Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen pengampu:
Dwi Ari Pertiwi, S.E., S.Pd., M.M
Oleh:
Yuliana afifah 1796154001
Alviya Rahayu 1796154012
Zetty Ma’summah 1796154017
Noval 1796154027
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Sektor Publik dengan judul “Basis Pencatatan
Pada Akuntansi Anggaran”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Akuntansi Sektor Publik dan Basis
Pencatatan Pada Akuntansi Anggaran ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana tentang good governance pada organisasi pemerintahan atau
yang disebut dengan good goverment governance merupakan isu yang
paling mengemuka pada era reformasi sampai dengan sekarang ini.
Tuntutan masyrakat agar pengelolaan negara dijalankan dengan transparan
dan akuntabel sejalan dengan keinginan masyarakat internasional. Salah
satu kunci pengembangan di dalam tata kelola sektor publik selama lebih
dari 15 tahun adalah adanya dorongan yang kuat oleh lembaga-lembaga
internasional, seperti Organisation for Economic Corporation and
Development (OEDC, the International Monetery Fund (IMF), dan World
Bank, kepada negara-negara di dunia untuk mengganti sistem akuntansi
tradisionalnya dari akuntansi berbasis kas ke sistem akuntansi berbasi
akrual seperti pada sektor swasta. Tuntutan dari masyrakat interbasional
tersebut juga berdampak pada sistem akuntansi pemerintahan di Indonesia.
Hasilnya, pada tahun 2010, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP) menerbitkan standar akuntansi pemerintah berbasi akrual yang
ditetapkan melalui PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) menggantikan PP Nomor 24 Tahun 2005 yang
menggunakan basis kass menuju akrual (cash toward accrual).
Pada dasarnya, hanya terdapat dua basis akuntansi atau dasar akuntansi
yang dikenal dalam akuntansi, yaitu akuntansi berbasis kas (cash basisi)
dan akrual (accrual basis). Sedangkan, jika ada basis akuntansi yang lain
sperti basis kas modifikasian, atau akrual modofikasian atau kas menuju
akrual, merupakan modifikasi di antara basis kas dan basis akrual untuk
masa transisi (Halim dan Kusufi, 2012). Dasar akuntansi merupakan
metode pencatatan akuntansi yang digunakan dalam menentukan kapan
dan bagaimana mencatata transaksi ekonomi. Metode pencatatan tersebut
berbeda pada masalah waktu (timing) kapan transaksi ekonomi ke dalam
akun. Dalam akuntansi basis kas, transaksi tidak diakui/dicatat sampai
transaksi tersebut secara kas benar-benar diterima atau dikeluarkan.
Apabila transaksi tersebut tidak berpengaruh terhadap kas, maka transaksi
tersebut tidak akan dicatat. Padahal, kenyataannya suatu transaksi belum
tentu berpengaruh terhadap kas. Oleh karena itu, penerapan dasar
akuntansi ini dianggap banyak kelemahan, terutama laporan keuangan
yang dihasilkan tidak informatif. Laporan pertanggungjawaban yang tidak
informatif tentunya akan mengganggu terwujudnya pemerintahan yang
transparan dan akuntabel. Oleh karena itu, penerapan sistem akuntansi
berbasis kas secara penih dianggap sudah tidak relevan lagi dengan
semangat menciptakan pemerintahan yang good govarnance.
Sedangkan, basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
transaksi dari peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut
terjadi. Transaksi dan perstiwa tersebut dicatat dalam akuntansi dan diakui
dalam laporan keuangan pada periode terjadinya (Halim dan Kusufi,
2012). Akuntansi berbasis akrual dianggap memiliki sejumlah manfaat
untuk organisasi sektor publik. Para pendukung penerapan basis akrual
dalam organisasi sektor publik, meyakini bahwa akuntansi akrual
mengakui beban ketika transaksi tersebut terjadi, dianggap menyediakan
gambaran operasional pemerintah secara lebih transparan (Boothe, 2007).
Namun demikian, penerapannya memiliki banyak kendala dan
memerlukan dana yang besar serta waktu yang panjang, bahkan dapat
melibihi periode masa jabatan kepala pemerintahan (presiden/
gubernur/bupati/walikota) dan anggota dewan legislatif (DPR/DPRD),
sehingga diperlukan juga komitmen dan dukungan politik dari para
pengambil kebijakan publik (Ritonga, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana reformasi akuntansi keuangan Pemerintah di
Indonesia?
2. Apa pengertian basis kas dan basis akrual?
3. Bagaimana perkembangan akuntansi berbasis akrual di berbagai
negara?
4. Bagaimana Akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana reformasi akuntansi keuangan
Pemerintah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa pengertian basis kas dan basis akrul.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan akuntansi berbasis
akrual di berbagai negara.
4. Untuk mengetahui bgaaimana akuntansi pemerintahan berbasis
akrual di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Kunci perbedaan antara sistem akuntansi kas dan akrual pada penerapan
sektor publik terletak pada sistem pencatatan. Sistem akuntansi kas mencatat
pendapatan dan beban di dalam periode terjadinya penerimaan dan pembayaran
kas. Sementara sistem akuntansi akrual mencatat pendapatan pada saat
pendapatan tersebut diperoleh (earned) kas diterima maupun tidak, dan beban
dicatat pada saat beban tersebut (incurred) kas dibayarkan atau tidak.
Dengan kata lain, akuntansi akuntansi berbasis kas adalah basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar, yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja,
dan pembiayaan. Sementara akuntansi akrual berarti bahwa pendapatan belanja,
pembiayaan, asset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau ondisi lingkungan berpengaruh
pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di
terima atau dibayar. Dalam sistem akrual harus diterapkan sistem alokasi yang
umumnya dilakukan secara subjektif abitrer jareba oembebanan biaya, pengakuan
pendapatan, dan prinsip “matching”-nya harus mematuhi prinsp ”time period”.
Teknik ini memiliki salah satu kelemahan yaitu teknik yang sangat
kompleks. Akan lebih mudah dan lebuh komprehensif apabila akun-akun yang
ada menunjukkan pendapatan dan biaya actual, serta anggaran menunjukkan
pendapatan dan biaya dianggarkan. Teknik akuntansi anggaran akan lebih mudah
diterapkan jika menggunakan basis kas dengan indikasi bahwa anggaran dan
realisasi dalam teknik ini harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi apabila terdapat selisih.
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka