Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Agus Hangga
Program Studi : Pemerintahan
Universitas Nahdatul Ulama Gorontalo “UNU” Gorontalo, Indonesia.

ABSTRAK

Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak


kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan Indonesia
pertama adalah neraca kekayaan negara yang dikeluarkan pada tahun 1948. Bentuk akuntabilitas
keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda. Mulai akhir tahun 2003, barulah akuntansi
pemerintahan mendapatkan perhatian dan dasar hukum yang menggantikan produk Belanda tersebut
yaitu UU No 17 tahun 2003. UU No.17 th 2003 tentang keuangan negara menjadi pijakan penting
perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini
mengkaji tentang akuntansi pemerintahan daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
memahami akuntansi pemerintah daerah. Pada dasarnya tujuan akuntansi pemerintahan sama dengan
tujuan akuntansi bisnis, yaitu memberikan informasi keuangan atas transaksi keuangan yang
dilakukan organisasi tersebut dalam periode tertentu dan posisi keuangan pada tanggal tertentu
kepada para penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan. Akuntansi pemerintahan
merupakan salah satu akuntansi sektor publik yang berkembang pesat di Indonesia. Mendefinisikan
Akuntansi sektor publik sebagai berikut: Mekanisme teknik dan analisis akunansi yang diterapkan
pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemendepartemen
dibawahnya, pemerintahah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial, maupun pada proyek-
proyek kerja sama sektor publik serta swasta. Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan sistem
akuntansi baik secara manual maupun terkomputerisasi, yang mencatat transaksi keuangan daerah
sebagai akuntabilitas pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah dan anggaran lain yang
terkait dengan keuangan daerah.

Kata Kunci : Akuntansi, Konseptual, Pemerintah daerah.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi serta tuntutan reformasi yang semakin meningkat, peran akuntansi sebagai
alat pencatatan semakin dibutuhkan. Kepentingan itu tidak hanya diperuntukkan untuk pihak
manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban (accountability) kepada
banyak pihak yang memerlukan, Di dalam dunia bisnis (Commercial), akuntansi telah berkembang
seiring dengan perkembangan bisnis tersebut. Hal ini menyebabkan akuntansi harus bisa
menyesuaikan dan berkembang seiring dengan perkembangan dunia bisnis.
Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Penyebabnya adalah
karakteristiknya tidak banyak mengalami perubahan. Dengan adanya tuntutan masyarakat
menyebabkan akuntansi pemerintahan menjadi penting. Semakin besarnya dana yang dikelola oleh
pemerintah semakin besar pula tuntutan akuntabilitas keungan sebagai wujud transparasi keuangan
dalam pemerintahan.
Akuntansi Pemerintahan dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk
menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan.
Dengan demikian secara umum pengertian tersebut tidak berbeda dengan akuntansi,
perbedaannya terletak pada jenis transaksi yang dicatat dan penggunanya. Jenis yang dicatat dalam
akuntansi pemerintah adalah transaksi keuangan pemerintah. Penggunanya secara umum adalah
rakyat secara luas yang diwakili oleh lembaga legislative, pemerintah dan kreditor seperti : IMF,
ADB dan yang lainnya.
Kebutuhan akan akuntansi pemerintah semakin besar sehingga disiplin ilmu akuntansi
memasukkan akuntansi pemerintahan sebagai bagiannya. Dengan diakuinya akuntansi pemerintahan
di dalam disiplin ilmu akuntansi, akuntansi menjadi lebih variatif.
Jika diklasifikasikan ruang lingkup akuntansi terbagi menjadi dua yaitu akuntansi mikro dan
akuntansi makro. Akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis termasuk dalam akuntansi mikro,
sementara akuntansi social dan national accounting termasuk dalam akuntansi makro.
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana akuntansi di pemerintahan daerah !
C. Tujuan
 Mengetahui dan memahami akuntansi di pemerintah daerah!
D. Metode Penelitian
 Memahami akuntansi di pemerintah daerah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keungan Negara dan Pencatatannya
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan Indonesia
pertama adalah neraca kekayaan negara yang dikeluarkan pada tahun 1948. Bentuk akuntabilitas
keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda. Mulai akhir tahun 2003, barulah akuntansi
pemerintahan mendapatkan perhatian dan dasar hukum yang menggantikan produk Belanda tersebut
yaitu UU No 17 tahun 2003. UU No.17 th 2003 tentang keuangan negara menjadi pijakan penting
perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia. UU keuangan negara tersebut diikuti pula
dengan UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharan Negara dan UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Dengan ketiga undang-undang tersebut,
tuntutan akan akuntansi pemerintahan semakin nyata.
Sebelum UU No. 17 th 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan pencatatan tunggal
(single entry), dengan menggunakan Cash basis. Akuntansi pemerintahan pada saat itu, sangat
sederhana (simple), buku-buku yang digunakan anatara lain buku kas umum (BKU), buku kas tunai,
buku Bank, buku pengawasan dana UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan), buku
pengawasan kredit anggaran permata anggaran (MAK), buku panjar (porsekot dan buku pungutan
dan penyetoran pajak. Laporan yang dibuat sangat sederhana, seperti misalnya Laporan
Surplus/Defisit, Laporan keadaan Kas (LKK) dan Laporan Keadaan Kredit Anggaran (LKKA).
Akuntansi berbasis kas penerapannya sedehana dan mudah dipahami. Sehingga tidak memerlukan
waktu lama untuk membuatnya dan SDM yang mengerjakannya juga tidak harus professional.

B. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah


Praktik akuntansi harus dilaksanakan mengacu pada Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
(PABU). Berlaku Umum mempunyai makna bahwa laporan keuangan suatu perusahaan bisa
dimengerti oleh siapa pun dengan latar belakang apa pun. Dalam hal ini, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 paragraf 9 dan 10 menyatakan bahwa laporan keuangan yang
dibuat berdasarkan standar akuntansi tetap bisa memenuhi kebutuhan semua pengguna yang meliputi
investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
lainnya, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Jika tidak ada PABU, maka
sebuah entitas akuntansi harus membuat laporan keuangan dalam banyak format karenanya
banyaknya pihak yang berkepentingan.
Meski demikian, berhubung investor merupakan penanam modal yang secara relatif mempunyai
risiko yang lebih banyak, maka laporan keuangan entitas akuntansi, khususnya perusahaan,
berdasarkan standar akuntansi keuangan akan mengandung lebih banyak informasi untuk
kepentingan investor. Selain itu, aturan-aturan yang dibuat lebih banyak dimaksudkan agar laporan
keuangan memberikan informasi yang memenuhi kepentingan investor.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Akuntansi dan pemerintah Daerah
Akuntansi pemerintahan merupakan salah satu akuntansi sektor publik yang berkembang pesat di
Indonesia. Bastian (2010:3) mendefinisikan Akuntansi sektor publik sebagai berikut: Mekanisme
teknik dan analisis akunansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga
tinggi negara dan departemendepartemen dibawahnya, pemerintahah daerah, BUMN, BUMD, LSM,
dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta.
Menurut Nordiawan dkk (2010:4), jenis-jenis organisasi sektor publik terbagi menjadi tiga yaitu
instansi pemerintah, organisasi nirlaba milik pemerintah (perguruan tinggi, rumah sakit milik
pemerintah, yayasan milik pemerintah, Badan Layanan Umum, dan Badan Layanan Umum Daerah),
organisasi nirlaba milik swasta.
B. Tujuan akuntansi pemerintah daerah
Pada dasarnya tujuan akuntansi pemerintahan sama dengan tujuan akuntansi bisnis, yaitu
memberikan informasi keuangan atas transaksi keuangan yang dilakukan organisasi tersebut dalam
periode tertentu dan posisi keuangan pada tanggal tertentu kepada para penggunanya dalam rangka
pengambilan keputusan. Berkenaan dengan itu, akuntansi pemerintah secara khusus memiliki tujuan
berikut (Arif, 2002:5):
1. Akuntabilitas Tujuan utama dari akuntabilitas ditekankan karena setiap pengelola atau manajemen
dapat menyampaikan akuntabilitas keuangan dengan menyampaikan suatu laporan keuangan.
2. Manajerial Akuntansi Pemerintahan memungkinkan pemerintah untuk melakukan perencanaan
berupa penyusunan APBN dan strategi pembangunan lain, untuk melakukan pelaksanaan kegiatan
pembangunan dan pengendalian atas kegiatan tersebut dalam rangka pencapaian ketaatan kepada
peraturan perundang-undangan, efesiensi, efektivitas, dan ekonomis.
3. Pengawasan Akuntansi pemerintahan diadakan untuk memungkinkan diadakannya pengawasan
pengurusan keuangan negara dengan lebih mudah oleh aparat pemeriksa.
C. Karatersitik Akuntansi pemerintah daerah
Akuntansi pemerintahan memiliki karakterisktik tersendiri jika dibandingkan dengan akuntansi
bisnis. Berikut ini karakteristik akuntansi pemerintahan (Halim, 2002):
1. Berbeda dengan akuntansi bisnis
2. Tidak ada laporan laba
3. Anggaran merupakan plafond
4. Menggunakan lebih dari satu dana
5. Sangat bergantung pada undang-undang
6. Tidak mengenal perkiraan modal dan laba yang ditahan di neraca
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan :

1. Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan sistem akuntansi baik secara manual maupun
terkomputerisasi, yang mencatat transaksi keuangan daerah sebagai akuntabilitas pelaksanaan
anggaran pendapatan belanja daerah dan anggaran lain yang terkait dengan keuangan daerah
2. Subsistem dalam sistem akuntansi keuangan daerah adalah subsistem SKPD dan SKPKD
3. Basis akuntasi dalam laporan keuangan daerah ada dua yaitu basis kas untuk akun LRA dan Basis
akrual untuk beberapa akun dineraca.
4. Komponen Laporan Keuangan daerah meliputi : laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan.

b. Saran :
1. Sitem akuntansi pemerintah daerah adalah pusat transaksi keuangan daerah maka perlu
sepenuhnya taat dan tertib pada peraturan-peraturan yang ada, agar pengelolaan keuangan daerah
yang benar-benar efektif dapat terwujud dan Laporan Keuangan yang disajikan dapat berguna bagi
pengguna laporan keuangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/2591/3/3.%20BAB%20II.pdf. Pada hari kamis, tanggal 18 Mei


Pukul 15-00 WITA.

http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/AKUNTANASI_PEMERINTAHAN.pdf.
Pada hari kamis, Pukul 14.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai