Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


SEBAGAI BAGIAN DARI MANAJEMEN
KEUANGAN

Anggota Kelompok
Farid Nur Arifin
Riko Ardi Saputra
Hangga Yoga
Mhd Fidhel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Brawijaya
2014

Manajemen keuangan daerah meliputi dua pengertian. Pengertian


yang pertama mengacu pada kegiatan administrasi atau pengurusan
keuangan daerah, sehingga akuntansi keuangan daerah lebih diartikan
sebagai tata usaha keuangan atau tata buku. Pengertian yang kedua
mengacu pada kegiatan penyediaan informasi dalam bentuk laporan
keuangan bagi pihak intern maupun ekstern Pemerintah Daerah. Pengertian
kedua inilah yang lebih mencerminkan definisi akuntansi karena ia tidak
membatasi akuntansi hanya sebagai kegiatan administratif, namun
menuntut adanya sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang
diperlukan bagi pihak dalam dan luar entitas dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomisnya.
Di era reformasi keuangan daerah saat ini, sistem keuangan daerah
yang digunakan mengarah pada akuntansi. Hal ini disebabkan tata buku
tidaklah mampu menghasilkan informasi sebagaimana dituntut oleh
peraturan yang berlaku di era reformasi.
Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki lingkup yang luas.
Oleh karena itu, akuntansi dibagi menjadi beberapa bidang berdasarkan
pokok bahasan yang dikaji.
Pengertian Akuntasi
Ada berbagai definisi akuntansi. Menurut Accounting Principles Board
(1970), akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya menyediaakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tetntang entitas ekonomi yang
dimaksudkan aga berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik-dalam
membuat pilihan-pilihan yang nalar di antara pelbagai alternatif arah
tindakan.
Sedangkan menurut American Accounting Association (1966),
akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan
dan pelaporan transaksi ekonomi dari suatu organisasi yang dijadikan
sebagain informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh
pihak-pihak yang memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi
penganalisaaan atas laporan yang dihasilkan oleh akuntansi tersebut.
Dari kedua definisi di atas, dapat diketahui bahwa :
1. Fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutaa yang
bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi.

2. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dimaksudkan agar berguna


sebagai input yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang rasional.
Adanya kriteria bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi adalah
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam
kedua definisi di atas menunjukan bahwa pengertian akuntansi haruslah
menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Keputusan ekonomi adalah keputusan yang menyangkut ilmu
ekonomi, tidak terbatas pada keputusan yang berkaitan dengan dana yang
dimiliki oleh pengambil keputusan. Keputusan ekonomi investor terhadap
laporang keuangan suatu pemerintah daerah dapat hanya terbatas pada
keputusan akan berinvestasi atau tidak di daerah tersebut. Akan tetapi,
keputusan yang diambil oleh analis ekonomi terhadap laporan keuangan
suatu pemerintah daerah tidak terbatas pada keputusan yang terkait dengan
dana yang dimiliki oleh analis ekonomi tersebut.
Dalam ilmu akuntansi terdapat sistem pencatatan dan dasar akuntansi.
Adanya sistem pencatatan disebabkan oleh salah satu tahap dalam
akuntansi, yaitu tahap pencatatan. Ada beberapa sistem pencatatan, yaitu
single entry, double entry, dan triple entry. Tata buku adalah salah satu
sistem pencatatan dalam akuntansi, yaitu single entry. Akuntansi meliputi
ketiga sistem pencatatan. Oleh karena itu, tata buku hanya sebagian kecil
dari akuntansi. Pada dasarnya ada dua basis atau dasar akuntansi, yaitu
dasar kas dan dasar akrual.
Dasar akuntansi merupakan salah satu dari asumsi dasar yang ada
dalam akuntansi. Asumsi dasar merupakan landasan bagi proses akuntansi.
Asumsi-asusi dasar selain dasar akuntansi adalah asumsi entitas ekonomi,
asumsi kelangsungan usaha, asumsi periodisasi, dan asumsi unit moneter.
KEDUDUKAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI DALAM AKUNTANSI
Dalam definisi akuntansi di atas terdapat kata entitas. Entitas adalah
satuan, yang dapat diartikan sebagai satuan organisasi. Contoh satuan
organisasi adalah organisasi perusahaan dan organisasi pemerintahan.
Contoh organisasi pemerintahan adalah pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis)
biasanya dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan yang berkaitan
dengan organisasi pemerintahan atau lembaga nonprofit, maka akuntansi
yang berkaitan dengan pemerintahan daerah, yakni akuntansi keuangan
daerah termasuk ke dalam akuntansi sektor publik.

Sugijanto, dkk (1995) mengemukakan bahwa akuntansi terdiri atas tiga


bidang utama, yakni akuntansi komersial/ perusahaan (commercial
accounting), akuntansi pemerintahan (governmental accounting),
akuntansi sosial (social accounting). Dalam akuntansi komersial, data
akuntansi digunakan untuk memberikan informasi keuangan kepada
manajemen, pemilik modal, penanam modal, kreditor, dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dalam akuntansi
pemerintahan, data akuntansi digunakan untuk meberikan informasi
mengenai transaksiekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak
eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat. Akuntansi sosial merupakan
bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada lembaga dalam artian
makro, yang melayani perekonomian nasional. Sebagai contoh adalah
neraca pembayaran negara, transaksi arus dana, transaksi pendapatan dan
produksi nasional, serta neraca nasional.
Lingkup akuntansi pemerintahan adalah :
Akuntansi pemerintahan pusat ;
Akuntansi pemerintahan daerah, terdiri atas :
Akuntansi pemerintahan provinsi ;
Akuntansi pemerintahan kabupaten/ kota.
Akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan. Tujuan tersebut
adalah sebagai berikut.

Pertangggungjawaban

Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi


keuangan yang lengkap, cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang
berguna bagi pihak yang bertanggung jawab yang berkaitan dengan operasi
unit-unit pemerintahan. Lebih lanjut, tujuan pertanggung jawaban ini
mengharuskan tiap orang atau badan yang mengelola keuangan negara
harus memberikan pertanggungjawaban atau perhitungan.

Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus


menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendaluan anggaran,

perumusan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, serta penilaian


kinerja pemerintah.

Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus


memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan
fungsional secara efektif dan efesien.
Ketiga tujuan diatas akan lebih mampu dipenuhi oleh akuntansi daripada
tata buku, dikarenakan berikut ini :
Tujuan Pertanggungjawaban dan manajerial makin terpenuhi dikarenakan
akuntansi menghasilkan lebih banyak informasi dibandingkan tata buku,
berupa laporan keuangan yang meliputi laporan perhitungan APBD, nota
perhitungan APBD, laporan perubahan ekuitas, laporan aliran kas dan
neraca.
Dari segi pengawasan internal dan eksternal, informasi yang dihasilkan
akuntansi lebih akuntabel dan transparan sesuai dengan jiwa Peraturan
Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 yang telah direvisi dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002
yang juga telah direvisi dengan Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Selain klasifikasi diatas, akuntansi juga dikelompokkan berdasarkan
pemakai laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi sehingga menjadi
2 yaitu, Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen.
Akuntansi Keuangan adalah akuntansi yang ditujukan untuk menyediakan
informasi bagi eksternal entitas pembuat laporan keuangan. Akuntansi
Keuangan Daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah
daerah yang dijadikan informasi dalamrangka pengambilan keputusan
ekonomi oleh pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukan.
Akuntansi Manajemen adalah akuntansi yang ditujukan untuk
menyediakan informasi bagi internal entitas pembuat laporan keuangan.
Akuntansi Manajemen Daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah
daerah yang dijadikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi oleh pihak internal entitas pemerintah daerah yang memerlukan
yakni pemerintah daerah itu sendiri.

Sehingga jika digambarkan akan tampak seperti dibawah ini

AA
UKK
TUU
NN
MKTT
NUAA
ENN
EASS
DIMI
EKA
AEN
UA
AE
NM
GE
AN
N

K
N

E
M
NI

AA
G

I
J

R
H
J

Ruang Lingkup dan Lingkungan Akuntansi Keuangan Daerah


Sistem akuntansi keuangan daerah didasarkan pada peraturan perundangan
sebagai berikut:
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang
No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-undang
No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan
Pusata dan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000
Keputusan Mendagri No. 29 Tahun 2002
Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah mencakup 3 hal yaitu :

Akuntabilitas, yakni mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber


daya (khususnya keuangan) serta pelaksanaan kebijakan pemerintah
dalam rangkah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui
laporan keuangan secara periodik.
Manajerial, yakni menyediakan informasi keuangan yang berguna
untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta

memudahkan pengendalian yang efektif atas aset, hutang dan ekuitas


dana.
Transparansi, yakni menyediakan informasi keuangan yang terbuka
bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelanggaraan
pemerintah yang baik.

Asumsi dasar akuntansi keuangan Pemerintah Daerah mencaku hal-hal


berikut :

Basis Kas, yakni pendapatan diakui saat dibukukan pada kas daerah
dan belanja diakui pada saat dikeluarkan dari kas daerah.
Asas Universalitas, yakni semua pengeluaran harus tercantum dalam
anggaran.
Asas Bruto, yakni tidak ada kompensasi antara penerimaan dan
pengeluaran. Artinya setiap penerimaan dicatat seluruhnya dalam pos
penerimaan dengan jumlah kotor, tidak dikurangkan dari pengeluaran,
sehingga informasi total penerimaan dan total pengeluaran akan selalu
tersedia.
Dana umum, yakni unit pengelola APBD merupakan entitas fiskal dan
akuntansi yang mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan
dan pengeluaran daerah, termasuk aset, hutang dan ekuitas dana.
Setiap dana yang digunakan untuk membiayai kegitan khusus dan
dipertanggungjawabkan secara khusus merupakan bagian tak
terpisahkan dari Dana Umum atau APBD.

Sumber : https://bambangkesit.files.wordpress.com/2012/03/09-bab-7-akuntansi-pemerintahdaerah.pdf
Lingkungan Akuntansi Keuangan Daerah
Salah satu tujuan akuntansi keuangan daerah adalah menyediakan
informasi keuangan yang lengkap,cermat dan akurat sehingga dapat
menyajikan laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan,
dan digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan keuangan
masa lalu dalam rangka mengambil keputusan ekonomi yang diperlukan oleh
pihak eksternal pemda untuk masa yang akan datang. Laporan keuangan
yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah akan digunakan oleh
berbagai pihak eksternal tersebut. Pihak-pihak eksternal yang
berkepentingan terhadap pemda (disebut sebagai stakeholders), baik secara
langsung maupun tidak langsung, meliputi :

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


DPRD adalah badan yang memberikan otorisasi kepada pemda untuk
mengelola keuangan daerah.
Badan Pengawas Keuangan
Badan Pengawas Keuangan adalah badan yang melakukan
pengawasan atas pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh
pemda. Yang termasuk dalam badan ini adalah inspektorat jenderal
dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Investor, kreditor dan donatur
Pihak eksternal yang termasuk dalam kategori investor, kreditor dan
donatur meliputi badan atau organisasi, seperti pemerintah, lembaga
keuangan, maupun lainnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang menyediakan sumber keuangan bagi pemda.
Analisis ekonomi dan pemerhati pemda
Yang termasuk pihak ekternal ini adalah lembaga pendidikan
(termasuk perguruan tinggi beserta akedemisinya), ilmuwan, peneliti,
LSM dan lainnya yang menaruh perhatianatas aktiviitas yang dilakukan
pemda.
Rakyat
Rakyat disini adalah kelompok masyarakat yang menaruh perhatian
kepada aktivitas pemerintah, khususnya yang menerima pelayanan
pemda atau menerima produk dan jasa dari pemda.
Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat memiliki kepentingan yang sangat kuat dengan
pemda karena tentunya memerlukan laporan keuangan pemda untuk
menilai pertanggungjawaban gubernur sebagai wakil pemerintah.
Pemda (provinsi, kabupaten, atau kota) lain
Pemda suatu daerah dengan pemda lainnya saling berhubungan dan
memiliki kepentingan dalam hal ekonomi, misalnya dalam hal
melakukan pinjaman.
Para pemakai laporan keuangan yang berkepentingan terhadap entitas
pemda tersebut termasuk dalam lingkungan akuntansi keungan
daerah.

Sumber : Halim, Abdul. Akuntansi Keuangan Daerah. 2008. Jakarta: Salemba


Empat

Anda mungkin juga menyukai