Anda di halaman 1dari 16

I.

Pengertian Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Bisnis


1.1 Perkembangan Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan merupkan salah satu cabang dari bidang akuntansi yang
sudah cukup lama dikenal di negara-negara maju, khususnya di Amerika Serikat.
Hal ini terbukti, karena sejak tahun 1921, Amerika Serikat telah memiliki Undangundang (Budget and Accounting Act tahun 1921) yang kemudian pada tahun 1950
disempurnakan menjadi Budget and Accounting Procedure Act tahun 1950. Pada
intinya dalam Undang-undang tersebut telah diatur mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan praktik akuntansi pemerintahan di Amerika Serikat,
misalnya

adanya

ketentuan

yang

mengharuskan

kepada

Kepala

GAO

(Governmental Accounting Office/Comptroller General) untuk menetapkan:


1. Formulir, sistem dan prosedur mengenai penyediaan dana dan akuntansi
dana pada badan-badan federal;
2. Prinsip-prinsip, standar dan persyaratan akuntansi lainnya yang harus
dilaksanakan oleh badan-badan federal, termasuk integrasi akuntansi
antara eksekutif dan Treasury Department.
Selama ini praktik akuntansi pemerintahan yang dikenal di Indonesia lebih banyak
bersumber pada ICW (Indische Comptabiliteits Wet), yang dalam hal ini tidak
dapat

dilepaskan

keterkaitannya

dengan

pelaksanaan

APBN

(Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara). Sedangkan akuntansi pemerintahan dalam arti


akuntansi dana, baru dikenal di Indonesia pada sekitar tahun 1980. Sejak itu
perhatian terhadap perkembangan akuntansi pemerintahan mulai terlihat
menonjol. Di berbagai lembaga pendidikan tinggi, baik pendidikan tinggi negeri
maupun pendidikan tinggi swasta mulai dikenalkan matakuliah akuntansi
pemerintahan (akuntansi dana) pada saat ini matakuliah akuntansi pemerintahan
telah menjadi mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa yang mengambil bidang
studi ekonomi jurusan akuntansi. Selain itu, matakuliah akuntansi pemerintah
pada saat ini juga telah diujikan sebagai mataujian negara bagi para mahasiswa
perguruan tinggi swasta dan mataujian Negara akuntansi (UNA) bagi mahasiswa
yang akan mengambil gelar profesi (akuntan). Sehingga mulai saat itu mulai
dikenal

pula

berbagai

buku

yang

berkaitan

dengan

bidang

akuntansi

pemerintahan. Berbagai kondisi tersebut di atas jelas sangat mendorong semakin


dikenalnya akuntansi pemerintahan di Indonesia.

1.2 Pengertian Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Bisnis


Dilihat dari segi prosesnya, menurut Revrisond Baswir (2000), akuntansi adalah
suatu keterampilan dalam mencatat, menggolong-golongkan, dan meringkas transaksitransaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta
melaporkan hasil-hasilnya dalam suatu laporan yang disebut dengan laporan
keuangan.
Sedangkan dari segi fungsinya, Baswir mengutip pendapat Belkaoui yang
menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau
perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai alternatif tindakan.
Pada intinya akuntansi berfungsi untuk membantu manusia dengan menyediakan
informasi. Informasi ini akan dipakai untuk mengambil keputusan-keputusan ekonomi
dalam menggunakan benda-benda ekonomi yang langka dan mempunyai berbagai
alternatif penggunaan.
Informasi yang disediakan oleh akuntansi dapat dipergunakan dalam ukuran mikro
(kecil), seperti koperasi, yayasan, PT, CV, atau firma dan lembaga pemerintahan.
Sedangkan lembaga pengguna informasi yang digolongkan sebagai lembaga dalam
ukuran makro adalah perekonomian nasional.
A. Akuntansi Perusahaan
Sifat dan karakteristik akuntansi perusahaan adalah bahwa dengan proses
akuntansi menghasilkan informasi keuangan yang mencerminkan posisi keuangan
serta perkembangan usaha suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu.
Akuntansi komersial terbagi menjadi akuntansi keuangan (financial accounting) dan
akuntansi biaya (cost accounting), yang dalam perkembangannya akuntansi biaya
berevolusi menjadi akuntansi manajemen (management accounting).
Akuntansi keuangan terutama bertujuan menghasilkan informasi keuangan bagi
pemilik perusahaan (shareholders) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
(stakeholders).

Dalam

menyajikan

informasi

tersebut,

akuntansi

keuangan

menggunakan standar akuntansi komersial yang berlaku umum (generally accepted


accounting principles, GAAP).
Sedangkan akuntansi manajemen bertujuan menghasilkan informasi keuangan
yang berguna bagi pengelola perusahaan (executives). Jenis informasi keuangan yang
dihasilkan tergantung dari kebutuhan masing-masing pengelola perusahaan tersebut.

B. Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial, atau akuntansi nasional, atau akuntansi makro adalah bidang
akuntansi yang berkaitan dengan perekonomian nasional secara makro. Lima hal
penting yang tercakup di dalamnya meliputi: akun/rekening pendapatan dan produksi
nasional, akun antar industri, akun arus dana, akun neraca pembayaran, dan akun
neraca nasional.
C. Akuntansi Pemerintahan
Pada hakekatnya akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi di bidang
keuangan Negara (public finance), khususnya pada tahapan pelaksanaan anggaran
(budget execution), termasuk segala pengaruh yang ditimbulkannya, baik yang bersifat
seketika maupun yang lebih permanen pada semua tingkatan dan unit pemerintahan.
(Kustadi Arinta)
Akuntansi pemerintahan, termasuk di dalamnya adalah akuntansi untuk organisasi
nirlaba lainnya (nonprofit organization), adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya yang tidak bertujuan untuk
mencari laba.
Sedangkan menurut International Federation of Accountants (IFAC), yang dimaksud
dengan sektor publik (public sector) mengacu pada pemerintah pusat (national
government), pemerintahan daerah (regional government) pemerintahan lokal (local
governments) dan unit pemerintahan lain yang terkait.
Bachtiar Arif dkk (2002:3) mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai suatu
aktivitas

pemberian

jasa untuk

menyediakan

informasi

keuangan

pemerintah

berdasarkan proses pencatatan, pengklaifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi


keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2002:143) menyebutkan bahwa Akuntansi
Pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka menyediakan informasi
kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan
keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai
alternatif arah tindakan.

II. Perbedaan & Persamaan Akuntansi Pemerintahan &


Akuntansi Bisnis
Karakteristik organisasi pemerintahan berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini
berimplikasi pula terhadap praktik akuntansi yang berlaku di kedua organisasi tersebut.
Beberapa perbedaan mendasar tersebut berkaitan dengan aspek kepemilikan,
mekanisme pertanggungjawaban, standar akuntansi, pendekatan pencatatan, dan
regulasi. Berikut perbedaan dari Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Bisnis:
1. Kepemilikan. Dalam bisnis, kepemilikan perusahaan dapat diidentifikasi
dengan jelas. Modal dinyatakan dalam bentuk saham, sehingga yang disebut
pemilik adalah para pemegang saham. Asumsi akuntansi yang kemudian
dibuat adalah asumsi kemandirian entitas (economic entity), yakni kepemilikan
pemodal hanya sebatas saham yang diinvestasikannnya diperusahaan. Hal ini
berbeda dengan organisasi yang disebut pemerintah (daerah), dimana
pemiliknya adalah masyarakat. Jadi, tidak dikenal istilah modal atau saham.
2. Mekanisme Pertanggungjawaban. Oleh karena pemiliknya berbeda, maka
mekanisme pertanggungjawaban operasional dan keuangan juga berbeda
antara

organisasi

bisnis

pertanggungjawaban

dan

dilaksanakan

pemerintahan.
melalui

Dalam

mekanisme

bisnis,

Rapat

Umum

Pemegang Saham (RUPS), sementara dalam organisasi pemerintahan


mekanisme pertanggungjawaban dilakukan melalui lembaga perwakilan
(representatives)

yang

disebut

Dewan

Perwakilan

Rakyat/Daerah

(DPR/DPRD).
3. Standar Akuntansi. Standar akuntansi di bisnis berbeda dengan di
pemerintahan. Penyusun standar akuntansi untuk bisnis di Indonesia adalah
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni sebuah organisasi profesi yang dibentuk
oleh

para

akuntan,

sedangkan

penyusun

standar

akuntansi

untuk

pemerintahan adalah Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), yang


terdiri dari para pakar, baik dari pemerintahan maupun dari luar pemerintahan.
4. Pendekatan Pencatatan. Akuntansi pemerintahan merupakan bagian dari
mekanisme

pertanggungjawaban

anggaran.

Dalam

hal

ini,

anggaran

(APBN/APBD) merupakan dokumen terpenting dan menjadi dasar dalam


pelaksanaan aktivitas dan operasional pemerintah (daerah). Oleh karena itu,
pendekatan
accounting).

yang

digunakan

adalah

akuntansi

anggaran

(budgetary

5. Aspek Regulasi. Organisasi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh berbagai


kebijakan pemerintahan, seperti kebijakan ekonomi, politik, dan moneter. Oleh
karena itu, penganggaran dan akuntansi tidak tergantung pada kebutuhan
(mekanisme) pasar, seperti halnya bisnis. Semakin sentralistis pembuatan
kebijakan

tersebut,

maka

pengelolaan

keuangan

(dan

akuntansi)

pemerintahan juga akan semakin kaku pada aturan.


Laporan Keuangan
Sama seperti di bisnis, laporan keuangan pemerintahan juga berjumlah 4 (empat),
tetapi dengan nama yang berbeda, yakni (1) Laporan Realisasi Anggaran, (2) Neraca,
(3) Laporan Arus Kas, dan (4) Catatan atas Laporan Keuangan. Perbedaan utama LK
bisnis dan pemerintah (daerah) adalah:
1. Komponen LRA vs Laporan Rugi Laba (LRL). Komponen LRL ada dua
(Pendapatan dan Biaya), sementara komponen LRA ada tiga (Pendapatan,
Belanja, dan Pembiayaan). Selisih antara pendapatan dan biaya/belanja di LRL
disebut laba atau rugi, sementara di LRA disebut surplus/defisit. Kedua
kelompok istilah ini memiliki makna berbeda.
2. Komponen Neraca.

Berbeda dengan Neraca dalam bisnis, rekening-rekening

(accounts) dalam Neraca pemerintahan memunculkan istilah baru, di antaranya


Dana Cadangan, Ekuitas Dana (Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi,
dan Ekuitas Dana Cadangan). Uniknya, jumlah yang tercantum dalam Ekuitas
Dana berkaitan langsung dengan nilai yang tercantum dalam Aset (Lancar,
Tetap, dan Cadangan).
3. Komponen Laporan Arus Kas (LAK). Dalam bisnis, komponen LAK ada tiga
(aktivitas operasi, investasi, pembiayaan) sedangkan dalam pemerintahan ada
empat (aktivitas operasi, investasi non keuangan, pembiayaan, dan non
anggaran).
4. Rugi/Laba vs Surplus/Defisit. Rugi/Laba menggambarkan keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuannya, yakni memaksimalkan keuntungan
(profits), Sementara Surplus/Defisit menunjukkan hasil dari pelaksanaan
mandat atau kewenangan oleh pemerintah (daerah) berupa anggaran
(APBN/D), yang diserahkan oleh lembaga perwakilan (DPRD/D) dalam bentuk
kontrak antara DPR/D dan Pemerintah (Daerah) berupa UU atau Perda. Oleh
karena itu, jika dalam bisnis memperoleh Laba berarti bagus (sebaliknya: Rugi

berarti jelek), maka dalam pemerintahan Surplus atau Defisit tidak berhubungan
langsung dengan penilaian bagus atau jelek.
Selain memiliki perbedaan, adapun persamaan akuntansi pemerintahan dan akuntansi
bisnis adalah sebagai berikut:
1. Istilah Debit dan Kredit menjukkan posisi, yakni posisi sebelah kiri dan sebelah
kanan. Kedua istilah ini pertanda bahwa pencatatan harus dilakukan di dua sisi
(disebut Double Entry System). Nilai uang di sisi kiri (Debit) dan sisi kanan
(Kredit) harus seimbang setiap dilakukan pencatatan (penjurnalan). Dalam hal
ini, tidak ada perbedaan antara akuntansi bisnis dan pemerintahan.
2. Untuk menentukan rekening-rekening (accounts) yang harus didebit atau
dikredit pada saat pencataan, maka terlebih dahulu dipahami apa yang disebut
dengan persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan dasarnya
diambil dari format Neraca, yakni: Aktiva = Pasiva. Jika dijabarkan lebih jauh,
maka menjadi: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Dana. Dalam bisnis tidak
digunakan istilah ekuitas dana, tetapi modal pemilik (owners equity).

III. Dasar Hukum Akuntansi Pemerintahan


Meskipun lembaga pemerintahan bukanlah organisasi yang memiliki tujuan
menghasilkan laba, tetapi dalam aktivitasnya tetaplah melakukan transaksi pengeluaran
dan penerimaan pendapatan. Oleh karena itu, lembaga pemerintahan juga memerlukan
sebuah standar dalam mengelola keuangan untuk menghasilkan informasi sebagai
dasar pengambilan keputusan. Atas dasar inilah akhirnya pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).
Penyelenggaraan sistem akuntansi pemerintah yang modern, memiliki dasar
hukum sebagai berikut:
a. UURI no. 17tahun 2003tentang Keuangan Negara;
b. UURI no. 01 tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara;
c. UURI no. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
d. UURI no. 32 tahun 2004tentang Pemerintah Daerah
e. UURI no.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah
f.

Peraturan Pemerintah no. 42/2002tentang Pelaksanaan Anggaran (APBN);

g. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.06/2007


tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; dan
h. Serta peraturan perundangan lainnya yang terkait.

IV. Tujuan Akuntansi Pemerintahan


Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau
kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan
tertentu.
Tujuan Akuntansi Pemerintah menurut Abdul Halim (2004:28) adalah :
1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
2. Manajerial
3. Pengawasan
Tujuan-tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang
lengkap cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak
yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah.
Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau
badan

yang

mengelola

keuangan

negara

harus

memberikan

pertanggungjawaban dan perhitungan


2. Manajerial
Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan
informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijaksanaan
dan pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan
Tujuan

pengawasan

memungkinkan

memiliki

arti

terselenggaranya

bahwa

akuntansi

pemeriksaan

oleh

pemerintah
apaat

harus

pengawasan

fungsional secara efektif dan efisien.


Ketiga tujuan tersebut mampu dipenuhi oleh akuntansi dalam prakteknya melalui
sistem akuntansi pemerintah, yang setelah dikeluarkannya undang-undang di era
reformasi sistem yang digunakan pemerintah dulu yaitu tata buku hanya sebagian kecil
dari akuntansi dan tidak mampu memenuhi semangat yang dibawa pada era otonomi
daerah.

V. Karakteristik Akuntansi Pemerintahan


1. Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstitusi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara.
2. Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang
akuntabel dan auditabel
3. Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan
yang

diperlukan

untuk

penyusunan

rencana/program

dan

evaluasi

pelaksanaan secara fisik dan keuangan.


Menurut Revrisond Baswir (2000), karakteristik akuntansi pemerintahan adalah
sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pencatatan laba-rugi karena tujuan utama lembaga pemerintah
bukanlah mencari laba.
2. Tidak perlu

dilakukan

pencatatan pemilikan

pribadi

karena lembaga

pemerintah adalah milik seluruh rakyat, dan kepemilikan itu tidak dituliskan
dalam sebuah surat bukti kepemilikan.
3. Bentuk akuntansi pemerintahan berbeda antara suatu negara dengan negara
yang lain tergantung dari bentuk negara yang bersangkutan.
4. Penyelenggaraan akuntansi pemerintahan tidak dapat dipisahkan dari
mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran tiap negara karena
fungsi akuntansi pemerintahan adalah untuk menyediakan informasi tentang
realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara.
Sedangkan

menurut

Muhammad

Gade

(2002),

karakteristik

akuntansi

pemerintahan adalah sebagai berikut:


1. Menggunakan istilah dana (fund) sehingga akuntansi pemerintahan sering
juga disebut sebagai akuntansi dana. Pengertian dana di sini adalah satuan
akuntansi dan fiskal (fiscal and accounting entity) dengan seperangkat buku
besar yang mencatat kas, sumber-sumber keuangan selain kas, kewajibankewajiban, sisa atau saldo modal beserta perubahan-perubahannya yang
dipisahkan untuk melaksanakan kegiatan khusus atau mencapai kegiatan
tertentu.
2. Tidak ada model atau disain tunggal untuk akuntansi pemerintahan karena
sangat dipengaruhi oleh peraturan dan hukum yang berlaku dalam negara
tersebut.

VI. Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan


Governmental Finance Officers Association mengemukakan bahwa untuk dapat
memahami model akuntansi pemerintahan dengan tepat diperlukan pemahaman
mengenai tiga hal, yaitu struktur pemerintahan, sifat dari sumber daya, dan proses
politik (Muhammad Gade, 2002).
Sedangkan Revrisond Baswir (2000) juga mengemukakan tiga hal, meskipun
redaksi yang agak berbeda, yaitu sifat lembaga pemerintahan, sistem pemerintahan
suatu negara, dan mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran negara.
1. Struktur Pemerintahan
Pada pemerintahan demokrasi, struktur pemerintahan berdasarkan sistem
check and balances yang dilakukan dengan pemisahan fungsi eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Ketiga lembaga dalam sistem trias politika tersebut bisa jadi memandang
dengan berbeda mengenai bagaimana warga negara dilayani dan dilindungi dengan
sebaik-baiknya. Dalam klasifikasi Mumammad Gade, penjelasan yang mirip dengan
hal tersebut di atas dimasukkan dalam klasifikasi Proses Politik Memagang Peranan
Penting. Intinya bahwa dalam negara demokrasi, rakyat melalui wakil-wakilnya yang
berada dalam lembaga perwakilan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam
pemberian pelayanan kepada rakyat.
2. Sifat Lembaga Pemerintahan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam penjelasan sebelumnya, sifat lembaga
pemerintahan yang tidak mencari laba adalah salah satu alasan penting dibedakannya
akuntansi pemerintahan dari akuntansi komersial.
Menurut Edward S. Lyn sebagaimana dikutip oleh Revrisond Baswir (2000), sifat
khusus lembaga pemerintahan yang berbeda dengan perusahaan adalah sebagai
berikut:
1) Keinginan mengejar laba tidak termasuk dalam usaha dan kegiatannya;
2) Lembaga pemerintah tidak dimiliki secara pribadi, tetapi dimiliki secara
bersama (kolektif) oleh seluruh warga negara, dan kepemilikan tersebut
tidak dibuktikan dengan bukti kepemilikan (misalnya saham);
3) Sumbangan masyarakat terhadap pemerintah, seperti pajak, tidak ada
hubungannya secara langsung dengan jasa yang akan diterima oleh
masyarakat dari pemerintah. Dalam klasifikasi oleh Muhammad Gade,
penjelasan seperti di atas dimasukkan dalam klasifikasi sifat sumber daya.
Intinya adalah sama, yaitu tidak terdapat hubungan langsung antara barang

dan jasa yang diberikan dengan harga yang harus dibayar oleh pembeli.
Selain

itu,

berkaitan

dengan

sumber

daya,

pemerintah

harus

menginvestasikan sebagian penerimaannya dalam aktiva yang tidak secara


langsung

menghasilkan

pendapatansedangkan

dalam

perusahaan

umumnya menghasilkan pendaptan.


3. Bentuk Negara
Bentuk akuntansi pemerintahan berbeda dari suatu negara dengan negara lain,
antara lain juga dipengaruhi oleh bentuk negara yang bersangkutan.
4. Mekanisme Pengurusan Keuangan dan Sistem Anggaran Negara
Akuntansi pemerintahan pada hakekatnya berfungsi mencatat dan melaporkan
realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara. Karena anggaran negara adalah unsur
dari keuangan negara, maka akuntansi pemerintahan sebenarnya adalah penerapan
akuntansi dalam pengelolaan keuangan negara.

VII. Pemahaman Tentang Berbagai Istilah Dalam SAP


Pemerintahan
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

adalah komite sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang bertugas
menyusun SAP.
Istilah-istilah dalam Akuntansi Pemerintahan :
1. Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi pemerintah. Dalam akuntansi pemerintahan, yang
dimaksud pemerintah adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah
3. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah.
4. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar
penyusunan dan

pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan

merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun


laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam
mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
5. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah SAP yang
diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
6. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) adalah
penjelasan, klarifikasi, dan uraian lebih lanjut atas PSAP.
7. Buletin Teknis SAP adalah informasi yang berisi penjelasan teknis akuntansi
sebagai pedoman bagi pengguna.
8. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,
utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta
mengakui

pendapatan,

pelaksanaan

belanja,

anggaran

dan

berdasarkan

pembiayaan
basis

yang

dalam

pelaporan

ditetapkan

dalam

APBN/APBD.
9. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan
ekuitas dana berbasis akrual.
10. Komite

Standar

Akuntansi

Pemerintahan

(KSAP)

adalah

komite

sebagaimana
11. dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara yang bertugas menyusun SAP.
12. Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanaka pemerintah
meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur
dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara
sistematis untuk satu periode.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
15. Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang merupakan
mandat yang diberikan kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota untuk
melakukan pengeluaran pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.
16. Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas pada
Bendahara Umum Negara/Daerah.
17. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
18. Aset tak berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual.
19. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
20. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
21. Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
22. Belanja

adalah

semua

pengeluaran

dari

Rekening

Kas

Umum

Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun


anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah.

23. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan
yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu
tahun anggaran.
24. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah.
25. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
26. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang undangan
wajib

menyampaikan

laporan

pertanggungjawaban

berupa

laporan

keuangan.
27. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen, dan royalti, atau manfaat social sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat
28. Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.
29. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan
pengeluaran pemerintah daerah.
30. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung
seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat.
31. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi,
aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas
pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
32. Kemitraan adalah perjanjian antara dua fihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan
menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki.

33. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah
34. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang
merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan
sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.
35. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di
antara dua laporan keuangan tahunan.
36. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan entitas.
37. Mata uang pelaporan adalah mata uang rupiah yang digunakan dalam
menyajikan laporan keuangan.
38. Materialitas adalah suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau salah saji
suatu informasi akan mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna
yang dibuat atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada
hakikat atau besarnya pos atau kesalahan yang dipertimbangkan dari
keadaan khusus di mana kekurangan atau salah saji terjadi.
39. Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar fihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
40. Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi
instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Bendahara Umum
Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode
otorisasi tersebut.
41. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit atau memanfaatkan surplusanggaran.
42. Pendapatan

adalah

semua

penerimaan

Rekening

Kas

Umum

Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.
43. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset.
44. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
45. Piutang transfer adalah hak suatu entitas pelaporan untuk menerima
pembayaran dari entitas pelaporan lain sebagai akibat peraturan perundangundangan.
46. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang
negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar
seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
47. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung
seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah
pada bank yang ditetapkan.
48. Selisih kurs adalah selisih yang timbul karena penjabaran mata uang asing
ke rupiah pada kurs yang berbeda.
49. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap
dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang
signifikan.
50. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih
lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/APBD
selama satu periode pelaporan.
51. Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan.
52. Tanggal pelaporan adalah tanggal hari terakhir dari suatu periode pelaporan.

53. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan


dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana
bagi hasil.
54. Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan
pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan perundangundangan.

---ooooOOOOOoooo---

Anda mungkin juga menyukai