NIM : 2017051134
KELAS : 2E
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Menurut Abdul Halim (2012:35) akuntansi keuangan daerah dapat di definisikan
sebagai berikut : “Suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari suatu daerah (Provinsi, kabupaten, Kota) yang dijadikan sebagai informasi
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan”.
Menurut Abdul Hakim mengutip dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 pasal 70 ayat
(1) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah : Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah
sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan
transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan
APBD, dilaksanakan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
Menurut Deddi Nordiawan, (2006:5) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD)
dapat di definisikan sebagai berikut : “Serangkaian prosedur yang saling berhubungan, yang
digunakan sesuai dengan skema menyeluruh yang ditunjukan untuk menghasilkan informasi
dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan pihak intern dan ekstern pemerintah
daerah untuk mengambil keputusan ekonomi.”
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 (2006:76) yang terdapat pada pasal 232
menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Keuangan Daerah merupakan : “serangkaian prosedur
mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan komputer”
Definisi dari Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menurut Muhammad Gade
(2000:95) adalah : Sistem akuntansi pemerintah adalah sistem akuntansi yang mengolah semua
transaksi keuangan, aset, kewajiaban, dan ekuitas pemerintah yang menghasilkan informasi
akuntansi dan laporan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik
yang diperlukan oleh badan-badan diluar eksekutif, maupun oleh berbagai tingkatan
manajemen pada pemerintahan.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Metode yang dipergunakan dalam membuat artikel ini adalah metode kajian Pustaka.
Adapun metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yaitu berisi teori teori yang
relevan dengan masalah – masalah penelitian. Adapun masalah pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui “Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Pemerintahan Daerah”
BAB IV
PEMBAHASAN
Jika tidak benar proses posting diulang. Jika sudah benar, maka dilanjutkan
dengan proses pelaporan keuangan. Selanjutnya dilakukan cek kebenaran proses
pelaporan keuangan dengan membandingkan data yang dicetak dalam lembar
pengontrol. Jika belum benar, maka proses pelaporan keuangan diulang. Jika sudah
benar maka Laporan keuangan dicetak selanjunya didistribusikan ke Satuan Kerja,
Kepala Daerah, dan Arsip.
B Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Berdasarkan bukti-bukti pendukung yang diterima dari rekanan, Satuan Kerja
mengajukan SPP ke unit Pembendaharaan desertai dengan bukti pendukung antara lain
faktur pembelian dan bukti pendukung lainnya.
Unit Pembendaharaan pertama meneliti kelengkapan dokumen Surat Perintah
Pembayaran (SPP) dan bukti pendukung.Bila tidak lengkap maka berkas tersebut
dikembalikan ke Satuan Kerja. Bila sudah lengkap maka berkas Surat Perintah
Pembayaran (SPP) tersebut disampaikan ke petugas Perekaman untuk direkam ke
dalam table Surat Perintah Pembayaran (SPP) dalam database, selanjutnya dibuat
printout rekaman dan dilampirkan ke berkas Surat Perintah Pembayaran (SPP). Berkas
tersebut selanjutnya disampaikan ke Unit Verifikasi.
Unit Verifikasi meneliti kebenaran perekaman Surat Perintah Pembayaran
(SPP) yaitu membandingkan antara Surat Perintah Pembayaran (SPP) dengan printout
rekaman.Jika terdapat kesalahan dikembalikan ke petugas perekaman.Jika sudah benar
Unit Verifikasi meneliti kebenaran hukum Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan bukti
pendukungnya.Selanjutnya meneliti kesesuaian Surat Perintah Pembayaran (SPP)
dengan SKO yang dapat dilakukan dengan menbandingkan data Surat Perintah
Pembayaran (SPP) yang sudah direkam dengan data SKO yang sudah ada dalam
database.
Jika tidak sesuai maka dikembalikan ke unit Pembendaharaan. Jika sesuai maka
Unit Verifikasi dengan menggunakan menu computer menyetujui Surat Perintah
Pembayaran (SPP) yang secara otomatis computer merekam data Surat Perintah
Pembayaran (SPP) ke dalam table SPMU dan mencetak lembar disposisi etak SPMU.
Berkas Surat Perintah Pembayaran (SPP), dokumen pendukung, printout rekaman, dan
lembar disposisi cetak SPMU ke Unit Pembendaharaan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsitem-subsistem atau kesatuan
yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan Akuntansi Pemerintah menurut Abdul Halim (2004:28) adalah
• Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
• Manajerial
• Pengawasan
Kebijakan dari System Akuntansi Keuangan Daerah menurut Permendagri
No.13 tahun 2006 Pasal 239 (2006:77) terdiri dari :
1. Pengakuan Akuntansi
2. Pengukuran Akuntansi
3. Penyajian Akuntansi
Prosedur dan system dari akuntansi keungan daerah pada sector public terdiri
dari beberapa sub system dan prosedur menurut Permendagri No 13 Tahun 2006 Pasal
233 terdiri dari :
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
3. Prosedur Akuntansi asset tetap/barang milik daerah
4. Prosedur Akuntansi selain kas
5.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan :
Perlu adanya metode penilitian lebih lanjut “Sistem Informasi Akuntansi
Keuangan Pemerintahan Daerah” untuk lebih memahami lagi, dan juga dalam
penjelasan diharapkan untuk dipersingkat agar pembaca lebih mengerti dan memahami
dengan cepat