PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai
aspek, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena
secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM suatu negara, yang
digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup dan tingkat
pendidikan. SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan
dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan
untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi keluarga
dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di
sarana pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit.
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
langsung
maupun
tidak
langsung
mempengaruhi
proses
penyembuhan.
Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi pada semua kelompok
rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja hingga lanjut usia, memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang
bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan
mempercepat penyembuhan.
Resiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama pada pasien
dengan anoreksia, kondisi mulut dan gigi geligi yang buruk, gangguan menelan, sakit
saluran cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, lansia dengan
penurunan kesadaran dalam waktu lama, dan yang menjalani kemoterapi. Asupan
energi tidak adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi, dan diet khusus
merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi di Rumah Sakit.
Malnutrisi pada pasien di rumah sakit, khususnya pasien rawat inap
berdampak buruk pda proses penyembuhan penyakit dan penyembuhan pasca
bedah. Selain itu pasien yang mengalami penurunan status gizi akan mempunyai
1
resiko kekambuhan yang signifikan dalam waktu singkat. Semua keadaan ini akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta menurunkan kualitas hidup. Untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan pelayanan gizi yang efektif dan efisien
melalui proses asuhan gizi terstandar (PAGT) dan bila dibutuhkan pebdekatan
multidisiplin yang dilakukan dalam tim asuhan gizi/tim terapi gizi/Nutrition Suport Tim.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman
sebagai acuan untuk pelayanan yang bermutu yang dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya
perawatan. Pedoman pelaksanaan pelayanan gizi telah disesuaikan dengan
perkembangan peraturan, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi, kedokteran
dan kesehatan dan standar akreditasi rumah sakit 2012 untuk menjamin
keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Commission International (JCI)
for Hospital Accreditation. Sejalan dengan akan dilaksanakannya program akreditasi
pelayanan gizi di rumah sakit, diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi
rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi yang berkualitas.
1.2.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Gizi di RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi meliputi :
1.3.
Batasan Operasional
a. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,
dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit
b.
Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan pada klien berdasarkan
pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien
c.
d.
e.
f.
g.
Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara zat makanan
dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan
bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh
h.
i.
j.
Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi rumah sakit yang
memberikan pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan
masalah gizi, baik secara vertikal maupun horisontal
k.
l.
Standar Profesi Tenaga Gizi adalah batasan kemampuan minimal yang harus
dimiliki oleh tenaga gizi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktek
pelayanan gizi secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi
m. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai peraturan perundang-undangan
n.
Sarjana Gizi adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan minimal
pendidikan formal sarjana gizi yang diakui pemerintah RI
o.
Nutrisionis adalah seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dabn wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bvidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat
maupun di rumah sakit dan unit pelaksana kesehatan lain
p.
Nutrisionis Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi dan
Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
3
1.4.
q.
Registered Dietisien (RD) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi atau
Sarjana Gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah lulus
uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, makanan
dan dietetik dan menyelenggarakan praktek gizi mandiri
r.
Teknikal Registered Detisien (TRD) adalah seorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Diploma tiga Gizi sesuai aturan yang berlaku atau
Ahli Madya Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
s.
Tim Asuhan Gizi adalah sekelompok tenaga profesi di rumah sakit yang terkait
dengan pelayanan gizi pasien beresiko tinggi malnutrisi, terdiri dari dokter/dokter
spesialis, ahli gizi/dietisien, perawat dan farmasis dari setiap unit pelayanan,
bertugas bersama memberikan pelayanan paripurna yang bermutu
t.
u.
Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan
pangan, kandungan gizi dan standar terhadap bahan makanan dan minuman
v.
Landasan Hukum
Landasan Hukum Pelayanan Gizi:
1.
2.
3.
4.
5.
Peraturan
pemerintah
nomor 32 tahun
kesehatan
6.
7.
8.
9.
mentri
kesehatan
nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010
mentri
kesehatan
nomor
26
tahun
2013
tentang
Bersama
Mentri
Kesehatan
RI
No.
BAB II
KETENAGAAN PELAYANAN GIZI
Pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit dalam penilaian
standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint
Commission International (JCI) for Hospital Accreditation. Semakin baik pelayanan gizi yang
diberikan oleh rumah sakit makan semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit
tersebut. Hal ini dapat terlaksana bila tersedia tenaga gizi yang profesional dalam
memberikan pelayanan gizi. Profesionalisme tenaga gizi dalam memberikan pelayanan gizi
5
(misal
ginjal/diabetes
mellitus,
anak/geriatri/onkologi
atau
manajemen makanan dan dietetik) lebih atau sama dengan 5 tahun dan
telah mengikuti pendidikan/pelatihan intensif sesuai dengan peminatannya
atau setara magister gizi
c. RD advance adalah RD spesialis atau RD dengan jabatan fungsional
nutrisionis ahli madya yang memiliki pengalaman praktek dietetik pada
peminatan tambahan selama 5 tahun atau lebih, berpendidikan magister,
mengikuti pelatihan profesi secara intensif atau melakukan penelitian gizi
atau mendapat pengakuan sebagai konsultan atau pakar bidang peminatan
tersebut dari profesi
d. RD expert adalah RD advance, berpendidikan magister atau doktor (S3) gizi
yang memiliki pengalaman dietetik selama 5 tahun atau lebih, sebagai
peneliti, penulis dan konsultan bidang gizi dan dietetik
B. Teknikal Registered Dietisien (TRD)
a. TRD kompeten adalah TRD atau nutrisionis ahli terampil pelaksanan pada
jabatan fungsional, memiliki pengalaman praktek dietetika umum kurang atau
6
pengalaman
praktek
dietetik
pada
satu
peminatan
(misal
lebih
laporan kegiatan.
Menyusun program kerja dan anggaran unit gizi.
Mengatur jadwal dinas tenaga gizi.
Melaporkan adanya pelanggaran disiplin atau peraturan rumah sakit.
Menangani dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara lain surat usulan,
Hasil Kerja
:
SPO (SOP), petunjuk teknis kegiatan pelayanan gizi, pedoman pengorganisasian
Petunjuk kerja bawahan
Jadwal dinas tenaga gizi
Rencana kerja dan anggaran kebutuhan gizi
Program kerja tahunan dan anggaran kebutuhan unit kerja
Laporan kegiatan pelayanan gizi
Supervisi internal dan eksternal
Uraian Tugas :
diperlukan
Meyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun kualifikasi sesuai
kebutuhan
Menyusun rencana kebutuhan peralatan dari segi jumlah maupun jenis dan
kualitas alat
Menyususn program pengembangan staf sesuai kebutuhan pelayanan yang
bawah tanggungjawabnya
Memberi bimbingan pelayanan kepada seluruh tenaga dalam lingkup tugasnya
sesuai kebijakan
Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh manajemen.
Mengadakan pertemuan secara berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan
Menerima laporan rutin dan berkala tentang SDM fasilitas, produktifitas dan mutu
pelayanan.
Membantu menyelesaikan masalah-masalah internal gizi
Mengupayakan pengadaan peralatan dan bahan di unit gizi sesuai dengan
meliputi :
Mengendalikan pelaksanaan peraturan / tata tertib / SPO (Standar Prosedur
Tanggung jawab
:
Mewujudkan terlaksananya SPO dan petunjuk teknis pelayanan gizi
Ketepatan dan kesesuaian rencana pemenuhan kebutuhan SDM dengan
realisasi.
Kesesuaian dan kebenaran dalam membuat laporan kepada manajemen
Dapat menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di gizi
Bertanggungjawab terhadap seluruh pelayanan gizi
Menjamin tidak ada masalah dalam penjadwalan dinas tenaga gizi
Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas semua tenaga dan menjaga
unit gizi.
Keobjektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga dan unit kerja.
Wewenang
:
Mengatur rencana kegiatan pelayanan Instalasi Gizi.
Memberikan ide / masukan kepada atasan mengenai pengembangan Gizi.
Menilai, menegur, dan memotivasi karyawan gizi.
Meminta masukan dari staf karyawan dan unit kerja lainnya
Meminta arahan dari atasan.
Syarat Jabatan
NO.
JENIS PENDIDIKAN
Seorang Registered
PELATIHAN
PENGALAMAN
Mempunyai
pelatihan Pengalaman di pelayanan
Diatesien (RD)
gizi,
dietetik
pelayanan
dan
makanan
minimal 5 tahun
B. Penanggung jawab Asuhan Gizi
Nama Jabatan
: Penanggung Jawab Asuhan Gizi
Unit Kerja
: Instalasi Gizi
Ikhtisar Jabatan
:
Membantu mengelola pelaksanaan kegiatan asuhan gizi pasien rawat inap dan
rawat jalan
Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem, SPO,
petunjuk teknis pelayanan asuhan gizi di ruang rawat inap dan rawat jalan.
Memberikan usulan pengaturan ahli gizi ruangan rawat inap dan jadwal asuhan
gizi di rawat jalan, membuat permintaan kebutuhan sarana untuk pelaksanaan
dasar
perencanaan,
penilaian
sebagai
penunjang
pengambilan
Hasil Kerja
:
Pembagian ruangan ahli gizi dan jadwal piket di poli gizi
Laporan bulanan asuhan gizi pasien rawat inap dan rawat jalan
Laporan inventaris sarana asuhan gizi di rawat inap dan rawat jalan
Notulen rapat
Uraian Tugas :
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
Membantu menyusun program tahunan asuhan gizi
Membantu menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan
Membantu program orientasi bagi karyawan baru dan mahasiswa PKL
peningkatan profesionalitas.
Membantu memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan asuhan gizi di
meliputi :
Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan sistem kerja
Tanggung jawab
:
Menjamin pelaksanaan pelayanan asuhan gizi di rawat inap dan rawat jalan
dapat berjalan sesuai dengan SPO dan alur kerja yang ada.
10
gizi
Menjamin tetap terjaganya profesionalitas dalam bekerja.
Ketepatan dalam melakukan pelayanan asuhan gizi dengan memperhatikan
kaidah gizi.
Kebenaran dan ketepatan dalam pemeliharaan peralatan di unit kerja.
Wewenang
:
Mengatur kegiatan pelayanan asuhan gizi
Memotivasi, menegur dan mengingatkan
untuk menjaga
profesionalitas kerja.
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Syarat Jabatan
NO.
rekan karyawan
JENIS PENDIDIKAN
Seorang RD atau TRD
PELATIHAN
Memiliki STR dan SIK
PENGALAMAN
Pengalaman di pelayanan
pelayanan makanan
minimal 5 lima tahun
keputusan
kepala
Instalasi
gizi
dan
manajemen
untuk
pengembangan gizi.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan gizi rawat inap
Membuat dan mengatur pengarsipan laporan pelayanan gizi rawat inap.
Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan pengadaan sarana pelayanan
Hasil Kerja
:
11
Laporan permintaan dan jumlah realisasi porsi pelayanan gizi pasien rawat inap
Laporan kesesuaian diet pasien rawat inap
Laporan ketepatan pemberian makan pasien rawat inap
Uraian Tugas
:
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
Membantu menyusun program tahunan pelayanan gizi rawat inap
Membantu menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan
Membantu program orientasi bagi karyawan baru dan mahasiswa PKL
pengarsipannya
Mengelola dan mengatur kesesuaian pemberian pelayanan gizi / makanan
meliputi :
Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan sistem kerja
Tanggung Jawab
:
Menjamin Kelancaran proses pelayanan gizi pasien rawat inap dapat berjalan
inap
Menjamin kebenaran laporan kegiatan pelayanan gizi pasien rawat inap
Menjamin kelancaran dan ketepatan dalam pengadaan makan / pelayanan gizi
Wewenang
:
Mengawasi proses permintaan makanan pasien
Mengatur petugas dalam pembuatan laporan kegiatan pelayanan gizi
12
rawat inap.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Syarat Jabatan
NO.
JENIS PENDIDIKAN
Seorang RD arat TRD
PELATIHAN
Memiliki STR dan SIK
PENGALAMAN
Pengalaman di pelayanan
gizi,
dietetik
Madya Gizi)
pelayanan makanan
minimal 5 lima tahun
dan
rawat inap
Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem, SPO,
makanan
Membantu
makanan pasien.
Membuat dan mengatur jadwal kerja petugas administrasi dan pengawasan
makanan
Membantu menjamin tersedianya makanan yang tepat gizi, tepat rasa, dan tepat
waktu
Menjaga
penyelenggaraan makanan
Melaksanakan tugas lain dari atasan
Melakukan pengawasan higiene sanitasi petugas penyelenggaraan makanan
Membuat laporan kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
melakukan
kelengkapan,
pengawasan
kerapian
terhadap
dan
kegiatan
kebersihan
penyelenggaraan
tenaga
dan
area
Hasil Kerja
:
Jadwal petugas administrasi dan pengawasan penyelenggaraan makanan
Laporan hasil uji cita rasa makanan
Laporan kesesuaian diet
Laporan ketepatan jadwal penyelenggaraan makanan
Laporan higiene dan sanitasi penyelenggaraan makanan
13
Uraian Tugas :
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
Membantu menyusun program tahunan penyelenggaraan makanan
Membantu menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan
Membantu program orientasi bagi karyawan baru.
meliputi :
Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan sistem kerja
outshourcing
Melakukan pengawasan pelaksanaan distribusi pihak outshourcing meliputi
.
Tanggung Jawab
:
Menjamin terlaksananya kegiatan penyelenggaraan makanan sesuai SPO dan
14
kaidah gizi.
Kebenaran dan ketepatan dalam pemeliharaan peralatan di unit kerja
Wewenang
:
Mengawasi proses penyelenggaraan makanan pasien
Mengatur petugas dalam pembuatan laporan kegiatan penyelenggaraan
makanan
Meminta masukan dan arahan dari atasan.
Membuat dan mengatur proses pengarsipan realisasi kegiatan penyelenggaraan
Syarat Jabatan
NO.
1
JENIS PENDIDIKAN
Seorang RD atau TRD
PELATIHAN
PENGALAMAN
Memiliki Surat Izin Kerja Pengalaman di pelayanan
(SIK)
(akademi Gizi)
seni kuliner)
Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem, SPO,
pelatihan
dan
Hasil Kerja :
Jadwal penelitian dan pengembangan gizi
Jadwal pelatihan karyawan dan bimbingan mahasiswa PKL
Proposal penelitian dan pengembangan gizi terapan
Laporan hasil penelitian dan pengembangan gizi terapan
Uraian Tugas :
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
Membantu menyusun program tahunan penelitian dan pengembangan gizi
Membantu menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan
Membantu membuat program orientasi bagi karyawan baru dan mahasiswa PKL.
pengarsipannya
Mengelola dan mengatur
pemakaian, pemeliharaan
dan
inventaris sarana
meliputi :
Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan sistem kerja
Tanggung Jawab
:
Menjamin pelaksanaan penelitian dan pengembangan gizi dapat berjalan sesuai
pengembangan gizi.
Adanya kebenaran dan ketepatan dalam pembuatan laporan kinerja penelitian
masalah
dalam
pelaksanaan
penelitian
dan
Wewenang
:
Mengatur kegiatan pelaksanaan penelitian dan pengembangan gizi
16
Memotivasi,
profesionalitas kerja.
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Terlaksananya kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan
Syarat Jabatan
NO.
1
rekan karyawan
untuk menjaga
JENIS PENDIDIKAN
Seorang RD atau TRD
PELATIHAN
PENGALAMAN
Memiliki STR dan Surat Izin Pengalaman di pelayanan
Kerja (SIK)
Gizi)
F. AHLI GIZI
Nama Jabatan
: Ahli Gizi (Dietesien)
Unit Kerja
: Instalasi Gizi
Ikhtisar Jabatan
:
Melaksanaan kegiatan asuhan gizi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
Melakukan penelitian dan pengembangan gizi terapan yang berguna untuk
seni kuliner)
Memberikan laporan kinerja asuhan gizi
Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan pengadaan sarana dan
Hasil Kerja :
Laporan asuhan gizi pasien rawat jalan dan rawat inap yang meliputi :
Laporan status gizi pasien
Laporan hasil skrining gizi
Laporan hasil diagnosa gizi
Laporan tindakan gizi (konsultasi gizi pasien)
Uraian tugas :
Pasien rawat jalan dengan memberikan edukasi gizi yang dilengkapi dengan
leaflet diet yang berisi informasi gizi dan pengaturan jumlah dan jadwal makan
pasien
Pasien rawat inap dengan cara :
-
menterjemahkan perskripsi diet ke dalam bentuk makanan sesuai jenis diet, bentuk
makanan, rute pemberian, dan frekuensi pemberian
Melakukan monitoring dan evaluasi gizi meliputi asupan makan, dan perkembangan
diet pasien
Memberikan masukan tindakan gizi kepada dokter dan petugas medis ruangan
berdasarkan hasil pemantauan
Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien bersama
dengan perawat ruangan
Membuat laporan kegiatan asuhan gizi harian dan bulanan yang diserahkan
pada pengelola asuhan gizi
Mengikuti kegiatan seminar, diklat dan penyegaran ilmu gizi maupun pendidikan
lanjutan lainnya sesuai penugasan
NO.
1
Syarat Jabatan
JENIS PENDIDIKAN
Seorang RD atau TRD
PELATIHAN
PENGALAMAN
Memiliki STR dan Surat Izin Pengalaman di pelayanan
Kerja (SIK)
Gizi)
18
seni kuliner)
Memberikan laporan kinerja administrasi gizi dan pelayanan makanan pasien
Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan pengadaan sarana dan
prasarana gizi.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan Instalasi gizi
Hasil Kerja :
Laporan asuhan gizi pasien rawat jalan dan rawat inap yang meliputi :
Laporan permintaan dan pemberian makan pasien rawat inap
Laporan hasil pengawasan kegiatan produksi (cita rasa makanan)
Laporan hasil pengawasan kesesuaian diet dan distribusi makanan pasien
Laporan hasil pengawasan higiene dan sanitasi makanan
Uraian tugas :
Menyalin permintaan makan pasien rawat inap dari seluruh ruangan sesuai
jadwal makan
Menilai hasil masakan yang diolah (uji cita rasa)dan pengawasan distribusi
apabila penanggung jawab penyelenggaraan makanan tidak ada
Membuat laporan harian kegiatan hasil pengawasan uji cita dan pengawasan
distribusi (kesesuaian diet) sesuai dengan jadwal makan pasien
Wewenang
:
Menegur dan mengingatkan
rekan karyawan
kerja.
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
19
Syarat Jabatan
NO.
1
JENIS PENDIDIKAN
Minimal SMK jasa boga
PELATIHAN
PENGALAMAN
Pengalaman di pelayanan
makanan dan dietetika
H. ADMINISTRASI
Nama Jabatan
Unit Kerja
Ikhtisar Jabatan
: Administrasi
: Instalasi Gizi
:
prasarana gizi.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan Instalasi gizi
Hasil Kerja :
Laporan kegiatan pelayanan makanan pasien rawat inap dan pelayanan asuhan gizi
pasien
Uraian tugas :
Menghimpun dan menyerahkan laporan rutin kepada Kepala Instalasi Gizi perihal
pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Gizi dari sub-sub Instalasi Gizi atau
penanggung jawab
Wewenang
:
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Syarat Jabatan
:
20
NO.
1
JENIS PENDIDIKAN
Minimal SMA
Mahir
PELATIHAN
menggunakan
PENGALAMAN
komputer
I.
BAB III
STANDAR FASILITAS GIZI
3.1
Keterangan :
1. : Ruang
2.
3. FASILITAS GIZI
Instalasi Gizi berdiri pada lahan seluas 403m. Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruang
yang terdiri dari :
1 Ruang bongkar muat barang
1 Ruang penerimaan bahan makanan
1 Ruang penyimpanan bahan makanan
1 Ruang persiapan bahan makanan
1 Ruang pengolahan makanan utama
1 Ruang pengolahan kue/snack
1 Ruang pengolahan susu
1 Ruang pemorsian makanan
1 Ruang penyimpanan troley makanan
1 Ruang pencucian perlatan
1 Ruang penyimpanan peralatan
2 Ruang ganti karyawan
1 Ruang Kepala Instalasi dan staff gizi
1 Ruang administrasi gizi
3 kamar mandi karyawan
1 Ruang tabung gas
21
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
kesehatannya
dalam
upaya
mempercepat
proses
penyembuhan,
PAGT dilakukan pada pasien beresiko kurang gizi, gizi kurang dan kondisi
khusus dengan penyakit tertentu. Tahapan PAGT mulai dari
1. Assesmen / pengkajian gizi
Dietesien melakukan asessment gizi berupa anamnesa riwayat gizi, riwayat
personal, hasil pemeriksaan laboratorium, antropometri, fisik klinis (bila ada)
kemudian dianalisa
2. Diagnosa gizi dengan penulisan terstruktur berkonsep PES (Problem
3.
Penyelenggaraan makanan
Penyelenggaraan makanan RS merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan
anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, pendistribusian makanan, pencataan pelaporan dan
evaluasi. Tujuannya yaitu menyediakan makanan berkualitas sesuai kebutuhan gizi,
biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang
.
optimal.
Bentuk penyelenggaraan makanan yang digunakan di RSUD R. Syamsudin
pasien dan karyawan yang mencakup ketentuan macam konsumen yang dilayani,
kandungan gizi, pola menu dan frekuensi makan sehari serta jenis menu.
2. Penyusunan standar bahan makanan rumah sakit
Standar bahan makanan sehari adalah acuan macam dan jumlah bahan makanan
seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien yang tercantum dalam
penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit
3. Perencanaan anggaran makanan
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyususnan biaya
yang diperlukan untuk pengadaan makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani
4. Perencanaan menu
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyususn dan memadukan
hidangan dalam variasi yang serasi, harmonis yang memenuhi kecukupan gizi, cita
rasa yang sesuai dengan selera konsumen dan kebijakan institusi.
5. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang
diperlukan
dalam
kurun
waktu
tertentu
dalam
rangkan
mempersiapkan
Bila diperlukan tambahan nutrisi komersil khusus maka akan diberikan apabila
pasien atau keluarga pasien menyetujui sesuai dengan aturan yang berlaku.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan barang-barang logistik terdiri dari :
1. Makanan, nutrisi enteral komersil dan bahan habis pakai (BHP)
2. Barang rumah tangga (RT) dan Alat tulis kantor (ATK)
Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan, permintaan, penyimpanan,
penggunaan, pencatatan dan pelaporan adalah sebagai berikut :
5.1.
Instalasi Gizi
2. Perencanaan
Instalasi gizi akan mendata
UPBJ
.
PIHAK KE 3
.
OUTSHOURCI
NG GIZI
komersial dan bahan habis pakai setiap tahun dan mengajukan kebutuhan
tersebut ke Unit Pengadaan Barang dan Jasa Rumah Sakit. Rencana kebutuhan
berdasar realisasi tahun lalu atau BOR dan ditambah estimasi rencana
penambahan jumlah tempat tidur pasien.
3. Permintaan
Permintaan makan pasien dilakukan tiga kali sehari sesuai jadwal pemberian
makan pasien berdasarkan daftar permintaan makanan pasien dari setiap
ruangan yang diterima oleh Instalasi Gizi.
4. Pembelian / Pengadaan
Pembelian atau pengadaan makanan dilakukan oleh UPBJ kepada pihak ke 3
yang ditunjuk. Pengadaan makanan dilakukan sesuian dengan permintaan
makanan pasien yang diterima dari Instalasi Gizi.
28
2.
UPBJ
.
GUDANG
.
SARANA
RS
Perencanaan
Instalasi Gizi mendata kebutuhan barang-barang alat tulis dan alat rumah tangga
setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke unit pengadaan barang dan
jasa. Rencana kebutuhan berdasar pemakaian alat tulis dan rumah tangga tahun
3.
sebelumnya.
Permintaan
Instalasi Gizi mengajukan permintaan alat tulis kantor / barang berdasarkan
4.
5.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Pengertian
29
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disbabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
6.2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
6.3. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang
dilaksanakan melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko di RSUD R. Syamsudin, S.H. dimana kegiatan ini
dilakukan melalui : monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang
terkait dengan pelaksanaan patient safety, tindakan preventif, pengendalian
proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit mutu internal.
1.
periode
pengambilan
data
dan
analisisnya.
Bila
terjadi
30
penyimpangan
atau
terjadi
kejadian
tidak
diinginkan
pimpinan
unit
Tindakan Preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan
tindakan yang
risiko
pasien.
Kejadian
tidak
diinginkan
yang
menyangkut
Tindakan Korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari
insiden
dan
tindak
lanjutnya
serta
implementasi
solusi
untuk
31
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
9.1. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas
atau kelalaian/kesengajaan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses
pengolahan dan lingkungan kerja serta cara cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang berada di rumah sakit
termasuk instalasi Gizi dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan
untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta
masyarakat di sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu
proses kerja. Dengan demikian jelas bahwa, keselamatan kerja adalah merupakan
sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan
kerugian yang berupa luka/cidera, cacat/kematian, kerugian harta benda dan
kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara luas.
9.2. Tujuan Keselamatan Kerja
Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan perkerjaan
Mencegah, mengurangi, memadamkan kebakaran
Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
Memberi kesempatan atau menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
Memberi perlindungan pada pekerja
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, suara dan getaran
Mencegah dan mengendalikan timbulnya keracunan makanan
32
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
Menerapkan ergonomi di tempat kerja
Mengamankan dan memelihara alat alat perlengkapan penyelenggaraan
makanan
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
9.3. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi kecelakaan kerja di instalasi gizi secara garis besar, diantaranya :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
Terbakar, tersiram air panas
Terjatuh
Tersandung benda
Terbentur alat
Terkena arus listrik
Terpapar penyakit infeksius pasien, dll.
b.
c.
d.
e.
f.
Desain ruangan
Ruangan Instalasi gizi didesain mengacu pada aturan yang berlaku seperti
luas ruangan didesain lebih dari ukuran standar yaitu 4,82m (panjang) x 3,78m
33
h.
Pencegahan
i.
j.
Pengawasan
10.4.
Prinsip keselamatan kerja pegawai
- Pengendalian teknis mencakup letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan
-
praktis
Penerapan ventilasi yang cukup memenuhi syarat
Tersedia ruang istirahat bagi pegawai
Adanya pengawasan kerja dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai
Pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan kemampuan kerja pegawai
Volume kerja yang dibebankan sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan
Perawatan alat dilakukan secara kontinyu agar tetap dala kondisi layak pakai
Adanya pendidikan keselamatan kerja bagi pegawai
Adanya peralatan pelindung yang cukup
Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja
penyimpanan
b. Ruang persiapan dan pengolahan
Menggunakan peralatan yang tersedia dan cara kerja yang baik sesuai petunjuk
pemakaiannya
Tidak menggaruk, batuk, bercakap-cakap selama mengolah makanan
Meneliti semua peralatan sebelum dan sesudah digunakan
Mengisi alat memasak (panci) menurut ukuran semestinya
c. Ruang distribusi makanan
Tidak mengisi piring terlalu penuh dan kereta makanan melebihi kapasitasnya
Meletakkan alat dengan teratur dan rapi
34
Perhatikan bila membawa makanan pada baki jangan sampai tertumpah atau
tercampur
d. Alat pelindung kerja
Baju kerja, celemek, topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin, enak
dipakai
Menggunakan sandal yang tidak licin
Menggunakan serbet pada tempatnya
Tersedia alat sanitasi yang sesuai
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat terjangkau
Tersedia alat / obat P3K sederhana
BAB VIII
KEAMANAN DAN SANITASI MAKANAN
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah makanan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan, sehingga menjadi hal yang mutlak harus
dipenuhi dalam proses pengolahan makanan rumah sakit. Prinsip keamanan makanan
meliputi :
1. Good Manufacturing Practise (GMP)
GMP atau cara pengolahan makanan yang baik dan benar mulai dari pemilihan
bahan makanan sampai penyajian makanan ke konsumen.
e. Pemilihan bahan makanan harus memperhatikan mutu bahan makanan yang
terkait nilai gizi, kebutuhan, kebersihan dan keamanan / bebas dari unsur yang
tidak diharapkan. Bahan makanan berkualitas memiliki ciri bentuk yang baik dan
menarik, ukuran hampir seragam, warna, rasa dan aroma khas, segar dan tidak
rusak atau berubah warna dan rasa, tidak berlendir. Setiap jenis bahan makanan
memiliki ciri yang berbeda-beda. Berbagai kelompok bahan makanan memiliki
f.
No
570C
-5 0 0 C
< -5 0 C
10 0 C
10 0 C
10 0 C
25 0 C
25 0 C
25 0 C
- Peralatan yang akan digunakan dan bahan makanan diolah sesuai urutan
prioritas, prioritas dalam memasak :
1. Dahulukan memasak makanan yang tahan lama (goreng-gorengan),
makanan rawan (berkuah) dimasak paling ahir
2. Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak dalam lemari es
3. Simpan makanan jadi yang belum waktunya dihidangkan dalam keadaan
panas
4. Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam makanan
5. Tidak menjamah makanan jadi langsung dengan tangan
6. Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu dicuci
- Pengaturan suhu dan waktu diperhatikan. Suhu pengolahan makanan
maksimal 900C dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan zat gizi tidak
hilang akibat penguapan
- Higiene penanganan makanan memperlakukan makanan secara hati-hati dan
seksama sesuai prinsip higien sanitasi makanan dan menempatkan makanan
dalam wadah tertutup dan menghindari penempatan makanan terbuka
dengan tumpang tindih.
h. Penyimpanan makanan masak tidak dicampur dengan bahan makanan mentah,
tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis makanan jadi
dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tapi berventilasi yang
dapat mengeluarkan uap air, penyimpanan makanan harus memperhatikan suhu
penyimpanan sebagai berikut :
No
segera
disajikan
disajikan
>60 0 C
10 0 C
>65,5 0 C
-5 - -1 0 C
telur, susu)
Makan disajikan dingin
5 - 10 0 C
<10 0 C
Makanan kering
i.
waktu lama
25 30 0 C
Suhu penyimpanan
dlm Akan segera Belum
dan selalu higienis, bahan makanan dan makanan tidak boleh diinjak, dibanting
j.
dan diduduki, menggunakan wadah yang kuat, tidak karat dan ukuran memadai.
Penyajian makanan harus memperhatikan prinsip :
- Prinsip pewadahan : setiap jenis makanan ditempatkan pada wadah terpisah
dan tertutup untuk mencegah kontaminasi silang
- Prinsip kadar air : makanan dengan kadar air tinggi baru dicampur menjelang
penyajian untuk menghindari makanan cepat basi
- Prinsip edible part : setiap bahan yang disajikan yaitu yang dapat dimakan,
untuk menghindari kejadian salah makan
- Prinsip pemisah : makanan yang disajikan dalam dus harus dipisah satu
sama lain
- Prinsip panas : penyajian makanan yang harus dalam keadaan panas
diusahakan tetap dala keadaan panas sebelum disajikan ke alat saji,
makanan berada pada suhu >600C
- Prinsip bersih : peralatan yang digunakan harus higien, utuh, tidak cacat atau
rusak
- Prinsip handling : setiap penanganan makanan tidak boleh kontak langsung
dengan anggota tubuh
- Prinsip tepat penyajian : disesuaikan dengan kelas pelayanan dan kebutuhan,
tepat penyajian yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat
jumlah.
syarat
Tidak menderita penyakit menular
Mandi teratur dengan sabun dan air bersih, menggosok gigi
teratur paling sedikit 2x sehari, membersihkan lubang
Kebiasaan
tangan
peralatan
makanan
Selalu bersih dan rapi, memakai celemek, tutup kepala,
alas kaki tidak licin, tidak memakai perhiasan, memakai
sarung tangan jika perlu
39
pembersihan,
desinfektan, dan pengeringan ukuran bak 75x75x45 cm, perangkat lunak : air
-
mengeringkan)
jenis bahan pencuci yang sesuai untuk mencuci peralatan makan/masak
Jenis desinfektan yang biasa digunakan (hipochlorit, QACs, amphoteric
TPS
Bersihkan lantai dan dinding secara teratur
Saluran pembuanagn limbah berfungsi dengan baik
Tersedia tempat cuci tangan yang memenuhi syarat
BAB IX
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU
9.1. Pengertian
Pelayanan gizi yang baik dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu, yaitu
pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan
aman, menjamin kepuasan konsumen dan assesment yang berkualitas.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai rencana dan kebijakan yang ditetapkan dapat mencapai
sasaran yang dikehendaki.
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan perbaikan yang
terjadi sesuai dengan tujuan.
9.2. Indikator Mutu Pelayanan
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai mutu pelayanan gizi adalah :
40
41
Jenis Kinerja
Indikator Kinerja
Tujuan
Formula
5.
6.
7.
8.
9. Pembuat Laporan
10. Pemilik Indikator
11. Catatan
Jenis Kinerja
Indikator Kinerja
Tujuan
Formula
5.
6.
7.
8.
9. Pembuat Laporan
10. Pemilik Indikator
11. Catatan
5.
6.
7.
8.
9. Pembuat Laporan
10. Pemilik Indikator
11. Catatan
>80%
Tiap bulan
Laporan harian pengawasan produksi dan distribusi
Pelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan
dan administrasi
PJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan
administrasi
Unit Gizi
Standar kinerja pelayanan
1. Jenis Kinerja
2. Indikator Kinerja
3. Tujuan
4. Formula
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
>60%
Tiap bulan
Laporan asuhan gizi pasien rawat inap
PJ. Asuhan gizi
Ka. Instalasi Gizi
Unit Gizi
Bila skor minimal tidak tercapai dilakukan audit ulang
5. Profil Indikator Kinerja Pelayanan konseling gizi dan dietetik pasien rawat inap
43
1.
2.
3.
4.
Jenis Kinerja
Indikator Kinerja
Tujuan
Frmula
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
>80%
Tiap bulan
Laporan asuhan gizi pasien rawat inap
Pj. Asuhan Gizi
Ka. Instalasi Gizi
Unit Gizi
Bila skor minimal tidak tercapai dilakukan audit ulang
4. Formula
Jumlah pasien yang memberikan penilaian puas
X 100%
Jumlah pasien yang disurvey
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
>70%
Tiap 6 bulan
Laporan harian pengawasan produksi dan distribusi
Ahli gizi
PJ penelitian dan penegmbangan gizi terapan
Unit Gizi
Standar kinerja pelayanan
BAB X
PENUTUP
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi, peraturan
perundang-undangan dan pembaruan standar acuan pelayanan yang berkualitas melalui
akreditasi rumah sakit berdampak pada pelayanan gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang
44
45