Anda di halaman 1dari 193

BAB 1

PEMAHAMAN AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

Setelah mempelajari bab ini tujuan yang diharapkan agar mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan fungsi akuntansi serta tujuan informasi yang dihasilkan akuntansi
2. menjelaskan bidang-bidang akuntansi dan memahami kegatan masing-masing
bidang
3. menjelaskan konsep dan prinsip akuntansi
4. Menjelaskan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dan
menyusun laporan keuangan yang sederhana
5. Menunjukkan pengaruh transaksi perusahaan terhadap elemen-elemen persamaan
akuntansi

1.1 .AKUNTANSI SEBAGAI SUATU SISTEM INFORMASI


Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah
data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan. Akuntansi adalah “bahasa bisnis” karena dengan akuntansi sebagian besar
informasi bisnis dikomunikasikan. Perusahaan mendistribusikan laporan akuntansi yang
meringkas kinerja keuangan perusahaan kepada pemilik, kreditur, pemerintah, dan
calon investor. Semakin baik anda menguasai bahasa bisnis, akan semakin baik pula
anda mengelola perusahaan.

1.2.DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakai
jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.
 DEFINISI DARI SUDUT PEMAKAI
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu
disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu entitas”. Informasi yang
dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:

1
1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, pengambilan keputusan oleh
manajemen dan
2. Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditur, badan pemerintah
dan sebagainya.

Dari definisi ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:


1. Akuntansi diselenggarakan dalam suatu entitas (bisa berupa organisasi bisnis
maupun organisasi nirlaba). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah
informasi tentang entitas (catatan: dalam buku ini entitas yang dimaksud adalah
entitas bisnis atau perusahaan)
2. Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan
perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan keputusan intern
organisasi (oleh manajemen-yaitu orang yang diberi tugas untuk memimpin
perusahaan), dan juga untuk pengambilan keputusan oleh pihak ekstern
organisasi (oleh investor-yaitu orang-orang yang menanamkan uangnya dalam
perusahaan untuk mendapatkan laba; oleh kreditur yaitu orang-orang yang
memberi pinjaman kepada perusahaan dan pihak lainnya).
 DEFINISI DARI SUDUT PROSES KEGIATAN
Ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan
suatu entitas.” Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas
yang kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi
harus:
1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan
yang akan diambil.
2. Memproses atau menganalisis data yang relevan.
3. Mengolah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.

2
1.3. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Dalam praktik dijumpai berbagai bidang pekerjaan akuntansi:
BIDANG AKUNTANSI PUBLIK
Audit atas laporan keuangan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi
akuntansi paling utama yang diberikan kepada publik (umum). Audit atas laporan
keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk menilai kewajaran laporan
keuangan yang disusun manajemen bagi para investor, kreditur,dan pihak luar lainnya.
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, seringkali tidak dipercaya oleh
pihak-pihak luar karena adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan
pemakai laporan lainnya. Hasil pemeriksaan akuntan publik dituangkan dalam sebuah
laporan yang disebut laporan auditor independen. Apabila akuntan public yakin bahwa
laporan keuangan menyajikan informasi secara wajar, maka ia akan memberikan
pendapatnya bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.
Akuntansi perpajakan adalah jasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan
masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian jasa ini adalah (1) untuk
memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku, dan (2) untuk membantu membuat
perencanaan pajak (tax planning).
Konsultasi manajemen adalah pemberian jasa yang meliputi aspek yang luas.
Biasanya jasa ini diberikan bersamaan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan.
Sebagai auditor, akuntan biasanya mempunyai pengetahuan yang mendalam
mengenai operasi perusahaan yang diperiksanya. Oleh karena itu akuntan publik dapat
memberikan berbagai pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki
hasil operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.
 DI BIDANG AKUNTAN INTEREN
Akuntansi beban menganalisis beban perusahaan untuk membantu
manajemen dalam pengawasan beban. Biasanya akuntansi beban ditekankan pada
beban produksi, tetapi akhir-akhir ini penekanan atas beban pemasaran juga semakin
meningkat. Selain untuk pengawasan, akuntansi beban yang baik akan membantu
manajemen dalam berbagai hal, antara lain untuk penetapan harga jual produknya
sehingga diproleh laba yang lebih besar. Selain itu, akuntansi beban dapatmemberi

3
informasi kepada manajemen tentang produk mana yang tidak menguntungkan
sehingga produksinya harus dihentikan, dan produk mana yang mengguntungkan.
Peranggaran menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang
terinci untuk mencapai sasaran tersebut. Penyusunan anggaran selalu memperhatikan
data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi. Anggaran juga digunakan
untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui perbandingan antara data yang
sesungguhnya dengan anggaran. Oleh karena itu perusahaan biasanya memandang
kegiatan peranggaran sebagai aspek yang penting dari sistem akuntansinya.
Perancangan sistem informasi mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk
kepentingan interen maupun eksteren. Setelah kebutuhan informasi diketahui,
selanjutnya dirancang dan dikembangkan sistem yang sesuai. Sistem informasi
akuntansi sangat membantu dalam mengawasi jalannya operasi suatu perusahaan.
Audit interen adalah audit yang dilakukan oleh auditor intern perusahaan.
Perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki staf audit interen. Para audit interen
bertugas untuk mengevaluasi sistem akuntansi dan manajemen. Tujuan pokoknya
adalah untuk membantu manajemen dalam memperbaiki efisiensi operasi dan untuk
menjamin bahwa para karyawan dan bagian-bagian perusahaan telah melaksanakan
prosedur dan rencana yang ditetapkan manajemen.
Gambar 1.2 di bawah ini memberikan ringkasan tentang bidang-bidang
akuntansi yang telah diuraikan diatas.

Gambar 1.2 Bidang-bidang Akuntansi

AKUNTANSI PUBLIK AKUNTANSI INTEREN


Audit atas Laporan Keuangan Akuntansi Umum
(Auditing) (Pembuatan Laporan Keuangan)
Perpajakan Akuntansi Biaya
Konsultasi Manajemen Peranggaran
Perancangan Sistem Akuntansi Audit Interen

Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhanakan


menjadi dua kelompok yang disebut akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

4
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan
laporan keuangan untuk kepentingan pihak luar.yang dimaksud pihak luar adalah pihak-
pihak diluar manajemen perusahaan seperti investor, kreditur, badan pemerintah dan
pihak luar lainnya.
Akuntansi Manajemen adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan
informasi untuk kepentingan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan manajemen
dalam banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Umumnya
informasi untuk keperluan manajemen bersifat sangat mendalam, dan diperlukan untuk
pengambilan berbagai keputusan manajemen. Informasi semacam ini biasanya tidak
dipublikasikan kepada umum.

PROSES AKUNTANSI
Dari uraian diatas terlihat bahwa informasi akuntansi dibutuhkan oleh berbagai
pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda. Untuk melayani berbagai kepentingan
tersebut diperlukan berbagai bidang khusus dalam akuntansi. Proses pelaporan
informasi akuntansi kepada berbagai pihak oleh berbagai bidang akuntansi terlihat
dalam Gambar 1.3. Dalam gambar ini terlihat bahwa proses pelaporan informasi
akuntansi dilakukan melalui empat jalur, yaitu : (1) jalur laporan untuk manajemen, (2)
jalur laporan untuk perpajakan, (3) jalur laporan khusus,dan (4) jalur laporan keuangan.
Pembahasan dalam buku ini akan ditekankan pada pengolahan data untuk
menghasilkan laporan keuangan (jalur 4) yang merupakan bidang akuntasi keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Dalam definisi di atas disebutkan
bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi (1) pencatatan, (2)
penggolongan, (3) peringkasan, (4) pelaporan dan (5) penganalisisan data keuangan
dari suatu entitas. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang
dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.
Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada
waktu tertentu.

5
Gambar 1.3. Proses Pelaporan Akuntansi

Manajemen

(1)
Data & Laporan
untuk Manajemen

(2) Laporan Laporan


Proses Instansi
Pemerintah untuk
penerapan Akuntansi & Tertentu
pajak Khusus(3)
Laporan
Keuangan

Akuntan Publik

Laporan
Keuangan
diperiksa (4)

Badan/Instansi Kreditur Penanam Organisasi Umum


Tertentu Modal Buruh

1.4.PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM


Prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah prinsip-prinsip dan konsep-konsep
yang digunakan para akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Sebagaimana
dikemukakan di atas, laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai
kepentingan yang berbeda-beda. Pihak-pihak tersebut antara lain manajemen
perusahaan itu sendiri, kreditur yang memberi kredit (pinjaman), calon investor yang
sedang mempertimbangkan investasi yang akan ia lakukan, pemerintah yang akan

6
memungut pajak, dan pihak-pihak lainnya. Manajemen selaku pihak yang menerbitkan
laporan keuangan tidak boleh dan tidak bisa hanya mencatat dan melaporkan transaksi
yang dianggapnya cocok, dilihat dari sudut kepentingan manajemen sendiri. Oleh
karena itu diperlukan prinsip akuntansi yang berlaku umum sebagai pedoman bagi para
akuntan di dalam menyusun laporan keuangan. Dengan demikian para pemakai
laporan keuangan dapat membandingkan kondisi keuangan dan hasil operasi antar
perusahaan.
Prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi dikembangkan dari hasil penelitian,
praktik-praktik yang berlaku di masyarakat dan pernyataan yang dibuat oleh otoritas
yang berwenang. Prinsip akuntansi yang berlaku umum dikodifikasikan dalam bentuk
standar tertulis yang diterbitkan oleh organisasi profesi akuntan. Di Indonesia,
organisasi profesi para akuntan ialah Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Organisasi ini
membentuk Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang bertanggungjawab untuk
merumuskan prinsip-prinsip akuntansi. Selain IAI, Badan Pengembangan Pasar Modal
(Bapepam) juga menerbitkan berbagai prinsip dan ketentuan yang berlaku,khususnya
bagi perusahaan publik (perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal).
Mengingat bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum berpengaruh atas apa dan
bagaimana perusahaan melaporkan kepada pihak-pihak eksternal, maka manajemen
dan pihak-pihak lain sangat berkepentingan untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi.
Hal ini menjadi lebih penting karena prinsip akuntansi yang berlaku umum bisa berubah
dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan.
Pada awalnya prinsip akuntansi yang berlaku umum disetiap negara tidak
sepenuhnya sama. Sejalan dengan perkembangan zaman yang kita kenal dengan era
globalisasi,dirasa perlu untuk melakukan harmonisasi antara prinsip-prinsip akuntansi
dari berbagai negara. Hal ini diperlukan karena perusahaan-perusahaan semakin
banyak yang beroperasi di berbagai negara (perusahaan multinasional),sehingga timbul
kesulitan dalam penerbitan laporan keuangan apabila harus berpedoman pada prinsip
akuntansi dari berbagai negara yang berbeda-beda. Hal yang sama dijumpai di pasar
modal internasional, karena semakin banyak perusahaan publik yang terdaftar di
berbagai pasar modal di lebih dari satu negara. Proses harmonisasi ini telah
berlangsung bertahun-tahun dengan dipelopori oleh International Accounting Standards

7
Board (IASB). Dewan ini telah merumuskan International Financial Reporting Standards
(IFRS). Pemberlakuan IFRS di berbagai negara tidak dapat dilakukan secara serentak
karena membutuhkan waktu penyesuaian dan persiapan yang tidak mudah.
Ikatan Akuntan Indonesia memutuskan untuk memberlakukan IFRS bagi
perusahaan-perusahaan public mulai tahun 2011, sedangkan untuk yang bukan
perusahaan publik diberlakukan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
 PRINSIP RELIABILITAS (OBYEKTIVITAS)
Informasi akuntansi didasarkan pada data yang paling bisa diandalkan. Pedoman
tentang hal ini adalah prinsip obyektivitas. Data yang bisa diandalkan (bisa dipercaya)
adalah data yang bisa diverifikasi, artinya dapat dengan mudah dikonfirmasi dengan
data independen lainnya yang berkaitan. Sebagai contoh, sebuah pinjaman pada bank
didukung oleh surat perjanjian dengan bank. Ini adalah bukti obyektif tentang adanya
pinjaman pada bank. Tanpa adanya prinsip reliabilitas, data akuntansi mungkin hanya
hanya akal-akalan atau pendapat, bukan data obyektif.
Misalkan Bambang menyerahkan sebuah bangunan gedung kepada Irawan sebagai
pembayaran utang. Bambang memperkirakan gedung yang diserahkannya bernilai Rp
500.000.000,-. Sebuah perusahaan jasa penilai (appraiser) yang diminta oleh Irawan
untuk menilai gedung tersebut menaksir Rp 400.000.000,-. Manakah nilai taksiran yang
lebih bisa diandalkan antara nilai taksiran Bambang sebesar Rp 500.000.000,- ataukah
penilaian secara professional sebesar Rp 400.000.000,-? Jawabannya taksiran nilai Rp
400.000.000,- lebih bisa diandalkan karena angka ini didukung oleh penilai
professional. Irawan harus mencatat gedung yang diterimanya dengan nilai Rp
400.000.000,-.
 PRINSIP BIAYA PEROLEHAN
Prinsip biaya perolehan menetapkan jumlah yang dipakai dalam catatan akuntansi
untuk pembelian barang dan jasa. Untuk menggambarkan apa yang dimaksud dengan
biaya perolehan marilah kita ikutin contoh berikut ini. Misalkan sebuah gedung milik
Tuan A (penjual) ditawarkan kepada B (pembeli) dengan harga Rp 175.000.000,-. B
menawar dengan harga Rp 125.000.000,- tetapi tidak disetujui A. setelah melalui tawar-
menawar akhirnya dicapai kesepakatan harga sebesar Rp 150.000.000,-. Dengan

8
harga berapakah harga gedung tersebut akan dicatat dalam pembukuan B (pembeli)?
Jawabnya adalah Rp 150.000.000,- yaitu harga sesungguhnya dibayar oleh B. harga
inilah yang disebut biaya perolehan dalam pembukuan B, bukan Rp175.000.000,-
ataupun Rp 125.000.000,-. Beberapa hari kemudian B kedatangan C yang menyatakan
minatnya untuk membeli gedung tersebut dengan harga Rp 160.000.000,-, tetapi harga
tersebut tidak disetujui oleh B sehingga tidak terjadi transaksi perpindahan gedung dari
seorang penjual kepada pembeli. Harga ini tidak mempengaruhi harga gedung dalam
pembukuan B. gedung tersebut tetap tercatat dalam pembukuan B dengan harga
perolehan aslinya atau disebut juga perolehan historis yaitu Rp 150.000.000,-.
Bolehkan B mengubah harga gedung menjadi Rp 160.000.000,-, karena ternyata ada
orang yang berani membeli dengan harga tersebut? Jawabnya, tidak. Dengan
menggunakan angka Rp 160.000.000,- dalam pembukuan B,berarti B mengakui
keuntungan yang belum terjadi (belum direalisasi).
Seminggu kemudian D datang menemui B dan menyatakan minatnya untuk
membeli gedung tersebut dengan harga Rp 170.000.000,-. Harga inipun tidak disetujui
B,tetapi setelah melalui tawar-menawar akhirnya dicapai kesepakatan harga diantara
mereka yakni Rp 180.000.000,-. Dengan harga berapa gedung tersebut akan dicatat
dalam pembukuan D (pembeli)? Jawabannya adalah Rp 180.000.000,- yaitu biaya
perolehan gedung bagi si pembeli.
Dalam pertukaran antara pembeli dan penjual,keduanya akan bernegosiasi untuk
mencapai harga yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Hanya harga akhir yaitu
harga yang disepakati kedua belah pihak yang cukup obyektif untuk tujuan akuntansi.
Apabila angka harga suatu barang atau jasa diubah-ubah dalam catatan akuntansi, baik
berubah naik atau turun hanya karena ada pihak lain yang menawar atau karena
membaca berita di surat kabar bahwa harga naik, maka laporan akuntansi menjadi
tidak stabil dan tidak bisa diandalkan.
 ASUMSI
Asumsi merupakan fondasi dalam proses akuntansi. Ada tiga asumsi penting yang
melandasi proses akuntansi, yaitu Konsep Entitas, Konsep Kelangsungan Usaha, dan
Konsep Unit Moneter yang Stabil.

9
 KONSEP ENTITAS
Konsep yang paling mendasar dalam akuntansi adalah entitas. Suatu entitas
akuntansi adalah suatu organisasi yang berdiri tersendiri sebagai suatu satuan ekonomi
yang terpisah. Penentuan entitas didasarkan pada pengindentifikasian satuan-satuan
ekonomi individual yang dibutuhkan data ekonominya. Apabila entitas telah ditetapkan,
maka akuntan akan dapat menentukan data ekonomi dan aktivitas mana yang harus
dianalisis, dicatat, dan diringkas dalam laporan. Untuk member gambaran tentang
penerapan konsep ini, mari ikuti dua contoh dibawah ini:
Misalkan Bambang memulai usaha dengan mendirikan sebuah perusahaan
dagang yang diberinya nama Usaha Dagang “Maju”. Ia menyerahkan uang sebagai
modal usaha sebesar Rp 50.000.000,- yang dipinjamnya dari Bank Mandiri. Sejalan
dengan konsep entitas, Bambang harus memperlakukan uang Rp 50.000.000,- ini
terpisah dari asset pribadinya seperti pakaian atau mobil pribadinya. Apabila uang Rp
50.000.000,- ini dicampurkan dengan uang pribadi dan asset-aset pribadi milik
Bambang, akan ditemui kesulitan apabila kita ingin mengukur keberhasilan atau
kegagalan Usaha Dagang “Maju”. Dalam kasus ini usaha dagang “Maju” harus
diperlakukan sebagai suatu entitas atau usaha satuan ekonomi yang berdiri sendiri,
terpisah dari Bambang selaku pemiliknya.
Mari kita lihat Toyota, sebuah organisasi raksasa yang memiliki banyak divisi.
Manajemen Toyota, mengevaluasi setiap divisi sebagai suatu entitas terpisah. Apabila
penjualan Toyota Corolla menurun, Toyota dapat memperoleh jawaban apa
penyebabnya. Akan tetapi bila angka penjualan dari semua divisi dicampur, manajemen
Toyota tidak dapat menjelaskan mengapa angka penjualan menurun. Jadi konsep
entitas diterapkan pada setiap satuan ekonomi yang perlu dievaluasi secara terpisah.
 KONSEP KEBERLANGSUNGAN USAHA
Asumsi ini merupakan dasar atau alasan mengapa akuntansi mengukur aset
berdasarkan nilai biaya perolehan historis seperti telah diuraikan di atas. Konsep ini
mengasumsikan bahwa entitas akan tetap beroperasi di masa datang untuk waktu yang
tidak terbatas. Ini berarti bahwa dengan konsep keberlangsungan usaha, akuntan
berasumsi bahwa bisnis akan terus beroperasi dalam waktu yang cukup panjang untuk

10
menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya guna mencapai tujuan yang
diinginkan.
Untuk lebih memahami konsep ini,coba bayangkan alternative situasi yang
mungkin terjadi yaitu bisnis dibubarkan atau diakhiri. Perusahaan yang dibubarkan
berarti tidak memiliki lagi masa depan. Dalam situasi seperti ini pengukur yang relevan
adalah harga pasar. Namun dalam akuntansi pembubaran perusahaan merupakan
penegecualiaan bukan aturan.

 KONSEP UNIT MONETER YANG STABIL


Dalam akuntansi,perusahaan hanya mencatat data transaksi yang bisa
dinyatakan dalam satuan uang. Asumsi ini memungkinkan akuntansi mengkuantifikasi
(mengukur) kejadian-kejadian ekonomi. Asumsi ini juga penting untuk menerapkan
prinsip-prinsip perolehan seperti diuraikan di atas.
Di Indonesia, kita mencatat transaksi dalam satuan rupiah karena rupiah adalah
alat atau media pertukaran yang sah di negara ini. Nilai tukar rupiah berubah dari waktu
ke waktu, kadang naik dan kadang turun. Akan tetapi akuntansi mengabaikan
kenyataan itu dan berasumsi bahwa nilai tukar rupiah tetap stabil. Hal ini perlu, karena
bila nilai tukar rupiah diperhitungkan dalam akuntansi, maka angka-angka dalam
catatan akuntansi akan turut berubah dari waktu ke waktu dan hal iu akan
mengakibatkan laporan akuntansi menjadi kacau dan tidak bisa di andalkan.

11
Gambar 1.4. Aliran Kas dalam Perusahaan

PEMILIK

KREDITUR

Perusahaan menerima Perusahaan


harta berupa kas dari mengembalikan harta
pemilik dan kreditur kepada kreditur atau
pemilik

HARTA BERUPA KAS

Manajemen mengubah Produk atau jasa


harta-kas menjadi harta perusahaan dijual kepada
lain yang dapat konsumen dan perusahaan
digunakan untuk menerima harta berupa
mencapai tujuan kas

HARTA BERUPA ALAT PRODUK ATAU JASA


PRODUKSI YANG DIHASILKAN
PERUSAHAAN
Gedung pabrik
Peralatan -Hasil produksi
Perlengkapan -Barang dagangan
Kendaraan -Jasa yang diberikan
Dan lain-lain kepada konsumen
-Dan lain-lain
Manajemen
menggunakan alat
produksi untuk
menghasilkan produks
atau jasa

12
1.5.Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi
dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia.
Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba.
Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari
laba, misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi
dapat berupa barang atau jasa.

Jenis-jenis Perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar
jenis perusahaan dapat digolongkan :

1. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa.
Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara,
tukang cukur, dan lain-lain.

2. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memebeli
barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan
lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-
lain.

3. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan
baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualbahan jadi
tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.

Bentuk Perusahaan

13
Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Usaha Perseorangan
Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang.
Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan
ia bertanggung jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan
pribadinya.
2. Usaha Persekutuan Dengan Firma
Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana
menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal
dari orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang
menjadi anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya
terhadap seluruh hutang kepada pihak ketiga.
3. Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap) Bentuk
ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat sekutu-sekutu
yang memimpin (sekutu komplementer) dan sekutu-sekutu yang
mempercayakan modalnya (sekutu komanditer). Sekutu komanditer
bertanggungjawab kepada sekutu-sekutu komplementer hanya sebesar
kekayaan (modal) yang dipercayakan kepada persekutuan komanditer.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang mempunyai
kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari pemilik. Pemilik PT
adalah para pemegang saham, dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga
hanya terbatas sebesar modal sahamnya.
5. Koperasi
Adalah suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni pribadi dan
tidak dapat dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal permanen, karena
anggotanya dapat berganti-ganti.Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok,
wajib, dan sukarela yang diperoleh dari anggota-anggotanya.

14
Soal-soal latihan 2 :
1. Dari kegiatan dibawah ini , yang bukan merupakan kegiatan yang harus
dicatat dalam akuntansi perusahaan :

A. Mengembalikan pinjaman bank


B. Membayar tagihan telepon
C. Mengangakat Pegawai
D. Membeli perabot kantor

2. Adin dan Dira bersepakat untuk memdirikan perusahaan bersama, bentuk


perusahaan yang tidak dapat mereka bentuk adalah :

A. Perusahaan perseorangan
B. Firma
C. CV
D. Perseroan Terbatas

3. Salon kecantikan termasuk :

A. Perusahaan Jasa
B. Perusahaan dagang
C. Perusahaan pabrik
D. Perusahaan industri

4. Jelaskan pengertian perusahaan !

5. Apa yang dimaksud dengan perusahaan manufactur, berikan contohnya ?

Jawaban Soal-soal Latihan :

15
1. C

2. A

3. A

4. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau


ekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis
manusia.

5. Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan


baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualbahan jadi
tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 4
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP,
YKPN, 1999, bab 3
4. Dasar-dasar Akuntansi, Haryono yusuf,yoyakarta,STIE YKPN,2011,
bab1
5. Dasar-dasar Akuntansi,Haryono Yusuf,Yogyakarta,STIE
YKPN,2003,bab1

16
BAB 2
DASAR-DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

Setelah mempelajari bab ini tujuanya agar mahasiswa mampu


1. Menjelaskan nama-nama rekening atau akun yang sering digunakan dalam
transaksi
2. Menerapkan aturan pendebitan dan pengkeriditan
3. Menjelaskan saldo yang biasa terjadi pada rekening aktiva, kewajiban
mdal,pendapatan dan biaya
4. Menjelaskan tujuan dan proses pembuatan laporan keuangan

2.1. HUBUNGAN ANTARA ASET DENGAN SUMBER-SUMBER ASET


Kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut asset. Aset tersebut bisa
berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal (atau ekuitas), dan bisa juga
berasal dari pinjaman dari luar perusahaan yang disebut kewajiban. Sebagai contoh,
seandainya Budiman berpendapat bahwa dengan uang Rp 10.000.000 yang berasal
dari setoran modalnya perusahaan telah dapat beroperasi, maka jumlah asset
perusahaan (Rp 10.000.000) sama dengan jumlah modal pemilik (Rp 10.00.000).
keadaan ini bisa dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN
(Rp 10.000.000) (Rp 10.000.000)

Seandainya Budiman berpendapat bahwa untuk keperluan operasi dibutuhkan


tambahan kas sebesar Rp 5.000.000 dan untuk memenuhi kebutuhan ini perusahaan
meminjam uang dari bank, maka aset perusahaan yang berupa kasakan bertambah
menjadi Rp 15.000.000. Modal Budiman tidak berubah, tetapi sekarang perusahaan

17
mempunyai kawajiban (utang) pada pihak luar sebesar Rp 5.000.000. Keadaan ini
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

18
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
(Rp 15.000.000) (Rp 5.000.000) ( Rp 10.000.000)

Misalkan sebagai hasil operasi bulan pertama perusahaan mendapat laba


sebesar Rp 1.000.000, maka aset perusahaan akan berubah menjadi Rp 16.000.000
(Rp 15.000.000 + Rp 1.000.000). Oleh karena laba merupakan hak pemilik, maka
dengan adanya laba tersebut modal pemilik bertambah menjadi Rp 11.000.000 (Rp
10.000.000 + Rp 1.000.000). Keadaan ini apabila dinyatakan dalam bentuk persamaan
akan nampak sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN + MODAL


(Rp 16.000.000) = (Rp 5.000.000) + ( Rp 11.000.000)
Dari contoh-contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah komponen
aset atau aset perusahaan sama dengan jumlah komponen kewajiban dan modal.
Transaksi-transaksi perusahaan akan akan berpengaruh terhadap jumlah komponen-
komponen tersebut, tetapi jumlah aset akan selalu sama dengan jumlah kewajiban dan
modal. Hubungan ketiga komponen tersebut mencerminkan posisi keuangan
perusahaan. Posisi keuangan ini menjadi salah satu tolak ukur kesehatan keuangan
perusahaan. Oleh karena itu keadaan posisi keuangan ini harus dilaporkan secara
periodic kepada berbagai pihak yang berkepentingan seperti telah diuraikan di atas,
yaitu: manajer, investor (pemilik), kreditur, pemerintah, dan pihak-pihak yang
berepentingan lainnya.

2.2. LAPORAN KEUANGAN DAN PERSAMAAN AKUNTANSI


Seperti dikemukakan di atas, salah satu fungsi utama akuntansi adalah
menyediakan laporan-laporan periodic untuk manajemen, investor, kreditur, dan pihak-
pihak lain di luar perusahaan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses
akuntansi terdiri atas:
1) Neraca
2) Laporan Laba-Rugi
3) Laporan Perubahan Modal

19
4) Laporan Arus Kas
Pada umumnya laporan keuangan disusun setahun sekali (tahunan), namun ada
pula perusahaan yang menyusun laporan keuangannya tiap kuartal, bahkan tiap bulan.
Meskipun laporan keuangan dihasilkan pada tahapan akhir dari proses akuntansi,
namun ada baiknya bab ini digambarkan lebih dahulu bentuk dan isi laporan keuangan
secara sederhana. Dengan mempelajari apa yang dicantumkan dalam laporan
keuangan, diharapkan para pembaca dapat lebih mudah mempelajari berbagai tahap
kegiatan di dalam akuntansi.

2.3. NERACA
Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah suatu daftar
yang menggambarkan aset (harta kekayaan), kewajiban, dan modal (ekuitas) yang
dimiliki oleh suatu entitas (perusahaan) pada suatu saat tertentu. Sebagai contoh
dilukiskan neraca perusahaan Angkutan Aman, yangmenunjukkan posisi keuangan
perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2010.
Judul suatu neraca terdiri atas (1) nama entitas atau perusahaan, (2) nama laporan
(dalam hal ini neraca).dan (3) tanggal neraca. Badan atau isi laporan terdiri atas tiga
bagian yaitu: aset, kewajiban, dan modal. Dari laporan di atas pembaca laporan secara
sepintas dapat memperoleh informasi bahwa sumber-sumber atau kekayaan
perusahaan berjumlah Rp 16.450.000 dan bahwa kekayaan ini dibelanjai atau berasal
dari dua sumber yaitu Rp 400.000 dari kreditur (utang) dan Rp 16.050.000 dari pemilik
perusahaan (modal). Sisi sebelah kanan neraca terdiri atas dua bagian yaitu kewajiban
pada kreditur (utang) dan modal (ekuitas pemilik). Hal ini yang paling penting untuk
diperhatikan dalam laporan ini ialah bahwa jumlah aset selalu sama dengan jumlah
kewajiban ditambah modal.

20
Perusaahaan Angkutan “Aman”
Neraca
31 Desember 2010
Aset Kewajiban
Kas Rp 5.900.000 Utang usaha Rp 400.000
Perlengkapan 550.000 Modal
Kendaraan 10.000.00 Modal, Bambang Rp 16.050.000
0
Jumlah Aset Rp 16.450.000 Jumlah Kewajiban & Rp 16.450.000
Modal

Keseimbangan ini biasanya digambarkan sebagai suatu persamaan akuntansi,


yaitu suatu persamaan yang menunjukkan bahwa jumlah semua aset atau sumber-
sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah berasal dari kreditur dan pemilik yang
tercantum pada sisi kanan. Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus
sama dengan jumlah aset perusahaan. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan sebagai berikut:

Aset Kewajiban Modal


Aktiva =
( Aset Perusahaan)
Kewajiban + Modal
(Kewajiban pada kreditur) (Kewajiban pada pemilik)
Rp 16.450.000 Rp 400.000 Rp 16.050.000
Sekarang marilah kita bahas masing-masing elemen neraca di atas secara lebih
mendalam.

2.4. ASET
Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa
dinyatakan dalam satuan uang. Jenis sumber-sumber ekonomi atau lazim disebut aset
perusahaan bisa bermacam-macam. Ada aset yang berupa barang berwujud seperti
kas, persediaan barang dagangan, tanah, gedung dan mesin. Ada pula yang tidak
berwujud seperti misalnya tagihan kepada pelanggan yang dalam akuntansi disebut

21
piutang usaha, serta berbagai bentuk pembayaran di muka (uang muka) atas jasa
tertentu yang baru akan diterima di masa yang akan datang seperti premi asuransi
dibayar di muka. Untuk memudahkan pembaca laporan biasanya aset dicantumkan
dalam neraca dengan urut-urutan yang sudah tertentu yang dimulai dengan aset lancar
(kas, piutang usaha, persediaan dan sebagainya) dan diikuti dengan aset-aset yang
bersifat lebih permanen (tanah, gedung, mesin dan sebagainya)

2.5. KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau
jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kewajib
merupakan tagihan para kreditur kepada perusahaan. Kewajiban dilaporkan dalam
neraca menurut urutan saat pelunasannya. Pertama-tama dicantumkan kewajiban
jangka pendek seperti utang usaha kepada kreditur, utang wesel yang ditarik untuk
pinjaman jangka pendek, dan kewajiban jangka pendek lainnya. Di bawah kewajiban
jangka pendek (atau disebut juga kewajiban lancar) dicantumkan kewajiban jangka
panjang. Contoh kewajiban jangka panjang misalnya utang hipotik dan utang obligasi
yang biasanya harus dibayar seluruhnya dalam beberapa tahun di masa yang akan
datang.

2.6. MODAL (EKUITAS)


Modal atau ekuitas dicantumkan dalam neraca di bawah kewajiban. Modal
pada hakikatnya merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan (aset) perusahaan.
Besarnya hak pemilik sama dengan aset bersih perusahaan, yaitu selisih antara aset
dan kewajiban. Dengan demikian jumlah modal merupakan sisa yaitu hak atas sisa aset
setelah dikurangi kewajiban kepada para kreditur. Dalam contoh neraca perusahaan
angkutan Aman diatas, modal pemilik berjumlah Rp 16.050.000.

2.7. LAPORAN LABA-RUGI


Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba. Laporan laba-rugi disusun
dengan maksud untuk mengambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode
waktu tertentu. Dengan kata lain,laporan laba-rugi menggambarkan keberhasilan atau

22
kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi
perusahaan diukur dengan membandingkan antara penghasilan perusahaan dengan
beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut. Apabila penghasilan
lebih besar daripada beban, perusahaan dinyatakan memperoleh laba, dan bila terjadi
sebaliknya (penghasilan lebih kecil daripada beban) maka perusahaan menderita rugi.
Berikut ini contoh laporan laba-rugi perusahaan Angkutan Aman untuk tahun 2010.

Perusahaan Angkutan “Aman”


Laporan Laba-rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan jasa angkutan Rp 7.500.000

Beban-beban operasi:
- Gaji pegawai Rp 2.125.000
- Bensin & Oli 800.000
- Reparasi & Pemeliharaan 800.000
- Listrik & Air 450.000
- Asuransi 275.000

Jumlah beban operasi 4.450.000

Laba bersih Rp 3.050.000

Laporan laba-rugi harus diberi judul, yang terdiri atas: nama perusahaan, nama
laporan (dalam hal ini “Laporan Laba-Rugi”), dan periode laporan. Isi laporan laba-rugi
terdiri atas tiga komponen pokok, yakni; penghasilan, beban, dan laba atau rugi.
Penghasilan adalah aliran penerimaan kas atau aset lain yang diterima dari
konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Penghasilan (income)
meliputi pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains). Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa

23
(misalnya:penjualan barang dagangan atau pendapatan jasa). Keuntungan
mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan (misalnya keuntungan dari penjualan aktiva tetap).
Beban adalah beban perolehan aset yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan
dalam proses memperoleh pendapatan. Beban meliputi beban yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (expenses) dan kerugian (losses). Laba
(atau rugi) adalah selisih lebih (atau kurang) antara pendapatan dengan beban.

2.8. LAPORAN PERUBAHAN MODAL


Hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap
modal pemilik (disebut juga ekuitas pemilik). Apabila perusahaan memperoleh laba,
maka laba tersebut akan menambah modal pemilik. Sebaliknya jika perusahaan
menderita rugi, maka modal pemilik menjadi berkurang. Modal pemilik dapat juga
berubah karena adanya tambahan investasi yang dilakukan oleh sang pemilik, atau
karena pemilik mengambil aset perusahaan untuk keperluan pribadi. Dengan demikian
modal pemilik akan bertambah (1) karena adanya tambahan investasi oleh pemilik (2)
karena perusahaan mendapat laba. Di lain pihak modal pemilik akan berkurang (1)
karena pemilik melakukan pengambilan aset perusahaan untuk keperluan pribadi
(disebut pengambilan prive),dan (2) karena perusahaan menderita rugi.
Informasi tentang perubahan modal pemilik biasanya dituangkan dalam
sebuah laporan yang disebut laporan perubahan modal. Dalam laporan ini digambarkan
hal-hal menyebabkan bertambah atau berkurangnya jumlah modal pemilik. Berikut ini contoh laporan
perubahan modal Perusahaan Angkutan Aman untuk tahun 2010.

Perusahaan Angkutan “Aman”


Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010
Modal, 1 Januari 2010 Rp 0,-
Setoran modal awal, 1 Januari Rp 15.000.000
2010
Ditambah: Laba bersih tahun 3.050.000 +
2010

24
Rp 18.050.000
Dikurangi: Pengambilan prive 2.000.000 -

Kenaikan modal pemilik 16.050.000

Modal, 31 Desember 2010 Rp 16.050.000

Laporan perubahan modal sering disebut sebagai “jembatan” antara laporan


laba-rugi dengan neraca. Seperti telah ditunjukkan diatas, data laba atau rugi yang
tercantum dalam laporan laba-rugi pada akhirnya akan mempengaruhi modal yang
tercantum dalam neraca. Pengaruh laba atau rugi terhadap modal diperhitungkan
dalam laporan perubahan modal.
Berikut ini adalah contoh soal persamaan akuntansi dilanjtkan dengan membuat
laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan neraca pada perusahaan jasa
yang diberi nama”Salon Cantik”.

25
N Transaksi

1 Tgl 1 Des 2000 Ny. Pratiwi mendirikan usaha “Salon Cantik” dengan
menyerahkan uang tunai Rp 2.000.000. sebagai setoran modalnya.

2 Tgl 1 Des 2000 Ny. Pratiwi membeli peralatan salon (kursi, alat pengering rambut,
alat keriting, dsb) Rp 1.000.000, secara tunai

3 Tgl 5 Des 2000 Pratiwi membeli perlengkapan salon (bahan make-up, shampo,
pewarna rambut, dsb) Rp 400.000, secara kredit

4 Tagihan kepada pelanggan hingga 15 Des 2000 Rp 150.000

5 Tgl 20 Des 2000 bayar utang atas pembelian perlengkapan salon Rp 200.000

6 Ny Pratiwi menyewa rumah untuk tempat usaha utk bulan Desember Rp 30.000

7 Perusahaan bayar gaji pegawai salon bulan desember Rp 45.000

8 Akhir bulan terima pembayaran piutang dari pelanggan Rp 70.000

9 Tagihan kepada pelanggan hingga akhir Des 2000 Rp 380.000

10 Akhir bulan bayar listrik dan air, masing-masing Rp 25.000 dan Rp 15.000

11 Persediaan perlengkapan salon yang masih sisa akhir bulan Rp 300.000

12 Tgl 31 Des 2000, Ny Pratiwi mengambil uang utk keperluan pribadi Rp 60.000

26
AKTIVA = KEWAJ

Transaksi Kas + Piutang Perleng Peralatan Utang


Dagang Kapan dagang

Set.modal 1 + 2.000 =

Pemb.Prltn 2 - 1.000 + 1.000

3 + 400

Pdpt salon 4 + 150

Bayar utg 5 - 200

By sewa 6 - 30

By gaji 7 - 45

Terima Piutg 8 + 70 - 70

Pdpt salon 9 + 380

By list,air 10 - 40

By pelrkp 11 -100

Prive 12 - 60

Salon Cantik
LAPORAN RUGI-LABA
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2000

27
Pendapatan salon ………........................... Rp 530.000
Biaya-biaya operasi :
Biaya sewa …………….. Rp 30.000
Gaji pegawai ................... 45.000
By Listrik,airi ................. 40.000
By Pemakaian Perlengkp 100.000
Jumlah biaya operasi .................................... 215.000
Laba Bersih ................................................... Rp 315.000

Salon Cantik
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2000

Modal 1 Januari 2000 …. ............................ Rp 2.000.000


Tambah : Laba tahun 2000 315.000
2.315.000
Kurang : pengambilan prive ........................ 60.000
Modal, 31 Desember 2000 .......................... Rp 2.255.000

Salon Cantik
NERACA

28
31 Desember 2000

Aktiva Kewajiban
Kas Rp 695.000 Utang Dagang Rp 200.000
Piutang Dagang 460.000 Modal
Perlengkapan 300.000 Modal, Ny Pratiwi Rp 2.255.000
Peralatan 1.000.000 ---------------------
--------------------- Jumlah Pasiva Rp 2.455.000
Jumlah Aktiva Rp 2.455.000 ============
============

Bahan Bacaan:
1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 4
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
1999, bab 3
4. Dasar-dasar Pengantar Akuntansi, Haryono yusuf,yoyakarta,STIE
YKPN,2011, Bab

29
BAB 3
PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKU BESAR

Setelah mempelajari bab ini tujuannaya agar mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian Buku Besar


2. Menjelaskan pengertian rekening
3. melakukan pengelompokkan rekening
4. Memahami bentuk rekening
5. Memahami aturan Pendebit-kreditan rekening
6. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening
7. Menyebutkan macam-macam nama rekening

Deskripsi Singkat:
Dalam pertemuan ini akan mempelajari tentang buku besar dan
rekening – rekening yang ada di dalam buku besar serta bagaimana
aturan pencatatan ke dalam rekening buku besar. Materi ini sebagai
dasar melanjutkan materi berikutnya yaitu pencatatan transaksi ke
dalam buku jurnal.

3.1. BUKU BESAR


Pengertian.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang persamaan dasar
akuntansi yang digunakan untuk menganalisis pengaruh suatu transaksi
keuangan perusahaan terhadap posisi Aktiva, Hutang, dan Modal pemilik, jadi
persamaan dasar akuntansi bukan merupakan proses pencatatan transaksi
melainkan merupakan media untuk melakukan analisis pengaruh tarnasaksi
keuangan. Didalam praktek akuntansi yang sebenarnya transaksi keuangan
perusahaan dicatat dalam buku catatan akuntansi. Salah satu alat pencatatan
transaksi keuangan perusahaan adalah Buku besar (Ledger) yang diartikan
sebagai sebuah buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan (account).
Buku besar berisi rekening-rekening yang ada didalam pembukuan perusahaan.
Rekening-rekening yang terdapat di dalam buku besar digunakan untuk
mencatat transaksi keuangan perusahaan secara terpisah aktiva, Hutang dan
modal pemilik. Di dalam rekening tersebut transaksi keuangan perusahaan
dicatat, misalnya rekening kas untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan
yang berpengaruh terhadap rekening kas, rekening piutang untuk mencatat
transaksi yang berpengaruh terhadap rekening piutang dan sebagainya,
sehingga dari dari rekaning dapat diketahui transaksi-transaksi yang terjadi yang
mempengaruhi rekening tersebut.

Pengelompokan Rekening.
Dalam bab sebelumnya kita baru mengenal tiga kelompok rekening yaitu
aktiva, hutang ,dan modal pemilik. Rekening modal pemilik digunakan untuk
menampung semua transaksi yang mempengaruhi modal pemilik yaitu setoran
modal, pendapatan, biaya dan prive. Pendapatan merupakan elemen yang
menambah modal dan biaya merupakan pengorbanan perusahaan dalam rangka
memperoleh pendapatan sebagai pengurang modal, sedangkan prive adalah
pengambilan untuk keperluan pribadi pemilik sehingga mengurangi modal
pemilik.
Dalam praktek sebenarnya, perusahaan mempunyai banyak sumber
pendapatan dan macam-macam biaya yang harus dikeluarkan. Apabila semua
sumber biaya dan macam-macam biaya digabung dalam pencatatanya ke dalam
rekening modal akan berakibat tidak informatif dan akan mengalami kesulitan
dalam pembuatan laporan keuangan, khususnya laporan Rugi laba yang hanya
melaporkan pendapatan dan
biaya, sehingga perlu di pisahkan kedalam rekening-rekening sendiri yaitu
rekening pendapatan digunakan untuk mencatat transaksi pendapatan, rekening
biaya untuk mencatat biaya dan rekening prive untuk mencatat transaksi
pengambilan pribadi pemilik.

Informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi dapat dibedakan


menjadi 6 kelompok informasi atau rekening yaitu Aktiva, Hutang, Modal pemilik,
Pendapatan, Biaya,dan Prive. Keenam kelompok rekening tersebut dapat
dikelompokkan lagi menjadi dua (2) kelompok rekening dalam pelaporannya,
yaitu:

1. Rekening riil, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan


dilaporkan pada laporan neraca antara lain aktiva , hutang dan modal

2. Rekening Nominal, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan


dilaporkan dalam laporan Rugi-laba.

Untuk lebih jelasnya pengelompokan rekening dapat dilihat dalam


gambar berikut ini:
Kelompok Rekening:

Aktiva

Hutang Rekening
Riil

Modal

Pendapatan

Biaya Rekening
Nominal

Prive
3.2. Bentuk Rekening
Bentuk Rekening harus terdiri (3) bagian yaitu:
1. Nama rekening, yang menjelaskan tentang jenis aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan atau biaya yang dicatat dalam rekening tersebut.
2. Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam perkiraan yang
bersangkutan
3. Tempat untuk mencatat pengurangan rekening yang bersangkutan
Berikut ini bentuk-bentuk rekening yaitu:
1. Rekening bentu T
Nama Perkiraan

Sisi Sebelah kiri Sisi Sebelah Kanan


(debit) (kredit)

2. Perkiraan Dua Kolom :


Nama Perkiraan : Nomor Perkiraan :

Tgl Keterangan Ref Debit Tgl Keterangan Ref Kredit

3. Perkiraan Empat Kolom :


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
D K
Aturan Pendebitan dan Pengkreditan
Aturan pendebitan dan pengkreditan adalah aturan yang digunakan
untuk mencatat perubahan aktiva, hutang, modal pemilik, pendapatan,
biaya, prive dalam rekening yang bersangkutan baik penambahan atau
pengurangan yang terjadi pada rekening tersebut. Aturan pendebitan
dan pengurangan suatu rekening pada umumnya dapat dijelaskan
dengan suatu gambar sebagai berikut:

3.3.ATURAN MENDEBIT DAN MENGKREDIT


Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal
Kas D K D
Biaya Dibayar Dimuka D K D
Piutang D K D
Persediaan D K D
Aktiva Tetap D K D
Kewajiban/Hutang K D K
Modal K D K
Pendapatan K D K
Biaya D K D
Prive D K D

Rekening Riil atau Neraca.


Apabila suatu transaksi yang mengakibatkan suatu rekening aktiva
bertambah, maka rekening yang bersangkutan di debit, sedangkan suatu
transaksi mengakibatkan suatu rekening aktiva berkurang , maka rekening
tersebut di kredit. Sebaliknya untuk rekening hutang dan modal, apabila suatu
transaksi akan mengakibatkan rekening hutang dan modal bertambah akan di
kredit, sedangkan apabila mengakibatkan rekening hutang dan modal berkurang
akan di debit.
Rekening Perhitungan Rugi laba.
Penerapan aturan pendebitan dan pengkreditan untuk rekening Nominal yaitu
Pendapatan dan biaya didasarkan pada hubungan dengan rekening modal. Laba
bersih atau rugi suatu akan mempengaruhi penambahan dan pengurangan
modal yang berasal dari kegiatan usaha. Rekening pendapatan akan menambah
modal, oleh karena itu penambahan pendapatan pencatannya di dalam rekening
di sebelah kredit dan pengurangan pendapatan di sebelah debit. Sedangkan
biaya akan mengakibatkan berkurangnya modal sehingga pencatatannya di
rekening di sebelah debit dan pengurangan biaya dicatat di sebelah kredit. Untuk
memperjelas aturan pendebitan dan pengkreditan rekening pendapatan dan
biaya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
REKENING MODAL

Debit Kredit
Pengurangan Modal Penambahan Modal
Rekening-rekening Biaya Rekening-rekening Pendapatan
Kas Modal Brilliant
Debit untuk Kredit untuk Debit Kredit untuk
Untuk

penambahan Pengurangan Pengurangan penambahan


(+) (-) (-) (+)

Pada akhir suatu periode akuntansi, saldo rekening pendapatan dan


biaya dilaporkan dalam perhitungan rugi laba. Secara berkala (biasanya
padaakhir tahun) semua rekening pendapatan dan biaya dipindahkan ke
rekening yang mengikhtisarkannya (rekening R/L). Akibat dari pemindahan saldo
ini dikatakan bahwa rekening-rekening pendapatan dan biaya yang
bersangkutan “dihitung” (closed). Saldo rekening yang mengikhtisarkan
pendapatan dan biaya tersebut merupakan laba bersih atau rugi bersih untuk
periode yang
bersangkutan. Saldo ini kemudian dipindahkan ke rekening modal. Dengan
pemindahan ini berarti rekening tersebut sudah ditutup. Oleh karena penutupan
rekening pendapatan dan biaya dilakukan secara berkala, maka rekening
pendapatan dan biaya sering disebut rekening modal sementara (temporary
capital account) atau rekening nominal ( nominal account). Saldo rekening-
rekening yang dilaporkan dalam neraca pada akhir periode akan dipindahkan
menjadi saldo awal rekening yang bersangkutan untuk periode berikutnya.
Pemindahan ini dilakukan secara terus menerus dari tahun ke tahun. Oleh
karena sifatnya yang permanen, rekening-rekening neraca sering disebut
dengan rekening riil (real account).

Rekening Prive

Rekening prive ini digunakan untuk penampung transaksi pengambilan uang


untuk keperluan pribadi pemilik modal. Hal ini merupakan kebiasaan dalam
praktek, terutama apabila pemilik tersebut bekerja penuh untuk perusahaan atau
apabila perusahaan tersebut merupakan sumber penghasilan utama.
Pengambilan ini dicatat di sebelah kredir rekening Prive (drawing) yang berarti
sebagai pengurangan modal.

Pencatatan Transaksi Dengan Rekening

Suatu tarnsaksi dicatat ke dalam rekening dengan menerapkan aturan pendebit


dan pengkreditan suatu rekening. Oleh karena itu sebelum melakukan
pencatatan kedalam suatu rekening sebaiknya setiap transaksi selalu dianalisis
terlebih dahulu. Urut-urutan yang harus diikuti untuk meneliti setiap transaksi
adalh sebagai berikut:

1 Tentukan pengaruh transaksi terhadap penambahan (pengurangan)


aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya.
2 Tentukan rekening yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut. Gunakan
bagan rekening untuk menentukan rekening-rekening yang dipengaruhi
oleh transaksi
3 tentukan apakah sebagai akibat adanya transaksi tadi perkiraan tersebut
harus didebit atau dikredit. Gunakan aturan pendebitan dan pengkreditan.
Tentukan jumlah yang harus didebit dan dikredit.
4 Jumlah debit dan kredit dicatat dalam rekening yang
bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa suatu transaksi paling tidak akan mempengaruhi
dua rekening. Apabila suatu rekening di debit maka rekening lainnya
dikredit, dengan demikian akan terpelihara suatu keseimbangan debit
dan kredit.

Misalnya :
Pada tanggal 1 September 2003 Tuan Brilliant mendirikan sebuah perusahaan
ANGGREK MAS yang bergerak dalam bidang memberikan pelatihan. Transaksi-
transaksi di bawah ini terjadi selama bulan September 2003:
Tanggal 1 September 2003
Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai modal pertamanya.

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan bertambah sebesar Rp
15.000.000 dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 15.000.000. Pencatatan transaksi
tersebut ke dalam rekening buku besar adalah penambahan kas akan dicatat di sebelah
debit rekening kas dan penambahan modal pemilik akan dicatat di sebelah kredit rekening
modal pemilik.

Kas Modal Brilliant


1. 1.
15.000.000 15.000.000

Tanggal 2 September 2003


Perusahaan membeli peralatan kantor perupa meja, lemari kantor
dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .
Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan kantor bertambah
dicatat di sebelah debit rekening peralatan kantor sebesar Rp 5.000.000, mengakibatkan
rekening kas berkurang Rp 2.000.000 akan dicatat di sebelah kredit rekening kas serta
mengakibatkan rekening hutang bertambah sebesar Rp 3.000.000 di catat di sebelah kredit
rekening hutang. Pengaruh dari transaksi diatas terlihat pada gambar berikut ini:

Kas Peralatan Kantor


1. 2. 2.
15.000.000 2.000.000 5.000.000
Hutang
2.
3.000.000

Tanggal 5 September 2003


Perusahaan membeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus,
bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000
Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai bertambah dicatat sebelah
debit rekening Bahan Habis Pakai sebesar Rp 500.000 dan kas berkurang dicatat di
sebelah kredit rekening kas sebesar Rp 500.000 tampak sebagai berikut:

Kas Bahan Habis Pakai


1. 2. 5. 500.000
15.000.000 2.000.000
5.
500.000

Transaksi tanggal 7 September 2003


Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar Rp 2.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung dicatat di sebelah debit
rekening sewa gedung dan berkurangnya kas dicatat di sebelah kredit rekening Kas.
Kas Biaya Sewa Gedung
1. 2. 7.
15.000.000 2.000.000 2.000.000
5.
500.000
7.
2.000.000

Tanggal 10 September 2003


Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp 1.000.000
Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang dicatat di sebelah debit rekening hutang
sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas dicatat di sebelah kredit rekening kas sebesar
Rp 1.000.000
Kas Hutang
1. 2. 10. 2.
15.000.000 2.000.000 1.000.000 3.000.000
5.
500.000
7.
2.000.000
10.
1.000.000

Tanggal 20 September 2003

Digunakan bahan habis pakai sebanyak Rp 50.000


Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis pakai sebesar Rp
50.000 di catat di sebelah debit rekening biaya bahan habis pakai dan berkurangnya bahan
habis pakai dicatat di sebelah kredit bahan habis pakai sebesar Rp 50.000

Biaya Bahan Habis pakai Bahan Habis Pakai


20. 50.000 5. 500.000

Bagan Rekening
Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan, Biaya dan Prive adalah kelompok-kelompok rekening.
Tiap kelompok rekening terdiri dari rekening-rekening yang dapat digambarkan sebagai
berikut:

KELOMPOK KELOMPOK TERJABAR ELEMEN REKENING


REKENING
Ativa Aktiva Lancar Kas
Surat-surat berharga
Piutang usaha
Persediaan

Investasi Jangka Investasi pada saham


Panjang Investasi pada obligasi
Aktiva Tetap Berwujud Tanah
Bangunan
Mesin-mesin
Kendaraann
Alat-alat perkantoran

Aktiva Tetap Tidak Goodwill


Berwujud Hak paten
Merk dagang
Leasehold

Aktiva Lain-lain Gedung dalam pembangunan


Mesin yang tidak digunakan

UTANG Utang Lancar Utang usaha


Utang bank
Utang Pajak
Pos-pos transitoris & antisipasi
Pasif
Utang Jangka Panjang Utang hipotik
Utang obligasi
Utang bank jangka panjang

Pendapatan Pendapatan Usaha Penjualan


Pendapatan jasa

Pendapatan diluar Pendapatan bunga


Usaha Pendapatan dividen

Biaya Biaya Usaha Harga pokok penjualan


Biaya administrasi
Biaya penjualan

Biaya Di Luar Usaha Biaya bunga


Modal Pemilik Modal Disetor Modal
Modal Saham Biasa
Agio modal saham biasa

Laba Ditahan Laba ditahan

Prive Prive Prive

3.4 AKTIVA

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan dan masih
memberikan menfaat dimasa yang akan datang.

Aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar, investasi, aktiva tetap, dan aktiva lain-
lain.
Aktiva Lancar
Adalah meliputi kas dan sumber-sumber ekonomis lainnya yang dapat dicairkan
menjadi kas, dijual, atau habis dipakai dalam jangka waktu satu tahun atau selama
satu periode akuntansi. Aktiva lancar meliputi:
1. Kas
Adalah uang tunai (uang kertas dan uang logam) dan alat-alat pembayaran
lainnya yang dapat disamakan dengan uang tunai.

2. Surat-surat berharga
Adalah peneneman uang kas yang sementara menganggur pada surat-surat
berharga, misalnya saham dan obligasi, sebagai investasi jangka pendek.

3. Piutang usaha
Adalah tagihan kepada pihak luar yang timbul dari aktivitas penjualan barang atau
penyerahan jasa secara kredit. Piutang usaha ini ada yang dilengkapi dengan
dokumen tertulis tentang kesanggupan membayar disebut piutang wesel,
disamping itu ada jenis piutang yang timbul bukan dari kegiatan usaha. Piutang ini
disebut piutang lain-lain. Contohnya piutang kepada karyawan.

4. Persediaan
Persediaan pada perusahaan dagang meliputi persediaan barang dagangan dan
rupa-rupa bahan pembantu yang berupa bahan pengepak (packing material) dan
bahan pembungkus (emballing material). Sedangkan persediaan untuk
perusahaan pengolahan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi.

5. Pos-pos transitoris dan antisipasi aktif


Adalah pos-pos yang terjadi sehubungan dengan periodesasi akuntansi. Periode
akuntansi terjadi karena adanya penyusunan laporan keuangan secara periodik.
Penyusunan laporan neraca menimbulkan dampak khusus terhadap beberapa
transaksi:

a. Transitoris aktif, yaitu biaya-biaya yang telah dikeluarkan kasnya oleh perusahaan tetapi
bukan merupakan biaya pada periode tersebut melainkan biaya periode berikutnya.

Contoh: Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2002 melakukan pembayaran biaya sewa
kantor untuk 2 tahun

sebesar Rp 4.000.000. Pada saat menyusun laporan keuangan pada 31 Desember


2002 yang menjadi biaya sewa kantor adalah biaya sewa kantor sebesar Rp 2.000.000
dari bulan Januari sampai desember 2002. Pengeluaran kas sebesar Rp 2.000.000
untuk Januari sampai dengan Desember 2003 belum dapat diakui sebagai biaya biaya
sewa kantor tahun 2002 dan diakui sebagai Persekot biaya atau Biaya yang dibayar
dimuka.
b. Antisipasi Aktif, adalah pendapatan-pendapatan yang seharusnya menjadi pendapatan
periode sekarang tetapi pendapatan itu belum diterima kasnya. Pendapatan ini disebut
Pendapatan yang masih akan diterima atau Piutang pendapatan.

6. Investasi Jangka panjang


Adalah penanaman diluar perusahaan yang jangka waktunya lebih dari satu tahun
dengan tujuan untuk menguasai perusahaan atau memperoleh pendapatan tetap, atau
memperoleh kenaikan nilai. Misalnya investasi dalam bentuk saham dan obligasi
perusahaan lain dan investasi tanah yang semata-mata untuk memperoleh kenaikan
harga jualnya.

7. Aktiva tetap berwujud


Adalah sumber-sumber ekonomi berwujud yang perolehannya sudah dalam kondisi
siap untuk dipakai atau denganmembangun lebih dahulu. Aktiva tetap ini dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan dan tidak untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan. Aktiva ini dapat dimanfaatkan secara permanen
atau dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Karena pemanfaatannya lebih dari satu
periode akuntansi dan semakin lama aktiva tersebut akan berkurang manfaatnya
karena aus, rusak dan sebagainya maka kecuali tanah, aktiva tetap ini dilakukan
penyusutan atau depresiasi. Jumlah kumulatif penyusutan yangsudah diakui dicatat
dalam rekening akumulasi penyusutan yang perlakuannya sebagai pengurang harga
perolehan aktiva tetap berwujud. Berikut ini disajikan rekening-rekening aktiva tetap
berwujud dan akumulasi penyusutannya.

Rekening Aktiva Tetap Rekening Akumulasi Depresiasi


Mesin Akumulasi depresiasi mesin
Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung
Kendaraan Akumulasi depresiasi kendaraan
Alat-alat kantor Akumulasi depresiasi alat-alat
Kantor
8. Tanah
Adalah bagian dari bumi yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan.

9. Gedung dan bangunan


Adalah bangunan-bangunan yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan, contoh gedung kantor, gedung pabrik, gedung garasi, dan lain-lain.
10. Mesin-mesin
Adalah segenap alat-alat yang diguanakan dalam pengolahan barang yang berkaitan
dengan kegiatan normal perusahaan.

11. Kendaraan
Adalah segala alat-alat transportasi milik perusahaan dan digunakan dalam rangka
kegiatan normal perusahaan, sebagai pengangkut barang atau karyawan.

12. Alat-alat perkantoran


Meliputi perangkat, perabot dan perkakas perkantoran milik perusahaan yang
digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan. Untuk perusahaan
dagang alat-alat kantor ini meliputi alat-alat kantor untuk kegiatan administrasi dan alat-
alat untuk toko.

13. Aktiva tetap tidak berwujud


Aktiva ini mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi yang menguntungkan
perusahaan dalam mencapai pendapatan. Aktiva ini dapat diperoleh dengan cara
membeli dari pihak lain atau mengembangkan sendiri. Hak patenm adalah aktiva yang
dapat dibeli dari pihak lain. Goodwill yang melekat pada perusahaan merupakan
pengakuan dari pihak lain, seperti Keberhasilan manajemennya dalam mengelola
perusahaan. Terhadap aktiva ini dikenakan amortisasi yang hampir sama dengan
penyusutan atau depresiasi pada aktiva tetap berwujud.
14. Aktiva lain-lain
Aktiva-aktiva yang dikelompokkan kedalam aktiva ini adalah aktiva yang dimiliki
perusahaan tetapi tidak digunakan untuk kegiatan normal perusahaan. Misalnya
gedung masih dalam tahap pembangunan, tanah yangtidak untuk kegiatan normal
perusahaan, Villa, dan sebagainya.

3.5 Hutang
Adalah Klaim atau hak para kreditur terhadap harta yang dimiliki oleh perusahaan.
Hutang dapat di bedakan menjadi Hutang lancar dan Hutang jangka panjang, hal ini
dikaitkan dengan jangka waktu pelunasannya.

Hutang lancar
1. Hutang usaha
Adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan. Hutang
usaha ini juga dapat dilengkapi dengan dokumen secara tertulis berisi kesanggupan
membayar dari perusahaan disebut hutang wesel, di samping hutang wesel ada juga
hutang yang tanpa dilengkapi dokumen tertulis dari perusahaan.

2. Hutang bank
Adalah penarikan pinjaman oleh perusahaan dari bank. Hutang Bank yang masih
kelompok ini adalah hutang bank yang jangk waktunya maksimal satu tahun.

3. Transitoris pasif
Yaitu penghasilan-penghasilan yang sudah diterima kasnya oleh perusahaan tetapi
belum saatnya diakui sebagai penghasilan perusahaan karena belum memberikan
jasanya.

Contoh: Perusahaan menyewakan ruang kantor kepada pihak lain selama 3 Tahun
dimulai dari 1 januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2004. Pada tanggal 1 Januari
2002 pihak penyewa membayar uang sewa toko tersebut secara keseluruhan sebesar
Rp 15.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2002 pada saat perusahaan membuat
laporan keuangan, penghasilan yang dapat diakui sebagai penghasilan sewa tahun
2002 adalah sebesar Rp 5.000.000 sedangkan siasanya adalah merupakan
pendapatan diterima dimuka atau hutang pendapatan yang menimbulkan kewajiban
perusahaan kepada pihak penyewa.

4. Antisipasi Pasif
Adalah biaya yang sudak diakui sebagai biaya tetapi belum dibayar oleh perusahaan.
Contoh: Biaya listrik bulan Desember 2002 biasanya akan dibayarkan pada bulan
januari 2003. Maka pada saat perusahaan menyusun laporan keuangan tahun 2002
biaya listrik sudah mengakui sebagai biaya tahun 2002 karena perusahaan sudah
menggunakan listrik tersebut tetapi belum dibayar, sehingga timbul kewajiban bagi
perusahaan yaitu hutang listrik.

Hutang Jangka Panjang


Adalah hutang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun atau meliputi
beberapa tahun. Yang termasuk dalam kelompok hutang jangka panjang adalah:
1. Hutang hipotik
Adalah hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tetap, misalnya tanah,
Gedung, mesin dan sebagainya.
2. Hutang Obligasi
Adalah hutang yang disertai dengan kesanggupan perusahaan untuk membayar
sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam surat hutang tersebut pada saat jatuh
tempo. Biasanya perusahaan mengeluarkan surat obligasi untuk memperoleh dana dari
pihak luar.
3. Utang bank jangka panjang
Adalah Hutang perusahaan kepada bank yang jangka waktu pelunasannya lebih dari
satu tahun.

Pendapatan
Adalah setiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha
perusahaan baik yang kegiatan pokok perusahaan, contohnya adalah pendapatan
penjualan atau pendapatan jasa atau kegiatan di luar usaha pokok perusahaan contohnya
pendapatan bunga deposito dan pendapatan dividen dan lain-lain.

Biaya
Adalah semua pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan. Pengorbanan ekonomis dapat berupa pengurangan aktiva karena terjadi
pengeluaran kas atau penambahan kewajiban karena belum terjadi pengeluaran kas.

Dalam pengelompokan biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantu jenis perusahaan.


Perusahaan jasa mengelompokan biaya yang dikeluarkan ke dalam biaya operasi
sedangkan untuk jenis perusahaan jasa dapat dikelompokkan menjadi:

1. Harga Pokok penjualan, yaitu harga pokok barang yang dijual


2. Biaya operasi yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan usaha
perusahaan. Biasanya usaha ini dibedakan menjadi
biaya pemasaran misalnya biaya iklan, biaya gaji bagian penjualan dan lain-lain, dan
biaya administrasi dan umum contohnya adalah biaya gaji pimpinan, gaji karyawan
kantor, biaya bahan habis pakai, penyusutan dan lain-lain.

3.6 Modal Pemilik


Adalah sisa hak pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi dengan
utang-utang perusahaan. Rekening modal perusahaan dalam neraca tergantung pada jenis
perusahaan.Modal pemilik pada perusahaan perseorangan dan persekutuan , rekening
modal di ikuti dengan nama pemilik, misalnya Modal Brilliant. Modal pemilik untuk
perusahaan persero merupakan setoran pemegang saham. Pemilik saham adalah pemilik
perusahaan dengan cara membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga
modal pemilik disebut modal saham. Di dalam neraca modal saham dicantumkan sebesar
nilai nominalnya, apabila jumlah modal yang disetor pemilik lebih besar dari nilai nominal
selisihnya akan ditampung ke rekening agio modal saham sedangkan apabila jumlah yang
disetor pemilik lebih kecil dari jumlah nominal selisihnya akan ditampung ke rekening Dis
agio modal saham.
Modal Sumbangan adalah rekening yang dibentuk untuk menampung penambahan
modal yang berasal dari sumbangan oleh pihak lain.

Prive
Adalah pengambilan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Rekening
ini digunakan untuk menampung pengambilan pribadi oleh pemilik. Rekening prive terdapat
pada perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan. Untuk perusahaan
persekutuan rekening prive digunakan untuk menampung transaksi pengambilan pribadi
masing-masing pemilik.

Bahan Bacaan:
1.Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 4
3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab 3
4. Dasar-dasar Pengantar Akuntansi, Haryono yusuf,yoyakarta,STIE YKPN,2011,
bab
Soal –soal latihan 4:

Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami materi ini.
Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat dilanjutkan pada bab
berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus mengulangi bab ini.
1. Buku yang berisi informasi transaksi keuangan berupa penambahan dan pengurangan
rekening tertentu adalah:
A. Jurnal
B. Rekening buku besar
C. Buku harian
D. Laporan rugi laba

2. Buku besar adalah:

A. Alat pencatatan transaksi keuangan perusahaan secara urut waktu berupa


pendebitan dan pengkreditan rekening besaerta informasi yang menyertai transaksi
tersebut
B. Merupakan The books of Original Entries
C. Merupakan alat pencatatan transaksi keuangan tentang penambahan dan
pengurangan yang terjadi dalam kelompok rekening tertentu
D. Tidak ada jawaban yang benar

3. Rekening di bawah ini termasuk aktiva lancar adalah rekening:

A. Mesin
B. Piutang usaha
C. Kendaraan
D. Gedung

4. Rekening di bawah ini yang mempunyai saldo debit adalah:


A. Piutang usaha
B. Utang Usaha
C. Utang obligasi
D. Modal A

4. Rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening:


A. Kendaraan
B. Piutang usaha
C. Persediaan
D. Hutang wesel

5. Rekening tersebut yang termasuk rekeninh nominal adalah rekening:


A. Sewa dibayar dimuka
B. Persekot asuransi
C. Pendapatan sewa
D. Akumulasi penyusutan mesin

6. Rekening di bawah ini yang termasuk rekening riil adalah rekening:

A. Biaya sewa
B. Sewa dibayar dimuka
C. Pendapatan bunga
D. Penyusutan gedung

7. Saldo normal rekening modal adalah:

A. Debit
B. Kredit
C. Positif
D. Negatif
8. Kolom debit rekening kas adalah untuk mencatat:
A. Penambahan
B. Pengurangan
C. Penyusutan
D. Akumulasi

10. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar:


A. Setiap transaksi keuangan perusahaan bisa merubah sisi debit atau sisi
kredit persamaan dasar akuntansi ataupun merubah baik sisi debit dan
sisi kreditnya
B. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah salah satu
sisi debit dan sisi kredit persamaan dasar akuntansi
C. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi debit
persamaan dasar akuntansi
D. Setiap transaksi keuangan perusahaan akan selalu merubah sisi kredit persamaaan
dasar akuntansi
Jawaban Soal-soal Latihan 4 :

1. B

2. C

3. B

4. A

5. D

6. C

7. B

8. B

9. A

10. A
BAB 4
BUKU JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO

Pada bab ini diharapkan mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan definisi jurnal
2. .Menjelaskan alasan-alasan melakukan pencatatan transaksi di dalam buku
jurnal
3. Menjelaskan bentuk buku jurnal
4. Melakukan pencatatan kedalam buku jurnal
5. Menjelaskan pengertian posting
6. Melakukan posting dari buku jurnal ke rekening buku besar
7. Melakukan penghitungan saldo tiap-tiap rekening
8. Menjelaskan macam-macam kesalahan dalam proses pencatatan tarnsaksi
9. Membuat jurnal koreksi
10. Menyusun neraca saldo

Pokok Bahasan: BUKU JURNAL, POSTING, DAN NERACA SALDO

Deskripsi Singkat: Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana cara


melakukan pencatatan transaksi ke dalam rekening dan bagaimana aturan
pendebitan dan pengkreditan rekaning, sehingga diharapkan anda dapat
dengan mudah melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal karena
pencatatan transaksi di dalam jurnal perlu memahami terlebih dahulu
bagaimana aturan pendebitan dan pengkreditan. Pada praktek pencatatan
transaksi ke dalam buku besar tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi.
Prosedur yang benar pencatatan transaksi dilakukan di dalam buku jurnal
Proses pencatatan ke dalam buku jurnal disebut dengan proses penjurnalan.
Informasi yang ada di buku jurnal kemudian ditransfer ke rekening buku besar
melalui proses posting. Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo
yang berisi saldo-saldo dari rekening-rekening buku besar.
4.1 BUKU JURNAL

Buku Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara kronologis berupa


pendebitan dan pengkreditan rekening beserta penjelasan yang diperlukan dari
transaksi tersebut. Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama sehingga
sering disebut The Books of Original Entry. Di dalam buku jurnal semua transaksi
dicatat sehingga dari buku jurnal kita dapat mengetahui semua transaksi yang
terjadi di dalam perusahaan. Buku jurnal dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat menampung penjelasan-penjelasan yang menyertai transaksi tersebut
karena buku jurnal merupakan sumber pencatatan transaksi ke dalam rekening
buku besar.
Pencatatan transaksi secara langsung ke rekening buku besar tidak
dibenarkan oleh siklus akuntansi disamping terdapat alasan-alasan sebagai
berikut:

3. Transaksi keuangan menyangkut beberapa elemen yang harus


ditunjukkan pada satu media tertentu. Suatu transaksi akan
mempengaruhi paling sedikit 2 (dua) rekening. Rekening hanya meliputi
informasi tentang transaksi yang mempengaruhi rekening tersebut. Maka
pencatatan tranaksi secara langsung ke buku besar akan mengaburkan
gambaran pengaruh suatu transaksi terhadap rekening-rekening.

4. Pencatatan tarnsaksi harus mampu menyajikan terjadinya transaksi


secara kronologis. Pencatatan transaksi secara urut waktu atau kronolis
mempermudah dalam penelusuran terhadap suatu transaksi. Sedangkan
di dalam rekenign buku basar tidak dirancang untuk keperluan semacam
itu.

5. Sebuah perusahaan yang besar mempunyai ratusan rekening . Apabilan


pencatatan dilakukan secara langsung ke rekening buku besar, maka
pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh satu orang. Sedangkan
transaksi yang terjadi di dalam perusahaan pada kenyataannya dalam
satu hari dapat mencapai sepuluh bahkan sampai seratus transaksi, maka
tidak mungkin satu orang dapat menangani semua transaksi sendirian
karena kemampuan yang terbatas pencatatan transaksi yang demikian
banyak akan menimbulkan banyak kesalahan.

6. Transaksi keuangan harus dicatat lengkap beserta keterangan dan


kondisi yang menyertainya. Rekening Buku besar tidak dirancang untuk
memantau segenap keterangan dan kondisiyang mengikuti transaksi
tersebut karena kolom keterangan yang disediakan tidak cukup untuk
menampung keterangan yang menyertai transaksi tersebut.

5. Pencatatan secara langsung ke dalam buku besar menimbulkan kesulitan


untuk mengidentifikasi terjadinya kesalahan pencatatan transaksi. Proses
identifikasi transaksi sangat penting untuk dapat menemukan kesalahan
saat dan tempat terjadinya kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut tidak
dapat diidentifikasi dengan pencatatan langsung ke buku besar:
A Lupa melakukan pendebitan dan pengkreditan suatu transaksi.
B. Mendebit dan mengkredit pada rekening yang tidak sesuai
C. Kelebihan dan kekurangan pada saat pencatatan transaksi
D. Kesalahan letak suatu angka pada saat pencatatan misalnya Rp
123.000 di tulis menjadi Rp 132.000.
Bentuk Jurnal
Bentuk Buku jurnal secara umum dpat ditunjukkan pada gambar berikut:
JURNAL
Halaman Jurnal:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Kolom-kolom yang harus ada pada jurnal adalah:

4. Halaman Jurnal.
Transaksi keaungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan meliputi jumlah
yang banyak sehingg tidak cukup dicatat pada halaman. Halaman jurnal akan
dicatat dalam kolom Ref buku rekening. Apabila di dalam suatu rekening
kolom Ref berisi satu maka sumber pencatatan rekening buku besar terdapat
pada buku jurnal halaman1.

6. Tanggal.
Tanggal transaksi harus dicatat pada buku jurnal, sebab buku jurnal berisi
semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan
sehingga mempermudah dalam penelusuran suatu transaksi. Penulisan tanggal diawali
dengan penulisan tahun di ujung paling atas. Nama bulan di tulis sekali selama bulan
yang sama dan di ujung atas tiap-tiap halaman.

5 Keterangan.
Kolom keterangan merupakan elemen penting yang menampung nama rekening-
rekening yang terkait dalam suatu transaksi sekaligus pengelompokannya dalam debit
atau kredit yang sesuai. Rekening yang didebit ditulis dekat dengan garis pada kolom
keterangan, sedangkan rekening yang dikredit ditulis di bawah rekening yang didebit
dengan menjorok kedalam paling tidak sebanyak 5 karakter/spasi. Tiap transaksi harus
disertai dengan keterangan dan kondisi yang menyertai transaksi tersebut.

5. Referensi.
Kolom Ref digunakan untuk menampung informasi mengenai rekening yang terkait
dengan transaksi yang baru di catat. Biasanya kolom referansi diisi dengan nomor kode
rekening, namun pada perusahaan-perusahaan kecil ada yang mengisi hanya dengan
tick mark (√) sebagai tanda bahwa transaksi telah diposting ke buku besar. Sebelum
diposting ke rekening buku besar kolom Ref di kosongkan.

6. Debit dan Kredit.


Untuk mencatat apabila aktiva,biaya dan prive bertambah dicatat di sebelah debet dan
sebaliknya bila berkurang dicatat disebelah kredit. Sedangkan kewajiban, modal dan
pendapatan apabila bertambah dicatat di sebelah kredit, sebaliknya apabila berkurang
dicata di sebelah debet.

4.2. POSTING
Posting adalah proses pemindahan jumlah di kolom debit buku jurnal ke kolom debit
rekening buku besar dan jumlah di kolom kredit buku jurnal ke kolom kredit rekening buku
besar.
Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut:
1. Ambillah, dari buku besar rekening- rekening yang disebut di dalam buku
jurnal di kolom keterangan. Dengan mengambil contoh transaksi tanggal 1
September 2003 pada perusahaan Brilliant corp rekening-rekening yang
diambil adalah Kas dan Modal.

2. Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom tanggal


untuk masing-masing rekening

3. Masukkan jumlah rupiah baik yang di debit maupun dikredit ke masing-


masing rekening sesuai debit dan kreditnya.

4. Catatlah keterangan yang singkat di kolom keterangan masing-masing


rekening.

5. Masukkan nonor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom Ref masing-
masing rekening.

6. Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor-nomor rekening di kolom Ref


pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan untuk menandai bahwa
jurnal benar-benar telah diposting.

Secara skematis proses posting dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
JURNAL UMUM

Halaman :
1

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Septembe
r 1 Kas 101 15.000.000

Modal 301 15.000.000


(untuk Setor
mencatat an
modal oleh pemilik)

Nama Perkiraan : Kas No. Perkiraan : 101


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
D K
2003
Sept 1 Saldo Awal
(setoran modal) JU 1 15.000.000 15.000.000
Nama Perkiraan : Modal No. Perkiraan : 301
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
D K
2003
Sept 1 Modal Awal
(setoran modal) JU 1 15.000.000 15.000.000
Saldo Rekening Buku Besar

Saldo rekening buku besar diambil angkanya dari selisih total


jumlah kolom debit dengan total jumlah kolom kredit rekening buku
besar. Sebagai contoh rekening saldo Kas sebesar Rp 9.500.000
pada kasus bab sebelumnya setelah mengalami beberapa kali
posting tampak sebagai berikut:

Nama Perkiraan : Kas No. Perkiraan : 101


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2003 1 Setoran 1 15.000.000 2003 2 1 2.000.000
Sept Tn. Brillian Sept
Jumlah 5.500.000 5 1 500.000
Saldo
kredit
Saldo 9.500.000 7 1 2.000.000
10 1 1.000.000
Jumlah 5.500.000

4.3. NERACA SALDO


Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku jurnal dan
pemindahan informasi buku jurnal ke rekening buku besar melalui
proses posting langkah selanjutnya adalah menyusun Neraca
Saldo.
Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo–saldo
yang menyertainya.
Tujuan dari penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji
kesaman jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit neraca saldo.
Adanya kesamaan jumlah kolom debit dan kolom krdit neraca saldo
tidak menjamin bahwa semua saldo tiap-tiap rekening di neraca
saldo menunjukkan jumlah benar karena terdapat kesalahan yang
tampak dalam neraca saldo karena mempengaruhi kesamaan debit
dan kredit neraca saldo dan kesalahan yang tidak tampak pada
neraca saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi
kesamaan debit dan kredit neraca saldo. Berikut ini kesalahan
kesalahan yang tampak dalam neraca saldo:

1. Kesalahan pada saat penyusunan neraca saldo, seperti:


a Salah dalam penjumlahan salah satu kolom neraca saldo
b Kesalahan dalam penulisan jumlah saldo rekening ke
neraca saldo
c Kesalahan dalam penulisan saldo debit ke saldo kredit dan
sebaliknya
d Lupa menulis saldo rekening ke dalam neraca saldo

2. Kesalahan di dalam menentukan saldo suatu rekening:


a Salah menghitung saldo
b Suatu saldo di catat dalam kolom saldo yang salah
3.Kesalahan pada saat pencatatan transaksi:
Angka yang salah telah diposting ke dalam suatu rekening b Suatu
debit telah di bukukan sebagai kredit, dan sebaliknya c Ada suatu
debit atau kredit yang dihilangkan
Sedangkan kesalahan-kealahan dibawah ini adalah kesalahan kesalahan yang
tidak terdapat dalam neraca saldo:

1. Suatu transaksi tidak dicatat dalam Jurnal.


Apabila suatu transaksi tidak dicatat ke dalam buku jurnal karena lupa
tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo
akan tetapi jumlah saldo yang ada di dalam neraca saldo salah.

2. Suatu tarnsaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang yang salah.
Misalnya suatu transaksi pembayaran biaya sewa sebesar Rp 450.000
di tulis sebesar Rp 45.000. Kesalahan ini tidak akan mempengaruhi
keseimbangan debit dan kredit neraca saldo.

3. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali. Pencatatan
suatu transaksi lebih dari satu kali tidak akan mempengaruhi
keseimbangan debit dan kredit neraca saldo tetapi mengakibatkan saldo
rekening dilaporkan lebih besar dari jumlah yang sebesarnya.

4. Suatu transaksi dicatat dalam jumlah jurnal pada rekening yang salah.
Kesalahan dalam pencatatan transaksi dengan cara mencatat pada
rekening yang tidak semestinya tidak akan mempengaruhi
keseimbangan debit dan kredit neraca saldo akan tetapi
mengakibatkan suatu rekening dilaporkan lebih besar dan rekening
lainnya dilaporkan terlalu kecil dari yang sebesarnya.

Untuk menghidari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal,


maka suatu ketelitian bekerja sangat diperlukan oleh para pemegang
pembukuan (book keepers). Suatu langkah pencegahan yang lebih baik adalah
sebagai berikut:

a Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh sesuatu


transaksi, apakah itu aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya
b Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen

c Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan,


apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi
debet ataukah pada sisi kredit.
d Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan membandingkan
angka-angka pada jurnal dengan yang yang tercantum padarekening.
e Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan
keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal.

f Menyusun daftar rekening pada neraca saldo secara urut sesuai dengan
nomor tiap-tiap rekening.

g Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi


ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang
menunjukkan pecahan desimal, sehingga tidak terjadi kesalahan
meletakkan tanda tersebut.

Berikut ini adalah contoh Neraca Saldo Perusahaan Brilliant Per 31 Desember
2002. Angka–angka dan jumlah saldo rekening tidak ada kaitannya dengan
pembahasan soal sebelumnya:

PT BRILLIANT
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2002

No Rek Nama Rekening Debit Kredit


101 Kas Rp 25.500.00
102 Piutang Usaha 1.500.000
103 Premi Asuransi Dibayar di 850.000
Muka
104 Bahan Habis Pakai 500.000
105 Perangkat Kantor 7.000.000
106 Kendaraan 20.000.000
201 Utang Usaha Rp 4.350.000
202 Utang Bank 8.000.000
301 Modal Tuan Brilliant 23.500.000
302 Prive Tuan Brilliant 3.000.000
401 Pendapatan Jasa 35.000.000
402 Pendapatan Sewa 3.000.000
501 Biaya Gaji 8.500.000
502 Biaya Sewa 5.000.000
503 Biaya Air, Telepon & Listrik 1.500.000
504 Biaya lain-lain 500.000
73.850.000 73.850.000

Berikut ini contoh bagaimana transaksi itu dilakukan mulai dari mencatat dalam
jurnal kemudian posting ke buku besar dari buku besar dipindahkan neraca saldo.

TGL KRTERANGAN REF


JUMLAH
DEBET (Rp) KREDIT (Rp)
2010
APRI 1 KAS 1 290.000 -
L PIUTANG USAHA 10 65.000 -
PERLENGKAPAN 50 1.125.000
MESIN CETAK 220 3.000.000
GEDUNG 230 9.000.000
MODAL BUDI 600 13.480.000
2 ASURANSI DIBAYAR DIMUKA 60 60.000
KAS 1 60.000
(Pembayaran premi asuransi utk
3bln April,mei dan juni 2010
2 KAS 1 2.000.000
UTANG WESEL 2.000.000
(Pinjaman wesel dari Bank
Sejahtra)
3 MESIN CETAK 220 1.800.000
UTANG USAHA 400 1.800.000
(Pembelian mesin cetak dari
PT.Merbabu semarang)
3 KAS 1 90.000
PENDAPATAN SEWA DIMUKA 450 90.000
(Penerimaan sewa untuk bulan
April, Mei dan juni 2010
4 KAS 1 50.000
PIUTANG USAH(Penerimaan Kas 10 50.000
dari Bpk.Agung)
6 BEBAN ADVERTENSI 840 15.000
KAS 1 15.000
(Pemasangan iklan pd. Harian
Surya)
10 UTANG USAHA 400 100.000
KAS 1 100.000
(Pembayaranutang
pd.PT.Merbabu)

Jumlah dipindahkan 17.595.000 17.595.000


010
APRI Jumlah pindahan 17.595.000 17.595.000
L 10 GAJI &UPAH PEGAWAI 860 120.000 -
KAS 1 120.000
(Pembayaran upah&gaji pegawai)
16 KAS 1 900.000
PENDAPATAN PERCETAKAN 700 900.000
(Penerimaan kas atas penyerahan ba-
rang cetakan
17 GAJI &UPAH PEGAWAI 860 120.000
KAS 1 120.000
(Pembayaran upah pegawai)
20 PERLENGKAPAN 50 350.000
KAS 1 350.000
(Pembelian perlengkapan u/percetkn)
24 GAJI &UPAH PEGAWAI 860 470.000
KAS 1 470.000
(Pembayaran gaji &upah pegawai)
26 KAS 1 850.000
PENDAPATAN PERCETAKAN 700 850.000
(Penerimaan kas atas hasil percetakn)
30 BEBAN MACAM-MACAM 899 200.000
KAS 1 200.000
(Biaya telpon bln April 2010
30 PIUTANG USAHA 10 500.000
PENDAPATAN PERCETAKAN 700 500.000
(Pengiriman tagihan atas penyerahan
barang cetakan secara kredit)
30 BEBAN MACAM-MACAM 899 100.000
KAS 1 100.000
(Beban listrik bulan April 2010)
30 PRIVE 601 500.000
KAS 1 500.000
(Pengambilan prive oleh Budi)

Jumlah 21.705.000 21.705.000


BUKU B E S A R
KAS N0.Akun 1
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010 2010
Apr1 J1 290.000 Apr 2 J1 60.000
2 J1 2.000.000 6 J1 15.000
3 J1 90.000 10 J2 100.000
4 J1 50.000 10 J2 120.000
16 J2 900.000 17 J2 120.000
26 J2 850.000 20 J2 350.000
24 J2 470.000
Saldo 4.180.000 30 J2 200.000
2.145.000 30 J2 100.000
30 J2 500.000
2.035.000

PIUTANG USAHA N0.Akun 10


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010 2010
Apr1 J1 65.000 Apr 4 J1 50.000
30 J2 500.000 10
565.000
Saldo 515.000

PERLENGKAPAN N0.Akun 50
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Aprl1 J1 1.125.000
20 J2 350.000
1.475.000
ASURANSI DIBAYAR DIMUKA N0.Akun 60
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr2 J1 60.000

MESIN CETAK N0.Akun: 220


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr1 J1 3.000.000
3 J1 1.800.000
4.800.000

GEDUNG N0.Akun: 230


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr1 J1 9.000.000
UTANG USAHA N0.Akun:400
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010 2010
Apr10 J2 100.000 Apr3 J1 1.800.000

So.Rp
1.700.000

UTANG WESEL N0.Akun :410


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr 2 J1 2.000.000

PENDAPATAN SEWA DITERIMA DIMUKA N0.Akun:450


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr3 J1 90.000

MODAL BUDI N0.Akun 600


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr 1 J1 13.480.00
0
PRIVE BUDI N0.Akun: 601
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr3 J1 500.000

PENDAPATAN PERCETAKAN
N0.Akun :700
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr 16 J2 900.000
26 J2 850.000
30 J2 500.000
2.250.000

BEBAN ADVERTENSI N0.Akun: 840


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr6 J1 15.000
GAJI DA& UPAH PEGAWAI N0.Akun 860
Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr10 J2 120.000
1 J2 120.000
7 J2 470.000
2 710.000
4

BEBAN MACAM-MACAM N0.Akun:899


Tgl Keterangan Ref Jumlah (Rp) Tgl Keterangan Ref Jumlah(Rp)
2010
Apr30 J2 200.000
3 J2 100.000
0 300.000
PERUSAHAAN PERCEKAN”RAPIH”
NERACA SALDO
30 APRIL 2010
NAMA A K U N DEBET (RP) KREDIT (RP)
KAS 2.145.000
PIUTANG USAHA 515.000
PERLENGKAPAN 1.475.000
ASURANSI DIBAYAR DIMUKA 60.000
MESIN CETAK 4.800.000
GEDUNG 9.000.000
UTANG USAHA 1.700.000
UTANG WESEL 2.000.000
PENDTN SEWA DITERIMA DIMUKA 90.000
MODAL, BUDI 13.480.000
PRIVE, BUDI 50.000
PENDAPATAN PERCETAKAN 2.250.000
BEBAN ADVERTENSI 15.000
GAJI &UPAH PEGAWAI 710.000
BEBAN MACAM-MACAM 300.000
19.520.000 19.520.000

Jurnal Koreksi

Di dalam pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan proses


pemindahan ke rekening buku besar kemungkinan terjadi kesalahan sangatlah
besar. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut diperlukan perlakuan-
perlakuan yang khusus bukan hanya sekedar menghapus dengan
menggunakan karet penghapus atau korektor (tip-ex, stipo, dan lain-lain, karena
langkah tersebut justru tidak diperbolehkan dan akan menimbulkan kecurigaan
terjadinya kecurangan-kecurangan.
Ada 4 macam kesalahan yang kemungkinan terjadi:

1. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasinya kesalahan


ini adalah transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk mengatasi
kesalahan ini, cukup segera dilakukan penjurnalan atas transaksi yang
bersangkutan, dengan memberikan keterangan seperlunya agar
kesalahan tersebut dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan
dengan pembukuan perusahaan.

2. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diposting. Untuk mengatasi


kesalahan ini, cukup segera dilakukan posting ke rekening buku besar
yang bersangkutan.

3. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau dengan jumlah rupiah yang
salah dan diketahui sebelum dilakukan posting ke buku besar. Untuk jenis
kesalahan ini, perlu dilakukan koreksi pada buku jurnal. Prosedur yang
dianjurkan untuk melakukan koreksi kesalahan ini adalah sebagai berikut:

a Pada nama rekening yang salah, atau jumlah rupiah yang salah buatlah
sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif
menyolok, sehingga kesan tersebut segera dapat dilihat.

b Diatas nama rekening atau jumlah rupiah yang salah dan telah bergaris
tersebut, bubuhkan nama rekening atau jumlah rupiahyang seharusnya.
Tanggal September 2003

Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, lemari kantor dengan harga
Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 keliru dicatat
sebesar Rp 5.000.000

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Peralatan
September 2 Kantor 104 5.000.000
Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
(untuk mencatat
pembelianberupa meja,
lemari kantor
5.500.00
0 dengan harga
Rp 5.000.000 dengan
membaya
r uang muka
sebesar Rp 2.000.000 .

yang salah cukup dicoret.

4. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau jumlah rupiah yang salah dan
diketahui sesudah jurnal itu diposting ke buku besar. Untuk jenis
kesalahan ini, harus di selenggarakan suatu jurnal koreksi. Fungsi jurnal
koreksi ini adalah untuk:
a Menetralkan kesalahan

b Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.

Contoh:
Tanggal September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan harga
Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 keliru dicatat
sebesar Rp 5.000.000

Analisis Transaksi:
Kesalahan penjurnalan transaksi diatas mengakibatkan:
5.Rekening Peralatan kantor kurang di debit Rp 500.000 Rekening
Hutang kurang di kredit Rp 500.000

Jurnal koreksi yang harus dibuat untuk menetralkan kesalahan


tersebut adalah dengan mendebit rekening kas Rp 2.000.000, rekening
hutang di debit Rp 3.000.000 dan rekening Peralatan kantor di kredit Rp
5.000.000. langkah selanjutnya membuat jurnal untuk mencatat transaksi
yang benar yaitu mendebit rekening Peralatan kantor Rp 5.500.000
rekening Kas di kredit Rp 2.000.000 dan rekening Hutang di kredit Rp
3.500.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam jurnal dibawah ini:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2003
September 2 Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.000.000
Peralatan kantor 104 5.000.000

Peralatan kantor 104 5.500.000


Kas 101 2.000.000
Hutang 201 3.500.000

Jurnal koreksi diatas harus diposting sehingga saldo rekening – rekening


akan terpengaruh.

Bahan Bacaan:
1.Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
2.Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 5
3.Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999,
bab4

Soal –soal latihan :

Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami


materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.
1. Buku yang berisi informasi
← A. Tanggal terjadinya transaksi
← B. Tanggal didirikan perusahaan
← C. Tanggal posting transaksi
← D. Tanggal pembuatan bukti transaksi

2. Kolom Ref pada kolom jurnal berisi:

← A. Kode rekening
← B. Halaman rekening
← C. Halaman jurnal
← D. Kode jurnal
3. Kolom Ref pada rekening buku besar berisi:
← A. Kode rekening
← B. Halaman rekening
← C. Halaman jurnal
← D. Kode jurnal

4.Kekeliruan dalam penjurnalan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai


sebagai penerimaan piutang dapat dikoreksi dengan jurnal:
← A. Debit kas, kredit piutang
← B. Debit kas, kredit penjualan
← C. Debit piutang, kredit penjualan
← D. Debit piutang, kredit kas
5.Berikut ini manakah yang merupakan pengertian posting yang paling benar:
← A. Pemindahan saldo debit dan kredit dari halaman satu buku jurnal ke
halaman berikutnya buku jurnal
← B. Pemindahan saldo dari rekeing satu ke rekening lainnya dalam
buku besar
← C. Pemindahan saldo rekening buku besar ke dalam sisi debit atau kredit
buku jurnal
← D. Pemindahan saldo dari kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening
dan pemindahan saldo dari kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit
rekeningn buku besar
6.Neraca saldo berisi:

← A. Semua rekening yang ada di bagan perkiraan


← B. Semua rekening yang ada saldonya
← C. Semua rekening yang ada di buku besar
← D. Semua rekening yang bersaldo nol

7.Transaksi pembelian peralatan sebesar Rp 5.000.000 dengan membayar


uang muka sebesar Rp 3.000.000 akan dicatat di dalam jurnal:

← A. Peralatan debit, kas kredit, utang kredit


← B. Peralatan debit, kas debit, utang kredit
← C. Peralatan debit, kas kredit, utang debit
← D. Peralatan kredit, Kas debit, utang kredit

8.Transaksi penyetoran kas sebagai modal pertama sebasar Rp


10.000.000 dicatat di dalam jurnal:
← A. Kas debit, Modal debit
← B. Kas debit, Modal kredit
← C. Kas kredit, Modal debit
← D. Kas kredit, Modal kredit

9.Tujuan pembuatan neraca saldo adalah:

← A. Untuk menguji kesamaan sisi debit dan sisi kredit dalam buku besar
B. Memrupakan salah satu laporan yang harus dibuat dalam proses
akuntansi
C. Merupakan ringkasan dari buku besar sehingga mempermudah
penyusunan laporan keuangan
← D. Jawaban A dan C benar

10.Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang tidak mempengaruhi


keseimbangan sisi debit dan kredit nerca saldo:

← A. Adanya transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar


← B. terdapat kesalahan dalam jumlah rupiah yang dicatat dalam buku besar
← C. Adanya pendebitan atau pengkreditan dalam rekening yang salah
← D. Semua jawaban benar
Jawaban soal latihan :

1. A

2. A

3. C

4. C

5. D

6. C

7. A

8. B

9. D

10. D

I. Perusahaan jasa Serba-Serbi didirikan oleh Tuan Sabar pada tanggal


1Sepetember 2015. Adapun transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan
September sebagai berikut:

September1. Tuan Sabar memulai usahanya dengan menginvestasikan


kekayaannya berupa uang tunai sebesar Rp228.000.000,- dan sebuah
kendaraan dengan nilai Rp52.000.000,- Dibayar sewa kantor untuk bulan
September 2015 sebesar Rp7.000.000,-
2. Dibayar biaya iklan untuk bulan September sebesar Rp5.000.000,-
3. Dibeli peralatan kantor dari toko Murah seharga Rp17.000.000,-.
Dari jumlah tersebut 10% dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam
waktu dekat.
4. Diterima pendapatan sebesar Rp84.000.000,-
8. Dibayar biaya perlengkapan kantor sebesar Rp2.500.000,-
9. Diterima pendapatan sebesar Rp45.000.000,-
10 .Dibeli peralatan kantor dari toko Bintang seharga Rp15.000.000,- secara
kredit.
12. Diselesaikan pesanan senilai Rp12.000.000,- untuk toko Matahari tapi
uangnya belum diterima
16. Dibayar biaya perjalanan sebesar Rp25.000.000,-
19. Dibayar seluruh hutang kepada toko Murah
20. Diterima pendapatan sebesar Rp98.000.0000,-
23. Diterima sebagian piutang kepada toko Matahari sebesar Rp10.000.000,-
24. Diselesaikan pesanan senilai Rp16.200.000,- untuk toko Bulan, tapi
uangnya belum diterima
26. Dibayar biaya perjalanan sebesar Rp11.000.000,-
29 .Tuan Sabar mengambil uang perusahaan sebesar Rp42.000.000,- untuk
keperluan pribadi.
31. Dibayar gaji bulanan sebesar Rp90.500.000,-
Diminta
Buatlah jurnal dari transaksi tersebut di atas, Buatlah buku besar dan Neraca Saldo
II.Jelaskan dengan bantuan bagan perbedaan antara proses akuntansi dengan siklus
akuntansi
BAB 5
AYAT JURNAL PENYESUAIAN

Setelah mempelajari bab ini tujuannya agar mahasiswa diharapkan mampu:

1. Memahami maksud dari jurnal penyesuaian dan rekening-.


rekening yang perlu disesuaikan.
2. Memahami tujuan dan proses pencatatan jurnal penyesuaian.
3. Memahami proses dan langkah yang harus dilakukan dalam
membuat jurnal penyesuaian.

Pokok Bahasan: AYAT JURNAL PENYESUAIAN


Deskripsi : materi dalam pokok bahasan ini meliputi tujuan pembuatan jurnal penyesuian
, dan rekening-rekening apa saja yang harus dibuat jurnal penyesuaiannya, sehingga
mahasiswa dapat mengerti proses pembuatan jurnal penyesuaian.
Cash Basis dan Accrual Basis
Didalam pencatatan transaksi dikenal 2 metode pencatatan, yaitu metode
kas (cash basis) dan metode akrual (accrual basis). Metode kas merupakan
pencatatan transaksi yang mencatat pendapatan dan biaya setelah pendapatan
maupun biaya benar-benar telah diterima per kas atau telah dibayar per kas.
Sehingga tidak dikenal perkiraan piutang pendapatan maupun utang biaya.
Sedangkan dalam metode akrual, transaksi dicatat berdasarkan saat terjadinya.
Sehingga pendapatan maupun biaya akan diakui pada saat terjadinya, oleh
karena itu akan timbul perkiraan piutang dan utang. Sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Indonesia, dengan metode akrual akan dihasilkan laporan keuangan
yang mempertemukan semua pendapatan dan biaya dalam periode yang sama.
Methode Akrual merupakan pencatatan diakui terhadap pendapatan dan
biaya pada aat terjadinya transaksi
5.1. Penyesuaian Rekening

Penyesuaian pada prinsipnya juga merupakan transaksi, hanya saja


transaksi tersebut bersifat khusus dan hanya dilakukan pada akhir periode
menjelang penyusunan laporan keuangan. Biasanya hal ini disebabkan oleh
dokumen-dokumen sumber yang pada akhir periode belum dibuat, sehingga
transaksi tersebut belum tercatat dalam perkiraan yang bersangkutan. Oleh
karena itu perkiraan-perkiraan tersebut perlu disesuaikan dengan suatu jurnal
yang disebut jurnal penyesuaian. Sesuai dengan siklus akuntansi , jurnal
penyesuaian dibuat setelah pembuatan neraca saldo.
Ada dua tujuan dilakukannya jurnal penyesuian:
1. Agar rekening riil yaitu aktiva, kewajiban dan modal menunjukkan nilai nominal
yang sebenarnya pada akhir periode.
2. Agar rekening nominal yaitu pendapatan dan beban menunjukkan nilai yang
sebenarnya pada akhir periode.

Adapun perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan adalah :


1. Piutang pendapatan
2. Biaya dibayar dimuka
3. Pendapatan diterima dimuka
4. Biaya yang masih harus dibayar
5. Pendapatan masih harus diterima
6. Penyusutan aktiva tetap
7. Kerugian piutang
8. Pemakaian perlengkapan bahan

Pencatatan Jurnal Penyesuaian


1.Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan
tapi belum diterima pada periode yang bersangkutan
diterima pada periode akuntansi tersebut namun dicatat.
Misalnya piutang bunga obligasi

2.Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang terjadi atas pembelian suatu barang
atau jasa. Pencatatan biaya ini dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. dicatat sebagai persekot biaya

dicatat sebagai biaya


Contoh : transaksi pada perusahaan angkuatan Bromo pada 2
Februari 1986, dibayar premi asuransi Rp 120.000,-untuk periode 2
Februari 1986 – 2 Februari 1987. Maka jurnal dan jurnal
penyesuaiannya ialah :

Dicatat sebagai persekot biaya.


Jurnal 2 Februari 1986 :
Persekot asuransi Rp 120.000,-
Kas Rp 120.000,-

Jurnal penyesuaian :
Biaya asuransi Rp 120.000,-
Persekot asuransi Rp 120.000-

Dicatat sebagai biaya.

Jurnal 2 Februari 1986 :


Biaya asuransi Rp 120.000,-
Kas Rp 120.000,-

Jurnal penyesuaian :
Persekot asuransi Rp 120.000,-
Biaya asuransi Rp 120.000,-
3.Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah
diterima sebelum barang/jasa yang bersangkutan diberikan.
encatatan pendapatan ini ada 2 cara :
← diakui sebagai pendapatan
← diakui sebagai pendapatan diterima dimuka
Contoh : transaksi pada perusahaan Bromo pada 26 Februari
2016, diterima sewa kendaraan Rp300.000,- untuk pemakaian
tanggal 27,28 Februari dan 1 Maret 2016. Maka jurnal dan jurnal
penyesuaiannya ialah :

Dicatat sebagai pendapatan.

Jurnal 26 Februari 2016 :


Kas Rp 300.000,-
Pendapatan jasa Rp 300.000,-

Jurnal penyesuaiannya 28 Februari 2016


Pendapatan jasa Rp 100.000,-
Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 100.000,-

Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.

Jurnal 26 Februari 2016 :

Kas Rp 300.000,-Pendapatan jasa Rp 300.000,-


diterima dimuka
Jurnal Penyesuaiannya 28 Februari 2016 :
Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 200.000,-
Pendapatan jasa Rp 200.000,-

4.Biaya masih harus dibayar


Biaya masih harus dibayar adalah biaya yang sudah terjadi dalam periode
laporan keuangan namun belum dicatat / dilunasi, karena belum jatuh tempo.

Contoh : transaksi pada 10 Februari 2016, perusahaan angkutan


Bromo meminjam uang dari bank Rp

20.000.000,- dengan bunga 16% pertahun dibayar dibelakang tiap


1 Agustus dan 1 Februari.
Maka jurnal penyesuaian 28 Februari :
Biaya bunga Rp 160.000,-
Biaya bunga masih harus dibayar Rp 160.000,-
Adapun perhitungan bunganya =18/360 * 16% *Rp
20.000.000,-= Rp 160.000,-
Perkiraan biaya bunga dan biaya bunga masih harus dibayar :
Biaya bunga 28/02 Rp160.000,-
Biaya bunga masih harus dibayar 28/02 Rp 160.000,-
5.Pendapatan masih harus diterima
Pendapatan masih harus diterima adalah pendapatan yang terjadi
dalam periode laporan keuangan, namun jumlah tersebut belum
diterima karena belum jatuh tempo.
Contoh : transaksi pada 3 Februari 1986 pada perusahaan
angkutan Bromo yang menyewakan ruangan untuk garasi mobil
kepada Tn. Edi selama 6 bulan dengan harga kontrak Rp
180.000,-. Uang kontrak akan dibayar pada tanggal 3 Agustus
1986. (Laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986).
Jurnal penyesuaian :
pendapatan sewa masih harus diterima Rp 30.000,-
Pendapatan sewa Rp 30.000,-
Keterangan : sampai tanggal 28 Februari 1986 perusahaan
telah memberikan jasa kepada Tn.Edi selama 1 bulan. Pendapatan
sewa dari Tn.Edi belum saatnya diterima. Menurut metode akrual
pendapatan sewa ini harus tetap diakui pada saat terjadinya.
Karena belum saatnya diterima, dicatat sebagai “pendapatan sewa
masih harus diterima” di sisi debit sebesar 1/6 * Rp 180.000,- = Rp
30.000,- .
Perkiraan pendapatan sewa dan pendapatan sewa diterima dimuka
terlihat sebagai berikut :
Pendapatan sewa masih harus diterima 28/02 Rp 30.000,-
Pendapatan sewa 28/02 Rp 30.000,-

6.Penyusutan aktiva tetap


Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva
tetap dalam periode-periode yang menikmati jasa aktiva tetap
tersebut. Maka periode-periode yang menimati jasa tadi harus
dibebani dengan biaya yang disebut “biaya penyusutan aktiva
tetap”. Biaya ini secara terus-menerus akan mengurangi harga
perolehan aktiva tetap sampai umur ekonomisnya habis, yang
harus diakumulasikan dalam perkiraan “akumulasi penyusutan
tetap”. Perkiraan dicatat pada sisi debit neraca yang mengurangi
aktiva yang bersangkutan.
Berikut ini akan dijelaskan metode penyusutan yang paling
sederhana yaitu metode garis lurus. Penyusutan ini dapat dihitung
dengan cara :
( Harga perolehan – nilai sisa ) / umur ekonomis
Keterangan :
Harga perolehan adalah harga beli aktiva ditambah semua biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tersebut, sampai
aktiva itu siap digunakan. Nilai sisa adalah taksiran harga jual
aktiva tetap apabila habis disusutkan. Umur ekonomis adalah umur
penggunaan aktiva tetap yang paling ekonomis.
Contoh :
Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan angkutan Bromo yang
seluruhnya mempunyai harga perolehan Rp 70.000.000,- , taksiran
umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 10.000.000,-
(laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 2016).
Jurnal penyesuaian 28/02/2016 =
Biaya penyusutan kendaraan Rp1.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp1.000.000,-
Penjelasan :
biaya penyusutan kendaraan pertahun =
(Rp 70.000.000,- - Rp 10.000.000,- ) / 5 tahun = Rp 12.000.000,-
biaya penyusutan kendaraan untuk 1 bulan = Rp 1.000.000,-
Perkiraan biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan kendaraan
adalah :
Biaya penyusutan kendaraan Rp 1.000.000,-
28/02
Akumulasi penyusutan
kendaraan 28/02 Rp 1.000.000,-
Penyajian perkiraan kendaraan dan akumulasi penyusutan
kendaraan di neraca pada 28 Februari 2016 sebagai berikut:
Kendaraan Rp70.000.000,-
Akumulasi kendaraan Rp 1.000.000,-
Kendaraan Rp69.000.000,-

7.Kerugian piutang
Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang tidak
tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode akuntansi
ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran ini tidak dapat secara
langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tetapi dilakukan
dalam perkiraan “penyisihan piutang yang diragukan”.
Dalam akuntansi dikenal beberapa cara untuk menentukan
besarnya taksiran , salah satu yang paling sederhana adalah
berdasarkan “prosentase tertentu dari penjualan atau saldo piutang
pada akhirperiode laporan keuangan”.
Contoh :
Pada tanggal 28 Februari 2016 perusahaan angkutan Bromo
mempunyai saldo piutang dagang Rp 100.000,- .

Perusahaan menetapkan bahwa dari saldo piutang sebesar Rp


100.000,- tersebut tidak dapat ditagih sebesar 10%. Kerugian
piutang pada 28 Februari tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

Kerugian piutang = 10% * Rp 100.000,-= Rp 10.000,-

Jurnal penyesuaian pada 28 Februari adalah :


Kerugian piutang Rp 10.000,-
Penyisihan piutang yang diragukan Rp 10.000,-Perkiraan
piutang dan penyisihan piutang yang diragukan sebagai berikut :
Kerugian piutang 28/02 Rp 10.000,-
Kerugian piutang yang diragukan 28/02 Rp 10.000,-

Penyajian perkiraan piutang dagang dan penyisihan piutang yang


diragukan di neraca pada 28 Februari 2016 adalah :

Piutang dagang Rp 100.000,-Penyisihan piutang yang


diragukan (Rp 10.000,-) =Rp 90.000,-

8.Pemkaian Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk


digunakan dalan operasi perusahaan(tidak dimaksud untuk dijual kembali)

Bahan Bacaan:

1. Dasar-Dasar Akuntansi 1, Sugiarto,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2

2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso, Jakarta, Rineka Cipta, Bab 5

3. Pengantar Akuntansi 1, Slamet Sugiri, Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,

1999, bab 4

4. Dasar-dasar Akuntansi 1, Haryono Yusuf, Yogyakarta,STIE,2003 Bab 5


Edisi 4

5. Dasar-dasar Akuntansi 1, Haryono Yusuf, Yogyakarta,STIE,2011 Bab


Edisi 4
Soal-Soal Latihan :

1. Suatu metode pencatatan transaksi yang mencatat pendapatan maupun


biaya setelah pendapatan dan biaya benar-benar telah diterima atau
dibayar perkas, disebut metode:
← a.metode kas
← b.metode akrual
← c.metode kas dan metode akrual
2. Berikut ini adalah perkiraan yang perlu disesuaikan,kecuali
a.biaya dibayar dimuka
b.pendapatan diterima dimuka
c.jawaban a dan b salah
3. Pencatatan untuk biaya dibayar dimuka,ada 2 cara,kecuali :
a.dicatat sebagai persekot biaya
b.dicatat sebagai biaya
c.dicatat sebagai biaya masih harus dibayar
4. Taksiran harga jual aktiva tetap bila habis disusutkan, disebut :
a.harga perolehan
b.nilai sisa
c.umur ekonomis

5. Pada penyusutan aktiva tetap , periode-periode yang menikmati jasa aktiva


harus dibebani dengan biaya yang disebut dengan biaya
a.biaya perolehan
b.biaya penyusutan aktiva tetap
c.akumulasi penyusutan aktiva tetap
Jawaban Soal-soal Latihan :

1. a

2. c

3. c

6. b

7. b

BAB 6
NERACA LAJUR
Setelah mempelajari bab ini tujuannya agar mahasiawa mampu
1. menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk .membuat
laporan keuangan , khususnya dengan bantuan neraca lajur.
2. Mahasiswa dapat membuat laporan keuangan dengan bantuan neraca
lajur

Deskripsi : Materi yang dikemukakan dalam pokok bahasan Neraca Lajur ini meliputi
pengertian neraca lajur, perbedaan antara neraca saldo sebelum dengan sesudah
penyesuaian (pada neraca saldo), mahasiswa dapat mengklasifikasi rekening-rekening
mana yang harus dimasukkan ke dalam kolom neraca, kolom laba-rugi, serta
membedakan posisi antara saldo laba atau saldo rugi pada kolom neraca dan kolom
laba-rugi.

6.1.Pengertian Neraca Lajur


Neraca lajur adalah suatu lembaran kertas berlajur / berkolom yang
digunakan dalam kegiatan dalam kegiatan akuntansi secara manual.
Adapun kegunaan dari neraca lajur adalah untuk mempermudah
penyusunan laporan keuangan.Neraca lajur berisi semua informasi
untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo perkiraan sebelum jurnal
penyesuaian , perkiraan-perkiraan jurnal penyesuaian dan saldo-
saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian.
Dalam praktek penyelenggaraan akuntansi secara manual, laporan keuangan justru
disusun terlebih dahullu sebelum keseluruhan tahap penyesuaian rekening
diselesaikan, yang dimaksudkan sebagai sarana uji kebenaran. Dalam akuntansi
secara manual dapat dilakukan dengan cara membuat neraca lajur. Neraca lajur
memuat 6 bagian pokok yaitu : (1) neraca saldo, (2) penyesuaian, (3) neraca saldo
setelah penyesuaian, (4) laporan perhitungan laba-rugi, (5) laporan perubahan
modal/laba ditahan, (6) neraca.
Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca saldo Laba Rugi Neraca
setelah
penyesuaian
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

6.2. Bentuk Umum Neraca Lajur:


Lajur neraca saldo
Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah
sama persis dengan neraca saldo. Jadi sebenarnya dengan
menggunakan neraca lajur, neraca saldo dapat langsung dibuat pada
neraca lajur , tidak perlu dibuat secara terpisah.
Lajur jurnal penyesuaian
Lajur ini berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian
yang telah dibuat akan menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo
yang sudah ada.
Untuk perkiraan baru yang timbul akan dituliskan dibawah perkiraan-perkiraan neraca
saldo tersebut.
Lajur neraca saldo setelah jurnal penyesuaian
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan memperkirakan semua
perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan terlihat
pada laporan keuangan. Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi
oleh jurnal penyesuaian, langsungdipindah ke lajur ini, tetapi bagi perkiraan yang
dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo perkiraan yang bersangkutan
dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.

Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan ke-2 sisinya . Sehingga kebenaran dan
ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.
Lajur Rugi-Laba

Lajur rugi-laba berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan perkiraan yang akan
dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam laporan perhitungan rugi-laba. Selanjutnya
kolom debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.Bila sisi kredit lebih besar sisi
debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba. Sebaliknya, bila sisi debit yang lebih
besar dari sisi kredit, maka perusahaan menderita kerugian.
Lajur Neraca
Lajur neraca berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan yang akan
dikelompokkan dalam neraca.
FOTO STUDIO ANEKA NERACA SALDO
31 DESEMBER 2006

NAMA REKENING
DEBET (RP) KREDIT (RP)
Kas 52.350,-
Surat berharga 10.000,-
Piutang dagang 18.200,-
Perlengkapan fotografi 96.150,-
Perlengkapan kantor 41.300,-
Asuransi dibayar dimuka 10.000,-
Peralatan fotogrfi 480.000,-
Peralatan kantor 115.000,-
Gedung 1.000.000,-
Utang dagang 12.000,-
Modal abubakar 1.363.000,-
Pendapatan foto studio 457.650,-
Biaya listrik 20.000,-
Gaji pegawai 22.000,-
Biaya advertensi 4.000,-

Pendapatan bunga 350,-

Pendapatan sewa 36.000,-

JUMLAH 1.869.000,- 1.869.000,-


Informasi tambahan sebagai berikut
1. Masih harus diterima pendapatan bunga dari obligasi yg.nilai nominalnya rp
10.000,-, bunga 6%, pembayaran bunga tiap tanggal 1 april dan 1 oktober
2. Masih harus dibayar gaji pegawai bulan desember rp 2.000,-
3. Pendapatan sewa yang diterima dimuka rp 6.000,-
4. Asuransi dibayar dimuka pada tanggal 31 des.2006 sebesar rp 4.000,-
5. Kerugian piutang ditaksir 1% dari pendapatan foto studio
6. Depresiasi aktiva tetap dilakukan atas dasar tarif sbb:
A. Depresiasi peralatan fotografi ditaksir 20% setahun
B. Depresiasi peralatan kantor ditaksir 10% setahun
C. Depresiasi gedung ditaksir 5% setahun
7. Perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal 31 des.2006 sbb:
A. Perlengkapan fotografi rp 32.400,-
B. Perlengkapan kantor rp 15.500,-

FOTO STUDIO ANEKA


Neraca Lajur
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2006
                 

Necara Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Laba/Rug


Nama Rekening

Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet


                 
Kas 52,350 - - - 52,350 - -
Piutang Dagang 18,200 - - - 18,200 - -
Surat Berharga 10,000 - - - 10,000 - -
Perlengkapan Fotografi 96,150 - - i)63750 32,400 - -
Perlengkapan Kantor 41,300 - - j)25800 15,500 - -
Asuransi Dibayar di Muka 10,000 - - d)6000 4,000 - -
Peralatan Fotografi 480,000 - - - 480,000 - -
Peralatan Kantor 115,000 - - - 115,000 - -
Gedung 1,000,000 - - - 1,000,000 - -
Utang Dagang - 12,050 - - - 12,050 -
Modal. Abubakar - 1,363,000 - - - 1,363,000 -
Pendapatan Foto Studio - 457,600 - - - 457,600 -
Biaya Listrik 20,000 - - - 20,000 - 20,000
Gaji Pegawai 22,000 - b)2000 - 24,000 - 24,000
Biaya Advertensi 4,000 - - - 4,000 - 4,000
Pendapatan Bunga - 350 - a.)150 - 500 -
Pendapatan Sewa - 36,000 c)6000 - - 30,000 -
                 
  1,869,000 1,869,000            
                 
Piutang Bunga - - a.)150 - 150 - -
Utang gaji - - - b)2000 - 2,000 -
Pendapatan Sewa diTerima di Muka - - - c)6000 - 6,000 -
Biaya Asuransi - - d)6000 - 6,000 - 6,000
Kerugian Piutang - - e)4576 - 4,576 - 4,576
Cadangan Kerugian Piutang - - - e)4576 - 4,576 -
Depresiasi Peralatan Fotografi - - f)96000 - 96,000 - 96,000
Akumulasi Depr. Peralatan Fotografi - - - F)96000 - 96,000 -
Depresiasi Peralatan Kantor - - g)11500 - 11,500 - 11,500
Akumulasi Depr. Peralatan Kantor - - - g)11500 - 11,500 -
Depresiasi Gedung - - h)50000 - 50,000 - 50,000
Akumulasi Depr. Gedung - - - h)50000 - 50,000 -
Biaya Perlengkapan Fotografi - - i)63750 - 63,750 - 63,750
Biaya Perlengkapan Kantor - - j)25800 - 25,800 - 25,800
                 
      - - 2,033,226 2,033,226    
Saldo Laba Bersih             305,626
              182,474
              488,100
FOTO STUDIO ANEKA
Neraca
31 Desember 1996
   
AKTIVA     KEWAJIBAN
Aktiva Lancar :   Kewajiban Lancar :  
Kas Rp 52,350.00   Utang Dagang Rp 12,050.00
Surat Berharga 10,000.00   Utang Gaji 2,000.00
Piutang Dagang Rp 18,200.00   Pendapatan Sewa Diterima  
Cadangan Kerugian   di Muka 6,000.00
Piutang (4,576.00) 13,624.00    
    Jumlah Kewajiban Lancar Rp 20,050.00
Perlengkapan Fotografi 32,400.00   ?>d\
Perlengkapan Kantor 15,500.00   ][
Biaya Asuransi   MODAL
Dibayar di Muka 4,000.00    
Piutang Bunga 150.00   Modal, Abubakar Rp 1,545,474.00
     
Jumlah Aktiva Lancar Rp 128,024.00    
     
     
Aktiva Tak Lancar :    
Peralatan Fotografi Rp 480,000.00    
Akumulasi Depresiasi (96,000.00) 384,000.00    
Peralatan Kantor Rp115.000,00    
Akumulasi Depresiasi (11,500.00) 103,500.00    
     
Gedung Rp 1,000,000.00    
Akumulasi Depresiasi (50,000.00) 950,000.00    
     
Jumlah Aktiva Tak Lancar Rp 1,437,500.00    
     
Jumlah Aktiva Rp 1,565,524.00   Rp 1,565,524.00
             
Contoh soal

Perusahaan Angkutan Cepat


Neraca Saldo
30 September 2011
Kas Rp245.000.000,-
Piutang Dagang 267.000.000,-
Sewa Dibayar Dimuka 140.000.000,-
Persediaan Perlengkapan 50.500.000,-
Kantor
Peralatan Kantor 864.000.000,-
Akumulasi Depresiasi Peralatan Rp210.500.000,-
Utang Dagang 197.000.000,-
Utang Wesel 710.000.000,-
Modal, Tuan Bajang 394.000.000,-
Prive 1.315. 500.000,-
Pendapatan 3.034.000.000,-
Biaya Sewa 350.000.000,-
Biaya Gaji 1.184.000.000,-
Baiya Lain-lain 129. 500.000,-
Jumlah Rp4.545.500.000,- Rp4.545.500.000,-

Informasi Untuk Penyesuaian


1. Sewa dibayar dimuka sebesar adalah Rp140.000.000,- adalah untuk jangka
waktu 4 bulan terhitung mulai tanggal 1 Agustus.
2. Persediaan perlengkapan yang masih ada tanggal 30 September 2011 berjumlah
Rp14.500.000,-
3. Depresiasi peralatan kantor untuk tahun 2011 sebesar Rp58.000.000,-
4. Bunga yang terhutang pada tanggal 30 September 2011 sebesar Rp53.500.000,-

Diminta
1. Buatlah jurnal penyesuaiannya
2.Buatlah Neraca Lajur 10 kolom
3.Susunlah laporan keuangan yang mencakup laporan L/R, laporan perubahan modal
dan neraca.

Bahan Bacaan:

1.Sugiarto, Dasar-Dasar Akuntansi 1,, Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 5

2.Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, , Jakarta, Rineka Cipta, Bab 6

3.Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN, 1999, bab 6
4.Dasar-dasar Akuntansi,Haryono Yusuf,STIE YKPN,Yogyakarta,2011.bab 5
BAB 7
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI

Pada bab ini tujuaannya agar mahasiswa diharapkan mamput:

1. Membuat jurnal penutup


2. Menjelaskan tujuan pembuatan jurnal enyesuaian kembali
3. Membuat jurnal penyesuaian kembali.

Deskripsi Singkat: Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana melakukan


pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan rekening buku besar. Pada bab ini
mahasiwa dapat membuat jurnal penutup dan jurnal penyesuaian kembali dengan dasar
aturan pendebitan dan pengkreditan suatu rekening.

7.1.Jurnal Penutup
Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa Rekening-rekening Buku besar
pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 6 kelompok dasar rekening yaitu aktiva, hutang,
modal, pendapatan, Biaya dan prive. Keenam kelompok rekening tersebut dapat
dibedakan lagi menjadi 2 yaitu Rekening Riil (aktiva, hutang, modal) dan Rekening
nominal. Rekening (pendapatan, biaya , prive). Dari kedua kelompok rekening tersebut
rekening nominal ini sifatnya sementara dan digunakan untuk menampung transaksi yang
berupa penambahan dan pengurangan modal. Pada akhir periode rekening-rekening
tersebut harus di pindahkan ke rekening tetap yaitu rekening modal. Proses pemindahan
dari rekening nominal ke rekening modal disebut proses penutupan buku dengan cara
membuat jurnal penutup.
Fungsi jurnal penutup adalah untuk me-nol-kan saldo rekening-rekening sementara
agar dapat digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi pada periode berikutnya.
Untuk melakukan melakukan penutupan buku diperlukan rekening yang dapat
menampung data-data yang terdapat pada yang terdapat dalam rekening-rekening
pendapatan dan biaya yaitu disebut rekening R/L.

Tahapan dalam melakukan penutupan buku:

a. Semua rekening pendapatan didebit sebesar masing-masing saldo akhirnya.


Rekening R/L di kredit dengan jumlah saldo akhir rekening-rekening tersebut.

b. Semua rekening biaya di kredit sebesar masing-masing saldo akhirnya dan


rekening R/L didebit sebesar sejumlah saldo akhir rekening-rekening tersebut.

c. Selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening R/L di pindahkan ke
rekening modal. Apabila perusahaan memperoleh laba Rekening R/L di debit
dan di kredit rekening Modal. Apabila perusahaan mengalami kerugian Rekening
R/L di kredit dan rekening Modal di debit.

d. Rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening modal di debit
dengan jumlah yang sama.

Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Persekutuan

Prosedur penutupan buku pada perusahaan perseorangan dan perusahaan


persekutuan hampir sama. Perbedaan yang ada pada prosedur penutupan rekening R/L
ke rekening modal pemilik karena harus mengalokasikan rekening R/L ke masing-masing
modal sekutu. Penutupan rekening prive pada perusahaan persekutuan adalah untuk
setiap prive sekutu ke rekening modal sekutu.

2
Prosedur penutupan buku untuk perusahaan persekutuan tampak pada gambar
brikut ini:

Pendapatan

xxx xxx R/L

xxx

(1) Modal

xxx xxx xxx

Biaya Xxx

(3)

xxx xxx (2)

Prive

(4)

xxx xxx
berikut ini adalah kasus pentutupan buku untuk perusahaan persekutuan.

Contoh:

Persekutuan ABC adalah persekutuan yang didirikan oleh Tuan A, Tuan B, dan Tuan C.
Komposisi modal pada saat pendirian persekutuan adalah sebagai berikut:

Anggota Modal Rasio


Persekutuan pembagian R/L
A 25.000.000 25%
B 25.000.000 25%
C 50.000.000 50%
Total 100.000.000 100%

Pada periode 2002 persekutuan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000.000 dan


biaya-biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 30.000.000. Sepanjang periode akuntansi
tersebut, Tuan A menggunakan kas untuk keperluan pribadi sebesar Rp 500.000.

Penutupan buku yang diselenggarakan persekutuan ABC adalah sebagai berikut:


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2003
Desember 3 Pendapatan 50.000.000
1
R/L 50.000.000
(untuk menutup rekening
pendapatan)

3 R/L 30.000.000
1
Macam-macam biaya 30.000.000
(untuk menutup rekening
biaya)

3 R/L 20.000.000
1
Modal A 5.000.000
Modal B 5.000.000
Modal C 10.000.000
(untuk menutup rekening
R/L)

3 Modal A 500.000
1
Prive A 500.000

(untuk menutup

rekening prive)
Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Perseroan
Pada perusahaan perseroan , rekening modal pemilik adalah rekening pemegang
saham. Modal pemilik dalam perseroan memiliki sifat sebagai berikut:

← Dua rekening permanen, terdiri dari:


a Modal Saham Biasa dan Modal Saham Prioritas (sesuai dengan jenis saham)
digunakan untuk mencatat investasi modal oleh para pemilik, yang disebut
pemegang saham.
b Laba Ditahan, untuk mencatat penutupan seluruh rekening pendapatan, biaya
dan dividen.
Satu rekening temporer, Dividen, menggantikan rekening prive. Rekening ini
digunakan untuk mencatat pembagian laba ke pemegang saham. Dalam
perusahaan perseroan, para pemilik tidak diijinkan untuk mengambil aktiva
perusahaan untuk keperluan pribadi. Mereka hanya berhak untuk menerima
dividen dari pembagian laba apabila sudah disetujui oleh rapat umum pemegang
saham (RUPS) dan diumumkan.

Prosedur penutupan buku perusahaan perseroan dapat penulis gambarkan sebagai


berikut:
Pendapatan

xxx Xxx R/L

xxx Xxx

(1) Laba di tahan

xxx xxx
Biaya xxx

(3)

xxx xxx (2)

Dividen

xxx xxx

(4)

Berikut ini adalah proses penutupan buku perusahaan perseroan .


Contoh :
PT Abadi Jaya memperoleh penghasilan untuk periode 2002 sebesar Rp 100.000.000
dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 35.000.000. Dividen yang dibayarkan pada periode
2002 sebesar Rp 15.000.000. Jurnal penutupan bukunya adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2003
Des 3 Pendapatan 100.000.000
1
R/L 100.000.000
(untuk menutup rekening
pendapatan)

3 R/L 35.000.000
1
Macam-macam biaya 35.000.000
(untuk menutup rekening
biaya)

3 R/L 65.000.000
1
Laba di tahan 65.000.000
(untuk menutup rekening
R/L)

3 Laba ditahan 15.000.000


1
Dividen 15.000.000

(untuk menutup

rekening dividen)
7.2.Jurnal Penyesuaian Kembali

Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal yang di buat setelah dilakukan


penyusunan neraca saldo setelah penutupan kembali. Jurnal penyesuain kembali
sifatnya optional artinya boleh dilakukan atau tidak . Apabila dilakukan jurnal
penyesuaian kembali ini dilakukan pada hari pertama pada periode berikutnya, misalnya
perusahaan melaukan penutupan buku dan penyusunan laporan keuangan periode
pada tanggal 31 Desember 2002 maka jurnal penyesuaian kembali dibuat pada tanggal
1 Januari 2003.

Beberapa penyesuaian harus di lakukan kembali sebelum dilakukan pencaattan


untuk periode berikutnya dilakukan . penyesuaian kembali dapat dilakukan dengan cara
membalik jurnal penyesuaian yang ditelah dibuat pada saat proses penyusunan laporan
keuangan akhir periode. Hal ini dilakukan apabila suatu transaksi berkaitan dengan
periode berikutnya. Tujuan

pembuatan jurnal penyesuaian kembali adalah agar pencatatan transaksi dilakukan


secara konsisten.

Sebagai contoh : Pembayaran gaji karyawan biasa dilakukan peda tanggal 5 tiap
bulannya. Pada tanggal 31 Desember merupakan akhir periode tahun yang
bersangkutan dan perusahaan akan menyusun laporan keuangan perusahaan. Pada
akhir periode akuntansi perusahaan harus mengakui adanya biaya gaji karena
menggunakan jasa kaeyawan, akan tetapi pembayaran di lakukan pada 5 januari
periode berikutnya. Apabila gaji karyawan selama satu bulan sebesar Rp 4.500.000
Maka pada tanggal 31 Desember perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian
berikut ini sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2002
Des 31 Biaya gaji 50 3.774.194
3
Utang biaya gaji 20 3.774.194
3

(untuk mencatat

biaya gaji dari

tanggal 6 desember
sampai dengan
tanggal 31 desember

2002)

Jurnal penyesuaian diatas mengakibatkan rekening biaya gaji bertambah dan timbul
utang biaya gaji, maka pada tanggal 1 januari 2003 perusahaan harus membuat jurnal
penyesuaian kembali dengan mendebit rekening utang biaya gaji dan mengkredit
rekening biaya gaji.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Januari 1 Utang biaya gaji 50 3.774.194
3
Biaya gaji 20 3.774.194
3
(untuk membalik
jurnal penyesuaian
kembali)
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian kembali maka saldo biaya gaji dan utang biaya
gaji menjadi nol sehingga pada saat terjadi pembayaran biaya gaji pada tanggal 5 Januri
2003 perusahaan mencatat pembayaran gaji sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Januari 5 Biaya gaji 50 4.500.000
3
Kas 20 4.500.000
3
(untuk pembayaran
biaya gaji karyawan)

Apabila tidak dilakukan penyesuaian kembali maka jika pada saat pembayaran gaji
pada tanggal 5 Januari jurnal yang dibuat adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2003
Januari 5 Biaya gaji 50 725.806
3
Utang biaya gaji 20 3.774.194
3
Kas 10 4.500.000
1
Untuk mencatat
pembayaran gaji

Jurnal pencatatan tarnsaksi di atas akan menyulitkan pemegang buku karena pemegang
buku harus melihat pencatatan pada periode sebelumnya.
Soal-soal latihan 8:

Test digunakan sebagai bahan pengukur seberapa mahasiswa dapat memahami


materi ini. Apabila hasil tes mahasiswa nilainya mencapai 60 keatas maka dapat
dilanjutkan pada bab berikutnya. Apabila nilai mahasiswa dibawah 60 harus
mengulangi bab ini.

1. Tujuan dibuatnya jurnal penutup adalah:


A. Me-nol-kan saldo rekening-rekening nominal
B. Me-nol-kan saldo rekening-rekening riil
C. Menghitung saldo prive pemilik
D. Menghitung laba bersih perusahaan

2. Manakah rekening dibawah ini yang ditutup ke rekening R/L:


A. Persekot asuransi
B. Piutang usaha
C. Biaya sewa
D. Modal

3. Rekening-rekening di bawah ini yang tidak perlu ditutup ke rekening R/L adalah:
A. Biaya gaji
B. Biaya listrik dan air
C. Biaya sewa
D. Kas
4. Jurnal penutup yang di buat untuk menutup rekening Biaya sewa sebesar Rp
3.000.000 adalah:
A. R/L Rp 3.000.000
Biaya sewa Rp 3.000.000

B. Biaya sewa Rp 3.000.000


R/L Rp 3.000.000

C. Biaya Sewa Rp 3.000.000


Modal Rp 3.000.000
D. Modal Rp 3.000.000
Biaya sewa Rp 3.000.000

5. Jurnal penutup yang dibuat untuk menutup pendapatan sebesar


Rp 15.000.000 adalah:
A. Pendapatan Rp 15.000.000
R/L Rp 15.000.000

B. R/L Rp 15.000.000
Pendapatan Rp 15.000.000

C. Pendapatan Rp 15.000.000
Modal Rp 15.000.000

d. Modal Rp 15.000.000
Pendapatan Rp 15.000.000

6. Rekening Pendapatan pada saat penutupan buku di tutup ke rekening:


A. Modal
B.Kas
C. HPP
d. R/L

7. Rekening biaya pada saat penutupan buku ditutup ke rekening:


a.HPP
b.Modal
c.R/L
d.Prive

8. Rekening Prive pada perusahaan Persekutuan pada saat penutupan buku ditutup ke
rekening:
a.Modal
b.Kas
c.HPP
d.R/L
9.Rekening Dividen pada perusahaan perseroan terbatas pada penutupan buku ditutup
ke rekening:

a. Modal saham disetor


b.Kas
c.Prive
d.Laba ditahan

10.Rekening di bawah ini yang termasuk rekening nominal adalah:


a. Kas
b. Piutang
c. Persediaan
d. Biaya gaji
Jawaban soal-soal latihan 8:

1.a

2.c

3.d

4.a

5.b

6.d

7.c

8. a

9. d

10. d
BAB 8
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang dagangan
2.Menjelaskan setiap elemen yang diperhitungkan dalam penentuan harga pokok
penjualan dan laba kotor penjualan
3.Membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang
4.Membuat Neraca lajur dan laporan keuangan untuk sebuah perusahaan dagang yang
menggunakan metode persediaan periodik.
5. Membuat Jurnal Penutup pada perusahaan dagang.

Pokok Bahasan : AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG

Diskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dipelajari siklus akuntasni untuk perusahaan
dagang. Dalam banyak hal catatan-catatn dan prosedur –prosedur akuntansi dalam
perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Baik perusahaan dagang
maupun perusahaan jasa semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara
periodik dibukukan ke dalam rekening-rekening di buku besar. Pada akhir periode saldo-saldo
dari semua rekening dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu
menyusun laporan keuangan, dimana terlebih dahulu dibuat jurnal penyesuaian. Kemudian
dapat disusun laporan keuangan dan tahap akhir adalah membuat jurnal penutup dan
neraca saldo setelah tutup buku.

8.1.Siklus Operasi
Siklus operasi perusahaan dagang adalah sebagai berikur:
1.Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dai perusahaan.
2.Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen
3.Akhirnya perusahaanmenerima kas dari konsumen
Siklus perusahaan dagang biasanya lebih Panjang daripada perusahaan jasa.Tahapan yang
memperpanjang siklus ini adalah pembelian barang dagangan yang harus dilakukan perusahaan sebelum
perusahaan tersebut menjualnya kepada konsumen.
Sumber pendapatan utama perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan yang disebut
pendapatan penjualan atau disingkat penjualan..
Beban pokok penjualan adalah jumlah harga pokok semua barang yang terjual sepanjang periode.
Beban ini berkaitan langsung dengan pendapatan yang diakui dari hasil penjualan barang.

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

P Prosedu
Pendapatan r
Penjualan e
n
Pok p
u
ok r
k o
Penj
u s
uala
n r e
Laba Kotor d
Biaya L u
Operasional
a r
Laba Bersih
b
a
a ➢ Jurnal penyesuaian
k
➢ Penyusunan
h Neraca Lajur
R i ➢ Penyusunan
u r Laporan Keuangan
g ➢ Pembuatan Jurnal
i p penutup pada Akhir
e Periode
r
i
o
d
e

KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG


Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang
tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep
penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan
dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh
pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-
biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-
biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga
pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan.
Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga pokok
penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi,
radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu
periode.
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti
biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.
GAMBAR 9.1 : Kegiatan Perusahaan Jasa dan Dagang

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996

Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan


adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang
kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik
yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang
untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan
barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok
dan menjualanya kembali kepada pelanggan
Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada
Gambar 9.2

Pandapatan
Penjualan
HPP

L
a
b
a
B
r
u
t
o

Biaya Laba
Operasional Bersih

AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN

Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet


rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan.
Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan.
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau
dapat dilakukan secara kredit.

PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada
akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai
berikut :

Kas Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)
Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit
bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai
penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank
bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang diterima dari
pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan
penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke
perkiraan beban.
PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara
kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu
kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening
Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :

Piutang Dagang Rp 10.000.000


Penjualan Rp 10.000.000
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan


barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual
peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah
rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh
bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara
berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut
sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini
menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut.
Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan
sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut.
Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp
5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit
pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan
pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan
mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat :
10 Januari Piutang Dagang Rp 5.000.000
Penjualan Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)

15 Janauri Kas Rp 4.875.000


Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000
Piutang dagang Rp.5.000.000

( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan


yang dilaporkan tanggal 10 Januari)
RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN

Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan


oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau
karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan
diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut
(potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan
menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota
kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.

Gambar
1.3 Nota
Kredit
Sumber :Accounting Principles, Fourth Edition,1996

Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan


serta alasan pengkreditan tersebut.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas
penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun
seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah
berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau
piutang dagang.
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan
ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales),
dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi.
Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan,
dan berbagai beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang
(angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya),
disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen.
Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan
sebab-sebab retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat
besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah
kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan
penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula
dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai
kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena
rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari
transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk
pengembalian barang tersebut adalah :

Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000


Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)

Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang


dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan
potongan penjualan didebet dank as dikredit

POTONGAN PENJUALAN

Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat


pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas,
sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar
dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya
dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari
perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang
biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika
pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati
30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30
(n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau
keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah
tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal
n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus
dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan
yang tertulis pada faktur.

Gambar 9.3 : Faktur Penjualan

Sumber : Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi,1994

Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui


apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya
perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan
kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan
syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah
:
20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000

(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan


syarat 2/10,n/30)
Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon
akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika
pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau
jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari
pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan
transaksi tanggal 30 Januari adalah :

30 Januari Kas Rp 9.800.000


Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan
2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur)


sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada
harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh
seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10
Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada
tanggal
15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000,
maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah
Rp
8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan
tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli
melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat
potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat
adalah :

19 Januari Kas Rp 7.840.000


Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang dengan
potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari,


maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka
ia harus membayar penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang
dilakukan adalah :

21 Januari Kas Rp 8.000.000


Piutang Dagang Rp 8.000.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)
Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba
adalah :

PT Amazon
Laporan Rugi-Laba (sebagian)

Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000


Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000
Potongan Penjualan

Rp 160.000
Rp 410.000
Penjualan bersih …………………………………………. Rp 9.590.000

HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga
Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara
menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus
memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga
pembelian bersih.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY)

Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang


disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal
kegiatan perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode
akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan
akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu
pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan
rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada
penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan
periodik dan metode persediaan perpetual.

Metode Persediaan Periodik


Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak
didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian
begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking
persediaan tapi pada reeking penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat
tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan
fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa
dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan.
Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena
tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam
pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.

Metode Persediaan Perpetual


Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok
penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini
catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan
besarnya persediaan yang ada.

Gambar 9.4 : Sistem Pencatatan Persediaan

Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996


Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :

Harga Pokok Penjualan :


Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000
Pembelian Rp 530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp

20.000 Potongan pembelian

Rp

10.600
Pembelian bersih Rp 499.400
Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400
Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Rp 60.000
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400

PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik
periode yang lalu

PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka
pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening
pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara
yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang
yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening
ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan
secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :

5 Januari Pembelia Rp 530.000


Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan
dengan termin (2/10,n/30)

Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat


pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang
digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai
sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan.
RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN
Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian
terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok
ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli
mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi
berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan
oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian
ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000
yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :

6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000


Retur Pembelian Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan


mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai
rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat
diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode.
Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan
terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan
pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga
dapat diketuhi pembeelian bersih.

POTONGAN TUNAI PEMBELIAN


Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat
pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya
memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu
yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka
potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.
Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5
Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10,
n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan
barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari.
Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya.
Maka jurnalnya adalah :

14 Januari Hutang dagang Rp 530.000


Potongan pembelian Rp 10.600
Kas Rp 519.400
(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian
barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)
POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat
potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam
ini disebut RABAT. Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan
tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar
dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan
rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari
harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang
dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat
30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp
100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan
pembeli maupun penjual.

BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai
pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke
gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut,
ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila
biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco
gudang pembeli ( FOB Destination).

Biaya Angkut bagi Pembeli


Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka
biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke
perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa
perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut.
Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk
menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli.
Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya
angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam
perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya
angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih
dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet
pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari
Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp
5.0.0 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30) ditambah
biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar
Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :

15 Januari Pembelian Rp 5.050.000


Hutang dagang Rp 5.050.000
(mencatat pembelian barang dagangan
dengan franco gudang pembeli)

Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga


untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah
penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co.
membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah :

Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar
lebih dulu oleh penjual Rp 5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000
Jumlah pembayaran Rp 4.950.000

Amazon akan menjurnal :

20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000


Kas Rp 4.950.000
Potongan pembelian Rp 100.000
Biaya Angkut bagi penjual
Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya
angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh
penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan
dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan.

PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan
metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik
persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian
dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan
harga pokok persediaan akhir periode.

LABA KOTOR
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto
dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :

Penjualan bersih Rp 9.590.000


Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
Laba Kotor Rp 9.140.600
BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa


kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup
membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan
dan biaya umum.
Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan
dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya
penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian
penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan
gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan
digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji
pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya
umum.
Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi
ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya
penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.

LABA DARI OPERASIONAL


Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari
operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal
serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai
efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya
operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari
operasi.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening Saldo
Debet Kredit
Kas Rp 9.500
Piutang dagang 16.100
Persediaan barang dagangan 36.000
Asurasni Dibayar dimuka 3.800
Gedung 80.000
Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16.000
Utang Dagang 20.400
Modal, Mutiara 83.000
Prive, Mutiara 15.000
Penjualan 480.000
Retur dan Potongan penjualan 12.000
Potongan tunai penjualan 8.000
Pembelian 325.000
Retur dan potongan pembelian 10.400
Potongan tunai pembelian 6.800
Biaya angkut pembelian 12.200
Biaya angkut penjualan 7.000
Biaya iklan 16.000
Biaya sewa 19.000
Biaya gaji 40.000
Biaya rupa-rupa 17.000
Total 616.600 616.600

Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan


Metode Pisik
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan Neraca Lajur
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan
dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian
dengan perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun
metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang
sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :
1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)

Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik


rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat
pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan
sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya
transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan
hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal
periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah
persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode
perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang
ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang
persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus
dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat
memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang
sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan
data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan
dengan membuat jurnal penyesuaian.
HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat


harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang
menggunakan persediaan periodic adalah :
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx
Persediaan Barang Dagangan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening persediaan awal ke dalam


rekening Harga Pokok Penjualan)

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx


Pembelian Rp xxxx
(untuk memindahkan saldo rekening pembelian ke rekening Harga Pokok
Penjualan)

Persediaan
Rp xxxx
Rp xxxx Harga Pokok
Penjualan
(untuk mencatat saldo persediaan akhir )

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh


atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan
Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo
rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga
Pokok Penjualan.
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx
Biaya Angkut Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening Harga


Pokok Penjualan)
Retur dan Potongan Pembelian Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan Pembelian ke


dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Potongan Tunai Pembelian Rp xxxx


Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian ke


dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke


buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan
menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari
rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan.

Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian


pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember
2002 (dalam ribuan ):

1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000


2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000
Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat
Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah
(dalam ribuan ) :

JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Jumlah
D K
02
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36.000
Persediaan Barang Dagangan 36.000

31 Harga Pokok Penjualan 325.000


Pembelian 325.000

31 Harga Pokok Penjualan 12.200


Biaya Angkut Pembelian 12.200

31 Retur dan Potongan Pembelian 10.400


Harga Pokok Penjualan 10.400

31 Potongan tunai pembelian 6.800


Harga Pokok Penjualan 6.800

31 Persediaan barang dagangan 40.000


Harga Pokok Penjualan 40.000

31 Biaya Asuransi 2.000


Asuransi dibayar dimuka 2.000
31 Biaya Depresiasi Gedung 8.000
Akum. penyusutan gedung 8.000

31 Biaya Gaji 5.000


Hutang gaji 5.000

31 Biaya sewa 4.000


Hutang sewa 4.000
Bahan Bacaan :
1. Al. Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi 1, Yogjakarta, STIE
YKPN, 1999, Bab 7
2.Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi
terjemahan, Jakarta, Erlangga, 1990, Bab 4
3.Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, , Yogyakarta, UPP AMP, YKPN,
1999, bab 4
4. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta, Bab
7.8.9 &10
5. Sugiarto, Dasar-Dasar Akuntansi 1,Yogyakarta, BPFE, 1985, Bab 2
6. Waygandt, Kieso, Accounting Principles, Fourth Edition, Canada, John
Wiley & Sons, Inc,1996 Chapter 5
Berikut ini adalah contoh soal dan penyelesaiaannya neraca lajur perusahaan
dagang nusantara sampai menyusun laporan keuangan

Perusahaan Dagang Nusantara


Neraca Saldo
31 Oktober 2006
Debet (Rp) Kredit

Kas 426.700,-
Piutang Dagang 56.000,-

Persediaan Barang Dagangan 200.000,-


Asuransi Dibayar Dimuka 36.000,-
Tanah 3.000.000,-
Gedung 6.000.000,-
Akumulasi Depresiasi Gedung 2.000.000,-
Utang Dagang 15.000,-
Modal Hadiman 7.366.000,-
Prive, Hadiman 10.000,-
Penjualan 925.000,-
Retur Dan Potongan Penjualan 40.000,-
Potongan Tunai Penjualan 6.200,-
Pembelian 325.000,-
Biaya Angkut Pembelian 25.000,-
Retur Dan Potongan Pembelian 30.000,-
P0tongan Tunai Pembelian 4.900,-
Biaya Advertensi 16.000,-
Gaji Pegawai 180.000,-
Biaya Sewa 20.000,0
RP 10.340.900 RP10.340.900
ada akhir bulan oktober thn2006 data untuk penyesuaian pembukuan
erusahaan dagang nusantara adalah sbb:
1. Persediaan barang dagangan per 31 oktober Rp50.000,-
2. Asuransi dibayar dimuka Rp12.000,-
3. Advertensi dibayar dimuka Rrp6.000,-
4. Gaji pegawai yang masih harus dibayar Rp9.000,-
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp4.000,-
6. Depresiasi gedung 10% se tahun

rdasarkan data tersebut buatlah jurnal penyesuaiannya


Neraca Lajur
31 OKTOBER 2006
               
Neraca Saldo Penyesuaian NSD Laporan Rug
Nama Rekening
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet K
426 42
as ,700 - - - 6,700 - -
56 5
iutang dagang ,000 - - - 6,000 - -
ersediaan barang 200 a)20000 5
agangan ,000 - a)50000 0 0,000 - -
suransi dibayar di 36 1
uka ,000 - - b)24000 2,000 - -
3,000, 3,00
anah 000 - -   0,000 - -
6,000, 6,00
Gedung 000 - -   0,000 - -
2,000, 2,050
kumulasi Depr.Gedung - 000 - f)50000   ,000 -
15, 1
tang dagang   000 - - - 5,000 -
7,366, 7,366
Modal. Hadiman   000 - - - ,000 -
10 1
rive.Hadiman ,000   - - 0,000 - -
925, 92
enjualan - 000 - - - 5,000 - 9
etur dan potongan 40   - - 4 40,0
enjualan ,000 0,000 - 00
otongan Tunai 6 6,2
enjualan ,200 - - - 6,200 - 00
325 a)32500
embeliaan ,000 - - 0 - -  
iaya angkut 25
embeliaan ,000 - - a)25000 - -  
etur dan potongan 30,
embeliaan - 000 a)30000 - - - -
otongan tunai 4,
embeliaan - 900 a)4900 - - - -
16 1 10,0
iaya advertensi ,000     c)6000 0,000 - 00
180 18 189,0
Gaji Pegawai ,000 - d)9000 - 9,000 - 00
20 2 24,0
iaya sewa ,000 - e)4000 - 4,000 - 00
10,340, 10,340,
900 900          
             
30,0
arga Pokok Penjualan - - 200000 00      
4,9 46 465,1
- - 325000 00 5,100 - 00
50,0
- - 25000 00   -  
2 24,0
iaya Asuransi - - b)24000   4,000   00
dvertensi Dibayar
Muka - - c)6000 - 6,000 -  
tang Gaji - - - d)9000 - -
9,000

tang sewa - - - e)4000 - 4,000 -


5 50,0
epresiasi Gedung - - f)50000 - 0,000 - 00

    727,900 727,900 10,369,000 10,369,000 808,300 92

aldo Laba             116,700

            925,000 92
               

PADA AKHIR BULAN OKTOBER THN2002 DATA UNTUK PENYESUAIAN


PEMBUKUAN PERUSAHAAN DAGANG NUSANTARA ADALAH SBB:
1.PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PER 31 OKTOBER RP50.000,-
2.ASURANSI DIBAYAR DIMUKA RP12.000,-
3.ADVERTENSI DIBAYAR DIMUKA RP6.000,-
4.GAJI PEGAWAI YANG MASIH HARUS DIBAYAR RP9.000,-
5.SEWA YANG MASIH HARUS DIBAYAR RP4.000,-
6.DEPRESIASI GEDUNG 10% SE TAHUN

BERDASARKAN DATA TERSEBUT BUATLAH JURNAL PENYESUAIANNYA

PERUSAHAAN DAGANG NUSANTARA


LAPORAN LABA RUGI
PERIODE 1OKTOBER-31 OKTOBER 2002 (DLM RIBUAN RP)
PENJUALAN ………………………………………………………………………Rp925.000,-
RET UR DAN PENGURANGAN HARGA……..Rp40.000,- -
POTONGAN PENJUALAN…………………….Rp 6.200,-
Rp
46.200,-
PENJUALAN BERSIH Rp878.800
BEBAN POKOK PENJUALAN
PERSEDIAAN 1OKTOBER………………………………………….Rp200.000,-
PEMBELIAN……………………………………………….. Rp325.000,-
RETUR DAN PENGURANGAN HRG PEMB …..Rp 4.900,-
POTONGAN PEMBELIAN …………… Rp30.000,-
Rp34.900,-
PEMBELIAN BERSIH……………………………………….Rp290.100,-
BIAYA ANGKUT PEMBELIAN…… …………………... Rp 25.000,-
BEBAN POKOK PEMBELIAN……………………………. Rp315.100,-
HARGA POKOK BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL………Rp515.100,-
PERSEDIAAN 31 OKTBER Rp 50.000,-
BEBAN POKOK PENJUALAN
Rp465.100,-
LABA KOTOR……………………………………………………………………. Rp413.700,-
BIAYA-BIAYA OPERASI
BIAYA ADVERTENSI…………………………..Rp10.000,-
GAJI PEGAWAI…………………………………Rp189.000,-
BIAYA SEWA…………………………………….Rp24.000,-
BIAYA ASURANSI………………………………Rp24.000,-
DEPRESIASI GEDUNG………………………...Rp50.000,-
JUMLAH BIAYA-BIAYA OPERASI……………………………………………Rp297.000.-
LABA BERSIH …………………………………………………………………….Rp116.700,-

LAPORAN PERUBAHAN MODAL


MODAL AWAL Rp7.366.000,-
LABA BERSIH 116.700
Rp7.482.700
Prive 10.000
MODAL AKHIR Rp7.472.700

PERUSAHAAN DAGANG NUSANTARA


LAPORAN NERACA
PER 31 OKTOBER 2002

AKTIVA LANCAR
KAS HUTANG DAGANG Rp 15.000
Rp426.700 HUTANG GAJI
PIUTNG 9.000
56.000 HUTANG SEWA
PERSED BRNG DAG. 4.000
50.000 JLH HUTANG LANCAR 28.000
ASURANSI DIB.DIMUKA 12.000
ADV. DIBAYAR DIMUKA 6.000
JLH AKTIVA LANCAR 550.700
AKTIVA TETAP
TANAH
Rp3.000.000
GEDUNG Rp6.000.000 MODAL HADIMAN Rp7.472.700
Ak.DEP.GED. 2.O5O.OOO TOTAL PSSIVA
3.950. Rp7.500.700
000
TOTAL AKTIVA 7.500.700

JURNAL PENUTUP
Penjualan rp46.200
retur dan pengurangan harga jual rp40.000,-
p0tongan penjualan 6.200

Penjualan rp878.800,-
l/r rp878.800

Laba-rugi rp762.100
beban advertensi rp10.000
beban pegawai 189.000
beban sewa 24.000
bpp 465.100
Beban asuransi 24.000
Depresiasi gedung 50.000

Laba-rugi Rp116.700
MODAL HADIMAN Rp116.700
KARENA ADA PRIVE DIBUAT JURNAL SBB.
MODAL HADIMAN Rp10.000
PRIVE Rp10.000
MODAL HADIMAN
Rp10.000 MODAL Rp7.366.000
LABA 116.700
BAB 9
AKUNTANSI DENGAN KOMPUTER

Tujuan mempelajari akuntansi adalah untuk memahami konsep proses dan bukan
untuk mempelajari sistem itu sendiri, karena perangkat sistem akuntansi dapat berubah
sesuai dengan kemajuan teknologi.

Secara ringkas konsep proses akuntansi adalah : masukan, proses, keluaran.

Ditinjau dari sudut pengolahan data, pengolahan data akuntansi bersifat terstruktur,
sistematis, logis dan matematis. Sifat semacam inilah yang merupakan makanan empuk
bagi komputer dan dalam hal inilah akuntansi mengalami perubahan yang luar biasa
baik dalam cara pengolahan data, pengertian maupun konsep akuntansi.

7.1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat diprogram untuk mengerjakan operasi
atau tugas tertentu sesuai dengan kebutuhan pemakai. Suatu operasi atau tugas harus
dapat diterjemahkan dalam bentuk operasi yang dapat dimengerti oleh komputer.Ditinjau
dari urutan pengerjaan tugas, operasi komputer dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu :
masukan, proses dan keluaran. Sedangkan dilihat dari perangkat yang membentuk
suatu system komputer, ada 3 komponen utama yaitu perangkat lunak, perangkat keras,
dan perangkat manusia.

Sekarang ini hampir tidak lagi dijumpai penggunaan mesin ketik di kantor-kantor.
Perusahaan ataupun kantor lebih menggunakan komputer untuk membantu kelancaran
operasinya, termasuk untuk pengolahan data akuntansinya. Bahkan dalam perusahaan
besar, akuntansi menjadi subsistem dalam system informasi manajemen.

Dimasa mendatang mungkin tidak akan lagi dijumpai system akuntansi manual.
Jika demikian halnya, harus ada pendekatan baru untuk dalam pengajaran akuntansi
agar tidak tergelincir untuk cenderung menguasai hal-hal yang sangat teknis, sementara
ada hal-hal teknis tadi pada prakteknya akan digantikan fungsinya oleh komputer.
Karakteristik pemprosesan data akuntansi yang telah disebutkan dimuka, khususnya
akuntansi keuangan, telah banyak mengundang perusahaan perangkat lunak untuk
mengembangkan program umum akuntansi (general accounting program) yang cukup
canggih dan banyak dijual di pasar bebas, seperti DecEasy Accounting dan Peachtree.
7.2. Perangkat Pembentuk Sistem Komputer

Perangkat yang membentuk system komputer ada 3 :

4. Perangkat keras ( Hardware)

Perangkat keras adalah komponen fisik sebuah komputer yang mengerjakan


operasi tertentu. Perangkat keras ada 3 alat utama yaitu:

11. Masukan (input device). Pada input device ini, program dan data
biasanya disimpan dalam media masukan seperti disk, tape, kertas
khusus, dsb.Sedangkan untuk data yang masih berupa dokumen
sumber ke dalam media masukan diperlukan kegiatan yang disebut data
entry.

12. Proses (processing device). Processing device ini sering disebut Central
Processing Unit (CPU) dan merupakan otak komputer.Pada processing
unit ini data, program dan alat dalam

system komputer dikendalikan melalui suatu bahasa operasi yang


dirancang khusus, sehingga komputer mampu mengerjakan tugas
sesuai dengan programnya. Pada CPU ada 3 bagian utama yaitu main
memory unit (yang berfungsi untuk menyimpan sementara data dan
program yang akan diproses), arithmetic-logic unit / ALU (yang berfungsi
melakukan operasi aritmetis dan logis), dan control unit(yang berfungsi
untuk mengkoordinasikan semua alat, mengurutkan dan mengendalikan
langkah-langkah operasi sesuai dengan program).
3. Keluaran ( output device). Setelah data diolah, maka informasi yang
dihasilkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi. Alat keluaran berupa printer, layar

monitor, terminal .

2). Perangkat Lunak (software)

Pengertian perangkat lunak menunjuk kepada program dan alat bantu


yang bersifat menambah kemampuan komputer sebagai alat untuk
melaksanakan tugas. Program adalah instruksi dalam bahasa mesin
atau yang dapat dibaca oleh komputer, sehingga kalau operator
menjalankan komputer dan menekan tombol tertentu maka komputer
akan mengerjakan tugasnya.Sedangkan program yang dirancang untuk
tujuan tertentu disebut program aplikasi, yang dapat dibuat khusus untuk
memenuhi kebutuhan khusus pula.

3). Perangkat manusia(peopleware)

Perangkat manusia adalah mereka yang terlibat dalam perancangan


dan pengoperasian system komputer untuk suatu organisasi tertentu .
Perangkat ini antara lain analis system, programmer, operator dan
teknisi.
7.3. Data dan Informasi
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan istilah data dan
informasi. Pengertian data harus dibedakan dengan informasi. Data merupakan bahan
mentah untuk memproduksi informasi; tanpa data tidak akan dapat dihasilkan informasi.
Untuk menjadi informasi data harus diproses untuk disajikan sesuai dengan kebutuhan
pemakai tertentu. Untuk dapat disebut sebagai informasi, suatu informasi harus
mempunyai makna tertentu bagi pemakainya.

Kualitas Informasi

Kualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi dalam memenuhi


kebutuhan pemakai. Kualitas informasi dan kepuasan dalam menggunakan informasi
biasanya ditentukan oleh hal-hal berikut :

3. Ketelitian. Informasi harus bebas dari kesalahan dan bias karena


kesalahan, yang dapat mengurangi nilai informasi.

4. Bentuk. Informasi harus disajikan dalam format yang paling sesuai dengan
permintaan pemakainya.

5. Tempat. Informasi mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersimpan


dalam bentuk yang mudah diperoleh kembali pada saat dibutuhkan.

6. Tepat waktu. Informasi harus tersedia tepat pada saat dibutuhkan.

7. Relevansi. Informasi harus berkaitan dengan tujuan diperolehnya informasi,


yang berkaitan dengan masalah peringkasan informasi.

8. Reliabilitas. Informasi harus dapat diandalkan, yang biasanya berkaitan


dengan sumber dan cara pengolahan informasi tersebut.
7.4. Program Komputer Untuk Akuntansi

Kebutuhan informasi yang berkaitan dengan akuntansi sangat banyak dan


bervariasi, tergantung pada kompleksitas operasi perusahaan. Untuk kebutuhan
akuntansi pada umumnya, perusahaan dapat menggunakan program
standar(general accounting software) yang dijual dalam bentuk paket program.
Berikut ini akan dijelaskan 2 contoh program komputer untuk akuntansi :

DacEasy Accounting 3.0

DacEasy Accounting adalah system yang lengkap mengelola dan mencatat


transaksi-transaksi yang terjadi pada setiap perusahaan, baik perusahaan
dagang maupun jasa. Dac Easy Accounting terdiri dari 7 fungsi utama
yaitu : inventori barang dan jasa, pengajuan rekening /faktur, piutang
dagang, order pembelian dan penerimaan, hutang dagang, buku besar
serta penyusunan anggaran dan peramalan.

Untuk mengamankan informasi dalam system akuntansi, DacEasy


Accounting menyediakan option kontrol untuk password pengaman.

Program ini dijalankan pada komputer IBM PC, XT atau AT yang


kompatibel. Untuk penggunaan harus menggunakan MS DOS versi 2.00
atau yang lebih tinggi dan minimum mempunyai RAM 256 kilobyte.Juga
diperlukan printer 80 kolom yang mampu mencetak karakter condesed (17
CPI). Sebuah harddisk sangat dianjurkan untuk penanganan dan
penduplikasian data yang cepat dan mudah. DacEasy Accounting dapat
beroperasi untuk perusahaan kecil yang menggunakan 2 disk drive atau
satu drive dengan densitas tinggi (1.2 Megabyte).

MYOB Accounting Plus 9.X

Program yang dibuat oleh MYOB Limited Australia ini telah dipakai

dibeberapa negara dan direkomendasikan untuk berbagai jenis


perusahaan. Program ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan
dengan software lain yang sejenis, yaitu : mudah digunakan, cocok untuk
situasi dan kondisi bisnis di Indonesia, membuat laporan keuangan secara
otomatis dan lengkap, kemampuan menampilkan data secara cepat dan
mudah, system sekuriti yang mamadai, Laporan keuangan dapat diaktifkan
dengan Microsoft Excel maupun Microsoft Word tanpa melalui proses
expor-impor.

Kelengkapan fasilitas program ini antara lain : General Ledger,


Chequebook, sales, time billing, purchases, payroll, inventory dan card file.
MYOB dilengkapi dengan fasilitas password yang melekat pada data
akuntansi bukan pada program MYOB. Sehingga jika perusahaan
mempunyai beberapa data akuntansi, maka perusahaan dapat membuat
beberapa password sesuai dengan banyaknya data .
Contoh paket program komputer akuntansi lainnya yang cukup dikenal dan
dapat dibeli di toko komputer yang menjual software adalah :

Program ACCPAC, dibuat oleh Computer Associates

Program ACT 1 Series, dibuat oleh Cougar Mountain Software


Program Business Works PC, dibuat oleh Manzanita Software

Systems

Program DacEasy Accounting, dibuat oleh Daceasy

Program PACIOLI 2000, dibuat oleh M.USA Business

Systems, Inc

Program PeachtreeComplete II, dibuat oleh Peachtree Software


Paket-paket tersebut tidak dapat dengan sendirinya langsung

digunakan karena sifat program tersebut yang umum. Untuk memenuhi kebutuhan
tertentu harus ditentukan lebih dahulu spesifikasi khusus yang diinginkan, seperti
kode rekening, banyaknya rekening, nama rekening, jurnal yang akan dipakai,
dsb.

7.5. Komputerisasi Proses Akuntansi

Bila dipelajari sifatnya, proses akuntansi yang dimulai dari penjurnalan


sampai kepada laporan adalah bersifat matematis (karena hubungan buku besar
dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi), sistematis (karena urutan
pengerjaannya jelas), dan logis (karena unsur pertimbangan tidak terlibat lagi),
biasanya menjadi objek komputerisasi.
Dengan system komputer, maka langkah yang paling kritis adalah analisis
transaksi. Karena kalau langkah ini salah maka hasil pengolahan data yang
dilakukan oleh komputer selanjutnya juga akan ikut salah. Yang menjadi
persoalan adalah siapa orang yang tepat untuk melakukan data entry. Hanya
operator tertentu yang diotorisasi yang dapat melakukan tugas entry data. Untuk
menjalankan program dan entry data, operator tersebut diberi kode khusus
(password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan “pencatatan”
transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu langkah pengaman bila terjadi
kesalahan maupun penyalahgunaan informasi.

Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas


keyboard, layar monitor dan printer. Dalam hal mikrokomputer, semua perangkat
komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagai suatu system.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus
akuntansi menjadi tidak ada lagi, namun konsep dalam system akuntansi manual
tetap diperlukan . Perlu dicatat bahwa pelaporan keuangan tidak dapat
digantikan oleh komputer, karena yang dapat digantikan adalah proses
pengolahan datanya. Oleh karena itu bagian akuntansi yang mengolah data
dengan komputer disebut bagian electronic data processing (EDP).

7.6. Keuntungan Komputerisasi Data Akuntansi

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dilakukannya komputerisasi data


akuntansi :

Kecepatan proses. System komputer dapat menghasilkan informasi


keuangan relatif cepat dibandingkan dengan system manual, karena
komputer dapat melakukan beberapa pekerjaan secara bersamaan dengan
kecepatan yang tinggi. Volume output yang dihasilkan lebih banyak.
Pencegahan kekeliruan. Tingkat ketelitian dan kepatuhan komputer jauh
lebih tinggi daripada manusia.

Posting dilakukan otomatis. Pekerjaan pembukuan dan pelaporan


keuangan dapat dicetak setiap saat sehingga memudahkan si pemakai
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

Pencetakan dokumen dapat lebih banyak. Pencetakan dokumen dapat


dilakukan berulangkali dalam waktu relatif singkat dengan tingkat ketelitian
tinggi dan terinci.

Pengamanan data yang terjamin. Program dilengkapi password yang


memungkinkan hanya karyawan tertentu yang dapat mengakses data
akuntansi.
7.7. Sistem Informasi Manajemen

Komputer tidak hanya dapat mengolah data akuntansi, tetapi juga data lainnya
dalam rangka menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan terutama keputusan
manajerial.

Kalau ditinjau dari kepentingan manajemen dalam pengendalian perusahaan


secara keseluruhan yang didukung oleh informasi, baik secara kualitatif dan kuantitatif,
maka sistem informasi akuntansi mungkin hanya merupakan subsistem dari sistem yang
lebih luas yaitu sistem informasi manajemen (SIM). SIM berkepentingan dalam
penyediaan informasi secara menyeluruh dan terintegrasi dalam membantu pangambilan
keputusan bagi berbagai tingkatan manajemen pada perusahaan.Dengan demikian, data
yang tersimpan dalam sistem komputer harus meliputi seluruh data yang diperlukan, yang
keseluruhannya akan membentuk basis data (data base), yang kemudian dapat diolah
menjadi berbagai informasi manajemen sesuai kebutuhan.
8
Soal-soal Latihan 10 :

1. Ditinjau dari sudut pengolahan data, data akuntansi bersifat :

A.terstruktur,sistematis, otomatis, logis

1 logis, sistematis, terstruktur, matematis

2 ringkas,logis, sistematis

2. Dilihat dari perangkat yang membentuk sistem komputer, maka ada 3 perangkat
yaitu :

← CPU, layar monitor, printer

← Perangkat keras, perangkat lunak, perangkat manusia

← CPU, hardware, software

3. Komponen fisik komputer yang mengerjakan operasi tertentu, disebut

← CPU

← Hardware

← Software
4. Program dan data yang biasanya disimpan dalam media seperti disk, tape, disebut

← program aplikasi
← input device
← data entry

5. Pada unit ini, data, program, dan alat dalam sistem komputer dikendalikan dengan
suatu bahasa operasi khusus, yang disebut unit :

← input device

← processing device

← software

6. Unit yang terdapat pada CPU , yang berfungsi untuk menyimpan sementara data
dan program yang akan diproses, adalah unit :

← main memory unit

← arithmatic-logic unit

← control unit

7. Alat keluaran berupa printer, layar monitor, terminal, berada pada unit :

← output device

← control unit

← processing device
8. Program yang dirancang untuk tujuan tertentu disebut

← Program aplikasi

← Software

← Data entry

9. Laporan keuangan dapat diaktifkan dengan Microsoft Excel maupun Microsoft


Word, tanpa melalui proses expor-impor, berada pada program aplikasi :

← MYOB Accounting Plus 9x

← DacEasy Accounting

← Peachtree Complete II

10. Bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer disebut bagian:

← electronic data processing ( EDP)

← processing unit

← input unit
Jawaban soal-soal latihan 10:

1.B
2.B
3.B

4.
5.B

6.B
7.A
8.A
9.A
10.A

Anda mungkin juga menyukai