas wilayah
Propinsi DKI Jakarta terdiri dari daratan seluas 662,33 km2 dan lautan seluas 6.977,5 km2 .
Selain itu terdapat + 110 pulau seluas 869,61 Ha yang tersebar di Kepulauan Seribu dan 29
buah sungai/saluran/kanal yang sebagian digunakan sebagai sumber air minum dan usaha
perikanan. Di sebelah Utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang + 35
km yang menjadi tempat bermuaranya 19 buah sungai/kali menurut sumber BPLHD Prov.
DKI Jakarta yaitu Ciliwung, Krukut, Mookervart, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Sungai
Grogol, Kali Cideng, Kalibaru Timur, Cipinang, Sunter, Cakung, Buaran, Kalibaru Barat,
Cengkareng Drain, Jati Kramat, Cakung Drain, Ancol, Banjir Kanal Barat, Banjir Kanal
Timur. Sementara di sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan wilayah Provinsi Jawa
Barat (Kapubaten Bekasi dan Depok) sebelah Barat dengan Provinsi Banten (Kabupaten
Tangerang), dan di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Pengamatan Jakarta tahun
2010, secara umum Kota Jakarta beriklim panas dengan rata-rata suhu udara maksimum
berkisar 34,2 oC pada siang hari dan suhu minimum udara berkisar 23,7 oC pada malam hari.
Sedangkan kelembaban udara maksimum rata-rata di Kota Jakarta sebesar 85,17 % dan rata-
rata minimum sebesar 64,58 % dengan rata-rata curah hujan sepanjang tahun sebesar 164,42
mm2 .
Daerah Lembar Jakarta dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi antara lain dataran pantai,
yang dicirikan oleh permukaannya yang nisbi datar dengan ketinggian antara 0- 15 m di atas
permukaan laut; lebarnya antara 7-40 km, meliputi tanggul pematang pantai, daerah rawa dan
dataran delta. Dataran ini dikenal sebagai Dataran Rendah Jakarta

b. Angka kelahiran dan angka kematian berdasarkan badan pusat statistic DKI Jakarta
B. Analisis situasi kesehatan
 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, sehingga memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk.
Jenis sarana kesehatan yang akan dibahas secara detail dalam publikasi ini yakni
Puskesmas dan rumah sakit :
1) Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat mendefinisikan Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki
fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya,
membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Dalam
pelayanan kesehatan secara medis berdasarkan kemampuan
penyelenggaraannya, Puskesmas dibagi menjadi dua kelompok yaitu Puskesmas
rawat inap dan puskesmas non rawat inap. Puskesmas rawat inap adalah
puskesmas yang diberikan tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan
pelayanan rawat inap sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan,
sedangkan puskesmas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap.
2) Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Dari
pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan
rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan
dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari
risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan
persyaratan kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
147/MENKES/PER/1/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan
rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit
privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah
sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk perseroan terbatas atau perseorangan. Tabel 15
menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan terbanyak di Provinsi DKI Jakarta
adalah Posyandu sebanyak 4.250 unit, kemudian Klinik/Balai Kesehatan
sebanyak 1.061 unit. Pada tahun 2019 jumlah Pusat Kesehatan Masayarakat
(Puskesma) mencapai 340 unit. Posyandu tersebar di hampir setiap wilayah RW
di DKI Jakarta, dan Puskesmas hampir di setiap wilayah kelurahan mempunyai
Puskesmas yaitu Puskesmas kelurahan selain terdapat Puskesmas kecamatan di
seluruh kecamatan di DKI Jakarta. Sampai dengan tahun 2019 di Provinsi DKI
Jakarta terdapat 135 Rumah Sakit Umum, 51 Rumah Sakit Khusus, dan 19
Rumah Sakit Bersalin/Rumah Bersalin.

 Petugas Kesehatan
Petugas Kesehatan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan menyebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahun dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu yang
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan
memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan manusia.

 Jumlah tenaga kesehatan


Jumlah Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan yang berkualitas tinggi merupakan
modal utama dalam pembangunan di sektor kesehatan. Gambar 20 memperlihatkan
jumlah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, apoteker, asisten apoteker dan
bidan yang tersebar di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Secara umum jumlah tenaga
kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2016-2018 di semua jenis tenaga.
Tenaga kesehatan berupa Dokter spesialis mempunyai jumlah paling banyak pada
tahun 2018 mencapai 6.554 orang. Demikian juga dengan jumlah Dokter Umum dan
Bidan masing-masing sebanyak 6.121 orang dan 6.217 orang. Jumlah Dokter Gigi
relatif lebih sedikit, hanya sebanyak 1.766 orang pada tahun 2018.

C. Daftar masalah

APA Berapa (Prevalen) Siapa terkena Perkiraan penyebab


(masalah)
1. Gizi Buruk 15% (2018) Balita 1.Kurangnya asupan
dan gizi RISKESDAS gizi dari makanan
kurang 2.Terbatasnya
jumlah makanan
yang dikonsumsi
3.Kemiskinan
4.Perilaku dan
budaya dalam
pengeolaan pangan
dan pola asuh anak
5.Pengelolaan yang
buruk dan
perawatan
kesehatan yang
tidak memadai
2. Sangat 17,7% (2018) Balita
pendek dan RISKESDAS
pendek
3. Kurus dan 10% (2018) Balita
sangat kurus RISKESDAS
4. Gemuk 5% (2018) Balita
5. KEK pada 10% Wanita usia subur
wanita hamil
6. KEK pada 14,4% Wanita usia subur
wanita tidak
hamil

APA Berapa Siapa terkena Perkiraan penyebab


(masalah) (prevalen
si)
1. Stunting 24,6% (2019) Balita
24,6% (SSGBI 2019)
2. Kurus dan 12% (2018) Balita
sangat kurus
3. Gizi buruk 19% (2018) Balita 1.Kurangnya asupan gizi
dan gizi dari makanan
kurang 2.Terbatasnya jumlah
makanan yang
dikonsumsi
3.Kemiskinan
4.Perilaku dan budaya
dalam pengeolaan pangan
dan pola asuh anak
5.Pengelolaan yang
buruk dan perawatan
kesehatan yang tidak
memadai
4. Sangat 29% (2018) Balita
pendek dan
pendek
5. KEK (wanita 20% (2018) Wanita usia
hamil) subur
6. KEK (wanita 40% (2018) Wanita usia
tidak hamil) subur
7. Obesitas 47,77% (Data Profil Dewasa (>15
Kesehatan Provinsi Papua tahun)
Barat 2017)
8. BBLR 2,5% (Data Profil Kesehatan Bayi - Ibu berstatus gizi
Provinsi Papua Barat 2017) buruk
- Anemia
- Malaria
- Penyakit menular
seksual (PMS)
sebelum konsepsi
atau pada saat
hamil.
-

APA Berapa Siapa terkena Perkiraan penyebab


(masalah) (prevalen
si)
9. 10. Stunting 24,6% (2019) Balita
24,6% (SSGBI 2019)
11. 12. Kurus dan 12% (2018) Balita
sangat kurus
13. 14. Gizi buruk 19% (2018) Balita 1.Kurangnya asupan gizi
dan gizi dari makanan
kurang 2.Terbatasnya jumlah
makanan yang
dikonsumsi
3.Kemiskinan
4.Perilaku dan budaya
dalam pengeolaan pangan
dan pola asuh anak
5.Pengelolaan yang
buruk dan perawatan
kesehatan yang tidak
memadai
15. 16. Sangat 29% (2018) Balita
pendek dan
pendek
17. 18. KEK (wanita 20% (2018) Wanita usia
hamil) subur
19. 20. KEK (wanita 40% (2018) Wanita usia
tidak hamil) subur
21. 22. Obesitas 47,77% (Data Profil Dewasa (>15
Kesehatan Provinsi Papua tahun)
Barat 2017)

23. 24. BBLR 2,5% (Data Profil Kesehatan Bayi - Ibu berstatus gizi
Provinsi Papua Barat 2017) buruk
- Anemia
- Malaria
- Penyakit menular
seksual (PMS)
sebelum konsepsi
atau pada saat
hamil.
-
APA Berapa Siapa terkena Perkiraan penyebab
(masalah) (prevalen
si)
25. Stunting 24,6% (2019) Balita
24,6% (SSGBI 2019)
26. Kurus dan 12% (2018) Balita
sangat kurus
27. Gizi buruk 19% (2018) Balita 1.Kurangnya asupan gizi
dan gizi dari makanan
kurang 2.Terbatasnya jumlah
makanan yang
dikonsumsi
3.Kemiskinan
4.Perilaku dan budaya
dalam pengeolaan pangan
dan pola asuh anak
5.Pengelolaan yang buruk
dan perawatan kesehatan
yang tidak memadai
28. Sangat 29% (2018) Balita
pendek dan
pendek
29. KEK (wanita 20% (2018) Wanita usia
hamil) subur
30. KEK (wanita 40% (2018) Wanita usia
tidak hamil) subur
31. Obesitas 47,77% (Data Profil Dewasa (>15
Kesehatan Provinsi Papua tahun)
Barat 2017)

32. BBLR 2,5% (Data Profil Kesehatan Bayi - Ibu berstatus gizi
Provinsi Papua Barat 2017) buruk
- Anemia
- Malaria
- Penyakit menular
seksual (PMS)
sebelum konsepsi
atau pada saat
hamil.
-

Anda mungkin juga menyukai