Anda di halaman 1dari 19

Perkembangan Akuntansi

Sektor Publik
Pertemuan 3

1
Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan teknologi informasi, akuntansi
berkembang sangat pesat, baik sebagai sebuah ilmu maupun sebagai instrument.

Pada sektor swasta (privat), akuntansi berkembang pesat seiring dengan dinamika
model bisnis yang juga berkembang sangat pesat.

Meskipun dalam kecepatan yang tidak sama, akuntansi sektor public juga mengalami
perkembangan yang pesat.

Akuntansi pemerintahan yang maju, sebagai bagian dari akuntansi sektor public akan
mendukung upaya pemerintah mewujudkan good public governance melalui
pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel
2
Perkembangan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik pada
Tingkat Internasional

3
Penerapan Basis Akrual pada Akuntansi
Sektor Publik
Salah milestone dalam perkembangan akuntansi sektor public adalah
mulai beralihnya basis pecatatan akuntansi dari basis kas menjadi
basis akrual
Peralihan ini menjadi tonggak sejarah era transparansi dan
akuntabilitas yang lebih baik untuk mendukung mewujudkan good
public governance.
Penerapan basis akrual mulai muncul pada awal tahun 1990-an dan
saat ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan.

4
Penerapan Basis Akrual pada Akuntansi
Sektor Publik
Jumlah negara yang menerapkan basis akrual diperkirakan akan
terus meningkat, meskipun terdapat perbedaan pada level
adopsi akrual-nya.

Dalam masa transisi dari basis kas menuju akrual, banyak


negara menerapkan penerapan basis modifikasi yaitu cash
transitioning to accrual.

5
Upaya Pengembangan Akuntansi Sektor
Publik Berskala Internasional
Salah satu upaya pegembangan akuntansi keuangan akuntansi sektor public berskala
internasional dilakukan oleh IPSAB (International Public Sector Accounting Standards Board)
melalui upaya konvergensi IFRS secara berkelanjutan.

IPSAB pada tahun 2018 telah menyusun strategi dan rencana kerja tahun 2019-2023 sebagai
upaya untuk mengembangkan akuntansi sektor public.

Rencana kerja tersebut adalah memperkuat Public Financial Management (PFM) secara global
melalui peningkatan adopsi atas International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)
berbasis akrual dan pedoman penyusunan laporan keuangan sektor public yang berkualitas
tinggi
6
Perkembangan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik di
Indonesia
Di Indonesia, Akuntansi keuangan sekor public, khususnya akuntansi pemerintahan,
telah berkembang sanga pesat sejak adanya Reformasi Manajemen Keuangan
Negara.

7
Reformasi ditandai dengan lahirnya paket UU
di bidang keuangan negara
UU No. 17 Tahun 2003
• Tentang Keuangan Negara

UU No. 1 Tahun 2004


• Tentang Perbendaharaan Negara

UU No. 15 Tahun 2004


• Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
8
Ketiga UU ini mengamanatkan pentingnya tata Kelola
keuangan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi dan akuntabilitas, serta mengikuti
international best practices yang disesuaikan dengan
kondisi di Indonesia

9
Sebelum Reformasi, akuntansi pemerintahan di Indonesia masih sangat
tertinggal dibandingkan dengan sektor privat, bahkan saat itu Pemerintah
Indonesia belum memiliki Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai
pedoman.

Sistem pencatatan akuntansi yang digunakan oleh pemerintah masih single entry
dengan basis kas, serta hanya menghasilkan laporan keuangan dalam bentuk
Perhitungan Anggaran Negara (PAN).

Momentum reformasi tersebut juga menjadi titik tolak pengembangan akuntansi


pemerintahan berbasis akrual

10
Paket UU di bidang keuangan negara tersebut telah menjadi pendorong utama
penerapan basis akrual pada akuntansi pemerintahan, dikarenakan terdapat
ketentuan di dalamnya yang mengatur secara spesifik kapan akuntansi
berbasis akrual harus diterapkan.

Ketentuan tersebut terdapa dalam Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003
yang memberi Batasan bahwa penerapan basis akrual dilaksanakan selambat-
lambatnya 5 tahun sejak UU tsb diterbitkan.

Dengan adanya UU tsb, seluruh stakeholder bergerak cepat, berupaya


menyusun standar akuntansi yang akan digunakanoleh pemerinah.

11
Pada tahun 2004, Pemeringah membentuk Komite Standar
Akuntansi (KSAP), melalui Kepres No 84 Tahun 2004.

KSAP bertugas untuk mempersiapkan, merumuskan, dan


menyusun SAP di Indonesia.

KSAP terdiri atas unsur pemerintah, praktisi, asosiasi profesi, dan


akademisi yang memiliki kompetensi dalam bidang akuntansi
sektor publik
12
Pemerintah Indonesia akhirnya memiliki SAP untuk pertama kalinya setahun
kemudian dengan diterbitkannya PP No 24 Tahun 2005 tentan Standar
Akuntansi Pemerintahan.

SAP ini masih menganut basis cash towards accrual (CTA) sebagai transisi
untuk menuju penerapan basis akrual secara penuh.

Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2008 atau 5 tahun sejak UU No
17 tahun 2003 diterbitkan, Pemerintah masih belum dapat menerapkan basis
akrual secara penuh dalam penyusunan laporan keuangannya

13
Gelombang reformasi akuntansi terus bergulir dengan diterbitkannya PP No 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti PP No 24 Tahun
2005.

Melalui PP No 71 Tahun 2010 ini diterbitkan 2 SAP:

• SAP Berbasis Kas menuju Akrual (CTA)


• SAP Berbasis Akrual

SAP Berbasi Kas menuju Akrual dapat digunakan sampai dengan tahun 2014. Setelah
itu, pada tahun 2015 pemerintah sudah harus dapat menerapkan basis akrual secara
penuh dalam penyusunan laporan keuangannya dengan berpedoman pada SAP
berbasis akrual
14
Setelah melalui upaya keras serta didukung oleh sinergi dari seluruh
pihak yang berkompeten, basis akrual akhirnya dapat digunakan
pertama kali dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP) Tahun 2015.

Tidak sampai di situ, sejarah Kembali terukir saat LKPP tahun 2016
mendapatkan opini WTP oleh BPK untuk pertama kalinya.

15
Urgensi dan Arah Pengembangan
Akuntansi Keuangan Sektor
Publik
Pengembangan akuntansi keuangan sektor public di Indonesia harus terus berlanjut
untuk merespon dan mengantisipasi berbagai dinamika pembangunan, misalnya
yang timbul dari suatu kebijakan pemerintah.

16
Tantangan dan Permasalahan yang menuntut
Pengembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik di
Indonesia
Kebijakan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pembangunan sering kali membawa
konsekuensi adanya mekanisme pengelolaan keuangan publik yang sebelumnya belum
pernah dilaksanakan.
Contohnya adalah terkait dengan pertanggungjawaban pengelolaan dana desa.

Kebijakan ini memunculkan kewajiban pemerintah desa untuk menyusun laporan


keuangan atas pengelolaan dana desa.

Untuk itu, diperlukan standar akuntansi dan sistem akuntansi tersendiri dalam
pengelolaan dana desa, sebagai wujud pertanggungjwaban kepada stakeholder

17
Selain itu, adanya bentuk kelembagaan baru di pemerintahan, seperti Badan
Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) juga
membawa konsekuensi perlunya standar akuntansi yang khusus bagi
Lembaga tersebut.
Pengelolaan keuangan BLU/BLUD menggunakan pola hybrid yang berbeda
dengan unit kerja pemerintah (Pusat dan Daerah) yang telah ada
sebelumnya.

Untuk itu, diperlukan suatu standar akuntansi dan sistem akuntansi


tersendiri dalam penyusunan laporan keuangan BLU/BLUD tersebut

18
TERIMAKASIH

19

Anda mungkin juga menyukai