Anda di halaman 1dari 5

Akuntansi Keuangan Daerah

Manajemen keuangan daerah meliputi dua pengertian. Pengertian yang pertama mengacu pada
kegiatan administrasi atau pengurusan keuangan daerah, sehingga akuntansi keuangan daerah lebih
diartikan sebagai tata usaha keuangan atau tata buku. Pengertian yang kedua mengacu pada kegiatan
penyediaan informasi dalam bentuk laporan keuangan bagi pihak intern maupun ekstern Pemerintah
Daerah. Pengertian kedua inilah yang lebih mencerminkan definisi akuntansi karena ia tidak
membatasi akuntansi hanya sebagai kegiatan administratif, namun menuntut adanya sistem yang
bertujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi pihak dalam dan luar entitas dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomisnya.
Di era reformasi keuangan daerah saat ini, sistem keuangan daerah yang digunakan mengarah pada
akuntansi. Hal ini disebabkan tata buku tidaklah mampu menghasilkan informasi sebagaimana
dituntut oleh peraturan yang berlaku di era reformasi.
Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki lingkup yang luas. Oleh karena itu, akuntansi
dibagi menjadi beberapa bidang berdasarkan pokok bahasan yang dikaji.
Pengertian Akuntasi
Ada berbagai definisi akuntansi. Menurut Accounting Principles Board (1970), akuntansi adalah
kegiatan jasa. Fungsinya menyediaakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan
tetntang entitas ekonomi yang dimaksudkan aga berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik-
dalam membuat pilihan-pilihan yang nalar di antara pelbagai alternatif arah tindakan.

Sedangkan menurut American Accounting Association (1966), akuntansi adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi dari suatu organisasi
yang dijadikan sebagain informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak
yang memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisaaan atas laporan yang dihasilkan
oleh akuntansi tersebut.
Dari kedua definisi di atas, dapat diketahui bahwa :
1. Fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutaa yang bersifat keuangan, tentang
entitas ekonomi.
2. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dimaksudkan agar berguna sebagai input yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.

Adanya kriteria bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi adalah informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam kedua definisi di atas menunjukan bahwa pengertian
akuntansi haruslah menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Keputusan ekonomi adalah keputusan yang menyangkut ilmu ekonomi, tidak terbatas pada keputusan
yang berkaitan dengan dana yang dimiliki oleh pengambil keputusan. Keputusan ekonomi investor
terhadap laporang keuangan suatu pemerintah daerah dapat hanya terbatas pada keputusan akan
berinvestasi atau tidak di daerah tersebut. Akan tetapi, keputusan yang diambil oleh analis ekonomi
terhadap laporan keuangan suatu pemerintah daerah tidak terbatas pada keuputusan yang terkait
dengan dana yang dimiliki oleh analis ekonomi tersebut.
Dalam ilmu akuntansi terdapat sistem pencatatan dan dasar akuntansi. Adanya sistem pencatatan
disebabkan oleh salah satu tahap dalam akuntansi, yaitu tahap pencatatan. Ada beberapa sistem
pencatatan, yaitu single entry, double entry, dan triple entry. Tata buku adalah salah satu sistem
pencatatan dalam akuntansi, yaitu single entry. Akuntansi meliputi ketiga sistem pencatatan. Oleh
karena itu, tata buku hany sebagian akecil dari akuntansi. Pada dasarnya ada dua basis atau dasar
akuntansi, yaitu dasar kas dan dasar akrual.
Dasar akuntansi merupakan salah satu dari asumsi dasar yang ada dalam akuntansi. Asumsi dasar
merupakan landasan bagi proses akuntansi. Asumsi-asusi dasar selain dasar akuntansi adalah asumsi
entitas ekonomi, asumsi kelangsungan usaha, asumsi periodisasi, dan asumsi unit moneter.
Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Akuntansi
Dalam definisi akuntansi terdapat kata entitas. Entitas adalah satuan, yang dapat diartikan sebagai
satuan organisasi. Contoh satuan organisasi adalah organisasi perusahaan atau organisasi pemerintah.
Contoh organisasi pemerintahan adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Akuntansi yang
berkaitan dengan organisasi perusahaan biasanya dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan
yangberkaitan dengan organisasi pemerintahan atau lembaga nonprofit dikenal dengan akuntansi
pemerintahan atau akuntansi sektor public. Oleh karena itu pemerintah daerah merupakan satuan
organisasi nonprofit, maka akuntansi yang berkaitan dengan pemerintah daerah, yakni akuntansi
keuangan daerah termasuk ke dalam akuntansi sektor publik.
Akuntansi terdiri dari 3 bidang utama, yakni akuntansi komersial/perusahaan, akuntansi
pemerintahan, dan akuntansi sosial. Dalam akuntansi komersil, data akuntansi digunakan untuk
memberikan informasi keuangan kepada manajemen, pemilik modal, penanam modal, kreditor dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dalam akuntansi pemerintaha,
data akuntansi digunakan untuk memberikan informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan
pemerintah kepada pihak eksekutif, legislative, yudikatif, dan masyarakat. Akuntansi sosial
merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada lebaga dlam artian makro, yang melayani
perekonomian nasional. Sebagai contoh adalah neraca pembayaran negara, rekening arus dana,
rekening pendapatan, dan produksi nasional, serta neraca nasional.
Lingkup akuntansi pemerintahan adalah :
1. Akuntansi Pemerintahan Pusat
2. Akuntansi Pemerintajan Daerah, terdiri atas:
a. Akuntansi Pemerintahan Provinsi
b. Akuntansi Pemerintahan Kabupaten/Kota

Akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat,
dalam bentuk yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan
operasi-operasi unit pemerintahan. Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap
orang atau badan yang mengelola keuangan negara harus memberikan pertanggungjawaban atau
perhitungan.
2. Manajerial
Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan yang
diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran,
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.
3. Pengawasan
Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara lebih efektif dan efisien.
Karena tujuan di atas akan lebih mampu dipenuhi oleh akuntansi daripada oleh tata buku, karena :
Akuntansi menghasilkan lebih banyak informasi dibandingkan tata buku, misalnya dihasilkannya
neraca, laporan surplus/deficit anggaran, laporan perubahan ekuitas dana, dan laporan arus kas. Hal
ini menyebabkan tujuan pertanggungjawaban makin terpenuhi melalui laporan surplus/deficit
anggaran.
Akuntansi menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi yang lebih baik dibandingkan tata
buku, sehingga dari segi pengawasan intern dan ekstern, informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
lebih akuntabel dan transparan, sesuai dengan jiwa PP No. 105/2000
Selain klasifikasi di atas, akuntansi sering pula dikelompokkan berdasarkan pemakai laporan
keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi menjadi dua, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang ditujukan untuk menyediakan informasi bagi
pihak luar entitas pembuat laporan keuangan, sedangkan akuntansi manajemen adalah akuntansi yang
ditujukan untuk menyediakan informasi bagi pihak dalam entitas pembuat laporan keuangan. Untuk
mengklasifikasikan akuntansi keuangan daerah dalam penggolongan tersebut, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yakni :
Akuntansi keuangan daerah merupakan bagian dari manajemen keuangan daerah, sehingga
konsekuensinya, akuntansi keuangan daerah termasuk dalam akuntansi manajemen
Secara terminologi, akuntansi keuangan daerah termasuk dalam akuntansi keuangan
Secara yuridis, akuntansi keuangan daerah berfungsi untuk menghasilkan laporan keuangan bagi
pihak luar Pemerintah Daerah, sehingga akuntansi keuangan daerah cenderung masuk dalam
akuntansi keuangan.
Akuntansi keuangan daerah menghasilkan informasi bagi pihak intern maupun ekstern Pemerintah
Daerah, sehingga dapat digolongkan sebagai akuntansi manajemen maupun akuntansi keuangan. Bagi
pihak intern, akuntansi keuangan daerah digunakan sebagai pendukung penyusunan anggaran dan
sebagai alat analisis kinerja Pemerintah Daerah.
Saat ini akuntansi keuangan daerah belum berkembang sebaik akuntansi di sektor privat.
Sistem Informasi Keuangan Daerah

Penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan sistem pengelolaan keuangan yang
cepat, tepat, dan akurat.

Pembaharuan peraturan tentang pengelolaan keuangan daerah ditandai dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
ditindaklanjuti dengan adanya petunjuk teknis pelaksanaan PP 58/2005 dengan disahkannya Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD 2007) mengacu pada PP 58 tahun 2005 dan Permendagri
13 tahun 2006. Sistem ini berbasis pada jaringan komputer, yang mampu menghubungkan dan
mampu menangani konsolidasi data antara SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan SKPKD
(Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah), sehingga data di Pemerintah Daerah dapat terintegrasi
dengan baik.
SIKD 2007 mampu menangani proses pengelolaan keuangan daerah, mulai dari perencanaan,
penyusunan anggaran, sampai dengan pelaporan keuangan daerah. SIKD 2007 terdiri dari beberapa
modul yang merupakan satu kesatuan. Modul-modul aplikasi yang ada pada SIKD 2007 adalah
sebagai berikut:

Modul Perencanaan dan Penganggaran
1. Penyusunan KUA (Kebijakan Umum APBD) dan PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara)
2. Penyusunan RKA-SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran SKPD)
3. Penyusunan APBD

Modul Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD
1. Penyusunan DPA-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD)
2. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
3. Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri dari SPP-GU, SPP-TU, SPP-UP, SPP-LS
4. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
5. Penerbitan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
Modul Akuntansi dan Pelaporan
1. Akuntansi SKPD
2. Laporan Keuangan SKPD
3. Akuntansi SKPKD

4. Laporan Keuangan Pemda
Modul Perubahan APBD
1. Penyusunan KUA dan PPAS perubahan APBD
2. Penyusunan RKA-SKPD untuk perubahan APBD
3. Penyusunan Rancangan DPPA-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD)
SIKD 2007 adalah produk yang merupakan kelanjutan pengembangan dari NEOKEUDA-SAKD
(Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, mengacu pada Kepmendagri 29 tahun 2002), yang telah
berhasil diimplementasikan di beberapa Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai